Anda di halaman 1dari 7

Hidrosefalus Pada Anak

1 2 3
Apriyanto , Rhonaz Putra Agung , Fadillah Sari
1
Dokter Spesialis Bedah Saraf RSUD Raden Mattaher, Jambi
2
Dokter Umum Bagian Bedah Saraf RSUD Raden Mattaher, Jambi
3
Dokter Internship RSUD Banyuasin, Kabupaten Banyuasin, Sumatera Selatan
email: apriyantonc@hotmail.com

ABSTRACT
Hydrocephalus is a common clinical problem found in pediatric neurosurgical practice. This condition
involves dilatation of cerebral ventricular system due to various etiologies. It is classified into two
conditions, communicative and obstruction type. Various etiologies cause different clinical features and
need different modality of treatments. Ventriculoperitoneal shunt is the gold standard of treatment, but
rd
Endoscopic 3 ventriculostomy is considered as a treatment of choice nowadays. This article concerns all
aspect of this condition: epidemiology, etiology, pathophysiology, simptoms and clinical findings, treatment,
and prognosis.
rd
Key words: Hydocephalus in Pediatric, neurosurgery, VP Shunt, Endoscopic 3 , ventriculostomy.

ABSTRAK
Kasus hidrosefalus merupakan salah satu masalah yang sering ditemui di bidang bedah saraf. Proses
terjadinya hidrosefalus melibatkan dilatasi sistem ventrikel akibat beragam etiologi. Kondisi ini
diklasifikasikan menjadi tipe komunikans dan obstruktif. Beragam etiologi menyebabkan gambaran klinis
yang berbeda-beda dan membutuhkan terapi yang berbeda pula. Ventriculoperitoneal shunt merupakan
terapi gold standard, namun Endoscopic 3rd ventriculostomy saat ini dipertimbangkan sebagai terapi
pilihan. Artikel ini membahas seluruh aspek dari kondisi ini: epidemiologi, etiologi, patofisiologi, gejala dan
tanda klinis, terapi, dan prognosis.
Kata kunci: Hidrosefalus pada anak, bedah saraf, VP Shunt, Endoscopic 3rd ,ventriculostomy.

PENDAHULUAN menjadi dua, prenatal dan postnatal. Baik


Hidrosefalus merupakan gangguan yang saat prenatal maupun postnatal, secara
terjadi akibat kelebihan cairan serebrospinal teoritis patofisiologi hidrosefalus terjadi
pada sistem saraf pusat. Kasus ini karena tiga hal yaitu produksi liquor yang
merupakan salah satu masalah yang sering berlebihan, peningkatan resistensi liquor
ditemui di bidang bedah saraf, yaitu sekitar yang berlebihan, dan peningkatan tekanan
1-3
40% hingga 50%. Penyebab hidrosefalus sinus venosa.
pada anak secara umum dapat dibagi

61
JMJ, Volume 1, Nomor 1, Mei 2013, Hal: 61 - 67 Apriyanto, dkk, Hidrocephalus pada Anak

5
Hidrosefalus pada anak dapat didiagnosis cephalus yang berarti kepala. Secara
dan diterapi sejak dini. Diagnosis dapat umum hidrosefalus dapat didefiniskan
ditegakkan dengan melihat adanya empat sebagai suatu gangguan pembentukan,
tanda hipertensi intrakranial. Pemeriksaan aliran, maupun penyerapan dari cairan
penunjang seperti USG dapat membantu serebrospinal sehingga terjadi kelebihan
penegakan diagnosis di masa prenatal cairan serebrospinal pada susunan saraf
maupun postnatal, sedangkan CT Scan dan pusat, kondisi ini juga dapat diartikan
1-3
MRI pada masa postnatal. sebagai gangguan hidrodinamik cairan
1-3
Terapi pada kasus ini sebaiknya dilakukan serebrospinal.
secepat mungkin. Pada kebanyakan kasus,
pasien memerlukan tindakan operasi EPIDEMIOLOGI
shunting namun terdapat pula pilihan atau Kasus ini merupakan salah satu masalah
terapi alternatif non-shunting seperti terapi dalam bedah saraf yang paling sering
1-4
etiologik dan penetrasi membran. ditemui. Data menyebutkan bahwa
Prognosis ditentukan oleh berbagai macam hidrosefalus kongenital terjadi pada 3 dari
faktor, di antaranya adalah kondisi yang 1000 kelahiran di Amerika Serikat dan
menyertai, durasi dan tingkat keparahan, ditemukan lebih banyak di negara
serta respon pasien terhadap terapi. Tingkat berkembang seperti Brazil yaitu sebanyak
3,8
kematian pada pasien hidrosefalus dengan 3,16 dari 1000 kelahiran. Sedangkan di
terapi shunting masih tinggi karena berbagai Indonesia ditemukan sebanyak 40% hingga
komplikasi yang terjadi, salah satunya 50% dari kunjungan berobat atau tindakan
5,6 2
adalah infeksi pasca operasi. operasi bedah saraf.
Hidrosefalus bukanlah suatu penyakit
tunggal melainkan hasil akhir dari proses PATOFISIOLOGI
patologis yang luas baik secara kongenital Pembentukan cairan serebrospinal terutama
maupun akibat dari kondisi yang didapat. dibentuk di dalam sistem ventrikel.
Gejala klinis, perubahan dan prognosis Kebanyakan cairan tersebut dibentuk oleh
jangka panjang dari hidrosefalus akan pleksus koroidalis di ventrikel lateral, yaitu
bervariasi tergantung dari usia saat kurang lebih sebanyak 80% dari total cairan
munculnya onset dan keadaan yang serebrospinalis. Kecepatan pembentukan
menyertai serta yang menjadi penyebabnya. cairan serebrospinalis lebih kurang 0,35-
Sangat penting untuk mempertimbangkan 0,40 ml/menit atau 500 ml/hari, kecepatan
banyak hal yang mempengaruhi kondisi ini pembentukan cairan tersebut sama pada
sehingga penatalaksanaan yang paling tepat orang dewasa maupun anak-anak. Dengan
3,7
dapat direncanakan dan dilakukan. jalur aliran yang dimulai dari ventrikel lateral
menuju ke foramen monro kemudian ke
DEFINISI ventrikel 3, selanjutnya mengalir ke
Kata hidrosefalus diambil dari bahasa akuaduktus sylvii, lalu ke ventrikel 4 dan
Yunani yaitu Hydro yang berarti air, dan menuju ke foramen luska dan magendi,

