Anda di halaman 1dari 10

PENGEMBANGAN METODE ANALISIS DEXTROMETHORPHAN HBr

DAN DIPHENHYDRAMIN HCl DALAM SEDIAAN OBAT BATUK CAIR


MENGGUNAKAN ULTRA PERFORMANCE LIQUID CHROMATOGRAPH
(UPLC)
Muhamad Faisal Fuad, Dra. Eka Herlina M.Pd, Drs. Agus Taufiq M.Si
Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Pakuan
Bogor.
Abstrak. Pengembangan metode analisis dilakukan seiring tuntutan waktu
analisis yang semakin cepat, terutama pada industri yang menutut kecepatan dengan
biaya seminimal mungkin. Penulis mencoba mengembangkan metode analisis
Dextromethophan Hbr dan Diphenhydramin HCl dalam sediaan obat batuk cair dari
menggunakan High performance Liquid Chromatograph (HPLC) menjadi
menggunakan Ultra performance Liquid chromatograph (UPLC). Pada penelitian
sebelumnya untuk penetapan vitamin B1, B2, dan B6 pada suatu minuman suplemen
multivitamin menggunakan HPLC pada tekanan < 4000 psi membutuhkan waktu 15
menit dengan metoda fase gerak gradien, dan hanya membutuhkan waktu 3 menit jika
menggunakan UPLC pada tekanan 4000 Psi – 15000 Psi. Sehingga diharapkan dengan
pengembangan metoda ini ke UPLC akan didapatkan run time (waktu injeksi) yang jauh
lebih singkat. Penelitian ini bertujuan mendapatkan metode yang lebih cepat dan lebih
efisien untuk metode analisis Dextromethorphan HBr dan Diphenhydramin HCl dengan
pemanfaatan UPLC. Metode penelitian yang dilakukan terdiri dari pencarian laju alir
yang optimum, verifikasi, dan pengolahan data. Pencarian laju alir yang optimum
dilakukan dengan membandingkan parameter kesesuaian sistemnya yang meliputi
resolusi (daya pisah), simpangan baku relatif (RSD), dan tailing factor (faktor
pengekoran) pada laju alir 0.20, 0.30, dan 0.40 ml/menit. Verifikasi yang dilakukan
meliputi presisi, akurasi, dan selektivitas. Berdasarkan hasil uji kesesuaian sistem
didapatkan laju alir yang optimal pada kecepatan 0.30 ml/menit dengan waktu retensi
Dextromethorphan HBr 1.293 menit dan untuk Diphenhydramine HCl 1.505 menit
yang sebelumnya pada HPLC Dextromethorphan HBr 4.439 menit dan
Diphenhydramine HCl 5.056 menit. Setelah diverifikasi didapat hasil yang memenuhi
persyaratan uji verifikasi yaitu dengan resolusi 2.247 dengan persyaratan > 1.5,
simpangan baku relatif (RSD) 0.50% untuk Dextromethorphan HBr, 0.55% untuk
Diphenhydramin HCl dengan persyaratan < 2.0%, dan recovery 99,97% untuk
Dextromethorphan HBr, 100.50% untuk Diphenhydramin HCl dengan persyaratan
98.0% - 102%.

Kata Kunci : Pengembangan metoda, UPLC, HPLC, Obat batuk cair.

