Anda di halaman 1dari 211

PENGEMBANGAN SILABUS DAN RPP KURIKULUM

MAKALAH
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah
“Kurikulum Dan Pembelajaran”

Dosen pengampu: Vika Martahayu, M.Pd

Kelompok : 12
Disusun Oleh :
1. Novian Valino
2. Ria Purwasi
3. Maria
4. Diah Lestari

Prodi : PGSD II
B

SEKOLAH TINGGI ILMU KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


MUHAMMADIYAH BANGKA BELITUNG
2016

Kata Pengantar
Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-nya, yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah dan inayah-nya, kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini
tentang Pengembangan Silabus Dan Rpp Kurikulum.
Makalah ini kami susun dengan semaksimal mugkin terlepas dari semua itu,
kami menyadari sepenuhnya bahwa masih banyak kekurangan baik dari segi susunan
kalimat maupun tata bahasanya. Sehingga perlu adanya penyempurnaan yang lebih
baik dan optimal.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
mahasiswa/i dalam proses pembelajaran. Terlepas dari hal ini kritik dan saran yang
bersifat membangun sangat diperlukan demi sempurnanya makalah ini. Dan semoga
dapat memberikan manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca.

Pangkal Pinang, 17 Maret 2016

Penyusun

DAFTAR ISI

Daftar isi .........................................................................................................i


Kata Pengantar ...............................................................................................ii
BAB I ..............................................................................................................1
A. Latar Belakang ....................................................................................1
B. Rumusan Masalah ...............................................................................2
C. Tujuan ..................................................................................................2
BAB II Pembahasan .........................................................................................3
A. Pengembangan Silabus ........................................................................3
B. Prinsip Pengembangan Silabus ............................................................5
C. Penanggung jawab pengembangan silabus ..........................................6
D. Pengembangan rencana pelaksanaan pembelajaran ............................7
E. Fungsi rencana pelaksanaan pembelajaran ..........................................9
F. Langkah-langkah rencana pelaksanaa pembelajaran ..........................11
BAB III Penutup ..............................................................................................21
Kesimpulan ......................................................................................................21
Daftar Pustaka ..................................................................................................22

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Proses Pembelajaran merupakan suatu sistem yang mana untuk pencapaian standar
proses untuk meningkatkan kualitas pendidikan dapat dimulai dengan merencanakan program
pengajaran lebih baik, terperinci dan terencana. Salah satu caranya adalah dengan
mengembangkan perangkat pembelajaran. Perangkat pembelajaran merupakan salah satu alat
penunjang keberhasilan pembelajaran di kelas yang berisi mengenai informasi proses
pembelajaran di kelas. Perangkat pembelajaran terdiri dari silabus, rencana pelaksanaan
pembelajaran, media dan sumber belajar. Dalam makalah ini akan dibahas mengenai
pengembangan silabus untuk pembelajaran yang lebih baik.
Silabus adalah suatau rencana yang mengatur kegiatan pembelajaran dan pengelolaan kelas,
serta penilaian hasil belajar dari suatu mata kuliah. Silabus ini merupakan bagian dari
kurikulum sebagai penjabaran standar kompetensi ke dalam materi pembelajaran, kegiatan
pembelajaran dan indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian hasil belajar. Dengan
demikian pengembangan silabus ini minimal harus mampu menjawab apakah yang harus
dimiliki oleh peserta didik, bagaimana cara membentuk kompetensi tersebut, dan bagaimana
cara mengetahui bahwa peserta didik telah memiliki kompetensi itu. Silabus akan sangat
bermanfaat sebagai pedoman bagi pengajar karena berisi petunjuk secara keseluruhan
mengenai tujuan dan ruang lingkup materi yang harus dipelajari oleh peserta didik. Selain itu,
juga menerangkan tentang kegiatan belajar mengajar, media, dan evaluasi yang harus
digunakan dalam proses pembelajaran kepada peserta didik. Dengan berpedoman pada
silabus diharapkan pengajaran akan dapat mengajar lebih baik, tanpa khawatir akan keluar
dari tujuan, ruang lingkup materi, strategi belajar mengajar, akan keluar dari sistem evaluasi
yang seharusnya.

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah pada makalah pengembangan silabus dan Rpp Kurikulum ini
yaitu :
1. Apa pengertian silabus Rpp Kurikulum ?
2. Apa saja pertimbangan dalam pengembangan silabus ?
3. Bagaimana langkah-langkah pengembangan silabus dan Rpp Kurikulum ?
4. Apa saja prinsip dalam pengembangan silabus Rpp Kurikulum ?
C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian dari Silabus dan Rpp Kurikulum .
2. Mengetahui langkah-langkah dalam pengembangan silabus dan Rpp Kurikulum .
3. Mengetahui manfaat silabus dan fungsi Rpp Kurikulum .
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengembangan Silabus
Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu kelompok mata pelajaran dengan
tema tertentu, yang mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pembelajaran,
indikator, penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar yang dikembangkan oleh setiap satuan
pendidikan. Istilah silabus juga dapat didefinisikan sebagai garis besar, ringkasan, ikhtisar,
atau pokok- pokok isi, dan materi pembelajaran. Silabus digunakan untuk menyebutkan suatu
prodok pengembangan kurikulum berupa penjabaran lebih lanjut dari standar kompetensi dan
kompetensi dasar yang ingin dicapai, dan menjelaskan tentang pokok-pokok materi yang
dipelajari siswa.
Pada kurikulum 2004, yang dimaksud dengan silabus sebagai berikut :
1. Seperangkat rencana dan pengaturan tentang kegiatan pembelajaran, pengelolaan kelas dan
penilaian hasil belajar.
2. Komponen silabus menjawab :
a. Kompetensi apa yang akan dikembangkan ?
b. Bagaimana cara mengembangkannya ?
c. Bagaimana cara mengetahui bahwa kompetensi sudah tercapai/dikuasai oleh siswa ?
3. Tujuan pengembangan silabus adalah membantu guru dan tenaga kependidikan lainnya
dalam menjabarkan kompetensi dasar menjadi perencanaan belajar mengajar.
4. Sasaran pengembangan silabus adalah guru, kelompok guru mata pelajaran di
sekolah/madrasah, musyawarah guru mata pelajaran dan dinas pendidikan nasional. Silabus
juga dapat dimaknai dengan rencana pembelajaran pada[1]suatu dan kelompok mata
pelajaran atau tema tertentu yang mencakup satndar kompetensi, kompetensi dasar, materi
pokok atau pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi untuk
penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar.
B. Prinsip Pengembangan Silabus
1. Ilmiah
Mengingat silabus berisikan garis-garis besar materi pembelajaran yang akan dipelajari
siswa, maka materi pembelajaran yang akan disajikan dalam silabus harus memenuhi
kebenaran ilmiah dan dapat dipertanggung jawabkan secara keilmuan.
2. Relevan
Cakupan, kedalaman, tingkat kesukaran dan urutan penyajian materi dalam silabus
disesuaikan dengan tingkat perkembangan fisik, fisikis, intelektual, sosial, emosional, dan
spiritual peserta didik.
3. Sistematis
Karena silabus ini dianggap sebagai suatu sistem, maka komponen-komponen silabus
harus saling berhubungan secara fungsional dalam mencapai standar kompetensi dan
kompetensi dasar yang telah disusun oleh Badan Standar Nasional (BSN) pendidikan untuk
setiap mata pelajaran.
4. Konsisten
Adanya hubungan yang konsisten (ajek, taat akses) antara standar kompetensi,
kompetensi dasar, indikator, materi pokok atau pembelajaran, pengalaman belajar, sumber
belajar, dan sistem penilaian.
5. Memadai
Cakupan indikator, materi pokok/pembelajaran, pengalaman belajar, sumber belajar, dan
sistem penilaian.
6. Aktual dan Kontektual[2]
Perkembangan ilmu komunikasi dan informasi saat berlangsung dengan cepat dan
dinamis, sementara itu tidak diiringi dengan kebijakan pengembangan materi-materi
pembelajaran yang relevan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dewasa ini.
7. Fleksibel
Keseluruhan komponen silabus agar dapat dikembangkan secara komprehensif dengan
mengakomodasi keragaman peserta didik, pendidik, memperhatikan dinamika perubahan
yang terjadi di sekolah dan memperhatikan tuntutan masyarakat dewasa ini.
8. Menyeluruh
Perumusan tujuan pembelajaran beberapa waktu yang lalu dirasakan tidak mampu
mengembangkan seluruh ranah tujuan pembelajaran yakni kognitif, afektif dan psikomotorik,
sehingga tujuan pembelajaran tidak tercapai sesuai dengan yang diharapkan.
Oleh karena itu silab us bermanfaat sebagai pedoman dalam pengembangan
pembelajaran lebih lanjut, seperti pembuatan rencana pembelajaran, pengelolaan kegiatan
pembelajaran, dan pengembangan sistem penilaian. Silabus merupakan sumber pokok dalam
penyusunan rencana dalam pembelajaran, baik rencana pembelajaran untuk satu standar
kompetensi (SK) maupun satu kompetensi dasar (KD). Silabus juga bermanfaat sebagai
pedoman untuk merencanakan pengelolaan kegiatan pembelajaran, misalnya kegiatan belajar
secara klasikal, kelompok kecil, atau pembelajaran secara individual. Demikian pula silabus
sangat bermanfaat untuk mengembangkan sistem penilaian.
C. Penanggung Jawab Pengembangan Silabus
Pengembangan silabus dapat dilakukan oleh para guru secara mandiri atau
berkelompok pada sebuah sekolah /madrasah atau beberapa sekolah, kelompok Musyawarah
Guru Mata Pelajaran (MGMP) pada atau Pusat Kegiatan Guru (PKG), Dinas Pendidikan.
Adapun langkah-langkah dalam pengembangan silabus yaitu secara umum
pengembangan silabus terdiri dari tujuh langkah utama yakni: menulis identitas mata
pelajaran, perumusan standar kompetensi, perumusan kompetensi dasar, penentuan indikator,
penentuan materi pokok, penentuan pengalaman belajar, penentuan alokasi waktu, serta
penentuan sumber belajar.
Standar kompetensi dan kompetensi dasar (Standar Isi Kurikulum) telah disusun oleh
Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP). BSNP sebagai mana yang dijelaskan dalam
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan pada ketentuan umum pasal 1 ayat 22 adalah suatu badan mandiri dan independen
yang bertugas untuk mengembangkan, memantau pelaksanaan, dan mengevaluasi Standar
Nasional Pendidikan.
Adapun langkah-langkah dalam pengembangan silabus
1. Penulisan/ pengisian Lembar Identitas
2. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar
3. Merumuskan Indikator Pencapaian Kompetensi
4. Mengidentifikasi Materi Pokok/ Pembelajaran
5. Mengembangkan Kegiatan Pembelajaran
6. Penentuan Jenis Penilaian
7. Menentukan Alokasi Waktu
8. Menentukan Sumber Belajar
D. Pengembangan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Adapun hakikat rencana pelaksanaan pembelajaran Berdasarkan Undang-Undang
Republik Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan
Pemerintah (PP) Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (SNP),
pemerintah melalui dapartemen pendidikan nasional, berkewajiban menetapkan berbagai
peraturan tentang standar penyelenggaraan pendidikan di seliruh wilayah Negara Kesatuan
Republik Indonesia (NKRI). Standar Nasional pendidikan yang dimaksud meliputi: (1)
standar isi, (2) standar kompetensi, (3) standar proses, (4) standar pendidikan[3]dan
kependidikan, (5) standar sarana dan prasarana, (6) standar pengelolaan, (7) standar
pembiayaan, dan (8) standar penilaian pendidikan. Salah satu dari kedelapan standar itu
adalah Standar isi. Standar isi memuat standar kompetensi (SK) dan kompetensi dasr (KD),
yang harus dicapai siswa setelah mengikuti pembelajaran dalam jenjang dan waktu tertentu,
sehingga pada gilirannya mencapai standar kompetensi lulusan (SKL).
Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) adaah rencana yang menggambarkan
prosedur dan manajemen pembelajaran untuk mencapai salah satu lebih kompentensi dasar
yang ditetapkan dalam standar isi dan dijabarkan dalam silabus. RPP merupakan komponen
penting dari KTSP, yang pengembangannya harus dilakukan secara profesional.
RPP dikembangkan berdasarkan karakteristik dan kondisi sekolah, serta kemampuan
guru dalam menjabarkan menjadi rencana pelaksanaan pembelajaran yang siap dijadikan
pedoman pembentukan kompetensi peserta didik. Agar guru dapat membuat RPP yang efektif
dan berhasil guna dituntut untuk memahami berbagai aspek yang berkaitan dengan hakikat,
fungsi prinsif, dan prosedur pengembangan, serta cara mengukur efektifitas pelaksanaannya
dalam pembelajaran.
Pertimbangan dalam penyusunan rencana dalam pelaksanaan pembelajaran. Menurut
Gagne dan Briggs dalam Mulyasa menjelaskan bahwa dalam mengembangkan RPP perlu
memperhatikan empat asumsi dasar yakni:
1. RPP perlu dikembangkan dengan menggunakan pendekatan sistem.
2. RPP perlu dikembangkan berdasarkan pengembangan siswa.
3. RPP harus dikembangkan untuk mempermudahkan siswa dalam membangun
pengetahuannya.
4. RPP tidak dirumuskan hanya sekedar kebutuhan administrasi saja, tetapi merupakan upaya
untuk memperbaiki kualitas pembelajaran di sekolah.

E. Fungsi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran


Rumusan rencana pelaksanaan pembelajaran / RPP berfungsi untuk:
1. Memperkirakan tindakan yang akan dilakukan guru dalam kegiatan pembelajaran.
2. Pedoman guru dalam melaksanakan pembelajaran.
3. Membantu mempermudah guru dan siswa dalam melaksanakan pembelajaran.
4. Fungsi perencanaan yang menunjukkan bahwa rencana pelaksanaan pembelajaran hendaknya
dapat mendorong guru lebih siap melakukan kegiatan pembelajaran dengan perencanaan
yang matang.
5. Fungsi pelaksanaan, rencana pelaksanaan pembelajaran harus disusun secara sistemik dan
sistematis, utuh dan menyeluruh, dengan beberapa kemungkinan penyesuaian dalam situasi
pembelajaran yang aktual.
Beberapa prinsip yang harus diperhatikan dalam pengembanganrencana pelaksanaan
pembelajaran antara lain sebagai berikut:
1. Memperhatikan perbedaan individu peserta didik.
2. Mendorong partisipasi aktif peserta didik.
3. Mengembangkan budaya membaca dan menulis proses pembelajaran dirancang untuk
mengembangkan kegemaran membaca, pemahaman beragam bacaan, dan berekspresi dalam
berbagai bentuk tulisan.
4. Memberikan umpan balik atau tindak lanjut.
5. Keterkaitan dan ketrpaduan.
6. Menerapkan teknologi informasi dan komunikasi.
F. Langkah-Langkah Pengembangan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Langkah-langkah minimal dari penyusunan rencana pelaksanaan pembelajran (RPP)
dimulai dari mencantumkan identitas RPP, Tujuan pembelajaran, materi pembelajaran,
metode pembelajaran, langkah-langkah kegiatan pembelajaran, sumber belajara dan
penilaian, Setiap komponen mempunyai arah pengembangan masing-masing, namun semua
merupakan satu kesatuan.
1. Mencantumkan Identitas
Terdiri dari: Nama Sekolah, Mata Pelajaran, Kelas, Semester, Standar Kompetensi,
Kompetensi dasar, Indikator dan Alokasi Waktu.
Hal yang perlu diperhatikan adalah:
a. RPP boleh disusun untuk satu kompetensi dasar
b. Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, dan Indikator dikutip dari silabus
c. Indikator merupakan:
1) Ciri perilaku (bukti terukur) yang dapat memberikan gambaran bahwa peserta didik telah
mencapai kompetensi dasar.
2) Penanda pencapaian kompetensi dasar yang ditandaioleh perubahan perilaku yang dapat
diukur yaitu mencakup sikap, pengetahuan dan keterampilan.
3) Dikembangkan sesuai dengan karakteristik peserta didik satuan pendidikan, dan potensi
daerah.
4) Rumusannya menggunakan kerja operasional yang terukur dan atau dapat diobservasi.
5) Digunakan sebagai dasar untuk menyusun alat penilaia.
d. Alokasi waktu diperhitungkan untuk pencapaian satu kompetensi dasar,
dinyatakan dalam jam pelajaran dan banyaknya pertemuan (contoh: 2x45
menit). Karena itu, waktu untuk mencapai suatu kompetensi dasar dapat diperhitungkan
dalam satu atau beberapa kali pertemuan bergantung pada kompetensi dasarnya.
2. Merumuskan Tujuan Pembelajaran
Hasil langsung (output) dari satu paket kegiatan pembelajaran.
Misalnya ” Mendeskripsikan sejarah perjuangan Rasulullah di Madinah”.

3. Menentukan Materi Pembelajaran [4]


Untuk memudahkan penetapan materi pembelajaran, dapat diacu dari indikator.
Contoh:
Indikator: Siswa dapat menjelaskan metode/ strategi dakwah Rasul di Madinah.
4. Menentukan Metode Pembelajaran
Metode dapat diartikan benar-benar sebagai metode, tetapi dapat pula diartikan sebagai
model atau pendekatan pembelajaran, bergantung pada karakteristik pendekatan dan strategi
yang dipilih.
5. Menetapkan Kegiatan Pembelajaran
a. Untuk mencapai suatu kompetensi dasar harus dicantumkan langkah- langkah kegiatan setiap
pertemuan. Pada dasarnya langkah-langkah kegiatan memuat unsur kegiatan pendahuluan
atau pembuka, kegiatan inti, dan kegiatan penutup.
b. Langkah-langkah pembelajaran dimungkinkan disusun dalam bentuk seluruh rangkaian
kegiatan, dan sesuai dengan karakteristik model pembelajaran yang dipilih.
6. Memilih Sumber Belajar
Pemilihan sumber belajar mengacu pada perumusan yang ada dalam silabus yang
dikembangkan. Sumber belajar mencakup sumber rujukan, lingkungan, media, narasumber,
alat dan bahan. Sumber belajar dituliskan secara lebih operasional, dan bisa langsung
dinyatakan bahan ajar apa yang digunakan. Misalnya, sumber belajar silabus dituliskan buku
referensi, dalam RPP harus di cantumkan bahan ajar yang sebenarnya.
7. Menentukan Penilaian
Penilaian dijabarkan atas teknik penilaian, bentuk instrumen, dan instrumen yang dipakai.
Contoh silabus:
SILABUS KURIKULUM 2013
Mata Pelajaran :Ilmu Pengetahuan Alam
Kelas : V (Lima)
Kompetensi Inti :
1. Menerima, menjalankan, dan menghargai ajaran agama yang dianutnya
2. Menunjukan prilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam
berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan tetangganya serta cinta tanah air
3. Memahami pengetahuan faktual dan konseptual dengan cara mengamati, menanya dan
mencoba berdasarkan rasa ingin tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiataanya,
dan benda-benda yang dijumpainya dirumah, disekolah dan tempat bermain
4. Menyajikan pengetahuan faktual dan konseptual dalam bahasa yang jelas, sisitematis, logis
dan kritis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan
dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia

Kompetensi Materi Kegiatan Penilaian Alok


Dasar Pembelajaran Pembelajaran wakt
(1) (2) (3) (4) (
3.2 Mengenal Bagian- 1) Mendeskripsikan Kognitif 1x35
bagian bagiangaya,gerak, bagian-bagian Tes Tertulis
tumbuhan dan energi tumbuhan Tes
serta 2) Mendeskripsikan Lisan
mendeskripsi fungsi bagian-
kan bagian tumbuhan
fungsinya 3) Mendeskripsikan
4.2 Menuliskan manfaat bagian
ide-idenya tumbuhan untuk
tentang manusia
pemanfataan
bagian
tumbuhan
disekitarnya
bagi manusia

Contoh Rencana Pelaksanaan Pembelajaran


Satuan Pendidikan : Sekolah Dasar Negeri 17 Tempilang
Kelas / Semester : V (lima) / 2 (dua)
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam
Topik / Materi : Gaya, Gerak dan Energi
Pertemuan Ke :1
Alokasi Waktu : 1x 35 Menit
A. Kompetensi Dasar dan Indikator :
KD : 3.3 Memahami hubungan antara gaya, gerak, dan energy melalui pengamatan,
serta mendeskripsikan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.
Indikator : 3.3.1 Menyebutkan macam-macam Gaya
B. Materi Ajar :
1. Pengertian gaya adalah setiap aktivitas manusia selalu berhubungan dengan gaya, oleh
karena itu, gaya dapat menyebabkan suatu benda dapat bergerak dan berpindah tempat. Ada
beberapa macam-macam gaya yaitu:
a. Gaya Gravitasi Bumi
Gaya gravitasi merupakan gaya yang ditimbulkan oleh tarikan bumi. Gaya gravitasi
selalu mengarah kepusat bumi, oleh karena itu, setiap benda yang jatuh pasti arahnya
kebawah.Contoh buah yang telah masak akan jatuh ketanah.
b. Gaya Magnet
Gaya magnet adalah gaya yang ditimbulkan oleh tarikan yang berasal dari magnet.
Contoh tertarik oleh magnet jika masih berada dalam medan magnet.
c. Gaya Gesek Antara Dua Benda
Gaya gesek merupakan gaya yang terjadi akibat pertemuan atau persinggungan atau
persentuhan antara dua benda. Contoh gaya gesek antara ban mobil dengan aspal.
d. Gaya Otot
Gaya otot merupakan gaya yang dihasilkan oleh tenaga otot. Contoh gaya otot adalah
pada saat kita menarik atau mendorong kursi, membawa tas sekolah, dan menendang bola.
e. Gaya Listrik
Gaya yang terjadi akibat aliran dari suatu muatan listrik dinamakan gaya listrik. Suatu
aliran listrik ditimbulkan dari sumber-sumber belajar.Contoh televisi yang menyala karena
dihubungkan dengan sumber energy listrik.
C. Metode / model pembelajaran :
1. Model pembelajaran discovery
D. Kegiatan pembelajaran :
Tahap Langkah Pendekatan Fase Model Aktivitas Alokasi
Kegiatan Pembelajaran Pembelajaran Waktu
1.Pendahuluan Simulasi 1.Guru 5 menit
mengucapkan
salam
2.Berdoa
3.Menanyakan
kabar siswa
4.Mengabsen
siswa
5.Guru
memberikan
motivasi pada
siswa agar
semangat belajar
6.Guru memulai
menjelaskan
materi pada siswa
2.Inti Mengamati Simulasi 1.Siswa 5 menit
Ransangan mengamati gaya
magnet
2.siswa bertanya
tentang gaya
Menanya Identifikasi Siswa bertanya 5 menit
masalah kepada guru
tentang materi
gaya
Mencoba/mengumpulkan Menalar 1.siswa mencoba 5 menit
informasi mencari tau
tentang gaya
2. siswa menggali
informasi dari
sumber lain
Mengasosiasi/menganalisis Menalar 1.guru menyuruh 5 menit
dan data informasi siswa melakukan
percobaan gaya
magnet dengan
table
Mengkomunikasikan 1.Siswa 5 menit
menyimpulkan
dari hasil
percobaannya
2.Siswa
mengumpulkan
hasil percobaan
3.Penutup Simulasi 1.Guru menyuruh 5 menit
siswa
menjelaskan
kembali materi
1. 2.Guru menyuruh
siswa
menyimpulkan
pelajaran
3.Guru
memberikan tugas
4. berdoa
E. Media dan Sumber Belajar
 Media : Gambar table
 Sumber Belajar : Haryanto,2004,Sains,Jakarta: Erlangga
F. Penilaian Proses dan Hasil Belajar
1. Teknik
Individual
2. Bentuk
Kelompok
3. Instrument (tes non tes)
Yang terdapat dimini modul yang dibuat oleh Lasitah, berjudul “ Gaya, Gerak dan
Energi”
Penulis: Lasitah : penerbit STKIP PRESS
4. Kunci dan pedoman penskoran
Yang terdapat dimini modul berjudul “Gaya, Gerak dan Energi”
Penulis: Lasitah : penerbit STKIP PRESS
5. Tugas
Berada pada mini modul yang berjudul “Gaya, Gerak dan Energi”
Penulis: Lasitah : penerbit STKIP PRESS

Mengetahui Pangkal pinang, 21 Desember 2015

Kepala Sekolah Guru kelas

BAB III
KESIMPULAN

Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu kelompok mata pelajaran dengan
tema tertentu, yang mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pembelajaran,
indikator, penilaian, alokasi waktu, dan sumber yang dikembangkan oleh setiap satuan
pendidikan. Istilah silabus juga dapat didefinidikan sebagai garis besar, ringkasan, ikhtisar,
atau pokok-pokok isi dan materi pembelajaran.
Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) adalah rencana yang menggambarkan
prosedur dan manajemen pembelajaran untuk mencapai atau lebih kompetensi dasar yang
ditetapkan dalam standar isi dan dijabarkan dalam silabus. Namun RPP juga merupakan
komponen penting dari KTSP, yang pengembangannya harus dilakukan secara profesional.
DAFTAR PUSTAKA

Ibrahim, R., Nanah Sodih, 2003, Perencanaan Pembelajaran. Jakarta : Rineka Cipta.
Mulyasa, E., 2002, Kurikulum Berbasis Kompetensi ; Konsep, karakter dan implementasi :
Bandung : Remaja Rosdakar.

[1] E. Mulyasa, 2007, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan: Suatu Panduan


Praktis, Bandung: Remaja Rosdakarya.
[2] Yulaelawati 2004 dalam Abdul Majid, Ibid, h. 39
[3] E. Mulyasa, 2006, Kurikulum yang Disempurnakan; Pengembangan Standar Kompetensi
dan Kompetensi Dasar, Bandung: Remaja Rosdakarya, h. 167
[4] Departemen pendidikan Nasional, 2004, Konsep Dasar Penyusunan Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran, Jakarta; Badan Penelitian dan Pengembangan pusat kurikulum

JAN 10
Makalah RPP dan Silabus
BY SAJIDA DOTINGGULO ON JANUARY 10, 2014

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Pengembangan silabus dan pengembangan RPP sangat urgen untuk kita pelajari karena
dengan mengetahui kedua hal tersebut bisa lebih memudahkan pendidik untuk melaksanakan
kegiatan proses pembelajaran.

Adapun dalam Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan pasal 19 ayat (3) menyebutkan setiap satuan pendidikan melakukan perencanaan
proses pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran, penilaian hasil pembelajaran, dan
pengawasan proses pembelajaran untuk terlaksananya proses pembelajaran yang efektif dan
efisien. Selanjutnya pada pasal 20 disebutkan perencanaan proses pembelajaran meliputi
silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran yang memuat sekurang-kurangnya tujuan
pembelajaran, materi ajar, metode pengajaran, sumber belajar, dan penilaian hasil belajar.

Untuk mengembangkan Silabus maupun RPP dengan baik kita memerlukan pedoman-pedoman.
Misalnya untuk standar kompetensi dan Kompetensi dasar sudah pasti kita harus menyiapkan
Permendiknas nomor 22 tahun 2006 tentang standar isi.

Pengembangan materi ajar kita perlu membaca panduan pengembangan bahan ajar. Dalam
menentukan metode pembelajaran kita harus paham jenis metode, kelebihan dan
kekurangannya. Pengembangan penilaian hasil belajar kita perlu membaca Permendinas 20
tahun 2007 tentang standar penilaian dan pedoman penilaian hasil belajar. Agar Silabus dan
RPP yang disusun para guru sesuai standar maka perlu dibuat instrumen penilaiannya.

1. B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian RPP dan bagaimana cara pengembangannya……….?
2. Apa pengertian Silabus dan bagaimana cara pengembangannya…..?

BAB II

PEMBAHASAN
1. A. Pengertian RPP

Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) adalah rencana yang menggambarkan prosedur dan
pengorganisasian pembelajaran untuk mencapai satu kompetensi dasar yang ditetapkan dalam
Standar Isi dan dijabarkan dalam silabus. Lingkup Rencana Pembelajaran paling luas
mencakup satu kompetensi dasar yang terdiri atas satu indicator atau beberapa indicator untuk
satu kali pertemuan atau lebih. RPP merupakan persiapan yang harus dilakukan guru sebelum
mengajar. Persiapan disini dapat diartikan persiapan tertulis maupun persiapan mental, situasi
emosional yang ingin dibangun, lingkungan belajar yang produktif, termasuk meyakinkan
pembelajar untuk mau terlibat secara penuh.

Berdasarkan Permendiknas No 41 tahun 2007 tertanggal 23 November tahun 2007 tentang


standar proses untuk satuan pendidikan dasar dan menengah, bahwa pengembangan RPP
dijabarkan dari Silabus untuk mengarahkan kegiatan belajar peserta didik dalam upaya
mencapai Kopetensi Dasar (KD).

RPP disusun untuk setiap KD yang dapat dilaksanakan dalam satu kali pertemuan atau lebih.
Guru merancang penggalan RPPuntuk setiap pertemuan yang disesuaikan dengan penjadwalan
pelajaran di satuan pendidikan.[1]

 Pengembangan RPP

Pengembangan RPP harus memperhatikan minat dan perhatian peserta didik terhadap materi
standar dan kompetensi dasar yang dijadikan bahan kajian. Dalam hal ini harus diperhatikan
guru jangan hanya berperan sebagai transformator, tetapi juga harus berperan sebagai
motivator, mendorong peserta didik untuk belajar, dengan menggunakan berbagai variasi media
dan sumber belajar yang sesuai, serta menunjang pembentukan kompetensi dasar. Berikut ini
terdapat beberapa prinsip yang harus diperhatikan dalam pengembangan RPP, antara lain :

1. Kompetensi yang dirumuskan dalam RPP harus jelas, makin konkret kompetensi makin
mudah di amati, dan makin tepat kegiatan-kegiatan yang harus dilakukan untuk
membentuk kompetensi tersebut.
2. Rencana pembelajaran harus sederhana dan fleksibel, serta dapat dilaksanakan dalam
kegiatan pembelajaran dan pembentukan kompetensi peserta didik.
3. Kegiatan – kegiatan yang disusun dan dikembangkan dalam RPP harus menunjang dan
sesuai dengan kompetensi dasar yang telah ditetapkan
4. RPP yang dikembangkan harus utuh dan menyeluruh, serta jelas pencapaiannya.
5. Harus ada koordinasi antarkomponen pelaksana program di sekolah, terutama apabila
pembelajaran dilaksanakan secara tim.

 Tujuan dan Fungsi Penyusunan RPP

Tujuan penyusunan RPP adallah untuk :

1. Memberi kesempatan kepada pendidik untuk merencanakan pembelajaran yang


interaktif dan dapat digunakan untuk mengeksplorasi semua potensi kecakapan
majemuk (multipel intellegencis) yang dimiliki setiap peserta didik.
2. Memberi kesempatan bagi pendidik untuk merancang pembelajaran sesuai dengan
kebutuhan peserta didik, kemampuan pendidik, dan fasilitas yang dimiliki sekolah.
3. Mempermudah pelaksanaan proses pembelajaran.

Sementara itu, fungsi rencana pembelajaran adalah sebagai acuan bagi guru untuk
melaksanakan kegiatan belajar mengajar ( kegiatan pembelajaran ) agar lebih terarah dan
berjalan secara efektif dan efisien. Dengan kata lain rencana pelaksanaan pembelajaran
berperan sebagai scenario proses pembelajaran. Oleh karena itu, rencana pelaksanaan
pembelajaran hendaknya bersifat luwes ( fleksibel ) dan member kemungkinan bagi guru untuk
menyesuaikan dengan respon siswa dalam proses pembelajaran yang sesungguhnya.

 Prinsip-prinsip Penyusunan RPP

Prinsip-prinsip rencana pembelajaran menurut Permendinas no 41 tahun 2007 tentang standar


proses terdiri dari :

1) Memperhatikan perbedaan individu peserta didik.

2) Mendorong Partisipasi aktif peserta didik.

3) Mengembangkan Budaya Membaca dan menulis.

4) Memberikan Umpan Balik dan Tindak Lanjut.

5) Keterkaitan dan Keterpaduan.

6) Menerapkan teknologi informasi dan komunikasi.[2]

 Komponen-komponen RPP

Komponen-komponen rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) menurut permendiknas Nomor


41 tahun 2007 tentang standar proses terdiri dari :

1. Identitas mata pelajaran


2. Standar kompetensi
3. Kompetensi dasar
4. Indikator pencapaian kompetensi
5. Tujuan pembelajaran
6. Materi ajar
7. Alokasi waktu
8. Metode pembelajaran
9. Kegiatan pembelajaran
1. Pendahuluan
2. Inti
3. Penutup
4. Penilaian hasil belajar
5. Sumber belajar

 Langkah-langkah Penyusunan RPP

Langkah-langkah minimal dari penyusunan RPP dimulai dari mencantumkan identitas RPP,
tujuan pembelajaran, meteri pembelajaran, metode pembelajaran, langkah-langkah kegiatan
pembelajaran, sumber belajar, dan penilaian. Setiap komponen mempunyai arah
pengembangan masing-masing, namun semuanya merupakan suatu kesatuan.

Penjelasan tiap-tiap komponen adalah sebagai berikut :

1. Mencantumkan identitas
2. Merumuskan Tujuan Pembelajaran
3. Menentukan Materi Pelajaran
4. Menentukan metode pembelajaran
5. Menetapkan kegiatan pembelajaran
6. Memilih sumber belajar
7. Menentukan penilaian

1. B. Pengertian Silabus

Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu kelompok mata pelajaran/tema tertentu
yang mencakup standar kompetensi , kompetensi dasar, materi pokok/pembelajaran, kegiatan
pembelajaran, indikator, penilaian, alokasi waktu, dan sumber/bahan/alat belajar. Silabus
merupakan penjabaran standar kompetensi dan kompetensi dasar ke dalam materi
pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi untuk
penilaian.[3]

Silabus merupakan seperangkat rencana dan pengaturan tentang kegiatan


pembelajaran, pengelolaan kelas, dan penilaian hasil belajar.

Silabus berisikan komponen pokok yang dapat menjawab pertanyaan berikut.:

1. Kompetensi yang akan ditanamkan kepada peserta didik melalui suatu kegiatan
pembelajaran.
2. kegiatan yang harus dilakukan untuk menanamkan / membentuk kompetensi tersebut.
3. upaya yang harus dilakukan untuk mengetahui bahwa kompetensi tersebut sudah dimiliki
peserta didik

Silabus bermanfaat sebagai pedoman sumber pokok dalam pengembangan


pembelajaran lebih lanjut, mulai dari pembuatan rencana pembelajaran, pengelolaan kegiatan
pembelajaran, dan pengembangan sistem penilaian.

1. Prinsip Pengembangan Silabus

 Ilmiah . Keseluruhan materi dan kegiatan yang menjadi muatan dalam silabus harus
benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara keilmuan.
 Relevan. Cakupan, kedalaman, tingkat kesukaran dan urutan penyajian materi dalam
silabus sesuai dengan tingkat perkembangan fisik, intelektual, sosial, emosional, dan
spritual peserta didik.
 Sistematis. Komponen-komponen silabus saling berhubungan secara fungsional dalam
mencapai kompetensi.
 Konsisten. Adanya hubungan yang konsisten (ajeg, taat asas) antara kompetensi dasar,
indikator, materi pokok, pengalaman belajar, sumber belajar, dan sistem penilaian.
 Memadai. Cakupan indikator, materi pokok, pengalaman belajar, sumber belajar, dan
sistem penilaian cukup untuk menunjang pencapaian kompetensi dasar.
 Aktual dan Kontekstual. Cakupan indikator, materi pokok, pengalaman belajar, sumber
belajar, dan sistem penilaian memperhatikan perkembangan ilmu, teknologi, dan seni
mutakhir dalam kehidupan nyata, dan peristiwa yang terjadi.
 Fleksibel. Keseluruhan komponen silabus dapat mengakomodasi keragaman peserta
didik, pendidik, serta dinamika perubahan yang terjadi di sekolah dan tuntutan
masyarakat.[4]
 Menyeluruh. Komponen silabus mencakup keseluruhan ranah kompetensi (kognitif,
afektif, psikomotor)

v Pengembang Silabus

Pengembangan silabus dapat dilakukan oleh para guru secara mandiri atau berkelompok dalam
sebuah sekolah atau beberapa sekolah, kelompok Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP)
pada atau Pusat Kegiatan Guru (PKG), dan Dinas Pendidikan.
1. Disusun secara mandiri oleh guru apabila guru yang bersangkutan mampu mengenali
karakteristik siswa, kondisi sekolah dan lingkungannya.
2. Apabila guru mata pelajaran karena sesuatu hal belum dapat melaksanakan
pengembangan silabus secara mandiri, maka pihak sekolah dapat mengusahakan untuk
membentuk kelompok guru mata pelajaran untuk mengembangkan silabus yang akan
digunakan oleh sekolah tersebut.
3. Di SD/MI semua guru kelas, dari kelas I sampai dengan kelas VI, menyusun silabus
secara bersama. Di SMP/MTs untuk mata pelajaran IPA dan IPS terpadu disusun secara
bersama oleh guru yang terkait.
4. Sekolah yang belum mampu mengembangkan silabus secara mandiri, sebaiknya
bergabung dengan sekolah-sekolah lain melalui forum MGMP/PKG untuk bersama-sama
mengembangkan silabus yang akan digunakan oleh sekolah-sekolah dalam lingkup
MGMP/PKG setempat.
5. Dinas Pendidikan setempat dapat memfasilitasi penyusunan silabus dengan membentuk
sebuah tim yang terdiri dari para guru berpengalaman di bidangnya masing-masing.

v Komponen komponen Silabus

Silabus dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan terdiri dari beberapa komponen, sebagai
berikut.[5]

1. Standar Kompetensi Mata Pelajaran

Standar kompetensi mata pelajaran adalah batas dan arah kemampuan yang harus dimiliki dan
dapat dilakukan oleh peserta didik setelah mengikuti proses pembelajaran suatu mata pelajaran
tertentu, kemampuan yang dapat dilakukan atau ditampilkan siswa untuk suatu mat pelajaran,
kompetensi dalam mata pelajaran tertentu yang harus dimiliki siswa, kemampuan yang harus
dimiliki oleh lulusan dalam dalam suatu mata pelajaran tertentu. Standar Kompetensi terdapat
dalam Permen Diknas Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi.

1. Kompetensi Dasar

Kompetensi dasar adalah kemampuan minimal pada tiap mata pelajaran yang harus dicapai
siswa. Kompetensi dasar dalam silabus berfungsi untuk mengarahkan guru mengenai target
yang harus dicapai dalam pembelajaran.Misalnya, mampu menyelesaikan diri dengan
lingkungan dan sebagainya.Kompetensi Dasar terdapat dalam Permen Diknas Nomor 22 Tahun
2006 tentang Standar Isi.

1. Hasil Belajar

Hasil belajar adalah kemampuan siswa dalam memenuhi suatu tahapan pencapaian
pengalaman belajar dalam suatu kompetensi dasar.Hasil belajar dalam silabus berfungsi
sebagai petunjuk tentang perubahan perilaku yang akan dicapai oleh siswa sehubungan dengan
kegiatan belajar yang dilakukan, sesuai dengan kompetensi dasar dan materi standar
yang dikaji.Hasil belajar bisa berbentuk pengetahuan, keterampilan,maupun sikap.

1. Indikator Hasil Belajar

Indikator hasil belajar adalah ciri penanda ketercapain kompetensi dasar.Indikator dalam silabus
berfungsi sebagai tanda-tanda yang menunjukkan terjadinya perubahan perilaku pda
diri siswa.Tanda-tanda ini lebih spesifik dan lebih dapat diamati dalam diri siswa, target
kompetensi dasar tersebut sudah terpenuhi atau tercapai.
1. Materi Pokok

Materi pokok adalah pokok-pokok materi yang harus dipelajari siswa sebagai sarana pencapaian
kompetensi dasar dan yang akan dinilai dengan menggunakan instrumen penilaian yang disusun
berdasarkan indikator pencapaian belajar.Secara umum materi pokok dapat diklasifikasikan
menjadi empat jenis,yaitu fakta,konsep,prisip,dan prosedur.

1. Kegiatan Pembelajaran

Kegiatan pembelajaran adalah bentuk atau pola umum kegiatan pembelajaran yang akan
dilaksanakan.Strategi pembelajaran meliputi kegiatan tatap muka dan non tatap muka
(pengalaman belajar).

1. Alokasi Waktu

Alokasi waktu adalah waktu yang diperlukan untuk menguasai masing-masing kompetensi
dasar.

1. Adanya Penilaian

Penilaian adalah jenis, bentuk, dan instrumen yang digunakan untuk mengetahui atau mengukur
keberhasilan belajar siswa.

1. Sarana dan Sumber Belajar

Sarana dan sumber belajar adalah sarana dan sumber belajar yang digunakan dalam proses
belajar mengajar.

v Langkah-langkah Pengembangan Silabus

Sebagaimana telah dikemukakan dalam uraian sebelumnya Silabus adalah rencana


pembelajaran pada suatu dan/atau kelompok mata pelajaran/tema tertentu yang mencakup
standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pokok/pembelajaran, indikator, penilaian, alokasi
waktu, dan sumber/bahan/alat belajar. Silabus merupakan penjabaran standar kompetensi dan
kompetensi dasar ke dalam materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan indikator
pencapaian kompetensi untuk penilaian. Mengembangkan silabus dilakukan melalui langkah-
langkah sebagai berikut:

1. 1. Mengkaji Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar

Mengkaji standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran sebagaimana tercantum
pada Standar Isi, dengan memperhatikan hal-hal berikut:

1. urutan berdasarkan hierarki konsep disiplin ilmu dan/atau tingkat kesulitan materi, tidak
harus selalu sesuai dengan urutan yang ada di Standar Isi.
2. keterkaitan antara standar kompetensi dan kompetensi dasar dalam mata pelajaran.
3. keterkaitan antara standar kompetensi dan kompetensi dasar antar mata pelajaran.
4. 2. Mengidentifikasi Materi Pokok/Pembelajaran

Mengidentifikasi materi pokok/pembelajaran yang menunjang pencapaian kompetensi dasar


dengan mempertimbangkan:

a) potensi peserta didik;


b) relevansi dengan karakteristik daerah,

c) tingkat perkembangan fisik, intelektual, emosional, sosial, dan spritual peserta didik;

d) kebermanfaatan bagi peserta didik;

e) struktur keilmuan;

f) aktualitas, kedalaman, dan keluasan materi pembelajaran;

g) relevansi dengan kebutuhan peserta didik dan tuntutan lingkungan; dan

h) alokasi waktu.

1. 3. Mengembangkan Kegiatan Pembelajaran

Kegiatan pembelajaran dirancang untuk memberikan pengalaman belajar yang melibatkan


proses mental dan fisik melalui interaksi antarpeserta didik, peserta didik dengan guru,
lingkungan, dan sumber belajar lainnya dalam rangka pencapaian kompetensi dasar.
Pengalaman belajar yang dimaksud dapat terwujud melalui penggunaan pendekatan
pembelajaran yang bervariasi dan berpusat pada peserta didik. Pengalaman belajar memuat
kecakapan hidup yang perlu dikuasai peserta didik. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam
mengembangkan kegiatan pembelajaran adalah sebagai berikut.

1. Kegiatan pembelajaran disusun untuk memberikan bantuan kepada para pendidik,


khususnya guru, agar dapat melaksanakan proses pembelajaran secara profesional.
2. Kegiatan pembelajaran memuat rangkaian kegiatan yang harus dilakukan oleh peserta
didik secara berurutan untuk mencapai kompetensi dasar.
3. Penentuan urutan kegiatan pembelajaran harus sesuai dengan hierarki konsep materi
pembelajaran.
4. Rumusan pernyataan dalam kegiatan pembelajaran minimal mengandung dua unsur
penciri yang mencerminkan pengelolaan pengalaman belajar siswa, yaitu kegiatan siswa
dan materi.
5. 4. Merumuskan Indikator Pencapaian Kompetensi

Indikator merupakan penanda pencapaian kompetensi dasar yang ditandai oleh perubahan
perilaku yang dapat diukur yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan.

Indikator dikembangkan sesuai dengan karakteristik peserta didik, mata pelajaran, satuan
pendidikan, potensi daerah dan dirumuskan dalam kata kerja operasional yang terukur dan/atau
dapat diobservasi. Indikator digunakan sebagai dasar untuk menyusun alat penilaian.

1. 5. Penentuan Jenis Penilaian

Penilaian pencapaian kompetensi dasar peserta didik dilakukan berdasarkan indikator. Penilaian
dilakukan dengan menggunakan tes dan non tes dalam bentuk tertulis maupun lisan,
pengamatan kinerja, pengukuran sikap, penilaian hasil karya berupa tugas, proyek dan/atau
produk, penggunaan portofolio, dan penilaian diri.

Penilaian merupakan serangkaian kegiatan untuk memperoleh, menganalisis, dan menafsirkan


data tentang proses dan hasil belajar peserta didik yang dilakukan secara sistematis dan
berkesinambungan, sehingga menjadi informasi yang bermakna dalam pengambilan keputusan.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penilaian.

1. Penilaian diarahkan untuk mengukur pencapaian kompetensi.


2. Penilaian menggunakan acuan kriteria; yaitu berdasarkan apa yang bisa dilakukan
peserta didik setelah mengikuti proses pembelajaran, dan bukan untuk menentukan
posisi seseorang terhadap kelompoknya.
3. Sistem yang direncanakan adalah sistem penilaian yang berkelanjutan. Berkelanjutan
dalam arti semua indikator ditagih, kemudian hasilnya dianalisis untuk menentukan
kompetensi dasar yang telah dimiliki dan yang belum, serta untuk mengetahui kesulitan
siswa.
4. Hasil penilaian dianalisis untuk menentukan tindak lanjut. Tindak lanjut berupa perbaikan
proses pembelajaran berikutnya, program remedi bagi peserta didik yang pencapaian
kompetensinya di bawah kriteria ketuntasan, dan program pengayaan bagi peserta didik
yang telah memenuhi kriteria ketuntasan.
5. Sistem penilaian harus disesuaikan dengan pengalaman belajar yang ditempuh dalam
proses pembelajaran. Misalnya, jika pembelajaran menggunakan pendekatan tugas
observasi lapangan maka evaluasi harus diberikan baik pada proses (keterampilan
proses) misalnya teknik wawancara, maupun produk/hasil melakukan observasi
lapangan yang berupa informasi yang dibutuhkan.
6. 6. Menentukan Alokasi Waktu

Penentuan alokasi waktu pada setiap kompetensi dasar didasarkan pada jumlah minggu efektif
dan alokasi waktu mata pelajaran per minggu dengan mempertimbangkan jumlah kompetensi
dasar, keluasan, kedalaman, tingkat kesulitan, dan tingkat kepentingan kompetensi dasar.
Alokasi waktu yang dicantumkan dalam silabus merupakan perkiraan waktu rerata untuk
menguasai kompetensi dasar yang dibutuhkan oleh peserta didik yang beragam.

1. 7. Menentukan Sumber Belajar

Sumber belajar adalah rujukan, objek dan/atau bahan yang digunakan untuk kegiatan
pembelajaran, yang berupa media cetak dan elektronik, narasumber, serta lingkungan fisik,
alam, sosial, dan budaya.

Penentuan sumber belajar didasarkan pada standar kompetensi dan kompetensi dasar serta
materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi.

BAB III

PENUTUP

1. A. Kesimpulan

Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)
adalah rencana yang menggambarkan prosedur dan pengorganisasian pembelajaran untuk
mencapai satu kompetensi dasar yang ditetapkan dalam Standar Isi dan dijabarkan dalam
silabus.

Pengembangan RPP harus memperhatikan minat dan perhatian peserta didik terhadap materi
standar dan kompetensi dasar yang dijadikan bahan kajian. Dalam hal ini harus diperhatikan
guru jangan hanya berperan sebagai transformator, tetapi juga harus berperan sebagai
motivator, mendorong peserta didik untuk belajar, dengan menggunakan berbagai variasi media
dan sumber belajar yang sesuai, serta menunjang pembentukan kompetensi dasar.

Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu kelompok mata pelajaran/tema tertentu yang
mencakup standar kompetensi , kompetensi dasar, materi pokok/pembelajaran, kegiatan
pembelajaran, indikator, penilaian, alokasi waktu, dan sumber/bahan/alat belajar. Silabus
merupakan penjabaran standar kompetensi dan kompetensi dasar ke dalam materi
pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi untuk
penilaian.

Pengembangan silabus dapat dilakukan oleh para guru secara mandiri atau berkelompok dalam
sebuah sekolah atau beberapa sekolah, kelompok Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP)
pada atau Pusat Kegiatan Guru (PKG), dan Dinas Pendidikan.

DAFTAR PUSTAKA

Imron Ali, Supervisi Pembelajaran Tingkat Satuan Pendidikan, Jakarta : Bumi Aksara, 2011

Muslich Mansur, Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan Kontekstual, Jakarta : Bumi Aksara,
2007

Mulyasa, Implementasi Kurukulum Tingkat satuan Pendidikan kemandirian guru dan kepala
sekolah, Jakarta : Bumi Aksara, 2009

http://PENDIDIKAN/Pengertian/Silabus/dan/RPP_html. 24/09/2013

[1]Masnur Muslich, Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan Kontekstual, cet,2, (Jakarta : Bumi
Aksara, 2007),h. 53

[2]http://PENDIDIKAN/Pengertian/Silabus/dan/RPP_html. 24/09/2013

[3]Ali imron, Supervisi Pembelajaran Tingkat Satuan Pendidikan, cet,1, (Jakarta : Bumi Aksara,
2011),h. 120

[4]Ali imron, Supervisi Pembelajaran Tingkat Satuan Pendidikan,h.121

[5]Mulyasa, Implementasi Kurukulum Tingkat satuan Pendidikan kemandirian guru dan kepala
sekolah, (jakarta : Bumi Aksara, 2009),h. 156-157

MAKALAH SILABUS DAN RPP (Vigi firawan)


MAKALAH
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang.
Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu kelompok mata pelajaran/tema
tertentu yang mencakup standar kompetensi , kompetensi dasar, materi pokok/pembelajaran,
kegiatan pembelajaran, indikator, penilaian, alokasi waktu, dan sumber/bahan/alat belajar.
Silabus merupakan penjabaran standar kompetensi dan kompetensi dasar ke dalam materi
pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi untuk
penilaian.
Sedangkan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) adalah rencana yang
menggambarkan prosedur dan pengorganisasian pembelajaran untuk mencapai satu
kompetensi dasar yang ditetapkan dalam Standar Isi dan dijabarkan dalam silabus. Lingkup
Rencana Pembelajaran paling luas mencakup satu kompetensi dasar yang terdiri atas satu
indicator atau beberapa indicator untuk satu kali pertemuan atau lebih.
1.2 Pembatasan masalah
Dalam penulisan makalah ini, kami membatasi masalanya sebagai berikut:
1. Pengertian Silabus
2. Prinsip Pengembangan Silabus
3. Komponen-Komponen Silabus
4. Langkah-langkah Pengembangan Silabus
5. Pengertian RPP
6. Tujuan dan Fungsi RPP
7. Komponen-Komponen RPP
8. Perinsip-Prinsip penyusunan RPP
1.3 Tujuan penulisan maklah
Sesuai dengan permasalahan yang telal dikemukakan di atas, maka tujuan penulisan ini
diarahkan untuk mengetahui :
1. Pengertian Silabus
2. Prinsip Pengembangan Silabus
3. Komponen-Komponen Silabus
4. Langkah-langkah Pengembangan Silabus
5. Pengertian RPP
6. Tujuan dan Fungsi RPP
7. Komponen-Komponen RPP
8. Perinsip-Prinsip penyusunan RPP
1.4 Sistematika penulisan
Sebagai langkah akhir dalam penulisan makalah ini, maka klasifikasi sistematika
penulisannya sebagai berikut :
Bab I : Pendahuluan yang berisikan tentang latar belakang
masalah,pembatasan masalah, tujuan penulis, dan sistematika
penulis.
Bab II : Membahas tentang, Pengertian Silabus, Prinsip Pengembangan
Silabus, Komponen-Komponen Silabus, Langkah-langkah
Pengembangan Silabus, Pengertian RPP, Tujuan dan Fungsi
RPP,Komponen-Komponen RPP, dan Perinsip-Prinsip penyusunan
RPP
Bab III : Merupakan bab terakhir dalam penulisan bab ini yang berisikan
tentang Kesimpulan, Saran dan Daftar Pustaka.

BAB II
PEMBAHASAN
A. SILABUS
1. Pengertian Silabus
Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu kelompok mata pelajaran/tema
tertentu yang mencakup standar kompetensi , kompetensi dasar, materi pokok/pembelajaran,
kegiatan pembelajaran, indikator, penilaian, alokasi waktu, dan sumber/bahan/alat belajar.
Silabus merupakan penjabaran standar kompetensi dan kompetensi dasar ke dalam materi
pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi untuk
penilaian.
Silabus merupakan seperangkat rencana dan pengaturan tentang kegiatan
pembelajaran, pengelolaan kelas, dan penilaian hasil belajar.

Silabus berisikan komponen pokok yang dapat menjawab pertanyaan berikut.:


1. Kompetensi yang akan ditanamkan kepada peserta didik melalui suatu kegiatan
pembelajaran
2. kegiatan yang harus dilakukan untuk menanamkan / membentuk kompetensi tersebut
3. upaya yang harus dilakukan untuk mengetahui bahwa kompetensi tersebut sudah
dimiliki peserta didik

Silabus bermanfaat sebagai pedoman sumber pokok dalam pengembangan pembelajaran


lebih lanjut, mulai dari pembuatan rencana pembelajaran, pengelolaan kegiatan pembelajaran,
dan pengembangan sistem penilaian.

2. Prinsip Pengembangan Silabus


Ilmiah . Keseluruhan materi dan kegiatan yang menjadi muatan dalam silabus harus benar
dan dapat dipertanggungjawabkan secara keilmuan.
Relevan. Cakupan, kedalaman, tingkat kesukaran dan urutan penyajian materi dalam silabus
sesuai dengan tingkat perkembangan fisik, intelektual, sosial, emosional, dan spritual peserta
didik.
Sistematis. Komponen-komponen silabus saling berhubungan secara fungsional dalam
mencapai kompetensi.
Konsisten. Adanya hubungan yang konsisten (ajeg, taat asas) antara kompetensi dasar,
indikator, materi pokok, pengalaman belajar, sumber belajar, dan sistem penilaian.
Memadai. Cakupan indikator, materi pokok, pengalaman belajar, sumber belajar, dan sistem
penilaian cukup untuk menunjang pencapaian kompetensi dasar.
Aktual dan Kontekstual. Cakupan indikator, materi pokok, pengalaman belajar, sumber
belajar, dan sistem penilaian memperhatikan perkembangan ilmu, teknologi, dan seni
mutakhir dalam kehidupan nyata, dan peristiwa yang terjadi.
Fleksibel. Keseluruhan komponen silabus dapat mengakomodasi keragaman peserta didik,
pendidik, serta dinamika perubahan yang terjadi di sekolah dan tuntutan masyarakat.
Menyeluruh. Komponen silabus mencakup keseluruhan ranah kompetensi (kognitif, afektif,
psikomotor).

3. Unit Waktu Silabus


1. Silabus mata pelajaran disusun berdasarkan seluruh alokasi waktu yang disediakan untuk mata
pelajaran selama penyelenggaraan pendidikan d tingkat satuan pendidikan.
2. Penyusunan silabus memperhatikan alokasi waktu yang disediakan per semester, per tahun,
dan alokasi waktu mata pelajaran lain yang sekelompok.
3. Implementasi pembelajaran per semester menggunakan penggalan silabus sesuai dengan
Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar untuk mata pelajaran dengan alokasi waktu yang
tersedia pada struktur kurikulum. Khusus untuk SMK/MAK menggunakan penggalan silabus
berdasarkan satuan kompetensi.

4. Pengembang Silabus
Pengembangan silabus dapat dilakukan oleh para guru secara mandiri atau
berkelompok dalam sebuah sekolah atau beberapa sekolah, kelompok Musyawarah Guru
Mata Pelajaran (MGMP) pada atau Pusat Kegiatan Guru (PKG), dan Dinas Pendidikan.
1. Disusun secara mandiri oleh guru apabila guru yang bersangkutan mampu mengenali
karakteristik siswa, kondisi sekolah dan lingkungannya.
2. Apabila guru mata pelajaran karena sesuatu hal belum dapat melaksanakan pengembangan
silabus secara mandiri, maka pihak sekolah dapat mengusahakan untuk membentuk
kelompok guru mata pelajaran untuk mengembangkan silabus yang akan digunakan oleh
sekolah tersebut.
3. Di SD/MI semua guru kelas, dari kelas I sampai dengan kelas VI, menyusun silabus secara
bersama. Di SMP/MTs untuk mata pelajaran IPA dan IPS terpadu disusun secara bersama
oleh guru yang terkait.
4. Sekolah yang belum mampu mengembangkan silabus secara mandiri, sebaiknya bergabung
dengan sekolah-sekolah lain melalui forum MGMP/PKG untuk bersama-sama
mengembangkan silabus yang akan digunakan oleh sekolah-sekolah dalam lingkup
MGMP/PKG setempat.
5. Dinas Pendidikan setempat dapat memfasilitasi penyusunan silabus dengan membentuk
sebuah tim yang terdiri dari para guru berpengalaman di bidangnya masing-masing.

5. Komponen-Komponen Silabus
Silabus dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan terdiri dari beberapa komponen,
sebagai berikut.
1. Standar Kompetensi Mata Pelajaran
Standar kompetensi mata pelajaran adalah batas dan arah kemampuan yang harus
dimiliki dan dapat dilakukan oleh peserta didik setelah mengikuti proses pembelajaran suatu
mata pelajaran tertentu, kemampuan yang dapat dilakukan atau ditampilkan siswa untuk
suatu mat pelajaran, kompetensi dalam mata pelajaran tertentu yang harus dimiliki siswa,
kemampuan yang harus dimiliki oleh lulusan dalam dalam suatu mata pelajaran tertentu.
Standar Kompetensi terdapat dalam Permen Diknas Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar
Isi.
2. Kompetensi Dasar
Kompetensi dasar adalah kemampuan minimal pada tiap mata pelajaran yang harus
dicapai siswa. Kompetensi dasar dalam silabus berfungsi untuk mengarahkan guru mengenai
target yang harus dicapai dalam pembelajaran.Misalnya, mampu menyelesaikan diri dengan
lingkungan dan sebagainya.Kompetensi Dasar terdapat dalam Permen Diknas Nomor 22
Tahun 2006 tentang Standar Isi.
3. Hasil Belajar
Hasil belajar adalah kemampuan siswa dalam memenuhi suatu tahapan pencapaian
pengalaman belajar dalam suatu kompetensi dasar.Hasil belajar dalam silabus berfungsi
sebagai petunjuk tentang perubahan perilaku yang akan dicapai oleh siswa sehubungan
dengan kegiatan belajar yang dilakukan, sesuai dengan kompetensi dasar dan materi standar
yang dikaji.Hasil belajar bisa berbentuk pengetahuan, keterampilan,maupun sikap.
4. Indikator Hasil Belajar
Indikator hasil belajar adalah ciri penanda ketercapain kompetensi dasar.Indikator
dalam silabus berfungsi sebagai tanda-tanda yang menunjukkan terjadinya perubahan
perilaku pda diri siswa.Tanda-tanda ini lebih spesifik dan lebih dapat diamati dalam diri
siswa, target kompetensi dasar tersebut sudah terpenuhi atau tercapai.
5. Materi Pokok
Materi pokok adalah pokok-pokok materi yang harus dipelajari siswa sebagai sarana
pencapaian kompetensi dasar dan yang akan dinilai dengan menggunakan instrumen
penilaian yang disusun berdasarkan indikator pencapaian belajar.Secara umum materi
pokok dapat diklasifikasikan menjadi empat jenis,yaitu fakta,konsep,prisip,dan prosedur.
6. Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan pembelajaran adalah bentuk atau pola umum kegiatan pembelajaran yang
akan dilaksanakan.Strategi pembelajaran meliputi kegiatan tatap muka dan non tatap muka
(pengalaman belajar).
7. Alokasi Waktu
Alokasi waktu adalah waktu yang diperlukan untuk menguasai masing-masing
kompetensi dasar.
8. Adanya Penilaian
Penilaian adalah jenis, bentuk, dan instrumen yang digunakan untuk mengetahui atau
mengukur keberhasilan belajar siswa.
9. Sarana dan Sumber Belajar
Sarana dan sumber belajar adalah sarana dan sumber belajar yang digunakan dalam
proses belajar mengajar.

6. Langkah-langkah Pengembangan Silabus


Sebagaimana telah dikemukakan dalam uraian sebelumnya Silabus adalah rencana
pembelajaran pada suatu dan/atau kelompok mata pelajaran/tema tertentu yang mencakup
standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pokok/pembelajaran, indikator, penilaian,
alokasi waktu, dan sumber/bahan/alat belajar. Silabus merupakan penjabaran standar
kompetensi dan kompetensi dasar ke dalam materi pokok/pembelajaran, kegiatan
pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian. Mengembangkan
silabus dilakukan melalui langkah-langkah sebagai berikut:

 Mengkaji Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar


Mengkaji standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran sebagaimana
tercantum pada Standar Isi, dengan memperhatikan hal-hal berikut:
a. urutan berdasarkan hierarki konsep disiplin ilmu dan/atau tingkat kesulitan materi, tidak
harus selalu sesuai dengan urutan yang ada di Standar Isi;
b. keterkaitan antara standar kompetensi dan kompetensi dasar dalam mata pelajaran;
c. keterkaitan antara standar kompetensi dan kompetensi dasar antar mata pelajaran.

 Mengidentifikasi Materi Pokok/Pembelajaran
Mengidentifikasi materi pokok/pembelajaran yang menunjang pencapaian kompetensi
dasar dengan mempertimbangkan:
a) potensi peserta didik;
b) relevansi dengan karakteristik daerah,
c) tingkat perkembangan fisik, intelektual, emosional, sosial, dan spritual peserta didik;
d) kebermanfaatan bagi peserta didik;
e) struktur keilmuan;
f) aktualitas, kedalaman, dan keluasan materi pembelajaran;
g) relevansi dengan kebutuhan peserta didik dan tuntutan lingkungan; dan
h) alokasi waktu.

 Mengembangkan Kegiatan Pembelajaran


Kegiatan pembelajaran dirancang untuk memberikan pengalaman belajar yang
melibatkan proses mental dan fisik melalui interaksi antarpeserta didik, peserta didik dengan
guru, lingkungan, dan sumber belajar lainnya dalam rangka pencapaian kompetensi dasar.
Pengalaman belajar yang dimaksud dapat terwujud melalui penggunaan pendekatan
pembelajaran yang bervariasi dan berpusat pada peserta didik. Pengalaman belajar memuat
kecakapan hidup yang perlu dikuasai peserta didik. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam
mengembangkan kegiatan pembelajaran adalah sebagai berikut.
a. Kegiatan pembelajaran disusun untuk memberikan bantuan kepada para pendidik,
khususnya guru, agar dapat melaksanakan proses pembelajaran secara profesional.
b. Kegiatan pembelajaran memuat rangkaian kegiatan yang harus dilakukan oleh peserta didik
secara berurutan untuk mencapai kompetensi dasar.
c. Penentuan urutan kegiatan pembelajaran harus sesuai dengan hierarki konsep materi
pembelajaran.
d. Rumusan pernyataan dalam kegiatan pembelajaran minimal mengandung dua unsur penciri
yang mencerminkan pengelolaan pengalaman belajar siswa, yaitu kegiatan siswa dan materi.