62
JMJ, Volume 1, Nomor 1, Mei 2013, Hal: 61 - 67 Apriyanto, dkk, Hidrocephalus pada Anak

hingga akhirnya ke ruang subarakhnoid dan hidrosefalus tekanan normal atau


2,5
kanalis spinalis. pseudotumor serebri.
Secara teoritis, terdapat tiga penyebab
1,5,9
terjadinya hidrosefalus, yaitu: Dari penjelasan di atas maka hidrosefalus
1. Produksi likuor yang berlebihan. Kondisi dapat diklasifikasikan dalam beberapa
ini merupakan penyebab paling jarang sebutan diagnosis. Hidrosefalus interna
dari kasus hidrosefalus, hampir semua menunjukkan adanya dilatasi ventrikel,
keadaan ini disebabkan oleh adanya sedangkan hidrosefalus eksterna
tumor pleksus koroid (papiloma atau menunjukkan adanya pelebaran rongga
karsinoma), namun ada pula yang terjadi subarakhnoid di atas permukaan korteks.
akibat dari hipervitaminosis vitamin A. Hidrosefalus komunikans adalah keadaan di
2. Gangguan aliran likuor yang merupakan mana ada hubungan antara sistem ventrikel
awal kebanyakan kasus hidrosefalus. dengan rongga subarakhnoid otak dan
Kondisi ini merupakan akibat dari spinal, sedangkan hidrosefalus non-
obstruksi atau tersumbatnya sirkulasi komunikans yaitu suatu keadaan dimana
cairan serebrospinalis yang dapat terjadi terdapat blok dalam sistem ventrikel atau
di ventrikel maupun vili arakhnoid. salurannya ke rongga subarakhnoid.
Secara umum terdapat tiga penyebab Hidrosefalus obstruktif adalah jenis yang
terjadinya keadaan patologis ini, yaitu: paling banyak ditemui dimana aliran likuor
a. Malformasi yang menyebabkan mengalami obstruksi.
penyempitan saluran likuor, misalnya Terdapat pula beberapa klasifikasi lain yang
stenosis akuaduktus sylvii dan dilihat berdasarkan waktu onsetnya, yaitu
malformasi Arnold Chiari. akut (beberapa hari), subakut (meninggi),
b. Lesi massa yang menyebabkan dan kronis (berbulan-bulan). Terdapat dua
kompresi intrnsik maupun ekstrinsik pembagian hidrosefalus berdasarkan
saluran likuor, misalnya tumor gejalanya yaitu hidrosefalus simtomatik dan
1
intraventrikel, tumor para ventrikel, hidrosefalus asimtomatik.
kista arakhnoid, dan hematom.
c. Proses inflamasi dan gangguan ETIOLOGI
lainnya seperti mukopolisakaridosis, Penyebab hidrosefalus pada anak secara
termasuk reaksi ependimal, fibrosis garis besar dapat dibagi menjadi dua, yaitu
leptomeningeal, dan obliterasi vili penyebab prenatal dan postnatal.
arakhnoid.
3. Gangguan penyerapan cairan Penyebab prenatal
serebrospinal. Suatu kondisi seperti Sebagian besar anak dengan hidrosefalus
sindrom vena cava dan trombosis sinus telah mengalami hal ini sejak lahir atau
dapat mempengaruhi penyerapan cairan segera setelah lahir. Beberapa
serebrospinal. Kondisi jenis ini termasuk penyebabnya terutama adalah stenosis

63
JMJ, Volume 1, Nomor 1, Mei 2013, Hal: 61 - 67 Apriyanto, dkk, Hidrocephalus pada Anak

akuaduktus sylvii, malfromasi Dandy Walker, vermis serebelum, batang otak, dan
Holopresencephaly, Myelomeningokel, dan ventrikel 4 disertai dengan anomali
Malformasi Arnold Chiari. Selain itu, terdapat inrtakranial lainnya. Hampir dijumpai di
juga jenis malformasi lain yang jarang semua kasus myelomeningokel meskipun
terjadi. Penyebab lain dapat berupa infeksi tidak semuanya berkembang menjadi
1,11,12
in-utero, lesi destruktif dan faktor hidrosefalus (80% kasus).
1,2,10-12
genetik.
Stenosis Akuaduktus Sylvius terjadi pada Penyebab postnatal
10% kasus pada bayi baru lahir. Lesi massa menyebabkan sekitar 20%
Insidensinya berkisar antara 0,5-1 kasus hidrosefalus, kista arakhnoid dan kista
kasus/1000 kelahiran. Insidennya 0,5-1% neuroepitelial merupakan kedua terbanyak
kasus/1000 kelahiran. Malformasi Dandy yang mengganggu aliran likuor. Perdarahan,
Walker terjadi pada 2-4% bayi yang baru meningitis, dan gangguan aliran vena juga
lahir dengan hidrosefalus. Malformasi ini merupakan penyabab yang cukup sering
1,10
mengakibatkan hubungan antara ruang terjadi.
subarakhnoid dan dilatasi ventrikel 4
menjadi tidak adekuat, sehingga terjadilah Dari penjelasan di atas, hidrosefalus dapat
hidrosefalus. Penyebab yang sering terjadi diklasifikasikan menjadi hidrosefalus
lainnya adalah Malformasi Arnold Chiari obstruktif dan hidrosefalus komunikans
1,2,7
(tipe II), kondisi ini menyebabkan herniasi seperti yang dapat dilihat pada tabel 1.

