Anda di halaman 1dari 9

KEBERADAAN KITAB TAURAT MELALUI LITERATUL ISLAM

kitab Taurat dibahas dalam kitab suci al-qur'an surat al-maidah ayat 44
Keberadaan kitab asli Taurat dan Zabur saat ini diragukan kebenarannya, karena dua kitab
tersebut, bersama injil sebenarnya sudah dilebur dan disempurnakan oleh Allah, Tuhan YME,
dalam Al Quran. Untuk kitab Taurat saat yang digunakan kaum Yahudi saat ini, isinya sudah
banyak yang melenceng dari aslinya, begitu juga dengan kitab Zabur, yang diklaim sebagian
orang masih ada saat ini.
Simak lebih lanjut di Brainly.co.id - https://brainly.co.id/tugas/516041#readmore
Sesungguhnya Kami telah menurunkan Kitab Taurat di dalamnya (ada) petunjuk dan cahaya
(yang menerangi), yang dengan Kitab itu diputuskan perkara orang-orang Yahudi oleh nabi-
nabi yang menyerah diri kepada Allah, oleh orang-orang alim mereka dan pendeta-pendeta
mereka, disebabkan mereka diperintahkan memelihara kitab-kitab Allah dan mereka menjadi
saksi terhadapnya. Karena itu janganlah kamu takut kepada manusia, (tetapi) takutlah
kepada-Ku. Dan janganlah kamu menukar ayat-ayat-Ku dengan harga yang sedikit. Barang
siapa yang tidak memutuskan menurut apa yang diturunkan Allah, maka mereka itu adalah
orang-orang yang kafir. Dan kami telah menetapkan terhadap mereka di dalamnya (At
Taurat) bahwasanya jiwa (dibalas) dengan jiwa, mata dengan mata, hidung dengan hidung,
telinga dengan telinga, gigi dengan gigi, dan luka-luka (pun) ada kisasnya.
pembahasan dalam surat al-maidah ayat 44 tersebut sebagaimana terdapat dalam taurat surat
keluaran ayat 23-25
pembahasan tentang injil terdapat dalam surat al-hadid ayat 27
Kemudian Kami iringkan dibelakang mereka rasul-rasul Kami dan Kami iringkan (pula) Isa
putra Maryam; dan Kami berikan kepadanya Injil dan Kami jadikan dalam hati orang-orang
yang mengikutinya rasa santun dan kasih sayang. Dan mereka mengada-adakan rahbaniyyah
padahal Kami tidak mewajibkannya kepada mereka tetapi untuk mencari keridhaan Allah,
lalu mereka tidak memeliharanya dengan pemeliharaan yang semestinya. Maka kami berikan
kepada orang-orang yang beriman diantara mereka pahalanya dan banyak di antara mereka
orang-orang yang fasik.
pembahasan dalam surat al-hadit ayat 27 ini sama dg kitab injil , markus ayat 26-28
TANGGAPAN KEBERADAAN KITAB SUCI DAN BANDINGAN
DENGAN ISI AL-QUR’AN

Telah diterangkan sebelumnya bahwa seorang Nabi menerima syariat melalui wahyu yang
berasal dari tuhan untuk dan dirinya dan juga bisa diberikan kepada selainnya, sedangkan
rasul adalah seorang Nabi yang bertugas menyampaikan syariat, petunjuk aatau hal lainnya
kepada sebagian umat yang menjadi tanggungannya, jadi seorang Rasul pastilah dia seorang
Nabi dan dengan demikian seorang Nabi belum tentu berfungsi sebagai Rasul.
Rasul menerima suhuf atau Kitab yang dalam arti harfiahnya bermakna lembaran-lembaran
yang tertulis, tertulis dalam arti belum tentu yang ditulis oleh si penerima wahyu, tentang
syariat, perintah atau larangan, diantaranya adalah :
1. Nabi ibrahim AS
2. Nabi Musa AS, disebut Taurat, berisi hukum syariat yang ditujukan kepada Bani
Israil.
3. Nabi Daud AS, disebut Zabur, juga ditujukan kepa Bani Israil.
4. Nabi Isa al-Masih AS, disebut injil yang merupakan penyempurnaan dan penjelas
bagi kitab-kitab sebelumnya yaitu Zabur dan Taurat dan ditujukan juga untuk Bani Israil.
5. Nabi Muhammad SAW, disebut Al-Qur'an, merupakan petunjuk berupa syariat dan
hukum bagi seluruh umat manusia dan sebagai penjelas dan penyempurna kitab-kitab Allah
sebelumnya. Jadi Al-Quran merupakan wahyu tertulis terakhir (Final Revelation) berisi
tentang penjelasan segala sesuatu yang diperlukan manusia dalam menempuh kehidupan di
dunia agar mencapai kesejahteraan, keselamatan dengan tujuan akhir adalah kebahagiaan
hidup di akhirat nanti.
Semua kitab-kitab tersebut berasal dari Yang Maha Kuasa, Yang Maha Tahu, Tuhan Semesta
Alam, Allah SWT. Oleh karena sumbernya satu, maka semua ajarannya adalah sejalan
selaras dan bisa dijadikan dasar untuk membenarkan kitab-kitab sebelumnya.
Allah SWT menurunkan kitab kepada umat manusia dengan tujuan memberikan petunjuk
jalan, hukum-hukum dan syariat yang bisa digunakan oleh manusia yang beriman untuk
keselamatan dunia dan akhirat.
Pengertian Kitab dan Suhuf
Kitab yaitu kumpulan wahyu Allah yang disampaikan kepada para rasul untuk diajarkan
kepada manusia sebagai petunjuk dan pedoman hidup. Suhuf yaitu wahyu Allah yang
disampaikan kepada rasul, tetapi masih berupa lembaran-lembaran yang terpisah.
Ada persamaan dan perbedaan antara kitab dan suhuf
Persamaan
Kitab dan suhuf sama-sama wahyu dari Allah.
Perbedaan
1. Isi kitab lebih lengkap daripada isi suhuf
2. Kitab dibukukan sedangkan suhuf tidak dibukukan.
Allah menyatakan bahwa orang mukmin harus meyakini adanya kitab-kitab suci yang turun
sebelum Al Qur’an seperti disebutkan dalam firman Allah SWT:
“Wahai orang-orang yang beriman, tetaplah beriman kepada Allah dan rasul-Nya dan
kepada kitab yang Allah turunkan kepada rasul-Nya, serta kitab yang Allah turunkan
sebelumnya”. (QS An Nisa : 136)
Selain menurunkan kitab suci, Allah juga menurunkan suhuf yang berupa lembaran-lembaran
yang telah diturunkan kepada para nabi seperti Nabi Ibrahim a.s dan nabi Musa a.s. Firman
Allah SWT: “ (yaitu) suhuf-suhuf (kitab-kitab) yang diturunkan kepada Ibrahim dan Musa”
(Al A’la : 19)
Kitab-kitab Allah berfungsi untuk menuntun manusia dalam meyakini Allah SWT dan apa
yang telah diturunkan kepada rasul-rasul-Nya sebagaimana digambarkan dalam firman Allah
SWT: “Katakanlah (hai orang-orang mukmin), kami beriman kepada Allah dan apa yang
diturunkan kepada kami dan apa yang diturunkan kepada Ibrahim, Ismail, Ishak, Yakub, dan
anak cucunya dan apa yang kami berikan kepada Musa dan Isa seperti apa yang diberikan
kepada nabi-nabi dari Tuhannya. Kami tidak membeda-bedakan seorang pun diantara
mereka dan kami hanya patuh kepada-Nya.” (QS Al Baqarah : 136)
Prilaku yang mencerminkan Keimanan Kepada Kitab Allah
1. Meyakini bahwa Kitab Allah itu benar datang dari Allah.
2. Menjadikan kitab Allah sebagai Pedoman (hudan) khusus kitab yang diturunkan kepada
kita
3. Memahami isi kandungannya.
4. Mengamalkan dalam kehidupan sehari-hari Umat manusia, khususnya umat muslim
harus meyakini bahwa Allah SWT telah menurunkan kitab-kitab Nya kepada para nabi atau
Rasul sebagai pedoman hidup bagi umatnya masing-masing. Al Qur’an sebagai kitab Allah
yang terakhir dan penyempurna sebelumnya telah diturunkan kepada nabi Muhammad SAW.

Para nabi/Rasul yang menerima kitab wahyu tersebut yang bertugas menyampaikan pesan
wahyu tersebut, bisa diartikan sebagai penyelamat bagi umat yang diperintahkan Allah untuk
menyampaikannya. Jadi Nabi Ibrahim adalah penyelamat umatnya, Nabi Musa adalah
penyelamat Bani israil kemudian oleh Nabi-nabi lainnya (yang tidak diberitakan oleh Al-
Qur'an) serta diikuti oleh Nabi Isa Al-Masih AS.
Para Nabi/Rasul seluruhnya adalah penyelamat atau juru selamat bagi umatnya, dikarenakan
mereka menerima wahyu dan sekaligus menjelaskan tentang wahyu tersebut untuk
keselamatan umatnya dalam menempuh kehidupan di dunia maupun di akhirat.
Al-Qur'an sebagai final revelation, ditujukan kepada seluruh umat manusia dibawa oleh Nabi
Muhammad SAW, berisi seluruh rangkuman dan membenarkan kitab-kitab sebelumnya,
petunjuk jalan, pembeda antara yang bathil dan yang hak, sebagai penerang dikarenakan
berisi segala sesuatu yang diperlukan oleh manusia. Seluruh Ilmu Pengetahuan terdapat
dalam Al-Qur'an, sosial, ekonomi, bernegara, teknologi, jual-beli (bisnis), hukum privat dan
lain sebagainya.
Oleh karena itu Al-Qur'an pantas menjadi petunjuk bagi seluruh umat manusia, sepanjang
jaman sampai hari kiamat. Dengan demikian siapa yang ingin mencari keselamatan ,
pelajarilah Al-Qur'an , ikuti petunjuknya !! Nabi Muhammad SAW sebagai pengemban tugas
penyampaian wahyu terakhir bisa dikatakan berfungsi sebagai penyelamat seluruh umat
manusia, ya, Nabi Muhammad adalah Juru Selamat seluruh umat manusia.
Al-Qur’an sebagai kitab Allah yang terakhir mempunyai perbedaan dengan kitab-kitab lain,
sebagai berikut :
Pertama Kitab-kitab suci yang ada dalam kalangan berbagai bangsa itu hanya ditujukan
kepada suatu golongan manusia tertentu. Ajaran-ajarannya terutama perundang-undangannya
dimaksudkan untuk menjalankan pada waktu tertentu pula, sesuai dengan kondisi dan
tempatnya. Kini tidak butuhkan lagi dan tidak pula dapat dijalankan. Berbeda dengan Qur’an,
semua ajaran dan perundang-undangannya dapat diamalkan pada tiap-tiap tempat di bumi ini
dan dalam segala zaman. Ajaran Qur’an universal untuk seluruh manusia sampai akhir
zaman.
Kedua, bahwa teks asli dari kitab yang telah lalu itu telah hilang sama sekali, yang ada
hanya salinannya saja pada hari ini. Dalam pada Al-Qur’an sekarang masih seperti yang
pernah diturunkan kepada Muhammad pada 14 abad yang lalu. Sedikit pun tidak pernah
berubah, hatta satu huruf sekali pun.
Ketiga, kitab-kitab suci yang telah lalu dikirim dalam bahasa yang telah mati sejak beberapa
abad yang silam. Tidak ada suatu bangsa di atas bumi ini yang bercakap-cakap dengan
bahasa-bahasa itu dalam masa kita, hanya sedikit sekali orang yang mengerti. Sebaliknya Al-
Qur’an diturunkan dalam bahasa yang hidup. Hari ini berjuta-juta manusia berbicara dengan
bahasa Qur’an, ia tetap menjadi standar bahasa Arab modern
Keempat, bahwa kitab-kitab itu telah bercampur aduk antara wahyu-wahyu Allah dengan
perkataan-perkataan manusia. Akan tetapi Qur’an dibuktikan oleh sejarah, bahwa ia tetap
orisinil sebagai wahyu Allah, kemurniannya terjamin terus.
Kelima, sejarah turunnya ayat-ayat dan kalimat-kalimat, kitab-kitab itu serta sejarah
penulisannya telah kabur. Ia sama sekali tidak mengandung dasar-dasar sejarah walaupun
pada surat-surat yang paling pendek, dimana dasar-dasar itu sangat fundamental bagi kitab
Samawi atau bagi ajaran-ajaran seorang Nabi.
Dalam pada itu Qur’an mempunyai sejarah yang terang benderang. Bahkan setiap ayat
Qur’an dapat diketahui dengan jelas tentang sejarah, dimana, kapan dan sebab musabab
turunnya.
Kitab Al qur'an
Al-Qur'an adalah kitab suci agama Islam. Umat Islam
memercayai bahwa Al-Qur'an merupakan puncak dan penutup wahyu Allah hanya yang
diperuntukkan bagi manusia, yang disampaikan kepada Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi
wa sallam, melalui perantaraan Malaikat Jibril. Dan sebagai wahyu pertama yang
diterima oleh Rasulullah SAW adalah sebagaimana yang terdapat dalam surat Al-'Alaq ayat
1-5 Kitab Al-Qur'an yang artinya:" sungguh kami telah menurunkan az Zikir (al-Qur'an) dan
sungguh kami akan memeliharanya. Diberikan kepada nabi muhammad saw, sebagai
penyempurna kitab sebelumnya dari awal mula al Qur'an diturunkan sampai sekarang dan
seterusnya akan selalu terjaga keaslianya dan juga allah menjamin kitab suci al quran akan
selalu terjaga keaslianya"
Hubungan dengan kitab-kitab lain
Berkaitan dengan adanya kitab-kitab yang dipercayai diturunkan kepada nabi-nabi sebelum
Muhammad SAW dalam agama Islam (Taurat, Zabur, Injil, lembaran Ibrahim), Al-Qur'an
dalam beberapa ayatnya menegaskan posisinya terhadap kitab-kitab tersebut. Berikut adalah
pernyataan Al-Qur'an yang tentunya menjadi doktrin bagi ummat Islam mengenai hubungan
Al-Qur'an dengan kitab-kitab tersebut:
Bahwa Al-Qur'an menuntut kepercayaan ummat Islam terhadap eksistensi kitab-kitab
tersebut. QS(2:4)
Bahwa Al-Qur'an diposisikan sebagai pembenar dan batu ujian (verifikator) bagi kitab-kitab
sebelumnya. QS(5:48)
Bahwa Al-Qur'an menjadi referensi untuk menghilangkan perselisihan pendapat antara
ummat-ummat rasul yang berbeda. QS(16:63-64)
Bahwa Al-Qur'an meluruskan sejarah. Dalam Al-Qur'an terdapat cerita-cerita mengenai kaum
dari rasul-rasul terdahulu, juga mengenai beberapa bagian mengenai kehidupan para rasul
tersebut. Cerita tersebut pada beberapa aspek penting berbeda dengan versi yang terdapat
pada teks-teks lain yang dimiliki baik olehYahudi dan Kristen.
Kitab taurat
KitabTaurat atau Torah dalam bahasa Ibrani adalah lima kitab pertama Tanakh atau
Alkitab Perjanjian Lama. Kitab Taurat dalam bahasa Yunanidi sebut Pentateukh.
Kitab taurat artinya: sesungguhnya kami telah menurunkan kitab taurat yang didalamnya
(ada) petunjuk dan cahaya (yang menerangi) yang kitab ini di putuskan orang-orang yahudi
oleh nabi-nabi yang menyerahkan diri kepada allah oleh orang-orang alim mereka dan
pendeta2 mereka di sebabkan mereka diperintahkan memelihara kitab2 allah dan mereka
menjadi saksi terhadapnya
Di turunkan kepada nabi musa as. di bukit Sinai isinya mengandung 10 hukum tuhan yang di
kenal dengan ten commandment. kitab taurat adalah ajaran allah dan merupakan petunjuk
yang benar terhadap kaum bani israil.
Kitab injil
Injil (Yunani:/euangelion - "kabar baik" atau "berita baik" atau "berita suka
cita") adalah istilah yang digunakan untuk menyebut keempat kitab pertama dalam Alkitab
Perjanjian Baru. Kitab-kitab tersebut adalah: Injil Matius, Injil Markus, Injil Lukas, dan Injil
Yohanes. Kata injil sendiri berasal dari bahasa Arab.
Injil biasanya mengandung arti:
1. Pemberitaan tentang aktivitas penyelamatan Allah di dalam Yesus dari Nazaretatau
berita yang disampaikan oleh Yesus dari Nazaret. Inilah asal-usul penggunaan kata "Injil"
menurut Perjanjian Baru (lihat Surat Roma 1:1 atau Markus 1:1).
2. Dalam pengertian yang lebih populer, kata ini merujuk kepada keempat Injil kanonik
(Matius, Markus, Lukas dan Yohanes) dan kadang-kadang juga karya-karya lainnya yang
non-kanonik (mis. Injil Tomas), yang menyampaikan kisah kehidupan, kematian, dan
kebangkitan Yesus.
3. Sejumlah sarjana modern menggunakan istilah "Injil" untuk menunjuk kepada sebuah
genre hipotetis dari sastra Kristen perdana (bdk. Peter Stuhlmacher, ed.,Das Evangelium und
die Evangelien, Tübingen 1983, juga dalam bahasa Inggris: The Gospel and the Gospels
Kitab Zabur
Zabur (bahasa Arab: ) disamakan oleh sebagian ulama dengan Mazmur, yang
menurut Islam, adalah salah satu kitab suci yang diturunkan sebelum Al-Qur'an (selain Taurat
dan Injil).
Istilah zabur adalah persamaan dengan istilah Ibranizimra, bermaksud "lagu, musik."
Ia, bersama dengan zamir ("lagu") danmiz m or ("mazmur" atau psalm), merupakan derivasi
Nzamar,artinya "nyanyi,nyanyikan pujian, buatkan musik."
Umat Muslim percaya bahwa zabur adalah kitab suci yang diturunkan Allah kepada
kaum Bani Israil melalui utusannya yang bernama Nabi Daud.
Fungsi dan Peranan al-Qur'an
Al-Qur'an adalah wahyu Allah ( 7:2 ) yang berfungsi sebagai mu'jizat bagi Rasulullah
Muhammad saw ( 17:88; 10:38 ) sebagai pedoman hidup bagi setiap Muslim ( 4:105;
5:49,50; 45:20 ) dan sebagai korektor dan penyempurna terhadap kitab-kitab Allah yang
sebelumnya ( 5:48,15; 16:64 ), dan bernilai abadi.
Sebagai mu'jizat, Al-Qur'an telah menjadi salah satu sebab penting bagi masuknya orang-
orang Arab di zaman Rasulullah ke dalam agama Islam, dan menjadi sebab penting pula bagi
masuknya orang-orang sekarang, dan ( insya Allah) pada masa-masa yang akan datang. Ayat-
ayat yang berhubungan dengan ilmu pengetahuan dapat meyakinkan kita bahwa Al-Qur'an
adalah firman-firman Allah, tidak mungkin ciptaan manusia apalagi ciptaan Nabi Muhammad
saw yang ummi (7:158) yang hidup pada awal abad ke enam Masehi (571 - 632 M). Diantara
ayat-ayat tersebut umpamanya : 39:6; 6:125; 23:12,13,14; 51:49; 41:11-41; 21:30-33; 51:7,49
dan lain-lain.
Demikian juga ayat-ayat yang berhubungan dengan sejarah seperti tentang kekuasaan di
Mesir, Negeri Saba'. Tsamud, 'Ad, Yusuf, Sulaiman, Dawud, Adam, Musa dan lain-lain dapat
memberikan keyakinan kepada kita bahwa Al-Qur'an adalah wahyu Allah bukan ciptaan
manusia. Ayat-ayat yang berhubungan dengan ramalan-ramalan khusus yang kemudian
dibuktikan oleh sejarah seperti tentang bangsa Romawi, berpecah-belahnya Kristen dan lain-
lain juga menjadi bukti lagi kepada kita bahwa Al-Qur'an adalah wahyu Allah SWT.
(30:2,3,4;5:14).
Bahasa Al-qur'an adalah mu'jizat besar sepanjang masa, keindahan bahasa dan kerapihan
susunan katanya tidak dapat ditemukan pada buku-buku bahasa Arab lainnya. Gaya bahasa
yang luhur tapi mudah dimengerti adalah merupakan ciri dari gaya bahasa Al-Qur'an. Karena
gaya bahasa yang demikian itulah Umar bin Khattab masuk Islam setelah mendengar Al-
Qur'an awal surat Thaha yang dibaca oleh adiknya Fathimah. Abul Walid, diplomat Quraisy
waktu itu, terpaksa cepat-cepat pulang begitu mendengar beberapa ayat dari surat Fushshilat
yang dikemukakan Rasulullah sebagai jawaban atas usaha-usaha bujukan dan diplomasinya.
Bahkan Abu Jahal musuh besar Rasulullah, sampai tidak jadi membunuh Nabi karena
mendengar surat adh-Dhuha yang dibaca Nabi. Tepat apa yang dinyatakan Al-Qur'an, bahwa
sebab seorang tidak menerima kebenaran Al-Qur'an sebagai wahyu Ilahi adalah salah satu
diantara dua sebab, yaitu :
a. Tidak berpikir dengan jujur dan sungguh-sungguh.
b. Tidak sempat mendengar dan mengetahui Al-Qur'an secara baik (67:10, 4:82).
Oleh Al-Qur'an disebut Al-Maghdhub ( dimurkai Allah ) karena tahu kebenaran tetapi tidak
mau menerima kebenaran itu, dan disebut adh-dhollin ( orang sesat ) karena tidak
menemukan kebenaran itu. Sebagai jaminan bahwa Al-Qur'an itu wahyu Allah, maka Al-
Qur'an sendiri menantang setiap manusia untuk membuat satu surat saja yang senilai dengan
Al-Qur'an (2:23, 24, 17:88). Sebagai pedoman hidup, Al-Qur'an banyak mengemukakan
pokok-pokok serta prinsip-prinsip umum pengaturan hidup dalam hubungan antara manusia
dengan Allah dan mahluq lainnya. Didalamnya terdapat peraturan-peraturan seperti :
beribadah langsung kepada Allah (2:43,183,184,196,197; 11:114), berkeluarga (4:3,
4,15,19,20,25; 2:221; 24:32; 60:10,11), bermasyarakat ( 4:58; 49:10,13; 23:52; 8:46; 2:143),
berdagang (2:275,276,280; 4:29), utang-piutang (2:282), kewarisan (2:180; 4:7-12,176;
5:106), pendidikan dan pengajaran (3:159; 4:9,63; 31:13-19; 26:39,40), pidana (2:178;
4:92,93; 5:38; 10:27; 17:33; 26:40), dan aspek-aspek kehidupan lainnya yang oleh Allah
dijamin dapat berlaku dan dapat sesuai pada setiap tempat dan setiap waktu (7:158; 34:28;
21:107).
Setiap Muslim diperintahkan untuk melakukan seluruh tata nilai tersebut dalam
kehidupannya (2:208; 6:153; 9:51). Dan sikap memilih sebagian dan menolak sebagian tata
nilai itu dipandang Al-Qur'an sebagai bentuk pelanggaran dan dosa (33:36).
Melaksanakannya dinilai ibadah (4:69; 24:52; 33:71), memperjuangkannya dinilai sebagai
perjuangan suci (61:10-13; 9:41), mati karenanya dinilai sebagai mati syahid (3:157, 169),
hijrah karena memperjuangkannya dinilai sebagai pengabdian yang tinggi (4:100, 3:195), dan
tidak mau melaksanakannya dinilai sebagai zhalim, fasiq, dan kafir (5:44,45,47).
Sebagai korektor, Al-Qur'an banyak mengungkapkan persoalan-persoalan yang dibahas oleh
kitab-kitab Taurat, Injil, dan lain-lain yang dinilai Al-Qur'an sebagai tidak sesuai dengan
ajaran Allah yang sebenarnya. Baik menyangkut segi sejarah orang-orang tertentu, hukum-
hukum,prinsip-prinsip ketuhanan dan lain sebagainya. Sebagai contoh koreksi-koreksi yang
dikemukakan Al-Qur'an tersebut antara lain sebagai berikut :
a. Tentang ajaran Trinitas (5:73).
b. Tentang Isa (3:49, 59; 5:72, 75).
c. Tentang penyaliban Nabi Isa (4:157,158).
d. Tentang Nabi Luth (29:28-30; 7:80-84) perhatikan, (Genesis : 19:33-36).
e. Tentang Harun (20:90-94), perhatikan, (keluaran : 37:2-4).
f. Tentang Sulaiman (2:102; 27:15-44), perhatikan (Raja-raja 21:4-5) dan lain-lain.

Anda mungkin juga menyukai