 Merumuskan Indikator Pencapaian Kompetensi


Indikator merupakan penanda pencapaian kompetensi dasar yang ditandai oleh
perubahan perilaku yang dapat diukur yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
Indikator dikembangkan sesuai dengan karakteristik peserta didik, mata pelajaran, satuan
pendidikan, potensi daerah dan dirumuskan dalam kata kerja operasional yang terukur
dan/atau dapat diobservasi. Indikator digunakan sebagai dasar untuk menyusun alat penilaian.
 Penentuan Jenis Penilaian
Penilaian pencapaian kompetensi dasar peserta didik dilakukan berdasarkan indikator.
Penilaian dilakukan dengan menggunakan tes dan non tes dalam bentuk tertulis maupun
lisan, pengamatan kinerja, pengukuran sikap, penilaian hasil karya berupa tugas, proyek
dan/atau produk, penggunaan portofolio, dan penilaian diri.
Penilaian merupakan serangkaian kegiatan untuk memperoleh, menganalisis, dan
menafsirkan data tentang proses dan hasil belajar peserta didik yang dilakukan secara
sistematis dan berkesinambungan, sehingga menjadi informasi yang bermakna dalam
pengambilan keputusan. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penilaian.
a. Penilaian diarahkan untuk mengukur pencapaian kompetensi.
b. Penilaian menggunakan acuan kriteria; yaitu berdasarkan apa yang bisa dilakukan peserta
didik setelah mengikuti proses pembelajaran, dan bukan untuk menentukan posisi seseorang
terhadap kelompoknya.
c. Sistem yang direncanakan adalah sistem penilaian yang berkelanjutan. Berkelanjutan
dalam arti semua indikator ditagih, kemudian hasilnya dianalisis untuk menentukan
kompetensi dasar yang telah dimiliki dan yang belum, serta untuk mengetahui kesulitan
siswa.
d. Hasil penilaian dianalisis untuk menentukan tindak lanjut. Tindak lanjut berupa perbaikan
proses pembelajaran berikutnya, program remedi bagi peserta didik yang pencapaian
kompetensinya di bawah kriteria ketuntasan, dan program pengayaan bagi peserta didik yang
telah memenuhi kriteria ketuntasan.
e. Sistem penilaian harus disesuaikan dengan pengalaman belajar yang ditempuh dalam
proses pembelajaran. Misalnya, jika pembelajaran menggunakan pendekatan tugas observasi
lapangan maka evaluasi harus diberikan baik pada proses (keterampilan proses) misalnya
teknik wawancara, maupun produk/hasil melakukan observasi lapangan yang berupa
informasi yang dibutuhkan.

 Menentukan Alokasi Waktu


Penentuan alokasi waktu pada setiap kompetensi dasar didasarkan pada jumlah
minggu efektif dan alokasi waktu mata pelajaran per minggu dengan mempertimbangkan
jumlah kompetensi dasar, keluasan, kedalaman, tingkat kesulitan, dan tingkat kepentingan
kompetensi dasar. Alokasi waktu yang dicantumkan dalam silabus merupakan perkiraan
waktu rerata untuk menguasai kompetensi dasar yang dibutuhkan oleh peserta didik yang
beragam.

 Menentukan Sumber Belajar


Sumber belajar adalah rujukan, objek dan/atau bahan yang digunakan untuk kegiatan
pembelajaran, yang berupa media cetak dan elektronik, narasumber, serta lingkungan fisik,
alam, sosial, dan budaya.
Penentuan sumber belajar didasarkan pada standar kompetensi dan kompetensi dasar serta
materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi.

B. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

1. Pengertian RPP
Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) adalah rencana yang menggambarkan
prosedur dan pengorganisasian pembelajaran untuk mencapai satu kompetensi dasar yang
ditetapkan dalam Standar Isi dan dijabarkan dalam silabus. Lingkup Rencana Pembelajaran
paling luas mencakup satu kompetensi dasar yang terdiri atas satu indicator atau beberapa
indicator untuk satu kali pertemuan atau lebih.

2. Tujuan dan Fungsi RPP


Tujuan rencana pelaksanaan pembelajaran adalah untuk : (1) mempermudah,
memperlancar dan meningkatkan hasil proses belajar mengajar; (2) dengan menyusun
rencana pembelajaran secara profesional, sistematis dan berdaya guna, maka guru akan
mampu melihat, mengamati, menganalisis, dan memprediksi program pembelajaran sebagai
kerangka kerja yang logis dan terencana.
Sementara itu, fungsi rencana pembelajaran adalah sebagai acuan bagi guru untuk
melaksanakan kegiatan belajar mengajar ( kegiatan pembelajaran ) agar lebih terarah dan
berjalan secara efektif dan efisien. Dengan kata lain rencana pelaksanaan pembelajaran
berperan sebagai scenario proses pembelajaran. Oleh karena itu, rencana pelaksanaan
pembelajaran hendaknya bersifat luwes ( fleksibel ) dan member kemungkinan bagi guru
untuk menyesuaikan dengan respon siswa dalam proses pembelajaran yang sesungguhnya.
3. Unsur-unsur yang Perlu Diperhatikan dalam Penyusunan RPP
Unsur-unsur yang perlu diperhatikan dalam penyususnan rencana pelaksanaan pembelajaran
adalah :
. Mengacu pada kompetensi dan kemampuan dasar yang harus dikuasai siswa, serta materi
dan submateri pembelajaran, pengalaman belajar yang telah dikembangkan didalam silabus;
. Menggunakan berbagai pendekatan yang sesuai dengan materi yang memberikan kecakapan
hidup ( life skill ) sesuai dengan permasalahan dan lingkungan sehari-hari;
. Menggunakan metode dan media yang sesuai, yang mendekatkan siswa dengan pengalaman
langsung;
· Penilaian dengan system pengujian menyeluruh dan berkelanjutan didasarkan pada system
pengujian yang dikembangkan selaras dengan pengembangan silabus.

4. Komponen-komponen RPP
Komponen-komponen rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) menurut
permendiknas Nomor 41 tahun 2007 tentang standar proses terdiri dari :
 Identitas mata pelajaran
Identitas mata pelajaran, meliputi : satuan pendidikan, kelas, semester, program/program
keahlian, mata pelajaran atau tema pelajaran, jumlah pertemuan.
 Standar kompetensi
Standar kompetensi merupakan kualifikasi kemampuan minimal peserta didik yang
menggambarkan penguasaan pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang diharapkan dicapai
pada setiap kelas dan/ atau semester pada suatu mata pelajaran.
 Kompetensi dasar
Kompetensi dasar adalah sejumlah kemampuan yang harus dikuasai peserta didik dalam mata
pelajaran tertentu sebagai rujukan penyusunan indikator kompetensi dalam suatu pelajaran.
 Indikator pencapaian kompetensi
Indikator kompetensi adalah perilaku yang dapat diukur dan/ atau diobservasi untuk
menunjukan ketercapaian kompetensi dasar tertentu yang menjadi acuan penilaian mata
pelajaran. Indikator pencapaian kompetensi dirumuskan dengan menggunakan kata kerja
operasional yang dapat diamati dan diukur, yang mencakup pengetahuan, sikap, dan
keterampilan.
 Tujuan pembelajaran
Tujuan pembelajaran menggambarkan proses dan hasil belajar yang diharapkan dicapai oleh
peserta didik sesuai dengan kompetensi dasar.
 Materi ajar
Materi ajar memuat fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang relevan, dan ditulis dalam
bentuk butir-butir sesuai dengan rumusan indicator pencapaian kompetensi.
 Alokasi waktu
Alokasi waktu ditentukan sesuai dengan keperluan untuk pencapaian KD dan beban belajar.
 Metode pembelajara
Metode pembelajaran digunakan oleh guru untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar pembelajaran agar peserta didik mencapai kompetensi dasar atau
seperangkat indicator yang telah ditetapkan. Pemilihan metode pembelajaran disesuaikan
dengan situasi dan kondisi peserta didik, serta karakteristik dari setiap indicator dan
kompetensi yang hendak dicapai pada setiap indicator dan kompetensi yang hendak dicapai
pada setiap mata pelajaran. Pendekatan pembelajaran tematik digunakan untuk peserta didik
kelas 1 sampai kelas 3 SD/MI.
 Kegiatan pembelajaran
a. Pendahuluan
Pendahuluan merupakan kegiatan awal dalam suatu pertemuan pembelajaran yang
ditujukan untuk membangkitkan motivasi dan memfokuskan perhatian peserta didik untuk
berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran. Dalam kegiatan pendahuluan, guru : (1)
menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik untuk mengikuti proses pembelajaran; (2)
mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan sebelumnya dengan
materi yang akan dipelajari; (3) menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang
akan dicapai; dan (4) menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian kegiatan sesuai
silabus.
b. Inti
Kegiatan inti merupakan proses pembelajaran untuk mencapai KD. Kegiatan
pembelajaran dilakukan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi
peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa,
kreatifitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta
psikologis peserta didik. Kegiatan ini dilakukan secara sistematis dan sistemik melalui proses
eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi.
 Penutup
Penutup merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mengakhiri aktifitas pembelajaran
yang dapat dilakukan dalam bentuk rangkuman atau kesimpulan, penilaian dan refleksi,
umpan balik, dan tindak lanjut.
Penilaian hasil belajar
Prosedur dan instrument penilaian proses dan hasil belajar disesuaikan dengan
indicator pencapaian kompetensi dan mengacu kepada standar penilaian.
 Sumber belajar
Penentuan sumber belajar didasarkan pada standar kompetensi dan kompetensi dasar,
serta materi ajar, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi.

5. Prinsip-prinsip Penyusunan RPP


Prinsip-prinsip rencana pembelajaran menurut Permendinas no 41 tahun 2007 tentang
standar proses terdiri dari :
a. Memperhatikan perbedaan individu peserta didi.
RPP disusun dengan memerhatikan perbedaan jenis kelamin, kemampuan awal, tingkat
intelektual, minat, motivasi belajar, bakat, potensi, kemampuan sosial,emosi, gaya belajar,
kebutuhan khusus, kecepatan belajar, latar belakang budaya, norma, nilai, dan lingkungan
peserta didik.
b. Mendorong Partisipasi aktif peserta didik.
Proses pembelajaran dirancang dengan berpusat pada peserta didik untuk mendorong
motivasi, minat, kreatifitas, inisiatif inspirasi, kemandirian, dan semangat belajar.
c. Mengembangkan Budaya Membaca dan menulis.
Proses pembelajaran dirancang untuk mengembangkan kegemaran membaca, pemahaman
beragam bacaan, dan berekspresi dalam bentuk tulisan.
d. Memberikan Umpan Balik dan Tindak Lanjut.
RPP memuat rancangan program pemberian umpan balik positif, penguatan, pengayaan,
remedi.
e. Keterkaitan dan Keterpaduan.
RPP disusun dengan memerhatikan keterkaitan dan keterpaduan antara SK,KD, Materi
Pembelajaran, Kegiatn Pembelajaran, Indikator Pencapaian Kompetensi Penilaian, dan
sumber belajar dalam satu keutuhan pengalaman belajar. RPP disusun dengan
mengakomodasikan pembelajaran tematik, keterpaduan lintas mata pelajaran, lintas aspek
belajar, dan keragaman budaya.
f. Menerapkan teknologi informasi dan komunikasi.
RPP disusun dengan mempertimbangkan peneraan teknologi informasi dan komunikasi
secara terintegrasi, sistematis, dan efektif sesuai dengan situasi dan kondisi.

Tabel 1.2 Perbedaan RPP dalam KTSP dengan RP dan Kurikulum1994


Aspek
No. RPP KTSP RP Kurikulum 1994
Pembeda
RP cenderung untuk
RP benar-benar ‘Rencana’ guru
1. Hakekat RP memenuhi persyaratan
mengajar
administrasi
Kaitannya Pembelajaran dapat
Setiap bidang studi
2. dengan bidang diintegrasikan dengan bidang
terpisah
studi lain studi lain
Tujuan dirinci mendetail
Rumusan Tujuan hanya menggambarkan
3. dan berfokus pada
tujuan kompetensi yang akan dicapai
pengetahuan
Rincian media dan sumber
belajar mengingatkan guru Umumnya sekadar
4. Rincian media
mengenai apa yang harus dicantumkan
disiapkannya
Langkah KTSP menjadi
sesuatu yang paling penting,
Tahap-tahap KBM tidak
Lankah- didesain dalam bentuk scenario
5. selalu menjadi perhatian
langkah pembelajaran yang
( dibuat seragam )
mengutamakan kegiatan siswa
tahap demi tahap
Hasil yang dicapai
Topiknya sempit, tetapi hasilnya banyak tetapi
6. KBM
mendaam dan bermakna dangkal dan kurang
bermakna
Dirinci bagaimana giru
Hasil belajar dinilai dari
7. Unsur evaluasi memeperoleh data kemajuan
hasil tes tertulis
siswa dalam belajar

7.Prinsip Pengembangan
Pengembangan RPP harus memperhatikan minat dan perhatian peserta didik terhadap
materi standar dan kompetensi dasar yang dijadikan bahan kajian. Dalam hal ini harus
diperhatikan guru jangan hanya berperan sebagai transformator, tetapi juga harus berperan
sebagai motivator, mendorong peserta didik untuk belajar, dengan menggunakan berbagai
variasi media dan sumber belajar yang sesuai, serta menunjang pembentukan kompetensi
dasar.
Untuk kepentingan tersebut, berikut ini terdapat beberapa prinsip yang harus
diperhatikan daklam pengembangan RPP dalam menyesuaikan implementasi, antara lain :
1. Kompetensi yang dirumuskan dalam RPP harus jelas
2. Rencana pembelajaran harus sederhana dan fleksibel , serta dapat dilaksanakan dalam
kegiatan pembelajaran dan pembentukan kompetensi peserta didik
3. Kegiatan – kegiatan yang disusun dan dikembangkan dalam RPP harus menunjang dan sesuai
dengan kompetensi dasar yang telah ditetapkan
4. RPP yang dikembangkan harus utuh dan menyeluruh, serta jelas pencapaiannya
5. Harus ada koordinasi antarkomponen pelaksana program di sekolah, terutama apabila
pembelajaran dilaksanakan secara tim

Dalam hal ini, perlu dilakukan pembagian tugas guru, penyusunan kalender
pendidikan dan jadwal pembelajaran, pembagian waktu yang digunakan secara proporsional,
seperti penetapan penilaian , penetapan norma kenaikan kelas dan kelulusan, pencatatan
kemajuan belajar peserta didik, pembelajaran remedial, progra,m pengayaan, program
percepatan , peningkatan kualitas pembelajaran, dan pengisian waktu jam kosong.
Dalam kaitannya dengan RPP, terdapat beberapa hal penting yang perlu diperhatikan,
yaitu :
1. Persiapan dipandang sebagai suatu proses yang secara kuat diarahkan pada tindakan
mendatang, misalnya untuk pembentukan kompetensi, dan melibatkan orang lain
2. Persiapan diarahkan pada tindakan dimasa mendatang, yang dihadapkan pada berbagai
masalah , tantangan serta hambatan yang tidak pasti
3. Rencana pembelajaran erat hubungannya dengan bagaimana sesuatu dapat dikerjakan, karena
itu RPP yang baik adalah yang dapat dilaksanakan secara optimal dalam pembelajaran dan
pembentukan kompetensi peserta didik

Dari uraian diatas, dapat dipahami bahwa pengembangan rencana pembelajaran


menuntut pemikiran, pengambilan keputusan , pertimbangan guru serta usaha intelektual,
pengetahuan teoritis , pengalaman yang ditunjang oleh sejumlah aktifitas, seperti
,memperkirakan , mempertimbangkan , menata dan memvisualisasikan. Guru profesional
harus mampu mengembangkan rencana pembelajaran yang vaik , logis, dan sistematis. Setiap
gurun harus memiliki rencana pembelajaran yang matang sebelum melaksanakan
pembelajaran, baik persiapan tertulis maupun tidak tertulis.

Cyntia (1993 : 113) mengemukakan bahwa proses pembelajaran yang dimulai dengan
fase pengembangan rencana pembelajaran, ketika kompetensi dan metodologi telah
diidentifikasi, akan membantu guru dalam mengorganisasikan materi standar, serta
mengantisipasi peserta didik dan masalah –masalah yang timbul dalam pembelajaran.
Sebaliknya, tanpa rencana pembelajaran , seorang guru akan mengalami hambatan dalam
proses pembelajaran yang dilakukannya.

Rencana pembelajaran mencerminkan apa yang akan dilakukan guru dalam


memberikan kemudahan belajar kepada peserta didik, bagaimana melakukannya dan
mengapa guru melakukan itu. Oleh karena itu RPP memiliki kedudukanm esensial dalam
pembelajaran yang efektif karena akan membantu membuat disiplin kerja yang baik , suasana
yang lebih menarik, pembel ajaran yang dioliki sejumlah kompomrganisasikan dengan baik,
relevan dan akurat.

Rencana pembelajaran merupakan hal penting yang harus dilakukan guru untuk
menunjang pembentukan kompetensi yang di harapkan. Dalam hal ini guru harus
menjabarkan SKKD dalam bidangnya untuk jangka waktu satu tahun atau satu semester,
beberapa minggu atau beberapa jam saja. Untuk satu tahun dan semester disebut program unit
, sedangkan untuk beberapa jam pelajaran disebut RPP, yang dalam implementasi KTSP
memiliki komponen- komponen kompetensi dasar, materi standarn pengalaman belajar,
metode mengajar, dan penilaian berbasis kelas.

Gagne dan Briggs ( 1998 ) mengisyaratkan bahwa dalam mengembangkan rencana


pembelajaran untuk meningkatkan kualitas pembelajaran perlu memperhatikan empat asumsi
sebagai berikut :
1. Rencana pembelajaran perlu dikembangkan dengan baik dan menggunakan pendekatan
sistem. Pengembangan rencana pembelajaran dipengaruhi oleh teori-teori yang melandasinya
dengan langkah – langkah yang ditempuh dalam proses pembuatannya. Gagne merumuskan
bahwas sistem pembelajaran merupakan serangkaian peristiwa yang dapat mempengaruhi
peserta didik sehingga terjadi proses belajar pada dirinya demi mencapai suatu kompetensi.
Proses pembelajaran dipandang sebagai suatu sistem karena memiliki sejumlah komponen
yang saling berinteraksi, memiliki fungsi masing- masing untuk mencapai tujuan
pembelajaran, dan membentuk kompetensi peserta didik
2. Rencana pembelajaran harus dikembangkan secara ilmiah berdasarkan pengetahuan tentang
peserta didik , yaitu teori-teori belajar dan pembelajaran yang telah diteliti oleh para ahli ilmu
pendidikan
3. Rencana pembelajaran harus dikembangkan untuk memudahkan peserta didik belajar dan
membentuk kompetensi dirinya. Beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk memberikan
kemudahan belajar kepada peserta didik, yaitu :
a. Informasi harus disiapkan dengan baik
b. Berikan contoh-contoh dan ilustrasi yang dekat dengan kehidupan peserta didik
c. Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk berpartisipassi dalam proses
pembelajaran
d. Menggunakan sarana dan alat pendukung yang berfariasi ( Wahab,2001 )
4. Rencana pembelajaran hendaknya tidak dibuat asal-asalan, program satuan pelajaran
harus disusun sesuai dengan prosedur ilmiah.

BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Rencana pembelajaran pada suatu kelompok mata pelajaran/tema tertentu yang
mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pokok/pembelajaran, kegiatan
pembelajaran, indikator, penilaian, alokasi waktu, dan sumber/bahan/alat belajar. Silabus
merupakan penjabaran standar kompetensi dan kompetensi dasar ke dalam materi
pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi untuk
penilaian.
Sedangkan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) adalah rencana yang
menggambarkan prosedur dan pengorganisasian pembelajaran untuk mencapai satu
kompetensi dasar yang ditetapkan dalam Standar Isi dan dijabarkan dalam silabus

3.2. Saran
Untuk mendukung keberlangsungan proses pembelajaran maka setiap guru haruslah
memiliki sesuatu acuan dalam pembelajaran yang akan disampaikan kepada anak didik agar
didalam penyampaiyan materi yang diajarkan untuk mencapai proses pembelajaran yang
akurat.
DAPTAR PUSTAKA

Mulyasa, E. 2005. Kurikulum Berbasis Kompetensi Konsep, Karakteristik, Dan


Implementas, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
http://www.pengertianahli.com/2013/09/pengertian-kurikulum-menurut-para- ahli.html
E. Mulyasa, Kurikulum Berbasis Kompetensi Konsep, Karakteristik, Dan
Implementas, Bandung: 2005, hlm. 40.
Masnur Muslich. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Bumi Aksara. Jakarta. 2007. Hal. 10

Cyntia (1993 : 113)

Gagne dan Briggs (1998)

www.izzatulfikriyah.blogspot.com/d-winur.blogspot.com

Silabus
Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu dan/atau kelompok mata pelajaran/tema
tertentu yang mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pokok/pembelajaran,
kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian, penilaian, alokasi
waktu, dan sumber belajar (Kunandar, 2011: 244).
Sedangkan silabus menurut Yulaelawati adalah seperangkat rencana serta pengaturan
pelaksanaan pembelajaran dan penilaian yang disusun secara sistematis, memuat tentang
komponen-komponen yang saling berkaitan dalam mencapai penguasaan kompetensi dasar.
Silabus merupakan seperangkat rencana serta pengaturan pelaksanaan pembelajaran dan
penilaian yang disusun secara sistematis yang memuat komponen-komponen yang saling
berkaitan untuk mencapai penguasaan kompetensi dasar
Silabus merupakan rencana pembelajaran pada suatu dan/atau kelompok mata pelajaran atau
tema tertentu yang mencakup Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, materi
pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator, pencapaian kompetensi untuk penilaian,
alokasi waktu, dan sumber belajar (Trianto, 2010:96).

Langkah-langkah pengembangan silabus (Trianto, 2010: 99):


1. Mengkaji Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar. Mengkaji SK dan KD mata pelajaran
sebagaimana tercantum pada Standar Isi.
2. Mengidentifikasi Materi Pokok/Pembelajaran. Mengidentifikasi materi pokok/pembelajaran yang
menunjang pencapaian KD.
3. Mengembangkan Kegiatan Pembelajaran. Kegiatan pembelajaran dirancang untuk memberikan
pengalaman belajar yang melibatkan proses mental dan fisik dalam rangka pencapaian KD.
4. Merumuskan Indikator Pencapaian Kompetensi. Indikator merupakan penanda pencapaian KD.
Indikator digunakan sebagai dasar untuk menyusun alat penilaian.
5. Menentuan Jenis Penilaian. Penilaian pencapaian kompetensi dasar siswa dilakukan
berdasarkan indikator. Penilaian dilakukan dengan menggunakan tes dalam bentuk tertulis.
6. Menentukan Alokasi Waktu. Penentuan alokasi waktu pada setiap KD didasarkan pada jumlah
minggu efektif dan alokasi waktu mata pelajaran per minggu. Alokasi waktu merupakan
perkiraan waktu rerata untuk menguasai KD yang dibutuhkan oleh siswa yang beragam.
7. Menentukan Sumber Belajar. Penentuan sumber belajar didasarkan pada SK dan KD serta
materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi.
Manfaat Silabus
Silabus bermanfaat sebagai pedoman pengembangan perangkat pembelajaran lebih lanjut,
mulai dari perencanaan, pengelolaan kegiatan pembelajaran dan pengembangan penilaian.
Silabus bermanfaat sebagai pedoman dalam pengembangan pembelajaran lebih lanjut, seperti
pembuatan rencana pembelajaran, pengelolaan kegiatan pembelajaran dan pengembangan
sistem penilaian. Silabus merupakan sumber pokok dalam penyusunan rencana pembelajaran,
kaib rencana pembelajaran untuk satu Standar Kompetensi maupun satu Kompetensi Dasar.
Silabus juga bermanfaat sebagai pedoman untuk merencanakan pengelolaan kegiatan
pembelajaran, misalnya kegiatan belajar secara klasikal, kelompok kecil, atau pembelajaran
secara individual. Demikian pula, silabus sangat bermanfaat untuk mengembangkan sistem
penilaian.

Isi Silabus
1. Identitas mata pelajaran
2. Identitas sekolah meliputi nama satuan pendidikan dan kelas;
3. kompetensi inti,
4. kompetensi dasar
5. tema (khusus SD/MI/SDLB/Paket A/dll);
6. materi pokok, memuat fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang relevan, dan ditulis dalam
bentuk butir-butir sesuai dengan rumusan indikator pencapaian kompetensi;
7. pembelajaran,yaitu kegiatan yang dilakukan oleh pendidik dan peserta didik untuk mencapai
kompetensi yang diharapkan;
8. penilaian, merupakan proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk menentukan
pencapaian hasil belajar
9. alokasi waktu
10. sumber belajar, dapat berupa buku, media cetak dan elektronik, alam sekitar atau sumber
belajar lain yang relevan.
Prinsip Pengembangan Silabus
1. Ilmiah; Keseluruhan materi dan kegiatan yang menjadi muatan dalam silabus harus benar
dan dapat dipertanggungjawabkan secara keilmuan.
2. Relevan; Cakupan, kedalaman, tingkat kesukaran dan urutan penyajian materi dalam silabus
sesuai dengan tingkat perkembangan fisik, intelektual, sosial, emosional, dan spritual
peserta didik.
3. Sistematis; Komponen-komponen silabus saling berhubungan secara fungsional dalam
mencapai kompetensi.
4. Konsistensi; Adanya hubungan yang konsisten antara kompetensi dasar, indikator, materi
pokok, pengalaman belajar, sumber belajar, dan sistem penilaian.
5. Kecukupan; Cakupan indikator, materi pokok, pengalaman belajar, sumber belajar, dan
sistem penilaian cukup untuk menunjang pencapaian kompetensi dasar.
6. Aktual & Kontekstual; Cakupan indikator, materi pokok, pengalaman belajar, sumber belajar,
dan sistem penilaian memperhatikan perkembangan ilmu, teknologi, dan seni mutakhir
dalam kehidupan nyata, dan peristiwa yang terjadi.
7. Fleksibel; Keseluruhan komponen silabus dapat mengako-modasi keragaman peserta didik,
pendidik, serta dinamika perubahan yang terjadi di sekolah dan tuntutan masyarakat.
8. Menyeluruh; Komponen silabus mencakup keseluruhan ranah kompetensi (Kognitif, afektif,
Psikomotor) atu sesuai degan esensi mata pelajaran masing-masing.
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Suatu kegiatan pembelajaran, diperlukan sebuah rencana agar pembelajaran tersebut dapat
berjalan dengan baik. Berikut dijelaskan beberapa hal mengenai RPP.

Pengertian RPP
Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) adalah rencana yang menggambarkan prosedur dan
pengorganisasian pembelajaran untuk mencapai satu kompetensi dasar yang ditetapkan dalam
Standar Isi dan dijabarkan dalam silabus (Kunandar, 2011: 263).
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 Pasal 20
dinyatakan bahwa “Perencanaan proses pembelajaran meliputi silabus dan rencana
pembelajaran yang memuat sekurang-kurangnya tujuan pembelajaran, sumber belajar, dan
penilaian hasil belajar ”. Menurut Permendiknas Nomor 41 Tahun 2007, komponen RPP adalah:
Identitas mata pelajaran, standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator pencapaian
kompetensi, tujuan pembelajaran, materi ajar, alokasi waktu, metode pembelajaran, kegiatan
pembelajaran, penilaian hasil belajar, dan sumber belajar.

Tujuan dan Fungsi RPP


Tujuan rencana pelaksanaan pembelajaran adalah untuk: (1) mempermudah, memperlancar dan
meningkatkan hasil proses belajar-mengajar; (2) dengan menyusun rencana pembelajaran
secara profesional, sistematis dan berdaya guna, maka guru akan mampu melihat, mengamati,
menganalisis, dan memprediksi program pembelajaran sebagai kerangka kerja yang logis dan
terencana (Kunandar, 2011: 264).
Fungsi rencana pembelajaran adalah sebagai acuan bagi guru untuk melaksanakan kegiatan
belajar-mengajar (kegiatan pembelajaran) agar lebih terarah dan berjalan secara efektif dan
efisien (Kunandar, 2011: 264).

Unsur-Unsur yang Perlu Diperhatikan dalam Penyusunan RPP


1. mengacu pada kompetensi dan kemampuan dasar yang harus dikuasai siswa, serta materi
dan submateri pembelajaran, pengalaman belajar yang telah dikembangkan di dalam
silabus;
2. menggunakan berbagai pendekatan yang sesuai dengan materi yang memberikan
kecakapan hidup (life skills) sesuai dengan permasalahan dan lingkungan sehari-hari;
3. menggunakan metode dan media yang sesuai, yang mendekatkan siswa dengan
pengalaman langsung;
4. penilaian dengan sistem pengujian menyeluruh dan berkelanjutan didasarkan pada sistem
pengujian yang dikembangkan selaras dengan pengembangan silabus (Kunandar, 2011:
265).
Langkah-langkah menyusun RPP (Permendiknas Nomor 41 Tahun 2007):
1. Menuliskan Identitas Mata Pelajaran, yang meliputi: sekolah; mata pelajaran; tema;
kelas/semester; alokasi waktu.
2. Menuliskan Standar Kompetensi. SK merupakan kualifikasi kemampuan minimal siswa yang
menggambarkan penguasaan pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang diharapkan
dicapai pada suatu mata pelajaran.
3. Menuliskan Kompetensi Dasar. KD adalah sejumlah kemampuan yang harus dikuasai peserta
didik dalam mata pelajaran tertentu sebagai rujukan penyusunan indikator kompetensi.
4. Menuliskan Indikator Pencapaian Kompetensi. Indikator kompetensi adalah perilaku yang dapat
diukur dan/atau diobservasi untuk menunjukkan ketercapaian kompetensi dasar tertentu
yang menjadi acuan penilaian mata pelajaran.
5. Merumuskan Tujuan Pembelajaran. Tujuan pembelajaran menggambarkan proses dan hasil
belajar yang diharapkan dicapai oleh siswa sesuai dengan kompetensi dasar. Tujuan
pembelajaran dibuat berdasarkan SK, KD, dan Indikator yang telah ditentukan.
6. Materi Ajar. Materi ajar memuat fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang relevan, dan ditulis
dalam bentuk peta konsep sesuai dengan rumusan indikator pencapaian kompetensi.
7. Alokasi Waktu. Alokasi waktu ditentukan sesuai dengan keperluan untuk pencapaian KD dan
beban belajar.
8. Menentukan metode pembelajaran. Metode pembelajaran digunakan oleh guru untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa mencapai KD atau
indikator yang telah ditetapkan.
9. Penilaian Hasil Belajar. Prosedur dan instrumen penilaian hasil belajar disesuaikan dengan
indikator pencapaian kompetensi dan mengacu kepada standar penilaian.
10. Menentukan Media/Alat/Bahan/Sumber Belajar. Penentuan sumber belajar didasarkan pada SK
dan KD, serta materi ajar, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi.
11. Merumuskan kegiatan pembelajaran seperti di bawah ini
a) Pendahuluan. Pendahuluan merupakan kegiatan awal dalam suatu pertemuan pembelajaran
yang ditujukan untuk membangkitkan motivasi dan memfokuskan perhatian peserta didik untuk
berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran.
b) Inti. Kegiatan inti merupakan proses pembelajaran untuk mencapai KD. Kegiatan
pembelajaran dilakukan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi
peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi kreativitas, dan
kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis siswa.
Kegiatan inti ini dilakukan secara sistematis dan sistemik melalui proses eksplorasi, elaborasi,
dan konfirmasi. Menurut Nursyam (2009: 1), eksplorasi adalah kegiatan pembelajaran yang
didesain agar tercipta suasana kondusif yang memungkinkan siswa dapat melakukan aktivitas
fisik yang memaksimalkan penggunaan panca indera dengan berbagai cara, media, dan
pengalaman yang bermakna dalam menemukan ide, gagasan, konsep, dan/atau prinsip sesuai
dengan kompetensi mata pelajaran. Elaborasi adalah kegiatan pembelajaran yang memberikan
kesempatan peserta didik mengembangkan ide, gagasan, dan kreasi dalam mengekspresikan
konsepsi kognitif melalui berbagai cara baik lisan maupun tulisan sehingga timbul kepercayaan
diri yang tinggi tentang kemampuan dan eksistensi dirinya. Konfirmasi adalah kegiatan
pembelajaran yang diperlukan agar konsepsi kognitif yang dikonstruksi dalam kegiatan
eksplorasi dan elaborasi dapat diyakinkan dan diperkuat sehingga timbul motivasi yang tinggi
untuk mengembangkan kegiatan eksplorasi dan elaborasi lebih lanjut.
c) Penutup. Penutup merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mengakhiri aktivitas
pembelajaran yang dapat dilakukan dalam bentuk rangkuman/kesimpulan, penilaian dan refleksi,
umpan balik, dan tindak lanjut.
Pedoman Pada Prinsip Pengembangan RPP
Menurut Trianto (2010: 108), secara umum dalam mengembangkan RPP harus berpedoman
pada prinsip pengembangan RPP, yaitu sebagai berikut:
1) Kompetensi yang direncanakan dalam RPP harus jelas, konkret, dan mudah dipahami.
2) RPP harus sederhana dan fleksibel.
3) RPP yang dikembangkan sifatnya menyeluruh, utuh, dan jelas pencapaiannya.
4) Harus koordinasi dengan komponen pelaksana program sekolah, agar tidak mengganggu jam
pelajaran yang lain.
Tag: Kurikulum 2013 Terbaru, Langkah Penyusunan Silabus dan RPP, Manfaat Silabus dan
RPP, Pedoman dan Prinsip Pengembangan Silabus dan RPP, Pengertian Silabus dan
RPP, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Tujuan Silabus dan RPP, Unsur-Unsur
Menyusun Silabus dan RPP

MAKALAH SILABUS, RPP & EEVALUASI BELAJAR


MAKALAH

Silabus & RPP & EvaLuasi Belajar

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengembangan Kurikulum

Dosen Pengampu Dr. Sarwi, M.Si.

OLEH:

NISYA DWI ANGGRAINI

DIAN UTAMI

INDIRA PRATIWI
PENDIDIKAN DASAR KONSENTRASI PGSD

PROGAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2013/2014

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pemberlakuan Undang-undang No.22 tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah menuntut
pelaksanaan otonomi daerah dan wawasan demokrasi yang lebih menyeluruh, tentunya hal ini juga
menyangkut pengelolaan sumber daya manusia. Salah satu upaya untuk mengelola dan
meningkatkan sumber daya manusia, pemerintah harus memiliki keperdulian untuk memperbaiki
perencanaan, pengeloaan, dan penyelenggraan pendidikan di wilayahnya masing-masing.

Selain itu tuntutan globalisasi dalam bidang pendidikan juga perlu dipertimbangkan agar hasil
pendidikan nasional dapat bersaing dengan negara-negara maju. Upaya ke arah ini kini sudah mulai
diwujudkan dengan diperkenalkannya konsep pengelolaan dan penyelenggaraan pendidikan dari
sentralistik ke desentralistik.

Desentralisasi pengelolaan pendidikan ini diarahkan oleh Undang-undang No. 20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional, dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 tahun
2005 (PP 19/2005) tentang Standar Nasional Pendidikan, landasan hukum tersebut mengamanatkan
agar kurikulum pendidikan bagi pendidikan tingkat dasar dan tingkat menengah disusun oleh satuan
pendidikan dengan mengacu kepada Standar Isi (SI) dan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) serta
berpedoman pada panduan yang disusun oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP).

Hal ini harus diwujudkan dalam pengembangan silabus dan pelaksanaannya yang disesuaikan
dengan tuntutan kebutuhan siswa, keadaan sekolah, dan kondisi daerah. Dengan demikian, daerah
atau sekolah memiliki kewenangan untuk merancang dan menentukan hal - hal yang akan diajarkan,
pengelolaan pengalaman belajar, cara mengajar, dan menilai keberhasilan suatu proses belajar dan
mengajar. Seiring dengan adanya upaya untuk memberdayakan peran serta daerah dan masyarakat
dalam pengelolaan pendidikan, Pemerintah telah memberlakukan otonomi dalam bidang pendidikan
yang diwujudkan dalam PP No. 25 tahun 2000 pasal 2 ayat 2 yang menyatakan bahwa pemerintah
(Pusat) memiliki kewenangan dalam menyusun kurikulum dan penilaian hasil belajar secara nasional,
hal-hal yang berhubungan dengan implementasinya dikembangkan dan dikelola oleh pelaksana di
daerah terutama di daerah tingkat II dan sekolah.

Pemerintah Pusat mengembangkan antara lain (1) Kompetensi Dasar dan materi pelajaran
pokok, (2) kalender pendidikan dan jumlah jam belajar efektif setiap tahun dan pedoman-pedoman
pelaksanaannya. Sementara para pengelola dan pengembang di daerah diharapkan dapat (1)
mengembangkan menjabarkan kompetensi dan materi pelajaran pokok mengacu pada standar
nasional, menyusun kurikulum muatan lokal (2) menyusun dan menetapkan petunjuk pelaksanaan
kalender pendidikan dan jam belajar (3) menyusun dan menetapkan petunjuk pelaksanaan penilaian
hasil belajar yang didasarkan pada ketetapan pemerintah secara nasional. Berdasarkan ketentuan di
atas, daerah atau sekolah memiliki ruang gerak yang luas untuk melakukan modifikasi dan
mengembangkan variasi penyelenggaraan pendidikan sesuai dengan keadaan, potensi, dan
kebutuhan daerah serta kondisi siswa. Kebijakan di atas juga diharapkan dapat memenuhi tuntutan
masyarakat melalui program reformasi yang menginginkan adanya perubahan mendasar dalam
sistem pendidikan, baik secara konseptual maupun aturan-aturan pelaksanaannya.

Kebijakan di atas kini telah diperbaharui dengan Peraturan Pemerintah yang terbaru dimana
dari aspek kurikulum, banyak hal yang perlu dipersiapkan oleh daerah, karena sebagian besar
kebijakan yang berkaitan dengan implementasi kurikulum dilakukan oleh daerah sebagaimana
tercantum dalam landasan yuridis berikut ini:

PP NO 19 TAHUN 2005 Pasal 17 Ayat (2) ;Sekolah dan komite sekolah, atau madrasah dan
komite madrasah, mengembangkan kurikulum tingkat satuan pendidikan dan silabusnya
berdasarkan kerangka dasar kurikulum dan standar kompetensi lulusan, di bawah supervisi dinas
kabupaten/kota yang bertanggung jawab di bidang pendidikan untuk SD, SMP, SMA, dan SMK, dan
departemen yang menangani urusan pemerintahan di bidang agama untuk MI. MTs, MA, dan MAK

PP NO 19 TAHUN 2005 Pasal 20; Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) adalah rencana yang
menggambarkan prosedur dan pengorganisasian pembelajaran untuk mencapai satu kompetensi
dasar yang ditetapkan dalam Standar Isi dan dijabarkan dalam silabus. Lingkup Rencana
Pembelajaran paling luas mencakup 1 (satu) kompetensi dasar yang terdiri atas 1 (satu) indikator
atau beberapa indikator untuk 1 (satu) kali pertemuan atau lebih.

Hal ini berarti daerah perlu menyusun silabus dengan cara melakukan penjabaran terhadap
stándar kompetensi dan kompetensi dasar ke dalam bentuk silabus dan rencana pelaksanaan
pembelajaran, yang memuat materi setempat yang relevan, serta penyusunan kurikulum daerah
yang sesuai dengan kondisi, kebutuhan serta potensi setempat, yang kemudian dikenal dengan
istilah Kurikulum Tingklat Satuan Pendidikan (KTSP).
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang disebut silabus, RPP, dan evaluasi hasil belajar?

2. Apa saja prinsip pengembangan silabus, RPP dan evaluasi belajar?

3. Bagaimana langkah-langkah pengembangan silabus dan RPP?

3. Apa saja ragam komponen dari format silabus dan RPP?

C. Tujuan Pembelajaran
1. menjelaskan pengertian silabus, RPP, dan evaluasi hasil belajar

2. menjelaskan prinsip pengembangan silabus, RPP dan evaluasi belajar

3. menjelaskan bagaimana langkah-langkah pengembangan silabus dan RPP

3. menjelaskan ragam komponen dari format silabus dan RPP


BAB II

PEMBAHASAN

A. SILABUS

1. Pengertian Silabus

Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu dan/atau kelompok mata pelajaran/tema
tertentu yang mencakup standar kompetensi , kompetensi dasar, materi pokok/pembelajaran,
kegiatan pembelajaran, indikator, penilaian, alokasi waktu, dan sumber/bahan/alat belajar. rencana
pembelajaran pada suatu dan/atau kelompok mata pelajaran/tema tertentu yang mencakup standar
kompetensi , kompetensi dasar, materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator,
penilaian, alokasi waktu, dan sumber/bahan/alat belajar.. Silabus merupakan seperangkat rencana
dan pengaturan tentang kegiatan pembelajaran, pengelolaan kelas, dan penilaian hasil belajar.

Silabus berisikan komponen pokok yang dapat menjawab pertanyaan berikut.:

(1) Kompetensi apa yang akan dikembangkan siswa?

(2) Bagaimana cara mengembangkannya?

(3) Bagaimana cara mengetahui bahwa kompetensi tersebut sudah dicapai siswa?

2. Prinsip Pengembangan Silabus


a. Ilmiah: Keseluruhan materi dan kegiatan yang menjadi muatan dalam silabus harus benar dan dapat
dipertanggungjawabkan secara keilmuan.

b. Relevan: Cakupan, kedalaman, tingkat kesukaran dan urutan penyajian materi dalam silabus sesuai
dengan tingkat perkembangan fisik, intelektual, sosial, emosional, dan spritual peserta didik.

c. Sistematis: Komponen-komponen silabus saling berhubungan secara fungsional dalam mencapai


kompetensi.

d. Konsisten: Adanya hubungan yang konsisten (ajeg, taat asas) antara kompetensi dasar, indikator,
materi pokok, pengalaman belajar, sumber belajar, dan sistem penilaian.

e. Memadai: Cakupan indikator, materi pokok, pengalaman belajar, sumber belajar, dan sistem
penilaian cukup untuk menunjang pencapaian kompetensi dasar.

f. Aktual dan Kontekstual: Cakupan indikator, materi pokok, pengalaman belajar, sumber belajar, dan
sistem penilaian memperhatikan perkembangan ilmu, teknologi, dan seni mutakhir dalam kehidupan
nyata, dan peristiwa yang terjadi.

g. Fleksibel: Keseluruhan komponen silabus dapat mengakomodasi keragaman peserta didik, pendidik,
serta dinamika perubahan yang terjadi di sekolah dan tuntutan masyarakat.

h. Menyeluruh: Komponen silabus mencakup keseluruhan ranah kompetensi (kognitif, afektif,


psikomotor).

3. Unit Waktu Silabus

a. Silabus mata pelajaran disusun berdasarkan seluruh alokasi waktu yang disediakan untuk mata
pelajaran selama penyelenggaraan pendidikan di tingkat satuan pendidikan.

b. Penyusunan silabus memperhatikan alokasi waktu yang disediakan per semester, per tahun, dan
alokasi waktu mata pelajaran lain yang sekelompok.

c. Implementasi pembelajaran per semester menggunakan penggalan silabus sesuai dengan Standar
Kompetensi dan Kompetensi Dasar untuk mata pelajaran dengan alokasi waktu yang tersedia pada
struktur kurikulum. Khusus untuk SMK/MAK menggunakan penggalan silabus berdasarkan satuan
kompetensi.

4. Pengembang Silabus
Pengembangan silabus dapat dilakukan oleh para guru secara mandiri atau berkelompok
dalam sebuah sekolah atau beberapa sekolah, kelompok Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP)
pada atau Pusat Kegiatan Guru (PKG), dan Dinas Pendikan.

a. Disusun secara mandiri oleh guru apabila guru yang bersangkutan mampu mengenali karakteristik
siswa, kondisi sekolah dan lingkungannya.

b. Apabila guru mata pelajaran karena sesuatu hal belum dapat melaksanakan pengembangan silabus
secara mandiri, maka pihak sekolah dapat mengusahakan untuk membentuk kelompok guru mata
pelajaran untuk mengembangkan silabus yang akan digunakan oleh sekolah tersebut.

c. Di SD/MI semua guru kelas, dari kelas I sampai dengan kelas VI, menyusun silabus secara bersama.
Di SMP/MTs untuk mata pelajaran IPA dan IPS terpadu disusun secara bersama oleh guru yang
terkait.

d. Sekolah yang belum mampu mengembangkan silabus secara mandiri, sebaiknya bergabung dengan
sekolah-sekolah lain melalui forum MGMP/PKG untuk bersama-sama mengembangkan silabus yang
akan digunakan oleh sekolah-sekolah dalam lingkup MGMP/PKG setempat.

e. Dinas Pendidikan setempat dapat memfasilitasi penyusunan silabus dengan membentuk sebuah tim
yang terdiri dari para guru berpengalaman di bidangnya masing-masing.

5. Langkah-langkah Pengembangan Silabus

Sebagaimana telah dikemukakan dalam uraian sebelumnya Silabus adalah rencana


pembelajaran pada suatu dan/atau kelompok mata pelajaran/tema tertentu yang mencakup standar
kompetensi, kompetensi dasar, materi pokok/pembelajaran, indikator, penilaian, alokasi waktu, dan
sumber/bahan/alat belajar. Silabus merupakan penjabaran standar kompetensi dan kompetensi
dasar ke dalam materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian
kompetensi untuk penilaian. Mengembangkan silabus dilakukan melalui langkah-langkah sebagai
berikut:

a. Mengkaji Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar

Mengkaji standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran sebagaimana tercantum
pada Standar Isi, dengan memperhatikan hal-hal berikut:

1). Urutan berdasarkan hierarki konsep disiplin ilmu dan/atau tingkat kesulitan materi, tidak harus
selalu sesuai dengan urutan yang ada di Standar Isi;

2). Keterkaitan antara standar kompetensi dan kompetensi dasar dalam mata pelajaran;

3). Keterkaitan antara standar kompetensi dan kompetensi dasar antar mat pelajaran.

b. Mengidentifikasi Materi Pokok/Pembelajaran


Mengidentifikasi materi pokok/pembelajaran yang menunjang pencapaian kompetensi dasar
dengan mempertimbangkan:

1). Potensi peserta didik;

2). Relevansi dengan karakteristik daerah,

3). Tingkat perkembangan fisik, intelektual, emosional, sosial, dan spritual peserta didik;

4). Kebermanfaatan bagi peserta didik;

5). Struktur keilmuan;

6). Aktualitas, kedalaman, dan keluasan materi pembelajaran;

7). Relevansi dengan kebutuhan peserta didik dan tuntutan lingkungan; dan

8). Alokasi waktu.

c. Mengembangkan Kegiatan Pembelajaran

Kegiatan pembelajaran dirancang untuk memberikan pengalaman belajar yang melibatkan


proses mental dan fisik melalui interaksi antarpeserta didik, peserta didik dengan guru, lingkungan,
dan sumber belajar lainnya dalam rangka pencapaian kompetensi dasar. Pengalaman belajar yang
dimaksud dapat terwujud melalui penggunaan pendekatan pembelajaran yang bervariasi dan
berpusat pada peserta didik. Pengalaman belajar memuat kecakapan hidup yang perlu dikuasai
peserta didik. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam mengembangkan kegiatan pembelajaran
adalah sebagai berikut.

1). Kegiatan pembelajaran disusun untuk memberikan bantuan kepada para pendidik, khususnya guru,
agar dapat melaksanakan proses pembelajaran secara profesional.

2). Kegiatan pembelajaran memuat rangkaian kegiatan yang harus dilakukan oleh peserta didik secara
berurutan untuk mencapai kompetensi dasar.

3). Penentuan urutan kegiatan pembelajaran harus sesuai dengan hierarki konsep materi pembelajaran.

4). Rumusan pernyataan dalam kegiatan pembelajaran minimal mengandung dua unsur penciri yang
mencerminkan pengelolaan pengalaman belajar siswa, yaitu kegiatan siswa dan materi.

d. Merumuskan Indikator Pencapaian Kompetensi

Indikator merupakan penanda pencapaian kompetensi dasar yang ditandai oleh perubahan
perilaku yang dapat diukur yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
Indikator dikembangkan sesuai dengan karakteristik peserta didik, mata pelajaran, satuan
pendidikan, potensi daerah dan dirumuskan dalam kata kerja operasional yang terukur dan/atau
dapat diobservasi. Indikator digunakan sebagai dasar untuk menyusun alat penilaian.

e. Penentuan Jenis Penilaian

Penilaian pencapaian kompetensi dasar peserta didik dilakukan berdasarkan indikator. Penilaian
dilakukan dengan menggunakan tes dan non tes dalam bentuk tertulis maupun lisan, pengamatan
kinerja, pengukuran sikap, penilaian hasil karya berupa tugas, proyek dan/atau produk, penggunaan
portofolio, dan penilaian diri.

Penilaian merupakan serangkaian kegiatan untuk memperoleh, menganalisis, dan menafsirkan


data tentang proses dan hasil belajar peserta didik yang dilakukan secara sistematis dan
berkesinambungan, sehingga menjadi informasi yang bermakna dalam pengambilan keputusan. Hal-
hal yang perlu diperhatikan dalam penilaian.

1). Penilaian diarahkan untuk mengukur pencapaian kompetensi.

2). Penilaian menggunakan acuan kriteria; yaitu berdasarkan apa yang bisa dilakukan peserta didik
setelah mengikuti proses pembelajaran, dan bukan untuk menentukan posisi seseorang terhadap
kelompoknya.

3). Sistem yang direncanakan adalah sistem penilaian yang berkelanjutan. Berkelanjutan dalam arti
semua indikator ditagih, kemudian hasilnya dianalisis untuk menentukan kompetensi dasar yang
telah dimiliki dan yang belum, serta untuk mengetahui kesulitan siswa.

4). Hasil penilaian dianalisis untuk menentukan tindak lanjut. Tindak lanjut berupa perbaikan proses
pembelajaran berikutnya, program remedi bagi peserta didik yang pencapaian kompetensinya di
bawah kriteria ketuntasan, dan program pengayaan bagi peserta didik yang telah memenuhi kriteria
ketuntasan.

5). Sistem penilaian harus disesuaikan dengan pengalaman belajar yang ditempuh dalam proses
pembelajaran. Misalnya, jika pembelajaran menggunakan pendekatan tugas observasi lapangan
maka evaluasi harus diberikan baik pada proses (keterampilan proses) misalnya teknik wawancara,
maupun produk/hasil melakukan observasi lapangan yang berupa informasi yang dibutuhkan.

f. Menentukan Alokasi Waktu

Penentuan alokasi waktu pada setiap kompetensi dasar didasarkan pada jumlah minggu efektif
dan alokasi waktu mata pelajaran per minggu dengan mempertimbangkan jumlah kompetensi dasar,
keluasan, kedalaman, tingkat kesulitan, dan tingkat kepentingan kompetensi dasar. Alokasi waktu
yang dicantumkan dalam silabus merupakan perkiraan waktu rerata untuk menguasai kompetensi
dasar yang dibutuhkan oleh peserta didik yang beragam.
g. Menentukan Sumber Belajar

Sumber belajar adalah rujukan, objek dan/atau bahan yang digunakan untuk kegiatan
pembelajaran, yang berupa media cetak dan elektronik, narasumber, serta lingkungan fisik, alam,
sosial, dan budaya.

Penentuan sumber belajar didasarkan pada standar kompetensi dan kompetensi dasar serta
materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi.

6. Contoh Format Silabus

Dalam menyusun silabus dapat memilih salah satu format yang ada di antara berbagai macam
format yang berlaku.

SILABUS

Mata Pelajaan :.....................

Alokasi Waktu per Semester : ............. jam pelajaran

Kelas/Semester :..................................

Standar Kompetensi : ..................................

Penilaian
Kompetensi Materi Kegiatan Alokasi Sumber/
Indikator
Dasar Pembelajaran Pembelajaran Waktu Bahan/Alat
Teknik Bentuk
Atau

SILABUS

Mata Pelajaan :.....................

Alokasi Waktu per Semester: ............. jam pelajaran

Kelas/Semester :..................................

Standar Kompetensi : .............................

Penilaian Sumber/
Kompetensi Materi Kegiatan Alokasi Bahan/
Indikator Teknik Bentuk Contoh
Dasar Pembelajaran Pembelajaran Waktu
Instrumen Alat
Penilaian Penilaian
Ada juga bentuk silabus yang dibuat dalam narasi tidak menggunakan bentuk matriks atau
kolom seperti kedua contoh tersebut di atas.

B. RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP )

1. Pengertian

Dalam implementasinya, silabus dijabarkan dalam rencana pelaksanaan pembelajaran,


dilaksanakan, dievaluasi, dan ditindaklanjuti oleh masing-masing guru. Silabus harus dikaji dan
dikembangkan secara berkelanjutan dengan memperhatikan masukan hasil evaluasi hasil belajar,
evaluasi proses (pelaksanaan pembelajaran),dan evaluasi rencana pembelajaran. Landasan
penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran terdapat pada: PP NO 19 TAHUN 2005 Pasal 20
Perencanaan proses pembelajaran meliputi silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran yang
memuat sekurang-kurangnya tujuan pembelajaran, materi ajar, metode pengajaran, sumber belajar,
dan penilaian hasil belajar.

Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) adalah rencana yang menggambarkan prosedur dan
pengorganisasian pembelajaran untuk mencapai satu kompetensi dasar yang ditetapkan dalam
Standar Isi dan dijabarkan dalam silabus. Lingkup Rencana Pembelajaran paling luas mencakup 1
(satu) kompetensi dasar yang terdiri atas 1 (satu) indikator atau beberapa indikator untuk 1 (satu)
kali pertemuan atau lebih.

2. Langkah-Langkah Menyusun RPP

Penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran terdiri dari langkah-langkah sebagai berikut:

a. Mengisi kolom identitas

b. Menentukan alokasi waktu yang dibutuhkan untuk pertemuan yang telah ditetapkan

c. Menentukan SK, KD, dan Indikator yang akan digunakan yang terdapat pada silabus yang telah
disusun

d. Merumuskan tujuan pembelajaran berdasarkan SK, KD, dan Indikator yang telah
ditentukanMengidentifikasi materi ajar berdasarkan materi pokok/ pembelajaran yang terdapat
dalam silabus. Materi ajar merupakan uraian dari materi pokok/pembelajaran

e. Menentukan metode pembela-jaran yang akan digunakan

f. Merumuskan langkah-langkah pembelajaran yang terdiri dari kegiatan awal, inti, dan akhir.

g. Menentukan alat/bahan/ sumber belajar yang digunakan

h. Menyusun kriteria penilaian, lembar pengamatan, contoh soal, teknik penskoran, dll

3. Format Renacana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Adapun format dan komponen yang terdapat pada rencana pelaksanaan pembelajaran atau
RPP dapat dilihat uraian berikut:

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Mata Pelajaran : …..................................................

Kelas/Semester : …..................................................

Pertemuan Ke- : …....................................................

Alokasi Waktu : …....................................................


Standar Kompetensi : ….....................................................

Kompetensi Dasar : …......................................................

Indikator : ……………………………................

Tujuan Pembelajaran :….......................................................

Materi Ajar :…........................................................

Metode pembelajaran :……....................................................

Langkah-langkah Pembelajaran :.................................................

- Kegiatan awal

- Kegiatan Inti

- Kegiatan Penutup

Sumber Belajar :………………………….......................

Penilaian Hasil Belajar :……………………………………………

Mengetahui Kota,........................ 2007

Kepala Sekolah/Madrasah Guru Mapel...................

.................................... ..........................................

NIP.............................. NIP...................................

C. EVALUASI

1. Pengertian Evaluasi
Kata evaluasi berasal dari Bahasa Inggris evaluation yang berarti penilaian atau penaksiran,
sedangkan menurut pengertian istilah evaluasi merupakan kegiatan yang terencana untuk
mengetahui keadaan sesuatu objek dengan menggunakan instrumen dan hasilnya dibandingkan
dengan tolak ukur untuk memperoleh kesimpulan.

Evaluasi mengandung pengertian, suatu tindakan atau suatu proses untuk


menentukan nilai dari sesuatu. Sebelum membahas tentang evaluasi secara lebih luas dan
mendalam, terlebih dahulu perlu dipahami bahwa dalam praktek seringkali terjadi kekeliruan dalam
penggunaan istilah “evaluasi”, “penilaian” dan “pengukuran”. Kenyataan seperti itu memang dapat
dipahami, mengingat bahwa diantara ketiga istilah tersebut saling berkaitan sehingga sulit untuk
dibedakan. Namun dengan uraian berikut ini akan dapat memperjelas perbedaan dan sekaligus
hubungan antara pengukuran, penilaian dan evaluasi.

Pengukuran

Pengukuran yang dalam bahasa Inggris dikenal dengan measurement dan dalam
bahasa Arabnya adalah muqayasah, dapat diartikan sebagai kegiatan yang dilakukan untuk
“mengukur” sesuatu. Mengukur pada hakikatnya adalah membandingkan sesuatu dengan atau atas
dasar ukuran tertentu. Misalnya mengukur suhu badan dengan ukuran berupa thermometer,
hasilnya: 360o C, 380o C, 390o C dan seterusnya. Contoh lain: dari 100 butir yang diajuakan dalam tes,
Ahmad menjawab dengan benar sebanyak 80 butir soal. Dari contoh tersebut dapat kita dipahami
bahwa pengukuran itu sifatnya kuantitatif. Pengukuran yang bersifat kuantitatif itu, dapat dibedakan
menjadi tiga macam, yaitu :

1) Pengukuran yang dilakukan untuk menguji sesuatu, misalnya pengukuran yang dilakukan oleh
penjahit pakaian mengenai panjang lengan, panjang kaki, lebar bahu, ukuran pinggan dan
sebagainya.

2) Pengukuran yang dilakukan untuk menguji sesuatu, misalnya pengukuran untuk menguji daya tahan
per baja terhadap tekanan berat, pengukuran untuk menguji daya tahan lampu pijar, dan
sebagainya.

3) Pengukuran untuk menilai, yang dilakukan dengan jalan menguji sesuatu, misalnya mengukur
kemajuan belajar peserta didik dalam rangka mengisi nilai rapor yang dilakukan dengan menguji
mereka dalam bentuk tes hasil belajar. Pengukuran jenis ketiga inilah yang biasa dikenal dalam dunia
pendidikan.

Penilaian

Penilaian berarti menilai sesuatu. Sedangkan menilai itu mengandung arti mengambil
keputusan terhadap sesuatu dengan mendasarkan diri atau berpegang teguh pada ukuran baik atau
buruk, sehat atau sakit, pandai atau bodoh dan sebagainya. Jadi penilaian itu sifatnya adalah
kualitatif. Dalam contoh di atas tadi, seseorang yang suhu badannya 36°C termasuk orang yang
normal kesehatannya, dengan demikian orang tersebut dapat ditentukan sehat badannya. Dari 100
butir soal, 80 butir dijawab dengan betul oleh Ahmad, dengan demikan dapat ditentukan Ahmad
termasuk anak yang pandai.

Evaluasi
Di atas telah dikemukakan bahwa pengukuran itu adalah bersifat kuantitatif; hasil
pengukuran itu berwujud keterangan yang berupa angka-angka atau bilangan-bilangan. Adapun
evaluasi adalah bersifat kualitatif; evaluasi pada dasarnya adalah merupakan penafsiran atau
interpretasi yang sering bersumber pada data yang bersifat kuantitatif. Dikatakan sering bersumber
pada data yang bersifat kuantitatif, sebab sebagaimana dikemukakan oleh Prof.Dr, Masroen, M.A
(1979), tidak semua penafsiran itu bersumber dari keterangan-keterangan yang bersifat kuantitatif.
Sebagai contoh dapat dikemukakan disini, misalnya keterangan-keterangan mengenai hal-hal yang
disukai siswa, informasi yang datang dari orang tua siswa, pengalaman-pengalaman masa lalu, dan
lain-lain, yang kesemuanya itu tidak bersifat kuantitaif melainkan kualitatif.

Lebih lanjut Masroen menegaskan bahwa penilaian (setidak-tidaknya dalam bidang


psikologi dan pendidikan) mempunyai arti yang lebih luas dibandingkan istilah pengukuran, sebab
pengukuran itu sebenarnya hanyalah merupakan suatu langkah atau tindakan yang kiranya perlu
diambil dalam rangka pelaksanaan evaluasi. Dikatakan “kiranya perlu diambil” sebab tidak semua
penilaian itu harus senantiasa didahului oleh tindakan pengukuran secara lebih nyata. Sebagai
contoh, misalnya untuk dapat menetukan keberhasilan pengajaran pendidikan agama islam, ada
cara lain yang dapat ditempuh guna mengetahui apakah para siswa telah dapat menghayati dan
mengamalkan ajaran-ajaran Islam yang telah diberikan kepada mereka di sekolah.

Evaluasi tidak hanya dilakukan oleh guru tetapi juga oleh siswa untuk mengevaluasi
diri mereka sendiri (self assessment) atau evaluasi diri. Evaluasi diri dilakukan oleh siswa terhadap
diri mereka sendiri, maupun terhadap teman mereka. Hal ini akan mendorong siswa untuk berusaha
lebih baik lagi dari sebelumnya agar mencapai hasil yang maksimal. Mereka akan merasa malu jika
kelemahan dan kekurangan yang dimiliki diketahui oleh teman mereka sendiri. Evaluasi terhadap diri
sendiri merupakan evaluasi yang mendukung proses belajar mengajar serta membantu siswa
meningkatkan keberhasilannya. Oleh karena itu, untuk mempengaruhi hasil belajar siswa evaluasi
perlu dilaksanakan dalam kegiatan pembelajaran. Beberapa cara yang dapat digunakan untuk
melaksanakan evaluasi antara lain:

a. Mengadakan evaluasi dan memberi umpan balik terhadap kinerja siswa.

b. Memberikan evaluasi yang obyektif dan adil serta segera meniginformasikan hasil evaluasi kepada
siswa.

c. Memberi kesempatan kepada siswa mengadakan evaluasi terhadap diri sendiri.

d. Memberi kesempatan kepada siswa mengadakan evaluasi terhadap teman.

Evaluasi sering dianggap sebagai kegiatan akhir dari suatu proses kegiatan. Evaluation is
often considered to be the final step in overall process, demikian diungkapkan Miller (1985). Secara
singkat evaluasi dapat didefinisikan sebagai proses mengumpulkan informasi untuk mengetahui
pencapaian belajar kelas atau kelompok. Hasil evaluasi diharapkan dapat mendorong pendidik untuk
melaksanakan kegiatan pembelajaran lebih baik dan mendorong peserta didik dapat belajar lebih
baik.

2. Prinsip-Prinsip Dasar Evaluasi


Dibawah ini adalah beberapa prinsip yang harus dipegang dalam suatu pelaksanaan evaluasi
pendidikan:

1) Keterpaduan

Evaluasi harus memegang prinsip keterpaduan. Dimana ada kesesuaian antara tujuan
intruksional pengajaran (tujuan pembelajaran), materi pembelajaran, dan metode pembelajaran.

2) Keterlibatan peserta didik

Prinsip bahwa evaluasi harus memperhatikan keterlibatan peserta didik merupakan suatu
hal yang mutlak, karena keterlibatan peserta didik dalam evaluasi bukan alternatif.

3) Koherensi

Suatu evaluasi pendidikan harus berkaitan dengan materi pembelajaran yang telah
dipelajari dan sesuai dengan ranah kemampuan peserta didik yang hendak diukur.

4) Pedagogis

Prinsip evaluasi pendidikan yang ketujuah adalah perlu adanya tool penilai dari aspek
pedagogis untuk melihat perubahan sikap dan perilaku sehingga pada akhirnya hasil evaluasi mampu
menjadi motivator bagi diri siswa.

5) Akuntabel

Sudah semestinya hasil evaluasi haruslah menjadi alat akuntabilitas atau bahan
pertanggungjawaban bagi pihak yang berkepentingan seperti orangtua siswa, sekolah, dan lainnya.

