Makalah Leaching 1
Makalah Leaching 1
PENDAHULUAN
1
leaching ini dilakukan di Miami Copper Company (Arizona) untuk melarutkan
tembaga dari bijih dengan kadar 0,15% tembaga dengan waktu 10-15 tahun.
1.3 Tujuan
1) Untuk mengetahui jenis-jenis leaching.
2) Mengetahui proses produksi khususnya tembaga.
3) Mengetahui proses leaching pada produksi tembaga.
1.4 Manfaat
1) Dapat mengetahui jenis-jenis leaching dan perbedaannya.
2) Dapat mengetahui proses produksi tembaga khususnya pada tahap leaching.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3
Dari jenis-jenis ikatan tersebut bisa ditentukan jenis proses yang cocok
dengan karakter ikatan tersebut. Misal ikatan carbonat tentu berbeda dengan proses
tembaga native. Jika jenis native maka tidak perlu repot, karena tinggal smelting,
beres. Tetapi untuk tembaga jenis ini cukup jarang di jumpai di Indonesia.
Untuk jenis ikatan carbonat ini, contohnya malchite. Malchite dengan rumus
kimia CuCO3. Untuk mendapatkan Cu (copper/tembaga) murni Untuk memecah
ikatan kimia tersebut dibutuhkan alat maupun bahan penunjang. Bahan penunjang
pada malchite yang paling utama adalah kimia. Jenis kimia yang dipakai banyak
sekali dan sangat mudah dibeli di pasaran. Setelah di campur kimia atau istilah yang
biasa dipakai Leaching.
Setelah melalui proses Leaching, mendapatkan cairan tembaga berwarna biru
atau hijau (tergantung tingkat kadar prosentase tembaga yang terkandung dalam
batuan tembaga yang kita proses tadi). Setelah terdeteksi bahwa hasil dari Leaching
tersebut sudah tidak mengandung tembaga lagi, maka kita bisa mulai proses
berikutnya, yaitu mengambil logam tembaga dari cairan hasil Leaching yang biasa di
sebut dengan istilah Cementation. Penarikan atau Cementation ini bisa menggunakan
berbagai metode. Bisa menggunakan kimia, bisa menggunakan logam. Proses-proses
tersebut adalah sebagai berikut :
1. Menggunakan kimia. Kalau menggunakan kimia, tinggal mencampur kimia
tersebut ke seluruh cairan tembaga terus diaduk-aduk, kemudian di tunggu
beberapa jam maka cairan tersebut akan menggumpal, lalu tinggal disaring dan
kemudian dikeringkan. Setelah kering bentuknya sepeti keripik berwarna biru.
4
Perlu diperhatikan tingkat kekeringan harus benar-benar kering, karena jika belum
terlalu kering maka akan mempengaruhi proses berikutnya.
2. Menggunakan logam. Menggunakan logam ini juga relatif mudah. Hanya tinggal
mencampurkan logam ke dalam cairan tembaga dan tinggal menunggu hasilnya.
Tetapi menggunakan logam ini lebih bagus, karena hasil yang terbentuk sudah
berupa serbuk tembaga dengan warna khas tembaga.
2.2. Proses Produksi Tembaga
Pembuatan tembaga dilakukan dalam beberapa tahap. Tembaga terikat secara
kimia di dalam bijih pada bahan yang disebut batu gang. Untuk mengumpulkan bijih-
bijh itu biasanya dilakukan dengan membersihkannya dalam cairan berbuih, di mana
di situ ditiupkan udara. Ikatan tembaga dari bijih yang digiling sampai halus
dicampur dengan air dan zat-zat kimia sehingga menjadi pulp (bubur) pada suatu
bejana silinder.
Zat-zat kimia (yang disebut Reagens) berfungsi untuk mempercepat
terpisahnya tembaga. Pada bubur tersebut ditiupkan udara atau gas sehingga timbul
buih yang banyak. Bagian-bagian logam yang kecil sekali melekat pada gelembung
udara atau gas tersebut. Di situ terdapat semacam kincir yang berputar dengan
kecepatan sedemikian rupa sehingga gaya sentrifugal melemparkan buih tersebut
dengan mineral keluar tepi bejana sehingga terpisah dari batu gang.
Setelah proses tersebut logam dihilangkan airnya. Proses selanjutnya adalah
pencarian di dalam suatu dapur mantel dengan jalan membakarnya dengan arang
debu. Di sini dapat dipisahkan zat asam dan batu-batu silikon dan besinya
dioksidasikan menjadi terak yang mengapung pada copper sulifida.
Pengolahan tembaga selanjutnya adalah dengan membawa isi dapur (yang
disebut matte) ke konverter mendatar. Di sini belerang akan terbakar oleh arus udara
yang kuat. Kemudian tembaga yang disebut blister sekali lagi dicairkan di dalam
sebuah dapur anode. Dalam proses ini (yang disebut polen) terjadi proes pengurangan
zat asam. Proses selanjutnya adalah pencarian di dalam suatu dapur mantel dengan
jalan membakarnya dengan arang debu. Di sini dapat dipisahkan zat asam dan batu-
5
batu silikon dan besinya dioksidasikan menjadi terak yang mengapung pada copper
sulifida.
