Anda di halaman 1dari 7

I.

LATAR BELAKANG
Salah satu komponen masyarakat yang cukup rentan terhadap
penurunan kondisi kesehatan adalah kaum lansia, karena adanya peningkatan
usia dan penurunan kemampuan fisik. Hal ini mendasari perlunya perhatian
khusus terhadap kesehatan lansia. WHO dan Undang-Undang Nomor 13 Tahun
1998 tentang kesejahteraan lanjut usia pada Bab 1 Pasal 1 Ayat 2 menyebutkan
bahwa umur 60 tahun adalah usia permulaan tua. Menua bukanlah suatu
penyakit, tetapi merupakan proses yang berangsur-angsur mengakibatkan
perubahan yang kumulatif, merupakan proses menurunnya daya tahan tubuh
dalam menghadapi rangsangan dari dalam dan luar tubuh yang berakhir dengan
kematian (Nugroho, 2008).
Menurut WHO, di kawasan Asia Tenggara populasi lansia sebesar 8%
atau sekitar 142 juta jiwa. Pada tahun 2050 diperkirakan populasi lansia
meningkat 3 kali lipat dari tahun ini. Pada tahun 2000 jumlah lansia sekitar
5,300,000 (7,4%) dari total polulasi, sedangkan pada tahun 2010 jumlah lansia
24,000,000 (9,77%) dari total populasi, dan tahun 2020 diperkirakan jumlah
lansia mencapai 28,800,000 (11,34%) dari total populasi. Sedangkan di
Indonesia sendiri pada tahun 2020 diperkirakan jumlah lansia sekitar
80.000.000 (Depkes RI, 2013).
Tantangan khusus bidang kesehatan dari terus meningkatnya jumlah
lansia yaitu timbulnya masalah degeneratif dan Penyakit Tidak Menular (PTM)
seperti diabetes, hipertensi, dementia, nyeri sendi, dll. Penyakit-penyakit
tersebut akan menimbulkan permasalahan jika tidak diatasi atau tidak
dilakukan pencegahan (Depkes RI, 2013). Berdasarkan hasil pengkajian yang
dilakukan pada tanggal 8-10 November 2018, didapatkan data bahwa di Br
Bumi Banten Kelurahan Dauh Puri Klod terdapat 32 lansia. Penyakit nyeri
sendi termasuk dalam 3 besar penyakit yang dialami warga Banjar Bumi
Banten 3 bulan terakhir, terutama pada usia lansia.
Dari data di atas, setelah dilakukan analisa data dapat ditemukan
permasalahan keperawatan komunitas, yaitu ketidakefektifan manajemen
kesehatan terhadap lansia di Banjar Bumi Banten. Berdasarkan latar belakang
di atas, serta hasil kesepakatan dengan warga Br Bumi Banten Kelurahan Dauh
Puri Klod, maka dirasa perlu untuk mengadakan sosiodrama penyuluhan
kesehatan lansia dengan topik “Nyeri Sendi” yang diharapkan dapat
meningkatkan status kesehatan para lansia, khususnya di Br Bumi Banten
Kelurahan Dauh Puri Klod.

II. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Setelah mendapatkan penyuluhan selama 45 menit, diharapkan sasaran
dapat mengerti dan memahami cara pemeliharaan kesehatan pada lansia
khususnya penyakit nyeri sendi.
2. Tujuan Khusus
Setelah diberikan penyuluhan, sasaran diharapkan dapat:
a. Mengetahui dan mampu menyebutkan pengertian nyeri sendi.
b. Mengetahui dan mampu menyebutkan penyebab nyeri sendi.
c. Mengetahui proses terjadinya nyeri sendi.
d. Mengetahui dan mampu menyebutkan tanda dan gejala nyeri sendi.
e. Mengetahui dan mampu menyebutkan penatalaksanaan nyeri sendi.
f. Mengetahui dan mampu menyebutkan dampak jangka panjang nyeri
sendi.
g. Mampu melakukan redemonstrasi kompres untuk nyeri sendi.

III. RENCANA KEGIATAN


1. Nama Kegiatan
Sosiodrama Penyuluhan Kesehatan Lansia Khususnya Penyakit Nyeri Sendi
2. Waktu dan Tempat
a. Waktu
Kegiatan sosiodrama penyuluhan kesehatan lansia khususnya penyakit
nyeri sendi akan dilaksanakan pada:
Hari/ tanggal : Sabtu, 22 Desember 2018
Pukul : 08.30 – 09.15 WITA

b. Tempat
Kegiatan sosiodrama penyuluhan kesehatan lansia ini akan dilaksanakan
di Balai Banjar Bumi Banten Kelurahan Dauh Puri Klod.

3. Pengorganisasian Kelompok
Pemeran :
1. Narator : Kadek Elda Widnyana
2. Odah Tumpeng : Luh Gita Ernanda Sukmawati
3. Odah Dian : Ni Putu Nur Indah Candradewi
4. Odah Selly : I Gst Ayu Ngurah Selly Tri Utami
5. Pekak Jongkrak : I Made Benny Setiawan
6. Pekak Nano : Ida Bagus Gde Mustika
7. Perawat 1 : Putu Ina Novera
8. Perawat 2 : Ni Kadek Sukmawati

4. Sasaran
Lansia yang tinggal di Br Bumi Banten Kelurahan Dauh Puri Klod sebanyak
32 orang.

5. Alat/Media
a) Sound system
b) Waslap
c) Baskom
d) Air hangat

6. Metode
Sosiodrama, demonstrasi, dan tanya jawab.

7. Susunan Acara
a) Setting Waktu
Tahap Waktu Kegiatan Pelaksana
Pembukaan 5 menit  Mengucapkan salam MC
 Melakukan perkenalan pemain
 Menyampaikan maksud dan tujuan
 Mengadakan kontrak waktu
Kerja 10 menit Menyampaikan materi mengenai nyeri Pemeran
sendi dengan metode sosiodrama. sosiodrama.
10 menit Demonstrasi kompres pada nyeri sendi Pemeran
sosiodrama
10 menit Redemonstrasi Peserta
5 menit Tanya jawab MC
Penutup 5 menit  Menyimpulkan materi yang diberikan. MC
 Mengevaluasi jalannya kegiatan.
 Mengakhiri kontrak
 Salam penutup

b) Setting Tempat

Keterangan:
: Pemain sosiodrama (6 orang)
: Narator dan MC
: Fasilitator
: Observer
: Peserta
IV. RENCANA EVALUASI
1. Evaluasi Struktur
a) Alat/media sudah disiapkan 1 hari sebelum pelaksanaan kegiatan.
b) Naskah dan materi sosiodrama sudah disiapkan 3 hari sebelum
pelaksanaan kegiatan.
c) Bahan untuk demonstrasi sudah disiapkan sehari sebelum pelaksanaan
kegiatan.

2. Evaluasi Proses
a) Kegiatan sosiodrama penyuluhan
kesehatan lansia khususnya penyakit nyeri sendi berlangsung tepat
waktu.
b) 80% peserta berada ditempat sesuai
waktu yang telah ditentukan.
c) 80% peserta tetap mengikuti
kegiatan penyuluhan sampai selesai.
d) Sasaran yang aktif bertanya
mencapai 3 orang.
e) Sasaran bersedia melakukan
redemonstrasi mencapai 1 orang.

3. Evaluasi Hasil
Sasaran penyuluhan mampu:
Mengetahui dan mampu menyebutkan mengenai penyakit nyeri sendi:
a. 80% peserta mampu menyebutkan pengertian nyeri sendi.
b. 70% peserta mengetahui dan mampu menyebutkan 4 dari 7 penyebab
nyeri sendi.
c. 70% peserta mengetahui dan mampu menyebutkan 3 dari 3 tanda dan
gejala nyeri sendi.
d. 70% peserta mengetahui dan mampu menyebutkan 5 dari 9
penatalaksanaan nyeri sendi.
e. 70% peserta mengetahui dan mampu menyebutkan dampak jangka
panjang nyeri sendi
f. 80% peserta mampu melakukan redemonstrasi kompres hangat.

Mengetahui, Denpasar, 18 Desember 2018


Pembimbing Akademik Ketua Panitia
Ns. Made Rini Damayanti, S.Kep, MNS Kadek Erik Muliawan
NIP. 198503102015042001 NIM. 1802621037

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, K. (2016). Faktor yang Menyebabkan Nyeri Sendi pada Lansia di Unit
Pelaksana Teknis Pelayanan Sosial Lanjut Usia (UPT PSLU) Kabupaten
Magetan. Skripsi. Universitas Muhammdiyah Ponorogo.
Bahrudin, M. (2017). Patofisiologi Nyeri (Pain). E-Journal UMM. Vol. 13, No. 1.

Brunner and Suddarth. (2008). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah edisi 8
volume 1. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Cidadapi, I.E.A. (2016). Ramuan Herbal Ala Thibun Nabawi : Mengupas


Pengobatan Herbal dalam Thibun Nabawi. Jakarta : Putra Danayu
Publisher.

Departemen Kesehatan RI. (2013). Populasi Lansia Diperkirakan Terus


Meningkat Hingga Tahun 2020. Retrieved from
http://www.depkes.go.id/pdf.php?id=13110002

Lingga, L. (2012). Health Secret of Pepper (Cabai). Jakarta : PT Elex Media


Komputindo.

Mansjoer, A. (2010). Kapita Selekta Kedokteran Edisi Ketiga Jilid 2. Jakarta :


Media Aesculapius.

Muttaqin, A. (2008). Buku Ajar Asuhan Keperawatan Pasien Gangguan Sistem


Muskuloskletal. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Nugroho, W. 2008. Keperawatan Gerontik dan Geriatrik, Edisi ketiga.


Jakarta:EGC

Price A. Sylvia and Wilson M. Lorriane. (2006). Patofisiologi Konsep Klinis


Proses Penyakit Edisi 4. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Smeltzer & Bare. (2002). Buku Ajar Medikal Bedah, Brunner & Suddart. Jakarta :
Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Anda mungkin juga menyukai