3. Fungsi dan Tujuan Evaluasi


a. Fungsi Evaluasi Pendidikan

Bagi pendidik, secara didaktik evaluasi pendidikan itu setidak-tidaknya memiliki lima macam
fungsi, yaitu :

1) Memberikan landasan untuk menilai hasil usaha (prestasi) yang telah dicapai oleh peserta didiknya.

Di sini, evaluasi dikatakan berfungsi memeriksa (mendiagnose), yaitu memeriksa pada bagian-bagian
manakah para peserta didik pada umumnya mengalami kesulitan dalam mengikuti proses
pembelajaran, untuk selanjutnya dapat dicari dan ditemukan jalan keluar atau cara-cara
pemecahannya. Jadi, di sini evaluasi mempunyai fungsi diagnostik.
2) Memberikan informasi yang sangat berguna, guna mengetahui posisi masing-masing peserta didik di
tengah-tengah kelompoknya.

Dalam hubungan ini, evaluasi sangat diperlukan untuk dapat menentukan secara pasti, pada
kelompok manakah kiranya seorang peserta didik seharusnya ditempatkan. Dengan kata lain,
evaluasi pendidikan berfungsi menempatkan peserta didik menurut kelompoknya masing-masing,
misalnya kelompok atas (cerdas), kelompok tengah (rata-rata), dan kelompok bawah (lemah). Jadi, di
sini evaluasi memiliki fungsi placement.

3) Memberikan bahan yang penting untuk memilih dan kemudian menetapkan status peserta didik.

Dalam hubungan ini, evaluasi pendidikan dilakukan untuk menetapkan, apakah seorang peserta
didik dapat dinyatakan lulus atau tidak lulus, dapat dinyatakan naik kelas ataukah tinggal kelas,
dapat diterima pada jurusan tertentu ataukah tidak, dapat diberikan bea siswa, ataukah tidak dan
sebagainya. Dengan demikian, evaluasi memiliki fungsi selektif.

4) Memberikan pedoman untuk mencari dan menemukan jalan keluar bagi peserta didik yang memang
memerlukannya.

Berlandaskan pada hasil evaluasi, pendidik dimungkinkan untuk dapat memberikan petunjuk dan
bimbingan kepada para peserta didik, misalnya tentang bagaimana cara belajar yang baik, cara
mengatur waktu belajar, cara membaca dan mendalami buku pelajaran dan sebagainya, sehingga
kesulitan-kesulitan yang dihadapi oleh peserta didik dalam proses pembelajaran dapat diatasi
dengan sebaik-baiknya. Dalam keadaan seperti ini, evaluasi dikatakan memiliki fungsi bimbingan.

5) Memberikan petunjuk tentang sudah sejauh manakah program pengajaran yang telah ditentukan
telah dapat dicapai.

Di sini evaluasi dikatakan memiliki fungsi instruksional, yaitu melakukan perbandingan antara Tujuan
Instruksional Khusus (TIK) yang telah ditentukan untuk masing-masing mata pelajaran dengan hasil-
hasil belajar yang telah dicapai oleh peserta didik bagi masing-masing mata pelajaran tersebut,
dalam jangka waktu yang telah ditentukan.

Adapun secara administratif, evaluasi pendidikan setidak-tidaknya memiliki tiga macam fungsi,
yaitu :

1) Memberikan Laporan

Dalam melakukan evaluasi, akan dapat disusun dan disajikan laporan mengenai kemajuan
dan perkembangan peserta didik setelah mereka mengikuti proses pembelajaran dalam jangka
waktu tertentu. Laporan mengenai perkembangan dan kemajuan belajar peserta didik itu pada
umumnya tertuang dalam bentuk Buku Laporan Kemajuan Belajar Siswa, yang lebih dikenal dengan
istilan Rapor (untuk peserta didik pada pendidikan dasar dan pendidikan menengah), atau Kartu
Hasil Studi (KHS), bagi peserta didik di lembaga pendidikan tinggi, yang selanjutnya disampaikan
kepada orang tua peserta didik tersebut pada setiap catur wulan atau akhir semester.

2) Memberikan Bahan-bahan Keterangan (Data)

Setiap keputusan pendidikan harus didasarkan kepada data yang lengkap dan akurat.
Dalam hubungan ini, nilai-nilai hasil belajar peserta didik yang diperoleh dari kegiatan evaluasi,
adalah merupakan data yang sangat penting untuk keperluan pengambilan keputusan pendidikan
dan lembaga pendidikan apakah seorang peserta didik dapat dinyatakan tamat belajar, dapat
dinyatakan naik kelas, tinggal kelas, lulus ataukah tidak lulus, dan sebagainya.

3) Memberikan Gambaran

Gambaran mengenai hasil-hasil yang telah dicapai dalam proses pembelajaran tercermin
antara lain dari hasil-hasil belajar peserta didik setelah dilakukannya evaluasi hasil belajar. Dari
kegiatan evaluasi hasil belajar yang telah dilakukan untuk berbagai jenis mata pelajaran misalnya,
akan dapat tergambar bahwa dalam mata pelajaran tertentu (misalnya Bahasa Arab, matematika
dan Ilmu Pengetahuan Alam) pada umumnya kemampuan peserta didik masih sangat
memprihatinkan. Sebaliknya, untuk mata pelajaran Pendidikan Moral Pancasila dan Ilmu
Pengetahuan Sosial misalnya, hasil belajar siswa pada umumnya sangat menggembirakan.
Gambaran tentang kualitas hasil belajar peserta didik juga diperoleh berdasar data yang berupa Nilai
Ebtanas Murni (NEM), Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) dan lain-lain.

b. Tujuan Evaluasi Pendidikan

1) Secara umum, ada dua tujuan evaluasi pendidikan yaitu:

a) Untuk menghimpun bahan-bahan keterangan yang akan dijadikan sebagai bahan bukti mengenai
taraf perkembangan atau taraf kemajuan yang dialami oleh para peserta didik, setelah ia mengikuti
proses pembelajaran dalam jangka waktu tertentu.

b) Untuk mengetahui tingkat efektivitas dari metode-metode pengajaran yang telah dipergunakan
dalam proses pembelajaran selama jangka waktu tertentu.

2) Tujuan Khusus, adapun yang menjadi tujuan khusus dari kegiatan evaluasi dalam bidang pendidikan
adalah:

a) Merangsang kegiatan peserta didik dalam menempuh program pendidikan

b) Tanpa adanya evaluasi maka tidak mungkin timbul kegairahan atau rangsangan pada diri peserta
didik untuk memperbaiki dan meningkatkan prestasinya masing-masing.

4. Teknik Evaluasi Belajar


Teknik evaluasi adalah cara yang dilakukan dalam mengevaluasi hasil belajar. Sedangkan
yang dimaksud evaluasi hasil belajar adalah cara yang digunakan oleh guru dalam mengevaluasi
proses hasil belajar mengajar . Menurut Bukhori dalam (Arikunto, 2002:32) “tes adalah suatu
percobaan yang digunakan untuk mengetahui ada tidaknya hasil pelajaran tertentu pada seorang
murid atau kelompok murid”.

Menurut Arikunto (2002:31) terdapat dua alat evaluasi yakni teknik tes dan non tes. Teknik
tes menurut Indrakusuma dalam (Arikunto, 2002:32) adalah “suatu alat atau prosedur yang
sistematis dan obyektif untuk memperoleh data-data atau keterangan-keterangan yang di inginkan
seseorang dengan cara yang boleh dikatakan cepat dan tepat”.Ditinjau dari segi kegunaan untuk
mengukur siswa, maka dibedakan atas dua macam tes, yakni tes formatif, dan tes sumatif (Arikunto,
2002:33). Tes yang baik harus memiliki veliditas, reabilitas, objektivitas, praktibilitas, dan ekonomis.

Sedangkan teknik evaluasi selanjutnya adalah teknik non tes, menurut Arikunto (2002:26)
“teknik non tes meliputi skala bertingkat, kuisioner, daftar cocok, wawancara, pengamatan, dan
riwayat hidup”.

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Silabus harus disusun secara sistematis dan berisikan komponen-komponen yang saling
berkaitan untuk memenuhi target pencapaian kompetensi dasar. Bentuk silabus sebenarnya dapat
bervariasi dan dapat dikembangkan sendiri oleh sekolah. Komponen yang minimal harus terdapat
dalam sebuah silabus ialah kompetensi dasar, hasil belajar, indikator, materi pokok, pengalaman
belajar, alokasi waktu, sumber/alat/bahan, dan penilaian. Format silabus dapat dibuat dalam
bentuk narasi maupun kolom/matriks.

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran merupakan kelanjutan yang harus dibuat guru berdasarkan
silabus yang telah dibuat dalam pelaksanaan pembelajaran di kelas.

Evaluasi adalah proses mengumpulkan informasi untuk mengetahui pencapaian belajar kelas
atau kelompok. Hasil evaluasi diharapkan dapat mendorong pendidik untuk melaksanakan kegiatan
pembelajaran lebih baik dan mendorong peserta didik dapat belajar lebih baik.

B. SARAN

Sangat penting bagi kita seorang pendidik mengetahui dan memahami betul apa instrumen-
instrumen pembelajaran, bagaimana membuatnya, dan juga bagaimana mengaplikasikannya dalam
pembelajaran. Seorang pendidik juga harus mengikuti perkembangan kurikulum dan memahami
segala perubahannya agar dapat mengaplikasikannya terhadap peserta didik.

DAFTAR PUSTAKA

Permendiknas 22, 23 dan 24 Tahun 2006

Hasil Rakor Kasi Mapenda Depag RI Tanggal 18 s.d. 20 Nopember 2006 di Bogor

Materi Diklat Fasilitator Guru Mapel SD, SMP dan SMA LPMP DKI Jakarta Tanggal 20 s.d. 29 Maret
2007

Suryanto, Adi, dkk. 2011. Evaluasi Pembelajaran di SD. Jakarta : Universitas Terbuka Kementrian
Pendidikan dan Kebudayaan.

Sukmadinata, Nana S. 2012. Pengembangan Kurikulum. Bandung : Remaja Rosdakarya.

Mardapi, Djemari. 2008. Teknik Penyusunan Instrumen Tes dan Nontes. Jogjakarta : Mitra Cendekia.

engertian Silabus dan RPP


SILABUS DAN RPP(RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN) TEMATIK

SILABUS
1.Pengertian Silabus
Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu kelompok mata pelajaran/tema
tertentu yang mencakup standar kompetensi , kompetensi dasar, materi pokok/pembelajaran,
kegiatan pembelajaran, indikator, penilaian, alokasi waktu, dan sumber/bahan/alat belajar.
Silabus merupakan penjabaran standar kompetensi dan kompetensi dasar ke dalam materi
pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi untuk
penilaian.
Silabus merupakan seperangkat rencana dan pengaturan tentang kegiatan
pembelajaran, pengelolaan kelas, dan penilaian hasil belajar.
Silabus berisikan komponen pokok yang dapat menjawab pertanyaan berikut.:
1. Kompetensi yang akan ditanamkan kepada peserta didik melalui suatu kegiatan pembelajaran
2. kegiatan yang harus dilakukan untuk menanamkan / membentuk kompetensi tersebut
3. upaya yang harus dilakukan untuk mengetahui bahwa kompetensi tersebut sudah dimiliki
peserta didik
Silabus bermanfaat sebagai pedoman sumber pokok dalam pengembangan pembelajaran
lebih lanjut, mulai dari pembuatan rencana pembelajaran, pengelolaan kegiatan pembelajaran,
dan pengembangan sistem penilaian.

2. Prinsip Pengembangan Silabus


 Ilmiah . Keseluruhan materi dan kegiatan yang menjadi muatan dalam silabus harus benar
dan dapat dipertanggungjawabkan secara keilmuan.
 Relevan. Cakupan, kedalaman, tingkat kesukaran dan urutan penyajian materi dalam silabus
sesuai dengan tingkat perkembangan fisik, intelektual, sosial, emosional, dan spritual peserta
didik.
 Sistematis. Komponen-komponen silabus saling berhubungan secara fungsional dalam
mencapai kompetensi.
 Konsisten. Adanya hubungan yang konsisten (ajeg, taat asas) antara kompetensi dasar,
indikator, materi pokok, pengalaman belajar, sumber belajar, dan sistem penilaian.
 Memadai. Cakupan indikator, materi pokok, pengalaman belajar, sumber belajar, dan sistem
penilaian cukup untuk menunjang pencapaian kompetensi dasar.
 Aktual dan Kontekstual. Cakupan indikator, materi pokok, pengalaman belajar, sumber
belajar, dan sistem penilaian memperhatikan perkembangan ilmu, teknologi, dan seni
mutakhir dalam kehidupan nyata, dan peristiwa yang terjadi.
 Fleksibel. Keseluruhan komponen silabus dapat mengakomodasi keragaman peserta didik,
pendidik, serta dinamika perubahan yang terjadi di sekolah dan tuntutan masyarakat.
 Menyeluruh. Komponen silabus mencakup keseluruhan ranah kompetensi (kognitif, afektif,
psikomotor).
3. Unit Waktu Silabus
1. Silabus mata pelajaran disusun berdasarkan seluruh alokasi waktu yang disediakan untuk
mata pelajaran selama penyelenggaraan pendidikan d tingkat satuan pendidikan.
2. Penyusunan silabus memperhatikan alokasi waktu yang disediakan per semester, per tahun,
dan alokasi waktu mata pelajaran lain yang sekelompok.
3. Implementasi pembelajaran per semester menggunakan penggalan silabus sesuai dengan
Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar untuk mata pelajaran dengan alokasi waktu yang
tersedia pada struktur kurikulum. Khusus untuk SMK/MAK menggunakan penggalan silabus
berdasarkan satuan kompetensi.
4. Pengembang Silabus
Pengembangan silabus dapat dilakukan oleh para guru secara mandiri atau
berkelompok dalam sebuah sekolah atau beberapa sekolah, kelompok Musyawarah Guru
Mata Pelajaran (MGMP) pada atau Pusat Kegiatan Guru (PKG), dan Dinas Pendidikan.
1. Disusun secara mandiri oleh guru apabila guru yang bersangkutan mampu mengenali
karakteristik siswa, kondisi sekolah dan lingkungannya.
2. Apabila guru mata pelajaran karena sesuatu hal belum dapat melaksanakan pengembangan
silabus secara mandiri, maka pihak sekolah dapat mengusahakan untuk membentuk
kelompok guru mata pelajaran untuk mengembangkan silabus yang akan digunakan oleh
sekolah tersebut.
3. Di SD/MI semua guru kelas, dari kelas I sampai dengan kelas VI, menyusun silabus secara
bersama. Di SMP/MTs untuk mata pelajaran IPA dan IPS terpadu disusun secara bersama
oleh guru yang terkait.
4. Sekolah yang belum mampu mengembangkan silabus secara mandiri, sebaiknya bergabung
dengan sekolah-sekolah lain melalui forum MGMP/PKG untuk bersama-sama
mengembangkan silabus yang akan digunakan oleh sekolah-sekolah dalam lingkup
MGMP/PKG setempat.
5. Dinas Pendidikan setempat dapat memfasilitasi penyusunan silabus dengan membentuk
sebuah tim yang terdiri dari para guru berpengalaman di bidangnya masing-masing.
5. Komponen-Komponen Silabus
Silabus dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan terdiri dari beberapa komponen,
sebagai berikut.
1. Standar Kompetensi Mata Pelajaran
Standar kompetensi mata pelajaran adalah batas dan arah kemampuan yang harus
dimiliki dan dapat dilakukan oleh peserta didik setelah mengikuti proses pembelajaran suatu
mata pelajaran tertentu, kemampuan yang dapat dilakukan atau ditampilkan siswa untuk
suatu mat pelajaran, kompetensi dalam mata pelajaran tertentu yang harus dimiliki siswa,
kemampuan yang harus dimiliki oleh lulusan dalam dalam suatu mata pelajaran tertentu.
Standar Kompetensi terdapat dalam Permen Diknas Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar
Isi.
2. Kompetensi Dasar
Kompetensi dasar adalah kemampuan minimal pada tiap mata pelajaran yang harus
dicapai siswa. Kompetensi dasar dalam silabus berfungsi untuk mengarahkan guru mengenai
target yang harus dicapai dalam pembelajaran.Misalnya, mampu menyelesaikan diri dengan
lingkungan dan sebagainya.Kompetensi Dasar terdapat dalam Permen Diknas Nomor 22
Tahun 2006 tentang Standar Isi.
3. Hasil Belajar
Hasil belajar adalah kemampuan siswa dalam memenuhi suatu tahapan pencapaian
pengalaman belajar dalam suatu kompetensi dasar.Hasil belajar dalam silabus berfungsi
sebagai petunjuk tentang perubahan perilaku yang akan dicapai oleh siswa sehubungan
dengan kegiatan belajar yang dilakukan, sesuai dengan kompetensi dasar dan materi standar
yang dikaji.Hasil belajar bisa berbentuk pengetahuan, keterampilan,maupun sikap.
4. Indikator Hasil Belajar
Indikator hasil belajar adalah ciri penanda ketercapain kompetensi dasar.Indikator
dalam silabus berfungsi sebagai tanda-tanda yang menunjukkan terjadinya perubahan
perilaku pda diri siswa.Tanda-tanda ini lebih spesifik dan lebih dapat diamati dalam diri
siswa, target kompetensi dasar tersebut sudah terpenuhi atau tercapai.
5. Materi Pokok
Materi pokok adalah pokok-pokok materi yang harus dipelajari siswa sebagai sarana
pencapaian kompetensi dasar dan yang akan dinilai dengan menggunakan instrumen
penilaian yang disusun berdasarkan indikator pencapaian belajar.Secara umum materi
pokok dapat diklasifikasikan menjadi empat jenis,yaitu fakta,konsep,prisip,dan prosedur.
6. Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan pembelajaran adalah bentuk atau pola umum kegiatan pembelajaran yang
akan dilaksanakan.Strategi pembelajaran meliputi kegiatan tatap muka dan non tatap muka
(pengalaman belajar).
7. Alokasi Waktu
Alokasi waktu adalah waktu yang diperlukan untuk menguasai masing-masing
kompetensi dasar.
8. Adanya Penilaian
Penilaian adalah jenis, bentuk, dan instrumen yang digunakan untuk mengetahui atau
mengukur keberhasilan belajar siswa.
9. Sarana dan Sumber Belajar
Sarana dan sumber belajar adalah sarana dan sumber belajar yang digunakan dalam
proses belajar mengajar.

6. Langkah-langkah Pengembangan Silabus


Sebagaimana telah dikemukakan dalam uraian sebelumnya Silabus adalah rencana
pembelajaran pada suatu dan/atau kelompok mata pelajaran/tema tertentu yang mencakup
standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pokok/pembelajaran, indikator, penilaian,
alokasi waktu, dan sumber/bahan/alat belajar. Silabus merupakan penjabaran standar
kompetensi dan kompetensi dasar ke dalam materi pokok/pembelajaran, kegiatan
pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian. Mengembangkan
silabus dilakukan melalui langkah-langkah sebagai berikut:
 Mengkaji Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar
Mengkaji standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran sebagaimana
tercantum pada Standar Isi, dengan memperhatikan hal-hal berikut:
a. urutan berdasarkan hierarki konsep disiplin ilmu dan/atau tingkat kesulitan materi, tidak
harus selalu sesuai dengan urutan yang ada di Standar Isi;
b. keterkaitan antara standar kompetensi dan kompetensi dasar dalam mata pelajaran;
c. keterkaitan antara standar kompetensi dan kompetensi dasar antar mata pelajaran.
 Mengidentifikasi Materi Pokok/Pembelajaran
Mengidentifikasi materi pokok/pembelajaran yang menunjang pencapaian kompetensi
dasar dengan mempertimbangkan:
a) potensi peserta didik;
b) relevansi dengan karakteristik daerah,
c) tingkat perkembangan fisik, intelektual, emosional, sosial, dan spritual peserta didik;
d) kebermanfaatan bagi peserta didik;
e) struktur keilmuan;
f) aktualitas, kedalaman, dan keluasan materi pembelajaran;
g) relevansi dengan kebutuhan peserta didik dan tuntutan lingkungan; dan
h) alokasi waktu.
 Mengembangkan Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan pembelajaran dirancang untuk memberikan pengalaman belajar yang
melibatkan proses mental dan fisik melalui interaksi antarpeserta didik, peserta didik dengan
guru, lingkungan, dan sumber belajar lainnya dalam rangka pencapaian kompetensi dasar.
Pengalaman belajar yang dimaksud dapat terwujud melalui penggunaan pendekatan
pembelajaran yang bervariasi dan berpusat pada peserta didik. Pengalaman belajar memuat
kecakapan hidup yang perlu dikuasai peserta didik. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam
mengembangkan kegiatan pembelajaran adalah sebagai berikut.
a. Kegiatan pembelajaran disusun untuk memberikan bantuan kepada para pendidik, khususnya
guru, agar dapat melaksanakan proses pembelajaran secara profesional.
b. Kegiatan pembelajaran memuat rangkaian kegiatan yang harus dilakukan oleh peserta didik
secara berurutan untuk mencapai kompetensi dasar.
c. Penentuan urutan kegiatan pembelajaran harus sesuai dengan hierarki konsep materi
pembelajaran.
d. Rumusan pernyataan dalam kegiatan pembelajaran minimal mengandung dua unsur penciri
yang mencerminkan pengelolaan pengalaman belajar siswa, yaitu kegiatan siswa dan materi.
 Merumuskan Indikator Pencapaian Kompetensi
Indikator merupakan penanda pencapaian kompetensi dasar yang ditandai oleh
perubahan perilaku yang dapat diukur yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
Indikator dikembangkan sesuai dengan karakteristik peserta didik, mata pelajaran, satuan
pendidikan, potensi daerah dan dirumuskan dalam kata kerja operasional yang terukur
dan/atau dapat diobservasi. Indikator digunakan sebagai dasar untuk menyusun alat penilaian.
 Penentuan Jenis Penilaian
Penilaian pencapaian kompetensi dasar peserta didik dilakukan berdasarkan indikator.
Penilaian dilakukan dengan menggunakan tes dan non tes dalam bentuk tertulis maupun
lisan, pengamatan kinerja, pengukuran sikap, penilaian hasil karya berupa tugas, proyek
dan/atau produk, penggunaan portofolio, dan penilaian diri.
Penilaian merupakan serangkaian kegiatan untuk memperoleh, menganalisis, dan
menafsirkan data tentang proses dan hasil belajar peserta didik yang dilakukan secara
sistematis dan berkesinambungan, sehingga menjadi informasi yang bermakna dalam
pengambilan keputusan. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penilaian.
a. Penilaian diarahkan untuk mengukur pencapaian kompetensi.
b. Penilaian menggunakan acuan kriteria; yaitu berdasarkan apa yang bisa dilakukan peserta
didik setelah mengikuti proses pembelajaran, dan bukan untuk menentukan posisi seseorang
terhadap kelompoknya.
c. Sistem yang direncanakan adalah sistem penilaian yang berkelanjutan. Berkelanjutan dalam
arti semua indikator ditagih, kemudian hasilnya dianalisis untuk menentukan kompetensi
dasar yang telah dimiliki dan yang belum, serta untuk mengetahui kesulitan siswa.
d. Hasil penilaian dianalisis untuk menentukan tindak lanjut. Tindak lanjut berupa perbaikan
proses pembelajaran berikutnya, program remedi bagi peserta didik yang pencapaian
kompetensinya di bawah kriteria ketuntasan, dan program pengayaan bagi peserta didik yang
telah memenuhi kriteria ketuntasan.
e. Sistem penilaian harus disesuaikan dengan pengalaman belajar yang ditempuh dalam proses
pembelajaran. Misalnya, jika pembelajaran menggunakan pendekatan tugas observasi
lapangan maka evaluasi harus diberikan baik pada proses (keterampilan proses) misalnya
teknik wawancara, maupun produk/hasil melakukan observasi lapangan yang berupa
informasi yang dibutuhkan.
 Menentukan Alokasi Waktu
Penentuan alokasi waktu pada setiap kompetensi dasar didasarkan pada jumlah
minggu efektif dan alokasi waktu mata pelajaran per minggu dengan mempertimbangkan
jumlah kompetensi dasar, keluasan, kedalaman, tingkat kesulitan, dan tingkat kepentingan
kompetensi dasar. Alokasi waktu yang dicantumkan dalam silabus merupakan perkiraan
waktu rerata untuk menguasai kompetensi dasar yang dibutuhkan oleh peserta didik yang
beragam.
 Menentukan Sumber Belajar
Sumber belajar adalah rujukan, objek dan/atau bahan yang digunakan untuk kegiatan
pembelajaran, yang berupa media cetak dan elektronik, narasumber, serta lingkungan fisik,
alam, sosial, dan budaya.
Penentuan sumber belajar didasarkan pada standar kompetensi dan kompetensi dasar serta
materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi.

7. Format dan Model Silabus


Pada dasarnya tidak ada format dan model silabus yan baku.Hal ini disebabkan banyaknya
variable yang mempengaruhi pengembangan model silabus, yang mengkibatkan silabus
bersifat dinamis, dalam artian suatu model dapat dilaksanakan dengan baik untuk kondisi
tertentu,belum tentu cocok untuk kondisi yang lain,atau suatu model berhasil diterapkan
dengan baik oleh guru tertentu,belum tentu berhasildengan baik jika diterapkan oleh guru
yang lain.Oleh karena itu, setiap guru diharapkan dapat mengembangkan silabus-silabus yang
sesuai dengan karakteristik pribadi guru dan kondisi lingkungan dimana guru bertugas.

Contoh Format Silabus


SILABUS
Nama Sekolah : SD…..Medan
Tema : LINGKUNGAN
Kelas/semester : III / I

I. Standar Kompetensi :
1. PKN :mengamalkan sumpah pemuda
2. IPS :Memahami lingkungan dan melaksanakan kerjasama di sekitar rumah dan sekolah
3. Bahasa Indonesia :
Mendengarkan
 Memahami penjelasan tentang petunjuk dan cerita anak yang dilisankan
Berbicara
 Mengungkapkan pikiran, perasaan, pengalaman, dan petunjuk dengan bercerita dan
memberikan tanggapan/ saran
4. Matematika
 Melakukan operasi hitung bilangan sampai tiga angka
5. IPA :
 Memahami ciri-ciri dan kebutuhan makhluk hidup serta hal-hal yang mempengaruhi
perubahan pada makhluk hidup
II. Kompetensi Dasar :
1.PKN :
 Mengamalkan makna satu nusa, satu bangsa dan satu bahasa
 Mengamalkan nilai-nilai Sumpah Pemuda dalam kehidupan sehari- sehari
2.IPS:
 Menceritakan lingkungan alam dan buatan di sekitar rumah dan sekolah
 Membuat denah dan peta lingkungan rumah dan sekolah
3.Bahasa Indonesia :
 Melakukan sesuatu berdasarkan penjelasan yang disampaikan secara lisan
 Mengomentari tokoh-tokoh cerita anak yang disampaikan secara lisan
 Menceritakan pengalaman yang mengesankan dengan menggunakan kalimat yang runtut
dan mudah dipahami
4.Matematika :
 Melakukan operasi hitung bilangan sampai tiga angka
5.IPA :
 Mengidentifikasi ciri-ciri dan kebutuhan makhluk hidup
 Mendeskripsikan perubahan yang terjadi pada makhluk hidup dan hal-hal
yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak (makanan, kesehatan, rekreasi,
dan olah raga)

III. Materi Pokok/Pembelajaran :


1.PKN : Makna satu nusa, satu bangsa, dan satu bahasa
2.IPS : Kerja sama di lingkungan rumah
3. Bahasa Indonesia : melakukan sesuatu berdasarkan penjelasan , mengomentari tokoh-tokoh
cerita anak, menceritakan pengalaman yang mengesankan,memberikan tanggapan dan
sederhana. menjelaskan isi teks
4.Matematika : garis bilangan, penjumlahan dan pengurangan,perkalian dan
pembagian,uang,alat ukur,hubungan antar satuan waktu,panjang dan berat.
5.IPA : ciri-ciri dan kebutuhan makhluk hidup dan tak hidup, perubahan
pada makhluk hidup, sifat-sifat benda

IV.Kegiatan Belajar :
1. PKN : mengklasifikasi dan membuat daftar tindakan yang dapat mempersatukan
bangsa, menyebutkan nama organisasi pemuda di nusantara, menyebutkan 5 tokoh pemuda
yang ikut kongres pemuda ,mengidentifikasikan pengalaman nilai-nilai sumpah pemuda di
lingkungan rumah
2. IPS : mengidentifikasi kenampakan alam dan kenampakan buatan di
lingkungan sekitar, menjelaskan manfaat kenampakan alam bagi kehidupan, menjelaskan
manfaat kenampakan buatan bagi kehidupan, membuat denah rumah siswa dengan
menentukan arah mata anginnya
3. Bahasa Indonesia : menjelaskan petunjuk membuat alam pengukur debu , membuat
pertanyaan tentang cara menggunakannya, menyebutkan nama dan sifat tokoh dalam cerita
binatang, memberikan tanggapan dan alasan tentang tokoh cerita binatang, menceritakan
peristiwa alam melalui pengamatan gambar
4. Matematika : menulis bilangan secara panjang (ribuan,ratusan,puluhan,satuan) ,
menentukan nilai tempat sampai dengan ribuan,melakukan operasi penjumlahan tanpa
menyimpan, melakukan operasi penjumlahan dengan menyimpan, melakukan operasi
pengurangan tanpa meminjam, melakukan operasi pengurangan dengan meminjam
5. IPA : mengidentifikasi ciri-ciri makhluk hidup, mengidentifikasi ciri-
ciri makhluk tak hidup, menggolongkan tumbuhan berdasarkan bijinya, menggolongkan
tumbuhan berdasarkan akarnya, menggolongkan tumbuhan berdasarkan batangnya,
menggolongkan tumbhan berdasarkan daunnya, menyebutkan cirri-ciri pertumbuhan hewan,
menyebutkan cirri-ciri pertumbuhan tumbuhan
V.Indikator Pencapaian Kompetensi
1. PKN : mengklasifikasi dan membuat daftar tindakan yang dapat
mempersatukan bangsa , menyebutkan nama organisasi pemuda di nusantara, menyebutkan 5
tokoh pemuda yang ikut kongres pemuda ,mengidentifikasikan pengalaman nilai-nilai
sumpah pemuda di lingkungan rumah
2. IPS : mengidentifikasi kenampakan alam dan kenampakan buatan di
lingkungan sekitar, menjelaskan manfaat kenampakan alam bagi kehidupan, menjelaskan
manfaat kenampakan buatan bagi kehidupan, membuat denah rumah siswa dengan
menentukan arah mata anginnya
3. Bahasa Indonesia : menjelaskan petunjuk membuat alam pengukur debu , membuat
pertanyaan tentang cara menggunakannya, menyebutkan nama dan sifat tokoh dalam cerita
binatang, memberikan tanggapan dan alasan tentang tokoh cerita binatang, menceritakan
peristiwa alam melalui pengamatan gambar
4. Matematika : menulis bilangan secara panjang (ribuan,ratusan,puluhan,satuan) ,
menentukan nilai tempat sampai dengan ribuan,melakukan operasi penjumlahan tanpa
menyimpan, melakukan operasi penjumlahan dengan menyimpan, melakukan operasi
pengurangan tanpa meminjam, melakukan operasi pengurangan dengan meminjam
5. IPA : mengidentifikasi ciri-ciri makhluk hidup, mengidentifikasi ciri-
ciri makhluk tak hidup, menggolongkan tumbuhan berdasarkan bijinya, menggolongkan
tumbuhan berdasarkan akarnya, menggolongkan tumbuhan berdasarkan batangnya,
menggolongkan tumbhan berdasarkan daunnya, menyebutkan cirri-ciri pertumbuhan hewan,
menyebutkan cirri-ciri pertumbuhan tumbuhan
VI.Penilaian
 Tertulis : uraian pengamatan atau perbuatan
VII. Alokasi Waktu : 3 minggu
VIII. Sumber/Bahan/Alat : gambar buku yang relevan

B. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran


1. Pengertian RPP
Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) adalah rencana yang menggambarkan
prosedur dan pengorganisasian pembelajaran untuk mencapai satu kompetensi dasar yang
ditetapkan dalam Standar Isi dan dijabarkan dalam silabus. Lingkup Rencana Pembelajaran
paling luas mencakup satu kompetensi dasar yang terdiri atas satu indicator atau beberapa
indicator untuk satu kali pertemuan atau lebih.
RPP merupakan persiapan yang harus dilakukan guru sebelum mengajar. Persiapan
disini dapat diartikan persiapan tertulis maupun persiapan mental, situasi emosional yang
ingin dibangun, lingkungan belajar yang produktif, termasuk meyakinkan pembelajar untuk
mau terlibat secara penuh. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dengan silabus mempunyai
perbedaan, meskipun dalam hal tertentu mempunyai persamaan. Silabus memuat hal-hal yang
perlu dilakukan siswa untuk menuntaskan suatu kompetensi secara utuh, artinya di dalam
suatu silabus adakalanya beberapa kompetensi yang sejalan akan disatukan sehingga
perkiraan waktunya belum tahu pasti berapa pertemuan yang akan dilakukan. Sementara itu,
rencana pelaksanaan pembelajaran adalah penggalan-penggalan kegiatan yang perlu
dilakukan oleh guru untuk setiap pertemuan. Didalamnya harus terlihat tindakan apa yang
perlu dilakukan oleh guru untuk mencapai ketuntasan kompetensi serta tindakan selanjutnya
setelah pertemuan selesai.
2. Tujuan dan Fungsi RPP
Tujuan rencana pelaksanaan pembelajaran adalah untuk : (1) mempermudah,
memperlancar dan meningkatkan hasil proses belajar mengajar; (2) dengan menyusun
rencana pembelajaran secara profesional, sistematis dan berdaya guna, maka guru akan
mampu melihat, mengamati, menganalisis, dan memprediksi program pembelajaran sebagai
kerangka kerja yang logis dan terencana.
Sementara itu, fungsi rencana pembelajaran adalah sebagai acuan bagi guru untuk
melaksanakan kegiatan belajar mengajar ( kegiatan pembelajaran ) agar lebih terarah dan
berjalan secara efektif dan efisien. Dengan kata lain rencana pelaksanaan pembelajaran
berperan sebagai scenario proses pembelajaran. Oleh karena itu, rencana pelaksanaan
pembelajaran hendaknya bersifat luwes ( fleksibel ) dan member kemungkinan bagi guru
untuk menyesuaikan dengan respon siswa dalam proses pembelajaran yang sesungguhnya.

3. Unsur-unsur yang Perlu Diperhatikan dalam Penyusunan RPP


Unsur-unsur yang perlu diperhatikan dalam penyususnan rencana pelaksanaan
pembelajaran adalah :
 Mengacu pada kompetensi dan kemampuan dasar yang harus dikuasai siswa, serta
materi dan submateri pembelajaran, pengalaman belajar yang telah dikembangkan didalam
silabus;
 Menggunakan berbagai pendekatan yang sesuai dengan materi yang memberikan
kecakapan hidup ( life skill ) sesuai dengan permasalahan dan lingkungan sehari-hari;
 Menggunakan metode dan media yang sesuai, yang mendekatkan siswa dengan
pengalaman langsung;
 Penilaian dengan system pengujian menyeluruh dan berkelanjutan didasarkan pada
system pengujian yang dikembangkan selaras dengan pengembangan silabus.

4. Komponen-komponen RPP
Komponen-komponen rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) menurut
permendiknas Nomor 41 tahun 2007 tentang standar proses terdiri dari :
 Identitas mata pelajaran
Identitas mata pelajaran, meliputi : satuan pendidikan, kelas, semester, program/program
keahlian, mata pelajaran atau tema pelajaran, jumlah pertemuan.
 Standar kompetensi
Standar kompetensi merupakan kualifikasi kemampuan minimal peserta didik yang
menggambarkan penguasaan pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang diharapkan dicapai
pada setiap kelas dan/ atau semester pada suatu mata pelajaran.
 Kompetensi dasar
Kompetensi dasar adalah sejumlah kemampuan yang harus dikuasai peserta didik dalam mata
pelajaran tertentu sebagai rujukan penyusunan indikator kompetensi dalam suatu pelajaran.
 Indikator pencapaian kompetensi
Indikator kompetensi adalah perilaku yang dapat diukur dan/ atau diobservasi untuk
menunjukan ketercapaian kompetensi dasar tertentu yang menjadi acuan penilaian mata
pelajaran. Indikator pencapaian kompetensi dirumuskan dengan menggunakan kata kerja
operasional yang dapat diamati dan diukur, yang mencakup pengetahuan, sikap, dan
keterampilan.
 Tujuan pembelajaran
Tujuan pembelajaran menggambarkan proses dan hasil belajar yang diharapkan dicapai oleh
peserta didik sesuai dengan kompetensi dasar.
 Materi ajar
Materi ajar memuat fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang relevan, dan ditulis dalam
bentuk butir-butir sesuai dengan rumusan indicator pencapaian kompetensi.
 Alokasi waktu
Alokasi waktu ditentukan sesuai dengan keperluan untuk pencapaian KD dan beban belajar.
 Metode pembelajaran
 Metode pembelajaran digunakan oleh guru untuk mewujudkan suasana belajar dan
proses pembelajaran agar pembelajaran agar peserta didik mencapai kompetensi dasar atau
seperangkat indicator yang telah ditetapkan. Pemilihan metode pembelajaran disesuaikan
dengan situasi dan kondisi peserta didik, serta karakteristik dari setiap indicator dan
kompetensi yang hendak dicapai pada setiap indicator dan kompetensi yang hendak dicapai
pada setiap mata pelajaran. Pendekatan pembelajaran tematik digunakan untuk peserta didik
kelas 1 sampai kelas 3 SD/MI.
 Kegiatan pembelajaran
a. Pendahuluan
Pendahuluan merupakan kegiatan awal dalam suatu pertemuan pembelajaran yang
ditujukan untuk membangkitkan motivasi dan memfokuskan perhatian peserta didik untuk
berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran. Dalam kegiatan pendahuluan, guru : (1)
menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik untuk mengikuti proses pembelajaran; (2)
mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan sebelumnya dengan
materi yang akan dipelajari; (3) menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang
akan dicapai; dan (4) menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian kegiatan sesuai
silabus.
b. Inti
Kegiatan inti merupakan proses pembelajaran untuk mencapai KD. Kegiatan
pembelajaran dilakukan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi
peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa,
kreatifitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta
psikologis peserta didik. Kegiatan ini dilakukan secara sistematis dan sistemik melalui proses
eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi.
c. Penutup
Penutup merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mengakhiri aktifitas pembelajaran
yang dapat dilakukan dalam bentuk rangkuman atau kesimpulan, penilaian dan refleksi,
umpan balik, dan tindak lanjut.
 Penilaian hasil belajar
Prosedur dan instrument penilaian proses dan hasil belajar disesuaikan dengan
indicator pencapaian kompetensi dan mengacu kepada standar penilaian.
 Sumber belajar
Penentuan sumber belajar didasarkan pada standar kompetensi dan kompetensi dasar,
serta materi ajar, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi.

5. Prinsip-prinsip Penyusunan RPP


Prinsip-prinsip rencana pembelajaran menurut Permendinas no 41 tahun 2007 tentang
standar proses terdiri dari :
a. Memperhatikan perbedaan individu peserta didi.
RPP disusun dengan memerhatikan perbedaan jenis kelamin, kemampuan awal, tingkat
intelektual, minat, motivasi belajar, bakat, potensi, kemampuan sosial,emosi, gaya belajar,
kebutuhan khusus, kecepatan belajar, latar belakang budaya, norma, nilai, dan lingkungan
peserta didik.
b. Mendorong Partisipasi aktif peserta didik.
Proses pembelajaran dirancang dengan berpusat pada peserta didik untuk mendorong
motivasi, minat, kreatifitas, inisiatif inspirasi, kemandirian, dan semangat belajar.
c. Mengembangkan Budaya Membaca dan menulis.
Proses pembelajaran dirancang untuk mengembangkan kegemaran membaca, pemahaman
beragam bacaan, dan berekspresi dalam bentuk tulisan.
d. Memberikan Umpan Balik dan Tindak Lanjut.
RPP memuat rancangan program pemberian umpan balik positif, penguatan, pengayaan,
remedi.
e. Keterkaitan dan Keterpaduan.
RPP disusun dengan memerhatikan keterkaitan dan keterpaduan antara SK,KD, Materi
Pembelajaran, Kegiatn Pembelajaran, Indikator Pencapaian Kompetensi Penilaian, dan
sumber belajar dalam satu keutuhan pengalaman belajar. RPP disusun dengan
mengakomodasikan pembelajaran tematik, keterpaduan lintas mata pelajaran, lintas aspek
belajar, dan keragaman budaya.
f. Menerapkan teknologi informasi dan komunikasi.
RPP disusun dengan mempertimbangkan peneraan teknologi informasi dan komunikasi
secara terintegrasi, sistematis, dan efektif sesuai dengan situasi dan kondisi.
6. Langkah-langkah Penyusunan RPP
Langkah-langkah menyusun suatu rencana pelaksanaan pembelajaran meliputi
beberapa hal berikut.
a. Identitas mata pelajaran
Tuliskan nama mata pelajaran, kelas, semester, dan alokasi waktu ( jam pertemuan ).
b. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar
Tuliskan standar kompetensi dan kompetensi dasar sesuai dengan Standar Isi.
c. Indikator
Pengembangan indikator dilakukan dengan beberapa pertimbangan berikut.
 Setiap KD dikembangkan menjadi beberapa indicator (lebih dari dua).
 Indicator menggunakan kata kerja operasional yang dapat diukur dan diobservasi.
 Tingkat kata kerja dalam indikator lebih rendah atau setara dengan kata kerja KD atau SK.
 Prinsip pengembangan indicator adalah urgensi, Kontinuitas, Relevansi dan Kontekstual.
 Keseluruhan indicator dalam satu KD merupakan tanda-tanda, perilaku, dan lain-lain untuk
pencapaian kompetensi yang merupakan kemampuan bersikap, berfikir dan bertindak secara
konsisten.
d. Materi pembelajaran
Cantumkan materi pembelajaran dan lengkapi dengan uraiannya yang telah
dikembangkan dalam silabus.
Dalam menetapkan dan mengembangkan materi perlu diperhatikan hasil dari
pengembangan silabus, pengalaman belajar yang bagaimana yang ingin diciptakan dalam
proses pembelajaran yang didukung oleh uraian materi materi untuk mencapai kompetensi
tersebut. Hal yang perlu dipertimbangkan dalam penyusunan materi adalah kemanfaatan,
alokasi waktu, kesesuaian, ketetapan, situasi dan kondisi lingkungan masyarakat, kemampuan
guru, tingkat perkembangan peserta didik, dan fasilitas.
Agar penjabaran dan penyesuaian kemampuan dasar tidak meluas dan melebar, maka
perlu diperhatikan criteria untuk menyeleksi materi yang perlu diajarkan sebagai berikut.
 Sahih ( valid ), artimya materi yang akan dituangkan dalam pembelajaran benar-benar telah
teruji kebenaran dan kesahihannya.
 Relevensi, artinya relevan atau sinkron antara materi pembelajaran dengan kemampuan dasar
yang ingin dicapai.
 Konsistensi, artinya ada keajegan antara materi pembelajaran dengan kemampuan dasar dan
standar kompetensi.
 Adequasi ( kecukupan ), artinya cakupan materi pembelajaran yang diberikan cukup lengkap
untuk tercapainya kemampuan yang telah ditentukan.
 Tingkat kepentingan, artinya dalam memilih materi perlu dipertimbangkan pertanyan berikut :
sejauh mana materi tersebut penting dipelajari? Penting untuk siapa? Di mana dan mengapa
penting ? dengan demikian, materi yang dipilih untuk diajarkan tentunya memang yang
benar-benar diperlukan oleh siswa.
 Kebermanfaatan, artinya materi yang diajarkan benar-benar bermanfaat, baik secara akademis,
maupun nonakademis.
 Layak dipelajari, artinya materi tersebut memungkinkan untuk dipelajari, baik dari aspek
tingkat kesulitannya ( tidak terlalu mudah atau tidak terlalu sulit ) maupun aspek
kelayakannya terhadap pemanfaatna bahan ajar dan kondisi setempat.
 Menarik minat, artinya materi yang dipilih hendaknya menarik minat dan dapat memotivasi
siswa untuk mempelajarinya lebih lanjut.
e. Tujuan pembelajaran
Dalam tujuan pembelajaran dijelaskan apa tujuan dari pembelajaran tersebut. Tujuan
pembelajaran diambil dari indicator.
f. Strategi atau Skenario Pembelajaran
Strategi atau scenario pembelajaran adalah strategi atau scenario apa dan bagaimana
dalam menyampaikan materi pembelajaran kepada siswa secara terarah, aktif, efektif,
bermakna dan menyenangkan. Strategi atau scenario pembelajaran memuat rangkaian
kegiatan yang harus dilakukan oleh guru secara beruntun untuk mencapai tujuan
pembelajaran. Penentuan urutan langkah pembelajaran sangat penting artinya bagi materi-
materi yang memerlukan prasyarat tertentu.
Rumusan pernyataan dalam langkah pembelajaran minimal mengandung dua unsur
yang mencerminkan pengelolaan pengalaman belajar siswa, yaitu kegiatan siswa dan materi.
Syarat penting yang harus dipenuhi dalam pemilihan kegiatan siswa dan materi pembelajaran
adalah :
o Hendaknya memberikan bagi siswa untuk mencari, mengolah, dan menemukan sendiri
pengetahuan dibawah bimbingan guru;
o Merupakan pola yang mencerminkan cirri khas dalam pengembangan keterampilan dalam
mata pelajaran yang bersangkutan , misalnya observasi dilingkungan sekitar;
o Disesuaikan dengan ragam sumber belajar dan sarana belajar yang tersedia;
o Bervariasi dengan mengombinasikan antar kegiatan belajar perseorangan, pasangan,
kelompok, dan klasikal;
o Memperhatikan pelayanan terhadap perbedaan individual siswa seperti bakat, kemampuan,
minat, latar belakang keluarga, social ekonomi, dan budaya, serta masalah khusus yang
dihadapai siswa yang bersangkutan.
g. Sarana dan Sumber Pembelajaran
Dalam proses belajar mengajar, sarana pembelajaran sangat membantu siswa untuk
mencapai tujuan pembelajaran.Sarana berfungsi memudahkan terjadinya proses
pembelajaran. Sementara itu, sumber belajar adalah segala sesuatu yang dapat dijadikan
sumber dalam proses belajar mengajar. Sumber belajar yang utama bagi guru adalah sarana
cetak, seperti buku, brosur, majalah, poster, lembar informasi lepas, peta, foto, dan
lingkungan sekitar, baik alam, system ataupun budaya. Hal-hal yang harus diperhatikan
dalam memilih sarana adalah : (1) menarik perhatian dan minat siswa; (2) meletakkan dasar-
dasar untuk memahami sesuatu hal secara konkret dan sekaligus mencegah atau mengurangi
verbalisme; (3) merangsang tumbuhnya pengertian dan usaha pengembangan nilai-nilai; (4)
berguna dan multifungsi; (5) sederhana, mudah digunakan dan dirawat, dapat dibuat sendiri
pleh guru atau diambil dari lingkungan sekitar. Sementara itu, dasar pertimbangan untuk
memilih dan menetapkan media pelajaran yang seharusnya digunakan adalah : (1) tingkat
kematangan berpikir dan usia siswa; (2) kesesuaian dengan materi pelajaran; (3) keterampilan
guru dalam memanfaatkan media; (4) mutu teknis dan media yang bersangkutan; (5) tingkat
kesulitan dan konsep pelajaran; (6) alokasi waktu yang tersedia; (7) pendekatan atau strategi
yang digunakan; (8) penilaian yang akan diterapkan.
h. Penilaian dan Tindak Lanjut
Tuliskan system penilaian dan prosedur yang digunakan untuk menilai pencapaian
belajar siswa berdasarkan system penilaian yang telah dikembangkan selarans dengan
pengembangan silabus.Penilaian dilakukan dengan menggunakan tes dan nontes dalam
bentuk tertulis maupun lisan, pengamatan kinerja, sikap, penilaian hasil karya berupa proyek
atau produk, penggunaan portofolio, dan penilaian diri.
Jenis penilaian yang dapat digunakan dalam system penilaian berbasis kompetensi,
antara lain sebagai berikut.
 Kuis, bentuknya berupa isian singkat dan menanyakan hal-hal yang bersifat prinsip.
Biasanya dilakukan sebelum mata pelajaran dimulai, kurang lebih 15 menit. Kuis dilakukan
untuk mengungkap kembali penguasaan pembelajaran oleh siswa
 Pertanyaan lisan di kelas, yaitu pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh guru dengan
tujuan memperkuat pemahaman terhadap konsep, prinsip, atau teori.
 Ulangan harian, adalah ujian yang dilakukan setiap saat, misalnya 1 atau 2 materi pokok
selesai diajarkan.
 Tugas individu, yaitu tugas yang diberikan kapan saja, biasanya untuk memeperkaya materi
pembelajaran, atau untuk persiapan program-program pembelajaran tertentu.
 Tugas kelompok, yaitu tugas yang dikerjakan secara kelompok (5-7 siswa). Jenis tagihan ini
digunakan untuk menilai kemampuan kerja sama di dalam kelompok.
 Ujian sumatif, yaitu ujian yang dilakukan setiap satu standar kompetensi atau beberapa
satuan komptensi dasar.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menentukan penilaian adalah sebagai berikut.
a. Untuk mengukur pencapaian kompetensi peseta didik, yang dilakukan berdasarkan indikator,
b. Menggunakan acuan criteria,
c. Menggunakan system penilaian berkelanjutan,
d. Hasil penilaian dianalisis untuk menentukan tindak lanjut,
e. Sesuai dengan pengalaman belajar yang ditempuh dalam kegiatan pembelajaran
Tabel 1.2 Perbedaan RPP dalam KTSP dengan RP dan Kurikulum1994
No. Aspek Pembeda RPP KTSP RP Kurikulum 1994
RP cenderung untuk
RP benar-benar ‘Rencana’ guru
1. Hakekat RP memenuhi persyaratan
mengajar
administrasi
Kaitannya dengan Pembelajaran dapat diintegrasikan
2. Setiap bidang studi terpisah
bidang studi lain dengan bidang studi lain
Tujuan hanya menggambarkan Tujuan dirinci mendetail dan
3. Rumusan tujuan
kompetensi yang akan dicapai berfokus pada pengetahuan
Rincian media dan sumber belajar
Umumnya sekadar
4. Rincian media mengingatkan guru mengenai apa
dicantumkan
yang harus disiapkannya
Langkah KTSP menjadi sesuatu
yang paling penting, didesain dalam Tahap-tahap KBM tidak
5. Lankah-langkah bentuk scenario pembelajaran yang selalu menjadi perhatian (
mengutamakan kegiatan siswa tahap dibuat seragam )
demi tahap
Hasil yang dicapai hasilnya
Topiknya sempit, tetapi mendaam
6. KBM banyak tetapi dangkal dan
dan bermakna
kurang bermakna
Dirinci bagaimana giru memeperoleh Hasil belajar dinilai dari hasil
7. Unsur evaluasi
data kemajuan siswa dalam belajar tes tertulis

7.Prinsip Pengembangan
Pengembangan RPP harus memperhatikan minat dan perhatian peserta didik terhadap
materi standar dan kompetensi dasar yang dijadikan bahan kajian. Dalam hal ini harus
diperhatikan guru jangan hanya berperan sebagai transformator, tetapi juga harus berperan
sebagai motivator, mendorong peserta didik untuk belajar, dengan menggunakan berbagai
variasi media dan sumber belajar yang sesuai, serta menunjang pembentukan kompetensi
dasar.
Untuk kepentingan tersebut, berikut ini terdapat beberapa prinsip yang harus
diperhatikan daklam pengembangan RPP dalam menyesuaikan implementasi, antara lain :
1. Kompetensi yang dirumuskan dalam RPP harus jelas
2. Rencana pembelajaran harus sederhana dan fleksibel , serta dapat dilaksanakan dalam
kegiatan pembelajaran dan pembentukan kompetensi peserta didik
3. Kegiatan – kegiatan yang disusun dan dikembangkan dalam RPP harus menunjang dan
sesuai dengan kompetensi dasar yang telah ditetapkan
4. RPP yang dikembangkan harus utuh dan menyeluruh, serta jelas pencapaiannya
5. Harus ada koordinasi antarkomponen pelaksana program di sekolah, terutama apabila
pembelajaran dilaksanakan secara tim

Dalam hal ini, perlu dilakukan pembagian tugas guru, penyusunan kalender
pendidikan dan jadwal pembelajaran, pembagian waktu yang digunakan secara proporsional,
seperti penetapan penilaian , penetapan norma kenaikan kelas dan kelulusan, pencatatan
kemajuan belajar peserta didik, pembelajaran remedial, progra,m pengayaan, program
percepatan , peningkatan kualitas pembelajaran, dan pengisian waktu jam kosong.
Dalam kaitannya dengan RPP, terdapat beberapa hal penting yang perlu diperhatikan,
yaitu :
1. Persiapan dipandang sebagai suatu proses yang secara kuat diarahkan pada tindakan
mendatang, misalnya untuk pembentukan kompetensi, dan melibatkan orang lain
2. Persiapan diarahkan pada tindakan dimasa mendatang, yang dihadapkan pada berbagai
masalah , tantangan serta hambatan yang tidak pasti
3. Rencana pembelajaran erat hubungannya dengan bagaimana sesuatu dapat dikerjakan, karena
itu RPP yang baik adalah yang dapat dilaksanakan secara optimal dalam pembelajaran dan
pembentukan kompetensi peserta didik

Dari uraian diatas, dapat dipahami bahwa pengembangan rencana pembelajaran


menuntut pemikiran, pengambilan keputusan , pertimbangan guru serta usaha intelektual,
pengetahuan teoritis , pengalaman yang ditunjang oleh sejumlah aktifitas, seperti
,memperkirakan , mempertimbangkan , menata dan memvisualisasikan. Guru profesional
harus mampu mengembangkan rencana pembelajaran yang vaik , logis, dan sistematis. Setiap
gurun harus memiliki rencana pembelajaran yang matang sebelum melaksanakan
pembelajaran, baik persiapan tertulis maupun tidak tertulis.

Cyntia (1993 : 113) mengemukakan bahwa proses pembelajaran yang dimulai dengan
fase pengembangan rencana pembelajaran, ketika kompetensi dan metodologi telah
diidentifikasi, akan membantu guru dalam mengorganisasikan materi standar, serta
mengantisipasi peserta didik dan masalah –masalah yang timbul dalam pembelajaran.
Sebaliknya, tanpa rencana pembelajaran , seorang guru akan mengalami hambatan dalam
proses pembelajaran yang dilakukannya.

Rencana pembelajaran mencerminkan apa yang akan dilakukan guru dalam


memberikan kemudahan belajar kepada peserta didik, bagaimana melakukannya dan
mengapa guru melakukan itu. Oleh karena itu RPP memiliki kedudukanm esensial dalam
pembelajaran yang efektif karena akan membantu membuat disiplin kerja yang baik , suasana
yang lebih menarik, pembel ajaran yang dioliki sejumlah kompomrganisasikan dengan baik,
relevan dan akurat.

Rencana pembelajaran merupakan hal penting yang harus dilakukan guru untuk
menunjang pembentukan kompetensi yang di harapkan. Dalam hal ini guru harus
menjabarkan SKKD dalam bidangnya untuk jangka waktu satu tahun atau satu semester,
beberapa minggu atau beberapa jam saja. Untuk satu tahun dan semester disebut program unit
, sedangkan untuk beberapa jam pelajaran disebut RPP, yang dalam implementasi KTSP
memiliki komponen- komponen kompetensi dasar, materi standarn pengalaman belajar,
metode mengajar, dan penilaian berbasis kelas.

Anderson (1989:47) membedakan perencanaan dalam dua kategori, yaitu perencanaan


jangka panjang dan jangka pendek. Perencanaan jangka panjang disebut dengan unit plans,
merupakan perencanaan yang bersifat komprehensif, dimana dapat dilihat aktivitas yang
direncanakan guru selama satu semester. Perencanaan umum ini memerlukan uraian yang
lebih rinci dalam perencanaan jangka pendek yang disebut dengan rencana pembelajaran.

Gagne dan Briggs ( 1998 ) mengisyaratkan bahwa dalam mengembangkan rencana


pembelajaran untuk meningkatkan kualitas pembelajaran perlu memperhatikan empat asumsi
sebagai berikut :
1. Rencana pembelajaran perlu dikembangkan dengan baik dan menggunakan pendekatan
sistem. Pengembangan rencana pembelajaran dipengaruhi oleh teori-teori yang melandasinya
dengan langkah – langkah yang ditempuh dalam proses pembuatannya. Gagne merumuskan
bahwas sistem pembelajaran merupakan serangkaian peristiwa yang dapat mempengaruhi
peserta didik sehingga terjadi proses belajar pada dirinya demi mencapai suatu kompetensi.
Proses pembelajaran dipandang sebagai suatu sistem karena memiliki sejumlah komponen
yang saling berinteraksi, memiliki fungsi masing- masing untuk mencapai tujuan
pembelajaran, dan membentuk kompetensi peserta didik
2. Rencana pembelajaran harus dikembangkan secara ilmiah berdasarkan pengetahuan tentang
peserta didik , yaitu teori-teori belajar dan pembelajaran yang telah diteliti oleh para ahli ilmu
pendidikan
3. Rencana pembelajaran harus dikembangkan untuk memudahkan peserta didik belajar dan
membentuk kompetensi dirinya. Beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk memberikan
kemudahan belajar kepada peserta didik, yaitu :
a. Informasi harus disiapkan dengan baik
b. Berikan contoh-contoh dan ilustrasi yang dekat dengan kehidupan peserta didik
c. Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk berpartisipassi dalam proses
pembelajaran
d. Menggunakan sarana dan alat pendukung yang berfariasi ( Wahab,2001 )
4. Rencana pembelajaran hendaknya tidak dibuat asal-asalan, program satuan pelajaran harus
disusun sesuai dengan prosedur ilmiah.

