STATUS PASIEN
A. IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. N
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 83 Tahun
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Alamat : Bangkalan
Agama : Islam
Tanggal MRS : 16 September 2018
Tanggal pemeriksaan : 19 September 2018
B. SUBJEKTIF
1. Keluhan Utama
Nyeri perut bagian bawah
2. Keluhan Tambahan
-
3. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang ke IGD RS PHC Surabaya dengan Ca Ovarium pro op
surgical laparatomy. Pasien merasa perut yang semakin membesar dan nyeri
pada bagian hypogastric yang hilang timbul, pasien sudah menjalani
chemoterapi selama 3x. Pasien akan direncanakan operasi tgl 18/09/2018.
Pasien pernah dilakukan biopsi oleh dr. Brahmana dan dilakukan drying 3x
dengan dr. Brahmana. Pasien tidak ada nyeri perut, tidak ada darah yang keluar
dari kemaluan, tidak ada nyeri saat senggama. Tidak ada gangguan BAK dan
BAB.
4. Riwayat Obstetri
a. Riwayat Haid
C. OBYEKTIF
1. Status Umum
a. Keadaan umum : cukup
b. Kesadaran : compos mentis
c. Antropometri
TB:165 cm BB: 53kg BMI: 17,02 (normal)
2. Pemeriksaan Fisik
a. Tanda Vital
Tensi :130/90 mmHg
Nadi :80 x/menit, reguler, kuat
Suhu :36.6oC, axiller
Frekuensi napas :20x/menit
b. Kepala
Anemis (-), ikterik (-), sianosis (-), dyspneu (-).
c. Leher
Deviasi trakea (-), pembesaran KGB (-), pembesaran tiroid (-).
d. Thoraks
Cor: Inspeksi : IC tidak terlihat
Palpasi : IC tidak teraba
Perkusi : Batas jantung dalam batas normal
[Type text] Page 2
Auskultasi : S1/S2 tunggal, murmur (-), gallop (-)
e. Abdomen
Inspeksi :datar, tidak distended
Auskultasi :Bising usus (+) normal
Palpasi :Teraba massa ±3-4 cm pada hypogastrium, teraba massa
padat keras, immobile, nyeri tekan (-), defans muskuler (-).
Perkusi :Timpani, shifting dullness (-)
f. Ekstremitas
Akral: hangat, kering, merah
Oedem - -
- -
CRT < 2 detik
3. Status Ginekologis
- Vulva/vagina : fluksus (-), fluor (-)
4. Pemeriksaan Penunjang
a. Laboratorium
Pemeriksaan Hasil (13/2/2018) Keterangan
Hb 10 11,7 – 15,5 g/dl
Leukosit 5,81 4,0 - 11,0 103/μL
Eritrosit 3,26 4,5 – 6,5 106/μL
Trombosit 258 150 - 450 103/μL
HCT 30,1 37,0 - 47,0 %
BT 2’00” 1-6 menit
CT 11’00” 8-15 menit
PPT 10,1 < 15 detik
APTT 23,6 < 34 detik
INR 0,89 -
SGOT 16 <50 U/L
SGPT 8 <50 U/L
Albumin 4,30 3,5-5,2
BUN 21,16 6.00-20.00 mg/dL
SK 0,76 0.51-0.95mg/dL
GDA 63 75-121mg/dL
Na 142,4 136.0-144.0mmol/L
K 4,14 3.60-5.00mmol/L
Cl 105,7 94.0-111.0mmol/L
HBsAg NR NR
AntiHCV NR NR
AntiHIV NR NR
D. ASSESSMENT
MULTIPLE MYOMA UTERI 16/18 MINGGU + DM + HT + RIWAYAT CVA
E. PLANNING
1. Planning Diagnosis
- Pemeriksaan patologi anatomi
2. Planning Terapi
a. Pro SVH-BSO tgl 15/2/2018 pukul 13.00
b. Dulcolax tab 3x1
c. Konsul dr. Eny, Sp.S :
- Injeksi kalnex 2x1
- Citicoline 2x500mg
- Acc operasi risiko sedang
d. Konsul dr. Wahyu, Sp.PD :
- Diit DM KV 2100kal
- Glimepirid 4mg 1-0-0
- Nevox XR 500 2x1
- Kombiglyze XR 0-1-0
- Adalat oros 30 mg 1-0-0
- Canderin 16 mg 0-0-1
- Crestor 10mg 0-0-1
- Injeksi Novorapid 3x4IU SC
- Cek GD2JPP malam (144)
- Acc operasi bila GD<200, TD <140/90
FOLLOW UP
Rabu, 14 Februari 2018
S/ Keluar darah dari kemaluan (-). BAK dan BAB normal. makan & minum habis 1
porsi.
