SWOT
Oleh :
Daniel Prayogo
20170103017
JAKARTA
2018
1
BAB I
LINGKUNGAN INTERNAL
Rumah Sakit Awal Bros Tangerang pada awal pendiriannya pada tanggal 24 Agustus 2006
bernama Rumah Sakit Global Medika , namun pada tanggal 22 Oktober 2010, berdasarkan
Keputusan Walikota Tangerang Nomor : 445/Kep-506/BPPT/RSU.01.2010 tentang Perubahan Nama
Rumah Sakit dari Rumah Sakit Global Medika menjadi Rumah Sakit Awal Bros Tangerang. Rumah
Sakit Awal Bros Tangerang berlokasi di tepi jalan besar Tangerang-Merak tepatnya di jalan MH
Thamrin No.3 Cikokol Tangerang. Rumah Sakit Awal Bros Tangerang adalah salah satu rumah sakit
dari grup Rumah Sakit Awal Bros. Rumah sakit ini merupakan rumah sakit umum swasta tipe B yang
sudah mendapatkan akreditasi baik dari KARS dan JCI.
RS ini terdiri dari 1 bangunan yang berdiri di area seluar 13.350 m2 dengan luas bangunan 10.000
m2. Saat ini terdapat 29 poli rawat jalan, 226 tempat tidur, ICU/ICCU/PERINA/NICU/PICU, cathlab, 3
kamar operasi, 20 mesin hemodialisa, unit rehabilitasi medik, woman and child centre, heart centre
, trauma centre dan fasilitas 24 jam yaitu instalasi gawat darurat, farmasi, radiologi, dan
laboratorium.
2
A. Budaya Organisasi
Dalam upaya untuk mencapai pelayanan yang bermutu, rumah sakit Awal Bros
Tangerang menerapkan program peningkatan mutu yang berkesinambungan (continuous
improvement) melalui upaya-upaya yang konkrit dan kerjasama antar sektor sehingga
mampu untuk memberikan mutu pelayanan yang sesuai dengan ketentuan dasar dan dapat
dipertanggungjawabkan. Program tersebut diharapkan mampu untuk memenuhi kebutuhan
masyarakat akan pelayanan kesehatan yang berkualitas dan secara bertahap terus
ditingkatkan agar menjadi efektif dan efisien. Program Peningkatan Mutu dan Keselamatan
Pasien merupakan program yang berlaku di seluruh lingkungan Rumah Sakit Awal Bros
Tangerang. Pimpinan Rumah sakit Awal Bros Tangerang bekerja sama untuk melaksanakan
Program Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien. Pimpinan rumah sakit bertanggung
jawab menjamin komitmen, pendekatan kearah peningkatan mutu dan keselamatan pasien,
program manajemen serta adanya kealpaan (oversight). Pimpinan rumah sakit
menghadirkan rencana peningkatan mutu dan keselamatan pasien melalui visi dan
dukungannya yang akan berwujud menjadi budaya organisasi rumah sakit. Pimpinan
bertanggung jawab penuh terhadap peningkatan mutu dan keselamatan pasien. Jadi,
pimpinan menyetujui rencana peningkatan mutu dan keselamatan pasien dan secara reguler
menerima laporan tentang pelaksanaan program perbaikan mutu dan keselamatan pasien.
Selanjutnya dilaporkan ke badan tata kelola. Badan tata kelola berpartisipasi dalam hal
perencanaan dan evaluasi keberhasilan program peningkatan mutu dan keselamatan pasien.
3
Terdapat evaluasi penilaian kinerja sesuai uraian tugas dan kompetensi (evaluation
based on competency) setiap tahun, bisa terkait dengan keselamatan pasien, berupa
pengukuran baik indikator klinis mau pun manajerial yang dimonitoring, evaluasi,
dipresentasikan dalam Rapat Koordinasi, dibuat analisisnya setiap tiga bulan, dilaporkan ke
Direktur dan Badan Tata Kelola. Sehingga ditetapkan indikator prioritas yang menjadi
masalah global RS, terutama yang terkait keselamatan pasien dipilih setiap tahun, untuk
dilakukan benchmark dengan grup RS Awal Bros setiap bulan. Pemilihan indikator sesuai
standar akreditasi RS berdasarkan : masalah utama unit yang high cost, high volume, high
risk, sesuai Standar KP dari Kepmenkes No. 1691 Tahun 2011, terkait keamanan dan risiko,
strategi inisiatif atau sesuai sasaran keselamatan pasien internasional.
Terdapat program manajemen risiko, dimana Risk register sudah dibuat oleh
unit/departemen setiap tahun, untuk menilai risiko pelayanan yang ada di unit/departemen,
dan dibuat upaya-upaya perbaikan sistem untuk mengurangi risiko yang berimbas pada
mutu dan keselamatan pasien, dalam bentuk : Failure Mode Effect Analysis (FMEA), Hazard
Vulnerability Analysis (HVA) dan Infection Control Risk Analysis (ICRA). Didalam standar Tata
kelola, Kepemimpinan, dan Pengaturan/ Governance, Leadership, and Direction, Pimpinan
RS ikut terlibat dalam menjaga mutu dan keselamatan pasien di berbagai bidang. Bukti
keterlibatan dari Pimpinan RS dalam validasi implementasi standar-standar yang sudah
dibuat, salah satunya dilakukan dengan program Leader Lead Tracer. Badan Tata Kelola juga
selalu memantau program mutu dan keselamatan RS melalui laporan-laporan bulanan dari
masing-masing RS dalam grup, dan secara berkala meninjau langsung ke RS-RS tersebut
(Good Corporate Governance dan Good Clinical Governance ).
