Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH PUPUK DAN PEMUPUKAN

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia merupakan negara agraris yang mayoritas penduduknya menggantungkan diri pada
sektor pertanian. Seiring dengan meningkatnya hasil pertanian guna memenuhi kebutuhan
pangan masyarakat, maka kebutuhan akan tersedia pupuk yang berkualitas dengan harga yang
terjangkau sangatlah mutlak diperlukan.

Pupuk memegang peranan penting dalam peningkatan kualitas produksi hasil pertanian. Salah
satu jenis pupuk yang banyak digunakan oleh petani adalah pupuk urea, yang berfungsi sebagai
sumber nitrogen bagi tanaman. Dalam peternakan, urea apalagi merupakan nutrisi makanan
ternak yang dapat meningkatkan produksi susu dan daging. Selain itu, pupuk urea memiliki
prospek yang cukup besar dalam bidang industri, antara lain sebagai bahan dalam pembuatan
resin, produk-produk cetak, pelapis, perekat, bahan anti kusut dam membantu dalam
pencelupan di pabrik tekstil. Dengan demikian, kebutuhan pupuk urea setiap tahun semakin
bertambah besar.

B. Rumusan Masalah

Adapun Rumusan masalah dari makalah ini adalah apa saja yang dihasilkan pada proses
pemupukan dan proses pengelolaannya.

C. Tujuan

Adapun tujuan dari makalah ini adalah untuk mengetahui proses pemupukan dan hasil yang
diharapkan dari proses pemupukan.

BAB II
PEMBAHASAN
A. Pemupukan

Ada tiga hal yang harus dipahami dalam pemupukan tanaman budidaya yaitu: (1) Tanah; (2)
Tanaman; dan (3) Pupuk. Ketiganya saling berkaitan dan menunjang untuk menghasilkan
tanaman yang benar-benar subur dan produktif.

a. Tanah

Tanah mempunyai arti penting bagi tanaman. Dalam mendukung kehidupan tanaman, tanah
memiliki fungsi sebagai berikut:
 Memberikan unsur hara dan sebagai media perakaran.
 Menyediakan air dan sebagai tempat penampungan ( reservoar ) air.
 Menyediakan udara untuk respirasi akar.
 Sebagai tempat bertumpunya tanaman.

Tanah yang dikehendaki tanaman adalah tanah yang subur. Tanah yang subur adalah tanah yang
mampu untuk menyediakan unsur hara yang cocok, dalam jumlah yang cukup serta dalam
keseimbangan yang tepat dan lingkungan yang sesuai untuk pertumbuhan suatu spesies
tanaman.

Tanah yang subur memiliki sifat fisik kimia dan biologi yang baik untuk pertumbuhan tanaman.
Sifat tersebut antara lain:

b. Struktur Tanah

Struktur tanah memang ada bermacam-macam. Akan tetapi, yang dikehendaki ialah struktur
tanah yang remah. Keuntungan struktur tanah demikian ialah udara dan air tanah berjalan
lancar, temperaturnya stabil. Keadaan tersebut sangat memacu pertumbuhan jasad renik tanah
yang memegang peranan penting dalam proses pelapukan bahan organik di dalam tanah. Oleh
karena itu, untuk memperbaiki strutur tanah ini dianjurkan untuk diberi pupuk organik (pupuk
kandang, kompos, atau pupuk hijau ).

Salah satu contoh tanah yang berstruktur jelek adalah tanah liat. Tanah ini tersusun atas
partikel-partikel yang cukup kecil. Sangat kecil kalau dibandingkan dengan tanah pasir. Partikel
tanah liat kurang lebih sama dengan seperseratus kali partikel tanah pasir. Kehalusannya
membuat tanah liat cenderung menggumpal, terlebih pada musim hujan, dan amat rakus
menghisap air. Jeleknya lagi, tanah liat akan menahan air dengan ketat sehingga keadaannya
menjadi lembab dan udara pun berputar cukup lambat. Bila nantinya kering, tanah liat akan
menggumpal seperti batu dan sifatnya pun kian kedap terhadap udara. Itu sebabnya kerap kali
dijumpai tanah liat banyak dimanfaatkan sebagai bahan pembuat keramik dan batu bata.
Tentunya tanaman kalau ditanam pada tanah tersebut, kehidupannya akan menderita karena
akarnya tak mampu menembus lapisan tanah padat.

Ada pula tanah yang struktur terlalu porous, seperti tanah pasir. Pada tanah tersebut tanaman
juga tidak akan tumbuh subur. Pasalnya, sifat porous tanah tersebut sangat mudah
merembeskan air yang mengangkut zat-zat makanan hingga jauh ke dalam tanah. Akibatnya, zat-
zat makanan yang dibutuhkan tanaman tersebut tidak bisa terjangkau oleh akar.

Lalu, mengapa tanaman yang ditanam bukan di tanah pasir dan tanah liat masih saja tumbuh
kerempeng seperti kurang makan? Kasus serupa ini memang paling banyak terjadi dan sering
dikeluhkan petani. Ini ada hubungannya dengan kesuburan tanah yang meliputi: kandungan
hara, derajat keasaman (pH), pengolahan tanah, dan segi perawatan lain.

c. pH Tanah

Ada 3 alasan pH tanah sangat penting untuk diketahui:

a. Menentukan mudah tidaknya unsur-unsur hara diserap oleh tanaman. Umumnya unsur hara
yang diserap oleh akar pada pH 6-7, karena pada pH tersebut sebagian besar unsur hara mudah
larut dalam air.
b. Derajat keasaman atau pH tanah juga menunjukkan keberadaan unsur-unsur yang bersifat
racun bagi tanaman. Pada tanah masam. Banyak ditemukan unsur aluminiun yang selain bersifat
racun juga mengikat phosphor, sehingga tidak dapat diserap oleh tanaman. Pada tanah masam
unsur-unsur mikro menjadi mudah larut sehingga ditemukan unsur mikro, seperti Fe, Zn, Mn,
Cu dalam jumlah yang terlalu besar. Akibatnya juga menjadi racun bagi tanaman. Pada tanah
alkali, ditemukan juga unsur yang dapat meracuni tanaman, yaitu natrium (Na) dan molibdenum
(Mo).

c. Derajat keasaman atau pH tanah sangat mempengaruhi perkembangan mikroorganisme di


dalam tanah. Pada pH 5,5-7 bakteri dan jamur pengurai bahan organik dapat berkembang
dengan baik.

