Anda di halaman 1dari 35

BAB I

STATUS PASIEN

A. IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. N
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 83 Tahun
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Alamat : Bangkalan
Agama : Islam
Tanggal MRS : 16 September 2018
Tanggal pemeriksaan : 19 September 2018

B. SUBJEKTIF
1. Keluhan Utama
Nyeri perut bagian bawah

2. Keluhan Tambahan
-
3. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang ke IGD RS PHC Surabaya dengan Ca Ovarium pro op
surgical laparatomy. Pasien merasa perut yang semakin membesar dan nyeri
pada bagian hypogastric yang hilang timbul, pasien sudah menjalani
chemoterapi selama 3x. Pasien akan direncanakan operasi tgl 18/09/2018.
Pasien pernah dilakukan biopsi oleh dr. Brahmana dan dilakukan drying 3x
dengan dr. Brahmana. Pasien tidak ada nyeri perut, tidak ada darah yang keluar
dari kemaluan, tidak ada nyeri saat senggama. Tidak ada gangguan BAK dan
BAB.
4. Riwayat Obstetri
a. Riwayat Haid

- Menarche :Pasien sudah lupa terakhir menarche


- Siklus :Pasien sudah menopause
- Lama : Pasien sudah menopause
- Dysmenorrhea (-)
- HPHT : Pasien menopause ±15 tahun yang lalu
b. Riwayat Persalinan
- Jumlah anak hidup 1 orang. Anak laki-laki dan sekarang usia 28 tahun.
c. Riwayat KB : KB steril.
5. Riwayat Penyakit Dahulu
a. Diabetes Mellitus (+)
b. Hipertensi (-)

[Type text] Page 1


c. Riwayat CVA (-)
d. Asma (-)
e. Pasien mengatakan perut semakin besar. Dilakukan pemeriksaan oleh Dr.
Brahmana., Sp.OG dan .
Tanggal Diagnosa Tindakan Medis Hasil PA
08/10/201 Polip serviks + Biopsi serviks - Biopsi serviks :
6 Myoma Uteri + dan kuretase endocervical
DM polyp
- Cavum uteri,
curet : simple
hyperplasia
without atypia.
24/11/2017 Menometrorhagi Kuretase Cavum uteri :
a + Myoma Uteri hormonal
inbalance.
6. Riwayat Penyakit Keluarga (-)
7. Riwayat Penggunaan Obat :
a. DM :
- Glibenclamid 1-0-0
8. Riwayat Alergi
a. Alergi makanan : (-)
b. Alergi obat : (-)
9. Riwayat Sosial : merokok (-), alkohol (-).

C. OBYEKTIF
1. Status Umum
a. Keadaan umum : cukup
b. Kesadaran : compos mentis
c. Antropometri
TB:165 cm BB: 53kg BMI: 17,02 (normal)
2. Pemeriksaan Fisik
a. Tanda Vital
Tensi :130/90 mmHg
Nadi :80 x/menit, reguler, kuat
Suhu :36.6oC, axiller
Frekuensi napas :20x/menit
b. Kepala
Anemis (-), ikterik (-), sianosis (-), dyspneu (-).
c. Leher
Deviasi trakea (-), pembesaran KGB (-), pembesaran tiroid (-).
d. Thoraks
Cor: Inspeksi : IC tidak terlihat
Palpasi : IC tidak teraba
Perkusi : Batas jantung dalam batas normal
[Type text] Page 2
Auskultasi : S1/S2 tunggal, murmur (-), gallop (-)

Pulmo: Inspeksi :Normochest


Palpasi :Gerakan nafas simetris
Perkusi :Sonor/Sonor
Auskultasi :Vesikuler/Vesikuler, rhonki -/-, wheezing -/-

e. Abdomen
Inspeksi :datar, tidak distended
Auskultasi :Bising usus (+) normal
Palpasi :Teraba massa ±3-4 cm pada hypogastrium, teraba massa
padat keras, immobile, nyeri tekan (-), defans muskuler (-).
Perkusi :Timpani, shifting dullness (-)

f. Ekstremitas
Akral: hangat, kering, merah
Oedem - -
- -
CRT < 2 detik
3. Status Ginekologis
- Vulva/vagina : fluksus (-), fluor (-)
4. Pemeriksaan Penunjang
a. Laboratorium
Pemeriksaan Hasil (13/2/2018) Keterangan
Hb 10 11,7 – 15,5 g/dl
Leukosit 5,81 4,0 - 11,0 103/μL
Eritrosit 3,26 4,5 – 6,5 106/μL
Trombosit 258 150 - 450 103/μL
HCT 30,1 37,0 - 47,0 %
BT 2’00” 1-6 menit
CT 11’00” 8-15 menit
PPT 10,1 < 15 detik
APTT 23,6 < 34 detik
INR 0,89 -
SGOT 16 <50 U/L
SGPT 8 <50 U/L
Albumin 4,30 3,5-5,2
BUN 21,16 6.00-20.00 mg/dL
SK 0,76 0.51-0.95mg/dL
GDA 63 75-121mg/dL
Na 142,4 136.0-144.0mmol/L
K 4,14 3.60-5.00mmol/L
Cl 105,7 94.0-111.0mmol/L
HBsAg NR NR
AntiHCV NR NR
AntiHIV NR NR

b. CT whole abdomen-Kontras (04/09/2018)  Malignant solid mass di


endometrium, uk. 11,23x8,48x14,15cm, mendesak buli ke inferior, meluas
ke rectosigmoid gambaran Ca Endometrium.
Staging: T3N0Mx

[Type text] Page 3


c. Foto Thorax PA (16/09/2018)  Aortasklerosis
d. EKG (13/2/2018)  normal sinus rhythm. Normal EKG.

D. ASSESSMENT
MULTIPLE MYOMA UTERI 16/18 MINGGU + DM + HT + RIWAYAT CVA

E. PLANNING
1. Planning Diagnosis
- Pemeriksaan patologi anatomi
2. Planning Terapi
a. Pro SVH-BSO tgl 15/2/2018 pukul 13.00
b. Dulcolax tab 3x1
c. Konsul dr. Eny, Sp.S :
- Injeksi kalnex 2x1
- Citicoline 2x500mg
- Acc operasi risiko sedang
d. Konsul dr. Wahyu, Sp.PD :
- Diit DM KV 2100kal
- Glimepirid 4mg 1-0-0
- Nevox XR 500 2x1
- Kombiglyze XR 0-1-0
- Adalat oros 30 mg 1-0-0
- Canderin 16 mg 0-0-1
- Crestor 10mg 0-0-1
- Injeksi Novorapid 3x4IU SC
- Cek GD2JPP malam (144)
- Acc operasi bila GD<200, TD <140/90

[Type text] Page 4


e. Konsul dr. Fera, Sp. JP
- Odace 10mg 0-0-1/2 sudah dapat canderin 16mg 1-0-0
- Beta-one 2,5mg 1-0-0
f. Diit BK sesuai TS Interna
3. Planning Monitoring
- Tanda-tanda vital, keluhan pasien, fluxus.
4. Planning Edukasi
 Menjelaskan penyakit dan komplikasi.
 Menjelaskan tujuan, prosedur, dan risiko tindakan SVH-BSO.

FOLLOW UP
Rabu, 14 Februari 2018

S/ Keluar darah dari kemaluan (-). BAK dan BAB normal. makan & minum habis 1
porsi.

