Anda di halaman 1dari 7

KORONA DAN DAMPAK SALURAN

UDARA TEGANGAN EKSTRA


TINGGI( SUTET )

Disusun Oleh :
Arbi Putra K 135060300111025
Adhimakayasa K 135060300111026

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
KORONA
Pengertian Korona

Korona merupakan proses pembangkitan arus di dalam fluida netral diantara dua
elektroda bertegangan tinggi dengan mengionisasi fluida tersebut sehingga membentuk plasma di
sekitar salah satu elektroda dan menggunakan ion yang dihasilkan dalam proses tersebut sebagai
pembawa muatan menuju elektroda lainnya
Korona bisa didefinisikan sebagai hasil terakselerasinya ionisasi dibawah pengaruh suatu
medan listrik. Ini merupakan proses fisika dimana struktur molekul netral atau atom diubah
akibat benturan atom atau molekul netral dengan elektron bebas, photon atau ion negatif.
Setiap sistem isolasi atau elektroda dimana korona dapat terjadi merupakan sumber
korona.Wilayah dimana korona terjadi disebut lokasi korona (corona sites).

Proses Terjadinya Korona


Bila dua elektroda yang penampangnya kecil (dibandingkan dengan jarak antara kedua
elektroda tersebut) diberi tegangan bolak-balik, maka akan mungkin terjadi fenomena korona.
Pada tegangan yang cukup rendah, tidak akan terjadi apa-apa. Bila tegangan tersebut dinaikan,
maka akan terjadi korona secara bertahap. Pertama-tama, pada elektroda akan kelihatan
bercahaya, mengeluarkan suara suara mendesis (hissing), dan berbau ozon. Warna cahaya yang
terlihat adalah ungu muda (violet). Apabila tegangan dinaikan secara terus-menerus, maka
karakteristik yang terjadi di atas akan semakin jelas terlihat, terutama pada bagian yang kasar,
runcing, atau kotor. Cahaya akan bertambah besar dan terang. Apabila tegangan masih terus
dinaikan, maka akan muncul busur api. Korona akan mengeluarkan panas, hal ini dapat
dibuktikan dari pengukuran menggunakan wattmeter. Pada keadaan udara lembab, korona
menghasilkan asam nitrogen(nitrous acid), yang menyebabkan elektroda berkarat bila kehilangan
daya cukup besar. Apabila tegangan yang digunakan adalah tegangan searah, maka pada
elektroda positif korona akan menampakan diri dalam bentuk cahaya yang seragam (uniform)
pada permukaan elektroda, sedangkan pada elektroda negatifnya hanya pada tempat-tempat
tertentu saja. Korona terjadi disebabkan karena adanya ionisasi dalam udara, yaitu terjadinya
kehilangan elektron dari molekul udara. Karena terjadi ionisasi molekul dalam udara, maka
molekul netral di udara bebas mendapatkan energi foton yang cukup dan besarnya melebihi
energi yang diperlukan untuk membebaskan elektron dari molekul gas atau udara. Kelebihan
energi foton akan dilimpahkan pada elektron yang kemudian dibebaskan dalam bentuk energi
kinetik. Karena adanya medan listrik yang berada di sekitar elektroda penghantar yang
mempercepat gerak elektron hasil ionisasi tersebut, maka elektron tersebut akan menumbuk
molekul-molekul gas atau udara di sekitarnya. Karena hal ini terjadi secara terus-menerus maka
jumlah ion dan electron bebas menjadi berlipat ganda. Apabila terjadinya eksitasi elektron atom
gas, yaitu berubahnya kedudukan elektron gradien tegangan menjadi cukup besar maka akan
timbul fenomena korona. Selain menyebabkan terjadinya ionisasi molekul, tumbukan elektron
juga menyebabkan dari orbital awalnya ke tingkat orbital yang lebih tinggi. Pada saat elektron
berpindah kembali ke tingkat orbital yang lebih rendah, maka akan terjadi pelepasan energy
berupa cahaya radiasi dan gelombang elektromagnetik berupa suara bising.

Jenis Korona
Korona Positif
Dengan elektroda titik positif, suatu elektron akan terbentuk di celah, bergerak ke arah
titik, berbaris dalam daerah medan yang kuat, mulai terionisasi dan terbentuk banjiran elektron.
Tegangan antar elektroda bertambah secara perlahan sampai terbentuk korona. Saat banjiran
elektron ini mencapai elektroda titik, ionion positif dalam celah bergerak perlahan ke arah
elektroda berlawanan. Dekat elektroda positif (titik) akan terbentuk muatan ruang. Kehadiran
muatan ruang positif mengurangi kuat medan di sekitar titik dan sedikit menambah di ruang
bagian luar. Hal ini menyebabkan ionisasi yang jauh dari sekitar titik akan menjadi lemah dan
membuat korona menjadi lebih sulit.
Korona Negatif
Dengan polaritas negatif pada elektroda titik, elektron-elektron secara cepat akan
terbentuk dalam medan yang kuat dan membentuk banjiran yang bergerak ke arah elektroda
bidang. Ketika banjiran elektron menjauh dari daerah medan yang kuat, banjiran itu akan
berhenti menghasilkan ionisasi dan mengurangi kecepatan pergerakan ke arah anoda. Sebagian
mencapai anoda dan dinetralisir di sana, sebagian lagi akan ditangkap oleh atom-atom oksigen
dan membentuk ion negatif. Ion-ion positif akibat banjiran, secara berangsur bergerak ke arah
konduktor (penghantar). Oleh karena pergerakan dari ion-ion positif tersebut lambat, maka di
daerah sekitar konduktor selalu terjadi muatan ruang positif. Muatan ruang positif tersebut akan
menaikan kuat medan pada daerah konduktor sehingga mempermudah terjadinya proses korona.