mencari metode yang lebih cepat, tepat,


PENDAHULUAN
dan efisien untuk suatu pemeriksaan.
Zaman telah menuntut kita untuk
Sejalan dengan perkembangan
semakin cepat dalam segala hal, tidak
ilmu sains dan teknologi, metode analisis
terkecuali dalam hal kecepatan analisis.
dari zaman ke zaman juga mengalami
Seiring berjalannya waktu setiap orang,
perubahan. Perubahan metoda tersebut
perusahaan, atau badan penelitian selalu
disesuaikan dengan peruntukannya,
dapat karena kondisi yang berubah,
1
ataupun karena tututan kecepatan Penelitian yang dilakukan akan
analisis. meliputi pengujian kesesuaian sistem
menggunakan HPLC dengan parameter
Metode yang umumnya saat ini
resolusi (daya pisah), simpangan baku
sering digunakan oleh Industri Farmasi,
relatif (RSD), dan tailing factor (faktor
salah satunya adalah HPLC terutama
pengekoran), lalu pencarian laju alir
untuk industri yang menjadikan United
yang optimum pada Ultra Performance
State Pharmacopeae (USP) sebagai
Liquid Chromatograph (UPLC) dengan
standar. Dengan diperkenalkannya
cara membandingkan hasil parameter uji
UPLC ke dunia industri maka banyak
kesesuaian sistem UPLC dengan
dari industri farmasi yang beralih dari
parameter resolusi (daya pisah),
HPLC ke UPLC untuk pemeriksaan
simpangan baku relatif (RSD), dan
kadar zat aktifnya.
tailing factor (faktor pengekoran) pada
Pemeriksaan yang saat ini laju alir 0.2, 0.3, dan 0.4 ml/menit. Jika
dilakukan sebelumnya yang telah didapatkan laju alir yang optimum
menggunakan HPLC merupakan analisis maka dilakukan verifikasi metode
yang bisa dikategorikan cepat, tetapi di dengan laju alir optimum yang
industri mereka membutuhkan analisis didapatkan terhadap parameter verifikasi
yang lebih cepat dari ini. Hal ini yang meliputi selektifitas (resolusi),
dikarenakan tuntutan untuk merilis presisi (RSD area), dan akurasi.
produk dengan waktu yang cepat, dan
Pengujian kesesuaian sistem
ditambah dengan jumlah lot produk yang
dilakukan untuk mengetahui apakah alat,
banyak.
metode dan sistem kromatografi cair
Metode yang saat ini berlaku kinerja tinggi yang digunakan dapat
untuk analisis Dextromethorphan HBr memberikan hasil yang baik dalam
dan Diphenhydramin HCl dalam proses analisis.
seddiaan obat batuk cair di tempat
Verifikasi merupakan proses
penelitian adalah menggunakan High
pembuktian bahwa laboratorium uji
Performance Liquid Chromatograph
mampu mendemonstrasikan bahwa
(HPLC) dengan run time (waktu Injeksi)
metode analisis yang digunakan
+ 7.0 menit untuk satu injeksi, dan
memiliki kelayakan kinerja untuk
penulis akan mencoba menggunakan
melakukan sebuah penetapan rutin
instrumen yang dapat memisahkan
sesuai dengan karakteristik kinerja
komponen lebih cepat dari HPLC.
metode. Hal ini mensyaratkan
Pada penelitian sebelumnya dilakukannya pengujian terhadap
untuk penetapan vitamin B1, B2, dan B6 parameter kinerja metode pada
pada suatu minuman suplemen penelitianini meliputi selektifitas, presisi,
multivitamin menggunakan HPLC pada dan akurasi.
tekanan < 4000 psi membutuhkan
Selektifitas adalah kemampuan
waktu 15 menit dengan metoda fase
metode analisis untuk membedakan
gerak gradien, dan hanya membutuhkan
analat yang akan ditetapkan terhadap
waktu 3 menit jika menggunakan UPLC
senyawaan lain yang terdapat dalam
pada tekanan 4000 Psi – 15000 Psi.
sampel. Selektifitas atau spesifitas suatu
Sehingga diharapkan dengan
metode menyatakan kemampuan
pengembangan metoda ini ke UPLC
penetapan secara akurat dan khusus dari
akan didapatkan run time yang jauh
komponen lain yang dicurigai dapat
lebih singkat.
mengganggu kondisi pengujian.

