Pengembangan Silabus Dan RPP Kurikulum Makalah
Pengembangan Silabus Dan RPP Kurikulum Makalah
MAKALAH
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah
“Kurikulum Dan Pembelajaran”
Kelompok : 12
Disusun Oleh :
1. Novian Valino
2. Ria Purwasi
3. Maria
4. Diah Lestari
Prodi : PGSD II
B
Kata Pengantar
Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-nya, yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah dan inayah-nya, kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini
tentang Pengembangan Silabus Dan Rpp Kurikulum.
Makalah ini kami susun dengan semaksimal mugkin terlepas dari semua itu,
kami menyadari sepenuhnya bahwa masih banyak kekurangan baik dari segi susunan
kalimat maupun tata bahasanya. Sehingga perlu adanya penyempurnaan yang lebih
baik dan optimal.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
mahasiswa/i dalam proses pembelajaran. Terlepas dari hal ini kritik dan saran yang
bersifat membangun sangat diperlukan demi sempurnanya makalah ini. Dan semoga
dapat memberikan manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca.
Penyusun
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Proses Pembelajaran merupakan suatu sistem yang mana untuk pencapaian standar
proses untuk meningkatkan kualitas pendidikan dapat dimulai dengan merencanakan program
pengajaran lebih baik, terperinci dan terencana. Salah satu caranya adalah dengan
mengembangkan perangkat pembelajaran. Perangkat pembelajaran merupakan salah satu alat
penunjang keberhasilan pembelajaran di kelas yang berisi mengenai informasi proses
pembelajaran di kelas. Perangkat pembelajaran terdiri dari silabus, rencana pelaksanaan
pembelajaran, media dan sumber belajar. Dalam makalah ini akan dibahas mengenai
pengembangan silabus untuk pembelajaran yang lebih baik.
Silabus adalah suatau rencana yang mengatur kegiatan pembelajaran dan pengelolaan kelas,
serta penilaian hasil belajar dari suatu mata kuliah. Silabus ini merupakan bagian dari
kurikulum sebagai penjabaran standar kompetensi ke dalam materi pembelajaran, kegiatan
pembelajaran dan indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian hasil belajar. Dengan
demikian pengembangan silabus ini minimal harus mampu menjawab apakah yang harus
dimiliki oleh peserta didik, bagaimana cara membentuk kompetensi tersebut, dan bagaimana
cara mengetahui bahwa peserta didik telah memiliki kompetensi itu. Silabus akan sangat
bermanfaat sebagai pedoman bagi pengajar karena berisi petunjuk secara keseluruhan
mengenai tujuan dan ruang lingkup materi yang harus dipelajari oleh peserta didik. Selain itu,
juga menerangkan tentang kegiatan belajar mengajar, media, dan evaluasi yang harus
digunakan dalam proses pembelajaran kepada peserta didik. Dengan berpedoman pada
silabus diharapkan pengajaran akan dapat mengajar lebih baik, tanpa khawatir akan keluar
dari tujuan, ruang lingkup materi, strategi belajar mengajar, akan keluar dari sistem evaluasi
yang seharusnya.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah pada makalah pengembangan silabus dan Rpp Kurikulum ini
yaitu :
1. Apa pengertian silabus Rpp Kurikulum ?
2. Apa saja pertimbangan dalam pengembangan silabus ?
3. Bagaimana langkah-langkah pengembangan silabus dan Rpp Kurikulum ?
4. Apa saja prinsip dalam pengembangan silabus Rpp Kurikulum ?
C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian dari Silabus dan Rpp Kurikulum .
2. Mengetahui langkah-langkah dalam pengembangan silabus dan Rpp Kurikulum .
3. Mengetahui manfaat silabus dan fungsi Rpp Kurikulum .
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengembangan Silabus
Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu kelompok mata pelajaran dengan
tema tertentu, yang mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pembelajaran,
indikator, penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar yang dikembangkan oleh setiap satuan
pendidikan. Istilah silabus juga dapat didefinisikan sebagai garis besar, ringkasan, ikhtisar,
atau pokok- pokok isi, dan materi pembelajaran. Silabus digunakan untuk menyebutkan suatu
prodok pengembangan kurikulum berupa penjabaran lebih lanjut dari standar kompetensi dan
kompetensi dasar yang ingin dicapai, dan menjelaskan tentang pokok-pokok materi yang
dipelajari siswa.
Pada kurikulum 2004, yang dimaksud dengan silabus sebagai berikut :
1. Seperangkat rencana dan pengaturan tentang kegiatan pembelajaran, pengelolaan kelas dan
penilaian hasil belajar.
2. Komponen silabus menjawab :
a. Kompetensi apa yang akan dikembangkan ?
b. Bagaimana cara mengembangkannya ?
c. Bagaimana cara mengetahui bahwa kompetensi sudah tercapai/dikuasai oleh siswa ?
3. Tujuan pengembangan silabus adalah membantu guru dan tenaga kependidikan lainnya
dalam menjabarkan kompetensi dasar menjadi perencanaan belajar mengajar.
4. Sasaran pengembangan silabus adalah guru, kelompok guru mata pelajaran di
sekolah/madrasah, musyawarah guru mata pelajaran dan dinas pendidikan nasional. Silabus
juga dapat dimaknai dengan rencana pembelajaran pada[1]suatu dan kelompok mata
pelajaran atau tema tertentu yang mencakup satndar kompetensi, kompetensi dasar, materi
pokok atau pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi untuk
penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar.
B. Prinsip Pengembangan Silabus
1. Ilmiah
Mengingat silabus berisikan garis-garis besar materi pembelajaran yang akan dipelajari
siswa, maka materi pembelajaran yang akan disajikan dalam silabus harus memenuhi
kebenaran ilmiah dan dapat dipertanggung jawabkan secara keilmuan.
2. Relevan
Cakupan, kedalaman, tingkat kesukaran dan urutan penyajian materi dalam silabus
disesuaikan dengan tingkat perkembangan fisik, fisikis, intelektual, sosial, emosional, dan
spiritual peserta didik.
3. Sistematis
Karena silabus ini dianggap sebagai suatu sistem, maka komponen-komponen silabus
harus saling berhubungan secara fungsional dalam mencapai standar kompetensi dan
kompetensi dasar yang telah disusun oleh Badan Standar Nasional (BSN) pendidikan untuk
setiap mata pelajaran.
4. Konsisten
Adanya hubungan yang konsisten (ajek, taat akses) antara standar kompetensi,
kompetensi dasar, indikator, materi pokok atau pembelajaran, pengalaman belajar, sumber
belajar, dan sistem penilaian.
5. Memadai
Cakupan indikator, materi pokok/pembelajaran, pengalaman belajar, sumber belajar, dan
sistem penilaian.
6. Aktual dan Kontektual[2]
Perkembangan ilmu komunikasi dan informasi saat berlangsung dengan cepat dan
dinamis, sementara itu tidak diiringi dengan kebijakan pengembangan materi-materi
pembelajaran yang relevan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dewasa ini.
7. Fleksibel
Keseluruhan komponen silabus agar dapat dikembangkan secara komprehensif dengan
mengakomodasi keragaman peserta didik, pendidik, memperhatikan dinamika perubahan
yang terjadi di sekolah dan memperhatikan tuntutan masyarakat dewasa ini.
8. Menyeluruh
Perumusan tujuan pembelajaran beberapa waktu yang lalu dirasakan tidak mampu
mengembangkan seluruh ranah tujuan pembelajaran yakni kognitif, afektif dan psikomotorik,
sehingga tujuan pembelajaran tidak tercapai sesuai dengan yang diharapkan.
Oleh karena itu silab us bermanfaat sebagai pedoman dalam pengembangan
pembelajaran lebih lanjut, seperti pembuatan rencana pembelajaran, pengelolaan kegiatan
pembelajaran, dan pengembangan sistem penilaian. Silabus merupakan sumber pokok dalam
penyusunan rencana dalam pembelajaran, baik rencana pembelajaran untuk satu standar
kompetensi (SK) maupun satu kompetensi dasar (KD). Silabus juga bermanfaat sebagai
pedoman untuk merencanakan pengelolaan kegiatan pembelajaran, misalnya kegiatan belajar
secara klasikal, kelompok kecil, atau pembelajaran secara individual. Demikian pula silabus
sangat bermanfaat untuk mengembangkan sistem penilaian.
C. Penanggung Jawab Pengembangan Silabus
Pengembangan silabus dapat dilakukan oleh para guru secara mandiri atau
berkelompok pada sebuah sekolah /madrasah atau beberapa sekolah, kelompok Musyawarah
Guru Mata Pelajaran (MGMP) pada atau Pusat Kegiatan Guru (PKG), Dinas Pendidikan.
Adapun langkah-langkah dalam pengembangan silabus yaitu secara umum
pengembangan silabus terdiri dari tujuh langkah utama yakni: menulis identitas mata
pelajaran, perumusan standar kompetensi, perumusan kompetensi dasar, penentuan indikator,
penentuan materi pokok, penentuan pengalaman belajar, penentuan alokasi waktu, serta
penentuan sumber belajar.
Standar kompetensi dan kompetensi dasar (Standar Isi Kurikulum) telah disusun oleh
Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP). BSNP sebagai mana yang dijelaskan dalam
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan pada ketentuan umum pasal 1 ayat 22 adalah suatu badan mandiri dan independen
yang bertugas untuk mengembangkan, memantau pelaksanaan, dan mengevaluasi Standar
Nasional Pendidikan.
Adapun langkah-langkah dalam pengembangan silabus
1. Penulisan/ pengisian Lembar Identitas
2. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar
3. Merumuskan Indikator Pencapaian Kompetensi
4. Mengidentifikasi Materi Pokok/ Pembelajaran
5. Mengembangkan Kegiatan Pembelajaran
6. Penentuan Jenis Penilaian
7. Menentukan Alokasi Waktu
8. Menentukan Sumber Belajar
D. Pengembangan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Adapun hakikat rencana pelaksanaan pembelajaran Berdasarkan Undang-Undang
Republik Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan
Pemerintah (PP) Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (SNP),
pemerintah melalui dapartemen pendidikan nasional, berkewajiban menetapkan berbagai
peraturan tentang standar penyelenggaraan pendidikan di seliruh wilayah Negara Kesatuan
Republik Indonesia (NKRI). Standar Nasional pendidikan yang dimaksud meliputi: (1)
standar isi, (2) standar kompetensi, (3) standar proses, (4) standar pendidikan[3]dan
kependidikan, (5) standar sarana dan prasarana, (6) standar pengelolaan, (7) standar
pembiayaan, dan (8) standar penilaian pendidikan. Salah satu dari kedelapan standar itu
adalah Standar isi. Standar isi memuat standar kompetensi (SK) dan kompetensi dasr (KD),
yang harus dicapai siswa setelah mengikuti pembelajaran dalam jenjang dan waktu tertentu,
sehingga pada gilirannya mencapai standar kompetensi lulusan (SKL).
Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) adaah rencana yang menggambarkan
prosedur dan manajemen pembelajaran untuk mencapai salah satu lebih kompentensi dasar
yang ditetapkan dalam standar isi dan dijabarkan dalam silabus. RPP merupakan komponen
penting dari KTSP, yang pengembangannya harus dilakukan secara profesional.
RPP dikembangkan berdasarkan karakteristik dan kondisi sekolah, serta kemampuan
guru dalam menjabarkan menjadi rencana pelaksanaan pembelajaran yang siap dijadikan
pedoman pembentukan kompetensi peserta didik. Agar guru dapat membuat RPP yang efektif
dan berhasil guna dituntut untuk memahami berbagai aspek yang berkaitan dengan hakikat,
fungsi prinsif, dan prosedur pengembangan, serta cara mengukur efektifitas pelaksanaannya
dalam pembelajaran.
Pertimbangan dalam penyusunan rencana dalam pelaksanaan pembelajaran. Menurut
Gagne dan Briggs dalam Mulyasa menjelaskan bahwa dalam mengembangkan RPP perlu
memperhatikan empat asumsi dasar yakni:
1. RPP perlu dikembangkan dengan menggunakan pendekatan sistem.
2. RPP perlu dikembangkan berdasarkan pengembangan siswa.
3. RPP harus dikembangkan untuk mempermudahkan siswa dalam membangun
pengetahuannya.
4. RPP tidak dirumuskan hanya sekedar kebutuhan administrasi saja, tetapi merupakan upaya
untuk memperbaiki kualitas pembelajaran di sekolah.
BAB III
KESIMPULAN
Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu kelompok mata pelajaran dengan
tema tertentu, yang mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pembelajaran,
indikator, penilaian, alokasi waktu, dan sumber yang dikembangkan oleh setiap satuan
pendidikan. Istilah silabus juga dapat didefinidikan sebagai garis besar, ringkasan, ikhtisar,
atau pokok-pokok isi dan materi pembelajaran.
Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) adalah rencana yang menggambarkan
prosedur dan manajemen pembelajaran untuk mencapai atau lebih kompetensi dasar yang
ditetapkan dalam standar isi dan dijabarkan dalam silabus. Namun RPP juga merupakan
komponen penting dari KTSP, yang pengembangannya harus dilakukan secara profesional.
DAFTAR PUSTAKA
Ibrahim, R., Nanah Sodih, 2003, Perencanaan Pembelajaran. Jakarta : Rineka Cipta.
Mulyasa, E., 2002, Kurikulum Berbasis Kompetensi ; Konsep, karakter dan implementasi :
Bandung : Remaja Rosdakar.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Pengembangan silabus dan pengembangan RPP sangat urgen untuk kita pelajari karena
dengan mengetahui kedua hal tersebut bisa lebih memudahkan pendidik untuk melaksanakan
kegiatan proses pembelajaran.
Adapun dalam Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan pasal 19 ayat (3) menyebutkan setiap satuan pendidikan melakukan perencanaan
proses pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran, penilaian hasil pembelajaran, dan
pengawasan proses pembelajaran untuk terlaksananya proses pembelajaran yang efektif dan
efisien. Selanjutnya pada pasal 20 disebutkan perencanaan proses pembelajaran meliputi
silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran yang memuat sekurang-kurangnya tujuan
pembelajaran, materi ajar, metode pengajaran, sumber belajar, dan penilaian hasil belajar.
Untuk mengembangkan Silabus maupun RPP dengan baik kita memerlukan pedoman-pedoman.
Misalnya untuk standar kompetensi dan Kompetensi dasar sudah pasti kita harus menyiapkan
Permendiknas nomor 22 tahun 2006 tentang standar isi.
Pengembangan materi ajar kita perlu membaca panduan pengembangan bahan ajar. Dalam
menentukan metode pembelajaran kita harus paham jenis metode, kelebihan dan
kekurangannya. Pengembangan penilaian hasil belajar kita perlu membaca Permendinas 20
tahun 2007 tentang standar penilaian dan pedoman penilaian hasil belajar. Agar Silabus dan
RPP yang disusun para guru sesuai standar maka perlu dibuat instrumen penilaiannya.
1. B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian RPP dan bagaimana cara pengembangannya……….?
2. Apa pengertian Silabus dan bagaimana cara pengembangannya…..?
BAB II
PEMBAHASAN
1. A. Pengertian RPP
Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) adalah rencana yang menggambarkan prosedur dan
pengorganisasian pembelajaran untuk mencapai satu kompetensi dasar yang ditetapkan dalam
Standar Isi dan dijabarkan dalam silabus. Lingkup Rencana Pembelajaran paling luas
mencakup satu kompetensi dasar yang terdiri atas satu indicator atau beberapa indicator untuk
satu kali pertemuan atau lebih. RPP merupakan persiapan yang harus dilakukan guru sebelum
mengajar. Persiapan disini dapat diartikan persiapan tertulis maupun persiapan mental, situasi
emosional yang ingin dibangun, lingkungan belajar yang produktif, termasuk meyakinkan
pembelajar untuk mau terlibat secara penuh.
RPP disusun untuk setiap KD yang dapat dilaksanakan dalam satu kali pertemuan atau lebih.
Guru merancang penggalan RPPuntuk setiap pertemuan yang disesuaikan dengan penjadwalan
pelajaran di satuan pendidikan.[1]
Pengembangan RPP
Pengembangan RPP harus memperhatikan minat dan perhatian peserta didik terhadap materi
standar dan kompetensi dasar yang dijadikan bahan kajian. Dalam hal ini harus diperhatikan
guru jangan hanya berperan sebagai transformator, tetapi juga harus berperan sebagai
motivator, mendorong peserta didik untuk belajar, dengan menggunakan berbagai variasi media
dan sumber belajar yang sesuai, serta menunjang pembentukan kompetensi dasar. Berikut ini
terdapat beberapa prinsip yang harus diperhatikan dalam pengembangan RPP, antara lain :
1. Kompetensi yang dirumuskan dalam RPP harus jelas, makin konkret kompetensi makin
mudah di amati, dan makin tepat kegiatan-kegiatan yang harus dilakukan untuk
membentuk kompetensi tersebut.
2. Rencana pembelajaran harus sederhana dan fleksibel, serta dapat dilaksanakan dalam
kegiatan pembelajaran dan pembentukan kompetensi peserta didik.
3. Kegiatan – kegiatan yang disusun dan dikembangkan dalam RPP harus menunjang dan
sesuai dengan kompetensi dasar yang telah ditetapkan
4. RPP yang dikembangkan harus utuh dan menyeluruh, serta jelas pencapaiannya.
5. Harus ada koordinasi antarkomponen pelaksana program di sekolah, terutama apabila
pembelajaran dilaksanakan secara tim.
Sementara itu, fungsi rencana pembelajaran adalah sebagai acuan bagi guru untuk
melaksanakan kegiatan belajar mengajar ( kegiatan pembelajaran ) agar lebih terarah dan
berjalan secara efektif dan efisien. Dengan kata lain rencana pelaksanaan pembelajaran
berperan sebagai scenario proses pembelajaran. Oleh karena itu, rencana pelaksanaan
pembelajaran hendaknya bersifat luwes ( fleksibel ) dan member kemungkinan bagi guru untuk
menyesuaikan dengan respon siswa dalam proses pembelajaran yang sesungguhnya.
Komponen-komponen RPP
Langkah-langkah minimal dari penyusunan RPP dimulai dari mencantumkan identitas RPP,
tujuan pembelajaran, meteri pembelajaran, metode pembelajaran, langkah-langkah kegiatan
pembelajaran, sumber belajar, dan penilaian. Setiap komponen mempunyai arah
pengembangan masing-masing, namun semuanya merupakan suatu kesatuan.
1. Mencantumkan identitas
2. Merumuskan Tujuan Pembelajaran
3. Menentukan Materi Pelajaran
4. Menentukan metode pembelajaran
5. Menetapkan kegiatan pembelajaran
6. Memilih sumber belajar
7. Menentukan penilaian
1. B. Pengertian Silabus
Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu kelompok mata pelajaran/tema tertentu
yang mencakup standar kompetensi , kompetensi dasar, materi pokok/pembelajaran, kegiatan
pembelajaran, indikator, penilaian, alokasi waktu, dan sumber/bahan/alat belajar. Silabus
merupakan penjabaran standar kompetensi dan kompetensi dasar ke dalam materi
pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi untuk
penilaian.[3]
1. Kompetensi yang akan ditanamkan kepada peserta didik melalui suatu kegiatan
pembelajaran.
2. kegiatan yang harus dilakukan untuk menanamkan / membentuk kompetensi tersebut.
3. upaya yang harus dilakukan untuk mengetahui bahwa kompetensi tersebut sudah dimiliki
peserta didik
Ilmiah . Keseluruhan materi dan kegiatan yang menjadi muatan dalam silabus harus
benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara keilmuan.
Relevan. Cakupan, kedalaman, tingkat kesukaran dan urutan penyajian materi dalam
silabus sesuai dengan tingkat perkembangan fisik, intelektual, sosial, emosional, dan
spritual peserta didik.
Sistematis. Komponen-komponen silabus saling berhubungan secara fungsional dalam
mencapai kompetensi.
Konsisten. Adanya hubungan yang konsisten (ajeg, taat asas) antara kompetensi dasar,
indikator, materi pokok, pengalaman belajar, sumber belajar, dan sistem penilaian.
Memadai. Cakupan indikator, materi pokok, pengalaman belajar, sumber belajar, dan
sistem penilaian cukup untuk menunjang pencapaian kompetensi dasar.
Aktual dan Kontekstual. Cakupan indikator, materi pokok, pengalaman belajar, sumber
belajar, dan sistem penilaian memperhatikan perkembangan ilmu, teknologi, dan seni
mutakhir dalam kehidupan nyata, dan peristiwa yang terjadi.
Fleksibel. Keseluruhan komponen silabus dapat mengakomodasi keragaman peserta
didik, pendidik, serta dinamika perubahan yang terjadi di sekolah dan tuntutan
masyarakat.[4]
Menyeluruh. Komponen silabus mencakup keseluruhan ranah kompetensi (kognitif,
afektif, psikomotor)
v Pengembang Silabus
Pengembangan silabus dapat dilakukan oleh para guru secara mandiri atau berkelompok dalam
sebuah sekolah atau beberapa sekolah, kelompok Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP)
pada atau Pusat Kegiatan Guru (PKG), dan Dinas Pendidikan.
1. Disusun secara mandiri oleh guru apabila guru yang bersangkutan mampu mengenali
karakteristik siswa, kondisi sekolah dan lingkungannya.
2. Apabila guru mata pelajaran karena sesuatu hal belum dapat melaksanakan
pengembangan silabus secara mandiri, maka pihak sekolah dapat mengusahakan untuk
membentuk kelompok guru mata pelajaran untuk mengembangkan silabus yang akan
digunakan oleh sekolah tersebut.
3. Di SD/MI semua guru kelas, dari kelas I sampai dengan kelas VI, menyusun silabus
secara bersama. Di SMP/MTs untuk mata pelajaran IPA dan IPS terpadu disusun secara
bersama oleh guru yang terkait.
4. Sekolah yang belum mampu mengembangkan silabus secara mandiri, sebaiknya
bergabung dengan sekolah-sekolah lain melalui forum MGMP/PKG untuk bersama-sama
mengembangkan silabus yang akan digunakan oleh sekolah-sekolah dalam lingkup
MGMP/PKG setempat.
5. Dinas Pendidikan setempat dapat memfasilitasi penyusunan silabus dengan membentuk
sebuah tim yang terdiri dari para guru berpengalaman di bidangnya masing-masing.
Silabus dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan terdiri dari beberapa komponen, sebagai
berikut.[5]
Standar kompetensi mata pelajaran adalah batas dan arah kemampuan yang harus dimiliki dan
dapat dilakukan oleh peserta didik setelah mengikuti proses pembelajaran suatu mata pelajaran
tertentu, kemampuan yang dapat dilakukan atau ditampilkan siswa untuk suatu mat pelajaran,
kompetensi dalam mata pelajaran tertentu yang harus dimiliki siswa, kemampuan yang harus
dimiliki oleh lulusan dalam dalam suatu mata pelajaran tertentu. Standar Kompetensi terdapat
dalam Permen Diknas Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi.
1. Kompetensi Dasar
Kompetensi dasar adalah kemampuan minimal pada tiap mata pelajaran yang harus dicapai
siswa. Kompetensi dasar dalam silabus berfungsi untuk mengarahkan guru mengenai target
yang harus dicapai dalam pembelajaran.Misalnya, mampu menyelesaikan diri dengan
lingkungan dan sebagainya.Kompetensi Dasar terdapat dalam Permen Diknas Nomor 22 Tahun
2006 tentang Standar Isi.
1. Hasil Belajar
Hasil belajar adalah kemampuan siswa dalam memenuhi suatu tahapan pencapaian
pengalaman belajar dalam suatu kompetensi dasar.Hasil belajar dalam silabus berfungsi
sebagai petunjuk tentang perubahan perilaku yang akan dicapai oleh siswa sehubungan dengan
kegiatan belajar yang dilakukan, sesuai dengan kompetensi dasar dan materi standar
yang dikaji.Hasil belajar bisa berbentuk pengetahuan, keterampilan,maupun sikap.
Indikator hasil belajar adalah ciri penanda ketercapain kompetensi dasar.Indikator dalam silabus
berfungsi sebagai tanda-tanda yang menunjukkan terjadinya perubahan perilaku pda
diri siswa.Tanda-tanda ini lebih spesifik dan lebih dapat diamati dalam diri siswa, target
kompetensi dasar tersebut sudah terpenuhi atau tercapai.
1. Materi Pokok
Materi pokok adalah pokok-pokok materi yang harus dipelajari siswa sebagai sarana pencapaian
kompetensi dasar dan yang akan dinilai dengan menggunakan instrumen penilaian yang disusun
berdasarkan indikator pencapaian belajar.Secara umum materi pokok dapat diklasifikasikan
menjadi empat jenis,yaitu fakta,konsep,prisip,dan prosedur.
1. Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan pembelajaran adalah bentuk atau pola umum kegiatan pembelajaran yang akan
dilaksanakan.Strategi pembelajaran meliputi kegiatan tatap muka dan non tatap muka
(pengalaman belajar).
1. Alokasi Waktu
Alokasi waktu adalah waktu yang diperlukan untuk menguasai masing-masing kompetensi
dasar.
1. Adanya Penilaian
Penilaian adalah jenis, bentuk, dan instrumen yang digunakan untuk mengetahui atau mengukur
keberhasilan belajar siswa.
Sarana dan sumber belajar adalah sarana dan sumber belajar yang digunakan dalam proses
belajar mengajar.
Mengkaji standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran sebagaimana tercantum
pada Standar Isi, dengan memperhatikan hal-hal berikut:
1. urutan berdasarkan hierarki konsep disiplin ilmu dan/atau tingkat kesulitan materi, tidak
harus selalu sesuai dengan urutan yang ada di Standar Isi.
2. keterkaitan antara standar kompetensi dan kompetensi dasar dalam mata pelajaran.
3. keterkaitan antara standar kompetensi dan kompetensi dasar antar mata pelajaran.
4. 2. Mengidentifikasi Materi Pokok/Pembelajaran
c) tingkat perkembangan fisik, intelektual, emosional, sosial, dan spritual peserta didik;
e) struktur keilmuan;
h) alokasi waktu.
Indikator merupakan penanda pencapaian kompetensi dasar yang ditandai oleh perubahan
perilaku yang dapat diukur yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
Indikator dikembangkan sesuai dengan karakteristik peserta didik, mata pelajaran, satuan
pendidikan, potensi daerah dan dirumuskan dalam kata kerja operasional yang terukur dan/atau
dapat diobservasi. Indikator digunakan sebagai dasar untuk menyusun alat penilaian.
Penilaian pencapaian kompetensi dasar peserta didik dilakukan berdasarkan indikator. Penilaian
dilakukan dengan menggunakan tes dan non tes dalam bentuk tertulis maupun lisan,
pengamatan kinerja, pengukuran sikap, penilaian hasil karya berupa tugas, proyek dan/atau
produk, penggunaan portofolio, dan penilaian diri.
Penentuan alokasi waktu pada setiap kompetensi dasar didasarkan pada jumlah minggu efektif
dan alokasi waktu mata pelajaran per minggu dengan mempertimbangkan jumlah kompetensi
dasar, keluasan, kedalaman, tingkat kesulitan, dan tingkat kepentingan kompetensi dasar.
Alokasi waktu yang dicantumkan dalam silabus merupakan perkiraan waktu rerata untuk
menguasai kompetensi dasar yang dibutuhkan oleh peserta didik yang beragam.
Sumber belajar adalah rujukan, objek dan/atau bahan yang digunakan untuk kegiatan
pembelajaran, yang berupa media cetak dan elektronik, narasumber, serta lingkungan fisik,
alam, sosial, dan budaya.
Penentuan sumber belajar didasarkan pada standar kompetensi dan kompetensi dasar serta
materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi.
BAB III
PENUTUP
1. A. Kesimpulan
Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)
adalah rencana yang menggambarkan prosedur dan pengorganisasian pembelajaran untuk
mencapai satu kompetensi dasar yang ditetapkan dalam Standar Isi dan dijabarkan dalam
silabus.
Pengembangan RPP harus memperhatikan minat dan perhatian peserta didik terhadap materi
standar dan kompetensi dasar yang dijadikan bahan kajian. Dalam hal ini harus diperhatikan
guru jangan hanya berperan sebagai transformator, tetapi juga harus berperan sebagai
motivator, mendorong peserta didik untuk belajar, dengan menggunakan berbagai variasi media
dan sumber belajar yang sesuai, serta menunjang pembentukan kompetensi dasar.
Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu kelompok mata pelajaran/tema tertentu yang
mencakup standar kompetensi , kompetensi dasar, materi pokok/pembelajaran, kegiatan
pembelajaran, indikator, penilaian, alokasi waktu, dan sumber/bahan/alat belajar. Silabus
merupakan penjabaran standar kompetensi dan kompetensi dasar ke dalam materi
pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi untuk
penilaian.
Pengembangan silabus dapat dilakukan oleh para guru secara mandiri atau berkelompok dalam
sebuah sekolah atau beberapa sekolah, kelompok Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP)
pada atau Pusat Kegiatan Guru (PKG), dan Dinas Pendidikan.
DAFTAR PUSTAKA
Imron Ali, Supervisi Pembelajaran Tingkat Satuan Pendidikan, Jakarta : Bumi Aksara, 2011
Muslich Mansur, Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan Kontekstual, Jakarta : Bumi Aksara,
2007
Mulyasa, Implementasi Kurukulum Tingkat satuan Pendidikan kemandirian guru dan kepala
sekolah, Jakarta : Bumi Aksara, 2009
http://PENDIDIKAN/Pengertian/Silabus/dan/RPP_html. 24/09/2013
[1]Masnur Muslich, Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan Kontekstual, cet,2, (Jakarta : Bumi
Aksara, 2007),h. 53
[2]http://PENDIDIKAN/Pengertian/Silabus/dan/RPP_html. 24/09/2013
[3]Ali imron, Supervisi Pembelajaran Tingkat Satuan Pendidikan, cet,1, (Jakarta : Bumi Aksara,
2011),h. 120
[5]Mulyasa, Implementasi Kurukulum Tingkat satuan Pendidikan kemandirian guru dan kepala
sekolah, (jakarta : Bumi Aksara, 2009),h. 156-157
BAB II
PEMBAHASAN
A. SILABUS
1. Pengertian Silabus
Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu kelompok mata pelajaran/tema
tertentu yang mencakup standar kompetensi , kompetensi dasar, materi pokok/pembelajaran,
kegiatan pembelajaran, indikator, penilaian, alokasi waktu, dan sumber/bahan/alat belajar.
Silabus merupakan penjabaran standar kompetensi dan kompetensi dasar ke dalam materi
pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi untuk
penilaian.
Silabus merupakan seperangkat rencana dan pengaturan tentang kegiatan
pembelajaran, pengelolaan kelas, dan penilaian hasil belajar.
4. Pengembang Silabus
Pengembangan silabus dapat dilakukan oleh para guru secara mandiri atau
berkelompok dalam sebuah sekolah atau beberapa sekolah, kelompok Musyawarah Guru
Mata Pelajaran (MGMP) pada atau Pusat Kegiatan Guru (PKG), dan Dinas Pendidikan.
1. Disusun secara mandiri oleh guru apabila guru yang bersangkutan mampu mengenali
karakteristik siswa, kondisi sekolah dan lingkungannya.
2. Apabila guru mata pelajaran karena sesuatu hal belum dapat melaksanakan pengembangan
silabus secara mandiri, maka pihak sekolah dapat mengusahakan untuk membentuk
kelompok guru mata pelajaran untuk mengembangkan silabus yang akan digunakan oleh
sekolah tersebut.
3. Di SD/MI semua guru kelas, dari kelas I sampai dengan kelas VI, menyusun silabus secara
bersama. Di SMP/MTs untuk mata pelajaran IPA dan IPS terpadu disusun secara bersama
oleh guru yang terkait.
4. Sekolah yang belum mampu mengembangkan silabus secara mandiri, sebaiknya bergabung
dengan sekolah-sekolah lain melalui forum MGMP/PKG untuk bersama-sama
mengembangkan silabus yang akan digunakan oleh sekolah-sekolah dalam lingkup
MGMP/PKG setempat.
5. Dinas Pendidikan setempat dapat memfasilitasi penyusunan silabus dengan membentuk
sebuah tim yang terdiri dari para guru berpengalaman di bidangnya masing-masing.
5. Komponen-Komponen Silabus
Silabus dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan terdiri dari beberapa komponen,
sebagai berikut.
1. Standar Kompetensi Mata Pelajaran
Standar kompetensi mata pelajaran adalah batas dan arah kemampuan yang harus
dimiliki dan dapat dilakukan oleh peserta didik setelah mengikuti proses pembelajaran suatu
mata pelajaran tertentu, kemampuan yang dapat dilakukan atau ditampilkan siswa untuk
suatu mat pelajaran, kompetensi dalam mata pelajaran tertentu yang harus dimiliki siswa,
kemampuan yang harus dimiliki oleh lulusan dalam dalam suatu mata pelajaran tertentu.
Standar Kompetensi terdapat dalam Permen Diknas Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar
Isi.
2. Kompetensi Dasar
Kompetensi dasar adalah kemampuan minimal pada tiap mata pelajaran yang harus
dicapai siswa. Kompetensi dasar dalam silabus berfungsi untuk mengarahkan guru mengenai
target yang harus dicapai dalam pembelajaran.Misalnya, mampu menyelesaikan diri dengan
lingkungan dan sebagainya.Kompetensi Dasar terdapat dalam Permen Diknas Nomor 22
Tahun 2006 tentang Standar Isi.