Lucutan Korona
Lucutan korona adalah lucutan elektrostatik yang disebabkan oleh ionisasi fluida yang
mengelilingi sebuah konduktor, yang terjadi saat gradien potensial (kekuatan medan listrik)
melebihi nilai tertentu, tapi kondisinya tidak cukup untuk menimbulkan busur elektrik atau
dadalan elektrik.
Lucutan korona biasanya melibatkan dua elektrode asimetris (elektrode yang satu
memiliki permukaan yang sangat melengkung, seperti ujung sebuah jarum atau kawat
berdiameter kecil) dan elektrode satunya lagi memiliki kelekukan yang rendah, seperti piring
atau permukaan tanah. Kelengkungan yang tinggi memastikan potensial gradien yang tinggi di
sekitar sebuah elektrode, untuk menciptakan sebuah plasma.
Korona bisa bermuatan positif atau negatif. Hal ini ditentukan oleh polaritas tegangan di
elektrode yang kelengkungannya tinggi. Jika elektrode melengkung bemuatan positif berkenaan
dengan elektoda rata terciptalah korona positif, tapi jika negatif yang tercipta adalah korona
negatif. Ketidaksamaan sifat korona positif dengan korona negatif yang amat berbeda disebabkan
oleh jauh berbedanya massa elektron dengan ion bermuatan positif dengan hanya elektron
memiliki kemampuan mengalami tingkat benturan taklenting pengion yang signifikan pada
temperatur dan tekanan bersama.
Fungsi lucutan korona yang utama adalah terciptanya ozon di sekitar konduktor yang
mengalami proses korona. Korona negatif menghasilkan ozon jauh lebih banyak daripada korona
positif.

Penerapan lucutan korona


Berikut ini adalah penerapan lucutan korona di bidang komersial dan industri.
 Menghilangkan muatan listrik yang tidak diinginkan dari permukaan pesawat yang
sedang terbang dan dengan begitu menghilangkan efek yang merugikan dari pulsa
lucutan elektris tidak terkontrol pada kinerja sistem avionik
 Pembuatan ozon
 Sterilisasi air kolam
 Pembersih dengan mengosokan partikel-partikel dari udara dalam HVAC
 Menghilangkan berbagai organik teruap yang tidak diinginkan, seperti pestisida kimia,
pelarut, atau bahan senjata kimia dari atmosfer
 Meningkatkan kelembapan atau ‘energi tegangan permukaan’ dari film polimer untuk
meningkatkan kesesuaian dengan tinta cetak atau perekat.
 Membuat fotokopi
 Pengion udara yang baik buat kesehatan
 Fotografi Kirlian menggunakan foton yang dihasilkan oleh lucutan untuk mengekspos
film fotografik.
 EHD thruster, Lifter, dan piranti ion wind yang lain
 Laser nitrogen
 Perlakuan Permukaan untuk Kultur Jaringan (Polistirena)
Permasalahan yang disebabkan lucutan korona
Korona bisa menghasilkan derau/bising dan frekuensi radio, khususnya di dekat
jaringan transmisi tenaga listrik. Selain merepresentasikan rugi daya, aksi lucutan korona di
partikel-partikel atmosfer bersama dengan produksi ozon dan nitrogen oksida yang berkaitan
dengan lucutan korona, bisa merugikan kesehatan manusia yang bermukim di wilayah-wilayah
yang dilalui jaringan listrik. Dengan begitu, peralatan transmisi tenaga listrik didesain untuk
meminimalisir terbentuknya lucutan korona. Lucutan korona pada umumnya tidak diinginkan
dalam transmisi tenaga listrik, dimana lucutan korona menyebabkan:
 Rugi daya
 Bising
 Gangguan elektromagnetik
 Pijar ungu
 Produksi ozon
 Kerusakan pengisoliran
Di dalam komponen-komponen listrik seperti trafo, kapasitor, motor listrik serta generator
listrik. Korona secara progresif merusak isolasi di dalam piranti yang mengarah ke cacat
perlengkapan dini.
SALURAN UDARA TEGANGAN EKSTRA TINGGI ( SUTET )
SUTET adalah singkatan dari Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi dengan kekuatan 500
kV yang ditujukan untuk menyalurkan energi listrikdari pusat-pusat pembangkit yang jaraknya jauh
menuju pusat-pusat beban sehingga energi listrik bisa disalurkan dengan efisien.

Berbagai macam kekhawatiran muncul akan dampak SUTET terhadap kesehatan bagi
penduduk yang tinggal di wilayah yang dilewati jalur SUTET.

