8 IPA Kimia 3 - Bahan Kimia Dalam Makanan
8 IPA Kimia 3 - Bahan Kimia Dalam Makanan
a.
Hijau S Green S: 44090 Secukupnya Oil Oranges SS Basic Yellow No. 2 12100
Cl. Food Green 4 Oil Oranges XO Solvent Orange No. 7 12140
Indigotin Indigotin: 73015 Secukupnya Oil Yellow AB Solvent Orange No. 5 11380
Cl Food Blue I Oil Yellow OB Solvent Orange No. 6 11390
Ponceau Pounceau 4R: 16255 Secukupnya
4R Cl Food Red 7
Kuning Quineline Yellow Cl. 74005 Secukupnya
Food Yellow 13
1. Kadang-kadang memiliki efek negatif tertentu.
dan kerugian
tahan lama, dan dapat melindungi vitamin atau zat-zat makanan lain
yang peka terhadap cahaya selama penyimpanan.
3. Praktis dan ekonomis
4. Warna yang dihasilkan lebih beraneka
Bahan pewarna sintetis ini dimakan dalam jumlah kecil, namun
berulang.
Efek negatif apabila
Yep hampir semua orang sudah tahu dan sepakat bahwa rhodamin B adalah salah satu jenis zat pewarna yang tidak boleh digunakan
pada makanan. Di sini akan saya kupas lebih mendalam tentang rhodamin B. Rhodamin B adalah salah satu jenis zat pewarna yang
dibuat secara sintetis. Karakteristik rhodamin sebagai zat pewarna dipengaruhi oleh sifat fisik dan kimia zat itu sendiri. Secara fisik
rhodamin B berbentuk kristal hijau atau serbuk ungu kemerahan. Pada konsentrasi tinggi di air akan menghasilkan warna merah
kebiruan sedangkan pada konsentrasi rendah berwarna merah terang. Secara kimia rhodamin B adanya ikatan dengan klorin (-Cl) pada
struktur molekulnya menyebabkan rhodamin B berbahaya jika dikonsumsi. Hal ini dikarenakan klorin merupakan senyawa anorganik
sangat reaktif, toksik, dan bersifat karsinogenik (memicu kanker).
Rhodamin B memiliki nama lain, di antaranya acid butirat pink B. ADC rhodamin B, brilliant pink B, calcozine rhodamin BL, aizen
rhodamin BH, aizen rhodamin BHC, akiriku rhodamin B, calcozine rhodamin BX, calcozin rhodamin BXP, cerise toner, certiqual
rhodamin, cogilor red 321.10, cosmetic briliant pink bluish D conc, edicol supra rose B, elcozine rhodamin B, geranium lake N, hexacol
rhodamin B extra, rheonin B, symulex magenta, takaoka rhodamin B, tetraetil rhodamin.
Rhodamin B sudah dilarang penggunaannya pada makanan sejak tahun 1885 melalui Permenkes No. 239/ Menkes/ Per/ V/ 85. Badan
Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) juga telah memasukkan senyawa ini dalam daftar pewarna yang tidak boleh digunakan untuk
makanan dan kosmetik. Kuatnya warna yang dihasilkan oleh senyawa ini dan kemudahannya melarut dalam berbagai jenis cairan (air,
alkohol, HCl, NaOH, dsb) menjadi alasan untuk dimanfaatkan dalam uji di laboratorium (histologi) serta mewarnai bahan-bahan ‘keras’
seperti tekstil, kertas, dan plastik. Namun dengan alasan yang sama, rhodamin B masih juga digunakan untuk mewarnai makanan dan
kadang-kadang kosmetik ilegal meskipun berbahaya dan melanggar peraturan perundangan, bahkan hingga saat ini.
Penyalahgunaan rhodamin B tentu saja bertujuan agar produk makanan atau kosmetik yang dibuat menarik konsumen. Efek berbahaya
dari rhodamin B memang tidak muncul seketika setelah pemaparan, namun pengonsumsian dalam jangka panjang/ berulang-ulang
dapat menyebabkan senyawa tersebut terakumulasi dalam tubuh. Efeknya tergantung daerah yang terpapar paling banyak, misalnya
iritasi saluran cerna, iritasi kulit, iritasi pada mata, keracunan, kanker, gangguan fungsi hati, jika terhirup menyebabkan iritasi pada
saluran pernafasan. Selain itu, kumulasi rhodamin B dalam tubuh menyebabkan penumpukan lemak, jika terus terjadi lemak tubuh
semakin bertambah banyak. Dampaknya baru terasa setelah beberapa tahun, bahkan puluhan tahun kemudian.
Sampai saat ini, makanan yang sering ditemukan mengandung Rhodamin B di antaranya kerupuk, sambal kemasan, sirup, terkadang
kosmetik, makanan dan minuman ringan, terasi, kembang gula, biskuit, sosis, makaroni goreng, cendol, jipang, manisan serta ikan
asap. Oleh karena itu kita perlu tau ciri makanan yang mengandung rhodamin B sehingga dapat mencegah terpaparnya senyawa ini.
Karena tubuh kita, kita sendiri yang menjaganya. Ciri-ciri makanan atau kosmetik yang kemungkinan mengandung rhodamin B :
a. Warna terlihat sangat cerah, biasanya merah terang/ mencolok. Pewarna alami biasanya lebih redup, kurang menarik, tidak
stabil, dsb.
b. Tenggorokan terasa gatal dikonsumsi
c. Memberikan kesan pahit after taste
d. Harga terlalu murah (tidak rasional)
e. Kadang-kadang air seni dapat menjadi berwarna kemerahan setelah mengkonsumsi produk tersebut
f. Untuk kosmetik, dapat menimbulkan iritasi (meskipun demikian bukan berarti setiap iritasi disebabkan oleh rhodamin B)
Pengertian dan dampak yang ditimbulkan dari zat – zat yang membahayakan, yang kebayakan dipakai sebagai bahan
tambahan produk pangan tersebut yaitu :
1. Formalin
Formalin adalah larutan 37% Formaldehida dalam air yang biasanya mengandung 10 – 15% methanol untuk mencegah
polimerisasi. Formalin banyak digunaan sebagai desinfektan untuk pembersih lantai, kapal, gudang, dan pakaian, sebagai
germisida dan fungisida pada tanaman dan Sayuran , serta sebagai pembasmi lalat dan serangga lainnya.
Menurut BPOM penggunaan formalin pada produk pangan sangat membahayakan kesehatan karena dapat menyebabkan
efek jangka pendek dan panjang tergantung dari besarnya paparan pada tubuh. Dampak formalin pada tubuh manusia
dapat bersifat :
Akut : Efek pada kesehatan manusia langsung terlihat : Seperti iritasi, alergi, kemerahan, mata berair, mual, muntah, rasa
terbakar, sakit perut dan pusing.
Kronik : Efek pada kesehatan manusia terlihat setelah terkena dalam jangka waktu yang lama dan berulang : Seperti iritasi
parah, mata berair, gangguan pada pencernaan, hati, ginjal, pancreas, system saraf pusat, dan pada hewan percobaan dapat
menyebabkan kanker sedangkan pada manusia diduga bersifat karsinogen. Megkonsumsi bahan makanan yang
mengandung formalin, efek sampingnya terlihat dalam waktu jangka panjang, karena terjadi akumulasi formalin dalam
tubuh.
Formalin sangat mudah diserap oleh tubuh melalui saluran pernafasan dan pencernaan. Penggunaan formalin dalam
jangka panjang dapat berakibat buruk pada organ tubuh. Karena beracun, pada kemasan formalin diberi label yang
bertuliskan “Jangan menggunakan formalin untuk mengawetkan pangan seperti mie dan tahu”.
2. Boraks
Boraks adalah senyawa berbentuk Kristal putih, tidak berbau dan stabil pada suhu dan tekana normal. Dalam air borak
berubah menjadi Natrium Hidroksida dan Asam Borat. Boraks umumnya digunakan untuk memantri logam, pembuatan
gelas dan enamel, sebagai pengawet kayu, dan pembasmi kecoa.
Asam Borat maupun Boraks adalah racun bagi sel – sel tubuh, berbahaya bagi susunan syaraf pusat, ginjal dan hati. Jangan
mengunakan Boraks dalam pembuatan bakso, kerupuk, mie dan sejenisnya.
3. Rhodamin – B
Rhodamin – B adalah zat pewarna sintetis berbentuk serbuk Kristal, berwarna hijau atau ungu kemerahan, tidak berbau,
dan dalam larutan berwarna merah terang berflourenses. Rhodamin – B ummnya digunakan sebagai pewarna kertas dan
tekstil. Percobaan pada binatang menunjukan bahwa zat ini diseap lebih banyak pada saluran pencernaan.
Kerusakan pada hati tikus terjadi sebagai akibat pakannya mengandung Rhodamin – B dalam konsentrasi yang tinggi.
Mengkonsumsi zat ini dalam jangka waktu yang lama dapat menimbulkan gangguan pada fungsi hati dan bias
menngakibatkan kanker hati. Jangan mewarnai pangan dengan Rhodamin – B.
4. Metanil Yellow
Metanil Yellow adalah zat pewarna sintesis berbentuk serbuk bewarna kuning kecoklatan, larut dalam air, agak larut dalam
benzene, eter, dan sedikit larut dalam aseton. Metanil Yelow umumnya dugunakan sebagai pewarna tekstil dan cat serta
sebagai indicator reaksi netralisasi asam – basa.
Zat ini adalah senyawa kimia dari Azo Aromatik yang dapat menimbulkan tomur dalam berbagai jaringan hati, kandung
lemih, saluran pencernaan atau jaingan kulit. Jangan mewarnai pangan dengan Metanil Yellow.
Dari berbagai jenis bahan – bahan yang telah disebutkan diatas dan dinyatakan sangat berbahaya bagi tubuh dan kesehatan
manusia dalan jangka pendek maupun jangka panjang, mulai dari produksi, eksport – import, pendistribusian barang,
maupun penjualan dan pemasarannya haruslah dilakukan pengawasan yang ketat sehingga tidak ada lagi pelaku usaha
yang menggunakan bahan berbahaya tersebut sebagai bahan tambahan makanan pada produk – produk pangan yang
beredar dimasyarakat.
Pada umunnya, makanan memiliki masa penyimpanan (shelf life) yang pendek berarti relatif cepat
2. Pengawet
mengalami kerusakan sehingga diperlukan upaya- upaya untuk dapat memperpanjang masa penyimpanan
Telah lama dilakukan
Seiring dengan meingkatnya kebuthan manusia akan adanya
Proses pengawetan
ketersediana pangan maka teknologi digunakn untuk mengawetkan
makanan
Proses untuk menjaga keberadaan nurtisi makanan sehingga msaioh
dapat dikonsumsi dengan aman dapa waktu yang lama
Dengan cara : menghambat pertumbuhan atau membunuh
mikroganisme (bakteri dan jamur) yang mengakibatkan pembusukan
Pengawetan Pembusukan akan terjadi jika bakteri dan jamur pada lingkungan
yang tepat untuk perkembangbiak yaitu:
a. cukup air
b. ada oksigen
c. suhu yang tepat.
a. berbau busuk,
tanda makanan b. berlendir,
yang mengalami c. berubah warna,
pembusukan atau d. terjadi penggumpalan (pada susu),
kerusakan e. berbau tengik, dan
f. terbentuk gas.
Pengawetan tanpa menambahkan bahan pengawet
Hanya mengubah bentuk fisik menjadi basah menjadi kering,
Fisik
dan mengurangi kadar air pada makanan sehingga menunda
2 cara pengawetan
pembusukan
dilakukan dengan menambah bahan pengawet pada makanan
Kimia
tersebut.
Cara pengawetan
Mengurangi kadar air a. Menjemur di bawah sinar Kerupuk opak
dalam makanan sehingga matahari dan empang,
Pengeringan
makanan manjadi lebih b. Menggunakan alat ikan asin
awet. pengering
Membekukan berati a. Memasukkan makanan Es krim
membuat suhu makanan (mentah atau matang) ke Frozen food
menjadi lebih rendah dalam lemari pendingin
sehingga bakteri (kulkas)
Pembekuan
pembusuk tidak dapat b. Merendam makanan cara nelayan
bekerja dalam es agar ikan
Fisik
tetap segar
menguapkan sianida
Dihasilkan oleh lebah madu
Dimanfaatkan sebagai bahan pengawet karena mempunyai
Madu kadar gula tinggi yang mampu menghemat pertumbuhan dan
Pengawetan dengan menambahkan bahan pengawet pada makanan
perkembangan bakteri
Untuk Kue-kue
Digunakan untuk bumbu masakan sayur asem dan oseng serta
a.
Cengkih
aroma makanan
Dalam bentuk garam (garam sulfit dan bisulfit) sudah lama
digunakn sebagai pengawet
1. Belerang
Menurut penelitian, efektif bekerja dalam keadaan asam
Oksida
karean dapat menembus dinding sel mikroba sehinga mikroba
akan mati
Ditambahkan pada proses pengasapn daging, dapat
menghambat pertumbuhan mikroba
2. Garam
Juga dapat menghambat pertumbuhan bakteri Clostridia
bahan pengawet buatan
Nitrit/
pada daging yang dikalengkan
Nitrat
Saat ini, penggunaan dihindari karena diduga menghasilkan
nitrosamin
Digunakan dalam bentuk senyawa natrium dan kalium
3. Asam Menghambat pertumbuhan kapang dan ragi dalam makanan
Askorbat
Menurut Badan Pengawasan Pangan Obat Dan Makanan (BPPOM) jenis bahan pengawet yang boleh digunakan dalam produksi
makanan
Nama bahan pengawet Digunakan Batas
maksimum
penggunaan
1. Natrium Benzoate (sodium acar dalam botol, keju, margarin, apricot 200mg-1gr / kg.
benzoate), kering, selai, jely, sirup, saus, kecap,
anggur buah dan minuman berakohol,
serta makanan lainnya kecuali daging,
ikan dan unggas
2. Natrium Bisulfit (sodium pada potongan kentangan goreng beku, 50-500 mg/kg.
Hydrogen Sulphite) udang beku, dan selai
3. Natrium Metabilsufit pada potongan kentangan goreng beku, 50-100 mg/kg.
(Sodium Methabisulphite), udang beku
4. Natrium Nitrat (Sodium daging olahan dan awetan, keju 50-500 mg/kg.
Nitrat),
5. Natrium Nitrit (Sodium daging olahan, daging awetan, corned 50 mg – 125
Nitrite), kalengan mg/kg.
6. Natrium Propionat olahan keju dan roti 2-3 gr/kg
(Sodium Propionat)
7. Natrium Sulfit (Sodium potongan kentang goreng beku, udang 50-500 mg/kg
Sulphite beku dan sela
8. Nisin (Nisin), keju olahan 12,5 mg/kg.
12. Belerang Dioksida (Sulfur acar, jelly, selai, saus, gula bubuk, gula 20-500 mg/kg
Dioxide), pasir, cuka, sirup, bir/minuman ringan,
anggur, sosis, ekstrak kopi kering, gelatin
dll.
13. Metil p-Hidroxybenzoate selai, jelly, acar dalam botol, kecap, 200 mg – 1gr/kg
(Methyl p- ekstrak kopi cair, pasta tomat, sari buah
Hidroxybenzoate) dan makanan lainnya kecuali daging,
ikan dan unggas
14. Etil p-Hidroxybenzoate Selai dan jeli 1 gr/kg
(Ethyl p-Hidroxybenzoate)
15. Propil p-Hidroxybenzoate selai, jeli, acar dalam botol, kecap, 250 mg – 1 gr/kg
(Prophyl p- ekstrak kopi cair, pasta tomat, sari buah
Hidroxybenzoate dan makanan lainnya, kecuali daging,
ikan unggas
16. Kalium Benzoat (Potassium acar dalam botol, keju, margarin, apricot 200 mg – 1 gr/kg
Benzoate kering, selai, jelly, sirup, saus, anggur
buah dan minuman berakohol, serta
makanan lainnya kecuali daging, ikan,
unggas
17. Kalium Bisulfit (Potassium potongan kentang goreng beku, udang 50-500 mg/kg
Bysulphite), beku, dan selai
18. Kalium Metabisulfit potongan kentang goreng beku, udang 50-100 mg/kg
(Potassium Metabilsuphite) beku, dan selai.
19. Kalium Nitrat (Potassium daging olahan, daging awetan, dan keju 50-500 mg/kg
Nitrat),
20. Kalium Nitrit (Potassium olahan, daging awetan, dan keju 50-125 mg/kg
Nitrit)
pangan (bukan makanan) khususnya industri kertas, c. depresi susunan syaraf kecap
gelas, pengawet kayu, dan keramik dan detergen d. gangguan peredaran
Tujuan penambahan Bleng atau boraks dalam darah.
pembuatan makanan adalah sebagai berikut :
a. sebagai komponen pembantu pembuatan gendar
(adonan calon kerupuk)
b. lontong, sebagai pengeras
c. ketupat, sebagai pengeras
d. bakso, sebagai pengawet dan pengeras
e. kecap, sebagai pengawet