Disusun oleh:
Fernando Ihsan (14-2008-019)
Pembimbing :
Salafudin, ST.,M.Sc
Co-Pembimbing :
Marthen Luther Doko, Ir., MT
LEMBAR PENGESAHAN
Catatan / komentar
Bandung, 2014
Pembimbing, Co-Pembimbing,
ABSTRAK
Air bersih adalah salah satu kebutuhan terbesar bagi manusia dan makhluk lainnya.
Sumber air paling besar dan tidak memerlukan biaya adalah air laut. Akan tetapi air laut tidak
dapat langsung digunakan untuk kebutuhan rumah tangga maupun industri karena masih
mengandung garam. Oleh karena itu dibutuhkan cara untuk memisahkan garam dari air laut agar
didapatkan air bersih. Metode ekstraksi dipilih karena prosesnya lebih sederhana dan biayanya
lebih murah dibandingkan metode lain.
Penelitian ini memisahkan air bersih dari larutan garam dengan menggunakan prinsip
kelarutan. Solvent yang digunakan berupa edible oil karena tidak beracun bagi lingkungan dan
bersifat biodegradable. Selain itu edible oil mengandung gugus asam karboksil yang bersifat polar
sehingga dapat mengikat air.Edible oil yang digunakan yaitu minyak sawit, minyak kelapa, minyak
jagung, dan minyak sunflower.
Pengujian ini dilakukan pada range suhu 30oC hingga 80oC dan disertai dengan
pengadukan. Dari beberapa jenis minyak tersebut, minyak jagung merupakan minyak yang paling
baik digunakan sebagai solvent. Air yang dapat diserap oleh minyak jagung sebanyak 300 pL
Kata kunci metode pemurnian air, ekstraksi cair, kelarutan, pelarut, minyak nabati
ABSTRACT
Clean water is one of the biggest needs for humans and other creatures. The greatest source
of water and do not require a fee is sea water. However, sea water can not be directly used for
household and industrial needs because it still contains salt. Therefore, it needs a way to separate the
salt from sea water in order to get clean water. Extraction method chosen because the process is
simpler and cost less than other methods.
This study separates the clean water from the salt solution by using solubility principle.
Solvent used in the form of vegetable oil because it is not toxic to the environment and is
biodegradable.Edible oil used are palm oil, coconut oil, corn oil, and sunflower oil.
The test is performed at a temperature range of 30oC to 80oC. Of the several types of oil,
corn oil is the best oil to use as a solvent. Edible oil containing carboxyl acid groups which are polar
so it’s easy to bond water. Edible oil used is palm oil, coconut oil, corn oil, and sunflower oil.
The test is performed at a temperature range from 30oC to 80oC and accompanied by
stirring. By several types of oil, corn oil is the best oil to use as a solvent. Water that can be absorbed
is 300 pL.
Key words: purification water method, liquid extraction, solubility, solvent, edible oil
PRAKATA
Alhamdulillah, puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat
rahmat dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan laporan penelitian ini. Shalawat serta
salam senantiasa tercurahkan kepada junjungan kita, Nabi Muhammad SAW dan seluruh umat
Islam hingga akhir zaman.
Laporan penelitian ini berjudul KELARUTAN AIR DALAM BERBAGAI JENIS
EDIBLE OIL. Laporan penelitian ini kami susun untuk memenuhi salah satu syarat sebelum
menyelesaikan tugas akhir pada tahap sarjana di Jurusan Teknik Kimia Institut Teknologi
Nasional Bandung. Laporan penelitian ini tidak terlepas dari keterbatasan pikiran yang kami
peroleh, sehingga selama penyusunan laporan penelitian, penulis banyak menerima masukan,
bantuan, dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis ingin
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Salafudin, ST.,M.Sc sebagai dosen pembimbing yang telah memberikan
pengarahan kepada penulis
2. Marthen Luther Doko, Ir., MT sebagai dosen co-pembimbing
3. orang tua dan keluarga penulis yang memberikan semangat dan do’a yang tiada henti
4. Bapak Tedy Irnata sebagai laboran di laboratorium Jurusan Teknik Kimia Itenas
5. Novitka Hesti N. yang telah membantu dalam penyusunan laporan
6. rekan-rekan di HMTK Itenas Bandung
7. pihak-pihak lain yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu
Besar harapan penulis agar proposal penelitian ini dapat memberikan manfaat dan
menambah wawasan ilmu pengetahuan, khususnya di bidang Teknik Kimia.