3. Hasil Belajar
Hasil belajar adalah kemampuan siswa dalam memenuhi suatu tahapan pencapaian
pengalaman belajar dalam suatu kompetensi dasar.Hasil belajar dalam silabus berfungsi
sebagai petunjuk tentang perubahan perilaku yang akan dicapai oleh siswa sehubungan
dengan kegiatan belajar yang dilakukan, sesuai dengan kompetensi dasar dan materi standar
yang dikaji.Hasil belajar bisa berbentuk pengetahuan, keterampilan,maupun sikap.
4. Indikator Hasil Belajar
Indikator hasil belajar adalah ciri penanda ketercapain kompetensi dasar.Indikator
dalam silabus berfungsi sebagai tanda-tanda yang menunjukkan terjadinya perubahan
perilaku pda diri siswa.Tanda-tanda ini lebih spesifik dan lebih dapat diamati dalam diri
siswa, target kompetensi dasar tersebut sudah terpenuhi atau tercapai.
5. Materi Pokok
Materi pokok adalah pokok-pokok materi yang harus dipelajari siswa sebagai sarana
pencapaian kompetensi dasar dan yang akan dinilai dengan menggunakan instrumen
penilaian yang disusun berdasarkan indikator pencapaian belajar.Secara umum materi
pokok dapat diklasifikasikan menjadi empat jenis,yaitu fakta,konsep,prisip,dan prosedur.
6. Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan pembelajaran adalah bentuk atau pola umum kegiatan pembelajaran yang
akan dilaksanakan.Strategi pembelajaran meliputi kegiatan tatap muka dan non tatap muka
(pengalaman belajar).
7. Alokasi Waktu
Alokasi waktu adalah waktu yang diperlukan untuk menguasai masing-masing
kompetensi dasar.
8. Adanya Penilaian
Penilaian adalah jenis, bentuk, dan instrumen yang digunakan untuk mengetahui atau
mengukur keberhasilan belajar siswa.
9. Sarana dan Sumber Belajar
Sarana dan sumber belajar adalah sarana dan sumber belajar yang digunakan dalam
proses belajar mengajar.
1. Pengertian RPP
Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) adalah rencana yang menggambarkan
prosedur dan pengorganisasian pembelajaran untuk mencapai satu kompetensi dasar yang
ditetapkan dalam Standar Isi dan dijabarkan dalam silabus. Lingkup Rencana Pembelajaran
paling luas mencakup satu kompetensi dasar yang terdiri atas satu indicator atau beberapa
indicator untuk satu kali pertemuan atau lebih.
4. Komponen-komponen RPP
Komponen-komponen rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) menurut
permendiknas Nomor 41 tahun 2007 tentang standar proses terdiri dari :
Identitas mata pelajaran
Identitas mata pelajaran, meliputi : satuan pendidikan, kelas, semester, program/program
keahlian, mata pelajaran atau tema pelajaran, jumlah pertemuan.
Standar kompetensi
Standar kompetensi merupakan kualifikasi kemampuan minimal peserta didik yang
menggambarkan penguasaan pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang diharapkan dicapai
pada setiap kelas dan/ atau semester pada suatu mata pelajaran.
Kompetensi dasar
Kompetensi dasar adalah sejumlah kemampuan yang harus dikuasai peserta didik dalam mata
pelajaran tertentu sebagai rujukan penyusunan indikator kompetensi dalam suatu pelajaran.
Indikator pencapaian kompetensi
Indikator kompetensi adalah perilaku yang dapat diukur dan/ atau diobservasi untuk
menunjukan ketercapaian kompetensi dasar tertentu yang menjadi acuan penilaian mata
pelajaran. Indikator pencapaian kompetensi dirumuskan dengan menggunakan kata kerja
operasional yang dapat diamati dan diukur, yang mencakup pengetahuan, sikap, dan
keterampilan.
Tujuan pembelajaran
Tujuan pembelajaran menggambarkan proses dan hasil belajar yang diharapkan dicapai oleh
peserta didik sesuai dengan kompetensi dasar.
Materi ajar
Materi ajar memuat fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang relevan, dan ditulis dalam
bentuk butir-butir sesuai dengan rumusan indicator pencapaian kompetensi.
Alokasi waktu
Alokasi waktu ditentukan sesuai dengan keperluan untuk pencapaian KD dan beban belajar.
Metode pembelajara
Metode pembelajaran digunakan oleh guru untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar pembelajaran agar peserta didik mencapai kompetensi dasar atau
seperangkat indicator yang telah ditetapkan. Pemilihan metode pembelajaran disesuaikan
dengan situasi dan kondisi peserta didik, serta karakteristik dari setiap indicator dan
kompetensi yang hendak dicapai pada setiap indicator dan kompetensi yang hendak dicapai
pada setiap mata pelajaran. Pendekatan pembelajaran tematik digunakan untuk peserta didik
kelas 1 sampai kelas 3 SD/MI.
Kegiatan pembelajaran
a. Pendahuluan
Pendahuluan merupakan kegiatan awal dalam suatu pertemuan pembelajaran yang
ditujukan untuk membangkitkan motivasi dan memfokuskan perhatian peserta didik untuk
berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran. Dalam kegiatan pendahuluan, guru : (1)
menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik untuk mengikuti proses pembelajaran; (2)
mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan sebelumnya dengan
materi yang akan dipelajari; (3) menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang
akan dicapai; dan (4) menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian kegiatan sesuai
silabus.
b. Inti
Kegiatan inti merupakan proses pembelajaran untuk mencapai KD. Kegiatan
pembelajaran dilakukan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi
peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa,
kreatifitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta
psikologis peserta didik. Kegiatan ini dilakukan secara sistematis dan sistemik melalui proses
eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi.
Penutup
Penutup merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mengakhiri aktifitas pembelajaran
yang dapat dilakukan dalam bentuk rangkuman atau kesimpulan, penilaian dan refleksi,
umpan balik, dan tindak lanjut.
Penilaian hasil belajar
Prosedur dan instrument penilaian proses dan hasil belajar disesuaikan dengan
indicator pencapaian kompetensi dan mengacu kepada standar penilaian.
Sumber belajar
Penentuan sumber belajar didasarkan pada standar kompetensi dan kompetensi dasar,
serta materi ajar, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi.
7.Prinsip Pengembangan
Pengembangan RPP harus memperhatikan minat dan perhatian peserta didik terhadap
materi standar dan kompetensi dasar yang dijadikan bahan kajian. Dalam hal ini harus
diperhatikan guru jangan hanya berperan sebagai transformator, tetapi juga harus berperan
sebagai motivator, mendorong peserta didik untuk belajar, dengan menggunakan berbagai
variasi media dan sumber belajar yang sesuai, serta menunjang pembentukan kompetensi
dasar.
Untuk kepentingan tersebut, berikut ini terdapat beberapa prinsip yang harus
diperhatikan daklam pengembangan RPP dalam menyesuaikan implementasi, antara lain :
1. Kompetensi yang dirumuskan dalam RPP harus jelas
2. Rencana pembelajaran harus sederhana dan fleksibel , serta dapat dilaksanakan dalam
kegiatan pembelajaran dan pembentukan kompetensi peserta didik
3. Kegiatan – kegiatan yang disusun dan dikembangkan dalam RPP harus menunjang dan sesuai
dengan kompetensi dasar yang telah ditetapkan
4. RPP yang dikembangkan harus utuh dan menyeluruh, serta jelas pencapaiannya
5. Harus ada koordinasi antarkomponen pelaksana program di sekolah, terutama apabila
pembelajaran dilaksanakan secara tim
Dalam hal ini, perlu dilakukan pembagian tugas guru, penyusunan kalender
pendidikan dan jadwal pembelajaran, pembagian waktu yang digunakan secara proporsional,
seperti penetapan penilaian , penetapan norma kenaikan kelas dan kelulusan, pencatatan
kemajuan belajar peserta didik, pembelajaran remedial, progra,m pengayaan, program
percepatan , peningkatan kualitas pembelajaran, dan pengisian waktu jam kosong.
Dalam kaitannya dengan RPP, terdapat beberapa hal penting yang perlu diperhatikan,
yaitu :
1. Persiapan dipandang sebagai suatu proses yang secara kuat diarahkan pada tindakan
mendatang, misalnya untuk pembentukan kompetensi, dan melibatkan orang lain
2. Persiapan diarahkan pada tindakan dimasa mendatang, yang dihadapkan pada berbagai
masalah , tantangan serta hambatan yang tidak pasti
3. Rencana pembelajaran erat hubungannya dengan bagaimana sesuatu dapat dikerjakan, karena
itu RPP yang baik adalah yang dapat dilaksanakan secara optimal dalam pembelajaran dan
pembentukan kompetensi peserta didik
Cyntia (1993 : 113) mengemukakan bahwa proses pembelajaran yang dimulai dengan
fase pengembangan rencana pembelajaran, ketika kompetensi dan metodologi telah
diidentifikasi, akan membantu guru dalam mengorganisasikan materi standar, serta
mengantisipasi peserta didik dan masalah –masalah yang timbul dalam pembelajaran.
Sebaliknya, tanpa rencana pembelajaran , seorang guru akan mengalami hambatan dalam
proses pembelajaran yang dilakukannya.
Rencana pembelajaran merupakan hal penting yang harus dilakukan guru untuk
menunjang pembentukan kompetensi yang di harapkan. Dalam hal ini guru harus
menjabarkan SKKD dalam bidangnya untuk jangka waktu satu tahun atau satu semester,
beberapa minggu atau beberapa jam saja. Untuk satu tahun dan semester disebut program unit
, sedangkan untuk beberapa jam pelajaran disebut RPP, yang dalam implementasi KTSP
memiliki komponen- komponen kompetensi dasar, materi standarn pengalaman belajar,
metode mengajar, dan penilaian berbasis kelas.
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Rencana pembelajaran pada suatu kelompok mata pelajaran/tema tertentu yang
mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pokok/pembelajaran, kegiatan
pembelajaran, indikator, penilaian, alokasi waktu, dan sumber/bahan/alat belajar. Silabus
merupakan penjabaran standar kompetensi dan kompetensi dasar ke dalam materi
pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi untuk
penilaian.
Sedangkan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) adalah rencana yang
menggambarkan prosedur dan pengorganisasian pembelajaran untuk mencapai satu
kompetensi dasar yang ditetapkan dalam Standar Isi dan dijabarkan dalam silabus
3.2. Saran
Untuk mendukung keberlangsungan proses pembelajaran maka setiap guru haruslah
memiliki sesuatu acuan dalam pembelajaran yang akan disampaikan kepada anak didik agar
didalam penyampaiyan materi yang diajarkan untuk mencapai proses pembelajaran yang
akurat.
DAPTAR PUSTAKA
www.izzatulfikriyah.blogspot.com/d-winur.blogspot.com
Silabus
Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu dan/atau kelompok mata pelajaran/tema
tertentu yang mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pokok/pembelajaran,
kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian, penilaian, alokasi
waktu, dan sumber belajar (Kunandar, 2011: 244).
Sedangkan silabus menurut Yulaelawati adalah seperangkat rencana serta pengaturan
pelaksanaan pembelajaran dan penilaian yang disusun secara sistematis, memuat tentang
komponen-komponen yang saling berkaitan dalam mencapai penguasaan kompetensi dasar.
Silabus merupakan seperangkat rencana serta pengaturan pelaksanaan pembelajaran dan
penilaian yang disusun secara sistematis yang memuat komponen-komponen yang saling
berkaitan untuk mencapai penguasaan kompetensi dasar
Silabus merupakan rencana pembelajaran pada suatu dan/atau kelompok mata pelajaran atau
tema tertentu yang mencakup Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, materi
pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator, pencapaian kompetensi untuk penilaian,
alokasi waktu, dan sumber belajar (Trianto, 2010:96).
Isi Silabus
1. Identitas mata pelajaran
2. Identitas sekolah meliputi nama satuan pendidikan dan kelas;
3. kompetensi inti,
4. kompetensi dasar
5. tema (khusus SD/MI/SDLB/Paket A/dll);
6. materi pokok, memuat fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang relevan, dan ditulis dalam
bentuk butir-butir sesuai dengan rumusan indikator pencapaian kompetensi;
7. pembelajaran,yaitu kegiatan yang dilakukan oleh pendidik dan peserta didik untuk mencapai
kompetensi yang diharapkan;
8. penilaian, merupakan proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk menentukan
pencapaian hasil belajar
9. alokasi waktu
10. sumber belajar, dapat berupa buku, media cetak dan elektronik, alam sekitar atau sumber
belajar lain yang relevan.
Prinsip Pengembangan Silabus
1. Ilmiah; Keseluruhan materi dan kegiatan yang menjadi muatan dalam silabus harus benar
dan dapat dipertanggungjawabkan secara keilmuan.
2. Relevan; Cakupan, kedalaman, tingkat kesukaran dan urutan penyajian materi dalam silabus
sesuai dengan tingkat perkembangan fisik, intelektual, sosial, emosional, dan spritual
peserta didik.
3. Sistematis; Komponen-komponen silabus saling berhubungan secara fungsional dalam
mencapai kompetensi.
4. Konsistensi; Adanya hubungan yang konsisten antara kompetensi dasar, indikator, materi
pokok, pengalaman belajar, sumber belajar, dan sistem penilaian.
5. Kecukupan; Cakupan indikator, materi pokok, pengalaman belajar, sumber belajar, dan
sistem penilaian cukup untuk menunjang pencapaian kompetensi dasar.
6. Aktual & Kontekstual; Cakupan indikator, materi pokok, pengalaman belajar, sumber belajar,
dan sistem penilaian memperhatikan perkembangan ilmu, teknologi, dan seni mutakhir
dalam kehidupan nyata, dan peristiwa yang terjadi.
7. Fleksibel; Keseluruhan komponen silabus dapat mengako-modasi keragaman peserta didik,
pendidik, serta dinamika perubahan yang terjadi di sekolah dan tuntutan masyarakat.
8. Menyeluruh; Komponen silabus mencakup keseluruhan ranah kompetensi (Kognitif, afektif,
Psikomotor) atu sesuai degan esensi mata pelajaran masing-masing.
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Suatu kegiatan pembelajaran, diperlukan sebuah rencana agar pembelajaran tersebut dapat
berjalan dengan baik. Berikut dijelaskan beberapa hal mengenai RPP.
Pengertian RPP
Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) adalah rencana yang menggambarkan prosedur dan
pengorganisasian pembelajaran untuk mencapai satu kompetensi dasar yang ditetapkan dalam
Standar Isi dan dijabarkan dalam silabus (Kunandar, 2011: 263).
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 Pasal 20
dinyatakan bahwa “Perencanaan proses pembelajaran meliputi silabus dan rencana
pembelajaran yang memuat sekurang-kurangnya tujuan pembelajaran, sumber belajar, dan
penilaian hasil belajar ”. Menurut Permendiknas Nomor 41 Tahun 2007, komponen RPP adalah:
Identitas mata pelajaran, standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator pencapaian
kompetensi, tujuan pembelajaran, materi ajar, alokasi waktu, metode pembelajaran, kegiatan
pembelajaran, penilaian hasil belajar, dan sumber belajar.
OLEH:
DIAN UTAMI
INDIRA PRATIWI
PENDIDIKAN DASAR KONSENTRASI PGSD
PROGAM PASCASARJANA
2013/2014
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pemberlakuan Undang-undang No.22 tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah menuntut
pelaksanaan otonomi daerah dan wawasan demokrasi yang lebih menyeluruh, tentunya hal ini juga
menyangkut pengelolaan sumber daya manusia. Salah satu upaya untuk mengelola dan
meningkatkan sumber daya manusia, pemerintah harus memiliki keperdulian untuk memperbaiki
perencanaan, pengeloaan, dan penyelenggraan pendidikan di wilayahnya masing-masing.
Selain itu tuntutan globalisasi dalam bidang pendidikan juga perlu dipertimbangkan agar hasil
pendidikan nasional dapat bersaing dengan negara-negara maju. Upaya ke arah ini kini sudah mulai
diwujudkan dengan diperkenalkannya konsep pengelolaan dan penyelenggaraan pendidikan dari
sentralistik ke desentralistik.
Desentralisasi pengelolaan pendidikan ini diarahkan oleh Undang-undang No. 20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional, dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 tahun
2005 (PP 19/2005) tentang Standar Nasional Pendidikan, landasan hukum tersebut mengamanatkan
agar kurikulum pendidikan bagi pendidikan tingkat dasar dan tingkat menengah disusun oleh satuan
pendidikan dengan mengacu kepada Standar Isi (SI) dan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) serta
berpedoman pada panduan yang disusun oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP).
Hal ini harus diwujudkan dalam pengembangan silabus dan pelaksanaannya yang disesuaikan
dengan tuntutan kebutuhan siswa, keadaan sekolah, dan kondisi daerah. Dengan demikian, daerah
atau sekolah memiliki kewenangan untuk merancang dan menentukan hal - hal yang akan diajarkan,
pengelolaan pengalaman belajar, cara mengajar, dan menilai keberhasilan suatu proses belajar dan
mengajar. Seiring dengan adanya upaya untuk memberdayakan peran serta daerah dan masyarakat
dalam pengelolaan pendidikan, Pemerintah telah memberlakukan otonomi dalam bidang pendidikan
yang diwujudkan dalam PP No. 25 tahun 2000 pasal 2 ayat 2 yang menyatakan bahwa pemerintah
(Pusat) memiliki kewenangan dalam menyusun kurikulum dan penilaian hasil belajar secara nasional,
hal-hal yang berhubungan dengan implementasinya dikembangkan dan dikelola oleh pelaksana di
daerah terutama di daerah tingkat II dan sekolah.
Pemerintah Pusat mengembangkan antara lain (1) Kompetensi Dasar dan materi pelajaran
pokok, (2) kalender pendidikan dan jumlah jam belajar efektif setiap tahun dan pedoman-pedoman
pelaksanaannya. Sementara para pengelola dan pengembang di daerah diharapkan dapat (1)
mengembangkan menjabarkan kompetensi dan materi pelajaran pokok mengacu pada standar
nasional, menyusun kurikulum muatan lokal (2) menyusun dan menetapkan petunjuk pelaksanaan
kalender pendidikan dan jam belajar (3) menyusun dan menetapkan petunjuk pelaksanaan penilaian
hasil belajar yang didasarkan pada ketetapan pemerintah secara nasional. Berdasarkan ketentuan di
atas, daerah atau sekolah memiliki ruang gerak yang luas untuk melakukan modifikasi dan
mengembangkan variasi penyelenggaraan pendidikan sesuai dengan keadaan, potensi, dan
kebutuhan daerah serta kondisi siswa. Kebijakan di atas juga diharapkan dapat memenuhi tuntutan
masyarakat melalui program reformasi yang menginginkan adanya perubahan mendasar dalam
sistem pendidikan, baik secara konseptual maupun aturan-aturan pelaksanaannya.
Kebijakan di atas kini telah diperbaharui dengan Peraturan Pemerintah yang terbaru dimana
dari aspek kurikulum, banyak hal yang perlu dipersiapkan oleh daerah, karena sebagian besar
kebijakan yang berkaitan dengan implementasi kurikulum dilakukan oleh daerah sebagaimana
tercantum dalam landasan yuridis berikut ini:
PP NO 19 TAHUN 2005 Pasal 17 Ayat (2) ;Sekolah dan komite sekolah, atau madrasah dan
komite madrasah, mengembangkan kurikulum tingkat satuan pendidikan dan silabusnya
berdasarkan kerangka dasar kurikulum dan standar kompetensi lulusan, di bawah supervisi dinas
kabupaten/kota yang bertanggung jawab di bidang pendidikan untuk SD, SMP, SMA, dan SMK, dan
departemen yang menangani urusan pemerintahan di bidang agama untuk MI. MTs, MA, dan MAK
PP NO 19 TAHUN 2005 Pasal 20; Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) adalah rencana yang
menggambarkan prosedur dan pengorganisasian pembelajaran untuk mencapai satu kompetensi
dasar yang ditetapkan dalam Standar Isi dan dijabarkan dalam silabus. Lingkup Rencana
Pembelajaran paling luas mencakup 1 (satu) kompetensi dasar yang terdiri atas 1 (satu) indikator
atau beberapa indikator untuk 1 (satu) kali pertemuan atau lebih.
Hal ini berarti daerah perlu menyusun silabus dengan cara melakukan penjabaran terhadap
stándar kompetensi dan kompetensi dasar ke dalam bentuk silabus dan rencana pelaksanaan
pembelajaran, yang memuat materi setempat yang relevan, serta penyusunan kurikulum daerah
yang sesuai dengan kondisi, kebutuhan serta potensi setempat, yang kemudian dikenal dengan
istilah Kurikulum Tingklat Satuan Pendidikan (KTSP).
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang disebut silabus, RPP, dan evaluasi hasil belajar?
C. Tujuan Pembelajaran
1. menjelaskan pengertian silabus, RPP, dan evaluasi hasil belajar
PEMBAHASAN
A. SILABUS
1. Pengertian Silabus
Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu dan/atau kelompok mata pelajaran/tema
tertentu yang mencakup standar kompetensi , kompetensi dasar, materi pokok/pembelajaran,
kegiatan pembelajaran, indikator, penilaian, alokasi waktu, dan sumber/bahan/alat belajar. rencana
pembelajaran pada suatu dan/atau kelompok mata pelajaran/tema tertentu yang mencakup standar
kompetensi , kompetensi dasar, materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator,
penilaian, alokasi waktu, dan sumber/bahan/alat belajar.. Silabus merupakan seperangkat rencana
dan pengaturan tentang kegiatan pembelajaran, pengelolaan kelas, dan penilaian hasil belajar.
(3) Bagaimana cara mengetahui bahwa kompetensi tersebut sudah dicapai siswa?
b. Relevan: Cakupan, kedalaman, tingkat kesukaran dan urutan penyajian materi dalam silabus sesuai
dengan tingkat perkembangan fisik, intelektual, sosial, emosional, dan spritual peserta didik.
d. Konsisten: Adanya hubungan yang konsisten (ajeg, taat asas) antara kompetensi dasar, indikator,
materi pokok, pengalaman belajar, sumber belajar, dan sistem penilaian.
e. Memadai: Cakupan indikator, materi pokok, pengalaman belajar, sumber belajar, dan sistem
penilaian cukup untuk menunjang pencapaian kompetensi dasar.
f. Aktual dan Kontekstual: Cakupan indikator, materi pokok, pengalaman belajar, sumber belajar, dan
sistem penilaian memperhatikan perkembangan ilmu, teknologi, dan seni mutakhir dalam kehidupan
nyata, dan peristiwa yang terjadi.
g. Fleksibel: Keseluruhan komponen silabus dapat mengakomodasi keragaman peserta didik, pendidik,
serta dinamika perubahan yang terjadi di sekolah dan tuntutan masyarakat.
a. Silabus mata pelajaran disusun berdasarkan seluruh alokasi waktu yang disediakan untuk mata
pelajaran selama penyelenggaraan pendidikan di tingkat satuan pendidikan.
b. Penyusunan silabus memperhatikan alokasi waktu yang disediakan per semester, per tahun, dan
alokasi waktu mata pelajaran lain yang sekelompok.
c. Implementasi pembelajaran per semester menggunakan penggalan silabus sesuai dengan Standar
Kompetensi dan Kompetensi Dasar untuk mata pelajaran dengan alokasi waktu yang tersedia pada
struktur kurikulum. Khusus untuk SMK/MAK menggunakan penggalan silabus berdasarkan satuan
kompetensi.
4. Pengembang Silabus
Pengembangan silabus dapat dilakukan oleh para guru secara mandiri atau berkelompok
dalam sebuah sekolah atau beberapa sekolah, kelompok Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP)
pada atau Pusat Kegiatan Guru (PKG), dan Dinas Pendikan.
a. Disusun secara mandiri oleh guru apabila guru yang bersangkutan mampu mengenali karakteristik
siswa, kondisi sekolah dan lingkungannya.
b. Apabila guru mata pelajaran karena sesuatu hal belum dapat melaksanakan pengembangan silabus
secara mandiri, maka pihak sekolah dapat mengusahakan untuk membentuk kelompok guru mata
pelajaran untuk mengembangkan silabus yang akan digunakan oleh sekolah tersebut.
c. Di SD/MI semua guru kelas, dari kelas I sampai dengan kelas VI, menyusun silabus secara bersama.
Di SMP/MTs untuk mata pelajaran IPA dan IPS terpadu disusun secara bersama oleh guru yang
terkait.
d. Sekolah yang belum mampu mengembangkan silabus secara mandiri, sebaiknya bergabung dengan
sekolah-sekolah lain melalui forum MGMP/PKG untuk bersama-sama mengembangkan silabus yang
akan digunakan oleh sekolah-sekolah dalam lingkup MGMP/PKG setempat.
e. Dinas Pendidikan setempat dapat memfasilitasi penyusunan silabus dengan membentuk sebuah tim
yang terdiri dari para guru berpengalaman di bidangnya masing-masing.
Mengkaji standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran sebagaimana tercantum
pada Standar Isi, dengan memperhatikan hal-hal berikut:
1). Urutan berdasarkan hierarki konsep disiplin ilmu dan/atau tingkat kesulitan materi, tidak harus
selalu sesuai dengan urutan yang ada di Standar Isi;
2). Keterkaitan antara standar kompetensi dan kompetensi dasar dalam mata pelajaran;
3). Keterkaitan antara standar kompetensi dan kompetensi dasar antar mat pelajaran.
3). Tingkat perkembangan fisik, intelektual, emosional, sosial, dan spritual peserta didik;
7). Relevansi dengan kebutuhan peserta didik dan tuntutan lingkungan; dan
1). Kegiatan pembelajaran disusun untuk memberikan bantuan kepada para pendidik, khususnya guru,
agar dapat melaksanakan proses pembelajaran secara profesional.
2). Kegiatan pembelajaran memuat rangkaian kegiatan yang harus dilakukan oleh peserta didik secara
berurutan untuk mencapai kompetensi dasar.
3). Penentuan urutan kegiatan pembelajaran harus sesuai dengan hierarki konsep materi pembelajaran.
4). Rumusan pernyataan dalam kegiatan pembelajaran minimal mengandung dua unsur penciri yang
mencerminkan pengelolaan pengalaman belajar siswa, yaitu kegiatan siswa dan materi.
Indikator merupakan penanda pencapaian kompetensi dasar yang ditandai oleh perubahan
perilaku yang dapat diukur yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
Indikator dikembangkan sesuai dengan karakteristik peserta didik, mata pelajaran, satuan
pendidikan, potensi daerah dan dirumuskan dalam kata kerja operasional yang terukur dan/atau
dapat diobservasi. Indikator digunakan sebagai dasar untuk menyusun alat penilaian.
Penilaian pencapaian kompetensi dasar peserta didik dilakukan berdasarkan indikator. Penilaian
dilakukan dengan menggunakan tes dan non tes dalam bentuk tertulis maupun lisan, pengamatan
kinerja, pengukuran sikap, penilaian hasil karya berupa tugas, proyek dan/atau produk, penggunaan
portofolio, dan penilaian diri.
2). Penilaian menggunakan acuan kriteria; yaitu berdasarkan apa yang bisa dilakukan peserta didik
setelah mengikuti proses pembelajaran, dan bukan untuk menentukan posisi seseorang terhadap
kelompoknya.
3). Sistem yang direncanakan adalah sistem penilaian yang berkelanjutan. Berkelanjutan dalam arti
semua indikator ditagih, kemudian hasilnya dianalisis untuk menentukan kompetensi dasar yang
telah dimiliki dan yang belum, serta untuk mengetahui kesulitan siswa.
4). Hasil penilaian dianalisis untuk menentukan tindak lanjut. Tindak lanjut berupa perbaikan proses
pembelajaran berikutnya, program remedi bagi peserta didik yang pencapaian kompetensinya di
bawah kriteria ketuntasan, dan program pengayaan bagi peserta didik yang telah memenuhi kriteria
ketuntasan.
5). Sistem penilaian harus disesuaikan dengan pengalaman belajar yang ditempuh dalam proses
pembelajaran. Misalnya, jika pembelajaran menggunakan pendekatan tugas observasi lapangan
maka evaluasi harus diberikan baik pada proses (keterampilan proses) misalnya teknik wawancara,
maupun produk/hasil melakukan observasi lapangan yang berupa informasi yang dibutuhkan.
Penentuan alokasi waktu pada setiap kompetensi dasar didasarkan pada jumlah minggu efektif
dan alokasi waktu mata pelajaran per minggu dengan mempertimbangkan jumlah kompetensi dasar,
keluasan, kedalaman, tingkat kesulitan, dan tingkat kepentingan kompetensi dasar. Alokasi waktu
yang dicantumkan dalam silabus merupakan perkiraan waktu rerata untuk menguasai kompetensi
dasar yang dibutuhkan oleh peserta didik yang beragam.
g. Menentukan Sumber Belajar
Sumber belajar adalah rujukan, objek dan/atau bahan yang digunakan untuk kegiatan
pembelajaran, yang berupa media cetak dan elektronik, narasumber, serta lingkungan fisik, alam,
sosial, dan budaya.
Penentuan sumber belajar didasarkan pada standar kompetensi dan kompetensi dasar serta
materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi.
Dalam menyusun silabus dapat memilih salah satu format yang ada di antara berbagai macam
format yang berlaku.
SILABUS
Kelas/Semester :..................................
Penilaian
Kompetensi Materi Kegiatan Alokasi Sumber/
Indikator
Dasar Pembelajaran Pembelajaran Waktu Bahan/Alat
Teknik Bentuk
Atau
SILABUS
Kelas/Semester :..................................
Penilaian Sumber/
Kompetensi Materi Kegiatan Alokasi Bahan/
Indikator Teknik Bentuk Contoh
Dasar Pembelajaran Pembelajaran Waktu
Instrumen Alat
Penilaian Penilaian
Ada juga bentuk silabus yang dibuat dalam narasi tidak menggunakan bentuk matriks atau
kolom seperti kedua contoh tersebut di atas.
1. Pengertian
Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) adalah rencana yang menggambarkan prosedur dan
pengorganisasian pembelajaran untuk mencapai satu kompetensi dasar yang ditetapkan dalam
Standar Isi dan dijabarkan dalam silabus. Lingkup Rencana Pembelajaran paling luas mencakup 1
(satu) kompetensi dasar yang terdiri atas 1 (satu) indikator atau beberapa indikator untuk 1 (satu)
kali pertemuan atau lebih.
b. Menentukan alokasi waktu yang dibutuhkan untuk pertemuan yang telah ditetapkan
c. Menentukan SK, KD, dan Indikator yang akan digunakan yang terdapat pada silabus yang telah
disusun
d. Merumuskan tujuan pembelajaran berdasarkan SK, KD, dan Indikator yang telah
ditentukanMengidentifikasi materi ajar berdasarkan materi pokok/ pembelajaran yang terdapat
dalam silabus. Materi ajar merupakan uraian dari materi pokok/pembelajaran
f. Merumuskan langkah-langkah pembelajaran yang terdiri dari kegiatan awal, inti, dan akhir.
h. Menyusun kriteria penilaian, lembar pengamatan, contoh soal, teknik penskoran, dll
Adapun format dan komponen yang terdapat pada rencana pelaksanaan pembelajaran atau
RPP dapat dilihat uraian berikut:
Kelas/Semester : …..................................................
Indikator : ……………………………................
- Kegiatan awal
- Kegiatan Inti
- Kegiatan Penutup
.................................... ..........................................
NIP.............................. NIP...................................
C. EVALUASI
1. Pengertian Evaluasi
Kata evaluasi berasal dari Bahasa Inggris evaluation yang berarti penilaian atau penaksiran,
sedangkan menurut pengertian istilah evaluasi merupakan kegiatan yang terencana untuk
mengetahui keadaan sesuatu objek dengan menggunakan instrumen dan hasilnya dibandingkan
dengan tolak ukur untuk memperoleh kesimpulan.
Pengukuran
Pengukuran yang dalam bahasa Inggris dikenal dengan measurement dan dalam
bahasa Arabnya adalah muqayasah, dapat diartikan sebagai kegiatan yang dilakukan untuk
“mengukur” sesuatu. Mengukur pada hakikatnya adalah membandingkan sesuatu dengan atau atas
dasar ukuran tertentu. Misalnya mengukur suhu badan dengan ukuran berupa thermometer,
hasilnya: 360o C, 380o C, 390o C dan seterusnya. Contoh lain: dari 100 butir yang diajuakan dalam tes,
Ahmad menjawab dengan benar sebanyak 80 butir soal. Dari contoh tersebut dapat kita dipahami
bahwa pengukuran itu sifatnya kuantitatif. Pengukuran yang bersifat kuantitatif itu, dapat dibedakan
menjadi tiga macam, yaitu :
1) Pengukuran yang dilakukan untuk menguji sesuatu, misalnya pengukuran yang dilakukan oleh
penjahit pakaian mengenai panjang lengan, panjang kaki, lebar bahu, ukuran pinggan dan
sebagainya.
2) Pengukuran yang dilakukan untuk menguji sesuatu, misalnya pengukuran untuk menguji daya tahan
per baja terhadap tekanan berat, pengukuran untuk menguji daya tahan lampu pijar, dan
sebagainya.
