Anda di halaman 1dari 26

26

BAB III
VISKOSITAS BOLA JATUH

3.1 Tujuan

1. Mengetahui definisi dari Viskositas


2. Menentukan nilai kekentalan (viskositas) suatu cairan dengan
menggunakan metode Viskositas bola jatuh
3. Mengetahui prinsip kerja Viskositas
4. Membandingkan kecepatan bola jatuh pada fluida yang berbeda
5. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi Viskositas suatu fluida

3.2 Dasar Teori

3.2.1 Viskositas

Viskositas adalah ukuran ketahanan fluida terhadap


deformasi (perubahan bentuk) akibat tegangan geser atau
perubahan deformasi sudut (angular deformation). Viskositas
banyak dipengaruhi oleh gaya kohesi antar molekul. Viskositas dari
suatu fluida dibandingkan dengan tahanan terhadap gaya
menggeser fluida pada lapisan yang satu dengan yang lainnya. Bila
suhu naik gaya kohesi akan berkurang sehingga viskositas nya
berkurang, jadi kenaikan suhu pada zat cair akan menurunkan
viskositasnya.

Viskositas merupakan pengukuran dari ketahanan fluida


yang diubah baik dengan tekanan maupun tegangan. Pada masalah
sehari-hari (dan hanya untuk fluida), viskositas adalah "Ketebalan"
atau "pergesekan internal". Oleh karena itu, air yang "tipis",
memiliki viskositas lebih rendah, sedangkan madu yang "tebal",
memiliki viskositas yang lebih tinggi. Sederhananya, semakin
rendah viskositas suatu fluida, semakin besar juga pergerakan dari
fluida tersebut

Laporan Resmi Praktikum Mekanika Fluida


27

a. Viskositas Dinamik (Absolute)

Menurut Newton, tegangan geser dalam suatu fluida


sebanding dengan laju perubahan kecepatan normal aliran, laju
kecepatan ini juga sering disebut gradient kecepatan.

Fluida yang memenuhi persamaan ini adalah fluida


newton (Newtonian fluid) dimana viskositas tidak bergantung
pada besarnya deformasi dv/dy, contoh: air, udara, gas. Zat-zat
yang tidak memenuhi persamaan tersebur disebut non-
Newtonian, dapat bersifat plastis (pasta gigi), shear thinning
(kecap), atau shear thickening.

𝜏
µ =
𝑑𝑣/𝑑𝑦
.............................................. Persamaan 3.5

F𝑥𝐴
µ =
𝑑𝑣/𝑑𝑦
.............................................. Persamaan 3.6

Dengan faktor µ kesebandingan yang dikenal sebagai


koefisien viskositas dinamik. Dalam satuan SI, tegangan geser
diekspresikan dalam N/m2 (Pa) dan gradient kecepatan dalam
(m/s)

b. Viskositas Kinematik

Viskositas kinematik didefinisikan sebagai nisbah


(perbandingan) viskositas dinamik terhadap densitas. Viskositas
kinematik adalah ukuran bagi sifat hambatan bagi cairan.
Viskositas kinematis ini dipengaruhi oleh gravitasi. Konsep
dasar viskositas kinematik adalah perkembangan
dari penggunaan cairan untuk menghasilkan aliran melalui suatu
tabung kapiler. Koefisien viskositas absolut, apabila dibagi oleh
kerapatan fluidanya disebut viskositas kinematik. Dalam sistem

Laporan Resmi Praktikum Mekanika Fluida


28

metrik satuan viskositas disebut Stoke dan mempunyai satuan


centimeter kuadrat per detik. Biasanya didapatkan satuan
pembanding yang lebih kecil yaitu centistoke dan besarnya sama
dengan seperseratus stoke.

µ
V =
𝜌
.............................................. Persamaan 3.7

Dengan dimensi luas permukaan dalam satuan SI (m2/s).

3.2.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi Viskositas

1. Suhu
Jika suhu naik maka viskositas akan turun, dan begitu
sebaliknya. Hal ini disebabkan karena adanya gerakan
partikel-partikel cairan yang semakin cepat apabila suhu
ditinggikan dan menurun kekentalannya.

2. Konsentrasi Larutan

Konsentrasi merupakan ukuran yang menggambarkan


banyaknya zat di dalam suatu campuran dibagi dengan volume
total campuran tersebut. Suatu larutan dengan konsentrasi
tinggi akan memiliki viskositas yang tinggi pula, karena
konsentrasi larutan menyatakan banyaknya partikel zat yang
terlarut, gesekan antara partikel semakin tinggi dan
viskositasnya semakin tinggi pula.

3. Berat Molekul Solute

Karena dengan adanya solute yang berat akan


menghambat atau member beban yang berat pada cairan
sehingga menaikan viskositas.

Laporan Resmi Praktikum Mekanika Fluida


29

4. Tekanan

Semakin tinggi tekanan maka semakin besar


viskositas suatu cairan. Rumus dari tekanan dapat juga
digunakan untuk menerangkan mengapa pisau yang diasah dan
permukaannya menipis menjadi tajam. Semakin kecil luas
permukaan, dengan gaya yang sama akan dapatkan tekanan
yang lebih tinggi.

5. Penambahan Zat Lain

Penambahan gula tebu meningkatkan viskositas air.


Adanya bahan seperti bahan suspense menaikan viskositas air.
Pada minyak ataupun gliserin adanya penambahan air akan
menyebabkan viskositas akan turun karena gliserin maupun
minyak akan semakin encer, waktu alirnya semakin cepat.

3.2.3 Viskosimeter Bola Jatuh

Apabila suatu benda bergerak dalam zat cair atau


sebaliknya akan timbul gaya yang besarnya berbanding lurus
dengan kecepatannya.

Pada percobaan ini bola kecil dijatuhkan pada cairan yang


diukur kekentalannya. Mula-mula bola akan mengalami percepatan
dikarenakan gravitasi, namun karena kekentalan percepatan bola
berkurang dan akhirnya nol. Pada saat itu kecepatan bola tetap
(kecepatan terminal Vm).

Laporan Resmi Praktikum Mekanika Fluida


30

Maka menurut hukum Stokes

2r2 g
Vm = (ρ-ρo)

................................................... Persamaan 3.8

Dimana :
Vm = Kecepatan terminal (cm/dt)
η = Viskositas
r = jari-jari bola
ρ = rapat massa bola (gr/cm3)
ρo = rapat massa cairan (gr/cm3)

Pada persamaan 3.8 dinganggap diameter tabung relatif


lebih besar dari diameter bola. Bila perbandingan diameter tidak
terlalu besar perlu diberikan koreksi:

F = (1 + 2,4 r/R)
.......................................................... Persamaan 3.9

Dimana :
R = Jari-jari tabung bagian dalam

3.2.4 Jenis-jenis Fluida

Fluida pada dasarnya terbagi atas dua kelompok besar


berdasarkan sifatnya, yaitu fluida cairan dan fluida gas
berdasarkan:

1. Fluida Newton: Dalam fluida Newton terdapat hubungan


linier antara besarnya tegangan geser diharapkan dan laju
perubahan bentuk yang diakibatkan.

2. Fluida non Newton: Disini terdapat hubungan yang tak linier


antara besarnya tegangan geser yang diterapkan dengan laju
perubahan sudut.

Laporan Resmi Praktikum Mekanika Fluida


31

Namun dapat diklasifikasikan berdasarkan hal berikut:

 Fluida incompressible (tidak termampatkan), yaitu fluida yang


tidak dapat dikompresi atau volumenya tidak dapat ditekan
menjadi lebih kecil sehingga r-nya (P) konstan.
 Fluida compressible (termampatkan), yaitu fluida yang dapat
dikompresi atau volumenya dapat ditekan menjadi lebih kecil
sehingga r-nya (P) tidak konstan.

a. Berdasarkan kemampuan menahan tekanan.

b. Berdasarkan struktur molekulnya.

o Cairan: Fluida yang cenderung mempertahankan volumenya


karena terdiri atas molekul-molekul tetap rapat dengan gaya
kohesif yang relatif kuat menahan dan fluida cairan praktis
tak compressible.
o Gas: Fluida yang volumenya tidak tertentu karena jarak antar
molekul-molekul besar dan gaya kohesif nya kecil sehingga
gas akan memuai bebas sampai tertahan oleh dinding yang
mengukungnya. Pada fluida gas, gerakan momentum antara
molekulnya sangat tinggi, sehingga sering terjadi tumbukan
antar molekul.

c. Berdasarkan tegangan geser yang dikenakan:

o Fluida Newton adalah fluida yang memiliki hubungan linier


antara besarnya tegangan geser yang diberikan dengan laju
perubahan bentuk yang diakibatkan.
o Fluida non Newton adalah fluida yang memiliki hubungan
tak linier dengan besarna tegangan geser dengan laju
perubahan bentuk sudut.

Laporan Resmi Praktikum Mekanika Fluida


32

d. Berdasarkan sifat alirannya:

o Fluida bersifat laminer (stream line), dimana alirannya


memiliki lintasan lapisan batas yang panjang, sehingga
dikatakan juga aliran berlapis-lapis
o Fluida bersifat turbulen, dimana alirannya mengalami
pergolakan (berputar-putar).

3.2.5 Sifat-Sifat Fluida

Beberapa diantara sifat-sifat fisis fluida adalah:

1. Densitas (massa jenis) dan berat spesifik Densitas merupakan


massa persatuan volume, sedangkan berat spesifik adalah berat
persatuan volume. Semakin tinggi massa jenis suatu benda,
maka semakin besar pula massa setiap volumenya. Massa jenis
rata-rata setiap benda merupakan total massa dibagi dengan
total volumenya. Sebuah benda yang memiliki massa jenis
lebih tinggi (misalnya besi) akan memiliki volume yang lebih
rendah daripada benda bermassa sama yang memiliki massa
jenis lebih rendah (misalnya air).

2. Pressure, dalam hal ini ada tekanan absolute dan juga tekanan
alat ukur (gauge pressure) yang disebut tekanan alat ukur
adalah tekanan absolute dikurangi tekanan atmosfer (1 atm).
Tekanan fluida biasanya diukur dengan manometer (cairan)
atau barometer (gas). Yang disebut terakhir tidak lain adalah
tekanan absolute dikurangi tekanan atmosfer (1 atm). Tekanan
fluida diukur oleh manometer (cairan) dan barometer (gas).
Satuan tekanan dapat dihubungkan dengan satuan volume (isi)
dan suhu. Semakin tinggi tekanan di dalam suatu tempat
dengan isi yang sama, maka suhu akan semakin tinggi. Hal ini
dapat digunakan untuk menjelaskan mengapa suhu di
pegunungan lebih rendah daripada di dataran rendah, karena di

Laporan Resmi Praktikum Mekanika Fluida


33

dataran rendah tekanan lebih tinggi. Akan tetapi pernyataan ini


tidak selamanya benar atau terkecuali untuk uap air, uap air
jika tekanan ditingkatkan maka akan terjadi perubahan dari gas
kembali menjadi cair. (dikutip dari wikipedia : kondensasi).
Rumus dari tekanan dapat juga digunakan untuk menerangkan
mengapa pisau yang diasah dan permukaannya menipis
menjadi tajam. Semakin kecil luas permukaan, dengan gaya
yang sama akan dapatkan tekanan yang lebih tinggi.

3. Temperatur (suhu), panas spesifik (specific heat),


konduktivitas termal, dan koefisien espansi termal. Panas
spesifik adalah jumlah energy panas yang diperlukan untuk
menaikan satu satuan masa sebesar satu derajat. Konduktivitas
termal menunjukan kemampuan fluida untuk menghantarkan
panas. Sedangkan espansi termal menghubungkan antara
temperature dan densitas pada tekanan konstan.

4. Kompressibilitas, dalam hal ini, fluida bisa dibagi menjadi


compressible fluid dan incompressible fluid. Secara umum
cairan bersifat kompresibel sedang gas bersifat inkompresibel.
Kemampuan suatu fluida untuk bisa di kompresi biasanya
dinyatakan dalam bulk, compressibility, modulus. Istilahnya
dibedakan dengan istilah compressible flow dan
incompressible flow. Compressible flow adalah aliran dimana
densitas fluida nya tidak berubah didalam medan aliran,
misalnya air. Sedangkan incompressible flow adalah aliran
dimana densitas nya berubah didalam medan aliran, misalnya
aliran udara.

5. Viskositas, menunjukan resistansi satu lapisan untuk meluncur


diatas lapisan lainnya. Viskositas merupakan pengukuran dari
ketahanan fluida yang diubah baik dengan tekanan maupun
tegangan. Pada masalah sehari-hari (dan hanya untuk fluida),

Laporan Resmi Praktikum Mekanika Fluida


34

viskositas adalah "Ketebalan" atau "pergesekan internal". Oleh


karena itu, air yang "tipis", memiliki viskositas lebih rendah,
sedangkan madu yang "tebal", memiliki viskositas yang lebih
tinggi. Sederhananya, semakin rendah viskositas suatu fluida,
semakin besar juga pergerakan dari fluida tersebut.

Definisi lain dari viskositas dikaitkan dengan tidak


adanya geseran (shear). Dengan demikian, viskositas
berhubungan langsung dengan besarnya fraksi dan shear yang
terjadi pada partikel fluida. Dalam hal ini, fluida bisa
dibedakan menjadi viscous fluid dan inviscid fluid. Sebetulnya,
semua fluida mempunyai viskositas, seberapapun kecilnya.
Namun pada saat viskositas nya kecil dan sangat diabaikan,
maka biasanya di asumsikan sebagai inviscid fluid. Fluida
yang berada didalam lapis batas (layer) biasanya diperlakukan
sebgaiai viscous. Sedangkan fluida yang berada di luar disebut
inviscid. Fluida yang berada di lapis batas sebagai sifat
viskositas nya akan membentuk gradien kecepatan. Pada fluida
Newtonian gradien kecepatan berubah sebagai linier terhadap
besarnya tegangan geser. Sebaliknya, pada fluida non-
Newtonian, hubungan antara gradien kecepatan dan besarnya
tegangan geser tidak linier.

6. Tegangan permukaan, adalah besarnya gaya tarik yang bekerja


pada permukaan fluida (cair). Definisi lainnya bahwa
intensitas daya tarik menarik molekul persatuan panjang, pada
suatu garis manapun dan permukaan fluida. Dimensinya
adalah gaya persatuan panjang. Besarnya tegangan permukaan
diperngaruhi oleh beberapa faktor, seperti jenis cairan, suhu,
dan, tekanan, massa jenis, konsentrasi zat terlarut, dan
kerapatan. Jika cairan memiliki molekul besar seperti air,
maka tegangan permukaannya juga besar. salah satu faktor

Laporan Resmi Praktikum Mekanika Fluida


35

yang mempengaruhi besarnya tegangan permukaan adalah


massa jenis/ densitas (D), semakin besar densitas berarti
semakin rapat muatan – muatan atau partikel-partikel dari
cairan tersebut. Kerapatan partikel ini menyebabkan makin
besarnya gaya yang diperlukan untuk memecahkan permukaan
cairan tersebut. Hal ini karena partikel yang rapat mempunyai
gaya tarik menarik antar partikel yang kuat. Sebaliknya cairan
yang mempunyai densitas kecil akan mempunyai tegangan
permukaan yang kecil pula.

3.3 Alat dan Bahan

3.3.1 Alat
Tabel 3.1 Alat Yang Digunakan Pada Percobaan Viskositas

No. Gambar Alat Fungsi

1.  Digunakan untuk mengukur


suatu benda dengan tingkat
ketelitian mencapai satu per
seratus milimeter.

Gambar 10 Jangka
Sorong

Laporan Resmi Praktikum Mekanika Fluida


36

2.  Digunakan untuk
menggantungkan
viskosimeter.

Gambar 11 Kaki Tiang

3.  Digunakan untuk mengukur


panjang suatu benda.

Gambar 12 Mistar

4.  Digunakan untuk mengukur


benda atau berat.

Gambar 13 Neraca Digital

Laporan Resmi Praktikum Mekanika Fluida


37

5.  Digunakan untuk mengambil


bola yang ada didalam
lubang kaca.

Gambar 14 Pengait Bola

6.  Digunakan untuk mengukur


waktu dalam satuan detik.

Gambar 15 Stopwatch

7.  Digunakan untuk tempat


fluida.

Gambar 16 Tabung Kaca

Laporan Resmi Praktikum Mekanika Fluida


38

8.  Digunakan untuk
menggantungkan tabung
kaca.

Gambar 17 Tiang

3.3.2 Bahan
Tabel 3.2 Bahan Yang Digunakan Pada Percobaan Manometer

No. Gambar Bahan Fungsi

1.  Diguanakan sebagai
penentuan viskositas

Gambar 18 Bola

2.  Digunakan sebagai bahan


yang akan digunakan pada
bola.

Gambar 19 Fluida Gel

Laporan Resmi Praktikum Mekanika Fluida


39

3.  Digunakan sebagai bahan


yang akan digunakan pada
bola.

Gambar 20 Fluida
Minyak

4.  Digunakan sebagai bahan


yang akan digunakan pada
bola.

Gambar 21 Fluida Oil

Laporan Resmi Praktikum Mekanika Fluida


40

3.4 Prosedur Percobaan

Mengukur jari-jari bola dengan jangka sorong

Menimbang massa bola dengan massa digital

Memperhatikan kedudukan dimana kelereng dianggap mencapai kecepatan


terminal

Menandai kedudukan tersebut sebagai kedudukan T

Menjatuhkan kelereng dari permukaan dan hitung waktu kelereng mencapai


dasar ketika mulai mencapai titik T sampai dasar

Mencatat panjang lintasan dan waktu tempuh

Mengambil bola menggunakan pengait bola

Melakukan percobaan yang sama untuk cairan yang berbeda

Merapikan alat dan bahan

Laporan Resmi Praktikum Mekanika Fluida


41

3.5 Hasil Pengamatan

Tabel 2.3
Hasil Pengamatan Percobaan Viskositas Bola Jatuh

Fluida Dbola (m) Mbola Danalog ρfluida hlintasan ttempuh (s)


(Kg) (m) (Kg/m3) (m)
Minyak 7,9 x 10-5 0,002 0,0356 848 0,5 0,8
Oli 0,0151 0,0056 0,0356 857 0,5 3,63
Gel 0,0181 0,0281 0,0356 1004 0,5 1,78

3.6 Pengolahan Data

3.6.1 Percobaan Pertama (Minyak)

Diketahui :
D(bola) = 7,9 x 10-5 m
m(bola) = 0,002 kg
D(tabung) = 0,0356 m
ρfluida = 848 kg/m3
h = 0,5 m
ttempuh = 0,8 s
= 17,44 tsayblot detik
Ditanya :
V(bola) =…?
ρ(bola) =…?
Vm =…?
F =…?
rprl =…?
A =…?
µ =…?
ν =…?
µsaybolt =…?

Laporan Resmi Praktikum Mekanika Fluida


42

νsaybolt =…?
Jawab :
V(bola) = 4/3 πr3
= 7,741 x 10-13 m3
mbola
ρ(bola) = Vbola

= 2583645523,8 Kg/m3

Vm = Ttempuh

= 0,625 m/s

F = mbola x g

= 0,020 N

ρfluida
rprl =
ρair

= 0,848

A = π (Dtabung)2

= 3,378 x 10-3 m2

F/A
µ =
dv/dy

= 16,876 Pa.s
µ
ν =
ρfluida

= 0,020 m/s2

µsaybolt = (0,00226.t – 1,95/t) x rprl

= - 0,061 centipoise

νsaybolt = (0,00226.t – 1,95/t)

= - 0,073 centistroke

Laporan Resmi Praktikum Mekanika Fluida


43

3.6.2 Percobaan Kedua (Oli)

Diketahui :
D(bola) = 0,051 m
m(bola) = 0,0056 kg
D(tabung) = 0,0356 m
ρfluida = 857 kg/m3
h = 0,5 m
ttempuh = 3,63 s
= 79,134 tsayblot detik
Ditanya :
V(bola) =…?
ρ(bola) =…?
Vm =…?
F =…?
rprl =…?
A =…?
µ =…?
ν =…?
µsaybolt =…?
νsaybolt =…?
Jawab :
V(bola) = 4/3 πr3
= 6,942 x 10-5 m3
mbola
ρ(bola) = Vbola

= 80,66 Kg/m3
h
Vm = Ttempuh

= 1,815 m/s

F = mbola x g

= 0,549 N

Laporan Resmi Praktikum Mekanika Fluida


44

ρfluida
rprl =
ρair

= 0,857

A = π (Dtabung)2

= 3,98 x 10-3 m2

F/A
µ =
dv/dy

= 185,618 Pa.s
µ
ν =
ρfluida

= 0,217 m/s2

µsaybolt = (0,00226.t – 1,95/t) x rprl

= 0,132 centipoise

νsaybolt = (0,00226.t – 1,95/t)

= 0,154 centistroke

3.6.3 Percobaan Ketiga (Gel)

Diketahui :
D(bola) = 0,0181 m
m(bola) = 0,0281 kg
D(tabung) = 0,0356 m
ρfluida = 1004 kg/m3
h = 0,5 m
ttempuh = 1,78 s
= 38,804 tsayblot detik
Ditanya :
V(bola) =…?
ρ(bola) =…?
Vm =…?

Laporan Resmi Praktikum Mekanika Fluida


45

F =…?
rprl =…?
A =…?
µ =…?
ν =…?
µsaybolt =…?
νsaybolt =…?
Jawab :
V(bola) = 4/3 πr3
= 3,103 x 10-6 m3
mbola
ρ(bola) = Vbola

= 9055,078 Kg/m3
h
Vm = Ttempuh

= 0,281 m/s

F = mbola x g

= 2,757 N

ρfluida
rprl =
ρair

= 1,004

A = π (Dtabung)2

= 3,982 x 10-3 m2

F/A
µ =
dv/dy

= 1231,967 Pa.s
µ
ν =
ρfluida

= 1,227 m/s2

Laporan Resmi Praktikum Mekanika Fluida


46

µsaybolt = (0,00226.t – 1,95/t) x rprl

= 0,0381 centipoise

νsaybolt = (0,00226.t – 1,95/t)

= 0,038 centistroke

3.6.4 Data Terbaik (viskositas dinamik)


µ1 + µ2 + µ3
µ =
3
16,876 + 185,618 + 1221,967
=
3
= 478,154 Pa.s
(µ)2 = (478,154)2
= 228631,247 Pa2.s2
Σµ2 = µ12 + µ22 + µ32
= (268,403) + (34454,042) + (1517742,699)
= 1552481,53 Pa2.s2

Σµ2 - n (µ2 )
∆µ =√
n(n-1)

1552481 − 3(228631,247)
=√
3(3-1)

= 380,041 Pa.s
Data terbaik :
µ - ∆µ = 478,154 – 380,041
= 98,114 Pa.s
µ + ∆µ = 478,154 + 380,041
= 858,195 Pa.s
Jadi data terbaik dari viskositas dinamik berkisar antara
98,114 Pa.s sampai dengan 858,195 Pa.s.

Laporan Resmi Praktikum Mekanika Fluida


47

3.6.5 Data Terbaik (viskositas kinematik)


ν1 + ν2 + ν3
ν =
3
0,020 + 0,217 + 1,227
=
3
= 0,488 m2/s.
(ν)2 = (0,488)2
= 0,238 m4/s 2
Σν2 = ν12 + ν22 + ν32
= (0,020)2 + (0,217)2 + (1,227)2
= 1,553 m4/s 2

Σν2 - n (ν2 )
∆ν =√
n(n-1)

1,533 − 3(0,238)
=√
3(3-1)

= 0,369 m2/s
ν - ∆ν = 0,488 – 0,369
= 0,119 m2/s
ν + ∆ν = 0,488 + 0,369
= 0,857 m2/s
Jadi data terbaik dari viskositas kinematik berkisar antara
0,119 m2/s sampai dengan 0,857 m2/s.

3.6.6 Data Terbaik (viskositas dinamik saybolt)


µ1 + µ2 + µ3
µ =
3
−0,061 + 0,132 + 0,038
=
3
= 0,036 centipoise.
(µ)2 = (0,036)2
= 1,296 x 10-3 centipoise2
Σµ2 = µ12 + µ22 + µ32
= (-0,061)2 + (0,132)2 + (0,038)2

Laporan Resmi Praktikum Mekanika Fluida


48

= 0,023 centipoise 2

Σµ2 - n (µ2 )
∆µ =√
n(n-1)

0,023 − 3(0,00196)
=√
3(3-1)

= 0,056 centipoise
ν - ∆ν = 0,036 – 0,056
= - 0,020 centipoise
ν + ∆ν = 0,036 + 0,056
= 0,092 centipoise
Jadi data terbaik dari viskositas kinematik berkisar antara
– 0,020 centipoise sampai dengan 0,092 centipoise.
3.6.5 Data Terbaik (viskositas kinematik saybolt)
ν1 + ν2 + ν3
ν =
3
− 0,073 + 0,154 + 0,037
=
3
= 0,040 centistroke.
(ν)2 = (0,040)2
= 1,6 x 10-3 cs2
Σν2 = ν12 + ν22 + ν32
= (- 0,073)2 + (0,154)2 + (0,037)2
= 0,030 cs2

Σν2 - n (ν2 )
∆ν =√
n(n-1)

0,030 − 3(0,0016)
=√
3(3-1)

= 0,065 cs
ν - ∆ν = 0,040 – 0,065
= - 0,025 cs
ν + ∆ν = 0,040 + 0,065
= 0,105 cs

Laporan Resmi Praktikum Mekanika Fluida


49

Jadi data terbaik dari viskositas kinematik berkisar antara


– 0,025 cs sampai dengan 0,105 cs.

Tabel 2.4
Hasil Pengolahan Data Percobaan Manometer
Fluida Dbola (m) ρfluida µ (Pa.s) ν µsaybolt νsaybolt
(Kg/m3) (Pa.s) (cp) (cs)
Minyak 7,9 x 10-5 848 16,876 0,020 -0,061 -0,072
Oli 0,0151 857 185,618 0,217 0,132 0,154
Gel 0,0181 1004 1231,967 1,227 0,038 0,037
∑ 1434,461 1,464 0,109 0,119
x 478,154 0,488 0,363 0,014
2.6.8 Grafik µ terhadap µsaybolt
2.6.9 Grafik ν terhadap νsaybolt

2.7 Analisa Data

Pada praktikum Mekanika Fluida ini tentang percobaan Viskositas


Bola Jatuh, yang mempunyai beberapa tujuan, antara lain mengetahui
definisi dari viskositas, menentukan nilai kekentalan (viskositas) suatu
cairan dengan menggunakan metode viskositas bola jatuh, mengetahui
prinsip kerja viskosimeter, membandingkan kecepatan bola jatuh pada
fluida yang berbeda, dan mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi
viskositas pada fluida.

Pada percobaan ini dilakukan beberapa tahapan, mulai dari


mengukur jari-jari bola dengan jangka sorong, menimbang masa bola
dengan neraca digital, memperhatikan kedudukan dimana kelereng
dianggap mencapai kecepatan terminal, menandai kedudukan tersebut
dengan kedudukan T, menjatuhkan kelereng dari permukaan dan hitung
waktu kelereng mencapai dasar ketika mulai mencapai titik T sampai dasar,
mencatat panjang lintasan dan waktu tempuh, mengambil bola dengan

Laporan Resmi Praktikum Mekanika Fluida


50

pengait bola, melakukan percobaan yang sama untuk cairan yang berbeda,
merapikan alat dan bahan.

Dari percobaan ini bahwa prinsip viskositas adalah ukuran


ketahanan fluida terhadap deformasi (perubahan bentuk) akibat tegangan
geser atau perubahan deformasi sudut. Dan sesuai dengan apa yang didapat
dalam proses percobaan praktikum, dimana suatu fluida yang semakin
kental akan memperlambat gerak atau kecepatannya dari suatu benda yang
dijatuhkan dan viskositas juga ditentukan oleh naik atau tidaknya suatu
suhu. Pada percobaan kali ini terdapat analisa kesalahan, yaitu antara lain
praktikum belum meluruskan pengait bola pada saat menjatuhkan bola
kelereng.

2.8 Kesimpulan

Pada percobaan ini dapat disimpulkan bahwa:

1. Viskositas merupakan ukuran ketahanan fluida terhadap deformasi


(perubahan bentuk) akibat tegangan geser atau perubahan deformasi
sudut.
2. Pada percobaan ini suatu kekentalan akan terlihat apabila kecepatan
suatu benda yang dijatuhkan akan semakin kecil terhadap fluida yang
memiliki kekentalan yang tinggi.
3. Apabila suatu benda bergerak dalam zat cair atau sebaliknya akan
timbul gaya yang besarnya sebanding lurus dengan kecepatannya.
4. Pada fluida yang mempunyai kekentalan tinggi maka kecepatan dari
bendanya akan semakin berkurang atau lambat.
5. Faktor-faktornya ada Suhu, Konsentrasi Larutan, Berat Molekul Solute,
Tekanan dan Tambahan Zat Lain.
6. Pada percobaan ini konsep atau tata cara yang sudah ada didalam teori
sesuai dengan apa yang dipraktikan.

Laporan Resmi Praktikum Mekanika Fluida


51

7. Pada percobaan kali ini ada beberapa analisa kesalahan antara lain
praktikan belum meluruskan pengait bola pada saat menjatuhkan bola
kelereng.

Laporan Resmi Praktikum Mekanika Fluida

Anda mungkin juga menyukai