oleh :
Diah Anitasari
110810201213
PRODI MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS JEMBER
2013
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Rumah makan Ayam Bakar Haji Syukri merupakan salah satu UMKM yang berada di
kawasan kampus Tegal Boto di Kabupaten Jember. Rumah makan Haji Syukri pada awalnya
adalah usaha keluarga yang di rintis oleh Haji Syukri. Selanjutnya usaha keluaraga ini terus
berkembang dan memiliki banyak cabang, yang pengelolaannya dilanjutkan oleh putra-putra
beliau.
Beberapa rumah makan dengan label Haji Syukri yang berada di JL Kalimantan Kampus
Tegal Boto Jember adalah, Ayam bakar Haji syukri, Soto Haji syukri, dan Pecel pincuk & ayam
kremes Haji syukri. Walupun ketiga rumah makan tersebut sama-sama menggunakn label Haji
syukri, namun pengelolaan atau menejemennya tidak dilakukan oleh satu orang. Pengelolaan
warung Haji syukri dilakukan secara pribadi oleh cucu beliau.
Rumah makan Ayam Bakar Haji syukri ini terletak di Jl Kalimantan. Usaha ini baru berdiri
sekitar 5 bulan. Label Haji syukri yang sudah terkenal dengan kualitas masakannya, dianggap
akan dapat mendorong berkembengnya rumah makan ini. Dengan menawarkan produk baru
dari label Haji syukri, di harapkan konsumen akan lebih tertarik untuk datang. Menu baru ini
diharapkan dapat melengkapi referensi kuliner masyarakat di wilayah jember, terutama di
sekitar wilayah kampus tegal boto, pada kuliner dengan label Haji syukri.
Seperti halnya jenis UMKM lainnya, rumah makan ini juga memiliki peran penting dalam
membangun kekuatan perekonomian daerah. Dengan adanya usaha-usha semacam ini,
penerimaan daerah terhadap pajak akan meningkat, selain itu keberadaan UMKM akan lebih
menggerakkan roda perekonomian masyarakat di daerah. Dampak positif lain dari keberadaan
UMKM dan usaha-usaha sejenis ini adalah adanya penyerapan tenaga kerja yang signifikan.
Sehingga secara jelas, keberadaan UMKM disuatu daerah akan memberikan dampak langsung
kepada pergerakan perekomian dan kesejahteraan sosial di masyarakat. Selain itu, keberadaan
UMKM akan memberikan dampak terhadap perekomian di daerah dan akan terakumulasi
sehingga memberi dampak terhadap perekonomian nasional.
UMKM memiliki peran yang sangat penting dalam perekonomian, hal ini dikarenakan
beberapa keunggulan yang dimiliki oleh UMKM diantaranya, Inovasi dalam teknologi yang
dengan mudah terjadi dalam pengembangan produk, Hubungan kemanusiaan yang akrab di
dalam perusahaan kecil, Fleksibilitas dan kemampuan menyesuaikan diri terhadap kondisi
pasar yang berubah dengan cepat dibandingkan dengan perusahaan berskala besar yang pada
umumnya birokratis, serta Terdapat dinamisme manajerial dan peranan kewirausahaan.
Dengan mengaitkan keunggulan-keunggulan tersebut pada kondisi masyarakat kita,
UMKM kan lebih dapat bertahan dalam kondisi perekomian yang tidak stabil seperti saaat ini.
Penyerapan tenga kerja yang ada pada UMKM ajuh lebih besar dari pada usaha besar, hal ini
dikarenakan untuk masuk pada sektor usaha ini kita tidak memerlukan kemampuan profesional
kusus, yang mana tidak banyak dikuasi oleh sebagian besar masyarakat kita. Oleh karena itu,
keberadaan UMKM disuatu wilayah selain akn mempengaruhi perekonomian masyarakat, hakl
ini juga kan berpengaruh terhadap kehidupan sosial masyarakatnya.
Dalam analisis Studi Kelayakan Bisnis, aspek sosial ekonomi pada UMKM sangat penting
untuk dikaji. Hal ini dikarenakan adanya harapan yang ditumpukan oleh masyarakat dan
pemerintah, pada setiap UMKM yang ada di wilayah mereka. Harapan-harapan ini tentunya
harus dilselaraskan dengan kebutuhan yang juga dimilik oleh para pemilik UMKM.