Penulis
1.3 Tujuan
• Membuat data kelarutan air dalam berbagai jenis edible oil dengan kondisi suhu
tertentu.
• Mencari jenis minyak terbaik yang dapat digunakan untuk proses desalinasi
mengunakan ekstraksi.
2.2 EkstraksiCair
2.2.1 Pengertian Ekstraksi Cair
Pada penelitian ini menggunakan ekstraksi cair atau dikenal dengan ekstraksi pelarut karena
umpannya berupa larutan garam. Ekstraksi cair adalah salah satu metode yang memisahkan larutan
dua komponen dengan menambahkan komponen ketiga (solvent) yang larut dengan solute tetapi
tidak larut dengan solvent. Dengan penambahan solvent ini, sebagian solute akan terpisah dari
larutan umpan ke fasa solvent (disebut ekstrak) dan sebagian lagi tetap tinggal di dalam larutan
umpan (disebut rafinat).
Seringkali campuran bahan padat dan cair sukar sekali dipisahkan dengan metode pemisahan
mekanis atau termis. Misalnya saja, karena komponennya saling bercampurdengan sangat erat, peka
terhadap panas, perbedaan titik didih yang terlalu dekat, atau tersedia dalam konsentrasi yang terlalu
rendah. Berdasarkan pertimbangan tersebut, makametode ekstraksi dapa digunakan. Sebagai contoh
pembuatan ester (essence) untuk bau- bauan dalam pembuatan sirup atau minyak wangi, pengambilan
kafein dari daun teh, biji kopi, atau biji coklat.
Ada beberapa tahap dalam ekstraksi cair, yaitu sebagai berikut:
1. Mencampur umpan dengan solvent dengan bantuan pengadukan dan pemanasan. Dalam hal ini
terj adi perpindahan massa dengan cara difusi pada bidang antarmuka umpan dan solvent.
2. Memisahkan larutan ekstrak dari rafinat, biasanya dengan cara dekantasi.
3. Merecovery solvent dari rafinat untuk digunakan kembali. Umumnya dilakukan dengan
menggunakan metode evaporasi atau distilasi.
Dalam proses ekstraksi perlu diperhatikan beberapa hal. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi
laju ekstraksi antara lain sebagai berikut:
• Temperatur
Dalam banyak hal, kelarutan zat terlarut di dalam pelarut akan naik bersamaan dengan kenaikan
temperatur untuk memberikan laju ekstraksi yang lebih tinggi.
• Pengadukan fluida
Pengadukan pada proses ekstraksi penting karena akan mempercepat proses difusi dari zat
terlarut ke solvent.
Pelarut dikelompokkan kedalam non-polar, polar aprotic, dan polar proticdan diurutkan berdasarkan
kenaikan polaritas. Polaritas ditunjukkan sebagai konstanta dielektrik.
Pelarut Non-polar
Hexane CH3 -CH2 -CH2 -CH2 -CH2 -CH3 69 1.88 0.655 0.00
1,4-Dioxane /-CH2 -CH2 -O-CH2 -CH2 -OA 101 2.3 1.033 0.45
2.3 Kelarutan
Kelarutan adalah batas atas suatu larutan dapat melarutkan sejumlah solvent pada
keadaan setimbang. Kelarutan merupakan proses fisik (tidak mengubah sifat kimianya)
yang dapat diukur jumlahnya.Beberapa faktor yang berhubungan dengan kelarutan antara
lain:
1. Sifat alami dari solute dan solvent
Substansi polar cenderung lebih miscible atau soluble dengan substansi polar lainnya.
Substansi non-polar cenderung untuk miscible dengan substansi nonpolar lainnya,
dan tidak miscible dengan substansi polar lainnya.
2. Efek dari temperatur terhadap kelarutan
Kebanyakan zat terlarut mempunyai kelarutan yang terbatas pada sejumlah solvent
tertentu dan pada temperatur tertentu pula. Temperatur dari solvent memiliki efek
yang besar dari zat yang telah larut. Untuk kebanyakan padatan yang terlarut dalam
cairan, kenaikkan temperatur akan berdampak pada kenaikkan kelarutan (solubilitas).
Gas lebih mudah larut pada pelarut yang dingin dibandingkan dengan pelarut yang
panas.
