PANDUAN
PANDUAN
Tidak dapat dipungkiri penetasan dengan mesin penetas sangat membantu peternak dalam
mengembangkan usaha peternakan. Dalam sekali penetasan peternak dapat menetaskan
puluhan bahkan ribuan telur, tergantung kapasitas mesin tetas yang digunakan. Mesin tetas
dibagi menjadi 2 yaitu mesin tetas manual dan mesin tetas full otomatis, di buku panduan ini
akan membahas dan belajar cara membuat mesin tetas manual yang juga dilengkapi dengan
panduan memilih telur yang dapat ditetaskan. Pada dasarnya system kerja mesin tetas manual
dan mesin tetas otomatis adalah sama yaitu untuk mengganti atau mengambil alih peran
indukan dalam proses penetasan sesuai dengan suhu dan kelembaban alamiyahnya.
Dalam membuat mesin tetas ada beberapa hal yang harus diperhatikan, antara lain sebagai
berikut:
1. Bahan yang digunakan : Disarankan menggunakan bahan yang relative tidak mudah
terpengaruh oleh perubahan suhu luar ruangan seperti triplek, kayu, partikel, karena
bahan-bahan ini tidak mudah terpengaruh terhadap suhu luar ruangan dengan
ketebalan 1 – 2 cm
2. Ventilasi udara : Ketika proses penetasan telur membutuhkan sirkulasi udara yang
baik untuk menunjang prose penetasan. Dengan kandungan oksigen 21% dan
karbonhidroksida hanya 5%, karena embrio telur yang ditetaskan akan mengeluarkan
karbonhidroksida sehingga ventilasi yang baik akan membantu proses penetasan.
3. Suhu dan kelembaban : Suhu dan kelembaban adalah hal yang fital dalam proses
penetasan, perubahan suhu dan kelembaban yang tidak terkontrol akan berakibat pada
gagalnya proses penetasan, masing-masing unggas memiliki kebutuhan suhu dan
kelembaban yang berbeda-beda (berkisar antara 100 – 104oF atau 37 – 40oC, skala
suhu dapat dilihat pada thermometer, sedangkan untuk kelembaban berkisar antara 60
– 60% skala kelembaban dapat dilihat pada hygrometer.
4. Ukuran kotak penetas : Jumlah telur yang akan ditetaskan tergantung dengan luas
kotak penetas yang disediakan sebagai contoh:
1. Triplek, papan kayu atau partikel untuk membuat kotak atau boks penetas, ukuran
sesuai dengan kebutuhan, jangan menggunakan bahan yang terlalu tipis karena suhu
tidak akan mencapai suhu yang diinginkan
2. Kawat kasa untuk membuat rak mesin
3. Karyu reng sebagai penyangga rak telur tetas
4. Baki sebagai tempat air untuk menjaga kelembaban
5. Paku
6. Lampu 5 watt dua buah
7. Kabel secukupnya
8. Saklar
9. Steker untuk mkenghubungkan dengan sumber listrik
10. Kaca transparan untuk melihat kondisi suhu, telur pada mesin penetas dan
ketersediaan air
11. Thermostat untuk mengendalikan suhu agar stabil
12. Thermometer untuk melihat berapa suhu pada mesin penetas
1. Gergaji kayu
2. Penggaris siku
3. Paku
4. Tang
5. Obeng
6. Pensil
7. Meteran
8. dll
Thermostat dipasang di atas ram penetasan salah satu potongan kotak penetas seperti pada
gambar dibawah ini, sedangkan untuk rangkaian listrik/cara menghubungkan lampu pijar
dengan thermostart adalah sebagai berikut
Cara mengatur suhu seperti gambar, harus dipantau dengan menggunakan thermometer agar
suhu sesuai dengan suhu yang diinginkan lihat gambar di bawah ini.
Lihat garis merah pada thermometer untuk melihat suhu yang telah dicapai pada mesin
penetas telur, apabila suhu lebih dari yang diinginkan maka putar baut kapsul searah jarum
jam (untuk menurunkan suhu), namun jika suhu kurang dari yang diinginkan maka putar
berlawanan dengan jarum jam untuk menaikkan suhu.
Sedangkan untuk pengaturan kelembaban menggunakan hygrometer. Bila kelembaban
kurang dari 50 – 60%, maka tambahkan air pada baki (ada beberapa peternak yang
menambahkan garam pada air untuk menaikkan kelmbaban). Sedangkan apabila kelembaban
melebihi yang diinginkan kurangi jumlah air dalam baki.
