Anda di halaman 1dari 61

Hukum Matauang Fiat 2013

0 Asatizah Al-Munawwar
Hukum Matauang Fiat 2013

1 Asatizah Al-Munawwar
Hukum Matauang Fiat 2013

‫الحجة الباهرة لعادة أموالنا الطاهرة‬


Hujah Terang Benderang Untuk
Mengembalikan Uang Suci Kita

Hukum Mata Uang Fiat

Oleh
Asatidzah Al-Munawwar

Terjemahan oleh
Ustadz Muhammad Noor Deros
Penyelarasan ke dalam bahasa Indonesia oleh
Zaim Saidi

2 Asatizah Al-Munawwar
Hukum Matauang Fiat 2013

Asatidzah Al-Munawwar:

1- Ustadz Muhammad Noor Bin Muhammad Deros


 B.A Usuluddin, Takhassus Aqidah & Falsafah,
Universiti Al-Azhar.
 CEO, Syajarah14:24.
 Ketua Muhtasib, JAWARA Tumasik.
 Penasihat Syariah, Wakala Nusantara.
 Sub-editor, Majalah Vizier.

2- Ustadz Amiruddin Bin Muhammad Zain

 B.A Usuluddin, Hadith, Universiti Al-Azhar.


 Wazir, JAWARA Tumasik.
 Penyumbang makalah, Majalah Vizier.

3- Ustadz Muhammad Faisal Bin Muhammad Ayub

 B.A Usuluddin, Universiti kebangsaan Malaysia.


 Ketua Editor, Majalah Vizier.
 Pengurus, Syajarah14:24.
 Anggota, JAWARA Tumasik.

3 Asatizah Al-Munawwar
Hukum Matauang Fiat 2013

Daftar isi

Prakata: Titah Sultan Ternate Ke 48 4


Perkenalan 8
Riba & Kehancuran Dahsyat yang Dibawanya 13
Hinanya Riba dalam Islam 17
Pengertian Riba 19
Pengertian Jual Beli dalam Islam 22
Uang dalam Islam 25
Hukum Mata Uang Fiat dalam Islam 30
Kaedah-Kaedah Fiqih (Al-Qawaa’id Al-Fiqihiyyah) & Mata Uang Fiat
Seruan Kepada Para Ulama’ & Umara’ Sedunia 60
La Haula Wa la Quwwata Illa BiLlah 66
69

4 Asatizah Al-Munawwar
Hukum Matauang Fiat 2013

KESULTANAN TERNATE

TITAH YANG MULIA SULTAN TERNATE KE 48


SULTAN DRS. H. MUDAFFAR SJAH M.Si

Bismillaahir Rohmaanir Rohiim.


Sesuatu yang paling utama yang harus dilakukan seorang hamba ketika dirinya menyadari
telah mendapatkan nikmat dan anugerah yang berlimpah dari Allah S.W.T adalah
mengucapkan hamdallah dengan sepenuh hati dan menyanjungkan pujian setinggi-tingginya
sebagai wujud serta pengakuan bahwa hanya Allah Dzat Maha Agung yang paling layak
menerimanya. Sholawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada Baginda Rasulullah
Muhammad S.A.W dan keluarganya serta segenap sahabat setianya yang telah nyata-nyata
mensyiarkan kebenaran Islam sehingga sinar hidayahnya telah sampai kepada kita.

5 Asatizah Al-Munawwar
Hukum Matauang Fiat 2013

Salah satu bentuk syukur atas segala nikmat dan anugerah Allah S.W.T yang saat ini sangat
layak disampaikan adalah terbitnya serangkaian fatwa beberapa cendekiawan muda Islam
yaitu: Al-Fadhil Ustadz Muhammad Noor Bin Muhammad Deros, Ustadz Muhammad Faisal Bin
Ayub & Ustadz Amiruddin Bin Muhammad Zin yang terangkum dalam sebuah buku berjudul
“Al-Hujjah al-Baahirah li 'i'aadati Amwaalinaa At-Thaahirah” ‫الحجة الباهرة لعادة أموالنا الطاهرة‬

Buku yang tampaknya sederhana ini setelah saya kaji secara sungguh-sungguh ternyata
memiliki kandungan makna dan pelajaran yang luar biasa manfa’atnya karena menerangkan
dengan tegas berbagai aspek yang berhubungan dengan penggunaan sebuah jenis mata uang
yang dikenal dengan istilah “Uang Fiat” yang secara hakikat sebenarnya tidak cukup memiliki
syarat-syarat yang menurut Syari’ah Islam pantas dipergunakan, terlebih oleh ummat Islam
itu sendiri.

Sesuai dengan sejarahnya, penggunaan mata uang ini juga telah menimbulkan kontradiksi
cukup tajam di kalangan ulama di negeri-negeri Islam di jazirah Arabia sana. Salah satu
pendapat yang cukup populer mengatakan bahwa sosialisasi penggunaan dan pemaksaannya
ke berbagai belahan dunia juga telah mendatangkan banyak mudharat dan kerugian besar,
terutama bagi ummat Islam yang kenyataannya banyak hidup di negara-negara berkembang
yang notebene selalu menjadi “korban percobaan” para penguasa finansial dunia modern.

Saya berharap rangkaian fatwa yang dikeluarkan ini akan mencabut segala keraguan dan
akibatgsian akan hukum yang sebenarnya tentang mata uang Fiat. Waktu juga telah
membuktikan bahwa mengqiyaskan mata uang Fiat kepada emas dan perak seraya
menghalalkan penggunaannya sebagai mata uang membawa akibat buruk ke atas ummat
Islam dan hakikatnya, mata uang Fiat telah berkontribusi menambah kekuatan musuh-musuh
Islam, yang bersekutu dengan para bankir antar-bangsa. Sesuatu yang menimbulkan
kerusakan dan membawa kemudaratan yang besar tidak boleh dihukumkan sebagai sesuatu
yang halal, karena jika ia dihalalkan, maka samalah seperti menghalalkan kedzaliman. Uang
Fiat yang senantiasa dijatuhkan nilainya karena sifat dzaatinya ( ‫ )ذاتي‬yang terbuka kepada
permainan tangan-tangan manusia, tidak layak diterima sebagai sebuah mata uang, apalagi
menghalalkan penggunaannya sebagai alat pembayar zakat, mahar dan sedekah, bukankah itu
merupakan penghinaan terhadap Syariat Islam yang agung?

6 Asatizah Al-Munawwar
Hukum Matauang Fiat 2013

Uang Fiat adalah perangkap terbesar bangsa penjajah untuk merompak harta ummat Islam di
Nusantara bahkan di seluruh dunia. Pengurangan nilai yang terancang dan berkelanjutan pada
"uang" ini telah terbukti memainkan peranan sebagai senjata yang lebih dahsyat dari bom
nuklir. Uang Fiat ini memastikan bahwa segala penghasilan ummat dapat mereka jarah atau
hapuskan dengan mudah, semudah mencetak atau lebih tepat lagi untuk masa kini
menggantikan angka-angka pada papan komputer yang secara tiba-tiba angka-angka sihir ini
mampu memukau dan 'membeli' sebuah rumah mewah yang dibangun oleh kerja keras dan
cucuran keringat golongan yang tidak memiliki peluang menciptakan angka-angka yang sama.

Al-Mua’malah merangkum dua-pertiga Fiqih Agama kita, banyak tiangnya sudah tumbang,
maka menjadi tanggungjawab para Umara' dan Ulama' untuk menegakkannya kembali. Asas
utama Al-Mu’amalah adalah uang riil yang memiliki syarat-syarat dan nilai fitrah berupa
Dinar & Dirham. Al-Sulthaniyah yang hakiki akan kembali kukuh dengan Al-Mu’amalah yang
benar. Para Sultan adalah bayangan Allah di muka bumi ini, mereka adalah penerus tugas
para Nabi, maka tugas utama mereka adalah menegakkan Syariat Allah dan memastikan
bahwa Syariat-Nya diamalkan dan dimuliakan. Sebagai timbal balas, Sultan yang menegakkan
Syariat akan dipelihara oleh sang pemilik Syariat yaitu Allah SWT itu sendiri. Ummat yang
berusaha mengembalikan kedaulatan kepada Penegak Syariat (Sultan), akan juga dipelihara
oleh Sang Pemilik Syariat karena adanya kaidah bahwa : Tanpa Syariat, tiadalah Haqiqat.

Saya sangat bersyukur kepada Allah S.W.T yang telah mengizinkan saya untuk ikut berjuang
mengembalikan penggunaan mata uang Dinar & Dirham di Kesultanan Ternate ini, semoga
dengan kembalinya mata uang yang sebenar-benarnya ini, dapat ditegakkan kembali rukun
zakat berserta aturan al-Mua’malah yang benar, ditegakkan kembali posisi dan fungsi pasar-
pasar terbuka (Islamic Open Market) yang adil kepada kelompok yang miskin sebagaimana
terjadi kepada kelompok yang kaya sehingga semakin berkuranglah riba dari kehidupan
rakyat Kesultanan Ternate. Sayapun telah menggagas dibangunnya pasar semacam itu di
lingkungan Kesultanan Ternate yang secara khusus akan memterjadikan mata uang Dinar &
Dirham sebagai alat pembayarannya, in syaa Allah.

Semoga Kesultanan Ternate ini menjadi Madinahnya Nusantara, dan berkembang menjadi
pusat kebangkitan Islam di belahan timur dunia sekaligus sebagai bentuk “Baldatun
Thoyyibatun wa Rabbun Ghafuur”

7 Asatizah Al-Munawwar
Hukum Matauang Fiat 2013

KOLANO TERNATE KE 48

DRS. H. MUDAFFAR SJAH M.Si

8 Asatizah Al-Munawwar
Hukum Matauang Fiat 2013

Perkenalan

Bismillahir Rahmanir Rahim

Dengan Nama Allah Yang Maha Pemurah, Yang Maha Pengasih

Alhamdulillahi Rabbil A'alamiin, wassolatu wassalamu ala Rasuulillah wa ala aalihi wasahbihi
waman waalah ilaa yaumiddin

Segala Puji bagi Allah, Tuhan semesta alam, dan pujian dan rahmat kepada Nabi Allah (s.a.w.),
kepada Keluarga, Sahabat dan yang mengikuti Baginda hingga ke akhir zaman.

Hukum mata uang Fiat tidak bisa dilihat secara tersendiri dan terpisah dari sejarah. Kejatuhan
nilai dan perubahan bentuk uang sepanjang 100 tahun terakhir sebenarnya merupakan
sesuatu yang terencana dan diniatkan. Uang bermula sebagai benda yang bernilai secara
fitrah, kemudian diubah menjadi nota janji yang diingkari dan akhirnya diubah lagi menjadi
uang Fiat yang sama sekali tidak bernilai. Fakta sejarah ini harus diberi perhatian oleh para
Ulama’ sebelum memutuskan hukum uang Fiat.

9 Asatizah Al-Munawwar
Hukum Matauang Fiat 2013

Sejarah direkanya uang Fiat dan usaha meluaskan penggunaannya ke seluruh dunia
merupakan sebuah kejahatan penipuan yang maha besar.

Kejahatan penipuan ini jelas berhasrat untuk membuka jalan untuk melahirkan era baru bagi
para bankir (pemakan riba); pemegang kuasa yang sebenarnya di kalangan musuh-musuh
Allah dan kemanusiaan. Para bankir telah berhasil menjadikan usaha mereka untuk
menciptakan harta dari angin, menjadi satu kenyataan, lalu meminjamkannya beserta
bunganya, lebih mudah dan jauh lebih menguntungkan, tetapi sangat memusnahkan.
Fenomena ekonomi dunia modern yang senantiasa menghadapi krisis inflasi kronis (chronic-
inflation) yaitu inflasi yang terjadi secara berketerusan tetapi berangsur-angsur dan inflasi
parah (hyper-inflation) yaitu inflasi yang terjadi pada tingkat yang sangat tinggi dan melonjak
naik secara mengejutkan menjadi saksi bagi kenyataan ini.

Inilah yang membuat Henry Ford menyatakan :

"Ada baiknya rakyat negara ini (Amerika Serikat) tidak mengerti tentang sistem perbankan dan
keuangan kita, karena seandainya mereka mengerti, niscaya saya percaya akan terjadi
pemberontakan sebelum esok pagi."

Mata uang Fiat dan perbankan adalah perbuatan kriminal, bahkan merupakan kejahatan yang
terburuk dalam sejarah manusia. Institusi-institusi perbankan bertanggungjawab atas
peperangan dan penjajahan yang berketerusan yang tidak dapat dinafikan merupakan
peluang terbesar dan paling menguntungkan untuk menambah harta mereka. Mereka telah
meninggalkan akibat dan bahan bukti yang jelas bagi dunia untuk melihatnya. Mereka juga
dengan secara langsung bertanggungjawab memiskinkan negara-negara yang dibelenggu
hutang yang tidak terbayar kepada lintah darat yang diterapkan di peringkat internasional.

Sistem keuangan berdasarkan mata uang Fiat ini memastikan jumlah hutang yang harus
dibayar itu senantiasa lebih besar dari jumlah uang yang ada, makanya, akan banyak pihak
yang pasti tidak akan dapat membayar balik hutang mereka. Banyak yang terpaksa pasrah,
mengaku bangkrut dan hanya mampu melihat harta benda mereka dirampas di depan mata.
Ini bukan saja terjadi atas orang perseorangan, malah negara-negara dan bangsa-bangsa

10 Asatizah Al-Munawwar
Hukum Matauang Fiat 2013

terpaksa menjual hasil bumi mereka dengan harga sangat murah karena tidak dapat
membayar hutang mereka kepada para pemiutang internasional.

Sepertiga dari penduduk dunia kini hidup dalam kemiskinan yang amat menyedihkan. Ini
bukanlah karena mereka kekurangan sumber alam atau orang bijak pandai, tetapi karena
kejahatan perompak-perompak jahat – para bankir internasional yang mengelilingi dunia
menawarkan pinjaman mereka seraya berlindung di balik slogan menawarkan kemajuan
teknologi dan modernisasi kepada negara-negara terbelakang. Teknologi dan slogan
kemajuan dipergunakan sebagai perangkap. (John Perkins, Confessions of An Economic
Hitman).

Perbuatan kriminal perbankan (meminjamkan uang orang lain atau yang dicipta dari
ketiadaan dengan mengenakan bunga dan meraih keuntungan tanpa risiko kerugian maupun
usaha) tidak bisa dipisahkan dari mata uang Fiat. Tanpa mata uang Fiat, bank-bank hari ini
tidak akan dapat berfungsi sebagaimana sekarang. Sejak dari awal, nota-nota janjilah - yang
akhirnya bertambah buruk menjadi mata uang Fiat sekarang ini - yang memungkinkan bank-
bank bertindak menyalahgunakan uang yang diamanahkan kepada mereka oleh rakyat jelata.
Kedua-duanya yaitu kegiatan perbankan dan penggunaan mata uang Fiat berdiri kukuh di atas
pondasi Riba.

Riba adalah senjata yang lebih dahsyat dari bom nuklir.

Masihkah ada tanda tanya lagi kenapa Allah s.w.t sendiri dan Nabi s.a.w. menyatakan
peperangan terhadap para pemakan riba?

‫نيا أنمينها اللنذينن آنمتنوا اتلتقوا الللـهن نونذتروا نما بنقنني نمنن الررنبا نإن تكنتتم ممؤؤنمننينن فننإن للؤم تنؤفنعتلوا فنأؤنذتنوا بننحؤر ب‬
‫ب رمنن الللـنه نونرتسولننه نونإن تتؤبتتؤم فنلنتكؤم‬
‫ظلنتمونن نونل تت ؤ‬
‫ظلنتمونن‬ ‫س أنؤمنوالنتكؤم نل تن ؤ‬
‫ترتءو ت‬

Wahai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kamu kepada Allah dan tinggalkanlah sisa-sisa
riba jika kamu benar-benar beriman. Jika kamu tidak lakukan maka kamu ketahuilah akan
adanya peperangan dari Allah dan Rasul, namun jika kamu bertaubat maka hak kamu (yang
sebenarnya) ialah pokok asal harta kamu. (Dengan yang demikian) kamu tidak terjadi zalim
kepada sesiapa dan kamu juga tidak dizalimi oleh sesiapa.

11 Asatizah Al-Munawwar
Hukum Matauang Fiat 2013

(Al-Baqarah : 278-279)

Tidak heranlah jika Riba dianggap dosa paling hina setelah Syirik (menduakan Allah) oleh
Imam Malik r.a.

Shaykh Abdalqadir As-Sufi dalam bukunya The Return of The Caliphate menulis:

"...(Jatuhnya Khilafah) menunjukkan kepada kita bahwa pada hakikatnya ia bukanlah satu isu
politik maupun sebagian dari hasil negatif dialektika nilai-nilai Islam yang bersifat "reaktif"
dan "buruk" tumbang di hadapan kemodernan yang sedang bangkit. Jelas, Khilafah runtuh
bukan di mata pedang musuh, dan bukan juga karena ketinggalan kepada sebuah peradaban
yang lebih unggul. Ia tumbang di tangan bunga hutang ribawi yang secara matematis mustahil
dibayar, di mana bunganya saja sudah cukup untuk menghalanginya dari melunaskan jumlah
asal yang yang dipinjam. Hutang yang diambil untuk membayar bunga hutang yang sebelum
ini mungkin saja gagal untuk menjatuhkan peradaban teragung ini, tetapi akhirnya tumbang
juga disebabkan satu penipuan yang licik yaitu proyek-proyek teknis yang ditawarkan dalam
keadaan terikat pada mekanisme-mekanisme dan institusi-institusi hutang beriba yang
memberi gambaran seolah-olah dua fenomena berlainan itu seakan-akan satu."
Ibu segala kejahatan adalah kekufuran, dan tunggangan kekufuran yang paling laju dan
senjatanya yang paling menghancurkan khususnya pada zaman ini ialah Riba.