O/ KU: cukup, CM, A/I/C/D (-), febris (-)

SU: Vital signs:

TD: 140/90 mmHg, Nadi: 88x/menit reguler kuat, RR: 20x/menit regu-lar,
Suhu: 36,9oC

Pemeriksaan fisik:

Thorax

Cor: S1 S2 tunggal, murmur (-), gallop (-); Pulmo: ves|ves, rh-/-, wh-/-
Abdomen

Supel, BU (+) N, nyeri tekan (-), defans muscular (-), massa (-)

Ekstremitas

HKM (+) keempat ekstremitas, edema (-) keempat ekstremitas,

CRT <2”

Genital

V/V: fluksus (-)

GDA pagi : 205

A/ MULTIPLE MYOMA UTERI 16/18 MINGGU + DM + HT + RIWAYAT CVA

P/ a. Planning diagnosis

[Type text] Page 5


-

b. Planning terapi

- dr. Harnoprihadi N., Sp.OG


o Diit BK sesuai TS interna
o Dulcolax supp 3x1
o Puasa pukul 00.00
o Lavement pukul 05.00
o Siap darah GSH
o Pro operasi tanggal 15 Februari 2018 pukul 13.00
- dr. Wahyu, Sp.PD
o Lavemir 20 IU-0-0
o Novorapid 3x8 IU
o Cek GD2JPP pagi
- dr. Eny, Sp.S
o Injeksi kalnex 2x1
o Citicoline 2x500mg
- dr. Fera, Sp.JP
o Canderin 16mg-0-0
o Adalat oros 0-0-30mg
o Spironolactone 0-100mg-0
 dr. Reno., Sp.An
o Puasa
o Infus asering 700cc/24jam
o Berdoa

 Planning monitoring: vital sign, keluhan, fluksus

[Type text] Page 6


FOLLOW UP

Kamis, 15 Februari 2018 pre op

S/ Tidak ada keluhan. Pro operasi SVH-BSO pukul 13.00.

O/ KU: cukup, CM, A/I/C/D (-), febris (-)

SU: Vital signs:

TD: 140/90 mmHg, Nadi: 88x/menit reguler kuat, RR: 20x/menit regu-lar,
Suhu: 36,9oC

Pemeriksaan fisik:

Thorax

Cor: S1 S2 tunggal, murmur (-), gallop (-); Pulmo: ves|ves, rh-/-, wh-/-
Abdomen

Supel, BU (+) N, nyeri tekan (-), defans muscular (-), massa (-)

Ekstremitas

HKM (+) keempat ekstremitas, edema (-) keempat ekstremitas,

CRT <2”

Genital

V/V: fluksus (-)

GDA pagi : 156

A/ MULTIPLE MYOMA UTERI 16/18 MINGGU + DM + HT + RIWAYAT CVA

P/ a. Planning diagnosis

Cek Hb post op, cek GDA post op

b. Planning terapi

- dr. Harnoprihadi N., Sp.OG


o Diit BK sesuai TS interna
o Dulcolax supp 3x1
o Puasa pukul 00.00
o Lavement pukul 05.00

[Type text] Page 7


o Siap darah GSH
o Pro operasi tanggal 15 Februari 2018 pukul 13.00
- dr. Wahyu, Sp.PD
o Lavemir 20 IU-0-0
o Novorapid 3x8 IU
o Cek GD2JPP pagi
- dr. Eny, Sp.S
o Injeksi kalnex 2x1
o Citicoline 2x500mg
- dr. Fera, Sp.JP
o Canderin 16mg-0-0
o Adalat oros 0-0-30mg
o Spironolactone 0-100mg-0
o Extra furosemide 1 tab pagi ini
o Concor 2,5mg
o Acc operasi
 dr. Reno., Sp.An
o Puasa
o Infus asering 700cc/24jam
o Berdoa

 Planning monitoring: vital sign, keluhan, fluksus

[Type text] Page 8


LAPORAN OPERASI (tanggal 15/2/2018)

Jenis anastesi : General Anestesi Jam Operasi : pk 15.00-17.00

Diagnosis Pre-Operasi: MULTIPLE MYOMA UTERI 14/16 MINGGU + KISTOMA OVARII


DEKSTRA

Diagnosis Post-Operasi: MULTIPLE MYOMA UTERI 14/16 MINGGU + KISTOMA OVARII


DEKSTRA

Tindakan Operasi : SVH-BSO Jumlah perdarahan : 200 cc

Jaringan yang di eksisi.insisi : Uterus+ adnexa D & S  PA

Laporan Operasi :

 Pasang infus dan kateter serta pemberian AB profilaksis


 Posisi terlentang dengan pengaruh GA
 A dan antisepsis lapangan operasi dengan betadine 10% dan dipersempit dengan duk steril
 Insisi pfannensteil ± 12 cm dan diperdalam lapis demi lapis sampai cavum abdomen
terbuka
 Eksplorasi didapatkan :
o Uterus sesuai 14/16 minggu miomatik
o AP kanan : didapatkan massa kistik dengan diameter 6cm
o Ap kiri : tuba fallopii dan ovarium dalam batas normal
 Diputuskan dilakukan SVH-BSO  PA
o Ligamentum rotundum diklem, dipotong, dijahit muka belakang
o Dibuat bladder, flap vesica urinaria disishkan ke cauda lateral
o Dilakukan tunnel avascular lig. Infundibulum pelvicum diklem double, dipotong,
dijahit secara transfix
o Vasa uterina diklem, dipotong, dijahit secara transfix
o Uterus dipotong setinggi 2 cm di atas serviks
o Dibuat jahitan sudut stomp, serviks dijahit cross dengan chromic catgut no.1
o Dilakukan reperitonealisasi dan pencucian cavum abdomen dengan PZ ±1000 cc
o Evaluasi perdarahan tidak merembes
 Cavum abdomen ditutup lapis demi lapis, fascia dengan safil no 1, kulit dijahit
subkutikuler dengan monocyn no 4.0
 Operasi selsesai, perdarahan ± 200 cc.

[Type text] Page 9


FOLLOW UP

Kamis, 15 Februari 2018 post op

S/ Flatus (+) BAB (-). Nyeri bekas operasi (+)

O/ KU: cukup, CM, A/I/C/D (-), febris (-)

SU: Vital signs:

TD: 160/90 mmHg, Nadi: 88x/menit reguler kuat, RR: 20x/menit regu-lar,
Suhu: 36,7oC

Pemeriksaan fisik:

Thorax

Cor: S1 S2 tunggal, murmur (-), gallop (-); Pulmo: ves|ves, rh-/-, wh-/-
Abdomen

Supel, BU (+) N, nyeri tekan (-), defans muscular (-), massa (-)

Ekstremitas

HKM (+) keempat ekstremitas, edema (-) keempat ekstremitas,

CRT <2”

Genital

V/V: fluksus (-)

GDA post op : 165

Hb post op 16,4gr%

A/ POST OP SVH-BSO HARI KE-0 + DM + HT + RIWAYAT CVA

P/ a. Planning diagnosis

b. Planning terapi

 dr. Harnoprihadi N., Sp.OG


o Puasa
o Pro transfusi bila Hb<10gr% sampai Hb≥10gr%

[Type text] Page 10


o Infus sesuati TS Anestesi
o Injeksi cefotaxime 3x1gr IV
o Injeksi gentamicin 2x80mg IV
o Injeksi vit c 3x1
o Injeksi kalnex 3x500mg IV
o Dulcolax supp 3x1
o MSS pukul 03.00, minum banyak pukul 06.00. besok bila flatus (+) diit
TKTP BK, bila flatus (-) diit TKTP BH.
o Terapi lain sesuai TS kardio/interna/neuro
 dr. Wahyu, Sp.PD
o Lavemir 20 IU-0-0
o Novorapid 3x8 IU (sementara stop)
 dr. Eny, Sp.S
a. Injeksi kalnex 2x1
b. Citicoline 2x500mg
 dr. Fera, Sp.JP
o Canderin 16mg-0-0
o Adalat oros 0-0-30mg
o Spironolactone 0-100mg-0
 dr. Reno., Sp.An
o Infus asering 1000cc/24jam
c. Planning monitoring: vital sign, keluhan, fluksus

[Type text] Page 11


FOLLOW UP

Jumat, 16 Februari 2018

S/ Flatus (+) BAB(+) BAK (+). Nyeri bekas operasi (+).

