Anda di halaman 1dari 8

FORUM TEKNOLOGI Vol. 02 No.

MENENTUKAN SUHU MINIMAL PADA CONDENSOR DAN REBOILER


DENGAN MENGGUNAKAN KESETIMBANGAN

oleh Lilis Harmiyanto *)

ABSTRAK

Di dalam proses distilasi untuk memisahkan gas-gas dengan cairannya perlu


pengaturan suhu minimal operasi pada tekanan operasi yang dikehendaki agar
mendapatkan produk yang optimal kemurniannya.
Dengan menggunakan rumus-rumus kesetimbangan ini maka dalam pemisahan
gas dengan liquidnya dalam distilasi dapat dilakukan Di dalam kolom yaitu pada kondisi
operasi suhu Reboiler dan diluar kolom pada suhu kondisi operasi condensor.
Untuk penentuan kondisi operasi condensor dengan menghitung suhu dew point
suatu campuran sedangkan untuk menentukan kondisi operasi reboiler dengan
menghitung suhu bubble point dari campuran tersebut.

I. PENDAHULUAN lebih baik dimana akan didapatkan


a. Latar Belakang kemurnian produk yang makin tinggi.
Di dalam proses pengolahan Di dalam operasi kondensor dan
minyak bumi pengaturan kondisi operasi reboiler diperlukan pengendalian suhu
dalam peralatan sangatlah penting atau tekanan, bila pengaturan ini tidak
karena dengan pengaturan ini tepat maka akan didapatkan produk yang
dimaksudkan untuk mendapat kualitas kemurniannya rendah. Sehingga
produk yang maksimal selain kuantitas pengaturan kondisi operasi dapat
yang diharapkan tercapai. Di dalam dilakukan dengan mengatur suhu pada
pembahasan ini akan dibahas salah satu tekanan operasi yang ditetapkan atau
peralatan proses yang sangat penting Di pengaturan tekanan pada suhu yang
dalam proses distilasi, dari sekian banyak telah ditetapkan.
peralatan proses akan dibahas adalah Di dalam penyajian ini akan
condensor dan reboilr dimana dua membahas tentang pengaturan kondisi
peralatan tersebut berfungsi sebagai alat operasi suhu pada tekanan yang telah
pemisah dua fase yang tercampur. Untuk ditetapkan pada peralatan Condensor
memisahkan campuran tersebut salah dan Reboiler sehingga akan didapatkan
satunya cara dengan memisahkan produk top kolom yang kemurniannya
berdasarkan perbedaan titik didih. sesuai yang diharapkan dan suhu
Di dalam pemisahan secara minimal yang dapat diketahui untuk dasar
distilasi, makin besar perbedaan titik didih operasi Condensor dan juga untuk
dari masing-masing komponen- mendapatkan kemurnian produk botom
komponennya maka pemisahan akan kolom yang optimal serta suhu terendah