Kami tidak membentangkan seruan ini dari satu sudut pandang mazhab tertentu,
karena hampir semua hujah-hujah yang diketengahkan di sini disetujui di kalangan
keempat mazhab.

Riba & Kehancuran Dasyat Yang Dibawanya

Sekitar 800 tahun lalu Imam Fakhruddin Ar-Raziy dalam tafsirnya atas ayat 275 surah Al-
Baqarah, telah menjelaskan hikmah dan sebab mengapa riba diharamkan Allah s.w.t :

12 Asatizah Al-Munawwar
Hukum Matauang Fiat 2013

"1- Riba menyebabkan perolehan dan pengambilan harta tanpa suatu timbal balik.
2- Riba memungkinkan perolehan keuntungan tanpa usaha, oleh sebab ini aktivitas
perdagangan, perindustrian & ketukangan pasti akan terjejas. Bila perkara-perkara ini
terjejas, maka kesejahteraan masyarakat juga akan turut terjejas.
3- Amal baik dalam masyarakat berupa memberi pinjaman dengan ikhlas tanpa
mengharapkan balasan, akan hilang dari masyarakat.
4- Ia akan menjejaskan proses perputaran dan peredaran harta dari golongan kaya kepada
golongan miskin. Sebaliknya riba membalik perputaran tersebut dengan menyedot harta
golongan miskin dan menyalurkannya kepada golongan yang kaya."

Allah s.w.t memberi peringatan kepada kita dalam surah Al-Hasyr ayat 7 supaya memastikan
agar harta tidak hanya beredar di kalangan orang kaya saja:

‫لماَ أننفاَنء ٱللت نعلنـى نرتسولننهۦِ نمؤن أنؤهنل ٱؤلقتنرـىِ فنلنللنه نونلللرتسونل نولننذىِ ٱؤلقتؤربنـى نوٱؤلينتنــنمـى نوٱؤلنمنســنكينن نوٱؤبنن ٱللسنبينل نكؤى نل ينتكونن تدولنــةة بنؤيــنن ٱؤلنؤغننينــاَنء‬
‫نمنتكؤم نونماَ نءاتنـىتكتم ٱللرتسوتل فنتختذوهت نونما ننهنـىتكؤم نعؤنهت نفٱَنتنتهواۚ نوٱتلتقواٱللن إنلن ٱللن نشنديتد ٱؤلنعنقا ن‬
‫ب‬

"Apa yang Allah kurniakan kepada RasulNya (Muhammad) dari harta penduduk negeri, kota
atau desa dengan tidak berperang, maka adalah ia tertentu bagi Allah, dan bagi Rasulullah dan
bagi kaum kerabat (Rasulullah) dan anak-anak yatim dan orang-orang miskin, serta orang-
orang musafir (yang keputusan). (Ketetapan yang demikian) supaya harta itu tidak hanya
beredar di antara orang-orang kaya dari kalangan kamu dan apa jua perintah yang dibawa
oleh Rasulullah (s.a.w) kepada kamu maka terimalah serta amalkan dan apa jua yang
dilarangNya kamu melakukannya maka patuhilah laranganNya dan bertakwalah kamu kepada
Allah; sesungguhnya Allah amatlah berat azab siksaNya (bagi orang-orang yang melanggar
perintahNya)."

Satu perkara yang menakjubkan kita dapati bahwa akibat dari riba terhadap ekonomi dunia
tidak banyak bedanya, biarpun zaman telah berubah. Akibat buruknya sama, dahulu dan
sekarang. Krisis ekonomi yang terjadi secara terus-menerus sejak terbentuknya sistem
ekonomi modern yang bersifat global hampir seratus tahun ini telah menyebabkan terjadinya
kejahatan dan keterpurukan seperti yang dijelaskan oleh Imam Fakhruddin Ar-Raziy 800
ratus tahun lalu.

13 Asatizah Al-Munawwar
Hukum Matauang Fiat 2013

Tingkat inflasi yang melonjak naik tanpa henti, jurang pendapatan kaya miskin yang semakin
melebar, pemanasan alam akibat penjarahan hasilnya, perjudian besar-besaran yang leluasa di
bursa-bursa saham yang bermain dengan uang ilusi bernilai triliunan dolar yang berpindah-
pindah dari akun si kaya kepada akun si kaya lainnya tanpa menghasilkan produk apapun,
yang mendatangkan manfaat kepada manusia dan terus mengorbankan hasil kerja dan
cucuran peluh si miskin. Uang melahirkan uang tanpa perantaraan yang benar-benar wujud,
berbentuk 'perdagangan' spekulasi Bursa Berjangka (Futures). Berdirinya persekongkolan
koperasi dan hiper market dan mal-mal raksasa yang tidak berperikemanusiaan melindas
pedagang-pedagang kecil di sekelilingnya. Kualitas barang semakin rendah karena sikap
hanya mementingkan laba dengan biaya yang sangat rendah, dan kurangnya persaingan
akibat monopoli produksi dan pengedaran produk oleh perusahaan raksasa tersebut.

Krisis inflasi parah (hyper-inflation) yang terjadi di beberapa negara hari ini telah dicetuskan
oleh penyebab yang sama dengan terjadinya krisis keuangan di Mesir pada zaman
pemerintahan kerajaan Mamluk hampir 600 tahun yang lalu. Krisis tersebut dialami dan
disaksikan sendiri oleh Muhtasib, (Ketua pemantau pasar dan transaksi keuangan
Pemerintah, yang bertanggungjawab memastikan setiap transaksi keuangan yang terjadi tidak
melanggar syariah), yang juga sejarahwan Mesir pada waktu itu Taqiyuddin Al-Maqrizi. Beliau
menulis kitabnya 'Ighaathatul Ummah bi Kashfil Ghummah' yang merekam sebab dan akibat
terjadinya krisis tersebut.
Di antara penyebab utama yang dijelaskan oleh Al-Maqrizi dalam kitabnya ialah berleluasanya
penggunaan uang tembaga (fulus) menggantikan penggunaan dinar dan dirham atau uang
emas dan perak sebagai mata uang asasi. Akibatnya, uang menjadi suatu alat yang hilang
kelangkaannya (scarcity), pemerintah yang korup dan loba pada waktu itu, mencetak uang
fulus dengan banyak sekali sehingga cadangan uang di Mesir pada waktu itu bertambah
dengan sangat banyak dalam waktu yang singkat menyebabkan nilainya jatuh dengan cepat.
Harga barang pun melonjak naik berpuluh kali. Banyak yang menjadi miskin pada waktu itu
dan Mesir jatuh ke dalam krisis ekonomi yang serius.

Setiap krisis ekonomi yang terjadi hari ini telah mengundang tafsiran-tafsiran yang berbeda
dari pakar-pakar ekonomi modern sedunia. Namun kebanyakan tafsiran yang diberikan hanya

14 Asatizah Al-Munawwar
Hukum Matauang Fiat 2013

berkisar kepada aspek teknis dan hanya segelintir saja yang menyentuh akar penyebab huru-
hara dalam bidang keuangan yang sedang marak sekarang ini.

Di antara penafsiran yang beragam ini kita dapati bahwa hampir-hampir tidak ada yang
berani mempersoalkan metaparadigma (paradigma akar) atau premis-premis dasar ekonomi
modern, seperti penciptaan uang Fiat dari angin, teori yang mengatakan bahwa nilai itu
adalah suatu yang subjektif, teori ketamakan sebagai pemacu utama dan positif bagi
pertumbuhan ekonomi, (arti The Hidden Hand, atau Tangan Di Sebalik Tabir yang
dimaksudkan Adam Smith) keimanan membabi buta para ahli ekonomi modern kepada
konsep pertumbuhan tidak berbatas (exponential growth) dan sebagainya. Metaparadigma-
metaparadigma ini terang dan jelas melanggar fitrah dan sunnah alam yang ditetapkan oleh
Allah s.w.t. Sumber alam adalah terbatas, maka apabila jumlah 'uang' yang diwujudkan secara
keseluruhan melebihi sumber alam yang ada, dan dibiarkan bertambah dan bertambah lalu
dipacu pula oleh kerakusan manusia yang tiada rasa bertuhan, maka terjadilah pemerkosaan
alam dan tercabullah hak-hak asasi manusia secara besar-besaran.

Maka itu, di tengah-tengah krisis ekonomi yang sedang terjadi sekarang ini, dibantu pula oleh
pengajaran yang diperoleh dari pengalaman pahit yang terjadi di Mesir 600 tahun yang lalu,
umat Islam seharusnya bangkit menyeru umat manusia untuk kembali menghormati batasan-
batasan haram yang telah ditetapkan Tuhan yang juga berlaku sama oleh agama-agama besar
dunia. Ibu segala kejahatan keuangan dan tafsiran yang paling tepat dan saintifik bagi
terjadinya krisis ekonomi global ini tidak lain dan tidak bukan adalah kejahatan riba.

Hinanya Riba di dalam Islam

Rasulullah s.a.w memberi amaran:

"‫"الربا سبعون حوبا أيسرها أن ينكح الرجل أمه‬

“Riba memilki 70 derajat dosa, yang paling kecil dosanya adalah seperti berzina dengan ibu
sendiri”
(Hadith Riwayat Ibn Majah, At-Tabraani dari Abu Hurairah & Al-Haakim dari Ibn Mas'ud.)

15 Asatizah Al-Munawwar
Hukum Matauang Fiat 2013

"‫"درهم ربا يأكله الرجل وهو يعلم أشد من ستة وثالثاين زنية‬

“Satu dirham riba yang dimakan oleh seorang lelaki dalam keadaan ia mengetahuinya lebih
buruk dari berzina sebanyak 36 kali”
(Hadith Riwayat Imam Ahmad)

Persoalannya adalah mengapakah dosa Riba begitu hina dalam Islam?

Kita adalah saksi kerusakan-kerusakan berskala besar yang telah disebabkan oleh pemakan-
pemakan riba melalui institusi-institusi riba mereka; dari perang dunia pertama dan kedua
yang jelas telah dibiayai oleh bank-bank besar dunia pada waktu itu, sampai kebuluran
berleluasa di negara-negara dunia ketiga yang terperangkap dalam lingkaran tidak berpintu
bunga hutang Bank Dunia dan IMF. Sehinggalah kepada ibu-ibu dan adik-adik perempuan kita
di Indonesia yang terpaksa melacurkan diri untuk 1 dollar Amerika akibat inflasi kejam yang
telah menimpa mata uang (ilusi) Rupiah.

Ternyata dosa pembunuhan dan zina tidak semestinya membuahkan riba, tetapi kriminal riba
pasti akan menyebabkan terjadinya pertumpahan darah dan pemerkosaan alam serta maruah
insan. Riba itu lebih buruk dari mencuri karena akibat buruknya tidak terjadi serta-merta dan
kaitannya dengan kerusakan kadangkala tidak dapat dilihat secara langsung, sedangkan
akibat kriminal mencuri itu jelas, ditambah pula seluruh umat manusia dari bangsa maupun
agama apa pun bersepakat untuk mencegahnya. Kejahatan riba juga lebih licik, hari ini ia
sering berlindung di balik slogan kemajuan dan pembangunan, sedangkan kerusakan yang
dibawanya adalah jauh lebih besar.

Maka fahamlah kita mengapa Allah s.w.t sampai mengumumkan perang kepada pemakan riba
dalam surah Al-Baqarah ayat 278-279 yang telah dinukil tadi.

Pengertian Riba

16 Asatizah Al-Munawwar
Hukum Matauang Fiat 2013

Pengertian dasar dan sari pati riba yang dapat dirumuskan dari pelbagai definisi yang diambil
dari keempat mazhab ialah:

‫الزيادة بل عوض‬
'Penambahan tanpa imbal balik'

Ini berarti, segala penciptaan nilai yang terjadi tanpa usaha, risiko, dan jaminan serta
penambahan waktu tanpa sebab yang munasabah, termasuk sebagai riba. Jika terjadi
penciptaan nilai/harta tanpa imbal balik untuk satu pihak, maka secara logis kebalikannya
juga pasti akan terjadi; yaitu kehilangan harta pada pihak yang lain tanpa sebab dan tanpa
imbal balik.

Dalam Islam, perolehan harta secara fitrah hanya boleh dilakukan melalui usaha dan hadiah.
Harta warisan serta penemuan harta yang tidak berpemilik juga merupakan sebuah hadiah.
Harta adalah wasilah keberhasilan dalam ujian kehidupan, namun ia harus dimiliki melalui
Sunnatullah. Maka segala bentuk pendapatan yang melanggar fitrah, seperti riba, mencuri,
monopoli dan sebagainya pasti membawa kerusakan kepada masyarakat.

Apabila berbicara tentang riba, banyak yang menyangka bahwa riba berkisar hanya pada
bunga hutang. Ini tidak benar, karena bunga hutang hanyalah satu dari dua jenis riba yang
disepakati oleh keempat mazhab; yaitu Riba Al-Fadl dan Riba An-Nasiah. Bunga hutang
termasuk dalam kategori yang pertama.

Riba Al-Fadl bermakna :

'Tambahan nilai yang timbul sebagai hasil dari pertukaran (jual beli ataupun hutang) dua
perkara ribawi yang sama jenisnya.'

Contoh: Mengembalikan 2 gram emas bagi hutang 1 gram emas atau menjual 1 gram emas
(hiasan) dengan harga 2 gram emas (koin).

Satu jenis lagi yang kurang diberi perhatian ialah jenis riba yang disebut Riba An-Nasiah,
jikalau Riba Al-Fadl berkisar kepada penambahan nilai tanpa imbal balik, Riba An-Nasiah

17 Asatizah Al-Munawwar
Hukum Matauang Fiat 2013

berkisar kepada penambahan waktu dalam akad yang tidak diizinkan adanya penambahan
waktu padanya (Penangguhan).

Riba An-Nasi’ah bermakna:


'Tambahan waktu (penangguhan) yang disertakan dalam pertukaran perkara ribawi yang
berlainan jenis dan di dalam akad yang tidak diizinkan adanya penambahan waktu padanya.’

Ribawi bermakna: semua benda bernilai yang layak digunakan sebagai uang, seperti emas,
perak, gula, garam dan sebagainya (dengan kata lain yang memiliki Thamaniyyah, atau ciri
keuangan) ataupun benda tidak bernilai tetapi dipaksakan oleh pihak berkuasa supaya
diterima sebagai uang, seperti undang-undang Legal Tender (sah laku) pada 'uang' Fiat yang
terjadi hari ini.

Contoh: Membeli emas dengan membayar dengan perak secara tangguh.

Ini termasuk membeli sesuatu yang diperoleh secara tunai; Ayn, dengan kupon hutang; Dayn.
Di sini sudah berlangsung penangguhan yang disebut sebagai Riba An-Nasiah.

"Umar Ibn Al-Khattab berkata : "Satu dinar dengan satu dinar dan satu dirham dengan satu
dirham, satu sa’ dengan satu sa’, sesuatu yang hanya bisa diambil nanti tidak boleh dijual
dengan sesuatu yang ada sekarang." (Al-Muwatta', Bab Muamalah Perdagangan, 31.19.36)

"Yahya meriwayatkan kepadaku dari Malik bahwa dia (Malik) mendengar masyarakat di
zaman Marwan ibn al-Hakam telah diberi kupon (janji penghantaran di masa depan) bagi
makanan (yang mereka beli) dari pasar Al-Jar. Mereka berjual-beli dengan kupon (hutang)
tersebut antara mereka sebelum mengambil makanan tersebut. Zaid Bin Thabit, salah seorang
sahabat Baginda s.a.w, semoga Allah memberkatinya dan memberikan keselamatan atasnya,
bertemu dengan Marwan ibn Al-Hakam dan berkata, 'Marwan! Adakah kamu telah
menghalalkan riba?' Marwan menjawab 'Aku berlindung pada Allah! Apa maksudmu?' Zaid
menjawab, 'Kupon-kupon ini yang diperjualbelikan orang banyak sesama sendiri sebelum
menebus barangnya.' Marwan pun mengarahkan pengawal-pengawalnya untuk mengikut
orang-orang itu, ambil kupon-kupon tersebut dan dipulangkan pada pemiliknya yang asli."
(Al-Muwatta, Bab Muamalah Perdagangan, 31.19.44)

18 Asatizah Al-Munawwar
Hukum Matauang Fiat 2013

Zaid Bin Thabit r.a secara khusus menamakan kupon-kupon (hutang) yang dijualbelikan
tersebut sebagai riba. Adalah halal dalam Islam untuk menggunakan emas, perak atau
makanan sebagai alat bayar, tetapi umat Islam tidak dibenarkan menggunakan kupon atau
nota janji untuk membayar (promise of payment) sebagai alat bayar. Dalam transaksi seperti
ini terdapat penangguhan (An-Nasiah) yang tidak diizinkan. Kalau anda memiliki kupon
hutang (Dayn), anda harus mengambil barangnya (A’yn) dahulu kemudian baru menggunakan
barang tersebut sebagai alat pembayaran. Hutang tidak boleh digunakan sebagai uang.

