Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pada dasanya pengorganisasian termasuk dalam kegiatan penyusunan rencana
untuk menciptakan hubungan kerja antar personal dalam suatu kegiatan organisasi.
Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa fungsi pengorganisasian merupakan fungsi
perencanaan. Dalam perencanaan dilakukan pengelompokan bidang bidang kerja
dalam ruang lingkup kegiatan tertentu. Pengelompokan bidang kerja ini harus dapat
menciptakan hubungan kerja yang jelas agar antara satu bidang dengan bidang
lainnya serta masing-masing bidang tersebut saling melengkapi sehingga tidak terjadi
tumpang tindih dan tujuan yang diharapkan dapat tercapai.
Pengorganisasian materi pembelajaran dapat dimaknai dari berbagai sudut
pandang, misalnya sebagai disiplin, sebagai ilmu, sebagai sistem, dan sebagai proses.
Sebagai disiplin, pengorganisasian pembelajaran membahas berbagai penelitian dan
teori tentang strategi serta proses pengembangan pembelajaran dan pelaksanaannya.
Sebagai ilmu, Pengorganisasian pembelajaran merupakan ilmu untuk menciptakan
spesifikasi pengembangan, pelaksanaan, penilaian, serta pengelolaan situasi yang
memberikan fasilitas pelayanan pembelajaran dalam skala makro dan mikro untuk
berbagai mata pelajaran pada berbagai tingkatan kompleksitas. Sebagai sistem,
Pengorganisasian pembelajaran merupakan pengembangan sistem pembelajaran dan
sistem pelaksanaannya termasuk sarana serta prosedur untuk meningkatkan mutu
belajar.
Sementara itu pengorganisasian materi pembelajaran sebagai proses adalah
pengembangan pengajaran secara sistematik yang digunakan secara khusus teori-teori
pembelajaran unuk menjamin kualitas pembelajaran. Pernyataan tersebut
mengandung arti bahwa penyusunan perencanaan pembelajaran harus sesuai dengan
konsep pendidikan dan pembelajaran yang dianut dalam kurikulum yang digunakan.
Dengan demikian dapat disimpulkan Pengorganisasian materi pembelajaran adalah
praktek penyusunan media teknologi komunikasi dan isi untuk membantu agar dapat
terjadi transfer pengetahuan secara efektif antara guru dan peserta didik. Proses ini
berisi penentuan status awal dari pemahaman peserta didik, perumusan tujuan
pembelajaran, dan merancang “perlakuan” berbasis-media untuk membantu
terjadinya transisi. Idealnya proses ini berdasar pada informasi dari teori belajar yang
sudah teruji secara pedagogis dan dapat terjadi hanya pada siswa, dipandu oleh guru,
atau dalam latar berbasis komunitas.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan pengorganisasian materi ajar?
2. Bagaimana pemilihan pengorganisasian materi ajar?
3. Bagaimana penerapan pengorganisasian materi ajar yang tepat?
4. Bagaimana pengorganisasian materi ajar yang runtut, sistematis, dan sesuai
dengan alokasi waktu?
5. Apa saja metode dalam pengorganisasian materi ajar?
6. Apa strategi pengorganisasian materi?
7. Apa manfaat strategi pengorganisasian materi?

C. Tujuan
1. Memahami pengorganisasian materi ajar.
2. Memahami pemilihan pengorganisasian materi ajar.
3. Memahami penerapan pengorganisasian materi ajar yang tepat.
4. Memahami pengorganisasian materi ajar yang runtut, sistematis, dan sesuai
dengan alokasi waktu.
5. Memahami metode dalam pengorganisasian materi ajar.
6. Memahami strategi pengorganisasian materi.
7. Memahami manfaat strategi pengorganisasian materi.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Pengorganisasian Materi Ajar

Menurut Permadi (1992:16), organisasi adalah aktifitas menyusun dan


membentuk hubungan sehingga terwujudlah kesatuan usaha dalam mencapai maksud
dan tujuan pendidikan. Jadi, dapat disimpulkan bahwa pengorganisasian materi ajar
adalah pola atau bentuk penyusunan materi ajar yang akan disampaikan kepada
murid-murid.