Dapat disimpulkan, secara umum pH yang ideal bagi pertumbuhan tanaman adalah mendekati
netral (6,5-7). Namun, kenyataannya setiap jenis tanaman memiliki kesesuaian pH yang
berbeda-beda seperti yang tertera.

Tindakan pemupukan tidak akan efektif apabila pH tanah diluar batas optimum. Pupuk yang
telah ditebarkan tidak akan mampu diserap tanaman dalam jumlah yang diharapkan.
Karenanya, pH tanah sangat penting diketahui jika efisiensi pemupukan ingin dicapai. Pemilihan
jenis pupuk tanpa mempertimbangkan pH tanah juga dapat memperburuk pH tanah.

B. Pupuk dan Cara Pemupukan

a. Penggolongan Pupuk

Pupuk digolongkan menjadi dua, yakni pupuk organik dan pupuk anorganik. Pupuk organik
ialah pupuk yang terbuat dari sisa-sisa makhluk hidup yang diolah melalui proses pembusukan
(dekomposisi) oleh bakteri pengurai. Contohnya adalah pupuk kompos dan pupuk
kandang. Pupuk kompos berasal dari sisa-sisa tanaman, dan pupuk kandang berasal dari
kotoran ternak. Pupuk organik mempunyai komposisi kandungan unsur hara yang lengkap,
tetapi jumlah tiap jenis unsur hara tersebut rendah. Sesuai dengan namanya, kandungan bahan
organik ini termasuk tinggi.

Pupuk anorganik atau pupuk buatan adalah jenis pupuk yang dibuat oleh pabrik dengan cara
meramu berbagai bahan kimia sehingga memiliki persentase kandungan hara yang
tinggi. Contoh pupuk anorganik adalah Urea, TSP, dan KCl. Jenis pupuk buatan sangat banyak.

Menurut jenis dan jumlah unsur hara makro yang dikandungnya dapat dibagi menjadi dua,
yakni pupuk tunggal dan pupuk majemuk. Pada pupuk tunggal, jenis unsur hara makro yang
dikandungnya hanya satu macam. Biasanya berupa unsur hara makro primer, misalnya urea
yang hanya mengandung unsur nitrogen. Pupuk majemuk adalah pupuk yang mengandung
lebih dari satu jenis unsur hara makro. Penggunaan pupuk majemuk ini lebih praktis, karena
hanya dengan satu kali penebaran, beberapa jenis unsur hara dapat diberikan. Namun, dari sisi
harga pupuk ini lebih mahal. Contoh pupuk majemuk antara lain diammonium phosphat yang
mengandung unsur nitrogen dan phosphor, serta pupuk NPK Mutiara yang mengandung unsur
nitrogen, phosphor, dan kalium.

C. Jenis-jenis Pupuk
1. Pupuk Sumber Nitrogen
Hampir seluruh tanaman dapat menyerap nitrogen dalam bentuk nitrat (NO3-) atau ammonium
(NH4+) yang disediakan oleh pupuk. Nitrogen dalam bentuk nitrat lebih cepat tersedia bagi
tanaman. Ammonium juga akan diubah menjadi nitrat oleh mikroorganisme tanah, kecuali pada
tembakau dan padi. Tembakau tidak dapat menoleransi jumlah ammonium yang tinggi. Untuk
menyediakan nitrogen pada tembakau, gunakan pupuk berbentuk nitrat (NO3-) dengan
kandungan nitrogen minimal 50%. Pada padi sawah, lebih baik gunakan pupuk berbentuk
ammonium (NH4+), karena pada tanah yang tergenang, nitrogen mudah berubah menjadi gas
N2. Umumnya pupuk dengan kadar N yang tinggi dapat membakar daun tanaman sehingga
pemakaiannya perlu lebih hati-hati.

2. Pupuk Sumber Phosphor


Mengandung 36% phosphor dalam bentuk P2O5. Pupuk ini terbuat dari phosphat alam dan
sulfat. Berbentuk butiran dan berwarna abu-abu. Sifatnya agak sulit larut di dalam air dan
bereaksi lambat sehingga selalu digunakan sebagai pupuk dasar. Reaksi kimianya tergolong
netral, tidak higroskopis, dan tidak bersifat membakar.
3. Pupuk Sumber Kalium

Kalium Khlorida (KCl)

Mengandung 45% K2O dan khlor, bereaksi agak masam, dan bersifat higroskopis. Namun
demikian, Khlor bisa berpengaruh negatif pada tanaman yang tidak membutuhkannya, misalnya
kentang, wortel, dan tembakau.
Kalium Sulfat (K2SO4)
Pupuk ini lebih dikenal dengan nama ZK. Kadar K2O-nya sekitar 48-52%. Bentuknya berupa
tepung putih yang larut di dalam air, sifatnya agak mengasamkan tanah. dapat digunakan untuk
pupuk dasar sesudah tanam. Tanaman yang peka terhadap keraculan Cl, seperti tembakau,
disarankan untuk menggunakan pupuk ini.
Kalium Nitrat (KNO3)
Mengandung 13% N dan 44% K2O. Berbentuk butiran berwarna putih yang tidak bersifat
higroskopis dengan reaksi yang netral.
4. Pupuk Sumber Unsur Hara Makro Sekunder

Kapur Dolomit

Berbentuk bubuk berwarna kekuningan. Dikenal sebagai bahan untuk menaikkan pH


tanah. dolomit adalah sumber Ca (30%) dan Mg (19%) yang cukup baik. Kelarutannya agak
rendah dan kualitasnya sangat ditentukan oleh ukuran butiran. Semakin halus butirannya akan
semakin baik kualitasnya.