Pengertian Jual beli dalam Islam

Allah s.w.t telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan lawannya; riba. Allah s.w.t
berfirman dalam surah Al-Baqarah ayat 275 :

‫نوأننحلل ٱللت ٱؤلبنؤينع نونحلرنم ٱلرربنـوا‬

"Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba."

Ini menandakan bahwa lawan bagi perdagangan adalah riba. Jika riba leluasa, maka
perdagangan akan terhenti, dan jika perdagangan terhambat maka kesejahteraan masyarakat
pasti akan turut terhambat.

Dalam Islam, transaksi jual beli dan pertukaran yang dilakukan haruslah sama-
sebanding/equal for equal (‫ )مثل بمثل‬dari segi nilai.

Contoh: Saya memiliki 2 dirham (Rp 140 ribu, pada Nov 2013) sebagai modal, kemudian saya
menggunakannya untuk menghasilkan sebuah meja belajar. Setelah dikurangi biaya produksi;
tenaga, waktu, biaya pengangkutan, dan sebagainya, saya memutuskan untuk menjualnya
dengan harga 4 dirham (Rp 280 ribu). 2 dirham sebagai timbal balik bagi biaya produksi saya;
tenaga, waktu dan sebagainya. Maka bila Ahmad datang membeli meja tersebut dengan harga
4 dirham, dia telah menukar dua hal yang sama dan sebanding; meja yang bernilai 4 dirham
dengan uang berjumlah 4 dirham.

19 Asatizah Al-Munawwar
Hukum Matauang Fiat 2013

Ini jelas bertentangan dengan praktek riba yang hanya membuahkan pertukaran tidak
sebanding dan berat sebelah. Hanya satu pihak yang meraih keuntungan dan keuntungan yang
diraih pun tiada timbal baliknya (tiada biayanya).

Di antara syarat sahnya jual beli dalam keempat mazhab adalah; benda yang ingin dibeli (
‫( )المبيع‬Al-Mabee’) dan alat yang digunakan untuk membeli (‫( )الثمن‬At-Thaman) haruslah bersifat
‫ مــال متقومــا ومنتفعــا بــه‬, (Maalan Mutaqawwiman Wa Muntafi’an Bih) bermaksud sesuatu yang
berupa harta yang bermanfaat dan bernilai dari segi fitrah dan syara' serta nilainya tidak
merosot mendadak atau hilang jika perlu disimpan. Arti perkataan ( ‫( )مال‬Maal) dari segi
bahasa ialah: segala sesuatu yang membuat fitrah condong ( ‫( )مــال يميــل‬Maala Yamiilu)
kepadanya. Dan akar perkataan (‫ )الثمن‬dari segi bahasa juga bermakna: harga dan nilai.
(Al-Fiqih Al-Islamiy Wa Adillatuhu, Jilid 4, ms 398)

Maka dari arti Thaman (‫ )ثامن‬dan Maal ( ‫ )مال‬dari sudut bahasa dan fiqih yang kita lihat di atas,
kita dapati dengan jelas dan yakin bahwa Maal dan apa saja yang digunakan sebagai (‫)ثامن‬
mestilah berharga dan bernilai secara fitrah. Nilainya tidak boleh diciptakan oleh manusia lalu
dipaksakan pula kepada orang lain supaya menerimanya sebagai berharga, ini jelas
bertentangan dengan makna fitrah.

Emas dan perak adalah uang yang berharga dan diinginkan secara fitrah. Allah s.w.t berfirman
dalam Surah Ali Imran ayat 14 :

‫ضنة نواؤلـنخؤينل اؤلـتمنسلونمنة نوالنؤننعانم نواؤلـنحؤر ن‬


‫ث نذلن ن‬
‫ك نمنتا ت‬
‫ع‬ ‫ب نواؤلفن ل‬ ‫ت نمنن النرنسانء نواؤلبنننينن نواؤلقنننانطينر اؤلـتمنقن ن‬
‫طنرنة نمنن اللذهن ن‬ ‫ب اللشهننوا ن‬ ‫تزيرنن نلللنا ن‬
‫س تح م‬
‫اؤلـنحنيانة المدؤننيا نوات نعنندهت تحسن الـنماَ ن‬
‫ب‬ ‫ؤ‬ ‫ت‬ ‫ؤ‬ ‫ل‬

"Dihiaskan (dan dijadikan indah) kepada manusia: Kesukaan dan keinginan kepada
perempuan-perempuan dan anak-pinak, harta benda yang banyak bertimbun-timbun dari emas
dan perak..."

Satu lagi syarat penting dalam urusan jual beli adalah wajib adanya persetujuan dan
keredhoan dua pihak, artinya, tidak ada unsur pemaksaan.

20 Asatizah Al-Munawwar
Hukum Matauang Fiat 2013

Allah s.w.t berfirman dalam Surah An-Nisaa' ayat 29 :

‫ض رمنتكؤم نولن تنؤقتتتلوؤا نأنفتنستكؤم إنلن ا‬ ‫ؤ‬


‫ان نكانن بنتكؤم نرنحيما ة‬ ‫نيا أنمينها اللنذينن آنمتنوؤا لن تنأتكتلوؤا أنؤمنوالنتكؤم بنؤيننتكؤم نباؤلنبانطنل إنلل نأن تنتكونن تننجانرةة نعن تننرا ب‬

"Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kamu makan harta sesama kamu dengan jalan
yang salah, kecuali dengan jalan perdagangan yang dilakukan secara suka sama suka di antara
kamu, dan janganlah kamu berbunuh-bunuhan sesammu. Sesungguhnya Allah senantiasa
Mengasihani kamu."

Uang dalam Islam

1) Uang harus memiliki nilai secara fitrah. Nilainya tidak boleh dipaksakan dari pihak luar.
Nilai emas sebagai contoh adalah nilai fitri karena ia memiliki keindahan secara alamiah di
mata manusia dan manusia secara fitrah cenderung mengumpulnya jika ada kesempatan.
Tidak diperlukan undang-undang apa pun untuk memaksa manusia untuk suka kepada emas.

‫ب نواؤلفن ل‬
‫ضنة‬ ‫ت نمنن النرنسانء نواؤلبنننينن نواؤلقنننانطينر اؤلـتمنقنطننرنة نمنن اللذهن ن‬
‫ب اللشهننوا ن‬ ‫تزيرنن نلللنا ن‬
‫س تح م‬
"Dihiaskan (dan dijadikan indah) kepada manusia: Kesukaan dan keinginan kepada
perempuan-perempuan dan anak-pinak, harta benda yang banyak bertimbun-timbun dari emas
dan perak..."

Uang mesti memiliki nilai fitri karena peranannya sebagai: 1-pengukur nilai, 2- penyimpan
nilai, dan 3- alat tukar. Bentuk uang yang terbuka secara sepenuhnya kepada campur tangan
manusia dan penetapan nilai secara serta merta tidak akan mampu menjalankan tiga peranan
uang yang disebutkan di atas. Jika campur tangan manusia secara tidak terbatas ini dibiarkan
terjadi dan diterima maka nilai uang akan berubah tanpa henti. Pengukur yang senantiasa
jatuh nilainya (berubah) itu tidak layak disebut sebagai pengukur. Maka itu, sesuatu yang
tidak memiliki nilai fitrah tidak boleh diterima sebagai uang.

Pengertian uang itu telah dijelaskan oleh para ulama Fiqih jauh hari sebelum ahli ekonomi
modern mentakrifkannya :

21 Asatizah Al-Munawwar
Hukum Matauang Fiat 2013

”‫القاضي بين الموال عند اختلف المقادير او جهلها‬....‫“الواسطة في تقدير قيم الشياء‬
3/1064 ‫ابن العربي احكام القران‬

"(Dinar emas dan dirham perak) adalah alat untuk mengukur nilai barang, ia adalah hakim
yang mengukur dan menetapkan nilai antar barang apabila ada perbedaan jumlah atau
apabila nilainya tidak diketahui."
(Al-Qaadhi Abu Bakar Ibn Al-Arabi, Ahkaamul Quraan, 3/1064)

"‫"فان سائر الشياء تقوم بها‬


193/2 ‫السرخسي في المبسوط‬

"Semua barang diukur dengannya (Uang-emas dan perak)


(As-Sarkhasi, Al-Mabsuut, 2/193)

‫”"انه تقوم الموال بهما انه ل مقصود فيهما سوى انهما قيم الشياء‬
3/20 ‫المبسوط‬

"Harta itu diukur dengan keduanya itu (emas dan perak,) zatnya tidak diingini kecuali sebagai
pengukur nilai barang..."
(As-Sarkhasi, Al-Mabsuut, 3/20)

"‫“وانما تقوم الشياء كلها بالذهب والفضة‬


16/66 ‫المدونة‬

"Semua barang diukur nilainya dengan emas dan perak."


(Ibnul Qaasim, Al-Mudawwanah Al-Kubra, 16/66)

22 Asatizah Al-Munawwar
Hukum Matauang Fiat 2013

"‫” فان المقصود من الثمان ان تكون معيارا للموال يتوسل بها الى معرفة مقاديرالموال‬
29/468 ‫ابن تيمية مجموع الفتاوى‬

"Perkara yang dikehendaki dari uang adalah perananyan sebagai pengukur nilai barang,
melaluinya nilai barang itu diketahui.."
(Ibn Taymiyyah, Majmu' Fataawa, 29/468)

"‫“لنهما اصل لكل ما يباع ويبتاع وبهما تعرف قيمة الموال و ما يزيد من الرباح‬
1/325 ‫المهذب‬

"Karena (emas dan perak) adalah asas (pengukur) semua barang yang diperjualbelikan,
melaluinya nilai harta dan keuntungan diketahui."
(As-Syiraazi, Al-Muhazzab, 1/325)

2) Uang tidak boleh diambil/dibuat dari/mengandung najis seperti najis manusia/binatang


atau kulit babi.

3) Uang tidak boleh membawa kemudaratan pada zatnya ( ‫)ضارة لذاته‬. Nabi s.a.w bersabda, ‫ل‬
‫ضرر ول ضرار‬, "Tiada kemudaratan (pada diri) dan tidak boleh memudaratkan (orang lain)."
Satu kaedah penting di dalam Kaedah Fiqih adalah ‫(الضرريزال‬Ad-Dhoraru Yuzaal)
”Kemudaratan itu harus dihilangkan." Di dalam isu uang, jika uang itu memudaratkan pada
zatnya (‫( )ضارة لذاته‬Dhaarratun Lizaatihi) seperti senantiasa jatuh nilainya, maka tidak boleh
dipakai sebagai uang. Jika nilai uang senantiasa hilang tanpa si pemilik menggunakannya,
maka uang tersebut tidak dapat memainkan satu lagi peran uang yaitu menyimpan nilai harta
dan usaha si pemilik. Ini adalah kemudaratan kepada harta dan usaha, maka ini tidak
dibenarkan untuk dipergunakan sebagai uang.

Allah berfirman didalam Surah Al-A'raaf ayat 85 :

‫صلنــنحنها‬ ‫س أنؤشنياَنءهتؤم نونل تتؤفنستدوانفى ٱؤلنؤر ن‬


‫ض بنؤعند إن ؤ‬ ‫فنأ نؤوتفواٱؤلنكؤينل نوٱؤلنمينزانن نونل تنؤبنختسواٱللنا ن‬

23 Asatizah Al-Munawwar
Hukum Matauang Fiat 2013

“Olehkarena itu, sempurnakanlah takaran dan timbangan dan janganlah kamu kurangkan bagi
manusia akan benda-benda dan perkara-perkara yang menjadi haknya; dan janganlah kamu
berbuat kerusakan di muka bumi sesudah Allah menjadikannya (makmur teratur) dengan
sebaik-baiknya.”

Allah s.w.t memberi perintah "jangan melakukan kerusakan." setelah memberi amaran
tentang Al-Bakhs (‫ )البخس‬- perbuatan mengurangkan nilai harta manusia - menandakan
bahwa Al-Bakhs adalah satu bentuk kerusakan.

Ibnul Qayyim menulis :

‫” فيجب ان يكون محدودا مضبوطا ل يرتفع ول ينخفض اذ لو كان الثمن يرتفع وينخفض كالسلع لم يكن لنا ثامن نعتبر به المبيعــات‬
"‫بل جميع السلع‬
2/137-138 ‫ اعلم الموقعين‬-

"(Uang) harus ada nilai yang tertentu, nilainya harus tidak naik dan turun, karena jika uang
naik dan turun seperti nilai barang lain maka kita tidak akan ada alat pengukur untuk
mengukur nilai barang dagangan, bahkan semua barang."
(Ibnul Qayyim, I'laamul Muwaqqi'iin, 2/137-138)

4) Uang tidak boleh dipaksakan. Tidak ada satu bentuk uang pun yang boleh dipaksakan ke
atas siapa pun dalam muamalah keuangan antara manusia, karena persetujuan dua pihak
adalah asas muamalah keuangan. Bahkan dinar dan dirham sekalipun tidak boleh dipaksakan
sebagai Legal Tender. Kita dibenarkan untuk menggunakan benda suci apa saja yang memiliki
nilai fitrah sebagai uang.

Allah berfirman didalam Surah An-Nisaa’ ayat 40 :

‫ض رمنتكؤم نولن تنؤقتتتلوؤا نأنفتنستكؤم إنلن ا‬ ‫ؤ‬


‫ان نكانن بنتكؤم نرنحيما ة‬ ‫نيا أنمينها اللنذينن آنمتنوؤا لن تنأتكتلوؤا أنؤمنوالنتكؤم بنؤيننتكؤم نباؤلنبانطنل إنلل نأن تنتكونن تننجانرةة نعن تننرا ب‬

"Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kamu makan harta sesama kamu dengan jalan
yang salah, kecuali dengan jalan perdagangan yang dilakukan secara suka sama suka di antara

24 Asatizah Al-Munawwar
Hukum Matauang Fiat 2013

kamu, dan janganlah kamu berbunuh-bunuhan sesamamu. Sesungguhnya Allah senantiasa


Mengasihani kamu."

Hukum Mata Uang Fiat

1) Uang Fiat tidak layak digunakan sebagai mata uang karena uang Fiat hanyalah selembar
kertas/plastik atau bit-bit elektronik tidak bernilai dan tidak disandarkan kepada
benda apa pun yang memiliki nilai fitri, nilainya ditentukan oleh negara secara paksa
tanpa persetujuan rakyat.

Uang Fiat tidak akan mampu memainkan fungsi uang yang sebenarnya yaitu : 1- sebagai alat
tukar, 2- pengukur nilai, 3- penyimpan nilai. Uang Fiat hanyalah hampa, tiada nilai fitrahnya,
satu-satunya 'nilai' esensi zaati(‫ )ذاتي‬yang dimilikinya hanyalah inflasi yang tidak pernah
lepas darinya sejak awal pencetakannya.

Fiat sebenarnya tidak memiliki kelayakan sama sekali untuk digunakan sebagai uang, baik
dari sudut Fiqih Islam maupun dari pandangan ilmu ekonomi modern. Kedua-duanya
sebenarnya telah memberikan definisi yang jelas akan apa itu uang dan apa peranannya; Uang
adalah alat tukar, pengukur nilai dan juga penyimpan nilai harta.

Uang Fiat tidak layak menjadi pengukur nilai maupun penyimpan nilai karena ia senantiasa
kehilangan nilai palsunya. Ini terjadi karena Fiat tiada nilai fitri. Hakikatnya Fiat terbit dari
sesuatu yang tiada (nothing) tetapi dikedepankan sebagai sesuatu yang ada. Atas sebab itu
uang Fiat dan inflasi kronis tidak pernah berpisah, masing-masing adalah akibat satu sama
lain. Ketiadaan hanya akan kembali kepada kehampaan. Sejarah adalah saksi bagi hakikat ini.

Allah berfirman dalam Surah Al-Baqarah, 276 :

‫ب تكلل نكلفابر أننثايبم‬ ‫ت نو ل‬


‫ات ل يتنح م‬ ‫صندنقا ن‬ ‫ق ل‬
‫ات الرربا نويتؤرنبي ال ل‬ ‫ينؤمنح ت‬

“Allah memusnahkan riba dan menyuburkan sedekah, dan Allah tidak suka kepada setiap yang
orang yang terus dalam kekufuran dan banyak melakukan dosa”

25 Asatizah Al-Munawwar
Hukum Matauang Fiat 2013

Inflasi, baik dalam tahap kronis (chronic) ataupun tahap parah (hyper) berkait sangat erat
dengan Al-Bakhs (‫ )البخس‬yang diharamkan oleh Al-Quran 7:85 seperti yang dikutip di atas.
Karena saat inflasi terjadi, maka daya beli uang Fiat akan jatuh.

Jatuhnya daya beli ini bukanlah disebabkan oleh anasir yang biasa penawaran uang (money
supply) sebuah negara itu – yang secara tidak disengaja oleh suatu pihak - melebihi barang
dan harga jasa (service). Bukan itu sebabnya, penyebabnya adalah penciptaan uang dari angin
secara sengaja oleh tangan-tangan manusia yang tidak bertanggungjawab.