3) Pengukuran untuk menilai, yang dilakukan dengan jalan menguji sesuatu, misalnya mengukur
kemajuan belajar peserta didik dalam rangka mengisi nilai rapor yang dilakukan dengan menguji
mereka dalam bentuk tes hasil belajar. Pengukuran jenis ketiga inilah yang biasa dikenal dalam dunia
pendidikan.
Penilaian
Penilaian berarti menilai sesuatu. Sedangkan menilai itu mengandung arti mengambil
keputusan terhadap sesuatu dengan mendasarkan diri atau berpegang teguh pada ukuran baik atau
buruk, sehat atau sakit, pandai atau bodoh dan sebagainya. Jadi penilaian itu sifatnya adalah
kualitatif. Dalam contoh di atas tadi, seseorang yang suhu badannya 36°C termasuk orang yang
normal kesehatannya, dengan demikian orang tersebut dapat ditentukan sehat badannya. Dari 100
butir soal, 80 butir dijawab dengan betul oleh Ahmad, dengan demikan dapat ditentukan Ahmad
termasuk anak yang pandai.
Evaluasi
Di atas telah dikemukakan bahwa pengukuran itu adalah bersifat kuantitatif; hasil
pengukuran itu berwujud keterangan yang berupa angka-angka atau bilangan-bilangan. Adapun
evaluasi adalah bersifat kualitatif; evaluasi pada dasarnya adalah merupakan penafsiran atau
interpretasi yang sering bersumber pada data yang bersifat kuantitatif. Dikatakan sering bersumber
pada data yang bersifat kuantitatif, sebab sebagaimana dikemukakan oleh Prof.Dr, Masroen, M.A
(1979), tidak semua penafsiran itu bersumber dari keterangan-keterangan yang bersifat kuantitatif.
Sebagai contoh dapat dikemukakan disini, misalnya keterangan-keterangan mengenai hal-hal yang
disukai siswa, informasi yang datang dari orang tua siswa, pengalaman-pengalaman masa lalu, dan
lain-lain, yang kesemuanya itu tidak bersifat kuantitaif melainkan kualitatif.
Evaluasi tidak hanya dilakukan oleh guru tetapi juga oleh siswa untuk mengevaluasi
diri mereka sendiri (self assessment) atau evaluasi diri. Evaluasi diri dilakukan oleh siswa terhadap
diri mereka sendiri, maupun terhadap teman mereka. Hal ini akan mendorong siswa untuk berusaha
lebih baik lagi dari sebelumnya agar mencapai hasil yang maksimal. Mereka akan merasa malu jika
kelemahan dan kekurangan yang dimiliki diketahui oleh teman mereka sendiri. Evaluasi terhadap diri
sendiri merupakan evaluasi yang mendukung proses belajar mengajar serta membantu siswa
meningkatkan keberhasilannya. Oleh karena itu, untuk mempengaruhi hasil belajar siswa evaluasi
perlu dilaksanakan dalam kegiatan pembelajaran. Beberapa cara yang dapat digunakan untuk
melaksanakan evaluasi antara lain:
b. Memberikan evaluasi yang obyektif dan adil serta segera meniginformasikan hasil evaluasi kepada
siswa.
Evaluasi sering dianggap sebagai kegiatan akhir dari suatu proses kegiatan. Evaluation is
often considered to be the final step in overall process, demikian diungkapkan Miller (1985). Secara
singkat evaluasi dapat didefinisikan sebagai proses mengumpulkan informasi untuk mengetahui
pencapaian belajar kelas atau kelompok. Hasil evaluasi diharapkan dapat mendorong pendidik untuk
melaksanakan kegiatan pembelajaran lebih baik dan mendorong peserta didik dapat belajar lebih
baik.
1) Keterpaduan
Evaluasi harus memegang prinsip keterpaduan. Dimana ada kesesuaian antara tujuan
intruksional pengajaran (tujuan pembelajaran), materi pembelajaran, dan metode pembelajaran.
Prinsip bahwa evaluasi harus memperhatikan keterlibatan peserta didik merupakan suatu
hal yang mutlak, karena keterlibatan peserta didik dalam evaluasi bukan alternatif.
3) Koherensi
Suatu evaluasi pendidikan harus berkaitan dengan materi pembelajaran yang telah
dipelajari dan sesuai dengan ranah kemampuan peserta didik yang hendak diukur.
4) Pedagogis
Prinsip evaluasi pendidikan yang ketujuah adalah perlu adanya tool penilai dari aspek
pedagogis untuk melihat perubahan sikap dan perilaku sehingga pada akhirnya hasil evaluasi mampu
menjadi motivator bagi diri siswa.
5) Akuntabel
Sudah semestinya hasil evaluasi haruslah menjadi alat akuntabilitas atau bahan
pertanggungjawaban bagi pihak yang berkepentingan seperti orangtua siswa, sekolah, dan lainnya.
Bagi pendidik, secara didaktik evaluasi pendidikan itu setidak-tidaknya memiliki lima macam
fungsi, yaitu :
1) Memberikan landasan untuk menilai hasil usaha (prestasi) yang telah dicapai oleh peserta didiknya.
Di sini, evaluasi dikatakan berfungsi memeriksa (mendiagnose), yaitu memeriksa pada bagian-bagian
manakah para peserta didik pada umumnya mengalami kesulitan dalam mengikuti proses
pembelajaran, untuk selanjutnya dapat dicari dan ditemukan jalan keluar atau cara-cara
pemecahannya. Jadi, di sini evaluasi mempunyai fungsi diagnostik.
2) Memberikan informasi yang sangat berguna, guna mengetahui posisi masing-masing peserta didik di
tengah-tengah kelompoknya.
Dalam hubungan ini, evaluasi sangat diperlukan untuk dapat menentukan secara pasti, pada
kelompok manakah kiranya seorang peserta didik seharusnya ditempatkan. Dengan kata lain,
evaluasi pendidikan berfungsi menempatkan peserta didik menurut kelompoknya masing-masing,
misalnya kelompok atas (cerdas), kelompok tengah (rata-rata), dan kelompok bawah (lemah). Jadi, di
sini evaluasi memiliki fungsi placement.
3) Memberikan bahan yang penting untuk memilih dan kemudian menetapkan status peserta didik.
Dalam hubungan ini, evaluasi pendidikan dilakukan untuk menetapkan, apakah seorang peserta
didik dapat dinyatakan lulus atau tidak lulus, dapat dinyatakan naik kelas ataukah tinggal kelas,
dapat diterima pada jurusan tertentu ataukah tidak, dapat diberikan bea siswa, ataukah tidak dan
sebagainya. Dengan demikian, evaluasi memiliki fungsi selektif.
4) Memberikan pedoman untuk mencari dan menemukan jalan keluar bagi peserta didik yang memang
memerlukannya.
Berlandaskan pada hasil evaluasi, pendidik dimungkinkan untuk dapat memberikan petunjuk dan
bimbingan kepada para peserta didik, misalnya tentang bagaimana cara belajar yang baik, cara
mengatur waktu belajar, cara membaca dan mendalami buku pelajaran dan sebagainya, sehingga
kesulitan-kesulitan yang dihadapi oleh peserta didik dalam proses pembelajaran dapat diatasi
dengan sebaik-baiknya. Dalam keadaan seperti ini, evaluasi dikatakan memiliki fungsi bimbingan.
5) Memberikan petunjuk tentang sudah sejauh manakah program pengajaran yang telah ditentukan
telah dapat dicapai.
Di sini evaluasi dikatakan memiliki fungsi instruksional, yaitu melakukan perbandingan antara Tujuan
Instruksional Khusus (TIK) yang telah ditentukan untuk masing-masing mata pelajaran dengan hasil-
hasil belajar yang telah dicapai oleh peserta didik bagi masing-masing mata pelajaran tersebut,
dalam jangka waktu yang telah ditentukan.
Adapun secara administratif, evaluasi pendidikan setidak-tidaknya memiliki tiga macam fungsi,
yaitu :
1) Memberikan Laporan
Dalam melakukan evaluasi, akan dapat disusun dan disajikan laporan mengenai kemajuan
dan perkembangan peserta didik setelah mereka mengikuti proses pembelajaran dalam jangka
waktu tertentu. Laporan mengenai perkembangan dan kemajuan belajar peserta didik itu pada
umumnya tertuang dalam bentuk Buku Laporan Kemajuan Belajar Siswa, yang lebih dikenal dengan
istilan Rapor (untuk peserta didik pada pendidikan dasar dan pendidikan menengah), atau Kartu
Hasil Studi (KHS), bagi peserta didik di lembaga pendidikan tinggi, yang selanjutnya disampaikan
kepada orang tua peserta didik tersebut pada setiap catur wulan atau akhir semester.
Setiap keputusan pendidikan harus didasarkan kepada data yang lengkap dan akurat.
Dalam hubungan ini, nilai-nilai hasil belajar peserta didik yang diperoleh dari kegiatan evaluasi,
adalah merupakan data yang sangat penting untuk keperluan pengambilan keputusan pendidikan
dan lembaga pendidikan apakah seorang peserta didik dapat dinyatakan tamat belajar, dapat
dinyatakan naik kelas, tinggal kelas, lulus ataukah tidak lulus, dan sebagainya.
3) Memberikan Gambaran
Gambaran mengenai hasil-hasil yang telah dicapai dalam proses pembelajaran tercermin
antara lain dari hasil-hasil belajar peserta didik setelah dilakukannya evaluasi hasil belajar. Dari
kegiatan evaluasi hasil belajar yang telah dilakukan untuk berbagai jenis mata pelajaran misalnya,
akan dapat tergambar bahwa dalam mata pelajaran tertentu (misalnya Bahasa Arab, matematika
dan Ilmu Pengetahuan Alam) pada umumnya kemampuan peserta didik masih sangat
memprihatinkan. Sebaliknya, untuk mata pelajaran Pendidikan Moral Pancasila dan Ilmu
Pengetahuan Sosial misalnya, hasil belajar siswa pada umumnya sangat menggembirakan.
Gambaran tentang kualitas hasil belajar peserta didik juga diperoleh berdasar data yang berupa Nilai
Ebtanas Murni (NEM), Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) dan lain-lain.
a) Untuk menghimpun bahan-bahan keterangan yang akan dijadikan sebagai bahan bukti mengenai
taraf perkembangan atau taraf kemajuan yang dialami oleh para peserta didik, setelah ia mengikuti
proses pembelajaran dalam jangka waktu tertentu.
b) Untuk mengetahui tingkat efektivitas dari metode-metode pengajaran yang telah dipergunakan
dalam proses pembelajaran selama jangka waktu tertentu.
2) Tujuan Khusus, adapun yang menjadi tujuan khusus dari kegiatan evaluasi dalam bidang pendidikan
adalah:
b) Tanpa adanya evaluasi maka tidak mungkin timbul kegairahan atau rangsangan pada diri peserta
didik untuk memperbaiki dan meningkatkan prestasinya masing-masing.
Menurut Arikunto (2002:31) terdapat dua alat evaluasi yakni teknik tes dan non tes. Teknik
tes menurut Indrakusuma dalam (Arikunto, 2002:32) adalah “suatu alat atau prosedur yang
sistematis dan obyektif untuk memperoleh data-data atau keterangan-keterangan yang di inginkan
seseorang dengan cara yang boleh dikatakan cepat dan tepat”.Ditinjau dari segi kegunaan untuk
mengukur siswa, maka dibedakan atas dua macam tes, yakni tes formatif, dan tes sumatif (Arikunto,
2002:33). Tes yang baik harus memiliki veliditas, reabilitas, objektivitas, praktibilitas, dan ekonomis.
Sedangkan teknik evaluasi selanjutnya adalah teknik non tes, menurut Arikunto (2002:26)
“teknik non tes meliputi skala bertingkat, kuisioner, daftar cocok, wawancara, pengamatan, dan
riwayat hidup”.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Silabus harus disusun secara sistematis dan berisikan komponen-komponen yang saling
berkaitan untuk memenuhi target pencapaian kompetensi dasar. Bentuk silabus sebenarnya dapat
bervariasi dan dapat dikembangkan sendiri oleh sekolah. Komponen yang minimal harus terdapat
dalam sebuah silabus ialah kompetensi dasar, hasil belajar, indikator, materi pokok, pengalaman
belajar, alokasi waktu, sumber/alat/bahan, dan penilaian. Format silabus dapat dibuat dalam
bentuk narasi maupun kolom/matriks.
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran merupakan kelanjutan yang harus dibuat guru berdasarkan
silabus yang telah dibuat dalam pelaksanaan pembelajaran di kelas.
Evaluasi adalah proses mengumpulkan informasi untuk mengetahui pencapaian belajar kelas
atau kelompok. Hasil evaluasi diharapkan dapat mendorong pendidik untuk melaksanakan kegiatan
pembelajaran lebih baik dan mendorong peserta didik dapat belajar lebih baik.
B. SARAN
Sangat penting bagi kita seorang pendidik mengetahui dan memahami betul apa instrumen-
instrumen pembelajaran, bagaimana membuatnya, dan juga bagaimana mengaplikasikannya dalam
pembelajaran. Seorang pendidik juga harus mengikuti perkembangan kurikulum dan memahami
segala perubahannya agar dapat mengaplikasikannya terhadap peserta didik.
DAFTAR PUSTAKA
Hasil Rakor Kasi Mapenda Depag RI Tanggal 18 s.d. 20 Nopember 2006 di Bogor
Materi Diklat Fasilitator Guru Mapel SD, SMP dan SMA LPMP DKI Jakarta Tanggal 20 s.d. 29 Maret
2007
Suryanto, Adi, dkk. 2011. Evaluasi Pembelajaran di SD. Jakarta : Universitas Terbuka Kementrian
Pendidikan dan Kebudayaan.
Mardapi, Djemari. 2008. Teknik Penyusunan Instrumen Tes dan Nontes. Jogjakarta : Mitra Cendekia.
SILABUS
1.Pengertian Silabus
Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu kelompok mata pelajaran/tema
tertentu yang mencakup standar kompetensi , kompetensi dasar, materi pokok/pembelajaran,
kegiatan pembelajaran, indikator, penilaian, alokasi waktu, dan sumber/bahan/alat belajar.
Silabus merupakan penjabaran standar kompetensi dan kompetensi dasar ke dalam materi
pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi untuk
penilaian.
Silabus merupakan seperangkat rencana dan pengaturan tentang kegiatan
pembelajaran, pengelolaan kelas, dan penilaian hasil belajar.
Silabus berisikan komponen pokok yang dapat menjawab pertanyaan berikut.:
1. Kompetensi yang akan ditanamkan kepada peserta didik melalui suatu kegiatan pembelajaran
2. kegiatan yang harus dilakukan untuk menanamkan / membentuk kompetensi tersebut
3. upaya yang harus dilakukan untuk mengetahui bahwa kompetensi tersebut sudah dimiliki
peserta didik
Silabus bermanfaat sebagai pedoman sumber pokok dalam pengembangan pembelajaran
lebih lanjut, mulai dari pembuatan rencana pembelajaran, pengelolaan kegiatan pembelajaran,
dan pengembangan sistem penilaian.
I. Standar Kompetensi :
1. PKN :mengamalkan sumpah pemuda
2. IPS :Memahami lingkungan dan melaksanakan kerjasama di sekitar rumah dan sekolah
3. Bahasa Indonesia :
Mendengarkan
Memahami penjelasan tentang petunjuk dan cerita anak yang dilisankan
Berbicara
Mengungkapkan pikiran, perasaan, pengalaman, dan petunjuk dengan bercerita dan
memberikan tanggapan/ saran
4. Matematika
Melakukan operasi hitung bilangan sampai tiga angka
5. IPA :
Memahami ciri-ciri dan kebutuhan makhluk hidup serta hal-hal yang mempengaruhi
perubahan pada makhluk hidup
II. Kompetensi Dasar :
1.PKN :
Mengamalkan makna satu nusa, satu bangsa dan satu bahasa
Mengamalkan nilai-nilai Sumpah Pemuda dalam kehidupan sehari- sehari
2.IPS:
Menceritakan lingkungan alam dan buatan di sekitar rumah dan sekolah
Membuat denah dan peta lingkungan rumah dan sekolah
3.Bahasa Indonesia :
Melakukan sesuatu berdasarkan penjelasan yang disampaikan secara lisan
Mengomentari tokoh-tokoh cerita anak yang disampaikan secara lisan
Menceritakan pengalaman yang mengesankan dengan menggunakan kalimat yang runtut
dan mudah dipahami
4.Matematika :
Melakukan operasi hitung bilangan sampai tiga angka
5.IPA :
Mengidentifikasi ciri-ciri dan kebutuhan makhluk hidup
Mendeskripsikan perubahan yang terjadi pada makhluk hidup dan hal-hal
yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak (makanan, kesehatan, rekreasi,
dan olah raga)
IV.Kegiatan Belajar :
1. PKN : mengklasifikasi dan membuat daftar tindakan yang dapat mempersatukan
bangsa, menyebutkan nama organisasi pemuda di nusantara, menyebutkan 5 tokoh pemuda
yang ikut kongres pemuda ,mengidentifikasikan pengalaman nilai-nilai sumpah pemuda di
lingkungan rumah
2. IPS : mengidentifikasi kenampakan alam dan kenampakan buatan di
lingkungan sekitar, menjelaskan manfaat kenampakan alam bagi kehidupan, menjelaskan
manfaat kenampakan buatan bagi kehidupan, membuat denah rumah siswa dengan
menentukan arah mata anginnya
3. Bahasa Indonesia : menjelaskan petunjuk membuat alam pengukur debu , membuat
pertanyaan tentang cara menggunakannya, menyebutkan nama dan sifat tokoh dalam cerita
binatang, memberikan tanggapan dan alasan tentang tokoh cerita binatang, menceritakan
peristiwa alam melalui pengamatan gambar
4. Matematika : menulis bilangan secara panjang (ribuan,ratusan,puluhan,satuan) ,
menentukan nilai tempat sampai dengan ribuan,melakukan operasi penjumlahan tanpa
menyimpan, melakukan operasi penjumlahan dengan menyimpan, melakukan operasi
pengurangan tanpa meminjam, melakukan operasi pengurangan dengan meminjam
5. IPA : mengidentifikasi ciri-ciri makhluk hidup, mengidentifikasi ciri-
ciri makhluk tak hidup, menggolongkan tumbuhan berdasarkan bijinya, menggolongkan
tumbuhan berdasarkan akarnya, menggolongkan tumbuhan berdasarkan batangnya,
menggolongkan tumbhan berdasarkan daunnya, menyebutkan cirri-ciri pertumbuhan hewan,
menyebutkan cirri-ciri pertumbuhan tumbuhan
V.Indikator Pencapaian Kompetensi
1. PKN : mengklasifikasi dan membuat daftar tindakan yang dapat
mempersatukan bangsa , menyebutkan nama organisasi pemuda di nusantara, menyebutkan 5
tokoh pemuda yang ikut kongres pemuda ,mengidentifikasikan pengalaman nilai-nilai
sumpah pemuda di lingkungan rumah
2. IPS : mengidentifikasi kenampakan alam dan kenampakan buatan di
lingkungan sekitar, menjelaskan manfaat kenampakan alam bagi kehidupan, menjelaskan
manfaat kenampakan buatan bagi kehidupan, membuat denah rumah siswa dengan
menentukan arah mata anginnya
3. Bahasa Indonesia : menjelaskan petunjuk membuat alam pengukur debu , membuat
pertanyaan tentang cara menggunakannya, menyebutkan nama dan sifat tokoh dalam cerita
binatang, memberikan tanggapan dan alasan tentang tokoh cerita binatang, menceritakan
peristiwa alam melalui pengamatan gambar
4. Matematika : menulis bilangan secara panjang (ribuan,ratusan,puluhan,satuan) ,
menentukan nilai tempat sampai dengan ribuan,melakukan operasi penjumlahan tanpa
menyimpan, melakukan operasi penjumlahan dengan menyimpan, melakukan operasi
pengurangan tanpa meminjam, melakukan operasi pengurangan dengan meminjam
5. IPA : mengidentifikasi ciri-ciri makhluk hidup, mengidentifikasi ciri-
ciri makhluk tak hidup, menggolongkan tumbuhan berdasarkan bijinya, menggolongkan
tumbuhan berdasarkan akarnya, menggolongkan tumbuhan berdasarkan batangnya,
menggolongkan tumbhan berdasarkan daunnya, menyebutkan cirri-ciri pertumbuhan hewan,
menyebutkan cirri-ciri pertumbuhan tumbuhan
VI.Penilaian
Tertulis : uraian pengamatan atau perbuatan
VII. Alokasi Waktu : 3 minggu
VIII. Sumber/Bahan/Alat : gambar buku yang relevan
4. Komponen-komponen RPP
Komponen-komponen rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) menurut
permendiknas Nomor 41 tahun 2007 tentang standar proses terdiri dari :
Identitas mata pelajaran
Identitas mata pelajaran, meliputi : satuan pendidikan, kelas, semester, program/program
keahlian, mata pelajaran atau tema pelajaran, jumlah pertemuan.
Standar kompetensi
Standar kompetensi merupakan kualifikasi kemampuan minimal peserta didik yang
menggambarkan penguasaan pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang diharapkan dicapai
pada setiap kelas dan/ atau semester pada suatu mata pelajaran.
Kompetensi dasar
Kompetensi dasar adalah sejumlah kemampuan yang harus dikuasai peserta didik dalam mata
pelajaran tertentu sebagai rujukan penyusunan indikator kompetensi dalam suatu pelajaran.
Indikator pencapaian kompetensi
Indikator kompetensi adalah perilaku yang dapat diukur dan/ atau diobservasi untuk
menunjukan ketercapaian kompetensi dasar tertentu yang menjadi acuan penilaian mata
pelajaran. Indikator pencapaian kompetensi dirumuskan dengan menggunakan kata kerja
operasional yang dapat diamati dan diukur, yang mencakup pengetahuan, sikap, dan
keterampilan.
Tujuan pembelajaran
Tujuan pembelajaran menggambarkan proses dan hasil belajar yang diharapkan dicapai oleh
peserta didik sesuai dengan kompetensi dasar.
Materi ajar
Materi ajar memuat fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang relevan, dan ditulis dalam
bentuk butir-butir sesuai dengan rumusan indicator pencapaian kompetensi.
Alokasi waktu
Alokasi waktu ditentukan sesuai dengan keperluan untuk pencapaian KD dan beban belajar.
Metode pembelajaran
Metode pembelajaran digunakan oleh guru untuk mewujudkan suasana belajar dan
proses pembelajaran agar pembelajaran agar peserta didik mencapai kompetensi dasar atau
seperangkat indicator yang telah ditetapkan. Pemilihan metode pembelajaran disesuaikan
dengan situasi dan kondisi peserta didik, serta karakteristik dari setiap indicator dan
kompetensi yang hendak dicapai pada setiap indicator dan kompetensi yang hendak dicapai
pada setiap mata pelajaran. Pendekatan pembelajaran tematik digunakan untuk peserta didik
kelas 1 sampai kelas 3 SD/MI.
Kegiatan pembelajaran
a. Pendahuluan
Pendahuluan merupakan kegiatan awal dalam suatu pertemuan pembelajaran yang
ditujukan untuk membangkitkan motivasi dan memfokuskan perhatian peserta didik untuk
berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran. Dalam kegiatan pendahuluan, guru : (1)
menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik untuk mengikuti proses pembelajaran; (2)
mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan sebelumnya dengan
materi yang akan dipelajari; (3) menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang
akan dicapai; dan (4) menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian kegiatan sesuai
silabus.
b. Inti
Kegiatan inti merupakan proses pembelajaran untuk mencapai KD. Kegiatan
pembelajaran dilakukan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi
peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa,
kreatifitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta
psikologis peserta didik. Kegiatan ini dilakukan secara sistematis dan sistemik melalui proses
eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi.
c. Penutup
Penutup merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mengakhiri aktifitas pembelajaran
yang dapat dilakukan dalam bentuk rangkuman atau kesimpulan, penilaian dan refleksi,
umpan balik, dan tindak lanjut.
Penilaian hasil belajar
Prosedur dan instrument penilaian proses dan hasil belajar disesuaikan dengan
indicator pencapaian kompetensi dan mengacu kepada standar penilaian.
Sumber belajar
Penentuan sumber belajar didasarkan pada standar kompetensi dan kompetensi dasar,
serta materi ajar, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi.
7.Prinsip Pengembangan
Pengembangan RPP harus memperhatikan minat dan perhatian peserta didik terhadap
materi standar dan kompetensi dasar yang dijadikan bahan kajian. Dalam hal ini harus
diperhatikan guru jangan hanya berperan sebagai transformator, tetapi juga harus berperan
sebagai motivator, mendorong peserta didik untuk belajar, dengan menggunakan berbagai
variasi media dan sumber belajar yang sesuai, serta menunjang pembentukan kompetensi
dasar.
Untuk kepentingan tersebut, berikut ini terdapat beberapa prinsip yang harus
diperhatikan daklam pengembangan RPP dalam menyesuaikan implementasi, antara lain :
1. Kompetensi yang dirumuskan dalam RPP harus jelas
2. Rencana pembelajaran harus sederhana dan fleksibel , serta dapat dilaksanakan dalam
kegiatan pembelajaran dan pembentukan kompetensi peserta didik
3. Kegiatan – kegiatan yang disusun dan dikembangkan dalam RPP harus menunjang dan
sesuai dengan kompetensi dasar yang telah ditetapkan
4. RPP yang dikembangkan harus utuh dan menyeluruh, serta jelas pencapaiannya
5. Harus ada koordinasi antarkomponen pelaksana program di sekolah, terutama apabila
pembelajaran dilaksanakan secara tim
Dalam hal ini, perlu dilakukan pembagian tugas guru, penyusunan kalender
pendidikan dan jadwal pembelajaran, pembagian waktu yang digunakan secara proporsional,
seperti penetapan penilaian , penetapan norma kenaikan kelas dan kelulusan, pencatatan
kemajuan belajar peserta didik, pembelajaran remedial, progra,m pengayaan, program
percepatan , peningkatan kualitas pembelajaran, dan pengisian waktu jam kosong.
Dalam kaitannya dengan RPP, terdapat beberapa hal penting yang perlu diperhatikan,
yaitu :
1. Persiapan dipandang sebagai suatu proses yang secara kuat diarahkan pada tindakan
mendatang, misalnya untuk pembentukan kompetensi, dan melibatkan orang lain
2. Persiapan diarahkan pada tindakan dimasa mendatang, yang dihadapkan pada berbagai
masalah , tantangan serta hambatan yang tidak pasti
3. Rencana pembelajaran erat hubungannya dengan bagaimana sesuatu dapat dikerjakan, karena
itu RPP yang baik adalah yang dapat dilaksanakan secara optimal dalam pembelajaran dan
pembentukan kompetensi peserta didik
Cyntia (1993 : 113) mengemukakan bahwa proses pembelajaran yang dimulai dengan
fase pengembangan rencana pembelajaran, ketika kompetensi dan metodologi telah
diidentifikasi, akan membantu guru dalam mengorganisasikan materi standar, serta
mengantisipasi peserta didik dan masalah –masalah yang timbul dalam pembelajaran.
Sebaliknya, tanpa rencana pembelajaran , seorang guru akan mengalami hambatan dalam
proses pembelajaran yang dilakukannya.
Rencana pembelajaran merupakan hal penting yang harus dilakukan guru untuk
menunjang pembentukan kompetensi yang di harapkan. Dalam hal ini guru harus
menjabarkan SKKD dalam bidangnya untuk jangka waktu satu tahun atau satu semester,
beberapa minggu atau beberapa jam saja. Untuk satu tahun dan semester disebut program unit
, sedangkan untuk beberapa jam pelajaran disebut RPP, yang dalam implementasi KTSP
memiliki komponen- komponen kompetensi dasar, materi standarn pengalaman belajar,
metode mengajar, dan penilaian berbasis kelas.
8. Prosedur Pengembangan
Prosedur Pengembangan RPP dalam menyukseskan implementasi KTSP dapat
dilakukan melalui dua cara, yaitu :
1. Menambah kolom silabus
2. Membuat format Satpel
CONTOH RPP
RENCANAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP) TEMATIK
a Sekolah : .................................
a : Lingkungan
s/Semester : III / 1
asi Waktu : 3 minggu
I. STANDAR KOMPETENSI
I. PKn
1. Mengamalkan makna Sumpah Pemuda
II. IPS
1. Memahami lingkungan dan melaksanakan kerjasama di sekitar rumah dan sekolah
IV. Matematika
1. Melakukan operasi hitung bilangan sampai tiga angka
V. IPA
1. Memahami ciri-ciri dan kebutuhan makhluk hidup serta hal-hal yang
mempengaruhi
perubahan pada makhluk hidup
1. PKn : - Mengamalkan makna satu nusa, satu bangsa dan satu bahasa
- Mengamalkan nilai-nilai Sumpah Pemuda dalam kehidupan sehari-
sehari
Matematika : - Siswa dapat menulis bilangan secara panjang (ribuan, ratusan, puluhan,
satuan)
- Siswa dapat menentukan nilai tempat sampai dengan ribuan
- Siswa dapat melakukan operasi penjumlahan tanpa menyimpan
- Siswa dapat melakukan operasi penjumlahan dengan menyimpan
- Siswa dapat melakukan operasi pengurangan tanpa meminjam
- Siswa dapat melakukan operasi pengurangan dengan meminjam
B . Indonesia : - Siswa dapat menjelaskan petunjuk membuat alat pengukur debu
- Siswa dapat membuat pertanyaan tentang cara menggunakan
- Siswa dapat menyebutkan nama dan sifat tokoh dalam cerita binatang
- Siswa dapat memberikan tanggapan dan alasan tentang tokoh cerita
binatang
- Siswa dapat menceritakan peristiwa alam melalui pengamatan gambar
B. Kegiatan Inti
Minggu I
Pertemuan pertama : 6 X 35 menit (IPA, PKN, Matematika)
Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
IPA
Siswa diminta membedakan makhluk hidup dan makhluk tak hidup
Guru menjelaskan ciri-ciri makhluk hidup dan makhluk tak hidup
Siswa mengamati dan mencatat ciri-ciri makhluk hidup
PKn
Guru menerangkan tentang negara Indonesia
Siswa mencatat kegiatan sehari-hari yang mempersatukan bangsa
Menjelaskan pentingnya persatuan dan kesatuan bangsa
Matematika
Menjelaskan cara panjang penulisan bilangan
Menguji keterampilan siswa dengan menguraikan bilangan
Minggu II
Pertemuan pertama : 6 x 35 menit (IPA, PKn, Matematika)
Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
IPA
Guru menjelaskan penggolongan tumbuhan berdasarkan batangnya
Siswa mencatat nama-nama tumbuhan berdasarkan penggolongan batangnya dalam bentuk
tabel
- Guru menjelaskan penggolongan tumbuhan berdasarkan daunnya
Minggu III
Pertemuan pertama : 6 x 35 menit (IPA, PKn, Matematika)
Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
IPA
Guru menjelaskan tentang pertumbuhan hewan
Guru menjelaskan tujuan perkembangbiakan pada hewan
Siswa mendiskusikan pertumbuhan hewan
PKn
Menjelaskan waktu dan tempat kongres pemuda
Menyebutkan lima tokoh yang menghadiri kongres pemuda
Menjelaskan usulan tiap-tiap tokoh dalam kongres pemuda
Menyebutkan perumus isi sumpah pemuda pada kongres pemuda
Matematika
Siswa mengingat kembali pengurangan dua buah bilangan
Guru menjelaskan cara mengurangi dua buah bilangan tanpa meminjam
Menguji keterampilan siswa dengan soal pengurangan
C. Kegiatan Akhir
Dalam kegiatan Akhir, guru:
Guru mengajukan pertanyaan sekitar materi yang diajarkan
Siswa mengumpulkan tugas sesuai materi yang diajarkan
Guru dan siswa menyimpulkan materi yang diajarkan
Alat Peraga
Gambar kenampakan alam
Gambar kenampakan buatan
Gambar peristiwa alam
Teks cerita binatang
Diposting oleh Suhaidah N. Wulandari di 03.59
[6]
1. Pengertian Silabus
Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu dan/atau kelompok mata pelajaran/tema
tertentu yang mencakup standar kompetensi dan kompetensi dasar, kegiatan pembelajaran,
materi pokok/pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi, penilaian, sumber, dan alokasi
waktu belajar. Di Indonesia, Silabus merupakan pengaturan dan penjabaran seluruh
kompetensi dasar suatu mata pelajaran dalam standar isi sehingga relevan dengan konteks
madrasahnya dan siap digunakan sebagai panduan pembelajaran setiap mata pelajaran.
Standar Isi merupakan standar minimal yang berisi Standar Kompetensi dan kompetensi dasar.
Silabus berisi standar kompetensi dan kompetensi dasar, kegiatan pembelajaran, materi
pokok/pembelajaran indikator pencapaian kompetensi, penilaian, sumber, dan alokasi waktu
belajar.[1]
Silabus berisikan komponen pokok yang dapat menjawab permasalahan (a) kompetensi apa
yang akan dikembangkan pada siswa (terkait dengan tujuan dan materi yang akan diajarkan),
(b) cara mengembangkannya (terkait dengan metode dan alat yang akan digunakan dalam
pembelajaran), dan (c) cara mengetahui bahwa kompetensi itu sudah dicapai oleh siswa
(terkait dengan cara mengevaluasi terhadap penguasaan materi yang telah diajarkan).
