Anda di halaman 1dari 31

LAPORAN PRAKTIKUM

ELEKTRONIKA DASAR II

Judul Percobaan : Rangkaian Resistor Induktor


Nama Lengkap : Dalma Delfira Hamul
Nomor Pokok Mahasiswa : 150401070068
Kelas / kelompok Praktikum : 2015 C / IV
Tanggal Percobaan : 04 Mei 2017
Tanggal Penyerahan : 11 Mei 2017
Dosen Pembimbing : Kurriawan Budi Pranata, S.Si., M.Si.
Asisten Praktikum : Widyati Usman

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS KANJURUHAN MALANG

2017
ABSTRAK
Telah dilakukan praktikum berjudul “ Rangkaian RL”. Tujuan dari praktikum ini
adalah mempelajari pengertian impendansi, mempelajari hubungan antara
impendansi, resistansi, dan reaktansi pada rangkaian seri RL, mempelajari
hubungan antara tegangan dengan arus di rangkaian seri RL, dan melihat
perbedaan fase tegangan dengan fasearus pada rangkaian seri RL.

Dalam praktikum ini alat dan bahan yang digunakan yaitu AC power supply,
multimeter, inductor, resistor, kabel penghubung serta kabel jumper. Langkah
yang dilakukan menyiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan setelah itu merangkai
alat sesuai dengan yang terdapat pada gambar dimodul, setelah itu mengukur
tegangan pada inductor, resistor, dan tegangan total, pada saat tegangan AC 12V,
18V, dan 24V.

Dari hasil percobaan kita memperoleh hasil untuk nilai I, XL,θ, L, Z, dan VT
untuk tegangan AC 12V nilai i= 0,12, XL= 78,33, θ=82,72, L= 0,249, Z= 78,96,
dan VT= 9,47. Untuk tegangan AC 18V nilai i= 0,15, XL=88,67, θ=83,56, L=
0,282, Z= 89,23, dan VT= 13,38, untuk tegangan AC 24V i= 0,22, XL= 75,90,
θ=82,49 , L= 0,241, Z= 76,55, dan VT= 16,84.

Kata kunci:Impendansi, Resistansi, Reaktansi, Tegangan.


ABSTRACT
Has done practical work entitled "RL". The purpose of this lab course is a study of
the impendansi notion, studied the relationship between impendansi, resistance,
and reactance in series RL, studying the relationship between the voltage with the
current in the circuit of series RL, and see the difference of phase voltage with RL
series on fasearus.

In these practical tools and materials used such as AC power supply, multimeter,
inductor, resistor, connecting cable and jumper cables. A move made setting up
the tools and materials needed after that stringing tools in accordance with the
dimodul image, after that measure the voltage on inductor, resistor, and the total
voltage, voltage at the time of air conditioning 12V, 18V, and 24V.

From the results of the experiment we obtain results for the value of I, XL, L, Z,
θ, and VT. From the results of the experiment to supply voltage value i= 0,12,
XL= 78,33, θ=82,72, L= 0,249, Z= 78,96, dan VT= 9,47. For 18V voltage value
i= 0,15, XL=88,67, θ=83,56, L= 0,282, Z= 89,23, dan VT= 13,38, For 18V
voltage value AC 24V i= 0,22, XL= 75,90,θ=82,49 , L= 0,241, Z= 76,55, dan
VT= 16,84.

Key words: Impendansi, Resistance, Voltage, Reactance


DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...............................................................................................i

ABSTRAK..............................................................................................................ii

ABSTRACT...........................................................................................................iii

DAFTAR ISI..........................................................................................................iv

DAFTAR GAMBAR..............................................................................................v

DAFTAR TABEL.................................................................................................vi

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1

1.1. Latar Belakang..........................................................................................1

1.2. Rumusan Percobaan..................................................................................2

1.3. Tujuan Percobaan......................................................................................2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................3

2.1. Dasar Teori................................................................................................3

BAB III METODOLOGI PERCOBAAN............................................................4

3.1. Variabel Percobaan....................................................................................4

3.2. Bahan Percobaan.......................................................................................4

3.3. Alat Percobaan..........................................................................................5

3.4. Prosedur Percobaan...................................................................................5

3.5. Diagram Alir Percobaan............................................................................5

3.5.1. Diagram Alir Prosedur.......................................................................5

3.5.2. Diagram Alir Perhitungan..................................................................5

BAB IV HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN.....................................6

4.1. Hasil Percobaan.........................................................................................6

4.2. Pembahasan...............................................................................................7

BAB V KESIMPULAN.........................................................................................8

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................9
DAFTAR NOTASI...............................................................................................10

APENDIKS...........................................................................................................11

LAMPIRAN..........................................................................................................12

1. Data Percobaan...........................................................................................12

2. Jawaban Tes Pertanyaan.............................................................................12


DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.2.1. Induktor………………………………….

