Anda di halaman 1dari 81

10 Cerpen Mochamad Syahrizal

10 Cerpen Mochamad Syahrizal

HAK CIPTA
Copyright©2017

Penulis Mochamad Syahrizal

Bandung 40394

Cover : Mochamad Syahrizal

Desain : Mochamad Syahrizal

Layout : Mochamad Syahrizal

Hak Cipta dilindungi oleh Undang-undang. Dilarang mengutip atau


memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini tanpa izin tertulis dari
Penulis.

Undang-undang Republik Indonesia

Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta

Lingkup Hak Cipta:

Pasal 2

Hak Cipta merupakan hak eksklusif bagi Pencipta atau Pemegang Hak Cipta
untuk mengumumkan atau memperbanyak ciptaannya, yang timbul secara
otomatis setelah suatu ciptaan dilahirkan tanpa mengurangi pembatasan
menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Ketentuan Pidana:

Pasal 72

1. Barang siapa dengan sengaja melanggar dan tanpa hak melakukan


perbuatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 Ayat (1) atau Pasal 49 Ayat
(1) dan Ayat (2) dipidana dengan pidana penjara masing-masing paling singkat
1 (satu) bulan dan/atau denda paling sedikit Rp1.000.000,00 (satu juta
rupiah), atau pidana penjara paling lama 7 (tujuh) tahun dan/atau denda
paling banyak Rp5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah).
10 Cerpen Mochamad Syahrizal

2. Barang siapa dengan sengaja menyiarkan, memamerkan, mengedarkan,


atau menjual kepada umum suatu ciptaan atau barang hasil pelanggaran hak
cipta atau hak terkait sebagai dimaksud pada Ayat (1) dipidana dengan pidana
penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau denda paling banyak
Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah)
10 Cerpen Mochamad Syahrizal

KATA PENGANTAR
Assalamu'alaikum wr.wb ..

Puji syukur kehadirat Allah Swt, atas karunianya saya masih bisa diberikan
kesempatan menuliskan segerombolan huruf yang membentuk suatu karya
tulisan ini. Serta tak lupa kepada junjungan Nabi Muhammad SAW.

Terima kasih juga untuk semua hal-hal sampai partikel-partikel terkecil yang
ada di kehidupan ini, yang telah mendukung saya untuk membuat sebuah
karya digital ini, yaitu "Ebook 10 Cerpen Mochamad Syahrizal". Bolehkah saya
menyebutkan satu per satu hal yang saya ingin ucapkan terima kasih?

1) Terima kasih Mamah telah melahirkan dan membesarkan.


2) Terima kasih juga Bapak yang telah menyetrum Mamah, sehingga
Mamah bisa mengandung diriku ini, terima kasih juga Bapak sering
kasih saya uang jajan.
3) Terima kasih netbook merk *Sensor* dengan spesifikasi ram 1Gb dan
processor 1.3Ghz dengan ukuran layar 1024 x 600.
4) Terima kasih untuk sepuluh jari tangan saya yang masih lengkap
sehingga bisa mengetik.
5) Terima kasih untuk guru TK dan SD yang sudah mengajari saya dasar
membaca sehingga berguna untuk karya ini.
6) Terima kasih para penulis Indonesia seperti Raditya Dika dan Dewi
"Dee" Lestari, juga Pidi Baiq yang menginspirasi.
7) Terima kasih juga penulis lainnya yang telah memberikan saya bahan
bacaan.
8) Terima kasih buat semangat saya karena telah hadir di kala tujuan
mulai goyah.
9) Terima kasih untuk mimpi telah membuat hidup berwarna.
10) Terima kasih juga untuk lagu-lagu yang menemani saya menulis.
11) Terima kasih imajinasi telah memberikan reka adegan yang baik.
12) Terima kasih adik yang selalu berisik dan menganggu penulisan
saya.
13) Terima kasih untuk orang yang hadir dan pergi begitu saja *hiks*.
14) Terima kasih untuk kesempurnaan tubuh ini sehingga bisa
menikmati indahnya kentut ketika menulis (Apaansih?)
15) Oh udah lima belas? Lanjut aja ke enam belas.
16) Terima kasih semuanya #Capek.
10 Cerpen Mochamad Syahrizal

Ebook "10 Cerpen Mochamad Syahrizal" ini memang bisa dibilang tidak
membutuhkan waktu yang sebentar, karena dalam ebook ini terkumpul
beberapa cerita pendek dari masa awal menulis yaitu SMP, sampai sekarang-
sekarang yang sudah mulai jarang menulis lagi (Akhir SMK).

Beberapa cerita pendek di dalamnya pun sudah saya coba unggah di jejaring
sosial media saya seperti facebook, blog, inspirasi.co, situs cerita pendek dan
lainnya untuk mengetahui bagaimana respon dari orang sekitar, dan saya
cukup puas hasilnya. Namun beberapa cerpen belum pernah saya
publikasikan sebelumnya dan hanya bisa kalian temukan di dalam ebook ini.

Ada pula beberapa cerita pendek lainnya yang saya tidak masukkan karena
saya telah kehilangan datanya, biasalah netbook error terus data hilang
*Boom*. Tapi tak apa, beberapa cerpen di dalam ini merupakan salah satu
yang terbaik yang saya punya.

Saya mengetahui betul bahwa akan ada orang yang tidak menyukai atau tidak
mengganggap karya saya ini, namun bukan itu yang saya kejar, melainkan
memuaskan rasa gairah ketika menuangkan ide dan menuliskannya dalam
bentuk kata, dan benar-benar sesuai dengan saya maksud dalam imajinasi
#Nikmat. Untuk soal respon baik atau buruk saya pikir bisa menjadi nilai
tambah yang luar biasa bagi saya.

Dan untuk kalian yang merespon positif karya saya ini, saya ucapkan terima
kasih banyak, semoga ada hal yang bisa dipetik dalam setiap kisahnya. Maaf
jika di sini saya terlalu mengekspose diri saya ini, bukankah manusia haus
akan pengakuan? Nah selain itu saya pun ingin mengekspose nama saya yang
baru ini (Ya gitulah pokoknya hehe).

Love and hug ... Myself *JonesDetected*

Mochamad Syahrizal
10 Cerpen Mochamad Syahrizal
10 Cerpen Mochamad Syahrizal

ROTI KEJU DAN KEPAHLAWANAN

“Yes akhirnya kebagian juga…” Ucapku sambil membawa dua bungkus roti
keju spesial di kantin sekolah. Roti ini sangat susah sekali kudapat karena
selalu kehabisan oleh siswa-siswi lain yang juga berebut roti keju ini. Masih
dalam sensasi girang, aku pun mencari tempat duduk yang sepi, selain takut
ada yang minta roti, aku cuman pengen nikmatin roti ini sendirian.

“Wuihh.. Aromanyaaaa…” Sensasi aroma membuatku terperangah ketika


bungkus roti baru dibuka, aroma keju yang manis membuat air liur tiba-tiba
mengalir lebih cepat. Meski sudah tidak tahan ingin segera melahap si roti
keju, aku perlahan mengamati terlebih dahulu setiap sudut roti, untuk
mensyukuri kesempatan yang jarang ini.

Aku pun siap untuk memakan roti keju tersebut. Belum saja aku memasukan
roti ke dalam mulutku, tiba-tiba terdengar suara orang berteriak di arah
belakangku. Setelah ditengok, ternyata itu suara pertengkaran antara satu
cowok dan satu cewek, nampaknya mereka adalah sepasang kekasih.

Awalnya aku tidak menghiraukan kejadian tersebut, akan tetapi ketika


melihat wajah si cewek yang luar biasa imut. Sementara aku tertegun,
terperanga dengan posisi mulut menganga dan menggemgam roti keju di
depan mulutku.

Plakk.. Aku terkaget ketika sang cowok menampar si cewek dengan cukup
keras. Keadaan yang tadinya lumayan ramai, kini mendadak hening setelah
kejadian itu. Semua orang hanya terdiam sambil melihat mereka yang masih
di tempat. Keadaan semakin tegang ketika si cowok mengangkat tangannya
seperti sedang mengambil ancang-ancang untuk menampar si cewek lagi.

Aku pun tidak bisa diam saja, aku langsung meloncat, melempar roti keju
entah kemana. “Stop!!” Aku berteriak sambil berlari. Namun nampaknya si
cowok gak denger teriakan itu, Hepp Tangan si cowok pun berhasil aku
tangkap sebelum menampar si cewek. Karena malu, si cowok itu langsung
pergi dari kantin.
10 Cerpen Mochamad Syahrizal

“Makasih ya..” Ucap si cewek tiba-tiba sambil menggandeng tanganku. Dia


yang tadinya sedih, seketika menyimpulkan senyum yang luar biasa imut dan
manis. Jantungku langsung ingin keluar atau berpindah posisi dengan paru-
paru saking deg-degannya. Cewek itu lalu menarik tanganku sampai-sampai
badanku ikut terbawa.

Badanku kini berdekatan dengan tubuh si cewek, bahkan wajah kami pun
berhadap-hadapan tingal berjarak beberapa centimeter. Si cewek tiba-tiba
memejamkan matanya, dan wajahnya semakin mendekat ke arah wajahku.
Aku pun pura-pura sok polos dan terdiam saja, suasana orang sekitar menjadi
histeris.

Bibir si cewek semakin dekat, aku menjadi semakin tak karuan pula.
Sampai… Brukk.. Seseorang menabrakku dari belakang, membuyarkan
lamunanku dalam posisi yang masih memegang roti keju. Kulihat si cewek dan
si cowok berpelukan, nampaknya mereka kembali berbaikan.
10 Cerpen Mochamad Syahrizal

Tentang Cerpen Roti Keju dan Kepahlawanan


Sebenernya cerpen ini udah pernah dimuat di situs www.cerpenmu.com
dengan judul “Fatamorgana”. Dalam ebook ini judul cerpen diubah setelah
dipikir ulang tentang keseluruhan cerita.

Ide dalam pembuatan cerpen ini sebenarnya dari keseharian saya yang sering
ngelamun dan mikir kesana kesini wkwk :v dan tentang roti keju itu makanan
favorit saya.