Pembelajaran atau proses belajar mengajar adalah proses yang diatur dengan langkah-langkah
tertentu, agar pelaksanaanya mencapai hasil yang diharapkan. Langkah–langkah tersebut
biasanya dituangkan dalam bentuk perencanaan mengajar. Proses penyusunan perencanaan
pengajaran memerlukan pemikiran-pemikiran sistematis untuk memproyeksikan atau
memperkirakan mengeani apa yang akan dilakukan dalam waktu melaksanakan pengajaran
Untuk melengakapi uraian tentang langkah dalam menyusun Silabus, berikut disampaikan kiat-
kiat tambahan agar Silabus yang disusun menjadi lebih baik.
1. Kumpulkan sumber-sumber belajar yang tersedia dan berkaitan, sebelum memulai menulis
Silabus guru. Sebagai contoh :
a. Standar isi
2. Buatlah semaksimal mungkin guru mampu, penggunaan sumber belajar lokal, termasuk
sumber belajar dari rumah dan masyarakat/lingkungan
3. Lakukan pemetaan Kompetensi Dasar sesuai dengan karakteristik mata pelajaran. Pemetaan
mencakup kegiatan menentukan urutan pembelajaran kompetensi-kompetensi ini dan perkiraan
alokasi waktu. Guru tidak harus mengikuti urutan kompetensi (1.1, 1.2, 1.3 dll) seperti yang
dinyatakan dalam dokumen BSNP. Dalam beberapa mata pelajaran seperti bahasa, guru bisa
memilih untuk mencampurkan mereka (urutan), sebagai contoh yang tersedia, yang berasal dari
hasil demonstrasi kerja mereka
5. Masing-masing mata pelajaran untuk kelas 7 dialokasikan dalam 4 pertemuan setiap minggu
dalam dokumen BSNP, yang sama dengan antara 68-76 pertemuan per semester. Satu
semester berakhir dari 17-19 minggu]
6. Pusatkan kegiatan pembelajaran guru pada siswa. Gunakan pengalaman masa lalu mereka
dalam merencanakan kegiatan-kegiatan ini. Cobalah untuk memulai setiap kompetensi dengan
memberikan kesempatan pada siswa untuk mendemonstrasikan apa yang telah mereka ketahui.
Kemudian guru bisa menyusun Silabus berdasarkan kegiatan-kegiatan ini
8.Ingatlah bahwa kadang-kadang guru tidak harus mengajar siswa untuk belajar. Jadi Silabus
guru harus memuat kegiatan pembelajaran dimana siswa menggunakan waktu mereka sendiri
untuk membaca mengenai suatu/beberapa konsep. Guru harus memeriksa apakah siswa
memiliki teknik membaca yang efektif. Hal ini merupakan hasil penting dari pelatihan bahasa.
9. Suatu waktu setelah guru menulis satu kompetensi khusus, periksa urutan kegiatan
pembelajaran guru. Sebagian besar kompetensi kegiatan pembelajaran bisa diatur dalam
berbagai macam cara, yang akan menguntungkan pada akhirnya, merefleksikan urutan kegiatan
guru, melihat apakah hal tersebut masuk akal, dan sesuai dengan tingkatan. Perlihatkan hasil
kerja guru pada guru lain untuk mengetahui apakah mereka setuju dengan metode guru
10 Buatlah semaksimal mungkin guru mampu, atas penggunaan sumber belajar lokal termasuk
yang berasal dari rumah dan masyarakat/lingkungan ketika menyeleksi materi dari kegiatan-
kegiatan ini.
11. Pastikan bahwa materi sesuai dengan mayoritas siswa pada tingkatan ini. Sebagai contoh
pada IPA, guru harus menyeleksi seberapa banyak unsur yang akan mereka pelajari dan pada
Matematika, pastikan bahwa konsepnya tidak terlalu mudah atau tidak terlalu sulit. Juga pastikan
dalam setiap mata pelajaran bahwa cara penyampaian konsep-konsep ini tidak terlalu mudah
atau tidak terlalu sulit.
12. Pastikan bahwa materi disusun dengan urutan yang masuk akal, tergantung dari karakteristik
mata pelajaran, seperti :
a. Merancang konsep dari yang lebih mudah ke yang lebih sulit dalam langkah-langkah
sederhana
b. Dari topik yang menjadi prasyarat menuju topik yang ahli/mahir (advanced)
13. Indikator belajar harus dinyatakan dengan jelas, apa yang telah dicapai siswa sebagai bukti
bahwa siswa telah menguasai suatu kompetensi dasar. Indikator berkaitan erat dengan penilaian
karena indikator tersebut akan diukur diharapkan bisa dilakukan setelah menyelesaikan kegiatan
pembelajaran. Pikirkan dengan jernih mengenai apa yang dipelajari dan bagaimana hal tersebut
bisa di demonstrasikan.
14. Perjelas perbedaan antara kolom yang berbeda dan khususnya antara kegiatan
pembelajaran, materi, dan indikator. Ingatlah bahwa kegiatan menggambarkan apa yang
seharusnya terjadi di kelas, materi adalah dasar dari suatu topik atau materi belajar, dan
indikator merujuk pada apa yang harus dicapai. Sering terjadi dalam draft/naskah awal, tidak
mungkin membedakan ke tiga kolom ini, dan dalam beberapa kasus mereka sama. Contoh :
15. Sediakan pengukuran Penilaian yang bervariasi. Pikirkan lebih jauh selain dari tes lisan dan
tes tulis untuk dimasukkan dalam Penilaian-Penilaian lain seperti: menyelesaikan pekerjaan di
kelas, tugas, proyek, melakukan percobaan, membuat model, dan menulis essay, laporan dll.
Guru harus menyediakan instrumen yang bervariasi, kalau tidak, semua siswa akan belajar
dengan cara yang sama, sementara mereka memiliki keahlian-keahlian yang berbeda. Tidak
semua kompetensi bisa dicapai melalui metode kertas dan pulpen (tertulis)
16. Pastikan pengukuran Penilaian untuk kegiatan pembelajaran adalah yang sesuai dan guru
tidak merencanakan terlalu banyak Penilaiant didalam Silabus. Tidaklah realistis untuk
melakukan tes tulis setiap selesai pertemuan seperti yang tercantum (dalam Silabus), yang
menjadi kasus dalam beberapa Silabus.
17. Pilihlah sumber belajar yang realistis, yang mana mungkin mempengaruhi guru untuk
menggunakan sumber lokal yang tersedia. Dalam semua kasus sepertinya buku cetak/wajib (text
books), namun peta, peralatan, pembicara tamu, masyarakat lokal, kaset, radio, dan TV
merupakan sumber-sumber yang memungkinkan.[3]
Setelah Silabus disusun perlu dilihat lagi apakah Silabus tersebut sudah memenuhi syarat atau
belum. Berikut ini adalah rambu-rambu memvalidasi Silabus. 1. Rambu-rambu umum
d. Apakah komponen Silabus mencakup keseluruhan ranah kompetensi (kognitif, afektif, dan
psikomotor)
2. Rambu-rambu khusus untuk validasi Silabus dapat dilakukan dengan menggunakan rubrik
penilaian.[4]
1. Identitas mata pelajaran (nama pelajaran, kelas, semester, dan waktu atau banyaknya jam
pertemuan yang dialokasikan ).
2. Kompetensi dasar dan indikator yang hendak dicapai atau dijadikan tujuan dapat diikuti atau
diambil dari kurikulum dan hasil belajar yang telah ditetapkan oleh pemerintah.
Indikator kompetensi adalah perilaku yang dapat diukur dan/atau diobservasi untuk menunjukkan
ketercapaian kompetensi dasar tertentu yang menjadi acuan penilaian mata pelajaran. Indikator
pencapaian kompetensi dirumuskan dengan menggunakan kata kerja operasional yang dapat
diamati dan diukur, yang mencakup pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Tujuan pembelajaran
menggambarkan proses dan hasil belajar yang diharapkan dicapai oleh peserta didik sesuai
dengan kompetensi dasar.
3. Materi pokok ( beserta uraianya yang perlu dipelajari siswa dalam rangka mencapai
kompetensi dasar )
5. Strategi pembelajaran atau scenario atau tahapan-tahapan proses belajar mengajar yaitu
kegiatan pembelajaran secara konkret yang harus dilakukan oleh guru dan siswa dalam
berinteraksi dengan materi pembelajaran dan sumber-sumber belajar untuk menguasai
kompetensi.
a. Kegiatan awal
Kegiatan ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana kemampuan awal yang dimiliki siswa.
Seorang guru peru menghubungkan materi yang akan dipelajari siswa dan tidak
mengesampingkan motivasi belajar terhadap siswa.
a) Menciptakan semangat dan kesiapan belajar melui bimbingan guru kepada siswa.
b) Menciptakan suasana pembelajaran yang demokratis dalam belaja, melalui cara dan teknik
yang digunakan guru dalam mendorong siswa untuk berkreatif dalam belajar dan
mengembangkan keunggulan yang dimilikinya.
d. Kegiatan inti
Kegiatan inti adalah kegiatan utama untuk menanamkan, mengembangkan pengetahuan, sikap
dan ketrampilan berkaitan dengan bahan kajian yang bersangkutan. Kegiata inti setidaknya
mencakup beberapa hal :
2) Penyampaian materi atau bahan ajar dengan menggunakan : pendekatan dan metode ,
sarana dan prasarana dan alat atau media yang sesuai.
Dalam kegiatan ini siswa dapat dikelompokkan menjadi tiga kelompok pembelajaran yaitu:
a) Pembelajaran klasikal yang digunakan apabila materi pembelajaran lebih bersifat fakta atau
formatif terutama ditujukan untuk memberikan informasi atau sebagai pengantar dalam prose
pembelajaran. Sehingga cenderung metode ceramah dan tanya jawab akan banyak digunakan.
Artinya setiap anak yang belajar dikelas mengerjakan atau melakukan kegiatan belajar masing-
masing. Dalam pembeljaran individu ini setiap siswa dituntun untuk mengerjakan tugasnya
sesua dengan kemampuan yang mereka miliki. Implikasi dari pembelajaran individual ini guru
harus banyak memberikan perhatian dan pelayanan secara individual, sebab setiap anak
berbeda kemampuanya.
5. Penutup
Kegiatan penutup ini adalah kegiatan yang memberikan penegasan atau kesimpulan dan
penilaian terhadap penguasaan bahan kajian yang diberikan pada kegiatan inti. Kegiatan ini
meliputi :
c) Mengakhiri proses pembelajaran dengan menjelaskan atau memberi tahu materi yang akan
dibahas pada pertemuan berikutnya..
6. Menentukan jenis penilaian dan tindak lanjut . tujuannya adalah untuk mengetahui tingkat
keberhasilan dari tahapan pembelajaran yang dilakukan. Berbagai contoh bentuk penilaian
antara lain : tes, tes tulis, kinerja, penugasan tergantung aspek apa yang akan diukur.
2. Tugas yang diberikan kepada peserta didik baik individu maupun kelompok harus jelas, dan
kerja samaantar kelompok diperlukan dalam proses pembelajaran terpadu.
3. Guru harus kaya dengan berbagai ide dalam pelaksanaan pembelajaran terpadu,
danpelaksanaan pembelajaran terpadu harus sesuai dengan skenario langkah langkah
pembelajaran terpadu. [5]
DAFTAR PUSTAKA
Khaeruddin, dkk., kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, Yogyakarta: Pilar media, 2007.
Salma Prawiradilaga, Dewi dan Eveline Siregar, Mozaik Teknologi Pendidikan, Jakarta: Kencana
Prenenada Media Group, 2008
Wina Sanjaya, Kurikulum dan Pembelajaran. (Jakarta : Kencana Prenada Media Group 2008
[1] Khaeruddin, dkk., kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, (Yogyakarta: Pilar media, 2007.).
h.76
[2] Wina Sanjaya, Kurikulum dan Pembelajaran. (Jakarta : Kencana Prenada Media Group
2008). h. 122
[3] Salma Prawiradilaga, Dewi dan Eveline Siregar, Mozaik Teknologi Pendidikan, (Jakarta:
Kencana Prenenada Media Group, 2008)h.132-134
[4]
Makalah :
PENGEMBANGAN DAN PROGRAM
PENGAJARAN BIOLOGI
“ PENGEMBANGAN SILABUS ”
DISUSUN
OLEH :
BIOLOGI 1
Hasmirah
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR........................................................................................................ i
DAFTAR
ISI...................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................
1
A. Latar Belakang.............................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah........................................................................................ 1
C. Tujuan Penulisan.......................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................
1
A. Pengertian Silabus...................................................................................... 1
B. Landasan Pengembangan Silabus............................................................... 1
C. Prinsip Pengembangan Silabus.................................................................. 1
D. Siapa Yang Mengembangkan Pengembangan silabus................................ 2
E. Apa Saja Komponen Dalam Silabus........................................................... 4
F. Bagaimana Langkah-Langkah Pengembangan Silabus............................... 5
BAB III PENUTUP.....................................................................................................
. 12
A. Kesimpulan...................................................................................................... 12
B. Saran................................................................................................................. 12
DAFTAR
PUSTAKA............................................................................................................ 13
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Dalam rangka pemberdayaan sekolah/madrasah maka pengembangan KTSP
mempunyai karakteristik, bahwa partisipasi warga sekolah/madrasah dan masyarakat
memiliki bagian yang sangat penting dalam mengimplementasikan KTSP. Maka
sebagai calon pendidik harus mengetahui dan memahami bagaimana cara
pengembangan pendidikan yang berbasis KTSP.
Silabus merupakan salah satu model KTSP yang dikembangkan di sekolah/madrasah.
Maka dalam makalah ini akan dibahas mengenai silabus yang meliputi, pengertian,
landasan, prinsip, komponen, dan langkah-langkah pengembangan silabus. Sehingga
para calon pendidik dapat memahami tentang hal-hal yang berhubungan dengan
silabus dengan baik.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana pengertian silabus?
2. Apa landasan pengembangan silabus?
3. Apa prinsip pengembangan silabus?
4. Siapakah yang melakukan pengembangan silabus?
5. Apa saja komponen dalam silabus?
6. Bagaimana langkah-langkah pengembangan silabus?
C. TUJUAN PEMBAHASAN
1. Memahami tentang pengertian silabus.
2. Mengetahui tentang landasan pengembangan silabus.
3. Mengetahui tentang prinsip pengembangan silabus.
4. Mengetahui pengembang silabus.
5. Mengetahui komponen dalam silabus.
6. Memahami langkah-langkah pengembangan silabus.
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN SILABUS
Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu dan/atau kelompok mata
pelajaran/tema tertentu yang mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar, materi
pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator, penilaian, alokasi waktu, dan
sumber/ bahan/ alat belajar. Silabus merupakan penjabaran standar kompetensi dan
kompetensi dasar ke dalam materi pokok/ pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan
indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian.
B. LANDASAN PENGEMBANGAN SILABUS
Landasan pengembangan silabus adalah Peraturan pemerintah Republik
Indonesia Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan Pasal 17 ayat
(2) dan pasal 20, yang berbunyi sebagai berikut:
Pasal 17 ayat (2)
sekolah dan komite sekolah, atau madrasah dan komite madrasah, mengembangkan
kurikulum tingkat satuan pendidikan dan silabusnya berdasarkan kerangka dasar
kurikulum dan standar kompetemsi lulusan, dibawah supervisi dinas kabupaten/kota
yang bertanggungjawab dibidang pendidikan untuk SD, SMP, SMA, dan SMK, dan
departemen yang menangani urusan pemerintahan dibidang agama untuk MI, MTs,
MA, dan MAK.
Pasal 20
Perencanaan proses pembelajaran meliputi silabus dan rencana pelaksanaan
pembelajaran yang memuat sekurang-kurangnya tujuan pembelajaran, materi ajar,
metode pengajaran, sumber belajar dan penilaian hasil belajar.
C. PRINSIP PENGEMBANGAN SILABUS
Silabus merupakan salah satu produk pengembangan kurikulum dan pembelajaran
yang berisikan garis-garis besar meteri pembelajaran. Beberapa prinsip yang
mendasari pengembangan silabus antara lain:
1. Ilmiah : Keseluruhan materi dan kegiatan yang menjadi muatan dalam silabus harus
benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara keilmuan.
2. Relevan : Cakupan, kedalaman, tingkat kesukaran dan urutan penyajian materi dalam
silabus sesuai dengan tingkat perkembangan fisik, intelektual, sosial, emosional, dan
spritual peserta didik.
3. Sistematis : Komponen-komponen silabus saling berhubungan secara fungsional
dalam mencapai kompetensi.
4. Konsisten : Adanya hubungan yang konsisten (ajeg, taat asas) antara kompetensi
dasar, indikator, materi pokok, pengalaman belajar, sumber belajar, dan sistem
penilaian.
5. Memadai : Cakupan indikator, materi pokok, pengalaman belajar, sumber belajar,
dan sistem penilaian cukup untuk menunjang pencapaian kompetensi dasar.
6. Aktual dan Kontekstual : Cakupan indikator, materi pokok, kegiatan pembelajaran,
sumber belajar, dan sistem penilaian memperhatikan perkembangan ilmu, teknologi,
dan seni mutakhir dalam kehidupan nyata, dan peristiwa yang terjadi.
7. Fleksibel : Keseluruhan komponen silabus dapat mengakomodasi keragaman peserta
didik, pendidik, serta dinamika perubahan yang terjadi di madrasah dan tuntutan
masyarakat.
8. Menyeluruh : Komponen silabus mencakup keseluruhan ranah kompetensi (kognitif,
afektif, psikomotor).
D. PENGEMBANG SILABUS
Pengembangan silabus dapat dilakukan oleh para guru secara mandiri atau
berkelompok dalam sebuah madrasah atau beberapa madrasah,
kelompok Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) atau Pusat Kegiatan Guru
(PKG), dan Mapenda Kandepag Kabupaten/Kota.
a. Disusun secara mandiri oleh guru apabila guru yang bersangkutan mampu mengenali
karakteristik siswa, kondisi sekolah dan lingkungannya.
b. Apabila guru mata pelajaran karena sesuatu hal belum dapat melaksanakan
pengembangan silabus secara mandiri, maka pihak sekolah dapat mengusahakan
untuk membentuk kelompok guru mata pelajaran untuk mengembangkan silabus yang
akan digunakan oleh madrasah tersebut.
c. Di MI semua guru kelas, dari kelas I sampai dengan kelas VI, menyusun silabus
secara bersama. Di MTs untuk mata pelajaran IPA dan IPS terpadu disusun secara
bersama oleh guru yang terkait.
d. Sekolah yang belum mampu mengembangkan silabus secara mandiri, sebaiknya
bergabung dengan madrasah lain melalui forum MGMP/PKG untuk bersama-sama
mengembangkan silabus yang akan digunakan oleh sekolah dalam lingkup
MGMP/PKG setempat.
e. Dinas Pendidikan dan atau Mapenda Kantor Departemen Agama setempat dapat
memfasilitasi penyusunan silabus dengan membentuk sebuah tim yang terdiri dari
para guru berpengalaman di bidangnya masing-masing.
FORMAT I : Horizontal
SILABUS
Sekolah/Madrasah :
Mata Pelajaran :
Kelas :
Semester :
Kode (jika diperlukan) :
Standar Kompetensi : 1..........(2,3, dan seterusnya)
FORMAT II : Vertikal
SILABUS
Sekolah/Madrasah :
Mata Pelajaran :
Kelas :
Semester :
Kode (jika diperlukan) :
1. Standar Kompetensi :
2. Kompetensi dasar :
3. Materi pokok/pembelajaran :
4. Kegiatan pembeljaran :
5. Indikator :
6. Penilaian :
7. Alokasi waktu :
8. Sumber belajar :
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu dan/atau kelompok mata
pelajaran/tema tertentu yang mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar, materi
pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator, penilaian, alokasi waktu, dan
sumber/ bahan/ alat belajar. Silabus merupakan penjabaran standar kompetensi dan
kompetensi dasar ke dalam materi pokok/ pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan
indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian.
Landasan pengembangan silabus adalah Peraturan pemerintah Republik Indonesia
Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan Pasal 17 ayat (2) dan
pasal 20.
Beberapa prinsip yang mendasari pengembangan silabus antara lain:
Ilmiah, Relevan, Sistematis, Konsisten, Memadai, Menyeluruh, Fleksibel, Aktual dan
Kontekstual,Menyeluruh, Fleksibel.
Silabus memuat sekurang-kurangnya komponen-kompenen sebagai berikut:
Identitas silabus, Standar Kompetensi, Kompetensi dasar, Materi pokok/pembelajaran,
Kegiatan pembelajaran, Indikator, Penilaian , Alokasi waktu dan Sumber belajar.
Langkah- langkah menyusun silabus:
Menulis standar kompetensi, Mengisi identitas Silabus, Merumuskan indikator,
Menulis kompetensi dasar, Mengidentifikasi materi pokok, Mengembangkan kegiatan
pembelajaran, Penilaian, Menentukan sumber belajar, dan Menentukan alokasi waktu.
B. SARAN
Dalam penulisan makalah ini, penulis menyadari masih jauh dari
kesempurnaan, masih banyak terdapat kesalahan-kesalahan, baik dalam bahasanya,
materi dan penyusunannya. Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik, saran
dan masukan yang dapat membangun penulisan makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA
Makalah Silabus
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kurikulum sebagai salah satu substansi pendidikan perlu didesentralisasikan terutama dalam
pengembangan silabus dan pelaksanaannya yang disesuaikan dengan tuntutan kebutuhan
siswa, keadaan sekolah, dan kondisi sekolah atau daerah. Dengan demikian, sekolah atau
daerah sekolah memiliki cukup kewenangan untuk merancang dan menentukan hal-hal yang
akan diajarkan, pengelolaan pengalaman belajar, cara mengajar, dan menilai keberhasilan suatu
proses belajar dan mengajar.
Untuk itu, banyak hal yang perlu dipersiapkan oleh daerah, karena sebagian besar kebijakan
yang berkaitan dengan implementasi Standar Nasional Pendidikan dilaksanakan oleh sekolah
atau daerah. Sekolah harus menyusun kurikulum tingkat satuan pendidikan, silabus, dan RPP
dengan cara melakukan penjabaran dan penyesuaian
Standar Isi dan Standar Kompetensi Lulusan. Dalam situasi demikian peran pengawas sangat
diharapkan. Pengawas sharusnya memberikan dorongan sekaligus membimbing para kepala,
wakil kepala sekolah, guru, dan komite sekolah untuk mengembangkan KTSP, silabus, dan RPP
sebagai bagian tak terpisahkan. Di sekolah-sekolah harus dikembangkan tradisi baru, yaitu
bukan hanya bekerja keras, namun juga berpikir keras untuk menyahuti otonomi dan
kewenangan yang telah diberikan pemerintah.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
D. Manfaat
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Silabus
Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu dan/atau kelompok mata pelajaran/tema
tertentu yang mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pokok/pembelajaran,
kegiatan pembelajaran, indikator, penilaian, alokasi waktu, dan sumber/bahan/alat belajar.
Silabus merupakan penjabaran standar kompetensi dan kompetensi dasar ke dalam materi
pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi untuk
penilaian BSNP (dalam Depdiknas, 2008).
Menurut Depdiknas (2006) Silabus merupakan penjabaran standar kompetensi dan kompetensi
dasar ke dalam materi pokok, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi
untuk penilaian.
1. Apa kompetensi yang harus dicapai siswa yang dirumuskan dalam standar kompetensi,
kompetensi dasar dan materi pokok;
2. Bagaimana cara mencapainya yang dijabarkan dalam pengalaman belajar beserta alokasi
waktu dan alat sera sumber belajar yang diperlukan; dan
B. Pengembangan Silabus
Pengembangan silabus dalam Depdiknas (2006) dapat dilakukan oleh para guru secara mandiri
atau berkelompok dalam sebuah sekolah atau beberapa sekolah, kelompok Musyawarah Guru
Mata Pelajaran (MGMP) pada atau Pusat Kegiatan Guru (PKG), dan Dinas Pendikan.
1. Guru
Sebagai tenaga profesional yang memiliki tangung jawab langsung terhadap kemajuan belajar
siswanya, seorang guru diharapkan mampu mengembangkan silabus sesuai dengan kompetensi
mengajarnya secara mandiri. Di sisi lain guru lebih mengenal karakteristik siswa dan kondisi
sekolah serta lingkungannya.
2. Kelompok Guru
Apabila guru kelas atau guru mata pelajaran karena sesuatu hal belum dapat melaksanakan
pengembangan silabus secara mandiri, maka pihak sekolah dapat mengusahakan untuk
membentuk kelompok guru kelas atau guru mata pelajaran untuk mengembangkan silabus yang
akan digunakan oleh sekolah tersebut.
3. Kelompok Kerja Guru (MGMP/PKG)
Sekolah yang belum mampu mengembangkan silabus secara mandiri, sebaiknya bergabung
dengan sekolah-sekolah lain melalui forum MGMP/PKG untuk bersama-sama mengembangkan
silabus yang akan digunakan oleh sekolah-sekolah dalam lingkup MGMP/PKG setempat.
4. Dinas Pendidikan
Dinas Pendidikan setempat dapat memfasilitasi penyusunan silabus dengan membentuk sebuah
tim yang terdiri dari para guru berpengalaman di bidangnya masing-masing.
Dalam pengembangan silabus ini sekolah, kelompok kerja guru, atau dinas pendidikan dapat
meminta bimbingan teknis dari perguruan tinggi, LPMP, atau unit utama terkait yang ada di
Depatemen Pendidikan Nasional.
Prinsip pengembangan silabus menurut Depdiknas (2006) dibagi menjadi beberapa bagian,
yaitu:
1. Ilmiah
Keseluruhan materi dan kegiatan yang menjadi muatan dalam silabus harus benar dan dapat
dipertanggungjawabkan secara keilmuan.
2. Relevan
Cakupan, kedalaman, tingkat kesukaran dan urutan penyajian materi dalam silabus sesuai
dengan tingkat perkembangan fisik, intelektual, sosial, emosional, dan spritual peserta didik.
3. Sistematis
4. Konsisten
Adanya hubungan yang konsisten (ajeg, taat asas) antara kompetensi dasar, indikator, materi
pokok, pengalaman belajar, sumber belajar, dan sistem penilaian.
5. Memadai
Cakupan indikator, materi pokok, pengalaman belajar, sumber belajar, dan sistem penilaian
cukup untuk menunjang pencapaian kompetensi dasar.
Cakupan indikator, materi pokok, pengalaman belajar, sumber belajar, dan sistem penilaian
memperhatikan perkembangan ilmu, teknologi, dan seni mutakhir dalam kehidupan nyata, dan
peristiwa yang terjadi.
7. Fleksibel
Keseluruhan komponen silabus dapat mengakomodasi variasi peserta didik, pendidik, serta
dinamika perubahan yang terjadi di sekolah dan tuntutan masyarakat.
8. Menyeluruh
Komponen silabus mencakup keseluruhan ranah kompetensi (kognitif, afektif, psikomotor).
Prinsip pengembangan silabus menurut Yahya Nursidik dapat didefinisikan menjadi tiga bagian,
yaitu :
v Ilmiah
Materi pembelajaran yang diberikan dalam silabus harus memenuhi kebenaran secara ilmiah.
Memperhatikan perkembangan dan kebutuhan siswa Cakupan,kedalaman, tingkat kesukaran,
dan urutan penyajian materi dalam silabus disesuaikan dengan tingkat perkembangan fisik dan
psikologis siswa.
v Sistematis
Silabus dianggap sebagai suatu system sesuai konsep dan prinsip system, penyusunan silabus
dilakukan secara sistematis, sejalan dengan pendekatan system atau langkah-langkah
pemecahan masalah.
v Relevansi,Konsitensi, dan Kecakupan
Tahap pengembangan silabus menurut Depdiknas (2006) dibagi menjadi enam bagian yaitu:
1. Perencanaan
Tim yang ditugaskan untuk menyusun silabus terlebih dahulu perlu mengumpulkan informasi dan
mempersiapkan kepustakaan atau referensi yang sesuai untuk mengembangkan silabus.
Pencarian informasi dapat dilakukan dengan memanfaatkan perangkat teknologi dan informasi
seperti multi-media dan internet.
2. Pelaksanaan
Dalam melaksanakan penyusunan silabus perlu memahami semua perangkat yang
berhubungan dengan penyusunan silabus, seperti Standar Isi yang berhubungan dengan mata
pelajaran yang bersangkutan dan Standar Kompetensi Lulusan serta Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan.
3. Perbaikan
Buram silabus perlu dikaji ulang sebelum digunakan dalam kegiatan pembelajaran. Pengkaji
dapat terdiri atas para spesialis kurikulum, ahli mata pelajaran, ahli didaktik-metodik, ahli
penilaian, psikolog, guru/instruktur, kepala sekolah, pengawas, staf profesional dinas pendidikan,
perwakilan orang tua siswa, dan siswa itu sendiri.
4. Pemantapan
Masukan dari pengkajian ulang dapat dijadikan bahan pertimbangan untuk memperbaiki buram
awal. Apabila telah memenuhi kriteria dengan cukup baik dapat segera disampaikan kepada
Kepala Dinas Pendidikan dan komunitas sekolah lainnya.
5. Penilaian Silabus
Penilaian pelaksanaan silabus perlu dilakukan secara berkala dengan menggunakan model-
model penilaian kurikulum.
E. Komponen silabus
b. Standar Kompetensi
c. Kompetensi Dasar
d. Materi Pokok
e. Pengalaman Belajar
f. Indikator Penilaian
g. Alokasi Waktu
h. Sumber/Bahan/Alat
RPP adalah rencana yang menggambarkan prosedur dan pengorganisasian pembelajaran untuk
mencapai satu kompetensi dasar yang ditetapkan dalam standar isi dan dijabarkan dalam
silabus (www.rppsilabus.wordpress.com: 2009).
a. Perkiraan atau proyeksi mengenai tindakan apa yang akan dilakukan pada saat
melaksanakan kegiatan pembelajaran.
b. Rencana yang mengambarkan prosedur dan pengoraginasian pembelajaran untuk mencapai
satu kompetensi dasar yang ditetapkan dalam standar isi dan telah dijabarkan dlam silabus.
c. Pembelajaran adalah proses yang ditata dan diatur menurut langkah-langkah tertentu agar
dalam pelaksanaannya dapat mencapai hasil yang diharapkan.
RPP adalah penjabaran silabus yang menggambarkan rencana prosedur dan pengorganisasian
pembelajaran untuk mencapai kompetensi dasar yang ditetapkan dalam Standar Isi. RPP
digunakan sebagai pedoman guru dalam melaksanakan pembelajaran baik di kelas,
laboratorium, dan/atau lapangan.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan Pasal 20: “Perencanaan proses pembelajaran meliputi silabus dan rencana
pelaksanaan pembelajaran yang memuat sekurang-kurangnya tujuan pembelajaran, materi ajar,
metode pengajaran, sumber belajar, dan penilaian hasil belajar” (Depdiknas, 2008).
Unsur-unsur pokok yang terkandung dalam RPP dalam depdiknas (2008) meliputi:
a. Identitas mata pelajaran (nama mata pelajaran, kelas, semester, dan waktu/ banyaknya jam
pertemuan yang dialokasikan).
d. Kegiatan pembelajaran (kegiatan pembelajaran secara konkret yang harus dilakukan siswa
dalam berinteraksi dengan materi pembelajaran dan sumber belajar untuk menguasai
kompetensi dasar dan indikator).
e. Alat dan media yang digunakan untuk memperlancar pencapaian kompetensi dasar, serta
sumber bahan yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran sesuai dengan kompetensi dasar
yang harus dikuasai.
f. Penilaian dan tindak lanjut (prosedur dan instrumen yang akan digunakan untuk menilai
pencapaian belajar siswa serta tindak lanjut hasil penilaian).
Prinsip pengembangan silabus menurut yahya Nursidik (2009) dibagi menjadi beberapa bagian
yaiotu:
a. Memberikan landasan pokok bagi guru dan siswa dalam mencapai kompetensi dasar dan
indicator
d. Karena dirancang secara matang sebelum pembelajaran, berakibat terhadap nurturant effect.
Prinsip penyusunan RPP menurut Yahya (2009) digolongkan menjadi beberapa bagian:
a. Spesifik
b. Operasional
c. Sistematis
Sedangkan prinsip penyusunan RPP menurut Depdiknas (2008) RPP pada dasarnya merupakan
kurikulum mikro yang menggambarkan tujuan/kompetensi, materi/isi pembelajaran, kegiatan
belajar, dan alat evaluasi yang digunakan.
e. Perencanaan pembelajaran bila perlu lengkapi dengan lembaran kerja/tugas dan atau lembar
observasi.
Prinsip-prinsip tersebut harus dijadikan landasan dalam penyusunan RPP. Selain itu, secara
praktis dalam penyusunan RPP, seorang guru harus sudah menguasai bagaimana menjabarkan
kompetensi dasar menjadi indikator,bagaimana dalam memilih materi pembelajaran yang sesuai
dengan kompetensi dasar, bagaimana memilih alternatif metode mengajar yang dianggap paling
sesuai untuk mencapai kompetensi dasar, dan bagaimana mengembangkan evaluasi proses
dan hasil belajar (Depdiknas, 2008).
L. Format Silabus
Dalam menyusun silabus, penyusun silabus dapat memilih salah satu model format di antara
beberapa format berikut ini.
Format SILABUS
Nama Sekolah:……………………………………………….
Mata Pelajaran:……………………………………………….
