09e02765 PDF
09e02765 PDF
)
KARAKTERISASI SIMPLISIA, ISOLASI, DAN ANALISIS KOMPONEN
MINYAK ATSIRI SECARA GC-MS
SKRIPSI
OLEH:
HERBERT REGIANTO R
071524028
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2009
Herbeth Regianto : Minyak Atsiri Rimpang Kencur (Kaempferia galanga L.) Karakterisasi Simplisia, Isolasi, Dan
Analisis Komponen Minyak Atsiri Secara Gc-Ms, 2009.
MINYAK ATSIRI RIMPANG KENCUR (Kaempferia galanga L.)
KARAKTERISASI SIMPLISIA, ISOLASI, DAN ANALISIS KOMPONEN
MINYAK ATSIRI SECARA GC-MS
SKRIPSI
OLEH:
HERBERT REGIANTO R
071524028
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2009
Herbeth Regianto : Minyak Atsiri Rimpang Kencur (Kaempferia galanga L.) Karakterisasi Simplisia, Isolasi, Dan
Analisis Komponen Minyak Atsiri Secara Gc-Ms, 2009.
PENGESAHAN SKRIPSI
OLEH:
HERBERT REGIANTO R
071524028
(Drs. Panal Sitorus, M.Si, Apt.) (Dr. M. Pandapotan Nasution, MPS., Apt)
NIP 195310301980031002 NIP 130535838
Pembimbing II,
(Drs. Panal Sitorus, M.Si, Apt.)
NIP 195310301980031002
(Drs. Syahrial Yoenoes, S.U, Apt.)
NIP 195112061983031001
(Dra. Misra Gafar, MS., Apt.)
NIP 131569407
Fakultas Farmasi
Universitas Sumatera Utara
Dekan,
Herbeth Regianto : Minyak Atsiri Rimpang Kencur (Kaempferia galanga L.) Karakterisasi Simplisia, Isolasi, Dan
Analisis Komponen Minyak Atsiri Secara Gc-Ms, 2009.
KATA PENGANTAR
Segala Puji Syukur dan Hormat kepada Allah Bapa di dalam nama Tuhan
Yesus Kristus atas limpahan kasih serta AnugerahNya sehingga penulis dapat
Guk-Guk dan Ibunda N. Matondang serta adikku Lilis dan Erwan yang telah
Melalui tulisan ini ucapan terimaksaih yang tulus dan ikhlas atas
1. Bapak Drs. Panal Sitorus, M.Si., Apt dan Drs. Syahrial Yoenoes, SU., Apt
3. Bapak Dr. M. Pandapotan Nasution, MPS., Apt., Ibu Dra. Misra Gafar,
MS., Apt., Ibu Saleha Salbi, M.Si., Apt., selaku penguji yang telah
skripsi ini.
4. Bapak Drs. Muchlisyam, M.Si., Apt. dan Bapak Drs. Immanuel Meliala,
M.Si., Apt. selaku dosen wali yang selama ini telah banyak membina dan
Herbeth Regianto : Minyak Atsiri Rimpang Kencur (Kaempferia galanga L.) Karakterisasi Simplisia, Isolasi, Dan
Analisis Komponen Minyak Atsiri Secara Gc-Ms, 2009.
5. Asisiten Laboratorium Farmakognosi (Ernita, Merry dan Sandra) yang
6. Teman – teman penulis khususnya KTB Salvation & Daniel Jr, Adik
Winardi, Ricardo, Tiur, Kak Butet, Kak Yetty, Ulfa, Silmi, Kistia, Reny,
Puji, Ferna, Rinces, Gina, Trisna, anak kost Tarigan 12 (Endi dan Yoa),
panitia dan perangkat acara retreat UKM KMK USU UP FMIPA 2009,
Semoga skripsi ini dapat menjadi sumbangan yang berarti bagi ilmu
Penulis
(Herbert Regianto R)
Herbeth Regianto : Minyak Atsiri Rimpang Kencur (Kaempferia galanga L.) Karakterisasi Simplisia, Isolasi, Dan
Analisis Komponen Minyak Atsiri Secara Gc-Ms, 2009.
Minyak Atsiri Rimpang Kencur (Kaempferia galanga L.)
Karakterisasi Simplisia, Isolasi dan Analisis Komponen Minyak Atsiri
Secara GC-MS
Abstrak
Kencur adalah salah satu tanaman obat tradisional yang mengandung
minyak atsiri. Kencur dapat digunakan sebagai obat tradisonal, bumbu masak dan
lain-lain. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui karakter simplisia, isolasi dan
analisis komponen minyak atsiri dari rimpang kencur dari petani di Langkat dan
yang dibeli dari Pasar. Metode yang digunakan untuk mengisolasi minyak atsiri
dari simplisia rimpang kencur dengan menggunakan metode destilasi uap (steam
distillation).
Komponen minyak astsiri dari simplisia rimpang kencur di analisis secara
GC-MS. Komponen terbesar dari minyak atsiri yang diperoleh dari simplisia
rimpang kencur dari petani di Langkat adalah Etil sinamat 27,21%, pentadekan
21,45%, 2-Propenoic acid 3-(4-methoxyphenyl)-, ethyl ester 20,40%, delta 3-
Karen 4,25%, β-Pinen 3,51%, dinopol NOP 3,35%, sinamil asetat 3,04%.
Komponen terbesar minyak atsiri yang diperoleh dari simplisia rimpang kencur
yang dibeli dari pasar adalah Etil sinamat 43,47%, 2-Propenoic acid, 3-(4-
methoxyphenyl)-, ethyl ester 31,36%, pentadekan 5,35%, borneol 3,75%, delta 3-
Karen 2,86%, β-Pinen 2,47%, dan kamfen 2,22%.
Hasil pemeriksaan karakterisasi simplisia rimpang kencur (Galanga
rhizoma) dari petani di Langkat diperoleh kadar abu 5,6%, kadar abu yang tidak
larut dalam asam 1,33%, kadar sari yang larut dalam air 17,46%, kadar sari yang
larut dalam etanol 6,66% dan kadar air 7,95%. Hasil penetapan kadar minyak
atsiri dengan alat Stahl diperoleh kadar minyak atsiri 3,04%. Hasil penetapan
indeks bias adalah 1,456 dan hasil penetapan bobot jenis adalah 0,9012.
Hasil pemeriksaan karakterisasi simplisia rimpang kencur yang dibeli dari
pasar diperoleh kadar abu 3,95%, kadar abu yang tidak larut dalam asam 0,49%,
kadar sari yang larut dalam air 19,73%, kadar sari yang larut dalam etanol 5,62%
dan kadar air 6,32%. Hasil penetapan kadar minyak atsiri dengan alat Stahl
diperoleh kadar minyak atsiri 2,79%. Hasil penetapan indeks bias adalah 1,456
dan hasil penetapan bobot jenis adalah 0,9012.
Kata kunci: minyak atsiri, kencur, GC-MS
Herbeth Regianto : Minyak Atsiri Rimpang Kencur (Kaempferia galanga L.) Karakterisasi Simplisia, Isolasi, Dan
Analisis Komponen Minyak Atsiri Secara Gc-Ms, 2009.
The Volatile Oil of Greater galingale Rhizome (Kaempferia galangal L.)
The Characteristic Simplicia, Isolation And Analyses
The Component of Volatile Oil By GC-MS
Abstract
Greater galingale is one of the medicine plant which contain volatile oil.
Greater galingale can be used as a traditional drug, spice ingredient and the
others. The purpose of this research to know the characteristic simplicia,
isolation, and analyses the component of volatile oil from rhizome simplicia of
greater galingale from farmer in Langkat and which bought from the market. The
method which used for isolation volatile oil from greater galingale simplicia is
using by steam distillation.
The component volatile oils of rhizomes simplicia were analysed by GC-
MS. The major constituent of rhizome oil from farmer in Langkat was Ethyl
cinnamate 27,21%, pentadecane 21,45%, 2-Propenoic acid 3-(4-methoxyphenyl)-
, ethyl ester 20,40%, delta 3-Caren 4,25%, β-Pinen 3,51%, dinopol NOP 3,35%,
cinnamyl acetate 3,04%. The major constituent of rhizome oil which bought from
the market was Ethyl cinnamate 43,47%, 2-Propenoic acid, 3-(4-
methoxyphenyl)-, ethyl ester 31,36%, pentadecane 5,35%, borneol 3,75%, delta
3-Caren 2,86%, β-Pinen 2,47%, dan camphene 2,22%.
The examination of rhizomes simplicia from farmer in Langkat area
characteristics were obtained the total ash value 5,6%, acid insoluble ash value
1,33%, the water soluble extract value 17,46%, the ethanol soluble extract value
6,66%, and the water value 7,95%. The volatile oil content was 3,04%v/b. The
refractive index 1,456 and specific grafity 0,9012.
The examination of rhizomes simplicia which bought from the market
characteristics were obtained the total ash value 3,95%, acid insoluble ash value
0,49%, the water soluble extract value 19,73%, the ethanol soluble extract value
5,62% and the water value 6,32%. The volatile oil content was 2,79%v/b. The
refractive index 1,456 and specific grafity 0,9012.
Key words: volatile oil, greater galingale, GC-MS
Herbeth Regianto : Minyak Atsiri Rimpang Kencur (Kaempferia galanga L.) Karakterisasi Simplisia, Isolasi, Dan
Analisis Komponen Minyak Atsiri Secara Gc-Ms, 2009.
DAFTAR ISI
Halaman
JUDUL ................................................................................................. i
ABSTRAK ........................................................................................... vi
1.3 Hipotesis............................................................................. 3
Herbeth Regianto : Minyak Atsiri Rimpang Kencur (Kaempferia galanga L.) Karakterisasi Simplisia, Isolasi, Dan
Analisis Komponen Minyak Atsiri Secara Gc-Ms, 2009.
2.1.5 Kandungan Kimia ..................................................... 7
2.5.1.3 Kolom........................................................... 16
Herbeth Regianto : Minyak Atsiri Rimpang Kencur (Kaempferia galanga L.) Karakterisasi Simplisia, Isolasi, Dan
Analisis Komponen Minyak Atsiri Secara Gc-Ms, 2009.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN............................................... 22
Herbeth Regianto : Minyak Atsiri Rimpang Kencur (Kaempferia galanga L.) Karakterisasi Simplisia, Isolasi, Dan
Analisis Komponen Minyak Atsiri Secara Gc-Ms, 2009.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................... 29
LAMPIRAN ......................................................................................... 63
Herbeth Regianto : Minyak Atsiri Rimpang Kencur (Kaempferia galanga L.) Karakterisasi Simplisia, Isolasi, Dan
Analisis Komponen Minyak Atsiri Secara Gc-Ms, 2009.
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 7. Penetapan Kadar Abu yang Tidak Larut dalam Asam ............. 73
Lampiran 14. Flowsheet isolasi minyak atsiri dari smplisia rimpang kencur
dari Langkat dan yang dibeli dari pasar .................................... 87
Herbeth Regianto : Minyak Atsiri Rimpang Kencur (Kaempferia galanga L.) Karakterisasi Simplisia, Isolasi, Dan
Analisis Komponen Minyak Atsiri Secara Gc-Ms, 2009.
DAFTAR TABEL
Herbeth Regianto : Minyak Atsiri Rimpang Kencur (Kaempferia galanga L.) Karakterisasi Simplisia, Isolasi, Dan
Analisis Komponen Minyak Atsiri Secara Gc-Ms, 2009.
DAFTAR GAMBAR
35
Gambar 2. Spektrum massa dengan waktu tambat (Rt) 22,208 menit ............ 36
Gambar 4. Spektrum massa dengan waktu tambat (Rt) 22,917 menit ............
Gambar 6. Spektrum massa dengan waktu tambat (Rt) 29,400 menit ............ 39
Gambar 8. Spektrum massa dengan waktu tambat (Rt) 8,167 menit .............. 40
Gambar 10. Spektrum massa dengan waktu tambat (Rt) 7,225 menit .............. 41
Gambar 12. Spektrum massa dengan waktu tambat (Rt) 44,308 menit ............ 43
Gambar 14. Spektrum massa dengan waktu tambat (Rt) 21,533 menit ............ 44
Gambar 17. Spektrum massa dengan waktu tambat (Rt) 22,208 menit ............ 47
Gambar 19. Spektrum massa dengan waktu tambat (Rt) 29,400 menit ............ 48
Herbeth Regianto : Minyak Atsiri Rimpang Kencur (Kaempferia galanga L.) Karakterisasi Simplisia, Isolasi, Dan
Analisis Komponen Minyak Atsiri Secara Gc-Ms, 2009.
Gambar 20. Rumus bangun dari senyawa Etil ester 3,4-methoxy phenil
2-propenoat …………………………………………………….. 49
Gambar 21. Spektrum massa dengan waktu tambat (Rt) 22,883 menit ............ 50
Gambar 23. Spektrum massa dengan waktu tambat (Rt) 13,250 menit ............ 51
Gambar 25. Spektrum massa dengan waktu tambat (Rt) 8,175 menit .............. 52
Gambar 27. Spektrum massa dengan waktu tambat (Rt) 7,225 menit .............. 53
Gambar 29. Spektrum massa dengan waktu tambat (Rt) 6,458 menit .............. 55
Herbeth Regianto : Minyak Atsiri Rimpang Kencur (Kaempferia galanga L.) Karakterisasi Simplisia, Isolasi, Dan
Analisis Komponen Minyak Atsiri Secara Gc-Ms, 2009.
BAB I
PENDAHULUAN
dan digolongkan sebagai salah satu jenis temu – temuan yang mempunyai daging
buah paling lunak dan tidak berserat. Kencur merupakan terna kecil yang tumbuh
yang mempunyai aroma yang sangat khas dan lembut sehingga mudah
dalam berbagai ramuan obat tradisional, seperti: obat batuk, disentri, masuk
angin, sakit perut, penambah nafsu makan dan lain-lain. Kandungan kimia dari
rimpang kencur adalah pati, mineral, flavonoida, akaloida dan minyak atsiri.
kosmetika dan dimanfaatkan sebagai anti jamur ataupun anti bakteri (Anonim,
2009).
Minyak atsiri yang juga disebut minyak eteris merupakan minyak yang
penghasilnya. Minyak atsiri bukan merupakan zat kimia murni, melainkan terdiri
dari berbagai campuran zat yang memiliki sifat fisika dan kimia yang berbeda-
beda ( Lutony & Rahmayati, 2002). Minyak tersebut mudah menguap pada suhu
kamar tanpa mengalami dekomposisi, mempunyai rasa getir, berbau wangi sesuai
dengan tanaman penghasilnya, umumnya larut dalam pelarut organik dan tidak
beberapa abad yang lalu, yaitu sejak zaman pemerintahan raja Firaun di Mesir.
Jenis minyak yang telah dikenal pada saat itu terbatas pada minyak atsiri tertentu,
besar minyak atsiri diperoleh dengan metode penyulingan yang dikenal dengan
hidrodestilasi. Cara lain adalah metode ekstraksi yang menggunakan pelarut dan
merupakan metode tertua, tetapi hingga kini termasuk metode yang sering
Dalam hal ini penulis ingin meneliti salah satu tanaman penghasil minyak
atsiri yaitu kencur (Kaempferia galanga L.) yang layak untuk dikembangkan
kencur dilakukan dengan cara destilasi air (water distillation). Komponen minyak
Herbeth Regianto : Minyak Atsiri Rimpang Kencur (Kaempferia galanga L.) Karakterisasi Simplisia, Isolasi, Dan
Analisis Komponen Minyak Atsiri Secara Gc-Ms, 2009.
atsiri yang didapatkan diantarnya adalah etil sinamat, etil p-methoxy sinamat,
Oleh karena itu penulis ingin melakukan cara lain untuk menyuling
minyak atsiri dari kencur. Cara tersebut adalah isolasi minyak atsiri dengan
Indonesia dan dapat memberikan informasi komponen minyak atsiri dari simplisia
rimpang kencur.
Medika Indonesia?
1.3 Hipotesis
1. Simplisia rimpang kencur yang diperoleh dari petani di Langkat dan yang
Herbeth Regianto : Minyak Atsiri Rimpang Kencur (Kaempferia galanga L.) Karakterisasi Simplisia, Isolasi, Dan
Analisis Komponen Minyak Atsiri Secara Gc-Ms, 2009.
1.4 Tujuan Penelitian
rimpang kencur dari petani di Langkat dan yang dibeli dari pasar dengan
cara GC-MS.
Indonesia dan dapat memberikan informasi komponen minyak atsiri dari simplisia
rimpang kencur.
Herbeth Regianto : Minyak Atsiri Rimpang Kencur (Kaempferia galanga L.) Karakterisasi Simplisia, Isolasi, Dan
Analisis Komponen Minyak Atsiri Secara Gc-Ms, 2009.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
penggunaan tumbuhan.
subur. Ibu-ibu rumah tangga sering menanamnya di pot atau pekarangan. Petani
kencur. Lahan terbuka maupun sedikit ternaungi tak menjadi masalah baginya.
Tanaman ini membutuhkan tanah yang gembur, subur, dan sedikit berpasir.
demikian, kencur cukup toleran terhadap tanah yang tidak terlalu subur. Bahkan
pada musim kemarau panjang kencur masih dapat bertahan hidup, namun tampak
sebenarnya rimpang masih dapat bertahan. Saat hujan atau air siraman datang,
Herbeth Regianto : Minyak Atsiri Rimpang Kencur (Kaempferia galanga L.) Karakterisasi Simplisia, Isolasi, Dan
Analisis Komponen Minyak Atsiri Secara Gc-Ms, 2009.
2.1.2 Sistematika Tumbuhan
berikut:
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Monocotyledoneae
Bangsa : Zingiberales
Suku : Zingiberaceae
Marga : Kaempferia
Nama daerah dari kencur adalah ceuko (Aceh), tekur (Gayo), keciwer
cekor (Kangean), cekuh (Bali), soku (Bima), cakuru (Makasar), humo poto
sampai 3 (umumnya 2 ) helai, lebar merata, dan hampir menutupi tanah, daun
berbentuk jorong lebar sampai hampir bundar, pangkal hampir berbentuk jantung,
ujung mendadak lancip, bagian atas tidak berambut, bagian bawah berambut
hijau, pinggir helai daun 7 cm sampai 15 cm, lebar 2 cm sampai 8 cm, tangkai
Herbeth Regianto : Minyak Atsiri Rimpang Kencur (Kaempferia galanga L.) Karakterisasi Simplisia, Isolasi, Dan
Analisis Komponen Minyak Atsiri Secara Gc-Ms, 2009.
pendek, berukuran 3 mm sampai 10 mm, pelepah terbenam dalam tanah, panjang
1,5 cm samapai 3,5 cm, warna putih. Perbungaan, panjang 4 cm dan mengandung
bergerigi 2 sampai3 buah. Tajuk berwarna putih dengan tabung panjang 2,5 cm
sampai 5 cm, ujung berbelah-belah berbentuk pita, panjang 2,5 cm sampai 3 cm,
stimulansia, penambah nafsu makan, disentri, tonikum, masuk angin, obat asma,
Minyak atsiri adalah zat berbau yang terkandung dalam tanaman. Minyak
ini disebut juga minyak menguap, minyak eteris, atau minyak essensial. Dalam
keadaan segar murni, minyak atsiri umumnya tidak berwarna, namun pada
mencegahnya, minyak atsiri harus terlindung dari pengaruh cahaya, diisi penuh,
ditutup rapat serta disimpan di tempat yang kering dan gelap (Gunawan &
Mulyani, 2004).
Herbeth Regianto : Minyak Atsiri Rimpang Kencur (Kaempferia galanga L.) Karakterisasi Simplisia, Isolasi, Dan
Analisis Komponen Minyak Atsiri Secara Gc-Ms, 2009.
2.2.1 Keberadaan Minyak Atsiri dalam Tumbuhan
kelenjar pada suku Labiatae, di dalam sel-sel parenkim pada suku Piperaceae, di
dan lisigen pada suku Pinaceae, dan terkandung di dalam semua jaringan pada
kerusakan tanaman oleh serangga atau hewan, sebagai cadangan makanan dalam
kimia yang terbentuk dari unsur Carbon (C), Hidrogen (H), dan Oksigen (O) serta
Belerang (S).
golongan yaitu Hidrokarbon yang terdiri terutama dari persenyawaan terpene dan
Oxigenated hydrocarbon. Pada umumnya sebagian besar minyak atsiri terdiri dari
Disamping itu minyak atsiri mengandung resin dan lilin dalam jumlah kecil yang
Herbeth Regianto : Minyak Atsiri Rimpang Kencur (Kaempferia galanga L.) Karakterisasi Simplisia, Isolasi, Dan
Analisis Komponen Minyak Atsiri Secara Gc-Ms, 2009.
a. Golongan Hidrocarbon
Hidrogen (H), dan Carbon (C). Jenis hidrokarbon yang terdapat dalam alam dan
b. Oxigenated hydrocarbon
Carbon (C), Hidrogen (H), dan Oksigen (O). Persenyawaan yang termasuk dalam
golongan ini adalah persenyawaan alcohol, aldehida, keton, ester. Ikatan atom
carbon yang terdapat dalam molekulnya dapat terdiri dari ikatan jenuh dan ikatan
tersusun dari terpene. Komponen lainnya terdiri dari persenyawaan fenol, asam
organik yang terikat dalam bentuk ester misalnya lakton, coumarin dan turunan
misalnya quinines.
hidrokarbon berpengaruh kecil terhadap nilai wangi minyak atsiri (Ketaren, 1985)
Minyak atsiri mempunyai konstituen kimia yang berbeda, tetapi dari segi
fisiknya banyak yang sama. Minyak atsiri yang baru diekstrak (masih segar)
Herbeth Regianto : Minyak Atsiri Rimpang Kencur (Kaempferia galanga L.) Karakterisasi Simplisia, Isolasi, Dan
Analisis Komponen Minyak Atsiri Secara Gc-Ms, 2009.
bau yang karakteristik, mempunyai indeks bias yang tinggi, bersifat optis aktif,
a. Bobot Jenis
Bobot jenis adalah perbandingan bobot zat di udara pada suhu 25oC
terhadap bobot air dengan volume dan suhu yang sama. Penentuan bobot jenis
menggunakan alat piknometer. Bobot jenis merupakan salah satu kriteria penting
b. Indeks Bias
dengan kecepatan cahaya di dalam zat tersebut pada suhu tertentu. Indeks bias
dalam minyak atsiri yang dihasilkan. Sama halnya dengan berat jenis dimana
bergugus oksigen ikut tersuling maka kerapatan medium minyak atsiri akan
bertambah sehingga cahaya akan dating akan lebih sukar untuk dibiaskan. Hal ini
c. Putaran Optik
Nilainya dinyatakan dengan derajat rotasi. Sebagian besar minyak atsiri memiliki
sifat memutar bidang polarisasi kea rah kanan atau kearah kiri jika ditempatkan
Herbeth Regianto : Minyak Atsiri Rimpang Kencur (Kaempferia galanga L.) Karakterisasi Simplisia, Isolasi, Dan
Analisis Komponen Minyak Atsiri Secara Gc-Ms, 2009.