TD: 140/90 mmHg, Nadi: 88x/menit reguler kuat, RR: 20x/menit regu-lar,
Suhu: 36,9oC
Pemeriksaan fisik:
Thorax
Cor: S1 S2 tunggal, murmur (-), gallop (-); Pulmo: ves|ves, rh-/-, wh-/-
Abdomen
Supel, BU (+) N, nyeri tekan (-), defans muscular (-), massa (-)
Ekstremitas
CRT <2”
Genital
P/ a. Planning diagnosis
b. Planning terapi
TD: 140/90 mmHg, Nadi: 88x/menit reguler kuat, RR: 20x/menit regu-lar,
Suhu: 36,9oC
Pemeriksaan fisik:
Thorax
Cor: S1 S2 tunggal, murmur (-), gallop (-); Pulmo: ves|ves, rh-/-, wh-/-
Abdomen
Supel, BU (+) N, nyeri tekan (-), defans muscular (-), massa (-)
Ekstremitas
CRT <2”
Genital
P/ a. Planning diagnosis
b. Planning terapi
Laporan Operasi :
TD: 160/90 mmHg, Nadi: 88x/menit reguler kuat, RR: 20x/menit regu-lar,
Suhu: 36,7oC
Pemeriksaan fisik:
Thorax
Cor: S1 S2 tunggal, murmur (-), gallop (-); Pulmo: ves|ves, rh-/-, wh-/-
Abdomen
Supel, BU (+) N, nyeri tekan (-), defans muscular (-), massa (-)
Ekstremitas
CRT <2”
Genital
Hb post op 16,4gr%
P/ a. Planning diagnosis
b. Planning terapi
TD: 160/90 mmHg, Nadi: 88x/menit reguler kuat, RR: 20x/menit regu-lar,
Suhu: 36,7oC
Pemeriksaan fisik:
Thorax
Cor: S1 S2 tunggal, murmur (-), gallop (-); Pulmo: ves|ves, rh-/-, wh-/-
Abdomen
Supel, BU (+) N, nyeri tekan (-), defans muscular (-), massa (-)
Ekstremitas
CRT <2”
Genital
I : 450cc
M : 250cc
U : 1450cc
TB : (-)650
P/ a. Planning diagnosis
b. Planning terapi
TD: 150/90 mmHg, Nadi: 96x/menit reguler kuat, RR: 20x/menit regu-lar,
Suhu: 36,8oC
Pemeriksaan fisik:
Thorax
Cor: S1 S2 tunggal, murmur (-), gallop (-); Pulmo: ves|ves, rh-/-, wh-/-
Abdomen
Supel, BU (+) lemah, nyeri tekan (-), defans muscular (-), massa (-)
Ekstremitas
CRT <2”
Genital
P/ a. Planning diagnosis
b. Planning terapi
Makroskopik
TINJAUAN PUSTAKA
a) Definisi
Kanker ovarium mmerupakan penyebab kematian tertinggi dari kanker alat genital
perempuan. Di USA sekitar 22.220 kasus baru didiagnosis setiap tahun, dan sekitar
16.210 kematian terjadi setiap tahun akibat penyakit ini. Kanker ovarium 6% dari
seluruh kanker pada perempuan dan penyakit ini timbul 1 orang pada setiap 68
perempuan.
c) Epidemiologi
Kanker ovarium menyumbang sekitar tiga persen dari kanker pada wanita.
Sementara kanker yang paling umum ke-11 di kalangan perempuan, kanker
Sekitar 1,2 persen didiagnosis di bawah usia 20 tahun; 3,6 persen antara 20
dan 34; 7,4 persen antara 35 dan 44; 18,6 persen antara 45 dan 54; 23,4 persen
antara 55 dan 64; 20,1 persen antara 65 dan 74; 17,6 persen antara 75 dan 84; dan
8,1 persen 85 + tahun.