Kapur Kalsit

Berfungsi untuk meningkatkan pH tanah. Dikenal sebagai kapur pertanian yang berbentuk
bubuk. Warnanya putih dan butirannya halus. Pupuk ini mengandung 90-99% Ca. bersifat
lebih cepat larut di dalam air.

Paten Kali (Kalium Magnesium Sulfat)

Berbentuk butiran berwarna kuning. Mengandung 30% K2O, 12% S, dan 12% MgO. Sifatnya
agak sukar larut di dalam air. Selain untuk memperbaiki defisiensi Mg, pupuk ini juga
bermanfaat untuk memperbaiki kejenuhan basa pada tanah masam.
Kapur Gipsum

Berbentuk bubuk dan berwarna putih. Mengandung 39% Ca, 53% S, dan sedikit Mg. Ditebarkan
dalam satu kali aplikasi.

Jika terkena air, gypsum yang ditebarkan akan menggumpal dan mengeras seperti tanah liat
(cake). Gypsum digunakan untuk menetralisir tanah yang terganggu karena kadar garam yang
tinggi, misalnya pada tanah di daerah pantai. Aplikasi gypsum tidak dapat mengubah pH tanah
yang terlalu besar.

Bubuk Belerang (Element Sulfur)


Umumnya, sulfur disuplai dalam bentuk sulfat yang terdapat pada berbagai jenis
pupuk. Kandungan sulfat tersebut tidak banyak berpengaruh dalam penurunan pH
tanah. selain terdapat dalam berbagai jenis pupuk, bubuk belerang adalah sumber sulfur yang
terbesar, kandungannya dapat mencapai 99%. Namun, bubuk ini tidak lazim digunakan untuk
mengatasi masalah defisiensi sulfur, tetapi lebih banyak digunakan untuk menurunkan pH
tanah. penggunaannya tidak boleh melebihi 25 gram/m2, karena bubuk sulfur dapat
mengakibatkan gejala terbakarnya daun tanaman (burning effect).
5. Pupuk Sumber Unsur Hara Mikro

Saat ini kebutuhan pupuk mikro sudah mulai terasa di Indonesia. Beberapa hasil penelitian
melaporkan bahwa tanaman padi sawah dan teh di beberapa daerah di Jawa sudah mulai
memerlukan tambahan Zn dari pupuk. Hasil analisis tanah pada 10 propinsi di Indonesia
menunjukkan, bahwa pada tanah yang mendapat program pengapuran terjadi kekurangan unsur
Cu dan Zn. Penambahan pupuk Cu dan Zn ternyata meningkatkan hasil panen yang sangat
berarti. Pada padi sawah, hasil panen meningkat 17,5%, padi gogo menunjukkan peningkatan
sebesar 15%, dan pada kedelai meningkat sampai 24%.

Pupuk sebagai sumber unsur hara mikro tersedia dalam dua bentuk, yakni bentuk garam
anorganik dan bentuk organik sintetis. Kedua bentuk ini bersifat mudah larut di dalam
air. Contoh pupuk mikro yang berbentuk garam anorganik adalah Cu, Fe, Zn, dan Mn yang
seluruhnya bergabung dengan sulfat. Sebagai sumber boron, umumnya digunakan sodium tetra
borat yang banyak digunakan sebagai pupuk daun. Sumber Mo umumnya menggunakan sodium
dan ammonium molibdat.

6. Pupuk Majemuk

Pemakaian pupuk majemuk saat ini sudah sangat luas. Berbagai merek, kualitas, dan analisis
telah tersedia di pasaran. Kendati harganya relatif lebih mahal, pupuk majemuk tetap dipilih
karena kandungan haranya lebih lengkap. Efisiensi pemakaian tenaga kerja pada aplikasi pupuk
majemuk juga lebih tinggi daripada aplikasi pada pupuk tunggal yang harus diberikan dengan
cara dicampur.

Pupuk majemuk berkualitas prima memiliki besar butiran yang seragam dan tidak terlalu
higroskopis, sehingga tahan disimpan dan tidak cepat menggumpal. Hampir semua pupuk
majemuk bereaksi masam, kecuali yang telah mendapatkan perlakuan khusus, seperti
penambahan Ca dan Mg.

Variasi analisis pupuk majemuk sangat banyak. meskipun demikain perbedaan variasinya bisa
jadi sangat kecil, misalnya antara NPK 15.15.15 dan NPK 16.16.16. Berikut ini gambaran fungsi
beberapa jenis analisis pupuk majemuk.
7. Pupuk Daun

Daun memiliki mulut yang dikenal dengan nama stomata. Sebagian besar stomata terletak di
bagian bawah daun. Mulut daun ini berfungsi untuk mengatur penguapan air dari tanaman
sehingga aliran air dari akar dapat sampai ke daun. Saat suhu udara terlalu panas, stomata akan
tertutup sehingga tanaman tidak akan mengalami kekeringan. Sebaliknya, jika udara tidak
terlalu panas, stomata akan membuka sehingga air yang ada di permukaan daun dapat masuk ke
dalam jaringan daun. Dengan sendirinya, unsur hara yang disemprotkan ke permukaan daun
juga masuk ke dalam jaringan daun.

Sebenarnya, kandungan unsur hara pada pupuk daun identik dengan kandungan unsur hara
pada pupuk majemuk. Bahkan pupuk daun sering lebih lengkap karena ditambah oleh beberapa
unsur hara mikro. Pemilihan analisis yang tepat pada pupuk daun perlu mempertimbangkan
beberapa faktor yang sama dengan analisis pada pupuk majemuk. Hanya saja, faktor sifat fisik
dan kimia tanah tidak dijadikan sebagai faktor utama. Sebagai faktor utamanya adalah manfaat
tiap unsur hara yang dikandung oleh pupuk daun bagi perkembangan tanaman dan peningkatan
hasil panen.