Sifat Kimia Minyak Atsiri
Sifat kimia minyak atsiri ditentukan oleh persenyawaan kimia yang terdapat di
Perubahan sifat kimia minyak atsiri merupakan ciri dari kerusakan minyak
a. Oksidasi
Reaksi oksidasi pada minyak atsiri terutama pada ikatan rangkap dalam
terpene. Peroksida yang bersiafat labil akan berisomerisasi dengan adanya air,
b. Hidrolisa
Proses hidrolisa ester merupaka pemisahan gugus OR dari gugus asil dalam
molekul ester, sehingga terbentu asam bebas dan alkohol. Ester akan terhidrolisa
secara sempurna dengan adanya air dan asam sebagai katalisator (Ketaren, 1985).
c. Resinifikasi
merupakan senyawa polimer. Resin ini dapat terbentuk selama proses pengolahan
(ekstraksi) minyak yang mempergunakan tekanan dan suhu tinggi, serta selama
Herbeth Regianto : Minyak Atsiri Rimpang Kencur (Kaempferia galanga L.) Karakterisasi Simplisia, Isolasi, Dan
Analisis Komponen Minyak Atsiri Secara Gc-Ms, 2009.
d. Penyabunan
langsung dengan air mendidih. Bahan dapat mengapung di atas air atau terendam
secara sempurna, tergantung pada berat jenis dan jumlah bahan yang akan
disuling. Ciri khas model ini yaitu adanya kontak langsung antara bahan dan air
mendidih. Oleh karena itu, sering disebut penyulingan langsung. Minyak atsiri
dari beberapa jenis bahan seperti bubuk buah badan dan bunga mawar cocok
diproduksi dengan cara ini sebab seluruh bagaian bahan harus tercelup dan dapat
bergerak bebas dalam air mendidih. Jika disuling dengan cara lain, misalnya
mealui penyulingan dengan uap, bahan akan merekat dan membentuk gumpalan
besar yang kompak sehingga uap tidak bias berpenetrasi kedalam bahan (Lutony
Model ini disebut penyulingan uap atau penyulingan uap tak langsung.
Pada prinsipnya, model ini sama dengan penyulingan langsung. Hanya saja, air
pengahasil uap tidak diisikan bersama-sama dalam ketel penyulingan uap. Uap
yang digunakan berupa uap jenuh yang kelewat panas dengan tekanan lebih dari 1
atmosfer.didalam proses penyulingan dengan uap ini, uap dialirkan melalui pipa
uap berlingkar yang berpori dan berada di bawah bahan tanaman yang akan
Herbeth Regianto : Minyak Atsiri Rimpang Kencur (Kaempferia galanga L.) Karakterisasi Simplisia, Isolasi, Dan
Analisis Komponen Minyak Atsiri Secara Gc-Ms, 2009.
disuling. Kemudian uap akan bergerak menuju ke bagian atas melalui bahan yang
Pada model penyulingan ini, bahan tanaman yang akan disuling diletakkan
di atas rak-rak atau saringan berlubang. Kemudian ketel penyulingan tidak jauh
dari bagian bawah saringan. Ciri khas model ini yaitu uap selalu dalam keadaan
basah, jenuh, dan tidak terlalu panas. Bahan tanaman yang akan disuling hanya
berhubungan dengan uap dan tidak dengan air panas (Lutony & Rahmayati,
2002).
terhadap bahan berupa biji, buah, atau kulit buaha yang dihasilkan dari tanaman
yang memiliki kandungan minyak atsiri yang tinggi. Akibat tekanan pengepresan,
maka sel-sel yang mengandung minyak akan pecah dan minyak akan mengalir ke
Prinsip ekstraksi ini adalah melarutkan minyak atsiri dalam bahan dengan
melarutkan minyak atsiri dalam bahan dengan pelarut organik yang mudah
menguap. Proses ekstraksi biasanya dilakukan dalam suatu ketel yang disebut
minyak atsiri yang mudah rusak oleh pemanasan dengan uap air, terutama untuk
digunakan petroleum eter, carbon tetra klorida, chloroform dan pelaurut lainnya
Herbeth Regianto : Minyak Atsiri Rimpang Kencur (Kaempferia galanga L.) Karakterisasi Simplisia, Isolasi, Dan
Analisis Komponen Minyak Atsiri Secara Gc-Ms, 2009.
2.4.4 Ekstraksi dengan lemak padat
bungaan, dalam rangka untuk mendapatkan mutu dan rendemen minyak yang
tinggi. Proses ekstraksi ini dibagi atas dua yaitu enfleurasi dan maserasi.
a. Enfleurasi
Pada proses ini, minyak atsiri oleh lemak dilakukan pada suhu rendah
(kedaan dingin) sehingga minyak terhindar dari kerusakan yang disebabkan oleh
panas. Metode ini banyak diterapkan untuk mengekstraksi beberapa jenis minyak
b. Maserasi
Pada proses ini, absorbsi minyak atsiri oleh lemak dalam keadaan hangat
rendemen minyak yang rendah jika diekstraksi dengan cara penyulingan atau
karena minyak atsiri mengandung campuran senyawa dan sifatnya yang mudah
dalam analisis komponen minyak atsiri mulai dapat diatasi. Pada penggunaan GC,
teknologi instrumentasi yang pesat akhirnya dapat menghasilkan suatu alat yang
merupakan gabungan dua sistem dengan prinsip dasar yang berbeda satu sama
lain tetapi saling melengkapi, yaitu gabungan antara kromatografi gas dan
Herbeth Regianto : Minyak Atsiri Rimpang Kencur (Kaempferia galanga L.) Karakterisasi Simplisia, Isolasi, Dan
Analisis Komponen Minyak Atsiri Secara Gc-Ms, 2009.
spektrometer massa. Kromatografi gas berfungsi sebgai alat pemisah berbagai
kimia dalam suatu bahan, berdasarkan perbedaan polaritas campuran. Fase gerak
akan membawa campuran sampel menuju kolom. Campuran dalam fase gerak
akan berinteraksi dengan fase diam. Setiap komponen yang terdapat dalam
komponen dengan fase diam dengan waktu yang paling cepat akan keluar pertama
dari kolom dan yang paling lambat akan keluar paling akhir (Eaton, 1989).
mulai dari beberapa detik untuk campuran sederhana sampai berjam-jam untuk
diidentifikasi dengan waktu tambat (waktu retensi) yang khas pada kondisi yang
tepat. Waktu tambat adalah waktu yang menenjukkan berapa lama suatu senyawa
Bagian utama dari kromatografi gas adalah gas pembawa, sistem injeksi,
adalah keatsirian yang merupakan sifat senyawa itu dan aliran gas melalui kolom.
Herbeth Regianto : Minyak Atsiri Rimpang Kencur (Kaempferia galanga L.) Karakterisasi Simplisia, Isolasi, Dan
Analisis Komponen Minyak Atsiri Secara Gc-Ms, 2009.
Aliran gas dipaparkan dengan dua peubah, aliran yang diukur dalam ml/menit dan
penurunan tekanan antara pangkal dan ujung kolom. Sifat gas yang pasti, biasanya
merupakan hal sekunder ditinjau dari segi pemisahannya, tetapi mungkin ada
pengaruh kecil pad daya pisah. Pemilihan gas pembawa sampai taraf tertentu
bergantung pada detektor yang dipakai: hantar hambang, ionisasi nyala, tangkap
Nitrogen, helium, argon, hidrogen, dan karbon dioksida adalah gas yang
paling sering dipakai sebagai gas pembawa karena mereka tidak reaktif serta dapat
dibeli dalam keadaan murni dan kering dalam kemasan tangki bervolume besar
dan bertekanan tinggi. Hal yang menentukan ialah bahwa kita harus memakai gas
biasanya berupa lubang yang ditutupi dengan septumatau pemisah karet. Ruang
suntik harus dipanaskan tersendiri, terpisah dari kolom, biasanya pada suhu 10-
15oC lebih tinggi daripada suhu kolom maksimum. Jadi seluruh cuplikan diuapkan
2.5.1.3 Kolom
Ada 2 jenis kolom dalam KG adalah kolom kemas dan kolm kapiler.
Kolom kemas terdiri atas fase cair (sekurang-kurangnya pada suhu kromatografi)
yang tersebar pada permukaan penyangga yang lembam yang terdapat dalam
tabung nisbi besar (diameter 1-3 mm). Fase diam dapat hanya dilapiskan saja pada
penyangga atau terikat secara kovalen pada penyangga yang menghasilkan fase
terikat. Kolom kapiler jauh lebih kecil (0,02-0.2 mm) dan dinding kapiler
Herbeth Regianto : Minyak Atsiri Rimpang Kencur (Kaempferia galanga L.) Karakterisasi Simplisia, Isolasi, Dan
Analisis Komponen Minyak Atsiri Secara Gc-Ms, 2009.
bertindak sebagai penyangga lembam untu fase diam cair. Fase ini dilapiskan
pada dinding kolom dan bahkan dapat dicampur dengan sedikit penyangga
lembam yang sangat halus untuk memperbesar luas permukaan efektif (Gritter,
1991).
polar dan polar. Berdasarkan minyak atsiri yang nonpolar sampai sedikit polar,
maka untuk keperluan analisis sebaiknya digunakan kolom fase diam yang
2.5.1.5 Suhu
Tekanan uap sangat bergantung pada suhu, maka suhu merupakan faktor
utama dalam kromtografi gas. Pada GC-MS terdapat tiga pengendali suhu yang
a. Suhu injektor
sedemikian cepat. Tapi sebaliknya, suhu harus cukup rendah untuk mencegah
peruraian atau penataan ulang akibat panas (Mc Nair and Bonelli, 1988).
b. Suhu Kolom
senyawa itu dalam cairan tertentu dan tekanan uapnya atau keatsiriannya. Karena
tekanan uap bergantung langsung pada suhu, maka suhu merupakan faktor utama
dalam KG. Pemisahan dapat dilakukan pada suhu tetap, biasa disebut secara
Herbeth Regianto : Minyak Atsiri Rimpang Kencur (Kaempferia galanga L.) Karakterisasi Simplisia, Isolasi, Dan
Analisis Komponen Minyak Atsiri Secara Gc-Ms, 2009.
Kromatografi isotermal paling baik dipakai untuk analisis rutin atau jika
kita mengetahui agak banyak mengenai yang akan dipisahkan. Pilihan awal yang
baik ialah suhu beberapa derajat di bawah titik didih komponen campuran utama.
