Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

EPIDEMIOLOGI
“Frekuensi,Distribusi,& Determinan Penyakit Menular (HIV/AIDS)”

Oleh :
KELOMPOK II
1. NOVITASARI 16 3145 353 107
2. CHAERUNNISA 16 3145 353 085
3. JUSLINAR JABBAR 16 3145 353 096
4. WIWIN 16 3145 353 122
5. ODE MAHARANI 16 3145 353 109
6. MINGSEN 16 3145 353
7. MANUEL 16 3145 353 098
8. MOH ALDI 16 3145 353
Dosen Pembimbing : HASNAWATI,SKM.,M.KES

Kelas C
D IV Analis Kesehatan
STIKes Mega Rezky Makassar
2018/2019
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
HIV/AIDS telah menimbulkan kekhawatiran di berbagai belahan bumi.
HIV/AIDS adalah salah satu penyakit yang harus diwaspadai
karena Acquired Immunodeficiency Syndrome ( AIDS) sangat berakibat pada
penderitanya. Acquired immunodeficiency syndrome (AIDS) merupakan
sekumpulan gejala penyakit yang menyerang tubuh manusia setelah sistem
kekebalannya dirusak oleh virus HIV (Human Immunodeficiency Virus).
Cara penularan HIV dapat melalui hubungan seksual, penggunaan obat
suntik, ibu ke anak-anak dan lain-lain. Mengenai penyakit HIV/AIDS,
penyakit ini telah menjadi pandemi yang mengkhawatirkan masyarakat dunia,
karena disamping belum ditemukan obat dan vaksin pencegahan penyakit ini
juga memiliki “window periode” dan fase asimtomatik (tanpa gejala) yang
relatif panjang dalam perjalanan penyakitnya. Hal tersebut menyebabkan pola
perkembangannya seperti fenomena gunung es (iceberg phenomena).
Jumlah kasus HIV/AIDS dari tahun ke tahun di seluruh bagian dunia terus
meningkat meskipun berbagai upaya preventif terus dilaksanakan. Dari
beberapa cara penularan tersebut, masing-masing penularan memiliki resiko
penularan cukup besar. Oleh karena itu, penularan HIV harus diberi
pengobatan agar penyebaran mengalami perlambatan.
HIV tidak dapat disembuhkan karena tidak ada obat yang dapat
sepenuhnya menyembuhkan HIV/AIDS. Perkembangan penyakit dapat
diperlambat namun tidak dapat dihentikan sepenuhnya. Kombinasi yang tepat
antara berbagai obat-obatan antiretroviral dapat memperlambat kerusakan
yang diakibatkan oleh HIV pada sistem kekebalan tubuh dan menunda awal
terjadinya AIDS.
B. TUJUAN
Untuk mengetahui frekuensi,distribusi dan determinan penyakit menular
(HIV/AIDS).
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN EPIDEMIOLOGI
a. Asal kata
Epi = pada/di antara, Demos = penduduk/rakyat dan Logos =
Ilmu/doktrin.
Epidemiologi berarti ilmu yang dipakai untuk mencari pemecahan
masalah kesehatan yang terjadi pada masyarakat. Ketika wabah penyakit
menular melanda bangsa-bangsa di dunia, epidemiologi diartikan sebagai
ilmu tentang epidemi (wabah)
b. Ilmu Terapan (Mc. Mohan, 1970; Susser, 1973; Lilienfield, 1980
Epidemiologi adalah Ilmu yang mempelajari penyakit dan status
kesehatan pada masyarakat
c. Last, J.M, Ed (1988)
Epidemiologi adalah ilmu yang mempelajari distribusi dan faktor-
faktor determinan yang mempengaruhi status kesehatan atau menyebabkan
terjadinya penyakit atau gangguan kesehatan pada kelompok masyarakat
tertentu dan penggunaan studi tersebut untuk menanggulangi masalah-
masalah kesehatan.
d. Kesepakatan Internasional Ahli Epidemiologi di Amerika tahun
Epidemiologi adalah Ilmu yang mempelajari distribusi dan
determinan penyakit dan berbagai masalah kesehatan di dalam masyarakat
yang aplikasinya ditujukan untuk meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat
e. Regional Commitee Meeting Ke-42
Epidemiologi yaitu ilmu yang mempelajari distribusi dan
determinan dari peristiwa kesehatan dan peristiwa lainnya yang
berhubungan dengan kesehatan yang menimpa sekelompok masyarakat
dan menerapkan ilmu tersebut untuk memecahkan masalah-masalah
kesehatan.
f. Definisi Lain
Epidemiologi diartikan sebagai ilmu yang mempelajari distribusi,
frekuensi dan determinan penyakit atau masalah kesehatan pada
masyarakat.