Masyarakat berharap, dengan adanya UMKM diwilayahnya, akan memacu adanya
pertumbuhan perekonomian. Pertumbuhan perekonomian ini depat diindikasikan dengan
meningkatnya mobilitas produk-produk, baik berupa barang maupun jasa di tengah-tengah
masyarakat. Selain itu keberdaan UMKM diharapkan tidak menimbulkan suatu kesenjangan
sosial serta dapat membantu mengurangi jumlah pengangguran yang ada di wilayah tersebut.
Dilain pihak, pemerintah juga sangat di untungkan dengan adanya UMKM. Seperti yang
kita ketahui, salah satu sumber pendapatan terbesar daerah adalah pajak. Keberadaan UMKM
memberikan kontribusi pajak kepada pemerintah dalam jumlah yang besar. Keberadaan
UMKM juga membentu mengurangi beban pemerintah dalam penanganan pengangguran.
Dengan melihat banyaknya stakeholder yang terlibat dalam lingkup suatu perekonomian,
aspek kelayakan ini sangat perlu untuk di kaji. Dengan adanya studi pada aspek ini, kita dapat
malihat seberapa besar kontribusi Rumah makan Ayam Bakar Haji Syukri ini
terhadap stakeholder yang ada. Stakeholder disini adalah pemilik sebagai pelaku usaha,
masyarakat sebagai konsumen dan pelaku ekonomi, serta pemerintah sebagai pembuat
kebijakan.
Pada penelitian aspek aspek sosial ekonomi ini, dilakukan dengan beberapa metode yaitu:
Metode wawancara,
Metode observasi, serta
Metode kajian pustaka
BAB II
ASPEK PASAR DAN PEMASARAN
Pendekatan penetapan harga yang di pakai untuk warung makan ayam bakar haji syukri
adalah;
1. Cost based pricing(penetapan harga berdasarakan biaya)
Metode Cost based pricingmerupakan metode penetapan harga berdasarkan biaya yang
dikeluarkan untuk menghasilkan produk tersebut. Penetapan harga tersebut di pakai warung
makan ayam bakar haji sykuri karena, pastinya untuk menentukan harga suatu produk tidak
asal-asalan karena harus didasari perhitungan yang detail untuk menentukan nominal harga
yang ditentukan. Perhitungan tersbut adalah mulai dari harga bahan baku, biaya tenaga kerja
dan biaya-biaya lainnya terkait dengan kelangsungan opesrasional warung makan ayam bakar
haji syukri. Harga dari ayam bakar tersebut meskipun di hitung dari biaya-biaya bahan baku
dan biaya-biaya lain, tapi tetap untuk harga ayam bakar di warung makan haji syukri sangat
terjangkau dan harganya pas untuk masyarakat khususnya di wilayah jember, harganya Rp.
11.500 untuk ayam potong bakar dan Rp.14.000 untuk ayam kampung bakar.
2. Evaluasi harga.
Terdapat evaluasi harga pada warung makan haji syukri, yaitu pada saat kenaikan BBM dan
sesudah kenaikan BBM, sebelum kenaikan BBM harga ayam bakar haji syukri turun Rp.1.500
dari harga sekarang, karena harga bahan baku cenderung murah dan masih belum naik untuk
harga bahan baku, tapi setelah kenaikan BBM biaya bahan baku cenderung naik dari harga
awal Membuat pemilik ayam bakar haji syukri mengevaluasi harga ayam bakar tersebut. Awal
dari harga ayam bakar sebelum kenaikan BBM sebagai berikut;
1. Ayam potong bakar Rp.10.000
2. Ayam kampung bakar Rp.12.500
3. Setelah kenaikan BBM harga dari ayam bakar sebagai berikut;
4. Ayam potong bakar Rp.11.500
5. Ayam kampung bakar Rp.14.000
Kenaikan Rp.1.500 tidak membuat pelanggan pindah ke warung lain, karena apa yang di
saijikan warung makan ayam bakar memuaskan sangat pelanggan. Terbukti saat ini masih
banyak masyarakat yang makan di warung makan ayam bakar haji syukri.