8. Prosedur Pengembangan
Prosedur Pengembangan RPP dalam menyukseskan implementasi KTSP dapat
dilakukan melalui dua cara, yaitu :
1. Menambah kolom silabus
2. Membuat format Satpel
CONTOH RPP
RENCANAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP) TEMATIK

a Sekolah : .................................
a : Lingkungan
s/Semester : III / 1
asi Waktu : 3 minggu

I. STANDAR KOMPETENSI

I. PKn
1. Mengamalkan makna Sumpah Pemuda

II. IPS
1. Memahami lingkungan dan melaksanakan kerjasama di sekitar rumah dan sekolah

III. Bahasa Indonesia


Mendengarkan
1. Memahami penjelasan tentang petunjuk dan cerita anak yang dilisankan
Berbicara
2. Mengungkapkan pikiran, perasaan, pengalaman, dan petunjuk dengan bercerita
dan memberikan tanggapan/ saran

IV. Matematika
1. Melakukan operasi hitung bilangan sampai tiga angka

V. IPA
1. Memahami ciri-ciri dan kebutuhan makhluk hidup serta hal-hal yang
mempengaruhi
perubahan pada makhluk hidup

II. KOMPETENSI DASAR

1. PKn : - Mengamalkan makna satu nusa, satu bangsa dan satu bahasa
- Mengamalkan nilai-nilai Sumpah Pemuda dalam kehidupan sehari-
sehari

2. IPS : - Menceritakan lingkungan alam dan buatan di sekitar rumah dan


sekolah
- Membuat denah dan peta lingkungan rumah dan sekolah

3. B. Indonesia : - Melakukan sesuatu berdasarkan penjelasan yang disampaikan secara


lisan
- Mengomentari tokoh-tokoh cerita anak yang disampaikan secara lisan
- Menceritakan pengalaman yang mengesankan dengan menggunakan
kalimat yang runtut dan mudah dipahami

4. Matematika : Melakukan operasi hitung bilangan sampai tiga angka

5. IPA : - Mengidentifikasi ciri-ciri dan kebutuhan makhluk hidup


- Mendeskripsikan perubahan yang terjadi pada makhluk hidup dan hal-
hal yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak
(makanan, kesehatan, rekreasi, dan olah raga)

III. TUJUAN PEMBELAJARAN**


1. PKn : - Siswa dapat mengklasifikasi dan membuat daftar tindakan yang dapat
mempersatukan bangsa
- Siswa dapat menyebutkan nama organisasi pemuda di nusantara
- Siswa dapat menyebutkan lima tokoh pemuda yang ikut Kongres Pemuda
- Siswa dapat mengidentifikasikan pengamalan nilai-nilai Sumpah Pemuda di
lingkungan rumah

2. IPS : - Siswa dapat mengidentifikasikan kenampakan alam dan kenampakan


buatan di lingkungan sekitar
- Siswa dapat menjelaskan manfaat kenampakan alam bagi kehidupan
- Siswa dapat menjelaskan manfaat kenampakan buatan bagi kehidupan
- Siswa dapat membuat denah rumah siswa dengan menentukan arah mata
anginnya
3. IPA : - Siswa dapat mengidentifikasi ciri-ciri makhluk hidup
- Siswa dapat mengidentifikasi ciri-ciri makhluk tak hidup
- Siswa dapat menggolongkan tumbuhan berdasarkan bijinya
- Siswa dapat menggolongkan tumbuhan berdasarkan akarnya
- Siswa dapat menggolongkan tumbuhan berdasarkan batangnya
- Siswa dapat menggolongkan tumbuhan berdasarkan daunnya
- Siswa dapat menyebutkan ciri-ciri pertumbuhan hewan
- Siswa dapat menyebutkan ciri-ciri pertumbuhan tumbuhan

Matematika : - Siswa dapat menulis bilangan secara panjang (ribuan, ratusan, puluhan,
satuan)
- Siswa dapat menentukan nilai tempat sampai dengan ribuan
- Siswa dapat melakukan operasi penjumlahan tanpa menyimpan
- Siswa dapat melakukan operasi penjumlahan dengan menyimpan
- Siswa dapat melakukan operasi pengurangan tanpa meminjam
- Siswa dapat melakukan operasi pengurangan dengan meminjam
B . Indonesia : - Siswa dapat menjelaskan petunjuk membuat alat pengukur debu
- Siswa dapat membuat pertanyaan tentang cara menggunakan
- Siswa dapat menyebutkan nama dan sifat tokoh dalam cerita binatang
- Siswa dapat memberikan tanggapan dan alasan tentang tokoh cerita
binatang
- Siswa dapat menceritakan peristiwa alam melalui pengamatan gambar

diharapkan : Disiplin ( Discipline )


Tekun ( diligence )
Tanggung jawab ( responsibility )
Ketelitian ( carefulness)
Kerja sama ( Cooperation )
Toleransi ( Tolerance )
Percaya diri ( Confidence )
Keberanian ( Bravery )
IV. MATERI POKOK
1. PKn
 Makna satu nusa, satu bangsa, dan satu bahasa
2. IPS
 Kerja sama di lingkungan rumah
3. IPA
 Ciri-ciri dan kebutuhan makhluk hidup dan tak hidup.
 Perubahan pada makhluk hidup
 Sifat-sifat benda
4. Matematika
 Garis bilangan
 Penjumlahan dan pengurangan
 Perkalian dan pembagian
 Uang
 Alat ukur
 Hubungan antar satuan waktu, panjang dan berat.
5. Bahasa Indonesia.
 Melakukan sesuatu berdasarkan penjelasan.
 Mengomentari tokoh-tokoh cerita anak.
 Menceritakan pengalaman yang mengesankan.
 Memberikan tanggapan dan saran sederhana.
 Menjelaskan isi teks.
V. METODE PEMBELAJARAN
 Informasi
 Diskusi
 Tanya jawab
 Demontrasi
 Pemberian tugas

VI. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN


A. Kegiatan Awal
Apresepsi :
 Mengisi daftar kelas, berdo’a , mempersiapkan materi ajar, model dan alat peraga.
 Memotivasi siswa untuk mengeluarkan pendapat.
 Mengajukan beberapa pertanyaan materi minggu yang lalu

B. Kegiatan Inti
Minggu I
Pertemuan pertama : 6 X 35 menit (IPA, PKN, Matematika)
 Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
IPA
 Siswa diminta membedakan makhluk hidup dan makhluk tak hidup
 Guru menjelaskan ciri-ciri makhluk hidup dan makhluk tak hidup
 Siswa mengamati dan mencatat ciri-ciri makhluk hidup
PKn
 Guru menerangkan tentang negara Indonesia
 Siswa mencatat kegiatan sehari-hari yang mempersatukan bangsa
 Menjelaskan pentingnya persatuan dan kesatuan bangsa
Matematika
 Menjelaskan cara panjang penulisan bilangan
 Menguji keterampilan siswa dengan menguraikan bilangan

Pertemuan ke dua 6 X 35 menit ( Bahasa Indonesia, IPS, Matematika)


 Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
Bahasa Indonesia
 Siswa mendengarkan petunjuk cara mendeteksi udara sekitar
 Guru menjelaskan cara menggunakan alat pengukur debu
 Siswa menjawab pertanyaan yang diajukan guru
IPS
 Tanya jawab dengan siswa mengenai apa yang dilihat di lingkungan sekitar
 Mengajak siswa mengamati gambar sungai, danau, laut, gunung, lembah dan pegunungan
 Siswa menuliskan manfaat kenampakan alam bagi kehidupan
Matematika
 Memperagakan dekak-dekak
 Memasukan biji-bijian pada dekak-dekak
 Menentukan nilai tempat sampai ribuan
Pertemuan ke tiga 4 X 35 menit ( Bahasa Indonesia, Matematika, IPA)
 Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
Bahasa Indonesia
 Guru membacakan cerita binatang
 Siswa menyebutkan nama tokoh-tokoh cerita binatang
 Guru menjelaskan sifat-sifat tokoh dalam cerita
Matematika
 Menjelaskan penjumlahan dua bilangan tanpa teknik menyimpan
 Menguji keterampilan siswa dengan soal penjumlahan dua bilangan
 Membahas soal yang dikerjakan siswa
IPA
 Guru menjelaskan penggolongan tumbuhan berdasarkan bijinya
 Guru menjelaskan penggolongan tumbuhan berdasarkan akarnya
 Siswa diminta mengamati biji salak dan biji jambu air

Minggu II
Pertemuan pertama : 6 x 35 menit (IPA, PKn, Matematika)
 Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
IPA
 Guru menjelaskan penggolongan tumbuhan berdasarkan batangnya
 Siswa mencatat nama-nama tumbuhan berdasarkan penggolongan batangnya dalam bentuk
tabel
- Guru menjelaskan penggolongan tumbuhan berdasarkan daunnya

 Siswa mengamati macam-macam daun


PKn
 Guru menjelaskan bahwa Indonesia terdiri dari beberapa suku
 Menyebutkan organisasi pemuda tiap-tiap daerah di nusantara
 Menjelaskan bahwa persatuan merupakan sumber kekuatan
Matematika
 Guru menjelaskan penjumlahan dua bilangan dengan teknik menyimpan
 Guru menguji keterampilan siswa dengan soal penjumlahan dua bilangan
 Membahas soal yang tela dikerjakan siswa

Pertemuan kedua : 6 x 35 menit ( Bahasa Indonesia, IPS, Matematika)


 Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
Bahasa Indonesia
 Guru menjelaskan cara menanggapi sifat-sifat tokoh dalam cerita
 Guru menjelaskan cara menyanggah sebuah pernyataan
 Siswa menanggapi cerita
IPS
 Menyebutkan contoh yang termasuk kenampakan buatan
 Menyebutkan manfaat kenampakan buatan bagi kehidupan
Matematika
 Menjelaskan pengurangan dua buah bilangan dengan teknik meminjam
 Menguji keterampilan siswa mengurangi dua buah bilangan dengan teknik meminjam

Pertemuan ke tiga : 6 x 35 menit (Bahasa Indonesia, IPA, Matematika)


 Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
Bahasa Indonesia
 Siswa mengamati dua buah gambar
 Siswa menuliskan perbedaan dari kedua gambar tersebut
IPA
 Guru menjelaskan penggolongan tumbuhan berdasarkan daunnya
 Siswa mengamati macam-macam daun
Matematika
 Menjelaskan pengurangan tiga bilangan dengan tanpa teknik meminjam
 Siswa mengerjakan soal-soal latihan

Minggu III
Pertemuan pertama : 6 x 35 menit (IPA, PKn, Matematika)
 Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
IPA
 Guru menjelaskan tentang pertumbuhan hewan
 Guru menjelaskan tujuan perkembangbiakan pada hewan
 Siswa mendiskusikan pertumbuhan hewan
PKn
 Menjelaskan waktu dan tempat kongres pemuda
 Menyebutkan lima tokoh yang menghadiri kongres pemuda
 Menjelaskan usulan tiap-tiap tokoh dalam kongres pemuda
 Menyebutkan perumus isi sumpah pemuda pada kongres pemuda
Matematika
 Siswa mengingat kembali pengurangan dua buah bilangan
 Guru menjelaskan cara mengurangi dua buah bilangan tanpa meminjam
 Menguji keterampilan siswa dengan soal pengurangan

Pertemuan kedua : 6 x 35 menit (Bahasa Indonesia, IPS, Matematika)


 Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
Bahasa Indonesia
 Siswa menceritakan pengalaman mengesankan di depan kelas
 Siswa menanggapi pengalaman teman
IPS
 Guru menjelaskan tiga bagian pokok pada denah yaitu gambar utama, keterangan gambar dan
arah mata angin
 Melakukan tanya jawab dengan siswa mengenai kegunaan setiap bagian utama denah rumah
 Memaparkan bentuk penyajian mata angin pada denah rumah
 Siswa membuat denah rumah masing-masing
Matematika
 Menjelaskan pengurangan tiga bilangan
 Siswa mengerjakan soal-soal latihan

Pertemuan ke tiga : 6 x 35 menit (Bahasa Indonesia, IPA, Matematika)


 Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
Bahasa Indonesia
 Mengamati gambar peristiwa alam
 Menceritakan peristiwa alam melalui pengamatan gambar
IPA
 Menjelaskan ciri-ciri pertumbuhan pada tumbuhan
 Mendiskusikan pertumbuhan pada tumbuhan
 Melaporkan hasil diskusi
Matematika
 Menjelaskan pengurangan dua buah bilangan dengan teknik meminjam
 Menguji keterampilan siswa mengurangi dua buah bilangan dengan teknik meminjam
 Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
 membiasakan peserta didik membaca dan menulis yang beragam melalui tugas-tugas tertentu
yang bermakna;
 memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas, diskusi, dan lain-lain untuk
memunculkan gagasan baru baik secara lisan maupun tertulis;
 memberi kesempatan untuk berpikir, menganalisis, menyelesaikan masalah, dan bertindak
tanpa rasa takut;
 memfasilitasi peserta didik dalam pembelajaran kooperatif dan kolaboratif;
 memfasilitasi peserta didik berkompetisi secara sehat untuk meningkatkan prestasi belajar;
 memfasilitasi peserta didik membuat laporan eksplorasi yang dilakukan baik lisan maupun
tertulis, secara individual maupun kelompok;
 Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, guru:
 Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa
 Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman, memberikan
penguatan dan penyimpulan

C. Kegiatan Akhir
Dalam kegiatan Akhir, guru:
 Guru mengajukan pertanyaan sekitar materi yang diajarkan
 Siswa mengumpulkan tugas sesuai materi yang diajarkan
 Guru dan siswa menyimpulkan materi yang diajarkan

VII. ALAT DAN SUMBER BELAJAR


Sumber belajar :
 Buku Pendidikan Kewarganegaraan
 Buku IPA
- Buku Matematika
- Buku Bahasa Indonesia
 Buku IPS
 Eksiklopedia
 Kamus Bahasa Indonesia
 Pedoman EYD
 Koran dan majalah
 Media elektronik

Alat Peraga
 Gambar kenampakan alam
 Gambar kenampakan buatan
 Gambar peristiwa alam
 Teks cerita binatang
Diposting oleh Suhaidah N. Wulandari di 03.59

Langkah-langkah Menyusun Silabus dan Rpp


Ansar Zainuddin 12/12/2016

[5] Ymin, Matinis, Pengembangan Kompetensi Pebelajar,( Jakarta: UI-Prees, 2004.)

[6]

Mulyasa, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan A. Pengertian Silabus dan Satuan


Pengajaran

1. Pengertian Silabus
Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu dan/atau kelompok mata pelajaran/tema
tertentu yang mencakup standar kompetensi dan kompetensi dasar, kegiatan pembelajaran,
materi pokok/pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi, penilaian, sumber, dan alokasi
waktu belajar. Di Indonesia, Silabus merupakan pengaturan dan penjabaran seluruh
kompetensi dasar suatu mata pelajaran dalam standar isi sehingga relevan dengan konteks
madrasahnya dan siap digunakan sebagai panduan pembelajaran setiap mata pelajaran.
Standar Isi merupakan standar minimal yang berisi Standar Kompetensi dan kompetensi dasar.
Silabus berisi standar kompetensi dan kompetensi dasar, kegiatan pembelajaran, materi
pokok/pembelajaran indikator pencapaian kompetensi, penilaian, sumber, dan alokasi waktu
belajar.[1]
Silabus berisikan komponen pokok yang dapat menjawab permasalahan (a) kompetensi apa
yang akan dikembangkan pada siswa (terkait dengan tujuan dan materi yang akan diajarkan),
(b) cara mengembangkannya (terkait dengan metode dan alat yang akan digunakan dalam
pembelajaran), dan (c) cara mengetahui bahwa kompetensi itu sudah dicapai oleh siswa
(terkait dengan cara mengevaluasi terhadap penguasaan materi yang telah diajarkan).

2. Pengertian satuan pelajaran


Rencana mengajar atau persiapan mengajar atau lebih dikenal dengan satuan pelajaran adalah
program kegiatan belajar mengajar dalam satuan terkecil. guru mengembangkan perencanaan
dalam bidangnya untuk jangka waktu satu tahun atau satu semester, satu minggu, atau
beberapa jam saja. Untuk satu tahun dan semester disebut sebagai program unit, sedangkan
untuk beberapa jam pelajaran disebut program satuan pelajaran, yang dalam implementasinya
kurikulum 2004 memiliki komponen kompetensi dasar, materi standart, prosedur pembelajaran,
metode dan evaluasi berbasis kelas serta bahan mengajar ataupun alat yang digunakan.[2]

Pembelajaran atau proses belajar mengajar adalah proses yang diatur dengan langkah-langkah
tertentu, agar pelaksanaanya mencapai hasil yang diharapkan. Langkah–langkah tersebut
biasanya dituangkan dalam bentuk perencanaan mengajar. Proses penyusunan perencanaan
pengajaran memerlukan pemikiran-pemikiran sistematis untuk memproyeksikan atau
memperkirakan mengeani apa yang akan dilakukan dalam waktu melaksanakan pengajaran

B. Langkah-langkah dalam Penyusunan Silabus

Untuk melengakapi uraian tentang langkah dalam menyusun Silabus, berikut disampaikan kiat-
kiat tambahan agar Silabus yang disusun menjadi lebih baik.

1. Kumpulkan sumber-sumber belajar yang tersedia dan berkaitan, sebelum memulai menulis
Silabus guru. Sebagai contoh :

a. Standar isi

b. Standar kompetensi untuk mata pelajaran terkait dan tingkatan kelas

c. Buku wajib/buku cetak dan sumber lainnya

2. Buatlah semaksimal mungkin guru mampu, penggunaan sumber belajar lokal, termasuk
sumber belajar dari rumah dan masyarakat/lingkungan

3. Lakukan pemetaan Kompetensi Dasar sesuai dengan karakteristik mata pelajaran. Pemetaan
mencakup kegiatan menentukan urutan pembelajaran kompetensi-kompetensi ini dan perkiraan
alokasi waktu. Guru tidak harus mengikuti urutan kompetensi (1.1, 1.2, 1.3 dll) seperti yang
dinyatakan dalam dokumen BSNP. Dalam beberapa mata pelajaran seperti bahasa, guru bisa
memilih untuk mencampurkan mereka (urutan), sebagai contoh yang tersedia, yang berasal dari
hasil demonstrasi kerja mereka

4. Perhatikan dengan cermat mengenai pembagian waktu dalam pemetaan

5. Masing-masing mata pelajaran untuk kelas 7 dialokasikan dalam 4 pertemuan setiap minggu
dalam dokumen BSNP, yang sama dengan antara 68-76 pertemuan per semester. Satu
semester berakhir dari 17-19 minggu]

6. Pusatkan kegiatan pembelajaran guru pada siswa. Gunakan pengalaman masa lalu mereka
dalam merencanakan kegiatan-kegiatan ini. Cobalah untuk memulai setiap kompetensi dengan
memberikan kesempatan pada siswa untuk mendemonstrasikan apa yang telah mereka ketahui.
Kemudian guru bisa menyusun Silabus berdasarkan kegiatan-kegiatan ini

7.Pastikan bahwa di manapun memungkinkan, guru menyediakan variasi dalam kegiatan


pembelajaran yang akan melibatkan siswa dengan cara belajar mereka sendiri. Kadang-kadang
hanya ada satu kegiatan pembelajaran yang cocok untuk suatu topik, tetapi disini kami
menekankan pada variasi kegiatan untuk seluruh semester

8.Ingatlah bahwa kadang-kadang guru tidak harus mengajar siswa untuk belajar. Jadi Silabus
guru harus memuat kegiatan pembelajaran dimana siswa menggunakan waktu mereka sendiri
untuk membaca mengenai suatu/beberapa konsep. Guru harus memeriksa apakah siswa
memiliki teknik membaca yang efektif. Hal ini merupakan hasil penting dari pelatihan bahasa.

9. Suatu waktu setelah guru menulis satu kompetensi khusus, periksa urutan kegiatan
pembelajaran guru. Sebagian besar kompetensi kegiatan pembelajaran bisa diatur dalam
berbagai macam cara, yang akan menguntungkan pada akhirnya, merefleksikan urutan kegiatan
guru, melihat apakah hal tersebut masuk akal, dan sesuai dengan tingkatan. Perlihatkan hasil
kerja guru pada guru lain untuk mengetahui apakah mereka setuju dengan metode guru

10 Buatlah semaksimal mungkin guru mampu, atas penggunaan sumber belajar lokal termasuk
yang berasal dari rumah dan masyarakat/lingkungan ketika menyeleksi materi dari kegiatan-
kegiatan ini.

11. Pastikan bahwa materi sesuai dengan mayoritas siswa pada tingkatan ini. Sebagai contoh
pada IPA, guru harus menyeleksi seberapa banyak unsur yang akan mereka pelajari dan pada
Matematika, pastikan bahwa konsepnya tidak terlalu mudah atau tidak terlalu sulit. Juga pastikan
dalam setiap mata pelajaran bahwa cara penyampaian konsep-konsep ini tidak terlalu mudah
atau tidak terlalu sulit.

12. Pastikan bahwa materi disusun dengan urutan yang masuk akal, tergantung dari karakteristik
mata pelajaran, seperti :
a. Merancang konsep dari yang lebih mudah ke yang lebih sulit dalam langkah-langkah
sederhana

b. Dari topik yang menjadi prasyarat menuju topik yang ahli/mahir (advanced)

c. Dari konsep yang umum ke yang khusus

d. Dari contoh/kasus personal/individu ke konsep umum

13. Indikator belajar harus dinyatakan dengan jelas, apa yang telah dicapai siswa sebagai bukti
bahwa siswa telah menguasai suatu kompetensi dasar. Indikator berkaitan erat dengan penilaian
karena indikator tersebut akan diukur diharapkan bisa dilakukan setelah menyelesaikan kegiatan
pembelajaran. Pikirkan dengan jernih mengenai apa yang dipelajari dan bagaimana hal tersebut
bisa di demonstrasikan.

14. Perjelas perbedaan antara kolom yang berbeda dan khususnya antara kegiatan
pembelajaran, materi, dan indikator. Ingatlah bahwa kegiatan menggambarkan apa yang
seharusnya terjadi di kelas, materi adalah dasar dari suatu topik atau materi belajar, dan
indikator merujuk pada apa yang harus dicapai. Sering terjadi dalam draft/naskah awal, tidak
mungkin membedakan ke tiga kolom ini, dan dalam beberapa kasus mereka sama. Contoh :

a. Kegiatan pembelajaran: siswa diminta mengatur/mengurutkan daftar bilangan pecahan


dengan cara/metode yang lain

b. Materi : bilangan pecahan

c. Indikator pembelajaran : siswa bisa mengatur/mengurutkan bilangan pecahan dengan benar

15. Sediakan pengukuran Penilaian yang bervariasi. Pikirkan lebih jauh selain dari tes lisan dan
tes tulis untuk dimasukkan dalam Penilaian-Penilaian lain seperti: menyelesaikan pekerjaan di
kelas, tugas, proyek, melakukan percobaan, membuat model, dan menulis essay, laporan dll.
Guru harus menyediakan instrumen yang bervariasi, kalau tidak, semua siswa akan belajar
dengan cara yang sama, sementara mereka memiliki keahlian-keahlian yang berbeda. Tidak
semua kompetensi bisa dicapai melalui metode kertas dan pulpen (tertulis)

16. Pastikan pengukuran Penilaian untuk kegiatan pembelajaran adalah yang sesuai dan guru
tidak merencanakan terlalu banyak Penilaiant didalam Silabus. Tidaklah realistis untuk
melakukan tes tulis setiap selesai pertemuan seperti yang tercantum (dalam Silabus), yang
menjadi kasus dalam beberapa Silabus.

17. Pilihlah sumber belajar yang realistis, yang mana mungkin mempengaruhi guru untuk
menggunakan sumber lokal yang tersedia. Dalam semua kasus sepertinya buku cetak/wajib (text
books), namun peta, peralatan, pembicara tamu, masyarakat lokal, kaset, radio, dan TV
merupakan sumber-sumber yang memungkinkan.[3]

Setelah Silabus disusun perlu dilihat lagi apakah Silabus tersebut sudah memenuhi syarat atau
belum. Berikut ini adalah rambu-rambu memvalidasi Silabus. 1. Rambu-rambu umum

a. Kajilah kembali apakah terdapat kesesuaian antar komponen dalam Silabus.

b. Kajilah kembali apakah seluruh komponen Silabus dikembangkan dengan memperhatikan


perkembangan ilmu, teknologi, dan seni mutakhir dalam kehidupan nyata, dan peristiwa yang
terjadi (apakah menggunakan berbagai sumber yang bervariasi dan aktual), apakah media
kontekstual (sesuai dengan kompetensi dasar yang mau dicapai dan kontekstual)

c. Apakah keseluruhan komponen Silabus dapat mengakomodasi keragaman peserta didik,


pendidik, serta dinamika perubahan yang terjadi di madrasah dan tuntutan masyarakat.

d. Apakah komponen Silabus mencakup keseluruhan ranah kompetensi (kognitif, afektif, dan
psikomotor)

2. Rambu-rambu khusus untuk validasi Silabus dapat dilakukan dengan menggunakan rubrik
penilaian.[4]

C. Komponen-Komponen dalam Satuan Pelajaran

1. Identitas mata pelajaran (nama pelajaran, kelas, semester, dan waktu atau banyaknya jam
pertemuan yang dialokasikan ).

2. Kompetensi dasar dan indikator yang hendak dicapai atau dijadikan tujuan dapat diikuti atau
diambil dari kurikulum dan hasil belajar yang telah ditetapkan oleh pemerintah.

Standar kompetensi merupakan kualifikasi kemampuan minimal peserta didik yang


menggambarkan penguasaan pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang diharapkan dicapai
pada setiap kelas dan/atau semester pada suatu mata pelajaran. Kompetensi dasar adalah
sejumlah kemampuan yang harus dikuasai peserta didik dalam mata pelajaran tertentu sebagai
rujukan penyusunan indikator kompetensi dalam suatu pelajaran. Kompetensi dasar ini berupa
penjabaran dari standar kompetensi.

Indikator kompetensi adalah perilaku yang dapat diukur dan/atau diobservasi untuk menunjukkan
ketercapaian kompetensi dasar tertentu yang menjadi acuan penilaian mata pelajaran. Indikator
pencapaian kompetensi dirumuskan dengan menggunakan kata kerja operasional yang dapat
diamati dan diukur, yang mencakup pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Tujuan pembelajaran
menggambarkan proses dan hasil belajar yang diharapkan dicapai oleh peserta didik sesuai
dengan kompetensi dasar.
3. Materi pokok ( beserta uraianya yang perlu dipelajari siswa dalam rangka mencapai
kompetensi dasar )

4. Media yang digunakan untuk kegiatan pembelajaran.

5. Strategi pembelajaran atau scenario atau tahapan-tahapan proses belajar mengajar yaitu
kegiatan pembelajaran secara konkret yang harus dilakukan oleh guru dan siswa dalam
berinteraksi dengan materi pembelajaran dan sumber-sumber belajar untuk menguasai
kompetensi.

Tahapan-tahapan kegiatan pembelajaran meliputi :

a. Kegiatan awal

Kegiatan pendahuluan dimaksudkan untuk memberikan motivasi kepada siswa, memusatkan


perhatian, dan mengetahui apa yang telah dikuasai siswa berkaitan dengan bahan yang akan
dipelajarai

b. Melaksanakan apersepsi atau penilaian kemampuan awal.

Kegiatan ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana kemampuan awal yang dimiliki siswa.
Seorang guru peru menghubungkan materi yang akan dipelajari siswa dan tidak
mengesampingkan motivasi belajar terhadap siswa.

c. Menciptakan kondisi awal pembelajaran melalui upaya :

a) Menciptakan semangat dan kesiapan belajar melui bimbingan guru kepada siswa.

b) Menciptakan suasana pembelajaran yang demokratis dalam belaja, melalui cara dan teknik
yang digunakan guru dalam mendorong siswa untuk berkreatif dalam belajar dan
mengembangkan keunggulan yang dimilikinya.

d. Kegiatan inti

Kegiatan inti adalah kegiatan utama untuk menanamkan, mengembangkan pengetahuan, sikap
dan ketrampilan berkaitan dengan bahan kajian yang bersangkutan. Kegiata inti setidaknya
mencakup beberapa hal :

1) Penyampaian tujuan pembelajaran.

2) Penyampaian materi atau bahan ajar dengan menggunakan : pendekatan dan metode ,
sarana dan prasarana dan alat atau media yang sesuai.

3) Pemberian bimbingan bagi pemahaman siswa


4) Melakukan pemeriksaan atau pengecekan tentang pemahaman siswa .

Dalam kegiatan ini siswa dapat dikelompokkan menjadi tiga kelompok pembelajaran yaitu:

a) Pembelajaran klasikal yang digunakan apabila materi pembelajaran lebih bersifat fakta atau
formatif terutama ditujukan untuk memberikan informasi atau sebagai pengantar dalam prose
pembelajaran. Sehingga cenderung metode ceramah dan tanya jawab akan banyak digunakan.

b)Pembelajaran kelompok digunakan apabila materi pembelajaranya lebih mengembangkan


konsep atau sub pokok bahasan yang sekaligus mengembangkan aktifitas social. Kegiatan guru
akan lebih banyak memantau dan mengawasi kelompok belajar sehingga setiap siswa dalam
kelompok turut berpartisipasi.

c) Kegiatan belajar individual

Artinya setiap anak yang belajar dikelas mengerjakan atau melakukan kegiatan belajar masing-
masing. Dalam pembeljaran individu ini setiap siswa dituntun untuk mengerjakan tugasnya
sesua dengan kemampuan yang mereka miliki. Implikasi dari pembelajaran individual ini guru
harus banyak memberikan perhatian dan pelayanan secara individual, sebab setiap anak
berbeda kemampuanya.

5. Penutup

Kegiatan penutup ini adalah kegiatan yang memberikan penegasan atau kesimpulan dan
penilaian terhadap penguasaan bahan kajian yang diberikan pada kegiatan inti. Kegiatan ini
meliputi :

a) Melaksanakan penilaian akhir dan mengkaji hasil penilaian.

b) Melaksanakan kegiatan tindak lanjut dengan alternative kegiatan diantaranya : memberikan


tugas atau latihan –latihan , menugaskan mempelajari materi tertentu .

c) Mengakhiri proses pembelajaran dengan menjelaskan atau memberi tahu materi yang akan
dibahas pada pertemuan berikutnya..

6. Menentukan jenis penilaian dan tindak lanjut . tujuannya adalah untuk mengetahui tingkat
keberhasilan dari tahapan pembelajaran yang dilakukan. Berbagai contoh bentuk penilaian
antara lain : tes, tes tulis, kinerja, penugasan tergantung aspek apa yang akan diukur.

D. Prinsip-prinsip yang Harus Diperhatikan dalam Pelaksanaan Pembelajaran

Prinsip-prinsip utama yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan pembelajaran meliputi:


1. Guru diharapkan tidak menjadi single aktor, yang senantiasa mendominasi kegiatan
pembelajaran, namun sebaliknya dalam pelaksanaan pembelajaran terpadu guru hanya
berperan sebagai fasilitator dalam pembelajaran.

2. Tugas yang diberikan kepada peserta didik baik individu maupun kelompok harus jelas, dan
kerja samaantar kelompok diperlukan dalam proses pembelajaran terpadu.

3. Guru harus kaya dengan berbagai ide dalam pelaksanaan pembelajaran terpadu,
danpelaksanaan pembelajaran terpadu harus sesuai dengan skenario langkah langkah
pembelajaran terpadu. [5]

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Majid,, Perencanaan Pembelajaran, Mengembangkan Standar Kompetensi Guru.


Bandung: Remaja Rosda Karya, 2006.

Khaeruddin, dkk., kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, Yogyakarta: Pilar media, 2007.

Mulyasa, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, Remaja Rosdakarya, Bandung, 2009,

Salma Prawiradilaga, Dewi dan Eveline Siregar, Mozaik Teknologi Pendidikan, Jakarta: Kencana
Prenenada Media Group, 2008

Wina Sanjaya, Kurikulum dan Pembelajaran. (Jakarta : Kencana Prenada Media Group 2008

Ymin, Matinis, Pengembangan Kompetensi Pebelajar, Jakarta: UI-Prees, 2004.

[1] Khaeruddin, dkk., kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, (Yogyakarta: Pilar media, 2007.).
h.76

[2] Wina Sanjaya, Kurikulum dan Pembelajaran. (Jakarta : Kencana Prenada Media Group
2008). h. 122
[3] Salma Prawiradilaga, Dewi dan Eveline Siregar, Mozaik Teknologi Pendidikan, (Jakarta:
Kencana Prenenada Media Group, 2008)h.132-134

[4]

Abdul Majid,, Perencanaan Pembelajaran, Mengembangkan Standar Kompetensi Guru.


(Bandung: Remaja Rosda Karya, 2006.).h. 187

, Remaja Rosdakarya, Bandung, 2009, h 239-241

Makalah pengembangan silabus, hasmirah

Makalah :
PENGEMBANGAN DAN PROGRAM
PENGAJARAN BIOLOGI
“ PENGEMBANGAN SILABUS ”

DISUSUN
OLEH :
BIOLOGI 1

 Hasmirah


Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan


Yayasan Perguruan Islam Maros (STKIP YAPIM)
2015
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah swt. Yang telah
memberikan rahmat dan karunia yang dilimpahkan-Nya kepada penulis, sehingga
dapat menyelesaikan makalah ini.
Adapun yang menjadi judul makalah kami adalah “ PENGEMBANGAN
SILABUS ” yang di dalamnya memuat tentang pengertian silabus, Apa landasan
pengembangan silabus, Apa prinsip pengembangan silabus, Siapakah yang melakukan
pengembangan silabus, Apa saja komponen dalam silabus, dan Bagaimana langkah-
langkah pengembangan silabus.
Tujuan saya menulis makalah ini yang utama untuk memenuhi tugas dari dosen
pembimbing saya ”PERTIWI S.Pd.,M.Pd” dalam mata kuliah Pengembangan Dan
Program Pengajaran Biologi .
Jika dalam penulisan makalah terdapat berbagai kesalahan dan kekurangan
dalam penulisan, maka kepada para pembaca, penulis memohon maaf sebesar-
besarnya atas koreksi-koreksi yang telah dilakukan. Hal tersebut semata-mata agar
menjadi suatu evaluasi dalam pembuatan makalah ini.
Mudah-mudahan dengan adanya pembuatan makalah ini dapat memberikan
manfaat berupa ilmu pengetahuan yang baik bagi penulis maupun bagi para pembaca.

Maros, April 2015


Kelompok 2
Biologi 1

DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR........................................................................................................ i
DAFTAR
ISI...................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................
1
A. Latar Belakang.............................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah........................................................................................ 1
C. Tujuan Penulisan.......................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................
1
A. Pengertian Silabus...................................................................................... 1
B. Landasan Pengembangan Silabus............................................................... 1
C. Prinsip Pengembangan Silabus.................................................................. 1
D. Siapa Yang Mengembangkan Pengembangan silabus................................ 2
E. Apa Saja Komponen Dalam Silabus........................................................... 4
F. Bagaimana Langkah-Langkah Pengembangan Silabus............................... 5
BAB III PENUTUP.....................................................................................................
. 12
A. Kesimpulan...................................................................................................... 12
B. Saran................................................................................................................. 12
DAFTAR
PUSTAKA............................................................................................................ 13

BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Dalam rangka pemberdayaan sekolah/madrasah maka pengembangan KTSP
mempunyai karakteristik, bahwa partisipasi warga sekolah/madrasah dan masyarakat
memiliki bagian yang sangat penting dalam mengimplementasikan KTSP. Maka
sebagai calon pendidik harus mengetahui dan memahami bagaimana cara
pengembangan pendidikan yang berbasis KTSP.
Silabus merupakan salah satu model KTSP yang dikembangkan di sekolah/madrasah.
Maka dalam makalah ini akan dibahas mengenai silabus yang meliputi, pengertian,
landasan, prinsip, komponen, dan langkah-langkah pengembangan silabus. Sehingga
para calon pendidik dapat memahami tentang hal-hal yang berhubungan dengan
silabus dengan baik.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana pengertian silabus?
2. Apa landasan pengembangan silabus?
3. Apa prinsip pengembangan silabus?
4. Siapakah yang melakukan pengembangan silabus?
5. Apa saja komponen dalam silabus?
6. Bagaimana langkah-langkah pengembangan silabus?

C. TUJUAN PEMBAHASAN
1. Memahami tentang pengertian silabus.
2. Mengetahui tentang landasan pengembangan silabus.
3. Mengetahui tentang prinsip pengembangan silabus.
4. Mengetahui pengembang silabus.
5. Mengetahui komponen dalam silabus.
6. Memahami langkah-langkah pengembangan silabus.

BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN SILABUS
Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu dan/atau kelompok mata
pelajaran/tema tertentu yang mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar, materi
pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator, penilaian, alokasi waktu, dan
sumber/ bahan/ alat belajar. Silabus merupakan penjabaran standar kompetensi dan
kompetensi dasar ke dalam materi pokok/ pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan
indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian.
B. LANDASAN PENGEMBANGAN SILABUS
Landasan pengembangan silabus adalah Peraturan pemerintah Republik
Indonesia Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan Pasal 17 ayat
(2) dan pasal 20, yang berbunyi sebagai berikut:
 Pasal 17 ayat (2)
sekolah dan komite sekolah, atau madrasah dan komite madrasah, mengembangkan
kurikulum tingkat satuan pendidikan dan silabusnya berdasarkan kerangka dasar
kurikulum dan standar kompetemsi lulusan, dibawah supervisi dinas kabupaten/kota
yang bertanggungjawab dibidang pendidikan untuk SD, SMP, SMA, dan SMK, dan
departemen yang menangani urusan pemerintahan dibidang agama untuk MI, MTs,
MA, dan MAK.
 Pasal 20
Perencanaan proses pembelajaran meliputi silabus dan rencana pelaksanaan
pembelajaran yang memuat sekurang-kurangnya tujuan pembelajaran, materi ajar,
metode pengajaran, sumber belajar dan penilaian hasil belajar.
C. PRINSIP PENGEMBANGAN SILABUS
Silabus merupakan salah satu produk pengembangan kurikulum dan pembelajaran
yang berisikan garis-garis besar meteri pembelajaran. Beberapa prinsip yang
mendasari pengembangan silabus antara lain:

1. Ilmiah : Keseluruhan materi dan kegiatan yang menjadi muatan dalam silabus harus
benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara keilmuan.
2. Relevan : Cakupan, kedalaman, tingkat kesukaran dan urutan penyajian materi dalam
silabus sesuai dengan tingkat perkembangan fisik, intelektual, sosial, emosional, dan
spritual peserta didik.
3. Sistematis : Komponen-komponen silabus saling berhubungan secara fungsional
dalam mencapai kompetensi.
4. Konsisten : Adanya hubungan yang konsisten (ajeg, taat asas) antara kompetensi
dasar, indikator, materi pokok, pengalaman belajar, sumber belajar, dan sistem
penilaian.
5. Memadai : Cakupan indikator, materi pokok, pengalaman belajar, sumber belajar,
dan sistem penilaian cukup untuk menunjang pencapaian kompetensi dasar.
6. Aktual dan Kontekstual : Cakupan indikator, materi pokok, kegiatan pembelajaran,
sumber belajar, dan sistem penilaian memperhatikan perkembangan ilmu, teknologi,
dan seni mutakhir dalam kehidupan nyata, dan peristiwa yang terjadi.
7. Fleksibel : Keseluruhan komponen silabus dapat mengakomodasi keragaman peserta
didik, pendidik, serta dinamika perubahan yang terjadi di madrasah dan tuntutan
masyarakat.
8. Menyeluruh : Komponen silabus mencakup keseluruhan ranah kompetensi (kognitif,
afektif, psikomotor).

D. PENGEMBANG SILABUS
Pengembangan silabus dapat dilakukan oleh para guru secara mandiri atau
berkelompok dalam sebuah madrasah atau beberapa madrasah,
kelompok Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) atau Pusat Kegiatan Guru
(PKG), dan Mapenda Kandepag Kabupaten/Kota.
a. Disusun secara mandiri oleh guru apabila guru yang bersangkutan mampu mengenali
karakteristik siswa, kondisi sekolah dan lingkungannya.
b. Apabila guru mata pelajaran karena sesuatu hal belum dapat melaksanakan
pengembangan silabus secara mandiri, maka pihak sekolah dapat mengusahakan
untuk membentuk kelompok guru mata pelajaran untuk mengembangkan silabus yang
akan digunakan oleh madrasah tersebut.
c. Di MI semua guru kelas, dari kelas I sampai dengan kelas VI, menyusun silabus
secara bersama. Di MTs untuk mata pelajaran IPA dan IPS terpadu disusun secara
bersama oleh guru yang terkait.
d. Sekolah yang belum mampu mengembangkan silabus secara mandiri, sebaiknya
bergabung dengan madrasah lain melalui forum MGMP/PKG untuk bersama-sama
mengembangkan silabus yang akan digunakan oleh sekolah dalam lingkup
MGMP/PKG setempat.
e. Dinas Pendidikan dan atau Mapenda Kantor Departemen Agama setempat dapat
memfasilitasi penyusunan silabus dengan membentuk sebuah tim yang terdiri dari
para guru berpengalaman di bidangnya masing-masing.

E. KOMPONEN DALAM SILABUS


Silabus memuat sekurang-kurangnya komponen-kompenen sebagai berikut:
1. Identitas silabus
2. Standar Kompetensi
3. Kompetensi dasar
4. Materi pokok/pembelajaran
5. Kegiatan pembelajaran
6. Indikator
7. Penilaian
8. Alokasi waktu
9. Sumber belajar
Komponen-komponen diatas akan dijabarkan kedalam format silabus, dengan
melalui langkah-langkah yang akan dijelaskan dibawah ini.

F. LANGKAH-LANGKAH PENGEMBANGAN SILABUS


1. Mengisi identitas Silabus
Identitas terdiri dari nama sekolah/madrasah, kelas, mata pelajaran, dan semester.
Dapat ditambahkan kode SK-MP.KLS-SMT. KD ke.... identitas silabus ditulis diatas
matriks silabus.
2. Menulis standar kompetensi
Standar kompetensi adalah kualifikasi kemampuan peserta didik yang
menggambarkan penguasaan pengetahuan, sikap, keterampilan, dan nilai yang
diharapkan dicapai pada mata pelajaran tertentu. Standar kompetensi diambil dari
Standar Isi (Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar) MataPelajaran. Sebelum
menulis standar kompetensi penyusun terlebih dahulu mengkaji Stadar Isi mata
pelajaran dengan memperhatikan hal-hal berikut:
 Urutan berdasarkan herarki konsep disiplin ilmu dan/atau SK dan KD.
 Keterkaitan antar SK dan KD dalammata pelajaran.
 Keterkaitan SK dan KD antar mata pelajaran.
Standar kompetensi ditulis diatas matriks silabus dibawah tulisan semester.
3. Menulis kompetensi dasar
Kompetensi dasar merupakan sejumlah kemampuan minimal yang harus dimiliki
peserta didik dalam rangka menguasai SK mata pelajaran tertentu. Kompetensi dasar
dipilh dari yang tercantum dalam standar isi. Sebelum menentukan atau memilih
kompetensi dasar, penyusun terlebih dahulu mengkaji standar kompetensi dan
kompetensi dasar mata pelajaran dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
 Urutan berdasarkan herarki konsep disiplin ilmu dan/atau SK dan KD.
 Keterkaitan antar SK dan KD dalammata pelajaran.
 Keterkaitan SK dan KD antar mata pelajaran.
Kompetensi dasar dituliskan di kolompertama matriks silabus.
4. Mengidentifikasi materi pokok
Materi pembelajaran merupakan substansi isi yang harus dipelajari dan dikuasai
peserta didik dalm proses pembelajaran. Substansi isi materi pembelajaran dapat
berupa fakta, konsop, prinsip, dalil, hukum, kaidah, prosedur, keterampilan, sikap dan
nilai. Dalam mengidentifikasi materi pokok/pembelajaran harus dipertimbangkan:
a. Relevansi materi pokok dengan indikator, KD-SK.
b. Tingkat perkembangan fisik, intelektual, emosional, sosial, dan spiritual peserta didik.
c. Kemanfaatan bagi peserta didik.
d. Struktur keilmuan.
e. Kedalaman dan keluasan materi.
f. Relevansi dengan kebutuhan peserta didik dan tuntutan lingkungan.
g. Alokasi waktu
Selain itu harus diperhatikan:
a. Kesahihan (validity), materi memang benar-benar teruji bekenarannya dan
kesahihannya.
b. Tingkat kepentingan (significance), materi yang diajarakan memang benar-benar
diperlukan oleh siswa.
c. Kemanfaatan (utility), materi tersebut memberikan dasar-dasar pengetahuan dan
keterampilan pada jenjang berikutnya.
d. Layak dipelajari (learnability), materi layak dipelajari baik dari aspek tingkat
kesulitan maupun aspek pemanfaatan bahan ajar dan kondisi setempat.
e. Menarik minat (interest), materinya menarik minat siswa dan memotivasinya untuk
mempelajari lebih lanjut.
5. Mengembangkan kegiatan pembelajaran
Kegiatan pembelajaran dirancang untuk memberikan pengalaman belajar yang
melibatkan proses mental dan fisik melauai interaksi antar peserta didik, peserta didik
dengan guru, lingkungan, dan sumber belajar lainnya dalam rangka pencapaian
indikator dan KD. Kriteria dalam mengembangkan kegiatan pembelajaran sebagai
berikut:
a. Kegiatan pembelajaran disusun bertujuan untuk memberikan bantuan kepada para
pendidik, khususnya guru, agar mereka dapat bekerja dan melaksanakan proses
pembelajaran secara profesional sesuai dengan tuntutan kurikulum
b. Kegiatan pembelajaran disusun berdasarkan atas satu tuntutan kompetensi dasar
secara utuh
c. Kegiatan pembelajaran memuat rangkaian kegiatan yang harus dilakukan oleh peserta
didik secara berurutan untuk mencapai kompetensi dasar.
d. Kegiatan pembelajaran berpusat pada peserta didik (student centered). Guru harus
selalu berpikir kegiatan apa yang bisa dilakukan agar peserta didik memiliki
kompetensi yang telah ditetapkan.
e. Materi/content pengalaman belajar dapat berupa pengetahuan, sikap, dan
keterampilan.
f. Perumusan pengalaman belajar harus jelas.
g. Penentuan urutan langkah pembelajaran sangat penting artinya bagi materi-materi
yang memerlukan prasyarat tertentu.
h. Pendekatan pembelajaran yang digunakan bersifat spiral (mudah ke sukar; konkret ke
abstrak; dekat ke jauh) dan juga memerlukan urutan pembelajaran yang terstruktur.
i. Rumusan pernyataan dalam pengalaman belajar minimal mengandung dua unsur
penciri yang mencerminkan pengelolaan pengalaman belajar peserta didik, yaitu
kegiatan peserta didik dan materi.
Dalam pemilihan kegiatan pembelajaran mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut:
a. Memberikan peluang bagi peserta didik untuk mencari, mengolah dan menemukan
sendiri pengetahuan, di bawah bimbingan guru
b. Mencerminkan ciri khas dalam pengembangan kemampuan mata pelajaran.
c. Disesuaikan dengan kemampuan peserta didik, sumber belajar dan sarana yang
tersedia
d. Bervariasi dengan mengkombinasikan kegiatan individu atau perorangan,
berpasangan, kelompok, dan klasikal
e. Memperhatikan pelayanan terhadap perbedaan individual peserta didik seperti: bakat,
minat, kemampuan, latar belakang keluarga, sosial-ekonomi dan budaya serta masalah
khusus yang dihadapi peserta didik yang bersangkutan.
6. Merumuskan indikator
Indikator merupakan tanda-tanda atau ciri-ciri yang menggambarkan pencapaian
KD yang ditandai oleh perubahan perilaku yang dapat diukur, diobservasi (diamati)
yang mencakup aspek sikap, pengetahuan, da keterampilan. Prinsip pengembangan
indikator adalah urgensi, kontunuitas, relevansi, dan kontekstual. Indikator yang
terrumuskan dalam silabus menjadi standar acuan untuk mengembangakan instrumen
penilaian. Oleh karena itu didalam penentuan indikator diperlukan kriteria-kriteria
sebagai berikut:
a. Sesuai tingkat perkembangan SK dan KD.
b. Mengacu pada pencapaian SK dan KD.
c. Menunjukkan pencapaian hasil belajar siswa secara utuh (kognitif, afektif, dan
psikomotor).
d. Mengidentifikasi dan merumuskan indikator pencapaian hasil belajarpada aspek-
aspek tingkatan kognitif, afektif, psikomotor yang lebih tinggi sehingga peserta didik
mempu berfikir tingkat tinggi, memiliki sikap/karakter dengan nilai yang kuat, serta
mampu melakukan kreatifitas dan orisinalitas.
e. Mengelaborasikan karakteristik materi pembelajaran yang relevan.
f. Menggunakan kata kerja operasional yang dapat diukur/dapat dikuantifikasikan/dapat
diamati.
7. Penilaian
Penilaian pencapaian kompetensi dasar peserta didik dilakukan berdasarkan
indikator. Penilaian dilakukan dengan menggunakan tes dan non tes dalam bentuk
tertulis maupun lisan, pengamatan kinerja, pengukuran sikap, penilaian hasil karya
berupa tugas, proyek dan/atau produk, penggunaan portofolio, dan penilaian diri.
Penilaian merupakan serangkaian kegiatan untuk memperoleh, menganalisis,
dan menafsirkan data tentang proses dan hasil belajar peserta didik yang dilakukan
secara sistematis dan berkesinambungan, sehingga menjadi informasi yang bermakna
dalam pengambilan keputusan. Kriteria penilaian meliputi :
a. Penulisan jenis penilaian harus disertai dengan aspek-aspek yang akan dinilai
sehingga memudahkan dalam pembuatan soal-soalnya
b. Penilaian diarahkan untuk mengukur pencapaian indikator.
c. Penilaian menggunakan acuan kriteria; yaitu berdasarkan apa yang bisa dilakukan
peserta didik setelah peserta didik mengikuti proses pembelajaran, dan bukan untuk
menentukan posisi seseorang terhadap kelompoknya.
d. Sistem yang direncanakan adalah sistem penilaian yang berkelanjutan.
e. Hasil penilaian dianalisis untuk menentukan tindakan perbaikan, berupa program
remidi. Apabila peserta didik belum menguasai suatu kompetensi dasar, ia harus
mengikuti proses pembelajaran lagi, sedang bila telah menguasai kompetensi dasar, ia
diberi tugas pengayaan.
f. Peserta didik yang telah menguasai semua atau hampir semua kompetensi dasar dapat
diberi tugas untuk mempelajari kompetensi dasar berikutnya.
g. Dalam sistem penilaian berkelanjutan, guru harus membuat kisi-kisi penilaian dan
rancangan penilaian secara menyeluruh untuk satu semester dengan menggunakan
teknik penilaian yang tepat
h. Penilaian dilakukan untuk menyeimbangkan berbagai aspek pembelajaran: kognitif,
afektif, dan psikomotorik dengan menggunakan berbagai model penilaian, formal dan
tidak formal secara berkesinambungan.
i. Penilaian merupakan suatu proses pengumpulan pelajaran dan penggunaan informasi
tentang hasil belajar peserta didik dengan menerapkan prinsip penilaian berkelanjutan,
bukti-bukti otentik, akurat dan konsisten.
j. Penilaian merupakan proses identifikasi pencapaian kompetensi dan hasil belajar
yang dikemukakan melalui pernyataan yang jelas tentang standar yang harus dan telah
dicapai disertai dengan peta kemajuan hasil belajar peserta didik.
k. Penilaian berorientasi pada Standar kompetensi, Kompetensi dasar dan indikator,
dengan demikian hasil penilaian akan memberikan gambaran mengenai
perkembangan pencapaian kompetensi.
l. Penilaian dilakukan secara berkelanjutan (direncanakan dan dilakukan terus-menerus)
guna mendapatkan gambaran yang utuh mengenai perkembangan penguasaan
kompetensi oleh peserta didik, baik sebagai efek langsung (main effect) maupun efek
pengiring (nurturant effect) dari proses pembelajaran.
m. Sistem penilaian harus disesuaikan dengan pengalaman belajar yang ditempuh dalam
proses pembelajaran. Misalnya, jika pembelajaran menggunakan pendekatan tugas
observasi lapangan maka evaluasi harus diberikan baik pada proses (keterampilan
proses) misalnya teknik wawancara, maupun produk/hasil melakukan observasi
lapangan yang berupa informasi yang dibutuhkan.

8. Menentukan alokasi waktu


Alokasi waktu adalah jumlah waktu yang dibutuhkan untuk ketercapaian satu
Kompetensi Dasar, dengan memperhatikan:
a. Minggu efektif per semester
b. Alokasi Waktu Mata Pelajaran
c. Jumlah Kompetensi per semester
d. Membagi alokasi waktu per jumlah SK-KD dengan memperhatikan tingkat kerumitan
dan keluasan materi.
9. Menentukan sumber belajar
Sumber belajar adalah rujukan,objek dan/atau bahan yang digunakan untuk
kegiatan pembelajaran. Sumber belajar dapat berupa media cetak dan elektronik,nara
sumber,serta lingkungan fisik,alam,sosial,dan budaya.Penentuan sumber belajar
berdasarkan pada standar kompetensi dan kompetensi dasar serta materi
pokok,kegiatan pembelajaran dan indikator pencapaian kompetensi.

FORMAT I : Horizontal
SILABUS
Sekolah/Madrasah :
Mata Pelajaran :
Kelas :
Semester :
Kode (jika diperlukan) :
Standar Kompetensi : 1..........(2,3, dan seterusnya)

Kompetensi Materi Kegiatan indikator Penilaia Alokasi Sumber


dasar pokok/ pembelajaran n waktu belajar
pembelajaran

FORMAT II : Vertikal
SILABUS
Sekolah/Madrasah :
Mata Pelajaran :
Kelas :
Semester :
Kode (jika diperlukan) :

1. Standar Kompetensi :
2. Kompetensi dasar :
3. Materi pokok/pembelajaran :
4. Kegiatan pembeljaran :
5. Indikator :
6. Penilaian :
7. Alokasi waktu :
8. Sumber belajar :
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu dan/atau kelompok mata
pelajaran/tema tertentu yang mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar, materi
pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator, penilaian, alokasi waktu, dan
sumber/ bahan/ alat belajar. Silabus merupakan penjabaran standar kompetensi dan
kompetensi dasar ke dalam materi pokok/ pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan
indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian.
 Landasan pengembangan silabus adalah Peraturan pemerintah Republik Indonesia
Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan Pasal 17 ayat (2) dan
pasal 20.
 Beberapa prinsip yang mendasari pengembangan silabus antara lain:
Ilmiah, Relevan, Sistematis, Konsisten, Memadai, Menyeluruh, Fleksibel, Aktual dan
Kontekstual,Menyeluruh, Fleksibel.
 Silabus memuat sekurang-kurangnya komponen-kompenen sebagai berikut:
Identitas silabus, Standar Kompetensi, Kompetensi dasar, Materi pokok/pembelajaran,
Kegiatan pembelajaran, Indikator, Penilaian , Alokasi waktu dan Sumber belajar.
 Langkah- langkah menyusun silabus:
Menulis standar kompetensi, Mengisi identitas Silabus, Merumuskan indikator,
Menulis kompetensi dasar, Mengidentifikasi materi pokok, Mengembangkan kegiatan
pembelajaran, Penilaian, Menentukan sumber belajar, dan Menentukan alokasi waktu.
B. SARAN
Dalam penulisan makalah ini, penulis menyadari masih jauh dari
kesempurnaan, masih banyak terdapat kesalahan-kesalahan, baik dalam bahasanya,
materi dan penyusunannya. Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik, saran
dan masukan yang dapat membangun penulisan makalah ini.

DAFTAR PUSTAKA

Joko Susilo,Muhamad.2008.KTSP:Manajemen Pelaksanaan dan Kesiapan Sekolah


Menyongsongnya.Jogjakarta:PUSTAKA PELAJAR.
Muhaimin, Dkk.2008.Pengembangan Model Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan(KTSP) pada Sekolah dan Madrasah.Jakarta:PT RAJA GRAFINDO
PERSADA.
Muslich,Masnur.2008.KTSP(Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan).Jakarta:PT
BUMI AKSARA.

makalah penyusunan dan pengembangan silabus


SILABUS ADALAH RENCANA PEMBELAJARAN PADA SUATU DAN/ATAU KELOMPOK MATA PELAJARAN

Makalah Silabus

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kurikulum sebagai salah satu substansi pendidikan perlu didesentralisasikan terutama dalam
pengembangan silabus dan pelaksanaannya yang disesuaikan dengan tuntutan kebutuhan
siswa, keadaan sekolah, dan kondisi sekolah atau daerah. Dengan demikian, sekolah atau
daerah sekolah memiliki cukup kewenangan untuk merancang dan menentukan hal-hal yang
akan diajarkan, pengelolaan pengalaman belajar, cara mengajar, dan menilai keberhasilan suatu
proses belajar dan mengajar.
Untuk itu, banyak hal yang perlu dipersiapkan oleh daerah, karena sebagian besar kebijakan
yang berkaitan dengan implementasi Standar Nasional Pendidikan dilaksanakan oleh sekolah
atau daerah. Sekolah harus menyusun kurikulum tingkat satuan pendidikan, silabus, dan RPP
dengan cara melakukan penjabaran dan penyesuaian

Standar Isi dan Standar Kompetensi Lulusan. Dalam situasi demikian peran pengawas sangat
diharapkan. Pengawas sharusnya memberikan dorongan sekaligus membimbing para kepala,
wakil kepala sekolah, guru, dan komite sekolah untuk mengembangkan KTSP, silabus, dan RPP
sebagai bagian tak terpisahkan. Di sekolah-sekolah harus dikembangkan tradisi baru, yaitu
bukan hanya bekerja keras, namun juga berpikir keras untuk menyahuti otonomi dan
kewenangan yang telah diberikan pemerintah.

B. Rumusan Masalah

Dari makalah ini terdapat beberapa rumusan masalah yaitu:

1. Apa yang dimaksud dengan silabus?

2. Apa yang dimaksud dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)?

3. Bagaimana bentuk format Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)?

C. Tujuan

1. Mendeskripsikan Apa yang dimaksud dengan silabus.

2. Mendeskripsikan Apa yang dimaksud dengan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

3. Mendeskripsikan Bagaimana bentuk format Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran


(RPP).

D. Manfaat

1. Mengetahui tentang Silabus.


2. Mengetahui tentang Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

3. Mengetahui tentang format Silabus dan rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Silabus

Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu dan/atau kelompok mata pelajaran/tema
tertentu yang mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pokok/pembelajaran,
kegiatan pembelajaran, indikator, penilaian, alokasi waktu, dan sumber/bahan/alat belajar.
Silabus merupakan penjabaran standar kompetensi dan kompetensi dasar ke dalam materi
pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi untuk
penilaian BSNP (dalam Depdiknas, 2008).
Menurut Depdiknas (2006) Silabus merupakan penjabaran standar kompetensi dan kompetensi
dasar ke dalam materi pokok, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi
untuk penilaian.

Dengan demikian, silabus pada dasarnya menjawab pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut:

1. Apa kompetensi yang harus dicapai siswa yang dirumuskan dalam standar kompetensi,
kompetensi dasar dan materi pokok;

2. Bagaimana cara mencapainya yang dijabarkan dalam pengalaman belajar beserta alokasi
waktu dan alat sera sumber belajar yang diperlukan; dan

3. Bagaimana mengetahui pencapaian kompetensi yang ditandai dengan penyusunan indikator


sebagai acuan dalam menentukan jenis dan aspek yang akan dinilai.

Menurur Yahya Nursidik (www. apadefinisinya.blogspot.com: 2009) bahwa Silabus adalah


1. Garis besar, ringkasan, ikhtisar, atau pokok-pokok isi/materi pembelajaran (salim, 1987:98)
2. Merupakan seperangkat rencana serta pengaturan pelaksanaan pembelajara dan penilaian
yang disusun secara sitematis memuat komponen-komponen yang saling berkaitan untuk
mencapai penguasaan kompetensi dasar (Yulaelawati,2004:123)
3. Salah satu rancangan kurikulum pembelajaran.
4. Merupakan ringkasan isi komponen-komponen kurikulum
5. Penjabaran lebih lanjut dari standar kompetensi, kompetensi dasar, dan pokok-pokok/uraian
materi yang harus dipelajari siswa ke dalam rincian kegiatan dan strategi pembelajaran, kegiatan
dan strategi penilaian, dan alokasi waktu per mata pelajaran per satuan pendidikan dan per
kelas.
6. Salah satu tahapan pengembangan kurikulum, khususnya untuk menjawab “apa yang harus
dipelajari?”
7. Merupakan hasil atau produk pengembangan disain pembelajaran, seperti PDKBM, GBPP,
dsb.

B. Pengembangan Silabus
Pengembangan silabus dalam Depdiknas (2006) dapat dilakukan oleh para guru secara mandiri
atau berkelompok dalam sebuah sekolah atau beberapa sekolah, kelompok Musyawarah Guru
Mata Pelajaran (MGMP) pada atau Pusat Kegiatan Guru (PKG), dan Dinas Pendikan.

1. Guru

Sebagai tenaga profesional yang memiliki tangung jawab langsung terhadap kemajuan belajar
siswanya, seorang guru diharapkan mampu mengembangkan silabus sesuai dengan kompetensi
mengajarnya secara mandiri. Di sisi lain guru lebih mengenal karakteristik siswa dan kondisi
sekolah serta lingkungannya.

2. Kelompok Guru

Apabila guru kelas atau guru mata pelajaran karena sesuatu hal belum dapat melaksanakan
pengembangan silabus secara mandiri, maka pihak sekolah dapat mengusahakan untuk
membentuk kelompok guru kelas atau guru mata pelajaran untuk mengembangkan silabus yang
akan digunakan oleh sekolah tersebut.
3. Kelompok Kerja Guru (MGMP/PKG)

Sekolah yang belum mampu mengembangkan silabus secara mandiri, sebaiknya bergabung
dengan sekolah-sekolah lain melalui forum MGMP/PKG untuk bersama-sama mengembangkan
silabus yang akan digunakan oleh sekolah-sekolah dalam lingkup MGMP/PKG setempat.

4. Dinas Pendidikan

Dinas Pendidikan setempat dapat memfasilitasi penyusunan silabus dengan membentuk sebuah
tim yang terdiri dari para guru berpengalaman di bidangnya masing-masing.

Dalam pengembangan silabus ini sekolah, kelompok kerja guru, atau dinas pendidikan dapat
meminta bimbingan teknis dari perguruan tinggi, LPMP, atau unit utama terkait yang ada di
Depatemen Pendidikan Nasional.

C. Prinsip Pengembangan Silabus

Prinsip pengembangan silabus menurut Depdiknas (2006) dibagi menjadi beberapa bagian,
yaitu:

1. Ilmiah

Keseluruhan materi dan kegiatan yang menjadi muatan dalam silabus harus benar dan dapat
dipertanggungjawabkan secara keilmuan.

2. Relevan

Cakupan, kedalaman, tingkat kesukaran dan urutan penyajian materi dalam silabus sesuai
dengan tingkat perkembangan fisik, intelektual, sosial, emosional, dan spritual peserta didik.
3. Sistematis

Komponen-komponen silabus saling berhubungan secara fungsional dalam mencapai


kompetensi.

4. Konsisten
Adanya hubungan yang konsisten (ajeg, taat asas) antara kompetensi dasar, indikator, materi
pokok, pengalaman belajar, sumber belajar, dan sistem penilaian.
5. Memadai

Cakupan indikator, materi pokok, pengalaman belajar, sumber belajar, dan sistem penilaian
cukup untuk menunjang pencapaian kompetensi dasar.

6. Aktual dan Kontekstual

Cakupan indikator, materi pokok, pengalaman belajar, sumber belajar, dan sistem penilaian
memperhatikan perkembangan ilmu, teknologi, dan seni mutakhir dalam kehidupan nyata, dan
peristiwa yang terjadi.

7. Fleksibel

Keseluruhan komponen silabus dapat mengakomodasi variasi peserta didik, pendidik, serta
dinamika perubahan yang terjadi di sekolah dan tuntutan masyarakat.
8. Menyeluruh
Komponen silabus mencakup keseluruhan ranah kompetensi (kognitif, afektif, psikomotor).

Prinsip pengembangan silabus menurut Yahya Nursidik dapat didefinisikan menjadi tiga bagian,
yaitu :

v Ilmiah

Materi pembelajaran yang diberikan dalam silabus harus memenuhi kebenaran secara ilmiah.
Memperhatikan perkembangan dan kebutuhan siswa Cakupan,kedalaman, tingkat kesukaran,
dan urutan penyajian materi dalam silabus disesuaikan dengan tingkat perkembangan fisik dan
psikologis siswa.

v Sistematis
Silabus dianggap sebagai suatu system sesuai konsep dan prinsip system, penyusunan silabus
dilakukan secara sistematis, sejalan dengan pendekatan system atau langkah-langkah
pemecahan masalah.
v Relevansi,Konsitensi, dan Kecakupan

Dalam penyusunan silabus diharapkan adanya kesesuaian, keterkaitan, konsitensi dan


kecakupan antara standar kompetensi, kompetnsi dasa, materi pokok, pengalaman
belajar,system penilaian dan sumber bahan(DepDIknas, 2004:11)

D. Tahap Pengembangan Silabus

Tahap pengembangan silabus menurut Depdiknas (2006) dibagi menjadi enam bagian yaitu:

1. Perencanaan

Tim yang ditugaskan untuk menyusun silabus terlebih dahulu perlu mengumpulkan informasi dan
mempersiapkan kepustakaan atau referensi yang sesuai untuk mengembangkan silabus.
Pencarian informasi dapat dilakukan dengan memanfaatkan perangkat teknologi dan informasi
seperti multi-media dan internet.

2. Pelaksanaan
Dalam melaksanakan penyusunan silabus perlu memahami semua perangkat yang
berhubungan dengan penyusunan silabus, seperti Standar Isi yang berhubungan dengan mata
pelajaran yang bersangkutan dan Standar Kompetensi Lulusan serta Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan.

3. Perbaikan
Buram silabus perlu dikaji ulang sebelum digunakan dalam kegiatan pembelajaran. Pengkaji
dapat terdiri atas para spesialis kurikulum, ahli mata pelajaran, ahli didaktik-metodik, ahli
penilaian, psikolog, guru/instruktur, kepala sekolah, pengawas, staf profesional dinas pendidikan,
perwakilan orang tua siswa, dan siswa itu sendiri.
4. Pemantapan
Masukan dari pengkajian ulang dapat dijadikan bahan pertimbangan untuk memperbaiki buram
awal. Apabila telah memenuhi kriteria dengan cukup baik dapat segera disampaikan kepada
Kepala Dinas Pendidikan dan komunitas sekolah lainnya.

5. Penilaian Silabus

Penilaian pelaksanaan silabus perlu dilakukan secara berkala dengan menggunakan model-
model penilaian kurikulum.

E. Komponen silabus

Silabus memuat sekurang-kurangya komponen-komponen berikut ini:


a. Identifikasi

b. Standar Kompetensi

c. Kompetensi Dasar

d. Materi Pokok

e. Pengalaman Belajar

f. Indikator Penilaian

g. Alokasi Waktu

h. Sumber/Bahan/Alat

F. Pengertian Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

RPP adalah rencana yang menggambarkan prosedur dan pengorganisasian pembelajaran untuk
mencapai satu kompetensi dasar yang ditetapkan dalam standar isi dan dijabarkan dalam
silabus (www.rppsilabus.wordpress.com: 2009).

Yahya Nursidiq www.(apadefinisinya.blogspot.com : 2009) menjelaskan tentang pengertian RPP


dapat dideskripsikan menjadi beberapa bagian yaitu sebagai berikut:

a. Perkiraan atau proyeksi mengenai tindakan apa yang akan dilakukan pada saat
melaksanakan kegiatan pembelajaran.
b. Rencana yang mengambarkan prosedur dan pengoraginasian pembelajaran untuk mencapai
satu kompetensi dasar yang ditetapkan dalam standar isi dan telah dijabarkan dlam silabus.

c. Pembelajaran adalah proses yang ditata dan diatur menurut langkah-langkah tertentu agar
dalam pelaksanaannya dapat mencapai hasil yang diharapkan.

d. RPP disusun untuk satu Kompetensi Dasar.

Sedangkan menurut kiranawati (www.gurupkn.wordpress.com: 2007) bahwa

RPP adalah penjabaran silabus yang menggambarkan rencana prosedur dan pengorganisasian
pembelajaran untuk mencapai kompetensi dasar yang ditetapkan dalam Standar Isi. RPP
digunakan sebagai pedoman guru dalam melaksanakan pembelajaran baik di kelas,
laboratorium, dan/atau lapangan.

G. Landasan Pengembangan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan Pasal 20: “Perencanaan proses pembelajaran meliputi silabus dan rencana
pelaksanaan pembelajaran yang memuat sekurang-kurangnya tujuan pembelajaran, materi ajar,
metode pengajaran, sumber belajar, dan penilaian hasil belajar” (Depdiknas, 2008).