B. HAL POKOK EPEDEMIOLOGI
a. Frekuensi
Frekuensi merupakan upaya melakukan kuantifikasi atau proses
patologis atas kejadian untuk mengukur besarnya kejadian/masalah serta
untuk melakukan perbandingan.
b. Distribusi
Distribusi menunjukkan bahwa dalam memahami kejadian yang
berkaitan dengan penyakit atau masalah kesehatan; epidemiologi
menggambarkan kejadian tersebut menurut karakter/variabel Orang,
Tempat dan Waktu. Artinya dalam penyelidikannya selalu menjawab
pertanyaan siapa yang terkena penyakit di dalam populasi serta kapan dan
di mana penyakit tersebut terjadi. Guna menjawab pertanyaan tersebut
mungkin diperlukan perbandingan antara populasi yang berbeda dalam
waktu yang sama, antara subgroup di dalam suatu populasi, atau antara
berbagai periode observasi.Pengetahuan tentang distribusi penyakit
diperlukan untuk menjelaskan pola penyakit serta merumuskan hipotesis
tentang kemungkinan faktor penyebab.
c. Determinan
Determinan adalah faktor yang mempengaruhi, berhubungan atau
memberi resiko terhadap terjadinya penyakit/masalah kesehatan.
Merupakan kelanjutan dua komponen terdahulu, karena pengetahuan
tentang frekuensi dan distribusi penyakit diperlukan untuk menguji
hipotesis epidemiologi; jadi menunjukkan faktor penyebab dari suatu
masalah kesehatan, baik yang menerangkan frekuensi, penyebaran dan
penyebab munculnya masalah kesehatan.
C. JURNAL
HIV/AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome), adalah penyakit
yang disebabkan oleh virus yang dapat merusak sistem kekebalan tubuh
manusia. Virus tersebut dinamakan HIV (Human Immunodeficiency
Virus).Fungsi sistem kekebalan tubuh manusia adalah melindungi tubuh dari
serangan penyakit. Kalau sistem kekebalan tubuh dirusak oleh virus HIV,
maka ketika tubuh diserang oleh penyakit, sangat mudah penyakit itu masuk
dan menyebabkan sakit dan meninggal.
a. Frekuensi
Frekuensi dari jurnal yang berjudul dukungan keluarga, dukungan
petugas kesehatan, dan perilaku ibu hiv dalam pencegahan penularan
hiv/aids ke bayi,yaitu :
1. Pada tahun 2001 jumlah pasien infeksi HIV sebanyak 3,4 juta
(UNAIDS) meningkat sebanyak 33% pada tahun 2012 yaitu
35,3(32,2-38,8 juta) menurut UNAIDS 2013.
2. Pada tahun 2012 anak dan ibu lebih dari 90% kasus anak terinveksi
HIV sekitar 260.000(CDC,2013)
3. Pada tahun 2012 pada pekerja Seks ada 13,8 juta terinveksi
HIV(kemenkes)
4. Pada tahun 2012 ibu yang menjalani tes HIV menunjukkan 43.264
diantaranya 1329 (3,04%) positif terinveksi HIV.
5. Pada tahun 2012 anak terinveksi HIV sebanyak 4.361 jiwa
6. Pada tahun 2016 terjadi peningkatan sebanyak 5565 jiwa (kemenkes)
b. Distribusi
Distribusi dari jurnal yang berjudul dukungan keluarga, dukungan
petugas kesehatan, dan perilaku ibu hiv dalam pencegahan penularan
hiv/aids ke bayi,yaitu :
1. Tabel 1. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Dukungan
Keluarga, Dukungan Petugas Kesehatan, dan Perilaku Ibu HIV
Positif
Variabel Kategori Frekuensi Presentase(%)
Dukungan Tidak mendukung 11 34,4
Keluarga Mendukung 21 65,6
Dukungan Tidak mendukung 8 25
Petugas
Mendukung 24 75
Kesehatan
Prilaku Ibu Baik 14 43,8
Positif Buruk 18 56,3
Penjelasan:
a) Variabel dukungan keluarga dikategorikan menjadi dua
kelompok yaitu tidak mendukung dan mendukung. Berdasarkan
tabel 1, dapat diketahui bahwa responden yang mendapat
dukungan dari keluarga (65,6%), namun terdapat responden yang
tidak mendapat dukungan dari keluarga (34,4%). Hal ini
menunjukkan bahwa masih terdapat responden yang tidak
mendapat dukungan dari keluarga besar atau dukungan yang
diterima oleh responden hanya berasal dari suami/ pasangan saja.
b) Variabel dukungan petugas kesehatan, dapat diketahui bahwa
responden yang dikategorikan mendapat dukungan dari petugas
kesehatan sebanyak 24 orang (75%), sisanya sebanyak 8 orang
(25%) tidak mendapat dukungan dari petugas kesehatan. Hal ini
menunjukkan bahwa masih terdapat petugas kesehatan yang
tidak mendukung ibu HIV positif dalam upaya mencegah
penularan HIV ke bayi, termasuk ketika petugas kesehatan tidak
bersedia dihubungi melalui telepon selular oleh responden
apabila responden membutuhkan informasi atau bantuan.