Dalam cerpen ini saya bermaksud ingin membuat suatu kejutan pada akhir
cerita, dimana kejadian kepahlawanan dan bagian menegangkan dalam cerita
hanyalah imajinasi dari si pemeran utama belaka.
10 Cerpen Mochamad Syahrizal
10 Cerpen Mochamad Syahrizal

TENTANG INDONESIA

Di sebuah Cafe di Kota Bandung, di kala itu cuacanya sering hujan. Terlihat
dua orang remaja laki-laki yang sedang duduk di meja yang sama. Masing-
masing dari mereka sudah memesan segelas kopi yang rasanya berbeda tiap
gelasnya, yang satu rasa Cappucino, dan yang satu lainnya rasa moccacino.
Remaja yang satu memakai kacamata dan sweater panjang berwarna biru tua,
sedangkan remaja yang satunya menggunakan topi dan kaos T-shirt berwarna
merah. Sebenarnya mereka sudah berteman semenjak kecil. Tiba-tiba si
kacamata memulai pembicaraan kepada si Topi.

“Hey…”

“Yoo..” Si Topi menjawab.

“Apa yang kamu pikirkan tentang Indonesia?”

“Indonesia?” Sedikit terkejut.

“Yaps!” Jawab si kacamata dengan mantap.

“Menurut gue, Indonesia masih ancur banget.”

“Maksudnya?”

“Coba aja lihat sekarang, begitu banyaknya masalah yang terjadi di Indonesia.
Mulai dari pemerintahannya sampai ke masalah rakyatnya sendiri.”

“Hmm.. Sangat benar, terus menurut kamu siapa yang salah?” Si Kacamata
kembali bertanya.

“Well menurut gue yang salah itu bisa dibilang Presidennya.”

“Kenapa kamu berpikiran begitu?”

“Ya karena sebagai Presiden, sebagai pemimpin dari sebuah Negara.. Dia telah
gagal untuk menyatukan Indonesia.”

“Hmm oke Aku paham.. Lalu selain Presiden, siapa yang salah?”

“Ya tentu selain Presiden, yang salah itu rakyatnya itu sendiri.”

“Alasannya?”

“Karena menurut gue, mereka terlalu egois dalam perbedaan. Jadinya mereka
gak bisa menyatukan bangsanya sendiri menjadi sepikir sepaham, tak akan
10 Cerpen Mochamad Syahrizal

pernah bisa merubah Negerinya menjadi Negeri yang selalu harmonis, Indonesia
yang selalu damai.”

Si kacamata meminum sedikit kopi Cappucino miliknya, lalu berkata, “Boleh


saya kasih pendapat saya kepada kamu?”

“Ya boleh lah.. Silahkan.”

“Tentang pendapat kamu tentang Negeri yang selalu harmonis, Indonesia yang
selalu damai.. Menurut saya Indonesia tidak akan bisa begitu.”

“Tidak akan? Alesannya?” Si Topi kaget.

“Well, kamu bilang Indonesia tidak akan pernah selalu damai karena terlalu
egois dalam perbedaan dan lalu tidak bisa menyatukan bangsanya sendiri
menjadi sepaham.. Itu alasannya.”

“Tunggu, gue gak paham.. Bisa lebih detail?” Si Topi penasaran.

Si kacamata kembali meminum sedikit kopi Cappucinonya, lalu menjawab,


“Kamu tahu kan Indonesia memiliki begitu banyaknya keragaman budaya di
Negara kita?”

“Iya.. Terus?”

“Dengan begitu, akan sangat mustahil bagi Indonesia akan memiliki bangsanya
yang selalu sepaham. Dan di Indonesia ini, perbedaan adalah hal mutlak yang
ada.”

Si topi menyimak dengan rasa penasaran, dengan tangan sambil memegang


gelas kopinya, ia terus mendengarkan.

“Selama ada perbedaan, maka akan selalu ada pertentangan. Itu hukum alam.
Dan di Indonesia, egois dalam perbedaan sudah hal yang sangat wajar, sifat
memperjuangkan identitas merupakan hal yang sudah ada bahkan semenjak
zaman penjajahan.. Bahkan karena sifat itulah Indonesia bisa meraih
kemerdekaan. Mau tahu juga pendapat saya tentang kamu yang menyalahkan
Presiden?”

“Ya! Ya!” Si topi menjawab semangat.

“Untuk satu orang ini memimpin beratus juta kepala, bukan bagai menanam
pohon di tanah kita ini. Berapa persen kemungkinannya, satu orang kepala bisa
menyatukan banyaknya perbedaan dalam negeri ini?”
10 Cerpen Mochamad Syahrizal

“Sulit…”

“Ya sangat sulit bahkan.”

“Oke now I get it.. Tapi mengapa di Indonesia perbedaan begitu mencolok?” Si
Topi bertanya kembali.

“Lihatlah kita.”

Si topi memperhatikan keadaan antara dia dengan si Kacamata.

“Dilihat dari penampilan kita aja sudah jelas, saya yang memakai kacamata
karena kekurangan dalam hal kesehatan, tapi kamu tidak pakai, karena mata
kamu masih sehat.”

“Itu kan dari segi fisik, masih umum.. Coba yang lain.”

Si Kacamata langsung menjawab dengan cepat, “Coba pikirlah tentang


bagaimana kita berbicara, sudah ternilai jelas bedanya. Saya yang sering
memakai bahasa baku, sedangkan kamu yang selalu memakai bahasa sehari-
hari.”

“Tapi itu masih bisa diterima kan? Coba yang lainnya.”

“Lihatlah ke gelas kopi kita masing-masing, kita memesan kopi dengan rasa
berbeda satu sama lainnya. Ini menunjukkan bahwa kita memiliki selera yang
berbeda, kemauan yang berbeda..”

Si Topi mulai tersenyum, lalu ia melihat gelas kopi itu dan meminumnya
sampai habis. Melihat itu si Kacamata juga ikut meminum kopinya dengan
sedikit.

“Oke mulai masuk akal, ada yang lain?” Si Topi bertanya.

“Sadar dengan apa yang kita lakukan tadi?”

“Mmm?”

“Cara minum kopi kita aja berbeda, itu berarti kita mempunyai cara masing-
masing untuk menyelesaikan suatu hal dalam hidup kita.”

“Hahaha bener-bener.. Baru nyadar gue. Masih adakah hal lainnya?”


10 Cerpen Mochamad Syahrizal

“Coba lihat pakaian yang kita pakai, saya memakai jaket karena saya tahu
sekarang sedang musim hujan, namun kamu memakai topi dan kaos T-Shirt
yang nyatanya tidak pas dengan keadaan.”

“Well, itu karena gue belum sempet pulang…”

“Nah karena itu pula, ini menunjukkan bahwa kita sedang mengalami situasi
yang berbeda, gue yang masih sempet pulang dan memakai jaket, sedangkan
kamu belum punya kesempatan untuk pulang dan menggunakan jaket.. Lagi-
lagi perbedaan.”

“Wah gila lo keren banget, oke yang terakhir.. Ada hal lainnyakah?” Si topi
memasang ekspresi senyum penasaran.

“Ingatlah kembali apa yang sedang kamu tanyakan, dari tadi kamu terus
bertanya hal-hal yang menjadikan perbedaan dari kita. Meski dari kecil kita
sudah saling mengenal dan sering bersama, tidak membuat kita mempunyai
pikiran dan segala hal yang sama.. Kita sangat beda.”

Senyum si Topi semakin terlihat, ia lalu menyandarkan badannya ke kursi dan


menghela napas panjang, “Indonesia is awesome.”
10 Cerpen Mochamad Syahrizal

Tentang Cerpen “Tentang Indonesia”


Cerpen ini ditujukan untuk kita semua yang berpikiran bahwa kita harus
menyatukan antara orang satu dengan satu yang lainnya agar tercipta
kedamaian, padahal setiap inci dari kita memiliki perbedaan sendiri, entah itu
yang kita dapatkan sejak lahir, ada yang kita sengaja ingin berbeda, ada juga
yang secara tidak sadar bahwa hal-hal kecil dari kita merupakan perbedaan.

Masalahnya bukanlah menyeragamkan, tetapi menyatukan perbedaan-


perbedaan tersebut sehingga tercipta keharmonian, yap ibarat harmoni dalam
sebuah musik, kita merasakan lantunan suara yang indah dari berbagai
melodi yang berbeda, bagaimana jika kita hanya mempunyai satu nada, tentu
saja tidak ada yang namanya harmoni.
10 Cerpen Mochamad Syahrizal
10 Cerpen Mochamad Syahrizal

RINTIHAN DI WC SEKOLAH

Kala itu hari dimana libur akan tiba, aku selaku anggota OSIS di Suatu
sekolah Menengah Pertama Negeri di Bandung, sedang melakukan persiapan
Ospek untuk Siswa/siswi baru yang akan datang. Seusai pulang sekolah,
kami para anggota OSIS mengadakan rapat untuk mengenai hal tersebut di
ruang kepala sekolah yang berada di lantai atas. Kami sangat serius
membicarakan tentang segala hal persiapan ospek, mulai dari acara-acara,
waktu kegiatan, tempat kegiatan dan lain sebagainya. Bahkan kami sampai
lupa waktu, dan langit pun mulai terlihat agak gelap -tanda menunjukkan
waktu sore hari.

“Hey, udahan yuk! udah mulai sore nih.” Ucapku kepada teman-teman yang
masih sibuk mengurus semua catatan-catatan mengenai ide-ide acara ospek.

“Aduh ini kan belum selesai, kita kan masih banyak yang harus diurusin untuk
persiapannya.” Bilang Sani sang ketua osis.

“Yah besok aja kali!” Seruku dengan nada tak sabar ingin cepat-cepat pulang.

“Heh, besok udah gak ada waktu buat ngerencanain, karena besok kita harus
beli semua bahan acara ospeknya, belum juga yang lainnya yang masih
berantakan, entar kalau Kepsek tahu, kita semua yang bakalan diomelin.” Sani
menjelaskan dengan sedikit kesal.

Mendengar itu aku hanya bisa terdiam, memang benar sudah tak ada waktu
lagi, karena waktu untuk persiapan ospek tinggal 2 hari lagi. Ya kami tahu,
kami terlalu mendadak untuk merencanakan persiapan acara ospek ini, itu
karena kami terlalu sibuk dengan urusan masing-masing untuk saat hari-hari
liburan nanti, oleh karena itu kami harus menyelesaikannya dengan sangat
cepat. Beberapa saat kemudian, tiba-tiba aku merasa ingin buang air kecil,
tanpa membuang waktu aku langsung menuju WC guru, namun pada saat
baru akan memegang gagang pintu WC tersebut, Sani tiba-tiba memanggil.

“Woy, mau ngapain?”