Dari tahun 2005 sampai 2009, usia rata-rata saat diagnosis adalah 63. Untuk
periode yang sama, usia rata-rata kematian akibat kanker ovarium adalah 71.3,4,5
d) Etiologi
e) Faktor Risiko
i. Faktor Lingkungan
Sebagian besar pasien tidak merasa ada keluhan (95%) dan keluhan-keluhan
yang timbul tidak spesifik seperti perut membesar/ada perasaan tekanan,
dispareunia, berat badan meningkat karena ada asites atau massa.
g) Stadium
IA : Tumor terbatas pada satu ovarium, kapsul utuh, tidak ada tumor
pada permukaan luar, tidak terdapat sel kanker pada cairan asites atau pada
bilasan peritoneum.
IB : Tumor terbatas pada kedua ovarium, kapsul utuh, tidak terdapat
tumor pada permukaan luar, tidak terdapat sel kanker pada cairan asites atau
bilasan peritoneum.
IC : Tumor terbatas pada satu atau dua ovarium dengan satu dari tanda-
tanda sebagai berikut: kapsul pecah, tumor pada permukaan luar kapsul, sel
kanker positif pada cairan asites atau bilasan peritoneum.
Tumor mengenai satu atau dua ovarium dengan metastasis ke peritoneum yang
dipastikan secara mikroskopik di luar pelvis dan/atau metastasis ke kelenjar getah
bening regional.
h) Histopatologi
Jenis epitel (65% dari kanker ovarium) terdiri dari serosum (20% sampai
50%), musinosum (15% sampai 25%), yang dapat tumbuh sangat besar
Tumor sel germinal (25% dari semua kanker ovarium) dan yang tersering
disgerminoma, diikuti tumor campuran sel germinal. Tipe lainnya adalah teratoma
imatur, koriokarsinoma, tumor sinus endodermal, dan karsinoma embrional.
Tumor stroma sex cord (5% dari semua kanker ovarium). Yang tersering
adalah tumor sel granulosa. Tipe lainnya tumor sel Sertoli-Leydig. Jenis lainnya:
sarkoma, tumor metastasis.
i) Pengobatan
Pasien dengan tersangka residif kanker ovarium bila ada gejala gangguan
gastrointestinal, obstruksi partialis, atau diketahui ada massa baru dari pemeriksaan
Kanker ini banyak dijumpai pada usia muda sehiingga prevensi fertilitas
perlu dipertimbangkan. Tindakan pembedahan pada jenis tumor sel germinal
berupa laparotomi eksploratif, bilasan peritoneum, salpingo-ooferektomia
unilateral, omentektomi, biopsi kelenjar getah bening pelvis dan para-aorta, biopsi
multipel dara daerah peritoneum (usus diafragma, anterior/posterior cavum
Douglasi). Pastikan biopsi ovarium dengan sediaan beku. Bila biopsi ovarium
jenisnya disgerminoma, maka perlu dibiopsi ovarium sisi kontralateral, karena jenis
disgerminoma 10% bilateral. Di sisi lain tumor sel germal lainnya jarang bilateral
(kurang dari 5%). Bila biopsi sediaan beku menunjukkan bukan disgerminoma, dan
ovarium kontralateral tampaknya normal, maka ovarium yang sehat dapat
ditinggalkan tanpa dibiopsi. Semua pasien dengan tumor sel germinal perlu
mendapat ajuvan kemoterapi kecuali disgerminoma stadium I A, atau teratoma
imatur stradium I derajat 1. Tumor teratoma imatur stadium I derajat 1 kesintasan
hidupnya 85%.
Pertumbuhan tumor sinus endodermal cepat, oleh karena itu, pasien harus
segera mendapatkan pengobatan kemoterapi (BEP) setelah pembedahan. Ajuvan
BEP diberikan tambahan 2 seri setelah penanda tumor AFP normal. Setelah
kemoterapi tumor sel germal residif, dapatdiberi gabungan vincristine,
dactinomycin, cyclofosphamid (VAC), atau paclitaxel, ifosfamid. Pengobatan pada
tumor ganas jenis sex cord stromal tumor stadium I, setelah pembedahan dan
penetapan stadium surgikal, hanya diobservasi. Bila hanya ovarium yang diangkat,
j) Faktor Prognosis
l) Pengamatan Lanjut
Pada 2 tahun pasca pengobatan dilakukan evaluasi setiap 3 bulan, dan sebagian
besar tumor residif terjadi pada 2 tahun pertama. Pada tahun ketiga sampai tahun
kelima evaluasi setiap 6 bulan, selanjutnya setelah 5 tahun, evaluasi dilakukan tiap
1 tahun.