Tabel 1. Klasifikasi Hidrosefalus

Hidrosefalus obstruktif Hidrosefalus komunikans

Kongenital Kongenital
Stenosis akuaduktus Malformasi Arnold Chiari (tipe II, jarang pada type I)
Kista Dandy Walker Ensefalokel
Benign intracranial cysts (seperti kista arachnoid) Deformitas basis kranii
Malformasi vaskular (seperti aneurisma vena Galen)
Didapat
Didapat Infeksi (intrauterin misalnya CMV, toxoplasma, post-
Tumor (seperti ventrikel 3, regio pineal, fossa bacterial meningitis)
posterior) Perdarahan (IVH pada infan, sub-arachnoid
Lessi massa lainnya (seperti giant aneurysms, haemorrhage)
abses) Hipertensi vena (seperti trombosis sinus venosa,
Ventricular scarring arterio–venous shunts)
Meningeal carcinomatosis
Sekresi berlebihan CSF (papiloma pleksus
koroidalis)

64
JMJ, Volume 1, Nomor 1, Mei 2013, Hal: 61 - 67 Apriyanto, dkk, Hidrocephalus pada Anak

DIAGNOSIS PENATALAKSANAAN
Diagnosis dapat ditegakkan melalui tanda Terapi sementara
dan gejala klinis. Makrokrania merupakan Terapi konservatif medikamentosa berguna
salah satu tanda dimana ukuran kepala lebih untuk mengurangi cairan dari pleksus
besar dari dua deviasi standar di atas khoroid (asetazolamid 100 mg/kg BB/hari;
ukuran normal atau persentil 98 dari furosemid 0,1 mg/kg BB/hari) dan hanya
kelompok usianya. Hal ini disebabkan oleh bisa diberikan sementara saja atau tidak
peningkatan tekanan intrakranial dan dalam jangka waktu yang lama karena
menyebabkan empat gejala hipertensi berisiko menyebabkan gangguan metabolik.
intrakranial yaitu fontanel anterior yang Terapi ini direkomendasikan bagi pasien
sangat tegang (37%), sutura tampak atau hidrosefalus ringan bayi dan anak dan tidak
teraba melebar, kulit kepala licin, dan sunset dianjurkan untuk dilatasi ventrikular
1,14
phenomenon dimana kedua bola mata posthemoragik pada anak.
berdiaviasi ke atas dan kelopak mata atas Pada pasien yang berpotensi mengalami
tertarik. hidrosefalus transisi dapat dilakukan
Gejala hipertensi intrakranial lebih menonjol pemasangan kateter ventrikular atau yang
pada anak yang lebih besar daripada bayi, lebih dikenal dengan drainase likuor
gejala ini mencakup nyeri kepala, muntah, eksternal. Namun operasi shunt yang
gangguan okulomotor, dan gejala gangguan dilakukan pasca drainase ventrikel eksternal
batang otak (bradikardia, aritmia respirasi). memiliki risiko tertinggi untuk terjadinya
15
Gejala lainnya yaitu spastisitas pada infeksi. Cara lain yang mirip dengan
eksremitas inferior yang berlanjut menjadi metode ini adalah dengan pungsi ventrikel
1
gangguan berjalan dan gangguan yang dapat dilakukan berulang kali.
1,2,10
endokrin
Pemeriksaan penunjang dengan Operasi shunting
menggunakan USG dapat mendeteksi Sebagian besar pasien memerlukan
hidrosefalus pada periode prenatal, dapat tindakan ini untuk membuat saluran baru
pula digunakan untuk mengukur dan antara aliran likuor (ventrikel atau lumbar)
memonitor ukuran ventrikel, terutama dengan kavitas drainase (seperti
digunakan pada anak prematur. CT Scan peritoneum, atrium kanan, dan pleura).
dapat digunakan untuk mengukur dilatasi Komplikasi operasi ini dibagi menjadi tiga
ventrikel secara kasar dan menentukan yaitu infeksi, kegagalan mekanis, dan
sumber obstruksi. CT Scan dapat menilai kegagalan fungsional. Tindakan ini
baik secara fungsional maupun anatomikal menyebabkan infeksi sebanyak >11% pada
namun tidak lebih baik daripada MRI, namun anak setelahnya dalam waktu 24 bulan yang
karena pemeriksaannya cukup lama maka dapat merusak intelektual bahkan
1,13 1,16
pada bayi perlu dilakukan pembiusan. menyebabkan kematian.