O/ KU: cukup, CM, A/I/C/D (-), febris (-)

SU: Vital signs:

TD: 160/90 mmHg, Nadi: 88x/menit reguler kuat, RR: 20x/menit regu-lar,
Suhu: 36,7oC

Pemeriksaan fisik:

Thorax

Cor: S1 S2 tunggal, murmur (-), gallop (-); Pulmo: ves|ves, rh-/-, wh-/-
Abdomen

Supel, BU (+) N, nyeri tekan (-), defans muscular (-), massa (-)

Ekstremitas

HKM (+) keempat ekstremitas, edema (-) keempat ekstremitas,

CRT <2”

Genital

V/V: fluksus (-)

GDA pagi : 156

Balance cairan per 11 jam

I : 450cc

M : 250cc

U : 1450cc

TB : (-)650

A/ POST OP SVH-BSO HARI KE-I + DM + HT + RIWAYAT CVA

P/ a. Planning diagnosis

[Type text] Page 12


Cek Hb, cek GD post op (165)

b. Planning terapi

 dr. Harnoprihadi N., Sp.OG


o Aff infus dan kateter
o Baquinor 2x500mg
o Mefinal 3x500mg
o Hemobion 1x1
o Becom C 1x1
o Terapi lain sesuai TS kardio/interna/neuro
 dr. Wahyu, Sp.PD
o Lavemir 20 IU-0-0
o Novorapid 3x8 IU (sementara stop)
 dr. Eny, Sp.S
b. Injeksi kalnex 2x1
c. Citicoline 2x500mg
 dr. Fera, Sp.JP
o Canderin 16mg-0-0
o Adalat oros 0-0-30mg
o Spironolactone 0-100mg-0
o Extra furosemide 1 tab pagi ini
o Concor 2,5mg
 dr. Reno., Sp.An
o Infus asering 1000cc/24jam
c. Planning monitoring: vital sign, keluhan, fluksus

[Type text] Page 13


FOLLOW UP

Sabtu, 17 Februari 2018

S/ Flatus (+) BAB(+) BAK (+). Nyeri bekas operasi (+).

O/ KU: cukup, CM, A/I/C/D (-), febris (-)

SU: Vital signs:

TD: 150/90 mmHg, Nadi: 96x/menit reguler kuat, RR: 20x/menit regu-lar,
Suhu: 36,8oC

Pemeriksaan fisik:

Thorax

Cor: S1 S2 tunggal, murmur (-), gallop (-); Pulmo: ves|ves, rh-/-, wh-/-
Abdomen

Supel, BU (+) lemah, nyeri tekan (-), defans muscular (-), massa (-)

Ekstremitas

HKM (+) keempat ekstremitas, edema (-) keempat ekstremitas,

CRT <2”

Genital

V/V: fluksus (-)

GDA pagi : 212

A/ POST OP SVH-BSO HARI KE-II + DM + HT + RIWAYAT CVA

P/ a. Planning diagnosis

b. Planning terapi

d. dr. Harnoprihadi N., Sp.OG


o Diit sesuai TS interna
o Mobilisasi
o Ciprofloksasin 2x500mg sesudah makan
o Asam mefenamat 3x 500 sesudah makan

[Type text] Page 14


o Hemobion 1x1 sore
o Terapi lain sesuai TS kardio/interna/neuro
e. dr. Wahyu, Sp.PD
o Lavemir 30 IU-0-0
o Novorapid 3x10 IU (sementara stop)
f. dr. Eny, Sp.S
a. Injeksi kalnex 2x1
b. Citicoline 2x500mg
g. Planning monitoring: vital sign, keluhan, fluksus

Hasil pemeriksaan PA tanggal 27/09/2018

Makroskopik

- Diterima 2(dua) sediaan masing-masing berupa:


1. Bahan uterus (11x9,5x7)Cm tanpa jaringan adnexa, irisan cervix dan endometrium tanpa
kelainan, miometrium terdapat multiple myoma intramural 3/4 – 5 cm, yang sebagian besar
keras, mengalami penulangan dan ada bagian kecil yang agak padat, serta berupa jaringan
lemak.
2. 5 potongan jaringan bentuk tak teratur, yang satu berupa jaringan adnexa (5x4x2,5)Cm.
Tuba dengan perlekatan, Ovarium sebagian agak padat, sebagian kistik.
Yang 4 jaringan lain berupa jaringan Omentum (8 x 5 x 3)Cm, padat, putih dengan bercak-
bercak kuning jaringan lemak.
Mikroskopik

- Cervix: Ectocervix baik, Endocervix metaplasi bertatah dan Kista retensi.


- Endometrium: Kelenjar atrophi cystic
- Myometrium: Multiple Myoma jinak dengan area calsifikasi.
- Adneksa (SOD): Ovarium dengan sarang-sarang sel-sel anaplasi aciner meluas ke Tuba.
- Omentum: Sarang-sarang luas Adeno Carcinoma

Diagnosa PA : TAH-SOD, OMENTECTOMY:


• ENDOMETRIOID ADENO CARCINOMA PADA OVARIUM DEXTRA
MELUAS KE TUBA.
• OMENTUM DENGAN METASTASE LUAS ADENO CARCINOMA
POORLY DIFFERENTIATED.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

[Type text] Page 15


2.1 Kanker ovarium

a) Definisi
Kanker ovarium mmerupakan penyebab kematian tertinggi dari kanker alat genital
perempuan. Di USA sekitar 22.220 kasus baru didiagnosis setiap tahun, dan sekitar
16.210 kematian terjadi setiap tahun akibat penyakit ini. Kanker ovarium 6% dari
seluruh kanker pada perempuan dan penyakit ini timbul 1 orang pada setiap 68
perempuan.

b) Anatomi dan Fisiologi


Ovarium
Indung telur pada orang dewasa kira-kira sebesar ibu jari tangan, terletak di
kiri dan di kanan uterus, dekat pada dinding pelvis di fossa ovarika. Ovarium
dihubungkan dengan uterus melalui ligamentum ovarii proprium. Arteria ovarika
berjalan menuju ovarium melalui ligamentum suspensorium ovarii (ligamentum
infundibulopelvikum)
Ovarium terletak pada lapisan belakang ligamentum latum. Sebagian besar
ovarium berada intraperitoneal dan tidak dilapisi oleh peritoneum. Sebagian kecil
ovarium berada di dalam ligamentum latum, disebut hilus ovarii. Pada bagian hilus
ini masuk pembuluh darah dan saraf ke ovarium. Lipatan yang menghubungkan
lapisan belakang ligamentum latum dengan ovarium dinamakan mesovarium.
Bagian ovarium yang berada di dalam kavum peritonei dilapisi oleh epitel selapis
kubik-silindrik, disebut epithelium germinativum. Di bawah epitel ini terdapat
tunika albuginea dan di bawahnya lagi ditemukan lapisan tempat folikel-folikel
primordial. Tiap bulan satu folikel, kadang-kadang dua folikel , berkembang
menjadi folikel de Graaf. Folikel-folikel ini merupakan bagian ovarium terpenting
dan dapat ditemukan di korteks ovarii dalam letak yang beraneka ragam , dan juga
dalam tingkat-tingkat perkembangan dari satu sel telur yang dikelilingi oleh satu
lapisan sel saja sampai folikel de Graaf matang. Folikel yang matang ini terisi
dengan likuor folikuli yang mengandung estrogen, dan siap untuk berovulasi. 2
Pada waktu dilahirkan bayi perempuan mempunyai sekurang-kurangnya 750.000
oogonium. Jumlah ini berkurang akibat pertumbuhan dan degenerasi folikel-folikel.
Pada umur 6-15 tahun ditemukan 439.000, pada 16-25 tahun 159.000, antara umur
26-35 tahun menurun sampai 59.000, dan atara 24-45 hanya 34.000 . Pada masa
menopause semua folikel sudah menghilang.

[Type text] Page 16


Gambar 1. Anatomi Sistem Reproduksi Wanita (www.healthyorigin.org)

c) Epidemiologi

Menurut Surveillance, Epidemiology and End Results (SEER) Program di USA,


berdasarkan data 1 Januari 2009, kira – kira sebanyak 182.758 wanita yang hidup
terdiagnosa sebagai penderita kanker ovarium (jumlah tersebut termasuk wanita
yang sudah melalui tahap penyembuhan).

Tahun Insidens Kematian


1999 19,676 13,627
2000 19,672 14,060
2001 19,719 14,414
2002 19,792 14,682
2003 20,445 14,657
2004 20,069 14,716
2005 19,842 14,787
2006 19,994 14,487
2007 20,749 14,621
2008 21,613 14,362
2009 20,460 14,436
2010 21,880 13,850
2011 21,990 15,460
2012 22,280 15,500
2013 22,240 14,030

Tabel 1. Jumlah penderita kanker ovarium.