Penelitian dan dampak


Hasil penelitian yang sangat memengaruhi pandangan masyarakat dunia tentang
hubungan kanker otak pada anak dengan paparan medan elektromagnetik adalah hasil
penelitian Wertheimer dan Leper tahun 1979, yang sempat menggoncangkan dunia karena risiko
negatif yang dilaporkannya. Sejak penelitian tersebut, berbagai studi epidemiologi dan
laboratorium lainnya dilakukan sebagai replikasi dan eskpansi penelitian Wertheimer di berbagai
negara. Namun hasil yang didapat justru beragam, bahkan sebagian besar bersifat kontradiktif.
Dilaporkan, studi Feyching dan Ahlboum, 1993, meta analisisnya merupakan penelitian yang
mendukung hasil Wertheimer, sedangkan studi National Cancer Institute (NCI) tahun 1997 di
Amerika Serikat, studi Kanada 1999, studi Inggris 1999-2000 dan studi Selandia Baru
menemukan hasil yang tidak mendukung Wertheimer.
Sebuah studi yang dilakukan oleh Dr. Gerald Draper dan koleganya dari Chilhood
Cancer Research Group di Oxford University dan Dr. John Swanson, penasehat sains di National
Grid Transco, menemukan bahwa anak-anak yang tinggal kurang dari 200 meter dari jalur
tegangan tinggi, saat dilahirkan memiliki risiko menderita leukimia sebesar 70 persen daripada
yang tinggal dari jarak 600 meter atau lebih. Ditemukan lima kali lipat lebih besar kasus
leukimia pada bayi yang dilahirkan di daerah sekitar SUTET atau sebesar 400 dalam setahun dari
1 persen jumlah penduduk yang tinggal di daerah tersebut. Secara keseluruhan, anak-anak yang
hidupnya dalam radius 200 meter dari tiang tegangan tinggi sekitar 70 persen diantaranya
terkena leukimia dan yang hidup antara 200-600 meter sekitar 20 persen dibandingkan dengan
yang tinggal lebih dari 600 meter. Walaupun demikian, peningkatan risiko leukemia masih
ditemukan pada jarak dimana besar medan listrik bernilai di bawah kondisi di dalam rumah,
sehingga disimpulkan bahwa peningkatan risiko leukemia tidak diakibatkan oleh medan listrik
atau medan magnet yang diakibatkan oleh SUTET
Berdasarkan hasil penelitian Dr. dr. Anies, M.Kes. PKK, pada penduduk di bawah
SUTET 500 kV di Kabupaten Pekalongan, Kabupaten Pemalang, dan Kabupaten Tegal (2004)
menunjukkan bahwa besar risiko electrical sensitivity pada penduduk yang bertempat tinggal di
bawah SUTET 500 kV adalah 5,8 kali lebih besar dibandingkan dengan penduduk yang tidak
bertempat tinggal di bawah SUTET 500 kV. Secara umum dapat disimpulkan bahwa
pajanan medan elektromagnetik yang berasal dari SUTET 500 kV berisiko menimbulkan
gangguan kesehatan pada penduduk, yaitu sekumpulan gejala hipersensitivitas yang dikenal
dengan electrical sensitivity berupa keluhan sakit kepala (headache), pening (dizziness), dan
keletihan menahun (chronic fatigue syndrome). Hasil penemuan Anies menyimpulkan bahwa
ketiga gejala tersebut dapat dialami sekaligus oleh seseorang, sehingga penemuan baru ini
diwacanakan sebagai "Trias Anies".Corrie Wawolumaya dari Bagian Ilmu Kedokteran
Komunitas Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia pernah melakukan penelitian terhadap
pemukiman di sekitar SUTET. Hasilnya tidak ditemukan hubungan antara kanker leukemia dan
SUTET
John Moulder mencoba menarik kesimpulan dari ratusan penelitian tentang dampak
SUTET terhadap kesehatan. Moulder menyimpulkan bahwa tidak ada hubungan sebab akibat
antara medan tegangan listrik dan kesehatan manusia (termasuk kanker). Walaupun demikian
medan tegangan listrik belum bisa dibuktikan benar-benar aman. Selain itu disepakati juga
bahwa jika ada bahaya kesehatan terhadap manusia, maka itu hanya terjadi pada sebagian kecil
kelompok
WHO berkesimpulan bahwa tidak banyak pengaruh yang ditimbulkan oleh medan
listrik sampai 20 kV/m pada manusia dan medan listrik sampai 100 kV/m tidak memengaruhi
kesehatan hewan percobaan. Selain itu, percobaan beberapa sukarelawan pada medan magnet 5
mT hanya memiliki sedikit efek pada hasil uji klinis dan fisik
Sumber :
http://aeniparhani.blogspot.com/2013/07/korona-listrik-umt-rifti-fauzan.html
http://lontar.ui.ac.id/file?file=digital/123969-R030807.pdf
http://digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-10389-Presentation.pdf
http://id.wikipedia.org/wiki/Saluran_udara_tegangan_ekstra_tinggi

Anda mungkin juga menyukai