B. Visi, Misi, Motto, dan Kebijakan Mutu Rumah Sakit Awal Bros Tangerang
Visi Rumah Sakit Awal Bros Tangerang adalah Menjadi Jejaring Rumah Sakit Terkemuka
dengan standar internasional.
Misi Rumah Sakit Awal Bros Tangerang adalah Memberikan Pelayanan Kesehatan secara
Profesional dengan kepedulian yang tinggi.
Motto Rumah Sakit Awal Bros Tangerang adalah profesional dan peduli.
Kebijakan Mutu Rumah Sakit Awal Bros Tangerang adalah: Memberikan pelayanan kesehatan
secara cepat, tepat, ramah dan terpadu sesuai dengan standar profesi dengan upaya
4
perbaikan secara terus menerus sehingga menghasilkan pelanggan yang puas dan loyal.
Tujuan RS Awal Bros Tangerang adalah :
Meningkatkan sumber daya manusia yang profesional dan memadai melalui berbagai
pendidikan dan pelatihan.
Meningkatkan mutu dan cakupan efisiensi pelayanan kesehatan.
Mewujudkan kesehatan paripurna sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
Meningkatkan kemandirian pembiayaan rumah sakit.
Menciptakan Tim Kerja yang berkualitas dan dapat menimbulkan pengembangan diri
anggotanya.
Insiatif, Inovasi, dan Kreatifitas Anggotanya.
Mengutamakan Manajemen Mutu Terpadu
Manajemen Pembiayaan Terpadu
Mencapai angka bebas kecelakaan, sehingga unggul dalam Keselamatan, Kesehatan dan
Lingkungan Kerja.
Bangga sebagai Karyawan Rumah Sakit yang peduli terhadap Kesehatan.
NILAI-NILAI INTI
P - Profesional
R - Rapi
I - Ibadah
M - Mendengarkan
A - Asertif
5
C. Manajemen
STRUKTUR ORGANISASI
Rumah Sakit dalam pelaksanaan operasional sehari-hari dipimpin oleh seorang Direktur dengan
dibantu para manajer dan koordinator dengan struktur organisasi terlampir.
Rumah sakit memiliki karyawan sejumlah 693 orang yang terdiri dari tenaga medis, tenaga
paramedis keperawatan, tenaga paramedis non keperawatan (radiographer, apoteker,
fisioterapis), dan tenaga non kesehatan. Selama 1 tahun pertama, karyawan berstatus tenaga
kontrak yang selanjutnya dapat diangkat sebagai tenaga tetap dengan penilaian oleh
manajemen rumah sakit.
I. MANAGEMENT
1 Manajemen 15
II. TENAGA MEDIS
2 Dokter Umum (Full Time) 20
Dokter Spesialis 77
3 Dokter Gigi (Full Time) 6
Total Medis 103
III . TENAGA KEPERAWATAN
4 Koordinator Kpwt 12
CRITICAL CARE
5 UGD 21
6 OK 33
7 ICU/ICCU/PICU 16
8 ODC 3
9 NICU/Perina/Infant 18
RAWAT JALAN
10 Poliklinik 33
11 Poli Bedah / Poli khusus 12
12 MCU (perawat) 2
13 Hemodialisa/ANGIO 17
14 Endoscopy 2
RAWAT INAP
15 Topaz 33
6
16 Ruby 12
17 Saphire 16
18 Emerald 20
Total Paramedis Keperawatan 250
IV. TENAGA KEFARMASIAN
19 Apoteker 8
20 Asisten Apoteker 73
Total Tenaga Kefarmasian 81
V. TENAGA GIZI
20 Nutrisioni & Dietisien 4
KEUANGAN
Pendapatan rumah sakit diharapkan terus meningkat sehingga dapat digunakan untuk
menutup biaya-biaya operasional dan pengembalian modal investasi. Untuk mencapai tujuan
diatas, maka perlu dihitung dan ditetapkan rencana keuangan rumah sakit untuk 5 tahun
mendatang. Pencapaian finansial RS selama 5 tahun yang lalu adalah sebagai berikut (% dari
budget) :
8
Tabel 11. Pencapaian Finansial RS AwalBros Tangerang tahun 2012 – 2016 (% dari budget)
Tahun Rawat Jalan Rawat Inap
2012 71,12% 80,34%
2013 74,34% 82,84 %
2014 88,44% 110,38%
2015 96,45% 105,20%
2016 84,69% 88,14 %
MARKETING
Costumer Care / Costumer Service
Marketing Perusahaan
Penerimaan Pasien Baru
Kebijakan Edukasi
Menerima Telepon
Pembuatan Sarana Promosi
Pembuatan Seminar Umum
Penanganan Keluhan Pelanggan
Penawaran Pemeriksaan Medical Check Up
Penyelengaraan Pameran Kesehatan
Pengiriman Rujukan
Seminar
9
D. Ruang Lingkup Pelayanan
11
5. Layanan Penunjang Non Medik
Pelayanan ini berfungsi menunjang kegiatan layanan medik yang dapat dikatakan tidak
berhubungan langsung dengan pelanggan, tapi sifat layanannya dapat dirasakan oleh
pelanggan antara lain :
a. Pengelolaan Instalasi Pemeliharaan Sarana Rumah Sakit (IPSRS)
b. Pengelolaan dapur
c. Pengelolaan linen
d. Pengelolaan sampah medis, non medis, dan B3
e. Pengelolaan dan pemeliharaan ambulance
f. Central sterilization and supply department (CSSD)
12
BAB II
LINGKUNGAN EKSTERNAL
A. LINGKUNGAN MAKRO
1. Demograf
No. Indikator
No. Indikator
1 Non-insulin-dependent diabetes mellitus
2 TB
3 Dispepsia
4 Essential (primary) hypertension
5 Pharingitis akut
6 Demam
7 Diare
8 LBP
9 Atherosclerotic heart disease
10 Acute nasopharyngitis [common cold]
13
Kunjungan Rawat Jalan Tahun 2015
Poli Spesialis Jumlah
Paru 1.003
14
Secara demografis, jumlah penduduk kota Tangerang seperti pada tabel berikut :
Tabel 3. Data Penduduk Kota Tangerang Menurut Kelompok Umur Dan Jenis Kelamin Tahun
2015
Kelompok balita dan anak (0 – 14 tahun) adalah 30,8% sedangkan kelompok usia subur (20 –
44 tahun) sebesar 43,6% dan kelompok usia lanjut (> 65 tahun) adalah 2,7% dari populasi
keseluruhan. Hal ini menunjukkan kelompok usia pendukung yang cukup kuat, tapi juga
menunjukkan kelompok usia yang menentukan tingkat kebutuhan akan layanan kesehatan.