57
FORUM TEKNOLOGI Vol. 02 No. 2

yang harus dioperasi pada peralatan beberapa macam hidrokarbon cair. Pada
Reboiler. kondisi tekanan dan suhu atmosfir
hidrokarbon dengan jumlah atom karbon
b. Tujuan Penulisan 5 (C5H12) atau lebih besar berupa cairan,
1. Menentukan kondisi operasi sedangkan hidrokarbon dengan jumlah
pada peralatan Condensor atom C4 atau lebih kecil berupa gas.
2. Menentukan kondisi operasi
pada peralatan Reboiler b. Pengertian Kesetimbangan
Konsep Kesetimbangan fase uap-
c. Batasan Masalah cair banyak dipakai dalam pengoperasian
Penyusunan makalah ini akan peralatan proses, misalnya separator dan
dibatasi pada : kolom distilasi/fraksinasi. Suatu
1. Pengaturan suhu condensor pada komponen yang berada dalam fase uap
tekanan yang ditentukan. bersetimbang dengan cairannya, apabila
2. Pengaturan suhu reboiler pada komposisi komponen itu di fase uap dan
tekanan yang ditentukan. fase cair tetap, tidak berubah oleh waktu.
Bila fluida yang terdiri dari fase uap dan
II. DASAR TEORI cair dimasukkan dalam suhu bejana,
a. Komposisi Kimia maka fase uap akan terpisah dan berada
Hidrokarbon berasal dari kata diatas, sedangkan fase cair berada
hydrogen dan karbon. Gas hidrokarbon dibawah. Dalam waktu tertentu akan
berarti gas yang molekulnya tersusun dicapai kondisi setimbang yakni kondisi
dari atom hydrogen (H) dan atom Karbon dimana kecepatan penguapan sama
(C). Contoh gas hidrokarbon : dengan kecepatan pengembunan.
CH4 = Methana Pada kondisi ini perbandingan
C2H6 = Ethana antara mole fraksi uap dan cairan tetap.
C3H8 = Propan Misalkan dalam bejana terdapat
n-H4H10 = Normal Butan campuran C2 dan C3 baik dalam phase
i-C4H10 = Iso Butan cair maupun phase uap. Mole fraksi C2
Gas bumi (Natural gas) terdiri dari dan C3 dalam phase uap dinyatakan
campuran bermacam-macam gas dalam Yc2 dan Yc3 dan dalam phase cair
hidrokarbon dan non hidrokarbon. Xc2 dan Xc3. Apabila kondisi berada
Hidrokarbon cair adalah zat cair yang dalam kesetimbangan maka :
molekulnya terdiri dari atom hidrogen dan
atom karbon juga. Yc2/Xc2 = Poc2/P = Kc2
Contoh hidrokarbon cair : YC3/XC3 = PoC3/P = KC3
C5H12 = Pentan K = Konstanta Kesetimbangan.
C6H14 = Hexan
C7H16 = Heptan Bila suhu atau tekanan operasi
C8H18 = Oktan atau kedua-duanya berubah, maka dalam
Kondensat minyak bumi adalah waktu tertentu akan dicapai
zat cair yang terdiri dari campuran kesetimbangan yang baru.
58
FORUM TEKNOLOGI Vol. 02 No. 2

Kesetimbangan dari suatu komponen PB = Tekanan partial gas B


dipengaruhi oleh tekanan dan suhu. P = Tekanan total.
Apabila bejana tadi dipanaskan sampai
pada suhu tertentu, maka beberapa Bila Di dalam ruangan ada n gas, maka
molekul C3 dan C4 dari fase cair tekanan total :
menguap sehingga molekul-molekul uap P = PA + PB + PC + .................. Pn
bertambah jumlahnya. Pada suatu saat
penguapan tersebut akan berhenti, yakni a. Hukum Raoult
bila sudah dicapai kondisi kesetimbangan Semua zat cair mempunyai
yang baru. tekanan uap. Tekanan uap zat cair ini
timbul akibat terlepasnya molekul-
c. Tekanan Partial molekul zat cair yang berada
Apabila Di dalam suatu ruangan dipermukaan sehingga terbentuk
terdapat campuran gas maka masing- molekul-molekul uap. Besarnya tekanan
masing gas akan mempunyai tekanan, uap suatu zat cair dipengaruhi oleh suhu
yang besarnya sama dengan tekanan zat cair tersebut. Apabila dalam suatu
yang ditimbulkan oleh gas tersebut ruangan hanya ada satu zat cair murni,
apabila hanya gas itu yang berada Di maka tekanan uap yang ditimbulkan
dalam ruangan tersebut. Tekanan gas itu disebut tekanan uap murni dari zat
disebut Tekanan Partial. Menurut Hukum tersebut. Apabila Di dalam ruangan
Dalton mengatakan bahwa tekanan total terdapat campuran beberapa cairan
dari gas/uap yang terdiri dari beberapa maka tekanan uap partial dan masing-
komponen sama dengan jumlah dari masing cairan dapat dihitung
tekanan partial dari masing-masing berdasarkan hukum Raoult, yakni
komponen dalam campuran zat cair sebagai berikut :
tersebut. Bila dalam ruangan ada gas A Misalkan dalam tangki bertekanan
dan gas B dan tekanan totalnya adalah terdapat ethan dan propan cair dalam
P, maka : kondisi bersetimbang dengan uapnya.
PA = YA . P Fase cair komposisi XC2 dan XC3,
PB = YB . P sedangkan fase uap komposisinya YC2
P = PA + PB dan YC3.
PA = Tekanan partial gas A

