BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Tinjauan Teori
1. Senam Hamil
a. Pengertian
bugar, diupayakan dengan makan dan tidur, cukup, istirahat dan olah
tubuh sesuai takaran. Dengan tubuh bugar dan sehat, ibu hamil dapat
bagi ibu hamil. Oleh karena itu senam hamil memiliki prinsip gerakan
Tujuan dari program senam hamil adalah membantu ibu hamil agar
nyaman, aman dari sejak bayi dalam kandungan hingga lahir. Senam
dan senam hamil ini merupakan salah satu kegiatan dalam pelayanan
8
9
yang lebih baik, dibandingkan pada ibu hamil yang tidak melakukan
senam hamil.13
Jenis olah tubuh yang paling sesuai untuk ibu hamil adalah
antara lain:
1) Senam hamil merupakan salah satu cara untuk membuat ibu hamil
sehat.
4) Relaksasi.
kehamilan.
perubahan keseimbangan.
e. Indikasi
atau hilang. Tidak dimulai saat hamil lebih dari 8 bulan (kurang
bermanfaat).
f. Kontraindikasi
1) Anemia gravidarum.
2) Hyperemesis gravidarum.
3) Kehamilan ganda.
4) Sesak nafas.
8) Mola hydatidosa.
g. Peralatan
1) Kaset.
2) Tape recorder.
12
3) Alas/matras.
4) Baju senam.
h. Persyaratan
yang sama.
4) Ventilasi cukup.
ibu.
i. Lama Senam
1) Latihan I
c) Gerakan latihan:
(1) Gerakan kaki kanan dan kaki kiri kedepan dan kebelakang.
2) Latihan II
dibelakang badan
c) Tujuan latihan:
14
saat persalinan.
d) Bentuk latihan:
bergantian.
bawah.
3) Latihan III
c) Tujuan latihan:
membantu persalinan.
d) Bentuk latihan:
15
4) Latihan IV
d) Tujuan latihan:
dalam.
e) Bentuk latihan:
kali.
16
5) Latihan V
d) Tujuan latihan:
e) Bentuk latihan:
turunkan perlahan–lahan.
6) Latihan V
d) Tujuan latihan:
dalam.
plasenta.
e) Bentuk latihan
liang dubur.
7) Latihan Pernapasan
janin.
e) Bentuk latihan:
8) Latihan relaksasi
latihan otot tulang belakang, otot dinding perut dan otot liang
tulang paha
(2) Melatih otot tulang belakang, otot dinding perut, dan otot
liang dubur.
20
f) Bentuk latihan:
Telungkup
d) Tujuan relaksasi:
mengurangi nyeri.
e) Bentuk latihan:
c) Tujuan latihan:
d) Bentuk latihan:
panggul.
menyentuhnya.
c) Kegiatan:
melihat ke samping.
24
setengah menit.
sehari.
2. Persalinan Kala I
a. Pengertian Persalinan
yang dapat hidup dari dalam uterus melalui vagina ke dunia luar
pertolongan istimewa serta tidak melukai ibu dan bayi, dan pada
janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu), lahir
b. Tahap Persalinan
lahir. Dalam kala III atau disebut juga kala uri, plasenta terlepas dari
Persalinan kala I dibagi menjadi 2 fase, yaitu fase laten dan fase
aktif.
a) Kala I fase laten pada primipara 8-9 jam tetapi tidak lebih dari
menjadi 4 cm.
lengkap (10 cm) dan berakhir dengan lahirnya bayi. Kala II pada
kontraksi.
dan/atau vagina.
menunjukkan :
sangat lelah.
dijahit.
IV :
a) Tingkat kesadaran.
pernapasan.
c) Kontraksi uterus.
diafragma dan aksi dari ligament, dengan kerjasama yang baik dan
pulsatif.
sudut tuba dimana gelombang his berasal. Dari sini gelombang his
sifatnya:
hari.
(5) Bidang-bidang
bawah simfisis.
ischiadika
coccygeus.
a) Janin
bersilang di dada.
janin sejajar dengan sumbu ibu, ini bisa letak kepala atau
letak sungsang.
4) Psikis Ibu
nyata.Psikologis meliputi :
35
c) Kebiasaan adat
5) Penolong persalinan
komplikasi yang mungkin terjadi pada ibu dan janin. Dalam hal ini
3. Robekan Perineum
terjadinya robekan.24
1) Faktor maternal
a) Partus presipitatus
kurang dari tiga jam. His yang terlalu kuat dan terlalu efisien
dalam waktu yang sangat singkat. His yang terlalu kuat atau
d) Primipara
waktu lahir.27
pelvis dan janin normal serta letak anak tidak patologis, maka
yang luas sampai tingkat III. Hal ini sering ditemui pada
2) Faktor janin
kala II. Berat neonatus pada umumnya < 4000 gr dan jarang
besarnya bahu. Bagian paling keras dan besar dari janin adalah
Badan( BB) janin. Kepala janin besar dan janin besar dapat
c) Presentasi defleksi
pervaginam.30
dengan alat cunam.3 Komplikasi dapat timbul pada janin dan ibu,
pada ibu adalah rupture uteri, robekan pada portio uteri, vagina
e) Distosia bahu
kali baru diketahui saat kepala sudah lahir dan tali pusat sudah
terjepit antara panggul dan badan anak. Angka kejadian pada bayi
ditandai oleh ukuran badan bayi yang relatif lebih besar dari
kala II. Distosia bahu juga dapat terjadi pada bayi anensefalus
mengancam.21
bersih dan kering yang dilipat 1/3 nya di bawah bokong ibu dan
dengan satu tangan ( dibawah kain bersih dan kering), ibu jari
pada salah satu sisi perineum dan 4 jari tangan pada sisi yang lain
e) Episiotomi
beraturan.26
1) Ruptur perineum
desakan kepala janin atau bahu pada saat proses persalinan. Bentuk
dilakukan penjahitan.18
2) Episotomi
pembuluh darah besar dijumpai disini dan daerah ini lebih mudah
aman.32
dan beraturan.
dianjurkan.
menyehatkan daerah antara paha yang dibatasi vulva dan anus pada ibu
1) Mencuci tangannya
kantung plastik.
belakang.
B. Kerangka Teori
Faktor internal
a. Partus presipitatus
b. Mengejan terlalu kuat Senam hamil
c. Edema dan kerapuhan pada
perineum
d. Kesempitan panggul dan
CPD
e. Kelenturan jalan lahir
Faktor Janin
a. Lingkar kepala janin
b. Berat badan bayi
c. Distosia bahu Robekan
Perineum
Faktor penolong persalinan
a. Cara berkomunikasi dengan
ibu
b. Cara memimpin mengejan
c. Anjuran posisi meneran
d. Ketrampilan menahan
perineum
e. Episiotomi
Lama Kala I
Penolong
Bidan, dokter
Senam hamil
Robekan perineum
D. Hipotesis