Anda di halaman 1dari 7

BAB 1.

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Tanaman tahunan (parennial) merupakan tanaman yang hidupnya sepanjang


tahun dan akan dipanen sepanjang tahun pula sampai tanaman tersebut tidak
berproduksi lagi akan tetapi harus menunggu beberapa tahun dari menanam
hingga tanaman itu dapat berproduksi dan dapat dipanen. Pada umumnya
tanaman tahunan merupakan tanaman perkebunan,dengan ciri-ciri berkayu
keras dan dapat dipanen sepanjang tahun sesuai dengan musim berbuahnya.
Tanaman ini juga membutuhkan waktu yang sangat lama hingga dapat
menghasilkan buah yang dapat dipanen. Tanaman tahunan bermacam-macam
jenisnya, ada buah-buahan, rempah-rempah, dan tanaman industri. Salah satu
ciri-ciri dari tanaman tahunan yaitu tanaman yang berbatang keras, seperti
contoh yaitu tanaman kakao, tanaman cengkeh, tanaman pala, tanaman kelapa,
serta tanaman buah-buahan seperti buah rambutan, buah sirsak, buah apel,
buah durian, buah langsat, dan buah cempedak.
Tanaman tahunan (parennial) sebagian besar dapat meneruskan
kehidupannya setelah bereproduksi atau menyelesaikan siklus hidupnya dalam
jangka waktu lebih dari dua tahun. Jika dibandingkan dengan tanaman semusim
(annual) ataupun dua musim (biennal), tanaman tahunan (parennial ) memiliki
fase vegetative menuju fase generatif yang lebih lama. Pada saat fase generatif,
tanaman tahunan juga mampu memproduksi hasil berupabuah, bunga, dan biji.
Tanaman tahunan memiliki fase vegetative berseling dengan fase generatifnya.
Fase vegetative di tandai dengan membesaranya ukuran, baik pertumbuhan
memanjang maupun pertumbuhan lingkar batang. Tanaman tahunan yang
sudah dewasa di cirikan dengan memasuki fase generatifnya.
Tanaman tahunan memiliki karakteristik yang berbeda dengan tanaman
lainnya yaitu berdasarkan bentuk daunnya, batangnya, perakarannya, biji dan
tipe fotosintesisnya (C3/C4/CAM). Adapun faktoreksternal yang dapat
mempengaruhi komoditas suatu tanaman tahunan di suatu daerah, seperti
topografi, iklim, dan jenis tanah. Keanekaragaman jenis tanaman tahunan yang
dipengaruhi oleh topografi diantaranya adalah jenis tanaman dataran tinggi dan
jenis tanaman dataran rendah. Berdasarkan kebutuhannya, berbagai tanaman
tahunan dapat dimanfaatkan mulai dari buah, getah, serta kayunya. Tanaman
tahunan yang dimanfaatkan buahnya yaitu, jeruk, manga, rambutan,
kelengkeng, jambu, manga, dan buah naga. Adapun tanaman tahunan yang
dimanfaatkan getahnya seperti tanaman pinus, karet, dan kayu putih.
Selanjutnya yang dimanfaatkan kayunya sebagai bahan industri yaitu jati,
sengon, mahoni. Tanaman tahunan kebanyakan dipanen sepanjang tahun (teh,
karet,kelapasawitdsb), sehingga lebih cocok untuk tanaman industry /
perkebunan besar.

1.2Tujuan

Mahasiswa mengetahui dan mengenal fungsi beberapa tanaman tahunan


bagi manusia taksonomi, morfologi, dan teknik budidayanya.
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

Tanaman tahunan adalah tanaman yang dapat menghasilkan buah tanpa


di batasi oleh musim dan juga dapat hidup sepanjang tahun. Tanaman tahunan
sangat menguntungkan bagi para penanam, karena tanpa adanya batasan
musim hasil yang di dapatkan juga tidak ada batasan. Sering dijumpai tanaman
musing di gunung-gunung. Kondisi topografi yang berbukit dengan udara yang
sejuk merupakan kekayaan yang dapat dimanfaatkan oleh rumah tangga petani
sebagai sumberdaya untuk dapat memenuhi kebutuhan hidup minimal untuk
memenuhi kebutuhan subsistensi pangan. Wilayah yang sebagian besar
merupakan lahan pertanian dimanfaatkan oleh rumah tangga petani untuk
menanam berbagai jenis komoditas hortikultur (Turasih. et.al).

Tanaman dataran tinggi umummya ditanam, tumbuh baik dan


berproduksi tinggi di daerah dataran tinggi dengan agroteknologi yang sesuai
dengan karakterisik tanah dan persyaratan tumbuh tanaman tersebut. (Kurnia et
al. 2004). Dataran tinggi adalah dataran yang letaknya di daerah tinggi atau
pegunungan. Potensi pada dataran tinggi diantaranya adalah potensi pertanian,
perkebunan, peternakan dan pariwisata. Pada teori nya daerah di dataran tinggi
jarang turun hujan namun hal itu tidak membuat daerah pegunungan menjadi
daerah tandus , sebab meskipun jarang turun hujan tanah di daerah pegunungan
sangatlah subur karena terjaganya kandungan tanah oleh suhu dan kelembapan
udara yang rendah. Pengelolaan bahan organik tanah adalah kunci untuk
pertanian organik sukses berkaitan dengan produktivitas tanah. Produksi
tanaman yang paling sukses di tanah kaya bahan organik dan juga dengan
kelembaban tanah yang memadai (Idoga. et.al). Tanah merupakan faktor
terpenting dalam tumbuhnya tanaman dalam suatu sistem pertanaman. (BSE,
2013) Selain dengan struktur tanah pada umumnya dataran tinggi identik pula
dengan suhu. Keseimbangan suhu juga sangat diperlukan di dalam tanaman
tahunan , sebab jika suhu melebihi batas optimum maka hasil dari tanaman
tahunan tersebut juga kurang maksimal. Suhu berpengaruh terhadap
pertumbuhan vegetatif, induksi bunga, pertumbuhan dan differensiasi
perbungaan (inflorescence), mekar bunga, munculnya serbuk sari, pembentukan
benih dan pemasakan benih.

Analisis Kesesuaian Lahan pendekatan system pencocokan, di mana


bertujuan untuk mengetahui kesesuaian kualitas lahan / karakteristik lahan
dengan criteria kelas tanah disusun berdasarkan kebutuhan pada tanaman yang
tumbuh di darat. Analisis dilakukan dalam dua tahap (Sitorus, 2004). Pada
tanaman tahunan lebih mencolok pada lokasi tinggi wilayah. Tinggi tempat
(altitude) selalu berkaitan dengan temperatur setempat. Semakin tinggi tempat
di atas permukaan laut, maka semakin sejuk temperaturnya. Dengan demikian
faktor ketinggian selalu berkaitan dengan temperatur, dan secara langsung
temperatur sangat menentukan pertumbuhan tanaman ( Rina dkk.,2012).Tinggi
suatu tempat dari permukaan laut menentukan suhu udara dan intensitas sinar
yang diterima oleh tanaman. Semakin tinggi suatu tempat, semakin rendah suhu
tempat tersebut. Demikian juga intensitas matahari semakin berkurang. Suhu
dan penyinaran ini akan sesuai dengan beragam jenis komoditas tanaman
tahunan. Penyinaran sebenarnya memainkan peran penting dalam memulai
proliferasi tunas (Darrow, 1966).

Siklus hidup suatu tanaman tahunan berasal dari suatu bibit , dapat
dibedakan menjadi tiga fase pertumbuhan , yaitu fase embrio, fase muda, dan
fase dewasa. Fase embrio dimulai sebelum menjadi bibit , bertemunya gamet
jantan dan gamet betina membentuk zigot bisa disbut sebagai fase perkawinan.
Zigot kemudian tumbuh dan berkembang menjadi embrio pada biji atau biji pada
buah. Fase muda dimulai dengan berkecambahnya biji yang sebenarnya , yakni
pertumbuhan embrio itu sendiri. Pertumbuhan embrio tersebut di ikuti
pertumbuhan bagian lain yang menunjukan karakter tanaman bersangkutan,
termasuk pertumbuhan organ. Tanaman muda pada umumnya mempunyai
kemampuan regenerasi secara vegetatif (Mangoendidjojo,2003). Regenerasi
secara vegeratif merupakan salah satu kegiatan dalam menunjang
berlangsungnya proses regenerasi tanaman, agar tanaman mampu tumbuh dan
berproduksi secara optimal dan maksimal tanpa memerlukan waktu yang
panjang. Keuntungan yang dihasilkan dari pembiakan vegetatif mempermudah
dan mempercepat daripada perbanyakan dengan biji. Karena perbanyakan
menggunakan biji harus melalui tahap tahap yang sangat rumit , biji dapat
mendormansi diri atau bisa juga disebut sebagai keadaan berhenti tumbuh yang
di alami oleh biji itu sendiri. Kelebihan lainya yaitu , pembiakan vegetatif memiliki
fase muda yang relatif pendek. Namun, kelemahan dari pembiakan vegetatif
adalah periode penyimpanan bahan tanam relatif pendek.