Kanker ovarium menyumbang sekitar tiga persen dari kanker pada wanita.
Sementara kanker yang paling umum ke-11 di kalangan perempuan, kanker

[Type text] Page 17


ovarium merupakan penyebab utama kematian kelima terkait kanker di kalangan
perempuan, dan merupakan yang paling mematikan dari kanker ginekologi. Angka
kematian sedikit lebih tinggi untuk wanita Kaukasia daripada wanita Afrika-
Amerika. Risiko terjadinya kanker ovarium pada wanita adalah 1:72. Risiko
kematian wanita yang terkena kanker ovarium adalah 1:100.

Sekitar 1,2 persen didiagnosis di bawah usia 20 tahun; 3,6 persen antara 20
dan 34; 7,4 persen antara 35 dan 44; 18,6 persen antara 45 dan 54; 23,4 persen
antara 55 dan 64; 20,1 persen antara 65 dan 74; 17,6 persen antara 75 dan 84; dan
8,1 persen 85 + tahun.

Gambar No.3 Perkiraan diagnosis kanker ovarium berdasarkan umur.

Dari tahun 2005 sampai 2009, usia rata-rata saat diagnosis adalah 63. Untuk
periode yang sama, usia rata-rata kematian akibat kanker ovarium adalah 71.3,4,5

d) Etiologi
e) Faktor Risiko
i. Faktor Lingkungan

Insidens kanker ovarium tinggi pada negara-negara industri. Penyakit ini


tidak ada hubungannya dengan obesitas, minum alkohol, merokok maupun
minum kopi. Juga tidak ada kaitannya dengan penggunaan bedak talkum
ataupun intake lemak yang berlebihan.

ii. Faktor Reproduksi


[Type text] Page 18
Makin meningkat siklus haid berovulasi ada hubungannya dengan
meningkatnya risiko timbulnya kanker ovarium. Hal ini dikaitkan dengan
pertumbuhan aktif permukaan ovarium setelah ovulasi. Induksi siklus
ovulasi mempergunakan klomifen sitrat meningkatkan risiko 2 sampai 3
kali. Kondisi yang menyebabkan turunnya siklus ovulasi menurunkan risiko
kanker seperti pada pemakaian pil Keluarga Berencana menurunkan risiko
sampai 50%, bila pil dipegunakan 5 tahun atau lebih; Multiparitas dan
riwayat pemberian air susu ibu termasuk menurunkan risiko kanker
ovarium.

iii. Faktor Genetik

5% - 10% penyakit ini karena faktor heriditer (ditemukan di keluarga


sekurang-kurangnya dua keturunan dengan kanker ovarium).

Ada 3 jenis kanker ovarium yang diturunkan yakni:

 Kanker ovarium site specific familial


 Sindrom kanker payudara-ovarium, yang disebabkan oleh mutasi
dari gen BRCA 1 dan berisiko sepanjang hidup (lifetime) sampai
85% timbul kanker payudara dan risiko lifetime sampai 50%
timbulnya kanker ovarium pada kelompok tertentu. Walaupun
mastektomi profilaksis kemungkinan merunkan risiko, tetapi
presentase kepastian belum diketahui. Ooferektomia profilaksis
mengurangi risiko sampai 2%.
 Sindroma kanker Lynch tipe II, di mana beberapa anggota keluarga
dapat timbul berbagai jenis kanker, termasuk kanker kolorektal
nonpoliposis, endometrium, dan ovarium.

f) Gejala, Tanda dan Diagnosis

Sebagian besar pasien tidak merasa ada keluhan (95%) dan keluhan-keluhan
yang timbul tidak spesifik seperti perut membesar/ada perasaan tekanan,
dispareunia, berat badan meningkat karena ada asites atau massa.

Pada kenyataanya pengukuran CA-125 dan ultrasonografi transvaginal tidak


menurunkan angka morbiditas ataupun mortalitas kanker ovarium di dalam
populasi pada umumnya. Pada pasien dengan kanker ovarium heriditer, pengukuran
CA-125, pemeriksaan pelvis, ultrasonografi transvaginal dapat dilakukan setiap 6
bulan. Pada kelompok yang sangat berisiko tinggi tersebut dapat direkomendasikan
ooforektomia profilaksis pada usia 35 tahun setelah memiliki cukup anak.

Diagnosis dilaksanakan dengan anamnesis lengkap serta pemeriksaan fisik.


Untuk jenis kanker ovarium jenis epitel penanda tumornya CA-125, tumor sel
germinal LDH, HCG, AFP, dan tumor stroma sex cord, inhibin.

[Type text] Page 19


Pemeriksaan darah tepi, tes fungsi hati, tes fungsi ginjal, serta biokimia
darah lainnya perlu dilakukan. Pemeriksaan radiologik berupa foto paru-paru,
untuk mengevaluasi metastasis paru, efusi pleura serta pemeriksaan CT-scan
abdomen pelvis. Bila ada keluhan simtomatik, perlu dilakukan pielografi intravena
dan/atau barium enema untuk evaluasi kandung kemih dan perluasan ke usus.

g) Stadium

Stadium surgikal pada kanker ovarium (FIGO 1988)

Tumor terbatas pada ovarium

 IA : Tumor terbatas pada satu ovarium, kapsul utuh, tidak ada tumor
pada permukaan luar, tidak terdapat sel kanker pada cairan asites atau pada
bilasan peritoneum.
 IB : Tumor terbatas pada kedua ovarium, kapsul utuh, tidak terdapat
tumor pada permukaan luar, tidak terdapat sel kanker pada cairan asites atau
bilasan peritoneum.
 IC : Tumor terbatas pada satu atau dua ovarium dengan satu dari tanda-
tanda sebagai berikut: kapsul pecah, tumor pada permukaan luar kapsul, sel
kanker positif pada cairan asites atau bilasan peritoneum.

Tumor mengenai satu atau dua ovarium dengan perluasan ke pelvis.

 II A : Perluasan dan/implan ke uterus dan/atau tuba fallopi. Tidak ada sel


kanker di cairan asites atau bilasan peritoneum.
 II B : Perluasan ke organ pelvis lainnya. Tidak adasel kanker di cairan
asites atau bilasan peritoneum.
 II C : Tumor pada stadium IIA/IIB dengan sel kanker positif pada cairan
asites atau bilasan peritoneum.

Tumor mengenai satu atau dua ovarium dengan metastasis ke peritoneum yang
dipastikan secara mikroskopik di luar pelvis dan/atau metastasis ke kelenjar getah
bening regional.

 III A : Metastasis peritoneum mikroskopik di luar pelvis


 III B : Metastasis peritoneum makroskopik di luar pelvis dengan diameter
terbesar 2 cm atau kurang.
 III C : Metastasis peritoneum di luar pelvis dengan diameter terbesar lebih
dari 2 cm dan/atau metastasis kelenjar getah bening regional.
 IV : Metastasis jauh di luar rongga peritoneum. Bila terdapat effusi
pleura, maka cairan pleura mengandung sel kanker positif. Termasuk
metastasis pada parenkim hati.

h) Histopatologi

Jenis epitel (65% dari kanker ovarium) terdiri dari serosum (20% sampai
50%), musinosum (15% sampai 25%), yang dapat tumbuh sangat besar

[Type text] Page 20


(permagna), endometrioid (5% dan kira-kira 10% bersamaan dengan
endometriosis), sel jernih (5%, prognosis buruk) dan Brenner (2% sampai 3%
sebagian besar jinak). Kira-kira 15% dari kanker jenis epitel menunjukkan potensi
keganasan rendah (low potential malignant).

Tumor sel germinal (25% dari semua kanker ovarium) dan yang tersering
disgerminoma, diikuti tumor campuran sel germinal. Tipe lainnya adalah teratoma
imatur, koriokarsinoma, tumor sinus endodermal, dan karsinoma embrional.