Pengorganisasian materi pada hakikatnya adalah kegiatan mensiasati proses


pembelajaran dengan perancangan/rekayasa terhadap unsur-unsur instrumental
melalui upaya pengorganisasian yang rasional dan menyeluruh. Pengorganisasian
bahan ajar hendaknya:
1) Sesuai dengan tingkat perkembangan peserta didik, baik perkembangan
pengetahuan, cara berfikir, maupun perkembangan sosial dan emosionalnya;
2) Dikembangkan dengan memperhatikan kedekatan dengan peserta didik, baik
secara pisik maupun psikis;
3) Dipilih yang bermakna dan bermanfaat bagi peserta didik dalam kehidupan
sehari-hari;
4) Bersifat fleksibel, yaitu memberi keluasan bagi guru dalam memilih metode
dan media pembelajaran;
5) Mengacu pada pembentukan kompetensi dasar tertentu secara jelas.

B. Pemilihan Pengorganisasian Materi Ajar


Dalam memilih materi ajar, seorang guru harus memperhatikan pemilihan
materi, dianatarnya:
a. Kesesuaian dengan tujuan pembelajaran
Materi dipilih berdasarkan tujuan pembelajaran atau kompetensi yang akan
dicapai. Tujuan pembelajaran merupakan tujuan yang akan dicapai oleh siswa setelah
mengikuti proses pembelajaran. Tujuan pembelajaran merupakan bentuk rinci dari
kompetensi dasar mirip seperti indikator tetapi berbeda karena indikator berupa
tanda-tanda ketercapaian sebuah KD. Dengan kemiripan indikator dengan tujuan
pembelajaran biasanya indikator langsung diturunkan menjadi tujuan pembelajaran.
Namun demikian, tujuan pembelajaran harus jelas dan rinci tiap aspek penguasaannya
pada kompetensi dasar, jadi ketika indikator yang dirumuskan masih dapat diperinci
lagi dalam tujuan pembelajaran harus ditulis yang paling rinci.
b. Kesesuaian dengan karakteristik peserta didik
Tingkat keluasan dan kedalaman materi disesuaikan dengan karakteristik
peserta didik (termasuk yang cepat dan lambat, motivasi tinggi dan rendah). Dengan
mengetahui karakteristik peserta didik para pengajar dapat memberika pengajaran
yang sesuai dengan keinginan peserta didik tanpa adanya paksaan untuk penerimaan
materi yang diajarkan.
c. Keruntutan dan sistematika materi
Penataan materi disesuaikan dengan karakteristik mata pelajaran.
d. Kesesuaian dengan alokasi waktu
Keluasan dan kedalaman materi mungkin dicapai dalam waktu yang
disediakan. Penentuan alokasi waktu pada setiap kompetensi dasar didasarkan pada
jumlah minggu efektif dan alokasi mata pelajaran perminggu dengan
mempertimbangkan jumlah kompetensi dasar, keluasan, kedalaman, tingkat kesulitan,
dan tingkat kepentingan kompetensi dasar. Alokasi yang dicantumkan dalam silabus
merupakan perkiraan waktu rerata untuk menguasai kompetensi dasar yang
dibutuhkan oleh peserta didik yang beragam.

C. Penerapan Pengorganisasian Materi Ajar yang Tepat

Dalam mengorganisasikan materi pembelajaran ada beberapa hal penting yang


harus dilakukan oleh seorang guru, hal ini pula yang akan menentukan sempurna atau
tidaknya organisasinya materi pembelajaran, yaitu:
1. Pengumpulan Informasi
Sebelum seorang guru memulai pelajarannya di minggu pertama hari sekolah
atau di dalam kelas, tentu ia melakukan persiapan-persiapan dalam beberapa aspek
desain mata pelajaran.
2. Peta Konsep
Peta konsep adalah merupakan diagram yang menunjukan hubungan antara
konsep-konsep yang mewakili pembelajaran. Peta konsep juga diartikan tampilan dari
sebuah gambar atau bagan tentang konsep-konsep materi yang tersusun sesuai dengan
tabiat ilmu pengetahuan itu sendiri tanpa mengindahkan urutan atau skuensi topik
bahasan yang diinginkan.
Adapun Prinsip Pengembangan materi Ajar:
a. Mulai dari yang mudah untuk memahami yang sulit, dari yang
kongkret untukmemahami yang abstrak;
b. Pengulangan akan memperkuat pemahaman;
c. Umpan balik positif akan memberikan penguatan terhadap pemahaman siswa;
d. Motivasi belajar yang tinggi merupakan salah satu faktor penentu
keberhasilanbelajar;
e. Mencapai tujuan ibarat naik tangga, setahap demi setahap, akhirnya akan
mencapai ketinggian tertentu;
f. Mengetahui hasil yang telah dicapai akan mendorong siswa untuk terus
mencapai

