Anda di halaman 1dari 42

RANCANGAN PERCOBAAN

Oleh
Atika Nurani A

AKADEMI STATISTIKA MUHAMMADIYAH SEMARANG


2014

1
PRAKATA

Bismillahirrahmanirrakhim..
Segala pujian hanya milik Allah, Dzat yang Maha Mencerahkan ruang kegelapan,
dan membebaskan dari ketidaktauan dengan cahaya ilmuNya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan buku sederhana ini dengan segala kekurangannya.
Buku ajar ini memuat sari dari beberapa prinsip dasar, dan konsep-konsep
perancangan percobaan dengan menyajikan uraian-uraian yang mudah dicerna, mudah
dipahami dan mudah dimanfaatkan oleh pembaca, serta sedikit mungkin menggunakan
istilah-istilah atau rumus-rumus yang terlalu matematis. Buku ini disajikan dalam bahasa
Indonesia yang dapat menjadi tambahan referensi buku ajar bagi para dosen, pedoman
bagi mahasiswa dan bagi yang ingin belajar tentang rancangan percobaan.
Akhirnya, semoga buku ini membawa manfaat bagi kita semua. Amin....

DAFTAR ISI

2
Halaman
HALAMAN JUDUL........................................................................ i
PRAKATA........................................................................................ Ii
DAFTAR ISI………………………………………………………. iii
BAB 1. PERANCANGAN PERCOBAAN
A. Pendahuluan......................................................................... 1
B. Perancangan Percobaan........................................................ 1
C. Beberapa Istilah Dalam Perancangan Percobaan................. 2
D. Prinsip Dasar Perancangan Percobaan................................ 5
E. Pemilihan Rancangan untuk Suatu Percobaan..................... 6
F. Rangkuman........................................................................... 6
G. Soal....................................................................................... 7
H. Rangkuman.......................................................................... 7
BAB 2. RANCANGAN ACAK LENGKAP
A. Pendahuluan......................................................................... 8
B. Ciri-ciri RAL........................................................................ 8
C. Pengacakaan......................................................................... 8
D. Model Linier....................................................................... 10
E. Intrepretasi Hasil dan Analisis Data..................................... 10
F. Langkah Analisis.................................................................. 11
G. Rangkuman.......................................................................... 13
H. Soal....................................................................................... 14
I. Daftar Pustaka.................................................................. 14
BAB 3 RANCANGAN ACAK KELOMPOK
A. Pendahuluan......................................................................... 15
B. Ciri-ciri RAK....................................................................... 15
C. Pengacakaan......................................................................... 15
D. Model Linier........................................................................ 17
E. Intrepretasi Hasil dan Analisis Data..................................... 17
F. Langkah Analisis.................................................................. 18
G. Rangkuman.......................................................................... 20
H. Soal....................................................................................... 21
I. Daftar Pustaka..................................................................... 21
BAB 4 RANCANGAN BUJUR SANGKAR LATIN
A. Pendahuluan......................................................................... 22
B. Ciri-ciri RBSL.......................................................................
22
C. Pengacakaan......................................................................... 22
D. Model Linier........................................................................
23
E. Intrepretasi Hasil dan Analisis Data.....................................
24
F. Langkah Analisis.................................................................. 25
G. Rangkuman.......................................................................... 27
H. Soal....................................................................................... 28
I. Daftar Pustaka........................................................................ 28
3
BAB 5 RANCANGAN PERLAKUAN
A. Rancangan Petak Terpisah (Split Plot Design)................ 29
B. Rancangan Petak Berjalur (Strip Plot Design)................. 36
C. Rangkuman........................................................................ 41
D. Soal.................................................................................... 41
E. Daftar Pustaka................................................................... 42
GLOSARIUM................................................................................. 51
INDEKS........................................................................................... 55

BAB 1
PERANCANGAN PERCOBAAN

Deskriptif : Dalam pertemuan ini Anda akan mempelajari tentang Pengertian Rancangan
percobaan, Prinsip dasar rancangan percobaan, Macam-macam rancangan
percobaan, Pengertian rancangan lingkungan dan Pengertian rancangan
perlakuan. Konsep-konsep dasar rancangan percobaan ini berguna untuk
mengikuti perkuliahan berikutnya tentang metode-metode yang digunakan
dalam rancangan percobaan.

Relevansi : Suatu pekerjaan/percobaan akan berjalan dengan baik apabila kita


merencanakannya dengan baik. Maka dari itu kita perlu
merencanakan/merancang semuanya. Pada kasus riil atau di lapangan sering
menemukan kendala-kendala dalam melaksanakan suatu kegiatan/percobaan,

4
maka dari itu materi ini diharapkan bisa membantu dalam menyelesaikan
permasalahan-permasalahan di atas.

Tujuan Pembelajaran : Setelah mengikuti perkuliahan ini, mahasiswa mengerti definisi


rancangan percobaan dan menguasai pentingnya rancangan
percoban dalam penelitian.

A. Pendahuluan
Sebelum membicarakan perancangan percobaan lebih lanjut, terlebih dahulu
disepakati pengertian tentang percobaan itu sendiri, karena dalam perancangan percobaan
selalu terkait dengan percobaan. Arti dari percobaan adalah:
1. Suatu tindakan atau pengamatan khusus yang dilakukan untuk memperkuat
(membuat konfirmasi) atau meniadakan (menunjukkan ketidakbenaran) sesuatu
yang meragukan, khususnya untuk hal-hal yang kondisinya ditentukan oleh
sipeneliti.
2. Suatu tindakan yang dilakukan untuk menemukan beberapa prinsip atau pengaruh
yang tidak atau belum diketahui atau untuk menguji, menguatkan atau
menjelaskan beberapa pendapat atau kebenaran yang diketahui atau diduga.
Secara lebih sederhana percobaan (experiment) adalah suatu usaha yang terencana
utntuk mengungkapkan fakta-fakta baru, atau untuk menguatkan atau membantah hasil-
hasil yang sudah ada sebelumnya.

B. Perancangan Percobaan
Perancangan percobaan adalah suatu uji atau sederetan uji baik itu menggunakan
statistik deskriptif maupun statistik inferensia, yang bertujuan untuk mengubah peubah
input menjadi suatu output yang merupakan respon dari percobaan tersebut. Peranan
statistika dalam penelitian, terutama penelitian yang menggunakan metode percobaan,
meliputi perancangan, pengumpulan data, analisis, inteprestasi hasil analisis, dan
penarikan kesimpulan berdasarkan hasil analisis. Perancangan penelitian mencangkup
perancangan perlakuan, perancangan lingkungan dan perancangan respon. Analisis
statistika yang akan digunakan tergantung pada ketiga macam rancangan ini, dan
selanjutnya hasil analisis.

C. Beberapa Istilah Dalam Perancangan Percobaan


Dalam perancangan percobaan ada beberapa istilah yang dipergunakan dan
harus dipahami terlebih dahulu sebelum membicarakan perancangan percobaan secara
lebih rinci. Istilah istilah tersebut antara lain:
1. Treatment (perlakuan)
5
Perlakuan adalah suatu prosedur atau metode yang dikenakan pada unit
percobaan dan diukur pengaruhnya serta diperbandingkan satu dengan yang lain.
Prosedur atau metode yang diterapkan dapat berupa pemberian jenis pupuk yang
berbeda, dosis pemupukan yang berbeda, jenis varietas yang digunakan berbeda,
pemberian jenis pakan yang berbeda, kombinasi dari semua taraf-taraf beberapa
faktor dan lain-lain.
Prosedur dalam hal ini dapat berarti :
a. Sesuatu yang diberikan atau diterapkan kepada materi percobaan, misalnya
macam-macam obat, pupuk, sinar, kandang, suhu dan lain-lain, yang masing-
masing diberikan kepada pasien, tanaman, ternak, atau kepada objek-objek
yang lain.
b. Materi percobaan yang berbeda-beda: misal beberapa jenis varietas padi
yang ingin dibandingkan kemampuan produksinya. Dalam memilih
perlakuan-perlakuan yang akan diterapkan perlu diperhatikan agar tiap
perlakuan mempunyai rumusan yang jelas dan harus diketahui juga peranan
perlakuan, dalam usaha untuk mencapai tujuan dari percobaan.
2. Satuan percobaan (Experimental unit)
Satuan percobaan atau unit percobaan adalah unit terkecil dalam suatu
percobaaan yang diberi suatu perlakuan. Unit terkecil biasanya berupa petak
lahan, individu, sekandang ternak dan lain-lain tergantung dari bidang penelitian
yang sedang dipelajari. Sebagai contoh penelitian dibidang pertanian, unit
percobaan: kumpulan tanaman dalam petak lahan dengan ukuran tertentu,
perlakuan yang diterapkan misalnya jarak tanam dan pemupukan. Peneliti bisa
mengatur jarak diperoleh akan mengarahkan interpretasi dan kesimpulan yang
akan ditarik. Seperti halnya dengan rancangan percobaan, berbagai teknik analisis
statistika juga telah banyak tersedia, peneliti tinggal memilih mana yang cocok
bagi masalah yang dipelajarinya atau dapat berkonsultasi dengan ahli statistika.
Di dalam memilih rancangan percobaan hendaklah pertama kali dipilih
yang paling sederhana (Complety Randomized Design), sampai diketahui
rancangan tersebut dikatakan tidak mungkin dilanjutkan. Kemungkinan
rancangan yang sederhana tidak dapat dipergunakan karena: dengan
mempergunakan rancangan tesebut tujuan dari percobaan tidak dapat
selengkapnya dicapai. Hal ini disebabkan karena keterbatasan unit percobaan dan

6
banyaknya perlakuan yang akan diuji pengaruh dari variabel “nuisance” yang
ingin juga diketahui dan sebagainya.
Peranan experimental design (rancangan percobaan) merupakan suatu
cabang ilmu pengetahuan pembantu dalam penelitian ilmiah, yang berguna untuk
memberi jawaban yang pasti mengenai dugaan-dugaan atau pernyataan yang
timbul mengenai suatu persoalan (problem). Selanjutnya dikatakan juga untuk
maksud tersebut maka problem itu diteliti secara experimental yaitu dengan
mengadakan percobaan yang mempunyai dasar-dasar statistika. Tujuan akhir dari
percobaan tersebut adalah untuk mengetahui apakah perlakuan (treatment) dari
percobaan itu berbeda nyata (significant) atau tidak nyata (nonsignificant).
Adapun untuk mendapatkan jawaban yang lengkap dari suatu percobaan maka
perlu dibuat suatu rancangan. Dalam rancangan ini perlu disebutkan dengan jelas:

a. Tujuan percobaan
b. Deskripsi percobaan (perlakuan, rancangan/design, jumlah ulangan
(replication), prosedur sampling
c. Metode analisis data
Agar supaya hasil percobaan dapat dipahami orang lain, maka setelah
percobaan selesai, data dianalisis secara statistika kemudian dibuat kesimpulan.
Dalam mengambil kesimpulan dari suatu percobaan perlu dipelajari pengertian
analisis ragam (analysis of variance = anova) tanam yang diinginkan jika
dipunyai beberapa tanaman. Kumpulan dari beberapa tanaman ini tentunya
membutuhkan petak lahan yang memadahi untuk penanaman tanaman tersebut.
Dengan demikian perlakuan jarak tanam diberikan terhadap sekumpulan tanaman
yang ditanam pada petak lahan.
3. Satuan Amatan (sampling unit)
Satuan amatan adalah bagian dari satuan percobaan (atau anak gugus dari
unit percobaan) tempat dimana respon perlakuan diukur atau kepadanya
diterapkan pengamatan tunggal. Jika respon yang diukur adalah tinggi tanaman
maka satuan amatannya adalah satu tanaman jagung dalam unit percobaan.
Satuan amatan ini dapat berupa satu-satuan percobaan secara lengkap,
misalnya seekor sapi dalam percobaan makanan ternak, merupakan sastu-satuan
percobaan yang sekaligus merupakan satu-satuan amatan. Dapat pula satuan
amatan merupakan sebagian dari satuan percobaan, misalnya sebatang/sepohon

7
tanaman yang merupakan satu-satuan percobaan, maka beberapa lembar daun
yang diobservasi merupakan satuan amatan.
4. Experimental Error (galat percobaan)
Galat percobaan adalah suatu ukuran ketidak mampuan materi percobaan
untuk memberikan respon yang sama terhadap perlakuan yang sama yang
diterimanya. Ketidakmampuan tersebut justru merupakan ciri spesifik dari
materi-materi percobaan. Dengan kata lain galat merupakan petunjuk bahwa
materi percobaan itu memberikan respon yang bervariasi, sekalipun semuanya
mendapatkan perlakuan yang sama.
5. Analisis Variansi / Ragam (Analisis of Variation = Anova)
Dalam analisis ragam, keragaman total diuraikan kedalam komponen-
komponennya. Sedapat mungkin komponen-komponen tersebut bebas antara
yang satu dengan yang lainnya sehingga dapat ditentukan sebaran (distribusi) dari
ratio dua buah komponen keragaman. Dua buah atau lebih komponen keragaman
(selain nilai tengah dan galat percobaan), pengujian terhadap komponen yang satu
tidak akan mempengaruhi pengujian terhadap lainnya. Disebut dengan analisis
ragam karena memang ragam dari masing-masing sumber keragaman yang
digunakan dalam pengujian (uji F), merupakan penduga tak bias dari ragam
populasi jika hipotesis nol yang dikemukakan benar. Selengkapnya analisis ragam
ini dapat disajikan dalam tabel Anova. Dalam mempelajari komponen-komponen
ragam, analisis ragam digunakan untuk mengetahui sejauh mana keaneka
ragaman (variabilitas) dari perlakuan tersebut. Bila berdasarkan tabel anova
hipotesis nol ditolak, maka diperlukan uji lanjut (uji pembanding berganda) untuk
dapat memberikan kesimpulan lebih terperinci tentang percobaan (penelitian)
yang dilakukan.

D. Prinsip Dasar Perancangan Percobaan


Tiga unsur utama (prinsip dasar) didalam perancangan percobaan yaitu:
1. Ulangan (replikasi)
2. Pengacakan (randomisasi)
3. Pengendalian lokal untuk memperkecil kesalahan atau galat percobaan
Prinsip ini diperlukan untuk pendugaan yang sahih (valid) dari galat percobaan dan
usaha meminimumkan galat percobaan guna meningkatkan ketelitian percobaan.
1. Ulangan (replikasi)
Bila suatu perlakuan muncul lebih dari satu kali dalam suatu percobaan, maka
dikatakan bahwa perlakuan itu mempunyai ulangan. Dalam hal ini pengertian
pengulangan adalah pengulangan dari perlakuan dasar. Pengulangan mempunyai
tujuan dan fungsi sebagai berikut:
8
A. Untuk menghasilkan dugaan bagi galat percobaan
B. Meningkatkan ketepatan percobaan
C. Memperluas cangkupan kesimpulan percobaan melalui pemilihan dan
penggunaan yang tepat satu-satuan percobaan yang lebih bervariasi.
D. Mengendalikan ragam galat percobaan
Menambah jumlah ulangan biasanya meningkatkan ketelitian, mengurangi
panjang selang kepercayaan dan meningkatkan kuasa uji statistik. Selanjutnya
pengulangan dapat menambah cakupan penarikan kesimpulan dari suatu
percobaan.
2. Pengacakan (randomisasi)
Pengacakan yaitu setiap unit percobaan harus memiliki peluang yang sama
untuk diberi suatu perlakuan tertentu. Pengacakan perlakuan pada unit-unit
percobaan dapat menggunakan cara sederhana yaitu lotere atau menggunakan tabel
bilangan acak. Pengacakan menyebabkan pengujian menjadi berlaku yang
menyebabkan pula data dianalisis dengan anggapan seolah-seolah asumsi tentang
independen dipenuhi. Pengacakan tidak menjamin terjadinya independensi,
melainkan hanyalah memperkecil adanya koreksi antar pengamatan. Pengacakan
merupakan suatu cara untuk mengendalikan atau menghilangkan bias.
3. Pengendalian Lingkungan (local control)
Pengendalian lingkungan adalah usaha untuk mengendalikan keragaman yang
muncul akibat keheterogenan kondisi lingkungan. Usaha-usaha pengendalian
lingkungan yang dapat dilakukan yaitu dengan melakukan
pengelompokkan/bloking satu arah, dua arah maupun multi arah. Pengelompokkan
dikatakan baik jika keragaman didalam kelompok minimum dan keragaman antar
kelompok maksimum. Pembuatan kelompok sangat tergantung dari kondisi atau
karakteristik unit percobaan yang digunakan dalam percobaan (penelitian) dengan
syarat kelompok tidak berinteraksi dengan perlakuan. Adapun tujuan dari
pengelompokkan adalah untuk mereduksi pengaruh dari peubah-peubah yang tak
terkendali.

E. Pemilihan Rancangan untuk Suatu Percobaan.


Pemilihan rancangan yang sesuai untuk percobaan harus memperhatikan beberapa hal
antara lain:
1. Perlakuan yang akan dicobakan.
Perlakuan yang dicobakan dapat dibentuk dari satu faktor (biasanya dikenal
dengan percobaan satu faktor), dua faktor atau lebih dari dua faktor. Pada
percobaan satu faktor (biasanya disebut juga rancangan dasar) meliputi rancangan
acak lengkap (RAL), rancangan acak kelompok lengkap (RAK) dan rancangan
9
bujur sangkar latin (RSBL). Percobaan dua faktor meliputi percobaan faktorial,
split-plot dan split-blok. Untuk percobaan dengan lebih dua faktor biasanya
digunakan percobaan faktorial.
2. Unit eksperimen yang digunakan.
Berdasarkan unit eksperimen yang digunakan dapat ditentukan rancangan dasar
yang sesuai. Bila unit eksperimen yang digunakan tidak homogen sehingga
diperlukan pengelompokkan satu arah digunakan rancangan dasar RAK. Bila
diperlukan pengelompokkan melalui dua arah (biasanya disebut baris dan kolom)
digunakan rancangan dasar RBSL.
3. Pengukuran dari respon yang diamati
Pada bagian ini merupakan rancangan bagaimana respon diukur dari unut-unit
percobaan yang diteliti.

F. Rangkuman
Metode percobaan meliputi tiga, yaitu perancangan terhadap perlakuan, percobaan dan
respons. Perlakuan apa saja yang akan dicobakan dalam suatu percobaan hendaknya
perlu dipertimbangkan dengan baik. Kegiatan percobaan dengan memperhatikan keadaan
lingkungan dan bahan percobaan dikenal dengan rancangan lingkungan. Perancangan
respons menyangkut pemilihan sifat atau karakteristik suatu percobaan untuk menilai
atau mengukur pengaruh perlakuan serta bagaimana cara melakukan penilaian atau
pengukuran tersebut.

G. Soal
1. Apakah yang dimaksud dengan perancangan percobaan?
2. Sebutkan istilah-istilah dalam perancangan percobaan dan jelaskan!
3. Sebutkan tiga unsur utama di dalam perancangan percobaan!
4. Hal apa sajakah yang harus diperhatikan dalam pemilihan rancangan percobaaan?
5. Sebutkan perancangan percobaan dengan satu faktor!

H. Daftar Pustaka
Hanafiah, Kemas Ali.2002.Rancangan Percobaan.Palembang:Raja Grafindo Persada
Tunujaya, Benidiiktus.2013.Penelitian Percobaan.Bandung:Remaja Rosdakarya

BAB 2

10
RANCANGAN ACAK LENGKAP

Tujuan Pembelajaran : Setelah mengikuti perkuliahan ini, diharapkan mahasiswa mampu


memahami dan melakukan uji RAL serta dapat memberi kesimpulan hasil analisis untuk
RAL.

A. Pendahuluan
Rancangan acak lengkap (RAL) dapat dinyatakan sebagai dasar (awal) dari
semua jenis rancangan percobaan yang telah dikenal. Jenis rancangan ini adalah yang
paling sederhana disbanding rancangan percobaan lainnya. Ciri khas dari rancangan ini
yang membedakannya dengan rancangan lingkungan lain adalah bahwa bahan percobaan
yang digunakan harus bersifat homogen. Kehomogenan yang dimaksud di sini yaitu
bahwa selain makhluk (hewan, tumbuhan) yang digunakan sebagai bahan percobaan,
kehomogenan juga diperlukan pada tempat percobaan yang digunakan seperti
laboratorium, kandang, dan lahan pertanian.
RAL dapat didefinisikan sebagai rancangan dengan perlakuan yang disusun
secara random untuk seluruh unit percobaan. Tidak ada pembatasan yang dikenakan
dalam menyusun perlakuan untuk tiap unit percobaan. RAL merupakan jenis rancangan
percobaan yang paling sederhana.

B. Ciri-ciri RAL
1. Satuan percobaan homogen (dianggap seragam)
2. Hanya ada 1 sumber keragaman, yaitu Perlakuan
3. Keragaman respon disebabkan oleh perlakuan dan galat (kesalahan dalam
pengamatan/pencatatan data/faktor lain)
4. Faktor luar yang dapat mempengaruhi percobaan dapat dikontrol.
5. Banyak dilakukan di laboratorium atau rumah kaca.

C. Pengacakan
Pengacakan merupakan upaya yang dilakukan untuk memperoleh nilai penduga yang
tidak bias, balik bagi sisaan percobaan, nilai tengah, maupun beda antar nilai tengah tersebut.
Sebagai contoh denah hasil pengacakan penempatan perlakuan pada setiap satuan percobaan

11
untuk percobaan dengan RAL, yang terdiri dari 4 perlakuan (yang disimbolkan dengan A, B, C,
dan D) dan diulang sebanyak 4 kali, sebagaimana disajikan pada gambar berikut ini.
C D D A
A A B C
B C B D
D C A B

Pada gambar di atas tampak bahwa pada suatu baris atau lajur boleh terdapat
perlakuan yang sejenis. Hal ini merupakan salah satu ciri dari percobaan yang
dirancangan dengan RAL. Hasil tersebut diperoleh dengan langkah-langkah berikut ini:
1. Susunlah denah percobaannya, misalnya untuk 4 percobaan dengan 4 ulangan
untuk masing-masing perlakuan sehingga terdapat 16 satuan percobaan. Satuan
percobaan dapat dibuat dalam satu baris, satu kolom, atau dalam beberapa baris
dan kolom. Sebagai contoh satuan percobaan dibagi dalam 4 baris dan 4 kolom,
sebagaimana disajikan pada berikut ini:

2. Nomori satuan percobaan tersebut dari 1 sampai 16, seperti berikut ini
1 2 3 4
5 6 7 8
9 10 11 12
13 14 15 16

3. Acaklah secara berurutan (atau urutan lain yang telah ditetapkan sebelumnya) mulai dari
nomor pertama hingga ke-16 untuk menentukan perlakuan mana yang akan dikenakan
pada satuan percobaan tersebut. Pengundian dapat dilakukan misalnya dengan
menggunakan undian yang terdiri dari 16 kertas dimana setiap kertas telah dinomori
keempat perlakuan yang diulang sebanyak 4 kali. Sebagai contoh, hasil pengacakannya
sebagai berikut :
C D D A
A A B C
B C B D
D C A B

12
4. Dengan demikian, berdasarkan denah di atas, sebagai contoh perlakuan ke-3 (C)
dibersihkan pada satuan percobaan pertama, kedelapan, kesepuluh dan yang
keempat belas.

D. Model Linier
Pengacakan yang dilakukan dalam percobaan ini dilakukan secara lengkap,
dan tidak adanya sumber keragaman lain yang diperkirakan sebelumnya, maka hanya
terdapat satu sumber keragaman dalam model RAL. Model linier untuk percobaan yang
dilakukan dengan RAL adalah sebagai berikut:
=µ+ +
Di mana simbol tersebut adalah
: nilai respons dari perlakuan ke-I pada ulangan ke-j yang teramati
µ : nilai rataan umum
: kontribusi perlakuan ke-i

: sisaan dari perlakuan ke-i pada ulangan ke-j


E. Interprestasi Hasil Analisis Data

Sumber Derajat bebas Jumlah kuadrat Kuadrat tengah


F hitung F tabel
keragaman (db) (JK) (KT)
Perlakuan a-1 JKP KTP (KTP/KTG) Fa-1;a(n-1)()
Galat a. (n-1) JKG KTG
Total (a.n) -1 JKT

Guna menginterprestasi tabel analisis ragam, berikut ini disajikan dalam tabel di
bawah ini yang merupakan contoh tabel analisis ragam yang perhitungannya
dilakukan secara manual.
Sumber Jumlah Derajat Kuadrat F tabel
F hitung
Keragaman Kuadrat bebas Tengah (0,05)
Perlakuan 144.8815 3 48.2938 6.34 3.24
Sisaan 121.8040 16 7.61275
Total 266.6855 19
Pada tabel di atas tampak bahwa hasil percobaan yang dianalisis merupakan
percobaan RAL dengan 4 perlakuan, dimana masing-masing perlakuan diulang
sebanyak 5 kali. Hipotesis yang diuji pada taraf kepercayaan 95% sebagaimana
disajikan pada table analisis ragam untuk model RAL di atas adalah
: Semua rataan respons dari perlakuan yang diuji adalah sama

13
: Paling tidak ada sepasang perlakuan yang berbeda nilai rataan responsnya.
Atau secara matematik hipotesis untuk model RAL tersebut adalah
untuk semua pasang (i,j)

untuk paling sedikit satu pasang (i,j)


Hasil analisis ragam sebagaimana disajikan pada tabel tampak bahwa nilai F
hitung lebih besar dari nilai F tabel. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat cukup bukti

untuk menolak . Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa paling sedikit terdapat

sepasang perlakuan yang berbeda pada taraf kepercayaan 95% (α = 5%).

F. Langkah Analisis
Langkah-langkah dalam menganalisis Rancangan Acak Lengkap:
1. Hitung faktor koreksi: FK = Y..2/ a.n
2. Hitung jumlah kuadrat total
JKT = ∑ Yij2 – FK = (Y112+ Y122 + Y132 + …. ++ Y532 ) – FK
3. Hitung jumlah kuadrat perlakuan
JKP = ∑ Yi*2/n – FK
JKP = (Y1.2+ Y2.2 + Y3.2 + Y4.2 + Y5.2 )/r – FK
4. Hitung jumlah kuadrat galat: JKG = JKT – JKP
5. Buat Tabel ANOVA dan cari Ftabel
db perlakuan = a-1
db galat = a. (n-1)
db total = ( a.n )-1
6. Hitung Kuadrat tengah (KT) masing-masing sumber keragaman:
KTP = JKP / db Perlakuan
KTG = JK galat / db galat
7. Hitung nilai F hitung (F hit.)
F hit = KTP / KTG
8. Tentukan nilai F tabel dengan kolom = db perlakuan dan baris =db galat.
9. Bandingkan antara F hitung dan F tabel : F hitung > F tabel, maka tolak Ho pada taraf
kepercayaan .
10. Jika ternyata, Ho ditolak (H1 gagal ditolak), langkah selanjutnya melakukan Uji
pembandingan berganda (uji lanjut) untuk menentukan perlakuan mana yang
menyebabkan Ho ditolak. Beberapa uji dapat digunakan, seperti : LSD, Tukey,
Duncan
cukup pilih salah satu saja.
11. Perhitungan koefisien keragaman (KK):

14
KK adalah ukuran nilai keragaman hasil pengamatan. Semakin besar nilai KK berarti
semakin besar keragaman dalam satu ulangan, yang berarti tingkat ketelitian semakin
rendah.

Contoh:
Lima komposisi ransum dicobakan pada 20 ekor ayam petelur jenis tertentu yang relatif
homogen untuk dilihat pengaruhnya terhadap kandungan kolesterol telur. Setiap ransum
dicobakan pada 4 ekor ayam petelur dan diperoleh data sebagai berikut:
Data kandungan kolesterol telur dari 20 ekor ayam petelur dengan berbagai jenis ransum:

Jenis Ransum
Ayam Ke
A B C D E
1 5,56915 6,46145 5,67805 4,23330 5,58725
2 6,34000 6,90890 7,20350 4,94610 4,99705
3 6,75545 6,71400 4,07820 5,17195 5,24955
4 5,96760 7,37755 6,86765 5,02220 4,70445
Total (yi) 24,6322 27,4619 23,8274 19,37355 20,5383
Rataan (yi̅) 6,1581 6,8655 5,9569 4,8434 5,1346

sehingga diperoleh Anava sebagai berikut:


Tabel Anava Pengaruh Jenis RansumTerhadap Kandungan Kolesterol Telur

Sumber Derajat Kuadrat


Jumlah Kuadrat Fhitung Ftabel (5%)
Keragaman bebas tengah
Jenis Ransum 4 10,5824 2,6456 4,8641 3,06
Galat 15 8,1588 0,5439
Total 19 18,7412

15
G. Rangkuman
Rancangan Acak Lengkap (RAL), merupakan contoh dari penelitian yang
dirancangan berdasarkan keadaan lingkungan dari percobaan, khususnya lokasi dan
bahan percobaannya. Ciri khas RAL adalah bahan percobaannya dan lingkungan
relatif homogeny.
Berdasarkan denah umum percobaan pada penelitian pertanian, pada RAL, perlakuan
yang sama boleh terdapat dalam baris maupun lajur yang sama.
Percobaan dengan melibatkan rancangan lingkungan, terlebih yang satu faktor,
interpretasinya tidak terlalu sulit. Satu hal utama yang perlu diingat, bahwa dalam
jenis rancangan ini, yang diuji hanyalah faktor perlakuan. Dengan demikian yang
dapat diinterprestasi adalah faktor perlakuan yang diuji. Pernyataan nyata atau tidak
hanya berlaku untuk faktor tersebut, sedangkan kelompok atau baris dan lajur tidak
dapat diinterpretasi.
H. Soal
1. Jelaskan kapan suatu percobaan harus menggunakan RAL?
2. Jelaskan apakah RAL hanya bisa digunakan pada percobaan laboratorium/rumah
kaca?
3. Bagaimana model pengacakan pada RAL?
4. Bila dietahui suatu percobaan dengan menggunakan RAL dengan 5 ulangan
dengan hasil analisis ragam sebaimana disajian di bawah ini, lengkapilah tabel
analisis tersebut berdasarkan informasi yang ada, kemudian berilah kesimpulan
dan rekomendasinya.
Sumber Jumlah Derajat Kuadrat F hitung F tabel
Keragaman Kuadrat Bebas Tengah (0,05)
Perlakuan a) b) c) d) e)
Sisaan f) g) 200,35
Total 3567,05

5. Dari soal no 4. Hitunglah nilai KK nya

I. Daftar Pustaka
Hanafiah, Kemas Ali.2002.Rancangan Percobaan.Palembang:Raja Grafindo Persada
Tunujaya, Benidiiktus.2013.Penelitian Percobaan.Bandung:Remaja Rosdakarya

16
BAB 3
RANCANGAN ACAK KELOMPOK

Tujuan Pembelajaran : Setelah mengikuti perkuliahan ini, diharapkan mahasiswa mampu


memahami dan melakukan uji RAK serta dapat memberi kesimpulan hasil analisis untuk
RAK.

A. Pendahuluan
Rancangan acak lengkap hanya dapat digunakan apabila tidak terdapat sumber
keragaman selain pengaruh perlakuan yang telah diperkirakan sebelumnya. Ciri khas dari
rancangan ini adalah adanya pengotrolan (pemblokiran) perngaruh-pengaruh luar yang
telah diperkirakan sebelumnya dapat turut mempengaruhi nilai respons teramati.
RAK adalah suatu rancangan acak yang dilakukan dengan mengelompokkan
satuan percobaan ke dalam grup-grup yang homogen yang dinamakan kelompok dan
kemudian menentukan perlakuan secara acak di dalam masing-masing kelompok.
Tujuan pengelompokan satuan-satuan percobaan tersebut adalah untuk membuat
keragaman satuan-satuan percobaan di dalam masing-masing kelompok sekecil mungkin
sedangkan perbedaan antar kelompok sebesar mungkin.

B. Ciri-ciri RAK
1. Syarat pengelompokan yaitu keragaman (variasi) dalam kelompok lebih kecil
dibandingkan variasi antar kelompok.
2. Apabila pengelompokan tidak baik maka sama saja melakukan percobaan dengan
RAL

17
C. Pengacakan
Prosedur pengacakan untuk percobaan yang menggunakan rancangan ini dapat dilakukan
sebagai berikut :
1. Kelompokkan satuan percobaan yang relatif sama dan pisahkan satuan percobaan
yang relatif berbeda. Misalkan pada penelitian lapang di bidang pertanian, maka lahan
yang berdekatan cenderung homogen karakteristiknya, sedangkan lahan yang
berjauhan cenderung heterogen sehingga membentuk kelompok yang berbeda.
Contoh lainnya yaitu bahwa buah dari pohon yang sama cenderung membentuk
kelompok kelompok yang sama dibandingkan buah yang berasal dari pohon apalagi
tempat yang berbeda. Sebagai contoh bagan percobaan dengan RAK untuk 4
perlakuan dan 4 kelompok disajikan pada denah berikut.
I II III IV

2. Nomorilah satuan percobaan untuk setiap kelompok, sebagai contoh seperti berikut
ini. Penomoran tidak harus dalam urutan yang tetap, namun setiap satuan percobaan
dalam kelompok dipastikan mempunyai satu nomor.
I II III IV
1 2 3 4
1 2 3 4
1 2 3 4
1 2 3 4
3. Acaklah pada masing-masing kelompok untuk menentukan perlakuan yang akan
dikenai pada satuan percobaan pada kelompok tersebut. Salah satu hasil pengacakan
untuk percobaan yang menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) pada lahan
percobaan dengan 4 perlakuan dan 4 kelompok disajikan berikut ini.
I II III IV
C D D B
A A C C
B C B D
D B A A
Menunjukkan bahwa dalam setiap kelompok, satu jenis percobaan hanya
muncul sekali. Hal tersebut menyebabkan penyedian bahan untuk percobaan ini tidak
fleksibel, karena jumlah bahan percobaan harus sama dengan jumlah taraf dari faktor
perlakuan yang diuji. Permasalahan yang timbul adalah apabila terjadi kekurangan
bahan percobaan sehingga untuk setiap kelompok tidak semua perlakuan dapat diuji.
18
D. Model Linier
Pada RAK, diketahui bahwa terdapat dua faktor utama yang menentukan
keberadaan respons yaitu faktor perlakuan yang diuji dan kelompok. Di luar kedua faktor
tersebut, faktor-faktor lainnya tidak diketahui dan tidak dapat diperkirakan sebelum
penelitian dilakukan. Faktor yang tidak diketahui ini dalam model linier yang digunakan
masuk dalam faktor sisaan (error).
Model linier untuk RAK adalah :
=µ+ + +
Di mana simbol tersebut adalah
: nilai respons dari perlakuan ke-i pada ulangan ke-j yang teramati
µ : nilai rataan umum
: kontribusi perlakuan ke-i

: kontribusi perlakuan ke-j

: sisaan dari perlakuan ke-i pada ulangan ke-j

E. Interpretasi Hasil dan Analisis Data

Sumber Jumlah Kuadrat


db F hitung F tabel
Keragaman Kuadrat Tengah
Perlakuan a-1 JKP KTP KTP/KTG F(p,g)
Kelompok n-1 JKK KTK KTK/KTG F(k,g)
Galat (a-1)(n-1) JKG KTG
Total a.n-1 JKT

Dibandingkan dengan RAL, pada model linier RAK terdapat tambahan satu sumber
keragaman, yaitu adalah aspek kelompok. Dengan demikian pada tabel analisis
ragamnya juga terhadap satu tambahan sumber keragaman, yaitu kelompok sebagai
contoh akan digunakan hasil analisis secara manual sebagaimana disajikan pada table
berikut ini:

Sumber Jumlah Derajat Kuadrat


Fhitung Ftabel
Keragaman Kuadrat bebas Tengah
Kelompok 38.743 4 9.6858
Perlakuan 144.8815 3 48.2938 6.98 3.49
19
Sisaan 83.061 12 6.9218
Total 266.6855
Hipotesis yang diuji dalam penelitian percobaan yang menggunakan model RAK sama
dengan hipotesis pada model RAL, yaitu:
untuk semua pasang (i,j)

untuk paling sedikit satu pasang (i,j)


Pada kasus untuk table diatas diketahui, di mana terdapat 4 perlakuan yang diuji,
hipotesisnya adalah:

untuk paling sedikit satu pasang (i,j), i,j = 1,2,3,4


Hasil analisis sebagaimana disajikan pada table menunjukkan bahwa nilai Ftabel
yang dihasilkan lebih besar dari nilai Fhitung (6,98 > 3.49). Hal ini menunjukkan bahwa

terdapat cukup bukti untuk menolak . Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa

paling tidak terdapat sepasangan perlakuan yang berbeda pada tingkat kepercayaan 5
persen. Dengan kata lain terdapat perlakuan yang menghasilkan respons yang berbeda,
sehingga diperlukannya uji lanjutan.

F. Langkah Analisis
Langkah-langkah dalam menganalisis Rancangan Acak Kelompok:
1. Hitung faktor koreksi: FK = Y..2/ a.n
2. Hitung jumlah kuadrat total
JKT = ∑ Yij2 – FK = (Y112+ Y122 + Y132 + …. ++ Y532 ) – FK
3. Hitung jumlah kuadrat perlakuan
JKP = ∑ Yi*2/n – FK
JKP = (Y1.2+ Y2.2 + Y3.2 + Y4.2 + Y5.2 )/r – FK
3. Hitung jumlah kuadrat kelompok
JKP = ∑ Y*j2/a – FK
4. Hitung jumlah kuadrat galat: JKG = JKT – JKP - JKK
5. Buat Tabel ANOVA dan cari Ftabel
db perlakuan = a-1
db kelompok = n-1
db galat = a. (n-1)
db total = ( a.n ) – 1
6. Hitung Kuadrat tengah (KT) masing-masing sumber keragaman:
KTP = JKP / db Perlakuan
KTK = JKK / db Kelompok
20
KTG = JK galat / db galat
7. Hitung nilai F hitung (F hit.)
F hit = KTP / KTG
F hit = KTK / KTG
8. Tentukan nilai F tabel dengan kolom = db perlakuan dan baris =db galat.
Tentukan nilai F tabel dengan kolom = db kelompok dan baris =db galat.
9. Bandingkan antara F hitung dan F tabel : F hitung > F tabel, maka tolak Ho pada taraf
kepercayaan .
10. Jika ternyata, Ho ditolak (H1 gagal ditolak), langkah selanjutnya melakukan Uji
pembandingan berganda (uji lanjut) untuk menentukan perlakuan mana yang
menyebabkan Ho ditolak. Beberapa uji dapat digunakan, seperti : LSD, Tukey,
Duncan
cukup pilih salah satu saja.
11. Perhitungan koefisien keragaman (KK):
KK adalah ukuran nilai keragaman hasil pengamatan. Semakin besar nilai KK berarti
semakin besar keragaman dalam satu ulangan, yang berarti tingkat ketelitian semakin
rendah.

Efisiensi Relatif (ER)

Contoh:
Suatu penelitian dilakukan untuk mengetahui pengaruh ransum terhadap pertambahan bobot
badan (kg) domba jantan selama periode penelitian (3 bulan). Untuk keperluan tersebut
digunakan domba-domba dengan kelompok umur berbeda ( 3 kelompok).

Kelompok Umur
Ransum Total ransum rataan
1 2 3
A 9.3 9.4 9.6 28.3 9.4333
B 9.4 9.3 9.8 28.5 9.50
C 9.2 9.4 9.5 28.1 9.3667
D 9.7 9.6 10,0 29.3 9.7667
Total kelp 37.6 37.7 38.9 114.2 9.5167

21
Rataan 9.4 9.425 9.725

sehingga diperoleh Anava sebagai berikut:

Sumber Kuadrat
db Juml Kuadrat F hitung F tabel (5%)
Keragaman Tengah
Ransum 3 0.2767 0.0922 9.5052 4.76
Kelompok 2 0.2617 0.1309 13.4948 5.14
Galat 6 0.0583 0.0097
Total 11 0.5967

G. Rangkuman
Rancangan Acak Kelompok (RAK), merupakan contoh dari penelitian yang dirancangan
berdasarkan keadaan lingkungan dari percobaan, khususnya lokasi dan bahan percobaannya.
Ciri khas RAK adalah ada satu efek pembeda.
Berdasarkan denah umum percobaan pada penelitian pertanian, pada RAK, perlakuan yang
sama boleh terdapat dalam baris yang sama.
Percobaan dengan melibatkan rancangan lingkungan, terlebih yang satu faktor,
interpretasinya tidak terlalu sulit. Satu hal utama yang perlu diingat, bahwa dalam jenis
rancangan ini, yang diuji hanyalah faktor perlakuan. Dengan demikian yang dapat
diinterprestasi adalah faktor perlakuan yang diuji. Pernyataan nyata atau tidak hanya berlaku
untuk faktor tersebut, sedangkan kelompok atau baris dan lajur tidak dapat diinterpretasi.

H. Soal
1. Jelaskan kapan suatu percobaan harus menggunakan RAK?
2. Mana yang lebih baik, suatu percoban yang dilaksanakan menggunakan RAL
dibandingkan apabila percobaan tersebut menggunakan RAK, mengapa demikian?
3. Jelaskan perbedaan unsur-unsur dasar percobaan menurut RAL dan RAK!
4. Dari studi literatur, seorang peneliti mendapatkan informasi bahwa pemberian 3 ton/ha
zeolit pada tanah berpasir di Kupang, NTT berhasil meningkatkan produksi semangka,
sehingga timbul pertanyaan apakah hal ini juga dapat diterapkan pada tanah berpasir
Indralaya? Untuk menjawab pertanyaan ini beliau bermaksud melakukan percobaan di
kebunnya. Apabila dari percobaan ini diperoleh data produksi semangka (ton/petak)
sebagai berikut:
Takaran Kelompok
Jumlah Rerata
Zeolit I II III IV
0 0,12 0,09 0,15 0,14 ...... .......
1 0,46 0,36 0,54 0,74 ...... ........
22
2 1,25 1,43 1,34 1,47 ...... ........
3 2,85 2,75 2,95 2,62 ...... .......
4 3,02 2,90 3,00 2,84 ...... ........
Jumlah ....... ....... ....... ...... ....... ......
a. Lengkapi tabel di atas
b. Lakukan uji F dalam tabel ansira
5. Dari hasil analisis no.4 hitunglah KK dan uji lanjutan

I. Daftar Pustaka
Hanafiah, Kemas Ali.2002.Rancangan Percobaan.Palembang:Raja Grafindo Persada
Tunujaya, Benidiiktus.2013.Penelitian Percobaan.Bandung:Remaja Rosdakarya

BAB 4
RANCANGAN BUJUR SANGKAR LATIN

Tujuan Pembelajaran : Setelah mengikuti perkuliahan ini, diharapkan mahasiswa mampu


memahami dan melakukan uji RBSL serta dapat memberi kesimpulan hasil analisis untuk
RBSL.

A. Pendahuluan
Rancangan bujur sangkar latin sebenarnya berawal dari keterbatasan satuan percobaan.
Merupakan suatu rancangan percobaan dengan dua arah pengelompokan, yaitu baris dan
kolom.
Banyaknya perlakuan sama dengan jumlah ulangan sehingga setiap baris dan kolom akan
mengandung semua perlakuan.
Pada rancangan ini, pengacakan dibatasi dengan mengelompokannya kedalam baris dan
juga kolom, sehingga setiap baris dan kolom hanya akan ada satu perlakuan.

B. Ciri-ciri RBSL
1. Pada unit percobaan dilakukan batasan pengelompokan ganda → seperti dua RAK,
dua kelompok berbeda dengan baris dan kolom sebagai ulangan.
2. Banyaknya perlakuan sama dengan banyaknya ulangan.
3. Banyaknya satuan percobaan = kuadrat (square) perlakuan atau ulangannya
4. Setiap perlakuan diberi lambang huruf latin besar → Misalnya: A, B, C, D
sehingga disebut Latin Square Design
5. Terdapat 3 sumber keragaman:
- baris (row) → misalnya : waktu pengamatan
23
- lajur (kolom) → misalnya : bahan percobaan
- perlakuan → misalnya : ransum
(disamping pengaruh acak)
Ke 3 keragaman tsb. jumlahnya sama besar = r

C. Pengacakan
Prosedur pengacakan untuk percobaan yang menggunakan rancangan ini dapat dilakukan
dengan prosedur sebagai berikut:
1. Buatlah denah umum untuk percobaan yang dimaksud, misalnya

2. Berilah masing-masing satuan percobaan dengan simbol yang menunjukkan perlakuan


yang akan diuji, di mana pada setiap baris dan setiap lajur tidak boleh terdapat perlakuan
yang sama,misalnya:
A B C D
B C D A
C D A B
D A B C
3. Acaklah empat angka untuk menentukan perubahan urutan baris, misalnya angka
yang diperoleh adalah 12, 65, 01 dan 98, sehingga urutan barisnya adalah 2, 3, 1,
4. Hasil tersebut menunjukkan bahwa baris yang semula 2 menjadi 1, 3 menjadi 2,
1 menjadi 3 dan 4 tetap. Dengan demikian denah percobaan menjadi:
B C D A
C D A B
A B C D
D A B C
Acaklah empat angka untuk menentukan perubahan urutan lajur, misalnya angka
yang diperoleh adalah 03, 74, 99 dan 83 urutan barisnya adalah 1, 2, 4, 3. Hasil
tersebut menunjukkan bahwa lajur 1 dan 2 tidak berubah, sedangkan lajur 3 dan 4
saling berpindah. Dengan demikian denah percobaan menjadi:
B C A D
C D B A
A B D C
D A C B

D. Model Linier dan Analisis Data

24
Seperti yang diketahui bahwa pada RBSL terdapat dua faktor yang turut berperan dalam
menentukan nilai respons selain perlakuan yang diuji, menyebabkan model linier lebih
kompleks bila dibandingkan model linier percobaan dengan RAL maupun RAK. Model
linier untuk percobaan RBSL adalah sebagai berikut:
=µ+ + + +
Di mana simbol tersebut adalah
: nilai respons dari perlakuan ke-i pada ulangan ke-j dan lajur ke-k yang

teramati
µ : nilai rataan umum
: kontribusi perlakuan ke-i

: kontribusi perlakuan ke-j

: kontribusi lajur ke-k

: sisaan dari perlakuan ke-i pada ulangan ke-j, lajur ke-k

E. Intrepetasi Hasil dan Analisis Data

Sumber Jumlah Kuadrat


db Fhit Ftab
keragaman kuadrat tengah
Baris r-1 JTB KTB KTB/KTG F r-1;r-1)(r-2)(α)
Kolom r-1 JTK KTK KTK/KTG F r-1;(r-1)(r-2)(α)
Perlakuan r-1 JKP KTP KTP/KTG F r-1;(r-1)(r-2)(α)
Galat (r-1)(r-2) JKG KTG
Total r.r-1 JKT

Pada Rancangan Bujur Sangkar Latin terdapat dua sumber keragaman yang telah
diidentifikasi berperan dalam menentukan nilai respons. Sebagai contoh akan digunakan
hasil analisis secara manual sebagaimana disajikan pada table berikut.
Sumber Jumlah Derajat Kuadrat
Fhitung Ftabel
Keragaman Kuadrat bebas Tengah
Baris 7.360 4 1.840 1.31
Lajur 13.360 4 3.340 2.37
Perlakuan 23.760 4 5.940 4.22 3.26
Sisaan 16.880 12 1.407
Total 61.360 24

25
Hipotesis yang diuji pada tingkat kepercayaan 5% untuk tabel anova pada tabel di atas
menguji perlakuan dimana Fhitung perlakuan lebih besar dari nilai Ftabel dimana
menunjukan bahwa terdapat pasangan perlakuan yang berbeda pada tingkat
kepercayaan 5%, dengan kata lain tidak semua perlakuan menghasilkan respons yang
sama, sehingga diperlukan uji lanjutan.

F. Langkah Analisis
1. Hitung faktor koreksi: FK = Y..2/ a.n
2. Hitung jumlah kuadrat total
JKT = ∑ Yij2 – FK = (Y112+ Y122 + Y132 + …. ++ Y532 ) – FK
4. Hitung jumlah kuadrat perlakuan
JKP = ∑ Yi**2/r – FK
JKP = (Y1.2+ Y2.2 + Y3.2 + Y4.2 + Y5.2 )/r – FK
5. Hitung jumlah kuadrat kolom
JKP = ∑ Y*j*2/r – FK
6. Hitung jumlah kuadrat kolom
JKP = ∑ Y**k2/r – FK
7. Hitung jumlah kuadrat galat: JKG = JKT – JKP – JKK - JKB
8. Buat Tabel ANOVA dan cari Ftabel
db perlakuan = r-1
db kolom = r-1
db baris = r-1
db galat = (r-1)(r-2)
db total = r2 – 1
9. Hitung Kuadrat tengah (KT) masing-masing sumber keragaman:
KTP = JKP / db Perlakuan
KTK = JKK / db Kolom
KTB = JKB / db Baris
KTG = JK galat / db galat
10. Hitung nilai F hitung (F hit.)
F hit = KTP / KTG
F hit = KTK / KTG
F hit = KTB / KTG
11. Tentukan nilai F tabel dengan kolom = db perlakuan dan baris =db galat.
Tentukan nilai F tabel dengan kolom = db kolom dan baris =db galat.
Tentukan nilai F tabel dengan kolom = db baris dan baris =db galat.
12. Bandingkan antara F hitung dan F tabel : F hitung > F tabel, maka tolak Ho pada taraf
kepercayaan .
13. Jika ternyata, Ho ditolak (H1 gagal ditolak), langkah selanjutnya melakukan Uji
pembandingan berganda (uji lanjut) untuk menentukan perlakuan mana yang
menyebabkan Ho ditolak. Beberapa uji dapat digunakan, seperti : LSD, Tukey,
Duncan
26
cukup pilih salah satu saja.
14. Perhitungan koefisien keragaman (KK):
KK adalah ukuran nilai keragaman hasil pengamatan. Semakin besar nilai KK berarti
semakin besar keragaman dalam satu ulangan, yang berarti tingkat ketelitian semakin
rendah.

Contoh:
Percobaan tentang pengaruh pemberian pupuk dengan dosis yang berbeda (A= 10kg/petak,
B= 20kg/petak, C= 30kg/petak dan D= 40kg/petak) terhadap produksi gabah (kg/petak) padi
IR 8. Percobaan dilakukan di daerah lereng pegunungan, sumber keragaman satuan
percobaan diklasifikasikan menjadi 2 yaitu kemiringan lahan dan arah irigasi. Diperoleh data
sebagai berikut:

Kemiringan Arah irigasi Total M Rataan


(M) I1 I2 I3 I4 Yᵢ.. (Ȳ.j.)
M1 A:5,6 C:4,3 B:4,8 D:5,3 20 5,0
M2 B:5,9 A:6,0 D:5,8 C:5,2 22,9 5,725
M3 C:4,3 D:4,9 A:4,8 B:5,2 19,2 4,8
M4 D:3,9 B:4,9 C:3,8 A:4,7 17,3 4,325
Total I (Y.J.) 19,7 20,1 19,2 20,4 79,4 4,9625
Rataan (Ȳ.ј.) 4,925 5,025 4,80 5,10

sehingga diperoleh Anava sebagai berikut:

Jumlah Kuadrat
Sumber keragaman db Fhit Ftabel (5%)
kuadrat tengah
Kemiringan(baris) 3 4,0625 1,3542 12,8968 4,757
Arah irigasi(kolom) 3 0,2025 0,0675 0,6429 4,757
Dosis pupuk 3 1,8825 0,6275 5,9762 4,757
Galat 6 0,63 0,105
Total 15 6,7775

27
G. Rangkuman
Rancangan bujur sangkar latin (RBSL) merupakan contoh dari penelitian yang
dirancangan berdasarkan keadaan lingkungan dari percobaan, khususnya lokasi dan
bahan percobaannya. Ciri khas RBSL adalah ada dua aspek pembeda yang ditemui, baik
pada bahan percobaan maupun aspek lainnya.
Berdasarkan denah umum percobaan pada penelitian pertanian, pada RSBL di
dalam satu baris maupun lajur tidak boleh terdapat perlakuan yang sama.
Percobaan dengan melibatkan rancangan lingkungan, terlebih yang satu faktor,
interpretasinya tidak terlalu sulit. Satu hal utama yang perlu diingat, bahwa dalam jenis
rancangan ini, yang diuji hanyalah faktor perlakuan. Dengan demikian yang dapat
diinterprestasi adalah faktor perlakuan yang diuji. Pernyataan nyata atau tidak hanya
berlaku untuk faktor tersebut, sedangkan kelompok atau baris dan lajur tidak dapat
diinterpretasi.
Berdasarkan tabel analisis ragam yang disusun, kelompok maupun baris dan lajur
dapat diperoleh nilai Fhitung namun hal tersebut tidak bermakna. Penggunaan sumber
keragaman tersebut dalam model telah melalui pertimbangan teoritis yang matang
sehinga tidak perlu diuji. Hal yang dapat dilakukan adalah pengujian efisien penggunaan
komponen-komponen tersebut.
Bermaknanya (mempunyai pengaruh) atau nyatanya faktor perlakuan yang diuji
menunjukkan bahwa terdapat perbedaan nilai rataan respons yang diamati antara taraf
perlakuan yang diuji. Taraf perlakuan mana saja yang saling berbeda tidak diketahui.
Oleh karena itu diperlukan uji perbandingan berganda yang dikenal dengan nama uji
lanjutan.

H. Soal
1. Jelaskan kapan suatu percobaan harus menggunakan RAK?
2. Jelaskan mengapa RBSL jarang digunakan?
3. Bagaimana model pengacakan pada RAL?
4. Seorang peneliti bermaksud melakukan percobaan tentang pengaruh macam jarak
tanam terhadap produksi tomat di lereng yang berkemiringan 5% ke arah barat dan
10% arah selatan. Perlakuan yang diuji meliputi:
A = 15x15 cm2 C = 15x25 cm2 E = 15x25 cm2
B = 15x20 cm2 D = 20x20 cm2

Sumber Jumlah Derajat Kuadrat


Fhitung Ftabel
Keragaman Kuadrat bebas Tengah

28
Baris 4.048 4 1.012 1.317
Lajur 0.588 0.756 5.41
Jarak tanam 55.220 4 13.805 17.967
Galat
Total 70.0840 24
lengkapilah tabel analisis tersebut berdasarkan informasi yang ada, kemudian berilah
kesimpulan dan rekomendasinya.
5. Dari hasil analisis no.4 hitunglah KK dan uji lanjutan

I. Daftar Pustaka
Hanafiah, Kemas Ali.2002.Rancangan Percobaan.Palembang:Raja Grafindo Persada
Tunujaya, Benidiiktus.2013.Penelitian Percobaan.Bandung:Remaja Rosdakarya

BAB 5
RANCANGAN PERLAKUAN

Tujuan Pembelajaran : Setelah mengikuti perkuliahan ini, diharapkan mahasiswa mampu


memahami dan melakukan statistik rancangan perlakuan serta dapat memberi kesimpulan
hasil analisis untuk statistik rancangan perlakuan.

A. Rancangan Petak Terpisah (Split Plot Design)


1. Pendahuluan
Rancangan Petak Terbagi dapat diterapkan untuk tingkat keutamaan faktor
yang berbeda, dan tidak memerlukan unit percobaan yang besar. Pada percobaan
rancangan petak terpisah, tingkat ketelitian anak petak yang diuji diharapkan
lebih akurat dibandingkan dengan faktor petak utama, sehingga kadang kala
dinyatakan sebagai latar belakang munculnya rancangan ini, yaitu apabila
seseorang lebih mementingkan satu faktor disbanding faktor lainnya. Rancangan
petak terpisah mempunyai ciri khas, yaitu: (1) Terdapat satu faktor atau lebih
dipentingkan dari faktor yang lain, (2) Salah satu faktor memerlukan tempat atau
petak percobaan yang luas atau tidak memungkinkan untuk dilakukan pada petak
yang kecil, dan (3) Suatu percobaan menggunakan waktu atau tempat sebagai
faktor utama atau beberapa percobaan yang persis sama, tetapi dilakukan dalam
beberapa waktu atau pada lokasi (tempat) yang berbeda.
2. Pengacakan

29
Berdasarkan keadaan yang ada seperti diuraikan sebelumnya, maka
pengacakan untuk percobaan petak terpisah dilakukan dalam dua tahap. Tahap
pertama pengacakan dilakukan terhadap petak utama. Selanjutnya dilakukan
pengacakan kedua terhadap anak petak pada masing-masing petak utama.
Sebelum petak percobaan dibagi dalam satuan-satuan percobaan yang menyusun
petak utama dan anak petak, pembagian petak percobaan tergantung pada
rancangan lingkungan yang digunakan.
Contoh denah dan hasil pengacakan untuk percobaan RPT dengan
rancangan perlakuan RAL dengan tiga taraf dari faktor A dan tiga taraf untuk
faktor B serta diulang sebanyak 3 kali,disajikan pada bagan berikut:

(a)

(b)

Pada gambar tersebut menunjukan bahwa pengacakan petak utama dan


anak petak, dilakukan pembagian lokasi percobaan dalam beberapa petak utama.
Jumlah Sembilan petak diperoleh berdasarkan jumlah perlakuan utama yang akan
dilakukan. Sebagaimana diketahui terdapat 3 taraf dari faktor utama dan masing-
masing diulang sebanyak 3 kali, dengan demikian diperlukan sembilan petak.
Pengacakan pertama dilakukan untuk menentukan faktor utama yang
dikenakan pada kesembilan petak yang telah dibagi tersebut. Sebagaimana RAL,
maka pada RAL RPT , setelah petak percobaan dibagi menjadi Sembilan, maka
dilakukan pengacakan secara lengkap untuk menentukan perlakuan utama pada
petak-petak percobaan tersebut.

30
Pengacakan kedua kemudian dilakukan pada masing-masing petak
utama yang telah diperoleh untuk menentukan perlakuan faktor kedua yang
dikenakan pada petak utama tersebut. Pengacakan juga dilakukan secara lengkap
pada masing-masing petak utama.
Sebagai contoh hasil pengacakan sebagaimana disajikan pada gambar diatas
(b), mengikuti prosedur sebagai berikut:
1. Petak utama dibagi menjadi sembilan petak dan dinomori dari 1 sampai
dengan 9. Urutan nomor petak utama mulai dari kiri ke kanan.
2. Pengacakan untuk penempatan 9 jenis perlakuan (3 taraf perlakuan yang
masing-masing diulang sebanyak 3 kali), dengan hasil 1 1 2 3 2 1 3 2 3, yaitu
petak pertama dikenakan perlakuan utama taraf pertama, petak kedua
dikenakan perlakuan utama taraf pertama, dan seterusnya, sebagaimana
tampak pada gambar (a).
3. Pengacakan untuk penempatan tiga taraf perlakuan kedua pada masing-masing
petak utama. Sebagai contoh, pada petak utama pertama yang di mana akan
diberikan perlakuan utama taraf pertama, hasil pengacakannya adalah 1 2 3.
Sedangkan contoh denah dan hasil pengacakan untuk percobaan RPT dengan
rancangan perlakuan RAK dengan dua taraf dari faktor A dan tiga taraf untuk
faktor B, disajikan pada gambar berikut :
Kelompok I

Kelompok II

Kelompok III

Tampak bahwa sebelum


pengacakan petak utama dan anak petak, dilakukan pembagian lokasi percobaan
dalam tiga kelompok. Pada setiap kelompok dilakukan pengacakan sebanyak dua
31
kali, pengacakan pertama untuk menentukan perlakuan/faktor utama yang
dikenakan pada lajur, sedangkan pengacakan kedua dilakukan pada masing-
masing lajur yang telah diperoleh untuk menentukan perlakuan kedua yang
dikenakan pada lajur tersebut. Sebagai contoh disajikan ilustrasi untuk kelompok
pertama yang merupakan hasil pengacakan sebagai berikut:
1. Pengacakan lajur menghasilkan nilai 2 dan kemudian nilai 1. Dengan
demikian lajur pertama dikenai perlakuan A untuk taraf kedua, sedangkan
lajur kedua dikenai perlakuan A untuk taraf pertama.
2. Pengacakan baris pada lajur pertama secara berturut-turut menghasilkan
nilai 3, 1 dan terakhir nilai 2. Hal ini menunjukan bahwa untuk lajur kedua,
baris pertama, kedua dan ketiga, secara berturut-turut masing-masing
dikenai perlakuan B untuk taraf 3, 1 dan 2.
3. Pengacakan baris pada lajur kedua secara berturut-turut menghasilkan nilai
1, 2, dan 3. Hal ini menunjukkan bahwa untuk lajur pertama, baris pertama,
kedua dan ketiga, secara berturut-turut masing-masing dikenai perlakuan B
untuk taraf 1, 2 dan 3.
3. Model linier
Model linier untuk percobaan RAL RPT adalah sebagai berikut:

=µ+ + + + +
Di mana simbol tersebut adalah
: nilai respons yang teramati
µ : nilai rataan umum
: kontribusi taraf ke-i dari faktor A

: pengaruh sisaan dari kelompok ke-k pada taraf ke-i dari faktor A (Sisaan A)

: kontribusi taraf ke-j dari faktor B

: kontribusi interaksi antara taraf ke-i faktor A dan taraf ke-j faktor B

: sisaan umum

4. Interpretasi Hasil dan Analisis Data

32
Guna melakuan interpretasi hasil analisis data yang menggunakan rancangan petak
terpisah juga disajikan dalam dua bentuk, yaitu: hasil analisis melalui perhitungan
secara manual, dan hasil analisis menggunakan paket program minitab. Walaupun
pada prinsipnya hasil yang diperoleh kedua sama, terdapat perbedaan dalam teknik
penarikan kesimpulannya. Sebagai contoh akan digunakan hasil analisis secara
manual untuk RAK Rancangan Petak Terpisah yang diambil dari Gazpersz (1991)
sebagaimana disajikan pada tabel berikut
Jumlah Kuadrat
Sumber keragaman Fhitung Ftabel
kuadrat tengah
Petak Utama
Kelompok 2842.87 947.62
Perlakuan A 2848.02 949.34 13.82 2.87
Sisaan A 618.30
Anak petak
Perlakuan B 170.53 56.84 2.80 2.87
Interaksi (A*B) 586.47 65.16 3.21 2.15
Sisaan B 731.20 20.31
Total 7797.39
Hipotesis nol untuk percobaan dengan RAK rancangan petak terpisah yang diuji
pada taraf kepercayaan 95% adalah sebagai berikut
Tidak ada interaksi antara perlakuan pada petak utama dan perlakuan pada anak
petak terhadap respons yang diamati.
-Tidak terdapat pengaruh perlakuan A terhadap respons yang diamati
-Tidak terdapat pengaruh perlakuan B terhadap respons yang diamati
5. Langkah Analisis

33
Contoh:
Pengaruh kombinasi pemupukan NPK dan genotipe padi terhadap hasil padi
(kg/petak). Pengaruh kombinasi pemupukan NPK (A) terdiri 6 taraf ditempatkan
sebagai petak utama (main plot) dan genotipe padi (B) terdiri dari 2 taraf yang
ditempatkan sebagai anak petak (sub plot). Petak utama disusun dengan menggunakan
rancangan dasar RAK. Percobaan di ulang 3 kali.

Sehingga diperoleh Anava

34
Berdasarkan Tabel analisis Ragam dapat disimpulkan :
• ada pengaruh kelompok terhadap hasil padi per petak.
• ada pengaruh pupuk terhadap hasil padi per petak.
• Tidak ada pengaruh genotip terhadap hasil padi per petak.
• Ada pengaruh interaksi pupuk dan genotip terhadap hasil padi per petak.

B. Rancangan Petak Berjalur (Strip Plot Design)


1. Pendahuluan
Pada rancangan ini tidak dikenal adanya anak petak, hal ini disebabkan
setelah pengacakan faktor pertama, pengacakan faktor kedua dilakukan tidak di
dalam setiap faktor pertama, tetapi sebagai faktor yang berdiri sendiri.
Nama lain untuk Rancangan Strip-Plot adalah Split-Blok atau Rancangan
Petak-Berjalur (PRB). Rancangan ini sesuai untuk percobaan dua faktor dimana
ketepatan pengaruh interaksi antar faktor lebih diutamakan dibandingkan dengan
dua pengaruh lainnya, pengaruh mandiri faktor A dan faktor B.
2. Ciri-ciri
a. Mirip dengan rancangan Split-plot, hanya saja pada Split-Blok, subunit
perlakuan ditempatkan dalam satu jalur yang tegak lurus terhadap perlakuan
petak utamanya.
b. Pada Split-Blok, faktor pertama ditempatkan secara acak dalam jalur vertikal,
sedangkan faktor kedua ditempatkan secara acak pada jalur horisontal.
c. Setiap jalur mendapatkan satu perlakuan faktor A dan satu perlakuan faktor B.
3. Pengacakan
Sebagai contoh, perhatikan kasus berikut yang melibatkan dua faktor
percobaan, di mana faktor A terdiri dari 4 taraf dan faktor B terdiri dari 3 taraf.
Prosedur pengacakannya sebagai berikut:
35
1. Acak kolom sebagai petak utama
2. Acak baris sebagai petak utama
3. Acaklah seperti prosedur 1 dan 2 untuk kelompok berikutnya
Contoh bagan hasil pengacakannya disajikan pada gambar berikut ini:
Kelompok I

Kelompok II

Kelompok III

Denah yang disajikan pada gambar sebagai contoh kelompok pertama,


merupakan hasil pengacakan sebagai berikut:
1. Pengacakan lajur menunjukkan nilai secara berturut-turut 1, 2, 3, dan 4.
Dengan demikian lajur pertama dikenai perlakuan A untuk taraf pertama,
lajur kedua dikenai perlakuan A untuk taraf kedua, lajur ketiga dikenai
perlakuan A taraf ketiga dan lajur keempat dikenai perlakuan A taraf
keempat.
2. Pengecekan baris menunjukkan hasil 2, 1, dan 3. Dengan demikian baris
pertama dikenai perlakuan B taraf kedua, baris kedua dikenai perlakuan B
taraf pertama, dan baris ketiga dikenai perlakuan B taraf ketiga.

36
Berdasarkan hasil pengacakan tersebut, maka untuk kelompok pertama,
sebagai contoh untuk baris kedua kolom kedua, satuan percobaan dikenai
perlakuan A taraf kedua dan perlakuan B taraf pertama. Dengan demikian dapat
dinyatakan bahwa terdapat dua faktor yang merupakan latar belakang keberadaan
jenis rancangan percobaan ini, yaitu:
1. Teknis, yaitu kemudahan pelaksanaan percobaan di lapangan.
2. Tujuan, yaitu mengamati pengaruh interaksi A dan B diuji lebih akurat
disbanding pengaruh utama.

4. Model Linier
Sebagaimana diketahui bahwa pengacakan dalam penempatan perlakuan pada
satuan percobaan yang berbeda menyebabkan berbeda pula model liniernya.
Percobaan rancangan petak terpisah pengacakannnya berbeda dengan pengacakan
pada percobaan rancangan petak berjalur, dengan demikian model liniernya
keduanya berbeda. Model linier untuk rancangan petak berjalur adalah:
=µ+ + + + + + +
Di mana simbol tersebut adalah
: nilai respons yang teramati
µ : nilai rataan umum
: kontribusi kelompok ke-k

: kontribusi taraf ke-i dari faktor A

: pengaruh sisaan dari kelompok ke-k pada taraf ke-i dari faktor A (Sisaan A)

: kontribusi taraf ke-j dari faktor B

: pengaruh sisaan dari kelompok ke-k pada taraf ke-j dari faktor B (Sisaan B)

: kontribusi interaksi antara taraf ke-i faktor A dan taraf ke-j faktor B

: sisaan umum
5. Interprestasi Hasil dan Analisis Data

37
Hasil analisis data yang menggunakan rancangan petak terbagi juga akan
disajikan dalam dua bentuk hasil analisis, yaitu melalui prosedur manual, dan hasil
analisis menggunakan paket program computer. Sebagai contoh akan digunakan
hasil analisis ragam secara manual yang merupakan data hipotetik untuk percobaan
RAK Petak Terbagi, di mana perlakuan A sebanyak 4 taraf, perlakuan B dengan 4
taraf, dan 4 kelompok, yang disajikan pada tabel berikut:
Jumlah Derajat Kuadrat
Sumber keragaman Fhitung Ftabel
kuadrat bebas tengah
Kelompok 2836.63 3
Perlakuan A 2914.88 3 971.63 14.70 3.8625

38
Sisaan A 594.75 9 66.08
Perlakuan B 169.13 3 56.38 5.10 3.8625
Sisaan B 589.25 9 65.47
Interaksi (A*B) 99.50 9 11.06 0.49 2.2501
Sisaan Umum 611.63 27 22.65
Total 7815.75 63
Hipotesis nol yang diuji pada tingkat kepercayaan 5% adalah:
1. Tidak ada interaksi antara perlakuan A dan perlakuan B
2. -Tidak terdapat pengaruh perlakuan A terhadap respons yang diamati
-Tidak terdapat pengaruh perlakuan B terhadap respons yang diamati
Contoh:
Kombinasi Pupuk NPK (Faktor vertikal, A) dan Genotipe Padi (Faktor horisontal, B)
Percobaan:
Pengaruh kombinasi pemukukan NPK dan genotipe padi terhadap hasil padi
(kg/petak). Pengaruh kombinasi pemupukan NPK (A) terdiri 6 taraf ditempatkan
sebagai Faktor A (vertikal) dan genotipe padi (B) terdiri dari 2 taraf yang ditempatkan
sebagai Faktor B (horisontal). Rancangan dasar RAK. Percobaan diulang 4 kali.

Sehingga diperoleh Anava

39
Kesimpulan
Pengaruh Interaksi AB
Karena Fhitung (4.50) > 2.901 maka tolak H0: µ1 = µ2 = ... pada taraf kepercayaan
95% (biasanya diberi satu buah tanda asterisk (*), yang menunjukkan berbeda nyata).
Pengaruh Utama
Karena pengaruh interaksi signifikan, maka pengaruh utamanya tidak perlu dibahas
lebih lanjut.

C. RANGKUMAN
1. Rancangan Perlakuan merupakan, rancangan yang dikembangkan karena
keterbatasan bahan percobaan dan kemudahan dalam pelaksanaan di lapangan.
Rancangan petak terpisah dan rancangan petak berjalur merupakan contoh
rancangan perlakuan.
2. Rancangan perlakuan dapat dilakukan dengan berbagai rancangan lingkungan,
seperti, RAL, RAK, dan RBSL.
3. Rancangan petak terpisah merupakan percobaan di mana perlakuan dipisahkan
dalam petak-petak percobaan, di mana terdapat petak utama dan anak petak.
Tingkat penelitian untuk perlakuan yang ditempatkan pada anak petak.
4. Rancangan petak berjalur merupakan percobaaan di mana perlakuan dipisahkan
dalam petak yang berbentuk jalur, di mana tidak terdapat petak utama dan anak
petak. Kedua faktor perlakuan yang diuji mempunyai tingkat ketelitian yang
sama.

D. Soal
1. Jelaskan prosedur pengacakan Split plot?
2. Jelaskan prosedur pengacakan split blok dan apa bedanya dengan split plot?
3. Uraikan prinsip menghitung nilai-nilai simpangan rata-rata untuk pengaruh utama
split plot!
4. Seorang peneliti bermaksud melakukan percobaan tentang pengaruh macam jarak
tanam terhadap produksi tomat di lereng yang berkemiringan 5% ke arah barat dan
10% arah selatan. Perlakuan yang diuji meliputi:
A = 15x15 cm2 C = 15x25 cm2
B = 15x20 cm2 D = 20x20 cm2
Takaran pupuk P sebagai perlakuan petak bagian (P), yaitu:
P0 = 0 kg P/ha P2 = 100 kg P/ha
P1 = 50 kg P/ha P3 = 150 kg P/ha

Sumber Jumlah Derajat Kuadrat Fhitung

40
Keragaman Kuadrat bebas Tengah
Petak utama 11 62.210
Kelompok 1.1487 2 0.5743 17.564
Jarak tanam 13.1625 3 4.3827 134.174
Galat a 0.1963
Pupuk P 13.8208 3
Interaksi 2.3359 9
Galat b 0.5083 24
Total
lengkapilah tabel analisis tersebut berdasarkan informasi yang ada, kemudian berilah
kesimpulan dan rekomendasinya.
5. Dari hasil analisis no.4 hitunglah KK dan uji lanjutan

E. Daftar Pustaka
Hanafiah, Kemas Ali.2002.Rancangan Percobaan.Palembang:Raja Grafindo Persada
Tunujaya, Benidiiktus.2013.Penelitian Percobaan.Bandung:Remaja Rosdakarya

GLOSARIUM

Analysis of variance = analisis ragam / variansi


Experimental Error = suatu ukuran ketidak mampuan materi percobaan untuk memberikan
respon yang sama terhadap perlakuan yang sama yang diterimanya.
Experimental unit = unit terkecil dalam suatu percobaaan yang diberi suatu perlakuan. Unit
terkecil biasanya berupa petak lahan, individu, sekandang ternak dan
lain-lain tergantung dari bidang penelitian yang sedang dipelajari.

41
Sampling unit = bagian dari satuan percobaan (atau anak gugus dari unit percobaan)
tempat dimana respon perlakuan diukur atau kepadanya diterapkan
pengamatan tunggal.
Significant = berbeda nyata
Nonsignificant = tidak nyata
Treatment = suatu prosedur atau metode yang dikenakan pada unit percobaan dan
diukur pengaruhnya serta diperbandingkan satu dengan yang lain.

INDEX

Analysis of variance = 3, 5
Experimental Error =5
Experimental unit =2
Sampling unit =3
Significant =3
Nonsignificant =3
Treatment = 2, 3

42

Anda mungkin juga menyukai