Gambar Kesetimbangan uap – cair

59
FORUM TEKNOLOGI Vol. 02 No. 2

Fase uap : Hukum Dalton : berpengaruh terhadap jumlah mole fraksi


Puap = YC2.P + YC3.P cairannya. Jumlah mole fraksi semua
Fase cair : Hukum Raoult : komponen adalah 1 (satu), baik fase cair
Pcair = XC2.PoC2 + XC3.POC3 maupun uap. Mendidih adalah berubah
Dalam kondisi setimbang fase, secara ideal berlangsung secara
Puap = Pcair setimbang. Dari persamaan
Untuk komponen : kesetimbangan dimuka :
C2 YC2.P = XC2.PoC2 Ki = Yi/Xi, dapat ditulis Yi = Ki.Xi
YC2/XC2 = PoC2/P = KC2 Jumlah mole fraksi uap = 1
C3 YC3.P = XC3.PoC3 Σ Yi = Σ Ki.Xi = 1
YC3/XC3 = PoC3/P = KC3 Dimana :
Xi = Fraksi mole komponen i dalam
Apabila tangki berisi sebanyak i cairan
komponen Ki = Poi /P = Yi/Xi Ki = Konstanta kesetimbangan
Dimana : komponen i , pada suhu dan
- Ki = konstante kesetimbangan tekanan tertentu.
berdasarkan konsep tekanan uap Jadi cairan dalam kondisi bubble point
- Poi = tekanan uap murni komponen I apabila memenuhi persamaan :
- P = tekanan total Σ Ki.Xi = 1
- Karena hukum Raoult untuk tekanan
uap diasumsi bahwa uap mengikuti Cara penentuan bubble point
persamaan gas ideal, maka Ki adalah suatu zat cair yang terdiri dari beberapa
konstanta kesetimbangan ideal. komponen adalah dengan metode trial &
Konsep konstanta kesetimbangan error. Langkah-langkah perhitungan
dinamis dapat diaplikasikan dalam sebagai berikut :
beberapa hal antara lain : 1. Asumsikan suhu bubble point pada
- Untuk menentukan titik gelembung tekanan yang diketahui.
(bubble point) 2. Baca Ki masing-masing komponen
- Untuk menentukan titik embun (dew pada suhu dan tekanan tersebut.
point) 3. Kalikan masing-masing Ki dengan
Untuk perhitungan pemisahan mole fraksinya (Ki.Xi)
komponen berdasarkan penurunan 4. Jumlahkan hasil dari langkah 3 (Σ Ki.
tekanan operasi (flash calculation). Xi). Apabila jumlahnya = 1,00 berarti
suhu yang diasumsikan tadi benar,
III. PENENTUAN BUBBLE POINT sedangkan apabila tidak ulangi
Bubble point (boiling point) adalah langkah 1 s/d 4.
suhu dimana cairan dalam suatu system Aplikasi dari bubble point ini
mulai mendidih. Atau bubble point adalah adalah penentuan suhu operasi dari
suhu dimana system semua komponen Reboiler dalam system distilasi pada
dalam fase cair, kecuali satu titik tekanan kolom distilasi bagian bawah.
gelembung yang berada dalam fase uap.
Satu titik gelembung itu dianggap tidak

60
FORUM TEKNOLOGI Vol. 02 No. 2

Contoh : kolom 145 Psia. Hitung bubble point dari


Bottom produk dari kolom Debhutanizer reboiler.
komposisinya adalah sebagai berikut : Penyelesaian :
n-C4 = 1%, i-C5 = 43,6%, n-C5 = 31,8% Perhitungan dengan membuat tabel :
dan n-C6 = 23,6%. Tekanan operasi Asumsi I Bubble point = 280oF

Ki
Komposisi Xi Ki.Xi
145 psia, 280oF
n-C4 0,010 2,30 0,0230
i-C5 0,436 1,40 0,6104
n-C5 0,318 1,2 0,3816
n-C6 0,236 0,65 0,1534
Σ Xi = 1,000 Σ Ki.Xi = 1,1684

Asumsi II : bubble point = 260oF


Ki
Komposisi Xi Ki.Xi
145 psia, 260oF
n-C4 0,010 2,10 0,0210
i-C5 0,436 1,20 0,5232
n-C5 0,318 1,05 0,3339
n-C6 0,236 0,52 0,1227
Σ Xi = 1,000 Σ Ki.Xi = 1,0008

Σ Ki. Xi = 1,0008 mendekati = 1,000 asumsi II betul


Jadi suhu reboiler = 260oC.