Kelas/Semester:…………… / ……………………………….
Standar Kompetensi: ……………………………………….......
Kompetensi Dasar
Materi Pokok
Pengalaman Belajar
Indikator
Penilaian
Alokasi Waktu
Sumber/ Bahan/
Alat
Sekolah :
Mata Pelajaran :
Kelasw/Semester :
Standar Kompetensi :
Kompetensi Dasar :
Indikator :
Alokasi Waktu :
1. Tujuan Pembelajaran
2. Materi Pembelajaran
3. Metode Pembel;ajaran
4. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran
a. Kegiatan Awal
b. Kegiatan Inti
c. Kegiatan Akhir
5. Media Pembelajaran
6. Sumber belajar
…….., ………………….
Mengetahui Guru Mta Pelajaran
Kepala Sekolah
BAB III
KESIMPULAN
Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu dan/atau kelompok mata pelajaran/tema
tertentu yang mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pokok/pembelajaran,
kegiatan pembelajaran, indikator, penilaian, alokasi waktu, dan sumber/bahan/alat belajar.
SedangKan RPP adalah rencana yang menggambarkan prosedur dan pengorganisasian
pembelajaran untuk mencapai satu kompetensi dasar yang ditetapkan dalam standar isi dan
dijabarkan dalam silabus.
Antara RPP dan Silabus memiliki peranan penting dalam proses belajar mengajar karena
dengan adanya RPP dan Silabus akan lebih mudah seorang guru dalam menentukan meteri
yang akan diajarkan sehingga sesuai dengan SK dan KD.
DAFTAR PUSTAKA
Pengembangan Kurikulum.
http://apadefinisinya.blogspot.com/2009/01/deskripsi-rancangan-silabus-atau.html.
BAB I
PENDAHULUAN
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan silabus?
2. Apa saja manfaat dari silabus?
3. Apa saja prinsip pengembangan dari silabus?
4. Bagaimana unit waktu dari silabus?
5. Siapa saja yang dapat mengembangkan silabus?
6. Apa saja komponen dari silabus?
7. Bagaimana langkah-langkah mengembangkan silabus?
C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui dan memahami pengertian dari silabus.
2. Untuk mengetahui dan memahami manfaat dari silabus.
3. Untuk mengetahui dan memahami prinsip pengembangan dari silabus.
4. Untuk mengetahui dan memahami unit waktu dari silabus.
5. Untuk mengetahui dan memahami siapa saja yang dapat mengembangkan silabus.
6. Untuk mengetahui dan memahami komponen dari silabus.
7. Untuk mengetahui dan memahami langkah-langkah mengembangkan silabus.
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN SILABUS
Istilah silabus didefinisikan sebagai “Garis besar, ringkasan, ikhtisar, atau pokok-pokok isi atau
materi pelajaran” (Salim, 1987: 98). Silabus dapat juga diartikan sebagai rancangan progam
pembelajaran satu atau kelompok mata pelajaran yang berisi tentang standar kompetensi dan
kompetensi dasar yang harus dicapai oleh siswa, pokok materi yang harus dipelajari siswa serta
bagaimana cara mempelajarinya dan bagaimana cara untuk mengetahui pencapaian kompetensi
dasar yang telah di tentukan. Jadi, silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu dan atau
kelompok mata pelajaran / tema tertentu yang mencakup SK, KD, materi pembelajaran, kegiatan
pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi, penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar.
Dengan demikian, silabus bermanfaat sebagai pedoman dalam pengembangan pembelajaran
lebih lanjut, seperti pembuatan rencana pembelajaran, pengelolaan kegiatan pembelajaran, dan
pengembangan sistem penilaian.
Sebagai rancangan program pembelajaran silabus memuat berbagai macam hal yang berkaitan
dengan pengembangan kurikulum, yakni menjawab persoalan tentang:
1. Tujuan apa yang harus dicapai oleh siswa melalui proses pembelajaran? Pertanyaan ini berkaitan
dengan rumusan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang telah diterapkan.
2. Materi apa yang harus dipelajari siswa sehubungan dengan standar kompetensi dan kompetensi
dasar yang harus dicapai? Pertanyaan ini berkaitan dengan penentuan pokok-pokok materi yang
berhubungan dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar.
3. Bagaimana cara yang dapat dilakukan agar standar kompetensi dan kompetensi dasar itu dapat
tercapai? Pertanyaan ini berkaitan dengan penentuan strategi dan metode pembelajaran,penetapan
media pembelajaran yang bermuara pada pengalaman belajar yang harus dilakukan setiap siswa.
4. Bagaimana menentukan keberhasilan siswa dalam pencapaian kompetensi? Pertanyaan ini
berkaitan dengan perumusan indicator hasil belajar dan penetapan system evaluasi pembelajaran.
Atas dasar hal tersebut,maka silabus dirancang sesuai dengan standar isi, dan sesuai dengan
kondisi setiap sekolah. Dengan demikian, setiap sekolah akan memiliki silabus yang berbeda. Oleh
sebab itu, silabus dikembangkan berdasarkan kebutuhan dan karakteristik sekolah.
B. MANFAAT SILABUS
Silabus sebagai rancangan progam memiliki beberapa manfaat penting bagi semua pihak yang
berkepentingan dengan pendidikan. Dalam sebuah silabus terdapat hal-hal penting seperti Standar
Kompetensi dan Kompetensi Dasar pokok-pokok materi termasuk pengalaman belajar dan alat
penilaian yang dapat dijadikan acuan beserta alokasi waktu untuk setiap kompetensi yang harus
dicapai. Dengan demikian, untuk guru silabus bermanfaat sebagai pedoman dalam menyusun
perencanaan pelaksanaan pembelajaran, sebagai pedoman dalam penyelenggaraan suatu proses
pembelajaran.
Untuk para administrator termasuk kepala sekolah, silabus dapat dijadikan rujukan dalam
menentukan berbagai kebijakan sekolah seperti penentuan skala prioritas dalam menyediakan
berbagai sarana dan prasarana untuk menunjang keberhasilan guru menyelenggarakan
pembelajaran termasuk dalam merencanakan program kegiatan yang berkaitan dengan peningkatan
kemampuan guru.
Bagi para pengawas, silabus akan bermanfaat untuk melakukan supervise sekolah, misalnya
untuk memberikan layanan dan bantuan kepada guru yang mengalami kesulitan, atau untuk
mengobservasi apakah pembelajaran yang dilakukan guru berada pada jalur yang sesuai.
2. Relevan
Cakupan, kedalaman, tingkat kesukaran, dan urutan penyajian materi dalam silabus harus
disesuaikan dengan tingkat perkembangan fisik, intelektual, sosial, emosional, dan spiritual peserta
didik. Prinsip ini mendasari pengembangan silabus, baik dalam pemilihan materi pembelajaran,
strategi dan pendekatan dalam kegiatan pembelajaran, penetapan waktu, strategi penilaian
maupun dalam mempertimbangkan kebutuhan media dan alat pembelajaran. Kesesuaian antara isi
dan pendekatan pembelajaran yang tercermin dalam materi pembelajaran dan kegiatan
pembelajaran pada silabus dengan tingkat perkembangan peserta didik akan mempengaruhi
kebermaknaan pembelajaran.
3. Sistematis
Komponen-komponen silabus saling berhubungan secara fungsional dalam mencapai
kompetensi. SK dan KD merupakan acuan utama dalam pengembangan silabus. Dari kedua
komponen ini, ditentukan indikator pencapaian, dipilih materi pembelajaran yang diperlukan,
strategi pembelajaran yang sesuai, kebutuhan waktu dan media, serta teknik dan instrumen
penilaian yang tepat untuk mengetahui pencapaian kompetensi tersebut.
4. Konsisten
Adanya hubungan yang konsisten antara KD, indikator, materi pembelajaran, kegiatan
pembelajaran, sumber belajar, serta teknik dan instrumen penilaian. Dengan prinsip konsisten ini,
pemilihan materi pembelajaran, penetapan strategi dan pendekatan dalam kegiatan pembelajaran,
penggunaan sumberdan media pembelajaran, serta diarahkan pada pencapaian KD dalam rangka
pencapaian SK.
5. Memadai
Cakupan indikator, materi, kegiatan, dan sumber pembelajaran serta sistem penilaian cukup
untuk menunjang pencapaian KD. Dengan prinsip ini, maka tuntutan kompetensi harus dapat
terpenuhi dengan pengembangan materi pembelajaran dan kegiatan pembelajaran yang
dikembangkan. Contoh: jika SK dan KD menuntut kemampuan menganalisis sutau obyek belajar,
maka indikator pencapaian kompetensi, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan teknik
serta instrumen penilaian harus secara memamdai mendukung kemampuan untuk menganalisis.
7. Fleksibel
Keseluruhan komponen silabus dapat mengakomodasi keragaman peserta didik, pendidik, serta
dinamika perubahan yang terjadi disekolah dan kebutuhan masyarakat. Fleksibelitas silabus ini
memungkinkan pengembangan dan penyesuaian silabus dengan kondisi dan kebutuhan masyarakat.
8. Menyeluruh
Komponen silabus mencakup keseluruhan ranah kompetensi, baik kognitif, afektif, maupun
psikomotor. Prinsip ini hendaknya dipertimbangkan, baik dalam mengembangkan materi dan
kegiatan pembelajaran, maupun penilaiannya. Kegiatan pembelajaran dalam silabus perlu
dirancang sedemikian rupa sehingga peserta didik memiliki keleluasan untuk mengembangkan
kemampuannya, bukan hanya kemampuan kognitif saja, melainkan juga dapat mempertajam
kemampuan afektif dan psikomotornya serta dapat secara optimal melatih kecakapan hidup (life
skill).
E. PENGEMBANG SILABUS
Pengembang silabus dilakukan oleh kelompok guru mata pelajaran sejenis pada setiap sekolah
atau beberapa sekolah pada kelompok Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP).
1. Disusun secara mandiri oleh kolompok guru mata pelajaran sejenis pada setiap sekolah apabila
guru-guru di sekolah yang bersangkutan mampu mengenali karakteristik peserta didik, kondisi
sekolah/madrasah dan lingkungannya.
2. Apabila guru mata pelajaran belum dapat melaksanakan pengembangan silabus secara mandiri,
maka pihak sekolah dapat mengusahakan untuk membentuk kelompok guru mata pelajaran untuk
mengembangkan silabus yang akan digunakan oleh sekolah tersebut.
3. Di SD/MI semua guru kelas, dari kelas I sampai dengan kelas VI, menyusun silabus secara bersama.
Di SMP/MTs untuk mata pelajaran IPA dan IPS terpadu disusun secara bersama oleh guru yang
terkait.
4. Sekolah/madrasah yang belum mampu mengembangkan silabus secara mandiri, sebaiknya
bergabung dengan sekolah/madrasah lain melalui forum MGMP untuk bersama-sama
mengembangkan silabus yang akan digunakan oleh sekolah/madrasah dalam lingkup MGMP
setempat. Dapat pula mengadaptasi atau mengadopsi contoh model yang dikeluarkan oleh BSNP.
5. Dinas Pendidikan setempat dapat memfasilitasi penyusunan silabus dengan membentuk sebuah tim
yang terdiri dari para guru berpengalaman di bidangnya masing-masing.
F. KOMPONEN SILABUS
Silabus merupakan salah satu bentuk penjabaran kurikulum. Produk pengembangan kurikulum
ini memuat pokok-pokok pikiran yang memberikan rambu-rambu dalam menjawab tiga pertanyaan
mendasar dalam pembelajaran, yakni kompetensi yang hendak dikuasai oleh peserta didik, fasilitas
yang digunakan peserta didik untuk menguasai kompetensi, dan untuk mengetahui tingkat
pencapaian kompetensi oleh peserta didik. Dari ketiga pertanyaan mendasar tadi, bahwa silabus
memuat pokok-pokok kompetensi dan materi, pokok-pokok strategi pembelajaran dan pokok-pokok
penilaian.
Pertanyaan mengenai kompetensi yang hendak dicapai atau dikuasai oleh peserta didik dapat
terjawab dengan menampilkan secara sistematis mulai dari SK, KD, dan indikator pencapaian
kompetensi serta hasil identifikasi materi pembelajaran yang digunakan. Pertanyaan mengenai
bagaimana memfasilitasi peserta didik agar mencapai kompetensi dijabarkan dengan
mengungkapkan strategi, pendekatan dan metode yang akan dikembangkan dalam kegiatan
pembelajaran. Pertanyaan mengenai bagaimana mengetahui ketercapaian kompetensi dapat
dijawab dengan menjabarkan teknik dan instrumen penilaian. Di samping itu, diperlukan
identifikasi ketersediaan sumber belajar sebagai pendukung pencapaian kompetensi.
Berikut ini merupakan komponen pokok dari silabus yang sering digunakan:
1. Komponen yang berkaitan dengan kompetensi yang hendak dikuasai, meliputi:
a. Standar Kompetensi (SK)
b. Kompetensi Dasar (KD)
c. Indikator
d. Materi Pembelajaran
2. Komponen yang berkaitan dengan cara menguasai kompetensi, memuat pokok-pokok kegiatan
dalam pembelajaran.
CONTOH
FORMAT SILABUS DAN CARA MENGISINYA
Materi Kegiatan
No Kompete Penilaia Alokasi Sumber
Pembelajar Pembelajar Indikator
. nsi Dasar n Waktu Belajar
an an
Memuat Memuat Memuat Memuat Memuat Memuat Memuat
KD hasil materi alternatif Indikasi jenis, alokasi jenis
penjabara pembelajara pengalaman ketercapai bentuk, waktu sumber
n dari SK n hasil belajar an KD dan Yang bahan/al
yang telah penjabaran peserta didik yang telah macam diperluk at
dirumuska masing- yang terpilih dirumuska penilaia an yang
n dalam masing KD yang dapat n dalam n yang Untuk digunaka
SI. yang telah dipakai SI. akan menguas n.
dirumuskan. untuk digunak ai
mencapai an untuk masing-
penguasaan melihat masing
KD. hasil KD
belajar.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu kelompok mata pelajaran/tema tertentu yang
mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pokok/pembelajaran, kegiatan
pembelajaran, indikator, penilaian, alokasi waktu, dan sumber/bahan/alat belajar. Silabus
merupakan penjabaran standar kompetensi dan kompetensi dasar ke dalam materi
pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi untuk
penilaian.
Prinsip pengembangan silabus meliputi ilmiah, relevan, sistematis, konsisten, memadai, aktual
dan kontekstual, fleksibel, dan menyeluruh.
Pengembang silabus dapat dilakukan oleh para guru secara mandiri atau berkelompok dalam
sebuah sekolah atau beberapa sekolah, kelompok Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) pada
atau Pusat Kegiatan Guru (PKG), dan Dinas Pendidikan.
Komponen pokok dari silabus yang sering digunakan, meliputi komponen yang berkaitan dengan
kompetensi yang hendak dikuasai, komponen yang berkaitan dengan cara menguasai kompetensi,
komponen yang berkaitan dengan cara mengetahui pencapaian kompetensi, serta komponen
pendukung.
Langkah-langkah pengembangan silabus meliputi mengkaji standar kompetensi dan kompetensi
dasar, mengidentifikasi materi pokok/pembelajaran, mengembangkan kegiatan
pembelajaran, merumuskan indikator pencapaian kompetensi, penentuan jenis
penilaian , menentukan alokasi waktu, serta menentukan sumber belajar.
B. SARAN
Berdasarkan penjelasan diatas, maka akan lebih baik jika seorang guru bersama kepala
sekolah, komite sekolah, dan pengawas sekolah dapat mengembangkan sendiri silabus untuk
menjabarkan standar kompetensi dan kompetensi dasar ke dalam materi pokok/pembelajaran,
kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian sesuai dengan
daaerahnya masing-masing. Dengan demikian pembelajaran menjadi bermakna karena bersifat
kontekstual bagi peserta didik.
DAFTAR PUSTAKA
Disusun oleh :
Istifadha Fikri 2021214458
Af’idatus Sholiha 2021214461
M.Yusuf Azhari 2021214486
BAB I
PENDAHULUAN
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud silabus?
2. Apa saja prinsip-prinsip pengembangan silabus?
3. Apa saja ruang lingkup silabus?
4. Bagaimana pengembangan silabus dalam implementasi kurikulum?
5. Apa saja langkah-langkah pengembangan silabus?
6. Bagaimana prosedur penyusunan silabus?
7. Apa saja macam-macam format silabus?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Silabus
Istilah silabus dapat didefinisikan sebagai garis besar, ringkasan, ikhtisar, atau
pokok-pokok isi atau materi pelajaran. Silabus digunakan untuk menyebut suatu produk
pengembangan kurikulum berupa penjabaran lebih lanjut dari standar kompetensi dan
kemampuan dasar yang ingin dicapai dan pokok-pokok serta uraian materi yang perlu
dipelajari siswa dalam mencapai standar kompetensi dan kemampuan dasar.[1]
Silabus merupakan rencana pembelajaran pada suatu dan/atau kelompok mata
pelajaran/tema tertentu yang mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar, materi
pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi untuk
penilaian.[2]
Sedangkan pengertian silabus menurus Widdowson dalam bukunya David Nunan
yang berjudul “Syllabus Design” berpendapat bahwa “the syllabus is simply a framework
within which activities can be carried out: a teaching device to facilitate
learning”.[3] Maksudnya ada dua pengertian mengenai silabus sebagai berikut:
1. Silabus adalah sebuah kerangka di mana kegiatan dapat dilakukan
2. Silabus adalah perangkat mengajar untuk memfasilitasi pembelajaran
Silabus pada dasarnya menjawab permsalahan-permasalah sebagai berikut:
1) Kompetensi apa saja yang harus dicapai siswa sesuai dengan yang dirumuskan oleh Standar
Isi (Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar)
2) Materi pokok apa sajakah yang perlu dibahas dan dipelajari peserta didik untuk mencapai
standar isi
3) Kegiatan pembelajaran yang bagaimanakah yang seharusnya diskenariokan oleh guru
sehingga peserta didik mampu berinteraksi dengan objek belajar.
4) Indikator apa sajakah yang harus ditentukan untuk mencapai standar isi
5) Bagaimanakah cara mengetahui ketercapaian kompetensi berdasarkan indikator sebagai
acuan dalam menentukan jenis dan aspek yang akan dinilai.
6) Berapa lama waktu yang diperlukan untuk mencapai standar isi tertentu.
7) Sumber belajar apa sajakah yang dapat diperdayakan untuk mencapai standar isi tertentu.[4]
PENUTUP
[1] Abdul Majid. Perencanaan Pembelajaran : Mengembangkan Standar Kompetensi Guru. ( Bandung
: PT Remaja Rosdakarya, 2013), Cet.Ke-10, Hlm. 38-39
[2] Wina Sanjaya. Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. (Jakarta: Prenada Media Group,
2015), Hlm.54-55
[3] David Nunan. Syllabus Design. (New York: Oxford University Press, 1988), Cet.Ke-1, Hlm.6
[4] Daryanto dan Aris Dwi Cahyono. Pengembangan Perangkat Pembelajaran (Yogyakarta : Gava
Media, 2014), Cet.Ke-1, Hlm.6-7
[5] Ibid. Hlm.8-9
[6] Abdul Majid. Op.Cit. Hlm.39-40
[7] Daryanto dan Aris Dwi Cahyono. Op.Cit. Hlm. 7-8
[8] Abdul Majid. Op.Cit. Hlm.41-61
[9] Nik Haryati. Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam. (Bandung : CV Alfabeta, 2011),
Cet.Ke-1, Hlm.157-162
[10] Wina Sanjaya. Op.Cit. Hlm.55-59
[11] Diah Nurhayati. “Silabus Bahasa Inggris Kelas VII kurikulum
2013”. http://www.slideshare.net/diahdiahmelati/silabus-smp-kelas-7-kurikulum-2013. (7 Desember 2013).
Diakses 28 November 2016
Disusun Oleh :
AI YULIANTI
ADE SYIFA FAUZIAH
DEDE ULFAH MUTMAINAH
Ciamis,Maret 2
016
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan
pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan
pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Tujuan tertentu ini meliputi Tujuan
Pendidikan Nasional serta kesesuaian dengan kekhasan, kondisi dan potensi daerah, satuan
pendidikan dan peserta didik. Oleh sebab itu kurikulum disusun oleh satuan pendidikan untuk
memungkinkan penyesuaian program pendidikan dengan kebutuhan dan potensi yang ada di
daerah.
Kurikulum yang digunakan saat ini di Indonesia adalah kurikulum KTSP.Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah sebuah kurikulum operasional pendidikan yang
disusun dan dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan di Indonesia. KTSP secara
yuridis diamanatkan oleh Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional dijabarkan ke dalam sejumlah peraturan antara lain Peraturan Pemerintah Nomor 19
Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Peraturan Pemerintah tersebut
memberikan arahan tentang perlunya disusun dan dilaksanakan delapan standar nasional
pendidikan, yaitu: standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, standar pendidik
dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar
pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan.
Namun, isu terhangat saat ini adanya penyempurnaan kurikulum KTSP Berkarakter
menjadi kurikulum 2013 yang mendapatkan pro dan kontra dari berbagai pihak baik dari
kalangan pendidikan maupun dari masyarakat umum. Kurikulum 2013 justru dianggapdapat
memasung kreativitas dan otonomi di bidang pendidikan karena kurikulum dan persiapan
proses pembelajaran akan disediakan dalam bentuk produk jadi (completely-built up
product). Di sisi lain, sebagian orang beranggapan justru dengan adanya kurikulum 2013
dapat memicu pengembangan kompetensi siswa kearah yang lebih analisis dan tuntutan guru
agar lebih kreatif dan inovatif dalam pembelajaran karena guru dianggap mampu dalam
semua hal yang dapat membantu siswa berkembang.
Hal ini sangat menarik untuk menjadi bahan analisis dan diskusi bagi kita, bagaimana
perubahan-perubahan penyusunan silabus dari kurikulum KTSP berkarakter ke kurikulum
2013, atau justru dengan adanya pengembangan kurikulum KTSP Berkarakter menjadi
kurikulum 2013 ini akan melahirkan output yang sesuai dengan tuntutan masyarakat saat ini
dan yang akan datang.
B. Rumusan Masalah
Masalah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah :
1. Bagaimana Perubahan-perubahan Penyusunan Silabus dari Kurikulum KTSP Berkarakter ke
Kurikulum 2013?
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan pembahasan makalah ini selain sebagai tugas mandiri mata
kuliah Pengembangan Silabus PAI juga untuk menjelaskan :
1. Perubahan-perubahan Penyusunan Silabus dari Kurikulum KTSP Berkarakter ke Kurikulum
2013
BAB II
PEMBAHASAN
A. Perubahan-perubahan Penyusunan Silabus dari Kurikulum KTSP
Berkarakter(2010) ke Kurikulum 2013
1. Alasan-alasan Adanya Perubahan dari KTSP berkarakter 2010 ke Kurikulum 2013
a. Tantangan Internal
Tuntutan pendidikan yang mengacu kepada 8 Standar Nasional Pendidikan yang meliputi standar
pengelolaan, standar biaya, standar sarana prasarana, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar isi,
standar proses, standar penilaian, dan standar kompetensi lulusan.Kurikulum 2013 sedang dikerjakan, telah dan
terus dikerjakan.
Tantangan internal lainnya terkait dengan faktor perkembangan penduduk Indonesia dilihat
dari pertumbuhan penduduk usia produktif.
Inovasi / pembaharuan kurikulum
Memperbaiki sistem pendidikan yang kurang. Peningkatan Potensi, Kecerdasan, dan Minat
sesuai dengan Tingkat Perkembangan dan Kemampuan Peserta Didik . Pendidikan
merupakan proses sistematik untuk meningkatkan martabat manusia secara holistik yang
memungkinkan potensi diri (afektif, kognitif, psikomotor) berkembang secara optimal.
Sejalan dengan itu, kurikulum disusun dengan memperhatikan potensi, tingkat
perkembangan, minat, kecerdasan intelektual, emosional, sosial, spritual, dan kinestetik
peserta didik.
b. Tantangan Eksternal
Globalisasi: WTO, ASEAN Community, APEC, CAFTA.
Disini pesertadidik dituntut mampu hidup dalam masyarakat global. Kurikulum menciptakan kemandirian,
baik pada individu maupun bangsa, yang sangat penting ketika dunia digerakkan oleh pasar bebas. Pergaulan
antarbangsa yang semakin dekat memerlukan individu yang mandiri dan mampu bersaing serta mempunyai
kemampuan untuk hidup berdampingan dengan suku dan bangsa lain.
Masalah lingkungan hidup.
Daerah memiliki keragaman potensi, kebutuhan, tantangan, dan karakteristik lingkungan.
Masing-masing daerah memerlukan pendidikan yang sesuai dengan karakteristik daerah dan
pengalaman hidup sehari-hari. Oleh karena itu, kurikulum perlu memuat keragaman tersebut
untuk menghasilkan lulusan yang relevan dengan kebutuhan pengembangan daerah.
Ganti mentri
Agama
Kurikulum dikembangkan untuk mendukung peningkatan iman, taqwa, serta akhlak mulia
dan tetap memelihara toleransi dan kerukunan umat beragama. Oleh karena itu, muatan
kurikulum harus mendukung peningkatan iman, takwa, dan akhlak mulia.
Kemajuan teknologi informasi, pengetahuan dan seni maka kurikulum akan
mengikuti, Pendidikan perlu mengantisipasi dampak global yang membawa masyarakat
berbasis pengetahuan di mana IPTEKS sangat berperan sebagai penggerak utama perubahan.
Pendidikan harus terus menerus melakukan adaptasi dan penyesuaian perkembangan IPTEKS
sehingga tetap relevan dan kontekstual dengan perubahan. Oleh karena itu, kurikulum harus
dikembangkan secara berkala dan berkesinambungan sejalan dengan perkembangan ilmu
pengetahuan, teknologi, dan seni.
Tuntutan Dunia Kerja.
Kegiatan pembelajaran harus dapat mendukung tumbuh kembangnya pribadi peserta didik
yang berjiwa kewirausahaan dan mempunyai kecakapan hidup. Oleh sebab itu, kurikulum
perlu memuat kecakapan hidup untuk membekali peserta didik memasuki dunia kerja. Hal ini
sangat penting terutama bagi satuan pendidikan kejuruan dan peserta didik yang tidak
melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi.
Ekonomi berbasis pengetahuan
Tuntutan Pembangunan Daerah dan Nasional.
Dalam era otonomi dan desentralisasi, kurikulum adalah salah satu media pengikat dan
pengembang keutuhan bangsa yang dapat mendorong partisipasi masyarakat dengan tetap
mengedepankan wawasan nasional. Untuk itu, kurikulum perlu memperhatikan
keseimbangan antara kepentingan daerah dan nasional. Pergeseran kekuatan ekonomi dunia.
Pengaruh dan imbas teknosains
Mutu, investasi dan transformasi pada sektor pendidikan
c. Tantangan Masa Depan
Kemampuan berkomunikasi
Kemampuan berpikir jernih dan kritis dengan mempertimbangkan nilai dan moral Pancasila
agar menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggungjawab, toleran dalam
keberagaman.
Kemampuan mempertimbangkan segi moral suatu permasalahan
Kemampuan menjadi warga negara yang bertanggungjawab
Kemampuan mencoba untuk mengerti dan toleran terhadap pandangan yang berbeda
Kemampuan hidup dalam masyarakat yang mengglobal
Memiliki minat luas dalam kehidupan
Memiliki kesiapan untuk bekerja
Memiliki kecerdasan sesuai dengan bakat/minatnya
Memiliki rasa tanggungjawab terhadap lingkungan
d. Persepsi Masyarakat
Terlalu menitikberatkan pada aspek kognitif
Beban siswa terlalu berat
Kurang bermuatan karakter
Perkembangan Pengetahuan dan Pedagogi
Dengan jaminan Kurikulum 2013 maka akankah pendidikan di Indonesia lebih terjangkau,
berkualitas dan menjamin bahwa anak-anak Negeri bisa bekerja dan survive di negeri ini.
Kurikulum harus mampu menjawab tantangan ini sehingga perlu mengembangkan
kemampuan-kemampuan ini dalam proses pembelajaran.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pengembangan Kurikulum 2013 merupakan langkah lanjutan Pengembangan
Kurikulum KTSP berkarakter yang telah dirintis pada tahun 2010 yang mencakup
kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan secara terpadu. Beda halnya dengan
kurikulum 2013 yang mencakup 4 ranah kompetensi yaitu sikap spiritual, sosial, pengetahuan
dan keterampilan. Kurikulum 2013 disusun untuk menyempurnakan kurikulum sebelumnya
dengan pendekatan saintifik melalui mengamati, menanya, mencoba, dan menalar.
Sedangkan dalam KTSP Berkarakter menggunakan EEK (Eksplorasi, Elaborasi dan
Konfirmasi). Dalam KTSP berkarakter ini terdapat SK/KD yang dalam kurikulum 2013
disebut sebagai KI/KD.
DAFTAR PUSTAKA
Danim, S. 2002. Inovasi Pendidikan Dalam Upaya Profesionalisme Tenaga Kependidikan. Bandung:
Pustaka Setia.
Hamzah, H. 2007. Profesi Kependidikan Problema, Solusi, dan Reformasi Pendidikan
diIndonesia. Jakarta: Bumi Aksara.
Ihsan, F. 2003. Dasar-dasar Kependidikan. Jakarta: Penerbit Rineka Cipta.
Syaefudin Sa’ud, Udin. 2009. Inovasi Pendidikan. Bandung: Alfabeta
Noor, I. H. M. 2001. Sebuah Tinjauan Teoritis Tentang Inovasi Pendidikan di Indonesia,
(Online),(http://www.pdk.go.id/balitbang/Publikasi/Jurnal/
No_026/sebuah_tinjauan_teoritis_Idris.htm, diakses 05 Maret 2015).
Pengelola Perkuliahan Online Inovasi Pendidikan. 2008. Pengantar Inovasi Pendidikan,
(Online), (http://tik.kuliahinovasipendidikan.co.cc, diakses 05 Maret 2015).
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab IV Pasal 10
menyatakan bahwa Pemerintah dan Pemerintah Daerah berhak mengarahkan, membimbing, dan
mengawasi penyelenggaraan pendidikan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku. Selanjutnya, Pasal 11 Ayat (1) juga menyatakan bahwa Pemerintah dan Pemerintah Daerah
wajib memberikan layanan dan kemudahan, serta menjamin terselenggaranya pendidikan yang
bermutu bagi setiap warga negara tanpa diskriminasi. Dengan lahirnya Undang-Undang Nomor 32
Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, wewenang Pemerintah Daerah dalam penyelenggaraan
pendidikan di daerah menjadi semakin besar. Lahirnya kedua undang-undang tersebut menandai
sistem baru dalam penyelenggaraan pendidikan dari sistem yang cenderung sentralistik menjadi lebih
desentralistik.
Kurikulum sebagai salah satu substansi pendidikan perlu didesentralisasikan terutama dalam
pengembangan silabus dan pelaksanaannya yang disesuaikan dengan tuntutan kebutuhan siswa,
keadaan sekolah, dan kondisi sekolah atau daerah. Dengan demikian, sekolah atau daerah memiliki
cukup kewenangan untuk merancang dan menentukan materi ajar, kegiatan pembelajaran, dan
penilaian hasil pembelajaran.
1.
BAB II
PENGEMBANGAN SILABUS
1. Ilmiah
Pengembangan silabus berbasis KTSP harus dilakukan dengan prinsip ilmiah, yang
mengandung arti bahwa keseluruhan materi dan kegiatan yang menjadi muatan dalam silabus
harus benar, logis, dan dapat dipertanggung jawabkan secara keilmuan.
2. Relevan
Relevan dalam silabus mengandung arti bahwa ruang lingkup, kedalaman, tingkat
kesukaran, dan urutan penyajian materi dalam silabus disesuaikan dengan karakteristik
peserta didik yakni tingkat perkembangan intelektual, sosial, emosional dan spiritual peserta
didik. Disampig itu, relevan mengandung arti kesesuaian atau keserasian antara silabus
dengan kebutuhan dan tuntutan kehidupan masyarakat pemakai lulusan. Dengan demikian
lulusan pendidikan harus sesuai dengan kebutuhan tenaga kerja dilapangan baik secara
kuantitas maupun kualitas. Relevan juga dikaitkan dengan jenjang pendidikan yang ada di
atasnya, sehingga terjadi kesinambungan dan pengembangan silabus.
Relevan dapat dibedakan menjadi dua kategori yaitu relevan secara internal dan
eksternal. Relevan secara internal adalah kesesuaian antara silabus yang dikembangkan
dengan komponen-komponen kurikulum secara keseluruhan, yakni standar kompetensi,
standar isi, standar proses, dan standar penilaian. Sedangkan relevan secara eksternal adalah
kesesuaian antara silabus dengan karakteristik peserta didik,kebutuhan masyarakat dan
lingkungannya.
3.Fleksibel
Pengembangan silabus KTSP harus dilakukan secara fleksibel. Fleksibel dalam silabus
dapat dikaji dari dua sudut pandang yang berbeda, yakni fleksibel sebagai suatu pemikiran
pendidikan, dan fleksibel sebagai kaidah dalam penerapan kurikulum. Fleksibel sebagai suatu
pemikiran pendidikan berkaitan dengan dimensi peserta didik dan lulusan, sedangkan
fleksibel sebagai suatu kaidah dalam penerapan kurikulum berkaitan dengan pelaksanaan
silabus.