Di samping pencetakan uang Fiat secara terus-menerus dari bank-bank sentral, penciptaan
uang dari angin ini juga diperparah lagi dengan praktek umum di semua bank di seluruh
dunia tanpa pengecualian, termasuk bank-bank 'Islam', yaitu penerapan Fractional Reserve
Requirement (Silakan rujuk ms 38). Inflasi tidak pernah berhenti semenjak bank sentral
mengambil alih peran mengawal penawaran uang (money supply) sebuah negara, akibatnya
adalah; jumlah uang menjadi semakin banyak bahkan terlampau banyak, berarti ia semakin
tidak bernilai, maka para pedagang pun terpaksa menaikkan harga barang. Tanpa disadari
terjadi pemindahan harta dari si miskin kepada si kaya, uang dan harta si miskin semakin
hilang nilainya tanpa sebab yang jelas. Ketahuilah bahwa sebenarnya di sinilah terjadinya
proses perampokan yang sangat halus. Inflasi tidak alami (unnatural). Ia adalah Al-Bakhs, ia
tiada jauh bedanya dengan perampokan.

Maka itu, bermuamalah dengan uang Fiat secara tidak langsung membantu sistem ekonomi
berdasarkan penciptaan nilai dari udara hampa ini untuk terus kekal. Menggunakan Fiat
sebagai uang adalah satu bentuk kezaliman khususnya dari pihak pencetak uang Fiat, karena
bermuamalah dengan uang Fiat hakikatnya adalah bermuamalah untuk mendapatkan sesuatu
yang benar-benar ada dengan sesuatu yang palsu, bahkan tiada.

Ada beberapa pihak yang coba berhujah mempertahankan keabsahan uang Fiat sebagai uang
dengan mengatakan bahwa Sayiduna Umar r.a sendiri pernah merencanakan penggunaan
kulit unta sebagai uang. Jawaban bagi hujah ini sangat mudah. Kulit unta itu ada nilai
fitrahnya, ia juga tidak bisa diciptakan dari angin, tidak seperti uang Fiat elektronik. Nilai

26 Asatizah Al-Munawwar
Hukum Matauang Fiat 2013

fitrinya tidak bisa ditambah maupun dikurangkan dengan menambah atau membuang angka
kosong darinya seperti yang dilakukan ke atas uang Fiat setiap kali rekalibrasi (recalibration)
dilakukan oleh bank pusat sebuah negara. Jika anda memotong kulit unta itu menjadi dua
bagian, setiap bagian masih memiliki nilai separuh dari nilai asal, dan kulit unta bukanlah
sesuatu yang murah atau mudah dimiliki, tidak seperti sumber kertas dan angka elektronik
yang kelihatannya seakan-akan tidak terbatas. Kulit unta itu dari segi nilai fitrah, sama dengan
beras, sutera, kayu dan sebagainya.

Adakah kita berani mengatakan bahwa Sayiduna Umar r.a. akan menjadikan kulit unta seperti
uang Fiat? Maksudnya adakah beliau r.a akan menggunakan dua keping kulit unta dengan
ukuran yang sama dan berat yang sama untuk membeli 1 kilogram beras dengan lembaran
kulit yang pertama dan membeli 100 ekor kuda dengan lembar kulit unta yang kedua? Dan
membedakan dua lembar ini hanya dengan angka nominal yang berbeda? Sudah tentu tidak.

Harus juga diingat bahwa kami menentang praktek mencipta nilai dari kehampaan, tetapi
kami tidak pernah membatasi uang hanya sebatas dengan emas dan perak.

Ya, memang benar, para fuqaha ada menulis bahwa bilamana sebuah bentuk uang itu sudah
diterima secara umum; Ar-Rawaaj (‫)الرواج‬, maka ia layak menjadi Thaman (‫ )الثمن‬atau uang.
Tetapi tidak seorang pun di antara mereka pernah mengatakan bahwa kita boleh
menggunakan “sesuatu yang tiada” sebagai uang. Mata uang Fiat adalah “sesuatu yang tiada”.
Pada awalnya ia adalah surat hutang, tetapi sekarang ini ia adalah Fiat. Perkataan fiat berasal
dari bahasa latin yang bermakna “let it be” atau “Biarkan ia” membawa maksud penciptaan
nilai dari angin.

Jika kita perhatikan nukilan dari ulama masyhur keempat mazhab berkenaan pengertian dan
peranan uang pada awal-awal buku ini, kita akan dapati bahwa untuk sesuatu itu diterima
sebagai uang, ciri Ar-Rawaaj saja tidak mencukupi, syarat pertamanya adalah uang tersebut
harus ada nilai fitri, kemudian barulah datang ciri Ar-Rawaaj.

Kami memahami bahwa inflasi juga bisa terjadi pada emas dan perak, dan pernah terjadi
Inflasi membawa makna penawaran uang (money supply) sebuah negara itu melebihi barang
dan harga jasa (service) yang menyebabkan harga barang dan jasa naik. Di antara sebab alami

27 Asatizah Al-Munawwar
Hukum Matauang Fiat 2013

- bukan yang disengaja - yang menyebabkan terjadinya inflasi adalah penemuan tambang
emas.

Namun, golongan yang memiliki akal yang sehat, tahu dan faham bahwa inflasi yang terjadi
kepada uang Fiat tidak bisa disamakan langsung dengan inflasi yang terjadi pada emas dan
perak. Inflasi adalah bagian yang La yanfasil (‫ )ل ينفصل‬atau tidak terpisah dari uang Fiat,
sedangkan inflasi pada emas dan perak disebabkan oleh unsur luar, li'aaridhin (‫ )لعارض‬dan
itu pun jarang sekali terjadi.

Walaupun kita menyadari adanya beberapa kasus inflasi emas dan perak dalam sejarah Islam
selama 1400 yang lalu, itu tidak sepatutnya mengalihkan pandangan kita dari krisis keuangan
tanpa henti dan berturut-turut yang terjadi pada uang Fiat hanya dalam masa 100 tahun yang
terakhir. Inflasi pada uang Fiat adalah sesuatu yang pasti terjadi, sedangkan inflasi pada emas
dan perak adalah suatu yang sangat jarang terjadi. Sejarah adalah saksi bagi apa yang kami
katakan.

Sangat penting untuk ditekankan di sini bahwa sesuatu itu tidak semestinya layak diterima
sebagai uang dalam Islam hanya karena ia dapat memainkan beberapa peranan uang. Ada
beberapa perkara yang bisa menghilangkan kelayakan suatu benda untuk diterima sebagai
uang. Sebagai contoh, walaupun kulit babi bisa saja digunakan di sebuah kampung sebagai
alat tukar, ia masih tetap tidak layak digunakan sebagai uang dalam Islam karena ada sebab
lain yang menjadikannya tidak layak, yaitu, karena sifatnya najis berat.

Begitu juga dengan uang Fiat, walaupun secara lahir dengan penelitian yang cetek ia kelihatan
seakan mampu memainkan peran sebagai uang, tidak patut mengaburkan pandangan kita
dari unsur-unsur penting lain yang tidak melayakkannya diterima sebagai uang dalam Islam.

2) Undang-undang Mata Uang (Legal Tender) pada uang Fiat dan akibatnya pada rusaknya
syarat penting dalam muamalah keuangan; yaitu kesepakatan dan kerelaan kedua belah
pihak.

Allah s.w.t berfirman dalam Surah An-Nisa : 40 'Tijaaratan an Taraadhin minkum' (‫تجارة عن‬
‫ )تراض منكم‬yang artinya “Perdagangan berdasarkan persetujuan sesama kamu.” Persetujuan

28 Asatizah Al-Munawwar
Hukum Matauang Fiat 2013

semua pihak yang terlibat, tanpa dipaksa, untuk menjual/membeli (atau apa saja muamalah
keuangan), ataupemilihan bentuk uang tertentu, merupakan syarat yang sangat penting
dalam setiap bentuk Muamalah antarsesama manusia

Dalam undang-undang Legal Tender, pembeli, penjual, pembayar hutang atau penerima
hutang tidak diizinkan membayar atau menerima pembayaran kecuali dengan mata uang Fiat
sebuah negara tertentu, ini adalah pelanggaran yang jelas pada syarat 'Tijaratan An Taraadhin'
dengan memaksakan satu bentuk uang saja kepada rakyat. Di dalam Fiqih, uang dinar &
dirham pun tidak dibenarkan dijadikan Legal Tender.

Uang tidak boleh dipaksakan ke atas manusia, ia harus dipilih secara bebas, tentunya dengan
batasan-batasan yang telah ditetapkan dalam syariat Islam. Kebebasan yang sebenarnya ialah
apabila anda membuat pemilihan berdasarkan ilmu dan bukan dari kejahilan dan tanpa
kesedaran bahwa perkara yang anda pilih itu sebenarnya membawa mudarat yang sangat
besar kepada umat Islam. "Bebas" memilih kemudaratan bukanlah kebebasan, tetapi
sebenarnya melambangkan kejahilan yang menjadi sebab seseorang itu mudah ditipu oleh
musuh.

Tanpa undang-undang Legal Tender umat manusia pasti tidak akan memilih Fiat (bentuk
kertas maupun elektronik) sebagai uang, sebaliknya mereka akan memilih emas dan perak.
Apabila manusia diberikan kebebasan memilih uang mereka, mereka akan pasti memilih emas
dan perak atau suatu benda yang memiliki nilai fitrah. Lihat saja bentuk uang yang dipilih
manusia sepanjang sejarah sebelum kedatangan uang Fiat.

3) Uang Fiat adalah perwujudan riba yang paling jelas dan paling buruk.

Uang Fiat adalah hasil dari penciptaan nilai dari angin (sesuatu yang tiada ataupun tiada
timbal balas maupun asal muasal, out of nothing), ini tidak lain dan tidak bukan adalah sari
pati dan inti riba itu.

Intipati riba adalah :

"‫“كل زيادة لم يقابلها عوض هي الربا‬

29 Asatizah Al-Munawwar
Hukum Matauang Fiat 2013

‫ احكام القران‬,‫ القاضي ابو بكر ابن العربي‬-

"Apa saja penambahan tanpa timbal balik adalah Riba."


(Al-Qaadiy Abu Bakr Ibn Al-Arabi, Ahkaamul Quran)

"‫“الربا يقتضي أخذ مال النسان من غير عوض‬


- 275 : ‫ تفسير البقرة‬, ‫التفسير الكبير للمام فخر الدين الرازي‬

"Riba berarti mengambil harta orang lain tanpa memberikan timbal balik apapun."
(Imam Fakhruddin Ar-Razi, Tafsir Al-Kabir, Al-Baqarah : 275)

- Sekarang mari kita lihat tiga fase perubahan bentuk uang dari emas dan perak kepada
uang Fiat dan kaitannya dengan Riba :

1](Uang Fiat bermula sebagai) Surat janji membayar hutang (Promissory note) yang
disandarkan kepada emas dan perak.

2] Proses perubahan nilai surat janji membayar hutang (Promissory note) oleh satu pihak
(Penerbit surat janji) yang mengakibatkan pada pembatalan akad (kontrak) asal secara
keseluruhan.

3] Selembar kertas/Bit-bit elektornik yang tidak disandarkan kepada benda apa pun yang
memiliki nilai fitrah, dan nilainya ditentukan oleh bank sentral secara paksa. (Persetujuan
atau penolakan rakyat tidak bermakna apa-apa).

- Kaitan uang Fiat tahap pertama dengan Riba :

Seperti yang telah dijelaskan, uang Fiat sebenarnya adalah nota janji yaitu satu surat
pengakuan hutang, atau sebentuk hutang. Ia adalah sekeping kertas yang menjanjikan
pengembalian emas dan perak kepada pemegangnya apabila saja kertas itu dipulangkan
kepada pihak penerbitnya. Ia adalah hutang pihak penerbit kepada pemegang nota janji
tersebut. Benar Al-Hiwaalah diizinkan dalam Islam, tetapi surat hutang tidak dibenarkan

30 Asatizah Al-Munawwar
Hukum Matauang Fiat 2013

untuk digunakan sebagai uang, karena jika pemindahan tanpa batas ini terjadi, maka nota
janji itu sendiri yang akan menjadi uang, akhirnya manusia akan membayar 'tunai' dengan
hutang dalam muamalah jual beli maupun pelunasan hutang, ini adalah penangguhan yang
tidak diizinkan; Riba An-Nasi'ah ( ‫ )النسيئة‬yaitu lebihan waktu yang timbul hasil dari
penangguhan yang tidak diizinkan.

Jika surat hutang diizinkan menjadi uang, akhirnya emas dan perak tidak lagi perlu ditebus,
yang akan berputar dalam masyarakat hanyalah surat hutang dan bukan emas dan perak itu
sendiri. Ini berbahaya karena praktek ini membuka pintu yang sangat lebar kepada para
penjahat yang tiada Taqwa untuk mencetak lebih banyak uang janji yang tidak ada sandaran
langsung kepada emas dan perak. Contoh: emas fisiknya hanya ada 5kg, tetapi mereka
mencetak nota janji seolah-olah ia bersandar pada emas 1000kg yang sebenarnya tidak
wujud, mereka pun menjadi kaya dalam sekejap mata dan mula "membeli" (hakikatnya
mencuri secara halus) dan mengawal aset-aset yang memiliki nilai. Inilah yang terjadi dalam
sejarah.

Di bawah ini dinukilkan sebuah athaar dari Al-Muwatta'nya Imam Malik r.a. Perhatikan bahwa
Imam Abu Hanifah dan Imam As-Syafi'i menyetujui bahwa athaar ini merangkumi semua
surat janji membayar (kupon/‫ )صك‬dan tidak hanya terbatas kepada surat janji untuk barang
makanan saja.
(Al-Qadiy Abu Bakr Ibn Al-Arabiy, Syarhul Muwatta' pg 784-785)

"Yahya meriwayatkan kepadaku dari Malik bahwa dia (Malik) mendengar masyarakat di
zaman Marwan ibn al-Hakam telah diberi kupon (janji penghantaran di masa datang) bagi
makanan (yang mereka beli) dari pasar Al-Jar. Mereka berjual beli dengan kupon (hutang)
tersebut antara mereka sebelum mengambil makanan tersebut. Zaid Bin Thabit, salah seorang
sahabat Baginda s.a.w, semoga Allah memberkatinya dan memberikan keselamatan ke
atasnya, bertemu dengan Marwan ibn Al-Hakam dan berkata, 'Marwan! Adakah kamu telah
menghalalkan riba?' Marwan menjawab 'Aku berlindung pada Allah! Apa maksudmu?' Zaid
menjawab, 'Kupon-kupon ini yang diperjualbelikan oleh orang banyak sesama mereka
sebelum menebus barangnya.' Marwan pun mengarahkan pengawal-pengawalnya untuk
mengikuti orang-orang itu, merampas kupon-kupon tersebut dan dikembalikan kepada
pemiliknya semula."

31 Asatizah Al-Munawwar
Hukum Matauang Fiat 2013

(Al-Muwatta, Bab Muamalah Perdagangan, 31.19.44)

Sahabat Rasulullah s.a.w Zayd bin Thabit r.a menamakan surat-surat janji yang digunakan
sebagai alat jual beli sebelum mereka menebus barang yang dijanjikan itu sebagai Riba. Kita
dibenarkan untuk menggunakan emas dan perak sebagai alat pembayaran, tetapi kita tidak
diizinkan untuk menggunakan surat janji pembayaran sebagai alat pembayaran. Surat janji ini
dinamakan sebagai Sukuk di pasar Al-Jar, beberapa ratus tahun selepas itu diberi nama baru;
bank note. Ia adalah janji untuk membayar, bukan pembayaran itu sendiri, ini bermakna, yang
ada hanya janji, bukan pembayaran. Dalam transaksi begini ada penangguhan pembayaran
yang tidak diizinkan (Riba An-Nasiah). Jika anda memiliki surat hutang, anda harus menebus
barang yang dijanjikan oleh surat tersebut dan kemudian membeli barang yang dihajati
dengan barang yang telah ditebus itu. Anda tidak boleh menggunakan janji pembayaran
(tangguh) sebagai uang (yang berarti bayaran secara tunai).

Jelas di sini, tahap pertama sejarah uang Fiat saja sudah disebutkan sebagai Riba.

- Tahap kedua dan kaitannya dengan Riba :

"Tahap kedua merujuk kepada zaman di mana uang kertas (nota janji) dikurangkan nilainya
dari janji asal secara berketerusan (mereka hanya akan membayar kurang dari apa yang
asalnya dijanjikan dan disetujui.) sehinggalah ke tahap akhir di mana perjanjian asal itu
dibatalkan secara sepenuhnya (mereka tidak akan membayar apa-apa). Tahap terakhir ini
terjadi pada tahun 1973 dan dikenal sebagai Nixon Shock saat President Amerika Serikat,
Richard Nixon memungkiri janji dengan menolak untuk membayar nilai asal pelunasan yang
telah dijanjikan yaitu 1 ons emas untuk setiap 35 dollar (kertas janji.)

Bagaimanakah pendirian Islam tentang ingkar janji? Apakah hukumnya apabila hutang tidak
dibayar secara penuh atau dibatalkan langsung pembayarannya oleh pihak yang berhutang?
Sudah tentu ia adalah sesuatu yang tidak boleh diterima, ia adalah perbuatan kriminal. Dan
jika dilakukan dengan niat sejak dari awal, maka itu adalah perbuatan mencuri. Kejahatan
mencuri ada hukumannya dalam Islam.

32 Asatizah Al-Munawwar
Hukum Matauang Fiat 2013

Untuk menggunakan dan memindahkan kertas hutang (nota janji) kepada pihak lain, maka
perlu mengikuti hukum-hukum yang telah kami perinci sebelumnya. Namun ada satu lagi
unsur tambahan yang harus diperhatikan di sini, bahwa anda sedang menggunakan nota janji
(surat hutang) penjahat yang terkenal yang tidak mengakui kejahatannya maupun janji-
janjinya."

(Fatwa On Banking, Shaykh Umar Ibrahim Vadillo)

Jikalau umat Islam pada waktu itu berpegang kepada peringatan Sayiduna Umar r.a di bawah
ini, maka kita tidak akan tertipu oleh perjanjian licik Brettonwoods :

"Jangan menjual sesuatu yang ada dengan sesuatu yang tidak ada. Jikalau seseorang meminta
untuk ditangguhkan pembayaran sehingga dia pulang ke rumahnya, maka jangan tinggalkan
dia. Aku bimbang Rama' terjadi ke atas kamu. Rama' adalah riba."

(Al-Muwatta, Bab Muamalah Perdagangan, 31.16.35)

Apabila benda riil yang bernilai fitrah sudah tersedia, mengapa perlu mencipta sesuatu yang
lain untuk mewakilinya? Ini tiada lain kecuali persekongkolan yang jahat dan licik.

- Uang Fiat tahap ketiga dan kaitannya dengan Riba:

Akhirnya kita sampai kepada bentuk uang yang kita gunakan pada hari ini. Tiada ada janji
untuk membayar dengan sesuatu benda yang bernilai fitri, nilainya diciptakan dari angin.
Hanya ada angka-angka yang tercetak padanya dan dipaksakan oleh undang-undang yang
mewajibkan rakyat menerimanya sebagai alat pelunasan hutang. Inilah yang disebut uang
Fiat. Mata uang yang dinilaikan berdasarkan angka-angka yang dicetak di atasnya dan
bukannya berdasarkan pada nilai zat benda tersebut.

Uang Fiat tahap yang ketiga ini mengandung kedua jenis riba, Riba Al-Fadl (‫ ;)الفضل‬manfaat
yang timbul dari lebihan yang tidak diizinkan & Riba An-Nasi'ah (‫ ;)النسيئة‬lebihan waktu yang
timbul dari penangguhan yang tidak diizinkan. Uang Fiat adalah Riba Al-Fadl karena terang
lagi jelas bahwa Fiat tidak memiliki apa-apa nilai fitrah, khususnya uang Fiat elektronik yang

33 Asatizah Al-Munawwar
Hukum Matauang Fiat 2013

merupakan mayoritas mewakili sumber uang yang terbanyak saat ini, melampaui jumlah uang
dalam bentuk kertas dan koin. Tidakkah terang lagi nyata bahwa ini adalah perbuatan
mencipta nilai dari ketiadaan? Bukankah ini penambahan tanpa timbal balik?

Jika uang Fiat itu bukan riba, maka tidak ada suatu apa pun yang layak disebut riba!

Umumnya manusia, terlepas dari bangsa maupun agama, tahu mengapa riba diharamkan oleh
kesemua agama di dunia ini. Mereka tahu ia haram karena uang bunga itu sebenarnya adalah
penciptaan nilai dari hampa, ia datang kepada si pemberi hutang tanpa usaha dan
pertanggungjawaban, dan pada saat yang sama menzalimi si penerima hutang.

Maka jika ini dikatakan haram dan difahami kezalimannya, uang Fiat haruslah lebih dibenci
dan lebih tinggi ribanya! Karena terjadinya penciptaan nilai tanpa perantaraan transaksi,
hutang maupun jual beli, apa pun!

Uang Fiat tahap ketiga ini juga jatuh pada kategori Riba An-Nasi'ah karena sebagian besar
uang Fiat yang berputar di seluruh dunia hari ini sebenarnya adalah hutang:

Hutang pemerintah sebuah negara sebagian kepada bank sentral serta kepada rakyat negara
tersebut dan sebagian yang lain kepada peminjam luar negeri. Inilah yang disebut hutang
negara/rakyat. Bank sentral adalah pencetak dan pengeluar uang (kertas dan elektronik) bagi
sebuah negara. Bank sentral memberi pinjaman kepada pemerintah meneruskan penciptaan
uang baru atau dengan uang ada dalam rekeningnya. Dan hutang yang diberikan Bank
Sentral/Bank Dunia kepada pemerintah sebuah negara itu beban pelunasannya beserta
bunganya (interest) ditimpakan ke atas bahu rakyat, inilah yang disebut Hutang Negara atau
Hutang Rakyat, National Debt.

2. Hutang individu kepada bank. Apabila seseorang/sebuah Perusahaan pergi ke bank untuk
membuat pinjaman, maka bank akan mencipta uang baru, bukan meminjamkan dari cadangan
uang dalam rekening bank, tetapi menciptakan uang baru dengan hanya menekan beberapa
tombol di papan komputer kemudian meminjamkan kepada individu/Perusahaan tersebut.
Uang baru ini yang akan beredar dan digunakan dalam masyarakat adalah hutang yang harus

34 Asatizah Al-Munawwar
Hukum Matauang Fiat 2013

dibayar kembali berserta bunganya. Dan sejurus saja memasuki pasaran, nilai uang baru ini
akan jatuh serta merta, lalu ia menjadi duit 'lama'.

Jika semua orang membayar hutang mereka, maka akan tiada lagi uang Fiat yang tinggal.
Tetapi hal ini tidak akan terjadi karena uang yang ada sangatlah kurang jumlahnya
berbanding jumlah hutang bercampur bunga yang harus dibayar, uang yang ada tidak
mencukupi untuk membayar kesemua hutang dalam sistem ekonomi kesetanan ini. Banyak
yang terpaksa jatuh bangkrut dan menyerahkan harta mereka yang bernilai fitri kepada pihak
bank yang sebenarnya tidak layak untuk meminjamkan maupun menerima pelunasan hutang,
karena darimana sebenarnya datangnya uang Fiat yang bank-bank ini pinjamkan kepada
rakyat? Fikir-fikirlah.

- Riba pada uang Fiat (tahap ketiga) tidak berhenti di situ, sebenarnya riba dalam uang Fiat itu
berganda seterusnya sebanyak tiga bentuk lagi :

1- Dicipta dari angin.

2- Kemudian uang Fiat yang diciptakan itu dikembangkan ribanya dengan sistem Fractional
Reserve Banking (FRB) yang dpraktekkan oleh semua bank di dunia ini, termasuk bank-bank
'Islam'. Untuk menjelaskan FRB dengan mudah, bayangkan jika Bank A menerima sejumlah
simpanan (deposit) dari pelanggannya, maka Bank A hanya perlu menyimpan sebahagian
kecil dari simpanan tersebut, selebihnya boleh digunakan sebagai modal untuk dipinjamkan
kepada pelanggan lain supaya keuntungannya (bunga) dapat digandakan. Jika uang lebihan
yang dipinjamkan itu dimasukkan kembali ke bank yang sama atau ke bank-bank lain, maka
prosesnya akan berulang dan jumlah asal akan terus berkembang, sesuatu yang pada
hakikatnya tiada, diputarkan menjadi hampa yang 'lebih besar'. Uang 100 Dollar yang dicipta
atas angin mudah saja berkembang menjadi 1000 Dollar melalui FRB, dan ketahuilah bahwa
kemungkinannya sangatlah besar bahwa 1000 Dollar itu juga akan dimasukkan kembali ke
dalam bank, maka berterusan dan bertambahlah perkembangan penggelembungan riba uang
Fiat.

3- Inflasi. Inflasi adalah keadaan di mana uang bertambah terlalu banyak sehingga melebihi
barang dan jasa yang ada di sebuah negara, maka akibatnya, melonjaknya harga barang. Bila

35 Asatizah Al-Munawwar
Hukum Matauang Fiat 2013

uang bertambah, maka semakin berkuranglah kelangkaannya (scarcity) dan apabila


kelangkaannya berkurang, maka berkurang jugalah nilainya. Bayangkan jika suatu hari, semua
pasir di dunia ini menjadi emas, maka emas akan hilang nilainya, karena sudah hilang
kelangkaannya, ia mudah dapati di mana-mana. Ada yang mungkin bertanya, apa salahnya
uang bertambah, dan bersamanya harga barang naik, sama seperti naiknya semua sampan-
sampan secara bersama-sama apabila air pasang? Namun hakikatnya adalah, sistem ekonomi
ribawi internasional ini hanya memperkaya sebagian kecil saja dari masyarakat dunia, sistem
ini memastikan bahwa harta hanya berputar antara orang kaya.

Selain terpaksa menerima kenaikan berketerusan dan berturut-turut harga barang pokok
seperti rumah, minyak, beras, telur dan sebagainya, pendapatan dan gaji tidak naik ataupun
dinaikkan terlalu sedikit tidak sebanding dengan tingkat inflasi sebuah negara. Atas dasar itu
kesemuanya terpaksa mengambil hutang, walaupun kebutuhan yang ingin dibeli itu adalah
barang pokok seperti rumah dan kendaraan, semua orang seolah-olah wajib berhutang. Inilah
sebenarnya identitas manusia modern, Makhluk yang berhutang. Dan bila anda terlalu banyak
berhutang biasanya anda akan bermental budak (slave mentality), menjadi hamba kepada
manusia, bukan kepada Allah s.w.t.

Di antara penyebab utama inflasi adalah dua perkara di atas; penciptaan uang Fiat dari angin
dan FRB yang dipraktekan oleh bank-bank. [hal 44)

Apabila nilai uang satu pihak berkurang, daya beli pihak lain akan bertambah, yang mendapat
keuntungan terbesar dari fenomena ini adalah pihak bank sebagai pencetak uang baru yang
masih segar dan penerima pinjaman yang pertama sebelum uang segar tersebut memasuki
pasaran dan mulai membusuk. Uang yang baru dicipta bernilai lebih tinggi dari uang yang
sama setelah ia masuk ke dalam pasaran.

4) Uang Fiat adalah Pencurian.

Mereka yang mencipta uang dari kehampaan dan kemudian membeli sumber daya manusia
dan sumber-sumber alam, seperti minyak, gas dan sebagainya dari negara-negara yang
menjualnya, secara hakikatnya telah membeli sesuatu yang benar-ada dengan sesuatu yang

36 Asatizah Al-Munawwar
Hukum Matauang Fiat 2013

palsu. Lebih buruk lagi, uang yang palsu ini akan terus berkurang 'nilainya'. Jika ini bukan
mencuri maka apakah dia?

Pengambilan harta orang lain tanpa hak melalui riba biasanya dilakukan dalam keadaan si
mangsa tahu dan rela, sedangkan pengambilan harta dari pencurian (‫( )السرقة‬As-Sariqah)
terjadi melalui penipuan atau dalam keadaan si mangsa tidak menyadarinya.

Kesemua negara Islam termasuk negara penghasil minyak (OPEC) telah diperdaya supaya
menjual minyak mereka, sumber alam mereka serta tenaga manusia mereka dengan
menerima uang palsu yang dicipta pihak pembeli sesuka hati sebagai bayaran, dan uang palsu
itu akan hilang pula nilainya secara terus-menerus.

Bukankah ini satu penipuan? Malangnya sebagian besar masyarakat dari negara-negara yang
menjual hasil bumi dan tenaga manusia masih percaya buta bahwa uang palsu itu ada
sandarannya pada sesuatu yang bernilai fitri dan selamat dari kejatuhan nilai secara besar-
besaran dan secara sepenuhnya!

5) Akibat kerusakan yang dibawa uang Fiat sangatlah jelas, Harajun Bayyinun (‫)حرج بين‬, bagi
mereka yang mengkaji.

Kejatuhan nilai, Al-Bakhs wal Kasaad (‫)البخس والكساد‬, kesemua uang Fiat secara besar-
besaran sepanjang 100 tahun terakhir adalah bukti yang tidak dapat disangkal bahwa uang
Fiat sebenarnya adalah haram. Yang merasakan akibatnya adalah golongan miskin, ini tidak
lagi menjadi khilaf maupun ikhtilaf karena tiada sangsi lagi pada akibat buruk yang
dibawanya. Khilaf & Ikhtilaf itu ada dua jenis :

1. Khilaf & ikhtilaf karena ijtihad yang berbeda maupun bertentangan tidak akan
dapat dinilai benar-salahnya secara tuntas karena tidak membawa akibat baik
maupun buruk di dunia ini, dan teks sumber wahyunya pula tidak bersifat
Muhkamah (jelas-tuntas). Biasanya jenis ini berkisar kepada bab ibadat dan akhlak.
Contoh; isu posisi tangan ketika berdiri dalam Salat, meletakkan tangan di atas
pusat ataupun di bawah pusat, ternyata tiada akibat baik maupun buruk yang

37 Asatizah Al-Munawwar
Hukum Matauang Fiat 2013

timbul dengan jelas dari kedua-dua ijtihad ini, maka itu kita harus berlapang dada
dan menerima perbedaan.

2. Khilaf & ikhtilaf dalam bidang Fiqih sosio-ekonomi yang mana ijtihad-ijtihadnya
dapat ditentukan benar-salahnya karena ia membawa akibat baik maupun buruk
yang jelas kepada individu dan masyarakat. Contoh paling mudah adalah
perbedaan pandangan tentang hukum uang Fiat, ternyata waktu membuktikan
bahwa uang Fiat tidak dapat diberikan hukum halal karena ia membawa
kemudaratan zati yang sangat besar.

Kerusakan yang dibawa uang Fiat itu adalah bagian yang tidak terpisah dari uang Fiat itu
sendiri, ia ada pada zatnya (‫ )لذاته‬dan bukan datang atas sebab-sebab luar seperti kesalahan
tadbir urus (mismanagement) maupun perbuatan kriminal yang disengaja, tanpa kedua-dua
sebab luar ini pun uang Fiat akan tetap terus merosot nilainya.

Tidak ada alasan lagi untuk mempertahankan uang Fiat, bagaimanakah mungkin sesuatu yang
halal membawa kerusakan dan kezaliman yang begitu besar? Ia tidak boleh diterima sebagai
halal.

Semenjak diperkenalkan uang Fiat kepada dunia hingga hari ini, 786 jenis uang Fiat telah
dicipta, namun hanya 23% saja yang masih ada bersama kita pada hari ini, 19% telah
terhapus karena inflasi parah (hyper-inflation) di mana nilai uang Fiat tertentu hilang hampir
semua nilainya dalam waktu yang sangat singkat seperti yang terjadi pada mata uang
Zimbabwe baru-baru ini. Sedangkan sekitar 58% tidak lagi digunakan.
(Mike Hewitt, www.dollardaze.com).

Tambahan pula, hampir kesemua uang Fiat yang masih ada bersama kita pada hari ini sudah
kehilangan lebih dari 50% nilai asalnya.

Ketika Peperangan Empat Tahun (The Four Years War) di Jerman, harga sepotong roti
melonjak dari 1 pound ke empat ribu juta pound akibat inflasi parah (hyper-inflation). Orang-
orang kaya menjadi pengemis secara tiba-tiba, hal yang sama terjadi ketika The Great

38 Asatizah Al-Munawwar
Hukum Matauang Fiat 2013

Depression (di Amerika Serikat) dan di Indonesia, dan ia masih terus mencengkeram leher
banyak negara pada hari ini.

Shaykh Abdullah Ibn Bayyah seorang Alim masyhur dari Mauritania menulis dalam makalah
ilmiahnya ‫‘ أحكام النقود الورقية وتغير قيمة العملة‬Hukum Uang Kertas dan Perubahan Nilai
Matauang’ bahwa uang kertas boleh hanya jika tidak membawa kemudaratan, inflasi dan
huru-hara:

‫“حكم طبع النقود الورقية هو الجواز اذا خضع لضوابط تمنع انزال الضرر بالناس لحديث ))ل ضرر ول‬
‫ضرار (( ولهذا فيمنع احداث نقود تؤدي الى الفوضى والتضخم فل يجوز للفراد ول للسلطة ان تحدث‬
"‫ذلك للقاعدة الشرعية‬

"Uang kertas hanya menjadi boleh jika ia dicetak di bawah perhatian dan perundangan yang
ketat yang memastikan kemudaratan tidak menimpa manusia, ini berdasarkan Hadis: "Tiada
kemudaratan dan tidak boleh memudaratkan." Maka itu, tidak dibenarkan pihak pemerintah
maupun perseorangan untuk mencetaknya jika ia membawa kepada inflasi dan huru-hara."

Hakikatnya, uang Fiat tidak pernah lepas dari inflasi dan kemudaratan semenjak awal
penciptaannya hingga ke hari ini, maka berdasarkan pemahaman dan pengetahuan ini, uang
Fiat tidak boleh diterima sebagai halal.

6) Ia membawa masalah serius pada rukun Zakat :

1. Para Ulama’ telah bersepakat bahwa zakat wajib dibayar dengan A'yn (‫ )عين‬yaitu benda riil
secara tunai, dan bukan dengan Dayn (‫ )دين‬yaitu hutang/kertas hutang yang membawa unsur
penangguhan. Bukankah uang Fiat itu asalnya bukan hanya selembar surat hutang tetapi ia
adalah nota janji yang telah diingkari dan dibatalkan? Maka, bagaimanakah kita boleh
membayar zakat dengannya?