“Ya mau kencing lah, masa mau masak!” Jawabku dengan nada sedikit
menyindir.
10 Cerpen Mochamad Syahrizal

“Pintunya dikunci, kalau kencing pake WC murid aja.”

“Yah itu kan jauh.”

“Ya Derita lo.”

Karena sudah tak tahan, aku pun langsung turun. Namun karena melihat
jalan menuju WC murid yang gelap dan minim cahaya, aku pun kembali ke
atas dan meminta Akbar temanku untuk mengantarku ke WC tersebut. “Bar,
anterin gue ke WC yuk!” Pintaku pada Akbar yang sedang duduk sambil
memakan cemilan.

“Ayo, ini kayaknya juga gue pengen kencing nih.”

“Ya udah ayo.”

“Bentar dulu gue ngambil dulu hp gue, kayaknya ada yang nelepon.”

“Ya udah cepetan, gue tunggu di luar.”

Aku pun menunggu di luar ruang kepala sekolah, beberapa saat kemudian,
karena sudah tak sabar ingin buang air kecil, aku pun memanggil Akbar, “Bar
cepatan! udah gak nahan nih.” Ucapku sambil bergelihat-gelihat menahan
buang air kencing. Namun pada saat melihat ke lantai bawah, terlihat Akbar
sedang berjalan, akhirnya aku pun menyusul dia. Aku langsung menarik
tangannya tanpa basa-basi, “Bar, cepettt nih gue udah gak tahan!”

Aku pun sedikit berlari menuju WC sambil menarik tangan Akbar. Setibanya
di WC aku langsung buang air kecil di sana, WC itu sangat lebih minim
cahaya, dan sebagian keadaan WC malah gelap gulita. Pada saat buang air
kecil tiba-tiba terdengar suara seorang wanita menangis, “Bar lo jangan
bercanda dong! ini kan udah mulai maghrib, didatengin yang aslinya baru tahu
rasa lo!!” Ucapku dengan nada jengkel pada Akbar yang memang terkadang
jahil.

Namun suara itu tak berhenti, malah semakin keras dan merintih seperti
seorang yang sedang kesakitan. Suara itu terdengar dari arah ruang WC
10 Cerpen Mochamad Syahrizal

khusus untuk buang air besar, namun aku hanya melihat sedikit pintu yang
terbuka saja karena minimnya cahaya. Aku selesai buang air kecil, akan tetapi
Akbar tidak kunjung berhenti membuat suara-suara itu. Akhirnya aku merasa
kesal dan langsung meneriakinya.

“Bar!! kurang ajar Lo! Cepetan Balik!” Namun seketika itu juga pintu
tempat terdengarnya suara aneh itu langsung terbanting sangat keras, bahkan
diriku sampai terjatuh karena kaget oleh suara bantingan pintu itu. “Bar …”
Ucapku pelan memanggil Akbar ke arah pintu itu.

BRAKK!!! Dan saat itu juga pintu langsung terbuka dengan sangat keras, aku
langsung menggunakan Handphone untuk menerangi ruang WC itu, namun..
ternyata tidak ada siapa pun di WC itu. Aku langsung berlari ke luar WC, dan
terus berlari dengan sekuat tenaga menuju ruangan Kepsek yang dipakai
rapat. Aku hanya berlari tanpa berteriak karena sangat amat ketakutan.
Setibanya di ruangan itu, aku sangat terkejut, karena ternyata.. Akbar terlihat
sedang duduk di sofa dan dia langsung bilang, “Zal, lo kenapa ke WC-nya
nggak bareng sih? gue kan takut kalau sendirian.”

Itu berartii.. Akbar tidak mengantarku ke WC dan.. Lalu siapa orang yang aku
tarik tangannya?!

Sani, Akbar dan yang lainnya terlihat sudah bersiap-siap untuk pulang,
sedangkan aku masih memikirkan kejadian tadi, namun masih belum bisa
bilang kepada yang lainnya karena masih ketakutan akan hal tersebut.
Bahkan saat perjalanan pulang, Akbar bertanya, “Zal kenapa sih diem mulu
dari tadi?”

Aku hanya terdiam tanpa kata. Akhirnya pada keesokan harinya, aku
menceritakan kejadian tersebut pada Sani, Akbar dan yang lainnya. “Serius lo
Zal?” Tanya Sani dengan serius setelah aku menceritakan dengan sedemikian
serius tak seperti biasanya.

“Sebenernya sih aku juga dibilangin kata Pak Rohim penjaga sekolah kita,
katanya kalau misalnya udah mau maghrib tapi belum selesai rapatnya,
mending udahin dulu aja rapatnya, terus kalau mau buang air mending pake
WC guru aja, kuncinya ada di laci. Kalau misalnya udah waktunya bener-bener
10 Cerpen Mochamad Syahrizal

maghrib jangan bercanda sembarangan apalagi kalau ngomong gak sopan! Aku
pikir si Bapak cuman mau nakutin doang.” Bilang Sani dengan nada sedikit
takut.
10 Cerpen Mochamad Syahrizal

Tentang Cerpen “Rintihan di WC Sekolah”


Ini merupakan cerpen horror yang pertama kali saya buat ketika SMP, malah
bisa dibilang ini adalah cerita pendek pertama yang saya buat sendiri kala itu.
Ide cerpen ini terinspirasi dari sebuah program acara dalam sebuah stasiun
radio di Bandung yang selalu menceritakan kisah-kisah seram, nah dari situ
saya mencoba menggunakan style yang sama namun cerita original dari
imajinasi saya sendiri. Dan pertama kalinya saya posting cerpen ini di
facebook, mencoba mendapatkan berbagai respon.
10 Cerpen Mochamad Syahrizal
10 Cerpen Mochamad Syahrizal

POLOSNYA KEINGINAN

Kertas-kertas biodata untuk anak-anak baru di Sekolah Dasar telah


dibagikan, layaknya format biodata untuk anak di usianya, biasanya hanya
berisi hal-hal kecil seperti nama, tanggal lahir, hobi dan cita-cita. Hal ini
hanya sebagai pemanasan dan pengenalan guru-guru terhadap anak didik
barunya.

Namun entah mengapa satu anak ini begitu bersemangat dan tak sabar untuk
mengisi lembaran tersebut. Anak ini bernama Rizal. Sejak awal kegiatan, Rizal
selalu terlihat lebih dominan, lebih bersemangat dibanding anak lainnya yang
justru malu dan takut -bersembunyi di balik badan orangtuanya yang
menemani.

Baris demi baris Rizal membaca dengan seksama, meski baru kelas 1 SD, ia
nampak fasih dan lancar membaca, “Nama .. Mochamad … Syah .. Ri ..zal,
terus tanggal lahir .. 28 .. No .. vem .. ber”.

Sampailah ia pada kolom tentang cita-cita, Rizal pun tanpa ragu mengisi
kolom tersebut dengan mantap. Semua kolom telah terisi, kini tinggal Rizal
yang harus menunggu anak lainnya selesai mengisi, yang justru masih
dibantu orangtuanya.

“OK sekarang siapa yang sudah selesai?” Sang Guru bertanya pada semua
murid.

Sempat ada keheningan sejenak, namun itu semua tak berangsur lama ketika
Rizal mengangkat tangannya sambil mengibar-ngibarkan kertas biodata
tersebut, “SAYA BUUUU!!!”.

Kegaduhan mulai mencuat seketika, reaksi orang sekitar yang melihat tingkah
Rizal dengan polos berteriak-teriak, mulai dari para orangtua yang tertawa dan
gemas, sampai anak murid lainnya yang tertawa terbahak-bahak sambil
menunjuk Rizal seolah sedang melihat hal yang seru.

“Oke kalau begitu kamu maju ke depan sini” Ucap Sang Guru sembari untuk
meredakan suasana yang nampak mencair. Rizal pun keluar dari tempat
duduknya, mengambil langkah menuju depan kelas.

“Sini coba mana lihat kertasnya” Sang Guru mengambil kertas tersebut.
10 Cerpen Mochamad Syahrizal

Sang Guru lalu membaca kertas tersebut, sambil memegang pundak Rizal,
Sang Guru berujar, “Ya kalau begitu sekarang Rizal memperkenalkan diri ke
semuanya, juga ditambahkan dengan hobi dan cita-citanya ya”.

Suasana semakin hening dan tidak segaduh sebelumnya, Rizal memegang


kembali kertas tersebut dari pegangan Sang Guru. Rizal melihat keadaan di
depannya, terlihat anak murid lain yang seusianya, dan juga para orangtua
yang senyam-senyum.

“Hai…” Sontak seisi ruangan gaduh kembali, reaksi orangtua yang


notabenenya adalah para ibu-ibu muda, terlihat menempelkan tangan ke
pipinya sambil tersenyum, begitu menggemaskannya Rizal.

“Nama aku Mochamad Syah Rizal … Aku lahir pada tanggal 12 November tahun
2003 .. Hobi aku main komputer sama belajar..” Ucap Rizal dengan riang,
semakin mengundang semua orang untuk tertawa.

Sang Guru menyadari ada yang kurang, yaitu tentang cita-citanya, Rizal
belum menyebutkan cita-citanya, “Cita-cita Rizal apa?”.

Rizal tersenyum sumbringah, lalu mengangkat kepalan tangan ke atas, “Saya


mau jadi Presiden!”.

“Kenapa kok mau jadi Presiden?” Tanya salah satu orangtua kepada Rizal.

Tanpa berpikir lama Rizal menjawab, “Karena Ijal mau merubah Indonesia
menjadi Negara yang paling hebat seDunia.. Tapi sebelum jadi Presiden, Ijal
mau bikin seneng mamah .. Papah .. Kakak .. Ade .. Semuanya yang Izal
sayang pokoknya”.

Tidak terkecuali Sang Guru, semua orang tidak henti-hentinya memasang


ekspresi senyum sambil menggelengkan kepala, “Begitu polosnya anak ini”.

Semua orang yang ada di ruangan bertepuk tangan, Rizal hanya tersenyum
bangga dengan apa yang telah dilakukannya. Melihat kejadian tersebut, Sang
Guru merasa penasaran dengan orangtua Rizal, Ia belum melihatnya dari tadi.