Gambar 3.2.2. Resistor…………………………………...

Gambar 3.2.3. Kabel Pnghubung…………………………

Gambar 3.2.4. Papan Rangkaian…………………………….

Gambar 3.3.1. AC Power Supply……………………………..

Gambar 3.3.2. Multimeter……………………………………..

Gambar 3.3.3. Transformator………………………………….


DAFTAR TABEL
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Fisika merupakan ilmu yang sangat kompleks. Fisika mempelajari fenomena-
fenomena yang terjadi dikehidupan kita.
Didalam fisika ada ilmu yang mempelajari tentang kelistrikan khususnya
tentang rangkaian baik itu rangkaian seri maupun rangkaian paralel. Didalam
percobaan ini kita akan mempelajari tentang rangkaian seri RL. Rangkaian
seri RL adalah rangkaian yang tersusun dari resistor dan induktor. Rangkaian
RL seri, sifat rangkaian seri dari sebuah resistor dan sebuah inductor yang
dihubungkan dengan sumber tegangan bolak balik sinusioda adalah terjadinya
pembagian tegangan secara vektoris. Arus (i) yang mengalir pada hubungan
seri adalah sama besar, arus (i) tertinggal 900 terhadap tegangan inductor (VL).
tidak terjadi perbedaan fase antara teganagan jatuh pada resistor (VR) dan arus
(i).

Didalam praktikum ini kita mempelajari pengertian impendansi,


mempelajari hubungan antara impendansi, resistansi dan reaktansi pada rangkaian
seri RL, mempelajari hubungan antara tegangan dengan arus dirangakain seri RL
dan melihat perbedaan fase tegangan deengan fase arus pada rangkaian seri RL.

1
1.2. Rumusan Percobaan
1.2.1. Bagaimana pengertian impendansi, serta hubungan antara impendansi,
resistansi, dan reaktansi pada rangkaian seri RL?

1.2.2. Bagaimana mempelajari hubungan antara tegangan dengan arus di


rangkaian seri RL?

1.2.3. Bagaiman melihat perbedaa fase tegangan dengan fase arus pada rangkaian
seri RL?

1.3. Tujuan Percobaan


Dari Rumusan Masalah diatas dapat dibuat tujuan sebagai berikut :

1.3.1. Mahasiswa mempelajari pengertian impendansi, serta mempelajari


hubungan antara impendansi, resistansi, dan reaktansi pada rangkaian seri RL.

1.3.2. Mempelajari hubungan antara tegangan dengan arus di rangkaian seri RL.

1.3.3. Melihat perbedaan fase tegangan dengan fase arus pada rangkaian seri RL.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Dasar Teori


Rangkaian RL seri, sifat rangkaian seri dari sebuah resistor dan sebuah inductor
yang dihubungkan dengan sumber tegangan bolak balik sinusioda adalah
terjadinya pembagian tegangan secara vektoris. Arus (i) yang mengalir pada
hubungan seri adalah sama besar, arus (i) tertinggal 900 terhadap tegangan
inductor (VL). tidak terjadi perbedaan fase antara teganagan jatuh pada resistor
(VR) dan arus (i).

Melalui reaktansi induktif (XL) dan resistansi ( R ) arus yang sama i= im sin ω ∙ t.
Tegangan efektif v= i.R berada sefase dengan arus i. tegangan reaktansi induktif
(VL) = i.XL mendahului 900 terhadap (i) . tegangan gabungan vector (v) adalah
jumlah nilai sesaat dari tegangan resistor (VR) dan tegangan induktif (VL), dimana
tegangan ini juga mendahului sebesar φ terhadap arus (i).

Dalam diagram fasor aliran arus (i) yaitu arus yang mengalir melalui resistor ( R )
dan reaktansi induktif (XL) diletakan pada garis t=0. Fasor ( vector fasa ) tegangan
jatuh pada resistor (VR) berada sefase dengan arus (i), fasor tegangan jatuh pada
induktor (vL) mendahului sejauh 900. Tegangan gabungan (v) adalah diagonal
dalam persegi panjang dari tegangan jatuh pada reaktansi induktif (v L) dan
tegangan jatuh pada resistif (vR). Sudut antara tegangan vektor (v) dan arus (i)
merupakan sudut fase ( φ)

karena tegangan jatuh pada resistor dan inductor terjadi perbedaan fase untuk itu
hubungan teganagan ( v) dapat ditentukan menggunakan persamaan berikut :

3
Hubungan tegangan sumber bolak balik dan arus yang mengalir pada rangkaian
menentukan besarnya impendansi secara keseluruhan dari rangkaian.

Besarnya sudut (φ) antara resistor (R) terhadap impedansi (Z) adalah

Besarnya sudut (φ) antara reaktansi induktif (XL) terhadap impedansi (Z) adalah

Besarnya sudut (φ) antara reaktansi induktif (XL) terhadap resistansi (R)

atau

Impedansi (disebut juga hambatan dalam, Z) adalah nilai resistansi yang terukur
pada kutub kutub sinyal jack alat elektronik. Semakin besar hambatan/impedansi,
makin besar tegangan yang dibutuhkan. Impedansi tidak dapat dikatan sebagai
hambatan secara spontan. Karena terdapat perbedaan yang mendasar dari
keduanya.  Beberapa sumber mengatakan bahwa impedansi merupakan hasil
reaksi hambatan (R, resistensi) dan kapasitas elektron (C, capacitance) secara
bersamaan. Daya merupakan tegangan kuadratnya dibagi impedansnya:

P = V2 / Z

 P = daya (watt)

2
 V = tegangan (volt)
 Z = impedans (ohm)

Impedansi listrik, atau lebih sering disebut impedansi, menjelaskan ukuran


penolakan terhadap arus bolak-balik sinusoidal. Impedansi listrik memperluas
konsep resistansi listrik ke sirkuit AC, menjelaskan tidak hanya amplitudo relatif
dari tegangan dan arus, tetapi juga fase relatif. Bila sebuah beban diberi tegangan,
impedansi dari beban tersebut akan menentukan besar arus dan sudut fase yang
mengalir pada beban tersebut. Faktor daya merupakan petunjuk
yang menyatakan sifat suatu beban.

Reaktansi induktif adalah hambatan yang timbulakibat adanya GGL induksi


karena dipasangnya induktor (L). Berbeda dengan rangkaian AC resitif dimana
arus dan tegangan se-phasa, pada rangkaian AC induktif phasa tegangan
mendahului 90° terhadap arus. Jika digambarkan diagram phasor-nya maka arus
mengarah ke sumbu ‘X’ positif (kanan) dan tegangan mengarah ke sumbu ‘Y’
positif (atas) seperti yang diilustrasikan oleh gambar.

Hambatan aliran elektron ketika melewati induktor pada rangkaian AC disebut


sebagai ‘Reaktansi Induktif’, reaktansi dihitung dalam satuan Ohm (Ω) sama hal-
nya seperti resistansi. Simbol reaktansi induktif adalah ‘XL‘, pada rangkaian AC
sederhana, reaktansi induktif dapat dihitung menggunakan persamaan berikut.

XL = 2 ∙ π ∙ f ∙ L

Dimana :
XL = Reaktansi induktif (Ohm / Ω)
π= Pi ≈ 3,14
f= Frekuensi (Hertz / Hz)
L= Induktansi (Henry / H)

2
Reaktansi induktif berbanding lurus terhadap frekuensi, jika frekuensi meningkat
maka reaktansi induktif juga akan meningkat atau membesar dan begitu juga
sebaliknya.

Karakteristik disipasi daya induktor pada rangkaian AC diperlihatkan oleh kurva


hijau di atas. Tidak seperti pada resistor dimana resistor selalu ter-disipasi daya
dan kelebihan energi-nya dilepaskan dalam bentuk energi panas, induktor pada
rangkaian AC tidak ter-disipasi daya dengan kata lain disipasi daya induktor pada
rangkaian AC sama dengan ‘0’ (Nol). Mengapa demikian karena pada saat
disipasi daya induktor bernilai positif, daya ini diserap oleh induktor tetapi ketika
daya disipasi induktor bernilai negatif, daya disalurkan ke rangkaian. Karena
disipasi daya yang diserap dan disalurkan sama besar maka disipasi daya pada
induktor sama dengan ‘0’ (Nol). Ini berlaku hanya pada induktor ideal (R induktor
= 0Ω).

Reaktansi kapasitif

Sebuah kondensator yang sering disebut kapasitor ”C” dihubungkan dengan


sumber tegangan arus bolak-balik berbentuk sinus yang ditetapkan dengan rumus
sbb:
e = Em.sin ωt
∞ ICXCC E
Jika sebuah capasitor dihubungkan dengan sumber arus searah, maka arus searah
yang dapat mengalir hanya sesaat saja dan waktu yang pendek, yaitu pada saat
capasitor dalam keadaan diisi (charged). Kemudian arus searah didalam capasitor
akan menjadi nol kembali. Hal tersebut membuktikan bahwa capasitor tidak dapat
dilalui arus searah atau dikatakan kapasitor memblokir arus searah. Menurut teori
arus searah yang mengalir jumlah muatannya ditentukan dengan rumus :
Q = i .t atau i = Q/t. Ketika arus dan tegangan melewati kapasitor pada rangkaian
AC, phasa arus mendahului 90° phasa tegangan. Jika digambarkan diagram
phasor-nya maka arus (I) ke arah sumbu ‘X’ positif (kanan) dan tegangan ke arah
sumbu ‘Y’ negatif (bawah).

2
Hambatan aliran elektron ketika melewati kapasitor pada rangkaian AC disebut
sebagai ‘Reaktansi Kapasitif’, reaktansi kapasitif dihitung dalam satuan Ohm (Ω)
sama hal-nya seperti resistansi dan reaktansi induktif. Simbol reaktansi induktif
adalah ‘XC‘, pada rangkaian AC sederhana, reaktansi kapasitif dapat dihitung
menggunakan persamaan berikut.

Dimana :
XC = Reaktansi kapasitif (Ohm / Ω)
π= Pi ≈ 3,14
f= Frekuensi (Hertz / Hz)
C= Kapasitansi (Farad / F)

Resistansi atau hambatan listrik merupakan perbandingan antara tegangan listrik


dari suatu komponen elektronik (misalnya resistor) dengan arus listrik yang
melewatinya. Rumusnya adalah sebagai berikut :

R=V/I
R : hambatan itu sendiri
V : tegangan

I : arus listrik.

2
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN

3.1. Variabel Percobaan


Variable Bebas : Baterei dan Resisitor

Variable Kontrol : Tegangan Induktor dan Tegangan Resisitor

Variable Terikat : Kuat arus dan Tegangan AC

3.2. Bahan Percobaan


Nama Bahan Gambar
Induktor

3.2.1.Induktor
Resistor

3.2.2. Resistor
Kabel penghubung

3.2.3. Kabel Penghubung

8
Papan rangkaian

3.2.4. Papan Rangkaian

2
3.3. Alat Percobaan
Nama Alat Gambar
AC power supply

3.3.1. AC power supply


Multimeter

3.3.2. Multimeter
Transformator

3.3.3. Transformator

3.4. Prosedur Percobaan


1. Menyiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan.
2. Menghidupkan sumber tegangan AC 12V
3. Menutup saklar rangkaian, membaca Vr (tegangan pada
hambatan)voltmeter dan mencatat hasil pada table pengamatan.
4. Membuka saklar, kemudian memindahkan voltmeter ke komponen
inductor atau VL.
5. Membuka saklar, lalu memindahkan voltmeter ke ujung komponen R dan
L untuk mencari tegangan total VT

2
6. Menutup sakelar, membaca (tegangan rangkaian) dan mencata hasil pada
table pengamatan.
7. Mengulangi langkah 2,3,4,5,6 dan 7 dengan rangkaian yang sama hanya
menganti sumber tegangan AC 18V dan 24V.

3.5. Diagram Alir Percobaan


3.5.1. Diagram Alir Prosedur

Mulai

Menyiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan.


Menghidupkan sumber tegangan AC 12V

Menutup saklar rangkaian, membaca Vr (tegangan pada


hambatan)voltmeter dan mencatat hasil pada table
pengamatan

Membuka saklar, lalu memindahkan voltmeter ke


ujung komponen R dan L untuk mencari tegangan
total VT

Membuka saklar, kemudian memindahkan voltmeter ke


komponen inductor atau VL.

Menutup sakelar, membaca (tegangan rangkaian)


dan mencata hasil pada table pengamatan.

Mengulangi langkah 2,3,4,5,6 dan 7 dengan


rangkaian yang sama hanya menganti sumber
tegangan AC 18V dan 24V.

2
Selesai

3.5.2. Diagram Alir Perhitungan

Mulai

Mengetahui Vac, VL, VR, dan VT

Mencari nilai I, XL, θ , L , Z , VT .

Memasukan nilai I, XL, θ , L , Z , VT , dengan rumus


VR
 Untuk mencari nilai i= :
R
VL
 Untuk mencari nilai XL= :
i
VL
 Untuk mencari nilai θ :
VR
XL
 Untuk mencari nilai L=
ω
 Untuk mencari nilai Z= √ R + XL2
2

 Untuk mencari nilai VT= √ VR 2+ VL2

2
Menemukan Hasil

Selesai

13
BAB IV
HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Percobaan

2
4.2. Pembahasan
Dari percobaan rangkaian RL, kita mempelajari tentang impendansi, hubungan
antara impendansi, reaktansi serta resistansi pada rangkaian seri RL,mempelajari
hubungan antara fase tegangan dan fase arus, dan melihat perbedaab fase
tegangan dan fase arus pada rangkaians eri RL.

Didalam percobaan rangkaian RL kita menghitung nilai kuat arus, reaktansi


inductor, sudut teta, induktansi, impndansi dan nilai tegangan toatal pada
rangkaian RL.

Dari table diatas kita memperolehperhitungan dari masing-masing sumber


tegangan AC. Untuk AC 12V nilai i= 0,12, XL= 78,33, θ=82,72, L= 0,249, Z=
78,96, dan VT= 9,47. Untuk tegangan AC 18V nilai i= 0,15, XL=88,67, θ=83,56,
L= 0,282, Z= 89,23, dan VT= 13,38, untuk tegangan AC 24V i= 0,22, XL= 75,90,
θ=82,49 , L= 0,241, Z= 76,55, dan VT= 16,84.

2
BAB V
KESIMPULAN
Dari hasil praktikum “ Rangkaian RL” dapat disimpulkn bahwa :

1. Rangkaian RL seri, sifat rangkaian seri dari sebuah resistor dan sebuah
inductor yang dihubungkan dengan sumber tegangan bolak balik
sinusioda adalah terjadinya pembagian tegangan secara vektoris.
2. Impedansi listrik, atau lebih sering disebut impedansi, menjelaskan
ukuran penolakan terhadap arus bolak-balik sinusoidal. Impedansi listrik
memperluas konsep resistansi listrik ke sirkuit AC, menjelaskan tidak
hanya amplitudo relatif dari tegangan dan arus, tetapi juga fase relatif.
3. Reaktansi induktif adalah hambatan yang timbulakibat adanya GGL
induksi karena dipasangnya induktor (L).
4. Resistansi atau hambatan listrik merupakan perbandingan antara
tegangan listrik dari suatu komponen elektronik (misalnya resistor) dengan arus
listrik yang melewatinya.
5. Untuk AC 12V nilai i= 0,12, XL= 78,33, θ=82,72, L= 0,249, Z= 78,96,
dan VT= 9,47. Untuk tegangan AC 18V nilai i= 0,15, XL=88,67, θ=83,56, L=
0,282, Z= 89,23, dan VT= 13,38, untuk tegangan AC 24V i= 0,22, XL= 75,90,
θ=82,49 , L= 0,241, Z= 76,55, dan VT= 16,84.

16
DAFTAR PUSTAKA
Wikipedia. (2012). Retrieved from www.wikipedia.com:
http://www.wikipedia.com

Dr.Eng. Mikrajuddin Abdullah, M. (2006). IPA Fisika SMP dan MTS Jilid 2 .
Erlangga.

Siswanto. (2009). Bimbingan Pemantapan Fisika . Surabaya: Pustaka Tanah Air.

DAFTAR NOTASI
No Simbol Keterangan simbol Satuan
1 VAC Sumber Tegangan AC Volt
2 VL Tegangan Induktor Volt
3 VR Tegangan Resistor Volt
4 VT Tegangan Trial Volt
5 R Hambatan Ω (ohm)
6 I Kuat Arus Amper
7 XL Reaktansi Induktor Ω (ohm)
8 θ Sudut Fase Derajat
9 C Nilai Kapasitnsi Kapasitor Farad (F)
10 L Induktansi Henry
11 Z Impendansi Ω (ohm)

17
APENDIKS
 Untuk sumber tegangan AC 12V.

VR VL VL
I= XL= Tan θ=
R I VR
1,2 9,4 Tan θ=7,83
I= = XL= = 78,33Ω
10 0,12 θ= 82,72
0,12A

Z= √ R2 + XL2 VT= √ VR 2+ VL2


XL Z= √ 102 +78,332 VT= √ 1,22+ 9,42
L=
ω
Z= √ 6235,5889 VT= √ 89,8
78,33
L= Z= 78,96 Ω VT= 9,47 V
314
L= 0,246 H

 Untuk sumbet tegangan AC 18V

VR VL VL
 I= XL= Tan θ=
R I VR
1,5 13,3 13,3
I= = 0,15A XL= = 88,67 Ω Tan θ=
10 0,15 1,5
Tan θ=8,86
θ= 83,56
XL 2
Z= √ R + XL 2
VT= √ VR 2+ VL2
L=
ω
Z= √ 102 +88,672 VT= √ 1,52 +¿ 13,32 ¿
88,67
L= Z= √ 7962,3689 VT= √ 179,14
314
L= 0,282 H Z= 89,23 Ω VT= 13,38V

 Untuk sumber tegangan 24V

VR VL VL
I= XL= Tan θ=
R I VR
2,2 16,7 16,7
I= = 0,22A XL= = 75,90 Ω Tan θ=
10 0,22 2,2

18
Tan θ=7,59
θ= 82,49
XL 2
Z= √ R + XL 2
VT= √ VR 2+ VL2
L=
ω
Z= √ 102 +75,902 VT= √ 2,22+ 16,72
75,90
L= Z= √ 5860,81 VT= √ 283,73
314
L= 0,241H Z= 76,55Ω VT= 16,84V

2
LAMPIRAN

1. Data Percobaan

2. Jawaban Tes Pertanyaan


1. Tuliskan persamaan tegangan dan arus pada masing-masing tegangan AC
12V, 18V, dan 24V.
 12V
 V= Vm sin ( ωt +θ )
V= 13,39 sin ( 314t +82,72 ¿
 I = Im sin ( ωt−θ )
I = 0,12 sin ( 314t−82,72 ¿
 18V
 V= Vm sin ( ωt +θ )
V= 18,92 sin ( 314t−83,56 ¿
 I = Im sin ( ωt−θ )
I = 0,15 sin ( 314t−83,56 ¿
 24V
 V= Vm sin ( ωt +θ )
V= 23,81 sin ( 314t−82,49 ¿
 I = Im sin ( ωt−θ )
I = 0,22 sin ( 314t−82,49 ¿
2. Gambarkan persamaan tegangan dan arus jikaterdapat perbedaan fase
antara tegangan dan arus pada setiap variasi teganagan AC 12V, 18V, dan
24V.
Jawab

a. 12 volt

20
12 V
15

10

5
V
0 I
0 10 20 30 40 50 60

-5

-10

-15
waktu ( sekon )

b. 18 volt

2
18 V
25
20
15
10
5 V
0 I
0 10 20 30 40 50 60
-5
-10
-15
-20
-25
WAKTU ( SEKON )

c.

c. 24 volt

2
24 V
30

20

10
V
0 I
0 10 20 30 40 50 60
-10

-20

-30
WAKTU ( SEKON )

Anda mungkin juga menyukai