Sebagian pihak bertanya, jika uang Fiat itu benar hutang, maka siapa pemberi hutang dan
siapa pula penghutangnya?

39 Asatizah Al-Munawwar
Hukum Matauang Fiat 2013

Untuk memahami hal ini, adalah penting untuk kita melongok sejarah Perjanjian
Brettonwoods pada tahun 1944:

Amerika Serikat mengumumkan dalam perjanjian tersebut bahwa setiap 35 dollar Amerika
boleh ditukar dengan 1 auns emas, pada waktu itu hampir kesemua negara di dunia
menerimanya tanpa mempersoalkan secara lantang niat sebenar Amerika Serikat di sebalik
pengumuman yang licik itu. Mengapa perlu berhenti menggunakan emas dan perak
sebaliknya menggunakan kupon hutang berbentuk 'perjanjian untuk membayar' (promise to
pay)? Mengapa mereka perlukan penangguhan (Nasa'/Nasi'ah) dalam membuat pembayaran?
Sebab yang mereka umumkan adalah karena kemudahan membawa dan memindahkan kertas
berbanding koin emas dan perak. Pada 1971 kedok mereka terbuka. Ternyata perjanjian
tersebut sebuah penipuan bagi memberikan mereka peluang untuk mencetak 'uang' dan
mencipta kekayaan dalam masa yang singkat. Pada tahun 1973 Presiden Richard Nixon
membatalkan (memungkiri) perjanjian tersebut.

Hampir semua negara-negara dunia yang sudah “merdeka” sewaktu tahun 1944 setuju
dengan perjanjian tersebut, ini menjadikan mereka berserta rakyat mereka sebagai pemberi
hutang, mangsa penipuan dan tanpa menyadarinya, turut menjadi pihak yang bersekongkol,
mengklaim karena pemerintah dalam sistem demokrasi adalah wakil bagi rakyat. Maka itu,
berdasarkan hukum Al-Wakaalah ( ‫)الوكالة‬, rakyat dunia bersama pemerintah mereka adalah
pemberi hutang dan Amerika Serikat bersama dengan IMF adalah penghutang yang telah
menipu dan memungkiri janji.

Uang Fiat itu bukan pun abu dari perjanjian yang sudah terbakar, tetapi hanya sekadar
asapnya. Karena paling tidak, pada awal perjanjian Brettonwoods, uang kertas itu masih
bersandar kepada benda yang bernilai, tetapi hari ini, tiada sandaran dan tidak bernilai pada
dirinya. Ini adalah penipuan.

Persoalannya, di manakah emas kita? Dan bolehkah kita membayar zakat dengan asap dari
janji yang telah terbakar? Jika jawabannya boleh, bukankah itu satu penghinaan kepada
syariah kita yang tinggi dan mulia?

40 Asatizah Al-Munawwar
Hukum Matauang Fiat 2013

2. Nisab (had, ukur) zakat telah ditetapkan oleh Baginda Rasulullah s.a.w berdasarkan berat
emas dan perak, bukan nilai Fiat emas dan perak yang sentiasa berubah-ubah dan jatuh akibat
inflasi kronis (chronic-inflation). Nisab ( ‫ )نصاب‬zakat emas yang telah ditetapkan ialah 20
dinar/mithqal ( ‫ ) مثقال‬dan nisab perak ialah 200 dirham. Jika nilai harta yang dikenakan
zakat itu berubah-ubah setiap saat, maka nisabnya juga akan berubah-ubah setiap saat,
sesuatu yang berubah setiap saat itu tidak layak disebut Nisab.

Nisab zakat uang Fiat di Singapura 5 tahun lalu adalah lebih kurang $2,500 SGD, hari ini, telah
melonjak naik kepada $6,500 SGD, apa lagi bukti yang kita inginkan? Hanya dalam masa lima
tahun seorang pengeluar zakat boleh berubah menjadi bukan pengeluar zakat tanpa perlunya
terjadi apa-apa perubahan pada angka-angka Fiat dalam rekening simpanannya. Inflasi kronis
(chronic-inflation) merampas hak asnaf untuk menerima zakat dan memakan golongan harta
kelas menengah.

Para pegawai bank pasti akan menjawab dakwaan ini dengan mengatakan bahwa “Di sinilah
kepentingan tingkat suku bunga (interest rate) dalam menyeimbangkan akibat inflasi dalam
ekonomi masyarakat.”

Kata-kata seperti ini tidak mencerminkan kebijaksanaan. Mengapa kamu bersusah payah
menutup lubang-lubang yang akan kamu korek lagi? Dan mengapakah kamu mengorek
lubang-lubang yang baru saja kamu tutup? Apa sebenarnya yang kamu lakukan dan
sembunyikan?

Sebagian lain pula berhujah bahwa nisab uang Fiat yang senantiasa naik menggambarkan
harga emas yang sedang naik. Ini adalah dakwaan yang salah, sebenarnya dalam masa lima
tahun lalu, uang Fiat kita telah jatuh nilai sebanyak 50%! Sebenarnya bukan harga emas yang
naik, tetapi nilai uang Fiat kita yang sentiasa jatuh! Sedangkan nilai dan daya beli emas dan
perak tetap sama selama 1400 tahun. Di zaman Baginda s.a.w, 1 dinar (4.25 gram emas 22
karat) bisa membeli 1 atau 2 ekor kambing, pada hari ini, 1 dinar tetap bisa membeli 1 atau 2
ekor kambing!

3. Zakat adalah Ibadah Tawqifiyah (diwahyukan secara jelas dan tidak terakibat dengan
perubahan zaman dan tempat maupun pendapat dan campur tangan manusia.) seperti ibadat

41 Asatizah Al-Munawwar
Hukum Matauang Fiat 2013

solat. Tiada seorangpun yang dibenarkan untuk mengubah nisab zakat ataupun alat
membayar zakat seperti halnya tiada seorang pun atau apa pun yang boleh mengubah
bilangan rakaat, waktu maupun pergerakan solat maghrib.

"Tidak ada satu pun bagian asas dalam Ibadah Tawqifiyah yang boleh disandarkan pada Qiyas.
Menyamakan emas dan perak dengan uang Fiat adalah satu bentuk Qiyas."
(Dr. Mahmud Al-Khalidi, Zakatun Nuqud Al-Waraqiyah Al-Mu'aasirah)

4. Membayar zakat dengan uang Fiat membantu mengekalkan sistem ekonomi yang
berasaskan uang Fiat. Hakikatnya, uang Fiat yang kita berikan kepada asnaf zakat adalah alat
yang sebenarnya membuat mereka memerlukan zakat kita.

5. Semua hujah di atas membawa kita kepada rumusan bahwa; tidak sah membayar zakat
dengan uang Fiat jika dinar dan dirham telah mula digunakan dan keperluan asas asnaf zakat
dapat dipenuhi dengannya. Jika pun ia belum sampai ke tahap tersebut, maka menjadi
tanggungjawab golongan Umara’ (pemimpin) dan Ulama’ untuk mendirikannya.

Berikut adalah daftar ulama’ yang dengan beraninya telah mengumumkan bahwa tidak sah
membayar zakat DARI uang Fiat/uang kertas dan DENGAN uang Fiat/uang kertas :

- Shaykh Muhammad 'Illisyh Al-Maliki


- Shaykh Muhammad Arshad Al-Banjari
- Shaykh Ahmad Khatib Al-Minangkabawi
- Shaykh Ali Al-Maliki
- Shaykh Al Haj Wan Ahmad Bermin Fattani
- Shaykh Muhammad Abdurrahman As-Shinqiti
- Shaykh As-Sayyid Thohir Ad-Dibaagh
- Shaykh Al Haj Abdullah Fahim
- Shaykh Abdal Qadir As-Sufi
- Shaykh Umar Ibrahim Vadillo
- Shaykh Abdalhaq Bewley
- Dr Asadullah Yate
- Maulana Rafidi Hashim

42 Asatizah Al-Munawwar
Hukum Matauang Fiat 2013

- Shaykh Mahmud Al-Khalidi


- Shaykh Abdullah Bin Abdurrahman Siraj
- Shaykh Ali An-Najjar
- Dan banyak lagi.

Pihak yang tidak setuju dengan pandangan Ulama di atas akan berhujjah, "Kalau begitu, hanya
umat Islam yang memiliki emas, perak, barang perdagangan, binatang ternak, dan ladang
tanaman saja yang wajib membayar zakat. Dan oleh karena kebanyakan umat Islam pada hari
ini menyimpan harta mereka dalam uang Fiat, maka kebanyakan umat Islam akan terkecuali
dari membayar zakat, ini menyebabkan para asnaf tidak menerima zakat dan sudah pasti
merobohkan rukun zakat itu sendiri".

Namun, pendirian ulama’ di atas tidaklah sedangkal yang disangka. Jika kita coba fahamkan
maksud di balik Fatwa mereka, kita akan dapati satu seruan yang berani dan bijak dalam
membangkitkan umat untuk kembali melihat dan memahami hakikat uang Fiat,. Mereka
menggalakkan umat Islam untuk melepaskan diri dari cengkamannya dan berusaha untuk
menobatkan kembali uang sejati kita yang telah dirampas dengan licik yaitu emas dan perak,
kemudian mulai membayar zakat sekali lagi dengan cara yang ditetapkan oleh Baginda s.a.w.
Yaitu zakat diambil dari harta yang bernilai fitrah seperti emas dan perak dan dibayar juga
dengan emas dan perak dan bukan dengan kertas penipuan bernama Fiat.

Sudah tentu kami dan setiap umat Islam tidak akan menyeru umat Islam untuk berhenti
menggunakan uang Fiat secara sepenuhnya dan meninggalkannya secara mendadak. Kami
juga tidak pernah mengatakan bahwa ibadah Zakat itu tergantung buat saat ini. Tidak sama
sekali, karena ‫واجب‬
ِ ‫(ماليتم الواجب ال به فهو‬Maa Laa Yatimmul Waajibu Illaa Bihi Fahua
Waajibun) yaitu apa saja yang tanpanya perkara wajib tidak dapat disempurnakan, maka
perkara itu juga menjadi wajib, maka itu membayar zakat dari simpanan uang Fiat anda masih
tetap wajib, khususnya hari ini di mana uang Fiat sudah menjadi satu-satunya 'uang' yang
diiktiraf oleh masyarakat dunia yang rata-ratanya jahil akan hakikat uang Fiat dan sistem
perbankan.

Kita masih tetap wajib membayar zakat dengan uang yang dipaksakan kepada kita untuk
bermuamalah dengannya, tetapi bila kita membayar, hendaklah membayarnya dengan harta

43 Asatizah Al-Munawwar
Hukum Matauang Fiat 2013

yang bernilai fitri yaitu dengan dinar dan dirham maupun binatang ternak, tanaman dan
sebagainya. Dengan usaha ini kita masih dapat menunaikan kewajipan zakat kita, dan kita juga
sedang mengubah keadaan dengan membawa masuk uang murni kita, dinar dan dirham ke
dalam pasaran.

Menjadi tanggungjawab para Ulama’ dan Umara’ untuk mengembalikan penggunaan dinar
dan dirham.

7) Uang Fiat diciptakan sebagai alat utama untuk memastikan sistem ekonomi yang
berlandaskan hutang beriba ini dapat berjalan dengan lancar. Tanpa uang Fiat, seluruh sistem
ini akan roboh.

Bank-bank sama haramnya dengan rumah-rumah pelacuran, ini harus disebut dan diulang
dengan jelas. Jikalau zina itu haram, riba itu tidak kurang haramnya. Akar kata bank diambil
sama dengan kata dari kata Italia kuno Banca ataupun bahasa Perancis zaman pertengahan
(medieval) Banque, kedua-duanya membawa makna tempat duduk, merujuk pada tempat
duduk para bankir yahudi ketika memberi pinjaman ribawi mereka. Bank yang tidak
memakan riba tidak bisa disebut bank. Sehingga sampai hari ini dasar fungsi bank-bank
sedunia masih tetap selaras dengan akar kata namanya.

Bank berdiri di atas "usaha" "menjual" duit, barang dagangan mereka adalah uang itu sendiri.
Uang yang melahirkan lebih banyak uang tanpa penghasilan yang hakiki dan tanpa usaha,
risiko dan pertanggungjawaban (warranty) tidak lain dan tidak bukan adalah riba.

Hakikat sebuah bank bukanlah sebagai tempat menyimpan harta, bukan juga wakil yang
menyelenggarakan pembayaran dan penerimaan bayaran, bukan juga sebagai wakil yang
menginvestasikan harta pihak yang diwakili, tidak, saripati yang mewujudkan sebuah bank
adalah perdagangannya berjual beli uang.

Apa sebenarnya perlunya umat Islam kepada bank?

44 Asatizah Al-Munawwar
Hukum Matauang Fiat 2013

Tempat menyimpan harta dalam Islam disebut Al-Wadi'ah, atau dalam bahasa Inggeris, vault,
badan yang menyelenggarakan pembayaran dan penerimaan pembayaran dan mengelola bagi
pihak pemiliknya disebut Wakil (Dari Al-Wakaalah).

Dahulu, ekonomi umat Islam sangat maju tanpa kebergantungan kepada bank. Banyak proyek-
proyek raksasa umat Islam yang masih berdiri teguh hingga ke hari ini. Kemudian bank-bank
mulai diselundupkan masuk dan kita mula melihat krisis keuangan tanpa henti di negara-
negara Islam, lihat saja apa yang terjadi pada Lira Turki setelah kemasukan bank-bank
yahudi, lihat saja apa yang terjadi pada Junaih Mesir, lihat saja apa yang terjadi pada Rupiah
Indonesia.

Barang dagangan yang paling tinggi keuntungannya hari ini bukanlah minyak maupun emas,
tetapi hutang.

Makin banyak hutang yang dicipta makin banyak uang Fiat baru yang harus dicipta juga, di
sini peranan uang Fiat dalam ekonomi syaitan ini dapat dilihat dengan jelas. Sekiranya kita
menarik keluar uang Fiat dari ekonomi, maka kita akan lihat bank-bank menjadi lumpuh
seperti mobil yang kehabisan bahan bakar.

Maka itu, bukanlah sesuatu yang mengherankan bahwa perubahan uang yang dipakai
manusia dari benda yang bernilai fitri kepada nota janji yang diingkari berjalan seiringan
dengan kemunculan dan pengembangan bank.

Apakah yang Baginda s.a.w katakan berkenaan manusia yang hidup dalam cengkaman
hutang?

Diriwayatkan dari Aisyah r.a, bahwa Baginda s.a.w sering membaca doa ini dalam salatnya :
"Ya Allah, aku berlindung padamu dari dosa dan beban hutang yang berat." Seseorang
bertanya Baginda s.a.w, "Betapa seringkah kamu meminta perlindungan dari hutang yang
berat?" Baginda s.a.w menjawab, "Bila seseorang banyak berhutang kalau bicara dia akan
berbohong dan bila berjanji dia akan mengingkari."
(Al-Bukhari 832, Muslim 589)

45 Asatizah Al-Munawwar
Hukum Matauang Fiat 2013

Masyarakat yang terbelenggu dengan hutang seumur hidup – seperti halnya kebanyakan
masyarakat modern hari ini – pasti akan menjadi masyarakat yang penuh dengan tipu
muslihat dan sering memungkiri janji, apatah lagi jika dibelenggu dengan hutang yang
ditimpakan lagi dengan bunga riba!

Tidakkah ini membimbangkan anda? Mengapakah hampir semua dari kita harus berhutang
semata-mata untuk mendapatkan keperluan-keperluan pokok kita seperti rumah, kendaraan,
perobatan dan pendidikan? Adakah ini cara hidup yang fitri?

Mereka yang mampu melihat dengan jernih, melampaui bentuk dapat melihat dengan jelas
akan rencana jahat di balik usaha menginternasionalkan cara hidup berhutang ini.

Namun amat menyedihkan, apabila mereka yang coba mempertahankan uang Fiat, bunga dan
inflasi telah secara terang-terangan tidak mengindahkan untuk melihat masalah ini dengan
gambaran yang lebih besar, yaitu, uang Fiat dicipta sebagai bagian terpenting bagi sistem
ekonomi yang berasaskan hutang, yang tanpanyamaka lenyaplah keperluan palsu pada uang
Fiat.

8) Uang Fiat sering digunakan sebagai alat serangan ekonomi oleh kuasa-kuasa besar dunia
seperti Amerika Serikat dan Inggris sebagai alat untuk melemahkan musuh-musuh mereka
dan memastikan bahwa kekuasaan palsu dan sementara mereka dapat dilestarikan. Fiat
adalah senjata yang diciptakan khusus oleh musuh-musuh Islam untuk memperkokoh
kekuatan mereka dan melemahkan umat Islam. Berikut adalah kutipan dari makalah “Fatwa-
Fatwa Mengenai Uang Kertas” (muka surat 5) :

“Disebabkan status uang kertas dollar Amerika dinaikkan dari mata uang kertas yang tiada
harga kepada mata uang eksklusif mengikuti perjanjian antara Raja Arab Saudi dengan
Amerika Serikat, mata uang dollar Amerika menjadi mata uang yang memonopoli
perdagangan internasional di mana semua mata uang kertas lain menjadi tidak laku di
peringkat internasional dan harga mata uang itu disebut mengikut keterikatannya dengan
dollar Amerika. Ini bermakna, harga mata uang kertas lain dikuasai oleh Amerika Serikat. Atas
dasar ini, pakar-pakar ekonomi dan keuangan menyebut mata uang-mata uang semua negara
di dunia sebagai mata uang kertas terbitan dollar Amerika.”

