LANDASAN TEORI
A. Kajian Teori
1. Pengertian Pupuk dan Pemupukan
Pupuk adalah suatu bahan yang digunakan untuk memperbaiki kesuburan
tanah, sedang pemupukan adalah penambahan bahan tersebut ke tanah agar tanah
menjadi lebih subur. Pemumupukan pada umumnya di artikan sebagai penamabahn
zat hara tanaman ke dalam tanah. Dalama arti luas pemupukan sebenarnya juga
termasuk penambahan bahan-bahan lain yang dapat memperbaiki sifat-sifat tanah
misalnya pemberian pasir pada tanah liat, penambahan tanah meneral pada tanah
organik, pengapuran dan sebagainya (ameliorasi).
2. Jenis-Jenis Pupuk
Pupuk dapat di bedakan menjadi pupuk alam dan pupuk buatan. Pupuk alam
adalah pupuk yang langsung di dapat dari alam misalnya fosfat alam, pupuk organik
(pupuk kandang, kompos) dan sebagainya. Jumlah dari jenis unsur hara dalam pupuk
alam terdapat secara alami. Pupuk buatan adalah pupuk yang di buat di pabrik
dengan jenis dan kadar unsur haranya sengaja di tambahkan dalam pupuk tersebut
dalam jumlah tertentu.
Pupuk buatan dapat di bedakan menjadi pupuk tunggal dan pupuk majemuk.
Pupuk tunggal adalah pupuk yang hanya mengandung satu macam unsur hara
misalnya pupuk N, pupuk P, pupuk K, dan sebagainya. Pupuk majemuk adalah
pupuk yang mengandung lebih dari satu unsur hara misalnya N+P, P+K, N+K, N+P
dan sebagainya.
1) Pupuk tunggal (pupuk N)
a. Amonium sulfat (ZA)
Rumus kimia (NH4)2 SO4. Biasanya di perdagangkan dalam bentuk kristal,
berwarna putih, abu-abu, kebiru-biruan dan kuning (warna tergantung dari
pembuatannya). Kebanyakan berwarna putih seperti gula pasir. Kadar N 20.5-
21.0 %. Tidak higroskopis. Baru akan menyerap uap air bila kelembapan
nisbi udara 80 % pada 30C. Reaksi fisiologis masam, ekivalen kemasaman
110. Dapat memasamkan tanah. Mudah larut dalam air dan cepat bekerjanya.
b. Urea
Rumus kimia CO(NH2)2. Berbentuk kristal berwarna putih, atau butir-butir
bulat. Kadar N 45 %. Karena kadar N yang tinggi maka lebih ekonomis
(murah) daripada pupuk N yang lain. Higroskopis, sudah mulai menarik uap
air pada kelembapan nisbi udara 73 %. Sering diberi selaput (coated) untuk
mengurangi sifat higroskopis. Reaksi fisiologi agak masam dengan ekivalen
kemasaman 80. Tidak terlalu mengasamkan tanah.
Untuk dapat diserap tanaman, nitrogen dalam urea harus diubah dulu
menjadi amonium dengan bantuan enzim tanah urease melalui proses
hidrolisis :
CO(NH2)2 + 2H2 O à (NH4)2 CO3
Bila diberikan ke tanah proses hidrolisis tersebut cepat sekali terjadi sehingga
mudah menguap sebagai amonia. Dalam proses pembuatan urea sering
terbentuknya senyawa biuret yang merupakan racun bagi tanaman kalau
terdapat dalam jumlah banyak. Agar tidak mengganggu kadar biuret dalam
urea harus kurang dari 1.5 – 2.0 %.