Kondisi fisik tanaman tahunan sangat berbeda dengan tanaman lainya ,


karena tanaman tahunan identik dengan memiliki postur organ yang besar ,
keras. Contoh tanaman karet. Tanaman karet yang ditanam pada daerah
berbukit (faktor pembatas berat) dapat berproduksi dengan baik apabila
konservasi tanah dan pembuatan teras baik (Thomas, 2008). Oleh karena itu,
pengembangan tanaman karet umumnya didominasi oleh topografi
bergelombang, berbukit, dan bergunung, perlu menerapkan konservasi lahan
dan penataan teras sebelum karet ditanam.
BAB 3. METODE PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat

Pelaksanaan praktikum mata kuliah Pengantar Ilmu Tanaman dengan


judul “PengenalanTanamanTahunan” dilaksanakan pada hari Senin, 3 Oktober
2016 pukul 11.40 WIB sampai dengan pukul 12.50 di Laboratorium Fisiologi
Tumbuhan, Fakultas Pertanian, Universitas Jember.

3.2 Bahan dan Alat

3.2.1 Bahan

1. Tabel Pengamatan
2. Tanaman yang diamati.

3.2.1 Alat

1. Alat tulis
2. Penggaris
3. Meja dada
4. Kamera

3.3. Cara Kerja

1. Menyiapkan alat dan bahan.


2. Menetapkan objek tanaman yang diamati.
3. Menggambar bentuk objek yang diamati dan memberi keterangan-
keterangan pada bagian-bagiannya.
4. Mengisi tabel pengamatan.

DAFTAR PUSTAKA
Henny H, K. Murtilaksono, N. Sinukaban dan S. D. Tarigan.2011. Kesesuaian
Lahan Untuk Sayuran Dataran Tinggi Di Hulu Das Merao, Kabupaten
Kerinci, Jambi. J. Hidrolitan. 1(2) : 11-19.

Rina D.N., Chairul dan Solfiyeni.2012. Komposisi dan Struktur Tanaman


Pekarangan Dataran Tinggi di Nagari Alahan Panjang Kabupaten Solok.
Jurnal Biologi Universitas Andalas (J. Bio. UA.). 1(2) : 144-149.

Turasih, S. A. Wibowo. 2012. Potato Farmers Household Income Systems in


Dieng Plateau (Case Karangtengah Village, District Batur, Banjarnegara
Regency, Central Java Province). Jurnal Sosiologi Peesaan. 2(6) : 196-207

Idoga S., and O. M. Egbe. 2012. Land Use Planning for Vegetable Farming in
Benue State of Nigeria. Global Journal Of Science Frontier Research
Agriculture And Veterinary Sciences. 6(12) : 7-12

Hasan S. M. Z., I. Al-Madhagi, A. Ahmad, and W. A. B. Yusoff. 2013. Effect of


photoperiod on propagation of strawberry (FRAGARIA × ANANASSA
Duch.) . International Journal of Agricultural Technology and Productivity.
1(1) : 11-15

Anasiru R. H., M.L. Rayes, B. Setiawan, dan Soemarno. 2013. An Agro-ecological


Approach for Sustainable Farming in Langge Sub-watershed, Bolango
Watershed, Gorontalo, Indonesia. Journal of Environment and Earth
Science. 5(3) : 1-11

W. Mangoendidjojo. 2003. Dasar-Dasar Pemuliaan Tanaman. Yogyakarta :


Kanisius.

Buku Teks Bahan Ajar Siswa Kurikulum 2013. 2013. Agribisnis Tanaman
Perkebunan Tahunan. Jakarta : Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah
Kejuruan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia

Anda mungkin juga menyukai