46 Asatizah Al-Munawwar
Hukum Matauang Fiat 2013

Atas sebab ini tidaklah mengejutkan apabila Allah s.w.t dan Rasul-Nya s.a.w mengumumkan
perang terhadap pemakan riba dan semua yang bersekongkol dalam kejahatan riba ini.

9) Dengan terus mendukung sistem ekonomi yang berlandaskan uang Fiat ini kita secara
tidak langsung memastikan bahwa harta umat Islam akan senantiasa terbuka kepada
permainan musuh, karena semua uang Fiat secara hakikatnya adalah "anak-anak" dolar
Amerika.

“Perlu disebut, disebabkan semua mata uang lain diikat pada dolar Amerika, maka apa saja
krisis yang terjadi di Amerika Serikat akan lambat laun memberi akibat kepada ekonomi serta
kesehatan keuangan negara-negara lain. Atas sebab itu, krisis ekonomi dan krisis keuangan
sering menjadi krisis global terutama bila terjadi persoalan ekonomi di Amerika Serikat.

Apabila terjadi ketidaktentuan di Amerika Serikat, keadaan menjadi lebih genting karena mata
uang kertas dollar Amerika turut menjadi mata uang cadangan bagi semua bank-bank sentral.
Jumlah mata uang cadangan yang berada dalam simpanan bank-bank sentral digunakan untuk
membayar beban hutang luar negara masing-masing ataupun untuk mempengaruhi tingkat
nilai tukar mata uang kertas mereka.”

(Fatwa-fatwa Mengenai Uang Kertas, muka surat 5)

Apa pun yang terjadi dengan uang kertas Dolar Amerika (USD) pasti akan memberikan akibat
kepada anak-anaknya. Apabila Bank Sentral Amerika Serikat (Federal Reserve Bank) mencipta
uang baru dari atas angin berjumlah 9.6 triliun dollar - quantitative easing yang menyebabkan
USD jatuh nilai dengan parah - anak-anaknya yaitu uang-uang Fiat lain juga mengalami hal
sama dengan kejatuhan nilai ini, karena uang-uang Fiat tersebut tidak bersandar kepada emas
maupun perak, tetapi disandarkan kepada USD, contohnya Ringgit Malaysia.

Apa hukumnya mengamanahkan harta anda di tangan orang bukan Islam? Shaykh Umar
Ibrahim Vadillo menulis dalam kitabnya Fatwa on Banking :

"Allah s.w.t berfirman dalam surah Ali-Imran ayat 75 :

47 Asatizah Al-Munawwar
Hukum Matauang Fiat 2013

"Dan di antara Ahli Kitab, ada orang yang kalau engkau amanahkan menyimpan sejumlah
besar harta sekalipun, dia akan mengembalikannya (dengan sempurna) kepadamu, dan ada
pula di antara mereka yang kalau engkau amanahkan menyimpan sedinar pun, dia tidak akan
mengembalikannya kepadamu kecuali kalau engkau selalu menuntutnya. Yang demikian itu
karena mereka mengatakan: Tidak ada jalannya kami menanggung dosa terhadap orang-
orang yang Ummi dan mereka pula selalu berkata dusta terhadap Allah sedang mereka
mengetahui (bahwa mereka adalah berdusta)."

Hukum yang diambil dari ayat ini menurut Qadi Abu Bakar Ibnul A'rabiy, dalam tafsirnya
Ahkaamul Qur’aan adalah : "Haram hukumnya menyerahkan sesuatu amanah kepada orang
kafir di luar wilayah Islam, berarti, tanpa adanya kekuasaan umat Islam ke atas mereka.
Penjelasan bagi hukum ini bisa didapati dari ayat itu sendiri "Yang demikian itu ialah karena
mereka mengatakan: Tidak ada jalannya kami menanggung dosa apabila melakukannya
kepada orang-orang yang Ummi." Ini mereka katakan karena mereka bisa dan akan
mengingkari janji mereka.

Memandang bahwa inilah yang sebenarnya terjadi sepanjang sejarah maka sangatlah penting
untuk diberikan perhatian. Ini juga bermakna kita tidak dibenarkan menyerahkan uang kita
untuk dijaga oleh orang kafir karena kita tidak memilki Darul Islam yang dengannya kita
dapat menguasai mereka. Penafsiran yang lebih ringan adalah; dibenarkan menyerahkan
amanah memelihara harta kepada orang kafir jika harta tersebut berada di bawah kekuasaan
orang Islam. Kami menerima tafsiran yang kedua. Tetapi apa yang ternafi secara tuntas
mengikuti ayat ini adalah menyerahkan amanah kepada orang kafir yang tidak hidup di
bawah penguasaan orang Islam."

Pada hari ini, keadaan sudah tidak lagi sama, penguasa Kafir hari ini yang telah kita amanahi
untuk memelihara harta kita sudah sangat terkenal dengan kejahatan mengkhianati
amanahnya dan telah mereka lakukan berkali-kali, sehingga harta kita telah dicuri, yang
ditinggalkan untuk kita hanyalah alat tukar tidak bernilai yang dipaksakan kepada kita oleh
penguasa Kafir yang sama.

48 Asatizah Al-Munawwar
Hukum Matauang Fiat 2013

Kalau mengamanahkan kepada penguasa Kafir untuk memelihara harta kita saja sudah
haram, apatah lagi mengamanahkan kepada mereka yang dikenal dengan kejahatan
melanggar amanah dengan uang palsu yang mereka paksakan kepada kita?"

Uang Fiat dan Kaedah-Kaedah Fiqih

Kehebatan tradisi ilmu Islam yang dinamakan Kaedah-Kaedah Fiqih Al-Qawaaid Al-Fiqhiyyah (
‫ )القواعد الفقهية‬terletak pada seruannya kepada tindakan yang proaktif untuk mengubah Al-
Waaqi' (‫( )الواقع‬keadaan dan zaman) yang bermasalah kepada keadaan yang halal ataupun
yang paling mendekati halal. Ia bukanlan alat untuk semata-mata dipergunakan sebagai
alasan untuk menyesuaikan Islam dengan peredaran zaman tanpa mempertimbangkan
apapun sifat zaman tersebut, seperti yang dilakukan oleh Kaum Modernis dan Reformis yang
menyalahgunakan slogan 'Islam itu sesuai untuk setiap zaman dan tempat' seolah-olah zaman
itu adalah suatu yang bersifat tidak berpihak (netral) dan bebas nilai (value-free). Mereka
lupa bahwa zaman itu berhubungan erat dengan pengaruh manusianya, jika baik manusianya,
maka baiklah zamannya. Tanpa pemahaman ini akhirnya bukan Kapitalisme yang
dimuamalahkan, tetapi Muamalah yang dikapitaliskan. Bukan demokrasi yang dishurakan,
tetapi shura yang didemokrasikan.

Jika suatu zaman dipenuhi perkara yang haram, maka menyesuaikan Islam dengan zaman
tersebut adalah penghinaan terhadap Islam. Walaupun zaman dan manusia itu saling
mempengaruhi satu sama lain tetapi pengaruh manusia - sebagai Khalifah Allah - terhadap
zaman itu lebih besar dari pengaruh zaman terhadap manusia. Agama Islam itu diturunkan
Allah tidak lain dan tidak bukan adalah untuk membawa manusia - bersama zamannya dan
tempatnya (Waaqi') - kepada keadaan yang diredhoi Allah s.w.t. Bukan untuk
menyesuaikannya dengan keadaan apa saja. Islam adalah obat dan pada saat yang sama ia
juga adalah tolok ukur kesehatan, jika tolok ukur tertinggi ini yang disesuaikan untuk
menerima keadaan sakit sebagai sehat, maka akan binasalah umat manusia.

Seseorang yang benar-benar Faqih tidak akan mengatakan "karena kita berada dalam keadaan
darurat ( ‫ ) ضرورة‬maka, perkara yang haram ini menjadi HALAL." Sebaliknya, dia akan
mengatakan "Karena darurat, maka kita di-MAAFKAN untuk melakukan perkara yang asalnya
haram , ‫(فل اثم عليه‬Maka tiada dosa ke atasnya) (Al-Baqarah : 173) namun dengan syarat,

49 Asatizah Al-Munawwar
Hukum Matauang Fiat 2013

harus disertai dengan usaha yang bersungguh-sungguh untuk mencari dan mendirikan yang
halal dan menghapuskan yang haram."

Tanpa pemahaman ini, kita tidak akan dapat benar-benar memahami dan mengamalkan
dengan betul-tepat kaedah ‫ الضرورة تقدر بقدرها‬, Darurat itu dinilai berdasarkan kadarnya yang
secara hakikatnya adalah kunci kepada memahami faham Ad-Darurah dalam tradisi Fiqih.

Pemakan daging babi dalam keadaan tidak ada makanan lain (darurah) di-MAAFKAN. Ini
bermakna, memakan babi pada waktu tersebut tidak bermaksud mendapat taraf halal yang
SAMA dengan halalnya memakan nasi. Buktinya, anda tidak berdosa jika memakan nasi tanpa
berusaha mencari makanan lain, tetapi anda berdosa memakan babi tanpa berusaha
bersungguh-sungguh mencari makanan lain yang memang halal. Meletakkan keduanya pada
satu dataran halal yang sama adalah satu kesalahan.

Kerusakan besar yang dibawa oleh mata uang Fiat adalah sangat jelas bagi mereka yang
mengkajinya walaupun secara sekilas, apatah lagi secara teliti. Maka berdasarkan kaedah
‫( الضـــرر يـــزال‬Ad-Dhoraru Yuzaal) yaitu, Kemudaratan itu harus dihapuskan; kita tidak
mempunyai pilihan kecuali berusaha menghapuskan mata uang Fiat yang haram sifat aslinya
dan menggantikannya dengan mata uang yang memang halal.

Sebagian pihak berhujah bahwa Haraj (‫ ;)حرج‬kepayahan dan kerusakan dan Dhorar (‫;)ضرر‬
kemudaratan yang bakal menimpa manusia akibat dari usaha untuk mengembalikan mata
uang dinar dan dirham itu lebih besar dari Haraj & Dhorar yang sedang kita hadapi dalam
menggunakan mata uang Fiat. Maka berdasarkan faham ‫(أخف الضررين‬Akhaffud Dhorarayn)
Yang paling ringan antara dua kemudaratan kita tidak seharusnya mengembalikan
penggunaan mata uang dinar dan dirham.

Para Fuqaha sudah maklum bahwa bila berhadapan dengan keadaan darurat, seseorang
Muslim diberi dua pilihan tindakan, yang pertama disebut Ar-Rukhsah (‫ ;)الرخصة‬keringanan,
yang kedua disebut Al-A’zimah (‫ )العزيمة‬yaitu bertindak berdasarkan hukum asal yang lebih
berat. Di sana juga ada satu lagi kaedah yang sangat penting di dalam memahami faham
darurat ini, yaitu ‫( الضرر الشد يزال بالضرر الخف‬Ad-Dhorar Al-Asyadd Yuzaalu Bid-Dhorar Al-

50 Asatizah Al-Munawwar
Hukum Matauang Fiat 2013

Akhaff) yang bererti; Kemudaratan yang lebih dahsyat itu dihapus dengan kemudaratan yang
lebih ringan.

Jika kita mengambil hukum Ar-Rukhsah bagi penggunaan mata uang Fiat, yaitu
menghukumnya sebagai halal atas sebab Darurat, adakah kita yakin bahwa pilihan Ar-
Rukhsah yang kita ambil itu akan membawa kemudaratan yang lebih ringan dari pilihan
Al-‘Azimah?

Walaupun kita setuju bahwa kita sedang berada dalam keadaan darurat (‫ )ضرورة‬maupun
Hajat (‫)حاجة‬, kita tidak dapat menafikan kemudaratan besar yang sudah menimpa kita
disebabkan oleh mata uang Fiat.

Para penentang pandangan yang mengatakan mata uang Fiat itu sebenarnya haram atas
alasan 'tidak ingin menyusahkan umat' harus sadar bahwa pada masa ini, kemudaratan
menimpa umat Islam bukan karena umat melakukan sesuatu, tidak, ia menimpa umat karena
golongan Ulama’ & Umara’ yang berdiam diri. Apa yang TELAH menimpa mata uang Rupiah
adalah Haraj & Mudarat yang besar ke atas umat Islam Indonesia, apa yang TELAH menimpa
negara-negara Afrika dikarenakan oleh IMF juga adalah akibat Haraj dan Mudarat, apa yang
TELAH terjadi ke atas bumi kita dikarenakan sikap Peursahaan-perusahaan raksasa yang
perpaksikan riba itu adalah Haraj & Mudarat, semuanya ini adalah Haraj dan Mudarat yang
telah pun terjadi dengan yakin-jelas dan telah membawa kehancuran yang sangat besar,
sedangkan kebimbangan dan sangkaan kemudaratan yang bakal timbul dari usaha
mengembalikan mata uang dinar dan dirham itu masih jauh dari tahap Yakin. Kebimbangan
dan sangkaan itu masih berligar dalam ruang kekhawatiran karena tiada bukti nyata
kekhawatiran itu akan terjadi. Kebimbangan dan keraguan itu tidak timbul kecuali dari
paranoia yang sebenarnya tidak berdasar. Lupakah kita bahwa ‫(اليقين ل يزال بالشك‬Al-Yaqin
La Yuzaalu Bis Syakk) sesuatu yang diyakini itu tidak dihapuskan oleh sesuatu yang dicurigai?

Seorang yang ketagihan candu yang tidak ingin berhenti mengonsumsi candu karena takut
untuk berada dalam keadaan cold turkey yang disangkanya sebagai keadaan 'darurat',
akhirnya hanya akan menghancurkan nyawanya sendiri. Penagih itu harus sadar bahwa
kemudaratan yang dibawa oleh candu itu lebih besar dari kemudaratan yang disangkanya
akan datang dari keadaan cold turkey.

51 Asatizah Al-Munawwar
Hukum Matauang Fiat 2013

Kalau kita percaya bahwa musuh-musuh Islam itu tidak akan membiarkan umat Islam
mengembalikan penggunaan mata uang dinar dan dirham maka sebenarnya kita telah
mengakui bahwa mata uang Fiat itu adalah senjata musuh Islam untuk melemahkan kita, jika
tidak, mengapa anda menyangka mereka akan menghalangi kita? Maka itu terang lagi nyata
bahwa mata uang Fiat itu membawa kemudaratan yang besar ke atas umat Islam. Bolehkah
sesuatu yang membawa kemudaratan yang besar itu halal hukumnya?

Satu lagi hujah yang diuatarakan oleh pihak penentang adalah; ‫( العــادة محكمــة‬Al-A’aadah
Muhakkamah) yaitu, Adat Kebiasaan Itu Dapat ditetapkan Sebagai Hukum, mereka berhujah;
dikarenakan mata uang Fiat ini sudah digunakan di seluruh dunia dan telah menjadi adat
umat manusia hari ini, maka ia harus diberi hukum harus (‫)جائز‬.

Namun, setiap Fuqaha' pasti tahu bahwa tidak semua adat itu diterima oleh syariah, untuk
suatu adat itu diterima, ia tidak boleh melanggar hukum dan juga maqsad (tujuan) syariah,
apatah lagi sesuatu adat yang dengan jelas telah membawa kerusakan yang besar kepada
umat manusia seperti mata uang Fiat?

Al-Fayrouz Abaadiy menulis :

"‫لحسان‬
ِ ‫“ الععررف اسم لكل فعل يعرف بالشرع والعقل حسنه والعرف هو المعروف من ا‬
- 57/ 4 :‫بصائر ذوي التمييز‬

"Al-'Urf (adat) itu adalah nama yang diberikan kepada sesuatu yang prakteknya diterima oleh
Syariah & Akal sebagai baik. Al-'Urf adalah apa saja yang diketahui dan diterima oleh
masyarakat manusia secara fitrah."

Ibnul Athir menulis :

‫دب‬ ‫ وك ل‬،‫لحسان إلى الناس‬


‫ل ما ن د د‬ ِ ‫ف من طاعة الله والتقرب إليه وا‬ ‫“المعروف اسم جامع لك ل‬
‫ل ما ع عرِ د‬
‫ أي أمر معروف بين‬،‫ وهو من الصفات الغالبة‬،‫إليه الشرع ونهى عنه من المحسنات والمقبحات‬
" ‫ إذا رأوه ل ينكرونه‬،‫الناس‬
216/3 ‫النهاية لبن الثير‬-

52 Asatizah Al-Munawwar
Hukum Matauang Fiat 2013

"Al-Ma'ruuf (Al-U'rf) adalah sebutan bagi apa saja amalan yang diketahui dan diterima dari
ketaatan kepada Allah dan perbuatan baik kepada sesama manusia, di dalam batasan kebaikan
yang digalakkan oleh syariah dan kejahatan yang dilarangnya. Ia merupakan sesuatu yang
diketahui dan diterima oleh manusia secara umum. Bila mereka melihatnya, mereka tidak
membencinya."