IV. PENENTUAN DEW POINT Aplikasi penentuan dew point ini


Dew point atau suhu adalah dalam kolom fraksinasi, yakni
pengembunan adalah suhu dimana untuk menentukan kondisi operasi dari
dalam system semua komponen berupa kondensor, sehingga uap yang keluar
uap, kecuali satu titik berupa embun dari puncak kolom dapat dicairkan di
(cairan). Atau suhu dimana uap dalam kondensor. Cara penentuan dew point
kondisi akan segera mengembun pada uap/gas yang terdiri dari beberapa
tekanan tertentu. Pada konsisi ini jumlah komponen adalah dengan metode trial &
mole fraksi cairan sama dengan satu error. Langkah-langkah perhitungan
atau : sebagai berikut :
Σ Xi = 1 Σ Xi = Σ Yi/Ki = 1 1. Asumsikan suhu dew point pada
tekanan kolom bagian atas.

61
FORUM TEKNOLOGI Vol. 02 No. 2

2. Baca Ki masing-masing komponen Contoh :


pada suhu dan tekanan tersebut. Top produk dari kolom debutanizer
3. Bagi masing-masing mole fraksi komposisinya sebagai berikut :
dengan Ki (Yi/Ki) C3 = 47,7%, i C4 = 22,6%, n C4 = 28,3%, i
4. Jumlahkan hasil dari langkah 3 (Σ C5 = 1,4%. Tekanan operasi top kolom
Yi/Ki). Apabila jumlahnya = 1,00 142 psia. Hitung dew point dari uap
berarti suhu yang diasumsikan tadi hidrokarbon pada kondensor.
sudah benar, sedangkan apabila tidak Perhitungan :
diulangi langkah 1 s/d 4. Perhitungan dilakukan dengan membuat
tabel.

Asumsi I : T = 120oF Asumsi II : T = 130oF


Komposisi Yi
Ki Yi/Ki Ki Yi/Ki
C3 0,477 1,60 0,2981 1,90 0,2511
i C4 0,226 0,72 0,3139 0,80 0,2825
n C4 0,283 0,54 0,5241 0,65 0,4289
i C5 0,014 0,24 0,0583 0,28 0,0500
Σ = 1,000 Σ = 1,1944 Σ = 1,0125

Penyelesaian selanjutnya dengan


ekstrapolasi, untuk menentukan suhu
pada : Σ Yi/Xi = 1
Jadi dari perhitungan tersebut diatas
adalah sebagai suhu minimum condensor
harus dioperasikan dan suhu minimum
reboiler yang harus di operasikan

62
FORUM TEKNOLOGI Vol. 02 No. 2

63
FORUM TEKNOLOGI Vol. 02 No. 2

DAFTAR PUSTAKA

Ernest E. Ludwig, 1964, “ Applied Process Design for Chemical and Petrochemical Plant
Vol. I”, Gullf Publishing Co., Houston, Texas
Max Well, JB., 1973, “Data Book on Hydrocarbon to Process Engineering”, D. Van
Konstrand Company Inc., Toronto.
Nelson WL., 1958, “Petroleum Refinery Engineering”, Mc. Graw Hill Inc, New York
Donald L. Kattz, “Handbook of Natural Gas Engineering”, McGraw-Hill Book Company,
New York, 1960.
C. George Segeler, “Gas Engineera Hanbook”, Industrial Press Inc, New York, 1965
Smith, JM. HC. Van ness Introduction to Chemical Engineering Thermodynamica.

*) Penulis adalah Pejabat Fungsional Widyaiswara Madya Pusdiklat Migas Cepu.

64

Anda mungkin juga menyukai