2.3.6 Promotion (promosi).
Ini adalah faktor penting dimana kegiatan ini adalah upaya untuk memperkenalkan produk
yang dipasarkan ke masyarakat luas, guna untuk menciptakan loyalitas produk dan laba yang
diingingkan sesuai dengan target yang ditetapkan. Promosi ayam bakar haji syukri tidak terlalu
menggemparkan-menggemparkan ke masyarakat, karena nama warung makan yang di
belakangnya ada nama “syukri” di kawasan jember, khususnya di lingkungan kampus sudah
dikenal masyarakat dan terkenal akan kualitas makannya yang enak. Maka dari itu untuk
mencari pelanggan sangat mudah, terbukti untuk sampai saat ini ayam bakar haji syukri
pelanggannya banyak dan omsetnya tinggi. Hanya untuk awal dari promosi pada saat pertama
buka ayam bakar tersebut. Berikut ini adalah promosi yang digunakan ayam bakar haji
syukri. Media Promosi Yang Akan Digunakan :
1. Manusia
Menggunakan teknik mulut ke mulut, pemberitahuan dari teman ke teman yang lain mengenai
usaha yang dijalankan, serta minta referensi dari pelanggan siapa yang biasa wisata kuliner
2. SMS (Short Message Service)
Mengirim SMS kepada teman, saudara, atau kerabat mengenai bisnis ayam bakar haji syukri.
2.4 Pesaing dan Peluang Pasar
2.4.1 Pesaing
Pesaing bisnis dari ayam bakar haji syukri ini semua pedagang makanan di pinggir-pinggir
jalan kampus universitas jember, karena pastinya banyak terdapat penjual makanan yang
berada disekiling warung makan haji syukri, semua itu dapat mempengaruhi volume penjuakan
ayam bakar haji syukri.Keunggulan dari haji syukri adalah, disini haji syukri mempunyai
tempat yang bersih dan pelanggan terasa nyaman dan dihindarkan dari makanan kotor dan
polusi kendaraan.
2.4.2 Peluang Pasar
Melihat hasil analisis pesaing yang jenis produk ayam bakar kami yang berbeda yaitu
adanya rasa yang khas dan mantab di ayam bakar haji syukri sangat berbeda dari yang lainnya.
Dari segi ukuran daging ayam yang ditawarkan lumayan besar, membuat yang makan kenyang
dan puas. Hal ini pelayanan ayam bakar haji syukri yang ramah serta tempat yang strategis dan
higienis menambah peluang untuk bisa bersaing dengan pemain lama yang ada di pasar.
Analisis operasional bertujuan untuk memastikan bahwa ide atau gagasan yang telah dipilih
layak, dalam hal ketersedian lokasi , alat, bahan, teknologi (metode), keterampilan SDM, dan
dana yang diperlukan untuk mendukung kelancaran proses produksi sehingga dapat
menghasilkan suatu produk yang berkualitas dan sesuai dengan kebutuhan pasar.
Analisis operasional perlu dilakukan agar tidak terjadi kegagalan jangka panjang, yaitu
menyangkut investasi secara keseluruhan. Tidak ada ukuran baku dalam menilai kelayakan
operasional tetapi membandingkan dan menggunakan pengalaman usaha lain yang serupa
merupakan hal yang sangat membantu dalam pengambilan keputusan operasional.
3.3 Pembahasan
Rumah makan ayam bakar H. sukri mulai beroperasi pada tanggal 17 april. Pada awal
pembukaan rumah makan, pemilik mengeluarkan biaya sebesar Rp 82.000.000 dengan rincian
Rp 42.000.000 untuk penyewaan tanah beserta gedung dan Rp 40.000.000 untuk biaya
operasional seperti pemasangan banner, pembelian kursi, pembelian meja, pembelian alat
makan, pembelian alat kebersihan, dll.
Rumah makan ini buka setiap hari dan libur pada hari – hari besar. Memiliki 10 orang
pekerja dengan gaji masing – masing perbulan sebesar Rp 700.000. Setiap pekerja memiliki
tanggung jawab masing – masing terhadap pekerjaan yang diberikan oleh pemilik Rumah
Makan. Setiap pekerja memiliki keahlian dalam bidangnya.