Tumor stroma sex cord (5% dari semua kanker ovarium). Yang tersering
adalah tumor sel granulosa. Tipe lainnya tumor sel Sertoli-Leydig. Jenis lainnya:
sarkoma, tumor metastasis.

i) Pengobatan

Tindakan pembedahan ada dua tujuan yakni pengobatan dan penentuan


stadium surgikal. Terapi pembedahan termasukk histerektomi, salpingo-
ooforektomi, omentektomi, pemeriksaan asites, bilasan peritoneum, dan
mengupayakan debulking optimal (kurang dari 1 cm tumor residu), limfadenektomi
(pengambilan sampel untuk pemeriksaan histopatologi) pada stadium awal, stadium
IA sampai stadium IB derajat 1 dan 2, atau semua stadium pada jenis tumor
potensial rendah pada ovarium. Kemudian dilakukan observasi dan pengamatan
lanjut dengan pemeriksaan CA-125.

Pasien dengan Stadium IA derajat 1 dan 2 jenis epitel mempunyai


kesintasan hidup 5 tahun 95% dengan atau pemberian kemoterapi. Beberapa
klinikus akan memberikan kemoterapi pada kanker ovarium derajat 2 stadium I A
dan I B derajat 3, stadium II sampai IV: Kemoterapi: paclitaxel (taxol) dengan
carboplatin atau cisplatin.

Setelah selesai pengobatan dengan kemoterapi, ada 3 pilihan yang


ditetapkan pada pasien: Oberservasi, teruskan pengobatan, bila tumor regresi tapi
belum hilang seluruhnya dan terapi konsolidasi dengan kemoterapi lain. Biasanya
diberikan hexamethylmelamine secara terus menerus untuk menekan agar tidak
timbul residif.

Stadium Kesintasan hidup 5 tahun (%)


I 74
II 58
III 30
IV 19

Kanker Ovarium Residif

Pasien dengan tersangka residif kanker ovarium bila ada gejala gangguan
gastrointestinal, obstruksi partialis, atau diketahui ada massa baru dari pemeriksaan

[Type text] Page 21


CT-scan. Evaluasi dilakukan dengan melakukan pemeriksaan daerah abdomen,
adanya effusi pleura. Pengobatan untuk kanker ovarium residif dengan cara operasi
(debulking) sangat tidak efektif terutama bila tumor resisten terhadap kemoterapi.
Bila residifnya lebih dari 6 bulan setelah selesai kemoterapi berbasis platinum,
dapat dipertimbangkan pemberian ulang kemoterapi berbasis platinum,
dipertimbangkan kemoterapi topotecan dan doxorubicin, ifosfamid,
cyclofosphamide, atau paclitaxel per minggu.

Kanker Ovarium Sel Germinal

Kanker ini banyak dijumpai pada usia muda sehiingga prevensi fertilitas
perlu dipertimbangkan. Tindakan pembedahan pada jenis tumor sel germinal
berupa laparotomi eksploratif, bilasan peritoneum, salpingo-ooferektomia
unilateral, omentektomi, biopsi kelenjar getah bening pelvis dan para-aorta, biopsi
multipel dara daerah peritoneum (usus diafragma, anterior/posterior cavum
Douglasi). Pastikan biopsi ovarium dengan sediaan beku. Bila biopsi ovarium
jenisnya disgerminoma, maka perlu dibiopsi ovarium sisi kontralateral, karena jenis
disgerminoma 10% bilateral. Di sisi lain tumor sel germal lainnya jarang bilateral
(kurang dari 5%). Bila biopsi sediaan beku menunjukkan bukan disgerminoma, dan
ovarium kontralateral tampaknya normal, maka ovarium yang sehat dapat
ditinggalkan tanpa dibiopsi. Semua pasien dengan tumor sel germinal perlu
mendapat ajuvan kemoterapi kecuali disgerminoma stadium I A, atau teratoma
imatur stradium I derajat 1. Tumor teratoma imatur stadium I derajat 1 kesintasan
hidupnya 85%.

Standar pengobatan pada tumor sel germal adalah pembedahan dan


dilanjutkan dengan kemoterapi bleomycin, etoposid, dan platinum (BEP) untuk
semua stadium.

Pertumbuhan tumor sinus endodermal cepat, oleh karena itu, pasien harus
segera mendapatkan pengobatan kemoterapi (BEP) setelah pembedahan. Ajuvan
BEP diberikan tambahan 2 seri setelah penanda tumor AFP normal. Setelah
kemoterapi tumor sel germal residif, dapatdiberi gabungan vincristine,
dactinomycin, cyclofosphamid (VAC), atau paclitaxel, ifosfamid. Pengobatan pada
tumor ganas jenis sex cord stromal tumor stadium I, setelah pembedahan dan
penetapan stadium surgikal, hanya diobservasi. Bila hanya ovarium yang diangkat,

[Type text] Page 22


maka 25% pasien dengan tumor sel granulosa juga didapati hiperplasia
endometrium yang berisiko menjadi kanker endometrium. Pasien dengan lebih dari
stadium I, pasca pembedahan perlu diberi kemoterapi yang mengandung BEP.
Radioterapi dapat memperbaiki prognosis dan memperpanjang remisi pada pasien
dengan persisten atau residif pada tumor sel granulosa.

j) Faktor Prognosis

Faktor-faktor yang memperbaiki prognosis termasuk derajat diferensiasi rendah,


stadium awal, tumor ganas potensi rendah, debulking optimal, dan usia muda.
Sementara itu faktor yang memperburuk prognosis termasuk karsinoma sel jernih,
jenis serosum, stadium lanjut, adanya asites, debulking yang tidak optimal, derajat
diferensiasi tinggi/buruk dan usia tua.

k) Rute Penyebaran Penyakit

Kanker menyebar perkontinuetatum/organ di sekitarnya. Sel-sel kanker menyebar


mengikuti aliran cairan peritoneum dan terimplantasi ke organ dalam rongga
peritoneum.

l) Pengamatan Lanjut

Pada 2 tahun pasca pengobatan dilakukan evaluasi setiap 3 bulan, dan sebagian
besar tumor residif terjadi pada 2 tahun pertama. Pada tahun ketiga sampai tahun
kelima evaluasi setiap 6 bulan, selanjutnya setelah 5 tahun, evaluasi dilakukan tiap
1 tahun.

Setiap pemeriksaan, termasuk pemeriksaan pelvis, perabaan kelenjar getah bening,


bila pada pemeriksaan laboratorium, dan CT-scan bila ada indiaksi.

Penatalaksanaan Berdasarkan Stadium Kanker Ovarium

Tindakan pembedahan ada dua tujuan yakni pengobatan dan penentuan stadium
surgikal. Terapi pembedahan termasuk histerektomi, salpingo-ooforektomi, omentektomi,
pemeriksaan asites, bilasan peritoneum, dan mengupayakan delbulking optimal (kurang

[Type text] Page 23


dari 1 cm tumor residu), limfadenektomi (pengambilan sampel untuk pemeriksaan
histopatologi) pada stadium awal, stadium IA sampai IB derajat 1 dan 2, atau semua
stadium pada jenis tumor potensial rendah ovarium. Kemudian dilakukan observasi dan
pengamatan lanjut dengan pemeriksaan CA-125.

Pasien dengan stadium IA derajat 1 dan 2 jenis epitel mempunyai kesintasan hidup
5 tahun 95% dengan atau pemberian kemoterapi. Beberapa klinikus akan memberikan
kemoterapi pada kanker ovarium derajat 2 stadium IA dan IB derajat 3, stadium II sampai
IV : Kemoterapi : paclitaxel (taxol) dengan carboplatin dan cisplatin.