c. Amonium sulfat nitrat (ASN)
Rumus kimia 2 NH4 NO3 (NH4)2 SO4. Garam rangkap dari amonium nitrat
dan amonium sulfat. Berbentuk kristal, berwarna kuning sampai kuning
kemerah-merahan. Kadar N 26 % dimana 19.5 % dalam bentuk amonium, 6.5
% dalam bentuk nitrat. Dalam timbunan menjadi keras, harus di haluskan
sebelum di pakai. Higroskopis. Reaksi fisiologis lebih masam dari urea, tetapi
kurang jika di banding dengan Z.A. ekivalen kemasaman 93, mengasamkan
tanah. Mudah larut dalam air, bekerjanya cepat.
d. Amonium chloride
Rumus kimia NH4 Cl. Berbentuk butir-butir putih seperti ZA. Kadar N 25
%. Reaksi fisiologis masam dengan ekivalen kemasaman 128 (lebih masam
dari Z.A). Sangat mengasamkan tanah. Bekerjanya cepat.
2) Pupuk majemuk
a. Pupuk NP
i) Ammo-Phos
Rumus kimia NH4 H2 PO4 (mono amonium fosfat) Kadar unsur
hara : Amophos A 11 % N + 48 % P2 O5 (larut dalam air). Amophos B 16.5 %
N + 20 % P2 O5 (larut dalam air). Warna abu-abu muda, biasanya dalam
bentuk butir (granula). Tidak higroskopis. Ekivalen kemasaman Amophos A
adalah 55, sedang Amophos B adalah 86.
ii) Superstikfos (SS atau SSF)
Pupuk ini sama dengan amophos dengan bahan terpenting yang dikandung
mono amonium fosfat (NH4 H2 PO4) hanya berlainan nama dagangnya.
Kandungan unsur hara sama dengan Amophos yaitu 16.5 % N + 20 % P2 O5,
atau dapat juga di buat perbandingan lain.
b. Pupuk PK
Sifat-sifatnya berupa butiran-butiran berwarna kekuning-kuningan bila
kering dan kuning coklat nila basah, sangat higroskopis, karena N dalam bentuk
amonium dan nitrat dan tidak di lapis bahan penolak air, harus disimpan ditempat
yang kering, bekerjanya sedang, dapat digunakan sebelum atau sesudah tanam,
reaksi fisiologi sedang sampai agak masam. Keuntungan dari pemakaian pupuk
majemuk adalah bahwa dengan satu kali pemberian telah mencakup beberapa
unsur, tidak ada persoalan pencampuran pupuk.
3) Pupuk unsur hara mikro
a. Unsur boron (B)
- Borax
Mengandung 10,6 % B, berwarna putih, larut dalam air. Gelas Borosilikat
karena sangat mudah larut dalam air maka B mudah sekali tercuci, hilang
dari tanah. Untuk menghindari hal ini, garam-garam dari unsur mikro sering
di senyawakan (fused) dengan gelas yang kemudian disebut frits. Bila
diberikan ke tanah maka unsur-unsur mikro tersebut dilepaskan sedikit demi
sedikit bersamaan dengan melarutnya gelas tersebut. Kandungan B3 – 6%
- Asam Borat
Cairan (H3 BO3) dengan B 17%. Solubor dapat dilarutkan di air
kemudian disemprotkan melalui daun, kadar B 20 %.
b. Unsur tembaga
- Terusi (CuSO4 5H2 O)
Dapat digunakan melalui daun atau tanah. Mengandung 25,5 % Cu dan 12,8
%S. Mudah larut dalam air.
c. Unsur besi (Fe)
- Ferosulfa (FeSO4 7H2 O)
Mengandung 19 % Fe. Sering digunakan untuk penyemprotan daun-daun
yang khlorosis (kurang hijau daun). Untuk penyemprotan tersebut biasanya
digunakan larutan yang mengandung 4 — 6 % ferosulfat.
- Fe – Khelat (NaFe EDTA)
Mengandung 5 – 14 % Fe.
d. Unsur mangan (Mn)
- Mangono sulfat (MnSO4 3H2O)
Mengandung 26 – 28 % Mn dan 15 % S Mn EDTA.