Prinsip fleksibel tersebut mengandung makna bahwa pelaksanaan program, peserta
didik, dan lulusan memiliki ruang gerak dan kebebasan dalam bertindak. Guru sebagai sarana
pelaksana silabus, tidak mutlak harus menyajikan program dengan konfigurasi seperti dalam
silabus (dokumen tertulis), tetapi dapat mengakomodasi sebagai ide baru atau memperbaiki
ide-ide sebelumnya. Demikian halnya peserta didik, mereka diberikan berbagai pengalaman
belajar yang dapat dipilih sesuai dengan karakteristik dan kemampuan masing-masing.
Sedangkan fleksibel dari segi lulusan mereka memiliki kewenangan dan kemampuan yang
multi arah berkaitan dengan dunia kerja yang akan dimasukinya.
4. Kontinuitas
Kontinuitas atau kesinambungan mengandung arti bahwa setiap program pembelajaran
yang dikemas dalam silabus memiliki keterkaitan satu sama lain dalam kompetensi dan
pribadi peserta didik.
Kontinuitas atau kesinambungan tersebut bisa secara vertikal, yakni dengan jenjang
pendidikan yang ada di atasnya dan bisa juga secara horizontal yakni dengan program-
program lain atau dengan silabus lain yang sejenis.
5. Konsisten
Pengembangan silabus berbasis KTSP harus dilakukan secara konsisten, artinya bahwa
antara standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator, materi pokok, pengalaman belajar,
sumber belajar, dan sistem penilaian memiliki hubungan yang konsisten dalam membentuk
kompetensi peserta didik.
6. Memadai
Memadai dalam silabus mengandung arti bahwa ruang lingkup indikator, materi
standar, pengalaman belajar, sumber belajar, dan sistem penilaian yang dilaksanakan dapat
mencapai kompetensi dasar yang telah ditetapkan.
Di samping itu, prinsip memadai juga berkaitan dengan sarana dan prasarana yang
berarti bahwa kompetensi dasar yang dijabarkan dalam silabus, pencapaiannya ditunjang oleh
sarana dan prasarana yang memadai.
7. Aktual dan Kontekstual
Aktual dan kontekstual mengandung arti bahwa ruang lingkup kompetensi dasar,
indikator, materi pokok, pengalaman belajar, sumber belajar, dan sistem penilaian yang
dikembangkan memperhatikan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni
mutakhir dalam kehidupan nyata, dan peristiwa yang sedang terjadi dan berlangsung di
masyarakat.
8. Efektif
Pengembangan silabus berbasis KTSP harus dilakukan secara efektif, yakni
memperhatikan keterlaksanaan silabus tersebut dalam proses pembelajaran, dan tingkat
pembentukan kompetensi sesuai dengan standar kompetensi yang telah ditetapkan. Silabus
yang efektif adalah yang dapat diwujudkan dalam kegiatan pembelajaran nyata di kelas atau
di lapangan, sebaliknya silabus tersebut dapat dikatakan kurang efektif apabila banyak hal
yang tidak dapat dilaksanakan. Keefektifan silabus tersebut dapat dilihat dari kesenjangan
yang terjadi antara silabus sebagai kurikulum tertulis (written curriculum), potensial
curriculum atau kurikulum yang diharapkan (intended curriculum) dengan curriculum yang
teramati (observer curriculum) atau silabus yang dapat dilaksanakan (actual curriculum).
9. Efisien
Efisien dalam silabus berkaitan dengan upaya untuk memperkecil atau menghemat
penggunaan dana, daya, dan waktu tanpa mengurangi hasil atau kompetensi standar yang
ditetapkan. Efisien dalam silabus bisa dilihat dengan cara membandingkan antara
biaya,tenaga,dan waktu yang digunakan untuk pembelajaran dengan hasil yang dicapai atau
kompetensi yang dapat dibentuk oleh peserta didik. Dengan demikian, setiap guru dituntut
untuk dapat mengembangkan silabus dan perencanaan pembelajaran sehemat mungkin, tanpa
mengurangi kualitas pencapaian dan pembentukan kompetensi.
2. BSNP Depdiknas
Peran dan tanggung jawab BSNP dalam pengembangan silabus adalah sebagai berikut:
a. Membuat contoh silabus yang efektif dan efesien, serta mudah diterapkan dalam
pembelajaran di sekolah.
b. Memberikan pelayanan kepada tim perekayasa kurikulum tingkat provinsi dan bila
dimungkinkan memberikan pelayanan langsung ke tingkat kabupaten atau kota.
c. Menyelenggarakan seminar, dan loka karya untuk meningkatkan kualitas implementasi
kurikulum.
d. Menguji kelayakan silabus melalui penilaian ahli, yang melibatkan berbagai ahli, baik ahli
kurikulum, ahli bahasa maupun ahli bidang studi.
e. Melakukan penilaian secara berkala dan berkesinambungan tentang efektifitas kurikulum
secara nasional.
3. Pusat Kurikulum Depdiknas
Peran dan tanggung jawab pusat kurikulum dalam pengembangan silabus adalah
sebagai berikut:
a. Memberikan masukan kepada BSNP berkaitan dengan contoh atau model silabus
yang dikembangkan.
b. Membantu BSNP dalam mengembangkan contoh silabus yang efektif dan efesien, serta
mudah diterapkan dalam pembelajaran di sekolah.
c. Bersama-sama dengan BSNP memberikan pelayanan kepada tim perekayasa kurikulum
tingkat provinsi, dan bila dimungkinkan memberikan pelayanan langsung ke tingkat
kabupaten atau kota.
d. Bersama-sama atau secara terpisah menyelenggarakan seminar, dan loka karya untuk
meningkatkan kualitas implementasi kurikulum.
4. Dinas Pendidikan Provinsi
Peran tanggung jawab Dinas Pendidikan Provinsi dalam pengembangan silabus adlah
sebagai berikut:
a. Menyesuaikan buku teks pembelajaran dengan silabus, baik silabus yang dikembangkan oleh
diknas maupun yang dikembangkan oleh satuan pendidikan.
b. Membuat contoh silabus yang efektif dan efesien, dan sesuai dengan kondisi daerah provinsi,
serta mudah diterapkan dalam pembelajaran di sekolah.
c. Memberikan kemudahan dalam pembentukkan tim pengembangan silabus tingkat kabupaten
atau kota, melalui pembinaan, penataran, dan pelatihan.
d. Memberikan dukungan sumber-sumber daya pendidikan untuk kepentingan penyusunan
silabus.
e. Mengupayakan dana secara rutin untuk kepentingan pengembangan kurikulum, khususnya
dalam pengembangan silabus; termasuk penilaian dan monitoring.
f. Memantau penyusunan silabus dan implementasi kurikulum secara keseluruhan pada tingkat
kabupaten dan kota.
g. Menyelenggarakan pelatihan, dan loka karya untuk meningkatkan kualitas implementasi
kurikulum pasa tingkat kabupaten dan kota.
h. Memberikan layanan operasional implementasi kurikulum, dan penyusunan silabus bagi
seluruh kabupaten dan kota.
5. Dinas Pendidikan Kabupaten dan Kota
Peran dan tanggung jawab Dinas Pendidikan Kabupaten dan Kota dalam
pengembangan silabus adalah sebagai berikut.
a. Membentuk tim pengembang silabus tingkat kabupaten/ Kota dan mengembangkan silabus
sesuai dengan kondisi dan kebutuhan daerah. Ini dapet dilakukan dalam kelompok kerja guru
(KKG), atau musyawarah guru mata pelajaran (MGMP) kabupaten/ kota.
b. Mengembangkan rambu-rambu pengembangan silabus yang sesuai dengan kebutuhan daerah
yang bersangkutan, sebagai pedoman tim pengembang silabus, dan bagi sekolah yang mampu
mengembangkannya sendiri.
c. Memberikan kemudahan bagi sekolah yang mampu mengembangkan silabus sendiri.
d. Mengkaji kelayakan silabus yang dibuat oleh sekolah-sekolah yang memiliki kemampuan
untuk mengembangkannya.
e. Memberikan dukungan sumber-sumber daya pendidikan untuk kepentingan penyusunan
silabus.
f. Mendistribusikan silabus untuk diimplementasikan oleh setiap sekolah.
g. Melakukan supervisi, penilaian, dan monitoring terhadap implementasi kurikulum,
khususnya yang berkaitan dengan kesesuaian silabus.
6. Sekolah
Peran dan tanggung jawab sekolah dalam pengembangan silabus adalah sebagai
berikut.
a. Berkolaborasi dengan sekolah lain untuk membentuk tim pengembang silabus tingkat
kecamatan dan mengembangkan silabus sesuai dengan kondisi dan kebutuhan daerah. Ini
dapat dilakukan dalam kelompok kerja guru (KKG), atau musyawarah guru mata pelajaran
(MGMP) kecamatan.
b. Membentuk tim pengembang silabus kurikulum tingkat sekolah bagi yang mampu
melakukannya.
c. Mengembangkan silabus sendiri bagi yang mampu dan memenuhi kriteria untuk
melakukannya.
d. Mengidentifikasi kompetensi sesuai dengan perkembangan peserta didik dan kebutuhan
daerah yang perlu dikembangkan dalam silabus.
e. Memohon bantuan dinas kabupaten dan kota dalam proses penyusunan silabus.
f. Menguji kelayakan silabus yang diimpementasikan di sekolahnya, melalui analisis kualitas
isi, analisis kompetensi dalam kaitannya dengan peningkatan prestasi belajar peserta didik.
g. Memberikan masukan kepada dinas pendidikan kabupaten dan kota, dinas pendidikan
provinsi, Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP), dan pusat kurikulum departemen
pendidikan nasional, berkaitan dengan efektifitas dan efesiensi silabus, berdasarkan kondisi
aktual di lapangan.
h. Menerapkan silabus (melaksanakan pembelajaran) sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan
sekolah, baik buatan sendiri maupun yang disusun oleh sekolah lain.
i. Memperbaiki, dan meningkatkan kualitas silabus dan kualitas pembelajaran secara terus
menerus dan berkesinambungan.
7. Kelas/guru
Peran dan tanggung jawab kelas/guru dalam pengembangan silabus adalah sebagai
berikut.
a. Menganalisis Rancangan Kompetensi dan Indikator Kompetensi, serta Materi Standar.
b. Menyusun Rencan Pelaksanaan Pembelajaran
c. Mengembangkan Strategi Pembelajaran
d. Mengembangkan Media dan Metode Pembelajaran
III.1 Kesimpulan
Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu kelompok mata pelajaran dengan tema
tertentu, yang mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pembelajaran,
indikator, penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar yang dikembangkan oleh setiap satuan
pendidikan. Dalam KTSP, silabus merupakan penjabaran standar kompetensi dan kompetensi
dasar ke dalam materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian
kompetensi untuk penilaian hasil belajar.
Agar pengembangan silabus yang dilakukan oleh setiap satuan pendidikan tetap berada
dalam bingkai pengembangan kurikulum nasional, maka perlu memperhatikan prinsip-prinsip
pengembangan silabus diantaranya adalah: ilmiah, relevan, fleksibel, kontinuitas, konsisten,
memadai, aktual dan kontekstual, efektif dan efisien.
Beberapa manfaat dari silabus ini, diantaranya: sebagai pedoman/acuan bagi
pengembangan pembelajaran lebih lanjut, memberikan gambaran mengenai pokok-pokok
program yang akan dicapai dalam suatu mata pelajaran, sebagai ukuran dalam melakukan
penilaian keberhasilan suatu program pembelajaran, dokumentasi tertulis (witten document)
sebagai akuntabilitas suatu program pembelajaran.
Pengembangan silabus melibatkan berbagai pihak yang mempunyai tanggung jawab
dalam pengembangan silabus diantaranya, Balitbang Depdiknas, BSNP Depdiknas, Pusat
Kurikulum Depsiknas, Dinas Pendidikan Provinsi, Dinas Pendidikan Kabupaten dan Kota,
Sekolah, Guru kelas.
Prosedur pengembangan silabus dalam garis besar mencakup beberapa langkah,
diantaranya: mengisi kolom identitas, mengkaji dan menganalisis standar kompetensi,
mengkaji dan menetukan kompetensi dasar, mengidentifikasi materi standar,
mengembangkan penglaman (standar proses), merumuskan indikator pencapaian kompetensi,
menentukan jenis penilaian, alokasi waktu, dan menentukan sumber belajar.
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pemberlakuan Undang-undang No. 22 tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah menuntut
pelaksanaan otonomi daerah dan wawasan demokrasi yang lebih menyeluruh, tentunya hal ini juga
menyangkut pengelolaan sumber daya manusia. Salah satu upaya untuk mengelola dan
meningkatkan sumber daya manusia, pemerintah harus memiliki keperdulian untuk memperbaiki
perencanaan, pengeloaan, dan penyelenggraan pendidikan di wilayahnya masing-masing.
Selain itu tuntutan globalisasi dalam bidang pendidikan juga perlu dipertimbangkan agar
hasil pendidikan nasional dapat bersaing dengan negara-negara maju. Upaya ke arah ini kini sudah
mulai diwujudkan dengan diperkenalkannya konsep pengelolaan dan penyelenggaraan pendidikan.
B. Rumusan Masalah
BAB II
PEMBAHASAN
Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) disusun untuk setiap KD yang dapat dilaksanakan
dalam satu kali pertemuan atau lebih. Guru merancang penggalan rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP) untuk setiap pertemuan yang sesuai dengan penjadwalan pelajaran di satuan
pendidikan.[1]
a. Kompotensi yang dirumuskan dalam rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) harus jelas; makin
konkret kompetensi makin mudah diamati, dan makin tepat kegiantan-kegiatan yang harus
dilakukan untuk membentuk kompetensi tersebut.
b. Rencana pembelajaran harus sederhana dan fleksibel, serta dapat dilaksanakan dalam kegiatan
pembelajaran dan pembentukan kompetensi peserta didik.
c. Kegiatan-kegiatan yang disusun dan dikembangkan dalam RPP harus menunjang dan sesuai dengan
kompetensi dasar yang telah ditetapkan.
d. Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang dikembangkan harus utuh dan menyeluruh, serta
jelas pencapaiannya.
e. Harus ada koordinasi antar komponen pelaksanaan progam di sekolah, terutama apabila
pembelajaran dilaksanakan secara tim (team teaching) dan moving class.[2]
C. Tujuan Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
a. Memberi kesempatan kepada pendidik untuk merencanakan pembelajaran yang interaktif dan
dapat digunakan untuk mengeksplorasi semua potensi kecakapan majemuk (multiple intellegncis)
yang dimiliki setiap peserta didik.\
b. Member kesempatan kepada pendidik untuk merancang pembelajaran sesuai dengan kebutuhan
peserta didik, dan fasilitas yang dimiliki sekolah.
d. Mempermudah pelaksanaan evaluasi proses pembelajaran, sebagai input guna pebaikan pada
penyusunanan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) selanjutnya (improvement proses).
a. Meningkatkan kemampuan guru dalam merancang pembelajaran sebagai bagian dari kompetensi
pedagogik yang harus dimiliki guru.
b. Proses pembelajaran yang dilakukan akan lebih terarah karena tujuan pembelajaran, materi yang
akan diajarkanm, metode dan penilaian yang akan digunakan telah direncanakan dengan berbagai
pertimbangan.
c. Meningkat rasa percaya diri pendidik pada saat pembelajaran, karena seluruh proses sudah
direncanakan dengan baik.[3]
Proses pembelajaran dirancang dengan berpusat pada peserta didik untuk mendorong
motivasi,minat, kreativitas, inisiatif, inspirasi, kemandirian, dan semangat belajar.
Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) memuat rancangan progam pemberian umpan balik
positif, penguatan, pengayaan, dan remedy,
Identitas mata pelajaran, meliputi: satuan pendidikan, kelas, semester, program-program keahlian,
mata pelajaran atau tema materi pelajaran yang dibahas dan jumlah jam pertemuan
b. Standar kompetensi
Standar kompetensi merupakan kualifikasi atau kemampuan minimal peserta didik dalam menguasai
pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang diharapkan dicapai pada setiap kelas dan/atau semester
pada suatu mata pelajaran.
c. Kompetensi dasar
Kompetensi dasar adalah sejumlah kemampuan yang harus dikuasai peserta didik dalam mata
pelajaran tertentu sebagai rujukan penysunan indikator kompetensi dalam suatu pelajaran.
Indikator kompetensi adalah perilaku yang dapat diukur dan diobservasi untuk menunjukan
ketercapaian kompetensi dasar tertentu yang menjadi acuan penilaian mata pelajaran. Indikator
pencapaian kompetensi dirumuskan dengan menggunakan kata kerja operasioanal yang dapat
diamati dan diukur, yang mencakup pengetahuan, sikap, dan keterampilan.
e. Tujuan pembelajaran
Tujuan pembelajaran menggambarkan proses dan hasil belajar yang diharapkan dicapai oleh peserta
didik sesuai dengan kompetensi dasar.
f. Materi pembelajaran
Meteri pembelajaran memuat fakta, konsep, prinsip, prosedur yang relevan, dan ditulis dalam
bentuk butir-butir uraian sesuai dengan rumusan indikator pencapaian kompetensi.
g. Alokasi waktu
Alokasi waktu ditentukan sesuai dengan keperluan untuk pencapaian KD dan beban belajar.
h. Metode pembelajaran
Metode pembelajaran yang digunakan guru hendaknya dapat menciptakan suasana belajar dan
proses pembelajaran yang kondusif agar peserta didik mencapai kompetensi dasar atau seperangkat
indikator yang telah ditetapkan. Pemilihan metode pembelajaran disesuaikan dengan situasi dan
kondisi peserta didik, karakteristik dari setiap indikator, dan kompetensi yang hendak dicapai pada
setiap mata pelajaran. Pendekatan pembelajaran tematik digunakan untuk peserta didik kelas 1
sampai kelas 3 SD/M I.
i. Kegiatan pembelajaran
1. Pendahuluan
Pendahuluan merupakan kegiatan awal dalam suatu pertemuan pembelajaran yang ditujukan untuk
membangkitkan motivasi dan memfokuskan perhatian peserta didik untuk berpartisipasi aktif dalam
proses pembelajaran ( pemberian appersepsi)
2. Inti
Kegiatan inti merupakan proses pembelajaran untuk mencapai KD. Kegiatan pembelajaran dilakukan
secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk
berpartisipasi aktif, dan memberikan ruang yang cukup bagi prakarya, kreativitas, dan kemandirian
sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Kegiatan ini
dilakukan secara sistematis dan sistemik melalui proses eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi.
3. Penutup
Penutup merupakan kegiatan untuk mengakhiri aktivitas pembelajaran yang dapat dilakukan dalam
bentuk rangkuman atau kesimpulan, penilaian dan refleksi, umpan balik, dan tindak lanjut.
Prosedur dan insrtumen penilaian proses dan hasil belajar disesuaikan dengan indikator pencapaian
kompetensi dan memacu pada standar penialaian.
k. Sumber belajar
Penentuan sumber belajar didasarkan pada standar kompetensi dan kompetensi dasar, serta materi
pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi.[5]
Langkah-langkah minimal dari penyusunan RPP dimulai dari mencantumkan dentitas RPP,
tujuan pembelajaran, meteri pembelajaran, metode pembelajaran, langkah-langkah kegiatan
pembelajaran, sumber belajar, dan penilaian. Setiap komponen mempuanyai arah pengembangan
masing- masing namun semuanya merupakan suatu kesatuan.
a. Mencantumkan identitas
Terdiri atas nama sekolah mata pelajaran, kelas, semester, standar kompetensi, kompetensi dasar,
indikator dan alokasi waktu.
2. Standar kompetensi, kompetensi dasar, dan indikator dikutip dari silabus. (SK, KD, Indikator adalah
suatu alur pikir yang saling terkait tidak dapat dipisahkan).
3. Indikator merupakan:
a) Ciri prilaku (bukti terukur) yang dapat memberikan gambaran bahwa peserta didik telah mencapai
kompetensi dasar.
b) Penanda pencapaian kompetensi dasar yang telah ditandai oleh perubahan prilaku yang dapat
diukur yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
c) Dikembangakan sesuai dengan karakteristik peserta didik, satuan pendidikan, dan potensi daerah.
4. Alokasi waktu diperhitungkan untuk pencapaian satu kompetensi dasar, dinyatakan dalam jam
pelajaran dan banyaknya pertemuan (contoh 2 x 35 menit). Karena itu, waktu untuk mencapai suatu
kompetensi dasar dalam satu atau beberapa kali pertemuan tergantung pada kompetensi dasarnya.
Output (hasil langsung) dari satu paket langsung dari kegiatan pembelajaran. Misalnya:
Kegiatan pembelajaran:
Tujuan pembelajaran, boleh salah satu atau keseluruhan tujukan pembelajararan, misalnya peserta
didik dapat :
Untuk mempermudah penetapan materi pembelajaran, dapat diacu dari indikator. Contoh :
Indikator :
Materi pembelajaran :
Masyarakat pra-islam : kebiasaan buruk masyarakat pra-islam : menyembah berhala, suka minum
minuman keras, hidup boros, bermain judi, berbuat riba, membunuh anak bayi perempuan, suka
berkelahi. Kebiasaan baik orang arab pra-islam : dermawan, suka menepati janji, memiliki tekad
yang kuat, menjaga harga diri, teguh pendirian, dan dapat dipercaya.
Karena itu pada bagian ini dicantumkan pendekatan pembelajaran dan metode yang diintegrasikan
dalam satu kegiatan pembelajaran peserta didik :
Untuk mencapai suatu kompetensi dasar harus dicantumkan langkah-langkah kegiatan setiap
pertemuan. Pada dasarnya, langkah-langkah kegiatan memuat unsur kegiatan
pendahuluan/pembuka, kegiatan inti, dan kegiatan penutup.
Langkah-langkah minimal harus dipenuhi pada setiap unsur kegiatan pembelajaran adalah sebagai
berikut :
1. Kegiatan pendahuluan
a) Orientasi: memusatkan perhatian pada materi yang akan dipelajarkan, dengan cara menunjukan
anda yang menarik, memberikan ilustrasi, membaca berita disuratkan kabar, menampilkan slide
animasi dan sebagainya.
b) Appersepsi : memberikan persepsi awal kepada peserta didik tentang materi yang akan diajarkan.
c) Motivasi : guru memberikan gambaran manfaat mempelajari meteri yang akan disampaikan.
d) Pemberian acuan : biasanya berkaitan dengan kajian ilmu yang akan dipelajari. Acuan dapat berupa
penjelasan materi pokok dan uraian materi pembelajaran secara garis besar.
e) Pembagian kelompok belajar dan penjelasan mekanisme pelaksanaan pengalaman belajar (sesuai
dengan langkah-langkah pembelajaran).
2. Kegiatan inti
Berisi kan langkah-langkah sistematis yang dilalui peserta didik untuk dapat mengkonstruksi ilmu
sesuai dengan kerangka pemikiran masing-masing. Langkah-langkah tersebut disusun sedemikian
rupa agar peserta didik dapat menunjukan perubahan prilaku sebagaimana yang di tuangkan pada
pembelajaran dan indikator. Untuk memudahkan, biasanya kegiatan ini dilengkapi dengan lembaran
kerja siswa (SKS), baik yang berjenis cetak atau mencetak. Khusus untuk pembelajaran berbasis ICT
(information and komunication technology atau teknologi komunikasi dan informasi) yang online
dengan koneksi internet, langkah-langkah kerja peserta didik harus dirumuskan detail mengenai
waktu akses dan alamat website yang jelas. Termasuk alternatif yang harus ditempuh jika koneksi
mengalami kegagalan.
3. Kegiatan penutup
b) Guru memeriksa hasil belajar peserta didik. Dapat dengan memberikan tes tertulis atau tes lisan
atau minta peserta didik untuk mengulang kembali simpulan yang telah disusun atau dalam bentuk
tanya jawab dengan mengambil kurang lebih 25% peserta didik sebagai sampelnya.
c) Memberikan arahan tindak lanjut pembelajaran, dapat berupa kegiatan diluar kelas, di rumah atau
tugas sebagai bagian remedial atau pengayaan.
Pemilihan sumber belajar mengacu pada rumusan yang ada dalam silabus yang dikembangkan.
Sumber belajar mencakup sumber perujukan lingkungan, media, narasumber, alat, dan bahan.
Sumber belajar ditulis secara operasional, dan bisa langsung ditanyakan bahan ajar apa yang
digunakan. Misalnya sumber belajar dalam silabus ditulis buku referensi, dalam RPP harus
dicantumkan bahan ajar yang sebenarnya. Jika menggunakan buku maka harus ditulis judul buku
teks tersebut, pengarang, dan halaman yang diacu. Jika menggunakan bahan ajar berbasis ICT maka
harus ditulis nama file, folder penyipanan, dan bagian atau link file yang digunakan, atau alamat
website yang digunakan sebagai acuan pembelajaran.
g. Menentukan penilaian
Penilaian dijabarkan atas jenis penilaian, bentuk instrument, dan teknik instrument yang dipakai.[6]
a. Pengkajian silabus
a. Penkajian silabus
Secara umum, pada tiap materi pokok di setiap silabus yang diberikan telah terdapat 4 KD yang
bersesuaian dengan aspek KI (sikap kepada tuhan, sikap diri dan terhadap lingkungan, pengetahuan,
dan keterampilan). Untuk memperoleh pencapaian bagi ke-4 KD tersebut, pada silabus telah
dirumuskan kegiatan siswa secara umum saat mengikuti pembelajaran yang didasarkan pada
standar proses. Kegiatan-kegiatan siswa ini sebenarnya adalah rincian dari tahap eksplorasi,
elaborasi, dan konfirmasi, yaitu : Melakukan pengamatan, bertanya, mengumpulkan informasi,
mengolah informasi dan selanjutnya mengkomunikasikan. Kegiatan-kegiatan inilah yang kemudian
dijabarkan secara lebih mendetail pada RPP yang akan dikembangkan. Bentuknya adalah berupa
langkah-langkah yng akan dikerjakan guru dalam pembelajaran, sehingga siswa menjadi terlibat
untuk aktif belajar. Penkajian silabus selain hal tersebut di atas juga dengan merumuskan indikator
KD dan lengkap dengan penilaiannya.
Guru atau pengembang RPP selajuntnya mengidentifikasi meteri pembelajaran yang sesuai untuk
menunjang tercapainya KD. Pengidentifikasian meteri pembelajaran untuk siswa ini harus
mempertimbangkan beberapa hal, yaitu :
3. Tingkat perkembang fisik, intelektual, emosional, sosial, dan spiritual yang dimiliki siswa saat ini
5. Struktur keilmuan
Tujuan pembelajaran bisa diorganisasikan sedemikian rupa sehingga mencakup semua KD atau
dapat pula tujusn pembelajaran diorganisasikan untuk tiap-tiap pertemuan. Tujuan pembelajaran
harus beracuan kepada inf=dikator yang telah diberikan, atau setidaknya tujuan pembelajaran
tersebut harus mengandung dua aspek: Audience(peserta didik) dan Behavior (aspek kemampuan).
Setiap kegiatan pembelajaran didalam RPP didesain sedemikian rupa sehingga akan dapat member
suatu pengalaman belajar (learning experiences) yang bermutu kepada siswa yang didalamnya
terjadi proses mental dan fisik melalui interaksi antar siswa, siswa dengan guru, lingkungan dan
sumber belajar lainnya dengan maksud untuk mencapai KD. Pengalaman belajar yang dimaksud
umumnya akan dapat diwujudkan lewat penggunaan pendekatan pembelajaran yang bervariasi dan
berpusat pada peserta didik (student centered ). Pengalaman belajar juga harus mengakomodasi
pelatihan keterampilan kecakapan hidup (life skills) yang penting untuk dimiliki siswa. Berikut ini
merupakan beberapa hal yang sayogyanya siperhatikan saat guru melakukan pengembangan
kegiatan pembelajaran :
1. Kegiatan pembelajaran didesain agar dapat memberi bantuan kepada guru, agar dapat
melaksanakan proses pembelajaran secara professional.
2. Kegiatan pembelajaran harus menjabarkan urutan kegiatan manajerial yang dilakukan guru,
sehingga nantinya siswa akan dapat melakukan kegiatan yang diharapkan sebagaimana telah tertulis
di silabus.
Kegiatan pembelajaran untuk setiap kali pertemuan adalah skenario langkah-langkah yang harus
dilakukan oleh guru sehingga merangsan siswa utnuk aktif belajar. Kegiatan ini diorganisasikan
menjadi kegiatan : Pendahuluan, inti, dan penutup. Kegiatan inti dijabarkan lebih lanjut dalam
rincian kegiatan eksplorasi, eleborasi, dan konfirmasi, dalam bentuk :mengamati, menanya,
mengumpulkan informasi, mengasosiasiakan, sedangkan pada pembelajaran yang bertujuan
menguasai prosedur untuk melakuakan sesuatu (procedural knowledte), kegaitan pembelajaran
dapat dilakukan oleh guru dalam bentuk pemodelan/demonstrasi (modelling) oleh guru atau
ahlinya, peniruan oleh siswa, pencetakan dan pemberian umpan balik oleh guru, dan pelatihan
lanjutan. (ingat langkah-langkah model pembelajaran langsung/direct instruction).
Pada silabus telah diberikan rujukan mengenai jenis penilaian yang akan digunakan untuk setiap
pembelajarannya. Penilaian pencapaian KD oleh siswa dilakukan dengan didasarkan kepada
indikator yang telah dikembangkan sebelumnya. Penilaian dilakukan dengan menggunakan tes dan
nontes dalam bentuk tertulis (paper and pencil test) maupun lisan, pengamatan kenerja, pengukuran
sikap, penilaian hasil karya berupa tugas, proyek dan/atau produk, penggunaan portofolio, dan
penilaian diri (self assessment). Oelh karena pada setiap pembelajaran siswa dipicu agar
menghasilkan karya, maka penyajian portofolio adalah cara penilaian yang wajib dilakukan pada
jenjang pendidikan dasar dan menengah. Penilaian merupakan serangkaian kegiatan untuk
memperoleh, menganalisis, dan menafsirkan data tentang proses dan hasil belajar siswa yang
dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan, sehingga menjadi informasi yang bermakna
dalam pengambilan keputusan. Nah , untuk merancang sebuah penilaian yang baik dalam
pengembangan RPP misalnya guru, sebaiknya memperhatikan hal-hal berikut :
1. Penilaian diarahkan untuk mengukur pencapaian kompetensi yaitu KD-KD pada KI-3 dan KI-4.
2. Penilaian menggunakan acuan criteria; yaitu berdasarkan apa yang bisa dilakukan peserta didik
setelah mngikuti proses pembelajaran, dan bukan untuk menentukan posisi seseorang terhadap
kelompoknya.
3. System yang direncanakan adalah sistem penilaian yang berkelanjutan, berkelanjutan dalam arti
semua indikator ditagih, kemudian hasilnya dianalisis untuk menentukan KD yang telah dimiliki dan
belum, serta untuk mengetahui kesulitan siswa.
4. Hasil penilaian dianalisis untuk menentukan tindak lanjut. Tindak lanjut berupa perbaikan proses
pembelajaran berikutnya, progam remedi bagi peserta didik yang pencapaian kompetensinya
dibawah ketuntasan, dan progam pengayaan bagi siswa yang telah memenuhi ketuntasan.
5. Sistem penialaian harus disesuaikan dengan pengalaman belajar yang ditempuh dalam proses
pembelajaran. Misalnya, jika pembelajaran menggunakan pendekatan tugas observasi lapangan
maka evaluasi harus diberikan baik pada proses misalnya teknik wawancara, maupun produk berupa
hasil melakukan observasi lapangan.
Didalam menentukan alokasi waktu untuk tiap KD harus didasarkan pada tiap jumlah minggu efektif
dan alokasi waktu mata pelajaran setiap minggu yang tersedia dengan tetap mempertimbangkan
jumlah KD, keluasan, kedalaman, tingkat kesulitan, dan tingkat kepentingan KD. Alokasi waktu yang
telah dituliskan didalam silabus adalah pemikiran waktu rata-rata yang dibutuhkan untuk
penguasaan KD oleh siswa yang beragam. Karena itu, alokasi tersebut dapat dirinci dan disesuaikan
kembali dalam RPP yang dikembangkan guru.
Sumber belajar (learning resources) yang dimaksud dalam kurikulum 2013 dan dikembangkan
didalam RPP merupakan rujukan, objek dan/atau bahan yang digunakan untuk kegiatan
pembelajaran, yang berupa media cetak dan elektronik, nara sumber, serta lingkungan fisik, alam,
sosial, dan budaya.[7]
a. KTSP
1. Standar isi ditentukan terlebih dahulu melalui permendiknas No 22 Tahun 2006. Setelah itu
ditentukan SKL (standar kompetensi lulusan) melalui perdiknas No 23 Tahun 2006.
2. Lebih menekankan pada aspek pengetahuan.
3. Jumlah jam pelajaran lebih sedikit dan jumlah mata pelajaran lebih banyak disbanding kurikulum
2013.
4. Standar proses dalam pembelajaran terdiri dari Eksplorasi, Eleborasi, dan Konfirmasi.
1. SKL (standar kompetensi lulusan) ditentukan terlebh dahulu, melalui permendikbud No 54 Tahun
2013. Setelah itu baru ditentukan standar isi, yang berbentuk kerangka dasar kurikulum, yang
dituangkan dalam permendikbud No 67,68,69, dan 70 Tahun 2013.