“Di sini mana mamahnya Ijal?” Sang Guru bertanya pada kerumunan
orangtua, namun tidak ada jawaban. Mereka justru hanya saling melirik satu
sama lain, mereka juga penasaran. Sang Guru lalu memasang ekspresi
10 Cerpen Mochamad Syahrizal

bingung ke arah Rizal, namun Rizal hanya tetap tersenyum sambil geleng-
geleng kepala.
10 Cerpen Mochamad Syahrizal

Tentang Cerpen “Polosnya Keinginan”


Cerpen ini menceritakan tentang kepolosan seorang anak kecil yang bercita-
cita jadi Presiden, serta kepintarannya bahwa untuk memulai sesuatu yang
besar harus dimulai dari hal-hal kecil di sekitarnya. Namun satu hal yang
Saya buat sedikit menggantung ketika anak itu ditanya mana mamahnya,
anak itu menggeleng kepala, yang berarti mamahnya tidak ada alias sudah
meninggal dunia.
10 Cerpen Mochamad Syahrizal
10 Cerpen Mochamad Syahrizal

MEMORI HUJAN KENANGAN

“Duh PR-nya susah banget siiih!” Rengekan Elva setelah beberapa menit
mengerjakan PR fisikanya.

Seperti biasa Elva selalu mengerjakan PR-nya ketika sore hari, karena di saat-
saat itulah kerja otaknya mengalami kinerja maksimum. Alasan lainnya, di
kala jarum jam menunjukkan angka 7 sesi kedua, energi Elva menurun
drastis, tanda ia harus mengisi kembali dengan berbaring sambil bermimpi.
“The worst homework that I ever had” Elva mengeluh kembali.

Elva membanting penanya ke buku catatannya, lalu menaruh kedua tangan di


pipinya yang amat chubby tersebut. Di hadapannya terpampang sebuah
jendela yang lumayan besar menghadap ke arah halaman belakang rumah.
Tiba-tiba rintik-rintik air mulai berjatuhan dari langit, dengan keadaan langit
yang sebenarnya tidak terlalu gelap, sangat aneh untuk hari itu untuk hujan.
Pandangan Elva sepenuhnya tertarik pada rintik hujan tersebut, dan entah
kenapa ia merasakan ketenangan yang amat mendalam, membawa ia
berimajinasi juga bermain-main dengan pikirannya.

Mulai terangkai kata-kata yang menggambarkan perasaan Elva ketika melihat


sebuah ayunan kecil, “Dulu … Aku sering banget mainin ayunan itu, dulu
banget juga ayunan itu sebenernya belum ada .. Aku minta sama Ayah bikinin
ayunan itu, merengek kayak anak kecil pada umumnya…” Cercah senyum
mulai tampak pada wajah chubby Elva, “Sekarang ayunan itu gak lagi kepakai,
terlalu kecil untuk badan aku yang sekarang ini. Punya sih niatan buat minta
dibikinin lagi ayunan yang baru ke Ayah. Tapi ayah gak bisa, Ayah lagi
istirahat dengan tenang, aku gak mau ganggu.” Secara tak sadar Elva
meneteskan air mata, “Tapi jujur, Elva kangen sama Ayah. Kangen dengan
semua manjaan Ayah. Kangen dengan pelukan Ayah yang hangat, terutama di
saat kayak gini. Di saat hujan gini, dulu Ayah sering bikinin Elva pisang goreng
keju yang enak banget.”

Elva mengusap air mata yang mengalir ke pipinya, “Hup! Elva tahu kok Yaah ..
Elva kini udah beranjak dewasa, Elva harus mulai mandiri dengan semua ini,
lihat .. Elva sekarang ngerjain PR sendiri, gak perlu lagi bantuan Ayah.. Elva
hebat kan?” Hujan makin mengecil sampai akhirnya tidak terdengar lagi suara
10 Cerpen Mochamad Syahrizal

jatuhan air hujan ke atap rumah, cuaca kembali cerah seketika, bagai sebuah
iklan dalam TV, hujan itu hanya sekilas.

Tiba-tiba Elva tersenyum dan tertawa sendiri, ada pelangi yang begitu jelas
hadir di hadapannya, di belakang rumah dekat dengan ayunannya tersebut.
Seolah merasa ada yang mendengar dan menjawab cerita hati Elva tadi.
Pandangan Elva kembali pada PR-nya, masih ada beberapa soal yang belum
terjawab, seperti ada sebuah bendera lambang semangat yang berkibar
kencang di diri Elva, Elva mengambil pena-nya dan berteriak.

“OK Elva let’s finish this challange!!!”


10 Cerpen Mochamad Syahrizal

Tentang Cerpen “Memori Hujan Kenangan”


Hmmm … Cerpen ini sebenarnya terinspirasi dari seseorang kala itu, tentang
seseorang yang teringat dengan keluarganya yang sudah tidak ada di muka
bumi, mengingatkan kembali kenangan-kenangan yang pernah ada. Mungkin
kita semua pernah melakukannya, ketika hujan turun entah mengapa kita
bisa tenang dan damai mengingat sesuatu yang berharga. Dan di sini saya
ingin menyampaikan, bahwa ketika kita telah kehilangan sesuatu yang
teramat berharga, seharusnya jangan membuat kita down terlalu lama, malah
kita harus bangkit dan lebih semangat menjalani hari.
10 Cerpen Mochamad Syahrizal
10 Cerpen Mochamad Syahrizal

WILD ZONE

Sebuah kecelakaan pesawat terjadi pada 4 bulan lalu, pesawat udara


berpenumpang 42 orang terjatuh di sebuah pulau kecil yang sangat terpencil,
pesawat jatuh setelah mengalami kerusakan pada mesin di saat pesawat
berada di udara. Yang selamat hanya 2 orang, yaitu seorang pemuda berumur
17 tahun bernama Akbar dan seorang pria berumur 37 tahun bernama Dodi.
Selama hidupnya, mereka hanya bisa bertahan dengan mengonsumsi
makanan yang ada di pesawat, entah itu makanan dari suplai pihak pesawat,
maupun dari kantong dan barang bawaan penumpang lainnya.

Namun sebenarnya persediaan dari semua hal yang ada di pesawat hanya
cukup untuk 2 bulan saja, bahkan itu sudah dengan cara yang seirit
mungkin. Dan pada akhirnya Akbar dan Dodi mulai mencari makanan yang
ada di sekitar pulau. Tanaman demi tanaman telah ditelan, binatang demi
binatang telah diburu, akan tetapi semua ini justru malah membuat mereka
berfoya-foya.

Setiap malam mereka memanggang 3 ekor binatang, menu malam mereka


selalu berganti, mulai dari monyet, rusa, biayawak, burung, sampai serangga.
Tubuh mereka mulai menggemuk kembali, bahkan sudah membentuk lipatan-
lipatan dalam tubuh mereka. Dan tidak sadar, tubuh mereka ini mulai berefek
buruk pada mereka. Kelincahan dan kecepatan gerak dari badan Akbar dan
Doni mulai menurun, ini justru hanya akan mempersulit mereka untuk
berburu hewan yang ada di pulau.

“Bar, sekarang giliran kamu untuk berburu, cepat sana!” Dodi memerintah.

“Ah .. Males ah!” Akbar membantah.

“Heh saya laper banget, dan hari ini adalah harinya kamu untuk berburu!”

Mendengar celoteh Dodi yang berisik, Akbar mulai bangun dengan tubuh yang
lumayan gempalnya, “Iya deh.”

Setelah berjam-jam Akbar pergi, ia belum juga kembali membawa hasil


buruannya. Dodi semakin kesal dan marah, rasa lapar dalam dirinya
membuat ia geregetan. Dodi pun bangun dari tidurnya dan langsung mencari
10 Cerpen Mochamad Syahrizal

Akbar. Tak lama Dodi menemukan Akbar yang sedang berjalan, “Heh mana
buruannya? Aku sangat lapar!”

“Belum ketemu, akhir-akhir ini hewan-hewan di sini semakin menipis.” Akbar


menjelaskan dengan nada yang lemas.

Tiba-tiba mata mereka tertuju pada sebuah semak belukar yang ada di
depannya, mereka melihat sebuah tanduk kecil yang muncul. Mereka sengaja
mematungkan diri mereka agar makhluk itu tidak lari. Setelah makhluk itu ke
luar, ternyata itu adalah seekor rusa. Semakin lama semakin mendekat,
namun tak disangka perut buncit Dodi mengeluarkan suara gemuruh yang
amat keras, sehingga membuat si rusa terkejut dan menegakkan kepalanya.
Melihat reaksi tersebut, Akbar langsung berlari dan mencoba menangkap rusa
itu, tak lupa Dodi yang mengikuti untuk mengejar. Akan tetapi, dengan
bentuk badan yang mempersulit mereka, rusa itu hilang, pergi masuk ke
sebuah hutan lebih dalam. Akbar dan Dodi kehilangan jejak rusa itu.

“Kamu sih tidak bisa menangkapnya!!” Dodi marah besar.

“Hah? Harusnya ini gara-gara perut kamu yang berisik!! Rusa itu jadi kabur!!”
Tak kalah Akbar membentak.

Akbar pun memalingkan wajahnya, melihat kembali hutan di mana rusa itu
masuk. Dodi geram, tangannya dikepal dengan mantap, seperti menahan
sesuatu. Nafsu lapar Dodi semakin menjadi setelah mengetahui rusa itu pergi,
ia tak tahu harus makan apalagi, karena ia yakin tak akan bisa memburu lagi
hewan-hewan yang ada di sana, di samping karena mulai punahnya hewan di
pulau tersebut, Dodi yakin ia tak bisa berburu dengan keadaan badannya itu.
Tatapan tajam tertuju pada Akbar. Amarah, kesal, dan lapar membuat Dodi
gelap mata. Ia pun langsung mengambil sebuah batu yang berukuran dua kali
lipat dari kepalan tangannya.

Brukk!!

Akbar langsung terkujur tak berdaya setelah dihantam batu pada kepalanya.
Tak ada rasa bersalah, tak ada rasa berdosa, setelah Dodi melakukan itu
kepada Akbar. Melihat Akbar masih bisa bernapas, Dodi menghantamkan
10 Cerpen Mochamad Syahrizal

kembali batu itu kepada Akbar. Tak ada denyut jantung lagi pada diri Akbar
pada saat Dodi mengecek denyut dari nadi yang ada di tangan Akbar. Dodi
yakin Akbar telah mati, ia pun langsung menyeret Akbar, membawanya pada
suatu tempat.