- Mn-Khelat
Mengandung 12 % Mn
e. Unsur molibdenum (Mo)
- Molibdat (NH4)
- Molibdat (Na)
f. Unsur zink (Zn)
- Zink sulfat (ZnSO4 H2 O)
Mengandung 36 % Zn, dapat digunakan melalui tanah atau daun.
- Zn-Khelat (Na2 Zn EDTA)
Mengandung 14 % Zn
4) Pupuk organic
Pemberian pupuk organik dapat memperbaiki sifat-sifat fisika tanah seperti
permiabilitas tanah, porositas tanah, struktur tanah, daya menahan air dan kation-
kation tanah
a) Pupuk kandang
Sifat-sifat pupuk kandang. Tiap-tiap jenis hewan yang dipelihara
menghasilkan pupuk kandang dengan sifat yang berbeda-beda :
- Kotoran ayam mengandung N tiga kali lebih besar daripada pupuk kandang
yang lain.
- Kotoran kambing mengandung N dan K masing-masing dua kali lebih besar
daripada kotoran sapi.
- Pupuk kandang dari kuda atau kambing mengalami fermentasi dan menjadi
panas lebih cepat daripada pupuk kandang sapi dan babi.
- Dalam semua pupuk kandang P selalu terdapat dalam kotoran padat, sedang
sebagian besar K dan N terdapat dalam kotoran cair.
- Kandungan K dalam urine adalah lima kali lebih banyak daripada alam
kotoran padat, sedang kandungan N adalah dua sampai tiga kali lebih
banyak.
b) Pupuk hijau
Pupuk hijau umumnya berupa tanaman Leguminosajian sering ditanam
sebagai tanaman sela atau sebagai tanaman rotasi untuk memanfaatkan
waktu sehingga tanah tidak diberakan. Tanaman pupuk hijau harus
memenuhi syarat-syarat berikut:
- cepat tumbuh dan banyak menghasilkan bahan hijauan
- sukulen, tidak banyak mengandung kayu
- banyak mengandung N
- tahan kekeringan
- bila sebagai tanaman sela maka dipilih jenis yang tidak merambat
c) Kompos
Kompos adalah bahan organik yang dibusukkan pada suatu tempat
yang terlindung dari matahari dan hujan, diatur kelembabannya dengan
menyiram air bila terlalu kering.
B. Penelitian Relavan
Endah Winarni, dkk. 2013. ”Pengaruh Jenis Pupuk Organik Terhadap
Pertumbuhan Tanaman Kopi”. Tujuan penelitian Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui kandungan C-Organik, N-total, C/N rasio dari beberapa jenis pupuk
organik yang digunakan, pertumbuhan tanaman kopi dengan menggunakan berbagai
jenis pupuk organik, serta mengetahui efektivitas jenis pupuk organik terhadap
pertumbuhan tanaman kopi. Metode penelitian ini dilakukan di Desa Pager Gunung,
Kecamatan Pringsurat, Kabupaten Temanggung dengan melibatkan gabungan
kelompok tani dari Desa Pager Gunung sebagai kooperator dan berperan secara aktif
dalam pelaksanaan tahapan kegiatan, penelitian dilakukan melalui pendekatan On
Farm Research (OFAR) dimana dilaksanakan penelitian di lahan petani kooperator
dengan mengutamakan unsur partisipatif petani pelaksana terhadap semua tahapan
kegiatan. Penelitian ini menggunakan 5 perlakuan jenis pupuk dan 1 tanpa
pemupukan sebagai kontrol dimana masing-masing perlakuan dan kontrol diulang 10
kali. Hasil penelitian menunjukkan perkembangan indeks luas daun pada pengamatan
minggu ke 3 ke minggu ke 4, perlakuan pupuk kandang kambing ditambah
bioaktivator OrgaDec 16,62% dengan indeks luas daunnya 208,02 cm², pupuk
kandang kambing petani tanpa bioaktivator 4,4 % dengan indek luas daun 170,26cm²,
pupuk kandang sapi ditambah OrgaDec 6,63% dengan indeks luas daun 168,69 cm²,
Pupuk kandang sapi petani tanpa penambahan bioaktivator 7,26% dengan indeks luas
daun 162,40 cm², pemberian pupuk komersial (OSA) 6,90% dengan indeks luas daun
135,74 cm², serta kontrol 9,40% dengan indeks luas daun 147,78 cm². Sehingga
pupuk organik yang berasal dari pupuk kandang kambing ditambah OrgaDec
merupakan pupuk organik yang paling sesuai digunakan untuk meningkatkan
pertumbuhan tanaman kopi.