2. Aspek kompetensi lulusan ada keseimbangan soft skills dan hard skills yang meliputi aspek
kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan.
3. Di jenjang SD tematik terpadu untuk kelas I-VI di jenjang SD tematik terpadu untuk kelas I-III.
4. Jumlah jam pelajaran per minggu lebih banyak dan jumlah mata pelajaran lebih sedikit disbanding
KTSP.
5. Proses pembelajaran setiap tema di jenjang SD dan semua pelajaran di jenjang SMP/SMA/SMK
dilakukan dengan pendekatan ilmiah (saintific approach), terdiri dari mengamati, menanya,
mengolah, menyajikan, menyimpulkan, dan mencipta.
6. TIK (teknologi informasi dan komunikasi) bukan sebagai mata pelajaran, melainkan sebagai media
pembelajaran.
7. Standar penilaian menggunakan penilaian otentik, yaitu mengukur semua kompetensi sikap,
keterampilan, dan pengetahuan berdasarkan proses dan hasil.
KESIMPULAN
A. Simpulan
Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) disusun untuk setiap KD yang dapat dilaksanakan
dalam satu kali pertemuan atau lebih. Guru merancang penggalan rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP) untuk setiap pertemuan yang sesuai dengan penjadwalan pelajaran di satuan
pendidikan.
[1] Sri Nurhayati Ai, Petunjuk Pelaksanaan Pembuatan RPP terintegrasi TIK. (Jakarta:
Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi pendidikan (PUSTEKOM) Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan (KEMENDIGBUD), 2012) hal. 8.
[3] Joko Sutrisno, Seri Bahan Bimbingan Teknis (BIMTEK), (Jakarta: Pembinaan Sekolah
Menengah Kejuruan, 2008), hal. 4.
[5] Sri Nurhayati Ai, Petunjuk Pembuatan Pelaksanaan RPP, . . . .hal. 8-10.
[7] http://penelitiantindakankelas.blogspot.in/2013/11/langkah-langkah-
pengembangan-rpp.html?m=1 diakses pada tanggal 27 maret pukul 00:46.
MAKALAH
Silabus Dalam Kurikulum
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Makalah
Pengembangan Kurikulum PAI
Dosen Pembimbing : Afiful Ikhwan, M.Pd.I
Di susun Oleh:
1. DINA NUR KHASANAH
2. NURUL KHOMARIYAH
3. SRI UMAYAH
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
SEKOLAH TINGGI AGMA ISLAM (STAI)
MUHAMMADIYAH TULUNGAGUNG
SEPTEMBER 2016
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur kami ucapkan kehadirat ALLAH SWT atas segala rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini yang di ajukan untuk
memenuhi salah satu mata tugas kuliah “PENGEMBANGAN KURIKULUM PAI” di
STAIM Tulungagung.
Sholawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang
telah membimbing kita dari jaman jahiliah munuju ke zaman terang yakni agama
islam.Dengan selesainya makalah ini dengan judul ‘‘SILABUS DALAM KURIKULUM’’
’’ Penyusun mengucapkan terima kasih kepada yang terhormat :
1. Ketua STAIM Tulungagung
2. Dosen Pembimbing AFIFUL IKHWAN, M.Pd.I
3. Serta teman-teman yang telah banyak membantu menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan.Untuk itu dengan
kerendahan hati,kami mengharap kepada semua pihak segala kritik dan saran atas
kesempurnaan makalah ini.
Akhirnya dengan syukur lhamdulillah atas selesainya makalah yang kami buat ini,
teriringi doa semoga bermanfaat bagi penyusun khususnya dan pembaca pada umumnya.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL............................................................................................................ i
KATA PENGANTAR.......................................................................................................... ii
DAFTAR
ISI......................................................................................................................... iii
BAB I. PENDAHULUAN................................................................................................... 1
A. LATAR BELAKANG................................................................................................. 1
B. RUMUSAN MASALAH............................................................................................. 1
C. TUJUAN PENULISAN............................................................................................... 1
BAB II. PEMBAHASAN.................................................................................................... 2
A. Pengertian Silabus...................................................................................................... 2
B. Pengembangan Silabus.............................................................................................. 2
C. Prinsip Pengembangan dan Unit Waktu Silabus......................................................... 3
D. Langkah-Langkah Pengembangan Silabus................................................................. 4
BAB III. PENUTUP............................................................................................................. 7
KESIMPULAN........................................................................................................... 7
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................... 8
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Di dalam Peraturan Pemerintah No 19 Tahun 2015 tentang Standar Nasional Pendidikan di
jelaskan : (1) Sekolah dan komite sekolah, atau madrasah dan komite madrasah, mengembangkan
kurikulum tingkat satuan pendidikan dan silabus berdasarkan kerangka dasar kurikulum dan setandar
kompetensi lulusan, di bawah supervise dinas kabupaten/kota yang bertanggung jawab di bidang
pendidikan untuk SD, SMP, SMA, dan SMK, serta Departemen yang menangani urusan
pemerintahan di bidang agama untuk MI, MTs, MA, dan MAK (pasal 17 ayat 2), (2)
Perencanaan proses pembelajaran meliputi silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)
yang memuat sekurang-kurangnya tujuan pembelajaran, materi ajar, metode pembelajaran, sumber
belajar, dan penilaian hasil belajar (pasal 20)[1]
Berdasarkan ketentuan di atas, daerah atau sekolah/madrasah memiliki ruang gerak yang luas
untuk melakukan modifikasi dan mengembangkan variasi-variasi penyelenggaraan pendidikan sesuai
dengan keadaan, potensi, dan kebutuhan daerah serta kondisi siswa . Silabus dan RPP merupakan
kurikulum yang secara langsung akan di gunakan untuk memberikan perlakuan terhadap kelompok
belajar peserta didik. Karena itu silabus dan RPP bersifat fleksibel, di sesuaikan dengan peserta
didik,di butuhkan rekaman hasil pelaksanaan serta di butuhkan tindak lanjut untuk di lakukan
perbaikan atau peningkatan secara twrus menerus.
Mengembangkan dan menyusun silabus merupakan tugas dan tanggung jawab professional
setiap guru mata pelajaran. Oleh karena itu setiap guru di tuntut memiliki kemampuan
untuk mengembangkan silabus setiap mata pelajaran yang diampunya sesuai dengan kondisi
sekolah/madrasah mereka masing-masing.
Banyak contoh silabus, namun para guru harus mampu mengkritisi dan membuat sendiri
sesuai dengan kondisi masing-masing sehingga dengan demikian para guru di tuntut seca terus
menerus untuk dapat mengembangkan dan meningkatkan mutu perencanaan yang di tuangkan
dalam silabus. Hal inilah yang melatar belakangi kami dalam membuat makalah dengan judul
“Silabus dalam Kurikulum”.
B. RumusanMasalah
1. Apakah pengertian silabus ?
2. Siapakah pengembang silabus ?
3. Bagaimanakah prinsip-prinsip dan unit Waktu silabus ?
4. Bagaimanakah langkah-langkah pengembangan silabus ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian silabus
2. Untuk mengetahui prinsip-prinsip dan unit waktu silabus
3. Untuk mengetahui pengembangan silabus
4. Untuk mengetahui langkah-langkah pengembangan silabus
BAB II
PEBAHASAN
A. Pengertian Silabus
Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu kelompok mata pelajaran
atau tema tertentu yang mencakup setandar kompetensi,kompetensi dasar, materi
pokok atau pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator, penilaian, alokasi
waktu,dan sumber/bahan/alat belar. Silabus merupakan penjabaran setandar
kompetensi dan kompetensi dasar kedalam materi pokok/pembelajaran, kegiatan
pembelajaran, indikator pencapaian kompotensi untuk penilaian.[2]
Dengan demikian silabus yang pengembangannya di serahkan kepada guru
yang berbeda antara satu guru dengan guru yang lain,baik dalam satu daerah
ataupun dalam daerah yanga berbeda, Namun demikian dengan memperhatikan
hakekat silabus di atas,suatu silabus minimal memuat lima komponen utama, yakni
:standar kompotensi,kompotensi dasar,indikator,materi standar,standar
proses(kegiatan belajar mengajar),dan standar penilaian.Pengembangan terhadap
komponen-komponen tersebut merupakan kewenangan mutlak guru, termasuk
pengembangan format silabus,dan penambahan komponen –komponen lain dalam
situs di luar komponen minimal . Semakin rinci silabus, semakin memudahkan guru
dalam menjabarkannya ke dalam rencana pelaksanaanya pembelajaran.[3]
Silabus bermanfaat sebagai pedoman sumber pokok dalam pengembangan
pelajaran lebih lanjut, mulai dari pembuatan rencana pembelajaran,pengelola
kegiatan pembelajaran,dan pegembangan sistem penilaian.
B. Pengembangan Silabus
Pengembangan silabus dapat di lakukan oleh para guru secara mandiri
atau berkelompok dalam sebuah sekolah atau beberapa sekolah, kelompok
Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) pada atau Pusat Kegiatan
Guru(PKG),dinas pendidikan.
1. Di susun secara mandiri oleh guru apa bila guru yang bersangkutan mampu
mengenali karakteristik siswa,kondisi sekolah dan lingkungannya.
2. Apa bila guru mata pelajaran karena sesuatu hal belum dapat melaksanakan
pengembangan silabus secara mandiri, maka pihak sekolah dapat mengusahakan
untuk membentuk kelompok guru mata pelajaran untuk mengembangkan silabus
yang akan digunakan oleh sekolah tersebut.
3. Di SD/MI semua guru kelas, dari kelas I sampai dengan kelas VI, menyusun silabus
secara bersama. Di SMP/MTs untuk mata pelajaran IPA dan IPS terpadu di susun
secara bersama oleh guru yang terkait.
4. Sekolah yang mengembangkan silabus secara mandiri, sebaiknya bergabung
dengan sekolah-sekolah lain melalui forum MGMP/PKG untuk bersama-sama
mengembangkan silabus yang akan di gunakan oleh sekolah-sekolah dalam lingkup
MGMP/PKG setempat.
5. Dinas pendidikan setempat dapat memfasilitasi penyusunan silabus dengan
membentuk sebuah tim yang terdiri dari para guru berpengalaman di bidangnya
masing-masing.[4]
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
1. Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu kelompok mata pelajaran atau
tema tertentu yang mencakup setandar kompetensi,kompetensi dasar, materi pokok
atau pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator, penilaian, alokasi waktu,dan
sumber/bahan/alat belar. Silabus merupakan penjabaran setandar kompetensi dan
kompetensi dasar kedalam materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran,
indikator pencapaian kompotensi untuk penilaian.
2. Pengembangan silabus dapat dilakukan oleh para guru secara mandiri atau
berkelompok dalam sebuah sekolah atau beberapa sekolah, kelompok musyawarah
Guru Mata Pelajaran (MGMP) pada atau pusat Kegiatan Guru (PKG) dan Dinas
Pendidikan.
DAFTAR PUSTAKA
Dr. E. Mulyasa, M.Pd. 2007, Kurikulum tingkat Satuan Pendidika, (Bandung: PT Remaja
Rosda Karya.
Prof. Dr. H. Muhaimin, M.A Dk. 2008 Pengembangan Model KurikulumTingkat Satuan
Pendidikan (KTSP). Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Wiji hidayati, 2012. Pengembangan Kurikulum,Yogyakarta: PT. Pustaka Insan Madani.
[1] Prof. Dr. H. Muhaimin, M,A. dkk, Pengembangan Model Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP), (Jakarta: PT Raja Grofindo Persada, 2008), hal. III
[2] Wiji Hidayati, Pengembangan Kurikulum, (Yogyakarta):PT.Pustaka Insan Madani , 2012), hal 185.
[3] Dr. E .Mulyasa ,M.Pd,Kurikulum Tingkat Kesatuan Pendidikan,(Bandung:PT Remaja Rosda Karya
, 2007 ) , hal 191.
[4] Prof, Dr.H.Muhaimin, M.A.dkk, pengembangan Model Kurikulum Tingkat Satuan pendidikan
(KTSP) , (Jakarta : PT Raja Grafindo Persada , 2008), hal . 115
[5] ibid
[6] Ibid hal 2
[7] Wiji Hidayati,perkembangan kurikulum, (Yogyakarta: PT.Pustaka Insan Madani, 2012), hal.188-
192
Untuk dapat melaksanakan tugas profesionalnya dengan baik, calon guru harus memiliki empat standar
kompetensi guru, yaitu (1) kompetensi pedagogis, (2) kompetensi kepribadian, (3) kompetensi sosial, dan (4)
kompetensi profesional.
Perencanaan Pembelajaran diharapkan dapat menjadi bekal para calon guru tentang berbagai aspek yang terkait
kurikulum dan pembelajaran. Dalam sistem pendidikan nasional, kita mengenal tiga komponen utama, yakni (1)
peserta didik, (2) guru, dan (3) kurikulum. Dalam proses belajar mengajar, ketiga komponen tersebut terdapat
hubungan yang tidak dapat dipisahkan antara satu dengan yang lain. Tanpa peserta didik, guru tidak akan dapat
melaksanakan proses pembelajaran. Tanpa guru para siswa juga tidak akan dapat secara optimal belajar. Tapa
kurikulum, guru pun tidak akan mempunyai bahan ajar yang akan diajarkan kepada peserta didik.
Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) adalah rencana yang menggambarkan prosedur dan pengorganisasian
pembelajaran untuk mencapai satu kompetensi dasar yang ditetapkan dalam Standar Isi dan telah dijabarkan
dalam silabus. Ruanglingkup Rencana Pembelajaran paling luas mencakup 1 (satu) kompetensi dasar yang
terdiri atas 1 (satu) atau beberapa indikator untuk 1 (satu) kali pertemuan atau lebih.perencanaan merupakan
langkah yang sangat penting sebelum pelaksanaan kegiatan. Kegiatan belajar mengajar (KBM) membutuhkan
perencanaan yang matang agar berjalan secara efektif. Perencanaan KBM dituangkan ke dalam Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) atau beberapa istilah lain seperti desain pembelajaran, skenario pembelajaran.
RPP memuat seluruh KD, indikator yang akan dicapai, materi yang akan dipelajari, langkah pembelajaran,
waktu, media dan sumber belajar serta penilaian untuk setiap KD.
Rencana pelaksanaan pembelajaran harus dibuat agar kegiatan pembelajaran berjalan sistematis dan mencapai
tujuan pembelajaran, tanpa rencana pelaksanaan pembelajaran kegiatan pembelajaran di kelas biasanya tidak
terarah. Oleh karena itu peserta harus mampu menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran berdasarkan silabus
yang disusunnya. PAKEM
Format RPP
Yang dimaksud pengembangan kurikulum adalah proses penyusunan kurikulum oleh pengembang kurikulum
(curriculum developer) dan kegiatan yang dilakukan agar kurikulum yang dihasilkan dapat menjadi bahan ajar
dan acuan yang digunakan untuk mencapai tujuan pendidikan nasional.
Secara umum, perubahan dan penyempurnaan kurikulum dilakukan setiap sepuluh tahun sekali. Perubahan
kurikulum tersebut dilakukan agar kurikulum tidak ketinggalan dengan perkembangan masyarakat, termasuk
ilmu pengetahuan dan teknologinya. Kurikulum yang pernah diberlakukan secara nasional di Indonesia dapat
dijelaskan dalam tabel sebagai berikut:
Tabel Kronologis Perkembangan Kurikulum di Indonesia
Para pakar kurikulum telah mencoba untuk mendefinisikan kurikulum. Dari sekian banyak definisi tersebut
dalam modul ini akan dikemukakan beberapa definisi.
a. Dalam Kurikulum, buku pertama diterbitkan pada subjek, tahun 1918, John Franklin Bobbitt mengatakan
bahwa, kurikulum adalah arena rekayasa sosial. Per-nya praduga dan sosial budaya definisi, perumusan
kurikuler-nya memiliki dua fitur utama: (i) bahwa ahli ilmiah terbaik akan memenuhi syarat untuk dan
dibenarkan dalam merancang kurikulum berdasarkan pengetahuan para ahli mereka sifat-sifat apa yang
diinginkan orang dewasa anggota masyarakat, dan yang pengalaman akan menghasilkan kualitas kata, dan (ii)
kurikulum didefinisikan sebagai perbuatan-pengalaman siswa seharusnya menjadi dewasa dia seharusnya
menjadi.
b. Oleh karena itu, ia mendefinisikan kurikulum sebagai ideal, dan bukan sebagai realitas konkret perbuatan dan
pengalaman yang membentuk orang untuk siapa dan apa yang mereka.
c. Contemporary dilihat dari kurikulum menolak ciri Bobbitt Postulat, tapi mempertahankan dasar kurikulum
sebagai pengalaman saja (s) yang membentuk manusia dalam kepada orang-orang. Pembentukan pribadi melalui
kurikulum yang dipelajari pada tingkat pribadi dan pada tingkat kelompok, yaitu budaya dan masyarakat
(misalnya pembentukan profesional, disiplin akademis melalui pengalaman sejarah). Pembentukan kelompok
timbal-balik, dengan pembentukan dari masing-masing peserta.
d. Meskipun secara resmi muncul di Bobbitt definisi, kurikulum sebagai rangkaian pengalaman formatif juga
meliputi karya John Dewey (yang tidak sependapat dengan Bobbitt pada masalah-masalah penting). Meskipun
Bobbitt’s dan Dewey’s idealis pemahaman tentang “kurikulum” berbeda dari arus, Pembatasan penggunaan
kata, penulis dan peneliti kurikulum umumnya berbagi sebagai Common, pemahaman substantif kurikulum.
e. Dalam pendidikan formal atau persekolahan (bdk. pendidikan), kurikulum adalah seperangkat mata kuliah,
tentu saja bekerja, dan konten yang ditawarkan di sekolah atau universitas. Sebuah kurikulum mungkin sebagian
atau seluruhnya ditentukan oleh eksternal, badan otoritatif (yaitu Kurikulum Nasional untuk Inggris di sekolah-
sekolah bahasa Inggris). Di AS, setiap negara, dengan individu distrik sekolah, menetapkan kurikulum yang
diajarkan. Setiap negara, bagaimanapun, membangun kurikulumnya dengan partisipasi yang besar dari
kelompok mata pelajaran akademis nasional dipilih oleh Amerika Serikat Departemen Pendidikan, misalnya
Dewan Nasional Guru Matematika (NCTM) untuk pengajaran matematika. Di Australia setiap negara
menetapkan kurikulum Departemen Pendidikan. UNESCO Biro Pendidikan Internasional memiliki misi utama
mempelajari kurikulum dan pelaksanaannya di seluruh dunia.
f. Kurikulum berarti dua hal: (i) berbagai program studi dari mana siswa memilih apa materi untuk belajar, dan
(ii) program pembelajaran tertentu. Dalam kasus terakhir, kurikulum kolektif menggambarkan pengajaran,
pembelajaran, dan bahan-bahan penilaian yang tersedia untuk suatu program studi.
g. Edward A. Krug mendefinisikan kurikulum sebagai berikut. “Sebuah kurikulum terdiri dari sarana yang
digunakan untuk mencapai atau melaksanakan tujuan yang diberikan sekolah”.
C. ORGANISASI KURKULUM
Istilah kurikulum mempunyai berbagai macam arti jika kita telusuri maka akan kita kenal berbagai macam
kurikulum ditinjau dari berbagai aspek:
• Ditinjau dari konsep dan pelaksanaannya, kita mengenal beberapa istilah kurikulum sebagai berikut:
1. Kurikulum ideal, yaitu kurikulum yang berisi sesuatu yang ideal, sesuatu yang dicita-citakan sebagaimana
yang tertuang di dalam dokumen kurikulum
2. Kurikulum aktual, yaitu kurikulum yang dilaksanakan dalam proses pengajaran dan pembelajaran. Kenyataan
pada umumnya memang jauh berbeda dengan harapan. Namun demikian, kurikulum aktual seharusnya
mendekati dengan kurikulum ideal. Kurikulum dan pengajaran merupakan dua istilah yang tidak dapat
dipisahkan. Kurikulum merujuk kepada bahan ajar yang telah direncanakan yang akan dilaksanakan dalam
jangka panjang. Sedang pengajaran merujuk kepada pelaksanaan kurikulum tersebut secara bertahap dalam
belajar mengajar.
3. Kurikulum tersembunyi (hidden curriculum), yaitu segala sesuatu yang terjadi pada saat pelaksanaan
kurikulum ideal menjadi kurikulum faktual. Segala sesuatu itu bisa berupa pengaruh guru, kepala sekolah,
tenaga administrasi, atau bahkan dari peserta didik itu sendiri. Kebiasaan guru datang tepat waktu ketika
mengajar di kelas, sebagai contoh, akan menjadi kurikulum tersembunyi yang akan berpengaruh kepada
pembentukan kepribadian peserta didik.
• Berdasarkan struktur dan materi mata pelajaran yang diajarkan, kita dapat membedakan:
1. Kurikulum terpisah-pisah (separated curriculum), kurikulum yang mata pelajarannya dirancang untuk
diberikan secara terpisah-pisah. Misalnya, mata pelajaran sejarah diberikan terpisah dengan mata pelajaran
geografi, dan seterusnya.
2. Kurikulum terpadu (integrated curriculum), kurikulum yang bahan ajarnya diberikan secara terpadu. Misalnya
Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan fusi dari beberapa mata pelajaran sejarah, geografi, ekonomi, sosiologi, dan
sebagainya. Dalam proses pembelajaran dikenal dengan pembelajaran tematik yang diberikan di kelas rendah
Sekolah Dasar. Mata pelajaran matematika, sains, bahasa Indonesia, dan beberapa mata pelajaran lain diberikan
dalam satu tema tertentu.
3. Kurikulum terkorelasi (corelated curriculum), kurikulum yang bahan ajarnya dirancang dan disajikan secara
terkorelasi dengan bahan ajar yang lain.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 (UU 20/2003) tentang Sistem Pendidikan Nasional
dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 tahun 2005 (PP 19/2005) tentang Standar Nasional
Pendidikan mengamanatkan kurikulum pada jenjang pendidikan dasar dan menengah disusun oleh satuan
pendidikan dengan mengacu kepada standar isi (SI) dan standar kelulusan (SKL) serta berpedoman pada
panduan yang disusun oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP). Selain dari itu, penyusunan KTSP juga
harus mengikuti ketentuan lain yang menyangkut kurikulum dalam UU 20/2003 dan PP 19/2005
1. Definisi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang
digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan
tertentu. Tujuan tertentu ini meliputi tujuan pendidikan nasional serta kesesuaian dengan kekhasan, kondisi dan
potensi daerah, satuan pendidikan dan peserta didik. Oleh sebab itu kurikulum disusun oleh satuan pendidikan
untuk memungkinkan penyesuaian program pendidikan dengan kebutuhan dan potensi yang ada di daerah.
Kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) adalah kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan oleh
masing-masing satuan pendidikan.
Konsep dasar KTSP meliputi 3 (tiga) aspek yang saling terkait, yaitu (a) kegiatan pembelajaran, (b) penilaian,
dan (c) pengelolaan kurikulum berbasis sekolah.
a. Dilakukan oleh guru untuk mengetahui tingkat penguasaan kompetensi yang ditetapkan, bersifat internal,
bagian dari pembelajaran, dan sebagai bahan untuk peningkatan mutu hasil belajar;
b. Berorientasi pada kompetensi, mengacu pada patokan, ketuntasan belajar, dilakukan melalui berbagai cara,
yaitu (a) portfolios (kumpulan kerja siswa), (b) products (hasil karya), (c) projects (penugasan), (d)
performances (unjuk kerja), dan (e) paper & pen test (tes tulis).
4. Landasan KTSP
Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang beragam mengacu pada standar nasional
pendidikan untuk menjamin pencapaian tujuan pendidikan nasional. Standar nasional pendidikan terdiri atas
standar isi, proses, kompetensi lulusan, tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan, pembiayaan
dan penilaian pendidikan. Dua dari kedelapan standar nasional pendidikan tersebut, yaitu Standar Isi (SI) dan
Standar Kompetensi Lulusan (SKL) merupakan acuan utama bagi satuan pendidikan dalam mengembangkan
kurikulum.
a. Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik dan lingkungannya.
Kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsip bahwa peserta didik memiliki posisi sentral untuk
mengembangkan kompetensinya agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggung jawab. Untuk mendukung pencapaian tujuan tersebut pengembangan kompetensi peserta didik
disesuaikan dengan potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik serta tuntutan lingkungan.
Memiliki posisi sentral berarti kegiatan pembelajaran berpusat pada peserta didik.
Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan keragaman karakteristik peserta didik, kondisi daerah,
jenjang dan jenis pendidikan, serta menghargai dan tidak diskriminatif terhadap perbedaan agama, suku, budaya,
adat istiadat, status sosial ekonomi, dan jender. Kurikulum meliputi substansi komponen muatan wajib
kurikulum, muatan lokal, dan pengembangan diri secara terpadu, serta disusun dalam keterkaitan dan
kesinambungan yang bermakna dan tepat antarsubstansi.
Kurikulum dikembangkan atas dasar kesadaran bahwa ilmu pengetahuan, teknologi dan seni yang berkembang
secara dinamis. Oleh karena itu, semangat dan isi kurikulum memberikan pengalaman belajar peserta didik
untuk mengikuti dan memanfaatkan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.
Pengembangan kurikulum dilakukan dengan melibatkan pemangku kepentingan (stakeholders) untuk menjamin
relevansi pendidikan dengan kebutuhan kehidupan, termasuk di dalamnya kehidupan kemasyarakatan, dunia
usaha dan dunia kerja. Oleh karena itu, pengembangan keterampilan pribadi, keterampilan berpikir,
keterampilan sosial, keterampilan akademik, dan keterampilan vokasional merupakan keniscayaan.
Substansi kurikulum mencakup keseluruhan dimensi kompetensi, bidang kajian keilmuan dan mata pelajaran
yang direncanakan dan disajikan secara berkesinambungan antarsemua jenjang pendidikan.
Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan kepentingan nasional dan kepentingan daerah untuk
membangun kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Kepentingan nasional dan kepentingan daerah
harus saling mengisi dan memberdayakan sejalan dengan motto Bhineka Tunggal Ika dalam kerangka Negara
Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
REFERENSI
1. McNeil, John. 1985. Curriculum, A Comprehensive Introduction. Boston: Little, Brown and Company.
2. Oemar Hamalik. 1995. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.
3. Suparlan. 2004. Mencerdaskan Kehidupan Bangsa, dari Konsepsi Ke Implentasi. Yogyakarta: Hikayat
Publishing.
4. Suparlan. 2005. Menjadi Guru Efektif. Yogyakarta: Hikayat Publishing.
5. Widiastono, Tonny D. Pendidikan Manusia Indonesia. Jakarta: Penerbit Buku Kompas.
6. Konvensi Nasional Pendidikan Indonesia II. 1994. Kurikulum Untuk Abad Ke-21. Jakarta: PT Gramedia
Widiasarana Indonesia.
7. Rochman Natawidjaja (Ed). 1979. Pembinaan dan Pengembangan Kurikulum, Alat Peraga, dan Komunikasi
Pendidikan. Jakarta: Depatemen Pendidikan dan Kebudayaan.
kedudukan silabus
“KEDUDUKAN SILABUS DALAM PENGEMBANGAN KURIKULUM”
Makalah
BAB I
PENDAHULUAN
B. Rumusan Masalah
a. Apa itu Silabus?
b. Apa saja yang termasuk dalam ruang lingkup silabus?
c. Bagaimana pengembangan silabus dalam implementasi kurikulum?
d. Apa saja prinsip-prinsip dalam pengembangan silabus?
e. Bagaimana langkah-langkah pengembangan silabus?
f. Bagaimana prosedur dan format-format silabus?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian silabus
Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu dan/atau kelompok mata
pelajaran/tema tertentu yang mencakup identitas mata pelajaran, standar kompetensi, dan
kompetensi dasar, materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator, penilaian,
alokasi waktu, dan sumber belajar.[1]
Silabus kurikulum adalah pengorganisasian dari sejumlah indikator pencapaian hasil
belajar ke dalam satuan bahan ajar beserta uraiannya dalam satuan kelas (semester) yang
secara hierarkis fungsional dalam urutan waktu tertentu guna mencapai kemampuan dasar
yang ditetapkan. Dengan demikian silabus adalah hasil dari elaborasi kompetensi dasar yang
terdapat dalam kerangka dasar kurikulum nasional. Silabus merupakan penjabaran kerangka
dasar kurikulum nasional yang disusun sebagai acuan dalam perencanaan pembelajaran pada
satuan bahan ajar dan program-program jangka pendek yang lebih kecil.[2]
Silabus kurikulum disusun pada lingkungan daerah dan sekolah, disusun oleh guru-
guru mata pelajaran atau beberapa guru dari kelompok mata pelajaran bersama/atas
bimbingan kepala sekolah dan pengawas pendidikan serta dapat memperdayakan stakeholder
setempat.
Silabus memiliki beberapa fungsi penting, yaitu:
1. Penjabaran standar kompetensi dan kompetensi dasar dalam kurikulum ke dalam materi
pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi untuk
penilaian, sehingga memudahkan guru dalam menerjemahan kurikulum ke dalam tataran
perencanaan dan implementasi pembelajaran di sekolah.
2. Acuan untuk membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yaitu rencana yang
menggambarkan prosedur dan pengorganisasian pembelajaran untuk mencapai satu
kompetensi dasar yang ditetapkan dalam standar isi dan dijabarkan dalam silabus.[3]
g. Penilaian
Penilaian pencapaian kompetensi dasar peserta didik dilakukan berdasarkan
indikator. Didalam kegiatan penilaian ini terdapat tiga komponen penting yaitu:
1) Teknik Penilaian
2) Bentuk Instrumen
3) Contoh Instrumen
h. Alokasi Waktu
Alokasi waktu adalah jumlah waktu yang dibutuhkan untuk ketercapaian suatu
Kompetensi Dasar tertentu, dengan memperhatikan:
1) Minggu efektif per semester
2) Alokasi waktu mata pelajaran
3) Jumlah kompetensi per semester.
i. Sumber Belajar
Sumber belajar merupakan segala sesuatu yang diperlukan dalam proses pembelajaran,
berupa: buku teks, media cetak, media elektronika, narasumber, lingkungan alam sekitar, dan
sebagaianya.[6]
SILABUS
Catatan:
Kegiatan pembelajaran : kegiatan-kegiatan yang spesifik yang dilakukan siswa untuk
mencapai SK dan KD
Alokasi waktu : termasuk alokasi penilaian yang terintegrasi dengan pembelajaran (n x 35
menit)
Sumber belajar : buku teks, alat, bahan, narasumber, atau lainnya.
Format 2 : Horizontal
SILABUS
BAB III
PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
Akbar, Sa’dun. 2013. Instrumen Perangkat Pembelajaran. Cetakan kedua. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Daryanto. Aris Dwicahyono. 2014. Pengembangan Perangkat Pembelajaran (Silabus, RPP,
Bahan Ajar). Cetakan Pertama.Yogyakarta: Penerbit Gava Media.
Haryati, Nik. 2011. Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam. Bandung: CV Alfabeta.
Komalasari, Kokom. 2011. Pembelajaran Kontekstual: Konsep dan Aplikasi. Cetakan Kedua.
Bandung: PT Refika Aditama.
Mulyasa, E. 2006. Impplementasi Kurikulum 2004 Panduan Pembelajaran KBK. Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya.
Sanjaya, Wina. 2015. Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Cetakan Ketujuh Jakarta:
Kencana.
Trianto. 2011. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif: Konsep, Landasan, dan
Implementasinya pada Kurikulum Satuan Tingkat Pendidikan (KTSP). Cetakan Keempat.
Jakarta: Kencana.
[1] Kokom Komalasari, Pembelajaran Kontekstual: Konsep dan Aplikasi, Cetakan Kedua (Bandung:
PT Refika Aditama, 2011), hlm. 180.
[2] Nik Haryati, Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam (Bandung: CV Alfabeta, 2011),
hlm. 149.
[3] Kokom komalasari, Ibid.
[4] Sa’dun Akbar, Instrumen Perangkat Pembelajaran, Cetakan kedua (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2013), hlm. 30-32.
[5] Wina Sanjaya, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran, Cetakan Ketujuh (Jakarta:
Kencana, 2015), hlm. 57-58.
[6]Daryanto dan Aris Dwicahyono. Pengembangan Perangkat Pembelajaran (Silabus, RPP, Bahan
Ajar). Cetakan Pertama(Yogyakarta:Penerbit Gava Media, 2014), hlm. 11-19.
[7]Sa’dun Akbar, Instrumen Perangkat Pembelajaran, Cetakan kedua (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2013), hlm. 7-8.
[8] Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif: Konsep, Landasan, dan
Implementasinya pada Kurikulum Satuan Tingkat Pendidikan (KTSP), Cetakan Keempat (Jakarta: Kencana,
2011), hlm. 202-211.
[9] E.Mulyasa. Impplementasi Kurikulum 2004 Panduan Pembelajaran KBK. (Bandung:PT. Remaja
Rosdakarya,2006), hlm. 40-41.