D. Pengorganisasian Materi Ajar yang Runtut, Sistematis, dan Sesuai dengan


Alokasi Waktu
1. Runtutan Pengorganisasian Materi Ajar
Mengenai urutan pengamalan belajar yang harus diberikan pada peserta didik
harus ditentukan menurut jalan pikiran yang terkandung dalam mata pelajaran, yaitu:
a) mulai dari satuan-satuan pelajaran yang paling mudah dan berangsur-angsur
menuju kepada isi yang sukar dan rumit.
b) bahwa urutan ditentukan oleh cara-cara yang paling baik dalam mengajarkan
tiap mata pelajaran yang dapat ditemukan dengan jalan melakukan studi
ilmiah.
c) urutan atau susunan mata pelajaran bukan harus ditentukan dalam mata
pelajaran melainkan para pelajar atau murid itu sendiri dan urutan atau
susunannya harus ditentukan menurut kebutuhan-kebutuhan anak-anak dan
para remaja yang menjadi matang dalam kebudayaan.

Kronologis pengorganisasian materi pembelajaran itu mencakup tiga tahapkeg


iatan yaitu:
1. Perencanaan,
Perencanaan terdiri dari:
a. Perencanaan per satuan waktu
Perencanaan per satuan waktu terdiri dari program tahunan dan
program semester/caturwulan. Program tahunan merupakan program umum setiap
mata pelajaran untuk setiap kelas, yang dikembangkan oleh guru mata pelajaran yang
bersangkutan. Program semester berisikan garis-garis besar mengenai hal-hal yang
hendak dilaksanakan dan dicapai dalam semester tersebut.
b. Perencanaan per satuan bahan ajar.
Perencanaan per satuan bahan ajar dibuat berdasarkan satu kebulatan bahan
ajar yang dapat disampaikan dalam satu atau beberapa kali pertemuan.
Merencanakan kegiatan pembelajaran adalah sebuah hal yang wajib dilakukan demi
suksesnya pembelajaran yang akan dilakukan. Perencanaanpembelajaran menurut
Ibrahim merupakan kegiatan merumuskan tujuan apa yang
akan dicapai oleh suatu kegiatan pembelajaran, cara apa yang
dipakaiuntuk menilai pencapaian tujuan tersebut, materi apa yang akan disampaikan,
bagaimana cara menyampaikan, serta alat atau media apa yang diperlukan.
Pendapat lain mengenai perencanaan pembelajaran adalah kegiatan
memproyeksikan tindakan apa yang akan dilaksanakan dalam suatu pembelajaran
(PBM) yaitu dengan mengkoordinasikan (mengatur dan merespon) komponen-
komponen pembelajaran sehingga arah kegiatan (tujuan), isi kegiatan (materi), cara
penyampaian kegiatan (metode dan teknik), serta bagaimana mengukurnya (evaluasi)
menjadi jelas dan sistematis.
2. Pelaksanaan
Pelaksanaan terdiri dari langkah-langkah pembelajaran di dalam atau di
luar kelas, mulai dari:
1. Pendahuluan.
Berisi penjelasan tentang hal yang dapat diharapkan oleh murid dari pelajaran
saat itu. Pendahuluan merupakan kegiatan awal pembelajaran yang memiliki tujuan
mengondisikan siswa pada kesiapan menerima pelajaran. Kegiatan yang dilakukan
untuk mengondisikan siswa ini dapat berupa pemberian motivasi belajar siswa dan
upaya memfokuskan siswa pada pelajaran yang akan disampaikan. Dengan kata lain
kegiatan pendahuluan dapat disebut juga tahap situasional.
2. Penyajian (inti)
Berisi uraian bahan pengajaran baru yang disiapkan untuk pelajaran saat itu.
Bahan tersebut terbagi dalam beberapa pokok masalah. Kegiatan ini merupakan
proses pemberian pembelajaran sesuai dengan KD yang hendak dicapai. Kegiatan inti
ini harus dirinci sedemikian rupa agar siswa benar-benar memahami KD yang hendak
dicapai. Perincian tersebut termuat dalam pembagian kegiatan inti inti menjadi tiga
tahap. Yaitu:
1. Eksplorasi
2. Elaborasi
3. Konfirmasi
Dengan ketiga tahap di atas siswa akan mendapatkan pemahaman kuat, karena
siswa tak hanya menerima dari guru saja melainkan siswa terlibat aktif dalam
pemerolehan pemahaman dan pengusaan KD.
3. Penutup,
Penutup merupakan kegiatan akhir pembelajaran. Menutup pelajaran tidak
hanya sekedar mengakhiri pelajaran dengan salam, tetapi di sini adalah
penekanan/penguat terhadap apa yang telah diperoleh siswa selama mengikuti
pembelajaran. Guru memberikan simpulan terhadap apa yang telah dipelajari. Hal ini
dilakukan agar siswa menjadi lebih yakin terhadap pemahaman yang telah siswa
peroleh, karena pada dasarnya siswa akan lebih paham terhadap pembelajaran yang
telah dilakukan.
4. Penilaian
Merupakan proses yang dilakukan terus menerus sejak perencanaan,
pelaksanaan, dan serta pelaksanaan pembelajaran pertemuan satuan bahan ajar,
maupun satuan waktu.

2. Sistematika Pengorganisasian Materi Ajar


Bentuk kongkret sebuah perencanaan pembelajaran saat ini yaitu berupa
rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)
dan silabus. Rencana pelaksanaanpembelajaran dan silabus sekurang-
kurangnya berisi tujuan pembelajaran, materi ajar, metode pengajaran,
sumber belajar, dan penilaian hasil belajar siswa.
a) Silabus
Silabus merupakan rencana pembelajaran yang mencakup standarkompetensi,
kompetensi dasar, materi pembelajaran, indicator pencapaian kompetensi, penilaian,
alokasi waktu,dan sumber / bahan / alat belajar.Silabus merupakan penjabaran standar
kompetensi dan kompetensi dasar kedalam materi pokok / pembelajaran, kegiatan pe
mbelajaran,dan indicatorpencapaian kompetensi untuk penilaian. Pengembangan silb
us dilakukanoleh satuan pendidikan dengan berdasar pada standar isi dan standarkom
petensi kelulusan dan kurikulum yang berlaku.
Kegiatan yang dilakukan dalam pengembangan silabus untuk setiap bidang
studi pada berbagai satuan pendidikan, antara lain:
a) mengidentifikasi standar kompetensi dan kompetensi dasar serta tujuan setiap
bidang studi.
b) mengembangkan kompetensi dasar dan materi standar yang diperlukan dalam
pembelajaran.
c) mendeskipsikan kompetensi dasar serta mengelompokkannya sesuai dengan
ruang lingkup dan urutannya.
d) mengembangkan indikator untuk setiap kompetensi serta kriteria
pencapaiannya, dan mengelompokkannya sesuai dengan ranah pengetahuan,
pemahaman, kemampuan (keterampilan), nilai, dan sikap.
e) mengembangkan instrumen penilaian yang sesuai dengan indikator pencapaian
kompetensi.
Menurut Komalasari (2010:183) terdapat beberapa fungsi silabus yang
terpenting, diantaranya adalah sebagai berikut:
a. Penjabaran standar kompetensi dan kompetensi dasar dalam kurikulum ke
dalam materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan indikator
pencapaian kompetensi untuk penilaian, sehingga nenudahkan guru dalan
nenerjemahkan kurikuluym ke dalam tatana perencanaan dan implementasi
pembelajran di sekoloah.
b. Acuan untuk membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yaitu
rencan yang menggambarkan prosedur dan pengorganisasian pembelajaran
untuk mnecapai suatu kompetensi dsar yang ditetapkan dalam standar isi dan
dijabarkan dalam silabus.

Kompetensi dasar adalah sejumlah kemampuan yang harus dikuasai peserta


didik dalam mata pelajaran tertentu sebagai rujukan penyusunan indikator
kompetensi. Indikator kompetensi adalah perilaku yang dapat diukur dan/atau
diobservasi untuk menunjukkan ketercapaian kompetensi dasar tertentu yang menjadi
acuan penilaian mata pelajaran.

Standar kompetensi dan kompetensi dasar merupakan arah dan landasan untuk
mengembangkan materi pokok, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian
kompetensi untuk penilaian. Sedangkan dalam merancang kegiatan pembelajaran dan
penilaian perlu memperhatikan standar proses dan standar penilaian.

Pada hakekatnya pengembangan silabus harus mampu menjawab pertanyaan


sebagai berikut:
1) Kompetensi apakah yang harus dimiliki oleh peserta didik?
2) Bagaimana cara membentuk kompetensi tersebut?
3) Bagaimana mengetahui bahwa peserta didik telah memiliki kompetensi
tersebut?

3. Pengorganisasian Materi Ajar Sesuai Alokasi Waktu


Waktu pembelajaran efektif adalah jumlah pembelajaran setiap minggu,
meliputi jumlah jam pembelajaran untuk seluruh mata pelajaran termasuk muatan
lokal, ditambah jumlah jam untuk kegiatan pengembangan diri.
Waktu libur adalah waktu yang ditetapkan untuk tidak diadakan kegiatan
pembelajaran terjadwal pada satuan pendidikan yang dimaksud.waktu libur dapat
berbentuk jeda tengah semester, jeda antar semester, libur akhir tahun pelajaran, hari
libur keeagamaan, hari libur umum ternasuk hari-hari besar nasional, dan hari libur
khusus.

E. Metode dalam Pengorganisasian Materi Ajar


Dalam pengorganisasian materi ajar, ada beberapa metode yang digunakan,
antara lain yang popular digunakan adalah: (Roblyer, 2004:56).
1) Classical Tutorial
Dalam classic tutorial seorang peserta didik memulai sebuah materi ajar dari
pengenalan materi, kemudian melalui beberapa tahap proses sampai ke tingkat mahir
konsep dan keahlian.
2) Knowledge-Paced Tutorial
Pada sistem ini peserta ajar diajak untuk mempersiapkan materi ajar terlebih
dahulu, kemudian dilakukan tes awal pada setiap topik materi, yang mana tiap tes
merupakan peningkatan materi tes sebelumnya.
3) Exploratory Tutorial
Dalam metoda ini, setelah menerima introduction, selanjutnya learner dapat
mengakses halaman depan ekplorasi materi ajar. Dari sini dapat dilakukan
pengkasesan linkeddocument, basis data ataupun knowledge space.
4) Generated Lesson
Model generated lesson, merupakan metoda materi ajar yang tergantung pada
kemampuan peserta ajar dalam menjawab tes dan kuisioner, pada awal materi yang
akan menetukan materi apa yang akan diterima selanjutnya. Metoda ini lebih dikenal
dengan sebutan individual learner, karena setiap peserta akan memperoleh urutan
materi yang yang dilakukan

F. Strategi Pengorganisasian Materi

Dari segi bahan pembelajaran, guru dapat melakukan penataan atau


pengorganisasian materi, secara umum pengorganisasian materi dapat
dilakukan dengan :
1. Menata perurutan yang logis dan sistematis, yang didahului dengan
memetakan materi pelajaran secara utuh, kemudian melihat kaitannya satu
sama lain. Dalam hal ini mungkin dilakukan dengan membuat urutan dari
fakta ke konsep, konsep ke prosedur, dan akhirnya prosedur ke prinsip. Dapat
pula seorang guru mengurutkannya dari yang mudah ke yang lebih sulit
sampai yang tersulit, dari yang sederhana ke yang lebih kompleks sampai
yang paling kompleks, yang sempit ke yang lebih luas sampai yang terluas
cakupannya.
2. Melakukan pengaitan dengan materi/mata pelajaran lain, karena mungkin
“pintu masuk” ke suatu materi akan lebih mudah jika melalui materi lain
(semacam materi pendukung atau prasyarat). Sebagai contoh, mempelajari
suatu konsep dalam IPA mungkin akan terbantu jika melalui kaitan dengan
materi pelajaran matematika, atau materi pelajaran IPS atau penyelesaian soal
cerita dalam matematika akan menjadi lebih mudah melalui “pintu masuk”
dari materi pelajaran bahasa Indonesia.
3. Melakukan penyederhanaan, yang dapat ditempuh dengan membatasi
penggunaan kata-kata dan istilah yang asing, belum populer, atau tidak lazim.
Kalimat-kalimat dan paragraf yang terlalu panjang diperpendek, jenis huruf
dipilih yang standar dan diperbesar (minimal font = 12).
4. Memperbanyak contoh dan ilustrasi yang lebih realisitik, sederhana, dan dekat
dengan kehidupan siswa, karena untuk sejumlah materi yang relatif abstrak
akan mudah jika diberikan contoh yang dekat dengan kehidupan atau
diilustrasikan melalui bagan, gambar, lukisan, peta, tabel, diagram, foto dan
sejumlah ilustasi menarik lainnya.

G. Manfaat Strategi Pengorganisasian Materi


Strategi pengorganisasian materi bahan ajar memiliki beberapa manfaat,
diantaranya:
1. Manfaat bagi Pendidik
Dengan kemampuan yang baik dalam mengorganisasi materi seorang
pendidik akan mampu menyampaikan materi sesuai rancangan yang telah dibuat dan
dapat menarik perhatian siswa serta siswa akan aktif dalam mengikuti kegiatan
pembelajaran sehingga proses pembelajaran dapat berjalan efektif dan efisien.

2. Manfaat bagi Peserta didik


Seorang pendidik yang memiliki kemampuan dalam mengorganisasi materi
tentu akan berdampak positif dalam proses pembelajaran tak terkecuali peserta didik.
Peserta didik akan lebih mengerti dan pembelajaran akan membekas dalam ingatan
mereka apabila pendidik mampu memberikan materi pembelajaran yang terorganisir.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pengorganisasian materi ajar adalah pola atau bentuk penyusunan materi ajar
yang akan disampaikan kepada murid-murid. Pengorganisasian materi ajar yang
runtut meliputi perencanaan, pelaksanaan, penilaian. Sistematika pengorganisasian
materi ajar meliputi silabus dan RPP. Pengorganisasian materi ajar sesuai dengan
alokasi waktu adalah yang sesuai dengan waktu pembelajaran efektif dan waktu libur.
Pemilihan pengorganisasian materi ajar meliputi:
a. Kesesuaian dengan tujuan pembelajaran;
b. Kesesuaian dengan karakteristik peserta didik;
c. Keruntutan dan sistematika materi;
d. Kesesuaian dengan alokasi waktu.

B. Saran
Berdasarkan uraian makalah di atas, maka pemakalah mengajukan saran sebagai
berikut:
1) Untuk guru/para pendidik sebaiknya perlu mengetahui pengorganisasian
materi ajar agar pembelajaran dapat berjalan dengan baik.
2) Untuk mahasiswa/calon pendidik sebaiknya juga mempelajari
pengorganisasian materi ajar supaya nantinya tidak mengalami kesulitan ketika sudah
terjun menjadi seorang pendidik.
DAFTAR PUSTAKA

Komalasari, Koko. 2010. Pembelajaran Kontekstual Konsep dan Aplikasi. Bandung:


PT Refika Aditama
Permadi, Bambang. 1992. AHP Pusat Antar Universitas, Studi Ekonomi, Jakarta: UI.
Roblyer, 20014. Integrating Educational Technology into Teaching, New
Jersey: Pearson Education.

Anda mungkin juga menyukai