8. Pupuk Organik

Kandungan bahan organik di dalam tanah perlu dipertahankan agar jumlahnya tidak sampai di
bawah 2%. Selain penambahan pupuk organik, bahan organik di dalam tanah dapat
dipertahankan melalui cara-cara sebagai berikut :

- Terapkan rotasi tanaman dengan menyertakan jenis kacang-kacangan dalam pergiliran


tanaman.

- Sedapat mungkin mengembalikan sisa tanaman ke dalam tanah.

- Atasi erosi yang dapat menghanyutkan bahan organik tanah.

- Tanaman penutup tanah (cover crop). Cara ini lazim dilakukan di perkebunan kelapa sawit
dan karet.

- Minimalisasi pengolahan tanah, yakni mengolah tanah seperlunya saja.

Kandungan unsur hara yang terdapat di dalam pupuk organik jauh lebih kecil daripada yang
terdapat di dalam pupuk buatan. Cara aplikasinya juga lebih sulit karena pupuk organik
dibutuhkan dalam jumlah yang lebih besar daripada pupuk kimia dan tenaga kerja yang
diperlukan juga lebih banyak. Namun, hingga sekarang pupuk organik tetap digunakan karena
fungsinya belum tergantikan oleh pupuk buatan.

i. Kompos

Kompos adalah hasil pembusukan sisa-saia tanaman yang disebabkan oleh aktivitas
mikroorganisme pengurai. Kualitas kompos sangat ditentukan oleh besarnya perbandingan
antara nisbah karbon dan nitrogen (C/N rasio). Jika C/N rasio tinggi, berarti bahan penyusun
kompos belum terurai secara sempurna. Bahan kompos dengan C/N rasio tinggi akan terurai
atau membusuk lebih lama dibandingkan dengan bahan ber-C/N rasio rendah. Kualitas kompos
dianggap baik jika memiliki C/N rasio antara 12-15.
1. Pupuk Kandang

Pupuk kandang adalah pupuk organik yang berasal dari kotoran ternak. Kualitas pupuk kandang
sangat tergantung pada jenis ternak, kualitas pakan ternak, dan cara penampungan pupuk
kandang. Penyebabnya adalah kotoran padat pada unggas tercampur dengan kotoran
cairnya. Umumnya, kandungan unsur hara pada urine selalu lebih tinggi daripada kotoran
padat.

BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Pupuk merupakan reaksi antara karbon dioksida (CO2) dan ammonia (NH3). Kedua senyawa ini
berasal dari bahan gas bumi, air dan udara. Meskipun (NH2)2CO dan NH3-N tidak termasuk
senyawa B3, limbah cair pabrik pupuk urea dapat menimbulkan kerusakan ekosistem badan air
yang sangat serius. Sampai saat ini, pengolahan limbah cair pabrik pupuk urea dilakukan dengan
proses nitrifikasi-denitrifikasi heterotrofik dalam kolam-kolam terbuka.

B. SARAN

Diharapkan agar para industri khusunya industi pupuk agar dapat mengelolah limbah yang
dihasilkannya dengan baik sehingga dapat menjaga ekosistem badan air.

DAFTAR PUSTAKA
Dian k. Wardhany, fitry ayunintiyas. 2008. Pengolahan limbah cair pabrik pupuk urea dengan
menggunakan proses gabungan nitrifikasi dinitrifikasi dan microalgae. Online
(www.cheundip.com). Diakses pada tanggal 13-oktober 2010.
Ea kosman anwar dan husein suganda. 2002. Pupuk limbah industry. Online
(www.bloger.kebumen.info.com).
Sumarnianti usman. 2008. Verifikasi metode pengujian NH3 pada sampel udara
ambient.Makassar : SMAK

Posted by doly_nab in Makalah, Morfologi Tanah Tags: Biologi, fungsi pupuk, Geografi, ilmu
tanah, Jenis - Jenis Tanah, Makalah, Makalah Morfologi Tanah, MAKALAH PUPUK DAN
PEMUPUKAN, Morfologi Tanah, pemupukan, Pengertian Tanah, pupuk, sejarah pupuk, spesifikasi
tanah, Unsur - Unsur Tanah

Menurut Rosmarkam dan Yuwono Pupuk dapat dibedakan berdasarkan bahan asal, senyawa, fasa,

cara penggunaan, reaksi fisiologi, jumlah dan macam hara yang dikandungnya.

Berdasarkan asalnya dibedakan :

Pupuk alam ialah pupuk yang terdapat di alam atau dibuat dengan bahan alam tanpa proses

yang berarti. Misalnya: pupuk kompos, pupuk kandang, guano, pupuk hijau dan pupuk batuan P.
Pupuk buatan ialah pupuk yang dibuat oleh pabrik. Misalnya: TSP, urea, rustika dan nitrophoska.

Pupuk ini dibuat oleh pabrik dengan mengubah sumber daya alam melalui proses fisika dan/atau

kimia.

Berdasarkan senyawanya dibedakan :

Pupuk organik ialah pupuk yang berupa senyawa organik. Kebanyakan pupuk alam tergolong

pupuk organik: pupuk kandang, kompos, guano. Pupuk alam yang tidak termasuk pupuk organik

misalnya rock phosphat, umumnya berasal dari batuan sejenis apatit [Ca3(PO4)2].

Pupuk anorganik atau mineral merupakan pupuk dari senyawa anorganik. Hampir semua pupuk

buatan tergolong pupuk anorganik.

Berdasarkan fasa-nya dibedakan :

Pupuk padat umumnya mempunyai kelarutan yang beragam mulai yang mudah larut dalam air

sampai yang sukar larut.

Pupuk cair. Pupuk ini berupa cairan, cara penggunaannya dilarutkan dulu dengan air, Umumnya

pupuk ini disemprotkan ke daun. Karena mengandung banyak hara, baik makro maupun mikro,

harganya relatif mahal. Pupuk amoniak cair merupakan pupuk cair yang kadar N nya sangat tinggi

sekitar 83%, penggunaannya dapat diinjeksikan lewat tanah.

