Anda di halaman 1dari 9

VIRUS

A. Sejarah Penemuan Virus

Pada tahun 1892, biologiwan Rusia Dmitri Ivanovsky mempelajari penyakit tembakau yang
disebut penyakit mosaik tembakau. Penyakit tersebut yang mengakibatkan daun tembakau
berbercak kuning. Ivanovsky membuat suatu eksperimen, jika ekstrak daun yang terserang
penyakit mosaik dioleskan pada daun yang sehat, dalam beberapa waktu kemudian daun
yang sehat itu terserang penyakit. Akan tetapi jika ekstrak itu dipanaskan sampai mendidih
dan setelah dingin dioleskan pada daun sehat, hasilnya tidak menyebabkan sakit pada daun
sehat.

Ivanovsky memberikan simpulan sementara bahwa penyakit mosaik pada tembakau


disebabkan oleh bakteri patogen (bakteri penyebab penyakit). Namun ketika beliau pada
tahun 1983 menyaring ekstrak daun tembakau yang terserang patogen itu dengan saring
keramik, kemudian cairan hasil saringan itu dioleskan ke daun tembakau yang sehat,
hasilnya ternyata daun tersebut menjadi sakit. Seandainya penyakit ini disebabkan oleh
bakteri, maka daun tembakau akan tetap sehat karena bakteri tersaring oleh saringan
keramik. Ivanovsky menduga penyebab penyakit mosaik pada daun tembakau itu adalah
bakteri yang sangat kecil.

M. Beijerinck seorang ilmuwan Belanda pada tahun 1899 melakukan percobaan


berdasarkan penemuan Ivanovsky. Ivanovsky mengoleskan getah hasil saringan dari satu
tembakau ke tembakau lain secara berjenjang. Pada awalnya dia menyaring getah daun
tembakau yang terkena penyakit dengan saringan keramik, kemudian dari getah hasil
saringan itu dioleskan ke daun tembakau yang sehat. Tembakau yang sehat itu kemudian
menjadi sakit. Selanjutnya getah daun yang sakit ini pun disaring lagi dan hasil dari
penyaringan ini dioleskan ke daun tembakau yang sehat. Tembakau yang tadinya sehat juga
terkena penyakit. Demikian seterusnya. Ini berarti bahwa “bakteri” patogen itu mampu
berkembang biak, berukuran sangat kecil karena dapat lolos dari saringan keramik. Pada
waktu itu orang-orang hanya mengenal bakteri sehingga penyebab penyakit mosaik pada
daun tembakau itu diduga diakibatkan oleh bakteri yang berukuran kecil.

Dugaan itu ternyata keliru. Wendell M. Stanley, dari Rockefeller Institute, Amerika Serikat
pada tahun 1935 berhasil mengisolasi dan mengkristalkan virus mosaik tembakau dan ia
menyimpulkan bahwa virus berbeda dengan bakteri. Jika kristal virus ditaruh pada tanaman
tembakau yang sehat tersebut, maka virus akan aktif, mengganda dan menyebabkan
penyakit. Karena bentuk virus yang dapat dikristalkan berarti ia bukan sel. Virus dianggap
sebagai bentuk peralihan antara benda biotik dan abiotik. Oleh karena itu virus yang
menyerang tembakau diberi nama virus mosaik tembakau (Tobacco Mosaic Virus, disingkat
TMV).
B. UKURAN DAN STRUKTUR VIRUS

Ukuran virus sangat kecil, sekitar 20-300 milimikron. Jadi, ukurannya jauh lebih kecil dari
bakteri yang berukuran 10 mikron. Virus hanya dapat diamati dengan mikroskop elektron.
Satu unit lengkap virus yang mampu menginfeksi organisme hidup disebut virion.

Tubuh virus hanya terdiri atas selubung (disebut kapsid) protein dan bagian isi berupa asam
nukleat. Jadi, virus tidak memiliki sitoplasma dan organel seperti pada sel sehingga tidak
melakukan metabolisme. Ada beberapa virus yang juga memiliki struktur tambahan,
misalnya pada bakteriofag.