Pengolahan tembaga selanjutnya adalah dengan membawa isi dapur (yang
disebut matte) ke konverter mendatar. Di sini belerang akan terbakar oleh arus udara
yang kuat. Kemudian tembaga yang disebut blister sekali lagi dicairkan di dalam
sebuah dapur anode. Dalam proses ini (yang disebut polen) terjadi proes pengurangan
zat asam. Di bawah ini adalah deskripsi singkat dari jalan.
1. Pertambangan
Awal penambangan tembaga adalah menambang bijih sulfida dan oksida
melalui menggali atau peledakan dan kemudian menghancurkan ke ukuran yang lebih
kecil.
2. Penggilingan
Bijih hancuran pertambangan adalah bola atau batang-digiling dalam jumlah
besar, berputar, mesin silinder sampai menjadi bubuk biasanya mengandung kurang
dari 1 persen tembaga. Bijih sulfida dipindahkan ke tahap berkonsentrasi, sementara
bijih oksida yang diarahkan ke tangki pencucian.
3. Berkonsentrasi
Sulfida dalam tembaga sekitar 15%. . Air didaur ulang. Tailing (impurities)
yang mengandung oksida tembaga yang diarahkan ke tangki pencucian atau
dikembalikan ke daerah sekitarnya. Setelah tembaga telah terkonsentrasi dapat
berubah menjadi katoda tembaga murni dalam dua cara yang berbeda: Pelucutan &
electrowinning atau peleburan dan pemurnian elektrolitik.
4 a. Leaching
Oksida bijih dan tailing tercuci oleh larutan asam lemah, menghasilkan solusi
tembaga sulfat lemah.
b.Peleburan
Beberapa tahap mencair dan memurnikan hasil kadar tembaga, berturut-turut,
dalam matte, melepuh dan, akhirnya, tembaga murni 99%. Tembaga daur ulang
6
memulai perjalanannya untuk menemukan penggunaan lain dengan menjadi
resmelted.
b. Electrolytic Refining
Anoda dilemparkan dari tembaga hampir murni direndam dalam bak
asam. Ion tembaga murni bermigrasi elektrolitik dari anoda ke "lembar starter" yang
terbuat dari foil tembaga murni di mana mereka deposit dan membangun ke katoda
300 pon. Emas, perak dan platinum dapat pulih dari mandi digunakan.
7
atau ingot, pada umumnya, seperti tembaga murni atau paduan dengan logam
lain.Katoda diubah menjadi:
Kawat Rod - digulung batang sekitar 1/2 "dengan diameter yang ditarik oleh
pabrik kawat untuk membuat kawat tembaga murni dari semua pengukur.
Billet - log 30 ', sekitar 8 "diameter, dari tembaga murni yang digergaji ke dalam
panjang pendek yang diekstrusi dan kemudian ditarik sebagai stok tabung, batang
dan bar ukuran bervariasi banyak dan bentuk Rod saham dapat digunakan untuk
menempa..
Cake - lembaran tembaga murni, umumnya sekitar 8 tebal dan sampai 28
'panjang, mungkin panas-dan cold-rolled untuk menghasilkan pelat, lembaran,
strip dan foil.
Ingot - Bricks dari tembaga murni dapat digunakan oleh pabrik untuk paduan
dengan logam lain atau digunakan oleh pengecoran untuk casting.
8
1-lining; 2-nose or mouth; 3-tuyere; 4-roller stand. Pada peleburan tersebut
bijih-bijih dipisahkan dari terak dan akan dihasilkan matte, selanjutnya matte ini
diproses pada converter sehingga unsur-unsur besi dan belerang dapat dipisahkan dan
akan menghasilkan tembaga blister.Tembaga blister masih mengandung sejumlah
unsur-unsur besi, belerang, seng, nikel, arsen dsb. sehingga blister ini harus diproses
ulang (refining) yang pelaksanaannya dapat dilakukan pada Reverberatory
B. Proses Hydrometallurgy
Metoda ini ini dilakukan dengan cara melarutkan bijih-bijih tembaga (leaching)
ke dalam suatu larutan tertentu, kemudian tembaga dipisahkan dari bahan ikutan
lainnya (kotoran).
a. Untuk meleaching bijih tembaga yang bersifat oksida, digunakan asam sulfat
(H2SO4), seperti ditunjukkan pada reaksi di bawah ini;
CuCO3 . Cu (OH)2 + 2 H2SO4 -> 2 CuSO4 + CO2 + 3 H2O
9
b. Untuk meleaching bijih yang bersifat sulfida atau native digunakan ferri sulfat
(Fe2(SO4)3), seperti bijih cholcocite di bawah ini ;
Cu2S + 2 Fe2 (SO4)3 -> Cu SO4 + 4 FeSO4 + S
c. Untuk bijih chalcopyrite dan bornite, reaksinya berjalan lambat dan tidak dapat
larut seluruhnya. Setelah hasil leaching dipisahkan dari bagian-bagian yang tidak
dapat larut, kemudian larutan ini diproses secara elektrolisa,sehingga didapatkan
tembaga murni.
1. Insitu Leaching
Insitu leaching disebut juga sebagai leaching in places. Teknik leaching ini
merupakan teknik yang paling tua dan sederhana serta diterapkan pada sisa-sisa
penambangan. Jadi dapat dikatakan produk yang dihasilkan merupakan produk
sampingan (by product). Waktu yang diperlukan sangat lama atau skala tahunan
dan terutama diterapkan untuk bijih tembaga berkadar rendah. Teknik leaching ini
dilakukan di Miami Copper Company (Arizona) untuk melarutkan tembaga dari
bijih dengan kadar 0,15% tembaga dengan waktu 10-15 tahun.
10
2. Heap Leaching
Teknik heap leaching dilakukan pada tumpukan bijih berkadar rendah (tailing
dari suatu proses pengolahan bijih) yang bagian bawahnya diberi lapisan kedap air
(umumnya berupa aspal). Leaching agents disemprotkan dari atas tumpukan dan
larutan kaya yang dihasilkan ditampung didalam kolam-kolam kecil dibagian bawah
sebelah kanan dan kiri tumpukan bijih tersebut. Untuk lebih jelas nya dapat dilihat
pada gambar 2. Waktu leaching-nya skala bulanan karena ada bantuan
mikroorganisme yang aktif berperan untuk mempercepat proses pelarutan. Skala
komersial heap leaching dilakukan di Rio Tinto, Spanyol untuk leaching tembaga dan
seng dari bijih pirit (pyrite).
3. Percolation leaching
Teknik leaching ini menggunakan tangki sebagai tempat leaching dilakukan.
Tangki dilengkapi dengan filter sehingga bijih tidak ikut lolos kebawah tangki.
Gambar 3 menunjukkan skema tangki yang digunakan untuk melakukan teknik
percolation. Pabrik yang menggunakan teknik percolation untuk pengolahan tembaga
yaitu Anaconda Copper, Yerington Nevada (12.500 ton/hari).
11
Gambar 3. Skema Tangki Percolation Leaching
12
Salah satu reaksi leaching tembaga menggunakan leaching agents asam sulfat
sebagai berikut: CuCO3.Cu(OH)2 + 2 H2SO4 → 2CuSO4+ 3H2O + CO2
13
a. Pembentukan Cupro-amine kompleks 2Cu + 4NH3 + ½ O2 + H2O 2[
Cu(NH3)2]+ + 2OH- Logam Cu bereaksi dengan amonia dan diinjeksikan
oksigen menghasilkan larutan kaya Cupro-amine kompleks.
b. Oksidasi dari cupro-amine ke cupri-amine oleh oksigen [Cu(NH3)2]+ +
2NH3 + ½ O2 + H2O [ Cu(NH3)4]2+ + 2OH- Cupro-amine kompleks
bereaksi dengan amonia dan oksigen yang masih tersisa menghasilkan cupri-
amine.
c. Reduksi cupri-amine ke cupro oleh tembaga [ Cu(NH3)4]2+ + Cu 2 [
Cu(NH3)2]+ cupri-amine bereksi dengan logam Cu yang awalnya belum ikut
bereaksi menghasilkan Cupro-amine kompleks.
d. Kinetika Reaksi Leaching Tembaga Laju pelarutan Leaching Tembaga
dipengaruhi berbagai oleh ukuran partikel dari bijih, konsentrasi leaching
agents serta leaching agents ini di bantu ole bakteri seingga laju pelautan
tembaga lebih cepat. 1. Pengaruh Ukuran Partikel Semakin halus ukuran
partikel bijih, maka laju pelarutan tembaga lebih cepat jika dibandingkan
dengan ukuran partikel yang lebih besar. 2. Konsentrasi Leaching Agents
Dapat dijelaskan melalui gambar berikut ini
14
dilihat bahwa semakin besar konsentrasi Amonia maka laju dari pelarutan tembaga
akan semakin cepat. 3. bantuan adanya bakteri:
15
16
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1) Jenis-jenis leaching yang digunakan pada produksi tembaga adalah:
a. Insitu Leaching
b. Heap Leaching
c. Percolation leaching
d. Leaching Agents yang Digunakan untuk Leaching Tembaga
e. Leaching Tembaga dengan Leaching Agents Amonia (NH4OH)
2) Proses produksi tembaga terdiri dari:
a. Pertambangan
b. Penggilingan
c. Berkonsentrasi
d. Leaching, atau peleburan
e. Elektrowining atau elektrolitic refining
f. Katoda tembaga murni
3.2 Saran
Pemanfaatan bijih tembaga saat ini sangat diperlukan dalam berbagai industry.
Sehingga diperlukan proses pembentukan tembaga yang benar-benar efesien dan juga
penggunaan leaching sekarang sangat penting dalam pembuatan tembaga. Oleh
karena itu diperlukan proses leaching yang benar-benar dapat menghasilkan tembaga
yang murni.
17
DAFTAR PUSTAKA
18