Anda di halaman 1dari 3

BAB I

PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Indonesia merupakan negara berkembang, dimana tingkat pertambahan
penduduk sangatlah besar. Kebutuhan masyarakat Indonesia akan energi sangat
tinggi seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk. Diantara berbagai sumber
energi yang dimanfaatkan, energi listrik memegang peran yang sangat penting
terhadap berbagai sektor kehidupan di Indonesia.

Energy listrik yang dibutuhkan tidaklah sedikit untuk itu PLN (Pembangkit
Listrik Negara) bekerjasama dengan perusahaan-perusahaan pembangkit listrik
untuk mencukupi kebutuhan energy listrik di Indonesia. Salah satu perusahaan
pembangkit energi listrik adalah PT. Malea Energy.

PT. Malea Energi memiliki proyek PLTA yang dinamakan PLTA Malea
Energi dan PLTM Malea Energi yang terletak di Tana Toraja, Sulawesi Selatan.
PLTM Malea merupakan sub unit dari PLTA Malea yang dibangun sebagai support
dalam pembangunan PLTA Malea dengan tujuan memenuhi kebutuhan listrik
selama proyek PLTA Malea berlangsung dan juga digunakan untuk memenuhi
kebutuhan listrik di Tana Toraja.

PLTM Malea berjumlah 6 unit dengan adanya 2 unit tambahan yaitu unit 5 dan
unit 6 dengan kapasitas 2 x 5,5 MW. PLTM Malea unit 5 dan unit 6 belum
beroperasi, sebelum disinkronkan dengan PLN maka 2 unit tambahan pada PLTM
Malea ini harus melalui serangkaian tahap pengujian yang dinamakan Uji
Komisoning.

Komisioning adalah suatu rangkaian kegiatan yang terus-menerus, dimulai


sejak saat pemasangan selesai (construction essentiatly complete) sampai saat serah
terima (taking over). Dengan tujuan membawa system dari kondisi non-aktif ke
kondisi aktif dengan melaksanakan kegiatan pemeriksaan, pembersihan, uji
individual, uji subsistem dan uji unit untuk pembuktian terhadap persyaratan
kontrak, keamanan serta kendala operasi dan ramah lingkungan.
Apabila komisioning tidak dilaksanakan maka fungsi dan kinerja peralatan,
sub-siste dan system tidak layak untuk dioperasikan. Tidak adanya rekaman hasil
komisioning mengakibatkan secara static PLN tidak dapat mengetahui data awal
sebagai referensi kualitas, fungsi dan kinerja peralatan, baik secara individu, sub-
system dan system.

Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis akan mengangkat judul Tugas
Akhir Kommisioning PLTM Malea Unit 5 Kapasitas 5,5 MW.

1.2. Batasan Masalah


1. Adapun batasan masalah dalam pembuatan laporan Tugas Akhir (TA)
adalah “Komisioning PLTM Unit 5 Kapasitas 5,5 MW”.

1.3. Ruang Lingkup Penelitian

1. Adapun ruang lingkup penelitian dalam pembuatan laporan Tugas Akhir


(TA) kegiatan di fokuskan ke “Komisioning PLTM Unit 5 Kapasitas 5,5
MW”.

1.4. Tujuan
Adapun Tujuan Tugas Akhir (TA) ini adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui proses pembangkitan pada PLTM Malea dan PLTA Malea
2. Mengetahui kondisi konstruksi pada Proyek PLTM Malea
3. Mengetahui proses Uji Komisioning pada PLTM Malea Unit 5 Kapasitas 2
x 5,5 MW.

1.5. Manfaat
Adapun Manfaat Tugas Akhir (TA) ini adalah sebagai berikut :
1. Sebagai bahan referensi untuk meningkatkan wawasan mahasiswa
2. Dapat mengetahui proses pembangkitan pada PLTM Malea dan PLTA
Malea
3. Dapat mengetahui kondisi konstruksi pada Proyek PLTM Malea
4. Dapat mengetahui proses Uji Komisioning pada PLTM Malea Unit 5
Kapasitas 2 x 5,5 MW.

Anda mungkin juga menyukai