Dalam membeli bahan baku yang digunakan setiap harinya, pemilik membeli ayam
potong dan ayam kampung dari tempat yang berbeda – beda, sehingga tidak
memilikisupplier tetap. Hal ini disebabkan karena pemilik takut penjual akan memainkan
harga yang diberikan. Karena apabila pemilik hanya membeli di satu penjual, pemilik tidak
akan pernah tau bagaimana kenaikan maupun penurunan harga ayam kampung dan ayam
pootong di penjual ayam lainnya. Biaya yang dikeluarkan untuk pembelian bahan baku pada
bulan pertama sebesar Rp 1.100.000 dan pada bulan – bulan berikutnya adalah sebesar Rp
1.500.000
Pada awal – awal pembukaan, pemilik pernah mengalami kekurangan bahan baku.
Sehingga pemilik harus melakukan restock bahan baku, membutuhkan waktu sekitar 2 sampai
3 jam. Restock dilakukan ketika Rumah Makan ini mengalami peningkatan pengunjung hingga
2kali lipat. Dari kejadian tersebut, pemilik akhirnya tidak mau kekurangan bahan baku
sehingga pemilik selalu sedikit melebihkan bahan baku yang disiapkan. Persiapan bahan baku
tersebut bisa saja tidak terpakai, sehingga bisa digunakan untuk keesokan harinya.
Dari proses produksi yang dihasilkan dalam satu hari, usaha ayam bakar H. Sukri
menghasilkan sebanyak 125 potong ayam bakar. Hasil produksi ini semakin bertambah seiring
dengan bertambahnya pengunjung. Seiring dengan bertambahnya pengunjung, kini usaha
ayam bakar H. Sukri menghasilkan produksi sebanyak 200 potong ayam bakar.
Lokasi yang digunakan pemilik rumah makan sudah cukup strategis dan layak bisnis. Sebab
rumah makan tersebut berada di daerah kampus. Rumah makan ayam bakar ini juga
berhadapan dengan ruko – ruko yang cukup ramai dikunjungi oleh warga sekitar, baik
karyawan, mahasiswa, maupun anak – anak yang masih bersekolah. Di sebelah kanan rumah
makan terdapat indomaret, di sebelah kiri terdapat rumah makan soto H. Sukri. Sehingga dapat
dikatakan bahwa rumah makan ayam bakar tersebut sudah layak bisnis dilihat dari segi lokasi
yang strategis.
Cara membuat :
1. Ayam dibersihkan
2. Semua bumbu dihaluskan
3. Ayam diungkep bersama dengan bumbu – bumbu yang telah dihaluskan, ditambahkan sedikit
air. Didiamkan hingga volume air berkurang
4. Kemudian ayam dibakar dengan dioles oleh bumbu
5. Ayam siap disajikan
BAB IV
ASPEK MANAJEMEN
Usaha ayam bakar H. Sukri memperoleh karyawan melalui teman-teman dari pekerja yang
telah lama bekerja untuk H. Sukri di usaha sebelumnya. Sehingga pemilik tidak perlu
melakukan rekruitmen pekerja untuk memperoleh pekerja yang dibutuhkan.
Jumlah tenaga kerja yang diperkerjakan di usaha ayam bakar H. Sukri sebanyak sepuluh
orang. Mulai dari pekerja khusus membersihkan, pekerja khusus memasak, pekerja khusus
membakar ayam, dan sebagainya. Sepuluh orang pegawai tersebut digaji setiap bulan. Gaji
tersebut berbeda-beda bergantung pada kapasitas kemampuan yang dimiliki masing-masing
pekerja. Rata-rata upah yang diberikan pemilik usaha ayam bakar H. Sukri sebesar Rp 600.000
hingga 700.000.
Sepuluh orang pekerja tersebut memiliki latar belakang pendidikan SMA ataupun SMU.
Kebanyakan dari pekerja tersebut tidak dapat melanjutkan pendidikan hingga ke jenjang yang
lebih tinggi dikarenakan ekonomi keluarga, sehingga mereka memutuskan untuk membantu
keluarga mencukupi kebutuhan ekonomi. Mereka berharap, dengan mereka bekerja maka
mereka dapat meringankan ekonomi keluarga mereka.
Pemilik usaha ayam bakar H. Sukri biasa memberikan bonus bagi pekerja yang dirasa
bekerja lebih giat dari pekerja yang lain. Bonus tersebut dimaksudkan untuk memberikan
motivasi bagi pekerja yang lain maupun pekerja yang mendapatkan bonus. Bonus tersebut juga
berguna untuk melestarikan kesejahteraan pekerja. Dengan adanya bonus tersebut maka
pekerja yang belum mendapatkan bonus akan bekerja lebih rajin, bila pekerja semakin rajin
maka akan menambah keuntungan bagi usaha ayam bakar H. Sukri itu sendiri.