2
Pengujian selektifitas pada KCKT obat batuk cair menggunakan UPLC
mengacu pada nilai resolusi yang lebih cepat dan efisien dibandingkan
dihasilkan dari kromatogram. dengan HPLC.
Presisi didefinikan sebagai nilai
METODE PENELITIAN
kedekatan dari hasil analisis yang dapat
diterima, dengan tujuan mengetahui Bahan dan Alat
kesalahan akibat operator. Presisi Bahan yang digunakan adalah
diterapkan pada pengukuran berulang working standar Diphenhydramin HCl
(Repeatability) yang menunjukkan hasil dan Dextromethorphan HBr, acetonitrile
pengukuran individual didistribusikan di HPLC grade, Asetonitril untuk , asam
sekitar nilai rata-rata dengan trifloroasetat (TFA), dan aquabidest.
mengabaikan letak nilai rata-rata
terhadap nilai yang sebenarnya. Alat yang digunakan adalah
HPLC Waters 2487, UPLC Waters, vial
Akurasi menyatakan seberapa Waters, syring 10 ml, penyaring 0.45
dekat nilai hasil pengukuran dengan nilai nm, penyaring 0.2 nm, labu ukur 50 ml,
sebenarnya (true value) atau nilai yang labu ukur 20 ml, pipet ukur 2.0 ml, pipet
dianggap benar (accepted value). Nilai serologi 10 ml, ultrasonic, vortex,
akurasi dapat ditunjukkan oleh nilai sentrifuse, botol eluen, dan neraca
keperolehan kembali (% recovery). analitik Metler Toledo.
Pengulangan verifikasi perlu Metode Kerja
dilakukan jika dalam tahapan analisis
terindikasi perlunya dilakukan Sistem Kromatografi HPLC
modifikasi metode. Verifikasi juga harus Sistem kromatografi HPLC yang
dilakukan jika: digunakan mempunyai perbandingan
 Terjadi pergantian instrumen fasa gerak asetonitril dengan trifluoro
analisis acetic acid (TFA) 0.1% sebanyak 38:62,
 Terjadi pergantian pereaksi yang volume Injeksi 20 µl, Jenis kolom
spesifik Waters Atlantis dc 18 4,6 x 150 mm
dengan ukuran partikel 5µm, detektor
 Terjadi perubahan pada pengaturan
UV dengan panjang gelombang 220 nm,
laboratorium yang dapat
laju alir 1,0 ml/menit, dan dengan suhu
mempengaruhi hasil analisis
ruangan (tanpa oven).
 Metode digunakan pertama kali oleh
staf baru Sistem Kromatografi UPLC
 Metode telah digunakan dalam Sistem kromatografi UPLC yang
waktu yang cukup lama (Wood et akan digunakan mempunyai
al., 2004). perbandingan fasa gerak asetonitril
Penelitian ini bertujuan untuk dengan trifluoro acetic acid (TFA) 0.1%
mendapatkan metode yang lebih cepat sebanyak 38:62, volume Injeksi 1.4 µl,
dan lebih efisien untuk metode analisis Jenis kolom Acquity UPLC HSS T3 2,1
Dextromethorphan HBr dan mm x 50 mm dengan ukuran partikel 1.8
Diphenhydramin HCl dengan µm, detektor UV dengan panjang
pemanfaatan UPLC. gelombang 220 nm, laju alir 0.20
ml/menit, 0.30 ml/menit, dan 0.4
Dugaan sementara penelitian ini ml/menit dengan suhu ruangan (tanpa
metode analisis Dextromethorphan HBr oven).
dan Diphenhydramin HCl pada sediaan

3
Untuk penyiapan larutan standar
untuk uji kesesuaian sistem ditimbang
62.5 mg working standar
Diphenhydramin HCl dan 37.5 mg Uji simpangan baku relatif
working standar Dextromethorphan kesesuaian sistem dilakukan dengan
HBr. Dimasukkan kedalam labu ukur 50 perhitungan menggunakan data
ml dilarutkan, dihimpitkan dengan kromatogram dari hasil lima kali
aquabidest, dan dipipet sebanyak 2.0 ml pengulangan injeksi standar dengan
kedalam labu ukur 20 ml. Larutan konsentrasi yang sama ke dalam alat
ditambahkan dengan methanol hingga KCKT. Batas simpangan baku relatif uji
tanda tera kemudian dihomogenkan kesesuaian sistem adalah 2,0% (Ditjen
(Larutan Standar-> 125 µg/ml POM, 1995)
Diphenhydramin HCl, dan 75 µg/ml Rumus untuk perhitungan
Dextromethorphan HBr) simpangan baku relatif adalah :

