11
A. Riwayat Hidup
Abdullah bin Nuh adalah seorang ulama yang lahir di Cianjur, Jawa
Barat pada tanggal30 Juni 1905 Masehi, bertepatan dengan tahun 1324
Hijriah, dan wafat di Bogor pada tanggal 26 Oktober 1987 Masehi
bertepatan dengan 1407 Hijriah, dalam usia 82 tahun.
Ayahnya bernama K.H.Raden Muhammad Nuh, salah seorang ulama
terkenal di kota Cianjur pada zamanya. Dan ibunya, Nyi Raden Hj Aisyah,
seorang ibu rumah tangga yang taat menjalankan agama serta taat p~da
suami.
Dilihat dad silsilahnya, Abdullah bin Nuh termasuk turunan ningrat,
suatu kelompok priyayi yang memiliki status sosial yang terhormat.
Abdullah bin Nuh putra dari KH Raden Muhammad Nuh, putra Raden
H, idris, putra dari Raden Arifin, putra dari Raden H. Soleh, putra dari
Raden H. Muhyidin Natapraja, puna dari Raden Aria Wiratanudatar V
(Dalem Muhyidin), putra dari Raden Aria Wiranudatar IV (Dalem
Sabiruddin), putra dari Raden Aria Wiranudaar III (Dalem Astramanggala),
putra dad Raden Aria Wiranudatar II (Dalem Wiramanggala), putra dari
Raden Aria Wiratanudatar I (Dalem Cikundul).1
Selain hidup dalam keluarga ningrat, ia juga hidup dalam lingkungan
hidup yang islami, taat beragama. Dari sejak kecil, Abdullah bin Nuh telah
memperlihatkan karakteristik yang ramah serta memiliki akhlak yang
baik. Sungguhpun ia berasal dari keluarga yang terhormat, tapi ia memper
lihatkan sikap rendah hati, ramah dan suka bergaul dengan kalangan
masyarakat kebanyakan.
Riwayat pendidikannya, dimulai dengan belajar agama Islam di
Madrasah I'anatut Thalibin Muslimin, suatu lembaga pendidikan Islam
yang didirikan oleh ayahnya sendiri, di Cianjur. Karena didukung oleh
kes.ungguhan belajar dan kecerdasannya, sejak usia muda ia telah
memperlihatkan kemampuannya dalam berbahasa Arab dengan orang
'Ahmad Zaini Dahlan, al-Hijrah mill Allah ila Allah, (al-Ihya, Bogor, 1987), hIm. 3.
Lihat pula Khairul Shalih, Abd Allah bin Nuh Kifahuh wa Syi'ruh, (al-Ihya, Bogor, 1991),
hIm. 56.
'''~_~,-to:,::~
lMansur Menas, Abdurahim, Alai(//(/Ir SU(/f(/ Masiid, Jakarta, Januari, 1989, him.
49.
3Raden Hjh. Siti Amin binti Nuh, \\'l(/wat/e(/ra Isk(/ndar ElIgkll di rUn/(/!z kedi(//1/(/nny(/
di Cim/illr, ta nggaI 15 Agustus 1999.
~K.H.Drs.Muh. Husni Thamrin, w(/n'at/tar(/, 1999.
E. Penutup
Berdasarkan uraian tersebut di atas, dapat dikemukakan beberapa
catatan sebagai berikut.
,.L'
Pertama, Abdullah bin Nuh menunjukkan bahwa umat Islam Indo
nesia juga dapat mencapai prestasi dalam bidang ilmu agama Islam
sebagaimana yang dicapai oleh umat Islam dari negara lain. Keber
hasilannya menuntut ilmu di Universitas Al-Azhar, Kairo menunjukkan
pernyataan tersebut.
Kedua, Abdullah bin Nuh telah membuktikan bahwa sesungguhnya
tidak ada perbedaan antara manusia yang satu dengan manusia lainnya.
Abdullah bin Nuh yang memiliki latar belakang aristokrat yang bergelar
Raden, ternyata telah menunjukkan kepeduliannya yang tinggi terhadap
kepentingan masyarakat pada umumnya.
Ketiga, sesuai dengan zamannya Abdullah bin Nuh adalah sosok ulama
yang memiliki kesadaran yang tinggi terhadap tegaknya kemajuan dan
kejayaan bangsa dan negara.
Keemf1at, gagasan dan pemikiran Abdullah bin Nuh tampak sangat
dipengaruhi oleh sikap dan pandangan keagamaannya sebagai seorang
penganut mazhab Sunni yang kuat. Hal yang demikian terlihat dari
sejumlah buku yang ditulisnya yang berkaitan dengan masalah ahl Sunnah
wa al-jama'ah, serta lembaga pendidikan yang didirikannya, yaitu al
Ihya, sebuah nama salah satu Kitab al-Ghazali yang amat terkenal, serta
bernama al-Ghazali itu sendiri.
Kelima, pandangan Abdullah bin Nuh dalam bidang tujuan, kuri
kulum, guru, manajemen, dan bentuk kelembagaan pendidikan tampak
sangat dipengaruhi oleh sikap dan pandangan keagamaannya itu, yaitu
pandangan Sunni.
..