Pemilik usaha ayam bakar H. Sukri belum pernah melakukan pelatihan untuk
mengembangkan kapasitas kemampuan yang dimiliki oleh para pekerjanya. Karena menurut
pemilik, para pekerja baru dapat belajar dari pekerja yang telah bekerja lebih lama. Selama
usaha ayam bakar ini berdiri tidak ada keluhan yang diberikan oleh para pekerjanya. Baik
keluhan berupa kurangnya upah yang diterima, maupun adanya keterlambatan pembayaran
upah. Karena pemilik selalu membayar upah sesuai dengan perjanjian awal, dan memberikan
upah sesuai dengan kebijakan pemerintah kota Jember.
BAB V
ASPEK KEUANGAN
Pada awal pendirian usaha Ayam Bakar H. Syukri, pemilik mengeluarkan modal sebesar
Rp 83.100.000,- dengan rincian sebagai berikut :
1. Biaya sewa tanah dan gedung/tahun Rp 42.000.000,-
2. Biaya Peralatan, Perlengkapan, dll Rp 40.000.000,-
3. Biaya pembelian BB untuk operasional selama satu
hari Rp 1.100.000,-
Rp 83.100.000,-
5.1.2 Ringkasan Perkiraan Penerimaan Usaha Ayam Bakar H. Syukri (per bulan/ 30
hari kerja-bulan pertama penjualan, 17 Mei 2013)
No Jenis Penerimaan Unit Harga/Unit Jumlah Penerimaan
Penjualan Produk utama ±3750
1 Rp 13.000,- ±Rp 48.750.000,-
(Ayam Bakar) potong
Penerimaan Produk lain ±2250
2 Rp 2.750,- ±Rp 6.187.500,-
(minuman yang dijual) gelas
3 Subsidi jika ada - - -
Total Penerimaan Rp 15.750,- ±Rp 54.937.500,-
5.1.3 Ringkasan Perkiraan Penerimaan Usaha Ayam Bakar H. Syukri setelah bulan
berikut
No Jenis Penerimaan Unit Harga per Unit Jumlah Penerimaan
Penjualan Produk utama
1 ±200 Rp 13.000,- ± Rp 2.600.000,-
(Ayam Bakar)
Penerimaan Produk lain
2 ±150 Rp 2.750,- ± Rp 412.500,-
(minuman yang dijual)
3 Subsidi jika ada - - -
Total Penerimaan (per hari) RP 15.750,- ± Rp 3.012.500,-
Total Penerimaan (per bulan) ± Rp 90.375.000,-
Perkiraan Daftar Laba Rugi Periode 17 April 2013 – 17 Mei 2013 (Ayam Bakar)
1. Penjualan bersih Rp 48.750.000,-
2. Harga pokok penjualan Rp 30.000.000,-
3. Laba kotor atas penjualan Rp 18.750.000,-
4. Gaji Rp 7.000.000.-
5. Listrik Rp 250.000,-
6. Biaya lain-lain Rp 100.000,-
7. Laba bersih (bulan) Rp 11.400.000,-
8. Laba Bersih (hari) Rp 380.000,-
*Untuk perhitungan harga pokok penjualan, diasumsikan sebesar Rp 8.000,-
Setelah satu bulan operasi, jumlah permintaan meningkat pada bulan-bulan berikutnya.
Sehingga, per hari Ayam Bakar H. Syukri bisa menjual sekitar 200 porsi ayam bakar. Dengan
meningkatnya jumlah permintaan, maka modal untuk pembelian bahan baku produksi
meningkat, dari yang semula Rp 1.100.000/hari menjadi Rp 1.500.000/hari.
5.2.2 Neraca (per bulan)
PASIVA
AKTIVA
Kas Rp 700.000,-
Perlengkapan dan Peralatan Rp 3.335.000,-
Modal Sendiri Rp
Sewa Gedung dan Tanah Rp 3.500.000,-
7.535.000,-
Perkiraan Daftar Laba Rugi (per bulan) (Ayam Bakar)
1. Penjualan bersih Rp 78.000.000,-
2. Harga pokok penjualan Rp 48.000.000,-
3. Laba kotor atas penjualan Rp 30.000.000,-
4. Gaji Rp 7.000.000,-
5. Listrik Rp 250.000,-
6. Biaya lain-lain Rp 100.000,-
7. Laba bersih (bulan) Rp 22.650.000,-
8. Laba bersih (hari) Rp 755.000,-
*Untuk perhitungan harga pokok penjualan, diasumsikan sebesar Rp 8.000,-
Dapat kita lihat dari tabel diatas, dari investasi yang telah dikeluarkan sebanyak
Rp83.100.000,- dapat kembali pada periode antara bulan keempat dan bulan kelima bulan.
Dari data diatas dapat dilihat bahwa penjualan dan pendapatan bersih mengalami
peningkatan setiap bulannya.
Dari data diatas dapat kita tarik kesimpulan bahwa, dengan adanya penurunan harga dan
kenaikan harga dengan asumsi jumlah penjualan berkurang sebanyak 10% ternyata hasilnya
masih positif, usaha Ayam Bakar H. Syukri masih dapat bertahan.
Berdasar beberapa data keuangan yang telah disampaikan di atas, dapat diambil sebuah
kesimpulan bahwa Usaha Ayam Bakar H. Syukri yang baru dirintis hampir 7 bulan merupakan
usaha yang layak dan menjanjikan sebagai sebuah prospek usaha.
BAB V
ASPEK EKONOMI DAN SOSIAL BUDAYA
Usaha Rumah makan Haji syukri terletak di kawasan jalan kalimantan jember. Kawasan ini
termasuk dalam satu kawasan pertokoan yang ada di wilayah kampus, Jember. Sebagai
kawasan yang memang telah telah terbentuk sebagai pusat perekonomian di wilayah kampus,
perkembangan usaha diwilayah ini beagantung pada pemilik usaha masing-masing. Sepaerti
ang kita ketahui, dalam suatu kawasan perekonomian yang telah terbentu dan berkembang,
keberadaan konsumen tidaklah jauh dari wiayah tersebut (megingat kawasan ini buka kawasan
industri).
Seperti yang telah diungkapkan oleh pemilik usaha, dalam pemilihan lokasi rumah makan
ini, pemilik tidak melakukan analisis pemilihan lokasi. Lokasi ini dipilih kerena ketersediaan
tempat. Suatu keberuntungan bagi pemilik, karaena Rumah makan Ayam Bakar Haji Syukri
ini sudah terletak di kawasan pertokoan yang ramai dikunjungi. Adanya rumah makan baru
dikawasan pertokoan jl kalimantan, tidak menimbulkan permasalahan di masyarakat. Ini
dikarenakan lokasinya yang memang telah berada di kawasan pertokoan.
Sebagai usaha yang di didrikan untuk mencari laba, Rumah makan Ayam bakar ini juga
memiliki tanggung jawab sosial terhadanp masyarakat. Salah satu bentuk kepedulian sosial
terebut adalah dengan melakukan kegiatan bakti sosial. Kegiatan-kegiatan sosial yang telah
dilakukan selama usaha ini berdiri adalah “menu buka dan sahur bagi duafa”. Acara amal
tersebut dilakukan dengan membagikan makanan untuk bunga dan sahur kepada orang-orang
yang dinilai berhak untuk menerima. Penyaluarannya dilakukan di temapt yag telah disurvei
dann ditentukan sebelumnya. Kegiatan sosial seperti ini rencananya akan terus dilakuakn setiap
tahun dan tingkatkan.
Dalam mendirikan suatu usaha, kebijakan pemerintah akan turut mempengaruhi. Kebijakan
seperti penaikan harga BBM, Pajak, Suku Bunga Pinjaman, dan perizinan akan berpengaruh
pada setiap usaha. Untuk itu keselarasan antara kebijakan pemerintah dan dan kebutuhan
pengusaha sangat diperlukan. Sehingga kan terbentk sistem yang saling menguntungkan
para stakeholder yang ada.
Kebijakan pemerintah untuk menaikkan harga BBM pada pertenngahan tahun ini, telah
memberi dampak yang cukup besar terhadap pelaku usaha. Kenaikan harga BBM memicu
kenaikan hampir semua bahan pokok. Bahan baku produksi Rumah makan Ayam bakar inipun
semuanya mengalami kenaikan. Hal ini berdampak pada naiknya harga pokok produksi.
Pemilik usahapun terpaksa menaikkan harga jual agar tetap memperoleh laba. Namun,
kenaikan harga yang dilakukan, menyebabkan penjualan menjadi menurun karena daya beli
masyarakat yang turun.
Sebagai usaha yang memberi tambahan nilai, pemerintah mewajibkan pembayaran pajak.
Pajak yang dikenakan pada rumah makan adalah sebesar 10%. Namun Rumah Makan Ayam
bakar ini belum dikenai pajak kerena baru berdiri sekitar 5 bulan. Pajak yang dibayarkan hanya
pajak penghasilan pemilik.
Untuk perizinan UMKM akan didaftarkan dan dilakukan setelah usaha tersebut berjalan
selama 1 tahun. Hal ini dilakukan unuk melihat sejauh mana usaha tersebut mampu bertahan
dan berkelanjutan. Usaha rumah makan ini didirikan dengan menggunakan modal sendiri.
Sehingga tidak ada pengaruh bunga apinjaman terhadap usaha. Izin yang dimiliki oleh rumah
makan ini, saaat ini hanyalah surat perjanjan sewa bangunan. Selain dari beberapa kebijakan
yang telah disebutkan sebelumnya, kebijakan-kebijakan pemerintah lain tidak atau belum
berpengaruh terhdap usaha ini.
Sebagai UMKM, Rumah makan Haji syukri masih menggunakan alat-alat tradisional dalam
produksi. Proses pemasakan dan pemkaran ayamnya, dilakukan secara manual tanpa bantua
mesin. Ayamnyapun masih dipakar denga menggunakan bara arang dan dikipas. Penggunaan
teknologi lain hanya berupa kulkas sebagai pendingin minuman dan penyimpanan es. Sistemn
transaksi dan kasirpun masih menggunakan catatan buku dan menghitung menggunakan
kalkulator dagang biasa.
Rumah makan ini memproduksi menu utama berupa ayam bakar. Ayam bakar yang tersedia
adalah ayam potong bakar dan ayam kampung bakar. Menu-menu pelengkap lain berupa es
teh, teh hangat, es jeruk, dan lain-lain. Dengan menu tersebut, konsumen sasaran yang dituju
Rumah makan ini adalah kalangan menengah ke atas. Baik mahasiswa maupun para karyawan
yang berada disekitar kampus jember.
Seperti yang telah diungkapkan pada latar belakang, keberadaan UMKM seperti Rumah
makan Ayam bakar ini diharapkan mampu manyarap tenaga kerja. Sebagai usha yang baru
berdiri, rumah makan ini telah mampu menyerap sekitar 5 orang tenaga kerja. Hal ini jelas
telah mampu mengurangi jumlah pengangguran yang ada di Jember.
Meskipun rumah makan ini belum memiliki kerja sama dengan pihak luar namun
pemenuhan kebutuhan masih dapat dipenuhi dengan membeli eceran di pasar. Hal ini
dikarenaka skala produksinya yang masih kecil. Dengan berjalannya waktu, pemilik berharap
dapat terus mengembangkan usahanya sehingga dapat menjalin kerjasama dengan pihak lain.
Jika kerjasama telah terbentuk, maka akan semakin banyak stakeholder yang diuntungkan
dengan keberadaan usaha ini.
Memiliki usaha dikawasan pertokoan, menjadikan Rumah Makan Ayam Bakar Haji Syukri
memiliki banyak pesaing yang juga menyajikan menu makanan ayam bakar. Beberapa rumah
makan dijalan Kalimantan yang juga menyediakan ayam bakar adalah Rumah Makan Ramuan
Pak Oles, Rumah Makan MM, Warung Dzulhijah dan beberapa pedagang kaki lima yang
berjualan disekitar jalan Kalimantan.
Adanya banyak usaha sejenis dikawasan ini menjadikan iklim usaha semakin baik. Tiap-
tiap usaha memiliki strategi masing-masing dalam menarik dan mempertahankan
konsumennya. Dengan keberadaan usaha pesaing yang cukup banyak, pemilikpun diharapkan
akan semakin kretif dan inovatif dalam mengembangkan produknya.