Pemilihan telur
Perlu dimengerti tidak semua telur dapat ditetaskan, telur yang dapat ditetaskan hanya telur
yang mempunyai syarat sebagai berikut:
Persiapan telur
1. Perlakuan pada telur
- Bersihkan telur dengan air hangat , alcohol 70%, formalin 40%
- Telur yang akan ditetaskan disimpan dengan kisaran suhu 10-18 dertajat celcius dan
kelembaban
60 – 75% (penyimpanan telur yang benar rongga udara ada diatas atau yang runcing
dibawah dan
tidak boleh lebih dari 5 hari)
Pelaksanaan penetasan
Posisi telur yang disarankan diletakan pada posisi kemiringan 40 derajat dan bagian runcing
dibawah bagian tumpul di atas
Perlu diingat posisi telur lancip selalu berada di bawah dan tumpul selalu berada di atas
dengan kemiringan 45 derajat
“SELAMAT MENCOBA”
Runing Test
Untuk dapat panen anak ayam (DOC) seminggu sekali diperlukan 3 mesin tetas dengan
kapasitas disesuaikan dengan perencanaan masing-masing peternak. Untuk peternak skala
kecil dan menengah dapat dicoba dengan mesin tetas kapasitas 100 – 500 telur. Pada ulasan
kali ini, anggap kita menggunakan mesin penetas dengan kapasitas 100 telur. Jumlah mesin
tetas yang digunakan adalah 3 buah, lama periode penetasan telur ayam adalah 21 hari.
Dengan jadwal penetasan seperti dalam table di atas, secara kontinyu peternak akan panen
DOC sebanyak 80 – 95 ekor setiap minggunya. Peternak juga dapat mengkondisikan hari
panennya, misalnya setiap hari sabtu atau setiap hari yang lain. Jika peternak secara rutin
memulai kegiatan penetasan (awal memasukkan telur ke dalam mesin tetas) setiap hari
minggu, maka setiap hari sabtu peternak akan panen doc (seperti contoh dalam table).
Analisis Keuntungan
Untuk menghitung keuntungan usaha penetasan telur ayam selama 1 bulan adalah sebagai
berikut :
Modal awal :
- 3 buah mesin tetas kapasitas 100 telur = 3 x Rp. 380.000 = Rp. 1.140.000
Pengeluaran :
- 400 telur ayam kampung = 400 x Rp. 2.000 = Rp. 800.000
- Biaya listrik = 20 watt x 3 = Rp. 25.000
- Jumlah = Rp. 825.000
Pemasukan :
- Panen DOC = 85 ekor x 4 periode x Rp. 5.000 = Rp. 1.700.000
Keuntungan :
Keuntungan = pemasukan – pengeluaran = Rp. 1.700.000 – Rp. 825.000 = Rp.875.000
Catatan :
Untuk meningkatkan keuntungan, yang dapat dilakukan oleh peternak adalah sebagai berikut
:
- Mempunyai indukan ayam sendiri untuk memenuhi kebutuhan telur tetas.
- Memperbesar kapasitas mesin tetas.
- Menambah jumlah mesin tetas, sehingga rentang masa panen DOC tidak lagi seminggu
sekali tetapi dapat panen 5 hari sekali, atau 3 hari sekali, bahkan jika manajemennnya sudah
baik peternak dapat panen DOC setiap hari dengan melipatgandakan jumlah mesin tetas yang
dipakai.
Di dunia perkulineran saat ini, olahan daging Bebek sangat populer dan sedang naik pamor.
Terbukti dengan semakin banyaknya Warung atau Restoran yang menyajikan menu masakan
lezat ini.
Tak heran tren ini telah menjadi daya tarik tersendiri bagi sebagian orang untuk menggeluti
usaha produksi daging dan telur bebek. Bahkan dari fakta di lapangan, potensi ekonomi yang
diperoleh lebih besar jika dibandingkan dengan berternak Ayam.
Proses Menetaskan Telur adalah sebuah seni belajar yang cukup menantang. Jika Anda
adalah seorang pemula di bidang ini, maka Janganlah Berputus asa ketika di awal-awal masih
mendapatkan hasil yang belum memuaskan.