Tindakan pembedahan ada dua tujuan yakni pengobatan dan penentuan stadium
surgikal. Terapi pembedahan termasuk histerektomi, salpingo-ooforektomi, omentektomi,
pemeriksaan asites, bilasan peritoneum, dan mengupayakan delbulking optimal (kurang
Pasien dengan stadium IA derajat 1 dan 2 jenis epitel mempunyai kesintasan hidup
5 tahun 95% dengan atau pemberian kemoterapi. Beberapa klinikus akan memberikan
kemoterapi pada kanker ovarium derajat 2 stadium IA dan IB derajat 3, stadium II sampai
IV : Kemoterapi : paclitaxel (taxol) dengan carboplatin dan cisplatin.
Setelah selesai pengobatan dengan kemoterapi, ada pilihan 3 yang ditetapkan pada
pasien : observasi, teruskan pengobatan, bila tumor regresi tapi belum hilang seluruhnya
dan terapi konsolidasi dengan kemoterapi lain. Biasanya diberikan hexamethylmelamine
secara terus – menerus untuk menekan agar tidak timbul residif.6
- Pembedahan
Pembedahan adalah pengobatan utama untuk kanker ovarium. Banyaknya
operasi yang dijalani tergantung dari perkembangan kanker itu sendiri. Untuk
wanita usia subur yang memiliki beberapa jenis tumor dan kanker yang masih
dalam tahap awal, dimungkinkan untuk mengobati penyakit tanpa melepaskan
kedua indung telur dan rahim.
Untuk kanker ovarium epithelial, operasi memiliki 2 tujuan utama :
pementasan dan debulking (menghilangkan tumor sebanyak mungkin). Tujuan
operasi debulking adalah meninggalkan tidak ada tumor yang lebih besar dari 1 cm.
Kanker yang sel tumornya dapat dihilangkan secara tuntas disebut optimal
debulking. Wanita dengan kanker ini memiliki prospek yang lebih baik untuk
bertahan hidup daripada kanker yang tidak debulked benar (disebut sub - optimal
debulking). Wanita dengan kanker ovarium sub - optimal debulked mungkin perlu
menjalani operasi lagi nanti. Untuk jenis lain dari kanker ovarium (tumor sel
germinal dan tumor stroma) , tujuan utama dari pembedahan adalah untuk
mengangkat kanker.
Pembedahan untuk kanker ovarium memiliki 2 tujuan utama. Tujuan
pertama adalah untuk mengetahui tahapan kanker - untuk melihat seberapa jauh
kanker telah menyebar dari ovarium. Biasanya ini berarti mengangkat rahim
(operasi ini disebut histerektomi) , bersama dengan kedua ovarium dan tuba fallopi
- Kemoterapi
Kemoterapi (kemo) adalah penggunaan obat untuk mengobati kanker. Paling
sering, kemoterapi adalah pengobatan sistemik - obat yang diberikan dengan cara
yang memungkinkan mereka untuk memasuki aliran darah dan mencapai semua
area tubuh. Kemoterapi sistemik dapat berguna untuk kanker yang telah metastasis
(menyebar). Selama ini, kemoterapi sistemik menggunakan obat-obatan yang
disuntikkan ke pembuluh darah (IV) atau diberikan melalui mulut. Untuk beberapa
kasus kanker ovarium, kemoterapi juga dapat disuntikkan melalui kateter langsung
ke dalam rongga perut. Ini disebut intraperitoneal (IP) kemoterapi. Obat yang
diberikan dengan cara ini juga diserap ke dalam aliran darah , sehingga kemoterapi
IP juga merupakan jenis kemoterapi sistemik. Kemo untuk kanker ovarium paling
sering adalah kombinasi dari 2 atau lebih obat, diberikan IV setiap 3 - 4 minggu.