“Sekarang aku tahu, apa yang akan aku makan nanti malam.” Ucap Dodi sambil
tersenyum puas.
10 Cerpen Mochamad Syahrizal

Tentang Cerpen “Wild Zone”


Di dalam cerpen ini saya mencoba sesuatu yang berbeda, yaitu membuat
cerita seram tanpa ada hantu-hantunya, dan setelah dipikir-pikir ternyata
manusia itu sendiri seram loh. Saya pikir dalam diri manusia itu masih
mempunyai sisi primitive, hanya saja saat ini teredupkan oleh ilmu dan
attitude. Dan dalam cerita ini saya menyampaikan bagaimana jadinya bila
beberapa manusia terjebak dalam suatu pulau tak berpenghuni dan minimnya
makanan, maka manusia-manusia itu sendiri akan kembali pada kebutuhan
primernya, salah satunya makanan.

Dan apa jadinya bila ilmu dan attitude yang membendung sisi primitive
manusia telah hilang. Maka manusia itu akan menjadi liar dan tak terkendali,
seperti judul cerpennya yaitu “Wild Zone” atau jika diartikan “Zona Liar”, di
dalam cerpen ini saya mengangkat cerita manusia yang memasuki zona liar
dan menjadi lebih buruk dari binatang.
10 Cerpen Mochamad Syahrizal
10 Cerpen Mochamad Syahrizal

INGAT ALAS LUPA KAKI

“Koran. koran..” Suara Jale yang tiap hari lantang terdengar di sepanjang jalan
perempatan yang penuh dengan kendaraan berlalu lalang. Tentu saja bukan
karena keinginannya Jale seperti itu, namun apa boleh buat, Ayahnya yang
hanya seorang buruh serabutan, tidak bisa mencukupi kebutuhan hidup yang
semestinya.

Lampu merah di seberang jalan telah menyala, tanda waktu kerja Jale telah
dimulai. Telapak kaki yang lusuh karena tak menggunakan alas, selalu sigap
melangkah untuk menawarkan koran kepada setiap kendaraan yang berhenti.
Pada setiap pagi harinya, selalu saja ada satu mobil yang Jale tunggu. Mobil
sedan berwarna hitam dengan kaca penuh stiker bertulis arab dan berbau
religi, merupakan sebuah kendaraan yang mempunyai ciri tersendiri bagi Jale.
Karena selain pelanggan tetap korannya, di dalam mobil tersebut terdapat
seorang anak laki-laki yang duduk di jok belakang, yang akan mengambil
korannya.

Anak laki-laki seumuran dengan pakaian yang selalu bagus, rambut rapi dan
bersih. Sangat bertolak belakang dengan Jale. Jale selalu iri dengan anak itu,
kapan dirinya seperti itu. Akankah ia bisa? Hari tiba menjelang sore, kini
waktunya ia pulang dan beristirahat setelah seharian menjajakkan koran yang
kini tinggal beberapa buah saja. Sesampainya di rumah, ayahnya tiba-tiba
datang dengan raut senyum seperti biasanya, “Jale. Ayo kita makan bersama”
Ucapnya sembari merangkul anaknya.

“Nak, kamu besok ulang tahun. Kamu mau apa? Biar ayah belikan” Ucap sang
ayah yang mengejutkan Jale, karena Jale sendiri tidak ingat bahwa besok
adalah hari ulang tahunnya.

Mendengar itu, Jale teringat akan sehari-harinya yang selalu berjalan ke sana
ke mari tanpa alas kaki, “Aku pengen sepatu yah” Pinta Jale.

“Iya. Doa kan saja semoga besok Ayah mendapat rezeki lebih.” Seakan ada
sebuah harapan, Jale sangat bersemangat untuk cepat-cepat masuk ke hari
esok, ingin cepat-cepat memakai sepatunya.

Waktunya ayam mulai berkokok, dengan setumpuk koran yang sudah siap
dijajakkan, Jale pun pamit kepada ayahnya. Sepanjang jalan menuju tempat
10 Cerpen Mochamad Syahrizal

kerjanya, Jale hanya memikirkan akan sepatu baru yang akan ia dapatkan,
semakin ia membayangkannya, semakin ia bersemangat untuk menyibukkan
dirinya agar waktu berjalan dengan cepat.

“Korannya pak? Koran.. koran!” Layaknya sebuah lirik dalam lagu, yang selalu
Jale teriakan dengan irama yang sama. Langkah demi langkah.. Kendaraan
demi kendaraan disusuri demi korannya bisa laku dan bertukar menjadi
pecahan rupiah.

Sampai pada akhirnya Jale bertemu lagi dengan sebuah mobil sedan
langganannya, “Korannya…” Jale menawarkan koran. Namun ada yang
berbeda pada cara penjualan Jale saat itu, yaitu Jale menawarkan dengan
memasang raut muka senyum ceria, tak seperti biasanya. Anak laki-laki itu
sedikit keheranan, namun ia tetap mengambil koran tersebut. Setelah ia
memberikan uang kepada Jale, untuk pertama kalinya Jale memberikan
sapaan hangat, melambaikan tangan sembari mengucap, “Terima kasih.” Anak
itu hanya terdiam, lalu menutup kaca mobilnya dan pergi meninggalkan Jale.

Seperti sore biasanya, Jale mulai bergegas pulang untuk melemaskan otot-otot
kakinya di rumah, selain itu ada hal lain yang ia nantikan. Sepatu barunya.
Sesampainya di rumah ia langsung memanggil ayahnya, “Ayaah.” Namun tak
ada jawaban. Jale lalu duduk di tempat tidurnya, niat menunggu ayahnya
pulang, Jale melihat ada satu buah kotak mencurigakan tergeletak di meja
dapur. Dengan rasa penasaran yang amat sangat, ia mendekat pada benda
itu, terdapat sebuah catatan kecil dari Ayahnya.

“Jale ini hadiah ulang tahunmu. Selamat Ulang Tahun Nak! Ayah tak akan
pulang dulu karena ada kerjaan, kamu jaga diri di rumah. Besok siang Ayah
pulang” Jale membaca surat itu dalam hatinya.

Dibukalah kotak itu dan.. Sepasang sepatu yang terlihat sudah usang dan
sobek sana-sini tersimpan di kotak tersebut. Ada rasa senang sekaligus
kecewa yang Jale dapatkan, karena di satu sisi Jale senang karena akhirnya ia
mendapatkan sepatu baru, namun di sisi lain Jale kecewa karena sepatu yang
ia dapatkan, tidak sesuai dengan harapannya. Hatinya kembali bimbang,
merebahlah dirinya pada sebuah kasur yang selalu ia tiduri. Tak ingin ia
10 Cerpen Mochamad Syahrizal

memikirkan hal yang aneh, Jale memejamkan matanya dan langsung tertidur.

Keesokan harinya, Jale masih berangkat berjualan koran, akan tetapi di hari
itu, ada sepasang sepatu yang melekat di kedua kakinya. Meski nyatanya
terasa tidak nyaman, Jale tetap pergi. Di tempat pangkalan kerjanya, entah
kenapa Jale terus memikirkan hal tadi, “Kenapa sih cuman bisa dapet sepatu
butut kayak gini?” Teriak Jale dalam hati. Seperti ada sebuah gejolak amarah
yang ke luar dalam dirinya, Jale menangis, dan untuk pertama kalinya ia
berhenti untuk menjual koran.

Sambil terus menangis, Jale mengumpat kepada Tuhan, “Kenapa saya begitu
menyedihkan Tuhan? Mengapa saya begitu sulit untuk bahagia? Bahkan kamu
tak memberikanku sepasang sepatu yang layak!” Tanpa ragu Jale berteriak di
sepanjang jalan. Sampai ia berada di sebuah taman, karena lelah setelah
berjalan ke sana ke mari tak jelas, Jale pun duduk di sebuah bangku kayu
yang berada di dekat danau kecil. Entah karena terus memikirkan masalah
itu, Jale tak menyadari bahwa di sampingnya ada seseorang.

Tanpa sengaja Jale menengok ke arah orang tersebut, ternyata orang tersebut
adalah sosok anak laki-laki yang selalu duduk di kendaraan mobil sedan
hitam, yang selalu menjadi pelanggan korannya. Anak laki-laki itu tersenyum
sambil melambaikan tangan, “Hai.” Sapa anak tersebut. Jale hanya terdiam,
tak menggubrisnya sama sekali. Seolah harinya sudah cukup kacau untuk
merasa senang dan membalas sapa’an orang lain. Bahkan ia merasa lebih
kecewa, “Tuhan! Mengapa aku tidak bisa menjadi seperti dia?! Mengapa aku
tak bisa berpakaian dan mempunyai sepatu sebagus dia?! KENAPA?!” Protes
Jale dalam hati.

Tiba-tiba datang seorang nenek-nenek mendorong kursi roda yang kosong,


lalu nenek itu berhenti di depan mereka berdua. Anak laki-laki itu mencolek
pundak Jale, “Hai kawan. Aku pergi duluan.” Jale tertegun, kaget bukan main,
melihat anak laki-laki itu duduk di kursi roda tersebut, dibantu si nenek tadi.
Dan tak henti-hentinya Jale memperhatikan kedua orang itu, “Ternyata anak
laki-laki itu lumpuh.”

Seolah Tuhan menjawab semua pertanyaannya tadi, air mata Jale kembali
bercucuran, namun bukan karena amarah seperti sebelumnya. Sadar akan
10 Cerpen Mochamad Syahrizal

yang telah ia lakukan, bahwa ternyata yang dipikirkannya keliru. Dengan


terburu-buru ia lari, untuk pulang ke rumah. “Kenapa sih kamu Jal? Masih
punya kaki yang bisa dipakai berlari.. Masih punya kesempatan untuk lebih
baik.. Masih mempunyai orangtua yang sangat sayang sama kamu. Dan kamu
menyalahkan Tuhan?!” Ucap penyesalan Jale dalam hati.

Tiba di rumah ia bergegas membuka pintu, melihat ada ayahnya yang telah
pulang, Jale secara konstan memeluknya secara erat dan berkata, “Ayah.
Maafin Jale kalau selama ini udah ngerepotin. Maaf,” Ucap Jale sambil
menangis keras. Melihat anaknya seperti itu, ayahnya hanya terdiam, ia tahu
bahwa ada suatu hal yang membuatnya seperti ini, ada sesuatu di baliknya,
beliau mengerti semua itu. Ayahnya membalas pelukannya dengan erat.