Gusti Ayu Putri Amelia, dkk. 2017. “Kualitas Pupuk Organik Cair Dari
Limbah Buah Jambu Biji (Psidium Guajava L.), Pisang Mas (Musa Paradisiaca
L.Var.Mas) Dan Pepaya (Carica Papaya L.)” .Tujuan penelitian ini untuk mengetahui
kandungan unsur hara makro dan mikro serta bakteri dominan yang terkandung pada
pupuk organik cair tersebut. Pembuatan pupuk organik cair dilakukan dengan cara
memfermentasi limbah buah jambu biji (Psidium guajava L.), pisang mas (Musa
paradisiaca L.var. mas), dan pepaya (Carica papaya L.) yang ditambah dengan air
cucian beras dan molase sebagai sumber karbohidrat dan glukosa selama 14 hari
secara anaerob. Hail Penelitian Pupuk organik cair dari ketiga jenis buah tersebut
mengandung unsur hara makro nitrogen (N) yang berkisar antara 0,28-0,68%, phospat
(P) yang berkisar antara 0,15-0,27%, dan kalium (K) yang berkisar antara 0,0036-
0,0045%, serta mengandung unsur hara mikro besi (Fe) yang berkisar antara 76-96
ppm, magnesium (Mg) yang berkisar antara 0,017-0,0030%, dan kalsium (Ca) yang
berkisar antara 0,0044-0,0059%, sehingga semua perlakuan memiliki potensi menjadi
pupuk organik cair. Bakteri dominan yang terkandung dalam pupuk cair organik ini
berasal dari genus Bacillus sp dan Cellulomonas sp.
Suryati, dkk. 2019. “Pemanfaatan Limbah Air Kelapa sebagai Pupuk Organik
Cair”. Tujuan peneliti ini untuk melatih masyarakat Desa Blang Awe dapat membuat
pupuk organic cair untuk memenuhi kebutuhan pupuk secara mandiri. Berdasarkan
pada hasil analisa yang telah dilakukan, limbah air kelapa terbukti mengandung unsur
hara makro berupa N, P, K dan C-organik. Hal tersebut menunjukkan bahwa limbah
air kelapa berpotensi sebagai bahan baku pembuatan pupuk organik cair.
DAFTAR PUSTAKA
Anonymousa,2012. Fertilizer. http://www.madehow.com/Volume-
3/Fertilizer.html. ( Dikutip pada tanggal 14 Mei 2020 ).
Anonymousb,2012.Pemupukan Berimbang
http://blog.uad.ac.id/toro/2011/05/21/permusuhan-berimbang ( Dikutip pada
tanggal 14 Mei 2020 ).
https://nasih.wordpress.com/2010/11/17/standar-mutu-pupuk-organik-pupuk-
hayati-dan-pembenah-tanah/ ( Dikutip pada tanggal 14 Mei 2020 ).
Endah Winarni, Rita Dwi Ratnani, Indah Riwayat, April 2013. Jurusan Teknik
Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Wahid Hasyim, Pengaruh jenis pupuk
Organik terhadap pertumbuhan tanaman Kopi ( Dikutip pada tanggal 14 Mei
2020 ).