65
JMJ, Volume 1, Nomor 1, Mei 2013, Hal: 61 - 67 Apriyanto, dkk, Hidrocephalus pada Anak

Endoscopic third ventriculostomy Prognosis


Metode Endoscopic third ventriculostomy Pada pasien hidrosefalus, kematian dapat
(ETV) semakin sering digunakan di masa terjadi akibat herniasi tonsilar yang dapat
sekarang dan merupakan terapi pilihan bagi menyebabkan penekanan pada batang otak
hidrosefalus obstruktif serta diindikasikan dan terjadinya henti nafas. Sedangkan
untuk kasus seperti stenosis akuaduktus, ketergantungan pada shunt sebesar 75%
tumor ventrikel 3 posterior, infark serebral, dari kasus hidrosefalus yang diterapi dan
malformasi Dandy Walker, syringomyelia 50% pada anak dengan hidrosefalus
3
dengan atau tanpa malformasi Arnold Chiari komunikans.
tipe 1, hematoma intraventrikel, Pada anak dengan hidrosefalus obstruktif
myelomeningokel, ensefalokel, tumor fossa yang memiliki korteks serebral intak,
posterior dan kraniosinostosis. ETV juga perkembangan yang adekuat dapat dicapai
diindikasikan pada kasus block shunt atau hanya dengan ETV, meskipun pencapaian
slit ventricle syndrome. tersebut lebih lambat. Pada anak dengan
Kesuksesan ETV menurun pada kondisi perkembangan otak tidak adekuat atau
hidrosefalus pasca perdarahan dan pasca serebrum telah rusak oleh hidrosefalus
infeksi. Perencanaan operasi yang baik, maka perkembangan yang optimal tidak
pemeriksaan radiologis yang tepat, serta dapat dicapai hanya dengan terapi ETV
18
keterampilan dokter bedah dan perawatan meskipun tekanan intrakranial terkontrol.
pasca operasi yang baik dapat
17
meningkatkan kesuksesan tindakan ini.

DAFTAR PUSTAKA

1. Satyanegara. Buku Ajar Bedah Saraf Edisi IV. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama; 2010. P.267-
89
2. Ibrahim S, Rosa AB, Harahap AR. Hydrocephalus in children. In: Sastrodiningrat AD, ed.
Neurosurgery lecture notes. Medan: USU Press; 2012. P.671-80.
3. Espay AJ. Hydrocephalus [internet]. [place unknown]: Medscape reference; 1994 [updated 2012 Sept
17; cited 2013 April 28]. Available from: http://emedicine.medscape.com/article/1135286-overview
4. National Institute of Neurosurgical Disorders and Stroke [internet]. Bethesda: National Institutes of
Health; 2013 [cited 2013 April 28]. Available from:
http://www.ninds.nih.gov/disorders/hydrocephalus/hydrocephalus.htm
5. Rizvi R, Anjum Q. Hydrocephalus in children [internet]. Pakistan: Journal of Pakistan Medical
Association; 2005 [cited 2013 April 28]. Available from:
http://jpma.org.pk/full_article_text.php?article_id=956
6. Rashid QT, Salat MS, Enam K, Kazim SF, Godil SS, Enam SA, et al. Time trends and age-related
etiologies of pediatric hydrocephalus: results of a groupwise analysis in a clinical cohort. Childs Nerv