“Ayah tak pernah merasa terbebani oleh kamu Nak, kamu itu adalah anugerah
yang paling indah yang diberikan Tuhan.”
10 Cerpen Mochamad Syahrizal

Tentang Cerpen “Ingat Alas Lupa Kaki”


Cerpen ini saya buat dalam semalam, terinspirasi dari sebuah motivasi yang
saya tonton di Youtube, dalam cerita ini saya ingin mengangkat tema Arti
Bersyukur, karena sekarang ini Kita terlalu banyak meminta, tidak merasa
bersyukur akan apa yang kita punya, kita terlalu egois bahwa kita berhak
mendapatkan ini-itu. Jadinya bila kita tidak mendapatkan sesuatu yang kita
inginkan, kita menyalahkan segala hal yang ada, padahal kita lupa bahwa kita
telah mendapatkan apa yang dibutuhkan, bukan selalu apa yang kita
inginkan.

Kita patut bertanya dalam diri, dalam situasi kita menginginkan sesuatu,
apakah kita pantas mendapatkannya? Apakah kita tidak lupa akan apa yang
kita benar-benar butuhkan? Apakah kita selalu melihat ke atas?
10 Cerpen Mochamad Syahrizal
10 Cerpen Mochamad Syahrizal

CUMAN PENGEN DISAMBER PETIR

"Sania, mau gak kamu jadi pacar aku?" Gue menembak Sania, salah satu
cewek paling cantik di kelas 12. Ini berarti gue menyatakan cinta kepada
seorang kakak kelas. Tapi satu hal yang gue yakini, gue gak merasakan apa-
apa ketika gue nembak cewek ini. Gue gak merasa deg-degan ataupun tegang
sama sekali, tampang gue pun lurus-lurus aja kayak orang mabok
kebanyakan makan kerang laut.

Kenapa gue begitu? Itu karena gue tahu apa yang akan terjadi selanjutnya,
gue tahu apa yang cewek ini bakal jawab. Yaitu ... "Ya, aku mau jadi pacar
kamu Mi ..". Ucap Sania sambil senyam-senyum dan salah tingkah kayak anak
SD baru dapet THR, padahal make-up yang dia pakai lebih kayak Tante-tante
yang udah ngejanda lima tahun, menornya kebangetan.

Setelah Sania nerima gue untuk jadi pacarnya, gue pun langsung berbalik
arah dan melangkah menjauhi dia. Gue mengambil handphone di saku celana,
lalu mengirim pesan chat lewat BBM, "Ah sorry kayaknya kita udahan aja ya
San .. Gue mau fokus kuliah ...". Padahal saat itu gue masih duduk di kelas
satu SMA.

"Bangs*t lu Migi !!!" Teriak Sania dari kejauhan kepada gue. Tapi gue tetep
berjalan santai balik ke kelas, tak merasa bersalah ataupun senang. Tetapi
justru gue merasa kecewa, karena sebenarnya cuman satu hal yang gue tuju
selama hidup gue. Gue cuman pengen merasakan bagaimana rasanya ditolak
cewek.

Gue tertunduk lemas di bangku. Hidup memang tidak adil. Disaat orang lain
sudah pernah merasakan rasanya ditolak oleh orang lain ketika nembak, gue
justru malah selalu diterima begitu saja, tanpa adanya syarat apapun. Dan
jika sudah begitu, gue merasa hina. Gak adakah cewek yang mau nolak gue
sebagai pacarnya?

Karena terlalu stress mikirin hal itu, gue sampai-sampai bikin rencana gimana
caranya untuk merasakan penolakan dari seseorang. Untuk saat ini mungkin
gue gak harus dapet penolakan dari cewek. Dan akhirnya gue bertekad bakal
nembak salah satu temen sekelas, dia juga merupakan calon Ketua OSIS. Jadi
gue juga bakal berharap dia bakal nolak gue karena fokus untuk pencalonan
Ketua OSIS di Sekolah.
10 Cerpen Mochamad Syahrizal

Orang itu namanya Heru. Yap dia cowok. Gue gak peduli, yang penting gue
bakal dapetin pengalaman ditolak oleh seseorang. Gue pikir ini adalah awal
yang bagus untuk mendapat penolakan sebelum dari cewek dan juga spesies
lainnya. Gue tiba-tiba ngerasa seneng sendiri ngebayangin hal tersebut, dan
tanpa pikir panjang gue langsung meloncat ke luar bangku dan ketemu si
Heru yang lagi ngumpul.

Melihat dia lagi ngumpul sama temen-temennya itu, gue berpikir bahwa
tingkat penolakan akan semakin besar, karena nanti dia bakal malu. Gue pun
semakin semangat dan jantung gue menggebu-gebu.

"Hai Heruuuu !" Sapa gue sebagai permulaan.

"Oh hai Mig ...".

"Gini ... Gue mau ngomong sesuatu ke lu Her ...".

"Hm? Mau ngomong apaan?".

"Heru gue suka sama lu, mau gak jadi pacar gue?".

Seketika suasana menjadi hening, orang-orang yang tadinya lagi asik ngobrol
langsung matung dan menatap tajam ke arah gue dan juga Heru. Begitu pula
Heru yang mangap terbelalak, dilihat dari reaksinya yang kayak gorila bengek
seperti itu, gue menjadi yakin bahwa semuanya akan berjalan lancar sesuai
rencana.

Setelah sesaat terdiam, Heru tersadar dan menjawab, "Ekhem .. Migi .. Lu


ngapain sih?". Ngedenger kalimat yang dia lontarkan, gue tiba-tiba gugup. Tapi
karena gak sabar buat ditolak, gue pun mancing-mancing dia lagi.

"Iya serius, gue mau lu jadi pacar gue Her!" Ucap gue dengan nada semangat.

"Mending loe balik ke kelas Mig sekarang .. Pelajaran udah mau dimulai!" Bilang
Heru dengan bijaksana, mungkin niat jadi Ketua OSIS sudah mendarah
daging. Mendengar jawaban dia, gue terdiam sesaat. Si Heru pun kembali
10 Cerpen Mochamad Syahrizal

ngobrol sama temen-temennya. Dapet respon seperti itu gue pun tahu apa
artinya. AKHIRNYA GUE DITOLAK! YES!

Gue seneng bukan maen, saking senengnya gue pengen ngeloncat dari balkon
sekolah, tapi gak jadi karena gue keburu salah tingkah. Gue langsung masuk
kelas dengan lari-lari gak jelas, "DITOLAK YESSSSSS!!!". Gue berteriak sekuat
tenaga di dalem kelas.

Tret Trett ... Handphone gue berbunyi, tanda sebuah pesan BBM masuk. Gue
langsung baca pesan yang berderet tersebut yang nyatanya dari Heru, "Mig, lu
tadi serius? Kalau emang iya serius. Gue terima lu kok. Gue tadi bersikap kayak
gitu karena gue gak siap untuk go public cepet-cepet. Ya dilain hal karena gue
bakal jadi Ketua OSIS di sekolah juga, gue gak yakin orang-orang bakal nerima
hal tersebut. Tapi gue terima lu mig jadi pacar gue kok. Asal kita jalaninnya
backstreet dulu gapapa kan?". Disitu gue cuman pengen disamber petir.
10 Cerpen Mochamad Syahrizal

Tentang Cerpen “Cuman Pengen Disamber Petir”


Ini bisa dibilang Cerpen fiktif bergenre comedy yang pertama saya buat, dalam
cerpen-cerpen comedy sebelumnya saya buat hanya berdasarkan pengalaman
pribadi, di sini saya mencoba untuk lebih mengembangkan Ide saya. Ceritanya
si lakon utama adalah seseorang yang tidak pernah mendapatkan penolakan,
dan masalahnya di sini si lakon utama benar-benar ingin mendapatkan
penolakan dari orang meskipun penolakan bisa dibilang tidak seperti yang
umum.

Judul “Cuman Pengen Disamber Petir” saya ambil dari pengekspresian sang
lakon utama yang tidak mendapatkan sesuatu yang telah direncanakannya,
meski ia telah menyederhanakan keinginannya. Mungkin kita juga pernah
merasakannya, ketika kita tidak mendapatkan sesuatu yang padahal itu
adalah keinginan kita yang tersimple sekalipun, kita sudah seyakin-yakin bisa
mendapatkan itu, dan realitanya tidak, di situ kita hanya ingin disamber petir
sebagai ungkapan kekecewaan.
10 Cerpen Mochamad Syahrizal
10 Cerpen Mochamad Syahrizal

DERAI AIR MATA UNTUK SANG IBU

Di sebuah rumah, tinggal seorang anak muda bersama Ibunya. Hari masih
dalam keadaan pagi. Anak tersebut buru-buru ingin sampai ke Sekolah,
alasannya bukan karena giat atau rajin, itu karena ia ingin mempunyai waktu
untuk berpacaran.

“Bu aku berangkat” kata si Anak berjalan menuju pintu.

“Nak, bisakah kamu mengantarkan beras itu ke pasar terlebih dahulu sebelum
ke Sekolah?” minta Ibunya sambil menunjuk sebuah karung besar berisi
beras.

“Apaan sih Bu, udah mau berangkat juga. Entar telat gimana?” Dengan nada
sedikit kesal anak muda itu menjawab.

“Sebentar saja Nak” Sang Ibu memelas.

“Ya ampun Bu, kenapa gak sama Ibu sendiri sih?”

“Kaki Ibu tiba-tiba sakit.”

“Ya udah nyuruh orang lain aja kali ah, udah aku berangkat daripada telat”
Anak muda itu pun pergi.

Seperti biasanya anak ini berpacaran setiap pagi sebelum masuk pelajaran di
Sekolah, sampai pada waktu mulai sore hari. Anak ini berjalan pulang ke
rumahnya, seperti biasa ia melewati rute melewati pasar. “Kok rame gitu?” Si
anak ini berjalan mendekati kerumunan pasar yang tidak seperti biasanya
tersebut, dan melihat apa yang terjadi.

“lihatin apaan sih? Gak ada apa-apa.” Ternyata tidak ada apa-apa, hanya
terlihat bercak darah sedikit saja, karena penasaran si anak ini bertanya
kepada seorang pedagang permen di sebelahnya.

“Ada apa sih Pak?”

“Tadi ada kecelakaan.”

“Bapak lihat?”

“Sangat jelas Nak, kejadiannya tepat di depan mata Bapak”

“Boleh tahu gak Pak?”


10 Cerpen Mochamad Syahrizal

“Jadi ada seorang Ibu, lagi bawa sekarung beras gitu. Kasihan. Bapak tadinya
mau ngedatengin itu Ibu, tapi tiba-tiba Ibu itu jalannya goyah. Terus jatuh
tersungkur, sialnya lagi banyak kendaraan motor. Kepala Ibu itu. Ah udahlah
Bapak juga nangis lihatnya” Sang Pedagang meneteskan air mata.