Berdasarkan inti yang dikandungnya, virus dapat dibedakan menjadi virus DNA dan virus
RNA. Sebagian virus yang menginfeksi manusia merupakan virus RNA, contohnya virus
influenza dan HIV. Virus cacar merupakan virus DNA. DNA atau RNA merupakan materi
genetic, yaitu berisi kode kode pembawa sifat virus.
C. CARA HIDUP VIRUS
Virus yang menginfeksi manusia menyebabkan penyakit pada manusia, misalnya cacar,
polio, hepatitis, influenza, demam berdarah, diare, ebola, dan AIDS. Virus yang menyerang
tumbuhan, misalnya penyakit mosaik pada tembakau, kanker pada jeruk dan busuk pada
sayuran. Virus yang menyerang tumbuhan biasanya melalui serangga. Serangga yang
mengisap atau memakan tanaman yang terkena virus dapat menularkannya ke tanaman
lain. Virus yang menyerang manusia dapat ditularkan, baik melalui kontak langsung maupun
tak langsung dengan penderita.
Contoh lain pada manusia yaitu virus HIV yang ditularkan lewat darah, cairan sekresi vagina,
air susu, hubungan seksual, jarum suntik, dan transfusi darah.
D. REPRODUKSI VIRUS
Daur hidup virus dengan mengambil contoh replikasi virus penginfeksi bakteri (fag):
1.Daur Litik
Daur litik terdiri dari lima tahapan yaitu:

a. Tahap Absorbsi

Pada tahap ini, bagian ujung ekor virus (reseptor) menempel pada dinding sel bakteri.
Proses penempelan ini hanya terjadi pada virus tertentu. Jadi, dengan kata lain proses
penempelan virus bersifat sangat khas. Setelah menempel, virus akan segera mengeluarkan
enzim lisozim untuk melubangi dinding sel inang.

b. Tahap Penetrasi

Pada tahap ini, DNA/RNA virus masuk ke dalam sel inang melalui penambatan lempeng
ujung, kontraksi, dan penusukan pasak. Bagian tubuh virus yang masuk ke dalam sel inang
hanyalah asam nukleat. Sedangkan, bagian kapsid tetap berada di luar dinding sel dan akan
terlepas dengan sendirinya setelah tidak berguna lagi.

c. Tahap Sintesis/Replikasi/Eklifase

Proses yang terjadi pada tahap ini adalah penghancuran DNA sel inang, sehingga membuat
sintesis DNA bakteri berhenti bekerja. Setelah proses ini berhasil, DNA bakteri kemudian
digantikan oleh DNA/RNA virus, sehingga virus mampu mengendalikan secara utuh
kehidupan dari sel bakteri. Hal ini bertujuan untuk membuat salinan asam nukleat virus
(DNA/RNA) yang kemudian membentuk berbagai komponen tubuh virus seperti ekor dan
kapsid.
d. Tahap Perakitan

Setelah melalui tahap ketiga, tahap selanjutnya merupakan perakitan tubuh virus yang
masih terpisah-pisah, seperti kepala, ekor, dan serabut ekor, menjadi virus yang utuh. Selain
itu, kapsid utuh yang terbentuk juga kemudian diisi oleh DNA/RNA sehingga proses
reproduksi berhasil menciptakan virus baru. Pada fase ini, virus yang dihasilkan bisa
mencapai 100-200 buah, lho.

e. Tahap Lisis/ Litik

Pada tahap ini, kerja enzim lisozim tidak hanya untuk melubangi dinding sel inang saja tetapi
juga membuat dinding sel mengalami perpecahan di akhir fase reproduksi virus. Pecahnya
dinding sel kemudian diikuti oleh pelepasan virus-virus baru yang telah siap melakukan
replikasi ulang dengan menemukan sel inang baru.

2. Daur Lisogenik
a. Fase Adsorpsi

Lihat uraian fase adsorpsi pada daur litik

b. Fase Injeksi

Lihat uraian fase injeksi pada daur litik

c. Fase Penggabungan

Ketika memasuki fase injeksi, DNA virus masuk ke dalam tubuh bakteri. Selanjutnya, DNA virus
menyisip ke dalam DNA bakteri atau melalui penggabungan

d. Fase Pembelahan
Dalam keadaan tersambung itu, DNA virus tidak aktif, dikenal sebagai profag. DNA virus menjadi
satu dengan DNA bakteri sehingga jika DNA bakteri melakukan replikasi, profag juga ikut melakukan
replikasi.

e. Fase Sintetis

Jika profag menjadi aktif, profag akan memisahkan diri dari DNA bakteri, kemudian menghancurkan
DNA bakteri. Selanjutnya, DNA virus melakukan sintesis protein untuk digunakan sebagai kapsid bagi
virus virus baru. Selain itu, DNA virus juga melakukan replikasi DNA sehingga DNA virus menjadi
banyak.

f. Fase Perakitan

Bagian bagian kapsid dirakit menjadi kapsid virus yang utuh yang berfungsi sebagai selubung virus.
Selanjutnya, DNA hasil replikasi masuk ke dalam kapsid dan terbentuk virus baru.

g. Fase Litik

Virus virus yang terbentuk berhamburan keluar dari sel bakteri lalu menyerang bakteri baru. Dalam
daur selanjutnya, virus dapat mengalami daur litik atau lisogenik. Demikian seterusnya.