Berdasarkan cara penggunaannya dibedakan:

Pupuk daun ialah pupuk yang cara pemupukan dilarutkan dalam air dan disemprotkan pada

permukaan daun.

Pupuk akar atau pupuk tanah ialah pupuk yang diberikan ke dalam tanah disekitar akar agar

diserap oleh akar tanaman.

Berdasarkan reaksi fisiologisnya dibedakan:

Pupuk masam mempunyai reaksi fisiologis masam artinya bila pupuk tersebut diberikan ke

dalam tanah ada kecenderungan tanah menjadi lebih masam (pH menjadi lebih rendah). Misalnya:

Za dan Urea.
Pupuk basis mempunyai reaksi fisiologis alkalisatau basis, ialah pupuk yang bila diberikan ke

dalam tanah menyebabkan pH tanah cenderung naik misalnya: pupuk chili salpeter, calnitro,

kalsium sianida.

Berdasarkan jumlah hara yang dikandungnya dibedakan:

Pupuk tunggal hanya mengandung satu hara tanaman saja. Misalnya: urea hanya mengandung

hara N, TSP hanya dipentingkan P saja (meskipun juga mengandung Ca).

Pupuk majemuk ialah pupuk yang mengandung dua atau lebih dua hara tanaman. Contoh: NPK,

amophoska, dan nitrophoska.

Berdasarkan macam hara tanaman dibedakan:

Pupuk makro ialah pupuk yang mengandung hanya hara makro saja: NPK, dan nitrophoska.

Pupuk mikro ialah pupuk yang hanya mengandung hara mikro saja misalnya: mikrovet,

mikroplek, metalik.

Campuran makro dan mikro misalnya pupuk gandasil, bayfolan, rustika. Sering juga ke dalam

pupuk campur makro dan mikro ditambahkan juga zat pengatur tumbuh (hormon tumbuh)
kelebihan dan kekurangan pupuk anorganik dan pupuk organik

Pupuk Organik Vs Pupuk Anorganik

Pupuk adalah sumber tambahan zat hara yang diperlukan untuk mengatasi kekurangan nutrisi dalam
tanaman.

- Pupuk Organik adalah pupuk yang sebagian besar atau seluruhnya terdiri atas bahan organik yang
berasal dari tanaman dan atau hewan yang telah melalui proses rekayasa, dapat berbentuk padat
atau cair yang digunakan untuk mensuplai bahan organik yang berperan dalam memperbaiki sifat
fisik, kimia, dan biologi tanah.

- Pupuk Anorganik (Kimia) adalah pupuk yang dibuat oleh pabrik-pabrik pupuk dengan meramu bahan-
bahan kimia anorganik berkadar hara tinggi.

Pupuk Organik

- Kelebihan:

 Pupuk organik mengandung unsur hara yang lengkap, baik unsur hara makro maupun unsur hara
mikro. Kondisi ini tidak dimiliki oleh pupuk anorganik.

 Pupuk organik mengandung asam - asam organik, antara lain asam humic, asam fulfic, hormon dan
enzym yang tidak terdapat dalam pupuk anorganik yang sangat berguna baik bagi tanaman maupun
lingkungan dan mikroorganisme.
 Pupuk organik mengandung makro dan mikro organisme tanah yang mempunyai pengaruh yang
sangat baik terhadap perbaikan sifat fisik tanah dan terutama sifat biologis tanah.

 Memperbaiki dan menjaga struktur tanah.

 Menjadi penyangga pH tanah.

 Membantu menjaga kelembaban tanah

 Aman dipakai dalam jumlah besar dan berlebih sekalipun

 Tidak merusak lingkungan.

- Kekurangan pupuk Organik

 Kandungan unsur hara relatif lebih kecil

 Dalam jangka pendek, reaksi atau respon tanaman terhadap pemberian pupuk organik tidak
secepat pemberian pupuk anorganik.

Pupuk Anorganik

- Kelebihan Pupuk Anorganik

 Respon cepat terlihat pada tanaman (unsur yang terkandung cepat terurai
sehingga lebih cepat terserap oleh tumbuhan)

 Kadar unsur hara tinggi

 Kandungan hara jelas, pemakaian bisa tepat.

- Kekurangan Pupuk Anorganik

 Karena bentuk unsur yang anorganik menyebabkan mikroba tanah sulit mengurai, sehingga akan
menumpuk menjadi residu yang dapat menyebabkan mikroba penting yang berfungsi untuk
menghasilkan bahan organik di dalam tanah mati dan akan mengurangi kesuburan tanah.

 Penggunaan pupuk anorganikyang terus menerus akan menyebabkan tanah menjadi


padat/mengeras (porositas tanah menurun) dan tidak responsif terhadap pupuk kimia an-organik,
sehingga berapapun banyaknya tanah diberi pupuk kimia an-organik hasilnya tetap tidak optimal.
juga akan mengakibatkan, sehingga ketersediaan oksigen bagi tanaman maupun mikrobia tanah
menjadi sangat berkurang.

 Mengerasnya tanah pertanian juga berdampak terhadap pertumbuhan tanaman, yaitu terbatasnya
penyebaran akar dan terhambatnya suplai oksigen ke akar mengakibatkan fungsi akar tidak optimal,
yang pada ahirnya menurunkan produktivitas tanaman.

 Residu zat kimia yang tertinggal dalam hasil produksi yang terkonsumsi oleh manusia akan
menumpuk di dalam tubuh dan mengganggu kesehatan manusia.