  Xi - X 
in
Uji kesesuaian sistem Diphenhydramin 2

HCl dan Dextromethorphan HBr i 1


menggunakan HPLC SB 
n 1
Dilakukan dengan cara disaring
SB
larutan standar menggunakan filter 0.45 RSD   100 %
µm. Diinjeksikan larutan standar dan X
sampel pada laju alir 1.0 ml/menit. Keterangan :
Dihitung nilai parameter kesesuaian SD = Standar deviasi/ simpangan
sistemnya yang meliputi resolusi (daya baku (SB)
pisah), presisi, dan faktor asimetri Xi – X = Simpangan dan observasi
puncak. terhadap rata-rata sampel
Uji kesesuaian sistem Diphenhydramin N = Banyaknya data
HCl dan Dextromethorphan HBr RSD = Relatif standar deviasi/
menggunakan UPLC simpangan baku relatif
X = Rata-rata kadar
Dilakukan dengan cara disaring
larutan standar menggunakan filter 0.20
Puncak asimetri muncul karena
µm, diinjeksikan larutan standar pada berbagai faktor. Peningkatan puncak
laju alir 0.20 ml/menit, 0.30 ml/menit, yang asimetri akan menyebabkan
dan 0.40 ml/menit sebanyak 5 kali, penurunan resolusi, batas deteksi, dan
dibandingkan nilai parameter uji standar deviasi.
kesesuaian sistemnya pada masing
masing laju alir yang meliputi resolusi,
simpangan baku relatif area puncak , dan
faktor asimetri puncak.
Dalam kromatografi gas (GC)
dan kromatografi cair kinerja tinggi
(KCKT/HPLC), resolusi didefinisikan
sebagai perbedaan antara waktu retensi 2
puncak yang saling berdekatan (ΔtR = Gambar 1. Contoh perhitungan faktor
tR2-tR1) dibagi dengan rata-rata lebar asimetri
puncak (W1 + W2)/2

4
Uji verifikasi dengan parameter
Keterangan : a = ½ Puncak awal presisi.
b = ½ Puncak ekor Standar disaring menggunakan
h = Tinggi puncak
filter 0.20µm, diinjeksikan ke dalan
sistem UPLC sebanyak 10 kali dengan
Syarat kesesuaian sistem yang
laju alir yang memiliki nilai parameter
digunakan di internal Quality Control
kesesuaian sistem paling baik. Dihitung
(QC) PT. Kalbe Farma adalah :
nilai simpangan baku relatif area dari
kromatogram Diphenhydramin HCl dan
Tabel 1. Syarat kesesuaian sistem PT.
Dextromethorphan HBr yang dihasilkan.
Kalbe Farma Tbk
Syarat penerimaan uji verifikasi dengan
Parameter Nilai parameter presisi adalah simpangan baku
Faktor Asimetri < 2,0 relatif area puncak dari 10 injeksi >
Simpangan Baku 1.5%.
< 2,0 %
Relatif
Resolusi > 1.5 Uji verifikasi dengan parameter
akurasi.
Setelah di dapatkan laju alir yang Sejumlah zat aktif yang telah
mempunyai nilai resolusi, simpangan ditimbang dicampurkan dengan plasebo
baku relatif area puncak, dan faktor sehingga menghasilkan campuran
asimetri puncak paling baik, dilakukan dengan kadar 80%, 100% dan 120%,
verifikasi terhadap laju alir yang masing-masing diuji triplo. Disiapkan
memiliki nilai kesesuaian sistem paling masing-masing konsentrasi sebanyak 3
baik yang meliputi selektifitas, presisi, replikasi (BPOM, 2006). Diinjeksikan
dan akurasi. masing-masing dari larutan sampel
tersebut dan juga larutan standar ke
Uji verifikasi dengan parameter dalam sistem UPLC. Dihitung kadar, %
selektifitas recovery, dan simpangan baku relative
Larutan standar disaring % recovery dari Diphenhydramin HCl
menggunakan filter 0.20µm, diinjeksikan dan Dextromethorphan HBr.
ke dalan sistem UPLC sebanyak 5 kali
dengan laju alir yang memiliki nilai HASIL DAN PEMBAHASAN
parameter kesesuaian sistem paling baik. Hasil Analisis kesesuaian sistem
Dihitung nilai resolusi dari puncak Diphenhydramin HCl dan
kromatogram Diphenhydramin HCl dan Dextromethorphan HBr menggunakan
Dextromethorphan HBr yang dihasilkan. HPLC
Perhitungan dan data untuk uji
Pada Uji kesesuaian sistem
selektifitas sama dengan uji resolusi
Diphenhydramin HCl dan
kesesuaian sistem. Syarat penerimaan uji
Dextromethorphan HBr menggunakan
verifikasi dengan parameter selektifitas
HPLC pada laju alir 1.0 ml/menit
adalah > 1.5.
menghasilkan kromatogram seperti
ditunjukkan gambar 1 berikut :

5
Tabel 2 diatas menunjukkan
Dextromethorphan HBr mempunyai
waktu retensi 4.439 menit, faktor
asimetri puncak 1.465 persyaratan < 2,
simpangan baku relatif luas area puncak
0.62% dengan persyaratan < 2%.
Diphenhydramin HCl mempunyai waktu
Gambar 2. Kromatogram pemeriksaan retensi 5.056 menit, faktor asimetri
kadar Diphenhydramin HCl dan puncak 1.684 dengan persyaratan < 2,
Dextromethorphan HBr menggunakan dan simpangan baku relatif luas area
HPLC. puncak 0.70% dengan persyaratan < 2%.
Pada gambar 1 diatas dan resolusi 1.960 dengan persyaratan >
menunjukkan hasil kromatogram 1.5.
Diphenhydramin HCl dan Dextromethorphan HBr mem-
Dextromethorphan HBr menggunakan punyai waktu retensi yang lebih cepat
HPLC dengan metoda yang telah dikarenakan sifatnya yang lebih mudah
tervalidasi sebelumnya dan menjadi larut dalam fasa gerak dengan komposisi
metoda pemeriksaan rutin. Dari data 5 asetonitril : TFA 0.1% (dalam air)
kali replikasi injeksi menunjukkan hasil dengan perbandingan 38 : 62, jika
memenuhi syarat yang dapat dilihat pada dibandingkan dengan Diphenhydramine
tabel dibawah ini : HCl.
Tabel 2. Hasil uji kesesuaian sistem Uji kesesuaian sistem Diphenhydramin
Dextromethorpan HBr dan HCl dan Dextromethorphan HBr
Diphenhydramin HCl dengan HPLC menggunakan UPLC dengan 3 laju
Zat alir.
Parameter Hasil Persyaratan
Aktif Pada Uji kesesuaian sistem
Waktu Diphenhydramin HCl dan
4.439 - Dextromethorphan HBr menggunakan
Dextromethophan HBr

Retensi
UPLC dengan laju alir 0.2 ml/menit, 0.3
Simpangan
ml/menit, dan 0.4 ml/menit
Baku 0.62% < 2.0%
Relatif menghasilkan kromatogram seperti
ditunjukkan gambar berikut :
Faktor
1.465 < 2.0%
Asimetri
Resolusi - > 1.5
Waktu
5.056 -
Retensi
Diphenhydramin HCl

Simpangan
Baku 0.70% < 2.0%
Gambar 3. Kromatogram pemeriksaan
Relatif kadar Diphenhydramin HCl dan
Dextromethorphan HBr menggunakan
Faktor UPLC dengan laju alir 0.2 ml/menit.
1.684 < 2.0%
Asimetri
Resolusi 1.960 > 1.5

6
0.4 -
0.2 1.775
Waktu
0.3 1.505
Retensi
0.4 1.106 -

Diphenhydramin HCl
Gambar 4. Kromatogram pemeriksaan 0.2 0.33
Simpangan <
kadar Diphenhydramin HCl dan Baku 0.3 0.83 <
Dextromethorphan HBr menggunakan Relatif 2.0%
0.4 0.58
UPLC dengan laju alir 0.3 ml/menit.
0.2 1.323
Faktor <
0.3 1.334
Asimetri < 2.0
0.4 1.374
0.2 2.239
Resolusi >
0.3 2.247
Gambar 5. Kromatogram pemeriksaan > 1.5
kadar Diphenhydramin HCl dan 0.4 2.109
Dextromethorphan HBr menggunakan
UPLC dengan laju alir 0.4 ml/menit.
Dari hasil pengujian kesesuaian
Dari ketiga kromatogram di atas sistem yang ditampilkan pada tabel 3
didapatkan hasil yang ditunjukkan pada diatas didapatkan hasil bahwa semua
tabel di bawah ini : parameter kesesuaian sistem yang
Tabel 3. Hasil uji kesesuaian sistem meliputi simpangan baku relatif, faktor
Dextromethorpan HBr dan asimetri, dan resolusi pada laju alir 0.2
Diphenhydramin HCl dengan UPLC ml/menit, 0.3 ml/menit, dan 0.4ml/menit
memenuhi standar dengan persyaratan
Laju simpangan baku relatif tidak lebih dari
Alir 2.0%, faktor asimetri tidak lebih dari 2.0,
Zat
Parameter Hasil Syarat
Aktif (ml/ dan resolusi tidak kurang dari 1.5.
menit) verifikasi dilakukan terhadap
0.2 1.523 metoda yang memiliki laju alir 0.3
Waktu - ml/menit dikarenakan pengujian pada
0.3 1.293 laju alir ini memiliki waktu retensi lebih
Retensi -
0.4 0.985 cepat dari laju alir 0.2 ml/menit dan
memiliki nilai resolusi, faktor asimetris,
Dextromethophan HBr

0.2 0.31
Simpangan < dan simpangan baku relatif yang masih
Baku 0.3 0.82 < dapat diterima jika merujuk ke
Relatif 2.0% persyaratan tempat dilakukannya
0.4 1.29
penelitian, yang dapat dilihat pada tabel
0.2 0.990
1. Sedangkan untuk hasil uji kesesuaian
Faktor <
Asimetri
0.3 0.982
< 2.0
sistem pada laju alir 0,4 ml/menit
0.4 0.966 walaupun mempunyai waktu retensi
lebih cepat mempunyai simpangan baku
0.2 - > relatif yang jauh lebih besar jika
Resolusi
0.3 - > 1.5 dibandingkan dengan laju alir 0.2
ml/menit dan 0.3 ml/menit.

7
Verifikasi metoda dengan laju alir 0.3 6 360043
ml/menit 7 356687
Verifikasi yang dilakukan 8 360203
meliputi parameter selektifitas, presisi,
dan akurasi 9 355125

Selektifitas 10 361345

Hasil yang didapatkan dari uji Rata- rata 358061


selektifitas, ditunjukan oleh nilai resolusi Std 1799.29
ditunjukkan pada tabel di bawah ini: % RSD 0.50%
Tabel 4. Hasil Uji selektifitas pada laju Tabel diatas menunjukkan hasil
alir 0.3 ml/menit dengan UPLC simpangan baku relatif puncak
Pengulangan Resolusi Syarat Dextromethorphan HBr memenuhi
1 2.259 persyaratan < 2.0% dengan nilai 0.50%.

2 2.244 Hasil uji presisi untuk


Diphenhydramine HCl ditunjukkan oleh
3 2.252 tabel dibawah ini :
> 1.5
4 2.253 Tabel 6. Data hasil uji presisi
5 2.228 Diphenhydramine HCl
Rata – rata 2.247 Pengulangan Area
1 1111554
Hasil uji selektifitas yang 2 1116221
ditunjukkan pada tabel diatas, 3 1125463
menunjukkan nilai yang memenuhi
syarat resolusi > 1.5 pada setiap 4 1120810
pengulangan 5 1132346
Presisi 6 1120733
Hasil yang didapatkan dari uji 7 1113671
presisi, untuk Dextromethorphan HBr 8 1124449
ditunjukan oleh nilai simpangan baku
relatif ditunjukkan pada tabel di bawah 9 1115830
ini: 10 1121351
Tabel 5. Data hasil uji presisi Rata- rata 1120243
Dextromethorphan HBr Std 6214.25
Pengulangan Area % RSD 0.55%
1 358678
2 358876
Tabel diatas menunjukkan hasil
3 357883 simpangan baku relatif puncak
4 358031 Dextromethorphan HBr memenuhi
persyaratan < 2.0% dengan nilai 0.50%.
5 359143

8
Akurasi memenuhi persyaratan 98.0% - 102.0%
dengan nilai 0.50%.
Hasil yang didapatkan dari uji
akurasi, untuk Dextromethorphan HBr
KESIMPULAN DAN SARAN
ditunjukan oleh nilai %Recovery (nilai
perolehan kembali) pada tabel di bawah Kesimpulan
ini: Berdasarkan hasil penelitian
Tabel 7. Data hasil uji akurasi pengembangan metode analisis
Dextromethorphan HBr dextromethorphan Hbr dan
diphenhydramin HCl dalam sediaan obat
Kadar Kadar %
No batuk cair menggunakan UPLC, dapat
Terhitung Teoritis Recovery
1 79,85 80 99,81
disimpulkan bahwa :
2 79,88 80 99,85 1. Laju alir yang optimal pada metode
3 79,86 80 99,82 analisis Dextromethorphan Hbr dan
4 99,92 100 99,92 Diphenhydramin HCl dalam sediaan
5 100,22 100 100,22 obat batuk cair menggunakan UPLC
6 100,30 100 100,30 adalah 0.30 ml/menit dengan waktu
7 119,92 120 99,94 retensi Dextromethorphan HBr
8 119,95 120 99,96 1.293 menit dan untuk
9 119,93 120 99,94
Diphenhydramine HCl 1.505 menit
Rata-rata 99,97 yang sebelumnya pada HPLC
Dextromethorphan HBr 4.439 menit
dan Diphenhydramine HCl 5.056
Tabel diatas menunjukkan hasil
menit.
%Recovery Dextromethorphan HBr
2. Setelah diverifikasi didapat hasil
memenuhi persyaratan 98.0% - 102.0%
yang memenuhi persyaratan uji
dengan nilai 99.97%%.
verifikasi yaitu dengan resolusi
Hasil uji akurasi untuk 2.247 dengan persyaratan > 1.5,
Diphenhydramine HCl ditunjukkan oleh simpangan baku relatif (RSD)
tabel dibawah ini : 0.50% untuk Dextromethorphan
Tabel 8. Data hasil uji akurasi HBr, 0.55% untuk Diphenhydramin
Diphenhydramine HCl HCl dengan persyaratan < 2.0%, dan
recovery 99,97% untuk
Kadar Kadar % Dextromethorphan HBr, 100.50%
No
Terhitung Teoritis Recovery untuk Diphenhydramin HCl dengan
1 80,40 80 100,50
persyaratan 98.0% - 102%.
2 80,40 80 100,50
3 80,41 80 100,51 Saran
4 100,54 100 100,54
Metode ini disarankan untuk
5 100,49 100 100,49
validasi lengkap agar dapat digunakan
6 100,48 100 100,48
7 120,61 120 100,51
sebagai metode untuk pemeriksaan rutin
8 120,57 120 100,48 dan dilakukan penelitian lebih lanjut
9 120,55 120 100,46 untuk pemeriksaan Dextromethorphan
Rata-rata HBr dan Diphenhydramine HCl dalam
100.50
sediaan selain cairan ataupun sediaan
cairan dengan plasebo yang berbeda.
Tabel diatas menunjukkan hasil
%Recovery Diphenhydramine HCl

9
DAFTAR PUSTAKA Tan, H. T., dan Kirana, R. (1978). Obat-
obat penting. Jakarta: Elex
Ahuja S , and Rasmussen H. 2007.
Media Komputindo
HPLC Method Development
Kelompok Gramedia. Hal.
for Pharmaceuticals. 1st ed.
619-623
USA : Elsevier Academic
Press. Tisnadjaja, Djadjat, Dkk. 2005.
Pengkajian Kandungan
Asmoro W. 2008. Ketrampilan Dasar
Fitosterol pada Tanaman
Anastesiologi I Farmakologi
Kedawung (Parkia roxburgii
Terapan. Modul 1-E. Solo:
G. Don.).Bogor : Lembaga
Bagian Anastesiologi Dan
Ilmu Pengetahuan Indonesia
Reaminasi RSUD
Dr.Moewardi Fakultas Tjay,T.H dan Kirana Rahardja . 2010.
Kedokteran Universitas Obat-Obat Penting. Edisi
Sebelas Maret Surakrta. pp Ketujuh. Cetakan Pertama.
81-110. PT. Elex Media
Azhar. 2010. Penerapan Metoda Komputindo. Jakarta.
Kromatografi Cair Kinerja Underwood,A.L. 1990.Analisa Kimia
Tinggi Pada Penetapan Kuantitatif.Edisi keempat.
Kadar Kloramfenikol dalam Jakarta: Erlangga
Sediaan Kapsul. Medan:
Universitas Sumatera Utara. Wood, R., L. Foster, A. Damant dan P.
Key. 2004. Analytical
Danusantoso,H. 2001. Batuk. Penerbit Methods for Food Additives.
Universitas Trisakti. Jakarta Woodhead Publishing Ltd.,
Ditjen POM. (1995). Farmakope England.
Indonesia Edisi IV. Jakarta:
Departemen Kesehatan Yahya,M dan Rizali.H.Nasution. 1993.
Republik Indonesia. Hal. Pengantar Farmakologi.
298. Cetakan Kedua. Pustaka
Widyasarana. Medan.
Douglas Skoog, F. James Holler,
Timothy Nieman. 1998.
Principles of Instrumental
Analysis, 5th Edition.
Philadelphia : Saunders
College Publishing
Halim, D. (1996). Batuk. Jakarta:
Universitas Trisakti. Hal. 10.
http://www.diskes.jabarprov.go.id/Infor
masiObat. Diakses tanggal
11 mei 2011
Johnson,E.L. 1991. Dasar Kromatografi
Cair. Penerbit ITB. Bandung
Swartz, Michael. 2007. HPLC to UPLC
Method Migration. Waters

10

Anda mungkin juga menyukai