Pada umumnya kelarutan meningkat seiring dengan kenaikan suhu dan menurun
dengan rendahnya suhu. Akan tetapi itu tidak berlaku untuk semua kasus. Ada dua
ketentuan, yaitu:
• Pada proses endoterm, kelarutan meningkat seiring meningkatnya suhu.
• Pada proses eksoterm, kelarutan menurun seiring meningkatnya suhu.
(http://www.citycollegiate.com/chapter3d.htm)
3. Efek tekanan pada kelarutan
Perubahan kecil dalam tekanan memiliki efek yang kecil pada kelarutan dari padatan
dalam cairan tetapi memiliki efek yang besar pada kelarutan gas dalam cairan.
Kelaruatn gas dalam cairan berbanding langsung pada tekanan dari gas diatas larutan.
Sehingga sejumlah gas yang terlarut dalam larutan akan menjadi dua kali lipat jika
tekanan dari gas diatas larutan adalah dua kali lipat.
4. Kelajuan dari zat terlarut
a. Ukuran partikel
b. Temperatur dari solvent
c. Pengadukan dari larutan
Thermometer*
> SampelMinyak
3.2.2 Bahan
- Minyak Kelapa 1 Liter
- Minyak Sawit 1Liter
- Minyak Sunflower 1 Liter
- Minyak Jagung 1 Liter
11
3.3 Penentuan Kelarutan Air pada Berbagai Jenis Minyak (Edible Oil)
• Minyak sebanyak 1 liter dimasukkan pada gelas kimia berukuran 1 liter yang sudah
dilengkapi dengan magnetic bar.
• Gelas kimia berisi minyak tersebut dipanaskan menggunakan hotplate dan diaduk
dengan menggunakan magnetic bar. Pemanasan dimulai pada suhu 40oC.
• Air diteteskan dengan menggunakan pipet tetes mikro dengan ukuran 100 pL.
Penetesan dihentikan saat titik air mulai terlihat.
• Pemanasan dilanjutkan hingga titik air berangsur-angsur menghilang. Kemudian
dilakukan penambahan air menggunakan pipet tetes mikro saat titik air sudah mulai
tidak terlihat.
• Pemanasan dan penambahan air terus dilakukan hingga mencapai suhu maksimal
80oC.
• Minyak yang paling banyak menyerap air akan dijadikan sebagai solvent pada
percobaan selanjutnya.
BAB IV
HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN
280
260
Air Yang larut
200 200
•Jagung
• •
(piL)
• Kelapa
• Sawit
• Sun
240
220
200
180
160
140
Gambar 4.1 Kurva Hasil Kelarutan Air Pada Beberapa Jenis Minyak
Grafik diatas menunjukkan kemampuan berbagai jenis minyak dalam menyerap air
memiliki hasil yang beragam. Minyak jagung memiliki volume minyak yang diserap
lebih besar dibandingan dengan minyak-minyak yang lain, yaitu sebesar 400 pL. Hal ini
disebabkan rantai Linoleic Acid yang dimiliki minyak jagung lebih panjang
dibandingkan minyak yang lain.
Minyak dipanaskan dan diaduk bertujuan untuk memudahkan air terserap oleh
minyak, karena air dan minyak tidak dapat saling larut pada suhu kamar. Air diteteskan sedikit
demi sedikit agar dapat diketahui kejenuhan air untuk diserap pada suhu tertentu.
Setelah semua minyak dipanaskan hingga suhu 80oC dan penambahan tetesan air
dilakukan, minyak kemudian didinginkan kembali untuk mengetahui apakah minyak
menyerap air atau air menghilang karena menguap, bukan bercampur dengan minyak.
Umumnya asam lemak melarutkan air karena keberadaan asam karboksil (COOH). C=O
dan O-H yang sangat polar mendukung pembentukan ikatan hidrogen antara ujung rantai
COOH dan molekul air. Jika ujung rantai ini mengikat air, sisa dari molekul asam lemak
adalah CH2 dan CH3 yang menolak air. Asam lemak dengan rantai yang pendek larut dengan
air karena kelompok COOH yang mengikat air (polar) mengalahkan peran dari rantai karbon
utama yang menolak air (non-polar). Jadi semakin panjang rantai, kelarutan dari campuran
akan menurun secara signifikan karena dampak dari rantai karbon utama.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa:
• Minyak jagung dapat menyerap air paling banyak diantara minyak yang lain pada
suhu 75oC karena memiliki rantai Linoleic Acid (Solubility 0.139 mg/L) terbanyak.