E. PERANAN VIRUS DALAM KEHIDUPAN MANUSIA


1. Virus Yang Menguntungkan

1. Pembuatan Antitoksin
Antitoksin dapat dibuat dengan menggabungkan DNA virus dan gen yang mempunyai sifat
menguntungkan sehingga jika virus menginfeksi bakteri, di dalam sel bakteri tersebut
terkandung gen yang menguntungkan. Gen manusia adalah gen yang menguntungkan yang
dapat mengendalikan produksi antitoksin. Jika oleh DNA virus, DNA manusia disambungkan
dengan DNA bakteri, sel bakteri tersebut akan mengandung gen manusia
penghasil antitoksin

2. Melemahkan Bakteri

Virus yang menyerang bakteri patogen merupakan virus yang menguntungkan. Jika DNA
virus lisogenik menginfeksi DNA bakteri patogen, bakteri tersebut menjadi melemah atau
tidak berbahaya.

3. Memproduksi Vaksin

Vaksin digunakan manusia untuk memperoleh kekebalan tubuh/antibodi. Vaksin ini


sebenarnya merupakan bibit penyakit yang telah dilemahkan dan apabila menyerang
manusia tidak akan berbahaya lagi.

2. Virus Yang Merugikan

AIDS

AIDS (Acquired Immunodeficiency Syndrom)Penyakit ini disebabkan oleh HIV (Human Immuno-
deficiency Virus) yang menyerang kekebalan tubuh. Virus ini menular melalui kontak cairan, antara
lain aktivitas hubungan seksual, pemakaian jarum suntik bekas penderita HIV, dan wanita penderita
HiV yang sedang mengandung janin. Apabila seseorang terjangkit virus HIV, maka orang tersebut
tidak memiliki sistem kekebalan tubuh, sehingga jika si penderita terkena flu atau penyakit lain maka
akan sulit sekali untuk sembuh. AIDS adalah penyakit yang mematikan dan belum ada obat atau
vaksinnya. AIDS berasal dari Afrika Sub-Sahara. Gejala dari penderita AIDS adalah; demam,
berkeringat di malam hari, mengalami pembengkakan kelenjar, lemah, berat badan yang terus
mengalami penurunan.

Ebola
Ebola adalah penyakit mematikan. Virus ebola muncul pertama kali di Zaire, di Afrika
Tengah tahun 1976 yang berasal dari infeksi babi kemudian ditularkan ke manusia. Virus
ebola menyerang sel darah putih makrofag, jaringan fibroblas, yang selanjutnya menyebar
ke organ-organ tubuh sehingga menyebabkan pendarahan dan kematian pada
penderitanya.

Beberapa virus dan penyakit lain pada manusia yang disebabkannya, yaitu:

1. Virus polio menyebabkan penyakit polio yang dapat menyebabkan lumpuh jika virus
menyerang selaput otak dan merusak sel saraf di otak depan
2. Virud rabies menyebabkan penyakit rabies yang dapat menginfeksi semua hewan berdarah
panas , misalnya anjing, kelelawar, serigala, dan kucing.
3. Paramyxovirus menyebabkan penyakit gondong yang menyerang otak, pankreas, kelenjar
parotid , dan jantung
4. Coronavirus menyebabkan penyakit SARS, yaitu sindrom pernapasan akut parah (severe
acute respiratory syndrome)
5. Virus H5N1 menyebabkan flu burung yang menimbulkan gejala suhu di atas 38 derajat
celcius, radang saluran pernapasan atas, batuk, radang paru paru, dan nyeri otot.
TUGAS BIOLOGI
VIRUS

Disusun oleh:
INDRIANI DEWI
X-IPS 2

Madrasah Aliyah Negeri 2 Makassar


Tahun Ajaran 2018/2019

Anda mungkin juga menyukai