Rangkaian RL
Rangkaian RL
ELEKTRONIKA DASAR II
2017
ABSTRAK
Telah dilakukan praktikum berjudul “ Rangkaian RL”. Tujuan dari praktikum ini
adalah mempelajari pengertian impendansi, mempelajari hubungan antara
impendansi, resistansi, dan reaktansi pada rangkaian seri RL, mempelajari
hubungan antara tegangan dengan arus di rangkaian seri RL, dan melihat
perbedaan fase tegangan dengan fasearus pada rangkaian seri RL.
Dalam praktikum ini alat dan bahan yang digunakan yaitu AC power supply,
multimeter, inductor, resistor, kabel penghubung serta kabel jumper. Langkah
yang dilakukan menyiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan setelah itu merangkai
alat sesuai dengan yang terdapat pada gambar dimodul, setelah itu mengukur
tegangan pada inductor, resistor, dan tegangan total, pada saat tegangan AC 12V,
18V, dan 24V.
Dari hasil percobaan kita memperoleh hasil untuk nilai I, XL,θ, L, Z, dan VT
untuk tegangan AC 12V nilai i= 0,12, XL= 78,33, θ=82,72, L= 0,249, Z= 78,96,
dan VT= 9,47. Untuk tegangan AC 18V nilai i= 0,15, XL=88,67, θ=83,56, L=
0,282, Z= 89,23, dan VT= 13,38, untuk tegangan AC 24V i= 0,22, XL= 75,90,
θ=82,49 , L= 0,241, Z= 76,55, dan VT= 16,84.
In these practical tools and materials used such as AC power supply, multimeter,
inductor, resistor, connecting cable and jumper cables. A move made setting up
the tools and materials needed after that stringing tools in accordance with the
dimodul image, after that measure the voltage on inductor, resistor, and the total
voltage, voltage at the time of air conditioning 12V, 18V, and 24V.
From the results of the experiment we obtain results for the value of I, XL, L, Z,
θ, and VT. From the results of the experiment to supply voltage value i= 0,12,
XL= 78,33, θ=82,72, L= 0,249, Z= 78,96, dan VT= 9,47. For 18V voltage value
i= 0,15, XL=88,67, θ=83,56, L= 0,282, Z= 89,23, dan VT= 13,38, For 18V
voltage value AC 24V i= 0,22, XL= 75,90,θ=82,49 , L= 0,241, Z= 76,55, dan
VT= 16,84.
ABSTRAK..............................................................................................................ii
ABSTRACT...........................................................................................................iii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iv
DAFTAR GAMBAR..............................................................................................v
DAFTAR TABEL.................................................................................................vi
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
4.2. Pembahasan...............................................................................................7
BAB V KESIMPULAN.........................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................9
DAFTAR NOTASI...............................................................................................10
APENDIKS...........................................................................................................11
LAMPIRAN..........................................................................................................12
1. Data Percobaan...........................................................................................12
1
1.2. Rumusan Percobaan
1.2.1. Bagaimana pengertian impendansi, serta hubungan antara impendansi,
resistansi, dan reaktansi pada rangkaian seri RL?
1.2.3. Bagaiman melihat perbedaa fase tegangan dengan fase arus pada rangkaian
seri RL?
1.3.2. Mempelajari hubungan antara tegangan dengan arus di rangkaian seri RL.
1.3.3. Melihat perbedaan fase tegangan dengan fase arus pada rangkaian seri RL.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Melalui reaktansi induktif (XL) dan resistansi ( R ) arus yang sama i= im sin ω ∙ t.
Tegangan efektif v= i.R berada sefase dengan arus i. tegangan reaktansi induktif
(VL) = i.XL mendahului 900 terhadap (i) . tegangan gabungan vector (v) adalah
jumlah nilai sesaat dari tegangan resistor (VR) dan tegangan induktif (VL), dimana
tegangan ini juga mendahului sebesar φ terhadap arus (i).
Dalam diagram fasor aliran arus (i) yaitu arus yang mengalir melalui resistor ( R )
dan reaktansi induktif (XL) diletakan pada garis t=0. Fasor ( vector fasa ) tegangan
jatuh pada resistor (VR) berada sefase dengan arus (i), fasor tegangan jatuh pada
induktor (vL) mendahului sejauh 900. Tegangan gabungan (v) adalah diagonal
dalam persegi panjang dari tegangan jatuh pada reaktansi induktif (v L) dan
tegangan jatuh pada resistif (vR). Sudut antara tegangan vektor (v) dan arus (i)
merupakan sudut fase ( φ)
karena tegangan jatuh pada resistor dan inductor terjadi perbedaan fase untuk itu
hubungan teganagan ( v) dapat ditentukan menggunakan persamaan berikut :
3
Hubungan tegangan sumber bolak balik dan arus yang mengalir pada rangkaian
menentukan besarnya impendansi secara keseluruhan dari rangkaian.
Besarnya sudut (φ) antara resistor (R) terhadap impedansi (Z) adalah
Besarnya sudut (φ) antara reaktansi induktif (XL) terhadap impedansi (Z) adalah
Besarnya sudut (φ) antara reaktansi induktif (XL) terhadap resistansi (R)
atau
Impedansi (disebut juga hambatan dalam, Z) adalah nilai resistansi yang terukur
pada kutub kutub sinyal jack alat elektronik. Semakin besar hambatan/impedansi,
makin besar tegangan yang dibutuhkan. Impedansi tidak dapat dikatan sebagai
hambatan secara spontan. Karena terdapat perbedaan yang mendasar dari
keduanya. Beberapa sumber mengatakan bahwa impedansi merupakan hasil
reaksi hambatan (R, resistensi) dan kapasitas elektron (C, capacitance) secara
bersamaan. Daya merupakan tegangan kuadratnya dibagi impedansnya:
P = V2 / Z
P = daya (watt)
2
V = tegangan (volt)
Z = impedans (ohm)
XL = 2 ∙ π ∙ f ∙ L
Dimana :
XL = Reaktansi induktif (Ohm / Ω)
π= Pi ≈ 3,14
f= Frekuensi (Hertz / Hz)
L= Induktansi (Henry / H)
2
Reaktansi induktif berbanding lurus terhadap frekuensi, jika frekuensi meningkat
maka reaktansi induktif juga akan meningkat atau membesar dan begitu juga
sebaliknya.
Reaktansi kapasitif
2
Hambatan aliran elektron ketika melewati kapasitor pada rangkaian AC disebut
sebagai ‘Reaktansi Kapasitif’, reaktansi kapasitif dihitung dalam satuan Ohm (Ω)
sama hal-nya seperti resistansi dan reaktansi induktif. Simbol reaktansi induktif
adalah ‘XC‘, pada rangkaian AC sederhana, reaktansi kapasitif dapat dihitung
menggunakan persamaan berikut.
Dimana :
XC = Reaktansi kapasitif (Ohm / Ω)
π= Pi ≈ 3,14
f= Frekuensi (Hertz / Hz)
C= Kapasitansi (Farad / F)
R=V/I
R : hambatan itu sendiri
V : tegangan
I : arus listrik.
2
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN
3.2.1.Induktor
Resistor
3.2.2. Resistor
Kabel penghubung
8
Papan rangkaian
2
3.3. Alat Percobaan
Nama Alat Gambar
AC power supply
3.3.2. Multimeter
Transformator
3.3.3. Transformator
2
6. Menutup sakelar, membaca (tegangan rangkaian) dan mencata hasil pada
table pengamatan.
7. Mengulangi langkah 2,3,4,5,6 dan 7 dengan rangkaian yang sama hanya
menganti sumber tegangan AC 18V dan 24V.
Mulai
2
Selesai
Mulai
2
Menemukan Hasil
Selesai
13
BAB IV
HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN
2
4.2. Pembahasan
Dari percobaan rangkaian RL, kita mempelajari tentang impendansi, hubungan
antara impendansi, reaktansi serta resistansi pada rangkaian seri RL,mempelajari
hubungan antara fase tegangan dan fase arus, dan melihat perbedaab fase
tegangan dan fase arus pada rangkaians eri RL.
2
BAB V
KESIMPULAN
Dari hasil praktikum “ Rangkaian RL” dapat disimpulkn bahwa :
1. Rangkaian RL seri, sifat rangkaian seri dari sebuah resistor dan sebuah
inductor yang dihubungkan dengan sumber tegangan bolak balik
sinusioda adalah terjadinya pembagian tegangan secara vektoris.
2. Impedansi listrik, atau lebih sering disebut impedansi, menjelaskan
ukuran penolakan terhadap arus bolak-balik sinusoidal. Impedansi listrik
memperluas konsep resistansi listrik ke sirkuit AC, menjelaskan tidak
hanya amplitudo relatif dari tegangan dan arus, tetapi juga fase relatif.
3. Reaktansi induktif adalah hambatan yang timbulakibat adanya GGL
induksi karena dipasangnya induktor (L).
4. Resistansi atau hambatan listrik merupakan perbandingan antara
tegangan listrik dari suatu komponen elektronik (misalnya resistor) dengan arus
listrik yang melewatinya.
5. Untuk AC 12V nilai i= 0,12, XL= 78,33, θ=82,72, L= 0,249, Z= 78,96,
dan VT= 9,47. Untuk tegangan AC 18V nilai i= 0,15, XL=88,67, θ=83,56, L=
0,282, Z= 89,23, dan VT= 13,38, untuk tegangan AC 24V i= 0,22, XL= 75,90,
θ=82,49 , L= 0,241, Z= 76,55, dan VT= 16,84.
16
DAFTAR PUSTAKA
Wikipedia. (2012). Retrieved from www.wikipedia.com:
http://www.wikipedia.com
Dr.Eng. Mikrajuddin Abdullah, M. (2006). IPA Fisika SMP dan MTS Jilid 2 .
Erlangga.
DAFTAR NOTASI
No Simbol Keterangan simbol Satuan
1 VAC Sumber Tegangan AC Volt
2 VL Tegangan Induktor Volt
3 VR Tegangan Resistor Volt
4 VT Tegangan Trial Volt
5 R Hambatan Ω (ohm)
6 I Kuat Arus Amper
7 XL Reaktansi Induktor Ω (ohm)
8 θ Sudut Fase Derajat
9 C Nilai Kapasitnsi Kapasitor Farad (F)
10 L Induktansi Henry
11 Z Impendansi Ω (ohm)
17
APENDIKS
Untuk sumber tegangan AC 12V.
VR VL VL
I= XL= Tan θ=
R I VR
1,2 9,4 Tan θ=7,83
I= = XL= = 78,33Ω
10 0,12 θ= 82,72
0,12A
VR VL VL
I= XL= Tan θ=
R I VR
1,5 13,3 13,3
I= = 0,15A XL= = 88,67 Ω Tan θ=
10 0,15 1,5
Tan θ=8,86
θ= 83,56
XL 2
Z= √ R + XL 2
VT= √ VR 2+ VL2
L=
ω
Z= √ 102 +88,672 VT= √ 1,52 +¿ 13,32 ¿
88,67
L= Z= √ 7962,3689 VT= √ 179,14
314
L= 0,282 H Z= 89,23 Ω VT= 13,38V
VR VL VL
I= XL= Tan θ=
R I VR
2,2 16,7 16,7
I= = 0,22A XL= = 75,90 Ω Tan θ=
10 0,22 2,2
18
Tan θ=7,59
θ= 82,49
XL 2
Z= √ R + XL 2
VT= √ VR 2+ VL2
L=
ω
Z= √ 102 +75,902 VT= √ 2,22+ 16,72
75,90
L= Z= √ 5860,81 VT= √ 283,73
314
L= 0,241H Z= 76,55Ω VT= 16,84V
2
LAMPIRAN
1. Data Percobaan
a. 12 volt
20
12 V
15
10
5
V
0 I
0 10 20 30 40 50 60
-5
-10
-15
waktu ( sekon )
b. 18 volt
2
18 V
25
20
15
10
5 V
0 I
0 10 20 30 40 50 60
-5
-10
-15
-20
-25
WAKTU ( SEKON )
c.
c. 24 volt
2
24 V
30
20
10
V
0 I
0 10 20 30 40 50 60
-10
-20
-30
WAKTU ( SEKON )