H. Unsur Pokok Pengembangan RPP

Unsur-unsur pokok yang terkandung dalam RPP dalam depdiknas (2008) meliputi:

a. Identitas mata pelajaran (nama mata pelajaran, kelas, semester, dan waktu/ banyaknya jam
pertemuan yang dialokasikan).

b. Kompetensi dasar dan indikator-indikator yang hendak dicapai.


c. Materi pokok beserta uraiannya yang perlu dipelajari siswa dalam rangka mencapai
kompetensi dasar dan indikator.

d. Kegiatan pembelajaran (kegiatan pembelajaran secara konkret yang harus dilakukan siswa
dalam berinteraksi dengan materi pembelajaran dan sumber belajar untuk menguasai
kompetensi dasar dan indikator).

e. Alat dan media yang digunakan untuk memperlancar pencapaian kompetensi dasar, serta
sumber bahan yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran sesuai dengan kompetensi dasar
yang harus dikuasai.

f. Penilaian dan tindak lanjut (prosedur dan instrumen yang akan digunakan untuk menilai
pencapaian belajar siswa serta tindak lanjut hasil penilaian).

I. Prinsip-Prinsip Pengembangan RPP

Prinsip pengembangan silabus menurut yahya Nursidik (2009) dibagi menjadi beberapa bagian
yaiotu:

a. Memperhatikan perbedaan individu peserta didik

b. Mendorong partisipasi aktif peserta didik

c. Mengembangkan buadaya membaca dan menulis proses pembelajarand

d. Memberikan umpan balik dan tindak lanjut

e. Keterkaitan dan keterpaduan

f. Menerapkan teknologi informasi dan komunikasi

J. Tujuan Dan Manfaat RPP


Tujuan dari penyusunan RPP menurut Yahya Sidik (2009) adalah:

a. Memberikan landasan pokok bagi guru dan siswa dalam mencapai kompetensi dasar dan
indicator

b. Memberi gambaran mengenai acuan kerja jangka pendek

c. Karena disusun dengan menggunakan pendekatan sistem, memberi pengaruh terhadap


pengembangan individu siswa

d. Karena dirancang secara matang sebelum pembelajaran, berakibat terhadap nurturant effect.

K. Prinsip Penyusunan RPP

Prinsip penyusunan RPP menurut Yahya (2009) digolongkan menjadi beberapa bagian:

a. Spesifik

b. Operasional

c. Sistematis

d. Jangka pendek (1-3 kali pertemuan)

Sedangkan prinsip penyusunan RPP menurut Depdiknas (2008) RPP pada dasarnya merupakan
kurikulum mikro yang menggambarkan tujuan/kompetensi, materi/isi pembelajaran, kegiatan
belajar, dan alat evaluasi yang digunakan.

Efektivitas RPP tersebut sangat dipengaruhi beberapa prinsip perencanaan pembelajaran


berikut:

a. Perencanaan pembelajaran harus berdasarkan kondisi siswa.

b. Perencanaan pembelajaran harus berdasarkan kurikulum yang berlaku.


c. Perencanaan pembelajaran harus memperhitungkan waktu yang tersedia

d. Perencanaan pembelajaran harus merupakan urutan kegiatan pembelajaran yang sistematis.

e. Perencanaan pembelajaran bila perlu lengkapi dengan lembaran kerja/tugas dan atau lembar
observasi.

f. Perencanaan pembelajaran harus bersifat fleksibel.

g. Perencanaan pembelajaran harus berdasarkan pada pendekatan sistem yang mengutamakan


keterpaduan antara tujuan/kompetensi, materi, kegiatan belajar dan evaluasi.

Prinsip-prinsip tersebut harus dijadikan landasan dalam penyusunan RPP. Selain itu, secara
praktis dalam penyusunan RPP, seorang guru harus sudah menguasai bagaimana menjabarkan
kompetensi dasar menjadi indikator,bagaimana dalam memilih materi pembelajaran yang sesuai
dengan kompetensi dasar, bagaimana memilih alternatif metode mengajar yang dianggap paling
sesuai untuk mencapai kompetensi dasar, dan bagaimana mengembangkan evaluasi proses
dan hasil belajar (Depdiknas, 2008).

L. Format Silabus
Dalam menyusun silabus, penyusun silabus dapat memilih salah satu model format di antara
beberapa format berikut ini.

Format SILABUS

Nama Sekolah:……………………………………………….
Mata Pelajaran:……………………………………………….
Kelas/Semester:…………… / ……………………………….
Standar Kompetensi: ……………………………………….......

Kompetensi Dasar
Materi Pokok
Pengalaman Belajar
Indikator
Penilaian
Alokasi Waktu
Sumber/ Bahan/
Alat

M. Format Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


(RPP)

Sekolah :
Mata Pelajaran :
Kelasw/Semester :
Standar Kompetensi :
Kompetensi Dasar :
Indikator :
Alokasi Waktu :
1. Tujuan Pembelajaran
2. Materi Pembelajaran
3. Metode Pembel;ajaran
4. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran
a. Kegiatan Awal
b. Kegiatan Inti
c. Kegiatan Akhir
5. Media Pembelajaran
6. Sumber belajar

…….., ………………….
Mengetahui Guru Mta Pelajaran

Kepala Sekolah

Damianus Sihotang, S.Pd Mestiana Simatupang


NIP ……………………… NIM : 090801088

BAB III
KESIMPULAN

Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu dan/atau kelompok mata pelajaran/tema
tertentu yang mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pokok/pembelajaran,
kegiatan pembelajaran, indikator, penilaian, alokasi waktu, dan sumber/bahan/alat belajar.
SedangKan RPP adalah rencana yang menggambarkan prosedur dan pengorganisasian
pembelajaran untuk mencapai satu kompetensi dasar yang ditetapkan dalam standar isi dan
dijabarkan dalam silabus.

Antara RPP dan Silabus memiliki peranan penting dalam proses belajar mengajar karena
dengan adanya RPP dan Silabus akan lebih mudah seorang guru dalam menentukan meteri
yang akan diajarkan sehingga sesuai dengan SK dan KD.

DAFTAR PUSTAKA

Depdiknas. 2006. Model Pengembangan Silabus. Jakarta: Badan Penelitian dan

Pengembangan Kurikulum.

Kiranawati. 2007. Buku Saku KTSP (5).

saku-ktsp-5/. Diakses 17 Maret 2010.


Nursidik, Yahya. 2009. Deskripsi Rancangan Silabus atau Rancangan Silabus.

http://apadefinisinya.blogspot.com/2009/01/deskripsi-rancangan-silabus-atau.html.

makalah silabus KTSP

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH


Kualitas pendidikan sangat ditentukan oleh kemampuan sekolah dalam mengelola proses
pembelajaran, dan lebih khusus lagi adalah proses pembelajaran yang terjadi di kelas. Sesuai
dengan prinsip otonomi dan Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah (MPMBS), pelaksana
pembelajaran, dalam hal ini guru, perlu diberi keleluasaan dan diharapkan mampu menyiapkan
silabus, memilih strategi pembelajaran, dan penilaiannya sesuai dengan kondisi dan potensi peserta
didik dan lingkungan masing-masing.
Berdasarkan pertimbangan tersebut maka perlu dibuat buku pedoman cara mengembangkan
silabus berbasis kompetensi. Pedoman pengembangan silabus yang meliputi dua macam, yaitu
pedoman umum dan pedoman khusus untuk setiap mata pelajaran. Pedoman umum pengembangan
silabus memberi penjelasan secara umum tentang prosedur dan cara mengembangkan SK dan KD
menjadi indikator pencapaian kompetensi, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran,
penilaian, alokasi waktu, sumber belajar. Sedangkan pedoman khusus menjelaskan mekanisme
pengembangan sesuai dengan karakteristik mata pelajaran yang disertai contoh-contoh untuk lebih
memperjelas langkah-langkah pengembangan silabus.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan silabus?
2. Apa saja manfaat dari silabus?
3. Apa saja prinsip pengembangan dari silabus?
4. Bagaimana unit waktu dari silabus?
5. Siapa saja yang dapat mengembangkan silabus?
6. Apa saja komponen dari silabus?
7. Bagaimana langkah-langkah mengembangkan silabus?

C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui dan memahami pengertian dari silabus.
2. Untuk mengetahui dan memahami manfaat dari silabus.
3. Untuk mengetahui dan memahami prinsip pengembangan dari silabus.
4. Untuk mengetahui dan memahami unit waktu dari silabus.
5. Untuk mengetahui dan memahami siapa saja yang dapat mengembangkan silabus.
6. Untuk mengetahui dan memahami komponen dari silabus.
7. Untuk mengetahui dan memahami langkah-langkah mengembangkan silabus.
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN SILABUS
Istilah silabus didefinisikan sebagai “Garis besar, ringkasan, ikhtisar, atau pokok-pokok isi atau
materi pelajaran” (Salim, 1987: 98). Silabus dapat juga diartikan sebagai rancangan progam
pembelajaran satu atau kelompok mata pelajaran yang berisi tentang standar kompetensi dan
kompetensi dasar yang harus dicapai oleh siswa, pokok materi yang harus dipelajari siswa serta
bagaimana cara mempelajarinya dan bagaimana cara untuk mengetahui pencapaian kompetensi
dasar yang telah di tentukan. Jadi, silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu dan atau
kelompok mata pelajaran / tema tertentu yang mencakup SK, KD, materi pembelajaran, kegiatan
pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi, penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar.
Dengan demikian, silabus bermanfaat sebagai pedoman dalam pengembangan pembelajaran
lebih lanjut, seperti pembuatan rencana pembelajaran, pengelolaan kegiatan pembelajaran, dan
pengembangan sistem penilaian.
Sebagai rancangan program pembelajaran silabus memuat berbagai macam hal yang berkaitan
dengan pengembangan kurikulum, yakni menjawab persoalan tentang:
1. Tujuan apa yang harus dicapai oleh siswa melalui proses pembelajaran? Pertanyaan ini berkaitan
dengan rumusan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang telah diterapkan.
2. Materi apa yang harus dipelajari siswa sehubungan dengan standar kompetensi dan kompetensi
dasar yang harus dicapai? Pertanyaan ini berkaitan dengan penentuan pokok-pokok materi yang
berhubungan dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar.
3. Bagaimana cara yang dapat dilakukan agar standar kompetensi dan kompetensi dasar itu dapat
tercapai? Pertanyaan ini berkaitan dengan penentuan strategi dan metode pembelajaran,penetapan
media pembelajaran yang bermuara pada pengalaman belajar yang harus dilakukan setiap siswa.
4. Bagaimana menentukan keberhasilan siswa dalam pencapaian kompetensi? Pertanyaan ini
berkaitan dengan perumusan indicator hasil belajar dan penetapan system evaluasi pembelajaran.
Atas dasar hal tersebut,maka silabus dirancang sesuai dengan standar isi, dan sesuai dengan
kondisi setiap sekolah. Dengan demikian, setiap sekolah akan memiliki silabus yang berbeda. Oleh
sebab itu, silabus dikembangkan berdasarkan kebutuhan dan karakteristik sekolah.

B. MANFAAT SILABUS
Silabus sebagai rancangan progam memiliki beberapa manfaat penting bagi semua pihak yang
berkepentingan dengan pendidikan. Dalam sebuah silabus terdapat hal-hal penting seperti Standar
Kompetensi dan Kompetensi Dasar pokok-pokok materi termasuk pengalaman belajar dan alat
penilaian yang dapat dijadikan acuan beserta alokasi waktu untuk setiap kompetensi yang harus
dicapai. Dengan demikian, untuk guru silabus bermanfaat sebagai pedoman dalam menyusun
perencanaan pelaksanaan pembelajaran, sebagai pedoman dalam penyelenggaraan suatu proses
pembelajaran.
Untuk para administrator termasuk kepala sekolah, silabus dapat dijadikan rujukan dalam
menentukan berbagai kebijakan sekolah seperti penentuan skala prioritas dalam menyediakan
berbagai sarana dan prasarana untuk menunjang keberhasilan guru menyelenggarakan
pembelajaran termasuk dalam merencanakan program kegiatan yang berkaitan dengan peningkatan
kemampuan guru.
Bagi para pengawas, silabus akan bermanfaat untuk melakukan supervise sekolah, misalnya
untuk memberikan layanan dan bantuan kepada guru yang mengalami kesulitan, atau untuk
mengobservasi apakah pembelajaran yang dilakukan guru berada pada jalur yang sesuai.

C. PRINSIP PENGEMBANGAN SILABUS


Untuk memperoleh silabus yang baik, maka dalam penyusunannya perlu memperhatikan
prinsip-prinsip berikut:
1. Ilmiah
Keseluruhan materi dan kegiatan yang menjadi muatan dalam silabus harus benar dan dapat
dipertanggungjawabkan secara keilmuan. Di samping itu, strategi pembelajaran yang dirancang
dalam silabus perlu memperhatikan prinsip-prinsip pembelajaran dan teori belajar.

2. Relevan
Cakupan, kedalaman, tingkat kesukaran, dan urutan penyajian materi dalam silabus harus
disesuaikan dengan tingkat perkembangan fisik, intelektual, sosial, emosional, dan spiritual peserta
didik. Prinsip ini mendasari pengembangan silabus, baik dalam pemilihan materi pembelajaran,
strategi dan pendekatan dalam kegiatan pembelajaran, penetapan waktu, strategi penilaian
maupun dalam mempertimbangkan kebutuhan media dan alat pembelajaran. Kesesuaian antara isi
dan pendekatan pembelajaran yang tercermin dalam materi pembelajaran dan kegiatan
pembelajaran pada silabus dengan tingkat perkembangan peserta didik akan mempengaruhi
kebermaknaan pembelajaran.

3. Sistematis
Komponen-komponen silabus saling berhubungan secara fungsional dalam mencapai
kompetensi. SK dan KD merupakan acuan utama dalam pengembangan silabus. Dari kedua
komponen ini, ditentukan indikator pencapaian, dipilih materi pembelajaran yang diperlukan,
strategi pembelajaran yang sesuai, kebutuhan waktu dan media, serta teknik dan instrumen
penilaian yang tepat untuk mengetahui pencapaian kompetensi tersebut.

4. Konsisten
Adanya hubungan yang konsisten antara KD, indikator, materi pembelajaran, kegiatan
pembelajaran, sumber belajar, serta teknik dan instrumen penilaian. Dengan prinsip konsisten ini,
pemilihan materi pembelajaran, penetapan strategi dan pendekatan dalam kegiatan pembelajaran,
penggunaan sumberdan media pembelajaran, serta diarahkan pada pencapaian KD dalam rangka
pencapaian SK.
5. Memadai
Cakupan indikator, materi, kegiatan, dan sumber pembelajaran serta sistem penilaian cukup
untuk menunjang pencapaian KD. Dengan prinsip ini, maka tuntutan kompetensi harus dapat
terpenuhi dengan pengembangan materi pembelajaran dan kegiatan pembelajaran yang
dikembangkan. Contoh: jika SK dan KD menuntut kemampuan menganalisis sutau obyek belajar,
maka indikator pencapaian kompetensi, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan teknik
serta instrumen penilaian harus secara memamdai mendukung kemampuan untuk menganalisis.

6. Aktual dan Kontekstual


Cakupan indikator, materi pembelajaran, pengalaman belajar, sumber belajar, dan sistem
penilaian memperhatikan perkembangan ilmu, teknologi, dan seni mutakhir dalam kehidupan
nyata, dan peristiwa yang terjadi. Benyak fenomena dalam kehidupan sehari-hari yang berkaitan
dengan materi dan dapat mendukung kemudahan dalam menguasai kompetensi perlu dimanfaatkan
dalam pengembangan pembelajaran. Disamping itu, penggunaan media dan sumber belajar berbasis
teknologi informasi, seperti komputer dan internet perlu dioptimalkan, tidak hanya untuk
pencapaian kompetensi, melainkan juga untuk menanamkan kebiasaan mencari informasi yang
lebih luas kepada peserta didik.

7. Fleksibel
Keseluruhan komponen silabus dapat mengakomodasi keragaman peserta didik, pendidik, serta
dinamika perubahan yang terjadi disekolah dan kebutuhan masyarakat. Fleksibelitas silabus ini
memungkinkan pengembangan dan penyesuaian silabus dengan kondisi dan kebutuhan masyarakat.

8. Menyeluruh
Komponen silabus mencakup keseluruhan ranah kompetensi, baik kognitif, afektif, maupun
psikomotor. Prinsip ini hendaknya dipertimbangkan, baik dalam mengembangkan materi dan
kegiatan pembelajaran, maupun penilaiannya. Kegiatan pembelajaran dalam silabus perlu
dirancang sedemikian rupa sehingga peserta didik memiliki keleluasan untuk mengembangkan
kemampuannya, bukan hanya kemampuan kognitif saja, melainkan juga dapat mempertajam
kemampuan afektif dan psikomotornya serta dapat secara optimal melatih kecakapan hidup (life
skill).

D. UNIT WAKTU SILABUS


1. Silabus mata pelajaran disusun berdasarkan seluruh alokasi waktu yang disediakan untuk setiap
mata pelajaran selama penyelenggaraan pendidikan di tingkat satuan pendidikan.
2. Penyusunan silabus suatu mata pelajaran memperhatikan alokasi waktu yang disediakan
persemester, pertahun, dan alokasi waktu mata pelajaran lain yang sekelompok.
3. Implementasi pembelajaran persemester menggunakan penggalan silabus sesuai SK dan KD untuk
mata pelajaran dengan alokasi waktu yang tersedia pada struktur kurikulum.

E. PENGEMBANG SILABUS
Pengembang silabus dilakukan oleh kelompok guru mata pelajaran sejenis pada setiap sekolah
atau beberapa sekolah pada kelompok Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP).
1. Disusun secara mandiri oleh kolompok guru mata pelajaran sejenis pada setiap sekolah apabila
guru-guru di sekolah yang bersangkutan mampu mengenali karakteristik peserta didik, kondisi
sekolah/madrasah dan lingkungannya.
2. Apabila guru mata pelajaran belum dapat melaksanakan pengembangan silabus secara mandiri,
maka pihak sekolah dapat mengusahakan untuk membentuk kelompok guru mata pelajaran untuk
mengembangkan silabus yang akan digunakan oleh sekolah tersebut.
3. Di SD/MI semua guru kelas, dari kelas I sampai dengan kelas VI, menyusun silabus secara bersama.
Di SMP/MTs untuk mata pelajaran IPA dan IPS terpadu disusun secara bersama oleh guru yang
terkait.
4. Sekolah/madrasah yang belum mampu mengembangkan silabus secara mandiri, sebaiknya
bergabung dengan sekolah/madrasah lain melalui forum MGMP untuk bersama-sama
mengembangkan silabus yang akan digunakan oleh sekolah/madrasah dalam lingkup MGMP
setempat. Dapat pula mengadaptasi atau mengadopsi contoh model yang dikeluarkan oleh BSNP.
5. Dinas Pendidikan setempat dapat memfasilitasi penyusunan silabus dengan membentuk sebuah tim
yang terdiri dari para guru berpengalaman di bidangnya masing-masing.

F. KOMPONEN SILABUS
Silabus merupakan salah satu bentuk penjabaran kurikulum. Produk pengembangan kurikulum
ini memuat pokok-pokok pikiran yang memberikan rambu-rambu dalam menjawab tiga pertanyaan
mendasar dalam pembelajaran, yakni kompetensi yang hendak dikuasai oleh peserta didik, fasilitas
yang digunakan peserta didik untuk menguasai kompetensi, dan untuk mengetahui tingkat
pencapaian kompetensi oleh peserta didik. Dari ketiga pertanyaan mendasar tadi, bahwa silabus
memuat pokok-pokok kompetensi dan materi, pokok-pokok strategi pembelajaran dan pokok-pokok
penilaian.
Pertanyaan mengenai kompetensi yang hendak dicapai atau dikuasai oleh peserta didik dapat
terjawab dengan menampilkan secara sistematis mulai dari SK, KD, dan indikator pencapaian
kompetensi serta hasil identifikasi materi pembelajaran yang digunakan. Pertanyaan mengenai
bagaimana memfasilitasi peserta didik agar mencapai kompetensi dijabarkan dengan
mengungkapkan strategi, pendekatan dan metode yang akan dikembangkan dalam kegiatan
pembelajaran. Pertanyaan mengenai bagaimana mengetahui ketercapaian kompetensi dapat
dijawab dengan menjabarkan teknik dan instrumen penilaian. Di samping itu, diperlukan
identifikasi ketersediaan sumber belajar sebagai pendukung pencapaian kompetensi.
Berikut ini merupakan komponen pokok dari silabus yang sering digunakan:
1. Komponen yang berkaitan dengan kompetensi yang hendak dikuasai, meliputi:
a. Standar Kompetensi (SK)
b. Kompetensi Dasar (KD)
c. Indikator
d. Materi Pembelajaran
2. Komponen yang berkaitan dengan cara menguasai kompetensi, memuat pokok-pokok kegiatan
dalam pembelajaran.

3. Komponen yang berkaitan dengan cara mengetahui pencapaian kompetensi, mencakup:


a. Teknik Penilaian
1) Jenis Penilaian
2) Bentuk Penilaian
b. Instrumen Penilaian
4. Komponen pendukung, terdiri dari:
a. Alokasi Waktu
b. Sumber Belajar
Mekanisme pengembangan silabus dapat ditunjukkan dengan bagan di bawah ini.
KD
Analisis SI/SKL/SK-KD
Materi Pokok/Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran
Alokasi Waktu
Sumber Belajar
Penilaian

Gambar Mekanisme Pengembangan Silabus

G. LANGKAH-LANGKAH PENGEMBANGAN SILABUS


Setiap komponen yang harus disusun dalam sebuah silabus di jelaskan berikut ini.

1. Menentukan Identitas Silabus


Identitas silabus terdiri dari nama sekolah, mata pelajaran, kelas dan semester. Misalnya :
Nama Sekolah :
Mata Pelajaran :
Kelas :
Semester :
Penentuan identitas seperti di atas berfungsi untuk memberikan informasi kepada guru tentang
hal-hal yang berkaitan dengan penggunaan silabus, misalnya tentang karakteristik siswa,
kemampuan awal dan kemampuan prasyarat yang harus dimiliki siswa, dan lain sebagainya.

2. Mengkaji Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar


Standar Kompetensi mata pelajaran adalah deskripsi pengetahuan, keterampilan, dan sikap
yang harus dikuasai setelah siswa mempelajari mata pelajaran tertentu pada jenjang pendidikan
tertentu pula. Pada setiap mata pelajaran, standar kompetensi sudah ditentukan oleh para
pengembang kurikulum, yang dapat kita lihat dari Standar isi (SI). Jika sekolah memandang perlu
mengembangkan mata pelajaran tertentu misalnya pengembangan kurikulum muatan lokal, maka
perlu dirumuskan standar kompetensinya sesuai dengan nama mata pelajaran dalam muatan lokal
tersebut.
Kompetensi Dasar adalah pengetahuan, keterampilan dan sikap minimal yang harus dicapai
oleh siswa untuk menunjukkan bahwa siswa telah menguasai standar kompetensi yang telah
ditetapkan, oleh karena itulah maka kompetensi dasar merupakan penjabaran dari standar
kompetensi. Dengan demikian, makan dalam perumusan kompetensi dasar, sebaiknya kita
bertanya: “kemampuan apa saja yang harus dimiliki siswa agar standar kompetensi dapat dicapai?
“. Jawaban dari pertanyaan tersebut kemudian di daftar baik menyangkut pengetahuan, sikap dan
keterampilah yang dapat berkisar 5 sampai 6 kemampuan. Seperti halnya dalam standar kompetensi
sudah ada dalam Standar isi, dengan demikian tugas pengembang silabus adalah menganalisis
standar tersebut. Penetapan kompetensi dasar tidak harus selalu sesuai dengan urutan yang ada
dalam Standar isi.
Mengkaji SK dan KD mata pelajaran sebagaimana tercantum pada SI, dengan memerhatikan
hal-hal berikut:
a. Urutan berdasarkan hierarki konsep disiplin ilmu dan/atau tingkat kesulitan materi, tidak harus
selalu sesuai dengan urutan yang ada di SI dalam tingkat.
b. Keterkaitan antara SK dan KD dalam mata pelajaran
c. Keterkaitan antar KD pada mata pelajaran
d. Keterkaitan antara SK dan KD antar mata pelajaran

3. Mengidentifikasi Materi Pokok/Materi Pembelajaran


Materi pokok disusun untuk pencapaian tujuan, oleh karenanya materi pokok dipilih sesuai
dengan kompetensi dasar yang harus dicapai. Mengidentifikasi materi pembelajaran yang
menunjang pencapaian KD dengan mempertimbangkan:
a. Potensi peserta didik
b. Karakteristik mata pelajaran
c. Relevansi dengan karakteristik daerah
d. Tingkat perkembangan fisik, intelektual, emosional, sosial dan spiritual peserta didik
e. Kebermanfaatan bagi peserta didik
f. Struktur keilmuan
g. Aktualitas, kedalaman, dan keluasan materi pembelajaran
h. Relevansi dengan kebutuhan peserta didik dan tuntutan lingkungan
i. Relevan dengan alokasi waktu yang tersedia
j. Merumuskan kegiatan pembelajaran
Kegiatan pembelajaran adalah segala aktifitas belajar siswa baik kegiatan fisik, kegiatan
nonfisik termasuk kegiatan mental yang dilakukan baik di dalam maupun di luar kelas untuk
mencapai standar kompetensi dan kompetensi dasar tertentu. Pembelajaran di dalam kelas
misalnya melakukan observasi ke suatu objek, mengamati kegiatan tertentu. Melakukan wawancara
dengan narasumber, dan lain sebagainya. Berbagai ragam kegiatan pembelajaran dapat dilakukan
sesuai dengan kompetensi yang harus dicapai. Lebih lanjut mengembangkan program pembelajaran
dijelaskan dalam bahasan tersendiri.

4. Melakukan Pemetaan Kompetensi


a. Mengidentifikasi SK, KD, dan materi pembelajaran
b. Mengelompokkan SK, KD, dan materi pembelajaran
c. Menyusun SK dan KD sesuai dengan keterkaitan

5. Mengembangkan Kegiatan Pembelajaran


Kegiatan pembelajaran dirancang untuk memberikan pengalaman belajar yang melibatkan
proses mental dan fisik melalui interaksi antar peserta didik, peserta didik dengan guru,
lingkungan, dan sumber belajar lainnya dalam rangka pencapaian KD. Pengalaman belajar yang
dimaksud dapat terwujud melalui penggunaan pendekatan pembelajaran yang bervariasi dan
berpusat pada peserta didik. Pengalaman belajar memuat kecakapan hidup yang perlu dikuasai
peserta didik.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam mengembangkan kegiatan pembelajaran adalah:
a. Disusun untuk memberikan bantuan kepada para pendidik (guru), agar dapat melaksanakan proses
pembelajaran secara profesional.
b. Kegiatan pembelajaran memuat rangkaian kegiatan yang harus dilakukan oleh peserta didik secara
berurutan untuk mencapai KD.
c. Penentuan urutan kegiatan pembelajaran harus sesuai dengan hierarki konsep materi
pembelajaran.
d. Rumusan pernyataan dalam kegiatan pembelajaran minimal mengandung dua unsur penciri yang
mencerminkan pengelolaan pengalaman belajar peserta didik, yaitu kegiatan peserta didik dan
materi.

6. Merumuskan Indikator Pencapaian Kompetensi


Indikator merupakan penanda pencapaian KD yang ditandai oleh perubahan perilaku yang
dapat diukur mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
Petunjuk dalam merumuskan indikator adalah pertama, indikator dirumuskan dalam bentuk
perubahan perilaku yang dapat diukur keberhailannya. Kedua, perilaku yang dapat diukur itu
berorientasi pada hasi belajar bukan pada proses belajar. Ketiga, sebaiknya setiap indikator hanya
mengandung satu bentuk perilaku.
Indikator dikembangkan sesuai dengan karakteristik peserta didik, mata pelajaran, satuan
pendidikan, potensi daerah dan dirumuskan dalam kata kerja operasional yang terukur dan/atau
dapat diobservasi. Indikator digunakan sebagai dasar untuk menyusun alat penilaian. Kata kerja
operasional (KKO) indikator dimulai dari tingkatan berpikir mudah ke sukar, sederhana ke
kompleks, dekat ke jauh, dan dari konkrit ke abstrak (bukan sebaliknya). Kata kerja operasional
(KKO) pada KD benar-benar terwakili dan teruji akurasinya pada deskripsi yang ada di kata kerja
operasional indikator.

7. Penentuan Jenis Penilaian


Penilaian pencapaian KD peserta didik dilakukan berdasarkan indikator. Penilaian dilakukan
dengan menggunakan tes dan non tes dalam bentuk tertulis maupun lisan, pengamatan kinerja,
pengukuran sikap, penilaian hasil karya berupa tugas, proyek dan/atau produk, penggunaan
portofolio, dan penilaian diri.
Penilaian merupakan serangkaian kegiatan untuk memperoleh, menganalisis, dan menafsirkan
data tentang proses dan hasil belajar peserta didik yang dilakukan secara sistematis dan
berkesinambungan, sehingga menjadi informasi yang bermakna dalam pengambilan keputusan.

8. Menentukan Alokasi Waktu


Penentuan alokasi waktu pada setiap KD didasarkan pada jumlah minggu efektif dan alokasi
waktu mata pelajaran per minggu dengan mempertimbangkan jumlah KD, keluasan, kedalaman,
tingkat kesulitan, dan tingkat kepentingan KD. Alokasi waktu yang dicantumkan dalam silabus
merupakan perkiraan waktu rerata untuk menguasai KD yang dibutuhkan oleh peserta didik yang
beragam.

9. Menentukan Sumber Belajar


Sumber belajar adalah rujukan, objek dan/atau bahan yang digunakan untuk kegiatan
pembelajaran, yang berupa media cetak dan elektronik, narasumber, serta lingkungan fisik, alam,
sosial, dan budaya. Penulisan buku sumber harus seuai kaidah yang berlaku dalam Bahasa Indonesia.
Penentuan sumber belajar didasarkan pada SK dan KD serta materi pembelajaran, kegiatan
pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi.

10. Pengembangan Silabus Berkelanjutan


Untuk keperluan pelaksanaan pembelajaran di kelas, dari sebuah silabus perlu dikembangkan
dan dibuat rencana pelaksanaan pembelajaran. Rencana pelaksanaan pembelajaran merupakan
rancangan secara menyeluruh kegiatan pembelajaran yang harus dilakukan peserta didik. dalam
kegiatan pembelajaran untuk mencapai kompetensi yang telah ditetapkan, dan strategi
pembelajaran serta penilaian yang akan dilakukan oleh guru dalam proses pembekalan kompetensi
peserta didik.
Guru dapat mengembangkan rencana pelaksanaan pembelajaran dan menentukan bahan ajar
dalam berbagai bentuk (Lembar Kerja Siswa, Lembar Tugas Siswa, Lembar Informasi, dan lain-lain),
sesuai dengan strategi pembelajaran dan penilaian yang akan digunakan.

CONTOH
FORMAT SILABUS DAN CARA MENGISINYA

Nama sekolah : Diisi nama sekolah tempat peserta didik belajar


Mata Pelajaran : Diisi nama mata pelajaran
Kelas : Diisi kelas berapa SK tersebut harus dicapai melalui proses
pembelajaran
Semester : Diisi semester berapa SK tersebut harus dicapai melalui
proses pembelajaran
SK : Diisi rumusan SK

Materi Kegiatan
No Kompete Penilaia Alokasi Sumber
Pembelajar Pembelajar Indikator
. nsi Dasar n Waktu Belajar
an an
Memuat Memuat Memuat Memuat Memuat Memuat Memuat
KD hasil materi alternatif Indikasi jenis, alokasi jenis
penjabara pembelajara pengalaman ketercapai bentuk, waktu sumber
n dari SK n hasil belajar an KD dan Yang bahan/al
yang telah penjabaran peserta didik yang telah macam diperluk at
dirumuska masing- yang terpilih dirumuska penilaia an yang
n dalam masing KD yang dapat n dalam n yang Untuk digunaka
SI. yang telah dipakai SI. akan menguas n.
dirumuskan. untuk digunak ai
mencapai an untuk masing-
penguasaan melihat masing
KD. hasil KD
belajar.

BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu kelompok mata pelajaran/tema tertentu yang
mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pokok/pembelajaran, kegiatan
pembelajaran, indikator, penilaian, alokasi waktu, dan sumber/bahan/alat belajar. Silabus
merupakan penjabaran standar kompetensi dan kompetensi dasar ke dalam materi
pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi untuk
penilaian.
Prinsip pengembangan silabus meliputi ilmiah, relevan, sistematis, konsisten, memadai, aktual
dan kontekstual, fleksibel, dan menyeluruh.
Pengembang silabus dapat dilakukan oleh para guru secara mandiri atau berkelompok dalam
sebuah sekolah atau beberapa sekolah, kelompok Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) pada
atau Pusat Kegiatan Guru (PKG), dan Dinas Pendidikan.
Komponen pokok dari silabus yang sering digunakan, meliputi komponen yang berkaitan dengan
kompetensi yang hendak dikuasai, komponen yang berkaitan dengan cara menguasai kompetensi,
komponen yang berkaitan dengan cara mengetahui pencapaian kompetensi, serta komponen
pendukung.
Langkah-langkah pengembangan silabus meliputi mengkaji standar kompetensi dan kompetensi
dasar, mengidentifikasi materi pokok/pembelajaran, mengembangkan kegiatan
pembelajaran, merumuskan indikator pencapaian kompetensi, penentuan jenis
penilaian , menentukan alokasi waktu, serta menentukan sumber belajar.

B. SARAN
Berdasarkan penjelasan diatas, maka akan lebih baik jika seorang guru bersama kepala
sekolah, komite sekolah, dan pengawas sekolah dapat mengembangkan sendiri silabus untuk
menjabarkan standar kompetensi dan kompetensi dasar ke dalam materi pokok/pembelajaran,
kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian sesuai dengan
daaerahnya masing-masing. Dengan demikian pembelajaran menjadi bermakna karena bersifat
kontekstual bagi peserta didik.

DAFTAR PUSTAKA

http://snwulandari.blogspot.com/2012/05/pengertian-silabus-dan-rpp.html, diunduh tanggal 13 September 2009


Pukul 14.50. Diposkan oleh Suhaidah N. Wulandari.
________________. 2008.Panduan Umum Pengembangan Silabus.Departemen Pendidikan Nasional Direktorat
Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah.
________________. 2009. Modul Program Pendidikan Dan Latihan Profesi Guru (PLPG) Kuota 2009.Departemen
Pendidikan Nasional Universitas PGRI Adi Buana Surabaya.
Sanjaya, Wina. Teori dan Praktik Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).
Sanjaya, Wina. 2010. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Kencana.
KEDUDUKAN SILABUS DALAM PENGEMBANGAN
KURIKULUM

KEDUDUKAN SILABUS DALAM PENGEMBANGAN KURIKULUM

Disusun guna memenuhi tugas


Mata Kuliah : Pengembangan Kurikulum
Dosen Pengampu : Dr. H. Muhlisin, M.Ag
Kelas : M Reguler Sore

Disusun oleh :
Istifadha Fikri 2021214458
Af’idatus Sholiha 2021214461
M.Yusuf Azhari 2021214486

JURUSAN TARBIYAH PRODI PAI


INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
PEKALONGAN
2016

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Kurikulum bagi pendidikan sangatlah penting. Kurikulum sebagai salah satu
substansi pendidikan perlu didesentralisasikan terutama dalam pengembangan silabus dan
pelaksanaannya yang disesuaikan dengan tuntutan kebutuhan siswa, keadaan sekolah, dan
kondisi sekolah atau daerah. Dengan demikian sekolah atau daerah memiliki cukup
kewenangan untuk merancang dan menentukan materi ajar, kegiatan pembelajaran, dan
penilaian hasil pembelajaran.
Untuk itu banyak hal yang perlu dipersiapkan oleh daerah karena sebagian
besar kebijakan yang berkaitan dengan implementasi Standar Nasional Pendidikan
dilaksanakan oleh sekolah atau daerah. Daerah atau sekolah memiliki ruang gerak yang
seluas-luasnya untuk melakukan modifikasi dan mengembangkan variasi-variasi
penyelenggaraan pendidikan sesuai dengan keadaan, potensi, dan kebutuhan daerah, serta
kondisi siswa. Maka dari itu, perlu adanya panduan pengembangan silabus. Dalam makalah
ini membahas mengenai apa itu silabus, ruang lingkup, dan pengembangan silabus. Semoga
dengan ditulisnya makalah ini dapat menambah wawasan kita agar dapat menjalankan
perannya sebagai pendidik menjadi lebih baik lagi.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud silabus?
2. Apa saja prinsip-prinsip pengembangan silabus?
3. Apa saja ruang lingkup silabus?
4. Bagaimana pengembangan silabus dalam implementasi kurikulum?
5. Apa saja langkah-langkah pengembangan silabus?
6. Bagaimana prosedur penyusunan silabus?
7. Apa saja macam-macam format silabus?

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Silabus
Istilah silabus dapat didefinisikan sebagai garis besar, ringkasan, ikhtisar, atau
pokok-pokok isi atau materi pelajaran. Silabus digunakan untuk menyebut suatu produk
pengembangan kurikulum berupa penjabaran lebih lanjut dari standar kompetensi dan
kemampuan dasar yang ingin dicapai dan pokok-pokok serta uraian materi yang perlu
dipelajari siswa dalam mencapai standar kompetensi dan kemampuan dasar.[1]
Silabus merupakan rencana pembelajaran pada suatu dan/atau kelompok mata
pelajaran/tema tertentu yang mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar, materi
pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi untuk
penilaian.[2]
Sedangkan pengertian silabus menurus Widdowson dalam bukunya David Nunan
yang berjudul “Syllabus Design” berpendapat bahwa “the syllabus is simply a framework
within which activities can be carried out: a teaching device to facilitate
learning”.[3] Maksudnya ada dua pengertian mengenai silabus sebagai berikut:
1. Silabus adalah sebuah kerangka di mana kegiatan dapat dilakukan
2. Silabus adalah perangkat mengajar untuk memfasilitasi pembelajaran
Silabus pada dasarnya menjawab permsalahan-permasalah sebagai berikut:
1) Kompetensi apa saja yang harus dicapai siswa sesuai dengan yang dirumuskan oleh Standar
Isi (Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar)
2) Materi pokok apa sajakah yang perlu dibahas dan dipelajari peserta didik untuk mencapai
standar isi
3) Kegiatan pembelajaran yang bagaimanakah yang seharusnya diskenariokan oleh guru
sehingga peserta didik mampu berinteraksi dengan objek belajar.
4) Indikator apa sajakah yang harus ditentukan untuk mencapai standar isi
5) Bagaimanakah cara mengetahui ketercapaian kompetensi berdasarkan indikator sebagai
acuan dalam menentukan jenis dan aspek yang akan dinilai.
6) Berapa lama waktu yang diperlukan untuk mencapai standar isi tertentu.
7) Sumber belajar apa sajakah yang dapat diperdayakan untuk mencapai standar isi tertentu.[4]

B. Prinsip Pengembangan Silabus


Dalam pengembangan silabus, harus memegang prinsip sebagai berikut:
1. Ilmiah
Keseluruhan materi dan kegiatan yang menjadi muatan dalam silabus harus benar
dan dapat dipertanggungjawabkan secara keilmuan.
2. Relevan
Cakupan, kedalaman, tingkat kesukaran dan urutan penyajian materi dalam silabus
sesuai dengan tingkat perkembangan fisik, intelektual, sosial, emosional, dan spiritual peserta
didik.
3. Sistematis
Komponen-kompoten silabus saling berhubungan secara fungsional dalam mencapai
kompetensi.
4. Konsisten
Ada hubungan yang konsisten (ajeg, taat asas) antara kompetensi dasar, indikator,
materi pokok, kegiatan pembelajaran, sumber belajar, dan sistem penilaian.
5. Memadai
Cakupan indikator, materi pokok, kegiatan pembelajaran, sumber belajar, dan sistem
penilaian cukup untuk menunjang pencapaian kompetensi dasar.
6. Aktual dan Konteksual
Cakupan indikator, materi pokok, kegiatan pembelajaran, dan sistem penilaian
memperhatikan perkembangan ilmu, teknologi dan seni mutakhir dalam kehidupan nyata, dan
peristiwa yang terjadi.
7. Fleksibel
Keseluruhan komponen silabus dapat mengakomodasi variasi peserta didik,
pendidikan, serta dinamika perubahan yang terjadi di sekolah dan tuntutan masyarakat.
Sementara itu, materi ajar ditentukan berdasarkan dan atau memperhatikan kultur daerah
masing-masing. Hal ini dimaksudkan agar kehidupan peserta didik tidak tercerabut dari
lingkungannya.
8. Menyeluruh
Komponen-komponen silabus mencakup keseluruhan ranah kompetensi yaitu
kognitif, afektif, dan psikomotor.
9. Desentralistik
Pengembangan silabus ini bersifat desentralistik. Maksudnya, bahwa kewenangan
pengembangan silabus bergantung pada daerah masing-masing, atau bahkan sekolah masing-
masing.[5]

C. Ruang Lingkup Silabus


Hubungan kurikulum dengan pengajaran dalam bentuk lain ialah dokumen
kurikulum yang biasanya disebut silabus yang sifatnya lebih terbatas dari pada pedoman
kurikulum. Sebagaimana dikemukakan oleh Mulyani Sumantri(1988:97) bahwa dalam silabi
hanya tercakup bidang studi atau mata pelajaran yang harus di ajarkan selama waktu setahun
atau satu semester.
Pada umumnya suatu silabus paling sedikit harus mencakup unsur-unsur:
1. Tujuan mata pelajaran yang akan dicapai
2. Sasaran-sasaran mata pelajaran
3. Ketrampilan yang diperlukan agar dapat menguasai mata pelajaran tersebut dengan baik
4. Urutan topik-topik yang diajarkan
5. Aktvitas dan sumber-sumber belajar pendukung keberhasilan pengajaran
6. Berbagai teknik evaluasi yang digunakan
Berkenaan dengan komponen silabus lebih rinci dikemukakan oleh Nurhadi(2004:142)
bahwa silabus berisi uraian program yang mencantumkan:
1. Bidang studi yang diajarkan
2. Tingkat sekolah/Madrasah
3. Pengelompokkan kompetensi dasar
4. Materi pokok
5. Indikator
6. Strategi Pembelajaran
7. Alokasi waktu
8. Bahan/Alat/Media[6]

D. Pengembangan Silabus dalam Implementasi Kurikulum


Pengembangan silabus dapat dilakukan oleh para guru secara mandiri atau
berkelompok dalam sebuah sekolah atau beberapa sekolah, kelompok Musyawarah Guru
Mata Pelajaran (MGMP) atau Pusat Kegiatan Guru (PKG), dan Dinas Pendidikan.
1. Guru
Sebagai tenaga profesional yang memiliki tanggung jawab langsung terhadap
kemajuan belajar siswa, seorang guru diharapkan mampu mengembangkan silabus sesuai
dengan kompetensi mengajarnya secara mandiri. Di sisi lain guru lebih mengenal
karakteristik siswa dan kondisi sekolah serta lingkungannya.
2. Kelompok Guru
Apabila guru kelas atau guru mata pelajaran belum dapat melaksanakan
pengembangan silabus secara mandiri, maka pihak sekolah dapat mengusahakan untuk
membentuk kelompok guru kelas atau guru mata pelajaran untuk mengembangkan silabus
yang akan dipergunakan oleh sekolah tersebut.
3. Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP)
Sekolah yang belum mampu mengembangkan silabus secara mandiri, sebaiknya
bergabung dengan sekolah lain melalui forum MGPM/PKG untuk bersama-sama
mengembangkan silabus yang akan digunakan oelh sekolah-sekolah dalam MGMP/PKG
setempat.
4. Dinas Pendidikan
Dinas Pendidikan setempat dapat memfasilitasi penyusunan silabus dengan
membentuk sebuah tim yang terdiri dari para guru yang berpengalaman di bidangnya masing-
masing.
Dalam pengembangan silabus ini sekolah, kelompok kerja guru, atau dinas
pendidikan dapat meminta bimbingan teknis dari perguruan tinggi LPMP, atau unit utama
terkait yang ada di Departemen Pendidikan Nasional.[7]
E. Langkah-langkah Pengembangan Silabus
1. Penulisan Identitas Mata Pelajaran
Menuliskan dengan jelas nama mata pelajaran, jenjang sekolah/madrasah, kelas, dan
semester. Dengan informasi tersebut guruakan mendapatkan kejelasan tentang tingkat
pengetahuan prasyarat, pengetahuan awal, dan karakteristik siswa yang akan diberi pelajaran.
2. Penentuan Standar Kompetensi
Standar kompetensi mata pelajaran dapat didefinisikan sebagai “Pernyataan tentang
pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang harus dikuasai, serta tingkat penguasaan yang
diharapkan dicapai dalam mempelajari suatu mata pelajaran.
3. Penentuan Kompetensi Dasar
Kompetensi dasar merupakan perincian atau penjabaran lebih lanjut dari standar
kompetensi. Kompetensi dasar adalah pengetahuan, keterampilan, dan sikap minimal yang
harus dikuasai peserta didik untuk menunjukkan bahwa siswa telah menguasai standar
kompetensi yang ditetapkan.
4. Penentuan Materi Pokok dan Uraiannya
Materi pokok adalah pokok-pokok materi pembelajaran yang harus dipelajari siswa
sebagai sarana pencapaian kompetensi yang akan dinilai dengan menggunakan instrumen
penilaian yang disusun berdasarkan indikator pencapaian belajar. Tugas para pengembang
silabus adalah memberikan jabaran/materi pokok tersebut ke dalam uraian materi pokok atau
biasa disebut materi pembelajaran untuk memudahkan guru, sekaligus memberikan arah serta
cakupan materi pembelajaran.
5. Penentuan Pengalaman Belajar Siswa
Pengalaman dan kegiatan belajar menunjukkan aktivitas belajar yang perlu
dilakukan siswa dalam mencapai penguasaan standar kompetensi, kemampuan dasar, dan
materi pembelajaran. Pengalaman belajar dapat diperoleh di dalam kelas maupun di luar
kelas.
6. Penentuan Alokasi Waktu
Alokasi waktu yaitu perkiraan berapa lama siswa mempelajari materi yang telah
ditentukan, bukan lamanya siswa mengerjakan tugas di lapangan atau dalam kehidupan
sehari-hari kelak. Dalam menentukan alokasi waktu, prinsip yang perlu diperhatikan adalah
tingkat kesukaran materi, ruang lingkup atau cakupan materi, frekuensi penggunaan materi
baik untuk belajar maupun di lapangan, serta tingkat pentingnya materi yang dipelajari.
Semakin sukar dalam mempelajari atau mengerjakan pekerjaan yang berhubungan dengan
materi, dan semakin penting, maka perlu diberi alokasi waktu yang lebih banyak.
7. Penentuan Sumber atau Bahan Ajar
Bahan ajar adalah rujukan, referensi, atau literatul yang digunakan, baik, untuk
menyusun silabus maupun buku yang digunakan oleh guru dalam mengajar. Sedangkan
sumber belajar adalah informasi yang disajikan dan disimpan dalam berbagai bentuk media
yang dapat membantu siswa dalam belajar sebagai perwujudan dari kurikulum. Sumber
belajar akan menjadi bermakna bagi peserta didik maupun guru apabila sumber belajar
diorganisir melalui satu rancangan yang memungkinkan seseorang dapat memanfaatkannya
sebagai sumber belajar. Adapun bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang dapat digunakan
untuk membantu guru dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Agar dapat memilih
bahan ajar dengan baik, guru perlu memiliki keterampilan menganalisis isi suatu buku.[8]

F. Prosedur Penyusunan Silabus


1. Perencanaan
Dalam perencanaan ini tim pengembang harus harus mengumpulkan informasi dan
referensi, serta mengidentifikasi sumber belajar, termasuk narasumber yang diperlukan dalam
pengembangan silabus. Pengumpulan informasi dan referensi dapat dilakukan dengan
memanfaatkan perengkat teknologi dan informasi seperti, komputer dan internet.
2. Pelaksanaan
Pelaksanaan penyusunan silabus dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai
berikut :
1) Menetapkan format dan isi silabus
2) Merumuskan kompetensi dasar
3) Menetapkan hasil belajar
4) Menetapkan indikator kompetensi
5) Menetapkan materi pembelajaran
6) Menetapkan metode dan langkah pembelajaran
3. Penilaian
Penilaian silabus harus dilakukan secara berkala dan bersinambungan dengan
menggunakan model-model penilaian. Penilaian menyangkut segenap upaya sistematik
(terencana dan teratur) untuk menentukan sejauh mana guru telah berhasil dalam
melaksanakan pembelajaran.
Dalam melakukan penilaian harus memperhatikan :
1) Penilaian melalui tes tertulis (paper and pen test)
2) Penilaian melalui hasil kerja (produk)
3) Penilaian melalui penugasan (project)
4) Penilaian melalui unjuk kerja (performance)
4. Revisi
Draf silabus yang telah dikembangkan perlu diuji kelayakannya melalui analisis
kualitas silabus, penilaian ahli, dan uji lapangan. Berdasarkan hasil uji kelayakan kemudian
dilakukan revisi. Revisi ini dilakukan secara kontinyu dan berkesinambungan, sejak awal
penyusunan draf sampai silabus tersebut dilaksanakan dalam situasi belajar yang
sebenarnya.[9]

G. Macam-macam Format Silabus


1. Format Silabus Berbasis KTSP
Nama Sekolah : (Diisi nama sekolah/madrasah tempat siswa belajar)
Mata Pelajaran : (Diisi nama mata pelajaran)
Kelas/Progam : (Diisi kelas berapa standar kompetensi tersebut harus
dicapai melalui proses pembelajaran
Semester : (Diisi semester berapa standar kompetensi tersebut harus
dicapai melalui proses pembelajaran)
Standar Kompetensi : (Diisi rumusan standar kompetensi)

No. Kompetensi Materi Kegiatan Indikator Penilaian Alokasi Sumber


Dasar Pokok Pembelajaran Waktu Belajar
[10]
2. Format Silabus Berbasis Kurikulum 2013
Nama Sekolah : (Diisi nama sekolah/madrasah tempat siswa belajar)
Mata Pelajaran : (Diisi nama mata pelajaran)
Kelas/Progam : (Diisi kelas berapa standar kompetensi tersebut harus
dicapai melalui proses pembelajaran
Semester : (Diisi semester berapa standar kompetensi tersebut harus
dicapai melalui proses pembelajaran)
Kompetensi Inti : (Diisi rumusan kompetensi yang mencakup segi kognitif,
afektif, dan psikomotorik)
KI 1 : (Diisi rumusan kompetensi inti pertama)
KI 2 : (Diisi rumusan kompetensi inti kedua)
KI 3 : (Diisi rumusan kompetensi inti ketiga)
KI 4 : (Diisi rumusan kompetensi inti keempat)

No. Kompetensi Materi Pembelajaran Penilaian Alokasi Sumber


Dasar Pokok Waktu Belajar
[11]

PENUTUP

Silabus merupakan rencana pembelajaran pada suatu dan/atau kelompok mata


pelajaran/tema tertentu yang mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar, materi
pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi untuk
penilaian. Dalam pengembangan silabus ada beberapa prinsip yang kita jadikan pedoman.
Prinsip-prinsip tersebut adalah ilmiah, relevan, sistematis, konsisten, memadai, aktual dan
kontekstual, fleksibel, menyeluruh, serta desentralistik.
Ruang lingkup silabus meliputi:
a) Tujuan mata pelajaran yang akan dicapai
b) Sasaran-sasaran mata pelajaran
c) Ketrampilan yang diperlukan agar dapat menguasai mata pelajaran tersebut dengan baik
d) Urutan topik-topik yang diajarkan
e) Aktvitas dan sumber-sumber belajar pendukung keberhasilan pengajaran
f) Berbagai teknik evaluasi yang digunakan
Pengembangan silabus dapat dilakukan oleh para guru secara mandiri atau
berkelompok dalam sebuah sekolah atau beberapa sekolah, kelompok Musyawarah Guru
Mata Pelajaran (MGMP) atau Pusat Kegiatan Guru (PKG), dan Dinas Pendidikan. Secara
umum proses pengembangan silabus berbasis kompetensi terdiri atas: penulisan identitas
mata pelajaran, perumusan standar kompetensi, penentuan kompetensi dasar, penentuan
materi pokok dan uraiannya, penentuan pengalaman belajar, penentuan alokasi waktu, dan
penentuan sumber belajar.
Proses penyusunan silabus diantaranya: perencanaan, pelaksanaan, penilaian, dan
revisi. Beberapa format silabus yaitu Format Silabus KTSP dan Format Silabus Kurikulum
2013. Format KTSP mencakup: kompetensi dasar, materi pokok, kegiatan pembelajaran,
indikator, penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar. Sedangkan Format Silabus
Kurikulum 2013 yaitu:
DAFTAR PUSTAKA

Majid, Abdul. 2013. Perencanaan Pembelajaran : Mengembangkan Standar Kompetensi


Guru. Bandung : PT Remaja Rosdakarya
Nunan, David. 1988. Syllabus Design. New York : Oxford University Press
Sanjaya, Wina. 2015. Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta : Prenada Media
Group
Daryanto dan Aris Dwi Cahyono. 2014. Pengembangan Perangkat Pembelajaran. Yogyakarta :
Gava Media
Haryati, Nik. 2011. Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam. (Bandung : CV Alfabeta
Diah Nurhayati. “Silabus Bahasa Inggris Kelas VII kurikulum
2013”.http://www.slideshare.net/diahdiahmelati/silabus-smp-kelas-7-kurikulum-2013.
(7 Desember 2013). Diakses 28 November 2016

[1] Abdul Majid. Perencanaan Pembelajaran : Mengembangkan Standar Kompetensi Guru. ( Bandung
: PT Remaja Rosdakarya, 2013), Cet.Ke-10, Hlm. 38-39
[2] Wina Sanjaya. Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. (Jakarta: Prenada Media Group,
2015), Hlm.54-55
[3] David Nunan. Syllabus Design. (New York: Oxford University Press, 1988), Cet.Ke-1, Hlm.6
[4] Daryanto dan Aris Dwi Cahyono. Pengembangan Perangkat Pembelajaran (Yogyakarta : Gava
Media, 2014), Cet.Ke-1, Hlm.6-7
[5] Ibid. Hlm.8-9
[6] Abdul Majid. Op.Cit. Hlm.39-40
[7] Daryanto dan Aris Dwi Cahyono. Op.Cit. Hlm. 7-8
[8] Abdul Majid. Op.Cit. Hlm.41-61
[9] Nik Haryati. Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam. (Bandung : CV Alfabeta, 2011),
Cet.Ke-1, Hlm.157-162
[10] Wina Sanjaya. Op.Cit. Hlm.55-59
[11] Diah Nurhayati. “Silabus Bahasa Inggris Kelas VII kurikulum
2013”. http://www.slideshare.net/diahdiahmelati/silabus-smp-kelas-7-kurikulum-2013. (7 Desember 2013).
Diakses 28 November 2016

makalah pengembangan silabus berdasarkan pada


model kurtilas

PENGEMBANGAN SILABUS BERDASARKAN


PADA MODEL KURIKULUM 2013
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Terstruktur
Mata Kuliah Pengembangan Silabus PAI
Dosen Pengampu :
Dr. Dadang Gani, S.Pd.I.,M.Pd.I

Disusun Oleh :
AI YULIANTI
ADE SYIFA FAUZIAH
DEDE ULFAH MUTMAINAH

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


(VI-A)
Fakultas Tarbiyah

INSTITUT AGAMA ISLAM DARUSSALAM


CIAMIS
2016
KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan syukur Alhamdulillah, puji dan syukur kita panjatkan ke


hadirat Allah SWT, karena dengan inayah-Nyalah penulis dapat menyelesaikan
makalah ini dengan judul “Pengembangan Silabus Berdasarkan Model Kurikulum
2013 ” Makalah ini disusun dengan tujuan untuk memenuhi salah satu sarat penilaian
pelajaran Mata Kuliah Pengembangan Silabus PAI.Shalawat serta
salam semoga senantiasa terlimpah kepada Nabi Muhammad SAW, keluarga , tabiini-
tabiin dan mudah-mudahan kita selaku umatnya mendapat naunganya di yaumil
kiamah.
Penulis menyadari makalah ini jauh sekali dari kesempurnaan. Semakin luas
pembicaraan, maka semakin nampak jelas pula kelemahan dan kekurangan dari
makalah ini., namun kekurangan itu bukanlah unsur kesengajaan melainkan ketidak
sengajaan. Maka dari itu, apabila ada kesalahan atau kekeliruan dalam penulisan kami
mohon maaf yang sebesar-besarnya, dan penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun demi kesempurnaan dalam penulisan makalah ini.
Penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah mendukung
dalam menyelesaikan makalah ini
 Bapak Dr. Dadang Gani, S.Pd.I.,M.Pd.I yang telah memberikan materi dan
bimbingan
 Kedua orang tua yang telah mendukung penulis dari segi meteri dan moril.
Semoga Allah SWT membalas kebaikanya dengan balasan yang lebih baik lagi.
Aamin!!
Terlepas dari kekurangn makalah ini, penulis berharap semoga makalah ini
bermanfaat bagi para pembaca dan menjadikan amal shaleh bagi penulis. Aamiin.

Ciamis,Maret 2
016

Penulis

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................. i


DAFTAR ISI ............................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah................................................................ 1
B. Rumusan Masalah.......................................................................... 2
C. Tujuan Penulisan............................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN........................................................................... 3
A. Perubahan-perubahan Penyusunan Silabus dari Kurikulum KTSP
Berkarakter ke Kurikulum 2013.................................................... 3
BAB III PENUTUP................................................................................... 11
A. Kesimpulan ................................................................................... 11
B. Saran.............................................................................................. 11
DAFTAR PUSTAKA................................................................................ 12

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan
pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan
pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Tujuan tertentu ini meliputi Tujuan
Pendidikan Nasional serta kesesuaian dengan kekhasan, kondisi dan potensi daerah, satuan
pendidikan dan peserta didik. Oleh sebab itu kurikulum disusun oleh satuan pendidikan untuk
memungkinkan penyesuaian program pendidikan dengan kebutuhan dan potensi yang ada di
daerah.
Kurikulum yang digunakan saat ini di Indonesia adalah kurikulum KTSP.Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah sebuah kurikulum operasional pendidikan yang
disusun dan dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan di Indonesia. KTSP secara
yuridis diamanatkan oleh Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional dijabarkan ke dalam sejumlah peraturan antara lain Peraturan Pemerintah Nomor 19
Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Peraturan Pemerintah tersebut
memberikan arahan tentang perlunya disusun dan dilaksanakan delapan standar nasional
pendidikan, yaitu: standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, standar pendidik
dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar
pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan.
Namun, isu terhangat saat ini adanya penyempurnaan kurikulum KTSP Berkarakter
menjadi kurikulum 2013 yang mendapatkan pro dan kontra dari berbagai pihak baik dari
kalangan pendidikan maupun dari masyarakat umum. Kurikulum 2013 justru dianggapdapat
memasung kreativitas dan otonomi di bidang pendidikan karena kurikulum dan persiapan
proses pembelajaran akan disediakan dalam bentuk produk jadi (completely-built up
product). Di sisi lain, sebagian orang beranggapan justru dengan adanya kurikulum 2013
dapat memicu pengembangan kompetensi siswa kearah yang lebih analisis dan tuntutan guru
agar lebih kreatif dan inovatif dalam pembelajaran karena guru dianggap mampu dalam
semua hal yang dapat membantu siswa berkembang.
Hal ini sangat menarik untuk menjadi bahan analisis dan diskusi bagi kita, bagaimana
perubahan-perubahan penyusunan silabus dari kurikulum KTSP berkarakter ke kurikulum
2013, atau justru dengan adanya pengembangan kurikulum KTSP Berkarakter menjadi
kurikulum 2013 ini akan melahirkan output yang sesuai dengan tuntutan masyarakat saat ini
dan yang akan datang.

B. Rumusan Masalah
Masalah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah :
1. Bagaimana Perubahan-perubahan Penyusunan Silabus dari Kurikulum KTSP Berkarakter ke
Kurikulum 2013?

C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan pembahasan makalah ini selain sebagai tugas mandiri mata
kuliah Pengembangan Silabus PAI juga untuk menjelaskan :
1. Perubahan-perubahan Penyusunan Silabus dari Kurikulum KTSP Berkarakter ke Kurikulum
2013

BAB II
PEMBAHASAN
A. Perubahan-perubahan Penyusunan Silabus dari Kurikulum KTSP
Berkarakter(2010) ke Kurikulum 2013
1. Alasan-alasan Adanya Perubahan dari KTSP berkarakter 2010 ke Kurikulum 2013
a. Tantangan Internal
 Tuntutan pendidikan yang mengacu kepada 8 Standar Nasional Pendidikan yang meliputi standar
pengelolaan, standar biaya, standar sarana prasarana, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar isi,
standar proses, standar penilaian, dan standar kompetensi lulusan.Kurikulum 2013 sedang dikerjakan, telah dan
terus dikerjakan.
 Tantangan internal lainnya terkait dengan faktor perkembangan penduduk Indonesia dilihat
dari pertumbuhan penduduk usia produktif.
 Inovasi / pembaharuan kurikulum
 Memperbaiki sistem pendidikan yang kurang. Peningkatan Potensi, Kecerdasan, dan Minat
sesuai dengan Tingkat Perkembangan dan Kemampuan Peserta Didik . Pendidikan
merupakan proses sistematik untuk meningkatkan martabat manusia secara holistik yang
memungkinkan potensi diri (afektif, kognitif, psikomotor) berkembang secara optimal.
Sejalan dengan itu, kurikulum disusun dengan memperhatikan potensi, tingkat
perkembangan, minat, kecerdasan intelektual, emosional, sosial, spritual, dan kinestetik
peserta didik.
b. Tantangan Eksternal
 Globalisasi: WTO, ASEAN Community, APEC, CAFTA.
Disini pesertadidik dituntut mampu hidup dalam masyarakat global. Kurikulum menciptakan kemandirian,
baik pada individu maupun bangsa, yang sangat penting ketika dunia digerakkan oleh pasar bebas. Pergaulan
antarbangsa yang semakin dekat memerlukan individu yang mandiri dan mampu bersaing serta mempunyai
kemampuan untuk hidup berdampingan dengan suku dan bangsa lain.
 Masalah lingkungan hidup.
Daerah memiliki keragaman potensi, kebutuhan, tantangan, dan karakteristik lingkungan.
Masing-masing daerah memerlukan pendidikan yang sesuai dengan karakteristik daerah dan
pengalaman hidup sehari-hari. Oleh karena itu, kurikulum perlu memuat keragaman tersebut
untuk menghasilkan lulusan yang relevan dengan kebutuhan pengembangan daerah.
 Ganti mentri
 Agama
Kurikulum dikembangkan untuk mendukung peningkatan iman, taqwa, serta akhlak mulia
dan tetap memelihara toleransi dan kerukunan umat beragama. Oleh karena itu, muatan
kurikulum harus mendukung peningkatan iman, takwa, dan akhlak mulia.
 Kemajuan teknologi informasi, pengetahuan dan seni maka kurikulum akan
mengikuti, Pendidikan perlu mengantisipasi dampak global yang membawa masyarakat
berbasis pengetahuan di mana IPTEKS sangat berperan sebagai penggerak utama perubahan.
Pendidikan harus terus menerus melakukan adaptasi dan penyesuaian perkembangan IPTEKS
sehingga tetap relevan dan kontekstual dengan perubahan. Oleh karena itu, kurikulum harus
dikembangkan secara berkala dan berkesinambungan sejalan dengan perkembangan ilmu
pengetahuan, teknologi, dan seni.
 Tuntutan Dunia Kerja.
Kegiatan pembelajaran harus dapat mendukung tumbuh kembangnya pribadi peserta didik
yang berjiwa kewirausahaan dan mempunyai kecakapan hidup. Oleh sebab itu, kurikulum
perlu memuat kecakapan hidup untuk membekali peserta didik memasuki dunia kerja. Hal ini
sangat penting terutama bagi satuan pendidikan kejuruan dan peserta didik yang tidak
melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi.
 Ekonomi berbasis pengetahuan
 Tuntutan Pembangunan Daerah dan Nasional.
Dalam era otonomi dan desentralisasi, kurikulum adalah salah satu media pengikat dan
pengembang keutuhan bangsa yang dapat mendorong partisipasi masyarakat dengan tetap
mengedepankan wawasan nasional. Untuk itu, kurikulum perlu memperhatikan
keseimbangan antara kepentingan daerah dan nasional. Pergeseran kekuatan ekonomi dunia.
 Pengaruh dan imbas teknosains
 Mutu, investasi dan transformasi pada sektor pendidikan
c. Tantangan Masa Depan
 Kemampuan berkomunikasi
 Kemampuan berpikir jernih dan kritis dengan mempertimbangkan nilai dan moral Pancasila
agar menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggungjawab, toleran dalam
keberagaman.
 Kemampuan mempertimbangkan segi moral suatu permasalahan
 Kemampuan menjadi warga negara yang bertanggungjawab
 Kemampuan mencoba untuk mengerti dan toleran terhadap pandangan yang berbeda
 Kemampuan hidup dalam masyarakat yang mengglobal
 Memiliki minat luas dalam kehidupan
 Memiliki kesiapan untuk bekerja
 Memiliki kecerdasan sesuai dengan bakat/minatnya
 Memiliki rasa tanggungjawab terhadap lingkungan
d. Persepsi Masyarakat
 Terlalu menitikberatkan pada aspek kognitif
 Beban siswa terlalu berat
 Kurang bermuatan karakter
 Perkembangan Pengetahuan dan Pedagogi
 Dengan jaminan Kurikulum 2013 maka akankah pendidikan di Indonesia lebih terjangkau,
berkualitas dan menjamin bahwa anak-anak Negeri bisa bekerja dan survive di negeri ini.
Kurikulum harus mampu menjawab tantangan ini sehingga perlu mengembangkan
kemampuan-kemampuan ini dalam proses pembelajaran.

2. Perubahan kurikulum KTSP Berkarakter ke Kurikulum 2013


Pengembangan Kurikulum 2013 merupakan langkah lanjutan Pengembangan kurikulum KTSP berkarakter
2010 yang mencakup kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan secara terpadu. Kurikulum 2013
disusun untuk menyempurnakan kurikulum sebelumnya dengan pendekatan belajar aktif berdasarkan nilai-nilai
agama dan budaya bangsa. Berkaitan dengan hal ini, pemerintah telah melakukan penyesuaian beberapa nama
mata pelajaran, antara lain, adalah mata pelajaran Pendidikan Agama Islam menjadi Pendidikan Agama Islam
dan Budi Pekerti.
Strategi pembelajaran sangat diperlukan dalam menunjang terwujudnya seluruh kompetensi yang dimuat
dalam Kurikulum 2013. Dalam arti bahwa kurikulum memuat apa yang seharusnya diajarkan kepada peserta
didik, sedangkan pembelajaran merupakan cara bagaimana apa yang diajarkan bisa dikuasai oleh peserta didik.
Pelaksanaan pembelajaran didahului dengan penyiapan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang
dikembangkan oleh guru baik secara individual maupun kelompok yang mengacu pada Silabus.
Pembelajaran dalam Kurikulum 2013 menggunakan pendekatan saintifik dalam proses pembelajarannya
melalui mengamati, menanya, mencoba, dan menalar. Sedangkan dalam KTSP Berkarakter menggunakan EEK
(Eksplorasi, Elaborasi dan Konfirmasi). Dalam KTSP berkarakter ini terdapat SK/KD yang dalam kurikulum
2013 disebut sebagai KI/KD. Selain itu pada kurikulum 2013 juga mendorong peserta didik untuk mencari tahu,
bukan diberi tahu (discovery learning). Oleh karena itu, kemampuan berbahasa sebagai alat komunikasi,
pembawa pengetahuan, dan berpikir logis, sistematis, dan kreatif juga dikuatkan dalam proses pembelajaran.
Secara khusus, dalam upaya penyempurnaan kurikulum 2013 disusunlah kompetensi inti. Kompetensi inti
adalah tingkat kemampuan untuk mencapai standar kompetensi lulusan yang harus dimiliki seorang peserta
didik pada setiap kelas atau program (PP No. 32/2013). Kompetensi inti memuat kompetensi sikap spiritual,
sikap sosial, pengetahuan, dan keterampilan yang dikembangkan ke dalam kompetensi dasar.Kompetensi
Inti merupakan tingkat kemampuan untuk mencapai Standar Kompetensi Lulusan yang harus dimiliki seorang
Peserta Didik pada setiap tingkat kelas atau program yang menjadi landasan Pengembangan Kompetensi
dasar. Kompetensi Inti dimaksud pada mencakup: sikap spiritual, sikap sosial, pengetahuan, dan
keterampilan yang berfungsi sebagai pengintegrasi muatan Pembelajaran, mata pelajaran atau program dalam
mencapai Standar Kompetensi Lulusan. Kompetensi inti ini ada empat karena sebelum kurtilas di Indonesia
menggunakan kurikulum KTSP berkarakter, KTSP berkarakter hilang karena perubahan zaman, ketika ada
kemajuan tekhnologi maka kurikulum akan mengikuti.
Kurikulum 2013 menggantikan Kurikulum 2010 atau yang lebih dikenal Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP) berkarakter sejak Juli 2014. Terdapat empat esensi perubahan dalam Kurikulum 2013, yaitu:
 Standar Kompetensi Lulusan; Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 23 Tahun 2006 Pasal 2
Tentang Standar Kompetensi Lulusan untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah dicabut dan digantikan
dengan Permendikbud No. 54 tahun 2013 tentang Standar Kompetensi Lulusan.
 Standar Isi; Pasal 3 Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi
untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah dicabut dan dinyatakan tidak berlaku dan digantikan
dengan Permendikbud Nomor 64 tahun 2013 tentang Standar Isi pendidikan dasar dan menengah.
 Standar Proses; Pasal 2 Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 41 Tahun 2007
Tentang Standar Proses Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah dicabut dan
dinyatakan tidak berlaku dan digantikan dengan permendikbud Nomor 65 tahun 2013 tentang
Standar Proses Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah.
 Standar Penilaian; Pasal 2 Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2007
Tentang Standar Penilaian Pendidikan dicabut dan dinyatakan tidak berlaku dan digantikan
oleh Permendikbud Nomor 66 Tahun 2013 Tentang Standar Penilaian Pendidikan.
Proses penilaian juga mengalami perkembangan. Peserta didik akan diberikan pertanyaan-
pertanyaan yang lebih membutuhkan pemikiran mendalam (bukan hanya hafalan) sehingga
melatih kemampuan peserta didik dalam memahami dan berpikir kritis. Pada akhirnya,
pengajar juga harus mengukur proses kerja siswa, bukan hanya hasil kerja siswa.
Kurikulum 2013 ini didesain untuk menyiapkan anak didik menjadi manusia-manusia
yang kompeten dalam menjawab tantangan abad 21. Organisasi The Partnership for 21st
Century Skills (P21) menjelaskan kemampuan yang dibutuhkan untuk mencetak peserta didik
yang menguasai bidangnya secara profesional dan kompeten. Ketiga elemen itu adalah Life
and Career Skills, Learning and Innovation Skills, dan Information, Media and Technology
Skills.
Perbedaan mendasar antara KTSP Berkarakter dan Kurtilas yakni pada Kegiatan Inti nya
Pembelajaran dalam Kurikulum 2013 menggunakan pendekatan saintifik dalam proses
pembelajarannya melalui mengamati, menanya, mencoba, dan menalar. Sedangkan dalam
KTSP Berkarakter menggunakan EEK (Eksplorasi, Elaborasi dan Konfirmasi). Dalam KTSP
berkarakter ini terdapat SK/KD yang dalam kurikulum 2013 disebut sebagai KI/KD. Dari KI
1- KI 4 lalu dikembangkan dalam KD, setiap 1 KD nanti dijelaskan oleh indikator, kalau
sudh jadi indikator maka menelanjangi KD.

3. Perbedaan Kurikulum KTSP dengan Kurikulum 2013

No KTSP Berkarakter Kurikulum2013


1 Mata pelajaran tertentu mendukung Tiap mata pelajaran mendukung
kompetensi tertentu semua kompetensi (Sikap,
Keteampilan, Pengetahuan)
2 Mata pelajaran dirancang berdiri Mata pelajaran dirancang terkait satu
sendiri dan memiliki kompetensi dengan yang lain dan memiliki
dasar sendiri kompetensi dasar yang diikat oleh
kompetensi inti tiap kelas
3 Bahasa Indonesia sejajar dengan Bahasa Indonesia sebagai penghela
mapel lain mapel lain (sikap dan keterampilan
berbahasa)
4 Tiap mata pelajaran diajarkan dengan Semua mata pelajaran diajarkan
pendekatan berbeda dengan pendekatan yang sama
(saintifik) melalui mengamati,
menanya, mencoba, menalar dan
mengkomunikasikan.
5 Tiap jenis konten pembelajaran Bermacam jenis konten pembelajaran
diajarkan terpisah diajarkan terkait dan terpadu satu
sama lain. Konten ilmu pengetahuan
diintegrasikan dan dijadikan
penggerak konten pembelajaran
lainnya
6 Tematik untuk kelas I-III (belum Tematik integratif untuk kelas I-III
integratif)
7 TIK mata pelajaran sendiri TIK merupakan sarana pembelajaran,
dipergunakan sebagai media
pembelajaran mata pelajaran lain
8 Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Indonesia sebagai alat
pengetahuan komunikasi dan carrier of knowledge

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pengembangan Kurikulum 2013 merupakan langkah lanjutan Pengembangan
Kurikulum KTSP berkarakter yang telah dirintis pada tahun 2010 yang mencakup
kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan secara terpadu. Beda halnya dengan
kurikulum 2013 yang mencakup 4 ranah kompetensi yaitu sikap spiritual, sosial, pengetahuan
dan keterampilan. Kurikulum 2013 disusun untuk menyempurnakan kurikulum sebelumnya
dengan pendekatan saintifik melalui mengamati, menanya, mencoba, dan menalar.
Sedangkan dalam KTSP Berkarakter menggunakan EEK (Eksplorasi, Elaborasi dan
Konfirmasi). Dalam KTSP berkarakter ini terdapat SK/KD yang dalam kurikulum 2013
disebut sebagai KI/KD.

DAFTAR PUSTAKA

Danim, S. 2002. Inovasi Pendidikan Dalam Upaya Profesionalisme Tenaga Kependidikan. Bandung:
Pustaka Setia.
Hamzah, H. 2007. Profesi Kependidikan Problema, Solusi, dan Reformasi Pendidikan
diIndonesia. Jakarta: Bumi Aksara.
Ihsan, F. 2003. Dasar-dasar Kependidikan. Jakarta: Penerbit Rineka Cipta.
Syaefudin Sa’ud, Udin. 2009. Inovasi Pendidikan. Bandung: Alfabeta
Noor, I. H. M. 2001. Sebuah Tinjauan Teoritis Tentang Inovasi Pendidikan di Indonesia,
(Online),(http://www.pdk.go.id/balitbang/Publikasi/Jurnal/
No_026/sebuah_tinjauan_teoritis_Idris.htm, diakses 05 Maret 2015).
Pengelola Perkuliahan Online Inovasi Pendidikan. 2008. Pengantar Inovasi Pendidikan,
(Online), (http://tik.kuliahinovasipendidikan.co.cc, diakses 05 Maret 2015).

makalah pengembangan silabus

BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab IV Pasal 10
menyatakan bahwa Pemerintah dan Pemerintah Daerah berhak mengarahkan, membimbing, dan
mengawasi penyelenggaraan pendidikan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku. Selanjutnya, Pasal 11 Ayat (1) juga menyatakan bahwa Pemerintah dan Pemerintah Daerah
wajib memberikan layanan dan kemudahan, serta menjamin terselenggaranya pendidikan yang
bermutu bagi setiap warga negara tanpa diskriminasi. Dengan lahirnya Undang-Undang Nomor 32
Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, wewenang Pemerintah Daerah dalam penyelenggaraan
pendidikan di daerah menjadi semakin besar. Lahirnya kedua undang-undang tersebut menandai
sistem baru dalam penyelenggaraan pendidikan dari sistem yang cenderung sentralistik menjadi lebih
desentralistik.
Kurikulum sebagai salah satu substansi pendidikan perlu didesentralisasikan terutama dalam
pengembangan silabus dan pelaksanaannya yang disesuaikan dengan tuntutan kebutuhan siswa,
keadaan sekolah, dan kondisi sekolah atau daerah. Dengan demikian, sekolah atau daerah memiliki
cukup kewenangan untuk merancang dan menentukan materi ajar, kegiatan pembelajaran, dan
penilaian hasil pembelajaran.

I.2 Rumusan Masalah


Dari latar belakang diatas maka ada beberapa rumusan masalah dalam pembuatan
makalah ini, diantaranya adalah:
1. Apa itu silabus?
2. Bagaimana prinsip pengembangan silabus?
3. Apa manfaat silabus?
4. Siapa penanggung jawab pengembangan silabus?
5. Bagaimana langkah-langkah pengembangan silabus?
I.3 Maksud dan Tujuan
Pembuatan makalah ini dimaksudkan untuk memenuhi tugas matakuliah
Perencanaan dan Pembelajaran di SD yang diberikan oleh dosen, dengan tujuan
makalah ini dapat dijadikan sebagai bahan pembelajaran yang akan di diskusikan
khususnya tentang materi Pengembangan Silabus.

1.
BAB II
PENGEMBANGAN SILABUS

II.1 Pengertian Silabus


Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu kelompok mata pelajaran dengan tema
tertentu, yang mencangkup standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pembelajaran,
indikator, penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar yang dikembangkan oleh setiap satuan
pendidikan. Dalam KTSP, silabus merupakan penjabaran standar kompetensi dan kompetensi
dasar ke dalam materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian
kompetensi untuk penilaian hasil belajar.
Dengan memperhatikan hakekat silabus diatas, suatu silabus minimal memuat enam
komponen utama, yakni: (1) standar kompetensi, (2) kompetensi dasar, (3) indikator, (4)
materi standar, (5) standar proses (kegiatan belajar-mengajar), dan (6) standar penilaian.
Pengembangan terhadap komponen-komponen tersebut merupakan kewenangan mutlak guru,
termasuk pengembangan format silabus, dan penambahan komponen-komponen lain dalam
silabus di luar komponen minimal.

II.2 Prinsip Pengembangan Silabus


Dalam KTSP, pengembangan silabus diserahkan sepenuhnya kepada setiap satuan
pendidikan, khususnya bagi yang sudah mampu melakukannya. Oleh karena itu setiap satuan
pendidikan diberi kebebasan dan keleluasaan dalam mengembangkan silabus sesuai
dengan kondisi kebutuhan masing-masing. Agar pengembangan silabus yang dilakukan oleh
setiap satuan pendidikan tetap berada dalam bingkai pengembangan kurikulum nasional
(standar nasional), maka perlu memperhatikan prinsip-prinsip pengembangan silabus.
Prinsip- prinsip tersebut adalah:

1. Ilmiah
Pengembangan silabus berbasis KTSP harus dilakukan dengan prinsip ilmiah, yang
mengandung arti bahwa keseluruhan materi dan kegiatan yang menjadi muatan dalam silabus
harus benar, logis, dan dapat dipertanggung jawabkan secara keilmuan.
2. Relevan
Relevan dalam silabus mengandung arti bahwa ruang lingkup, kedalaman, tingkat
kesukaran, dan urutan penyajian materi dalam silabus disesuaikan dengan karakteristik
peserta didik yakni tingkat perkembangan intelektual, sosial, emosional dan spiritual peserta
didik. Disampig itu, relevan mengandung arti kesesuaian atau keserasian antara silabus
dengan kebutuhan dan tuntutan kehidupan masyarakat pemakai lulusan. Dengan demikian
lulusan pendidikan harus sesuai dengan kebutuhan tenaga kerja dilapangan baik secara
kuantitas maupun kualitas. Relevan juga dikaitkan dengan jenjang pendidikan yang ada di
atasnya, sehingga terjadi kesinambungan dan pengembangan silabus.
Relevan dapat dibedakan menjadi dua kategori yaitu relevan secara internal dan
eksternal. Relevan secara internal adalah kesesuaian antara silabus yang dikembangkan
dengan komponen-komponen kurikulum secara keseluruhan, yakni standar kompetensi,
standar isi, standar proses, dan standar penilaian. Sedangkan relevan secara eksternal adalah
kesesuaian antara silabus dengan karakteristik peserta didik,kebutuhan masyarakat dan
lingkungannya.
3.Fleksibel
Pengembangan silabus KTSP harus dilakukan secara fleksibel. Fleksibel dalam silabus
dapat dikaji dari dua sudut pandang yang berbeda, yakni fleksibel sebagai suatu pemikiran
pendidikan, dan fleksibel sebagai kaidah dalam penerapan kurikulum. Fleksibel sebagai suatu
pemikiran pendidikan berkaitan dengan dimensi peserta didik dan lulusan, sedangkan
fleksibel sebagai suatu kaidah dalam penerapan kurikulum berkaitan dengan pelaksanaan
silabus.
Prinsip fleksibel tersebut mengandung makna bahwa pelaksanaan program, peserta
didik, dan lulusan memiliki ruang gerak dan kebebasan dalam bertindak. Guru sebagai sarana
pelaksana silabus, tidak mutlak harus menyajikan program dengan konfigurasi seperti dalam
silabus (dokumen tertulis), tetapi dapat mengakomodasi sebagai ide baru atau memperbaiki
ide-ide sebelumnya. Demikian halnya peserta didik, mereka diberikan berbagai pengalaman
belajar yang dapat dipilih sesuai dengan karakteristik dan kemampuan masing-masing.
Sedangkan fleksibel dari segi lulusan mereka memiliki kewenangan dan kemampuan yang
multi arah berkaitan dengan dunia kerja yang akan dimasukinya.
4. Kontinuitas
Kontinuitas atau kesinambungan mengandung arti bahwa setiap program pembelajaran
yang dikemas dalam silabus memiliki keterkaitan satu sama lain dalam kompetensi dan
pribadi peserta didik.
Kontinuitas atau kesinambungan tersebut bisa secara vertikal, yakni dengan jenjang
pendidikan yang ada di atasnya dan bisa juga secara horizontal yakni dengan program-
program lain atau dengan silabus lain yang sejenis.
5. Konsisten
Pengembangan silabus berbasis KTSP harus dilakukan secara konsisten, artinya bahwa
antara standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator, materi pokok, pengalaman belajar,
sumber belajar, dan sistem penilaian memiliki hubungan yang konsisten dalam membentuk
kompetensi peserta didik.
6. Memadai
Memadai dalam silabus mengandung arti bahwa ruang lingkup indikator, materi
standar, pengalaman belajar, sumber belajar, dan sistem penilaian yang dilaksanakan dapat
mencapai kompetensi dasar yang telah ditetapkan.
Di samping itu, prinsip memadai juga berkaitan dengan sarana dan prasarana yang
berarti bahwa kompetensi dasar yang dijabarkan dalam silabus, pencapaiannya ditunjang oleh
sarana dan prasarana yang memadai.
7. Aktual dan Kontekstual
Aktual dan kontekstual mengandung arti bahwa ruang lingkup kompetensi dasar,
indikator, materi pokok, pengalaman belajar, sumber belajar, dan sistem penilaian yang
dikembangkan memperhatikan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni
mutakhir dalam kehidupan nyata, dan peristiwa yang sedang terjadi dan berlangsung di
masyarakat.
8. Efektif
Pengembangan silabus berbasis KTSP harus dilakukan secara efektif, yakni
memperhatikan keterlaksanaan silabus tersebut dalam proses pembelajaran, dan tingkat
pembentukan kompetensi sesuai dengan standar kompetensi yang telah ditetapkan. Silabus
yang efektif adalah yang dapat diwujudkan dalam kegiatan pembelajaran nyata di kelas atau
di lapangan, sebaliknya silabus tersebut dapat dikatakan kurang efektif apabila banyak hal
yang tidak dapat dilaksanakan. Keefektifan silabus tersebut dapat dilihat dari kesenjangan
yang terjadi antara silabus sebagai kurikulum tertulis (written curriculum), potensial
curriculum atau kurikulum yang diharapkan (intended curriculum) dengan curriculum yang
teramati (observer curriculum) atau silabus yang dapat dilaksanakan (actual curriculum).
9. Efisien
Efisien dalam silabus berkaitan dengan upaya untuk memperkecil atau menghemat
penggunaan dana, daya, dan waktu tanpa mengurangi hasil atau kompetensi standar yang
ditetapkan. Efisien dalam silabus bisa dilihat dengan cara membandingkan antara
biaya,tenaga,dan waktu yang digunakan untuk pembelajaran dengan hasil yang dicapai atau
kompetensi yang dapat dibentuk oleh peserta didik. Dengan demikian, setiap guru dituntut
untuk dapat mengembangkan silabus dan perencanaan pembelajaran sehemat mungkin, tanpa
mengurangi kualitas pencapaian dan pembentukan kompetensi.

II.3 Manfaat Silabus


Dengan memperhatikan beberapa pengertian di atas, pada dasarnya silabus merupakan
acuan utama dalam suatu kegiatan pembelajaran. Beberapa manfaat dari silabus ini, di
antaranya:
1. Sebagai pedoman/acuan bagi pengembangan pembelajaran lebih lanjut, yaitu dalam
penyusunan RPP, pengelolaan kegiatan pembelajaran, penye-diaan sumber belajar, dan
pengembangan sistem penilaian.
2. Memberikan gambaran mengenai pokok-pokok program yang akan dicapai dalam suatu mata
pelajaran.
3. Sebagai ukuran dalam melakukan penilaian keberhasilan suatu program pembelajaran.
4. Dokumentasi tertulis (witten document) sebagai akuntabilitas suatu program pembelajaran.
II.4 Penanggung Jawab Pengembangan Silabus
Pengembangan silabus melibatkan berbagai pihak, seperti Badan Penelitian dan
Pengembangan (Balitbang) Depdiknas, Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP), Pusat
Kurikulum (Puskur), Dinas Pendidikan Provinsi, Dinas Pendidikan Kota dan Kabupaten,
serta satuan pendidikan yang akan mengimplementasikan kurikulum , sesuai dengan
kapasitas dan proporsinya masing-masing.
1. Balitbang Depdiknas
Peran dan tanggungjawabnya dalam silabus:
a. Mengembangkan model silabus untuk diadopsi oleh satuan pendidikan yang belum siap
mengembangkan KTSP sendiri.
b. Melakukan penelitian berkaitan dengan perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian KTSP di
sekolah.
c. Membuat contoh silabus yang efektif dan efesien, serta mudah diterapkan dalam
pembelajaran.
d. Bersama-sama dngan BSNP, dan Puskur memberikan pelayanan kepada tim perekayasa
kurikulum tingkat provinsi, dan bila dimungkinkan memberikan pelayanan langsung ke
tingkat kabupaten atau kota.

2. BSNP Depdiknas
Peran dan tanggung jawab BSNP dalam pengembangan silabus adalah sebagai berikut:
a. Membuat contoh silabus yang efektif dan efesien, serta mudah diterapkan dalam
pembelajaran di sekolah.
b. Memberikan pelayanan kepada tim perekayasa kurikulum tingkat provinsi dan bila
dimungkinkan memberikan pelayanan langsung ke tingkat kabupaten atau kota.
c. Menyelenggarakan seminar, dan loka karya untuk meningkatkan kualitas implementasi
kurikulum.
d. Menguji kelayakan silabus melalui penilaian ahli, yang melibatkan berbagai ahli, baik ahli
kurikulum, ahli bahasa maupun ahli bidang studi.
e. Melakukan penilaian secara berkala dan berkesinambungan tentang efektifitas kurikulum
secara nasional.
3. Pusat Kurikulum Depdiknas
Peran dan tanggung jawab pusat kurikulum dalam pengembangan silabus adalah
sebagai berikut:
a. Memberikan masukan kepada BSNP berkaitan dengan contoh atau model silabus
yang dikembangkan.
b. Membantu BSNP dalam mengembangkan contoh silabus yang efektif dan efesien, serta
mudah diterapkan dalam pembelajaran di sekolah.
c. Bersama-sama dengan BSNP memberikan pelayanan kepada tim perekayasa kurikulum
tingkat provinsi, dan bila dimungkinkan memberikan pelayanan langsung ke tingkat
kabupaten atau kota.
d. Bersama-sama atau secara terpisah menyelenggarakan seminar, dan loka karya untuk
meningkatkan kualitas implementasi kurikulum.
4. Dinas Pendidikan Provinsi
Peran tanggung jawab Dinas Pendidikan Provinsi dalam pengembangan silabus adlah
sebagai berikut:
a. Menyesuaikan buku teks pembelajaran dengan silabus, baik silabus yang dikembangkan oleh
diknas maupun yang dikembangkan oleh satuan pendidikan.
b. Membuat contoh silabus yang efektif dan efesien, dan sesuai dengan kondisi daerah provinsi,
serta mudah diterapkan dalam pembelajaran di sekolah.
c. Memberikan kemudahan dalam pembentukkan tim pengembangan silabus tingkat kabupaten
atau kota, melalui pembinaan, penataran, dan pelatihan.
d. Memberikan dukungan sumber-sumber daya pendidikan untuk kepentingan penyusunan
silabus.
e. Mengupayakan dana secara rutin untuk kepentingan pengembangan kurikulum, khususnya
dalam pengembangan silabus; termasuk penilaian dan monitoring.
f. Memantau penyusunan silabus dan implementasi kurikulum secara keseluruhan pada tingkat
kabupaten dan kota.
g. Menyelenggarakan pelatihan, dan loka karya untuk meningkatkan kualitas implementasi
kurikulum pasa tingkat kabupaten dan kota.
h. Memberikan layanan operasional implementasi kurikulum, dan penyusunan silabus bagi
seluruh kabupaten dan kota.
5. Dinas Pendidikan Kabupaten dan Kota
Peran dan tanggung jawab Dinas Pendidikan Kabupaten dan Kota dalam
pengembangan silabus adalah sebagai berikut.
a. Membentuk tim pengembang silabus tingkat kabupaten/ Kota dan mengembangkan silabus
sesuai dengan kondisi dan kebutuhan daerah. Ini dapet dilakukan dalam kelompok kerja guru
(KKG), atau musyawarah guru mata pelajaran (MGMP) kabupaten/ kota.
b. Mengembangkan rambu-rambu pengembangan silabus yang sesuai dengan kebutuhan daerah
yang bersangkutan, sebagai pedoman tim pengembang silabus, dan bagi sekolah yang mampu
mengembangkannya sendiri.
c. Memberikan kemudahan bagi sekolah yang mampu mengembangkan silabus sendiri.
d. Mengkaji kelayakan silabus yang dibuat oleh sekolah-sekolah yang memiliki kemampuan
untuk mengembangkannya.
e. Memberikan dukungan sumber-sumber daya pendidikan untuk kepentingan penyusunan
silabus.
f. Mendistribusikan silabus untuk diimplementasikan oleh setiap sekolah.
g. Melakukan supervisi, penilaian, dan monitoring terhadap implementasi kurikulum,
khususnya yang berkaitan dengan kesesuaian silabus.
6. Sekolah
Peran dan tanggung jawab sekolah dalam pengembangan silabus adalah sebagai
berikut.
a. Berkolaborasi dengan sekolah lain untuk membentuk tim pengembang silabus tingkat
kecamatan dan mengembangkan silabus sesuai dengan kondisi dan kebutuhan daerah. Ini
dapat dilakukan dalam kelompok kerja guru (KKG), atau musyawarah guru mata pelajaran
(MGMP) kecamatan.
b. Membentuk tim pengembang silabus kurikulum tingkat sekolah bagi yang mampu
melakukannya.
c. Mengembangkan silabus sendiri bagi yang mampu dan memenuhi kriteria untuk
melakukannya.
d. Mengidentifikasi kompetensi sesuai dengan perkembangan peserta didik dan kebutuhan
daerah yang perlu dikembangkan dalam silabus.
e. Memohon bantuan dinas kabupaten dan kota dalam proses penyusunan silabus.
f. Menguji kelayakan silabus yang diimpementasikan di sekolahnya, melalui analisis kualitas
isi, analisis kompetensi dalam kaitannya dengan peningkatan prestasi belajar peserta didik.
g. Memberikan masukan kepada dinas pendidikan kabupaten dan kota, dinas pendidikan
provinsi, Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP), dan pusat kurikulum departemen
pendidikan nasional, berkaitan dengan efektifitas dan efesiensi silabus, berdasarkan kondisi
aktual di lapangan.
h. Menerapkan silabus (melaksanakan pembelajaran) sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan
sekolah, baik buatan sendiri maupun yang disusun oleh sekolah lain.
i. Memperbaiki, dan meningkatkan kualitas silabus dan kualitas pembelajaran secara terus
menerus dan berkesinambungan.

7. Kelas/guru
Peran dan tanggung jawab kelas/guru dalam pengembangan silabus adalah sebagai
berikut.
a. Menganalisis Rancangan Kompetensi dan Indikator Kompetensi, serta Materi Standar.
b. Menyusun Rencan Pelaksanaan Pembelajaran
c. Mengembangkan Strategi Pembelajaran
d. Mengembangkan Media dan Metode Pembelajaran

II.5 Langkah-Langkah Pengembangan Silabus


1. Mengisi Identitas
Identitas terdiri dari nama sekolah, kelas/semester, mata pelajaran, dan standar kompetensi.
Identitas silabus ditulis di atas matriks silabus.
2. Menuliskan Standar Kompetensi
Standar Kompetensi adalah kualifikasi kemampuan peserta didik yang menggambarkan
penguasaan pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang diharapkan dicapai pada mata
pelajaran tertentu. Standar Kompetensi diambil dari Standar Isi (Standar Kompetensi dan
Kompetensi Dasar) Mata Pelajaran.
Sebelum menuliskan Standar Kompetensi, penyusun terlebih dahulu mengkaji Standar
Isi mata pelajaran dengan memperhatikan hal-hal berikut:
 Urutan berdasarkan hierarki konsep disiplin ilmu dan/atau SK dan KD;
 Keterkaitan antar standar kompetensi dan kompetensi dasar dalam mata pelajaran;
 Keterkaitan standar kompetensi dan kompetensi dasar antar mata pelajaran.
3. Menuliskan Kompetensi Dasar
Kompetensi Dasar merupakan sejumlah kemampuan minimal yang harus dimiliki
peserta didik dalam rangka menguasai SK mata pelajaran tertentu. Kompetensi dasar dipilih
dari yang tercantum dalam Standar Isi.
Sebelum menentukan atau memilih Kompetensi Dasar, penyusun terlebih dahulu
mengkaji standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran dengan memperhatikan
hal-hal sebagai berikut :
 Urutan berdasarkan hierarki konsep disiplin ilmu dan/atau tingkat kesulitan
Kompetensi Dasar;
 Keterkaitan antarstandar kompetensi dan kompetensi dasar dalam mata pelajaran ;
 Keterkaitan standar kompetensi dan kompetensi dasar antarmata pelajaran.
4. Mengidentifikasi Materi Pembelajaran
Dalam mengidentifikasi materi pokok harus dipertimbangkan:
 Relevansi materi pokok dengan SK dan KD
 Tingkat perkembangan fisik, intelektual, emosional, sosial, dan spiritual peserta didik
 Kebermanfaatan bagi peserta didik
 Struktur keilmuan
 Kedalaman dan keluasan materi
 Relevansi dengan kebutuhan peseta didik dan tuntutan lingkungan
 Alokasi waktu
5. Mengembangkan Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan pembelajaran dirancang untuk memberikan pengalaman belajar yang
melibatkan proses mental dan fisik melalui interaksi antarpeserta didik, peserta didik dengan
guru, lingkungan, dan sumber belajar lainnya dalam rangka pencapaian kompetensi dasar
pengalaman belajar yang dimaksud dapat terwujud melalui penggunaan pendekatan
pembelajaran yang bervariasi dan berpusat pada peserta didik. Kegiatan pembelajaran
memuat kecakapan hidup yang perlu dikuasai peserta didik.
Kriteria mengembangkan kegiatan pembelajaran sebagai berikut:
 Kegiatan pembelajaran disusun bertujuan untuk memberikan bantuan kepada para pendidik,
khususnya guru, agar mereka dapat bekerja dan melaksanakan proses pembelajaran secara
profesional sesuai dengan tuntutan kurikulum.
 Kegiatan pembelajaran disusun berdasarkan atas satu tuntutan kompetensi dasar secara utuh.
 Pengalaman belajar memuat rangkaian kegiatan yan harus dilakukan oleh siswa secara
berurutan untuk mencapai kompetensi dasar.
 Kegiatan pembelajaran berpusat pada siswa (student centered). Guru harus selalu berpikir
kegiatan apa yang bisa dilakukan agar siswa memiliki kompetensi yang telah ditetapkan.
 Materi kegiatan pembelajaran dapat berupa pengetahuan, sikap, dan keterampilan.
 Perumusan kegiatan pembelajaran harus jelas memuat materi yang harus dikuasai untuk
mencapai Kompetensi Dasar.
 Penentuan urutan langkah pembelajaran sangat penting artinya bagi KD-KD yang
memerlukan prasyarat tertentu.
 Pembelajaran bersifat spiral (terjadi pengulangan-pengulangan pembelajaran materi
tertentu).
 Rumusan pernyataan dalam kegiatan pembelajaran minimal mengandung dua unsur penciri
yang mencerminkan pengelolaan kegiatan pembelajaran siswa, yaitu kegiatan dan objek
belajar.
Pemilihan kegiatan siswa mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut:
 Memberikan peluang bagi siswa untuk mencari, mengolah, dan menemukan sendiri
pengetahuan, di bawah bimbingan guru;
 Mencerminkan ciri khas dalam pegembangan kemapuan mata pelajaran;
 Disesuaikan dengan kemampuan siswa, sumber belajar dan sarana yang tersedia
 Bervariasi dengan mengombinasikan kegiatan individu/perorangan, berpasangan, kelompok,
dan klasikal.
 Memperhatikan pelayanan terhadap perbedaan individual siswa seperti: bakat, minat,
kemampuan, latar belakang keluarga, sosial-ekomomi, dan budaya, serta masalah khusus
yang dihadapi siswa yang bersangkutan.

6. Merumuskan Indikator Pencapaian Kompetensi


Indikator merupakan penjabaran dari kompetensi dasar dan merupakan sub-kompetensi
dasar. Indikator dirumuskan sesuai dengan karakteristik satuan pendidikan, potensi daerah
dan peserta didik dan dirumuskan dalam kata kerja operasional yang terukur atau dapat
diobservasi, sebagai acuan penilaian. Dengan demikian indikator pencapaian kompetensi
mengarah pada indikator penilaian.
7. Penilaian
Penilaian pencapaian kompetensi dasar peserta didik dilakukan berdasarkan indikator
Di dalam kegiatan penilaian ini terdapat tiga komponen penting, yang meliputi: (a) teknik
penilaian, (b) bentuk instrumen, dan (c) contoh instrumen.

Contoh Format Silabus


Silabus
Sekolah :
……………………………………………………………
Mata pelajaran :
……………………………………………………………
Kelas/Semester :
……………………………………………………………
Alokasi waktu :
……………………………………………………………
Standar kompetensi :
……………………………………………………………
Kompetensi Materi Pokok / Kegiatan Indikator Penilaian Alokasi Sumber/Rujukan
Dasar Pembelajaran Pembelajaran Waktu
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
BAB III
PENUTUP

III.1 Kesimpulan
Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu kelompok mata pelajaran dengan tema
tertentu, yang mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pembelajaran,
indikator, penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar yang dikembangkan oleh setiap satuan
pendidikan. Dalam KTSP, silabus merupakan penjabaran standar kompetensi dan kompetensi
dasar ke dalam materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian
kompetensi untuk penilaian hasil belajar.
Agar pengembangan silabus yang dilakukan oleh setiap satuan pendidikan tetap berada
dalam bingkai pengembangan kurikulum nasional, maka perlu memperhatikan prinsip-prinsip
pengembangan silabus diantaranya adalah: ilmiah, relevan, fleksibel, kontinuitas, konsisten,
memadai, aktual dan kontekstual, efektif dan efisien.
Beberapa manfaat dari silabus ini, diantaranya: sebagai pedoman/acuan bagi
pengembangan pembelajaran lebih lanjut, memberikan gambaran mengenai pokok-pokok
program yang akan dicapai dalam suatu mata pelajaran, sebagai ukuran dalam melakukan
penilaian keberhasilan suatu program pembelajaran, dokumentasi tertulis (witten document)
sebagai akuntabilitas suatu program pembelajaran.
Pengembangan silabus melibatkan berbagai pihak yang mempunyai tanggung jawab
dalam pengembangan silabus diantaranya, Balitbang Depdiknas, BSNP Depdiknas, Pusat
Kurikulum Depsiknas, Dinas Pendidikan Provinsi, Dinas Pendidikan Kabupaten dan Kota,
Sekolah, Guru kelas.
Prosedur pengembangan silabus dalam garis besar mencakup beberapa langkah,
diantaranya: mengisi kolom identitas, mengkaji dan menganalisis standar kompetensi,
mengkaji dan menetukan kompetensi dasar, mengidentifikasi materi standar,
mengembangkan penglaman (standar proses), merumuskan indikator pencapaian kompetensi,
menentukan jenis penilaian, alokasi waktu, dan menentukan sumber belajar.

III.2 Kritik dan Saran


Kami menyadari pembuatan makalah ini masih jauh dari sempurna, untuk itu kami
membutuhkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca untuk penyempurnaan
pembuatan makalah kami yang berikutnya.

DAFTAR PUSTAKA

Majid, Abdul. 2009. Perencanaan Pembelajaran: Mengembangkan Standar Kompetensi


Guru. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Depdiknas. 2006. Model Pengembangan Silabus. Jakarta: Badan Penelitian
danPengembangan Kurikulum.
Mulyasa, E. 2008. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Makalah “Pengembangan Rpp Ktsp dan K-13 dan
Perbandingannya”
April 25, 2018

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pemberlakuan Undang-undang No. 22 tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah menuntut
pelaksanaan otonomi daerah dan wawasan demokrasi yang lebih menyeluruh, tentunya hal ini juga
menyangkut pengelolaan sumber daya manusia. Salah satu upaya untuk mengelola dan
meningkatkan sumber daya manusia, pemerintah harus memiliki keperdulian untuk memperbaiki
perencanaan, pengeloaan, dan penyelenggraan pendidikan di wilayahnya masing-masing.

Selain itu tuntutan globalisasi dalam bidang pendidikan juga perlu dipertimbangkan agar
hasil pendidikan nasional dapat bersaing dengan negara-negara maju. Upaya ke arah ini kini sudah
mulai diwujudkan dengan diperkenalkannya konsep pengelolaan dan penyelenggaraan pendidikan.

B. Rumusan Masalah

1. Apa Pengertian Rpp ?

2. Baagaimana Pengembangan Rpp KTSP?

3. Bagaimana Pengembangan Rpp K13 ?

4. Perbandingan Antara KTSP dan K13 ?

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) adalah rencana yang menggambarkan prosedur


dan pengorganisasian pembelajaran untuk mencapai satu kompetensi dasar. Rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP) paling luas mencakup 1 (satu) atau beberapa indikator untuk 1 (satu) kali
pertemuan atau lebih.

Berdasarkan permendiknas no 41 tahun 2007 tertanggal 23 November 2007 tentang standar


proses untuk satuan pendidikan dasar dan menengah, bahwa pengembanngan rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP) dijabarkan dari silabus untuk mengarahkan kegiatan belajar peserta didik dalam
upaya mencapai kompetensi dasar (KD) (BSNP,2007).

Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) disusun untuk setiap KD yang dapat dilaksanakan
dalam satu kali pertemuan atau lebih. Guru merancang penggalan rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP) untuk setiap pertemuan yang sesuai dengan penjadwalan pelajaran di satuan
pendidikan.[1]

B. Pengembangan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Pengembangan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) harus memperhatikan minat dan


perhatian peserta didik terhadap materi standard dan kompetensi dasar yang dijadikan bahan
kajian. Dalam hal ini, harus diperhatikan agar guru jangan hanya berperan sebagai transformator,
tetapi juga harus berperan sebagai motivator yang dapat membangkitkan gairah dan nafsu belajar,
dengan menggunakan berbagai variasi media dan sumber belajar yang sesuai, serta menunjang
pembentukan kompetensi dasar. Berikut ini terdapat beberapa prinsip yang harus diperhatikan
dalam pengembangan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP):

a. Kompotensi yang dirumuskan dalam rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) harus jelas; makin
konkret kompetensi makin mudah diamati, dan makin tepat kegiantan-kegiatan yang harus
dilakukan untuk membentuk kompetensi tersebut.

b. Rencana pembelajaran harus sederhana dan fleksibel, serta dapat dilaksanakan dalam kegiatan
pembelajaran dan pembentukan kompetensi peserta didik.

c. Kegiatan-kegiatan yang disusun dan dikembangkan dalam RPP harus menunjang dan sesuai dengan
kompetensi dasar yang telah ditetapkan.

d. Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang dikembangkan harus utuh dan menyeluruh, serta
jelas pencapaiannya.

e. Harus ada koordinasi antar komponen pelaksanaan progam di sekolah, terutama apabila
pembelajaran dilaksanakan secara tim (team teaching) dan moving class.[2]
C. Tujuan Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Tujuan penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) adalah untuk:

a. Memberi kesempatan kepada pendidik untuk merencanakan pembelajaran yang interaktif dan
dapat digunakan untuk mengeksplorasi semua potensi kecakapan majemuk (multiple intellegncis)
yang dimiliki setiap peserta didik.\

b. Member kesempatan kepada pendidik untuk merancang pembelajaran sesuai dengan kebutuhan
peserta didik, dan fasilitas yang dimiliki sekolah.

c. Mempermudah pelaksanaan proses pembelajaran.

d. Mempermudah pelaksanaan evaluasi proses pembelajaran, sebagai input guna pebaikan pada
penyusunanan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) selanjutnya (improvement proses).

D. Manfaat Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Manfaat penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) sebagai berikut:

a. Meningkatkan kemampuan guru dalam merancang pembelajaran sebagai bagian dari kompetensi
pedagogik yang harus dimiliki guru.

b. Proses pembelajaran yang dilakukan akan lebih terarah karena tujuan pembelajaran, materi yang
akan diajarkanm, metode dan penilaian yang akan digunakan telah direncanakan dengan berbagai
pertimbangan.

c. Meningkat rasa percaya diri pendidik pada saat pembelajaran, karena seluruh proses sudah
direncanakan dengan baik.[3]

E. Prinsip-prinsip Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Prinsip-prinsip penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) hendaklah


memperhatikan:

a. Perbedaan individu peserta didik.

Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) Disusun dengan memperhatikan jenis kelamin,


kemampuan awal, tingkat intelektual, minat, motivasi belajar, bakat, potensi, kemampuan sosial,
emosi, gaya belajar, kebutuhan khusus, kecepatan belajar, latar belakang budaya, norma, nilai,
dan/atau lingkungan peserta didik.

b. Mendorong partisipasi aktif peserta didik.

Proses pembelajaran dirancang dengan berpusat pada peserta didik untuk mendorong
motivasi,minat, kreativitas, inisiatif, inspirasi, kemandirian, dan semangat belajar.

c. Mengembangkan budaya membaca dan menulis.

Proses pembelajaran dirancang untuk mengembangkan kegemaran membaca, pemahaman


beragam bacaan, dan berekspresi dalam berbagai bentuk tulisan.

d. Memberikan umpan balik dan tindak lanjut.

Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) memuat rancangan progam pemberian umpan balik
positif, penguatan, pengayaan, dan remedy,

e. Keterkaitan dan keterpaduan.

Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) disusun dengan memperhatikan keterkaitan dan


keterpaduan antara SK, KD, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian
kompetensi, penilaian, dan sumber belajar dalam satu keutuhan pengalaman belajar. Rencana
pelaksanaan pembelajaran (RPP) disusun dengan mengakomodasikan pembelajaran tematik,
keterpaduan lintas mata pelajaran, lintas aspek belajar, dan keragaman budaya.

f. Menerapkan teknologi informasi dan komunikasi.

Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) disusun dengan pertimbangan penerapan teknologi


informasi dan komunikasi secara terintregrasi, sistematis, dan efektif sesuai dengan situasi dan
kondisi.[4]

F. Komponen-komponen Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Ada 11 komponen rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), yaitu:

a. Indentitas mata pelajaran

Identitas mata pelajaran, meliputi: satuan pendidikan, kelas, semester, program-program keahlian,
mata pelajaran atau tema materi pelajaran yang dibahas dan jumlah jam pertemuan

b. Standar kompetensi

Standar kompetensi merupakan kualifikasi atau kemampuan minimal peserta didik dalam menguasai
pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang diharapkan dicapai pada setiap kelas dan/atau semester
pada suatu mata pelajaran.
c. Kompetensi dasar

Kompetensi dasar adalah sejumlah kemampuan yang harus dikuasai peserta didik dalam mata
pelajaran tertentu sebagai rujukan penysunan indikator kompetensi dalam suatu pelajaran.

d. Indikator pencapaian kompetensi

Indikator kompetensi adalah perilaku yang dapat diukur dan diobservasi untuk menunjukan
ketercapaian kompetensi dasar tertentu yang menjadi acuan penilaian mata pelajaran. Indikator
pencapaian kompetensi dirumuskan dengan menggunakan kata kerja operasioanal yang dapat
diamati dan diukur, yang mencakup pengetahuan, sikap, dan keterampilan.

e. Tujuan pembelajaran

Tujuan pembelajaran menggambarkan proses dan hasil belajar yang diharapkan dicapai oleh peserta
didik sesuai dengan kompetensi dasar.

f. Materi pembelajaran

Meteri pembelajaran memuat fakta, konsep, prinsip, prosedur yang relevan, dan ditulis dalam
bentuk butir-butir uraian sesuai dengan rumusan indikator pencapaian kompetensi.

g. Alokasi waktu

Alokasi waktu ditentukan sesuai dengan keperluan untuk pencapaian KD dan beban belajar.

h. Metode pembelajaran

Metode pembelajaran yang digunakan guru hendaknya dapat menciptakan suasana belajar dan
proses pembelajaran yang kondusif agar peserta didik mencapai kompetensi dasar atau seperangkat
indikator yang telah ditetapkan. Pemilihan metode pembelajaran disesuaikan dengan situasi dan
kondisi peserta didik, karakteristik dari setiap indikator, dan kompetensi yang hendak dicapai pada
setiap mata pelajaran. Pendekatan pembelajaran tematik digunakan untuk peserta didik kelas 1
sampai kelas 3 SD/M I.

i. Kegiatan pembelajaran

1. Pendahuluan

Pendahuluan merupakan kegiatan awal dalam suatu pertemuan pembelajaran yang ditujukan untuk
membangkitkan motivasi dan memfokuskan perhatian peserta didik untuk berpartisipasi aktif dalam
proses pembelajaran ( pemberian appersepsi)

2. Inti
Kegiatan inti merupakan proses pembelajaran untuk mencapai KD. Kegiatan pembelajaran dilakukan
secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk
berpartisipasi aktif, dan memberikan ruang yang cukup bagi prakarya, kreativitas, dan kemandirian
sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Kegiatan ini
dilakukan secara sistematis dan sistemik melalui proses eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi.

3. Penutup

Penutup merupakan kegiatan untuk mengakhiri aktivitas pembelajaran yang dapat dilakukan dalam
bentuk rangkuman atau kesimpulan, penilaian dan refleksi, umpan balik, dan tindak lanjut.

j. Penialaian hasil belajar

Prosedur dan insrtumen penilaian proses dan hasil belajar disesuaikan dengan indikator pencapaian
kompetensi dan memacu pada standar penialaian.

k. Sumber belajar

Penentuan sumber belajar didasarkan pada standar kompetensi dan kompetensi dasar, serta materi
pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi.[5]

G. Langkah-langkah Penyusunan RPP

Langkah-langkah minimal dari penyusunan RPP dimulai dari mencantumkan dentitas RPP,
tujuan pembelajaran, meteri pembelajaran, metode pembelajaran, langkah-langkah kegiatan
pembelajaran, sumber belajar, dan penilaian. Setiap komponen mempuanyai arah pengembangan
masing- masing namun semuanya merupakan suatu kesatuan.

Penjelasan tiap-tiap komponen adalah sebagai berikut:

a. Mencantumkan identitas

Terdiri atas nama sekolah mata pelajaran, kelas, semester, standar kompetensi, kompetensi dasar,
indikator dan alokasi waktu.

Hal yang perlu diperhatikan adalah:

1. RPP boleh disusun untuk satu kompetensi dasar.

2. Standar kompetensi, kompetensi dasar, dan indikator dikutip dari silabus. (SK, KD, Indikator adalah
suatu alur pikir yang saling terkait tidak dapat dipisahkan).

3. Indikator merupakan:

a) Ciri prilaku (bukti terukur) yang dapat memberikan gambaran bahwa peserta didik telah mencapai
kompetensi dasar.
b) Penanda pencapaian kompetensi dasar yang telah ditandai oleh perubahan prilaku yang dapat
diukur yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan.

c) Dikembangakan sesuai dengan karakteristik peserta didik, satuan pendidikan, dan potensi daerah.

d) Rumusan menggunakan kerja operasional yang terukur dan dapat diobservasi.

e) Digunakan sebagai dasar untuk menyusun alat penilaian.

4. Alokasi waktu diperhitungkan untuk pencapaian satu kompetensi dasar, dinyatakan dalam jam
pelajaran dan banyaknya pertemuan (contoh 2 x 35 menit). Karena itu, waktu untuk mencapai suatu
kompetensi dasar dalam satu atau beberapa kali pertemuan tergantung pada kompetensi dasarnya.

b. Merumuskan tujuan pembelajaran

Output (hasil langsung) dari satu paket langsung dari kegiatan pembelajaran. Misalnya:

Kegiatan pembelajaran:

“Menyimak penjelasan mengenai kebiasaan masyarakat pra-islam di jazirah arab.”

Tujuan pembelajaran, boleh salah satu atau keseluruhan tujukan pembelajararan, misalnya peserta
didik dapat :

1. Mendiskripsikan kebiasaan buruk masyarakat arab pra-islam.

2. Mendiskripsikan kebiasaan baik masyarakat arab pra-islam.

3. Memberikan tanggapan atas kebiasaan buruk dan baik masyarakat pra-islam.

4. Menceritakan kebiasaan-kebiasaan orang-orang arab pra-islam.

c. Menentukan materi pembelajaran

Untuk mempermudah penetapan materi pembelajaran, dapat diacu dari indikator. Contoh :

Indikator :

Peserta didik dapat menyebutkan cirr-ciri masyarakat jahiliyah.

Materi pembelajaran :

Masyarakat pra-islam : kebiasaan buruk masyarakat pra-islam : menyembah berhala, suka minum
minuman keras, hidup boros, bermain judi, berbuat riba, membunuh anak bayi perempuan, suka
berkelahi. Kebiasaan baik orang arab pra-islam : dermawan, suka menepati janji, memiliki tekad
yang kuat, menjaga harga diri, teguh pendirian, dan dapat dipercaya.

d. Menentukan metode pembelajaran


Metode dapat diartikan benar-benar sebagai metode, tetapi dapat pula dikatakan sebagai model
atau pendekatan pembelajaran, tergantung pada karakteristik pendekatan dan strategi yang dipilih.

Karena itu pada bagian ini dicantumkan pendekatan pembelajaran dan metode yang diintegrasikan
dalam satu kegiatan pembelajaran peserta didik :

1. Pendekatan pembelajaran yang digunakan, misalnya : pendekatan proses, kontekstual,


pembelajaran langsung, pemecahan masalah, dan sebagainya.

2. Metode-metode yang digunaakan, misalnya : ceramah, inkuiri, observasi, tanya jawab, e-


learning dan sebagainya.

e. Menetapkan kegiatan pembelajaran

Untuk mencapai suatu kompetensi dasar harus dicantumkan langkah-langkah kegiatan setiap
pertemuan. Pada dasarnya, langkah-langkah kegiatan memuat unsur kegiatan
pendahuluan/pembuka, kegiatan inti, dan kegiatan penutup.

Langkah-langkah minimal harus dipenuhi pada setiap unsur kegiatan pembelajaran adalah sebagai
berikut :

1. Kegiatan pendahuluan

a) Orientasi: memusatkan perhatian pada materi yang akan dipelajarkan, dengan cara menunjukan
anda yang menarik, memberikan ilustrasi, membaca berita disuratkan kabar, menampilkan slide
animasi dan sebagainya.

b) Appersepsi : memberikan persepsi awal kepada peserta didik tentang materi yang akan diajarkan.

c) Motivasi : guru memberikan gambaran manfaat mempelajari meteri yang akan disampaikan.

d) Pemberian acuan : biasanya berkaitan dengan kajian ilmu yang akan dipelajari. Acuan dapat berupa
penjelasan materi pokok dan uraian materi pembelajaran secara garis besar.

e) Pembagian kelompok belajar dan penjelasan mekanisme pelaksanaan pengalaman belajar (sesuai
dengan langkah-langkah pembelajaran).

2. Kegiatan inti

Berisi kan langkah-langkah sistematis yang dilalui peserta didik untuk dapat mengkonstruksi ilmu
sesuai dengan kerangka pemikiran masing-masing. Langkah-langkah tersebut disusun sedemikian
rupa agar peserta didik dapat menunjukan perubahan prilaku sebagaimana yang di tuangkan pada
pembelajaran dan indikator. Untuk memudahkan, biasanya kegiatan ini dilengkapi dengan lembaran
kerja siswa (SKS), baik yang berjenis cetak atau mencetak. Khusus untuk pembelajaran berbasis ICT
(information and komunication technology atau teknologi komunikasi dan informasi) yang online
dengan koneksi internet, langkah-langkah kerja peserta didik harus dirumuskan detail mengenai
waktu akses dan alamat website yang jelas. Termasuk alternatif yang harus ditempuh jika koneksi
mengalami kegagalan.

3. Kegiatan penutup

a) Guru mengarahkan peserta didik untuk membuat rangku-man/simpulan.

b) Guru memeriksa hasil belajar peserta didik. Dapat dengan memberikan tes tertulis atau tes lisan
atau minta peserta didik untuk mengulang kembali simpulan yang telah disusun atau dalam bentuk
tanya jawab dengan mengambil kurang lebih 25% peserta didik sebagai sampelnya.

c) Memberikan arahan tindak lanjut pembelajaran, dapat berupa kegiatan diluar kelas, di rumah atau
tugas sebagai bagian remedial atau pengayaan.

Langkah-langkah pembelajaran dimungkinkan disusun dalam bentuk seluruh rangkaian kegiatan,


sesuai dengan karakteristik model pembelajaran yang dipilih, menggunakan urutan sintaks sesuai
dengan modelnya. Oleh karena itu, kegiatan pendahuluan atau pembuka, kegiatan inti, dan kegiatan
penutup tidak harus ada dalam setiap pertemuan.

f. Memilih sumber belajar

Pemilihan sumber belajar mengacu pada rumusan yang ada dalam silabus yang dikembangkan.
Sumber belajar mencakup sumber perujukan lingkungan, media, narasumber, alat, dan bahan.
Sumber belajar ditulis secara operasional, dan bisa langsung ditanyakan bahan ajar apa yang
digunakan. Misalnya sumber belajar dalam silabus ditulis buku referensi, dalam RPP harus
dicantumkan bahan ajar yang sebenarnya. Jika menggunakan buku maka harus ditulis judul buku
teks tersebut, pengarang, dan halaman yang diacu. Jika menggunakan bahan ajar berbasis ICT maka
harus ditulis nama file, folder penyipanan, dan bagian atau link file yang digunakan, atau alamat
website yang digunakan sebagai acuan pembelajaran.

g. Menentukan penilaian

Penilaian dijabarkan atas jenis penilaian, bentuk instrument, dan teknik instrument yang dipakai.[6]

H. Langkah-Langkah Pengembangan RPP K-13

Didalam mengembangkan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) untuk implementasi


kurikulum 2013, perlu diperhatikan dan diikuti beberapa langkah berikut ini. Langkah-langkah RPP
(rencana pelaksanaan pembelajaran) meliputi :

a. Pengkajian silabus

b. Pemgedentifikasian materi pembelajaran untuk siswa

c. Penentuan tujuan pembelajaran


d. Pengembangan kegiatan pembelajaran

e. Penjabaran jenis-jenis penilaian yang akan digunakan

f. Penentuan sumber-sumber belajar bagi siswa

Berikut ini pembahasan satu persatu langkah-langkah tersebut :

a. Penkajian silabus

Secara umum, pada tiap materi pokok di setiap silabus yang diberikan telah terdapat 4 KD yang
bersesuaian dengan aspek KI (sikap kepada tuhan, sikap diri dan terhadap lingkungan, pengetahuan,
dan keterampilan). Untuk memperoleh pencapaian bagi ke-4 KD tersebut, pada silabus telah
dirumuskan kegiatan siswa secara umum saat mengikuti pembelajaran yang didasarkan pada
standar proses. Kegiatan-kegiatan siswa ini sebenarnya adalah rincian dari tahap eksplorasi,
elaborasi, dan konfirmasi, yaitu : Melakukan pengamatan, bertanya, mengumpulkan informasi,
mengolah informasi dan selanjutnya mengkomunikasikan. Kegiatan-kegiatan inilah yang kemudian
dijabarkan secara lebih mendetail pada RPP yang akan dikembangkan. Bentuknya adalah berupa
langkah-langkah yng akan dikerjakan guru dalam pembelajaran, sehingga siswa menjadi terlibat
untuk aktif belajar. Penkajian silabus selain hal tersebut di atas juga dengan merumuskan indikator
KD dan lengkap dengan penilaiannya.

b. Identifikasi materi pembelajaran

Guru atau pengembang RPP selajuntnya mengidentifikasi meteri pembelajaran yang sesuai untuk
menunjang tercapainya KD. Pengidentifikasian meteri pembelajaran untuk siswa ini harus
mempertimbangkan beberapa hal, yaitu :

1. Potemsi yang dimiliki siswa

2. Ada tidaknya relevansi terhadap karakteristik daerah

3. Tingkat perkembang fisik, intelektual, emosional, sosial, dan spiritual yang dimiliki siswa saat ini

4. Manfaat untuk siswa

5. Struktur keilmuan

6. Aktualitas, kedalaman,dan keluasan meteri pembelajaran

7. Ada tidaknya relevansi terhadap kebutuhan siswa serta tuntutan lingkungan

8. Alokasi waktu yang disediakan/tersedia.

c. Penentuan tujuan pembelajaran

Tujuan pembelajaran bisa diorganisasikan sedemikian rupa sehingga mencakup semua KD atau
dapat pula tujusn pembelajaran diorganisasikan untuk tiap-tiap pertemuan. Tujuan pembelajaran
harus beracuan kepada inf=dikator yang telah diberikan, atau setidaknya tujuan pembelajaran
tersebut harus mengandung dua aspek: Audience(peserta didik) dan Behavior (aspek kemampuan).

d. Pengembangan kegiatan pembelajaran

Setiap kegiatan pembelajaran didalam RPP didesain sedemikian rupa sehingga akan dapat member
suatu pengalaman belajar (learning experiences) yang bermutu kepada siswa yang didalamnya
terjadi proses mental dan fisik melalui interaksi antar siswa, siswa dengan guru, lingkungan dan
sumber belajar lainnya dengan maksud untuk mencapai KD. Pengalaman belajar yang dimaksud
umumnya akan dapat diwujudkan lewat penggunaan pendekatan pembelajaran yang bervariasi dan
berpusat pada peserta didik (student centered ). Pengalaman belajar juga harus mengakomodasi
pelatihan keterampilan kecakapan hidup (life skills) yang penting untuk dimiliki siswa. Berikut ini
merupakan beberapa hal yang sayogyanya siperhatikan saat guru melakukan pengembangan
kegiatan pembelajaran :

1. Kegiatan pembelajaran didesain agar dapat memberi bantuan kepada guru, agar dapat
melaksanakan proses pembelajaran secara professional.

2. Kegiatan pembelajaran harus menjabarkan urutan kegiatan manajerial yang dilakukan guru,
sehingga nantinya siswa akan dapat melakukan kegiatan yang diharapkan sebagaimana telah tertulis
di silabus.

Kegiatan pembelajaran untuk setiap kali pertemuan adalah skenario langkah-langkah yang harus
dilakukan oleh guru sehingga merangsan siswa utnuk aktif belajar. Kegiatan ini diorganisasikan
menjadi kegiatan : Pendahuluan, inti, dan penutup. Kegiatan inti dijabarkan lebih lanjut dalam
rincian kegiatan eksplorasi, eleborasi, dan konfirmasi, dalam bentuk :mengamati, menanya,
mengumpulkan informasi, mengasosiasiakan, sedangkan pada pembelajaran yang bertujuan
menguasai prosedur untuk melakuakan sesuatu (procedural knowledte), kegaitan pembelajaran
dapat dilakukan oleh guru dalam bentuk pemodelan/demonstrasi (modelling) oleh guru atau
ahlinya, peniruan oleh siswa, pencetakan dan pemberian umpan balik oleh guru, dan pelatihan
lanjutan. (ingat langkah-langkah model pembelajaran langsung/direct instruction).

e. Penjabaran jenis-jenis penilaian yang akan digunakan

Pada silabus telah diberikan rujukan mengenai jenis penilaian yang akan digunakan untuk setiap
pembelajarannya. Penilaian pencapaian KD oleh siswa dilakukan dengan didasarkan kepada
indikator yang telah dikembangkan sebelumnya. Penilaian dilakukan dengan menggunakan tes dan
nontes dalam bentuk tertulis (paper and pencil test) maupun lisan, pengamatan kenerja, pengukuran
sikap, penilaian hasil karya berupa tugas, proyek dan/atau produk, penggunaan portofolio, dan
penilaian diri (self assessment). Oelh karena pada setiap pembelajaran siswa dipicu agar
menghasilkan karya, maka penyajian portofolio adalah cara penilaian yang wajib dilakukan pada
jenjang pendidikan dasar dan menengah. Penilaian merupakan serangkaian kegiatan untuk
memperoleh, menganalisis, dan menafsirkan data tentang proses dan hasil belajar siswa yang
dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan, sehingga menjadi informasi yang bermakna
dalam pengambilan keputusan. Nah , untuk merancang sebuah penilaian yang baik dalam
pengembangan RPP misalnya guru, sebaiknya memperhatikan hal-hal berikut :

1. Penilaian diarahkan untuk mengukur pencapaian kompetensi yaitu KD-KD pada KI-3 dan KI-4.

2. Penilaian menggunakan acuan criteria; yaitu berdasarkan apa yang bisa dilakukan peserta didik
setelah mngikuti proses pembelajaran, dan bukan untuk menentukan posisi seseorang terhadap
kelompoknya.

3. System yang direncanakan adalah sistem penilaian yang berkelanjutan, berkelanjutan dalam arti
semua indikator ditagih, kemudian hasilnya dianalisis untuk menentukan KD yang telah dimiliki dan
belum, serta untuk mengetahui kesulitan siswa.

4. Hasil penilaian dianalisis untuk menentukan tindak lanjut. Tindak lanjut berupa perbaikan proses
pembelajaran berikutnya, progam remedi bagi peserta didik yang pencapaian kompetensinya
dibawah ketuntasan, dan progam pengayaan bagi siswa yang telah memenuhi ketuntasan.

5. Sistem penialaian harus disesuaikan dengan pengalaman belajar yang ditempuh dalam proses
pembelajaran. Misalnya, jika pembelajaran menggunakan pendekatan tugas observasi lapangan
maka evaluasi harus diberikan baik pada proses misalnya teknik wawancara, maupun produk berupa
hasil melakukan observasi lapangan.

f. Penentuan alokasi waktu yang disediakan

Didalam menentukan alokasi waktu untuk tiap KD harus didasarkan pada tiap jumlah minggu efektif
dan alokasi waktu mata pelajaran setiap minggu yang tersedia dengan tetap mempertimbangkan
jumlah KD, keluasan, kedalaman, tingkat kesulitan, dan tingkat kepentingan KD. Alokasi waktu yang
telah dituliskan didalam silabus adalah pemikiran waktu rata-rata yang dibutuhkan untuk
penguasaan KD oleh siswa yang beragam. Karena itu, alokasi tersebut dapat dirinci dan disesuaikan
kembali dalam RPP yang dikembangkan guru.

g. Penentuan sumber belajar

Sumber belajar (learning resources) yang dimaksud dalam kurikulum 2013 dan dikembangkan
didalam RPP merupakan rujukan, objek dan/atau bahan yang digunakan untuk kegiatan
pembelajaran, yang berupa media cetak dan elektronik, nara sumber, serta lingkungan fisik, alam,
sosial, dan budaya.[7]

I. Perbandingan KTSP dan K-13

a. KTSP

1. Standar isi ditentukan terlebih dahulu melalui permendiknas No 22 Tahun 2006. Setelah itu
ditentukan SKL (standar kompetensi lulusan) melalui perdiknas No 23 Tahun 2006.
2. Lebih menekankan pada aspek pengetahuan.

3. Jumlah jam pelajaran lebih sedikit dan jumlah mata pelajaran lebih banyak disbanding kurikulum
2013.

4. Standar proses dalam pembelajaran terdiri dari Eksplorasi, Eleborasi, dan Konfirmasi.

5. TIK sebagai mata pelajaran.

6. Penilaiannya lebih dominan pada aspek pengetahuan.

7. Pramuka bukan ekstrakurikuler wajib.

8. Penjurusan mulai kelas XI

9. BK lebih pada menyelesaikan masalah siswa.

b. Kurikulum 2013 (K-13)

1. SKL (standar kompetensi lulusan) ditentukan terlebh dahulu, melalui permendikbud No 54 Tahun
2013. Setelah itu baru ditentukan standar isi, yang berbentuk kerangka dasar kurikulum, yang
dituangkan dalam permendikbud No 67,68,69, dan 70 Tahun 2013.

2. Aspek kompetensi lulusan ada keseimbangan soft skills dan hard skills yang meliputi aspek
kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan.

3. Di jenjang SD tematik terpadu untuk kelas I-VI di jenjang SD tematik terpadu untuk kelas I-III.

4. Jumlah jam pelajaran per minggu lebih banyak dan jumlah mata pelajaran lebih sedikit disbanding
KTSP.

5. Proses pembelajaran setiap tema di jenjang SD dan semua pelajaran di jenjang SMP/SMA/SMK
dilakukan dengan pendekatan ilmiah (saintific approach), terdiri dari mengamati, menanya,
mengolah, menyajikan, menyimpulkan, dan mencipta.

6. TIK (teknologi informasi dan komunikasi) bukan sebagai mata pelajaran, melainkan sebagai media
pembelajaran.

7. Standar penilaian menggunakan penilaian otentik, yaitu mengukur semua kompetensi sikap,
keterampilan, dan pengetahuan berdasarkan proses dan hasil.

8. Pramuka menjadi ekstrakurikuler wajib.

9. Permintaan (penjurusan) mulai kelas X untuk jenjang SMA/MA.

10. BK lebih menekankan mengembangkan potensi siswa.


BAB III

KESIMPULAN

A. Simpulan

Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) disusun untuk setiap KD yang dapat dilaksanakan
dalam satu kali pertemuan atau lebih. Guru merancang penggalan rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP) untuk setiap pertemuan yang sesuai dengan penjadwalan pelajaran di satuan
pendidikan.

[1] Sri Nurhayati Ai, Petunjuk Pelaksanaan Pembuatan RPP terintegrasi TIK. (Jakarta:
Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi pendidikan (PUSTEKOM) Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan (KEMENDIGBUD), 2012) hal. 8.

[2] H. E. Mulyasa, Implementasi Kurikulum Tingakat Satuan Pendidikan Kemandirian


Guru dan Kepala Sekolah,(Jakarta: Bumi Aksara, 2009), hal. 156-157.

[3] Joko Sutrisno, Seri Bahan Bimbingan Teknis (BIMTEK), (Jakarta: Pembinaan Sekolah
Menengah Kejuruan, 2008), hal. 4.

[4] M. Hanafi, Pembelajaran Sejarah kebudayaan Islam, (Jakarta: Direktorat Jenderal


Pendidikan Islam Departemen Agama RI, 2009), hal. 166-167

[5] Sri Nurhayati Ai, Petunjuk Pembuatan Pelaksanaan RPP, . . . .hal. 8-10.

[6] M. Hanafi, Pembelajaran Sejarah kebudayaan,…hal. 167-170

[7] http://penelitiantindakankelas.blogspot.in/2013/11/langkah-langkah-
pengembangan-rpp.html?m=1 diakses pada tanggal 27 maret pukul 00:46.

Silabus Dalam Kurikulum

MAKALAH
Silabus Dalam Kurikulum
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Makalah
Pengembangan Kurikulum PAI
Dosen Pembimbing : Afiful Ikhwan, M.Pd.I

Di susun Oleh:
1. DINA NUR KHASANAH
2. NURUL KHOMARIYAH
3. SRI UMAYAH
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
SEKOLAH TINGGI AGMA ISLAM (STAI)
MUHAMMADIYAH TULUNGAGUNG
SEPTEMBER 2016

KATA PENGANTAR
Segala puji syukur kami ucapkan kehadirat ALLAH SWT atas segala rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini yang di ajukan untuk
memenuhi salah satu mata tugas kuliah “PENGEMBANGAN KURIKULUM PAI” di
STAIM Tulungagung.
Sholawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang
telah membimbing kita dari jaman jahiliah munuju ke zaman terang yakni agama
islam.Dengan selesainya makalah ini dengan judul ‘‘SILABUS DALAM KURIKULUM’’
’’ Penyusun mengucapkan terima kasih kepada yang terhormat :
1. Ketua STAIM Tulungagung
2. Dosen Pembimbing AFIFUL IKHWAN, M.Pd.I
3. Serta teman-teman yang telah banyak membantu menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan.Untuk itu dengan
kerendahan hati,kami mengharap kepada semua pihak segala kritik dan saran atas
kesempurnaan makalah ini.
Akhirnya dengan syukur lhamdulillah atas selesainya makalah yang kami buat ini,
teriringi doa semoga bermanfaat bagi penyusun khususnya dan pembaca pada umumnya.

Tulungagung 05 September 2016

Penyusun

ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL............................................................................................................ i
KATA PENGANTAR.......................................................................................................... ii
DAFTAR
ISI......................................................................................................................... iii
BAB I. PENDAHULUAN................................................................................................... 1
A. LATAR BELAKANG................................................................................................. 1
B. RUMUSAN MASALAH............................................................................................. 1
C. TUJUAN PENULISAN............................................................................................... 1
BAB II. PEMBAHASAN.................................................................................................... 2
A. Pengertian Silabus...................................................................................................... 2
B. Pengembangan Silabus.............................................................................................. 2
C. Prinsip Pengembangan dan Unit Waktu Silabus......................................................... 3
D. Langkah-Langkah Pengembangan Silabus................................................................. 4
BAB III. PENUTUP............................................................................................................. 7
KESIMPULAN........................................................................................................... 7
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................... 8

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Di dalam Peraturan Pemerintah No 19 Tahun 2015 tentang Standar Nasional Pendidikan di
jelaskan : (1) Sekolah dan komite sekolah, atau madrasah dan komite madrasah, mengembangkan
kurikulum tingkat satuan pendidikan dan silabus berdasarkan kerangka dasar kurikulum dan setandar
kompetensi lulusan, di bawah supervise dinas kabupaten/kota yang bertanggung jawab di bidang
pendidikan untuk SD, SMP, SMA, dan SMK, serta Departemen yang menangani urusan
pemerintahan di bidang agama untuk MI, MTs, MA, dan MAK (pasal 17 ayat 2), (2)
Perencanaan proses pembelajaran meliputi silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)
yang memuat sekurang-kurangnya tujuan pembelajaran, materi ajar, metode pembelajaran, sumber
belajar, dan penilaian hasil belajar (pasal 20)[1]
Berdasarkan ketentuan di atas, daerah atau sekolah/madrasah memiliki ruang gerak yang luas
untuk melakukan modifikasi dan mengembangkan variasi-variasi penyelenggaraan pendidikan sesuai
dengan keadaan, potensi, dan kebutuhan daerah serta kondisi siswa . Silabus dan RPP merupakan
kurikulum yang secara langsung akan di gunakan untuk memberikan perlakuan terhadap kelompok
belajar peserta didik. Karena itu silabus dan RPP bersifat fleksibel, di sesuaikan dengan peserta
didik,di butuhkan rekaman hasil pelaksanaan serta di butuhkan tindak lanjut untuk di lakukan
perbaikan atau peningkatan secara twrus menerus.
Mengembangkan dan menyusun silabus merupakan tugas dan tanggung jawab professional
setiap guru mata pelajaran. Oleh karena itu setiap guru di tuntut memiliki kemampuan
untuk mengembangkan silabus setiap mata pelajaran yang diampunya sesuai dengan kondisi
sekolah/madrasah mereka masing-masing.
Banyak contoh silabus, namun para guru harus mampu mengkritisi dan membuat sendiri
sesuai dengan kondisi masing-masing sehingga dengan demikian para guru di tuntut seca terus
menerus untuk dapat mengembangkan dan meningkatkan mutu perencanaan yang di tuangkan
dalam silabus. Hal inilah yang melatar belakangi kami dalam membuat makalah dengan judul
“Silabus dalam Kurikulum”.

B. RumusanMasalah
1. Apakah pengertian silabus ?
2. Siapakah pengembang silabus ?
3. Bagaimanakah prinsip-prinsip dan unit Waktu silabus ?
4. Bagaimanakah langkah-langkah pengembangan silabus ?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian silabus
2. Untuk mengetahui prinsip-prinsip dan unit waktu silabus
3. Untuk mengetahui pengembangan silabus
4. Untuk mengetahui langkah-langkah pengembangan silabus

BAB II
PEBAHASAN

A. Pengertian Silabus
Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu kelompok mata pelajaran
atau tema tertentu yang mencakup setandar kompetensi,kompetensi dasar, materi
pokok atau pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator, penilaian, alokasi
waktu,dan sumber/bahan/alat belar. Silabus merupakan penjabaran setandar
kompetensi dan kompetensi dasar kedalam materi pokok/pembelajaran, kegiatan
pembelajaran, indikator pencapaian kompotensi untuk penilaian.[2]
Dengan demikian silabus yang pengembangannya di serahkan kepada guru
yang berbeda antara satu guru dengan guru yang lain,baik dalam satu daerah
ataupun dalam daerah yanga berbeda, Namun demikian dengan memperhatikan
hakekat silabus di atas,suatu silabus minimal memuat lima komponen utama, yakni
:standar kompotensi,kompotensi dasar,indikator,materi standar,standar
proses(kegiatan belajar mengajar),dan standar penilaian.Pengembangan terhadap
komponen-komponen tersebut merupakan kewenangan mutlak guru, termasuk
pengembangan format silabus,dan penambahan komponen –komponen lain dalam
situs di luar komponen minimal . Semakin rinci silabus, semakin memudahkan guru
dalam menjabarkannya ke dalam rencana pelaksanaanya pembelajaran.[3]
Silabus bermanfaat sebagai pedoman sumber pokok dalam pengembangan
pelajaran lebih lanjut, mulai dari pembuatan rencana pembelajaran,pengelola
kegiatan pembelajaran,dan pegembangan sistem penilaian.

B. Pengembangan Silabus
Pengembangan silabus dapat di lakukan oleh para guru secara mandiri
atau berkelompok dalam sebuah sekolah atau beberapa sekolah, kelompok
Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) pada atau Pusat Kegiatan
Guru(PKG),dinas pendidikan.
1. Di susun secara mandiri oleh guru apa bila guru yang bersangkutan mampu
mengenali karakteristik siswa,kondisi sekolah dan lingkungannya.
2. Apa bila guru mata pelajaran karena sesuatu hal belum dapat melaksanakan
pengembangan silabus secara mandiri, maka pihak sekolah dapat mengusahakan
untuk membentuk kelompok guru mata pelajaran untuk mengembangkan silabus
yang akan digunakan oleh sekolah tersebut.
3. Di SD/MI semua guru kelas, dari kelas I sampai dengan kelas VI, menyusun silabus
secara bersama. Di SMP/MTs untuk mata pelajaran IPA dan IPS terpadu di susun
secara bersama oleh guru yang terkait.
4. Sekolah yang mengembangkan silabus secara mandiri, sebaiknya bergabung
dengan sekolah-sekolah lain melalui forum MGMP/PKG untuk bersama-sama
mengembangkan silabus yang akan di gunakan oleh sekolah-sekolah dalam lingkup
MGMP/PKG setempat.
5. Dinas pendidikan setempat dapat memfasilitasi penyusunan silabus dengan
membentuk sebuah tim yang terdiri dari para guru berpengalaman di bidangnya
masing-masing.[4]

C. Prinsip Pengembangan dan Unit Waktu Silabus


1. Prinsip pengembangan silabus yang di lakukan oleh setiap satuan pendidikan tetap
berada dalam bingkai pengembangan kurikulum nasional (setandar nasional), maka
perlu memperhatikan prinsip-prinsip pengembangan silabus. Prinasip-prinsip
tersebut adalah :
a. Ilmiah
Keseluruhan materi dan kegiatan yang menjadi muatan dalam silabus harus benar
dan dapat di pertanggung-jawabkan secara keilmuan.
b. Relevanca
Cakupan, kedalam, tingkat kesukaran dan urutan penyajian materi dalam silabus
sesuai dengan tingkat perkembangan fisik, intelektual,social,emosional,dan
sepiritual,peserta didik.
c. Sistematis
Komponen-komponen silabus saling berhubungan secara fungsional dalam
mencapai kompetensi.
d. Konsisten
Adanya hubungan yang konsisten (ajeg, taat asa) antara kompetensi dasar,
indikator, materi pokok, pengalaman belajar, sumber belajar, dan sitem penilaian.
e. Memadai
Cakupan indikator , materi pokok, pengalaman belajar, sumber belajar, dan sistem
penilaian cukup untuk menunjang pencapaian kompetensi dasar.
f. Actual dan kontekstual
Cakupan indikator, materi pokok, pengalaman belajar, sumber belajar, dan sistem
penilaian memperhatikan perkembangan ilmu, teknologi, dan seni mutakhir dalam
kehidupan nyata, dan peristiwa yang terjadi.
g. Fleksibel
Keseluruhan komponen silabus dapat mengakomodasi karagaman peserta didik,
pendidik, serta dinamika perubahan yang terjadi di sekolah dan tuntutan
masyarakat.
h. Menyeluruh
Komponen silabus mencakup keseluruhan ranah kompetensi
(kognitif,efektif,psikomotor).[5]
2. Unit Waktu Silabus
a. Silabus mata pelajaran disusun berdasarkan seluruh alokasi waktu yang
diediakan untuk mata pelajaran selama penyelengaaraan pendidikan ditingkat
satuan pendidikan.
b. Penyusunan silabus memperhatikan alokasi waktu yang disediakan per
semester, per tahun, dan alokasi waktu mata pelajaran lainyang sekelompok.
c. Implementasi pembelajaran per semester menggunakan penggalan silabus
sesuai dengan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar untuk mata pelajaran
dengan alokasi waktu yang tersedia pada struktur kurikulum. Khusus untuk
SMK/MAK menggunakan penggalan silabus berdasarkan satuan kompetensi.[6]

D. Langkah-langkah pengembangan Silabus


1. Mengkaji Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar
Mengkaji Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar mata pelajaran
sebagaimana tercantum pada standar isi, dengan memperhatikan hal-hal berikut :
a. Urutan berdasarkan konsep disiplin ilmu dan atau tingkat kesulitan materi, tidak
harus selalu sesuai dengan urutan yang ada di standar isi;
b. Keterkaitan antar standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran;
c. Keterkaitan antar standar kompetensi dan kompetensi dasar antar mata
pelajaran. Mengidentifikasi materi pokok/pembelajaran.

2. Materi Pokok Pembelajaran


Mengidentifikasikan materi pokok/pembelajaran yang menunjang pencapaian
kompetensi dasar dengan mempertimbangkan :
a. Potensi peserta didik;
b. Relevansi dengan karakteristik daerah,
c. Tingkat pengembangan fisik, intelektual,emosional,social,dan sepiritual peserta
didik;- kebermanfaatan bagi peserta didik;
d. Struktur keilmuan ;
e. Aktualitas, kedalaman,dan keluasan materi pembelajaran;
f. Relevansi dengan kebutuhan peserta didik dan tuntutan lingkungan;
g. Dan alokasi waktu.
3. Menggembangkan Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan pembelajaran di rancang untuk memberikan pengalaman belajar yang
melibatkan proses mental dan fisik melalui interaksi antar peserta didik, peserta didik
dengan guru, lingkungan, dan sumber belajar lainnya dalam rangka pencapaian
kompetensi dasar. Pengalaman belajar yang dimaksud dapat terwujud melalui
penggunaan pendekatan pembelajaran yang bervariasi dan berpusat pada peserta
didik. Pengalaman belajar memuat kecakapan hidup yang perlu dikuasai peserta
didik. Hal - hal yang harus diperhatikan dalam mengembangkan kegiatan
pembelajaran adalah sebagai berikut :
a. Kegiatan pembelajaran disusun untuk memberikan bantuan kepada para pendidik,
khususnya guru, agar dapat melaksanakan pembelajaran secara professional.
b. Kegiatan pembelajaran memuat rangkaian kegiatan yang harus dilakukan oleh
peserta didik secara berurutan untuk mencapai kompetensi dasar.
c. Penentuan urutan kegiatan pembelajaran harus sesuai dengan hierarki konsep
materi pembelajaran.
d. Rumusan pernyataan dalam kegiatan pembelajaran minimal mengandung dua
unsur cirri yang mencerminkan pengelolaan pengalaman belajar siswa , yaitu
kegiatan siswa dan materi.

4. Merumuskan Indikator Pencapaian Kompetensi


Indikator merupakan penanda pencapaian kompetensi dasar yang ditandai
oleh perubahan perilaku yang dapat diukur yang mencangkup sikap, pengetahuan,
dan keterampilan. Indikator dikembangkan sesuai dengan karakteristik peserta didik,
mata pelajaran, satuan pendidikan, potensi daerah dan dirumuskan dalam kata kerja
operasional yang terukur dan/atau dapat diobservasi. Indikator digunakan sebagai
dasar untuk menyusun alat penilaian.

5. Penentuan Jenis Penilaian


Penilaian pencapaian kompetensi dasar peserta didik dilakukan berdasarkan
indikator. Penilaian dilakukan dengan menggunakan tes dan non tes dalam bentuk
tertulis maupun lisan, pengamatan kerja, pengukuran sikap, penilaian hasil karya
berupa tugas, proyek dan/atau produk, pengunaan portofolio, dan penilaian diri .
Penilaian merupakan serangkaian kegiatan untuk memperoleh,
menganalisis, sdan menafsirkan data tentang proses dan hasil belajar peserta didik
yang dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan , sehingga menjadi
informasi yang bermakna dalam pengembalikan keputusan. Hal – hal yang perlu
diperhatikan dalam penilaian:
a. Penilaian di arahkan untuk mengukur pencapaian kompetensi.
b. Penilaian menggunakan acuan criteria ; yaitu berdasarkan apa yang bisa
dilakukan peserta didik setelah mengikuti proses pembelajaran, dan bukan untuk
menentukan posisi seseorang terhadap kelompoknya.
c. Sistem yang direncanakan adalah sistem penilaian yang berkelanjutan.
Berkelanjutan dalam arti semua indikator ditagih, kemudian hasilnya dianalisis untuk
menetukan kompetensi dasar yang telah dimiliki danyang belu, serta untuk
mengetahui kesulitan siswa.
d. Hasil penilaian dianalisis untuk menentukan tindak lanjut. Tindak lanjut berupa
perbaikan proses pembelajaran berikitnya, program remidi bagi peserta didik yang
mencapai kompetensi dibawah kriteria ketuntasan.
e. Sistem penilaian harus disesuaikan dengan pengalaman belajar yang ditempuh
dalam proses pembelajaran. Misalnya, jika pembelajaran menggunakan pendekatan
tugas observasi lapangan maka evaluasi harus diberikan baik pada proses
(ketrampilan proses) misalnya teknik wawancara, maupun produk/hasil melakukan
observasi lapangan yang berupa informasi yang dibutuhkan.

6. Menentukan Alokasi Waktu


Penentuan alokasi waktu pada setiap kompetensi dasar didasarkan pada jumlah
minggu efektif dan alokasi waktu mata pelajaran per minggu dengan
mempertimbangkan jumlah kompetensi dasar, keluasan, kedalaman, tingkat
kesulitan, dan tingkat kepentingan kompetensi dasar. Alokasi waktu yang
dicantumkan dalam silabus merupakan perkiraan waktu rerata untuk menguasai
kompetensi dasar yang dibutuhkan oleh peserta didik yang beragam.

7. Menentukan Sumber Belajar


Sumber adalah rujukan, objek dan/atau bahan yang digunakan untuk kegiatan
pembelajaran, yang berupa media cetak dan elektronik, narasumber, serta
lilngkungan fisik, alam, sosia, dan budaya.penentuan sumber belajar didasarkan
pada standar kompetensi dan kompetensi dasar serta materi pokok/pembelajaran,
kegiatan pembelajaran dan indikator pencapaian kompetensi.[7]

BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
1. Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu kelompok mata pelajaran atau
tema tertentu yang mencakup setandar kompetensi,kompetensi dasar, materi pokok
atau pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator, penilaian, alokasi waktu,dan
sumber/bahan/alat belar. Silabus merupakan penjabaran setandar kompetensi dan
kompetensi dasar kedalam materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran,
indikator pencapaian kompotensi untuk penilaian.
2. Pengembangan silabus dapat dilakukan oleh para guru secara mandiri atau
berkelompok dalam sebuah sekolah atau beberapa sekolah, kelompok musyawarah
Guru Mata Pelajaran (MGMP) pada atau pusat Kegiatan Guru (PKG) dan Dinas
Pendidikan.

3. Prinsip pengembangan dan Unit Waktu Silabus


a. Prinsip Pengembangan Silabus ialah: Ilmiah, Relevan, Sistematis, Konsisten,
Memadai, Aktual dan Kontekstual, fleksibel, dan menyeluru.
b. Unit Watu Silabus
1) Silabus mata pelajaran disusun berdasarkan seluruh alokasi waktu yang diediakan
untuk mata pelajaran selama penyelengaaraan pendidikan ditingkat satuan
pendidikan.
2) Penyusunan silabus memperhatikan alokasi waktu yang disediakan per semester,
per tahun, dan alokasi waktu mata pelajaran lainyang sekelompok.
3) Implementasi pembelajaran per semester menggunakan penggalan silabus sesuai
dengan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar untuk mata pelajaran dengan
alokasi waktu yang tersedia pada struktur kurikulum. Khusus untuk SMK/MAK
menggunakan penggalan silabus berdasarkan satuan kompetensi.

4. Langkah-langkah Pengembangan Silabus


Mengkaji Setandar Kompetensi dan Kompetensi Dasar, mengidentifikasi materi
pokpok, Mengembangkan Kegiatan Pembelajaran, merumuskan Indikator
Pencapaian Kompetensi. Penentuan Jenis Penilaian, Menentukan alokasi Waktu,
Menentukan Sumber Belajar.

DAFTAR PUSTAKA

Dr. E. Mulyasa, M.Pd. 2007, Kurikulum tingkat Satuan Pendidika, (Bandung: PT Remaja
Rosda Karya.
Prof. Dr. H. Muhaimin, M.A Dk. 2008 Pengembangan Model KurikulumTingkat Satuan
Pendidikan (KTSP). Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Wiji hidayati, 2012. Pengembangan Kurikulum,Yogyakarta: PT. Pustaka Insan Madani.

[1] Prof. Dr. H. Muhaimin, M,A. dkk, Pengembangan Model Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP), (Jakarta: PT Raja Grofindo Persada, 2008), hal. III
[2] Wiji Hidayati, Pengembangan Kurikulum, (Yogyakarta):PT.Pustaka Insan Madani , 2012), hal 185.
[3] Dr. E .Mulyasa ,M.Pd,Kurikulum Tingkat Kesatuan Pendidikan,(Bandung:PT Remaja Rosda Karya
, 2007 ) , hal 191.
[4] Prof, Dr.H.Muhaimin, M.A.dkk, pengembangan Model Kurikulum Tingkat Satuan pendidikan
(KTSP) , (Jakarta : PT Raja Grafindo Persada , 2008), hal . 115
[5] ibid
[6] Ibid hal 2
[7] Wiji Hidayati,perkembangan kurikulum, (Yogyakarta: PT.Pustaka Insan Madani, 2012), hal.188-
192

PERENCANAAN PEMBELAJARAN DENGAN


PENGEMBANGAN KURIKULUM
A. PERENCANAAN PEMBELAJARAN DAN PENGEMBANGAN KURIKULUM
Suatu proses pembelajaran akan dikatakan berhasil apabila diawali dengan perencanaan yang sangat matang,
maka setengah keberhasilan sudah tercapai, setengahnya lagi terletak pada pelaksanaan.perencanaan
pembelajaran pada mulanya merupakan suatu ide dari orang yang merancangnya, tentang bentuk-bentuk
pelaksanaan proses pembelajaran yang akan dilaksanakan. Untuk mengkomunikasikan ide tersebut, biasanya
dituangkan dalam bentuk perencanaan tertulis. Selanjutnya berdasarkan pelaksanaan tersebut, diwujudkan
dalam pelaksanaan, yaitu dalam proses pembelajaran .

Untuk dapat melaksanakan tugas profesionalnya dengan baik, calon guru harus memiliki empat standar
kompetensi guru, yaitu (1) kompetensi pedagogis, (2) kompetensi kepribadian, (3) kompetensi sosial, dan (4)
kompetensi profesional.
Perencanaan Pembelajaran diharapkan dapat menjadi bekal para calon guru tentang berbagai aspek yang terkait
kurikulum dan pembelajaran. Dalam sistem pendidikan nasional, kita mengenal tiga komponen utama, yakni (1)
peserta didik, (2) guru, dan (3) kurikulum. Dalam proses belajar mengajar, ketiga komponen tersebut terdapat
hubungan yang tidak dapat dipisahkan antara satu dengan yang lain. Tanpa peserta didik, guru tidak akan dapat
melaksanakan proses pembelajaran. Tanpa guru para siswa juga tidak akan dapat secara optimal belajar. Tapa
kurikulum, guru pun tidak akan mempunyai bahan ajar yang akan diajarkan kepada peserta didik.
Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) adalah rencana yang menggambarkan prosedur dan pengorganisasian
pembelajaran untuk mencapai satu kompetensi dasar yang ditetapkan dalam Standar Isi dan telah dijabarkan
dalam silabus. Ruanglingkup Rencana Pembelajaran paling luas mencakup 1 (satu) kompetensi dasar yang
terdiri atas 1 (satu) atau beberapa indikator untuk 1 (satu) kali pertemuan atau lebih.perencanaan merupakan
langkah yang sangat penting sebelum pelaksanaan kegiatan. Kegiatan belajar mengajar (KBM) membutuhkan
perencanaan yang matang agar berjalan secara efektif. Perencanaan KBM dituangkan ke dalam Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) atau beberapa istilah lain seperti desain pembelajaran, skenario pembelajaran.
RPP memuat seluruh KD, indikator yang akan dicapai, materi yang akan dipelajari, langkah pembelajaran,
waktu, media dan sumber belajar serta penilaian untuk setiap KD.

Rencana pelaksanaan pembelajaran harus dibuat agar kegiatan pembelajaran berjalan sistematis dan mencapai
tujuan pembelajaran, tanpa rencana pelaksanaan pembelajaran kegiatan pembelajaran di kelas biasanya tidak
terarah. Oleh karena itu peserta harus mampu menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran berdasarkan silabus
yang disusunnya. PAKEM
Format RPP

Yang dimaksud pengembangan kurikulum adalah proses penyusunan kurikulum oleh pengembang kurikulum
(curriculum developer) dan kegiatan yang dilakukan agar kurikulum yang dihasilkan dapat menjadi bahan ajar
dan acuan yang digunakan untuk mencapai tujuan pendidikan nasional.
Secara umum, perubahan dan penyempurnaan kurikulum dilakukan setiap sepuluh tahun sekali. Perubahan
kurikulum tersebut dilakukan agar kurikulum tidak ketinggalan dengan perkembangan masyarakat, termasuk
ilmu pengetahuan dan teknologinya. Kurikulum yang pernah diberlakukan secara nasional di Indonesia dapat
dijelaskan dalam tabel sebagai berikut:
Tabel Kronologis Perkembangan Kurikulum di Indonesia

Tahun Kurikulum Keterangan


1947 Rencana Pelajaran 1947 • Kurikulum ini merupakan kurikulum pertama di Indonesia setelah kemerdekaan.
• Istilah kurikulum masih belum digunakan. Sementara istilah yang digunakan adalah Rencana Pelajaran
1954 Rencana Pelajaran 1954 • Kurikulum ini masih sama dengan kurikulum sebelumnya, yaitu Rencana
Pelajaran 1947
1968 Kurikulum 1968 • Kurikulum ini merupakan kurikulum terintegrasi pertama di Indonesia. Beberapa masa
pelajaran, seperti Sejarah, Ilmu Bumi, dan beberapa cabang ilmu sosial mengalami fusi menjadi Ilmu
Pengetahuan Sosial (Social Studies). Beberapa mata pelajaran, seperti Ilmu Hayat, Ilmu Alam, dan sebagainya
mengalami fusi menjadi Ilmu Pengetahun Alam (IPS) atau yang sekarang sering disebut Sains.
1975 Kurikulum 1975 • Kurikulum ini disusun dengan kolom-kolom yang sangat rinci.
1984 Kurikulum 1984 • Kurikulum ini merupakan penyempurnaan dari kurikulum 1975
1994 Kurikulum 1994 • Kurikulum ini merupakan penyempurnaan dari kurikulum 1984
2004 Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) • Kurikulum ini belum diterapkan di seluruh sekolah di
Indonesia. Beberapa sekolah telah dijadikan uji coba dalam rangka proses pengembangan kurikulum ini
2008 Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) • KBK sering disebut sebagai jiwa KTSP, karena KTSP
sesungguhnya telah mengadopsi KBK. Kurikukulum ini dikembangkan oleh BSNP (Badan Standar Nasional
Pendidikan).
Dinegara kita kurikulum disusun secara nasional berlaku untuk semua sekolah yang ada pada tingkatan yang
sama, kurikulum SD misalnya, berlaku utuk semua sekolah dasar di Indonesia, demikian pula kurikulum SMPO,
SMA,SMK dan sebaginya. Jadi sifat kurikulum itu sendiri univerasal, berlaku umum disekolah-sekolah formal.
Semua program belajar siswa yang ada dalam kurikulum disusun oleh suatu tim nasional. Tim ini mengolah
berbagai materi masukan dari berbagai pihak, disesuaikan dengan tuntutan masyarakat. Perwujudan aspirasi
tentang pembinaan siswa melalui lembaga pendidikan formal itu dituangkan dalam kurikulum.

B. PANDANGAN TENTANG KURIKULUM DAN KAITANNYA DENGAN PERENCANAAN


PEMBELAJARAN

Para pakar kurikulum telah mencoba untuk mendefinisikan kurikulum. Dari sekian banyak definisi tersebut
dalam modul ini akan dikemukakan beberapa definisi.
a. Dalam Kurikulum, buku pertama diterbitkan pada subjek, tahun 1918, John Franklin Bobbitt mengatakan
bahwa, kurikulum adalah arena rekayasa sosial. Per-nya praduga dan sosial budaya definisi, perumusan
kurikuler-nya memiliki dua fitur utama: (i) bahwa ahli ilmiah terbaik akan memenuhi syarat untuk dan
dibenarkan dalam merancang kurikulum berdasarkan pengetahuan para ahli mereka sifat-sifat apa yang
diinginkan orang dewasa anggota masyarakat, dan yang pengalaman akan menghasilkan kualitas kata, dan (ii)
kurikulum didefinisikan sebagai perbuatan-pengalaman siswa seharusnya menjadi dewasa dia seharusnya
menjadi.
b. Oleh karena itu, ia mendefinisikan kurikulum sebagai ideal, dan bukan sebagai realitas konkret perbuatan dan
pengalaman yang membentuk orang untuk siapa dan apa yang mereka.
c. Contemporary dilihat dari kurikulum menolak ciri Bobbitt Postulat, tapi mempertahankan dasar kurikulum
sebagai pengalaman saja (s) yang membentuk manusia dalam kepada orang-orang. Pembentukan pribadi melalui
kurikulum yang dipelajari pada tingkat pribadi dan pada tingkat kelompok, yaitu budaya dan masyarakat
(misalnya pembentukan profesional, disiplin akademis melalui pengalaman sejarah). Pembentukan kelompok
timbal-balik, dengan pembentukan dari masing-masing peserta.
d. Meskipun secara resmi muncul di Bobbitt definisi, kurikulum sebagai rangkaian pengalaman formatif juga
meliputi karya John Dewey (yang tidak sependapat dengan Bobbitt pada masalah-masalah penting). Meskipun
Bobbitt’s dan Dewey’s idealis pemahaman tentang “kurikulum” berbeda dari arus, Pembatasan penggunaan
kata, penulis dan peneliti kurikulum umumnya berbagi sebagai Common, pemahaman substantif kurikulum.
e. Dalam pendidikan formal atau persekolahan (bdk. pendidikan), kurikulum adalah seperangkat mata kuliah,
tentu saja bekerja, dan konten yang ditawarkan di sekolah atau universitas. Sebuah kurikulum mungkin sebagian
atau seluruhnya ditentukan oleh eksternal, badan otoritatif (yaitu Kurikulum Nasional untuk Inggris di sekolah-
sekolah bahasa Inggris). Di AS, setiap negara, dengan individu distrik sekolah, menetapkan kurikulum yang
diajarkan. Setiap negara, bagaimanapun, membangun kurikulumnya dengan partisipasi yang besar dari
kelompok mata pelajaran akademis nasional dipilih oleh Amerika Serikat Departemen Pendidikan, misalnya
Dewan Nasional Guru Matematika (NCTM) untuk pengajaran matematika. Di Australia setiap negara
menetapkan kurikulum Departemen Pendidikan. UNESCO Biro Pendidikan Internasional memiliki misi utama
mempelajari kurikulum dan pelaksanaannya di seluruh dunia.
f. Kurikulum berarti dua hal: (i) berbagai program studi dari mana siswa memilih apa materi untuk belajar, dan
(ii) program pembelajaran tertentu. Dalam kasus terakhir, kurikulum kolektif menggambarkan pengajaran,
pembelajaran, dan bahan-bahan penilaian yang tersedia untuk suatu program studi.
g. Edward A. Krug mendefinisikan kurikulum sebagai berikut. “Sebuah kurikulum terdiri dari sarana yang
digunakan untuk mencapai atau melaksanakan tujuan yang diberikan sekolah”.

C. ORGANISASI KURKULUM

Istilah kurikulum mempunyai berbagai macam arti jika kita telusuri maka akan kita kenal berbagai macam
kurikulum ditinjau dari berbagai aspek:
• Ditinjau dari konsep dan pelaksanaannya, kita mengenal beberapa istilah kurikulum sebagai berikut:
1. Kurikulum ideal, yaitu kurikulum yang berisi sesuatu yang ideal, sesuatu yang dicita-citakan sebagaimana
yang tertuang di dalam dokumen kurikulum
2. Kurikulum aktual, yaitu kurikulum yang dilaksanakan dalam proses pengajaran dan pembelajaran. Kenyataan
pada umumnya memang jauh berbeda dengan harapan. Namun demikian, kurikulum aktual seharusnya
mendekati dengan kurikulum ideal. Kurikulum dan pengajaran merupakan dua istilah yang tidak dapat
dipisahkan. Kurikulum merujuk kepada bahan ajar yang telah direncanakan yang akan dilaksanakan dalam
jangka panjang. Sedang pengajaran merujuk kepada pelaksanaan kurikulum tersebut secara bertahap dalam
belajar mengajar.
3. Kurikulum tersembunyi (hidden curriculum), yaitu segala sesuatu yang terjadi pada saat pelaksanaan
kurikulum ideal menjadi kurikulum faktual. Segala sesuatu itu bisa berupa pengaruh guru, kepala sekolah,
tenaga administrasi, atau bahkan dari peserta didik itu sendiri. Kebiasaan guru datang tepat waktu ketika
mengajar di kelas, sebagai contoh, akan menjadi kurikulum tersembunyi yang akan berpengaruh kepada
pembentukan kepribadian peserta didik.

• Berdasarkan struktur dan materi mata pelajaran yang diajarkan, kita dapat membedakan:
1. Kurikulum terpisah-pisah (separated curriculum), kurikulum yang mata pelajarannya dirancang untuk
diberikan secara terpisah-pisah. Misalnya, mata pelajaran sejarah diberikan terpisah dengan mata pelajaran
geografi, dan seterusnya.
2. Kurikulum terpadu (integrated curriculum), kurikulum yang bahan ajarnya diberikan secara terpadu. Misalnya
Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan fusi dari beberapa mata pelajaran sejarah, geografi, ekonomi, sosiologi, dan
sebagainya. Dalam proses pembelajaran dikenal dengan pembelajaran tematik yang diberikan di kelas rendah
Sekolah Dasar. Mata pelajaran matematika, sains, bahasa Indonesia, dan beberapa mata pelajaran lain diberikan
dalam satu tema tertentu.
3. Kurikulum terkorelasi (corelated curriculum), kurikulum yang bahan ajarnya dirancang dan disajikan secara
terkorelasi dengan bahan ajar yang lain.

• Berdasarkan pengembangnya dan penggunaannya, kurikulum dapat dibedakan menjadi:


1. Kurikulum nasional (national curriculum), yakni kurikulum yang disusun oleh tim pengembang tingkat
nasional dan digunakan secara nasional.
2. Kurikulum negara bagian (state curriculum), yakni kurikulum yang disusun oleh masing-masing negara
bagian, misalnya di masing-masing negara bagian di Amerika Serikat.
Kurikulum sekolah (school curriculum), yakni kurikulum yang disusun oleh satuan pendidikan sekolah.
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) merupakan kurikulum sekolah. Kurikulum sekolah lahir dari
keinginan untuk melakukan diferensiasi dalam kurikulum.

D. KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP)

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 (UU 20/2003) tentang Sistem Pendidikan Nasional
dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 tahun 2005 (PP 19/2005) tentang Standar Nasional
Pendidikan mengamanatkan kurikulum pada jenjang pendidikan dasar dan menengah disusun oleh satuan
pendidikan dengan mengacu kepada standar isi (SI) dan standar kelulusan (SKL) serta berpedoman pada
panduan yang disusun oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP). Selain dari itu, penyusunan KTSP juga
harus mengikuti ketentuan lain yang menyangkut kurikulum dalam UU 20/2003 dan PP 19/2005
1. Definisi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang
digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan
tertentu. Tujuan tertentu ini meliputi tujuan pendidikan nasional serta kesesuaian dengan kekhasan, kondisi dan
potensi daerah, satuan pendidikan dan peserta didik. Oleh sebab itu kurikulum disusun oleh satuan pendidikan
untuk memungkinkan penyesuaian program pendidikan dengan kebutuhan dan potensi yang ada di daerah.
Kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) adalah kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan oleh
masing-masing satuan pendidikan.

2. Konsep Dasar KTSP

Konsep dasar KTSP meliputi 3 (tiga) aspek yang saling terkait, yaitu (a) kegiatan pembelajaran, (b) penilaian,
dan (c) pengelolaan kurikulum berbasis sekolah.

Kegiatan pembelajaran dalam KTSP mempunyai karakteristik sebagai berikut:

a. Berpusat pada peserta didik


b. Mengembangkan kreativitas
c. Menciptakan kondisi yang menyenangkan dan menantang
d. Kontekstual
e. Menyediakan pengalaman belajar yang beragam
f. Belajar melalui berbuat

3. Penilaian dalam KTSP mempunyai karakteristik

a. Dilakukan oleh guru untuk mengetahui tingkat penguasaan kompetensi yang ditetapkan, bersifat internal,
bagian dari pembelajaran, dan sebagai bahan untuk peningkatan mutu hasil belajar;
b. Berorientasi pada kompetensi, mengacu pada patokan, ketuntasan belajar, dilakukan melalui berbagai cara,
yaitu (a) portfolios (kumpulan kerja siswa), (b) products (hasil karya), (c) projects (penugasan), (d)
performances (unjuk kerja), dan (e) paper & pen test (tes tulis).

4. Landasan KTSP

a. UU Nomor20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional


b. PP Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan
c. Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi
d. Permendiknas Nomor 23 Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan
e. Permendiknas Nomor 24 Tahun 2006 dan Nomor 6 Tahun 2007 tentang pelaksanaan Permendiknas Nomor
22 dan 23/2006
f. Permendiknas Nomor 20 Tahun 2007 tentang Standar Penilaian Pendidikan

5. Prinsip Pengembangan KTSP

Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang beragam mengacu pada standar nasional
pendidikan untuk menjamin pencapaian tujuan pendidikan nasional. Standar nasional pendidikan terdiri atas
standar isi, proses, kompetensi lulusan, tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan, pembiayaan
dan penilaian pendidikan. Dua dari kedelapan standar nasional pendidikan tersebut, yaitu Standar Isi (SI) dan
Standar Kompetensi Lulusan (SKL) merupakan acuan utama bagi satuan pendidikan dalam mengembangkan
kurikulum.

6. Prinsip-prinsip pengembangan kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

a. Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik dan lingkungannya.

Kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsip bahwa peserta didik memiliki posisi sentral untuk
mengembangkan kompetensinya agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggung jawab. Untuk mendukung pencapaian tujuan tersebut pengembangan kompetensi peserta didik
disesuaikan dengan potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik serta tuntutan lingkungan.
Memiliki posisi sentral berarti kegiatan pembelajaran berpusat pada peserta didik.

b. Beragam dan Terpadu

Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan keragaman karakteristik peserta didik, kondisi daerah,
jenjang dan jenis pendidikan, serta menghargai dan tidak diskriminatif terhadap perbedaan agama, suku, budaya,
adat istiadat, status sosial ekonomi, dan jender. Kurikulum meliputi substansi komponen muatan wajib
kurikulum, muatan lokal, dan pengembangan diri secara terpadu, serta disusun dalam keterkaitan dan
kesinambungan yang bermakna dan tepat antarsubstansi.

c. Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni

Kurikulum dikembangkan atas dasar kesadaran bahwa ilmu pengetahuan, teknologi dan seni yang berkembang
secara dinamis. Oleh karena itu, semangat dan isi kurikulum memberikan pengalaman belajar peserta didik
untuk mengikuti dan memanfaatkan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.

d. Relevan dengan kebutuhan kehidupan

Pengembangan kurikulum dilakukan dengan melibatkan pemangku kepentingan (stakeholders) untuk menjamin
relevansi pendidikan dengan kebutuhan kehidupan, termasuk di dalamnya kehidupan kemasyarakatan, dunia
usaha dan dunia kerja. Oleh karena itu, pengembangan keterampilan pribadi, keterampilan berpikir,
keterampilan sosial, keterampilan akademik, dan keterampilan vokasional merupakan keniscayaan.

e. Menyeluruh dan berkesinambungan

Substansi kurikulum mencakup keseluruhan dimensi kompetensi, bidang kajian keilmuan dan mata pelajaran
yang direncanakan dan disajikan secara berkesinambungan antarsemua jenjang pendidikan.

f. Belajar Seumur Hidup


Kurikulum diarahkan kepada proses pengembangan, pembudayaan, dan pemberdayaan peserta didik yang
berlangsung sepanjang hayat. Kurikulum mencerminkan keterkaitan antara unsur-unsur pendidikan formal,
nonformal, dan informal dengan memperhatikan kondisi dan tuntutan lingkungan yang selalu berkembang serta
arah pengembangan manusia seutuhnya.

g. Seimbang antara kepentingan Nasional dan kepentingan Daerah

Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan kepentingan nasional dan kepentingan daerah untuk
membangun kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Kepentingan nasional dan kepentingan daerah
harus saling mengisi dan memberdayakan sejalan dengan motto Bhineka Tunggal Ika dalam kerangka Negara
Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

7. Acuan Operasional Penyusunan KTSP

a. Peningkatan iman dan takwa serta akhlak mulia


b. Peningkatan potensi, kecerdasan, dan minat sesuai dengan tingkat perkembangan dan kemampuan peserta
didik
c. Keragaman potensi dan karakteristik daerah dan lingkungan
d. Tuntutan pembangunan daerah dan nasional
e. Tuntutan dunia kerja
f. Perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni
g. Agama
h. Dinamika perkembangan global
i. Persatuan nasional dan nilai-nilai kebangsaan
j. Kondisi sosial budaya masyarakat setempat
k. Kesetaraan gender
l. Karakteristik satuan pendidikan

8. Tujuan Pendidikan Tingkat Satuan Pendidikan


Tujuan ini mengacu pada tujuab umum pendidikan diantaranya :
a. Tujuan pendidikan dasar
Tujuan pendidikan ini meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlaq mulia dan keterampilan
untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut
b. Tujuan pendidikan menengah
Tujuan pendidikan ini meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlaq mulia dan keterampilan
untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut
c. Tujuan pendidikan menengah kejuruan
Tujuan pendidikan ini meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlaq mulia dan keterampilan
untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut

REFERENSI
1. McNeil, John. 1985. Curriculum, A Comprehensive Introduction. Boston: Little, Brown and Company.
2. Oemar Hamalik. 1995. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.
3. Suparlan. 2004. Mencerdaskan Kehidupan Bangsa, dari Konsepsi Ke Implentasi. Yogyakarta: Hikayat
Publishing.
4. Suparlan. 2005. Menjadi Guru Efektif. Yogyakarta: Hikayat Publishing.
5. Widiastono, Tonny D. Pendidikan Manusia Indonesia. Jakarta: Penerbit Buku Kompas.
6. Konvensi Nasional Pendidikan Indonesia II. 1994. Kurikulum Untuk Abad Ke-21. Jakarta: PT Gramedia
Widiasarana Indonesia.
7. Rochman Natawidjaja (Ed). 1979. Pembinaan dan Pengembangan Kurikulum, Alat Peraga, dan Komunikasi
Pendidikan. Jakarta: Depatemen Pendidikan dan Kebudayaan.

kedudukan silabus
“KEDUDUKAN SILABUS DALAM PENGEMBANGAN KURIKULUM”

Makalah

Disusun Guna Memenuhi Tugas:


Mata Kuliah : Pengembangan Kurikulum
Dosen Pengampu : Dr. H. Muhlisin, M.Ag
Disusun Oleh:
Kelompok 9
Devisiana Larasati 2021214405
Muhammad Khoirul Ummam 2021214434
Henifah 2021214435

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


JURUSAN TARBIYAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
(STAIN) PEKALONGAN
2016

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Kurikulum adalah perangkat mata pelajaran dan program pendidikan yang diberikan
oleh suatu lembaga penyelenggara pendidikan yang berisi rancangan pelajaran yang akan
diberikan kepada peserta pelajaran dalam satu jenjang pendidikan. dalam rangka untuk
melaksanakan kurikulum yang diberlakukan dalam suatu pendidikan, diperlukan alat atau
perangkat untuk mendukungnya. Salah satunya adalah perangkat pembelajaran.
Perangkat yang digunakan dalam proses pembelajaran disebut dengan perangkat
pembelajaran. perangkat pembelajaran yang diperlukan dalam mengelola proses belajar
mengajar dapat berupa silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Lembar Kegiatan
Siswa (LKS), Instrumen Evaluasi atau Tes Hasil Belajar (THB), media pembelajaran, serta
buku ajar siswa.
Silabus merupakan salah satu produk pengembangan kurikulum berisikan garis-garis
besar materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan rancangan penilaian. Silabus
merupakan salah satu bagian dari perangkat pembelajaran yang tidak bisa terpisahkan untuk
melaksanakan suatu pembelajaran. oleh karena itu, membekali mahasiswa jurusan pendidikan
dengan pengetahuan dan pemahaman tentang silabus merupakan sebuah kewajiban yang
tidak dapat ditinggalkan.

B. Rumusan Masalah
a. Apa itu Silabus?
b. Apa saja yang termasuk dalam ruang lingkup silabus?
c. Bagaimana pengembangan silabus dalam implementasi kurikulum?
d. Apa saja prinsip-prinsip dalam pengembangan silabus?
e. Bagaimana langkah-langkah pengembangan silabus?
f. Bagaimana prosedur dan format-format silabus?

C. Metode Pemecahan masalah


Metode pemecahan masalah yang dilakukan melalui studi literatur atau metode kajian
pustaka, yaitu dengan menggunakan beberapa referensi buku atau dari referensi lainnya yang
merujuk pada permasalahan yang dibahas. Langkah-langkah pemecahan masalahnya dimulai
dengan menentukan masalah yang akan dibahas dengan melakukan perumusan masalah,
melakukan langkah-langkah pengkajian masalah, penentuan tujuan dan sasaran, perumusan
jawaban permasalahan dari berbagai sumber dan penyintesisan serta pengorganisasian
jawaban permasalahan.

D. Sistematika Penulisan Makalah


Makalah ini ditulis dalam tiga bagian, meliputi: Bab I, bagian pendahuluan yang
terdiri dari: latar belakang masalah, perumusan masalah, metode pemecahan masalah dan
sistematika penulisan makalah; Bab II, adalah pembahasan; Bab III bagian penutup yang
terdiri dari kesimpulan dan saran-saran.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian silabus
Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu dan/atau kelompok mata
pelajaran/tema tertentu yang mencakup identitas mata pelajaran, standar kompetensi, dan
kompetensi dasar, materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator, penilaian,
alokasi waktu, dan sumber belajar.[1]
Silabus kurikulum adalah pengorganisasian dari sejumlah indikator pencapaian hasil
belajar ke dalam satuan bahan ajar beserta uraiannya dalam satuan kelas (semester) yang
secara hierarkis fungsional dalam urutan waktu tertentu guna mencapai kemampuan dasar
yang ditetapkan. Dengan demikian silabus adalah hasil dari elaborasi kompetensi dasar yang
terdapat dalam kerangka dasar kurikulum nasional. Silabus merupakan penjabaran kerangka
dasar kurikulum nasional yang disusun sebagai acuan dalam perencanaan pembelajaran pada
satuan bahan ajar dan program-program jangka pendek yang lebih kecil.[2]
Silabus kurikulum disusun pada lingkungan daerah dan sekolah, disusun oleh guru-
guru mata pelajaran atau beberapa guru dari kelompok mata pelajaran bersama/atas
bimbingan kepala sekolah dan pengawas pendidikan serta dapat memperdayakan stakeholder
setempat.
Silabus memiliki beberapa fungsi penting, yaitu:
1. Penjabaran standar kompetensi dan kompetensi dasar dalam kurikulum ke dalam materi
pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi untuk
penilaian, sehingga memudahkan guru dalam menerjemahan kurikulum ke dalam tataran
perencanaan dan implementasi pembelajaran di sekolah.
2. Acuan untuk membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yaitu rencana yang
menggambarkan prosedur dan pengorganisasian pembelajaran untuk mencapai satu
kompetensi dasar yang ditetapkan dalam standar isi dan dijabarkan dalam silabus.[3]

B. Prinsip pengembangan silabus


Prinsip-prinsip pengembangan silabus, sebagaimana ditentukan oleh Departemen
Pendidikan Nasional sebagai berikut:
1. Relevansi
Prinsip relevansi memberikan arahan bahwa silabus hendaknya mempertimbangkan
cakupan, kedalaman, tingkat kesukaran, dan urutan penyajian materi, disesuaikan tingkat
perkembangan fisik, intelektual, sosial, emosional, dan spiritual peserta didik. Prinsip
relevansi ini juga mendasari materi, strategi, dan pendekatan dalam kegiatan pembelajaran,
penetapan waktu, pertimbangan pemilihan sumber dan media pembelajaran, dan strategi
penilaian hasil pembelajaran.
2. Sistematis
Prinsip sistematis memberikan arahan bahwa penyusunan silabus hendaknya bersifat
sistemik dan sistematik. Jika silabus dipandang sebagai sistem garis besar program
pembelajaran bersifat sistemik, komponen silabus hendaknya bersifat sinergis dalam
pencapaian standar kompetensi dan kompetensi dasar. Untuk itu, standar kompetensi dan
kompetensi dasar handaknya menjadi acuan dalam pengembangan indikator, materi standar,
kegiatan belajar, penentuan waktu, pemilihan sumber dan media pembelajaran, dan standar
penilaian.
3. Konsistensi
Prinsip konsistensi ini memberi arahan bahwa dalam pengembangan silabus terjadi
hubungan yang konsisten antara KD, Indikator, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran,
sumber belajar, dan instrumen penilaian bersifat searah dalam rangka pencapaian standar
kompetensi.
4. Memadai
Prinsip ini memberi arahan bahwa cakupan indikator, materi pembelajaran,
pengalaman belajar, sumber dan media pembelajaran, dan penilaian cukup memadai untuk
menunjang pencapaian kompetensi dasar.
5. Aktual dan kontekstual
Prinsip ini memberi arahan bahwa cakupan indikator, materi pembelajaran,
pengalaman belajar, dan sistem penilaian hendaknya memperhatikan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi yang terwujud dalam realitas kehidupan. kontekstual berarti
pengembangan silabus hendaknya sesuai dengan konteks zaman dan kehidupan peserta didik.
Pengalaman belajar yang dirancang dalam silabus hendaknya menggunakan situasi
kehidupan riil yang sedang terjadi di tengah-tengah kehidupan peserta didik.
6. Fleksibilitas
Prinsip ini memberi arahan bahwa seluruh komponen silabus hendaknya dapat
mengakomodasi keragaman peserta didik, pendidik, lingkungan belajar, dan dinamika
perubahan yang terjadi di masyarakat dan satuan pendidikan setempat.
7. Menyeluruh
Prinsip ini memberi arahan bahwa pengembangan indikator silabus hendaknya
mencakup seluruh ranah kompetensi, baik kognitif, afektif dan psikomotor. Prinsip ini
diletakkan dalam pencapaian kompetensi sebagai pencerminan pengetahuan, nilai, sikap dan
perbuatan dan terwujud dalam berbagai kecakapan hidup.[4]

C. Ruang Lingkup Silabus


a. Identitas Silabus Pembelajaran
Terdiri dari nama sekolah, kelas/semester, mata pelajaran, dan standar kompetensi.
Identitas silabus ditulis diatas matriks silabus. Penentuan identitas berfungsi ntuk
memberikan informasi kepada guru tentang hal-hal yang berkaitan dengan penggunaan
silabus.
b. Standar Kompetensi
Standar Kompetensi yaitu kualifikasi kemampuan peserta didik yang menggambarkan
penguasaan pengetahuan, sikap dan ketrampilan yang diharapkan dicapai pada mata pelajaran
tertentu. Pada setiap mata pelajaran, standar kompetensi sudah ditentukan oleh para
pengembang kurikulum, yang dapat dilihat dari standar isi. Jika sekolah memandang perlu
mengembangkan kurikulum matan lokal, maka perlu dirumuskan standar kompetensinya
sesuai dengan nama mata pelajaran dalam muatan lokal tersebut.
c. Kompetensi Dasar
Kompetensi Dasar merupakan sejumlah kemampuan minimal yang harus dimiliki
peserta didik dalam rangka menguasai SK mata pelajaran tertentu. Kompetensi dasar dipilih
dari yang tercantum dalam standar isi. Seperti halnya dalam standar komepetensi, untuk
setiap mata pelajaran rumusan standar kompetensi sudah ada dalam standar isi, dengan
demikian tugas pengembang silabus adalah menganalisis standar tersebut. Penetapan
kompetensi dasar tidak harus sesuai dengan urutan dalam standar isi.
d. Materi Pembelajaran
Materi pokok disusun untuk mencapai tujuan, oleh karenanya materi pokok dipilih
sesuai dengan kompetensi dasar yang harus dicapai. Beberapa pertimbangan yang harus
diperhatikan dalam menentukan materi pokok adalah
1) Potensi peserta didik
2) Relevan dengan karakteristik daerah
3) Tingkat perkembangan fisik, intelektual, emosional, sosial, dan spiritual peserta didik
4) Kebermanfaatan bagi peserta didik
5) Struktur keilmuan
6) Aktalitas, kedalaman, dan keluasan materi pembelajaran
7) Relevan dengan kebutuhan peserta didik dan tuntutan lingkungan
8) Sesuai dengan alokasi waktu yang tersedia[5]
e. Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan pembelajaran adalah segala aktivitas belajar siswa baik kegiatan fisik,
kegiatan nonfisik termasuk kegiatan mental yang dilakukan baik di dalam maupun di luar
kelas untuk mencapai standar kompetensi dan kompetensi dasar tertentu. Pembelajaran di
dalam kelas misalnya kegiatan mengikuti diskusi, menyimak penjelasan guru, melakukan
demonstrasi, melakukan eksperimen di laboratorium, dan lain sebagainya. Sedangkan
kegiatan belajar di luar kelas, misanya melakukan observasi ke suatu objek, mengamati
kegiatan tertentu, melakkan wawancara dengan narasumber dan lain sebagainya.
f. Indikator Pencapaian Kompetensi
Indikator merupakan penjabaran dari kompetensi dasar dan merupakan sub-
kompetensi dasar. Indikator dirumuskan sesuai dengan karakteristik satuan pendidikan,
potensi daerah dan peserta didik dan dirumuskan dalam kata kerja operasional yang terukur
dan dapat diobservasi sebagai acuan penilaian.

g. Penilaian
Penilaian pencapaian kompetensi dasar peserta didik dilakukan berdasarkan
indikator. Didalam kegiatan penilaian ini terdapat tiga komponen penting yaitu:
1) Teknik Penilaian
2) Bentuk Instrumen
3) Contoh Instrumen
h. Alokasi Waktu
Alokasi waktu adalah jumlah waktu yang dibutuhkan untuk ketercapaian suatu
Kompetensi Dasar tertentu, dengan memperhatikan:
1) Minggu efektif per semester
2) Alokasi waktu mata pelajaran
3) Jumlah kompetensi per semester.
i. Sumber Belajar
Sumber belajar merupakan segala sesuatu yang diperlukan dalam proses pembelajaran,
berupa: buku teks, media cetak, media elektronika, narasumber, lingkungan alam sekitar, dan
sebagaianya.[6]

D. Pengembangan Silabus Dalam Implementasi Kurikulum


Penyusunan atau pengembangan silabus tergantung pada sisitem pendidikan yang
berlaku. Pada sistem pengelolaan pendidikan yang tersentralisasi seperti di Indonesia,
penyusunan silabus pada umumnya dilakukan oleh pemerintah pusat dalam hal ini
departemen yang mengurusi pendidikan. Pada sistem pengelolaan pendidikan yang
desentralistik, penyusunan silabus dilakukan oleh sekolah atau para guru yang mengajar di
sekolah tertentu. Pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, pengembangan dan penilaian
diserahkan kepada satuan pendidikan atau guru-gurulah yang mengembangkan silabus,
pembelajaran dan penilaian di sekolah tempat mereka mengajar. Kurikulum 2013 yang juga
berbasis kompetensi penyusunan silabus sangat mungkin disusun pemerintah pusat, namun
pengembangannya perlu disesuaikan dengan kondisi lingkungan belajar daerah atau satuan
pendidikan setempat.[7]

E. Langkah-Langkah Pengembangan Silabus


1. Memetakan standar kompetensi dan kompetensi dasar
SK dan KD pada dasarnya dirumuskan berdasarkan kajian tuntutan kompetensi
lulusan tiap mata pelajaran atau bidang studi. Sehingga untuk melakukan pemetaan perlu
dilakukan serangkaian kegiatan, antara lain:
a. Mengidentifikasi SK dan KD yang terdapat pada standar isi untuk dipolakan/dipetakan
sesuai dengan berbagai pendekatan seperti prosedural, hierarkis, dari mudah ke sukar,
konkret ke abstrak, tematis.
b. Menentukan pola pendekatan apa yang akan digunakan. Pengambilan keputusan pola
pendekatan yang akan digunakan sangat menentukan macam pengurutan yang akan
digunakan, seperti: urutan keterkaitan SK/KD, mengurutkan sesuai kaidah keilmuan,
diurutkan sesuai dengan tuntutan kebutuhan perkembangan usia dan aspek psikologi peserta
didik.
2. Merumuskan indikator pencapaian kompetensi
Indikator Pencapaian Kompetensi adalah cerminan dari pencapaian KD, yang
seharusnya dikuasai peserta didik setelah mereka melaksanakan kegiatan pembelajaran.
perumusan indikator harus mencakup kompetensi yang terkandung dalam KD. Untuk
menyusun Indikator Pencapaian Kompetensi perlu diperhatikan beberapa hal antara lain:
a. Secara spesifik dapat dijadikan ukuran untuk mengetahui ketercapaian hasil pembelajaran.
b. Perlu memperhatikan tingkat perilak berpikir yang menjadi tuntutan KD. Apabila yang
diminta adalah tingkat berpikir kompetensi menganalisis, maka indikator juga harus
menunjukkan minimal pada tingkatan yang sama, yaitu kompetensi menganalisis seperti
menyeleksi, menominasi, mengedit.
3. Mengidentifikasi materi pokok/pembelajaran
Materi pembelajaran hakikatnya berisi bahan pembelajaran pokok yang dibutuhkan
peserta didik untuk mencapai suatu KD. Untuk mengidentifikasi materi pembelajaran dapat
dilakukan melalui beberapa hal, yaitu:
a. Menentukan pendekatan yang akan digunakan untuk mengidentifikasi seperti pendekatan
hierarkis, mudah ke sukar, dan klasifikasi 4 jenis, yaitu fakta, konsep, prinsip atau prosedur.
Dengan mengidentifikasi jenis-jenis materi, pendidik akan mendapatkan kemudahan dalam
cara pembelajarannya.
b. Menentukan uraian materi pembelajaran. Materi pembelajaran harus mencukupi keluasan
dan kedalaman materi. Keluasan cakupan materi menggambarkan berapa banyak materi-
materi yang perlu dimasukkan ke dalam suatu materi pembelajaran. sedangkan kedalaman
materi menyangkut seberapa detail konsep-konsep yang harus dipelajari/dikuasai calon
peserta didik.
4. Mengurutkan penyajian uraian materi pembelajaran
Pengurutan diperlukan disebabkan pemahaman sesuatu pada dasarnya sangat
tergantng pada seberapa besar kemampuan seseorang dala menggunakan informasi dasar
yang dimiliki sebelumnya. Pengurutan uraian materi pebelajaran dapat dilakukan dengan
berbagai pendekatan, seperti prosedural, hierarkis, dari sederhana ke sukar, tematis, dan
sebagainya.
5. Mengembangkan kegiatan pembelajaran
Proses pencapaian KD dikembangkan melali pemilihan strategi pembelajaran yang
diberikan dalam bentuk KBM. KBM sangat berisikan pengalaman-pengalaman belajar, yaitu
kegiatan fisik maupun mental yang dilakukan peserta didik dalam berinteraksi dengan
sumber belajar.KBM dapat dilakukan melali berbagai metode pembelajaran yang disesuaikan
dengan aktivitas belajar yang dikembangkan. Sehingga dalam KBM diperlkan metode yang
bervariasi.
Dalam mengembangkan KBM, harus memperhatikan beberapa hal, yaitu:
a. Kecakapan hidup, antara lain kecakapan percaya diri, berpikir rasional, sosial, akademik dan
vokasional.
b. Mencakup semua aspek pembelajaran, yaitu kognitif, afektif, psikomotorik dan transendentif.
c. Pemberian tugas berstruktur atau tgas mandiri yang tidak berstruktur.
6. Penetapan jenis penilaian
Penilaian pencapaian KD peserta didik dilakkan berdasarkan indikator. Setiap
indikator dapat dikembangkan menjadi 3 instrumen penilaian meliputi ranah kognitif, afektif,
psikomotorik dan transendentif.
Bentuk instrumen penilaian meliputi tes dan nontes dalam bentuk tulis dan lisan.
Bentuk instrumen tes meliputi: pilihan ganda, uraian objektif, uraian non objektif, jawaban
singkat, menjodohkan, benar-salah, sebab-akibat, unjuk kerja, uji petik kinerja dan portofolio.
Bentuk instrumen non tes meliputi: pengamatan kinerja, pengukuran sikap, penilaian hasil
karya berupa tugas, proyek dan/atau produk, penggunaan portofolio, penilaian diri, angket,
wawancara, inventori, dan pengamatan.
7. Menentukan alokasi waktu
Alokasi waktu adalah perkiraan berapa lama waktu yang dibutuhkan oleh peserta
didik untuk mempelajari suatu materi pembelajaran. prinsip yang perl diperhatikan dalam
menentukan alokasi waktu adalah
a. Tingkat perkembangan psikologi peserta didik
b. Tingkat kesukaran materi
c. Cakpan materi
d. Frekuensi penggunaan materi (di luar dan di dalam kelas)
e. Tingkat pentingnya materi yang dipelajari
8. Menentukan sumber belajar
Sumber belajar berarti buku-buku rujukan, referensi atau literatur, baik yang
menyusun silabus maupun kegiatan pembelajaran. bahan dan alat adalah bahan-bahan dan
alat-alat yang diperlkan dalam praktikum atau proses pembelajaran lainnya. Bahan dan alat
dapat bervariasi sesuai dengan karakteristik materi pembelajaran.[8]

F. Prosedur Dan Macam-Macam Format Silabus


1. Prosedur
Untuk memberi kemudahan kepada guru dan kepala sekolah dalam menyukseskan
implementasi kurikulum, perlu dipahami prosedur pengembangan silabus diantaranya yaitu
a. Perencanaan
Dalam perencanaan ini tim pengembang harus mengumpulkan informasi dan
referensi, serta mengidentifikasi sumber belajar termasuk narasumber yang diperlukan dalam
pengembangan silabus.Pengumpulan informasi dan referensi dapat dilakukan dengan
memanfaatkan perangkat teknologi dan informasi, seperti komputer dan internet.
b. Pelaksanaan
Pelaksanaan penyusunan silabus dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai
berikut :
a. Merumuskan kompetensi dan tujuan pembelajaran, serta menentukan materi standar yang
memuat kompetensi dasar, materi standar, hasil belajar, dan indikator hasil belajar.
b. Menentukan strategi, metode dan teknik pembelajaran sesuai dengan model pembelajaran.
c. Menentukan alat evaluasi dan alat ujian sesuai dengan visi dan misi kurikulum.
d. Menganalisis kesesuaian silabus dengan pengorganisasian pengalaman belajar, dan waktu
yang tersedia sesuai dengan kurikulum beserta perangkatnya (kegiatan pembelajaran,
pengelolaan kurikulum, kurikulum dan hasil belajar, serta penilaian dan ujian)
c. Penilaian
Penilaian silabus harus dilakukan secara berkala dan berkesinambungan, dengan
menggunakan model-model penilaian.
d. Revisi
Draft silabus yang telah dikembangkan perlu diuji kelayakannya melalui analisis
kualitas silabus, penilaian ahli, dan uji lapangan. Berdasarkan hasil uji kelayakan kemudian
dilakukan revisi. Revisi ini pada hakekatnya perlu dilakukan secara kontinue dan
berkesinambungan, sejak awal penyusunan draft sampai silabus tersebut dilaksanakan dalam
situasi belajar yang sebenarnya. Revisi silabus dalam menyukseskan juga harus dilakukan
setiap saat, sebagai aktualisasi dari peningkatan kualitas yang berkelanjutan.[9]
2. Format Silabus
Format 1: Vertikal

SILABUS

Nama Sekolah : ..........................................................