“Oke Makasih Pak” Anak muda itu langsung berlari menuju rumah.

Dari kejauhan sudah terlihat rumahnya ramai dengan orang-orang, ia sudah


tahu. Ia mengerti. Apa yang terjadi. Yang hanya bisa ia lakukan adalah
berharap bahwa keramaian itu adalah sebuah acara menyenangkan, bukan
seperti apa yang ia kira. Semakin mendekat, langkah kaki anak ini semakin
melemah. Semakin tidak berdaya, seolah semua energinya tersedot oleh
pikirannya sendiri. Langkah demi langkah membuat air matanya bertetesan
satu per satu, semakin mendekati pintu rumah. Semakin ia tidak bisa
berkedip. Semakin ia tidak bisa menyangkal dengan apa yang ia gambarkan
dalam imajinasinya.

Tentu saja pintu rumah tersebut tidak ditutup karena banyaknya orang di
sana yang keluar-masuk. Anak ini pun langsung memasuki rumah, tak
menghiraukan tatapan kasihan dan iba yang orang lain pancarkan kepada
dirinya. Memang persis seperti apa yang ia pikirkan, terlihat seorang wanita
yang terbaring dengan kain putih menutupi setengah badannya, anak ini
tahu. Bahwa itu adalah Ibunya. “Ibuu..” Sang Anak menangis.

Seketika itu juga, semua kenangan atas sang Ibu mengalir deras dalam
pikirannya. Mulai dari kenangan pertama kali masuk taman kanak-kanak
yang setiap hari sang Ibu antar dan temani, kenangan dimana sang Ibu
menangis jika anak ini dipukul oleh Ayahnya. Dan ketika Ayahnya meninggal,
anak ini menyalahkan kematian tersebut kepada sang Ibu, melampiaskan
semua emosinya kepadanya. Sang Ibu tahu apa yang anak ini rasakan,
makanya ia selalu menerima apa yang anak ini lontarkan.

Namun kejadian sebenarnya, Sang Ibu pun merasakan kepedihan yang amat
luar biasa, bahkan setiap malam sebelum 40 hari ayah anak ini meninggal,
Ibu selalu menangis. Namun kembali kepada rasa sayangnya kepada si anak,
ia menutupi semuanya. Meski pada akhirnya si anak tidak menyadarinya,
malah kenangan terakhir yang anak ini ciptakan kepada sang Ibu hanyalah
kepedihan. Tidak ada jalan lagi bagi anak ini untuk bisa mengembalikkan
sang Ibu ke dunia. Derai air mata itu pun percuma, hanya suatu reaksi
penyesalan akan rangkaian kenangan bersama ibunya.
10 Cerpen Mochamad Syahrizal

Tentang Cerpen “Derai Air Mata Untuk Sang Ibu”


Entah berapa kali saya membawa cerita dengan menggunakan keluarga
sebagai permasalahan utama, entah sebagai pengungkapan cerita pribadi atau
melihat curhat tentang keadaan zaman kini, begitu banyak ide yang bisa
disampaikan dari arti keluarga itu sendiri.

Dan dalam cerpen ini kita bisa lihat dari judulnya itu sendiri, “Derai Air Mata
Untuk Sang Ibu”, yaitu menceritakan penyesalan seorang anak yang tidak
melihat perjuangan Sang Ibu, namun semua terlambat sudah untuk itu.
Penyesalan selalu datang di akhir, kita memang terlalu santai untuk hal itu,
dan akhirnya tak bisa berkata, hanya dapat menyampaikan dengan air mata.
10 Cerpen Mochamad Syahrizal
10 Cerpen Mochamad Syahrizal

MASIH BISAKAH AKU BERHARAP?

"Rani kayaknya kita harus putus deh .." Perkataanmu waktu itu bagai petir
yang menggelegar tanpa adanya hujan, saking kagetnya aku sampai tak bisa
berkata, aku hanya menatapmu yang seperti sedang gelisah. Aku pun
memikirkan apa yang terjadi, apa aku mempunyai salah padamu?

Setelah aku mulai terbiasa dengan situasi, aku pun mulai mempunyai energi
untuk bisa mengucapkan satu kata yang sudah pasti, "Kenapa?". Aku
mencoba menggemgam tanganmu namun yang dengan segera kamu
menolaknya. Aku bertanya waktu itu, "Apakah ini benar-benar sudah
berakhir?".

Tanpa kata kamu langsung pergi meninggalkanku, tanpa menjawab


pertanyaanku sekedar untuk menghapus rasa penasaranku. Aku hilang
kesadaran, aku jatuh terkulai lemas denganr air mata deras membasahi pipi,
"Apa yang terjadi?" Aku bertanya dalam hati. Kejadian kita waktu itu benar-
benar tak pernah aku lupakan, sebagai bukti cinta tidak selamanya mulus
meski kita tidak melihat tanda. Namun aku masih berharap padamu.

Dan sekarang lagi-lagi aku merasakan hal yang sama setelah hampir tiga
bulan kita tak jumpa, kini aku melihatmu dari jauh, aku tidak perlu dekat
untuk memastikan meski gaya rambutnya telah berbeda, dengan ciri sweater
biru favoritmu, serta sepatu sneaker hitam kesukaanmu, aku benar-benar
mengenalimu wahai mantanku. Tapi aku benar-benar terhentak dengan
kenyataan.

Sebenarnya sudah tiga kali pula aku melihatmu semenjak kita putus, dan aku
masih mengingat semua hal detil yang terjadi pada hari-hari itu, haruskah
aku bercerita? Kalau begitu ini yang aku lihat ketika itu.

Senin,13 Februari 2017. Aku melihatmu dengan temanmu sedang makan


berdua di sebuah cafe, aku tidak memikirkan apa-apa selain itu temanmu
sampai aku melihat ada tangan yang saling menggemgam, apakah itu masih
disebut teman?
10 Cerpen Mochamad Syahrizal

Kamis, 16 Februari 2017. Aku melihatmu berjalan di sebuah perbelanjaan,


dengan sedikit bergandengan tangan, lalu sesaat melepaskannya lagi, dan
bergandengan lagi, aku tidak tahu kau masih malu-malu mantanku.

Dan sekarang Sabtu 18 Februari 2017. Aku tidak bisa berucap apapun, aku
menutup mulut kagetku ini. kini aku melihatmu sedang bercumbu mesra,
tangan merangkul satu sama lain, di sebuah gang dekat rumahmu yang tak
sengaja aku melewatinya. Apa yang harus aku lakukan? Aku tidak ingin
menganggumu dengan seseorang yang mungkin itu kekasihmu.

Mengapa aku menyebut mungkin? Aku sendiripun masih belum yakin meski
dengan semua bukti yang aku lihat, dahulu kau hanya berkata teman
dengannya, sekarang aku minta penjelasan! Wahai Jaka mantanku, dahulu
engkau menyebut Doni hanyalah temanmu, namun sekarang aku tidak tahu
harus berfikir apa, "Masih bisakah aku berharap?" Aku berucap sambil
berlari tak tentu arah.
10 Cerpen Mochamad Syahrizal

Tentang Cerpen “Masih Bisakah Aku Berharap?”


Ide cerpen ini entah darimana datangnya, kala itu aku sedang ingin bergegas
mandi, tetapi tanpa ada tanda apapun, sebuah ide cerita mengenai kandasnya
cinta yang sedikit nyeleneh tiba-tiba hinggap. Seketika aku tulis dan selesai
pada waktu itu juga (Benar-benar ketika hendak mandi).

Sering kita berpikir kandasnya cinta karena beberapa hal yang sering kita
lihat sehari-hari, namun kita juga lupa bahwa semua hal bisa datang dan
pergi tanpa penyebab yang pasti. Hidup itu penuh misteri, maka oleh sebab
itu, jagalah cinta dengan rasa takut kehilangan, dan jika kamu telah
kehilangan itu, maka ada dua hal yang kamu bisa mengerti. Antara kamu
tidak becus menjaga cinta, atau memang cinta itu bukan untukmu.
10 Cerpen Mochamad Syahrizal
10 Cerpen Mochamad Syahrizal

Kancut Dari Blackhole


Di suatu malam yang sunyi namun ramai di kampung sebelah karena ada
konser Metallica, terdapat daerah terpencil yang jauh dari kota. Di daerah
tersebut ada sebuah rumah yang dihuni oleh seorang pemuda pengangguran
yang kaya raya bersama peliharaannya, seekor ikan julung-julung yang sangat
cerdas dan dapat berbicara secara lihai layaknya para pemimpin dalam negeri
(pasti ngertilah).

Pemuda pengangguran yang kaya raya itu bernama Blekotek, sedangkan ikan
julung-julung itu bernama pari-pari, (loh gimana sih? Ah sudah abaikan saja).
Pemuda pengangguran yang kaya raya itu sebenarnya ingin menjadi miskin
karena terinspirasi film Captain America (Sudah dipastikan penulis rada
stress).

Blekotek bingung bagaimana cara menghabiskan uang-nya yang tak kunjung


habis setelah beberapa musim liga champion Inggris. Berbagai cara telah ia
lakukan agar uangnya habis, mulai dari mengsedekahkannya ke Bill Gates,
membuang-buang uangnya di tempat aerobik, sampai memakan uangnya
secara langsung di tambah kecap asin. Namun uangnya tetap tak habis-
habis.

Akhirnya Blekotek memanggil ikan peliharaanya ..

"Arwana ..."

"Nama gua Pari-pari dongo!"

"Tapi lu kan ikan julung-julung?! Kok namanya pari-pari?"

"Lah terserah gue, gue yang bikin KTP namanya Pari-pari kenape lu yang
sewot?"

"Lu punya KTP??"

"Punyelah, gue kan ikan yang bijak dan taat pada Negara!"

"Kok gue ga punya?!"

"Lah elu punya ketua RT ga?"

"Punya namanya Pak Dahal ..."


10 Cerpen Mochamad Syahrizal

"STOOPPP!!!" Tiba-tiba penulis (gue) berteriak. Blekotek dan Pari-pari tertegun


dengan mulut menganga. Yap gue bingung kenapa ceritanya kemana-mana,
gue pun menyuruh mereka untuk kembali ke benang merah (jalan cerita).

Blekotek pun bertanya pada Pari-pari, "Bagaimana cara menghabiskan uang


ini wahai pari-pari?".

"Iyah gue juga bingung nih, kadang galau juga".

"Iya nih sama .. kok gini ya? Salah aku apa sih?".