Memberikan 2 atau lebih obat dalam kombinasi tampaknya lebih efektif dalam
pengobatan awal kanker ovarium daripada memberikan hanya satu obat saja.
Pendekatan standar adalah kombinasi dari senyawa platinum , seperti
cisplatin atau carboplatin , dan taxane , seperti paclitaxel ( Taxol ® ) atau docetaxel
Obat kemoterapi membunuh sel kanker, tetapi juga merusak beberapa sel
normal. Oleh karena itu, dokter akan berhati-hati untuk menghindari atau
meminimalkan efek samping, yang tergantung pada jenis obat, jumlah yang diambil
, dan lamanya pengobatan .
Efek samping yang umum sementara meliputi:
Mual dan muntah
Kehilangan nafsu makan
Kehilangan rambut
Tangan dan kaki ruam
Sariawan
Pasien dengan kanker sel germinal sering harus diobati dengan kombinasi
kemoterapi . Kombinasi yang paling sering digunakan disebut PEB ( atau BEP ) ,
dan termasuk obat kemoterapi cisplatin (Platinol) , etoposid , dan bleomycin.
Disgerminoma biasanya sangat sensitif terhadap kemoterapi, dan kadang-kadang
dapat diobati dengan kombinasi kurang beracun dari carboplatin dan etoposid.
Kombinasi obat lainnya dapat digunakan jika kanker tidak menanggapi
pengobatan atau untuk mengobati kanker yang telah berulang ( kembali ) . Ini
termasuk :
TIP : paclitaxel ( Taxol ) , ifosfamide , dan cisplatin
VeIP : vinblastine , ifosfamide , dan cisplatin
VIP : etoposid ( VP - 16 ) , ifosfamide , dan cisplatin
Kemo untuk tumor germ cell memiliki beberapa risiko yang sama dan efek
samping sebagai kemoterapi untuk kanker ovarium epitel. Ini termasuk mual /
muntah, rambut rontok, neuropati, infertilitas, dan menopause dini juga dapat
terjadi . Perkembangan selanjutnya dari leukemia jarang terjadi. Bleomycin dapat
menyebabkan kerusakan paru-paru, sehingga beberapa dokter memesan tes fungsi
paru-paru sebelum menggunakan obat ini. Ifosfamide dapat menyebabkan sistitis
hemoragik (iritasi dan perdarahan dari lapisan kandung kemih).
Tumor stroma ovarium tidak sering diobati dengan kemoterapi.
- Terapi hormon
Terapi hormon adalah penggunaan hormon atau obat hormon - blocking
untuk melawan kanker. Jenis terapi sistemik jarang digunakan untuk mengobati
kanker ovarium epithelial, tetapi lebih sering digunakan untuk mengobati tumor
stroma ovarium.
Luteinizing hormon - releasing hormone ( LHRH ) agonis. Agonis LHRH
( kadang-kadang disebut agonis GnRH ) menghentikan produksi estrogen oleh
indung telur. Obat ini digunakan untuk menurunkan kadar estrogen pada wanita
yang premenopause. Contoh agonis LHRH termasuk goserelin (Zoladex ®) dan
leuprolide (Lupron ®). Obat ini disuntikkan setiap 1 sampai 3 bulan. Efek samping
bisa termasuk salah satu gejala menopause, seperti hot flashes dan kekeringan
- Terapi target
Terapi Target adalah jenis yang lebih baru pengobatan kanker yang
menggunakan obat-obatan atau zat lain untuk mengidentifikasi dan menyerang sel
kanker saat melakukan sedikit kerusakan sel-sel normal. Terapi ini menyerang inner
sel kanker. Setiap jenis terapi yang ditargetkan bekerja secara berbeda, tetapi semua
mengubah cara sel kanker tumbuh, membagi, perbaikan itu sendiri, atau
berinteraksi dengan sel lain .
Obat terapi bertarget yang telah dipelajari yang paling dalam kanker
ovarium adalah bevacizumab (Avastin ®). Obat ini membantu memblokir sinyal
bahwa sel-sel kanker mengirimkan menyebabkan pembuluh darah baru untuk
membentuk tumor baru untuk menyehatkan. Dalam studi, bevacizumab telah
terbukti untuk mengecilkan atau memperlambat pertumbuhan kanker ovarium
lanjut. Ujian untuk melihat apakah bevacizumab bekerja lebih baik bila diberikan
bersama dengan kemoterapi telah menunjukkan hasil yang baik dalam hal
- Terapi radiasi
Terapi radiasi menggunakan energi tinggi sinar-x atau partikel untuk
membunuh sel kanker. X-ray ini dapat diberikan dalam prosedur yang jauh seperti
memiliki (diagnostik) x - ray biasa. Dalam radiasi masa lalu digunakan lebih sering
untuk kanker ovarium , tapi sekarang terapi radiasi jarang digunakan sebagai
pengobatan utama untuk kanker.
Terapi radiasi sinar eksternal, dalam prosedur ini , radiasi dari mesin di luar
tubuh difokuskan pada sel kanker. Ini adalah jenis utama dari terapi radiasi
digunakan untuk mengobati kanker ovarium. Perawatan diberikan 5 hari seminggu
selama beberapa minggu. Setiap pengobatan hanya berlangsung beberapa menit
dan mirip dengan memiliki x - ray biasa. Seperti dengan x - ray biasa, radiasi
melewati kulit dan jaringan lain sebelum mencapai tumor. Waktu yang sebenarnya
dari paparan radiasi sangat pendek , dan sebagian besar kunjungan dihabiskan
mendapatkan pasien tepat diposisikan sehingga radiasi ditujukan secara akurat pada
kanker.
Konseling genetik dan Skrining untuk Gen BRCA. Pedoman terbaru dari
Preventive Services Task Force (USPSTF) merekomendasikan pengujian BRCA
bagi perempuan yang berisiko tinggi untuk kanker ovarium. USPSTF tidak
merekomendasikan konseling rutin genetik atau pengujian untuk gen BRCA pada
wanita berisiko rendah (tidak ada riwayat keluarga mutasi genetik BRCA1 atau
BRCA2).
Skrining dengan USG atau Tes Darah.
Skrining perempuan berisiko tinggi tidak dianjurkan :
USG transvaginal tidak membantu untuk mengidentifikasi kanker ovarium stadium
awal pada wanita berisiko tinggi . Selain itu, USG tidak memberikan informasi
spesifik yang cukup untuk andal menentukan massa abnormal kanker atau bukan
kanker.
CA- 125 tes darah tidak disetujui untuk skrining pada populasi umum.
Bukti menunjukkan bahwa tes skrining tidak membantu mencegah kematian akibat
kanker ovarium. Selain itu, tes ini menghasilkan tingkat tinggi " positif palsu, "
yang berarti bahwa perempuan mungkin salah sasaran tes yang tidak perlu invasif
untuk kanker ovarium.
Pengangkatan Ovarium (Ooforektomi). Operasi pengangkatan indung telur , yang
disebut ooforektomi , secara signifikan mengurangi risiko kanker ovarium. Ketika
digunakan untuk secara khusus mencegah kanker ovarium pada wanita berisiko
tinggi, prosedur ini disebut ooforektomi profilaksis. Ooforektomi profilaksis adalah
sekitar 95 % perlindungan terhadap kanker ovarium dan dianjurkan untuk wanita
berisiko tinggi untuk kanker ovarium. Para perempuan ini umumnya memiliki
BRCA1 atau BRCA2 mutasi genetik, atau memiliki dua atau lebih kerabat tingkat
pertama yang telah menderita kanker ovarium.
Ooforektomi bilateral adalah pengangkatan kedua indung telur. Salpingo-
ooforektomi bilateral adalah pengangkatan kedua saluran tuba ditambah kedua
ovarium. Beberapa penelitian terbaru menunjukkan bahwa salpingo - ooforektomi
sangat efektif dalam mengurangi risiko kanker ovarium pada wanita yang
membawa mutasi BRCA1 atau BRCA2.
Prognosis
Stadium I
I 89%
IA 94%
IB 91%
IC 80%
Stadium II
Relative 5-Year
Stage Survival Rate
II 66%
IIA 76%
IIB 67%
Stadium III
Relative 5-Year
Stage Survival Rate
III 34%
IIIA 45%
IIIB 39%
IIIC 35%
Stadium IV
Faktor Prognosis