Adalah sangat penting untuk mengakhiri bagian ini dengan hadis yang sangat penting ini :

‫ إن‬،‫أنفسكم‬ ‫ ولكن وطنوا‬،‫ وإن ظلموا ظلمنا‬،‫ تقولون إن أحسن الناس أحسنا‬،‫“ ل تكونوا إمعة‬
"‫أحسن الناس أن تحسنوا وإن أساءوا فل تظلموا‬
‫ رواه الترمذي‬-

"Janganlah kamu menjadi pak-pak turut yang berkata "Jika manusia berbuat baik, maka kami
juga akan berbuat baik, dan jika mereka terjadi zalim, kami juga akan terjadi zalim. Sebaliknya
kukuhkan pendirianmu, jika manusia berbuat baik, maka kamu juga harus berbuat baik, tetapi
jika manusia berbuat jahat, maka janglah kamu berbuat jahat juga."

– Riwayat At-Tirmidhi

Seruan Kepada Para Ulama’ & Umara’ Sedunia

Buku ini ditulis dengan kesadaran dan pengetahuan bahwa sudah ada beberapa fatwa yang
dikeluarkan yang mengumumkan bahwa penggunaan mata uang kertas dan mata uang Fiat
adalah didasarkan kepada hujah Al-Haajah (keperluan yang sangat-sangat menekan) & Ar-
Rawaaj (sudah diterima dengan luas):

1. Hai'ah Kibar al Ulama’ (Saudi; 4273)


2. Lajnah al-Fatwa (Kuwait; 1979)
3. Al-Majma' al-Fiqih al-Islami (Saudi; 1985)
4. Al-Majma' al-Fiqih al-Islami al-Duawli (OIC; 1986)
5. Nadwah Fiqih (Kuwait Finance House; 1987)

53 Asatizah Al-Munawwar
Hukum Matauang Fiat 2013

Namun hari ini, sesudah dua dekade setelah fatwa terakhir dikeluarkan, kami ingin menyeru
dengan rendah diri dan penuh hormat kepada para ulama Islam sedunia untuk memeriksa
kembali fatwa-fatwa tersebut berdasarkan situasi hari ini yang sudah banyak berubah dan
karena timbulnya krisis-krisis baru yang mencengkam umat.

Pada tahun 1992, tujuh tahun setelah fatwa terakhir dikeluarkan, Shaykh Umar Ibrahim
Vadillo dan jamaahnya telah menempa dinar emas yang pertama sejak kejatuhan Khilafah.
Semenjak peristiwa bersejarah itu usaha mengembalikan mata uang dinar dan dirham telah
tersebar luas ke seluruh dunia, dan hari ini, beberapa orang Sultan di Nusantara telah pula
menempa mata uang dinar dan dirham rasmi kesultanan mereka, menarik zakat dengannya
dan memberikan zakat kepada asnaf-asnaf dengan dinar dan dirham. Berkesinambungan
dengan itu, ribuan kedai di seluruh dunia sudah mula menerima mata uang dinar & dan
dirham sebagai alat pembayaran. Banyak juga yang sudah menggunakannya sebagai mahar
dan tidak kurang juga mereka yang melangkah lebih jauh dengan mengikat akad perdagangan
dengan mata uang dinar dan dirham sebagai modal dan dalam pembagian keuntungan.

Di sini kita tidak dapat terlepas dari Kaedah Fiqih yang masyhur;
‫ما جاز لعذر بطل بزواله‬

Sesuatu yang diizinkan atas sebab keuzuran, maka izin tersebut terangkat bersama
terangkatnya keuzuran tersebut.

Ketika kita sudah memiliki mata uang fitrah yang dicipta oleh Allah , ‫( الثمن الخلقي الفطري‬At-
Thaman Al-Khaliqiy Al-Fitriy) maka mengapa harus kita tetap menggunakan mata uang
ciptaan manusia yang palsu dan tidak berharga? ‫(الثمن الصطلحي الختلقي النساني‬At-
Thaman Al-Istilaahiy Al-Ikhtilaaqiy Al-Insaaniy)?

Kita tidak boleh terus berkata bahwa kita masih berada dalam keadaan darurat, sesungguhnya
jalan keluarnya sudah ada.

Super-sistem Al-Muamalah akan dapat dikembalikan jika para Umara’ berkerjasama dengan
para Ulama’ untuk kembali mendirikannya. Benar ia masih di tahap awal, maka itu usaha yang
giat harus dilakukan supaya dapat dimajukan ke tahap yang berikutnya.

54 Asatizah Al-Munawwar
Hukum Matauang Fiat 2013

Tidaklah cukup untuk menghapuskan apa yang haram, tetapi pada saat yang sama kita juga
wajib mendirikan yang halal. Umat Islam harus mengembalikan Al-Muamalah bersamaan
dengan mata uang dinar dan dirham sebagai dasarnya.

(Silahkan rujuk bacaan lanjut di akhir buku ini untuk mengetahui dengan lebih mendalam
tentang usaha yang sedang dilakukan untuk mengembalikan Al-Muamalah yang asli.)

Hujah-hujah yang diuatarakan di dalam buku ini telah sedikit banyak menjelaskan beberapa
titik lemah pada hujah-hujah yang digunakan untuk mempertahankan penggunaan mata uang
Fiat yang berpaksikan faham Ar-Rawaaj dan Al-Haajah. Maka itu ia harus diulang-teliti dan
diperiksa kembali.

Merupakan suatu yang dimaklumi di kalangan ulama’ bahwa haram hukumnya untuk terus-
menerus berada dalam keadaan Darurat tanpa usaha yang benar-benar serius untuk mencari
jalan keluar. Sudah tentu tiada yang menyeru umat Islam untuk berhenti menggunakan mata
uang Fiat dalam satu hari, dan kami juga tidak mengatakan bahwa kewajiban zakat itu
terhenti, tidak, karena apa pun yang menjadi wasilah kepada tercapainya apa yang wajib,
maka wasilah itu juga menjadi wajib. Maka itu, membayar zakat DARI mata uang Fiat kita yang
sudah mencapai setahun dan mencapai kadar nisab itu masih wajib, TETAPI (hendaklah)
ditunaikan dengan dinar dan dirham atau apa pun mata uang yang bernilai secara fitrah.

Keadaan Haajah maupun Darurah tidak sekali-kali mengubah hukum asal. Isu mata uang Fiat
ini tidak berbeda dengan isu Haajah mengambil hutang berbunga untuk membeli rumah.
Walaupun ia sudah menjadi keperluan bagi sebahagian besar umat Islam di banyak negara
hari ini dan kelihatannya seakan tiada jalan lain buat saat ini namun ini tetap tidak mengubah
hukum asal haramnya bunga hutang.

Penelitian dan pemeriksaan kembali fatwa-fatwa yang lalu sangat-sangat diperlukan.

La Haula Wa La Quwwata Illa Billah

55 Asatizah Al-Munawwar
Hukum Matauang Fiat 2013

Umat Islam harus berhadapan dengan kenyataan pahit bahwa para penjahat yang
memperkenalkan mata uang Fiat kepada dunia ketika masyarakat dunia masih menggunakan
emas dan perak sebagai mata uang memiliki jiwa yang lebih besar dan tawakkal yang lebih
tinggi (sekalipun tawakkal keatas diri mereka sendiri) dari kita umat Islam hari ini yang
tenggelam dalam paranoia merasa mustahilnya mengembalikan mata uang dinar dan dirham -
uang asli kita yang halal - pada zaman sekarang ini, karena penggunaan Fiat sebagai uang
telahberlaku secara global. Seharusnya saat kita mengucapkan zikir La Haula Wala Quwwata
Illa Billah, kita harus pastikan bahwa tiada terbersit di dalam hati kita suara-suara kecil yang
membisikkan "La Haula Wala Quwwata Illa Amerika."

"Orang Kafir hari ini sangat kuat." Tidak boleh menjadi alasan untuk kita terus-menerus
dalam keadaan darurat. Kebanyakan perkara yang kita bimbangkan itu sebenarnya tidak ada,
malahan hanyalah ilusi dan jiwa kita sendiri yang lemah, lebih buruk lagi apabila kita
memaksakan kelemahan kita sendiri ke atas orang lain kemudian membungkusnya dan
melabelkannya sebagai hikmah dan kebijaksanaan.

Sesungguhnya, orang kafir itu lemah jika kita melihatnya melampaui batas bentuk dan rupa
luarnya:

‫ت لنؤو نكاتنوؤا ينؤعلنتمونن‬


‫ت اؤلنعننكتبو ن‬ ‫ت بنؤيتا ة نوإنلن أنؤوهننن اؤلبتتيو ن‬
‫ت لنبنؤي ت‬ ‫ان أنؤولننياَنء نكنمثننل اؤلنعننكتبو ن‬
‫ت اتلنخنذ ؤ‬ ‫نمثنتل اللنذينن اتلنختذوؤا نمن تدونن ل‬

“Perumpamaan orang-orang yang menjadikan benda-benda yang selain dari Allah sebagai
pelindung-pelindung (yang diharapkan pertolongannya) adalah seperti laba-laba yang
membuat sarang (untuk menjadi tempat perlindungannya); padahal sesungguhnya sarang-
sarang yang paling rapuh ialah sarang laba-laba, jika mereka orang-orang yang
berpengetahuan.”

(Al-Ankabut : 41)
‫ر‬ ‫ميعا ِإلل ِِفي ِقعرى ِمحصن د ر د‬
‫ميعرللا ِودقعل عللوب عهع ر‬
‫م‬ ِ ‫ج‬
‫م ِ د‬
‫سب عهع ر‬
‫ح د‬
‫ديد د ت د ر‬ ‫م ِ د‬
ِ ‫ش‬ ‫سعهم ِب دي رن دهع ر‬
‫جد عرر ب دأ ع‬
‫ة ِأرو ِِمن ِوددراِء ِ ع‬ ‫م د ل‬ ‫ر‬ ِ ‫ج ِ ر‬ ‫م ِ د‬
‫د‬ ‫دل ِي عدقات ِعلون دك ع ر‬
‫م ِلل ِي دعرِقعلو د‬
ِ ‫ن‬ ‫م ِقدور د‬ ‫ى ذ ىدل ِ د‬
‫ك ِب ِأن لهع ر‬ ‫شت ل ى‬ ‫د‬

56 Asatizah Al-Munawwar
Hukum Matauang Fiat 2013

“Mereka tidak akan memerangi kamu dalam keadaan bersatu padu, kecuali dalam kampung-
kampung yang berbenteng atau di balik tembok. Permusuhan antara sesama mereka adalah
sangat hebat. Kamu kira mereka itu bersatu, sedang hati mereka berpecah belah. Yang demikian
itu karena sesungguhnya mereka adalah kaum yang tidak mengerti.”
(Al-Hasyr : 14)

Sebenarnya, kita tidak perlu untuk menyerang atau menghancurkan industri perbankan,
karena pelaku riba itu sendiri akan menghancurkan bank-bank mereka karena riba itu adalah
kebatilan, dan kebatilan itu sifat asasinya adalah menuju kehancuran. Yang harus kita bawa
adalah Al-Haqq dan Al-Haqq itu akan tetap berdiri tanpa perlu dukungan tambahan dari
orang kebanyakan (mayoritas).

‫صابننرينن‬
‫ات نمنع ال ل‬ ‫ت فنئنةة نكنثينرةة بنإ نؤذنن ل‬
‫ان نو ل‬ ‫نكم رمن فنئنبة قننليلنبة نغلنبن ؤ‬

Berapa banyak terjadi golongan yang sedikit dapat mengalahkan golongan yang banyak dengan
izin Allah? Dan Allah beserta orang-orang yang sabar.”
(Al-Baqarah : 249)

Umat Islam masih memiliki taqwa, tetapi yang sangat menyedihkan adalah, bagi sebagian
umat Islam, taqwa mereka ditujukan kepada pihak yang salah. Dalam memperjuangkan
pengembalian dinar dan dirham ini anda pasti akan bertemu banyak umat Islam yang akan
bersungguh-sungguh memberi peringatan bahkan amaran supaya anda bertaqwa (takut)
pada musuh-musuh Islam, tetapi sayangnya orang-orang yang sama jarang atau tidak pernah
langsung mengingatkan anda supaya takut kepada Allah karena anda secara langsung maupun
tidak telah turut serta dalam sistem kehidupan yang diliputi najis riba. Sedangkan takut pada
Allah itu wajib dan apa saja selain Allah itu hanya dipinjamkan kekuatan dari-Nya.

Lahir dan batin, bentuk dan isinya Islam itu hakikatnya adalah satu. Perbedaan hanya wujud
dalam bentuk perkataan yang dicipta untuk memberi faham dan mendidik. Syariah dan
Haqiqah itu tidak pernah dan tidak boleh dipisahkan.

Setiap perbuatan yang dilakukan dalam keadaan taat kepada Syariah Allah adalah selangkah
yang berharga menuju Allah s.w.t.:

57 Asatizah Al-Munawwar
Hukum Matauang Fiat 2013

"Wahai (anak muda) yang dikasihi, kamu diberikan waktu yang panjang, kesehatan dan bebas
dari kebimbangan dan keresahan, maka penuhkanlah waktumu dengan mengingati Allah
(zikir). Ingatlah bahwa setiap perbuatan yang kamu lakukan berdasarkan syariah adalah zikir
walaupun ia adalah sesuatu perbuatan yang biasa seperti berjual beli. Perhatikan dalam setiap
perbuatan kamu akan hukum-hukum yang telah ditetapkan dalam syariah supaya
keseluruhan hidup kamu itu menjadi zikir. Hakikatnya zikir bermakna mengelakkan diri dari
lupa, maka apabila kamu mentaati Syariat Allah, halal dan haramnya pada setiap perbuatan,
kamu sebenarnya berada dalam keadaan tidak lupa akan Sang Penitah Syariah dan kamu
berada dalam keadaan mengingatinya secara berterusan. Zikir yang berterusan ini berbeda
dengan kesadaran berketerusan para mashayikh kami (Semoga Allah merahmati mereka),
kesadaran berketerusan itu adalah urusan hati, sedangkan zikir berketerusan itu merangkum
hati batin dan juga perbuatan zahir, maka itu ia susah. Semoga Allah membantu kita dalam
mengikut jejak langkah Nabi s.a.w dan semoga Allah mencurahkan rahmatNya ke atas Baginda
s.a.w."

(Imam Ahmad Sirhindi, Al-Maktuubaat Jilid. 2:25 ms. 916)

Jika umat Islam tidak bersedia untuk melakukan jihad kecil (memerangi musuh lahir,
termasuk pelaku riba) maka mengapa di sana sini kita mendengar sebagian umat sibuk
bercakap tentang jihad besar (memerangi musuh dalam diri)? Mereka meremehkan jihad
lahir atas alasan bahwa ada jihad yang lebih besar, tetapi lupa bahwa, sabda Nabi s.a.w
tentang jihad besar itu sekembalinya Baginda s.a.w dari jihad kecil! Dinamakan kecil atau
besar bukanlah berarti mengurangkan kepentingan yang kecil, tidak, disebut kecil karena ia
tidak berterusan, jihad kecil berhenti bila musuh luar menyerah atau dikalahkan, sedangkan
jihad besar itu dinamakan sedemikian karena musuh dalam diri itu tidak akan pernah
menyerah.

Tidak mungkin dapat dilakukan jihad besar jika tanpa jihad kecil, begitu juga sebaliknya.
Syariah dan haqiqah itu ibarat dua tangan yang membasuh satu sama lain, ia akan
dibersihkan bila ia membersihkan.

58 Asatizah Al-Munawwar
Hukum Matauang Fiat 2013

Kita bertanggungjawab atas apa yang kita lakukan. Sama halnya kita akan merasakan
keberhasilan amal ini semasa hayat hidup kita ataupun tidak bukanlah urusan kita, ini
urusan-Nya. Allah hanya ingin melihat amalan baik kita, bukan hasilnya.

"Jika kiamat datang dan di tangan kamu ada sebiji benih maka tanamlah ia jika sempat
(sebelum kiamat terjadi)." - Hadis Riwayat Ahmad.

Ibn Jarir meriwayatkan dari Umaarah Ibn Khuzaimah Ibn Thabit bahwa dia berkata: "Aku
mendengar Umar Ibn Al-Khattab berkata kepada ayahku, "Apa yang menahanmu dari
mengusahakan tanahmu?." Ayahku menjawab, "Aku sudah tua dan aku boleh saja meninggal
dunia esok." Umar menjawab, "Aku merasakan bahwa engkau patut mengusahakannya."
Kemudian aku melihat Umar menanam (benih) dengan tangannya bersama dengan ayahku."

Wallahu A’lam Bissawaab.


Walhamdulillahi Rabbil Alamin.

------------

Bacaan Lanjutan:

- The Return of The Gold Dinar oleh Shaykh Umar Ibrahim


Vadillo
- Statement on the Syariah Currency oleh Abdalhasib Castineira
- Some Ideas Relating to Islamic Trading oleh Shaykh Umar

59 Asatizah Al-Munawwar
Hukum Matauang Fiat 2013

Ibrahim Vadillo.

60 Asatizah Al-Munawwar

Anda mungkin juga menyukai