Secara keseluruhan juga terlihat bahwa jumlah laki-laki dan perempuan cukup berimbang
(ratio laki-laki : perempuan 103%).
15
Morbiditas
Tabel 5. 10 Penyakit Terbanyak di RS Tangerang tahun 2015
1 DHF
2 Gastroenteritis
3 Talasemia
4 BBLR
5 TB Paru
6 Cedera kepala sedang
7 CHF
8 Pneumonia
9 Ca mammae
10 Pre eklampsia berat
2. Ekonomi
Tabel 4. Pekerjaan Penduduk Usia Diatas 15 Tahun Dikota Tangerang Tahun 2015
Bila dianalisis bersama populasi yang bekerja di kota Tangerang maka terlihat peluang yang
cukup besar untuk bekerja sama dengan perusahaan/industri dalam memberikan layanan
untuk karyawannya, baik layanan kesehatan maupun kecelakaan kerja.
16
3. Peraturan dan Kebijakan
Untuk menjamin konsistensi pelayanan kesehatan, perlu ada sistem pengendalian dokumen
yang digunakan untuk menjamin bahwa semua kebijakan dan prosedur kerja selalu adalah
yang terbaru dan tidak terjadi duplikasi atau ketidak jelasan. Untuk memastikan bahwa
proses bisnis intern dirancang dengan baik, maka perlu diterapkan standar-standar pelayann
pasien berdasarkan standar akreditasi nasional RS dan akreditasi JCI.
B. LINGKUNGAN MIKRO
1. Pesaing
Sumber : Hasil Olah Data Profil Kesehatan Kota Tangerang, Kabupaten Tangerang, dan
Tangerang Selatan tahun 2015
2. Pemasok
Rumah sakit menerapkan manajemen rantai pasokan untuk obat, makanan, dan
sumber daya manusia. Obat dan alat kesehatan merupakan bahan esensial bagi pasien
yang harus senantiasa tersedia di rumah sakit, terjamin persediaannya dalam jenis,
jumlah dan waktu yang sesuai kebutuhan. Untuk mempertahankan mutu obat sesuai
yang diharapkan saat diproduksi maka setiap organisasi yang terlibat dalam rantai
distribusi obat harus senantiasa memenuhi ketentuan dan regulasi yang berlaku
meliputi Cara Produksi Obat Baik (Good Manufacturing Practice), Cara Distribusi Obat
Yang Baik (Good Distribution Practice) dan Cara Penyimpanan Obat Yang Baik (Good
Storage Practice).
17
Proses distribusi obat merupakan bagian yang penting dalam pengelolaan obat
dimana dalam proses distribusi ini obat dapat menurun kualitasnya karena tercampur
dengan produk lain, tercampur dengan obat yang sudah kadaluarsa, kontaminasi
dengan bahan berbahaya ataupun tercemar dengan mikroorganisme
berbahaya.Pemalsuan obat merupakan ancaman bagi keamanan dan kesehatan
masyarakat, maka sangatlah penting untuk melindungi rantai distribusi obat di
Indonesia terhadap masuknya produk obat palsu atau obat yang tidak memenuhi syarat
seperti telah dilaporkan banyak terjadi di negara berkembang seperti di Indonesia
melalui impor ilegal, pencurian dan pemalsuan. Dalam rangka melindungi pasien dari
peredaran obat yang tidak memenuhi persyaratan mutu atau tidak aman bagi pasien
yang diakibatkan karena distribusi dan penjualan yang terlarang, maka staf dan
manajemen rumah sakit perlu dibekali dengan pemahaman mengenai seluruh
ketentuan yang wajib dilakukan dalam proses distribusi obat agar selanjutnya mampu
bertindak dalam memberantas peredaran obat palsu.
b) Kerja sama dengan Pihak ke III meliputi bidang Pelayanan Jasa : Perparkiran,
Kebersihan (Cleaning Service), Pembuangan Limbah Padat & Cair, Laundry, Kantin
(umum & karyawan).
c) Kerja sama dengan Pihak ke III melibatkan Direktur, Manajer dan Koordinator yang
terkait dengan peran dan fungsinya.
d) Pihak ke III yang bekerja sama dengan Rumah Sakit Awal Bros Tangerang adalah
lembaga resmi baik Lembaga Pemerintah maupun Swasta yang dibuktikan dengan
Surat Ijin Usaha dari instansi yang berwenang.
e) Masa berlaku kerja sama dengan pihak ke III minimal 6 bulan, maksimal 2 tahun,
dan dapat diperpanjang sesuai hasil evaluasi dan kebutuhan pelayanan.
f) Evaluasi dilakukan minimal 6 bulan sekali dengan melibatkan unit terkait pengguna
jasa dan masukan antara lain dari pelanggan (survey pelanggan).
g) Kerja sama dengan Pihak ke III dilaksanakan setelah Penandatanganan
18
Memorandum of Understanding (MoU) berdasarkan kriteria dan jangka waktu yang
telah disepakati kedua belah pihak serta sudah dilakukan evaluasi berkala sesuai
ketentuan yang telah ditetapkan.
h) Kriteria, masa berlaku dan evaluasi berkala yang telah disepakati dicantumkan
dalam MoU.
b) Pimpinan departemen dan unit layanan di rumah sakit menetapkan persyaratan pendidikan,
keterampilan, pengetahuan, dan persyaratan lainnya bagi semua anggota staf.
b. Populasi pasien yang dilayani oleh rumah sakit dan kompleksitas serta
kepelikan kebutuhan mereka
d) Pimpinan departemen/ kepala unit layanan rumah sakit berkolaborasi menyusun suatu
rencana tertulis untuk pola ketenagaan rumah sakit meliputi jumlah, jenis dan kualifikasi staf
yang diinginkan dengan mematuhi peraturan dan perundang-undangan yang berlaku,
termasuk alih fungsi staf dari suatu departemen atau unit layanan ke departemen atau
bagian lain dalam menanggapi perubahan kebutuhan pasien atau kekurangan staf. Rencana
Pola ketenagaan tersebut ditinjau secara berkelanjutan dan diperbarui sesuai kebutuhan dan
dikoordinasikan melalui proses yang melibatkan pimpinan departemen/unit layanan.
e) Rumah sakit Awal Bros mematuhi peraturan dan perundang-undangan yang mengatur
tingkat pendidikan, keterampilan atau persyaratan lainnya yang dibutuhkan tiap anggota staf
atau yang mengatur jumlah staff rumah sakit.
f) Sesuai dengan Peraturan Perundang – Undangan tentang Tenaga Kesehatan, tenaga kerja
yang ada di RS Awal Bros Tangerang terdiri dari :
19
- Tenaga Medis (Dokter, Dokter Gigi, Dokter Spesialis, Dan Dokter Gigi Spesialis)
- Tenaga psikologis klinis
- Tenaga Keperawatan
- Tenaga Kebidanan
- Tenaga Kefarmasian ( Apoteker, Tenaga Teknis Kefarmasian)
- Tenaga Kesehatan Lingkungan (Sanitasi Lingkungan)
- Tenaga Kesehatan Gizi (Nutrisionis dan Dietision)
- Tenaga Keterapian Fisik (Fisioterapi, Okupasi Terapi, Terapi Wicara, Terapi Perilaku)
g) Setiap karyawan yang bekerja harus memiliki uraian tugas yang jelas, termasuk karyawan
yang memegang lebih dari satu jabatan atau memegang peranan klinis dan manajerial
sekaligus, dengan tanggung jawab manajerial. Uraian tugas dibuat oleh atasannya dan
disetujui oleh manager yang terkait, dan dievaluasi minimal 1 tahun sekali.
h) Pimpinan departemen dan unit layanan rumah sakit menyusun dan menerapkan proses-
proses untuk merekrut, mengevaluasi dan pengangkatan staffdengan proses yang seragam di
seluruh rumah sakit untuk jenis staff yang serupa.
i) Pimpinan departemen dan unit layanan berpartisipasi dan merekomendasikan jumlah dan
kualifikasi staf serta jabatan-jabatan pendukung non-klinis yang dibutuhkan untuk
menyediakan pelayanan klinis bagi pasien,dan untuk dapat memenuhi tanggung jawab
pendidikan.
j) Pada proses rekruitment, dilakukan penilaian awal dalam hal keterampilan, pengetahuan
dan pengalaman bekerja yang akan dibuat dalam penilaian kriteria kualifikasi karyawan.
Proses penilaian tersebut akan diatur dalam prosedur tersendiri.
k) Rumah sakit menggunakan proses yang sudah ditetapkan untuk memastikan bahwa
pengetahuan dan keterampilan staf klinis dan non klinis sesuai dengan kebutuhan pasien
dengan cara mencocokkan persyaratan posisi tersebut dengan kualifikasi calon anggota staf.
20
l) Kualifikasi umum staf struktural yang ditetapkan dalam proses rekruitmen staf adalah :
m) Kualifikasi umum staf fungsional yang ditetapkan dalam proses rekruitmen staf adalah :
Jenis
SDM / Kualifkasi
jenjang
Elektromedis
Fisikawan Medis
Refraksionis
Tiap anggota staf dalam rumah sakit memiliki arsip yang berisi informasi mengenai
kualifikasi, hasil evaluasi dan riwayat kerja staf tersebut, termasuk juga kinerja dan
kompetensi mereka. Arsip tersebut distandarisasi dan terus diperbaharui sesuai
23
dengan kebijakan rumah sakit
3. Pelanggan
24
BAB III
ANALISIS SITUASI DENGAN SWOT
akunting, sumber daya, sistem operasional, pemasaran dan sistem informasi. Dalam hal ini
analisis mencakup situasi lingkungan internal dan eksternal. Analisis internal dilakukan secara
mendalam dengan melibatkan pihak-pihak terkait dalam jajaran manajemen rumah sakit.
Sedangkan analisis eksternal mengacu pada data lingkungan eksternal dari Biro Pusat Statistik
dan nara sumber lainnya baik mengenai demograf, data social ekonomi,kultur budaya
masyarakat, pemerintahan dan dana kompetitor. Data diatas kami kaji guna memperoleh
gambaran tentang kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman (analisa SWOT). Dengan
demikian diharapkan diperoleh informasi yang cukup guna menentukan strategi yang tepat bagi
pengembangan rumah sakit dimasa datang.
Definisi operasional dari kekuatan, kelemahan, peluang dan acaman adalah :
Analisis lingkungan internal dilakukan dengan mengkaji kekuatan dan kelemahan yang dimiliki
rumah sakit dengan pendekatan Balance Scorecard yang mencakup aspek-aspek pertumbuhan,
pemberdayaan sumber daya manusia, proses internal, pelanggan dan aspek keuangan.
Berdasarkan data yang diperoleh dari rumah sakit di BAB I mengenai PROFIL RUMAH SAKIT
Analisa internal yang bisa saya sampaikan dengan teknik environmental scanning yaitu dari
sudut pandang struktur, budaya dan sumber daya adalah sebagai berikut :
25
KEKUATAN KELEMAHAN
X OBJEK YANG DI ANALISA (Strengths) (Weaknesess)
Struktur
26
13 Jaminan kesehatan karyawan X
hanya BPJS
14 Corporasi terlibat dalam rapat X
evaluasi mingguan
15 Cukup signifikantnya angka turn X
over karyawan terutama perawat
16 Komitmen pimpinan dalam X
penerapan mutu dan keselamatan
pasien, budaya keselamatan
pasien cukup kuat
17 IT RS belum maksimal dalam X
penyelenggaraan EME
18 Leader masih muda dengan X
kompetensi belum memadai
Berdasarkan data tersebut diatas dan pendekatan environmental scanning melihat dari external
task environment dan social environment :
PELUANG ANCAMAN
No OBJEK YANG DI ANALISA (Opportunity) (Threat)
Social Environment
1 Di lingkungan sekitar RS banyak terdapat X
perumahan menengah ke atas
2 Di lingkungan sekitar RS banyak terdapat X
pabrik/industry
3 Pangsa pasar terdekat sebagian besar usia X
produktif dan potensial
4 Posisi rumah sakit berdekatan dengan X
kabupaten Tangerang dan Tangerang Selatan
5 Sepanjang jalan utama banyak terdapat RS X
(kabupaten dan Tangerang selatan) dengan
bangunan fisik dan fasilitas yang cukup
lengkap
Task Environment X
6 Hambatan recruitment dokter sub spesialis
terkait dengan menjamurnya rumah sakit di
sepanjang jalan tangerang
7 Masyarakat yang permisif dan karakter X
27
menuntut
8 RS asing yang memiliki citra brand image baik X
di kalangan menengah keatas sedangkan kita
RS provider BPJS
9 Sistem rujukan berjenjang sudah berjalan baik X
10 LSM, Wartawan yang selalu berkomentar X
negative tanpa memandang persoalan dengan
jernih
29
Penentuan Bobot Eksternal (0-T)
No Aspek Penilaian Orang ke Total Bobot
1 2 3 4 5 6
1 Di lingkungan sekitar RS 4 3 4 4 3 3 21 0.11
banyak terdapat perumahan
menengah ke atas
2 Di lingkungan sekitar RS 3 4 4 3 3 3 20 0.10
banyak terdapat
pabrik/industry
3 Pangsa pasar terdekat 4 4 4 4 4 4 24 0.12
sebagian besar usia produktif
dan potensial
4 Posisi rumah sakit berdekatan 4 4 4 3 3 3 21 0.11
dengan kabupaten Tangerang
dan Tangerang Selatan
5 Sepanjang jalan utama banyak 3 3 4 4 4 4 22 0.115
terdapat RS (kabupaten dan
Tangerang selatan) dengan
bangunan fisik dan fasilitas
yang cukup lengkap
Hambatan recruitment dokter 4 4 3 3 4 4 22 0.115
6 sub spesialis terkait dengan
menjamurnya rumah sakit di
sepanjang jalan tangerang
7 Masyarakat yang permisif dan 3 3 3 2 2 3 16 0.08
karakter menuntut
8 RS asing yang memiliki citra 3 3 3 3 3 3 18 0.09
brand image baik di kalangan
menengah keatas sedangkan
kita RS provider BPJS
9 Sistem rujukan berjenjang 3 4 3 3 3 3 19 0.1
sudah berjalan baik
10 LSM, Wartawan yang selalu 2 2 2 2 2 2 12 0.06
berkomentar negative tanpa
memandang persoalan dengan
jernih
195 1
30
Penentuan Rating Internal (S-W)
No Aspek Penilaian Orang ke Total Rating
1 2 3 4 5 6
1 Lokasi rumah sakit yang 4 3 4 4 3 3 21 3.5
strategis, dekat dengan pintu
tol dan pada jalan utama
masuk kota Tangerang
2 Akses dan sarana transportasi 3 4 4 3 3 3 20 3.3
mudah dan banyak
transportasi umum menuju
rumah sakit