BAB II
PEMBAHASAN
A. silabus
1. Pengertian Silabus
Istilah silabus dapat di definisikan sebagai “ Garis besar,ringkasan,ikhtisar atau
pokok-pokok isi atau materi pelajaan” (Salim, 1987 : 98 ). Silabus di gunakan untuk
menyebut suatu produk pengembangan kurikulum berupa penjabaran lebih lanjut dari
setandar kompetensi dan kempuan dasar yang ingin dicapai, dan pokok-pokok serta uraian
materi yang perlu dipelajari siswa dalam mencapai setandar kompetensi dan kemampuan
dasar.
Silabus adalah rancangan pembelajaran yang berisi rencana bahan ajar mata pelajaran
tertentu pada jenjang dan kelas tertentu, sebagai, hasil dan seleksi, pengelompokan,
pengaturan, dan penyajian materi kurikulum, yang di pertimbangkan berdasarkan ciri dan
kebutukan daerah setempat.
2. Isi silabus
Dalam silabi hanya tercakup bidang setudi atau mata pelajaran yang harus di ajarkan selama
waktu setahun atau satu semester. Pada umumnya suatu silabus paling sedikit harus
mencakup unsur-unsur :
a. Tujuan mata pelajaran yanga akan di ajarkan.
b. Sasaran-sasaran mata pelajaran.
c. Ketrampilan yang diperlukan agar dapat menuasai mata pelajaran tersebut dengan baik.
d. Urutan topik-topik yang di ajarkan.
e. Aktifitas dan sumber-sumber belajar pendukung keberhasilan pengajaran.
f. Berbagai teknik evaluasi yang di gunakan.
3. Manfaat silabus
Silabus bermanfaat sebagai pedoman dalam pengembangan pembelajaran, seperti pembuatan
rencana pembelajaran, pengelolaan kegiatan pembelajaran, baik rencana pembelajaran untuk
satu standar kompetensi maupun satu kompetensi dasar. Silabus juga bermanfaat sebagai
pwdomn untuk merencanakan pengelolaan kegiatan belajar secara klasikal, kelompok
kecilatau pembelajaran ecara individual. Demikian pula, silabus sangat bermanfaat untuk
mengembangkan sistem penilaaian selalu mengacu pada setandar kompetensi , kompetensi
dasar dan pembelajaran yang terdapat di dalam silabus.
Nama Sekolah :
Mata Pelajaran :
Kelas/Program :
Semester :
Standar Kompetensi :
4. Fungsi silabus
Ada beberapa funngsi silabus di antaranya adalah sebagai berikut :
a. Penjabaran dari kompetensi dan kompetensi dasar dalam kurikulum ke dalam materi
pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi untuk
penilaian , sehingga memudahkan guru dalam menerjemahkan kurikulum ke dalam tataran
perencanaan dan impementasi pembelajarab di sekolah.
b. Acuanuntuk menbuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yaitu rencana yang
menggambarkan prosedur dalam pengorganisasian pembelajaran untuk mencapai satu
kompetensi dasar yang di tetepan dalam setandar isi dan di jabarkan dalam silabus.[1]
5. Komponen dan setruktur silabus
Silabus hendknya mempunyai komponen-komponen di bawah ini, dan di susun berdasarkan
setruktur sebagai berikut:
a. Identitas silabus
b. Setandar Kompetensi
c. Kompetensi Dasar
d. Materi Pokok/Pembelajaram
e. Kegiatan Pembelajaran
f. Indikator
g. Penilaian
h. Alokasi waktu
i. Sumber Belajar.
………………………. ……………………………
ANALISIS ALOKASI WAKTU
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Berlandaskan Undang-Undang Republik Indonesia nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan
Peraturan Pemerintah (PP) nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (SNP), Pemerintah melalui
Departemen Pendidikan Nasional, berkewajiban menetapkan berbagai peraturan tentangstandar penyelenggaraan
pendidikan di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Standar nasional pendidikan yang
dimaksud meliputi: (1) standar isi, (2) standar kompetensi lulusan, (3) standar proses, (4) standar pendidik dan tenaga
kependidikan, (5) standar sarana dan prasarana, (6) standar pengelolaan, (7) standar pembiayaan, dan (8) standar
penilaian pendidikan.
Dalam pencapaian standar isi (SI) yang memuat standar kompetensi (SK) dan kompetensi dasar (KD) yang harus
dicapai oleh peserta didik setelah melalui pembelajaran dalam jenjang dan waktu tertentu, sehingga pada gilirannya
mencapai standar kompetensi lulusan (SKL) setelah menyelesaikan pembelajaran pada satuan pendidikan tertentu
secara tuntas. Agar peserta didik dapat mencapai SK, KD, maupun SKL secara optimal, perlu didukung oleh berbagai
standar lainnya dalam sebuah sistem yang utuh. Salah satu standar tersebut adalah standar proses.
PP nomor 19 tahun 2005 yang berkaitan dengan standar proses mengisyaratkan bahwa guru diharapkan dapat
mengembangkan perencanaan pembelajaran, yang kemudian dipertegas malalui Peraturan Menteri Pendidikan
Nasional (Permendiknas) nomor 41 tahun 2007 tentang Standar Proses, yang antara lain mengatur tentang perencanaan
proses pembelajaran yang mensyaratkan bagi pendidik pada satuan pendidikan untuk mengembangkan rencana
pelaksanaan pembelajaran (RPP), khususnya pada jenjang pendidikan dasar dan menengah jalur formal, baik yang
menerapkan sistem paket maupun sistem kredit semester (SKS).
Setiap guru pada satuan pendidikan berkewajiban menyusun RPP secara lengkap dan sistematis agar pembelajaran
berlangsung secara interaktif, inspiratif,menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif,
serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandiriansesuai dengan bakat, minat, dan
perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.
Selain itu, pada lampiran Permendiknas nomor 16 tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi
Guru, juga diatur tentang berbagai kompetensi yang harus dimiliki oleh pendidik, baik yang bersifat kompetensi inti
maupun kompetensi mata pelajaran. Bagi guru pada satuan pendidikan jenjang Sekolah Menengah Atas (SMA), baik
dalam tuntutan kompetensi pedagogik maupun kompetensi profesional, berkaitan erat dengan kemampuan guru dalam
mengembangkan perencanaan pembelajaran secara memadai.
Oleh karena itu, disamping sebagai implementasi dari Permendiknas nomor 25 tahun 2006 tentang Rincian Tugas Unit
Kerja di Lingkungan Ditjen Mandikdasmen bahwa rincian tugas Subdirektorat Pembelajaran – Dit. PSMA (yang antara
lain disebutkan bahwa melaksanakan penyiapan bahan penyusunan pedoman dan prosedur pelaksanaan pembelajaran,
termasuk penyusunan pedoman pelaksanaan kurikulum) dipandang perlu menyusun panduan bagi guru SMA sehingga
dapat dijadikan salah satu referensi dalam pengembangan RPP.
B. Tujuan
C. Manfaat
Perencanaan pembelajaran merupakan bagian penting dalam pelaksanaan pendidikan di sekolah. Melalui perencanaan
pembelajaran yang baik, guru akan lebih mudah dalam melaksanakan pembelajaran dan siswa akan lebih terbantu dan
mudah dalam belajar. Perencanaan pembelajaran dikembangkan sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik peserta
didik, sekolah, mata pelajaran, dsb.
Buku ini disusun dengan harapan bermanfaat bagi semua pihak yang berkepentingan dengan pengembangan
perencanaan pembelajaran, seperti kepala sekolah, guru, pengawas sekolah menengah atas maupun pembina pendidikan
lainnya. Bagi kepala sekolah panduan ini dapat dijadikan bahan pembinaan terhadap guru sebagai bagian dari tugasnya
dalam melakukan supervisi terhadap proses perencanaan pembelajaran.
Bagi guru, panduan ini dapat dimanfaatkan sebagai salah satu referensi untuk meningkatkan kompetensi dalam
pengembangan perencanaan pembelajaran. Sehingga akan menghasilkan satu kegiatan pembelajaran yang berlangsung
secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta
memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan
perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.
Bagi pengawas sekolah menengah atas atau para pembina pendidikan lainnya keberadaan panduan juga diharapkan
mendatangkan manfaat dalam melakukan supervisi dan memberikan layanan profesional, berupa bimbingan teknis dan
pendampingan secara terprogram dan berkelanjutan.
A. Pengertian
Berdasarkan PP 19 Tahun 2005 Pasal 20 dinyatakan bahwa:
”Perencanaan proses pembelajaran meliputi silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran yang memuat sekurang-
kurangnya tujuan pembelajaran, materi ajar, metode pengajaran, sumber belajar, dan penilaian hasil belajar”.
Sesuai dengan Permendiknas Nomor 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses dijelaskan bahwa RPP
dijabarkan dari silabus untuk mengarahkan kegiatan belajar peserta didik dalam upaya mencapai
KD. Setiap guru pada satuan pendidikan berkewajiban menyusun RPP secara lengkap dan sistematis agar
pembelajaranberlangsung secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk
berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan
kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.
B. Komponen RPP
RPP disusun untuk setiap KD yang dapat dilaksanakan dalam satu kali pertemuan atau lebih. Guru
merancang penggalan RPP untuk setiap pertemuan yang disesuaikan dengan penjadwalan di
satuan pendidikan.
a. satuan pendidikan,
b. kelas,
c. semester,
d. program studi,
f. jumlah pertemuan.
2. standar kompetensi
merupakan kualifikasi kemampuan minimal peserta didik yang menggambarkan penguasaan pengetahuan, sikap,
dan keterampilan yang diharapkan dicapai pada setiap kelas dan/atau semester pada suatu mata pelajaran.
3. kompetensi dasar,
adalah sejumlah kemampuan yang harus dikuasai peserta didik dalam mata pelajaran tertentu sebagai rujukan
penyusunan indikator kompetensi dalam suatu pelajaran.
adalah perilaku yang dapat diukur dan/atau diobservasi untuk menunjukkan ketercapaian kompetensi dasar
tertentu yang menjadi acuan penilaian mata pelajaran. Indikator pencapaian kompetensi dirumuskan dengan
menggunakan kata kerja operasional yang dapat diamati dan diukur, yang mencakuppengetahuan, sikap, dan
keterampilan.
5. tujuan pembelajaran,
menggambarkan proses dan hasil belajar yang diharapkan dicapai oleh peserta didik sesuai dengan kompetensi
dasar.
6. materi ajar,
memuat fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang relevan, dan ditulis dalam bentuk butir-butir sesuai dengan
rumusan indikator pencapaian kompetensi.
7. alokasi waktu,
8. metode pembelajaran,
digunakan oleh guru untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik mencapai
kompetensi dasar atau seperangkat indikator yang telah ditetapkan. Pemilihan metode pembelajaran disesuaikan
dengan situasi dan kondisi peserta didik, serta karakteristik dari setiap indikator dan kompetensi yang hendak
dicapai pada setiap mata pelajaran.
9. kegiatan pembelajaran :
a. Pendahuluan
Pendahuluan merupakan kegiatan awal dalam suatu pertemuan pembelajaran yang ditujukan untuk
membangkitkan motivasi dan memfokuskanperhatian peserta didik untuk berpartisipasi aktif dalam
proses pembelajaran.
b.Inti
Kegiatan inti merupakan proses pembelajaran untuk mencapai KD. Kegiatan pembelajaran dilakukan
secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi
aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat,
minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Kegiatan ini dilakukan secara sistematis dan
sistemik melalui proses eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi.
c. Penutup
Penutup merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mengakhiri aktivitas pembelajaran yang dapat
dilakukan dalam bentuk rangkuman atau simpulan, penilaian dan refleksi, umpan balik, dan tindaklanjut.
Prosedur dan instrumen penilaian proses dan hasil belajar disesuaikan dengan indikator
pencapaian kompetensi dan mengacu kepada Standar Penilaian.
11. Sumber belajar
Penentuan sumber belajar didasarkan pada standar kompetensi dan kompetensi dasar, serta materi ajar,
kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi.
Langkah-langkah minimal dari penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), dimulai dari mencantumkan
Identitas RPP, Tujuan Pembelajaran, Materi Pembelajaran, Metode Pembelajaran, Langkah-langkah Kegiatan
pembelajaran, Sumber Belajar, dan Penilaian. Setiap komponen mempunyai arah pengembangan masing-masing,
namun semua merupakan suatu kesatuan.
Terdiri dari: Nama sekolah, Mata Pelajaran, Kelas, Semester, Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, Indikator
dan Alokasi Waktu.
b. Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, dan Indikator dikutip dari silabus. (Standar kompetensi – Kompetensi
Dasar – Indikator adalah suatu alur pikir yang saling terkait tidak dapat dipisahkan)
c. Indikator merupakan:
ciri perilaku (bukti terukur) yang dapat memberikan gambaran bahwa peserta didik telah mencapai
kompetensi dasar
penanda pencapaian kompetensi dasar yang ditandai oleh perubahan perilaku yang dapat diukur yang
mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
dikembangkan sesuai dengan karakteristik peserta didik, satuan pendidikan, dan potensi daerah.
d. Alokasi waktu diperhitungkan untuk pencapaian satu kompetensi dasar, dinyatakan dalam jam pelajaran dan
banyaknya pertemuan (contoh: 2 x 45 menit). Karena itu, waktu untuk mencapai suatu kompetensi dasar
dapat diperhitungkan dalam satu atau beberapa kali pertemuan bergantung padakompetensi dasarnya.
Misalnya:
Kegiatan pembelajaran: ”Mendapat informasi tentang sistem peredaran darah pada manusia”.
Tujuan pembelajaran, boleh salah satu atau keseluruhan tujuan pembelajaran, misalnya peserta didik dapat:
4. mengulang kembali informasi tentang peredaran darah yang telah disampaikan oleh guru.
Bila pembelajaran dilakukan lebih dari 1 (satu) pertemuan, ada baiknya tujuan pembelajaran juga dibedakan
menurut waktu pertemuan, sehingga tiap pertemuan dapat memberikan hasil.
Contoh:
Materi pembelajaran:
Ciri-Ciri Kehidupan:
Metode dapat diartikan benar-benar sebagai metode, tetapi dapat pula diartikan sebagai model atau pendekatan
pembelajaran, bergantung pada karakteristik pendekatan dan/atau strategi yang dipilih.
Karena itu pada bagian ini cantumkan pendekatan pembelajaran dan metode yang diintegrasikan dalam satu
kegiatan pembelajaran peserta didik:
a. Pendekatan pembelajaran yang digunakan, misalnya: pendekatan proses, kontekstual, pembelajaran langsung,
pemecahan masalah, dan sebagainya.
b. Metode-metode yang digunakan, misalnya: ceramah, inkuiri, observasi, tanya jawab, e-learning dan
sebagainya.
a. Untuk mencapai suatu kompetensi dasar harus dicantumkan langkah-langkah kegiatan setiap pertemuan. Pada
dasarnya, langkah-langkah kegiatan memuat unsur kegiatan pendahuluan/pembuka, kegiatan inti, dan
kegiatan penutup.
Langkah-langkah minimal yang harus dipenuhi pada setiap unsur kegiatan pembelajaran adalah sebagai berikut:
1. Kegiatan Pendahuluan
Orientasi: memusatkan perhatian peserta didik pada materi yang akan dibelajarkan, dengan cara
menunjukkan benda yang menarik, memberikan illustrasi, membaca berita di surat kabar,
menampilkan slide animasi dan sebagainya.
Apersepsi: memberikan persepsi awal kepada peserta didik tentang materi yang akan diajarkan.
Motivasi: Guru memberikan gambaran manfaat mempelajari gempa bumi, bidang-bidang pekerjaan
berkaitan dengan gempa bumi, dsb.
Pemberian Acuan: biasanya berkaitan dengan kajian ilmu yang akan dipelajari. Acuan dapat berupa
penjelasan materi pokok dan uraian materi pelajaran secara garis besar.
Pembagian kelompok belajar dan penjelasan mekanisme pelaksanaan pengalaman belajar (sesuai
dengan rencana langkah-langkah pembelajaran).
2. Kegiatan Inti
Berisi langkah-langkah sistematis yang dilalui peserta didik untuk dapat mengkonstruksi ilmu sesuai dengan
skemata (frame work) masing-masing. Langkah-langkah tersebut disusun sedemikian rupa agar peserta didik
dapat menunjukkan perubahan perilaku sebagaimana dituangkan pada tujuan pembelajaran dan indikator.
Untuk memudahkan, biasanya kegiatan inti dilengkapi dengan Lembaran Kerja Siswa (LKS), baik yang
berjenis cetak atau noncetak. Khusus untuk pembelajaran berbasis ICT yang online dengan koneksi internet,
langkah-langkah kerja peserta didik harus dirumuskan detil mengenai waktu akses dan alamat website yang
jelas. Termasuk alternatif yang harus ditempuh jika koneksi mengalami kegagalan.
3. Kegiatan penutup
Guru memeriksa hasil belajar peserta didik. Dapat dengan memberikan tes tertulis atau tes lisan atau
meminta peserta didik untuk mengulang kembali simpulan yang telah disusun atau dalam bentuk tanya
jawab dengan mengambil ± 25% peserta didik sebagai sampelnya.
Memberikan arahan tindak lanjut pembelajaran, dapat berupa kegiatan di luar kelas, di rumah atau tugas
sebagai bagian remidi/pengayaan.
b. Langkah-langkah pembelajaran dimungkinkan disusun dalam bentuk seluruh rangkaian kegiatan, sesuai dengan
karakteristik model pembelajaran yang dipilih, menggunakan urutan sintaks sesuai dengan modelnya. Oleh
karena itu, kegiatan pendahuluan/pembuka, kegiatan inti, dan kegiatan penutup tidak harus ada dalam setiap
pertemuan.
Pemilihan sumber belajar mengacu pada perumusan yang ada dalam silabus yang dikembangkan. Sumber belajar
mencakup sumber rujukan, lingkungan, media, narasumber, alat dan bahan. Sumber belajar dituliskan secara lebih
operasional, dan bisa langsung dinyatakan bahan ajar apa yang digunakan. Misalnya, sumber belajar dalam silabus
dituliskan buku referensi, dalam RPP harus dicantumkan bahan ajar yang sebenarnya.
Jika menggunakan buku, maka harus ditulis judul buku teks tersebut, pengarang, dan halaman yang diacu.
Jika menggunakan bahan ajar berbasis ICT, maka harus ditulis nama file, folder penyimpanan, dan bagian atau link
file yang digunakan, atau alamat websiteyang digunakan sebagai acuan pembelajaran.
7. Menentukan Penilaian
Penilaian dijabarkan atas teknik penilaian, bentuk instrumen, dan instrumen yang dipakai
BAB I
PENDAHULUAN
Pemberlakuan Undang-undang No. 22 tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah menuntut pelaksanaan
otonomi daerah dan wawasan demokrasi yangg lebih menyeluruh, tentunya hal ini juga menyanggkut
pengelolaan sumber daya manusia. Salah satu upaya untukk mengelola dan meningkatkan sumber daya
manusia, pemerintah harus memiliki keperdulian untukk memperbaiki perencanaan, pengeloaan, dan
penyelenggraan pendidikan di wilayahnya masing-masing.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 tahun 2005 (PP 19/2005)tentang Standar Nasional
Pendidikan, landasan hukum tersebut mengamanatkan agar kurikulum pendidikan bagi pendidikan tingkat dasar
dan tingkat menengah disusun oleh satuan pendidikan dengaan mengacu kepada Standar Isi (SI) dan Standar
Kompetensi Lulusan (SKL) serta berpedoman pada panduan yangg disusun oleh Badan Standar Nasional
Pendidikan (BSNP).
Hal ini harus diwujudkan dalaam pengembangan silabus dan pelaksanaannya yangg disesuaikan
dengaan tuntutan kebutuhan siswa, keadaan sekolah, dan kondisi daerah. Dengaan demikian, daerah atau
sekolah memiliki kewenangan untukk merancang dan menentukan hal - hal yangg akan diajarkan, pengelolaan
pengalaman belajar, cara mengajar, dan menilai keberhasilan suatu proses belajar dan mengajar.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Masalah
PENGEMBANGAN SILABUS
A. Pengertian Silabus
Silabus ialah rencana pembelajaran pada suatu kelompok mata pelajaran dengaan tema tertentu, yangg
mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pembelajaran, indikator, penilaian, alokasi waktu, dan
sumber belajar yangg dikembangkan oleh setiap satuan pendidikan. Silabus merupakan daftar rancangan yangg
fokus terhadap apa yangg harus dipelajari serta penjelasan mengenai cara memilih dan menyusun konten.
Jadi, jika seorang pengajar akan memberikan materi pembelajaran, ia harus mempersiapkan silabus
agar alur pengajaran peserta didik dapatt diketahui secara jelas dan pasti. Silabus pun menentukan kemampuan
yangg harus dicapai siswa darii materi yangg diberikan.Berdasarkan Permendiknas RI No. 41 Tahun 2007
mengenai Standar Proses, silabus merupakan acuan pengembangan RPP yangg memuat identitas mata pelajaran,
Standar Kompetensi (SK), Kompetensi Dasar (KD), materi atau tema pembelajaran, indikator pencapaian
kompetensi, penilaian, alokasi waktu, serta sumber belajar.
Silabus dibuat tak lepas darii rangkaian produk untukk pengembangan kurikulum dan pembelajaran.
Karena di dalaamnya terdapatt garis-garis besar materi yangg bakal diajarkan. Maka dalaam pengembangannya,
silabus memiliki Delapan prinsip:
1. Ilmiah . Keseluruhan materi dan kegiatan yangg menjadi muatan dalaam silabus harus benar dan dapatt
dipertanggungjawabkan secara keilmuan.
2. Relevan. Cakupan, kedalaaman, tingkat kesukaran dan urutan penyajian materi dalaam silabus sesuai dengaan
tingkat perkembangan fisik, intelektual, sosial, emosional, dan spritual peserta didik.
3. Sistematis. Komponen-komponen silabus saling berhubungan secara fungsional dalaam mencapai kompetensi.
4. Konsisten. Adanya hubungan yangg konsisten (ajeg, taat asas) antara kompetensi dasar, indikator, materi
pokok, pengalaman belajar, sumber belajar, dan sistem penilaian.
5. Memadai. Cakupan indikator, materi pokok, pengalaman belajar, sumber belajar, dan sistem penilaian cukup
untukk menunjang pencapaian kompetensi dasar.
6. Aktual dan Kontekstual. Cakupan indikator, materi pokok, pengalaman belajar, sumber belajar, dan sistem
penilaian memperhatikan perkembangan ilmu, teknologi, dan seni mutakhir dalaam kehidupan nyata, dan
peristiwa yangg terjadi.
7. Fleksibel. Keseluruhan komponen silabus dapatt mengakomodasi keragaman peserta didik, pendidik, serta
dinamika perubahan yangg terjadi di sekolah dan tuntutan masyarakat.
8. Menyeluruh. Komponen silabus mencakup keseluruhan ranah kompetensi (kognitif, afektif, psikomotor).
Pengembangan silabus dapatt dilakukan oleh para guru secara mandiri atau berkelompok dalaam
sebuah sekolah atau beberapa sekolah, kelompok Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) pada atau Pusat
Kegiatan Guru (PKG), dan Dinas Pendikan.
1. Disusun secara mandiri oleh guru apabila guru yangg bersangkutan mampu mengenali karakteristik siswa,
kondisi sekolah dan lingkungannya.
2. Apabila guru mata pelajaran karena sesuatu hal belum dapatt melaksanakan pengembangan silabus secara
mandiri, maka pihak sekolah dapatt mengusahakan untukk membentuk kelompok guru mata pelajaran untukk
mengembangkan silabus yangg akan digunakan oleh sekolah tersebut.
3. Di SD/MI semua guru kelas, darii kelas I sampai dengaan kelas VI, menyusun silabus secara bersama. Di
SMP/MTs untukk mata pelajaran IPA dan IPS terpadu disusun secara bersama oleh guru yangg terkait.
4. Sekolah yangg belum mampu mengembangkan silabus secara mandiri, sebaiknya bergabung dengaan sekolah-
sekolah lain melalui forum MGMP/PKG untukk bersama-sama mengembangkan silabus yangg akan digunakan
oleh sekolah-sekolah dalaam lingkup MGMP/PKG setempat.
5. Dinas Pendidikan setempat dapatt memfasilitasi penyusunan silabus dengaan membentuk sebuah tim yangg
terdiri darii para guru berpengalaman di bidangnya masing-masing.
D. Manfaat Silabus
Manfaat silabus agar pembelajaran yangg berlangsung lebih terarah sehingga menjadi jelas dan pasti.
Namun tak hanya itu saja manfaat silabus. Ada banyak manfaat silabus:
Pedoman pengembangan pembelajaran, seperti untukk pembuatan rencana pembelajaran, untukk pembuatan
pengelolaan aktivitas atau kegiatan pembelajaran, dan pengembangan dalaam sistem penilaian.
Sumber pokok dalaam penyusunan rencana pembelajaran, seperti penyusunan rencana pembelajaran untukk
satu standar kompetensi maupun satu kompetensi dasar.
Pedoman perencanaan pengelolaan kegiatan belajar, baik pengelolaan kegiatan belajar yangg dilakukan secara
klasikal, kelompok kecil maupun pembelajaran yangg dilakukan secara individual.
Pedoman untukk pengembangan sistem penilaian. Ini memang menjadi salah satu peran utama silabus. Ia
menjdai pengembang sistem penilaian, jika berbasis kompetensi maka sisem penilaian yangg dilakukan harus
mengacu pada standar kompetensi, kompetensi dasar dan pembelajaran yangg termuat di dalaam silabus.
Di dalaam Depdiknas dijelaskan bahwa silabus dan sistem penilaian mesti disusun sesuai dengaan
prinsip yangg orientasinya untukk pencapaian kompetensi. Makanya, silabus dan sistem penilaian dalaam suatu
mata pelajaran mesti diprogram atau disusun selaras dengaan kebutuhan sekolah. Inilah yangg menjadi pedoman
utama setiap guru.
Dengaan pedoman tersebut, guru bisa mengembangkan pembelajaran dan pengorganisasian seluruh
komponen yangg diharapkan dapatt mengubah perilaku siswa. Karena hakikat belajar ialah dapatt mengubah
perilaku orang yangg belajar.
Pada titik inilah, guru bisa mengidentifikasi siswanya, apakah memiliki kemajuan belajar siswa.
Sehingga guru bisa menemukan jenis kesulitan belajar siswa dan segera mencari solusinya. Dengaan silabus dan
sistem penilaian guru bisa melihat ada tindakan umpan balik atau tidak darii materi yangg diajarkan.
Sebagaimana telah dikemukakan dalaam uraian sebelumnya Silabus ialah rencana pembelajaran pada
suatu dan/atau kelompok mata pelajaran/tema tertentu yangg mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar,
materi pokok/pembelajaran, indikator, penilaian, alokasi waktu, dan sumber/bahan/alat
belajar. Silabus merupakan penjabaran standar kompetensi dan kompetensi dasar ke dalaam materi
pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi untukk penilaian.
Mengembangkan silabus dilakukan melalui langkah-langkah sebagai berikut:
Mengkaji standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran sebagaimana tercantum pada
Standar Isi, dengaan memperhatikan hal-hal berikut:
a. Urutan berdasarkan hierarki konsep disiplin ilmu dan/atau tingkat kesulitan materi tidak harus selalu sesuai
dengaan urutan yangg ada di Standar Isi
b. Keterkaitan antara standar kompetensi dan kompetensi dasar dalaam mata pelajaran
c. Keterkaitan antara standar kompetensi dan kompetensi dasar antar mata pelajaran.
c. Tingkat perkembangan fisik, intelektual, emosional, sosial, dan spritual peserta didik
e. Struktur keilmuan
h. Alokasi waktu.
Kegiatan pembelajaran dirancang untukk memberikan pengalaman belajar yangg melibatkan proses
mental dan fisik melalui interaksi antarpeserta didik, peserta didik dengaan guru, lingkungan, dan sumber
belajar lainnya dalaam rangka pencapaian kompetensi dasar. Pengalaman belajar yangg dimaksud dapatt
terwujud melalui penggunaan pendekatan pembelajaran yangg bervariasi dan berpusat pada peserta didik.
Pengalaman belajar memuat kecakapan hidup yangg perlu dikuasai peserta didik. Hal-hal yangg harus
diperhatikan dalaam mengembangkan kegiatan pembelajaran ialah sebagai berikut.
a. Kegiatan pembelajaran disusun untukk memberikan bantuan kepada para pendidik, khususnya guru, agar dapatt
melaksanakan proses pembelajaran secara profesional.
b. Kegiatan pembelajaran memuat rangkaian kegiatan yangg harus dilakukan oleh peserta didik secara berurutan
untukk mencapai kompetensi dasar.
c. Penentuan urutan kegiatan pembelajaran harus sesuai dengaan hierarki konsep materi pembelajaran.
d. Rumusan pernyataan dalaam kegiatan pembelajaran minimal mengandung dua unsur penciri yangg
mencerminkan pengelolaan pengalaman belajar siswa, yaitu kegiatan siswa dan materi.
Indikator merupakan penanda pencapaian kompetensi dasar yangg ditandai oleh perubahan perilaku
yangg dapatt diukur yangg mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
Indikator dikembangkan sesuai dengaan karakteristik peserta didik, mata pelajaran, satuan pendidikan,
potensi daerah dan dirumuskan dalaam kata kerja operasional yangg terukur dan/atau dapatt diobservasi.
Indikator digunakan sebagai dasar untukk menyusun alat penilaian.
Penilaian pencapaian kompetensi dasar peserta didik dilakukan berdasarkan indikator. Penilaian
dilakukan dengaan menggunakan tes dan non tes dalaam bentuk tertulis maupun lisan, pengamatan kinerja,
pengukuran sikap, penilaian hasil karya berupa tugas, proyek dan/atau produk, penggunaan portofolio, dan
penilaian diri.
Penilaian merupakan serangkaian kegiatan untukk memperoleh, menganalisis, dan menafsirkan data
tentang proses dan hasil belajar peserta didik yangg dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan,
sehingga menjadi informasi yangg bermakna dalaam pengambilan keputusan. Hal-hal yangg perlu diperhatikan
dalaam penilaian.
b. Penilaian menggunakan acuan kriteria; yaitu berdasarkan apa yangg bisa dilakukan peserta didik setelah
mengikuti proses pembelajaran, dan bukan untukk menentukan posisi seseorang terhadap kelompoknya.
c. Sistem yangg direncanakan ialah sistem penilaian yangg berkelanjutan. Berkelanjutan dalaam arti semua
indikator ditagih, kemudian hasilnya dianalisis untukk menentukan kompetensi dasar yangg telah dimiliki dan
yangg belum, serta untukk mengetahui kesulitan siswa.
d. Hasil penilaian dianalisis untukk menentukan tindak lanjut. Tindak lanjut berupa perbaikan proses
pembelajaran berikutnya, program remedi bagi peserta didik yangg pencapaian kompetensinya di bawah kriteria
ketuntasan, dan program pengayaan bagi peserta didik yangg telah memenuhi kriteria ketuntasan.
e. Sistem penilaian harus disesuaikan dengaan pengalaman belajar yangg ditempuh dalaam proses pembelajaran.
Misalnya, jika pembelajaran menggunakan pendekatan tugas observasi lapangan maka evaluasi harus diberikan
baik pada proses (keterampilan proses) misalnya teknik wawancara, maupun produk/hasil melakukan observasi
lapangan yangg berupa informasi yangg dibutuhkan.
Penentuan alokasi waktu pada setiap kompetensi dasar didasarkan pada jumlah minggu efektif dan
alokasi waktu mata pelajaran per minggu dengaan mempertimbangkan jumlah kompetensi dasar, keluasan,
kedalaaman, tingkat kesulitan, dan tingkat kepentingan kompetensi dasar. Alokasi waktu yangg dicantumkan
dalaam silabus merupakan perkiraan waktu rerata untukk menguasai kompetensi dasar yangg dibutuhkan oleh
peserta didik yangg beragam.
Sumber belajar ialah rujukan, objek dan/atau bahan yangg digunakan untukk kegiatan pembelajaran,
yangg berupa media cetak dan elektronik, narasumber, serta lingkungan fisik, alam, sosial, dan budaya.
Penentuan sumber belajar didasarkan pada standar kompetensi dan kompetensi dasar serta materi
pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi.
SILABUS
Kelas/Semester :..................................
SILABUS
Kelas/Semester :..................................
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Silabus ialah rencana pembelajaran pada suatu kelompok mata pelajaran dengaan tema tertentu, yangg
mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pembelajaran, indikator, penilaian, alokasi waktu, dan
sumber belajar yangg dikembangkan oleh setiap satuan pendidikan. Silabus merupakan daftar rancangan yangg
fokus terhadap apa yangg harus dipelajari serta penjelasan mengenai cara memilih dan menyusun konten.
Silabus harus disusun secara sistematis dan berisikan komponen-komponen yangg saling berkaitan
untukk memenuhi target pencapaian kompetensi dasar. Bentuk silabus sebenarnya dapatt bervariasi dan dapatt
dikembangkan sendiri oleh sekolah. Komponen yangg minimal harus terdapatt dalaam sebuah silabus ialah
kompetensi dasar, hasil belajar, indikator, materi pokok, pengalaman belajar, alokasi waktu, sumber/alat/bahan,
dan penilaian. Format silabus dapatt dibuat dalaam bentuk narasi maupun kolom/matriks.
DAFTAR PUSTAKA
Materi Diklat Fasilitator Guru Mapel SD, SMP dan SMA LPMP DKI Jakarta Tanggal 20 s.d. 29 Maret 2007.