Mata Pelajaran : ..........................................................
Kelas/Semester : ..........................................................
1. Standar Kompetensi : ...........................................
2. Kompetensi Dasar : ...........................................
3. Materi Pokok/Pembelajaran : ...........................................
4. Kegiatan Pembelajaran : ...........................................
5. Indikator : ...........................................
6. Penilaian : ...........................................
7. Alokasi Waktu : ...........................................
8. Sumber Belajar : ...........................................

Catatan:
 Kegiatan pembelajaran : kegiatan-kegiatan yang spesifik yang dilakukan siswa untuk
mencapai SK dan KD
 Alokasi waktu : termasuk alokasi penilaian yang terintegrasi dengan pembelajaran (n x 35
menit)
 Sumber belajar : buku teks, alat, bahan, narasumber, atau lainnya.

Format 2 : Horizontal

SILABUS

Nama Sekolah : ......................................................


Mata Pelajaran : ......................................................
Kelas/Semester : ......................................................
Standar Kompetensi : ......................................................
Materi Penilaian
Kompetensi Kegiatan Alokasi Sumber
Pokok/ Indikator Bentuk Contoh
Dasar Pembelajaran Teknik waktu Belajar
Pembelajaran Instrumen Instrumen
1.1

BAB III
PENUTUP

Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu dan/atau kelompok mata


pelajaran/tema tertentu yang mencakup identitas mata pelajaran, standar kompetensi, dan
kompetensi dasar, materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator, penilaian,
alokasi waktu, dan sumber belajar
Prinsip-prinsip pengembangan silabus, sebagaimana ditentukan oleh Departemen
Pendidikan Nasional yaitu Relevansi, Sistematis, Konsistensi, Memadai, Aktual dan
kontekstual, Fleksibilitas, dan Menyeluruh.
Penyusunan atau pengembangan silabus tergantung pada sisitem pendidikan yang
berlaku. Pada sistem pengelolaan pendidikan yang tersentralisasi seperti di Indonesia,
penyusunan silabus pada umumnya dilakukan oleh pemerintah pusat dalam hal ini
departemen yang mengurusi pendidikan.
Ada delapan langkah yang harus ditempuh dalam mengembangkan silabus, yaitu:
Memetakan standar kompetensi dan kompetensi dasar, Merumuskan indikator pencapaian
kompetensi, Mengidentifikasi materi pokok/pembelajaran, Mengurutkan penyajian uraian
materi pembelajaran, Mengembangkan kegiatan pembelajaran, Penetapan jenis penilaian,
Menentukan alokasi waktu, dan Menentukan sumber belajar.
Sedangkan prosedur dalam melaksanakan pengembangan kurikulum ada empat,
yaitu: Perencanaan, Pelaksanaan,Penilaian, dan Revisi. Secara umum, format silabus ada dua,
yaitu format vertical dan format horizontal.

DAFTAR PUSTAKA

Akbar, Sa’dun. 2013. Instrumen Perangkat Pembelajaran. Cetakan kedua. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Daryanto. Aris Dwicahyono. 2014. Pengembangan Perangkat Pembelajaran (Silabus, RPP,
Bahan Ajar). Cetakan Pertama.Yogyakarta: Penerbit Gava Media.
Haryati, Nik. 2011. Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam. Bandung: CV Alfabeta.
Komalasari, Kokom. 2011. Pembelajaran Kontekstual: Konsep dan Aplikasi. Cetakan Kedua.
Bandung: PT Refika Aditama.
Mulyasa, E. 2006. Impplementasi Kurikulum 2004 Panduan Pembelajaran KBK. Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya.
Sanjaya, Wina. 2015. Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Cetakan Ketujuh Jakarta:
Kencana.
Trianto. 2011. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif: Konsep, Landasan, dan
Implementasinya pada Kurikulum Satuan Tingkat Pendidikan (KTSP). Cetakan Keempat.
Jakarta: Kencana.
[1] Kokom Komalasari, Pembelajaran Kontekstual: Konsep dan Aplikasi, Cetakan Kedua (Bandung:
PT Refika Aditama, 2011), hlm. 180.
[2] Nik Haryati, Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam (Bandung: CV Alfabeta, 2011),
hlm. 149.
[3] Kokom komalasari, Ibid.
[4] Sa’dun Akbar, Instrumen Perangkat Pembelajaran, Cetakan kedua (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2013), hlm. 30-32.
[5] Wina Sanjaya, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran, Cetakan Ketujuh (Jakarta:
Kencana, 2015), hlm. 57-58.
[6]Daryanto dan Aris Dwicahyono. Pengembangan Perangkat Pembelajaran (Silabus, RPP, Bahan
Ajar). Cetakan Pertama(Yogyakarta:Penerbit Gava Media, 2014), hlm. 11-19.
[7]Sa’dun Akbar, Instrumen Perangkat Pembelajaran, Cetakan kedua (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2013), hlm. 7-8.
[8] Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif: Konsep, Landasan, dan
Implementasinya pada Kurikulum Satuan Tingkat Pendidikan (KTSP), Cetakan Keempat (Jakarta: Kencana,
2011), hlm. 202-211.
[9] E.Mulyasa. Impplementasi Kurikulum 2004 Panduan Pembelajaran KBK. (Bandung:PT. Remaja
Rosdakarya,2006), hlm. 40-41.

Pengembangan Silabus dan Alokasi


Waktu
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kualitas pendidikan sangat ditentukan oleh kemampuan sekolah dalam mengelola proses
pembelajaran, dan lebih khusus lagi adalah proses pembelajaran yang terjadi di kelas. Sesuai
dengan prinsip otonomi dan Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah (MPMBS),
pelaksana pembelajaran, dalam hal ini guru, perlu diberi keleluasaan dan diharapkan mampu
menyiapkan silabus, memilih strategi pembelajaran, dan penilaiannya sesuai dengan kondisi
dan potensi peserta didik dan lingkungan masing-masing.
Berdasarkan pertimbangan tersebut maka perlu dibuat buku pedoman cara
mengembangkan silabus berbasis kompetensi. Pedoman pengembangan silabus yang meliputi
dua macam, yaitu pedoman umum dan pedoman khusus untuk setiap mata pelajaran.
Pedoman umum pengembangan silabus memberi penjelasan secara umum tentang prosedur
dan cara mengembangkan SK dan KD menjadi indikator pencapaian kompetensi, materi
pembelajaran, kegiatan pembelajaran, penilaian, alokasi waktu, sumber belajar. Sedangkan
pedoman khusus menjelaskan mekanisme pengembangan sesuai dengan karakteristik mata
pelajaran yang disertai contoh-contoh untuk lebih memperjelas langkah-langkah
pengembangan silabus.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian silabus ?
2. Apa saja kisi-kisi penilaian dalam silabus ?
3. Apa itu unit waktu silabus ?
4. Apakah pengembangan silabus itu?
5. Apakan analisis alokasi waktu itu ?
C. Tujuan Penulisan
1. Menjelaskan pengertian silabus.
2. Menjelaskan kisi-kisi penilaian dalam silabus.
3. Menjelaskan unit waktu silabus.
4. Menjelaskan pengertian pengembangan silabus.
5. Menjelaskan pengertian alokasi waktu.

BAB II
PEMBAHASAN
A. silabus
1. Pengertian Silabus
Istilah silabus dapat di definisikan sebagai “ Garis besar,ringkasan,ikhtisar atau
pokok-pokok isi atau materi pelajaan” (Salim, 1987 : 98 ). Silabus di gunakan untuk
menyebut suatu produk pengembangan kurikulum berupa penjabaran lebih lanjut dari
setandar kompetensi dan kempuan dasar yang ingin dicapai, dan pokok-pokok serta uraian
materi yang perlu dipelajari siswa dalam mencapai setandar kompetensi dan kemampuan
dasar.
Silabus adalah rancangan pembelajaran yang berisi rencana bahan ajar mata pelajaran
tertentu pada jenjang dan kelas tertentu, sebagai, hasil dan seleksi, pengelompokan,
pengaturan, dan penyajian materi kurikulum, yang di pertimbangkan berdasarkan ciri dan
kebutukan daerah setempat.
2. Isi silabus
Dalam silabi hanya tercakup bidang setudi atau mata pelajaran yang harus di ajarkan selama
waktu setahun atau satu semester. Pada umumnya suatu silabus paling sedikit harus
mencakup unsur-unsur :
a. Tujuan mata pelajaran yanga akan di ajarkan.
b. Sasaran-sasaran mata pelajaran.
c. Ketrampilan yang diperlukan agar dapat menuasai mata pelajaran tersebut dengan baik.
d. Urutan topik-topik yang di ajarkan.
e. Aktifitas dan sumber-sumber belajar pendukung keberhasilan pengajaran.
f. Berbagai teknik evaluasi yang di gunakan.
3. Manfaat silabus
Silabus bermanfaat sebagai pedoman dalam pengembangan pembelajaran, seperti pembuatan
rencana pembelajaran, pengelolaan kegiatan pembelajaran, baik rencana pembelajaran untuk
satu standar kompetensi maupun satu kompetensi dasar. Silabus juga bermanfaat sebagai
pwdomn untuk merencanakan pengelolaan kegiatan belajar secara klasikal, kelompok
kecilatau pembelajaran ecara individual. Demikian pula, silabus sangat bermanfaat untuk
mengembangkan sistem penilaaian selalu mengacu pada setandar kompetensi , kompetensi
dasar dan pembelajaran yang terdapat di dalam silabus.
Nama Sekolah :
Mata Pelajaran :
Kelas/Program :
Semester :
Standar Kompetensi :
4. Fungsi silabus
Ada beberapa funngsi silabus di antaranya adalah sebagai berikut :
a. Penjabaran dari kompetensi dan kompetensi dasar dalam kurikulum ke dalam materi
pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi untuk
penilaian , sehingga memudahkan guru dalam menerjemahkan kurikulum ke dalam tataran
perencanaan dan impementasi pembelajarab di sekolah.
b. Acuanuntuk menbuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yaitu rencana yang
menggambarkan prosedur dalam pengorganisasian pembelajaran untuk mencapai satu
kompetensi dasar yang di tetepan dalam setandar isi dan di jabarkan dalam silabus.[1]
5. Komponen dan setruktur silabus
Silabus hendknya mempunyai komponen-komponen di bawah ini, dan di susun berdasarkan
setruktur sebagai berikut:
a. Identitas silabus
b. Setandar Kompetensi
c. Kompetensi Dasar
d. Materi Pokok/Pembelajaram
e. Kegiatan Pembelajaran
f. Indikator
g. Penilaian
h. Alokasi waktu
i. Sumber Belajar.

B. Silabus dan Kisi-Kisi Penilaian


Silabus dan sistem penilaian di susun berdasrkan prinsip yang berorientasi pada pencapaian
kompetensi. Sesuai dengan prinsip tersebut maka silabus dan sistem penilaian mata pellajaran
harus di susun sesuai dengan kebutuhan daerah/sekolah. Sehingga benar-benar menjadi
pedoman guru dalam mengembangkan pembelajaran dan pengorganisasian seluruh
komponen yang dapat mengubah prilaku peserta didik.
Silabus dan sistem penilaian berfungsi untuk mengetahui kemajuan belajar siswa
mendiagnosis kesulitan belajar,memberikan umpan balik, melakukan perbaikan,memotivasi
guru agar mengajar lebih baik,dan memotivasi siswa untuk belajar lebih baik. [2]
C. Unit Waktu Silabus
Silabus mata pelajaran disusun berdasarkan seluruh alokasi waktu yang disediakan
untuk setiap mata pelajaran selama penyelenggaraan pendidikan di tingkat satuan pendidikan.
Penyusunan silabus suatu mata pelajaran memperhatikan alokasi waktu yang disediakan per
semester, per tahun, dan alokasi waktu mata pelajaran lain yang sekelompok. Implementasi
pembelajaran per semester menggunakan penggalan silabus sesuai dengan SK dan KD untuk
mata pelajaran dengan alokasi waktu yang tersedia pada struktur kurikulum.

D. Pengembang Silabus Pembelajaran


Pengembangan silabus dapat dilakukan oleh para guru secara mandiri atau
berkelompok dalam sebuah sekolah atau beberapa sekolah, kelompok Musyawarah Guru
Mata Pelajaran (MGMP) pada atau Pusat Kegiatan Guru (PKG), dan Dinas Pendidikan.
1. Guru
Sebagai tenaga profesional yang memiliki tanggung jawab langsung terhadap kemajuan
belajar siswa, seorang guru diharapkan mampu mengembangkan silabus sesuai dengan
kompetensi mengajarnya secara mandiri. Di sisi lain guru lebih mengenal karakteristik siswa
dan kondisi sekolah serta lingkungannya.
2. Kelompok Guru
Apabila guru kelas atau guru mata pelajaran karena sesuatu hal belum dapat
melaksanakan pengembangan silabus secara mandiri, maka pihak sekolah dapat
mengusahakan untuk membentuk kelompok guru kelas atau guru mata pelajaran untuk
mengembangkan silabus yang akan dipergunakan oleh sekolah tersebut
3. Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP)
Sekolah yang belum mampu mengembangkan silabus secara mandiri, sebaiknya
bergabung dengan sekolah lain melalui forum MGMP/PKG untuk bersama-sama
mengembangkan silabus yang akan digunakan oleh sekolah-sekolah dalam lingkup
MGMP/PKG setempat.
4. Dinas Pendidikan
Dinas Pendidikan setempat dapat memfasilitasi penyusunan silabus dengan membentuk
sebuah tim yang terdiri dari para guru berpengalaman di bidangnya masing-masing.
Dalam pengembangan silabus ini sekolah, kelompok kerja guru, atau dinas
pendidikan dapat meminta bimbingan teknis dari perguruan tinggi, LPMP, atau unit utama
terkait yang ada di Departemen Pendidikan Nasional.[3]

E. ANALISIS ALOKASI WAKTU


Apakah itu analisiss alokasi waktu?
Analilsisa alokasi waktu adalah pelacakan jumlah minggu dalam semester/ tahun
pelajaran terkait dengan pemanfaatan waktu pembelajaranpada mata pelajaran tertentu.
Pelacakan ini diarahkan pada jumlah keseluruhan atau jumlah minggu tidak efektif, dan
jumlah minggu efektif. Kepastian jumlah minggu efektif pada semester atau tahun pelajaran
akan memudahkan guru dalam menyebarkan jam pelajaran pada setiap pelajaran yang telah
dipetakan sebelumnya.

Apa saja yang perlu diperhatikan dalam analisis alokasi waktu


Hal yang perlu diperhatikan guru dalam analisis alokasi waktu adalah sebagai berikut:
a) Penentuan jumlah minggu pada setiap bulan dalam semester/tahun pelajaran dengan melihat
kalender umum.
b) Penentuan jumlah minggu yang tidak efektif pada setiap bilan atau semester/tahun pelajaran
dengan melihat kalender pendidikan.
c) Penentuan jumlah minggu yang efektif pada setiap bulan dalam semester/tahun pelajaran
dengan melihat kalender pendidikan.
d) Penyebaran jumlah jam pelajaran pada setiap unit pelajaran yang telah dipetakan
sebelumnya ( liat hasilpemetaan kompetensi dasar per unit ).
e) Pengalokasian jam pelajaran untuk ulangan harian ( kalau ada ), ulangan tengah semester,
dan ulangan akhir semester.
f) Pembagian jumlah waktu atau jam pelajaran efektif (dalam satu tahun atau satu semester )
kesemua unut secara proporsional dan semua jenis ulangan.[4]

Contoh format analisis alokasi waktu


Analisis alokasi waktu
Mata pelajaran :
Kelas/semester :
Tahun pelajaran :
Jumlah jam :
I. Banyaknya minggu dalam satu semester :……….. minggu
no bulan Jumlah minggu Jumlah minggu Jumlah minggu
keseluruhan efektif tidak efektif
1
2
3
4
5
6
7
jumlah

II. Banyaknya jam efektif semester gasal/genap


no Uraian / materi Pembelajaran pokok Alokasi waktu
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
jumlah
……………………,………
Mengetahui
Kepala sekolah guru mata pelajaran

………………………. ……………………………
ANALISIS ALOKASI WAKTU

Satuan Pendidikan : SMA I T Nur Hidayah Kelas/Semester :


XII/I
Mata Pelajaran : Biologi Program : IPA

JUMLAH PEKAN EFEKTIF


JUMLAH
NO BULAN PEKAN EFEKTIF
PEKAN
1 Juli 5 2
2 Agustus 4 3
3 September 5 3
4 Oktober 4 2
5 Nopember 4 4
6 Desember 5 2*)
7 Januari - -
Jumlah 27 16

JUMLAH PEKAN TIDAK EFEKTIF BELAJAR


NO BULAN PEKAN TIDAK EFEKTIF
1 Libur kenaikan kelas 2
2 Penerimaan Peserta Didik Baru 1
(PPDB), Masa Orientasi Peserta
Didik Baru (MOPDB)
3 Libur Puasa dan Idul Fitri 3
4 Ujian Mid Semester 1
5 Ujian Akhir Semester ganjil 2
Remidial/Pembagian Laporan
6 Hasil Belajar (LHB) semester 1
ganjil
7 Cadangan 1
Jumlah 11

JUMLAH PEKAN EFEKTIF BELAJAR


NO URAIAN KETERANGAN
1. Pekan efektif belajar semester I (27-11 = 16 pekan) 16 Pekan
2. Jumlah Jam Biologi dalam semester I (4 x 16 = 64 64 Jam
jam)
3. Jumlah Cadangan dalam Semester I (1 x 4 = 4 Jam) 4 Jam

DISTRIBUSI ALOKASI SEMESTER I


ALOKASI
NO SK
WAKTU
1.1. Melakukan percobaan pertumbuhan dan perkembangan
20
pada tumbuhan
2 2. Memahami pentingnya proses metabolisme pada 20
organisme
3.3. Memahami konsep dasar dan prinsip-prinsip hereditas
20
serta implikasinya pada salingtemas.
JUMLAH 60

*) Cadangan sebanyak 1 pekan pada bulan Desember 2011

Mengetahui, Sukoharjo, Juli


2011
Kepala Sekolah Guru Biologi

HERI SUCITRO, S.Pd. BUDI


LENGGONO, S.Pd., MCH.
NIPY.
NIPY. 0804
02150

ANALISIS ALOKASI WAKTU

Satuan Pendidikan : SMAIT Nur Hidayah Kelas/Semester :


XII/II
Mata Pelajaran : Biologi Program : IPA

JUMLAH PEKAN EFEKTIF


JUMLAH
NO BULAN PEKAN EFEKTIF
PEKAN
1 Januari 4 3
2 Februari 4 4
3 Maret 5 4
4 April 4 2*)
5 Mei 4 4
6 Juni 5 -
Jumlah 26 17

JUMLAH PEKAN TIDAK EFEKTIF BELAJAR


NO BULAN PEKAN TIDAK EFEKTIF
1 Libur Umum/Khusus/Libur 1
Semester
2 Try Out Ujian Nasional I 1
3 Ujian Mid Semester 1
4 Ujian Akhir Semester genap (Ujian 2
Kenaikan Kelas/UKK)
5 Try Out Ujian Nasional II 1
6 Ujian Nasional dan ujian Sekolah 2
7 Cadangan 1
Remidial/Pembagian Laporan Hasil
8 1
Belajar (LHB) semester genap
9 Libur kenaikan kelas/semester
1
genap
Jumlah 11

JUMLAH PEKAN EFEKTIF BELAJAR


NO URAIAN KETERANGAN
1. Pekan efektif belajar semester II (26 – 11 = 15 pekan) 15 Pekan
2 Jumlah Jam Biologi dalam semester II (4 x 15 = 60 jam) 60 Jam pel
3 Jumlah Cadangan dalam Semester II (1 x 4 = 4 Jam) 4 Jam pel

DISTRIBUSI ALOKASI SEMESTER II


ALOKASI
NO SK
WAKTU
1. 1. Memahami teori evolusi dan implikasinya pada
26
salingtemas
2 2. Memahami prinsip-prinsip dasar bioteknologi dan 16
implikasinya pada salingtemas
JUMLAH 42
*) Cadangan sebanyak 1 pekan pada bulan April 2012

Mengetahui, Sukoharjo, Juli


2011
Kepala Sekolah Guru Biologi

HERI SUCITRO, S.Pd. BUDI


LENGGONO, S.Pd., MCH.
NIPY. NIPY. 080402150
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Istilah silabus dapat di definisikan sebagai “ Garis besar,ringkasan,ikhtisar atau
pokok-pokok isi atau materi pelajaan” (Salim, 1987 : 98 ). Silabus di gunakan untuk
menyebut suatu produk pengembangan kurikulum berupa penjabaran lebih lanjut dari
setandar kompetensi dan kempuan dasar yang ingin dicapai, dan pokok-pokok serta uraian
materi yang perlu dipelajari siswa dalam mencapai setandar kompetensi dan kemampuan
dasar.
Prinsip Pengembangan Silabus
Silabus merupakan salah satu produk pengembanagan kurikulum dan pembelajajaran yang
berisikan garis-garis besar materi pembelajaran. Beberapa prinsip yang mendasari
pengembangan silabus antara lain : ilmiah, memperhatikan perkembangan dan kebutuhan
siswa, sistematis, relevansi, konsisten, dan kecukupan.
Lngkah-langkah Pengembangan Silabus
Secara umum proses pengmbanagn silabus berbasis kompetensi terdiri atas tujuh langkah
utama sebagai mana tercantup dalam Buku Pedoman Umum Pengembangan
Silabus (Depdiknas, 2004) Yaitu :
1. Penulisan identitas mata pelajaran.
2. Perumusan standar kompetensi.
3. Penentuan kompetensi dasar.
4. Penentuan materi pokok dan uraiannya.
5. Penentuan pengalaman belajar.
6. Penentuan alokasi waktu.
7. Penentuan sumber/bahan.
B. Saran
Makalah ini kalau diperhatikan dalam penulisannya dan penyajiannya memang sangat jauh
dari kesempurnaan, untuk itu penulis sangat mengharapkan sekali sebuah kritikan atau saran
yang sekiranya membangun guna perbaikan makalah selanjutnya. Dan mudah – mudahan
makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan bagi penulis pada khususnya. Amin.

[1] Kokom Komalasari, Pembelajaran Kontekstual Konsep dan Aplikasi,(Bandung: PT.Rafika


Aditama,cetakan ke 3 maret 2013) hal, 180.
[2] Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran,( Bandung : Remaja Rosda Karya, 2008), hal,
63.
[3] http://anisnurjannah.blogspot.com/2013/04/pengembangan-silabus-berdasarkan-ktsp.html.
[4] http://anggun-wicaksono.blogspot.com/2012/10/analisisa-alokasi-waktu.html.
KTSP: PENGEMBANGAN RPP
Desember 20, 2008 — awan sundiawan

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Berlandaskan Undang-Undang Republik Indonesia nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan
Peraturan Pemerintah (PP) nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (SNP), Pemerintah melalui
Departemen Pendidikan Nasional, berkewajiban menetapkan berbagai peraturan tentangstandar penyelenggaraan
pendidikan di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Standar nasional pendidikan yang
dimaksud meliputi: (1) standar isi, (2) standar kompetensi lulusan, (3) standar proses, (4) standar pendidik dan tenaga
kependidikan, (5) standar sarana dan prasarana, (6) standar pengelolaan, (7) standar pembiayaan, dan (8) standar
penilaian pendidikan.

Dalam pencapaian standar isi (SI) yang memuat standar kompetensi (SK) dan kompetensi dasar (KD) yang harus
dicapai oleh peserta didik setelah melalui pembelajaran dalam jenjang dan waktu tertentu, sehingga pada gilirannya
mencapai standar kompetensi lulusan (SKL) setelah menyelesaikan pembelajaran pada satuan pendidikan tertentu
secara tuntas. Agar peserta didik dapat mencapai SK, KD, maupun SKL secara optimal, perlu didukung oleh berbagai
standar lainnya dalam sebuah sistem yang utuh. Salah satu standar tersebut adalah standar proses.

PP nomor 19 tahun 2005 yang berkaitan dengan standar proses mengisyaratkan bahwa guru diharapkan dapat
mengembangkan perencanaan pembelajaran, yang kemudian dipertegas malalui Peraturan Menteri Pendidikan
Nasional (Permendiknas) nomor 41 tahun 2007 tentang Standar Proses, yang antara lain mengatur tentang perencanaan
proses pembelajaran yang mensyaratkan bagi pendidik pada satuan pendidikan untuk mengembangkan rencana
pelaksanaan pembelajaran (RPP), khususnya pada jenjang pendidikan dasar dan menengah jalur formal, baik yang
menerapkan sistem paket maupun sistem kredit semester (SKS).

Setiap guru pada satuan pendidikan berkewajiban menyusun RPP secara lengkap dan sistematis agar pembelajaran
berlangsung secara interaktif, inspiratif,menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif,
serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandiriansesuai dengan bakat, minat, dan
perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.

Selain itu, pada lampiran Permendiknas nomor 16 tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi
Guru, juga diatur tentang berbagai kompetensi yang harus dimiliki oleh pendidik, baik yang bersifat kompetensi inti
maupun kompetensi mata pelajaran. Bagi guru pada satuan pendidikan jenjang Sekolah Menengah Atas (SMA), baik
dalam tuntutan kompetensi pedagogik maupun kompetensi profesional, berkaitan erat dengan kemampuan guru dalam
mengembangkan perencanaan pembelajaran secara memadai.

Oleh karena itu, disamping sebagai implementasi dari Permendiknas nomor 25 tahun 2006 tentang Rincian Tugas Unit
Kerja di Lingkungan Ditjen Mandikdasmen bahwa rincian tugas Subdirektorat Pembelajaran – Dit. PSMA (yang antara
lain disebutkan bahwa melaksanakan penyiapan bahan penyusunan pedoman dan prosedur pelaksanaan pembelajaran,
termasuk penyusunan pedoman pelaksanaan kurikulum) dipandang perlu menyusun panduan bagi guru SMA sehingga
dapat dijadikan salah satu referensi dalam pengembangan RPP.

B. Tujuan

Penyusunan Panduan ini bertujuan :

1. Menjelaskan pengertian RPP;


2. arti penting proses perencanaan pembelajaran dalam proses pencapaian kompetensi siswa.

3. Menjelaskan komponen RPP

4. Menjelaskan prinsip-prinsip penyusunan RPP

5. Menjelaskan langkah-langkah penyusunan RPP.

C. Manfaat

Perencanaan pembelajaran merupakan bagian penting dalam pelaksanaan pendidikan di sekolah. Melalui perencanaan
pembelajaran yang baik, guru akan lebih mudah dalam melaksanakan pembelajaran dan siswa akan lebih terbantu dan
mudah dalam belajar. Perencanaan pembelajaran dikembangkan sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik peserta
didik, sekolah, mata pelajaran, dsb.

Buku ini disusun dengan harapan bermanfaat bagi semua pihak yang berkepentingan dengan pengembangan
perencanaan pembelajaran, seperti kepala sekolah, guru, pengawas sekolah menengah atas maupun pembina pendidikan
lainnya. Bagi kepala sekolah panduan ini dapat dijadikan bahan pembinaan terhadap guru sebagai bagian dari tugasnya
dalam melakukan supervisi terhadap proses perencanaan pembelajaran.

Bagi guru, panduan ini dapat dimanfaatkan sebagai salah satu referensi untuk meningkatkan kompetensi dalam
pengembangan perencanaan pembelajaran. Sehingga akan menghasilkan satu kegiatan pembelajaran yang berlangsung
secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta
memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan
perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.

Bagi pengawas sekolah menengah atas atau para pembina pendidikan lainnya keberadaan panduan juga diharapkan
mendatangkan manfaat dalam melakukan supervisi dan memberikan layanan profesional, berupa bimbingan teknis dan
pendampingan secara terprogram dan berkelanjutan.

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

A. Pengertian
Berdasarkan PP 19 Tahun 2005 Pasal 20 dinyatakan bahwa:

”Perencanaan proses pembelajaran meliputi silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran yang memuat sekurang-
kurangnya tujuan pembelajaran, materi ajar, metode pengajaran, sumber belajar, dan penilaian hasil belajar”.

Sesuai dengan Permendiknas Nomor 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses dijelaskan bahwa RPP
dijabarkan dari silabus untuk mengarahkan kegiatan belajar peserta didik dalam upaya mencapai
KD. Setiap guru pada satuan pendidikan berkewajiban menyusun RPP secara lengkap dan sistematis agar
pembelajaranberlangsung secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk
berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan
kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.
B. Komponen RPP
RPP disusun untuk setiap KD yang dapat dilaksanakan dalam satu kali pertemuan atau lebih. Guru
merancang penggalan RPP untuk setiap pertemuan yang disesuaikan dengan penjadwalan di
satuan pendidikan.

Komponen RPP adalah:

1. Identitas mata pelajaran, meliputi:

a. satuan pendidikan,
b. kelas,

c. semester,

d. program studi,

e. mata pelajaran atau tema pelajaran,

f. jumlah pertemuan.

2. standar kompetensi

merupakan kualifikasi kemampuan minimal peserta didik yang menggambarkan penguasaan pengetahuan, sikap,
dan keterampilan yang diharapkan dicapai pada setiap kelas dan/atau semester pada suatu mata pelajaran.

3. kompetensi dasar,

adalah sejumlah kemampuan yang harus dikuasai peserta didik dalam mata pelajaran tertentu sebagai rujukan
penyusunan indikator kompetensi dalam suatu pelajaran.

4. indikator pencapaian kompetensi,

adalah perilaku yang dapat diukur dan/atau diobservasi untuk menunjukkan ketercapaian kompetensi dasar
tertentu yang menjadi acuan penilaian mata pelajaran. Indikator pencapaian kompetensi dirumuskan dengan
menggunakan kata kerja operasional yang dapat diamati dan diukur, yang mencakuppengetahuan, sikap, dan
keterampilan.

5. tujuan pembelajaran,

menggambarkan proses dan hasil belajar yang diharapkan dicapai oleh peserta didik sesuai dengan kompetensi
dasar.

6. materi ajar,

memuat fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang relevan, dan ditulis dalam bentuk butir-butir sesuai dengan
rumusan indikator pencapaian kompetensi.

7. alokasi waktu,

ditentukan sesuai dengan keperluan untuk pencapaian KD dan beban belajar.

8. metode pembelajaran,

digunakan oleh guru untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik mencapai
kompetensi dasar atau seperangkat indikator yang telah ditetapkan. Pemilihan metode pembelajaran disesuaikan
dengan situasi dan kondisi peserta didik, serta karakteristik dari setiap indikator dan kompetensi yang hendak
dicapai pada setiap mata pelajaran.

9. kegiatan pembelajaran :

a. Pendahuluan
Pendahuluan merupakan kegiatan awal dalam suatu pertemuan pembelajaran yang ditujukan untuk
membangkitkan motivasi dan memfokuskanperhatian peserta didik untuk berpartisipasi aktif dalam
proses pembelajaran.
b.Inti

Kegiatan inti merupakan proses pembelajaran untuk mencapai KD. Kegiatan pembelajaran dilakukan
secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi
aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat,
minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Kegiatan ini dilakukan secara sistematis dan
sistemik melalui proses eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi.

c. Penutup

Penutup merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mengakhiri aktivitas pembelajaran yang dapat
dilakukan dalam bentuk rangkuman atau simpulan, penilaian dan refleksi, umpan balik, dan tindaklanjut.

10. Penilaian hasil belajar

Prosedur dan instrumen penilaian proses dan hasil belajar disesuaikan dengan indikator
pencapaian kompetensi dan mengacu kepada Standar Penilaian.
11. Sumber belajar

Penentuan sumber belajar didasarkan pada standar kompetensi dan kompetensi dasar, serta materi ajar,
kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi.

C. PRINSIP-PRINSIP PENYUSUNAN RPP

1. Memperhatikan perbedaan individu peserta didik


RPP disusun dengan memperhatikan perbedaan jenis kelamin, kemampuan awal, tingkat intelektual,
minat, motivasi belajar, bakat, potensi, kemampuan sosial, emosi, gaya belajar, kebutuhan khusus,
kecepatan belajar, latar belakang budaya, norma, nilai, dan/atau lingkungan peserta didik.
2. Mendorong partisipasi aktif peserta didik
Proses pembelajaran dirancang dengan berpusat pada peserta didik untuk mendorong motivasi, minat, kreativitas,
inisiatif, inspirasi, kemandirian, dan semangat belajar.
3. Mengembangkan budaya membaca dan menulis Proses pembelajaran dirancang untuk mengembangkan kegemaran
membaca, pemahaman beragam bacaan, dan berekspresi dalam berbagai bentuk tulisan.
4. Memberikan umpan balik dan tindak lanjut
RPP memuat rancangan program pemberian umpan balik positif, penguatan, pengayaan, dan remedi.
5. Keterkaitan dan keterpaduan
RPP disusun dengan memperhatikan keterkaitan dan keterpaduan antara SK, KD, materi pembelajaran, kegiatan
pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi, penilaian, dan sumber belajar dalam satu
keutuhan pengalaman belajar. RPP disusun dengan mengakomodasikan pembelajaran tematik, keterpaduan
lintas mata pelajaran, lintas aspek belajar, dan keragaman budaya.

6. Menerapkan teknologi informasi dan komunikasi


RPP disusun dengan mempertimbangkan penerapan teknologi informasi dan komunikasi secara terintegrasi,
sistematis, dan efektif sesuai dengan situasi dan kondisi.

D. LANGKAH-LANGKAH PENYUSUNAN RPP

Langkah-langkah minimal dari penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), dimulai dari mencantumkan
Identitas RPP, Tujuan Pembelajaran, Materi Pembelajaran, Metode Pembelajaran, Langkah-langkah Kegiatan
pembelajaran, Sumber Belajar, dan Penilaian. Setiap komponen mempunyai arah pengembangan masing-masing,
namun semua merupakan suatu kesatuan.

Penjelasan tiap-tiap komponen adalah sebagai berikut.


1. Mencantumkan Identitas

Terdiri dari: Nama sekolah, Mata Pelajaran, Kelas, Semester, Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, Indikator
dan Alokasi Waktu.

Hal yang perlu diperhatikan adalah :

a. RPP boleh disusun untuk satu Kompetensi Dasar.

b. Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, dan Indikator dikutip dari silabus. (Standar kompetensi – Kompetensi
Dasar – Indikator adalah suatu alur pikir yang saling terkait tidak dapat dipisahkan)

c. Indikator merupakan:

ciri perilaku (bukti terukur) yang dapat memberikan gambaran bahwa peserta didik telah mencapai
kompetensi dasar

penanda pencapaian kompetensi dasar yang ditandai oleh perubahan perilaku yang dapat diukur yang
mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan.

dikembangkan sesuai dengan karakteristik peserta didik, satuan pendidikan, dan potensi daerah.

rumusannya menggunakan kerja operasional yang terukur dan/atau dapat diobservasi.

digunakan sebagai dasar untuk menyusun alat penilaian.

d. Alokasi waktu diperhitungkan untuk pencapaian satu kompetensi dasar, dinyatakan dalam jam pelajaran dan
banyaknya pertemuan (contoh: 2 x 45 menit). Karena itu, waktu untuk mencapai suatu kompetensi dasar
dapat diperhitungkan dalam satu atau beberapa kali pertemuan bergantung padakompetensi dasarnya.

2. Merumuskan Tujuan Pembelajaran

Output (hasil langsung) dari satu paket kegiatan pembelajaran.

Misalnya:

Kegiatan pembelajaran: ”Mendapat informasi tentang sistem peredaran darah pada manusia”.

Tujuan pembelajaran, boleh salah satu atau keseluruhan tujuan pembelajaran, misalnya peserta didik dapat:

1. mendeskripsikan mekanisme peredaran darah pada manusia.

2. menyebutkan bagian-bagian jantung.

3. merespon dengan baik pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh teman-teman sekelasnya.

4. mengulang kembali informasi tentang peredaran darah yang telah disampaikan oleh guru.

Bila pembelajaran dilakukan lebih dari 1 (satu) pertemuan, ada baiknya tujuan pembelajaran juga dibedakan
menurut waktu pertemuan, sehingga tiap pertemuan dapat memberikan hasil.

3. Menetukan Materi Pembelajaran


Untuk memudahkan penetapan materi pembelajaran, dapat diacu dari indikator.

Contoh:

Indikator: Peserta didik dapat menyebutkan ciri-ciri kehidupan.

Materi pembelajaran:

Ciri-Ciri Kehidupan:

Nutrisi, bergerak, bereproduksi, transportasi, regulasi, iritabilitas, bernapas, dan ekskresi.

4. Menentukan Metode Pembelajaran

Metode dapat diartikan benar-benar sebagai metode, tetapi dapat pula diartikan sebagai model atau pendekatan
pembelajaran, bergantung pada karakteristik pendekatan dan/atau strategi yang dipilih.

Karena itu pada bagian ini cantumkan pendekatan pembelajaran dan metode yang diintegrasikan dalam satu
kegiatan pembelajaran peserta didik:

a. Pendekatan pembelajaran yang digunakan, misalnya: pendekatan proses, kontekstual, pembelajaran langsung,
pemecahan masalah, dan sebagainya.

b. Metode-metode yang digunakan, misalnya: ceramah, inkuiri, observasi, tanya jawab, e-learning dan
sebagainya.

5. Menetapkan Kegiatan Pembelajaran

a. Untuk mencapai suatu kompetensi dasar harus dicantumkan langkah-langkah kegiatan setiap pertemuan. Pada
dasarnya, langkah-langkah kegiatan memuat unsur kegiatan pendahuluan/pembuka, kegiatan inti, dan
kegiatan penutup.

Langkah-langkah minimal yang harus dipenuhi pada setiap unsur kegiatan pembelajaran adalah sebagai berikut:

1. Kegiatan Pendahuluan

Orientasi: memusatkan perhatian peserta didik pada materi yang akan dibelajarkan, dengan cara
menunjukkan benda yang menarik, memberikan illustrasi, membaca berita di surat kabar,
menampilkan slide animasi dan sebagainya.

Apersepsi: memberikan persepsi awal kepada peserta didik tentang materi yang akan diajarkan.

Motivasi: Guru memberikan gambaran manfaat mempelajari gempa bumi, bidang-bidang pekerjaan
berkaitan dengan gempa bumi, dsb.

Pemberian Acuan: biasanya berkaitan dengan kajian ilmu yang akan dipelajari. Acuan dapat berupa
penjelasan materi pokok dan uraian materi pelajaran secara garis besar.

Pembagian kelompok belajar dan penjelasan mekanisme pelaksanaan pengalaman belajar (sesuai
dengan rencana langkah-langkah pembelajaran).

2. Kegiatan Inti
Berisi langkah-langkah sistematis yang dilalui peserta didik untuk dapat mengkonstruksi ilmu sesuai dengan
skemata (frame work) masing-masing. Langkah-langkah tersebut disusun sedemikian rupa agar peserta didik
dapat menunjukkan perubahan perilaku sebagaimana dituangkan pada tujuan pembelajaran dan indikator.

Untuk memudahkan, biasanya kegiatan inti dilengkapi dengan Lembaran Kerja Siswa (LKS), baik yang
berjenis cetak atau noncetak. Khusus untuk pembelajaran berbasis ICT yang online dengan koneksi internet,
langkah-langkah kerja peserta didik harus dirumuskan detil mengenai waktu akses dan alamat website yang
jelas. Termasuk alternatif yang harus ditempuh jika koneksi mengalami kegagalan.

3. Kegiatan penutup

Guru mengarahkan peserta didik untuk membuat rangkuman/simpulan.

Guru memeriksa hasil belajar peserta didik. Dapat dengan memberikan tes tertulis atau tes lisan atau
meminta peserta didik untuk mengulang kembali simpulan yang telah disusun atau dalam bentuk tanya
jawab dengan mengambil ± 25% peserta didik sebagai sampelnya.

Memberikan arahan tindak lanjut pembelajaran, dapat berupa kegiatan di luar kelas, di rumah atau tugas
sebagai bagian remidi/pengayaan.

b. Langkah-langkah pembelajaran dimungkinkan disusun dalam bentuk seluruh rangkaian kegiatan, sesuai dengan
karakteristik model pembelajaran yang dipilih, menggunakan urutan sintaks sesuai dengan modelnya. Oleh
karena itu, kegiatan pendahuluan/pembuka, kegiatan inti, dan kegiatan penutup tidak harus ada dalam setiap
pertemuan.

6. Memilih Sumber Belajar

Pemilihan sumber belajar mengacu pada perumusan yang ada dalam silabus yang dikembangkan. Sumber belajar
mencakup sumber rujukan, lingkungan, media, narasumber, alat dan bahan. Sumber belajar dituliskan secara lebih
operasional, dan bisa langsung dinyatakan bahan ajar apa yang digunakan. Misalnya, sumber belajar dalam silabus
dituliskan buku referensi, dalam RPP harus dicantumkan bahan ajar yang sebenarnya.

Jika menggunakan buku, maka harus ditulis judul buku teks tersebut, pengarang, dan halaman yang diacu.

Jika menggunakan bahan ajar berbasis ICT, maka harus ditulis nama file, folder penyimpanan, dan bagian atau link
file yang digunakan, atau alamat websiteyang digunakan sebagai acuan pembelajaran.

7. Menentukan Penilaian

Penilaian dijabarkan atas teknik penilaian, bentuk instrumen, dan instrumen yang dipakai

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pemberlakuan Undang-undang No. 22 tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah menuntut pelaksanaan
otonomi daerah dan wawasan demokrasi yangg lebih menyeluruh, tentunya hal ini juga menyanggkut
pengelolaan sumber daya manusia. Salah satu upaya untukk mengelola dan meningkatkan sumber daya
manusia, pemerintah harus memiliki keperdulian untukk memperbaiki perencanaan, pengeloaan, dan
penyelenggraan pendidikan di wilayahnya masing-masing.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 tahun 2005 (PP 19/2005)tentang Standar Nasional
Pendidikan, landasan hukum tersebut mengamanatkan agar kurikulum pendidikan bagi pendidikan tingkat dasar
dan tingkat menengah disusun oleh satuan pendidikan dengaan mengacu kepada Standar Isi (SI) dan Standar
Kompetensi Lulusan (SKL) serta berpedoman pada panduan yangg disusun oleh Badan Standar Nasional
Pendidikan (BSNP).

Hal ini harus diwujudkan dalaam pengembangan silabus dan pelaksanaannya yangg disesuaikan
dengaan tuntutan kebutuhan siswa, keadaan sekolah, dan kondisi daerah. Dengaan demikian, daerah atau
sekolah memiliki kewenangan untukk merancang dan menentukan hal - hal yangg akan diajarkan, pengelolaan
pengalaman belajar, cara mengajar, dan menilai keberhasilan suatu proses belajar dan mengajar.

B. Rumusan Masalah

 Apa yangg dimaksud dengaan silabus ?

 Bagaimana langkah-langkah pengembangan silabus ?

 Apa saja komponen-komponen pengembangsilabus ?

 Apa saja prinsip pengembangan silabus ?

 Apa saja manfaat silabus ?

C. Tujuan Masalah

 Menjelaskan pengertian silabus

 Menjelaskan langkah-langkah pengembangan silabus

 Menjelaskan komponen-komponen silabus

 Menjelaskan prinsip pengembangan silabus

 Menjelaskan manfaat silabus


BAB II

PENGEMBANGAN SILABUS

A. Pengertian Silabus

Silabus ialah rencana pembelajaran pada suatu kelompok mata pelajaran dengaan tema tertentu, yangg
mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pembelajaran, indikator, penilaian, alokasi waktu, dan
sumber belajar yangg dikembangkan oleh setiap satuan pendidikan. Silabus merupakan daftar rancangan yangg
fokus terhadap apa yangg harus dipelajari serta penjelasan mengenai cara memilih dan menyusun konten.

Jadi, jika seorang pengajar akan memberikan materi pembelajaran, ia harus mempersiapkan silabus
agar alur pengajaran peserta didik dapatt diketahui secara jelas dan pasti. Silabus pun menentukan kemampuan
yangg harus dicapai siswa darii materi yangg diberikan.Berdasarkan Permendiknas RI No. 41 Tahun 2007
mengenai Standar Proses, silabus merupakan acuan pengembangan RPP yangg memuat identitas mata pelajaran,
Standar Kompetensi (SK), Kompetensi Dasar (KD), materi atau tema pembelajaran, indikator pencapaian
kompetensi, penilaian, alokasi waktu, serta sumber belajar.

Dalaam perkembangannya, silabus mengharuskan adanya unsur pendidikan karakter serta


direncanakan untukk dimasukkan sebagai nilai-nilai perilaku yangg harus ditanamkan pada setiap siswa.
Mengapa harus nilai-nilai perilaku? Jawabannya tentu saja karena karakter berarti nilai-nilai yangg melandasi
perilaku manusia berdasarkan norma agama, kebudayaan, konstitusi atau hukum, adat istiadat, serta
estetika.Koesoema (2007) dalaam bukunya, Pedidikan Karakter, menyatakan bahwa karakter dianggap sama
dengaan kepribadian. Sebaliknya, kepribadian dianggap sebagai ciri atau karakteristik atau gaya atau sifat khas
darii diri seseorang yangg berasal darii bentukan-bentukan yangg ia terima darii lingkungan, misalnya keluarga
pada masa keil, serta bawaan sejak lahir.

B. Prinsip Pengembangan Silabus

Silabus dibuat tak lepas darii rangkaian produk untukk pengembangan kurikulum dan pembelajaran.
Karena di dalaamnya terdapatt garis-garis besar materi yangg bakal diajarkan. Maka dalaam pengembangannya,
silabus memiliki Delapan prinsip:
1. Ilmiah . Keseluruhan materi dan kegiatan yangg menjadi muatan dalaam silabus harus benar dan dapatt
dipertanggungjawabkan secara keilmuan.

2. Relevan. Cakupan, kedalaaman, tingkat kesukaran dan urutan penyajian materi dalaam silabus sesuai dengaan
tingkat perkembangan fisik, intelektual, sosial, emosional, dan spritual peserta didik.

3. Sistematis. Komponen-komponen silabus saling berhubungan secara fungsional dalaam mencapai kompetensi.

4. Konsisten. Adanya hubungan yangg konsisten (ajeg, taat asas) antara kompetensi dasar, indikator, materi
pokok, pengalaman belajar, sumber belajar, dan sistem penilaian.

5. Memadai. Cakupan indikator, materi pokok, pengalaman belajar, sumber belajar, dan sistem penilaian cukup
untukk menunjang pencapaian kompetensi dasar.

6. Aktual dan Kontekstual. Cakupan indikator, materi pokok, pengalaman belajar, sumber belajar, dan sistem
penilaian memperhatikan perkembangan ilmu, teknologi, dan seni mutakhir dalaam kehidupan nyata, dan
peristiwa yangg terjadi.

7. Fleksibel. Keseluruhan komponen silabus dapatt mengakomodasi keragaman peserta didik, pendidik, serta
dinamika perubahan yangg terjadi di sekolah dan tuntutan masyarakat.

8. Menyeluruh. Komponen silabus mencakup keseluruhan ranah kompetensi (kognitif, afektif, psikomotor).

C. Komponen Pengembang Silabus

Pengembangan silabus dapatt dilakukan oleh para guru secara mandiri atau berkelompok dalaam
sebuah sekolah atau beberapa sekolah, kelompok Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) pada atau Pusat
Kegiatan Guru (PKG), dan Dinas Pendikan.

1. Disusun secara mandiri oleh guru apabila guru yangg bersangkutan mampu mengenali karakteristik siswa,
kondisi sekolah dan lingkungannya.

2. Apabila guru mata pelajaran karena sesuatu hal belum dapatt melaksanakan pengembangan silabus secara
mandiri, maka pihak sekolah dapatt mengusahakan untukk membentuk kelompok guru mata pelajaran untukk
mengembangkan silabus yangg akan digunakan oleh sekolah tersebut.

3. Di SD/MI semua guru kelas, darii kelas I sampai dengaan kelas VI, menyusun silabus secara bersama. Di
SMP/MTs untukk mata pelajaran IPA dan IPS terpadu disusun secara bersama oleh guru yangg terkait.

4. Sekolah yangg belum mampu mengembangkan silabus secara mandiri, sebaiknya bergabung dengaan sekolah-
sekolah lain melalui forum MGMP/PKG untukk bersama-sama mengembangkan silabus yangg akan digunakan
oleh sekolah-sekolah dalaam lingkup MGMP/PKG setempat.

5. Dinas Pendidikan setempat dapatt memfasilitasi penyusunan silabus dengaan membentuk sebuah tim yangg
terdiri darii para guru berpengalaman di bidangnya masing-masing.

D. Manfaat Silabus
Manfaat silabus agar pembelajaran yangg berlangsung lebih terarah sehingga menjadi jelas dan pasti.
Namun tak hanya itu saja manfaat silabus. Ada banyak manfaat silabus:

 Pedoman pengembangan pembelajaran, seperti untukk pembuatan rencana pembelajaran, untukk pembuatan
pengelolaan aktivitas atau kegiatan pembelajaran, dan pengembangan dalaam sistem penilaian.

 Sumber pokok dalaam penyusunan rencana pembelajaran, seperti penyusunan rencana pembelajaran untukk
satu standar kompetensi maupun satu kompetensi dasar.

 Pedoman perencanaan pengelolaan kegiatan belajar, baik pengelolaan kegiatan belajar yangg dilakukan secara
klasikal, kelompok kecil maupun pembelajaran yangg dilakukan secara individual.

 Pedoman untukk pengembangan sistem penilaian. Ini memang menjadi salah satu peran utama silabus. Ia
menjdai pengembang sistem penilaian, jika berbasis kompetensi maka sisem penilaian yangg dilakukan harus
mengacu pada standar kompetensi, kompetensi dasar dan pembelajaran yangg termuat di dalaam silabus.

E. Silabus dan Kisi-Kisi Penilaian

Di dalaam Depdiknas dijelaskan bahwa silabus dan sistem penilaian mesti disusun sesuai dengaan
prinsip yangg orientasinya untukk pencapaian kompetensi. Makanya, silabus dan sistem penilaian dalaam suatu
mata pelajaran mesti diprogram atau disusun selaras dengaan kebutuhan sekolah. Inilah yangg menjadi pedoman
utama setiap guru.

Dengaan pedoman tersebut, guru bisa mengembangkan pembelajaran dan pengorganisasian seluruh
komponen yangg diharapkan dapatt mengubah perilaku siswa. Karena hakikat belajar ialah dapatt mengubah
perilaku orang yangg belajar.

Pada titik inilah, guru bisa mengidentifikasi siswanya, apakah memiliki kemajuan belajar siswa.
Sehingga guru bisa menemukan jenis kesulitan belajar siswa dan segera mencari solusinya. Dengaan silabus dan
sistem penilaian guru bisa melihat ada tindakan umpan balik atau tidak darii materi yangg diajarkan.

F. Langkah Pengembangan Silabus

Sebagaimana telah dikemukakan dalaam uraian sebelumnya Silabus ialah rencana pembelajaran pada
suatu dan/atau kelompok mata pelajaran/tema tertentu yangg mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar,
materi pokok/pembelajaran, indikator, penilaian, alokasi waktu, dan sumber/bahan/alat
belajar. Silabus merupakan penjabaran standar kompetensi dan kompetensi dasar ke dalaam materi
pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi untukk penilaian.
Mengembangkan silabus dilakukan melalui langkah-langkah sebagai berikut:

1. Mengkaji Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar

Mengkaji standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran sebagaimana tercantum pada
Standar Isi, dengaan memperhatikan hal-hal berikut:

a. Urutan berdasarkan hierarki konsep disiplin ilmu dan/atau tingkat kesulitan materi tidak harus selalu sesuai
dengaan urutan yangg ada di Standar Isi
b. Keterkaitan antara standar kompetensi dan kompetensi dasar dalaam mata pelajaran

c. Keterkaitan antara standar kompetensi dan kompetensi dasar antar mata pelajaran.

2. Mengidentifikasi Materi Pokok/Pembelajaran

Mengidentifikasi materi pokok/pembelajaran yangg menunjang pencapaian kompetensi dasar dengaan


mempertimbangkan:

a. Potensi peserta didik

b. Relevansi dengaan karakteristik daerah

c. Tingkat perkembangan fisik, intelektual, emosional, sosial, dan spritual peserta didik

d. Kebermanfaatan bagi peserta didik

e. Struktur keilmuan

f. Aktualitas, kedalaaman, dan keluasan materi pembelajaran

g. Relevansi dengaan kebutuhan peserta didik dan tuntutan lingkungan, dan

h. Alokasi waktu.

3. Mengembangkan Kegiatan Pembelajaran

Kegiatan pembelajaran dirancang untukk memberikan pengalaman belajar yangg melibatkan proses
mental dan fisik melalui interaksi antarpeserta didik, peserta didik dengaan guru, lingkungan, dan sumber
belajar lainnya dalaam rangka pencapaian kompetensi dasar. Pengalaman belajar yangg dimaksud dapatt
terwujud melalui penggunaan pendekatan pembelajaran yangg bervariasi dan berpusat pada peserta didik.
Pengalaman belajar memuat kecakapan hidup yangg perlu dikuasai peserta didik. Hal-hal yangg harus
diperhatikan dalaam mengembangkan kegiatan pembelajaran ialah sebagai berikut.

a. Kegiatan pembelajaran disusun untukk memberikan bantuan kepada para pendidik, khususnya guru, agar dapatt
melaksanakan proses pembelajaran secara profesional.

b. Kegiatan pembelajaran memuat rangkaian kegiatan yangg harus dilakukan oleh peserta didik secara berurutan
untukk mencapai kompetensi dasar.

c. Penentuan urutan kegiatan pembelajaran harus sesuai dengaan hierarki konsep materi pembelajaran.

d. Rumusan pernyataan dalaam kegiatan pembelajaran minimal mengandung dua unsur penciri yangg
mencerminkan pengelolaan pengalaman belajar siswa, yaitu kegiatan siswa dan materi.

4. Merumuskan Indikator Pencapaian Kompetensi

Indikator merupakan penanda pencapaian kompetensi dasar yangg ditandai oleh perubahan perilaku
yangg dapatt diukur yangg mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
Indikator dikembangkan sesuai dengaan karakteristik peserta didik, mata pelajaran, satuan pendidikan,
potensi daerah dan dirumuskan dalaam kata kerja operasional yangg terukur dan/atau dapatt diobservasi.
Indikator digunakan sebagai dasar untukk menyusun alat penilaian.

5. Penentuan Jenis Penilaian

Penilaian pencapaian kompetensi dasar peserta didik dilakukan berdasarkan indikator. Penilaian
dilakukan dengaan menggunakan tes dan non tes dalaam bentuk tertulis maupun lisan, pengamatan kinerja,
pengukuran sikap, penilaian hasil karya berupa tugas, proyek dan/atau produk, penggunaan portofolio, dan
penilaian diri.

Penilaian merupakan serangkaian kegiatan untukk memperoleh, menganalisis, dan menafsirkan data
tentang proses dan hasil belajar peserta didik yangg dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan,
sehingga menjadi informasi yangg bermakna dalaam pengambilan keputusan. Hal-hal yangg perlu diperhatikan
dalaam penilaian.

a. Penilaian diarahkan untukk mengukur pencapaian kompetensi.

b. Penilaian menggunakan acuan kriteria; yaitu berdasarkan apa yangg bisa dilakukan peserta didik setelah
mengikuti proses pembelajaran, dan bukan untukk menentukan posisi seseorang terhadap kelompoknya.

c. Sistem yangg direncanakan ialah sistem penilaian yangg berkelanjutan. Berkelanjutan dalaam arti semua
indikator ditagih, kemudian hasilnya dianalisis untukk menentukan kompetensi dasar yangg telah dimiliki dan
yangg belum, serta untukk mengetahui kesulitan siswa.

d. Hasil penilaian dianalisis untukk menentukan tindak lanjut. Tindak lanjut berupa perbaikan proses
pembelajaran berikutnya, program remedi bagi peserta didik yangg pencapaian kompetensinya di bawah kriteria
ketuntasan, dan program pengayaan bagi peserta didik yangg telah memenuhi kriteria ketuntasan.

e. Sistem penilaian harus disesuaikan dengaan pengalaman belajar yangg ditempuh dalaam proses pembelajaran.
Misalnya, jika pembelajaran menggunakan pendekatan tugas observasi lapangan maka evaluasi harus diberikan
baik pada proses (keterampilan proses) misalnya teknik wawancara, maupun produk/hasil melakukan observasi
lapangan yangg berupa informasi yangg dibutuhkan.

6. Menentukan Alokasi Waktu

Penentuan alokasi waktu pada setiap kompetensi dasar didasarkan pada jumlah minggu efektif dan
alokasi waktu mata pelajaran per minggu dengaan mempertimbangkan jumlah kompetensi dasar, keluasan,
kedalaaman, tingkat kesulitan, dan tingkat kepentingan kompetensi dasar. Alokasi waktu yangg dicantumkan
dalaam silabus merupakan perkiraan waktu rerata untukk menguasai kompetensi dasar yangg dibutuhkan oleh
peserta didik yangg beragam.

7. Menentukan Sumber Belajar

Sumber belajar ialah rujukan, objek dan/atau bahan yangg digunakan untukk kegiatan pembelajaran,
yangg berupa media cetak dan elektronik, narasumber, serta lingkungan fisik, alam, sosial, dan budaya.
Penentuan sumber belajar didasarkan pada standar kompetensi dan kompetensi dasar serta materi
pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi.

Contoh Format Silabus


Dalaam menyusun silabus dapatt memilih salah satu format yangg ada di antara berbagai macam format yangg
berlaku.

SILABUS

Mata Pelajaan :.....................

Alokasi Waktu per Semester : ............. jam pelajaran

Kelas/Semester :..................................

Standar Kompetensi : .............................

Kompetensi Materi Kegiatan Indikator Penilaian Alokasi Sumber


Dasar Pembelajaran Pembelajaran Waktu Bahan/A
Teknik Bentuk
Format Kedua

SILABUS

Mata Pelajaan :.....................

Alokasi Waktu per Semester: ............. jam pelajaran

Kelas/Semester :..................................

Standar Kompetensi : .............................

Kompetensi Materi Kegiatan Indikator Penilaian Alokasi Sumber/


Dasar Pembelajaran Pembelajaran Waktu Bahan/
Teknik Bentuk Contoh
Instrumen Alat
Penilaian Penilaian

BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Silabus ialah rencana pembelajaran pada suatu kelompok mata pelajaran dengaan tema tertentu, yangg
mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pembelajaran, indikator, penilaian, alokasi waktu, dan
sumber belajar yangg dikembangkan oleh setiap satuan pendidikan. Silabus merupakan daftar rancangan yangg
fokus terhadap apa yangg harus dipelajari serta penjelasan mengenai cara memilih dan menyusun konten.

Silabus harus disusun secara sistematis dan berisikan komponen-komponen yangg saling berkaitan
untukk memenuhi target pencapaian kompetensi dasar. Bentuk silabus sebenarnya dapatt bervariasi dan dapatt
dikembangkan sendiri oleh sekolah. Komponen yangg minimal harus terdapatt dalaam sebuah silabus ialah
kompetensi dasar, hasil belajar, indikator, materi pokok, pengalaman belajar, alokasi waktu, sumber/alat/bahan,
dan penilaian. Format silabus dapatt dibuat dalaam bentuk narasi maupun kolom/matriks.

DAFTAR PUSTAKA

Materi Diklat Fasilitator Guru Mapel SD, SMP dan SMA LPMP DKI Jakarta Tanggal 20 s.d. 29 Maret 2007.

Anda mungkin juga menyukai