3 Kualitas pelayanan yang 4 4 4 4 4 4 24 4
bersaing dengan RS sekitar
dengan sertifikasi Paripurna
KARS dan JCI Accredited
4 Pelayanan administrasi, 4 4 4 3 3 3 21 3.5
keuangan, pelayanan medis
dan penunjang didukung
dengan Sistem Informasi
Rumah Sakit yang terpadu
5 RS memiliki jejaring kerjasama 3 3 4 4 4 4 22 3.7
dengan dokter/bidan/klinik
praktek swasta pada radius 10
Km dan Rumah sakit tipe C
diseluruh kota Tangerang
bahkan ke cilegon dan
lampung
4 4 3 3 4 4 22 3.7
6 Pelayanan RS didukung oleh
Tenaga Dokter Spesialis yg
berkomitmen terhadap mutu
dan keselamatan pasien
7 Lahan parkir terbatas yang -3 -3 -3 -2 -2 -3 -16 -2.7
dapat mengurangi
kenyamanan pelayanan
8 Gedung RS luas, tertata dan 3 3 3 3 3 3 18 3
bersih
9 RS memiliki peralatan yang 3 4 3 3 3 3 19 3.2
cukup lengkap dengan
teknologi terkini
10 Masih ada peralatan medis -2 -2 -2 -2 -2 -2 -12 -2
yang belum lengkap sehingga
pelayanan belum optimal
seperti MRI masih 0,3 Tesla
11 Citra sebagai RS Provider BPJS -3 -2 -3 -2 -2 -2 -14 -2.3
31
Staf cukup memadai dan 3 3 3 3 4 4 20 3.3
12 didukung dengan komite yang
sudah sistematis
13 Jaminan kesehatan karyawan -2 -3 -2 -2 -2 -2 -13 -2.2
hanya BPJS
14 Corporasi terlibat dalam rapat 3 4 3 3 4 3 20 3.3
evaluasi mingguan
15 Cukup signifikantnya angka -2 -2 -2 -1 -2 -2 -11 -1.8
turn over karyawan terutama
perawat
16 Komitmen pimpinan dalam 3 4 4 4 3 3 21 3.5
penerapan mutu dan
keselamatan pasien, budaya
keselamatan pasien cukup
kuat
17 IT RS belum maksimal dalam -2 -2 -1 -1 -2 -2 -10 -1.7
penyelenggaraan EMR
18 Leader masih muda dengan -2 -2 -1 -2 -2 -2 -11 -1.8
kompetensi belum memadai
32
Penentuan Rating Eksternal (0-T)
No Aspek Penilaian Orang ke Total Rating
1 2 3 4 5 6
1 Di lingkungan sekitar RS 4 3 4 4 3 3 21 3.5
banyak terdapat perumahan
menengah ke atas
2 Di lingkungan sekitar RS 3 4 4 3 3 3 20 3.3
banyak terdapat
pabrik/industry
3 Pangsa pasar terdekat 4 4 4 4 4 4 24 4
sebagian besar usia produktif
dan potensial
4 Posisi rumah sakit berdekatan 4 4 4 3 3 3 21 3.5
dengan kabupaten Tangerang
dan Tangerang Selatan
5 Sepanjang jalan utama banyak -3 -3 -4 -4 -4 -4 -22 -3.7
terdapat RS (kabupaten dan
Tangerang selatan) dengan
bangunan fisik dan fasilitas
yang cukup lengkap
Hambatan recruitment dokter -4 -4 -3 -3 -4 -4 -22 -3.7
6 sub spesialis terkait dengan
menjamurnya rumah sakit di
sepanjang jalan tangerang
7 Masyarakat yang permisif dan -3 -3 -3 -2 -2 -3 -16 -2.7
karakter menuntut
8 RS asing yang memiliki citra -3 -3 -3 -3 -3 -3 -18 -3
brand image baik di kalangan
menengah keatas sedangkan
kita RS provider BPJS
9 Sistem rujukan berjenjang 3 4 3 3 3 3 19 3.2
sudah berjalan baik
10 LSM, Wartawan yang selalu -2 -2 -2 -2 -2 -2 -12 -2
berkomentar negative tanpa
memandang persoalan dengan
jernih
33
Keterangan:
Kekuatan: 1: Sedikit Kuat 2: Agak Kuat 3: Kuat 4: Sangat Kuat
Peluang: 1: Sedikit Berpeluang 2: Agak Berpeluang 3: Berpeluang 4: Sangat Berpeluang
Kelemahan: - 1: Sedikit Lemah -2: Agak Lemah -3: Lemah -4: Sangat Lemah
Ancaman: - -1: Sedikit Terancam -2: Agak Terancam -3: Terancam -4: Sangat Terancam
Internal Factors Analysis Summary (IFAS)
STRENGTH
1 Lokasi rumah sakit yang strategis, dekat dengan 0.07 3.5 0.2145
pintu tol dan pada jalan utama masuk kota
Tangerang
2 Akses dan sarana transportasi mudah dan 0.065 3.3 0.32
banyak transportasi umum menuju rumah sakit
3 Kualitas pelayanan yang bersaing dengan RS 0.08 4 0.245
sekitar dengan sertifikasi Paripurna KARS dan
JCI Accredited
4 Pelayanan administrasi, keuangan, pelayanan 0.07 3.5 0.2775
medis dan penunjang didukung dengan Sistem
Informasi Rumah Sakit yang terpadu
WEAKNESS
1 Masih ada peralatan medis yang belum lengkap 0.04 -2 -0.08
sehingga pelayanan belum optimal seperti MRI
masih 0,3 Tesla
35
External Factors Analysis Summary (EFAS)
BOBOT
NO FACTOR BOBOT RATING X
RATING
OPPORTUNITY
36
ANALISIS FAKTOR EKSTERNAL dan INTERNAL
Pada tahap ini dilakukan analisis gabungan faktor eksternal dan internal dengan
menggunakan matriks TOWS dan matriks IE, kemudian dilakukan matching untuk menentukan
posisi RS saat ini.
MATRIKS TOWS
Kekuatan (Strengths) Kelemahan (Weakness)
IFE 1. Lokasi rumah sakit yang 1. Masih ada peralatan medis
strategis yang belum lengkap
2. Akses dan sarana sehingga pelayanan belum
transportasi mudah optimal seperti MRI masih
3. Kualitas pelayanan yang 0,3 Tesla
EFE bersaing dengan RS sekitar 2. Citra sebagai RS Provider
4. RS memiliki jejaring BPJS
kerjasama dengan 3. Cukup signifikantnya angka
dokter/bidan/klinik praktek turn over karyawan
swasta terutama perawat
5. Pelayanan RS didukung oleh 4. IT RS belum maksimal dalam
Tenaga Dokter Spesialis yg penyelenggaraan EMR
berkomitmen terhadap 5. Leader masih muda dengan
mutu dan keselamatan kompetensi belum memadai
pasien 6. Jaminan kesehatan karyawan
6. Gedung RS luas, tertata dan hanya BPJS
bersih
7. RS memiliki peralatan yang
cukup lengkap dengan
teknologi terkini
8. Staf cukup memadai dan
didukung dengan komite
yang sudah sistematis
9. Komitmen pimpinan dalam
penerapan mutu dan
37
keselamatan pasien
38
mutasi di TNI
2. Hambatan recruitment
dokter sub spesialis terkait
dengan menjamurnya
rumah sakit di sepanjang
jalan tangerang
Berdasarkan hasil identifkasi faktor eksternal dan faktor internal melalui matriks EFE dan
matriks IFE, diperoleh hasil sebagai berikut :
1. Faktor Peluang, dengan nilai : 1,89
2. Faktor Ancaman, dengan nilai : -1,4
3. Faktor Kekuatan, dengan nilai : 2,59
4. Faktor Kelemahan, dengan nilai : -0,52
Sehingga disimpulkan bahwa nilai peluang lebih besar dari nilai ancaman dan nilai kekuatan lebih
besar dari nilai kelemahan maka dengan matriks TOWS di dapat hasil pada kuadrat 2 yaitu : future
quadrant atau masa depan.
39
Selanjutnya melakukan matching dengan menggunakan matriks IE yaitu dengan cara memasukan
total nilai EFAS : 3,39 dan nilai IFAS : 3,01 maka posisi RS berada pada sel V, yang biasa disebut
sebagai Grow and Build. Strategi yang dianjurkan adalah : strategi intensif yaitu penetrasi pasar,
pengembangan pasar dan pengembangan produk.
Gambar 6.2
MATRIKS INTERNAL EKSTERNAL ( I E )
VIII
1,0
Pada tahapan ini, dilakukan pemilihan alternatif strategi dengan cara matching antara Matriks
TOWS dengan Matriks IE, dengan memperhatikan total nilai EFAS dan IFAS.
1. Dari matriks EFE diperoleh nilai faktor peluang (1,89) lebih besar dari nilai ancaman (1,4). Dari
nilai IFE diperoleh nilai faktor kekuatan (2,59) lebih besar dari nilai kelemahan (0,52), sehingga
dengan Matriks TOWS posisi RS berada pada kuadran 2 yaitu kuadran masa depan (future
quadran). Dengan posisi tersebut, alternatif strategi yang ditawarkan adalah : diversifikasi
terkait, integrasi vertikal, pengembangan pasar, pengembangan produk dan penetrasi pasar.
2. Pada analisa menggunakan Matriks Internal Eksternal (IE) dengan nilai EFAS (3,39) dan nilai IFAS
(3,01), diperoleh hasil RS berada pada sel I yang disebut Grow and Build. Alternatif strategi yang
umum digunakan adalah pengembangan produk, pengembangan pasar dan penetrasi
pasar( David,1997 ).
3. Dengan melakukan matching antara hasil yang didapat dari Matriks TOWS dan Matriks IE,
didapatkan hasil alternatif strategi terpilih yaitu : Penetrasi Pasar, Pengembangan Pasar dan
Pengembangan produk.
40
PENETAPAN STRATEGI
1. PRIORITAS STRATEGI
Untuk menetapkan prioritas dari kedua strategi terpilih tersebut, dilakukan perhitungan
kuantitaf dengan QSPM, yaitu dengan cara menentukan nilai keterkaitan (Atractiveness Score / AS )
dari faktor eksternal dan internal dengan strategi terpilh yaitu Penetrasi pasar,Pengembangan Pasar
dan Pengembangan produk.
Atractiveness Score berkisar antara nilai 1 – 4 dengan ketentuan sebagai berikut :
Nilai 1 : tidak ada keterkaitan
Nilai 2 : mungkin ada keterkaitan
Nilai 3 : ada keterkaitan
Nilai 4 : paling terkait
Hasil perhitungan untuk mendapatkan TAS dari masing-masing strategi dapat dilihat pada tabel
berikut ini.
Tabel Penentuan Prioritas Strategis berdasarkan QSPM
NO FACTOR PENETRAS PENGEMBANG PENGEMBANGAN
PASAR AN PASAR PRODUK
WEAKNESS
1 Masih ada peralatan 0.04 4 0.16 1 0.04 2 0.08
medis yang belum
lengkap sehingga
pelayanan belum optimal
seperti MRI masih 0,3
Tesla
42
2 Citra sebagai RS Provider 0.045 3 0.135 3 0.135 2 0.09
BPJS
3 Jaminan kesehatan 0.04 1 0.04 1 0.04 2 0.08
karyawan hanya BPJS
4 Cukup signifikantnya 0.03 2 0.06 2 0.06 2 0.06
angka turn over karyawan
terutama perawat
5 Lahan parkir terbatas 0.05 4 0.2 1 0.05 2 0.1
yang dapat mengurangi
kenyamanan pelayanan
6 IT RS belum maksimal 0.015 2 0.03 2 0.03 3 0.045
dalam penyelenggaraan
EMR
7 Leader masih muda 0.03 3 0.09 2 0.06 3 0.09
dengan kompetensi
belum memadai
OPPORTUNITY
perumahan menengah ke
atas
pabrik/industry
43
THREATS
negative
44
2. PENYESUAIAN STRATEGI
Selanjutnya kedua strategi ini dijabarkan dengan memperhatikan faktor peluang, ancaman,
kekuatan dan kelemahan yang ada dalam matriks SWOT, sebagaimana digambarkan dalam tabel
Tabel Penyesuaian Strategi Terpilih
SO
1. Mempertahankan kualitas pelayanan + + -
45
4. Penataan manajemen keuangan - - +
5. Tawarkan produk dasar yang berkualitas - - +
baik ke instansi maupun di masyarakat
cash money
WT
1. Menciptakan brand image RS AwalBros + + -
Tangerang.
2. Promosi penjualan yang gencar untuk + + -
mendorong orang mencoba dan
membentuk pasar Mempertahankan
pelayanan yang ada
3. Memberikan pelayanan dokter yang - - +
terkolaborasi dan edukatif
Dari 12 strategi yang dipilih dalam Matriks TOWS, diperoleh hasil 10 strategi pada strategi
penetrasi pasar, 6 Strategi pengembangan pasar dan 8 strategi pada pengembangan produk
Untuk mengetahui prioritas peyesuaian strategi terhadap kedua strategi terpilih, dilakukan
analisa QSPM dengan cara mengalikan bobot dari masing-masing variabel pada critical succes factor
dengan AS (keterkaitan) dari 10 strategi pada strategi penetrasi pasar, 6 Strategi pengembangan
pasar dan 8 strategi pada pengembangan produk . Prioritas penyesuaian strategi untuk ketiga
strategi terpilih diperoleh dari penjumlahan nilai TAS (bobot x AS). Hasil penilaian tersebut
sebagaimana terlihat pada tabel untuk strategi penetrasi pasar , dengan urutan strategi :
Mempertahankan kualitas pelayanan yang terstandar KARS/JCI untuk menarik investor
Memelihara jalinan koordinasi dengan RS/klinik perujuk karena pasar potensial sekitar
Program retensi untuk dokter dokter berkualitas
Peningkatan mutu internal sehingga konsultan baru mau bergabung
Membina jejaring yang loyal, mempertahankan citra RS provider BPJS yang bermutu
sehingga perusahaan bersedia untuk COB
46
Program pembelian MRI yang baru
Perluasan lahan parkir
Pengembangan jenis pelayanan
Menciptakan brand image RS Awal Bros Tangerang.
Promosi penjualan yang gencar untuk mendorong orang mencoba dan membentuk pasar
Mempertahankan pelayanan yang ada.
Sedangkan formula strategis untuk pengembangan produk antara lain adalah : program retensi
untuk dokter dokter berkualitas, penataan manajemen keuangan,tawarkan produk dasar yang
berkualitas baik ke instansi maupun di masyarakat cash money dan memberikan pelayanan
dokter yang terkolaborasi dan edukatif. Bahwa dalam rangka meningkatkan harkat dan martabat,
mutu kehidupan dan kesejahteraan rakyat, diperlukan adanya Rumah Sakit untuk
menyelenggarakan upaya kesehatan paripurna meliputi pencegahan, pengobatan, pemulihan
dan peningkatan kesehatan yang dilaksanakan secara menyeluruh dan terpadu. Setiap rumah
sakit wajib untuk dikelola secara efektif, efisien dan akuntabel sesuai dengan yang telah
ditetapkan. Untuk itulah Renstra ini disusun sebagai arah pedoman dan pengembangan rumah
sakit dimasa datang sehingga mampu mengantarkannya menjadi rumah sakit yang sesuai
dengan Visi, Misi, nilai-nilai inti dan falsafah rumah sakit. Manajemen strategis dibutuhkan
dalam perencanaan tersebut dimana terjadi proses memformulasikan, mengimplementasikan
dan mengevaluasi dalam bentuk tindakan strategis guna mendapatkan tujuan jangka panjang
dan mampu mempertahankan keuntungan yang kompetitif. Perencanaan tersebut termasuk
diantaranya perencanaan pemasaran merupakan proses yang sistematis dalam merancang dan
mengkoordinasikan keputusan pemasaran.
47
48