Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN FIELD LAB

PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT

DI PUSKESMAS NOGOSARI BOYOLALI

KELOMPOK A9

DHIMAZ DHANDY P G0015057


WINCENT CANDRA DIWIRYA G0015231
TEGAR UMAROH G0015223
NAHDAH LUPITA G0015181
AULIYA YUDIA YASYFIN G0015033
IRENE G0015115
NOVIA DYAH INDRIYATI G0015189
TAMYANA AMALIA C G0015221
LUTHFI PRIMADANI K G0015141
FAHIMA ALLA ILMA G0015075
BERNITA SILVANA C G0015043
ERVINA RUTH PRIYA S G0015071

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA
TAHUN 2017

1
LEMBAR PENGESAHAN
Telah disetujui dan disahkan laporan Field Lab yang berjudul Perilaku
Hidup Bersih dan Sehat di Puskesmas Nogosari, Boyolali dengan keterangan
sebagai berikut:

Nama Penyusun :

Dhimaz Dhandy P G0015057


Wincent Candra Diwirya G0015231
Tegar Umaroh G0015223
Nahdah Lupita G0015181
Auliya Yudia Yasyfin G0015033
Irene G0015115
Novia Dyah Indriyati G0015189
Tamyana Amalia C G0015221
Luthfi Primadani K G0015141
Fahima Alla Ilma G0015075
Bernita Silvana C G0015043
Ervina Ruth Priya S G0015071
Program Studi : Pendidikan Dokter
Fakultas : Kedokteran
Universitas : Universitas Sebelas Maret
Tempat Pelaksanaan : Puskesmas Nogosari, Boyolali
Hari, Tanggal Pelaksanaan : Rabu, 4 Oktober 2017, 11 Oktober 2017, Rabu, 25
Oktober 2017
Boyolali, 25 Oktober 2017

Mengetahui,

Kepala Puskesmas Instruktur

Astrid Fitrian Purwandari, dr. Ferra Dharmayanti, dr.

2
NIP. 19770917 200501 2 006 NIP. 198002282006042013

3
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ii
DAFTAR ISI iii
BAB I. PENDAHULUAN 4
A. Latar Belakang............................................................................. 4
B. Tujuan Pembelajaran ................................................................... 5
BAB II. KEGIATAN YANG DILAKUKAN 6
A. Persiapan Kegiatan ....................................................................... 6
B. Hari I ............................................................................................ 6
C. Hari II .......................................................................................... 7
D. Hari III ......................................................................................... 7
BAB III. PEMBAHASAN 8
BAB IV. PENUTUP 20
A. Simpulan ...................................................................................... 20
B. Saran ............................................................................................. 20
DAFTAR PUSTAKA 24
LAMPIRAN 25

4
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perilaku hidup bersih dan sehat penting sekali dilakukan oleh setiap orang,
mulai dari anak-anak, remaja hingga usia dewasa dan orangtua (Jababeka, 2017).
Hal ini dikarenakan PHBS memiliki hubungan yang erat dengan kesehatan
seseorang (Oktama, 2011). Perilaku hidup bersih dan sehat merupakan perilaku
yang dilakukan seseorang untuk selalu memperhatikan kebersihan, kesehatan, dan
berperilaku sehat (Nonik, 2015). Program PHBS telah dilaksanakan sejak tahun
1996 oleh Pusat Penyuluhan Kesehatan Masyarakat yang saat ini disebut Pusat
Promosi Kesehatan. Program PHBS dilaksanakan dalam berbagai tatanan, seperti
tatanan rumah tangga (Erwidodo, 2017).
Upaya peningkatan perilaku sehat di masyarakat belum menunjukkan hasil
optimal. Dari hasil Survey Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) tahun 2014
menunjukkan bahwa di Indonesia sebanyak 38.5% masyarakat masih merokok di
dalam rumah ketika bersama anggota keluarga yang lain. Perokok laki-laki lebih
tinggi dari perempuan (72% dibanding 28%). Selanjutnya 77.3% penduduk usia
15 tahun ke atas kurang melakukan aktivitas fisik, dengan kategori 82% kurang
bergerak dan 11% tidak terbiasa melakukan aktivitas fisik. Berdasarkan hasil
pendataan untuk PHBS tatanan rumah tangga provinsi Jawa Tengah sebanyak
68% keluarga belum menjadi peserta dana sehat dan sebesar 72% keluarga belum
bebas asap rokok (Maryunani, 2013).
PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) di Rumah Tangga adalah upaya
untuk memberdayakan anggota rumah tangga agar tahu, mau, dan mampu
mempraktikkan perilaku hidup bersih dan sehat serta berperan aktif dalam
gerakan kesehatan di masyarakat (Departemen Kesehatan RI, 2008). PHBS di
rumah tangga dilakukan untuk mencapai Rumah Tangga berperilaku hidup bersih
dan sehat. Perilaku hidup bersih dan sehat seseorang berhubungan dengan

5
peningkatan kesehatan individu, keluarga, masyarakat dan lingkungannya
(Sinaga, 2003).

B. Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti pembelajaran ini, diharapakan mahasiswa mampu
melakukan KIE PHBS. Adapun learning outcome pembelajaran ini adalah
diharapkan mahasiswa:
1. Mampu menjelaskan tentang dasar pelaksanaan KIE PHBS di masing-
masing wilayah kerja puskesmas masing-masing kelompok mahasiswa.
2. Mampu menjelaskan indikator penilaian PHBS dalam tatanan rumah
tangga, sekolah, tempat kerja, sarana kesehatan, dan tempat umum.
3. Mampu merinci manajemen program dan prosedur KIE PHBS keluarga
yang memiliki bayi dan balita.
4. Mampu merinci manajemen program dan prosedur KIE PHBS keluarga
yang tidak memiliki bayi dan balita di wilayah kerja masing-masing
puskesmas.

6
BAB II
KEGIATAN YANG DILAKUKAN

Kegiatan Field Lab topik Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) telah
dilaksanakan Kelompok A9 angkatan 2015 yang bertempat di Puskesmas
Nogosari, Boyolali dengan 3 kali pertemuan tatap muka untuk pelaksanaan Field
Lab dan 1 kali pertemuan untuk Koordinasi. Rincian kegiatan yang telah kami
laksanakan adalah sebagai berikut :

A. Persiapan Kegiatan

Pada hari Jumat tanggal 15 September 2017, perwakilan mahasiswa


Kelompok A9 melakukan koordinasi dan menyerahkan surat pengantar dari pihak
fakultas kepada dr. Astrid selaku Kepala Puskesmas Nogosari. Pada pertemuan
koordinasi ini, kami berkenalan dengan Ibu Dewi Ernawati selaku pemegang
program PROMKES topik Perilaku Hidup Bersih dan Sehat yang akan
membimbing kami dalam melaksanakan 3 kali pertemuan Field Lab. Kami juga
mendapat pengarahan mengenai pelaksanaan Field Lab nantinya.

B. Hari I

Pertemuan pertama hari Rabu, 4 Oktober 2017, mahasiswa A9 datang 30


menit sebelum waktu yang telah ditentukan yaitu pukul 08.00. Kami berkumpul di
Aula Puskesmas Nogosari. Agenda pertama yang kami laksanakan adalah
perkenalan dengan Kepala Puskesmas Nogosari yaitu dr. Astrid dan juga
Instruktur Lapangan, Ibu Dewi Ernawati. Agenda kedua yaitu mendengarkan
materi Perilaku Hidup Bersih dan Sehat yang dijelaskan oleh dr. Astrid. Agenda
selanjutnya adalah berdiskusi bersama Ibu Dewi terkait hasil pemetaan PHBS
tatanan rumah tangga yang ada di puskesmas Nogosari, selain itu kami juga diberi
pengetahuan mengenai cara meningkatkan sambung rasa dalam menanyakan
beberapa pertanyaan terkait PHBS pada penduduk dan membahas apa saja yang
perlu dipersiapkan untuk lapangan selanjutnya. Agenda terakhir adalah melakukan

7
konsultasi terkait BRK dan kami diberi data hasil penilaian PHBS Desa Bendo
2015 untuk di analisis pada pertemuan ketiga.

C. Hari II

Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Rabu, 11 Oktober 2017,


mahasiswa A9 datang 10 menit sebelum waktu yang telah ditentukan yaitu pukul
10.50. Kami berkumpul di Aula Puskesmas Nogosari dan mempersiapkan alat-
alat untuk praktek terjun lapangan. Agenda pertama yaitu briefing oleh dr. Astrid
terkait keberangkatan ke Posyandu Balita. Dalam melakukan perjalanan ke
Posyandu Balita, Ibu Dewi ikut membersamai kami dan membantu mengenai
teknis survey. Selanjutnya kami memperkenalkan diri kepada ibu-ibu yang sudah
siap untuk menjadi subjek wawancara dalam pengisian data pemetaan PHBS
rumah tangga Dukuh Pilang. Setelah semua data terisi, kami berfoto bersama
sebagai bentuk dokumentasi kegiatan dan berpamitan dengan kader posyandu dan
Ibu Dewi.

D. Hari III

Pertemuan ketiga dilaksanakan Rabu, 25 Oktober 2017, mahasiswa A9


datang tepat waktu. Kami melaksanakan persentasi terkait apa yang telah kami
dapat melalui survey lapangan dan hasil analisis data PHBS Desa Bendo 2015.

8
BAB III
PEMBAHASAN

9
BAB IV

PENUTUP

A. Simpulan
Pelaksanaan PHBS di Dukuh Pilang dan Dukuh Sambu maupun Desa
Bendo secara keseluruhan telah berjalan cukup baik. Hal ini dibuktikan dari data
PHBS dari 25 KK di Dukuh Pilang dan Sambu didapatkan 1 KK masuk ke Strata
Madya, 22 termasuk Strata Utama, dan 2 KK telah masuk ke Strata Paripurna,.
Sedangkan di Desa Bendo didapatkan 42 KK memiliki Starta Sehat Madya, 632
KK memiliki Strata Sehat Utama, dan 57 KK telah memiliki Strata Sehat
Paripurna.

Berdasarkan indikator PHBS khusus Jawa Tengah yang berjumlah 16


indikator, 3 indikator terendah yang ditemui di Dukuh Pilang dan Sambu, Desa
Bendo, Kecamatan Nogosari, Kabupaten Boyolali adalah:
1. Tidak Merokok
2. Lantai kedap air/bukan tanah
3. Dana sehat
Sedangkan untuk Desa Bendo secara keseluruhan 3 indikator terendah yang
ditemui adalah:
1. Tidak merokok
2. Sampah
3. Lantai kedap air/bukan tanah

B. Saran
Pada survey PHBS ini didapatkan bahwa strata kesehatan kelompok warga
Dukuh Pilang dan Sambu maupun Desa Bendo secara umum adalah Sehat
Paripurna yang merupakan strata tertinggi menunjukkan bahwa PHBS di desa ini
sudah baik, walaupum masih ditemukan beberapa indikator yang nilainya masih
rendah. Kelompok masyarakat ini telah mencapai strata paripurna maka yang

10
harus dilakukan oleh puskesmas bukanlah tatalaksana melainkan lebih kepada
kegiatan penyuluhan untuk semakin meningkatkan PHBS di kelompok
masyarakat ini.

Karena permasalahan asap rokok dalam lingkungan rumah tangga menjadi


masalah yang paling banyak ditemukan dalam survey PHBS ini, maka sebaiknya
indikator ini mendapat perhatian yang lebih untuk diberikan penyuluhan. Dari
permasalahan tersebut, kami ingin mengusulkan beberapa solusi, yakni:

 Puskesmas sebagai sarana pelayanan kesehatan terdekat dengan


masyarakat lebih gencar dalam melakukan penyuluhan tentang bahaya
rokok, baik bagi perokok itu sendiri maupun bagi orang-orang di
sekitarnya (perokok pasif).

Penyuluhan dilakukan dalam bentuk yang lebih menarik dan mudah


dipahami oleh masyarakat, misalnya dengan pemutaran video atau
demonstrasi proses perusakan paru-paru oleh asap rokok dengan
menggunakan kapas yang dimasukkan dalam botol yang akan berubah
warna menjadi hitam dan terbakar setelah diberi asap rokok, ataupun
video-video lain yang menggambarkan bahaya asap rokok.

Untuk membuat warga lebih peduli terhadap masalah ini, penyuluhan juga
bisa dilakukan saat ada pertemuan warga, dengan mengundang warga
yang pernah sakit/ menjadi pasien karena merokok sebagai narasumber
untuk berbagi pengalaman sakitnya karena merokok.

Penyuluhan juga dapat dilakukan kepada para ibu rumah tangga yang
tergabung dalam PKK atau kepada anak-anak di sekolah sekaligus
meyakinkan mereka supaya berani memberi tahu/ menegur anggota
keluarganya yang merokok supaya berhenti.

Program ini diadaptasi dari salah satu program bernama “Bronkus” yang
diadakan oleh salah satu UKM (SCOPH CIMSA) di Fakultas Kedokteran

11
UNS yang telah berhasil menurunkan jumlah perokok di beberapa desa di
sekitar UNS.

 Mengadakan suatu program berkelanjutan dengan kader-kader yang akan


melakukan penilaian kondisi awal, penyuluhan dan follow up setiap
minggu, dan evaluasi dalam rangka membuat masyarakat berhenti
merokok.

Untuk meningkatkan nilai indikator lantai rumah kedap air/ bukan tanah
kami mengusulkan saran supaya dilakukan penyuluhan mengenai kondisi rumah
yang baik, kalau bisa lantai rumah diberi ubin atau dicor supaya tidak lembab dan
tidak beralaskan tanah langsung karena bisa menjadi sumber kuman. Selain itu
dapat dilakukan upaya preventif dengan pemberian obat cacing terhadap keluarga
yang rentan terinfeksi cacing.

Untuk meningkatan nilai indikator sampah kami mengusulkan supaya


lebih ditingkatkan penyuluhan kepada warga desa terhadap pentingnya
pengolahan sampah yang baik dan bahayanya jika sampah tidak dikelola dengan
baik dan benar. Dapat juga menjalankan program “Bank Sampah” yang telah
dilaksanakan dan sukses di berbagai daerah di Indonesia. Program ini didasarkan
pada Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No. 13 Tahun 2012 Tentang Pedoman
Pelaksanaan 3R yang berbunyi, “Bank Sampah adalah tempat pemilahan dan
pengumpulan sampah yang dapat didaur ulang dan diguna ulang serta memiliki
nilai ekonomis tinggi”. Program ini merupakan gabungan dari proses perbankan
dan kegiatan 3R (Reuse, recycle, and reduce). Sampah rumah tangga yang telah
dipilah berdasarkan organik maupun non-organik akan ditukar dengan uang dalam
bentuk tabungan yang akan diberikan kepada warga. Kemudian, sampah yang
telah terkumpul akan diproses lagi menjadi karya-karya lain yang dapat bernilai
ekonomis seperti tas, sepatu, pakaian, dan lain sebagainya.

Sedangkan untuk meningkatkan nilai indikator dana sehat kami


mengusulkan supaya Puskesmas lebih sering memberi informasi kepada warga
mengenai Jaminan Pemeliharaan Kesehatan, dengan menjelaskan keuntungan-

12
keuntungan, mekanisme pendaftaran, dan apa yang harus dilakukan apabila sudah
menjadi anggota jaminan. Hal ini dapat dilakukan ketika ada warga yang berobat
ke puskesmas dan ternyata belum memiliki jaminan kesehatan, promosi dalam
acara-acara pertemuan warga seperti PKK atau posyandu lansia maupun balita.
Selain itu dapat juga dilakukan pendaftaran peserta jaminan kesehatan secara
kolektif dalam satu RT atau RW sehingga lebih mempermudah warga yang
terkadang enggan untuk mengurus sendiri ke kantor jaminan kesehatan.

Dari berbagai kegiatan di atas, dapat dijadikan sebuah event besar yang
dapat dilakukan secara lintas sektoral di setiap tanggal 12 November dimana
bertepatan dengan Hari Kesehatan Nasional. Mungkin dapat diadakan lomba
desa/RT/RW sehat yang dimulai dari awal bulan November. Kemudian puncak
acara (12 November) digunakan untuk mengumumkan pemenang dari lomba
tersebut dan juga penyuluhan-penyuluhan tentang kesehatan lainnya seperti :
BPJS, merokok, NAPZA, kesehatan lingkungan, dan lain sebagainya.

13
DAFTAR PUSTAKA
Departemen Kesehatan RI. (2008). Rumah Tangga Berperilaku Hidup Bersih dan
Sehat. Jakarta: Depkes RI.

Erwidodo. (2017). Laporan Kegiatan. Diakses Oktober 23, 2017, dari


https://www.scribd.com/document/345871433/LAPORAN-KEGIATAN-F2

Jababeka. (2017). Poin Penting dalam Perilaku Hidup Bersih dan Sehat. Jakarta:
Liputan 6.

Maryunani, A. (2013). Perilaku Hidup Bersih dan Sehat. Jakarta: Trans Info
Media.

Nonik. (2015). Perilaku Hidup Bersih dan Sehat. Diakses October 23, 2017, dari
https://www.scribd.com/doc/283163200/Perilaku-Hidup-Bersih-Dan-Sehat

Oktama, H. (2011). Hubungan Kesehatan dengan Perilaku. Pekanbaru.

Sinaga, D. H. (2003). Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat.

14
Tabel 1.1. Hasil Pemetaan PHBS Tatanan Rumah Tangga
LAMPIRAN
Desa Rembun

LAMPIRAN

Gambar 1. Koordinasi Lapangan dengan Puskesmas Nogosari

Gambar 2. Pengarahan oleh Puskesmas Nogosari pada hari I

15
Gambar 3. Survei PHBS Tatanan Rumah Tangga di Dukuh Pilang

Gambar 4. Wawancara PHBS Tatanan Rumah Tangga di Posyandu


Kinantisaras 5, Dukuh Pilang

16
Gambar 5. Foto Bersama Kader Posyandu Kinantisaras 5

17

Anda mungkin juga menyukai