c) Perilaku ibu HIV yang diteliti meliputi pemberian
ARV/profilaksis ibu dan bayi, pemeriksaan kesehatan sebelum
memutuskan cara persalinan, pemberian nutrisi/makanan bayi,
dan pemberian imunisasi kepada bayi. Berdasarkan tabel 1 dapat
dilihat bahwa perilaku ibu HIV positif dikategorikan menjadi 2
kelompok yaitubaik dan buruk. Distribusi frekuensi responden
berdasarkan perilaku, diketahui bahwa dari 32 responden
sebanyak 18 responden (56,3%) memiliki perilaku yang baik,
sisanya (43,8%) memiliki perilaku yang buruk dalam melakukan
upaya pencegahan penularan HIV/AIDS dari ibu ke bayi. Hal ini
menunjukkan bahwa masih terdapat ibu HIV positif yang tidak
berperilaku baik untuk mencegah penularan HIV ke bayinya.
2. Tabel 2. Hubungan Dukungan Keluarga dan Dukungan Petugas
Kesehatan dengan Perilaku Ibu HIV Positif dalam Upaya Pencegahan
Penularan HIV/AIDS dari Ibu ke Bayi
Prilaku
Variabel
Buruk Baik
Kategori
N % n %
Tidak
Dukungan 7 63,6 4 36,4
mendukung
Keluarga
Mendukung 7 33,3 14 66,7
Dukungan Tidak
7 87,5 1 12.5
Petuas mendukung
Kesehatan Mendukung 7 29,2 17 70,8
Penjelasan :
a) Hasil tabulasi silang pada tabel 2 menunjukkan bahwa responden
yang memiliki perilaku buruk terhadap pencegahan penularan
HIV/AIDS dari ibu ke bayi lebih banyak terdapat pada responden
yang tidak mendapat dukungan dari keluarga (63,6%) daripada
responden yang mendapat dukungan dari keluarga (33,3%).
b) Hasil tabulasi silang responden pada tabel 2 menurut dukungan
petugas kesehatan, menunjukkan bahwa responden yang memiliki
perilaku baik dalam upaya pencegahan penularan HIV/AIDS dari
ibu ke bayi lebih banyak terdapat pada responden yang merasa
mendapatkan dukungan dari petugas kesehatan (70,8%) daripada
responden yang tidak merasakan adanya dukungan dari petugas
kesehatan (12,5%). Responden yang memiliki perilaku buruk
dalam pencegahan penularan HIV/AIDS dari ibu ke bayi lebih
banyak terdapat pada responden yang merasa tidak mendapatkan
dukungan dari petugas kesehatan (87,5%) dibandingkan
responden yang merasakan mendapatkan dukungan dari petugas
kesehatan (29,2%).
c. Determinan
Determinan dari jurnal yang berjudul dukungan keluarga, dukungan
petugas kesehatan, dan perilaku ibu hiv dalam pencegahan penularan
hiv/aids ke bayi,yaitu :
1. Kurangnya pengetahuan ibu tantang adanya penularan HIV dari ibu
ke anak.
2. Banyaknya pasangan suami istri yang melakukan seks bebas.
3. Ketidak tahuan suami/istri terhadap ibu HIV.
4. Kurangnya pengetahuan keluarga untuk mengurangi resiko penularan
HIV dari ibu keanak.
5. Kurangnya respon petugas kesehatan dengan perilaku ibu HIV dalam
pencegahan penularan HIV/AIDS dari ibu kebayi.
6. Kurangnya keterbukaan pasangan yang terinveksi HIV kepada
keluarga dan petugas kesehatan
7. Kurangnya interaksi ibu yang terinfeksi HIV sehingga psikis dan
fisiknya berkurang
8. Kurangnya motivasi orang tua/keluarga untuk menghadapi penyakit
hiv.
9. Prilaku buruk ibu HIV dalam pencegahan penularan HIV/AIDS ke
bayi adalah masih memberikan air susu ibu (ASI) dan susu formula
secara bergantian
BAB III
PENUTUP
Dari hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa responden
yang mendapat dukungan keluarga sebanyak 11 orang (65,6%), 24 responden
(75%) mendapat dukungan dari petugas kesehatan, dan 18 responden (56,3%)
berperilaku baik dalam upaya pencegahan penularan HIV/AIDS dari ke bayi.
Selain itu, dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara
dukungan petugas kesehatan dengan perilaku ibu HIV positif dalam upaya
pencegahan HIV/ AIDS dari ibu ke bayi.
Akan tetapi, tidak ada hubungan yang bermakna antara dukungan keluarga
dengan perilaku ibu HIV positif dalam upaya pencegahan penularan HIV/AIDS
dari ibu ke bayi.
DAFTAR PUSTAKA
Isni Khoiriyah.2016. Dukungan Keluarga, Dukungan Petugas Kesehatan, Dan
Perilaku Ibu Hiv Dalam Pencegahan Penularan Hiv/Aids Ke Bayi.Jawa
Tengah ; Universitas Ahmad Dahlan

Anda mungkin juga menyukai