Kesabaran, ketelatenan, keingintahuan yang tinggi, dan konsistensi adalah modal dasar yang
akan mendukung kesuksesan penetasan tersebut.
Dahulu untuk mengatasi masalah ini secara tradisional dapat dilakukan dengan bantuan
pengeraman oleh induk-induk ayam. Akan tetapi, cara ini memiliki keterbatasan yaitu hanya
sedikit jumlah telur yang bisa di tetaskan dalam satu waktu.
Tentunya cara ini tidaklah praktis lagi jika tujuannya ingin memproduksi bibit Bebek
Pedaging ataupun Bebek Petelur. Solusinya adalah menggunakan alat bantu Mesin Penetas
Telur.
Secara umum, antara penetasan Telur Bebek dengan Telur Ayam hampir sama prosesnya.
Perbedaan mendasarnya terletak pada lama waktu penetasan yang mana Inkubasi Telur
Bebek membutuhkan waktu kurang lebih 28 hari, sedangkan Telur Ayam sekitar 21 hari.
Kerasnya cangkang telur bebek juga merupakan faktor pembeda yang cukup berpengaruh
dalam proses penetasan.
Proses detail mengenai cara penetasan Telur Bebek berikut ini telah diuji dan dipraktikkan
langsung oleh Kelompok Tani Pusat Pelatihan Pertanian dan Perdesaan Swadaya (P4S)
“EKO JAYA” yang berlokasi di Desa Bulokarto, Kecamatan Gading Rejo, Kabupaten
Pringsewu, Provinsi Lampung.
Kelompok Tani Eko Jaya ini telah sukses membudidayakan Bebek Pedaging dan Bebek
Petelur yang beberapa jenis diantaranya adalah Bebek Peking, Bebek Hibrida, Bebek
Mojosari (Mojokerto), dan Bebek Alabio.
Salah satu faktor pendukung keberhasilan usaha penetasan telur adalah Lokasi
peletakan Mesin Penetas. Idealnya adalah lokasi yang:
Bagus tidaknya kualitas sebuah Mesin Penetas akan sangat mempengaruhi kesuksesan
proses penetasan telur bebek. Mesin Penetas yang Bagus akan mampu
mempertahankan kestabilan Suhu dan Kelembaban untuk proses penetasan, serta
memiliki Ventilasi Udara yang baik.Beberapa persiapan penting yang perlu dilakukan
sebelum Mesin Penetas digunakan adalah :
Dalam mengelola Usaha Penetasan Telur Bebek, proses pemilihan telur adalah
tahapan yang sangat penting karena akan menentukan tinggi rendahnya tingkat
keberhasilan penetasan (daya tetas).Adapun cara memilihnya dipengaruhi oleh
beberapa faktor, yaitu:
o Indukan harus mendapatkan Asupan Pakan yang Bagus secara Kualitas dan
Jumlahnya.
o Kesehatan Indukan Bagus.
o Umur Indukan Tidak Terlalu Muda (minimal 8 bulan) dan Tidak Terlalu Tua
o Rasio Indukan Jantan dengan Betina Maksimal 1:8
o Utamakan bentuk Telur yang Oval, jangan terlalu Lonjong atau Bulat. Cara
menilai Bentuk Telur Oval ialah Sumbu Pendek dibagi Sumbu Panjang dikali
100% . Bila nilainya antara 72% – 74% maka disebut Oval.
o Hindari Warna Telur yang Terlalu Biru atau Terlalu Putih. Jika terlalu biru,
cangkang telur biasanya sulit pecah, kalaupun bisa umumnya bebek akan
lumpuh. Sedangkan jika terlalu putih, biasanya DOD-nya akan kecil.
o Pisahkan Telur yang Retak, karena bisa meledak di dalam ruang mesin
penetas.
4. Persiapan Telur
o Masukkan telur ke dalam mesin tetas dengan Posisi Tidur atau Tegak
(letakkan bagian yang runcing di bawah dan bagian tumpul yang mengandung
rongga udara di posisi atas). Telur bisa langsung dimasukkan ke dalam mesin
atau dihangatkan (prewarming) terlebih dahulu dengan cara dilap perlahan-
lahan secara merata menggunakan air hangat.
o Cangkang Telur yang bersih akan memudahkan proses mengamati
perkembangan anakan bebek di dalam telur.
o Lakukan Candling (peropongan telur). Telur yang ada embrionya ditandai
dengan munculnya bintik hitam seperti mata yang ikut bergoyang ketika telur
digerakkan dan disekitarnya ada serabut-serabut kecil. Jika tidak ada tanda
tersebut, telur dikeluarkan saja dan masih bisa dikonsumsi. Lakukan
Peneropongan telur ditempat gelap agar bayangan telur tampak jelas.
o Ventilasi ditutup rapat hingga hari ke-3.
o Kontrol Suhu antara (37,8-38,9°C) atau (100-102°F).
o Tambahkan air pada wadah jika jumlah air dalam bak tersebut berkurang.
Hari ke-4
o Pada hari ke-4 ini, telur perlu diangin-anginkan (pendinginan) dengan cara
membuka tutup mesin penetas selama kurang lebih 10-15 menit. Proses
mengangin-anginkan telur perlu dilakukan setiap 3-4 hari sekali sampai hari
ke 25.
o Lakukan Proses Pembalikan Telur Harian. Disarankan telur di bolak-balik
minimal setiap 3 kali sehari dengan durasi tetap. Semakin sering makin baik.
Misalkan tiap 8 jam sekali, dimulai pagi pukul 06.00, siang pukul 14.00, dan
malam pukul 22.00.
o Lubang ventilasi mulai dibuka ¼ bagian.
o Kontrol suhu antara (37,8-38,8°C).
Catatan : Mengapa telur perlu didinginkan? Karena jika di amati pada Bebek yang
sedang mengerami telurnya, maka dia akan meninggalkan telur untuk berenang
beberapa saat kemudian kembali mengerami telurnya. Bahkan aktivitas tersebut
terkadang dilakukan setiap hari.
Hari ke-5
Hari ke-6
Hari ke-7
Catatan Penting : Segera keluarkan Telur tidak fertil dan Embrio mati yang di
temukan pada saat Candling. Jika dibiarkan, akan menjadi sumber Bakteri di dalam
ruang mesin penetas yang nantinya akan menghambat merusak telur-telur lainnya.
o Di hari ke-14, lakukan Candling untuk mengetahui embrio yang tetap hidup
atau sudah mati. Penampakan Embrio yang hidup akan terlihat mulai gelap
dengan rongga udara yang terlihat jelas.
o Pembalikan telur harian.
o Kontrol suhu antara (37,8-38,8°C).
o Penambahan air pada wadah jika jumlah air berkurang.
Hari ke-28
Kesimpulan
Menetaskan telur bebek adalah sebuah proses yang lebih menantang jika dibandingkan
dengan penetasan telur ayam.
Jika di awal percobaan, Anda mendapati tingkat keberhasilan penetasannya masih rendah,
jangan berputus asa.
Ulangi lagi proses penetasannya. Selalu catat Angka-angka pembacaan pada Suhu dan
Kelembaban di setiap harinya, lalu buatlah penyesuaian sampai Anda dapatkan tingkat
keberhasilan penetasan yang lebih baik.
Jika Anda dapati anakan bebek mati di dalam telur sebelum berhasil menetas, maka
kecurigaan terbesar adalah pada Tingkat Kelembabannya. Bebek lebih sensitif terhadap
tingkat kelembaban daripada ayam.
Seiring berjalannya waktu, pengetahuan Anda akan bertambah dengan informasi seputar
penetasan bebek, dan Anda akan mampu mengatasi kendala-kendalanya satu per satu.
Semoga beberapa tips dari praktisi lokal di atas bisa menjadi referensi terbaik bagi Anda
untuk bisa segera diaplikasikan teknik-tekniknya.
Selamat Mencoba!
===============
Sebagai referensi pembanding bagi Anda, ada pengalaman seorang peternak Bebek bernama
Tim Daniels berkebangsaan Inggris yang mungkin perlu Anda simak juga untuk memperkaya
pengetahuan terkait proses penetasan Telur Bebek, khususnya pada faktor Kelembaban yang
bisa Anda baca disini.
Menurutnya, telur tidak perlu dibersihkan sampai bersih, karena setiap telur telah memiliki
Lapisan Alami yang melindunginya dari kemungkinan masuknya bakteri melalui pori-pori
cangkang telur.
Dan terbukti, beberapa kali ia berhasil menetaskan telur-telur yang permukaan cangkangnya
masih kotor.