Setelah selesai pengobatan dengan kemoterapi, ada pilihan 3 yang ditetapkan pada
pasien : observasi, teruskan pengobatan, bila tumor regresi tapi belum hilang seluruhnya
dan terapi konsolidasi dengan kemoterapi lain. Biasanya diberikan hexamethylmelamine
secara terus – menerus untuk menekan agar tidak timbul residif.6

Penatalaksanaan Kanker Ovarium Secara Umum:

- Pembedahan
Pembedahan adalah pengobatan utama untuk kanker ovarium. Banyaknya
operasi yang dijalani tergantung dari perkembangan kanker itu sendiri. Untuk
wanita usia subur yang memiliki beberapa jenis tumor dan kanker yang masih
dalam tahap awal, dimungkinkan untuk mengobati penyakit tanpa melepaskan
kedua indung telur dan rahim.
Untuk kanker ovarium epithelial, operasi memiliki 2 tujuan utama :
pementasan dan debulking (menghilangkan tumor sebanyak mungkin). Tujuan
operasi debulking adalah meninggalkan tidak ada tumor yang lebih besar dari 1 cm.
Kanker yang sel tumornya dapat dihilangkan secara tuntas disebut optimal
debulking. Wanita dengan kanker ini memiliki prospek yang lebih baik untuk
bertahan hidup daripada kanker yang tidak debulked benar (disebut sub - optimal
debulking). Wanita dengan kanker ovarium sub - optimal debulked mungkin perlu
menjalani operasi lagi nanti. Untuk jenis lain dari kanker ovarium (tumor sel
germinal dan tumor stroma) , tujuan utama dari pembedahan adalah untuk
mengangkat kanker.
Pembedahan untuk kanker ovarium memiliki 2 tujuan utama. Tujuan
pertama adalah untuk mengetahui tahapan kanker - untuk melihat seberapa jauh
kanker telah menyebar dari ovarium. Biasanya ini berarti mengangkat rahim
(operasi ini disebut histerektomi) , bersama dengan kedua ovarium dan tuba fallopi

[Type text] Page 24


(ini disebut salpingo - ooforektomi bilateral atau BSO). Selain itu, omentum juga
diangkat (sebuah omentectomy). Omentum adalah lapisan jaringan lemak yang
menutupi isi perut seperti apron , dan kanker ovarium kadang-kadang menyebar ke
jaringan ini. Beberapa kelenjar getah bening di panggul dan perut yang dibiopsi
(diambil untuk melihat apakah mereka mengandung kanker menyebar dari
ovarium).
Jika ada cairan di panggul atau rongga perut , maka cairan tersebut akan
diambil untuk dianalisis. Dokter bedah dapat "mencuci" rongga perut dengan air
garam (saline) dan mengirim cairan tersebut untuk dianalisis. Staging sangat
penting karena kanker ovarium pada tahap yang berbeda diperlakukan berbeda .
Sebagian besar tumor sel germinal ovarium diperlakukan dengan
histerektomi dan salpingo-ooforektomi bilateral . Jika kanker hanya dalam satu
ovarium dan pasien masih ingin untuk dapat memiliki anak , hanya ovarium yang
mengandung kanker dan tuba falopi di sisi yang sama dihapus (meninggalkan yang
lainnya tabung ovarium dan tuba dan rahim).
Tumor stroma ovarium sering hanya terbatas pada satu ovarium , sehingga
operasi mungkin terbatas pada penghapusan ovarium itu . Jika kanker telah
menyebar , jaringan lebih mungkin perlu diangkat. Hal ini bisa berarti histerektomi
dan salpingo-ooforektomi bilateral dan operasi bahkan debulking dapat dilakukan.

- Kemoterapi
Kemoterapi (kemo) adalah penggunaan obat untuk mengobati kanker. Paling
sering, kemoterapi adalah pengobatan sistemik - obat yang diberikan dengan cara
yang memungkinkan mereka untuk memasuki aliran darah dan mencapai semua
area tubuh. Kemoterapi sistemik dapat berguna untuk kanker yang telah metastasis
(menyebar). Selama ini, kemoterapi sistemik menggunakan obat-obatan yang
disuntikkan ke pembuluh darah (IV) atau diberikan melalui mulut. Untuk beberapa
kasus kanker ovarium, kemoterapi juga dapat disuntikkan melalui kateter langsung
ke dalam rongga perut. Ini disebut intraperitoneal (IP) kemoterapi. Obat yang
diberikan dengan cara ini juga diserap ke dalam aliran darah , sehingga kemoterapi
IP juga merupakan jenis kemoterapi sistemik. Kemo untuk kanker ovarium paling
sering adalah kombinasi dari 2 atau lebih obat, diberikan IV setiap 3 - 4 minggu.
Memberikan 2 atau lebih obat dalam kombinasi tampaknya lebih efektif dalam
pengobatan awal kanker ovarium daripada memberikan hanya satu obat saja.
Pendekatan standar adalah kombinasi dari senyawa platinum , seperti
cisplatin atau carboplatin , dan taxane , seperti paclitaxel ( Taxol ® ) atau docetaxel

[Type text] Page 25


( Taxotere ® ) . Untuk kemoterapi IV , kebanyakan dokter mendukung carboplatin
lebih cisplatin karena memiliki efek samping yang lebih sedikit dan sama
efektifnya. Terapi kemoterapi untuk kanker ovarium epitel melibatkan 3 sampai 6
siklus . Siklus adalah jadwal rutin dosis obat , diikuti dengan periode istirahat.
Kanker ovarium epitel sering menyusut atau bahkan tampaknya hilang
dengan kemoterapi , tetapi sel-sel kanker pada akhirnya mungkin mulai tumbuh
lagi. Jika kemo pertama tampaknya bekerja dengan baik dan kanker menghilang
untuk sementara waktu , itu bisa diobati dengan siklus tambahan kemoterapi yang
sama yang digunakan pertama kali. Dalam beberapa kasus , obat yang berbeda
dapat digunakan. Beberapa obat kemo yang membantu dalam mengobati kanker
ovarium meliputi:
 Albumin terikat paclitaxel ( menangkap - paclitaxel , Abraxane ® )
 Altretamine ( Hexalen ® )
 Capecitabine ( Xeloda ® )
 Cyclophosphamide ( Cytoxan ® )
 Etoposide ( VP - 16 )
 Gemcitabine ( Gemzar ® )
 Ifosfamide ( IFEX ® )
 Irinotecan ( CPT - 11 , Camptosar ® )
 Liposomal doxorubicin ( Doksorubisin ® )
 Melphalan
 Pemetrexed ( ALIMTA ® )
 Topotecan
 Vinorelbine ( Navelbine ® )

Obat kemoterapi membunuh sel kanker, tetapi juga merusak beberapa sel
normal. Oleh karena itu, dokter akan berhati-hati untuk menghindari atau
meminimalkan efek samping, yang tergantung pada jenis obat, jumlah yang diambil
, dan lamanya pengobatan .
Efek samping yang umum sementara meliputi:
 Mual dan muntah
 Kehilangan nafsu makan
 Kehilangan rambut
 Tangan dan kaki ruam
 Sariawan

Kemoterapi dapat merusak sel-sel darah yang memproduksi sumsum


tulang , sehingga pasien mungkin memiliki jumlah sel darah rendah . Hal ini dapat
mengakibatkan :
 Meningkatnya kemungkinan infeksi ( disebabkan oleh kekurangan sel darah
putih )

[Type text] Page 26


 Pendarahan atau memar setelah luka kecil atau luka ( yang disebabkan oleh
kekurangan trombosit darah )
 Kelelahan ( yang disebabkan oleh jumlah sel darah merah yang rendah )
 Sindrom myelodysplastic atau leukemia myeloid akut

Kebanyakan efek samping menghilang setelah pengobatan dihentikan.


Rambut akan tumbuh kembali setelah perawatan berakhir, meskipun mungkin
terlihat berbeda. Beberapa obat kemoterapi dapat memiliki efek jangka panjang
atau bahkan sisi permanen. Sebagai contoh, cisplatin dapat menyebabkan
kerusakan ginjal. Untuk mencegah hal ini, dokter memberikan banyak cairan IV
sebelum dan sesudah obat ini diberikan. Kedua cisplatin dan taxanes dapat
menyebabkan kerusakan saraf / neuropati. Hal ini dapat menyebabkan masalah
dengan mati rasa, kesemutan, atau bahkan rasa sakit di tangan dan kaki. Cisplatin
juga dapat merusak saraf telinga, yang dapat menyebabkan gangguan
pendengaran / ototosik. Kemo juga dapat menyebabkan menopause dini dan
infertilitas yang mungkin permanen.
Jarang , beberapa obat kemo secara permanen dapat merusak sumsum tulang .
Dalam intraperitoneal (IP) kemoterapi untuk kanker ovarium, selain
memberikan kemoterapi paclitaxel obat IV, obat cisplatin dan paclitaxel yang
disuntikkan ke dalam rongga perut melalui kateter (tabung tipis). Pemberian
kemoterapi dengan cara ini memberikan dosis yang paling terkonsentrasi dari obat
untuk sel-sel kanker di dalam rongga perut. Kemo ini juga akan diserap ke dalam
aliran darah sehingga bisa mencapai sel-sel kanker di luar rongga perut.
Kemoterapi IP bekerja dengan baik , tetapi efek samping sering lebih parah
daripada dengan kemoterapi biasa. Dalam sebuah penelitian terhadap wanita
dengan kanker ovarium tingkat lanjut, wanita mendapatkan kemoterapi IP
mengalami nyeri lebih perut, mual , muntah , dan efek samping selain wanita
mendapatkan kemoterapi melalui pembuluh darah. Efek samping ini benar-benar
membuat beberapa wanita menghentikan pengobatan mereka awal. Namun, para
wanita mendapatkan kemoterapi IP hidup lebih lama daripada wanita mendapatkan
kemoterapi biasa.
Kemoterapi IP saat ini hanya diberikan kepada beberapa wanita dengan
kanker ovarium yang telah menyebar ke bagian dalam perut. Kemudian karena IP
bisa sangat beracun , perempuan harus memiliki fungsi ginjal normal dan berada
dalam kondisi secara keseluruhan baik untuk dokter mereka harus bersedia untuk

[Type text] Page 27


mencoba IP kemo. Mereka juga tidak bisa memiliki banyak adhesi atau jaringan
parut di dalam perut mereka karena hal ini dapat mencegah kemoterapi menyebar
dengan baik.

Pasien dengan kanker sel germinal sering harus diobati dengan kombinasi
kemoterapi . Kombinasi yang paling sering digunakan disebut PEB ( atau BEP ) ,
dan termasuk obat kemoterapi cisplatin (Platinol) , etoposid , dan bleomycin.
Disgerminoma biasanya sangat sensitif terhadap kemoterapi, dan kadang-kadang
dapat diobati dengan kombinasi kurang beracun dari carboplatin dan etoposid.
Kombinasi obat lainnya dapat digunakan jika kanker tidak menanggapi
pengobatan atau untuk mengobati kanker yang telah berulang ( kembali ) . Ini
termasuk :
 TIP : paclitaxel ( Taxol ) , ifosfamide , dan cisplatin
 VeIP : vinblastine , ifosfamide , dan cisplatin
 VIP : etoposid ( VP - 16 ) , ifosfamide , dan cisplatin

Kemo untuk tumor germ cell memiliki beberapa risiko yang sama dan efek
samping sebagai kemoterapi untuk kanker ovarium epitel. Ini termasuk mual /
muntah, rambut rontok, neuropati, infertilitas, dan menopause dini juga dapat
terjadi . Perkembangan selanjutnya dari leukemia jarang terjadi. Bleomycin dapat
menyebabkan kerusakan paru-paru, sehingga beberapa dokter memesan tes fungsi
paru-paru sebelum menggunakan obat ini. Ifosfamide dapat menyebabkan sistitis
hemoragik (iritasi dan perdarahan dari lapisan kandung kemih).
Tumor stroma ovarium tidak sering diobati dengan kemoterapi.

- Terapi hormon
Terapi hormon adalah penggunaan hormon atau obat hormon - blocking
untuk melawan kanker. Jenis terapi sistemik jarang digunakan untuk mengobati
kanker ovarium epithelial, tetapi lebih sering digunakan untuk mengobati tumor
stroma ovarium.
Luteinizing hormon - releasing hormone ( LHRH ) agonis. Agonis LHRH
( kadang-kadang disebut agonis GnRH ) menghentikan produksi estrogen oleh
indung telur. Obat ini digunakan untuk menurunkan kadar estrogen pada wanita
yang premenopause. Contoh agonis LHRH termasuk goserelin (Zoladex ®) dan
leuprolide (Lupron ®). Obat ini disuntikkan setiap 1 sampai 3 bulan. Efek samping
bisa termasuk salah satu gejala menopause, seperti hot flashes dan kekeringan

[Type text] Page 28


vagina. Jika mereka diambil untuk waktu yang lama (tahun), obat ini dapat
melemahkan tulang (kadang-kadang menyebabkan osteoporosis).
Tamoxifen adalah obat yang sering digunakan untuk mengobati kanker
payudara. Hal ini juga dapat digunakan untuk mengobati tumor stroma ovarium dan
jarang digunakan untuk mengobati kanker ovarium lanjut epitel. Tamoxifen
bertindak sebagai anti - estrogen dalam berbagai jaringan dalam tubuh, tetapi
terkadang dapat sebagai estrogen lemah. Tujuan terapi tamoxifen adalah untuk
menjaga setiap estrogen yang beredar dalam tubuh wanita dari merangsang
pertumbuhan sel kanker. Kegiatan anti - estrogen dari obat ini dapat menyebabkan
hot flashes dan kekeringan vagina. Karena tindakan tamoxifen seperti estrogen
lemah di beberapa area tubuh, tidak menyebabkan kehilangan tulang dan dapat
meningkatkan risiko pembekuan darah serius di kaki.
Aromatase inhibitor adalah obat yang menghalangi enzim (disebut
aromatase) yang mengubah hormon lain menjadi estrogen pada wanita pasca-
menopause. Obat ini tidak menghentikan indung telur dari membuat estrogen,
sehingga mereka hanya membantu dalam menurunkan kadar estrogen pada wanita
setelah menopause. Obat ini terutama digunakan untuk mengobati kanker payudara,
tetapi juga dapat digunakan untuk mengobati beberapa tumor ovarium stroma yang
rekuren setelah perawatan. Yang termasuk obat ini adalah letrozole (Femara ®),
anastrozole (Arimidex ®), dan exemestane (Aromasin ®). Obat ini dalam bentuk
pil dan diminum sekali sehari.

- Terapi target
Terapi Target adalah jenis yang lebih baru pengobatan kanker yang
menggunakan obat-obatan atau zat lain untuk mengidentifikasi dan menyerang sel
kanker saat melakukan sedikit kerusakan sel-sel normal. Terapi ini menyerang inner
sel kanker. Setiap jenis terapi yang ditargetkan bekerja secara berbeda, tetapi semua
mengubah cara sel kanker tumbuh, membagi, perbaikan itu sendiri, atau
berinteraksi dengan sel lain .
Obat terapi bertarget yang telah dipelajari yang paling dalam kanker
ovarium adalah bevacizumab (Avastin ®). Obat ini membantu memblokir sinyal
bahwa sel-sel kanker mengirimkan menyebabkan pembuluh darah baru untuk
membentuk tumor baru untuk menyehatkan. Dalam studi, bevacizumab telah
terbukti untuk mengecilkan atau memperlambat pertumbuhan kanker ovarium
lanjut. Ujian untuk melihat apakah bevacizumab bekerja lebih baik bila diberikan
bersama dengan kemoterapi telah menunjukkan hasil yang baik dalam hal

[Type text] Page 29


menyusut (atau menghentikan pertumbuhan) tumor. Tapi itu belum ditunjukkan
untuk membantu wanita hidup lebih lama. Bevacizumab belum disetujui oleh Food
and Drug Administration untuk mengobati kanker ovarium , tetapi telah disetujui
untuk mengobati kanker lainnya. Ini mungkin pilihan pengobatan untuk beberapa
wanita. Obat terapi target lain sedang diteliti .

- Terapi radiasi
Terapi radiasi menggunakan energi tinggi sinar-x atau partikel untuk
membunuh sel kanker. X-ray ini dapat diberikan dalam prosedur yang jauh seperti
memiliki (diagnostik) x - ray biasa. Dalam radiasi masa lalu digunakan lebih sering
untuk kanker ovarium , tapi sekarang terapi radiasi jarang digunakan sebagai
pengobatan utama untuk kanker.
Terapi radiasi sinar eksternal, dalam prosedur ini , radiasi dari mesin di luar
tubuh difokuskan pada sel kanker. Ini adalah jenis utama dari terapi radiasi
digunakan untuk mengobati kanker ovarium. Perawatan diberikan 5 hari seminggu
selama beberapa minggu. Setiap pengobatan hanya berlangsung beberapa menit
dan mirip dengan memiliki x - ray biasa. Seperti dengan x - ray biasa, radiasi
melewati kulit dan jaringan lain sebelum mencapai tumor. Waktu yang sebenarnya
dari paparan radiasi sangat pendek , dan sebagian besar kunjungan dihabiskan
mendapatkan pasien tepat diposisikan sehingga radiasi ditujukan secara akurat pada
kanker.

Beberapa efek samping yang umum termasuk :


 Perubahan kulit - kulit di daerah yang dirawat mungkin terlihat dan merasa
terbakar matahari atau bahkan melepuh dan mengelupas
 Kelelahan
 Mual
 Diare
 Iritasi vagina
Efek samping ini membaik setelah pengobatan dihentikan. Perubahan kulit
secara bertahap memudar , dan kulit kembali normal dalam 6 sampai 12 bulan.
Terapi radiasi juga dapat diberikan sebagai implan bahan radioaktif, yang
disebut brachytherapy, ditempatkan di dekat sel kanker. Hal ini jarang dilakukan
untuk kanker ovarium.
Fosfor radioaktif digunakan di masa lalu, tetapi tidak lagi merupakan bagian
dari pengobatan standar untuk kanker ovarium. Untuk pengobatan ini, larutan
fosfor radioaktif ditanamkan ke dalam perut. Solusinya masuk ke sel-sel kanker

[Type text] Page 30


yang melapisi permukaan perut dan membunuh sel tersebut. Terapi ini memiliki
sedikit efek samping langsung tetapi dapat menyebabkan jaringan parut dari usus
dan menyebabkan masalah pencernaan, termasuk penyumbatan usus.7

Strategi Pencegahan Wanita Berisiko Tinggi

 Konseling genetik dan Skrining untuk Gen BRCA. Pedoman terbaru dari
Preventive Services Task Force (USPSTF) merekomendasikan pengujian BRCA
bagi perempuan yang berisiko tinggi untuk kanker ovarium. USPSTF tidak
merekomendasikan konseling rutin genetik atau pengujian untuk gen BRCA pada
wanita berisiko rendah (tidak ada riwayat keluarga mutasi genetik BRCA1 atau
BRCA2).
 Skrining dengan USG atau Tes Darah.
 Skrining perempuan berisiko tinggi tidak dianjurkan :
USG transvaginal tidak membantu untuk mengidentifikasi kanker ovarium stadium
awal pada wanita berisiko tinggi . Selain itu, USG tidak memberikan informasi
spesifik yang cukup untuk andal menentukan massa abnormal kanker atau bukan
kanker.
CA- 125 tes darah tidak disetujui untuk skrining pada populasi umum.
Bukti menunjukkan bahwa tes skrining tidak membantu mencegah kematian akibat
kanker ovarium. Selain itu, tes ini menghasilkan tingkat tinggi " positif palsu, "
yang berarti bahwa perempuan mungkin salah sasaran tes yang tidak perlu invasif
untuk kanker ovarium.
 Pengangkatan Ovarium (Ooforektomi). Operasi pengangkatan indung telur , yang
disebut ooforektomi , secara signifikan mengurangi risiko kanker ovarium. Ketika
digunakan untuk secara khusus mencegah kanker ovarium pada wanita berisiko
tinggi, prosedur ini disebut ooforektomi profilaksis. Ooforektomi profilaksis adalah
sekitar 95 % perlindungan terhadap kanker ovarium dan dianjurkan untuk wanita
berisiko tinggi untuk kanker ovarium. Para perempuan ini umumnya memiliki
BRCA1 atau BRCA2 mutasi genetik, atau memiliki dua atau lebih kerabat tingkat
pertama yang telah menderita kanker ovarium.
Ooforektomi bilateral adalah pengangkatan kedua indung telur. Salpingo-
ooforektomi bilateral adalah pengangkatan kedua saluran tuba ditambah kedua
ovarium. Beberapa penelitian terbaru menunjukkan bahwa salpingo - ooforektomi
sangat efektif dalam mengurangi risiko kanker ovarium pada wanita yang
membawa mutasi BRCA1 atau BRCA2.

[Type text] Page 31


Bahkan setelah ooforektomi , perempuan dalam kelompok berisiko tinggi untuk
kanker ovarium masih memiliki risiko untuk perkembangan kanker pada
peritoneum (selaput tipis yang melapisi bagian dalam perut).
Wanita premenopause harus menyadari bahwa ooforektomi menyebabkan
menopause langsung, yang menimbulkan risiko untuk beberapa masalah kesehatan,
termasuk penyakit jantung dan osteoporosis . Pengganti estrogen , diberikan untuk
jangka waktu tertentu , dapat membantu mengimbangi masalah ini tetapi dapat
menyebabkan masalah sendiri. Wanita yang memiliki ooforektomi bilateral dan
tidak menerima terapi penggantian hormon mungkin mengalami panas berkedip
lebih parah dibandingkan wanita yang memasuki masa menopause alami.8

Tingkat Kelangsungan Hidup Penderita Kanker Ovarium

Tingkat kelangsungan hidup kanker ovarium jauh lebih rendah daripada


kanker jenis lain yang mempengaruhi perempuan. Tingkat kelangsungan hidup
bervariasi tergantung pada tahap diagnosis. Wanita yang didiagnosis pada tahap
awal memiliki jauh lebih tinggi tingkat kelangsungan hidup lima tahun
dibandingkan mereka yang didiagnosis pada tahap berikutnya. Hanya sekitar 15
persen pasien kanker ovarium didiagnosis dini. Wanita yang didiagnosis dengan
kanker ovarium pada tahun 1975 memiliki tingkat kelangsungan hidup lima tahun
36 persen; hari ini, American Cancer Society memperkirakan tingkat kelangsungan
hidup lima tahun menjadi 43 persen.

Prognosis

Untuk semua jenis kanker ovarium yang diambil bersama-sama, sekitar 3


dari 4 wanita dengan kanker ovarium hidup selama setidaknya 1 tahun setelah
diagnosis. Hampir setengah (46%) dari wanita dengan kanker ovarium yang masih
hidup setidaknya 5 tahun setelah diagnosis. Wanita didiagnosis ketika mereka lebih
muda dari 65 lebih baik dari wanita yang lebih tua.

Stadium I

[Type text] Page 32


Relative 5-Year
Stage Survival Rate

I 89%

IA 94%

IB 91%

IC 80%

Kebanyakan wanita dengan kanker ovarium stadium I memiliki prognosis


yang sangat baik. Saya pasien Tahap I dengan tumor kelas memiliki ketahanan
hidup 5 tahun lebih dari 90%, seperti yang dilakukan pasien dalam tahap IA dan IB.
Tingkat kelangsungan hidup seringkali didasarkan pada studi dari sejumlah besar
orang, tetapi mereka tidak dapat memprediksi apa yang akan terjadi dalam hal
apapun orang tertentu. Faktor-faktor lain mempengaruhi prognosis wanita,
termasuk kesehatannya secara umum, kelas kanker, dan seberapa baik kanker
merespon pengobatan.

Stadium II

Relative 5-Year
Stage Survival Rate

II 66%

IIA 76%

IIB 67%

[Type text] Page 33


IIC 57%

Kebanyakan wanita didiagnosis dengan kanker ovarium Tahap II memiliki


tingkat kelangsungan hidup lima tahun sekitar 66%.

Stadium III

Relative 5-Year
Stage Survival Rate

III 34%

IIIA 45%

IIIB 39%

IIIC 35%

Kebanyakan wanita didiagnosis dengan kanker ovarium Tahap III memiliki


tingkat kelangsungan hidup lima tahun sekitar 34%.

Stadium IV

Kebanyakan wanita didiagnosis dengan kanker ovarium Tahap IV memiliki


tingkat kelangsungan hidup lima tahun sekitar 18%.9

Faktor Prognosis

Faktor – faktor yang memperbaiki prognosis termasuk derajat diferensiasi


rendah, stadium awal, tumor ganas potensi rendah, debulking optimal, dan usia
muda.

[Type text] Page 34


Sementara itu faktor yang memperburuk prognosis termasuk karsinoma sel
jernih, jenis serosum, stadium lanjut, adanya asites, debulking yang tidak optimal,
derajat diferensiasi tinggi/buruk, dan usia tua.6

[Type text] Page 35

Anda mungkin juga menyukai