 Dapat menurunkan pH tanah

 Bersifat higroskopis (kemampuan menyerap air diudara, sehingga pupuk dapat mencair)

BAB I.
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Menurut pengertian luas, pemupukan adalah pemberian bahan kepada tanah dengan tujuan dan
tujuan memperbaiki atau meningkatkan kesuburan tanah. Bahan itu ridak mencakup air, yang
pemberiannya disebut irigasi. Memamngt irigasi dapat juga berperan pemupukan tertentu,
karena air mengan dung zat hara terlarut atau tersuspensi. Pemupukan menurut pengertian
khusus adalah pemberian bahan yang dimaksudakan untuk menambah hara tanaman pada
tanah. Pemberian bahan yang dimaksudkan untuk memperbaiki suasana tanah dalam artian
untu memperbaiki ataupun menambah unsure hara yang ada didalam tanah. Pemberian bahan
kepada tanah tersebut juga betujuan untuk memperbaiki kandungan didalam tanah baik fisika,
kimia ataupun biologi tanah.
Pemupukan untuk tanaman sendiri bertujuan untuk mengoptimalkan pertumbuhan tanaman.
Banyak pemupukan yang dilakukan dapat mengoptimalkan pertumbuhan tanaman. Akan tetapi
seringkali pemupukan yang dilakukan dengan tujuan mengoptimalkan petumbuhan dan
memaksimalkan produksi suatu tanaman membuat pertumbuhan tanaman tersebut menjadi
terhambat dan produksi tanaman tersebut menjadi menurun.
Ada beberapa hal yang menjadi penyebab hal tersebut. Salah satunya adalah dosis pupuk yang
diberikan terlalu banyak. Selain itu dapat juga pemupukan yang dilakukan juga tidak memenuhi 5
tepat pemupukan. Takaran pupuk yang digunakan untuk memupuk satu jenis tanaman akan
berbeda untuk masing-masing jenis tanah, hal ini dapat dipahami karena setiap jenis tanah
memiliki karakteristik dan susunan kimia tanah yang berbeda. Ada beberapa hal penting yang
perlu dicermati untuk mendapatkan efisiensi dalam pemupukan, antara lain : jenis pupuk yang
digunakan, sifat dari pupuk itu sendiri, waktu pemupukan dan syarat pemberian pupuk serta cara
atau metode pemupukan.
Oleh karena itu pemupukan berimbang menjadi hal yang sangat penting dalam proses produksi
suatu komoditas dalam bidang pertanian karena pemupukan berimbang akan menjadi salah satu
faktor yang menentukan apakah tanaman tersebut dapat tumbuh dengan optimal dan
menghasilkan produksi yang maksimal atau tidak.

1.2 Rumusan Masalah


1.Apa yang dimaksud pemupukan berimbang?
2.Bagaimana pengaruh pemupukan berimbang dengan optimalisasi pertumbuhan tanaman dan
hasil produksi?
3.Faktor apa saja yang mempengaruhi keberhasilan pemberian pupuk?

BAB II.
PEMBAHASAN

Pemupukan adalah merupakan suatu cara pemberian unsur hara atau pupuk kepada tanah yang
tujuannya agar dapat diserap olah tanaman (unsur hara adalah makanannya tanaman), apabila
tanaman digambarkan sebagai manusia, maka apabila kita menghendaki pertumbuhan tanaman
agar dapat optimal kebutuhan makan suatu tumbuhan harus mencukupi 4 sehat 5 sempurna,
yaitu semua kebutuhan tanaman tercukupi, manusia tidak akan dapat tumbuh sehat jika hanya
mengkonsumsi karbohidrat saja walaupun itu dalam jumlah sangat banyak. Selain itu waktu
makan juga dapat mempengaruhi pertumbuhan. sebagai halnya manusia, waktu makan yang
tepat adalah 3 hari sekali, yaitu pagi, siang dan sore. manusia juga tidak akan tumbuh sehat jika
hanya mengkonsumsi pada pagi hari saja, walaupun itu juga dalam jumlah yang banyak.
Pemupukan berimbang adalah pemberian pupuk ke dalam tanah untuk mencapai status semua
hara esensial seimbang sesuai kebutuhan tanaman dan optimum untuk meningkatkan produksi
dan mutu hasil, meningkatkan efisiensi pemupukan, kesuburan tanah serta menghindari
pencemaran lingkungan. Jadi pemupukan berimbang merupakan pemenuhan hara yang
berimbang dalam tanah, bukan berimbang dalam bentuk dan jenis pupuk. Pemupukan diberikan
bagi hara yang kurang dalam tanah, yang sudah cukup diberikan hanya untuk memelihara hara
tanah supaya tidak berkurang.
Takaran pupuk yang digunakan untuk memupuk satu jenis tanaman akan berbeda untuk
masing-masing jenis tanah, hal ini dapat dipahami karena setiap jenis tanah memiliki
karakteristik dan susunan kimia tanah yang berbeda. Ada beberapa hal penting yang perlu
dicermati untuk mendapatkan efisiensi dalam pemupukan, antara lain : jenis pupuk yang
digunakan, sifat dari pupuk itu sendiri, waktu pemupukan dan syarat pemberian pupuk serta cara
atau metode pemupukan.
Peningkatan produksi pertanian dapat dicapai melalui pendekatan teknologi yang tepat antara
lain dengan menerapkan teknologi pemupukan berimbang spesifik lokasi.
Saat ini teknologi pemupukan sesuai anjuran hampir tidak dilakukan oleh sebagian petani
Indonesia, sehingga menyebabkan pemupukan menjadi tidak berimbang.
Konsep Pemupukan Berimbang adalah :
1.Selama ini di masyarakat berkembang pengertian bahwa pemupukan berimbang adalah
pemupukan yang menggunakan pupuk majemuk /compound (NPK Compound). Pengertian
tersebut perlu segera diluruskan, karena konsep pemupukan berimbang adalah penambahan
pupuk ke dalam tanah dengan jumlah dan jenis hara yang sesuai dengan tingkat kesuburan
tanah dan kebutuhan hara oleh tanaman untuk meningkatkan produksi dan kualitas hasil
komoditas pertanian.
2.Pemupukan berimbang dapat dilakukan dengan menggunakan beberapa jenis pupuk tunggal
yang dicampur secara sederhana (simple blending), atau dicampur secara mekanis (mechanical
blending) atau melalui teknologi pencampuran secara kimia (chemical blending) yang disebit
pupuk majemuk/compound dengan formula tertentu
Ada lima faktor yang mempengaruhi keberhasilan pemupukan agar tanaman dapat tumbuh
dengan optimal. Dalam istilah pemupukan hal tersebut dinamakan 5 tepat pemupukan.

5 tepat pemupukan adalah:


1. Tepat jenis
Tepat jenis dimaksudkan pada saat pemupukan harus tepat jenis. Misalnya pada saat
pemupukan tanaman padi. Apabila tanaman padi tersebut membutuhkan pupuk N maka kita
harus memupuk Urea. Apabila jenis pupuk yang kita gunakan salah, maka akan membuat
tanaman yang kita pupuk tidak akan bertambah bagus.
2. Tepat dosis
Tepat dosis disini dimaksudkan agar pada saat pemupukan dosis yang kita berikan ke tanaman
jangan sampai terlalu sedikit ataupun terlalu banyak. Apabila dosis yang kita berikan terlalu
sedikit, maka tanaman masih kekurangan unsure hara. Dan apabila dosis terlalu banyak maka
pupuk tersebut bisa saja menjadi tocsic bagi tanaman itu sendiri.
3. Tepat Waktu
Tepat waktu ini dimasudkan agar pada saat pemupukan waktu harus tepat. Misalnya pada
tanaman kailan. Pemupukan susulan pertama dilakukan pada saat 15 HST. Hal tersebut
dimaksudkan agar tanaman kailan bisa tumbuh dengan optimal.
4. Tepat cara.
Tepat cara ini dimaksudkan pada saat pemupukan cara kita harus benar, hal tersebut
dikarenakan apabila cara pemupukan yang kita lakukan salah maka pupuk tersebut bisa saja
tidak dapat diserap oleh tanaman melainkan tercuci oleh air dan terdenitrifikasi.
5. Tepat lokasi
Tepat lokasi dimaksudkan lokasi pemupukan yang kita lakukan harus tepat. Misalnya pada saat
pemupukan lokasi pemupukan berada pada ketinggian dan kecepatan angin besar. Maka jangan
menggunakan pupuk yang berbentuk cair dan disemprotkan.

BAB III.
KESIMPULAN

Dari pembahasan maka dapat disimpulkan bahwa pemupukan berimbang sangat berpengaruh
terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman. Hal tersebut dikarenakan pemupukan berimbang
berhubungan dengan dosis pemberian pupuk kepada tanaman. Apabila dalam pemberian pupuk
dosis yang diberikan terlalu banyak ataupun terlau sedikit maka akan membuat pertumbuhan
tanaman kurang optimal.

DAFTAR PUSTAKA
Setyati, S.H. 2007. Petunjuk Pemupukan. Simplex. Jakarta.
Saraswati, R. 2007. Peran Pupuk Hayati Dalam Meningkatkan Efisiensi Pemupukan Menunjang
Keberlanjutan Produktivitas Tanah. Jurnal Sumber Daya Lahan Vol 1 No 4.
www.pustaka-deptan.go.id/agritek/lip50073.pdf, 2010. Pemupukan berimbang.

Fungsi pupuk adalah sebagai salah satu sumber zat hara buatan yang diperlukan untuk
mengatasi kekurangan nutrisi terutama unsur-unsur nitrogen , fosfor, dan kalium. Sedangkan
unsur sulfur, kalsium, magnesium, besi, tembaga, seng, dan boron merupakan unsure-unsur
yang dibutuhkan dalam jumlah sedikit (mikronutrien).
Pupuk terdiri dari pupuk Organik dan pupuk Anorganik.
1. Pupuk Organik adalah pupuk yang tersusun dari materi makhluk hidup, sepertipelapukan sisa -sisa
tanaman, hewan, dan manusia. Pupuk organik dapat berbentuk padat ataucair yang digunakan untuk
memperbaiki sifat fisik, kimia, dan biologi tanah. Pupuk organik mengandung banyak bahan organik
daripada kadar haranya. Sumber bahan organik dapatberupa kompos, pupuk hijau, pupuk kandang, sisa panen
(jerami, brangkasan, tongkol jagung,bagas tebu, dan sabut kelapa), limbah ternak, limbah industri yang
menggunakan bahanpertanian, dan limbah kota (sampah).
2. Pupuk Anorganik adalah pupuk yang dibuat oleh pabrik-pabrik pupuk dengan meramu bahan-bahan
kimia anorganik berkadar hara tinggi. Misalnya urea berkadar N 45-46% (setiap 100 kg urea
terdapat 45-46 kg hara nitrogen) (Lingga dan Marsono, 2000). Pupuk anorganik atau pupuk buatan
dapat dibedakan menjadi pupuk tunggal dan pupuk majemuk. Pupuk tunggal adalah pupuk yang
hanya mengandung satu unsur hara misalnya pupuk N, pupuk P, pupuk K dan sebagainya. Pupuk
majemuk adalah pupuk yang mengandung lebih dari satu unsur hara misalnya N + P, P + K, N + K, N
+ P + K dan sebagainya (Hardjowigeno, 2004).

Dari kedua pupuk tersebut terdapat kekurangan dan keunggulan, diantaranya:

Keunggulan pupuk Organik


a. Pupuk organik mengandung unsur hara yang lengkap, baik unsur hara makro maupun unsur
hara mikro. Kondisi ini tidak dimiliki oleh pupuk buatan (anorganik).
b. Pupuk organik mengandung asam - asam organik, antara lain asam humic, asam fulfic,
hormon dan enzym yang tidak terdapat dalam pupuk buatan yang sangat berguna baik bagi
tanaman maupun lingkungan dan mikroorganisme.
c. Pupuk organik mengandung makro dan mikro organisme tanah yang mempunyai pengaruh
yang sangat baik terhadap perbaikan sifat fisik tanah dan terutama sifat biologis tanah.
d. Memperbaiki dan menjaga struktur tanah.
e. Menjadi penyangga pH tanah.
f. Menjadi penyangga unsur hara anorganik yang diberikan.
g. Membantu menjaga kelembaban tanah
h. Aman dipakai dalam jumlah besar dan berlebih sekalipun
i. Tidak merusak lingkungan.

Kekurangan pupuk Organik


a. Kandungan unsur hara jumlahnya kecil, sehingga jumlah pupuk yang diberikan harus relatif
banyak bila dibandingkan dengan pupuk anorganik.
b. Karena jumlahnya banyak, menyebabkan memerlukan tambahan biaya operasional untuk
pengangkutan dan implementasinya.
c. Dalam jangka pendek, apalagi untuk tanah-tanah yang sudah miskin unsur hara, pemberian
pupuk organik yang membutuhkan jumlah besar sehingga menjadi beban biaya bagi petani.
Sementara itu reaksi atau respon tanaman terhadap pemberian pupuk organik tidak se-
spektakuler pemberian pupuk buatan.

Keungguan pupuk anorganik


a. Hasil cepat terlihat pada tanaman
b. Kandungan unsure hara jelas
c. Mudah pengaplikasian
d. Tidak bau
e. Pengangkutan mudah

Kekurangan pupuk anorganik


a. Mengakibatkan residu pada tanah
b. Penggunaan tidak bijaksana dapat merusak tanah
c. Harga mahal
d. Bersifat higroskopi
Klasifikasi dan Jenis Pupuk
Dalam arti luas, pupuk adalah suatu bahan yang digunakan untuk mengubah sifat fisik,
kimia, atau biologi tanah sehingga menjadi lebih baik bagi pertumbuhan
tanaman. Termasuk dalam pengertian ini adalah pemberian bahan kapur dengan maksud
untuk meningkatkan pH tanah yang asam, pemberian legin bersama benih tanaman kacang-
kacangan, dan pemberian pembenah tanah (soil conditioner) untuk memperbaiki sifat fisik
tanah. Demikian pula, pemberian urea dalam tanah yang miskin akan meningkatkan kadar
N dalam tanah tersebut. Semua usaha tersebut dinamakan Pemupukan. Dengan demikian,
bahan kapur, legin, pembenah tanah, dan urea disebut pupuk.
Dalam Pengertian yang khusus, pupuk adalah suatu bahan yang mengandung satu atau
lebih hara tanaman. Dengan pengertian ini, dengan pengertian ini, kegiatan tersebut diatas
hanya urea yang dianggap pupuk karena bahan tersebut yang mengandung hara tanaman,
yaitu Nitrogen.

Pupuk dalam arti luas dapat diklasifikasikan sebagai berikut :

a. Berdasarkan asalnya :

 1. Pupuk Alam, yakni pupuk yang terdapat di alam atau dibuat dengan bahan alam tanpa
proses yang berarti. Misalnya : Pupuk kompos, pupuk kandang, guano, pupuk hijau, pupuk
batuan P.
 2. Pupuk Buatan, yakni pupuk yang dibuat oleh pabrik. Misalnya : TSP, Urea, dan
Nitrophoska. Pupuk ini dibuat oleh pabrik dengan mengubah sumber daya alam melalui
proses fisika,dan atau kimia.
b. Berdasarkan senyawanya :
 1. Pupuk Organik, yaitu pupuk yang berupa senyawa organik. Kebanyakan pupuk alam
tergolong pupuk organic, misalnya pupuk kandang, kompos dan guano. Pupuk Alam yang
tidak termasuk organic adalah rock phospat, yang umumnya berasal dari batuan sejenis
apatit [Ca3(PO4)2].
 2. Pupuk Anorganik atau mineral, yakni pupuk dari senyawa anorganik. Hampir semua
pupuk buatan tergolong pupuk anorganik.
c. Berdasarkan fasa-nya :
 1. Pupuk padat, yakni pupuk yang pada umumnya mempunyai kelarutan beragam mulai
yang mudah larut air sampai yang sukar larut air.
 2. Pupuk cair, yakni pupuk berupa cairan yang cara penggunaannya dilarutkan terlebih
dahulu dengan air. Umumnya, pupuk ini disemprotkan ke daun. Karena mengandung
banyak hara baik makro maupun mikro, harga pupuk ini relatif mahal. Pupuk Amoniak
merupakan pupuk yang memiliki kadar N sangat tinggi, yakni sekitar 83%.
d. Berdasarkan cara penggunaannya :
 1. Pupuk daun, yakni pupuk yang cara pemupukan dilarutkan terlebih dahulu dalam air,
kemudian disemprotkan pada permukaan daun.
 2. Pupuk akar atau pupuk tanah, yakni pupuk yang diberikan ke dalam tanah di sekitar akar
agar diserap oleh akar tanaman.
e. Berdasarkan reaksi fisiologisnya :
 1. Pupuk yang mempunyai reaksi fisiologis asam, yakni pupuk yang bila diberikan ke dalam
tanah menjadi lebih asam (pH menjadi lebih rendah). Misalnya : ZA dan Urea.
 2. Pupuk yang mempunyai reaksi fisiologis basis, yakni pupuk yang bila diberikan ke dalam
tanah menyebabkan pH tanah cenderung naik, misalnya pupuk chili saltpeter, carnito, dan
kalsium sianida.
f. Berdasarkan jumlah hara yang dikandungnya :
 1. Pupuk yang hanya mengandung satu hara tanaman, misalnya pupuk urea yang hanya
mengandung hara N dan TSP hanya dipentingkan P saja (padahal juga mengandung Ca).
 2. Pupuk majemuk, yakni pupuk yang mengandung dua atau lebih dua hara tanaman.
Misalnya NPK, Amophoska, Nitrophoska.
g. Berdasarkan macam hara tanaman :
 1. Pupuk makro, yakni pupuk yang mengandung hara makro saja, misalnya NPK,
Nitrophoska.
 2. Pupuk mikro, yakni pupuk yang hanya mengandung hara mikro, misalnya Fitomic,
metalik.
 3. Campuran mikro dan makro, misalnya gandasil, gandapan. Dalam penggunaannya
kedua jenis pupuk ini dicampur dan ditambahkan zat pengatur tumbuh (hormon tumbuh).
Diposkan oleh Chandra "BLACK" Setyawan di 03.56

Anda mungkin juga menyukai