BAB VII
ASPEK LINGKUNGAN
BAB VII
KESIMPULAN DAN SARAN
7.1 Kesimpulan
DAFTAR PERTANYAAN
1. Aspek Pemasaran
a. Kegiatan apa yang dilakukan untuk meningkatkan volume penjualan ?
b. Bagaimana cara menetapkan harga jual produksi ? Aapakah ada evaluasi lebih lanjut mengenai
penetapan harga jual produksi tersebut ?
c. Rumah makan mana saja yang dianggap menjadi pesaing rumah makan ayam bakar H. Sukri
? Mengapa anda berpendapat demikian ?
d. Bagaimanakah lokasi rumah makan ayam bakar dengan lokasi pembelian bahan baku ?
e. Apa saja strategi pemasaran yang dilakukan untuk menghadapi pesaing ?
f. Apakah startegi tersebut berjalan dengan baik ?
g. Bagaimana cara mempromosikan hasil produksi ?
2. Aspek Teknis/Operasional
a. Berapakah biaya operasional yang dikeluarkan pada awal pembukaan rumah makan?
b. Berapakah biaya listrik setiap bulannya?
c. Berapakah biaya bahan baku yang dikeluarkan setiap harinya?
d. Apakah memerlukan waktu untuk restock bahan baku? Berapa lama waktu yang dibutuhkan?
e. Berapakah biaya gaji yang diberikan untuk setiap pekerja?
f. Berapakah jumlah peralatan makan yang dipersiapkan?
g. Berpakah jumlah meja dan kursi yang ada di rumah makan?
h. Berapakah jumlah kulkas yang ada di rumah makan?
i. Berapakah jumlah alat kebersihan yang disediakan di rumah makan?
j. Bagaimanakah cara pembuatan produk?
3. Aspek Manajemen
a. Bagaimana cara memperoleh tenaga kerja ?
b. Berapakah jumlah tenaga kerja yang diperkerjakan ?
c. Berpakah jumlah rata – rata upah atau gaji untuk setiap pekerjaan ?
d. Bagaimana kompoosisi tingkat pendidikan dari karyawan yang diperkerjakan ?
e. Apakah karyawan menerima tambahan upah, seperti uang rokok, uang makan, bonus, THR,
dll ?
f. Apakah ada keluhan – keluhan dari tenaga kerja saat ini ? Misalnya keluhan mengenai
pembayaran upahyang terlambat, upah yang diberikan terlalu renda.
g. Apakah usaha ayam bakar ini memiliki program pelatihan karyawan untuk menyesuaikan
dengan kemajuan teknologi ?
4. Aspek Keuangan
a. Berapa modal awal pendirian usaha ini ? darimana sumber modalnya ?
b. Adakah dana yang didapat dari pinjaman pada bank ?
c. Berapa biaya yang diperlukan untuk peralatan dan perlengkapan usaha ?
d. Berapa modal sewa gedung yang dikeluarkan selama satu tahun ?
e. Berapa modal yang diperlukan untuk keperluan bahan baku per hari ?
f. Berapa pengeluaran gaji untuk satu bulan ? berapa gaji para karyawan tiap bulan?
g. Berapa biaya listrik yang dikeluarkan per bulan ?
h. Adakah biaya lain-lain yang dikeluarkan selama satu bulan ? berapa ?
i. Berapa rata-rata volume penjualan per hari ?
j. Berapa pendapatan per hari ?
k. Menurut perkiraan Anda, berapa lama modal akan kembali ?
l. Adakah rencana untuk berinvestasi pada usaha lain ? atau rencana untuk membuka cabang ?
6. Aspek Lingkungan
a. Kegiatan apa saja yang perlu dilakukan agar dapat diketahui adanya dampak lingkungan ?
b. Apa yang anda lakukan untuk memprediksi dampak lingkungan ?
c. Apakah ada penanganan khusus mengenai limbah di usaha anda ini ?
d. Adakah partisipasi usaha ini terhadap masyarakat di sekitar lokasi ?
e. Adakah dampak fisik lingkungan dari usaha ini ?
f. Bagaimana mengenai adanya dampak usaha social ?
g. Dampak ekonomi apa sajakah yang muncul dari pendirian usaha yang sedang anda jalankan
ini ?
h. Apakah dari usaha ini menimbulkan pencemaran lingkungan ?