• Air yang dapat diserap oleh minyak jagung sebanyak 300pL.
5.2 Saran
• Sebaiknya dalam proses pemanasan, menggunakan wadah yang tertutup untuk
mengurangi kemungkinan kehilangan air.
• Melakukan percobaan dengan skala yang lebih besar agar diperoleh volume yang
lebih banyak untuk dapat dianalisis lebih mudah.
Cipollina, Andrea, dkk. 2009. “Seawater Desalination Conventional and Renewable Energy
Processes (Green Energy and Technology)”. Berlin: Springer Sukardjo. 1997. “Kimia Fisika”.
Jakarta: Rineka Cipta
US Patent 2012/0138532 Al. “Water Desalination Using Directional Solvent Extraction”
http://academic.pgcc.edu/~ssinex/struc_bond/solubilities.htm
http://en.wikipedia.org/wiki/Linoleic_acid
http://en.wikipedia.org/wiki/Corn_oil
http://en.wikipedia.org/wiki/Solvent
http: //www.citycol l egi ate .com/chapter3d. htm
Cordain, Loren. 2013 Vegetable Oil Fatty Acid Composition
http://thepaleodiet.com/vegetable-oil-fatty-acid-composition/, 12 Januari 2014
www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia-industri/teknologi-proses/ekstraksi/
16
LAMPIRAN
DATA PENGAMATAN
Minyak sawit, minyak kelapa, minyak jagung dan minyak sunflower hanya melarutkan air
paling banyak 3 tetes (±0.05 mL).
Minyak Sunflower
Pada suhu 30oC, 100 pL air diteteskan, terbentuk butiran air kecil.
Pada suhu 67oC, 100 pL air ditambahkan.
Butiran air tidak hilang hingga mencapai suhu 80oC.
Minyak Jagung
Pada suhu 30oC, 100 pL air diteteskan, air membentuk gelembung kecil.
Pada suhu 57oC, gelembung air sudah larut seluruhnya, oleh karena itu 100 pL air
ditambahkan kembali.
Pada suhu 70oC, ditambahkan kembali 100 pL air dan pengadukan dilanjutkan.
Pada suhu 75oC, ditambahkan kembali 100 pL air, gelembung air tidak hilang hingga
suhu mencapai 80oC.
Minyak Kelapa Sawit
Pada suhu 30oC, diteteskan 100 pL air.
Pada suhu 65oC, butiran air telah larut, ditambahkan kembali 100 pL air, air tetap
terbentuk gelembung hingga suhu 80 oC.
Minyak Kelapa
Pada suhu 30oC, air diteteskan.
Pada suhu 72oC, butiran air telah larut, ditambahkan kembali 100 pL air.
Pada suhu 76oC, 100 pL air ditambahkan kembali, gelembung air tidak hilang hingga
suhu 80oC.
DAFTAR ISI
COVER....................................................................................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN ....................................................................................................... ii
ABSTRAK ............................................................................................................................... iii
ABSTRACT ............................................................................................................................. iv
PRAKATA ................................................................................................................................ v
DAFTAR ISI ............................................................................................................................ vi
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ....................................................................................................... 2
1.3 Tujuan ......................................................................................................................... 2
1.4 Ruang lingkup ............................................................................................................. 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................................... 3
2.1 Air Laut ....................................................................................................................... 3
2.1.1 Kandungan dalam Air Laut................................................................................. 3
2.1.2 Metode Pemurnian Air Laut ............................................................................... 4
2.2 Ekstraksi Cair.............................................................................................................. 5
2.2.1 Pengertian Ekstraksi Cair.................................................................................... 5
2.2.2 Pemilihan Solvent ............................................................................................... 7
BAB III METODOLOGI PENELITIAN .................................................................................. 9
3.1 Pendekatan Percobaan ................................................................................................ 9
3.2 Skema Alat dan Bahan................................................................................................ 9
3.2.1 Skema Alat .......................................................................................................... 9
3.2.2 Bahan .................................................................................................................. 9
3.3 Penentuan Jenis Minyak yang Akan Digunakan sebagai Solvent ............................ 11
BAB IV HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN ....................................................... 12
4.1 Hasil Kelarutan Air ................................................................................................... 12
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .................................................................................. 13
5.1 Kesimpulan ............................................................................................................... 14
5.2 Saran ....................................................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 15
LAMPIRAN ..............................................................................................................................
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL