Anda di halaman 1dari 12

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Mikroorganisme sebagai makhluk hidup sama dengan organisme hidup

lainnya, sangat membutuhkan energi dan bahan-bahan untuk membangun

pertumbuhannya, seperti dalam sintesa protoplasma dan bagian-bagisn sel yang

lainnya. Bahan-bahan tersebut disebut nutrien. Untuk memanfaatkan bahan-bahan

tersebut, maka sel memerlukan sejumlah kegiatan, sehingga menyebabkan

perubahan kimia di dalam selnya. Semua reaksi yang terarah yang berlangsung di

dalam sel ini disebut metabolisme. Metabolisme yang melibatkan berbagai macam

reaksi di dalam sel tersebut, hanya dapat berlangsung atas bantuan dari suatu

senyawa organik yang disebut katalisator organik atau biasa disebut biokatalisator

yang dinamakan enzim. Untuk dapat memahami tentang nutrisi dan metabolisme

ini, pengetahuan dasar biokimia angat dibutuhkan (Natsir dan Sartini, 2006).

Media adalah salah satu campuran bahan yang terdiri dari zat-zat hara

(nutrient) yang berguna untuk membiakkan mikroba. Media agar adalah salah satu

jenis media yang paling umum digunakan dalam mengisolasi atau mengkultivasi

mikroorganisme. Media agar memungkinkan untuk dilakukannya isolasi bakteri

dari suatu sampel, karakteristik morfologi, sampai dengan perhitungan bakteri (total

plate count). Bentuk dan jenis mikroorganisme yang akan dibiakkan akan mudah

diidentifikasi dengan pengbahan komposisi nutrient maupun penambahan indicator

warna. Komposisi nutrient dapat dimodifikasi sehingga media dapat digolongkan

menjadi media selektif, media umum, atau media diferensial (Manangsang, Arya.

2012).
2

Pada pembuatan media hal penting yang harus dilakukan adalah

mensterilkan tempat, alat, dan tangan menggunakan alkohol. Hal ini agar

lingkungan menjadi aseptis bebas dari mikroba (Satish Gupte, 1990).

Pertumbuhan mikroorganisme tergantung dari tersedianya air. Bahan-bahan

yang terarut dalam air yang digunakan oleh mikroorganisme untuk membentuk

bahan sel dan memperoleh energi. Media tumbuhnya bakteri banyak jenisnya, pada

dasarnya sesuatu larutan yang baik harus memenuhi syarat yang cukup.

Didalamnya harus tersedia semua unsurnya (Schlegel, 1994).

Tujuan Praktikum

Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui cara pembuatan

meiaselektif untuk passeudomonnas flouresscens dan acillus sp.


3

TINJAUAN PUSTAKA

Untuk menelaah mikroorganisme di laboratorium, kita harus dapat

menumbuhkan mereka. Mikroorganisme dapat berkembang biak dengan alami atau

dengan bantuan manusia. Mikroorganisme yang dikembangkan oleh manusia

diantaranya melalui substrat yang disebut media. Untuk melakukan hal ini, haruslah

dimengerti jenis-jenis nutrient yang diisyaratkan oleh bakteri dan juga macam

lingkungan fisik yang menyediakan kondisi optimum bagi pertumbuhannya (Mila,

2005).

Media buatan merupakan tempat hidup bagi mikroba. Media yang dipakai

pada praktikum ini adalah jenis agar. Yaitu media TSA. Pada pembuatan media, hal

penting yang harus dilakukan adalah mensterilkan tempat, alat dan tangan

menggunakan alcohol. Hal ini agar lingkungan menjadi aseptis bebas dari mikroba.

(Satish, 1990).

King’s B adalah media non-selektif dan digunakan untuk subkultur diduga

isolat. Selain antibiotik seperti cephalexine akan membuat media (King’s B) cocok

untuk deteksi beberapa pseudomonad seperti Pseudomonas syringae pv, syringae

pv dan Pseudomonas savastonoi. Media King’s B digunakan untuk deteksi dan

subkultur dari Pseudomonas fluorescent dari biji dan tanaman. Pathovars

Pseudomonas syringae menghasilkan pigmen neon biru yang menjadi terlihat di

bawah UV light. King’s B memberikan jumlah tertinggi unit pembentuk koloni,

dan di beberapa lingkungan (Atlas, 2005).

Media ini digunakan untuk mendeteksi fluorescens bakteri di air, khusus

untukPseudomonas fluorescens dalam air minum. Pergantian fosfat hidrogen di-

kalium dengan fosfat kalium tri-3-hidrat mencegah penurunan pH setelahdi


4

autoklaf dan penurunan yang dihasilkan dalam produksi fluorescein. King’s B atau

raja agar B memungkinkan produksi fluoresceine (pyverdin), pigmen kuning-hijau

yang berfluoresensi di bawah sinar ultraviolet dalam strain tertentu pseudomonas.

Media yang digunakan terutama dalam analisis air untuk deteksi dan diferensiasi

pseudomonas aeruginusa, yang menghasilkan pigmen karakteristik sementara

spesies lain dari Pseudomonas.Spesies-spesies pseudomonad fluorescens ditandai

oleh kemampuannya dalam mengekskresi pigmen-pigmen hijau-kuning yang larut

dan fluorescens di bawah sinar UV. Pigmen-pigmen ini terutama dihasilkan dalam

media yang defisien dalam besi atau media khusus (King’s B). Beberapa spesies

pseudomonad fluorescens juga menghasilkan pigmen-pigmen phenazine biru, hijau

atau orange yang khas (terutama dalam media King’s A), (Pujiati, 2012).
5

BAHAN DAN METODE

BahandanAlat

Bahan

Bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah sebagai berikut:

a) Media TSA (Tryptone Soya Agar) :

1. Pepton Casein (15 g).

2. Pepton Soymeal (5 g).

3. Sodium Chloride (5 g).

4. Agar (15 g).

5. Air Aquades (1 L).

b) Media King’s B

1. Glycerol (15 ml).

2. Pepton (20 g).

3. Agar (20 g).

4. K₂HPO₄ (0,5 g).

5. MgSO₄7H₂O (0,25 g).

6. Air Aquades (1 L).

Alat

Alat yang digunakan pada praktikum ini adalah gelas beaker, botol C1000,

alumunium foil, cling warp dan autoklaf.


6

Waktu danTempat

Praktikum ini dilaksanakan pada hari Rabu, 10 Oktober 2018 pada pukul

13.00 – 14.40 WITA di Laboratorium Fitopatologi, Fakultas Pertanian, Universitas

Lambung Mangkurat Banjarbaru.

ProsedurKerja

Adapun prosedur kerja praktikum ini adalah sebagai berikut :

a. Prosedur Kerja TSA (Tryptone Soya Agar)

1. Siapkan alat dan bahan.

2. Semua bahan dicampurkan merata dalam gelas beaker dan dipanaskan.

3. Setelah semua bahan larut, selanjutnya dimasukkan kedalam botol C1000.

4. Mulut botol C1000 ditutup dengan aluminium foil dan dibalut dengan cling

warp.

5. Selanjutnya disterilisasikan dalam autoklaf pada suhu 121°C dengan

tekanan 15 psi selama 30 menit.

b. Prosedur Kerja King’s B

1. Siapkan alat dan bahan.

2. Campur semua bahan dan aduk sampai rata lalu dipanaskan.

3. Setelah semua bahan larut, masukkan kedalam botol C1000.

4. Tutup dengan aluminium foil dan balut dengan cling warp.

5. Sterilkan pada autoklaf pada suhu 121°C dengan tekanan 15 psi selama 30

menit.
7

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

Adapun hasil praktikum kali ini sebagai berikut :

Tabel 1. Media TSA (Tryptone Soya Agar) dan Media Kings’B


No Gambar Keterangan

1.
Media TSA (Tryptone Soya

Agar)

2.
Media Kings’B

Pembahasan
8

Media selektif (selective media) adalah media yang mampu menumbuhkan

bakteri tertentu (bakteri target atau bakteri yang kita inginkan) dan menghambat

bakteri non target. Sedangkan media diferensial (differential media) adalah media

yang berfungsi untuk membedakan karakter tertentu dari bakteri yang dekat

kekerabatannya (karakter tersebut berupa warna, bentuk koloni atau pun

kemampuan untuk memfermentasikan suatu bahan atau komponen di dalam media

tersebut). Perbedaan karakter yang terbentuk menjadi tahap yang penting untuk

identifikasi selanjutnya.