Tetapi, ada beberapa masalah yang harus diatasi pada pemisahan isotermal. Pada
kromatografi gas suhu diprogram ini suhu dinaikkan mulai dari suhu tertentu
sampai suhu tertentu yang lain dengan laju yang diketahui dan terkendali dalam
waktu tertentu. Proses dapat dilaksanakan dengan berbagai cara yang jumlahnya
tak terhingga. Penaikan suhu dapat linier dengan laju yang kita tentukan,bertahap,
isotermal yang diikuti dengan peningkatan secara linier, linier diikuti suhu
isotermal atau multilinier (laju berbeda pada saat yang berlainan) (Gritter, 1991).
c. Suhu detektor
Detektor harus cukup panas sehingga cuplikan dan air atau hasil samping
yang terbentuk pada proses pengionan tidak mengembun (Mc Nair and Bonelli,
1988).
2.5.1.6 Detektor
Menurut McNair and Bonelli (1988) ada dua detektor yang populer yaitu
elektron dan secara kuantitatif mencatat hasilnya sebagai suatu spektrum sibir-
sibir (fragmen) ion positif. Catatan ini disebut spektrum massa. Terpisahnya sibir-
sibir ion positif didasarkan pada massanya (lebih tepat, massa dibagi muatan,
Herbeth Regianto : Minyak Atsiri Rimpang Kencur (Kaempferia galanga L.) Karakterisasi Simplisia, Isolasi, Dan
Analisis Komponen Minyak Atsiri Secara Gc-Ms, 2009.
Meskipun tidak menggunakan radiasi menggunakan elektromagnetik yang
berantaraksi dengan analit, tetapi teknik analis ini disebut juga teknik
spektroskopi, karena memberikan spektrum rasio massa terhadap muatan dari ion
molekul dan ion fragmen molekul yang terbentuk pada ionisasi dengan benturan
dengan akurasi tinggi. Pembentukan ion molekul dan ion fragmen molekul
terbentuk ion yang lebih berat dari ion molekul. Jadi ion terberat, kecuali yang
disebabkan oleh pengaruh isotop adalah berat molekul nominal jika menggunakan
elektron dengan enersi cukup besar untuk pembentukan ion fragmen molekul
yang rasio m/z-nya khas untuk molekul senyawa yang dianalisis. Sistem ionisasi
lebih besar dari teknik analisis lainnya, ukuran sampel analisis yang relatif kecil
Herbeth Regianto : Minyak Atsiri Rimpang Kencur (Kaempferia galanga L.) Karakterisasi Simplisia, Isolasi, Dan
Analisis Komponen Minyak Atsiri Secara Gc-Ms, 2009.
2.5.3 Spektrofotometer Infra Merah
berbeda dimana setipa frekuensi bisa dilihat sebgai warna yang berbeda. Radiasi
inframerah juga mengandung beberapa range frekuensi tetapi tidak dapat dilihat
oleh mata. Pemgukuran pada spektrum inframerah dilakukan pada daerah cahaya
gelombang 4000-200 cm-1. Energi yang dihasilkan oleh radiasi ini akan
menyebabkan vibrasi atau getaran pada molekul. Pita absorbsi inframerah sangat
khas dan spesifik untuk setiap tipe ikatan kimia atau gugus fungsi. Metoda ini
frekuensi tertentu dari radiasi inframerah dilewatkan pada sampel suatu senyawa
ditempatkan pada sisi lain dari senyawa akan mendeteksi frekuensi yang
dilewatkan pada sampel yang tidak diserap oleh senyawa. Banyaknya frekuensi
yang melewati senyawa (yang tidak diserap) akan diukur sebagai persen
transmitan
Presen transmitan 100 berarti tidak ada frekuensi IR yang diserap oleh
senyawa. Pada kenyataannya, hal ini tidak pernah terjadi. Selalu ada sedikit dari
frekuensi ini yang diserap dan memberikan suatu transmitan sebanyak 95%,
Herbeth Regianto : Minyak Atsiri Rimpang Kencur (Kaempferia galanga L.) Karakterisasi Simplisia, Isolasi, Dan
Analisis Komponen Minyak Atsiri Secara Gc-Ms, 2009.
oleh senyawa. Serapan yang sangat tinggi ini akan memberikan informasi penting
Herbeth Regianto : Minyak Atsiri Rimpang Kencur (Kaempferia galanga L.) Karakterisasi Simplisia, Isolasi, Dan
Analisis Komponen Minyak Atsiri Secara Gc-Ms, 2009.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Alat-alat
3.2 Bahan-bahan
rimpang kencur (Kaemferia rhizoma) dari petani di Langkat dan yang dibeli dari
kloroform (E.Merck), asam klorida encer, kloralhidrat (E.Merck), dan air suling.
membandingkan tanaman yang sama dari daerah lain. Sampel diperoleh dari
petani tanaman kencur yang berasal dari Desa Simpang Kutabuluh Kecamatan
Herbeth Regianto : Minyak Atsiri Rimpang Kencur (Kaempferia galanga L.) Karakterisasi Simplisia, Isolasi, Dan
Analisis Komponen Minyak Atsiri Secara Gc-Ms, 2009.
Sei Bingei Kabupaten Langkat Propinsi Sumatera Utara dan yang dibeli dari
galanga L.) yang diperoleh dari Kabupaten Langkat dan yang dibeli dari Pajak
Sore Padang Bulan Medan. Sampel yang berasal dari Kabupaten Langkat
merupakan tanaman yang berusia 2 tahun sedangkan sampel yang dibeli dari
pasar tidak dapat diketahui dengan jelas usianya. Rimpang tersebut lalu
dibersihkan dari kotoran yang melekat dan dicuci dengan air bersih, lalu ditiriskan
simplisia.
simplisia ditaburkan diatas kaca objek yang telah ditetesi dengan larutan
Herbeth Regianto : Minyak Atsiri Rimpang Kencur (Kaempferia galanga L.) Karakterisasi Simplisia, Isolasi, Dan
Analisis Komponen Minyak Atsiri Secara Gc-Ms, 2009.
mikroskop. Sedangkan untuk melihat butir pati, serbuk rimpang kencur ditaburkan
a. Penjenuhan Toluen
ditambahkan 2 ml air suling kemudian alat dipasang dan didestilasi selama 2 jam.
Destilasi dihentikan dan dibiarkan dingin selama 30 menit, kemudian volume air
toluen mendidih, kecepatan tetesan diatur 2 tetes untuk tiap detik sampai sebagian
besar air terdestilasi, kemudian kecepatan destilasi dinaikkan sampai 4 tetes tiap
detik. Setelah semua air terdestilasi, bagian dalam pendingin dibilas dengan
mendingin pada suhu kamar. Setelah air dan toluen memisah sempurna, volume
air dibaca dengan ketelitian 0,05 ml. Selisih kedua volume air yang terdapat
dalam bahan yang diperiksa. Kadar air dihutung dalam persen (WHO, 1992).
24 jam dalam 100 ml air-kloroform (2,5 ml kloroform dalam air suling sampai 1
liter) dalam labu bersumbat sambil sesekali di kocok selama 6 jam pertama,
pertama diuapkan sampai kering dalam cawan penguap yang berdasar rata yang
Herbeth Regianto : Minyak Atsiri Rimpang Kencur (Kaempferia galanga L.) Karakterisasi Simplisia, Isolasi, Dan
Analisis Komponen Minyak Atsiri Secara Gc-Ms, 2009.
telah dipanaskan dan ditara. Sisa dipanaskan pada suhu 105oC sampai bobot tetap.
Kadar dalam persen sari yang larut dalam air dihitung terhadap bahan yang telah
24 jam dalam 100 ml etanol 95% dalam labu bersumbat sambil dikocok sesekali
sampai kering dalam cawan penguap berdasar rata yang telah dipanaskan dan
ditara. Sisa dipanaskan pada suhu 1050C sampai bobot tetap. Kadar dalam persen
sari yang larut dalam etanol 95% dihitung terhadap bahan yang telah dikeringkan
Lebih kurang 2 g zat yang telah digerus dan ditimbang seksama, masukkan
kedalam krus porselin yang telah dipijarkan dan ditara, ratakan. Pijarkan perlahan-
lahan hingga arang habis, pijaran dilakukan pada suhu 600oC selama 3 jam
kemudian didinginkan dan ditimbang sampai diperoleh bobot tetap. Hitung kadar
Herbeth Regianto : Minyak Atsiri Rimpang Kencur (Kaempferia galanga L.) Karakterisasi Simplisia, Isolasi, Dan
Analisis Komponen Minyak Atsiri Secara Gc-Ms, 2009.
3.4.7 Penetapan Kadar Abu yang Tidak Larut dalam Asam
Abu yang diperoleh pada penetapan kadar abu, didihkan dengan asam
klorida encer selama 5 menit, kumpulkan bagian yang tidak larut dalam asam,
saring melalui krus kaca masir atau kertas saring bebas abu, cuci dengan air panas,
pijarkan hingga bobot tetap, timbang. Hitung kadar abu yang tidak larut dalam
dimasukkan kedalam labu alas bulat berleher pendek 1000 ml, lalu ditambahkan
air suling sebanyak 300 ml. Labu diletakkan diatas pemanas listrik. Labu
dihubungkan dengan pendingin dan alat penampung berskala. Diisi buret dengan
air hingga penuh. Didihkan isi labu dengan pemanas yang sesuai untuk menjaga
agar pendidihan berlangsung lambat tetapi teratur sampai minyak atsiri terdestilasi
sempurna dan tidak bertambah lagi pada penampung berskala (6 jam). Setelah
minyak atsiri pada buret. Kadar minyak atsiri dihitung dalam % v/b (Depkes,
1995).
Caranya: Sebanyak 200 g sampel dimasukkan kedalam labu alas bulat berleher
panjang 2 L yang telah dirangkai dalam perangkat alat destilasi uap. Destilasi
dilakukan selama 4-5 jam. Minyak atsiri yang telah ditampung dalam corong
Herbeth Regianto : Minyak Atsiri Rimpang Kencur (Kaempferia galanga L.) Karakterisasi Simplisia, Isolasi, Dan
Analisis Komponen Minyak Atsiri Secara Gc-Ms, 2009.
pisah lalu dipisahkan antara minyak dengan air. Kemudian minyak atsiri yang
hari. Minyak atsiri dipipet dan disimpan dalam botol berwarna gelap. Minyak
Caranya: Alat Refraktometer Abbe dihidupkan. Prisma atas dan prisma bawah
yang telah dibasahi dengan alkohol. Cuplikan minyak diteteskan ke prisma bawah
lalu ditutup. Melalui teleskop dapat dilihat adanya bidang terang dan bidang gelap
lalu skrup pemutar sedemikian rupa, sehingga bidang terang dan bidang gelap
terbagi atas dua bagian yang secara vertikal. Dengan melihat skala dapat dibaca
indeks biasnya.
bobot piknometer kosong lalu diisi dengan air suling lalu ditimbang dengan
dengan minyak selanjutnya dilakukan seperti pengerjaan pada air suling. Hasil
Herbeth Regianto : Minyak Atsiri Rimpang Kencur (Kaempferia galanga L.) Karakterisasi Simplisia, Isolasi, Dan
Analisis Komponen Minyak Atsiri Secara Gc-Ms, 2009.
bobot minyak atsiri diperoleh dengan mengurangkan bobot piknometer yang diisi
minyak atsiri dengan bobot piknometer kosong. Bobot jenis minyak atsiri adalah
hasil yang diperoleh dengan membagi bobot minyak atsiri dengan bobot air suling
meter, diameter kolom 0,25mm, suhu injektor 290oC, tekanan 16,5 kPa, gas
pembawa He dengan laju alir 0,5 ml/menit. Suhu kolom terprogram (temperature
programming) dengan suhu awal 80oC selama 5 menit, lalu dinaikkan perlahan-
lahan dengan rate atau kecepatan kenaikan suhu 5,0oC/menit sampai mencapai
spectrum massa dan komponen minyak atsiri yang diperoleh (unknown) dengan
Herbeth Regianto : Minyak Atsiri Rimpang Kencur (Kaempferia galanga L.) Karakterisasi Simplisia, Isolasi, Dan
Analisis Komponen Minyak Atsiri Secara Gc-Ms, 2009.
BAB IV
halaman 63), sedangkan untuk rimpang kencur yang dibeli dari pasar tidak
dilakukan identifikasi. Hal ini oleh karena rimpang kencur yang dibeli dari pasar
merupakan campuran rimpang kencur yang berasal dari daerah tempat tumbuhnya
yang tidak diketahui apakah berasal dari tempat yang sama atau berasal dari
tempat yang berbeda serta usia dari rimpang yang tidak diketahui dengan jelas.
4.2. Karakterisasi Simplisia Rimpang Kencur dari petani di Langkat dan yang
dibeli dari Pasar
rimpang kencur dari petani di Langkat dan yang dibeli dari pasar adalah untuk
menjaga kualitas dari simplisia karena kadar air yang lebih besar dari 10% dapat
benar dikeringkan sesuai dengan persyaratan yang telah ditentukan (WHO, 1992).
Dalam hal ini kadar air dari simplisia rimpang kencur yang dibeli dari pasar lebih
besar dari pada simplisia rimpang kencur dari petani di Langkat. Ini mungkin
disebabkan oleh beberapa hal yaitu rimpang kencur yang dibeli pasar tidak
diketahui dengan jelas usianya, sudah disimpan dalam jangka waktu yang lama
sehingga kadar airnya berkurang dan dipengaruhi oleh beberapa faktor lainnya.
Tetapi dalam hal ini simplisia tersebut memenuhi persyaratan untuk dijadikan
sampai tingkat yang diinginkan. Dengan kadar air yang cukup aman maka
simplisia tidak mudah rusak dan disimpan dalam jangka waktu yang lama.
Apabila simplisia yang dihasilkan tidak cukup kering maka akan terjadi
pertumbuhan jamur dan jasad renik lainnya. Simplisia dinilai cukup aman apabila
mempunyai kadar air kurang dari 10% (Syukur & Hermani, 2001).
Penetapan kadar sari yang larut dalam air untuk simplisia rimpang kencur
yang dibeli dari pasar kadarnya lebih besar daripada simplisia rimpang kencur
dari petani di Langkat. Penetapan kadar sari yang larut dalam etanol untuk
simplisia rimpang kencur dari petani di Langkat mempunyai kadar yang lebih
Herbeth Regianto : Minyak Atsiri Rimpang Kencur (Kaempferia galanga L.) Karakterisasi Simplisia, Isolasi, Dan
Analisis Komponen Minyak Atsiri Secara Gc-Ms, 2009.
Penetapan kadar sari simplisia menyatakan jumlah zat kimia yang tersari
dalam air dan dalam etanol. Hal ini disesuaikan dengan kandungan zat yang
dibeli dari pasar berasal dari daerah yang berbeda-beda dan mempunyai usia yang
berbeda juga sehingga akan mempengaruhi jumlah zat yang tersari dalam air dan
etanol.
kadar abu total dan penetapan kadar abu yang tidak larut dalam asam dari
simplisia rimpang yang berasal dari petani di Langkat lebih tinggi daripada
Abu total terbagi atas 2, yang pertama abu fisiologis adalah abu yang
berasal dari jaringan tumbuhan itu sendiri dan yang kedua abu non fisiologis
adalah sisa setelah pembakaran dan bahan-bahan dari luar (seperti pasir dan
etanol) yang terdapat pada permukaan simplisia. Kadar abu tidak larut dalam
asam bertujuan untuk menentukan jumlah silika, khususnya pasir yang ada pada
simplisia dengan cara melarutkan abu total dalam asam klorida encer (WHO,
1992).
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan untuk penentuan kadar minyak
atsiri dengan menggunakan alat Stahl yang dilakukan terhadap simplisia rimpang
kencur dari petani di Langkat kadarnya jauh lebih besar daripada kadar minyak
Kadar minyak atsiri dari simplisa rimpang kencur dari petani di Langkat
adalah 3,04% sedangkan kadar minyak atsiri dari simplisia rimpang kencur yang
Herbeth Regianto : Minyak Atsiri Rimpang Kencur (Kaempferia galanga L.) Karakterisasi Simplisia, Isolasi, Dan
Analisis Komponen Minyak Atsiri Secara Gc-Ms, 2009.
dibeli dari pasar adalah 2,79%. Hal ini disebabkan karena rimpang kencur yang
dibeli dari pasar berasal dari daerah yang berbeda dan usia yang tidak diketahui
Selain itu banyak hal yang dapat mempengaruhinya antara lain cara
Masalah pemanenan juga tidak kalah penting karena kesalahan dalam cara
pemetikan, waktu panen tidak tepat akan dapat mempengaruhi kadar bahkan mutu
dari minyak atsiri tersebut. Tetapi kadar minyak atsiri dari kedua simplisia
simplisia rimpang kencur yang diperoleh dari petani di Langkat dan simplisia
rimpang kencur yang dibeli dari pasar telah memenuhi persyaratan MMI, (Depkes
Langkat adalah bentuk pipih, bagian luar berwarna coklat kemerahan, bagian
pasar adalah bentuk pipih, bagian luar berwarna coklat kemerahan, bagian dalam
berkeriput.
Herbeth Regianto : Minyak Atsiri Rimpang Kencur (Kaempferia galanga L.) Karakterisasi Simplisia, Isolasi, Dan
Analisis Komponen Minyak Atsiri Secara Gc-Ms, 2009.
4.2.2 Hasil Pemeriksaan Mikroskopik Simplisia
rimpang kencur dari petani di Langkat dan serbuk simplisia tumbuhan rimpang
kencur yang dibeli dari pasar mempunyai warna putih kecoklatan sampai coklat
dimana terdapat parenkim, parenkim yang berisi sel minyak, pembuluh kayu
pembuluh kayu dengan penebalan spiral, dan butir pati yang mempunyai bentuk
bulat speri telur dengan salah satu ujungnya mempunyai puting. (Hasil
kuning muda yang jernih, rasa sedikit pedas, hangat dan mempunyaibau yang
aromatik. Sedangkan untuk minyak atsiri simplisia rimpang kencur yang dibeli
dari pasar adalah memiliki warna kuning yang tidak begitu jernih, rasa sekidit
Bobot jenis minyak atsiri dari simplisia rimpang kencur yang berasal dari
petani di Langkat dan yang dibeli dari Pasar adalah 0,9012 yang diukur pada suhu
kamar. Bobot jenis merupakan salah satu kriteria penting dalam menentukan mutu
dan kemurnian minyak atsiri. Piknometer yang digunakan dalam penentuan bobot
jenis dari minyak atsiri dari simplisia yang berasal dari petani di Langkat dan yang
Herbeth Regianto : Minyak Atsiri Rimpang Kencur (Kaempferia galanga L.) Karakterisasi Simplisia, Isolasi, Dan
Analisis Komponen Minyak Atsiri Secara Gc-Ms, 2009.
Nilai indeks bias dari minyak atsiri dari simplisia rimpang kencur yang
berasal dari petani di Langkat dan yang dibeli dari Pasar adalah 1,456 dan sudah
memenuhi persyaratan seperti yang tercantum dalam literatur yaitu antara 1,3-1,7.
Refraktometer adalah adalah alat yang tepat dan cepat untuk menetapkan indeks
bias. Refraktometer tipe Abbe dengan kisaran 1,3-1,7, digunakan untuk analisis
minyak atsiri secara rutin dan ketepatan alat ini cukup untuk keperluan praktis.
yang diperlukan untuk penetapan hanya berjumlah 1-2 tetes, dan suhu saat
Pada penentuan indeks bias minyak atsiri, minyak harus dijauhkan dari
panas dan cuaca yang lembab sebab udara dapat berkondensasi pada permukaan
prisma yang dingin. Akibatnya akan timbul kabut pemisah antara prisma gelap
dan terang sehingga garis pembagi tidak terlihat jelas. Jika minyak mengandung
air, maka garis pembatas akan kelihatan lebih tajam, tetapi nilai indeks biasnya
akan menjadi rendah sehingga kemurnian dan mutu dari minyak atsiri menjadi
Herbeth Regianto : Minyak Atsiri Rimpang Kencur (Kaempferia galanga L.) Karakterisasi Simplisia, Isolasi, Dan
Analisis Komponen Minyak Atsiri Secara Gc-Ms, 2009.
4.4 Analisis dengan GC-MS
4.4.1 Analisis Minyak Atsiri Dari Simplisia Rimpang Kencur Dari petani di
Langkat
dengan cara destilasi uap diperoleh sebanyak 34 puncak, seperti yang tercantum
pada gambar 1, tetapi komponen minyak atsiri yang akan dibahas dan dibuat pola
Waktu tambat dan konsentrasi komponen minyak atsiri hasil analisis Gas
atsiri dari simplisia rimpang kencur dari petani di Langkat adalah sebagai berikut:
fragmen m/z 158, 148, 131, 120, 103, 91, 77, 63, 51.
yang memiliki tingkat similarity index tertinggi (95%), maka senyawa tersebut
Herbeth Regianto : Minyak Atsiri Rimpang Kencur (Kaempferia galanga L.) Karakterisasi Simplisia, Isolasi, Dan
Analisis Komponen Minyak Atsiri Secara Gc-Ms, 2009.
dapat disimpulkan sebagai Etil sinamat (C11H12O2) dengan rumus bangun seperti
pada Gambar 3.
[C11H10O]+ dengan m/z 158 dari puncak ion molekul C11H12O2. Pelepasan C2H3
fragmen [C8H7]+ dengan m/z 103. Pelepasan C2H2 menghasilkan fragmen [C6H5]+
dengan m/z 77. Pelepasan CH2 menghasilkan fragmen [C5H3]+ dengan m/z 63.
fragmen m/z 182, 169, 155, 141, 127, 113, 99, 85, 71, 57, 43, 41.
yang memiliki tingkat similarity index tertinggi (98%), maka senyawa tersebut
pada Gambar 5.
[C13H26]+ dengan m/z 182 dari puncak ion molekul C15H32. Pelepasan C2H3
[C9H19]+ dengan m/z 127. Pelepasan CH2 menghasilkan fragmen [C8H17]+ dengan
m/z 113. Pelepasan CH2 menghasilkan fragmen [C7H15]+ dengan m/z 99.
Pelepasan CH2 menghasilkan fragmen [C6H13]+ dengan m/z 85. Pelepasan CH2
fragmen [C4H9]+ dengan m/z 57. Pelepasan CH2 menghasilkan fragmen [C3H7]+
Herbeth Regianto : Minyak Atsiri Rimpang Kencur (Kaempferia galanga L.) Karakterisasi Simplisia, Isolasi, Dan
Analisis Komponen Minyak Atsiri Secara Gc-Ms, 2009.
3. Puncak dengan waktu tambat 29,400 menit mempunyai M+ 206 diikuti
fragmen m/z 191, 178, 161, 147, 134, 118, 103, 89, 77, 63, 51.
yang memiliki tingkat similarity index tertinggi (94%), maka senyawa tersebut
O O
Herbeth Regianto : Minyak Atsiri Rimpang Kencur (Kaempferia galanga L.) Karakterisasi Simplisia, Isolasi, Dan
Analisis Komponen Minyak Atsiri Secara Gc-Ms, 2009.
Spektrum massa unknown memberikan puncak ion molekul M+ 206 yang
[C11H11O3]+ dengan m/z 191 dari puncak ion molekul C12H14O3. Pelepasan CH2O
dengan m/z 118. Pelepasan CH3 menghasilkan fragmen [C7H3O]+ dengan m/z
4. Puncak dengan waktu tambat 8,167 menit mempunyai M+ 136 diikuti fragmen
yang memiliki tingkat similarity index tertinggi (97%), maka senyawa tersebut
dapat disimpulkan sebagai Delta 3-Karen (C10H16) dengan rumus bangun seperti
gambar 9.
Herbeth Regianto : Minyak Atsiri Rimpang Kencur (Kaempferia galanga L.) Karakterisasi Simplisia, Isolasi, Dan
Analisis Komponen Minyak Atsiri Secara Gc-Ms, 2009.
Gambar 9. Rumus bangun dari senyawa Delta 3-Karen
[C9H13]+ dengan m/z 121 dari puncak ion molekul C10H16. Pelepasan C2H4
fragmen [C6H7]+ dengan m/z 79. Pelepasan C3H2 menghasilkan fragmen [C3H5]+
5. Puncak dengan waktu tambat 7,225 menit mempunyai M+ 136 diikuti fragmen
Gambar 10: Spektrum massa dengan waktu tambat (Rt) 7,225 menit
yang memiliki tingkat similarity index tertinggi (96%), maka senyawa tersebut
dapat disimpulkan sebagai β-Pinen (C10H16) dengan rumus bangun seperti pada
Gambar 11.
Herbeth Regianto : Minyak Atsiri Rimpang Kencur (Kaempferia galanga L.) Karakterisasi Simplisia, Isolasi, Dan
Analisis Komponen Minyak Atsiri Secara Gc-Ms, 2009.
Gambar 11. Rumus bangun dari senyawa β-Pinen
[C9H13]+ dengan m/z 121 dari puncak ion molekul C10H16. Pelepasan CH2
fragmen [C7H9]+ dengan m/z 93. Pelepasan CH2 menghasilkan fragmen [C6H7]+
dengan m/z 79. Pelepasan C3H2 menghasilkan fragmen [C3H5]+ dengan m/z 41.
fragmen m/z 168, 167, 149, 132, 113, 104, 84, 70, 57, 41.
Gambar 12: Spektrum massa dengan waktu tambat (Rt) 44,308 menit
Herbeth Regianto : Minyak Atsiri Rimpang Kencur (Kaempferia galanga L.) Karakterisasi Simplisia, Isolasi, Dan
Analisis Komponen Minyak Atsiri Secara Gc-Ms, 2009.
Dengan membandingkan spektrum massa unknown dengan data library
yang memiliki tingkat similarity index tertinggi (97%), maka senyawa tersebut
dapat disimpulkan sebagai Dinopol NOP (C24H38O4) dengan rumus bangun seperti
O
O
O
[C15H32O3]+ dengan m/z 149 dari puncak ion molekul C24H38O4 . Pelepasan OH
Herbeth Regianto : Minyak Atsiri Rimpang Kencur (Kaempferia galanga L.) Karakterisasi Simplisia, Isolasi, Dan
Analisis Komponen Minyak Atsiri Secara Gc-Ms, 2009.
7. Puncak dengan waktu tambat 21,533 menit mempunyai M+ 176 diikuti
fragmen m/z 134, 115, 105, 92, 77, 63, 43, 39.
Gambar 14: Spektrum massa dengan waktu tambat (Rt) 21,553 menit
yang memiliki tingkat similarity index tertinggi (97%), maka senyawa tersebut
[C9H10O]+ dengan m/z 134 dari puncak ion molekul C11H12O2. Pelepasan CHO
Herbeth Regianto : Minyak Atsiri Rimpang Kencur (Kaempferia galanga L.) Karakterisasi Simplisia, Isolasi, Dan
Analisis Komponen Minyak Atsiri Secara Gc-Ms, 2009.
fragmen [C7H8]+ dengan m/z 92. Pelepasan CH3 menghasilkan fragmen [C6H5]+
dengan m/z 77. Pelepasan CH2 menghasilkan fragmen [C5H3]+ dengan m/z 63.
Herbeth Regianto : Minyak Atsiri Rimpang Kencur (Kaempferia galanga L.) Karakterisasi Simplisia, Isolasi, Dan
Analisis Komponen Minyak Atsiri Secara Gc-Ms, 2009.
4.4.2 Analisis Minyak Atsiri Dari Simplisia Rimpang Kencur Yang Dibeli Dari
Pasar
dengan cara destilasi uap diperoleh sebanyak 32 puncak, seperti yang tercantum
pada gambar 16, tetapi komponen minyak atsiri yang akan dibahas dan dibuat
Gambar 16. Kromatogram GC Minyak Atsiri hasil destilasi uap dari simplisia
rimpang kencur yang dibeli dari Pasar
Waktu tambat dan konsentrasi komponen minyak atsiri hasil analisi Gas
Herbeth Regianto : Minyak Atsiri Rimpang Kencur (Kaempferia galanga L.) Karakterisasi Simplisia, Isolasi, Dan
Analisis Komponen Minyak Atsiri Secara Gc-Ms, 2009.
Tabel 3. Waktu tambat dan konsentrasi komponen minyak atsiri hasil analisis
GC-MS dari simplisia rimpang kencur yang dibeli dari Pasar
atsiri dari rimpang kencur yang dibeli dari pasar adalah sebagai berikut:
fragmen m/z 158, 148, 131, 120, 103, 91, 77, 63, 51.
Gambar 17: Spektrum massa dengan waktu tambat (Rt) 22,208 menit
Herbeth Regianto : Minyak Atsiri Rimpang Kencur (Kaempferia galanga L.) Karakterisasi Simplisia, Isolasi, Dan
Analisis Komponen Minyak Atsiri Secara Gc-Ms, 2009.
Dengan membandingkan spektrum massa unknown dengan data library
yang memiliki tingkat similarity index tertinggi (95%), maka senyawa tersebut
dapat disimpulkan sebagai Etil sinamat (C11H12O2) dengan rumus bangun seperti
[C11H10O]+ dengan m/z 158 dari puncak ion molekul C11H12O2. Pelepasan C2H3
fragmen [C8H7]+ dengan m/z 103. Pelepasan C2H2 menghasilkan fragmen [C6H5]+
dengan m/z 77. Pelepasan CH2 menghasilkan fragmen [C5H3]+ dengan m/z 63.
Herbeth Regianto : Minyak Atsiri Rimpang Kencur (Kaempferia galanga L.) Karakterisasi Simplisia, Isolasi, Dan
Analisis Komponen Minyak Atsiri Secara Gc-Ms, 2009.
2. Puncak dengan waktu tambat 29,400 menit mempunyai M+ 206 diikuti
fragmen m/z 191, 178, 161, 147, 134, 118, 103, 89, 77, 63, 51.
Gambar 19: Spektrum massa dengan waktu tambat (Rt) 29,400 menit
Dengan membandingkan spektrum massa unknown dengan data library
yang memiliki tingkat similarity index tertinggi (93%), maka senyawa tersebut
O O
[C11H11O3]+ dengan m/z 191 dari puncak ion molekul C12H14O3. Pelepasan CH2O
Herbeth Regianto : Minyak Atsiri Rimpang Kencur (Kaempferia galanga L.) Karakterisasi Simplisia, Isolasi, Dan
Analisis Komponen Minyak Atsiri Secara Gc-Ms, 2009.
fragmen [C9H7O2]+ dengan m/z 147. Pelepasan CHO menghasilkan fragmen
dengan m/z 118. Pelepasan CH3 menghasilkan fragmen [C7H3O]+ dengan m/z
fragmen m/z 212, 182, 169, 155, 141, 127, 113, 99, 85, 71, 57, 43, 41.
Gambar 21: Spektrum massa dengan waktu tambat (Rt) 22,883 menit
yang memiliki tingkat similarity index tertinggi (98%), maka senyawa tersebut
[C9H19]+ dengan m/z 127. Pelepasan CH2 menghasilkan fragmen [C8H17]+ dengan
m/z 113. Pelepasan CH2 menghasilkan fragmen [C7H15]+ dengan m/z 99.
Pelepasan CH2 menghasilkan fragmen [C6H13]+ dengan m/z 85. Pelepasan CH2
fragmen [C4H9]+ dengan m/z 57. Pelepasan CH2 menghasilkan fragmen [C3H7]+
Gambar 23: Spektrum massa dengan waktu tambat (Rt) 13,250 menit
yang memiliki tingkat similarity index tertinggi (97%), maka senyawa tersebut
dapat disimpulkan sebagai Borneol (C10H18O) dengan rumus bangun seperti pada
Gambar 24.
Herbeth Regianto : Minyak Atsiri Rimpang Kencur (Kaempferia galanga L.) Karakterisasi Simplisia, Isolasi, Dan
Analisis Komponen Minyak Atsiri Secara Gc-Ms, 2009.
OH
[C10H16]+ dengan m/z 121 dari puncak ion molekul C10H18O. Pelepasan C2H2
fragmen [C6H10]+ dengan m/z 67. Pelepasan C2H2 menghasilkan fragmen [C4H8]+
Gambar 25: Spektrum massa dengan waktu tambat (Rt) 8,175 menit
yang memiliki tingkat similarity index tertinggi (97%), maka senyawa tersebut
Herbeth Regianto : Minyak Atsiri Rimpang Kencur (Kaempferia galanga L.) Karakterisasi Simplisia, Isolasi, Dan
Analisis Komponen Minyak Atsiri Secara Gc-Ms, 2009.
dapat disimpulkan sebagai Delta 3-Karen (C10H16) dengan rumus bangun seperti
[C9H13]+ dengan m/z 121 dari puncak ion molekul C10H16. Pelepasan C2H4
fragmen [C6H7]+ dengan m/z 79. Pelepasan C3H2 menghasilkan fragmen [C3H5]+
Gambar 27: Spektrum massa dengan waktu tambat (Rt) 7,225 menit
Herbeth Regianto : Minyak Atsiri Rimpang Kencur (Kaempferia galanga L.) Karakterisasi Simplisia, Isolasi, Dan
Analisis Komponen Minyak Atsiri Secara Gc-Ms, 2009.
Dengan membandingkan spektrum massa unknown dengan data library
yang memiliki tingkat similarity index tertinggi (96%), maka senyawa tersebut
dapat disimpulkan sebagai β-Pinen (C10H16) dengan rumus bangun seperti pada
Gambar 28.
[C9H13]+ dengan m/z 121 dari puncak ion molekul C10H16. Pelepasan CH2
fragmen [C7H9]+ dengan m/z 93. Pelepasan CH2 menghasilkan fragmen [C6H7]+
dengan m/z 79. Pelepasan C3H2 menghasilkan fragmen [C3H5]+ dengan m/z 41.
Herbeth Regianto : Minyak Atsiri Rimpang Kencur (Kaempferia galanga L.) Karakterisasi Simplisia, Isolasi, Dan
Analisis Komponen Minyak Atsiri Secara Gc-Ms, 2009.
7. Puncak dengan waktu tambat 6,458 menit mempunyai M+ 136 diikuti
Gambar 29: Spektrum massa dengan waktu tambat (Rt) 6,458 menit
Dengan membandingkan spektrum massa unknown dengan data library
yang memiliki tingkat similarity index tertinggi (98%), maka senyawa tersebut
dapat disimpulkan sebagai Kamfen (C10H16) dengan rumus bangun seperti pada
Gambar 30.
CH2
[C9H13]+ dengan m/z 121 dari puncak ion molekul C10H016. Pelepasan CH2
Herbeth Regianto : Minyak Atsiri Rimpang Kencur (Kaempferia galanga L.) Karakterisasi Simplisia, Isolasi, Dan
Analisis Komponen Minyak Atsiri Secara Gc-Ms, 2009.
fragmen [C7H9]+ dengan m/z 93. Pelepasan CH2 menghasilkan fragmen [C6H7]+
dengan m/z 79. Pelepasan C3H2 menghasilkan fragmen [C3H5]+ dengan m/z 41.
kencur yang diperoleh dari petani di Langkat dan yang dibeli dari pasar,
komponen terbesar dari minyak atsiri simplisia rimpang kencur dari petani di
Langkat adalah Etil sinamat 27,21% sedangkan pada simplisia rimpang kencur
yang dibeli dari pasar komponen terbesarnya juga Etil sinamat dengan kadar
43,47%. Komponen penyusun terbesar minyak atsri dari simplisia rimpang kencur
dari petani di Langkat yang lainnya adalah dinopol NOP 3,35% dan sinamil asetat
3,04% sedangkan pada minyak atsiri dari simplisia rimpang kencur yang dibeli
dari pasar penyusun terbesar lainnya adalah Borneol 3,75% dan kamfen 2,22%.
Inilah yang menjadi perbedaan komponen minyak atsiri yang ditemukan antara
minyak atsiri dari simplisia rimpang kencur dari petani di Langkat dan yang dibeli
dari pasar.
metode destilasi uap (distillation steam) dan hasil yang terdapat perbedaan
melalui metode destilasi air (water distillation). Inilah yang menjadi salah satu
minyak atsiri dari semua bagian tumbuhan yang mempunyai titiik didih yang
rendah sampai titik didih yang tinggi sedangkan metode destilasi air hanya dapat
menyuling komponen minyak atsiti yang mempunyai titik didih tidak lebih dari
1000C.
Herbeth Regianto : Minyak Atsiri Rimpang Kencur (Kaempferia galanga L.) Karakterisasi Simplisia, Isolasi, Dan
Analisis Komponen Minyak Atsiri Secara Gc-Ms, 2009.
4.5 Analisis Dengan Spektrofotometer IR
Gambar 31. Spektrum minyak atsiri dari simplisia rimpang kencur dari petani di
Langkat
Gambar 32. Spektrum minyak atsiri dari simplisia rimpang kencur yang dibeli
dari Pasar
Herbeth Regianto : Minyak Atsiri Rimpang Kencur (Kaempferia galanga L.) Karakterisasi Simplisia, Isolasi, Dan
Analisis Komponen Minyak Atsiri Secara Gc-Ms, 2009.
Pemeriksaan dengan spektrofotometer IR terhadap minyak atsiri dari
simplisia rimpang kencur (Kaempferia rhizoma) dari petani di Langkat dan yang
mempunyai pita ataupun spektra yang berbeda-beda. Hal ini disebabkan minyak
pita.
senyawa tunggal untuk tujuan elusidasi struktur, tetapi pada penelitian ini
melihat bentuk spektra yang dihasilkan dari minyak atsiri dari simplisia rimpang
kencur yang diisolasi dengan cara destilasi uap, kerena perbedaan cara destilasi
Herbeth Regianto : Minyak Atsiri Rimpang Kencur (Kaempferia galanga L.) Karakterisasi Simplisia, Isolasi, Dan
Analisis Komponen Minyak Atsiri Secara Gc-Ms, 2009.
BAB V
5.1 Kesimpulan
rhizoma) dari petani di Langkat diperoleh kadar abu 5,6%, kadar abu yang tidak
larut dalam asam 1,33%, kadar sari yang larut dalam air 17,46%, kadar sari yang
larut dalam etanol 6,66% dan kadar air 7,95%. Hasil penetapan kadar minyak
atsiri dengan alat Stahl diperoleh kadar minyak atsiri sebesar 3,04%. Hasil
penetapan indeks bias diperoleh sebesar 1,456 dan bobot jenis sebesar 0,9012.
pasar diperoleh kadar abu 3,95%, kadar abu yang tidak larut dalam asam 0,49%,
kadar sari yang larut dalam air 19,73%, kadar sari yang larut dalam etanol 5,62%
dan kadar air 6,32%. Hasil penetapan kadar minyak atsiri dengan alat Stahl
diperoleh kadar minyak atsiri sebesar 2,79%. Hasil penetapan indeks bias
dari petani di Langkat dan yang dibeli dari pasar memiliki kadar yang berbeda-
tercantum dalam Materia Medika Indonesia. Karakter lain yang ditemukan adalah
memiliki butir pati dengan bentuk bulat seperti telur dengan salah satu ujungnya
seperti puting.
Herbeth Regianto : Minyak Atsiri Rimpang Kencur (Kaempferia galanga L.) Karakterisasi Simplisia, Isolasi, Dan
Analisis Komponen Minyak Atsiri Secara Gc-Ms, 2009.
Hasil analisis GC-MS minyak atsiri yang diperoleh dari simplisia
utama dengan konsentrasi yang tinggi yaitu Etil sinamat 27,21%, pentadekan
21,45%, Etil ester 3,4-methoxy phenil 2-asam propenoat 20,40%, delta 3-Karen
Hasil analisis GC-MS minyak atsiri yang diperoleh dari simplisia rimpang
kencur yang dibeli dari Pasar menunjukkan 7 komponen yang utama dengan
konsentrasi yang tinggi yaitu Etil sinamat 43,47%, Etil ester 3,4-methoxy phenil
rimpang kencur dari petani di Langkat dan yang dibeli dari pasar memilki
spektra dari komponen minyak atsiri dari simplisia rimpang kencur yang berasal
dari petani di Langkat dari yang dibeli dari pasar, dimana keduanya mempunyai
5.2 Saran
dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui komponen minyak atsiri dari
rimpang tumbuhan kencur beserta dengan manfaatnya agar dapat digunakan dan
Herbeth Regianto : Minyak Atsiri Rimpang Kencur (Kaempferia galanga L.) Karakterisasi Simplisia, Isolasi, Dan
Analisis Komponen Minyak Atsiri Secara Gc-Ms, 2009.
DAFTAR PUSTAKA
Depkes, RI. (2001). Inventaris Tanaman Obat Indonesia. Jilid II. Jakarta:
Departemen Kesehatan dan Kesejahteraan Sosial RI..
Herbeth Regianto : Minyak Atsiri Rimpang Kencur (Kaempferia galanga L.) Karakterisasi Simplisia, Isolasi, Dan
Analisis Komponen Minyak Atsiri Secara Gc-Ms, 2009.
Lutony, T.L. & Rahmayati, Y. (2002). Produksi dan Perdagangan Minyak Asiri.
Jakarata: Penerbit Swadaya. Hal. 23-24, 31-33.
Silverstein, R.M, Bassler, G.C, dan Morril, T.C. (1986). Penyidikan Spektrometrik
Senyawa Organik. Edisi Keempat. Jakarata: Penerbit Erlangga. Hal. 3,
95.
Syukur & Hermani. (2001). Budidaya Tanaman Obat Komersial. Jakarta: Penebar
Swadaya. Hal. 122
World Health Organization. (1992). Ouality Control Methods For Medical Plant
Materials. Switzerland: Geneva. Pages. 26-28.
Herbeth Regianto : Minyak Atsiri Rimpang Kencur (Kaempferia galanga L.) Karakterisasi Simplisia, Isolasi, Dan
Analisis Komponen Minyak Atsiri Secara Gc-Ms, 2009.
Lampiran 1. Hasil Identifikasi Tumbuhan
Herbeth Regianto : Minyak Atsiri Rimpang Kencur (Kaempferia galanga L.) Karakterisasi Simplisia, Isolasi, Dan
Analisis Komponen Minyak Atsiri Secara Gc-Ms, 2009.
Lampiran 2. Morfologi Tanaman Kencur dan Rimpang Kencur
Tanaman Kencur
Herbeth Regianto : Minyak Atsiri Rimpang Kencur (Kaempferia galanga L.) Karakterisasi Simplisia, Isolasi, Dan
Analisis Komponen Minyak Atsiri Secara Gc-Ms, 2009.
(Lanjutan )
Herbeth Regianto : Minyak Atsiri Rimpang Kencur (Kaempferia galanga L.) Karakterisasi Simplisia, Isolasi, Dan
Analisis Komponen Minyak Atsiri Secara Gc-Ms, 2009.
Lampiran 4. Alat-alat yang dipakai pada penelitian
Alat Stahl
Herbeth Regianto : Minyak Atsiri Rimpang Kencur (Kaempferia galanga L.) Karakterisasi Simplisia, Isolasi, Dan
Analisis Komponen Minyak Atsiri Secara Gc-Ms, 2009.
(Lanjutan)
Herbeth Regianto : Minyak Atsiri Rimpang Kencur (Kaempferia galanga L.) Karakterisasi Simplisia, Isolasi, Dan
Analisis Komponen Minyak Atsiri Secara Gc-Ms, 2009.
(Lanjutan)
Alat Piknometer
Herbeth Regianto : Minyak Atsiri Rimpang Kencur (Kaempferia galanga L.) Karakterisasi Simplisia, Isolasi, Dan
Analisis Komponen Minyak Atsiri Secara Gc-Ms, 2009.
Lampiran 5. Hasil Pemeriksaan Mikroskopik Serbuk Rimpang Kencur
dari petani di Langkat dan yang dibeli dari Pasar
Keterangan:
1. Parenkim
5. Periderm
Keterangan:
1. Butir pati
Herbeth Regianto : Minyak Atsiri Rimpang Kencur (Kaempferia galanga L.) Karakterisasi Simplisia, Isolasi, Dan
Analisis Komponen Minyak Atsiri Secara Gc-Ms, 2009.
Lampiran 6. Penetapan Kadar Abu Total
Berat Abu
Kadar Abu = x 100%
Berat Sampel
Sampel I
0,1163
Kadar abu = x 100%
2,0021
= 5,81%
Sampel II
0,1074
Kadar abu = x 100
2,0040
= 5,36%
Sampel III
0,1127
Kadar abu = x 100%
2,0015
= 5,63%
= 5,6%
Herbeth Regianto : Minyak Atsiri Rimpang Kencur (Kaempferia galanga L.) Karakterisasi Simplisia, Isolasi, Dan
Analisis Komponen Minyak Atsiri Secara Gc-Ms, 2009.
B. Simplisia rimpang kencur yang dibeli dari Pasar
Sampel I
0,0800
Kadar abu = x 100%
2,0004
= 3,99%
Sampel II
0,0781
Kadar abu = x 100
2,0005
= 3,90%
Sampel III
0,0794
Kadar abu = x 100%
2,0003
= 3,96%
= 3,95%
Herbeth Regianto : Minyak Atsiri Rimpang Kencur (Kaempferia galanga L.) Karakterisasi Simplisia, Isolasi, Dan
Analisis Komponen Minyak Atsiri Secara Gc-Ms, 2009.
Lampiran 7. Penetapan Kadar Abu yang tidak larut dalam asam
Sampel I
0,0240
Kadar abu = x 100%
2,0021
= 1,19%
Sampel II
0,0290
Kadar abu = x 100
2,0041
= 1,45%
Sampel III
0,0271
Kadar abu = x 100%
2,0015
= 1,33%
= 1,33%
Herbeth Regianto : Minyak Atsiri Rimpang Kencur (Kaempferia galanga L.) Karakterisasi Simplisia, Isolasi, Dan
Analisis Komponen Minyak Atsiri Secara Gc-Ms, 2009.
B. Simplisia rimpang kencur yang dibeli dari Pasar
Sampel I
0,0101
Kadar abu = x 100%
2,0004
= 0,50%
Sampel II
0,0100
Kadar abu = x 100
2,0005
= 0,49%
Sampel III
0,0100
Kadar abu = x 100%
2,0003
= 0,49%
= 0,49%
Herbeth Regianto : Minyak Atsiri Rimpang Kencur (Kaempferia galanga L.) Karakterisasi Simplisia, Isolasi, Dan
Analisis Komponen Minyak Atsiri Secara Gc-Ms, 2009.
Lampiran 8. Penetepan Kadar Sari yang Larut dalam air
Berat sari
Kadar sari larut air = x 100%
Berat sampel
Sampel I
0,175 100
Kadar sari larut air = x x 100%
5,003 20
= 17,49%
Sampel II
0,166 100
Kadar sari larut air = x x 100%
5,003 20
= 16,59%
Sampel III
0,183 100
Kadar sari larut air = x x 100%
5,003 20
= 18,29%
= 17,46%
Herbeth Regianto : Minyak Atsiri Rimpang Kencur (Kaempferia galanga L.) Karakterisasi Simplisia, Isolasi, Dan
Analisis Komponen Minyak Atsiri Secara Gc-Ms, 2009.
B. Simplisia rimpang kencur yang dibeli dari Pasar
Sampel I
0,175 100
Kadar sari larut air = x x 100%
5,006 20
= 17,48%
Sampel II
0,192 100
Kadar sari larut air = x x 100%
5,011 20
= 19,16%
Sampel III
0,226 100
Kadar sari larut air = x x 100%
5,012 20
= 18,29%
= 19,73%
Herbeth Regianto : Minyak Atsiri Rimpang Kencur (Kaempferia galanga L.) Karakterisasi Simplisia, Isolasi, Dan
Analisis Komponen Minyak Atsiri Secara Gc-Ms, 2009.
Lampiran 9. Penetepan Kadar Sari yang Larut dalam etanol
Berat sari
Kadar sari larut etanol = x 100%
Berat sampel
Sampel I
0,073 100
Kadar sari larut etanol = x x 100%
5,004 20
= 7,29%
Sampel II
0,064 100
Kadar sari larut etanol = x x 100%
5,005 20
= 6,39%
Sampel III
0,063 100
Kadar sari larut etanol = x x 100%
5,005 20
= 6,29%
= 6,66%
Herbeth Regianto : Minyak Atsiri Rimpang Kencur (Kaempferia galanga L.) Karakterisasi Simplisia, Isolasi, Dan
Analisis Komponen Minyak Atsiri Secara Gc-Ms, 2009.
B. Simplisia rimpang kencur yang dibeli dari Pasar
Sampel I
0,06 100
Kadar sari larut etanol = x x 100%
5,006 20
= 5,99%
Sampel II
0,051 100
Kadar sari larut etanol = x x 100%
5,008 20
= 5,091%
Sampel III
0,058 100
Kadar sari larut etanol = x x 100%
5,010 20
= 5,78%
= 5,62%
Herbeth Regianto : Minyak Atsiri Rimpang Kencur (Kaempferia galanga L.) Karakterisasi Simplisia, Isolasi, Dan
Analisis Komponen Minyak Atsiri Secara Gc-Ms, 2009.
Lampiran 10. Penetapan Kadar Air
Volume II − Volume I
Kadar air = x 100%
Berat sampel
Volume II = 2,5 ml
2,5 − 2,1
Kadar air = x 100%
5.036
= 7,94%
Volume II = 2,9 ml
2,9 − 2,5
Kadar air = x 100%
5.034
= 7,94%
Volume II = 3,4 ml
3,4 − 2,9
Kadar air = x 100%
5.018
= 7,97%
= 7,95%
Herbeth Regianto : Minyak Atsiri Rimpang Kencur (Kaempferia galanga L.) Karakterisasi Simplisia, Isolasi, Dan
Analisis Komponen Minyak Atsiri Secara Gc-Ms, 2009.
B.Simplisia rimpang kencur yang dibeli dari Pasar
Volume II = 1,85 ml
1,85 − 1,5
Kadar air = x 100%
5.002
= 6,99%
Volume II = 2,15 ml
2,15 − 1,85
Kadar air = x 100%
5.001
= 5,99%
Volume II = 2,45 ml
2,45 − 2,15
Kadar air = x 100%
5.003
= 5,99%
= 6,32%
Herbeth Regianto : Minyak Atsiri Rimpang Kencur (Kaempferia galanga L.) Karakterisasi Simplisia, Isolasi, Dan
Analisis Komponen Minyak Atsiri Secara Gc-Ms, 2009.
Lampiran 11. Penetapan Kadar Minyak Atsiri
Sampel I
0,46
Kadar minyak atsiri = x 100%
15,008
= 2,99%
Sampel I
0,51
Kadar minyak atsiri = x 100%
15,000
= 3,4%
Sampel I
0,41
Kadar minyak atsiri = x 100%
15,000
= 2,73%
= 3,04%
Herbeth Regianto : Minyak Atsiri Rimpang Kencur (Kaempferia galanga L.) Karakterisasi Simplisia, Isolasi, Dan
Analisis Komponen Minyak Atsiri Secara Gc-Ms, 2009.
B. Simplisia rimpang kencur yang dibeli dari Pasar
Sampel I
0,41
Kadar minyak atsiri = x 100%
15,000
= 2,73%
Sampel I
0,45
Kadar minyak atsiri = x 100%
15,003
= 2,99%
Sampel I
0,40
Kadar minyak atsiri = x 100%
15,003
= 2,67%
= 2,79%
Herbeth Regianto : Minyak Atsiri Rimpang Kencur (Kaempferia galanga L.) Karakterisasi Simplisia, Isolasi, Dan
Analisis Komponen Minyak Atsiri Secara Gc-Ms, 2009.
Lampiran 12. Penetapan Bobot Jenis Minyak Atsiri
B−A
BJ = x 100%
C−A
A. Bobot jenis minyak atsiri dari simplisia rimpang kencur dari petani di Langkat
1. Pengujian I
13,0476 − 8,5415
Bobot jenis minyak atsiri = x 100%
13,5420 − 8,5415
= 0,9011
2. Pengujian II
13,0480 − 8,5416
Bobot jenis minyak atsiri = x 100%
13,5420 − 8,5416
= 0,9012
3. Pengujian III
Herbeth Regianto : Minyak Atsiri Rimpang Kencur (Kaempferia galanga L.) Karakterisasi Simplisia, Isolasi, Dan
Analisis Komponen Minyak Atsiri Secara Gc-Ms, 2009.
13,0485 − 8,5415
Bobot jenis minyak atsiri = x 100%
13,5425 − 8,5415
= 0,9012
= 0,9012
B. Bobot jenis minyak atsiri dari simplisia rimpang kencur yang dibeli dari Pasar
1. Pengujian I
13,0478 − 8,5418
Bobot jenis minyak atsiri = x 100%
13,5415 − 8,5418
= 0,9012
2. Pengujian II
13,0485 − 8,5415
Bobot jenis minyak atsiri = x 100%
13,5420 − 8,5415
= 0,9013
Herbeth Regianto : Minyak Atsiri Rimpang Kencur (Kaempferia galanga L.) Karakterisasi Simplisia, Isolasi, Dan
Analisis Komponen Minyak Atsiri Secara Gc-Ms, 2009.
3. Pengujian III
13,0475 − 8,5418
Bobot jenis minyak atsiri = x 100%
13,5418 − 8,5418
= 0,9012
= 0,9012
Herbeth Regianto : Minyak Atsiri Rimpang Kencur (Kaempferia galanga L.) Karakterisasi Simplisia, Isolasi, Dan
Analisis Komponen Minyak Atsiri Secara Gc-Ms, 2009.
Lampiran 13. Penetapan Indeks Bias Minyak Atsiri dari Simplisia Rimpang
Kencur
A. Indeks bias minyak atsiri dari simplisia rimpang kencur dari petani di Langkat
= 1,456
B. Indeks bias minyak atsiri dari simplisia rimpang kencur yang dibeli dari Pasar
= 1,456
Herbeth Regianto : Minyak Atsiri Rimpang Kencur (Kaempferia galanga L.) Karakterisasi Simplisia, Isolasi, Dan
Analisis Komponen Minyak Atsiri Secara Gc-Ms, 2009.
Lampiran 14. Flowsheet Isolasi minyak atsiri dari simplisia rimpang kencur dari
petani di Langkat dan yang dibeli dari Pasar
Rimpang Kencur
Dicuci
s
Ditiriskan
Dikeringkan
Simplisia
diserbuk didestilasi uap
Serbuk simplisia Minyak atsiri dan air
dipisahkan
dikarakterisasi
1. Mikroskopis
2. Makroskopis Minyak atsiri dengan Air
3. PK Air kemungkinan adanya air
4. PK Abu
-Total
ditambah Na2SO4 anhirat
-Tidak larut asam
5. PK Sari
-Larut air
-Larut etanol Minyak atsiri Na2SO4 x H2O
6. PK Minyak Atsiri
diidentifikasi
dengan GC-MS
Herbeth Regianto : Minyak Atsiri Rimpang Kencur (Kaempferia galanga L.) Karakterisasi Simplisia, Isolasi, Dan
Analisis Komponen Minyak Atsiri Secara Gc-Ms, 2009.
Herbeth Regianto : Minyak Atsiri Rimpang Kencur (Kaempferia galanga L.) Karakterisasi Simplisia, Isolasi, Dan
Analisis Komponen Minyak Atsiri Secara Gc-Ms, 2009.