Laserasi Duktus Lakrimalis MTE PDF
Laserasi Duktus Lakrimalis MTE PDF
Disusun Oleh:
Fanny Dwi Putri 1840312282
Annisa Fauziah 1840312285
Putri Nirmala Dewi 1840312309
Ahmad Iqram 1840312403
Charyadita Perwita 1840312631
Pembimbing:
Dr. dr. Hendriati, Sp.M (K)
1
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT karena dengan nikmat dan karunia
Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Meet The Expert yang berjudul
“Laserasi Duktus Lakrimal” sebagai salah satu syarat dalam mengikuti
kepaniteraan klinik di bagian Ilmu Kesehatan Mata RSUP Dr.M.Djamil Padang
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas.
Penyusunan Meet the expertini merupakan salah satu syarat dalam
mengikuti kepaniteraan klinik senior di bagian Ilmu kesehatan Mata RSUP
Dr.M.Djamil Padang Fakultas Kedokteran Universitas Andalas. Terima kasih
penulis ucapkan kepada Dr. dr. Hendriati, Sp.M (K) sebagai preseptor dalam
kepaniteraan klinik senior ini beserta seluruh jajarannya dan semua pihak yang
telah membantu dalam penyusunan Meet The Expert ini.
Penulis menyadari bahwa Meet The Expert ini jauh dari sempurna, maka
dari itu sangat diperlukan saran dan kritik untuk kesempurnaa Meet the expertini.
Penulis berharap agar Meet The Expert ini bermanfaat dalam meningkatkan
pengetahuan terutama bagi penulis sendiri dan bagi teman-teman dokter muda
yang tengah menjalani kepaniteraan klinik. Akhir kata, semoga Meet The Expert
ini bermanfaat bagi kita semua.
Padang, 18 Desember 2018
Penulis
2
DAFTAR ISI
3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
4
diagnosis banding dan penatalaksanaan, serta prognosis dari laserasi duktus
lakrimal.
1.3 Tujuan
MTE ini disusun untuk lebih memahami mengenai definisi, anatomi,
epidemiologi, etiologi, patofisiologi, klasifikasi, manifestasi klinik, diagnosis,
diagnosis banding dan penatalaksanaan, serta prognosis dari laserasi duktus
lakrimal.
1.4 Manfaat
MTE ini disusun dengan harapan dapat meningkatkan pemahaman
mengenai papiledema mencakup definisi, anatomi, epidemiologi, etiologi,
patofisiologi, klasifikasi, manifestasi klinik, diagnosis, diagnosis banding dan
penatalaksanaan, serta prognosis dari laserasi duktus lakrimal sehingga dapat
diaplikasikan dengan baik.
1.5 Metode
Makalah ini disusun dengan metode tinjauan kepustakaan yang merujuk
kepada berbagai literatur, termasuk buku teks dan berbagai makalah ilmiah.
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
Trauma duktus lakrimalis mengacu pada cedera fisik mendadak yang
menyebabkan kerusakan pada sistem drainase lakrimal mata. Duktus lakrimal
terletak di dalam aspek medial kelopak mata. Area area ini tidak seperti bagian
kelopak mata lainnya karena tidak mengandung struktur tarsal. Oleh karena itu,
trauma yang mengubah kelopak mata dari keterikatannya yang kuat pada tendon
cantal medial, lakrimal, dan tulang maksilaris, cenderung menyebabkan avulsi
pada aspek medial kelopak mata. Banyak jenis trauma pada wajah dapat
menyebabkan kerusakan pada sistem drainase lakrimal. Gigitan anjing adalah
penyebab umum laserasi kanalikuli karena kecenderungan jenis cedera ini terjadi
di dekat kantus medial.1
6
menghubungkan kelenjar dengan forniks superior konjungtiva (forniks merupakan
sinus-sinus berlapis konjungtiva di antara kelopak mata dan bola mata). Kelenjar
lakrimal merupakan kelenjar tubuloalveolar yang umumnya memiliki lumen lebar
dan terdiri atas sel berbentuk kolom berjenis serosa. Sel-sel ini memperlihatkan
granul sekresi yang terpulas pucat dan suatu lamina basal yang memisahkan sel
dari jaringan ikat sekitarnya.
Sistem lakrimal terdiri atas 2 bagian, yaitu sistem produksi dan sistem
ekskresi. Sistem sekresi air mata atau lakrimal terletak di kelenjar lakrimal yang
terletak di fossa lakrimal bagian superior kuadran temporal dari orbita. Sistem
ekskresi mulai pada pungtum lakrimal, kanalikuli lakrimal, sakus lakrimal, duktus
lakrimal, duktus nasolakrimal dan meatus inferior. Sistem ekskresi, yang terdiri
atas pungtum lakrimal, kanalikuli lakrimal, sakus lakrimal dan duktus
nasolakrimal. Sakus lakrimal terletak di bagian depan rongga orbita. Air mata dari
duktus lakrimal akan mengalir ke dalam rongga hidung di dalam meatus inferior. 3
Sekresi dari kelenjar lakrimal utama dipicu oleh emosi atau iritasi fisik
sehingga menyebabkan air mata mengalir deras di atas margin tutup (epiphora).
Film air mata sangat berguna untuk kesehatan mata. Air mata akan masuk ke
dalam sakus lakrimal melalui pungtum lakrimal. Bila pungtum lakrimal tidak
menyinggung bola mata, maka air mata akan keluar melalui margo palpebra yang
disebut dengan epifora. Epifora juga akan terjadi akibat pengeluaran air mata yang
7
berlebihan dari kelenjar lakrimal. Untuk melihat adanya sumbatan pada duktus
nasolakrimal, maka sebaiknya dilakukan penekanan pada saccus lakrimal, bila
terdapat penyumbatan yang disertai dakriosistitis, maka cairan berlendir kental
akan keluar melalui pungtum lakrimal.4
2.3 Epidemiologi
8
kanalikuli pada balita sering terjadi akibat gigitan anjing. Rata-rata rentang usia
yang dilaporkan terkena antara 18-30 tahun. 5
2.4 Etiologi
2.5 Patofisiologi
2.5.1 Trauma Tumpul
Echimosis dan edema termasuk dalam manifestasi klinis trauma tumpul.
Pasien membutuhkan evaluasi biomikroskopik dan pemeriksaan fundus dengan
pupil yang dilebarkan untuk menyingkirkan permasalahan yang terkain kelainan
intraokular. CT scan di perlukan untuk mengetahui adanya fraktur. 10
9
Gambar 2.2 Echimosis dan edema akibat trauma tumpul
2.5.2 Trauma Benda Tajam
Secara umum, penanganan trauma tajam palpebra tergantung kedalaman
dan lokasi cedera.10
2.5.3 Laserasi yang Tidak Melibatkan Margo Palpebra
Laserasi pada palpebra superficial hanya terdapat pada kulit dan otot
orbicularis biasanya hanya memerlukan jahitan pada kulitnya saja. Untuk
menghindari sikatrik yang tidak di kehendaki, harus mengikuti prinsip dasar
tindakan bedah plastik. Hal ini termasuk debridemant luka yang sifatnya
konservatif, menggunakan benang dengan ukuran yang kecil. Menyatukan tepi
luka sesegera mungkin dan melakukan pengangkatan jahitan. Melakukan irigasi
untuk menghilangkan kontaminasi material di dalam luka. 11
10
2.5.4 Laserasi pada Margo Palpebra
Laserasi pada margo palpebra memerlukan jahitan untuk menghindari tepi
luka yang tidak baik. Banyak teknik – teknik sudah diperkenalkan tapi pada
prinsip pentingnya adalah aproksimasi tarsal harus dibuat dalam garis lurus.11
11
Gambar 2.5 Laserasi akibat gigitan anjing
12
yang memiliki lecet yang dangkal dapat berpotensi memiliki luka yang dalam.
Gigitan anjing ke wajah memiliki kecenderungan untuk melibatkan cedera kantus
medial dan sistem kanalikular. Cedera gigitan anjing sering mengakibatkan luka
wajah yang mendalam tanpa kehilangan jaringan lunak. Luka gigitan anjing perlu
di dekontaminasi segera. Pasien dengan jenis cedera ini harus diberikan antibiotik
spektrum luas secara intravena dan injeksi tetanus jika diindikasikan. Luka harus
diirigasi sebelum bedah dilakukan. 3,7
2.8 Diagnosis
Diagnosis terjadinya laserasi pada kanalis lakrimalis dapat ditegakkan
berdasarkan hal-hal sebagai berikut : 13
Pada anamnesa terdapat adanya riwayat terjadinya trauma yang
menyebabkan luka pada tepi kelopak mata bagian medial.
13
Dilakukan pemeriksaan oftalmologi untuk mengetahui apakah terjadi
kerusakan didalam mata atau tidak. Pada anak-anak pemeriksaan ini
mungkin memerlukan pembiusan secara umum. Bila terdapat luka
penetrasi pada kelopak mata walaupun kecil, harus diwaspadai terjadi juga
penetrasi pada bola mata.
Keadaan luka pada kelopak mata harus benar-benar diperhatikan karena
keadaan tersebut akan menentukan jenis teknik operasi. Derajat luka serta
ada tidaknya jaringan yang hilang harus diperkirakan luasnya. Apabila
terdapat pergeseran dari pungtum lakrimalis kemungkinan besar terjadi
laserasi pada kanalis lakrimalis.
Tes anel, apabila terjadi kebocoran pada cairan yang disuntikkan maka
kemungkinan besar terjadi laserasi pada saluran lakrimalis.
Pemeriksaan penunjang seperti rontgen dan CT scan dapat dilakukan
apabila di duga terdapat patah tulang orbita atau di duga terdapat benda
asing di dalam rongga orbita.
Sebaiknya dilakukan dokumentasi terhadap luka yang terjadi serta
kerusakan baik pada kelopak mata maupun bola mata.
2.9 Tatalaksana
2.9.1 Terapi Farmakologi
Penatalaksanaan pasien dengan laserasi lakrimal dibagi menjadi dua yaitu
terapi farmakologi dan terapi pembedahan. Terapi farmakologi dengan Tetanus
profilaksis harus dikonfirmasi dalam setiap cedera yang terkontaminasi.
Profilaksis rabies dengan imunisasi aktif maupun pasif mungkin diperlukan dalam
gigitan anjing. Pasca operasi, sebagian besar ahli bedah meresepkan antibiotik
spektrum luas. Perawatan luka meliputi salep topikal antibiotik tetes mata 4 kali
per hari dan oftalmik antibiotik 4 kali per hari.3,14
2.9.2 Terapi Pembedahan
Terapi pembedahan tradisional yang dilakukan apabila didapatkan adanya
mono-bicanalikular laserasi yaitu dengan memperbaiki defek palpebra setelah
memperbaiki laserasi kanalikular. Untuk melihat laserasi monocanalicular dapat
dilakukan injeksi visko lidokain yang dicampur dengan methylene blue untuk
melihat kanalikuli yang intak dan mengobservasi refluks dari ujung distal yang
14
terpotong. Perbaikan mikroskopis akut diperlukan untuk reanastomose ujung
terputus dari canaliculi. Dalam kebanyakan cedera, perbaikan ini dapat dicapai
dalam waktu 48 jam dari trauma. Perbaikan yang sukses telah dilaporkan dalam
waktu 5 hari dari cedera. Gigitan binatang harus segera ditangani karena
didapatkan adanya kontaminasi yang signifikan dalam luka. Sebuah studi
melaporkan dari 63 pasien dengan luka traumatis canalicular memiliki tingkat
keberhasilan yang lebih tinggi pada pasien yang diobati dengan langsung jahitan
dinding canalicular dibandingkan dengan jahitan pericanicular. Modifikasi metode
“pigtail” probe dilaporkan memiliki tingkat keberhasilan 97,4% dalam
memperbaiki kembali sistem kanalikuli yang terputus. 3,14
- Teknik Anestesi
Teknik anestesi yang digunakan yaitu anestesi umum namun pembedahan
yang tidak melibatkan kerusakan pungtum hanya menggunakan anestesi lokal.
Perbaikan pada anak sebaiknya dilakukan di bawah anestesi umum. Bagi
kebanyakan orang dewasa, perbaikan dapat dilakukan dengan anestesi lokal. Pada
pasien dengan trauma okular adneksa luas atau cedera lebih luas, anestesi umum
mungkin merupakan pendekatan anestesi yang disukai. Hemostasis lokal dan
anestesi yang ditambah dengan vasokonstriktor hidung, seperti 4% kokain atau
fenilefrin cottonoids direndam dan suntikan lokal 2% lidocaine dengan 1:100.000
epinefrin (pada orang dewasa) atau 0,5% lidocaine dengan 1:200.000 epinefrin
(pada anak) ke daerah kantung lakrimal dan ke dalam kedua kelopak mata
superior dan inferior. 3,14
- Metode Operasi
Metode operasi yang dilakukan dapat meliputi Intubasi bikanalikular, stent
monocanalicular dan “Pigtail Probe”. 3,14
1. Intubasi bikanalikular merupakan gold standar untuk mono atau
bikanalikular laserasi. tabung ini disebut dengan “closed loop” atau
crawford intubation merupakan suatu metode yang tidak mungkin lepas.
Namun dengan metode ini tabung sering menempel ke mukosa hidung.
Apabila tabung tetap di tempat akan dapat menyebabkan jaringan parut.
3,14
15
Gambar 2.7 Crawford Intubation
16
Gambar 2.9 Monocanalicular stent2
17
Gambar 2.11 “pigtail” probe2
18
5. Probe selang silikon yang terdapat didalam hidung tidak perlu
dijahit, tetapi cukup dilakukan penyimpulan.
6. Bila selang silikon sudah pada tempatnya dan tendon kantus medial
sudah pada posisinya maka dapat dilakukan penjahitan laserasi
kelopak mata lapis demi lapis. Stent yang dipasang pada kanalis yang
luka bertujuan untuk mencegah striktura post operasi. Dengan me
masang stent atau traksi, kanal dan jaringan lunak dapat kembali
berada pada posisi anatominya. Pengangkatan stent ini dapat
dilakukan dalam waktu 2 sampai 3 bulan.
2.10 Komplikasi
Intraoperative:
Perdarahan
Trauma canaliculus
Kebocoran LCS
Post operative:
Perdarahan
Infeksi
Fistula
Prolapse stent
Hypertrophic scar
Tidak terbentuk drainase
Jangka Panjang :
Pyogenic granuloma
Keratoconjunctivitis
Terlepasnya tube
Epifora
2.11 Prognosis
Prognosis dari repair kanalis lakrimal yaitu 20-100%. Kesusksesan
berkisar 86-95% dengan reanostomosis mikroskopik dengan menggunakan
intubasi silikon pada sistem lakrimal.
19
BAB III
KESIMPULAN
Trauma duktus lakrimalis mengacu pada cedera fisik mendadak yang
menyebabkan kerusakan pada sistem drainase lakrimal mata. Penyebab luka
kanalikular meliputi serangan, jatuh dan tabrakan, trauma tajam (pisau, gantungan
baju, kuku, gelas), kecelakaan kendaraan bermotor, gigitan anjing, cakaran
kucing, dan trauma olahraga. Mekanisme cedera perlu diketahui agar dapat
membantu menetapkan sejauh mana cedera yang ditimbulkan, kemungkinan
kerusakan bola mata, tingkat kontaminasi dan risiko masuknya benda asing ke
dalam bola mata. Laserasi kanalikuli adalah penyebab paling sering dari cedera
pada sistem lakrimal. Jika sistem kanalikuli tidak di tangani segera akan
menyebabkan gangguan pada anatomi lakrimal dan memberikan gambaran yang
abnormal pada kantus medial. Proyeksi objek dari luka menunjukkan cedera
intrakranial sampai studi pencitraan dilakukan. Pemeriksaan kanalikuli didapatkan
pungtum yang berdilatasi dan apabila dilakukan pemeriksaaan irigasi kanula di
proximal kanalikuli didapatkan adanya aliran larutan irigasi dari kelopak mata
melalui luka menegaskan adanya robekan. Prognosis dari repair kanalis lakrimal
yaitu 20-100%. Kesuksesan berkisar 86-95% dengan reanostomosis mikroskopik
dengan menggunakan intubasi silikon pada sistem lakrimal.
20
DAFTAR PUSTAKA
21
13. Emekli uffuk. Emergency repair of Lacrimal Canaliculus In
SpringerLink – journal Article di akses dari http://
resources.metepress.com Akses terakhir 18/12/2018.
14. Hurwitz Jay Jeffrey. Lacrimal Trauma in Adult. Volume 8. Toronto:
Department of Ophthalmology and Vision Sciences; 2010.
22