66
JMJ, Volume 1, Nomor 1, Mei 2013, Hal: 61 - 67 Apriyanto, dkk, Hidrocephalus pada Anak

Syst [internet]. 2012 [cited 2013 April 28];28(2):[1 screen]. Available from:
http://reference.medscape.com/medline/abstract/21818584
7. Thompson D. Hydrocephalus and shunts. In: Moore JA, Newell DW, ed. Neurosurgery principles and
practice. London: Springer; 2005. P.425-40.
8. Melo JR, de Melo EN, de Vasconcellos AG, Pacheco P. Congenital hydrocephalus in the northeast of
Brazil: epidemiological aspects, prenatal diagnosis, and treatment. Child Nerv Syst [internet]. 2013
[cited 2013 April 28]. Available from: http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/23609898
9. Haberland C. Congenital and neonatal hydrocephalus. In: Clinical Neuropathology, Text and color
atlas. USA: Demos Medical Publishing; 2007. P. 291-4.
10. Fazl M, Rowel DW, Laxton A, Panu N, Tawadros P. Neurosurgery. MCCQE; 2006. P. 33.
11. Kaye HA. Essential Neurosurgery. Australia: Blackwell Publishing; 2005. P. 27-35.
12. Sahu S, Lata I, Srivastava V, Gupta D. Respiratory depression during VP shunting in Arnold Chiari
malformation Type-II, a rare complication (Case reports and review of literature). J Pediatr Neurosci
[internet]. 2009 Jan-Jun [cited 2013 April 28];4(1):44–46. Available from:
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3162838/
13. Dincer A, Ozek MM. Radiologic evaluation of pediatric hydrocephalus. Childs nerv Syst [internet].
2011 [cited 2013 April 28].27(10):1543-62. Available from:
http://reference.medscape.com/medline/abstract/21928020
14. Zahl SM, Egge A, Helseth E, Wester K. Benign external hydrocephalus: a review, with emphasis on
management. Neurosurg Rev [Internet]. 2011 October [cited 2013 April 28];34(4): 417–432. Available
from: http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3171652/
15. Kestle JR, Cambrin-Riva J, Wellons JC, Kulkarni AV, et al. A standardized protocol to reduce
cerebrospinal fluid shunt infection: The Hydrocephalus Clinical Research Network Quality
Improvement Initiative. J neurosurg [Internet]. Jul 2011 [cited 2013 April 27]; 8(1): 22-29. Available
from: http://thejns.org/doi/full/10.3171/2011.4.PEDS10551
16. Simon TM, Hall M, Riva-Cambrin J, Albert JE, et al. Infection rates following initial cerebrospinal fluid
shunt placement across pediatric hospitals in the United States. J neurosurg [Internet]. August 2009
[cited 2013 April 27];4(2): 156-165. Available from:
http://thejns.org/doi/full/10.3171/2009.3.PEDS08215
17. Yadav YR, Parihar V, Pande S, Namdev H, Agarwal M. Endoscopic third ventriculostomy. J Neurosci
Rural Pract [Internet]. 2012 May-Aug [cited 2013 April 27]; 3(2): 163–173. Available from:
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3409989/
18. Takahashi Y. Long-term outcome and neurologic development after endoscopic third ventriculostomy
versus shunting during infancy. Childs Nerv Syst [Internet]. 2006 Dec [cited 2013 April
28];22(12):1591-602. Availabel from: http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/17021728

67

Anda mungkin juga menyukai