Cara kerja autoclave:

a. Sebelum melakukan sterilisasi cek dahulu banyaknya air dalam autoklaf. Jika

air kurang dari batas yang ditentukan, maka dapat ditambah air sampai batas

tersebut. Gunakan air hasil destilasi, untuk menghindari terbentuknya kerak dan

karat.

b. Masukkan peralatan dan bahan. Jika mensterilisasi botol beretutup ulir, m

aka tutup harus dikendorkan.

c. Tutup autoklaf dengan rapat lalu kencangkan baut pengaman agar tidak ada

uap

yang keluar dari bibir autoklaf. Klep pengaman jangan dikencangkan ter

lebih dahulu.

d. Nyalakan autoklaf, diatur timer dengan waktu minimal 15 menit pada su

hu 121oC.

e. Tunggu samapai air mendidih sehingga uapnya memenuhi kompartemen

autoklaf

dan terdesak keluar dari klep pengaman. Kemudian klep pengaman ditut
9

up (dikencangkan) dan tunggu sampai selesai. Penghitungan waktu 15’ dimulai

sejak tekanan mencapai 2 atm.

f. Jika alarm tanda selesai berbunyi, maka tunggu tekanan dalam komparte

men

turun hingga sama dengan tekanan udara di lingkungan (jarum pada preis

ure gauge menunjuk ke angka nol). Kemudian klep-

klep pengaman dibuka dan keluarkan isi autoklaf dengan hati-hati.

Autoclave sendiri adalah alat untuk mensterilkan berbagai macam alat dan

media yang digunakan dalam mikrobiologi menggunakan uap air panas

bertekanan.karena prinsipnya mikroba akan lebih mudah berkoagulasi dalam

kondisi basah. Tekanan yang digunakan pada umumnya 15 Psi atau sekitar 2 atm

dan dengan suhu 121oC (250oF). Jadi tekanan yang bekerja ke seluruh permukaan

benda adalah 15 pon tiap inchi (15 Psi = 15pounds per square inch). Medium yang

akan disterilkan ditempatkan di dalam autoclave selama 15-20 menit, hal ini

bergantung pada banyak sedikitnya barang yang perlu disterilkan. Medium yang

akan disterilkan ditempatkan dalam beberapa botol yang agak kecil(digabung)

daripada dikumpul dalam satu botol yang besar. Setelah pintu autoclave ditutup

rapat, barulah kran pada pipa uap ditutup dan temperatur akan terus-menerus naik

sampai 121oC.

TSA merupakan media kultur universal, hampir semua jenis bakteri bisa tumbuh

pada media ini. Trypticase Soy Agar digunakan untuk medium pertumbuhan

dengan tujuan mengamati morfologi koloni, mengembangkan kultur murni,

pertumbuhan untuktes biokimia. TSA juga biasa digunakan untuk penghitungan

jumlah bakteri.
10

King’s B adalah media non-selektif dan digunakan untuk subkultur diduga

isolat. Selain antibiotik seperti cephalexine akan membuat media (King’s B) cocok

untuk deteksi beberapa pseudomonad seperti Pseudomonas syringae pv, syringae

pv dan Pseudomonas savastonoi. Media King’s B digunakan untuk deteksi dan

subkultur dari Pseudomonas fluorescent dari biji dan tanaman. Pathovars

Pseudomonas syringae menghasilkan pigmen neon biru yang menjadi terlihat di

bawah UV light. King’s B memberikan jumlah tertinggi unit pembentuk koloni,

dan di beberapa lingkungan. Media ini digunakan untuk mendeteksi fluorescens

bakteri di air, khusus untukPseudomonas fluorescens dalam air minum. Pergantian

fosfat hidrogen di-kalium dengan fosfat kalium tri-3-hidrat mencegah penurunan

pH setelahdi autoklaf dan penurunan yang dihasilkan dalam produksi fluorescein.

King’s B atau raja agar B memungkinkan produksi fluoresceine (pyverdin),

pigmen kuning-hijau yang berfluoresensi di bawah sinar ultraviolet dalam strain

tertentu pseudomonas. Media yang digunakan terutama dalam analisis air

untuk deteksi dan diferensiasi pseudomonas aeruginusa, yang menghasilkan

pigmen karakteristik sementara spesies lain dari Pseudomonas.Spesies-spesies

pseudomonad fluorescens ditandai oleh kemampuannya dalam mengekskresi

pigmen-pigmen hijau-kuning yang larut dan fluorescens di bawah sinar UV.

Pigmen-pigmen ini terutama dihasilkan dalam media yang defisien dalam besi atau

media khusus (King’s B). Beberapa spesies pseudomonad fluorescens juga

menghasilkan pigmen-pigmen phenazine biru, hijau atau orange yang khas

(terutama dalam media King’s A), (Pujiati, 2012).


11

KESIMPULAN

Kesimpulan yang dapat diperoleh dari praktikum yang telah dilaksanakan

adalah sebagai berikut:

1. Dalam pembuatan media, suasana steril harus selalu terjaga untuk

mencegah kontaminan menkontaminasi media agar yang dibuat.

2. Pada praktikum kali ini dapat disimpulkan bahwa Trypticase Soy

Agar (TSA) merupakan media agar yang digunakan untuk kegiatan

pengisolasian dan pembudidayaan berbagai macam mikroorganisme yang

bersifat aerobik. Medium ini digunakan untuk berbagai tujuan yang

mencakup pemeliharaan stok budidaya, isolasi berbagai macam spesies

mikroorganisme, serta sebagai dasar untuk media termasuk darah.

3. Trypticase Soy Agar (TSA) merupakan media agar yang digunakan untuk

kegiatan pengisolasian dan pembudidayaan berbagai macam

mikroorganisme yang bersifat aerobik. Medium ini digunakan untuk

berbagai tujuan yang mencakup pemeliharaan stok budidaya, isolasi

berbagai macam spesies mikroorganisme, serta sebagai dasar untuk media

termasuk darah

4. Media King’s B dapat digunakan sebagai media umum untuk non-selektif

isolasi dan pigmen produk sispesies Pseudomonas.


12

DAFTAR PUSTAKA

Atlas, Ronald. 2005. Handbook of Media for Environmental Microbiology Second


Edition.USA: Taylor & Francis Group.

Gupte. Satish. 1990. Mikrobiologi Dasar. Jakarta: Binarupa Aksara.

Manangsang, Arya. 2012. Paduan Pembuatan Media Na dan Strerilisasi.


Online. aryamanangsang2.wordpress.com/2012/12/02/paduan-
praktikum-pembuatan-media-nutrient-agar-dan-sterilisasi.html. diakses
tanggal 31 Desember 2016).

Mila, Ermila. 2005. Penuntun Praktikum Mikrobiologi. Erlangga: Jakarta.

Natsir, Djide dan Sartini, 2006, Mikrobiologi Farmasi Dasar, Universitas


Hasanuddin, Makassar.

Pujiati. 2012. Petunjuk Praktikum Mikrobiologi Dasar. Madiun: Ikip PGRI Madiun
Press.

Satish. 1990. Mikrobiologi Dasar. Terjemahan E. Suryawidjaja: The Short


Textbook of Medical Mikrobiology. Bina Rupa Aksara: Jakarta.

Schlegel Hans G, 1994. Mikrobiologi Umum. Penterjemah Tedjo Baskoro. Edisi


keenam. Gajah Mada University Press. Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai