Makanan siap saji sering disebut juga fast food. Makanan siap saji yang dimaksud adalah
jenis makanan yang dikemas, mudah disajikan, praktis, atau diolah dengan cara sederhana.
Makanan tersebut umumnya diproduksi oleh industri pengolahan pangan dengan teknologi tinggi
dan mengandung berbagai zat aditif untuk mengawetkan dan memberikan cita rasa bagi produk
tersebut. Makanan siap saji biasanya berupa lauk pauk dalam kemasan, mie instan, nugget, atau
Oxford dictionary mendefinisikan, “makanan siap saji sebagai makanan yang dapat diolah
dan disajikan dalam waktu yang singkat dan mudah dalam hitungan beberapa menit, terutama di
snack bar atau rumah makan.”1 Makanan siap saji yang beredar saat ini tercatat 500 – 600 jenis.
Secara umum makanan cepat saji dapat dibedakan menjadi dua, yaitu makanan cepat saji
barat dan makanan cepat saji local. Makanan cepat saji barat, yaitu pizza, hamburger, spaghetti,
hotdog, french fries, fried chicken. Sedangkan makanan cepat saji lokal, yaitu mie ayam, sosis,
1. PIZZA
Pizza adalah sejenis roti bundar, pipih yang dipanggang di oven dan biasanya
dilumuri saus dan beberapa bahan makanan tambahan lainnya yang dapat dipilih sesuai
selera. Menurut American Heriatage, “Pizza ini berasal dari Italia yang dibuat oleh
Margherita dari Savoy, koki Neapolitan Raffaele Espito, sebagai bentuk penghormatan
Pizza biasanya terdapat dibeberapa restoran yang sudah terkenal yang sangat
restoran yang menyediakan pizza tersebut, dapat memudahkan konsumen untuk membeli
dan mengonsumsinya.
2. HAMBURGER
Hamburger (atau seringkali disebut dengan burger) adalah sejenis makanan yang
berasal dari Jerman. Menurut Khomsan, “Hamburger berupa roti berbentuk bundar yang
diiris dua dan ditengahnya diisi beberapa bahan makanan seperti timun, selada, tomat,
3. SPAGHETTI
Spaghetti berasal dari Italia, namun makanan cepat saji ini sudah popular di
Indonesia, spaghetti lebih panjang dan berbentuk lidi. Umumnya dimasak 9 – 12 menit di
4. HOTDOG
Hot dog merupakan makanan cepat saji berupa sosis yang diselipkan di dalam roti
yang berbentuk lonjong. Mustard, saus tomat, bawang, dan mayonnaise dapat melengkapi
French fries atau kentang goreng dari Belgia ini adalah hidangan yang dibuat dari
potongan-potongan yang digoreng dalam minyak yang panas. Bentuknya dipotong secara
jullian yang dapat dijadikan cemilan atau sebagai makanan pelengkap hidangan utama.
6. FRIED CHICKEN
Fried chicken atau ayam goreng pada umumnya merupakan makanan cepat saji
yang sangat laris dikonsumsi oleh konsumen dan paling banyak ditemukan dijual di
7. MIE AYAM
Mie ayam merupakan makanan yang bahan utamanya berupa mie, lalu ditambahkan
bahan makanan tambahan seperti ayam dan pangsit. Mie ayam banyak ditemukan dibeberapa
tempat dan mie ayam juga banyak dikonsumsi oleh sebagian masyarakat karena harganya
8. SOSIS
Sosis merupakan jenis makanan yang digunakan sebagai cemilan atau bahan tambahan
makanan. Sosis terbuat dari daging yang digiling lalu dibentuk lonjong – lonjong. Makanan
inilah yang banyak disukai anak – anak, karena warnanya yang menarik dan rasanya yang
enak.
9. MIE INSTAN
Mie instan biasanya dijual dibeberapa warung atau supermarket yang memiliki banyak
jenis dan varian tambahan makanan. Mie instan ini berbentuk seperti mie keriting yang
ditambahkan bumbu yang telah disediakan didalam bungkusnya dan ditambahkan beberapa
Secara umum makanan cepat saji mengandung kalori, kadar lemak, gula dan sodium (Na) yang
tinggi tetapi rendah serat, vitamin A, asam akorbat, kalsium dan folat. Dan berikut ini gambaran
kandungan nilai gizi dari beberapa jenis makanan cepat saji yang saat ini banyak dikonsumsi
Kalori (483 KKal), Lemak (48 g), Kolesterol (52 g), Karbohidrat (3 g), Gula (3 g), Protein (3 g).
Kalori (267 KKal), Lemak (10 g), Kolesterol (29 mg), Protein (11 g), Karbohidrat (33 g), Serat
Kalori (210 Kkal), Lemak (8 g), Karbohidrat (32 g), Serat kasar (1 g), Protein (3 g), Gula (11 g),
Kalori (298 KKal), Lemak (16,8 g), Protein (34,2 g), Karbohidrat (0,1 g).
10. Chicken nugget: protein 15,5%, lemak 9,7%, karbohidrat 66,7% (Muliany, 2005).
Padahal di negara asalnya, makanan cepat saji ini sudah banyak ditinggalkan. Mereka
sudah cerdas dalam memilih makanan yang sehat. Namun, di negara berkembang justru malah
sangat disukai. Tak hanya di kota-kota besar saja, di kota kecil bahkan pedesaan sangat mudah
dijumpai makanan cepat saji.
Tak hanya restoran mewah yang menyajikan menu makanan cepat saji terkenal dari
Negeri Paman Sam saja yang menjamur di negeri ini, namun juga lokal. Bahkan, warung di
pinggir jalan juga menyajikan makanan cepat saji. Sebut saja ayam goreng, kentang goreng, dan
burger adalah makanan siap cepat yang sering dijual.
Sayangnya, pemerintah dalam hal ini kementerian kesehatan membiarkan saja. Kampanye
makan makanan yang sehat belum maksimal dilakukan. Buktinya, ijin pendirian restoran menu
cepat saji ini semakin lama semakin bertambah, namun sedikit sekali restoran dengan menu yang
sehat. Orang lebih suka menyantap makanan cepat saji dari pada makanan yang sehat. Berikut ini
alasan orang lebih suka makanan cepat saji dari pada makan yang menyehatkan :
Rasa
Makanan cepat saji rasanya lebih enak dari pada makanan yang menyehatkan. Makanan
cepat saji biasanya mengandung penyedap, bahkan tak jarang berlebihan. Ini yang membuat
rasanya lebih enak dari pada makanan sehat. Makanan sehat tidak ada penyedap, sehingga
rasanya kurang enak bagi yang terbiasa menyantap makanan berpenyedap. Salad atau lalapan
yang merupakan makanan sehat alami banyak yang tidak diminati, ini karena rasanya yang
kurang enak.
Ketagihan
Makanan cepat saji membuat siapa saja yang menyantapnya ketagihan. Jadi makanan cepat
saji membuat kecanduan. Ini karena rasanya yang enak tadi. Bumbu yang digunakan ada yang
merupakan bahan adiktif yang membuat siapa saja yang menyantapnya menjadi ketagihan,
terutama anak-anak. Jika ini dibiarkan maka akan berdampak tidak baik pada kesehatan jika
sering dikonsumsi.
Sumber dari Bold Sky, sebuah studi terbaru mengungkapkan bahwa orang yang stres berat
dalam pekerjaan mereka akan melampiaskannya pada kecanduan makanan cepat saji.
Restoran cepat saji, terutama yang mewah banyak diiklankan di media, baik televisi, radio,
koran, majalah, dll. Bahkan restoran tersebut juga menjadi sponsor berbagai acara anak muda,
dari musik, olahraga, sampai pendidikan. Gencarnya iklan restoran cepat saji ini mengalahkan
restoran yang menyajikan makanan sehat yang tidak diiklankan. Orang akan lebih tertarik pada
makanan cepat saji pada iklan yang menggoda dari pada yang tidak diiklankan. Kesan mewah
pada iklan membuat orang yang menyantapnya seolah-olah adalah orang berkelas.
Makanan yang menyehatkan lebih cepat membosankan, terutama pada anak muda. Sayuran
hijau banyak tidak disukai karena rasanya yang kurang enak. Berbeda dengan makanan cepat saji
yang selalu menggugah selera.
Menyajikan makanan sehat memang tidak mudah. Anda harus membeli bahannya kemudian
memasaknya. Ini membutuhkan proses yang tidak singkat. Orang yang sibuk akan berpikir lebih
cepat membeli makanan siap saji. Tak harus beranjak dari tempat duduk atau keluar rumah,
dengan menelepon saja makanan siap saji akan datang. Ini karena restoran dengan menu cepat
saji memberikan layanan siap antar dengan hanya menelepon saja. Layanan ini bahkan bisa
dilakukan 24 jam. Berbeda dengan restoran dengan menu sehat harus dimasak langsung
disajikan, jadi tidak bisa diantar dengan waktu yang lama. Jika dimasak kemudian dimasukkan
ke dalam wadah dan diantar maka membuat rasa dan nilai gizinya berkurang, bahkan hilang, jadi
harus dalam keadaan segar.
Imbalan
Tak sedikit restoran mewah cepat saji yang memanjakan pelanggannya supaya datang ke
restorannya kembali. Cara imbalan misal mendapatkan kupon berhadiah adalah yang dilakukan.
Orang yang membeli paket dengan nilai nominal tertentu akan mendapatkan kupon dan kupon
tersebut bisa ditukarkan dengan hadiah tertentu.
Makanan cepat saji memang pada dasarnya lebih lezat, praktis ditambah dengan
penyajiannya yang apik membuat makanan ini banyak digemari berbagai kalangan usia, mulai
dari anak-anak hingga dewasa. Walaupun makanan cepat saji diketahui memiliki banyak dampak
negative, tetapi hal itu seakan tidak dihiraukan oleh para konsumen yang sudah terlanjur suka
dengan makanan ini. Dibawah ini adalah akibat negatif mengonsumsi makanan cepat saji:
Menyebabkan Obesitas
Obesitas disebabkan oleh kandungan gula dan garam yang sangat banyak yang
berpotensi untuk meningkatkan berat badan atau obesitas. Kandungan minyak dan bahan
pengawet yang terdapat dalam kandungan makanan cepat saji juga membuat tubuh sulit untuk
mengurai lemak. Selain itu, kalori dari satu porsi nasi makanan cepat saji lebih banyak
dibandingkan satu porsi nasi dirumah. Jika makanan ini dikonsumsi bersamaan dalam satu kali
makan, maka kalori yang dikonsumsi akan lebih besar daripada kebutuhan kalori dalam sehari.
Apalagi jika konsumen melakukan aktivitas yang sedikit, maka akan berujung pada obesitas.
Obesitas yang disebabkan oleh makanan cepat saji terhitung meningkat, Riset Kesehatan
Dasar Kementerian Kesehatan Republik Indonesia pada tahun 2013 menyatakan bahwa, “secara
nasional masalah kegemukan pada anak usia 5-12 tahun masih tinggi, yakni 18,8 persen. Angka
tersebut terdiri atas gemuk 10,8 persen dan sangat gemuk (obesitas) 8,8 persen. Sedangkan
prevalensi gemuk pada remaja usia 13-15 tahun sebesar 10,8 persen. Angka tersebut terdiri atas
Kerusakan Hati
Selain menyebabkan obesitas, kerusakan hati juga sering dikatkan dengan seringnya seseorang
mengonsumsi makanan cepat saji. Hal ini dikarenakan makanan cepat saji yang banyak
mengandung sodium dan minyak jahat membuat hati bekerja lebih ekstra untuk membersihkan
zat yang beracun bagi tubuh. Jika kondisi tersebut sering terjadi maka kesehatan hati pun akan
Diabetes Tipe-2
Makanan cepat saji memang banyak menjadi sebuah solusi bagi orang yang sibuk. Kandungan
kalori dan lemak jenuh yang tinggi dalam makanan cepat saji akan memicu terjadinya resistensi
insulin yang berujung pada penyakit diabetes. Resistensi insulin terjadi ketika sel-sel tubuh tidak
merespon insulin sehingga menurunkan penyerapan glukosa yang menyebabkan banyak glukosa
menumpuk di aliran darah. Sebuah studi yang didanai oleh NHLBI menemukan bahwa, “orang-
orang yang makan makanan cepat saji selama dua kali seminggu memiliki risiko 2 kali lipat
1
www. Hellosehat.com Oleh Astrid Adinda. Data medis direview oleh dr. Tania Savitri.
2
www. https://diabetics1.com/. Oleh rina salwa 2016
Diketahui bahwa tubuh membutuhkan gizi seimbang setiap harinya, tetapi dengan mengonsumsi
makanan cepat saji maka gizi tersebut tidak akan terpenuhi. Kandungan makanan cepat saji
memiliki banyak zat aditif rendah serat dan menyebabkan kita ketagihan dan malas untuk
mengonsumsi makanan yang sehat, juga makanan cepat saji tidak mengandung vitamin, mineral
dan zat lainnya yang pastinya sangat berguna bagi kesehatan.. Pada anak-anak-anak dan remaja,
hal ini bisa menghambat pertumbuhan mereka. Menurut University of New Hampshire
Cooperative Extension, “anak-anak yang makan banyak junk food dapat mengembangkan
kekurangan gizi yang menyebabkan energi yang rendah, perubahan suasana hati, gangguan tidur
Penelitian dari University of Adelaide menunjukkan bahwa, “pola makan yang syarat
junk food di usia kecil, akan membuat IQ anak lebih rendah dua poin dari anak yang tak banyak
makan junk food saat masih kecil.”4 Walaupun perbedaan IQ-nya tak begitu kelihatan, studi ini
membuktikan bahwa pola makan anak berusia 6 sampai 24 bulan memberikan efek yang kecil
namun signifikan terhadap IQ saat usianya mencapai 8 tahun. Disinilah peran orang tua untuk
https://hellosehat.com/fakta-seputar-obesitas-di-indonesia
http://disehat.com/bahaya-makanan-cepat-saji-bagi-kesehatan
3
http://4muda.com/ oleh 4muda
4
http://joice99.blogspot.co.id/2013/07/makalah-junk-food.html oleh joice n juli 2013
https://diabetics1.com/2016/04/diabetes-mellitus-dapat-terjadi-karena-makanan-cepat-saji.html
http://4muda.com/mengapa-kecanduan-junk-food-dan-10-bahaya-akibat-memakan-junk-food-
pada-tubuh/
http://pancatambunan22.blogspot.co.id/2014/04/karya-tulis-ilmiah-makanan-cepat-saji.html