"Blekotek! Kenapa kita jadi cucok gini?!!" Teriak Pari-pari sambil menjewer
telinga Blekotek, padahal ikan gak punya tangan buat menjewer.

"Oh iya maafkan .. Saya kurang gizi".

"Gue udah tahu".

Penulis (gue) memelototi mereka. Mereka pun saling memandang dan


mengangguk.

"Menurut gue, uang lu harus lu kasih ke tukang moccacendol" Saran Pari-pari.

"Moccacendol? Apa itu?"

"Menurut wikipedia, Moccacendol adalah sejenis minuman perpaduan antar


kopi mocca dan buah durian serta kuning telur .."

"Cendol nya dari manaaa??!" Blekotek kesal lalu memakan sendal jepitnya.

Tiba-tiba terdengar suara mendesing yang sangat keras dari langit, Blekotek
terkaget lalu bangun dan berteriak, "JKT48?!!!".

"JKT48 mata lu!" Teriak Pari-pari sambil mencolok mata Blekotek dengan
payung. Mereka pun keluar rumah gubuknya, dan melihat keadaan sekitar.
Seketika tampak sebuah benda yang melayang-layang mirip wadah lalu jatuh
tepat di hadapan mereka.
10 Cerpen Mochamad Syahrizal

Setelah mereka mendekati, mereka salah dugaan. Ternyata benda itu adalah
sebuah ember terbang, "Ah kirain apaan!!" Cakap Blekotek sambil menendang
ember terbang itu, lalu kembali ke gubuk dan menyeduh teh pahit.

Mereka belum menemukan jawaban tentang cara menghabiskan uang sampai


saat ini. Karena merasa kesal dan sangat bingung, mereka pun menancapkan
modem pada laptop lalu membuka internet dan bertanya pada Google.

Namun sayang, setelah mereka mengetikan "Bagaimana cara mengabiskan


uang dengan mudah", sang Google malah menjawab "Emang gue Bapak loe?!
Cari Tahu sendiri". Sungguh malang nasib mereka, tidak ada yang menjawab
pertanyaan mereka satu orang pun.

Mereka pun tetap berusaha menemukan jalan keluarnya, mereka tetap


memikirkan solusi yang tepat sambil bermain Playstation 9. Namun tiba-tiba
ada suara motor yang sangat keras dari luar. Blekotek dan Pari-pari langsung
berlari (padahalkan ikan) ke halaman depan gubuknya.

Setelah diteliti, ternyata itu Darth Vader sedang menaiki motor bekjul sambil
mengirimkan majalah Bobo ke tetangga komplek. Harapan mereka lagi-lagi
punah, akan tetapi tanpa di duga si Darth Vader berhenti di hadapan mereka
sambil menyodorkan sesuatu, dengan gaya SPG Professional si Darth Vader
bilang, "Lelah hidup sejahtera? Lelah hidup kaya raya? Mau miskin? Kalau gitu
pake ini!".

Si Darth Vader memberikan sebuah benda kepada Blekotek dan Pari-pari,


ternyata itu adalah sebuah kancut. Mereka tertegun dan terhentak, mereka
menangis karena untuk pertama kalinya melihat kancut dengan gambar
pemandangan.

"Apakah ini jawabannya?" Ucap Blekotek lalu memandang tajam kepada pari-
pari.

"Yah .. Ini jawabannya .." Pari-pari sambil mengangguk.

Blekotek langsung memakai kancut itu dikepalanya, lalu seketika itu pula
Blekotek berubah menjadi Ultraman yang sangat gagah perkasa. Blekotek
menyampaikan salam perpisahan kepada Pari-pari. Pari-pari pun hanya bisa
membalasnya dengan lambaian tangan.
10 Cerpen Mochamad Syahrizal

Blekotek lalu terbang tinggi menuju angkasa, tanpa memperdulikan alien yang
disekitar yang mencemoohnya karena ia terbang dengan motor vespa. Namun
dengan hati yang teguh, Blekok yakin bahwa suatu saat ia bisa menjadi
pemiliki Facebook setelah Mark Zuckerberg, itulah impiannya. Tanpa sadar
Blekotek masuk ke dalam lubang hitam alias blackhole. Saya sebagai penulis
tidak dapat memastikan keadaan setelah itu, karena setiap penulis BBM dia,
Blekotek hanya meng-read-nya saja.
10 Cerpen Mochamad Syahrizal

Tentang Cerpen “Kancut Dari Blackhole”


Dan inilah cerpen paling ajaib yang pernah saya buat, ketika itu saya sedang
kering ide, dan pilih-pilih untuk mengangkat tema. Sehingga terciptalah
sebuah eksperimen di mana saya ingin membuat cerpen tanpa memikirkan
adanya pesan moral dalam cerita, cerita yang tidak jelas, cerita yang bahkan
pelaku utamanya pun tidak dapat ditangkap akal sehat, dan judul itu pun
saya buat benar-benar nyeleneh meski sesuai cerita.

Di sini saya benar-benar liar dan memasukkan segala hal yang ada di kepala
tanpa memfilternya, dan untuk itu saya mohon maaf apabila ada hal yang
tidak anda suka, karena di sini pula saya banyak memasukkan banyak objek
yang berasal dari kenyataan sebagai bahan bercandaan .. Peace ya ..
10 Cerpen Mochamad Syahrizal

BONUS CERPEN TAMBAHAN !!!!

Hei Budek I LOVE YOU !


Lagi-lagi gue harus duduk dan dengerin ocehan guru sejarah yang luar biasa
membosankan. Entah orang gila mana yang mau dengerin itu pelajaran
dengan ikhlas atau sukarela, paling-paling cuman mau ngejar nilai semata.
Sebenernya sih masih banyak pelajaran lain yang membosankan, tapi ini raja-
nya. Dan ratunya? Tentu saja matematika.

Cuman ada 2 hal yang gue lakuin ketika pelajaran ini berlangsung, yang
pertama adalah ... Pura-pura dengerin sambil ngangguk-ngangguk sok ngerti,
padahal di pikiran gue cuman berimajinasi segala hal yang pengen gue lakuin
setelah pelajaran ini selesai. Karena percuma aja, pas ulangan toh nyontek-
nyontek lagi.

Dan yang ke-dua adalah ... Merhatiin sosok seorang cewek yang duduk di
bangku sebelah gue. Namanya Risna. Entah kenapa gue seneng banget liatin
dia, bahkan di suatu pelajaran gue pernah merhatiin muka dia full satu jam
pelajaran tanpa berpaling. Seolah ada suatu magnet yang punya daya
tersendiri buat gue betah mandangin dia.
10 Cerpen Mochamad Syahrizal

Kalau dideskripsi, mungkin dia itu kayak donat, bukan secara fisik
maksudnya. Yap dia itu cantik, pinter, murah senyum dan super baik. Dan
seperti yang kita tahu, orang sempurna cuman ada dunia khayalan.
Masalahnya satu, dia gak akan denger apapun yang kamu katakan.

Risna bukan sombong kok, bukan juga terlalu jaga diri. Dia cuman budek,
mungkin kata bijaknya tuna rungu. Dan yang gue denger, awalnya dia terlahir
sempurna tanpa cacat sedikit pun. Sampai suatu saat ia jatuh sakit keras,
dan berakhir seperti sekarang .. Masuk ke dunia tanpa nada. Dunia yang akan
selalu sunyi meski di keramaian.

Itulah kenapa gue bilang dia itu kayak donat, meski bentuknya gede dan
rasanya enak, tetep tengahnya bolong. Ada kelebihan, pasti ada kekurangan.
Itu udah jadi hukum alam. Tapi apa yang bikin gue mau tahu dan ngerti
sampe se-detil itu? Bisa dibilang ini terjadi karena suatu moment.

Kala itu gue bagian piket kelas pas jam pelajaran pulang sekolah. Jadi ketika
orang lain pergi ke rumahnya, gue harus tetep di kelas buat bersih-bersih.
Dan sial-nya cuman gue yang masuk sekolah pas jadwal piket.

Dan setelah bersih-bersih, gue gak langsung pulang. Gue istirahat dulu,
duduk di satu bangku sambil mainin PSP gue, gak ada yang bisa ngalahin
moment ketika main PSP tanpa di ganggu orang. Tapi, derrr Suara petir dari
luar begitu jelas meski itu bukan petir beneran, nampaknya cuman pertanda
mau datangnya hujan belaka.

Gue bergegas langsung pulang, karena gak kejebak hujan di sekolah yang
udah sepi, lagian hari udah mulai sore. Gue pun tiba sampai rumah, lalu
menghempaskan badan gue ke ranjang surga gue di kamar. Seperti biasa, gue
pun berniat main PSP lagi, udah jadi suatu kebiasaan rutin gue. Akan tetapi,
PSP itu gak ada, dan baru gue sadar PSP tersebut ketinggalan di kelas tadi.

Akhirnya gue cuman bengong ga jelas, ada juga rasa khawatir, takut PSP gue
hilang dicolong orang. Karena PSP itu layaknya benda pusaka buat gue, gak
boleh ada yang megang kecuali gue, bahkan bisa bilang ...
10 Cerpen Mochamad Syahrizal

"Zaaal ada yang nyariin ..." Teriak Mamah membuyarkan lamunan. Gue
sedikit bingung, karena baru kali ini ada orang yang nyariin gue, padahal
waktu udah nunjukin jam 6. Gue pun bangung dan langsung mengecek.

"Risna?" Gue kaget setengah mati, ternyata yang dateng ke rumah adalah
Risna. Dia cuman tersenyum. Dan pas gue hampiri dia cuman ngasih kantong
plastik lalu dia melesat pergi, padahal keadaan di luar masih hujan. Gue gak
bisa ngomong apa-apa.

Perlahan gue kembali ke kamar, kembali berebah di ranjang. Gue lalu


mengecek kantong plastik yang beri oleh Risna tadi, setelah gue buka ternyata
itu adalah PSP gue yang ketinggalan, terbungkus oleh kantong plastik yang
sangat rapat. Mungkin dia takut ini kebasahan. Tapi kenapa harus dikasih
sekarang kalau takut basah? Besok di sekolah kan bisa ...

Gue sedikit bingung kembali, ada sepucuk kertas yang nempel di belakang
PSP gue. Gue pun membukanya, dan di kertas tersebut tertera ...

"Kayaknya PSP nya ketinggalan ya? Dan sorry kalau aku bikin rusak PSP kamu
dengan buntelan-buntelan plastik ini, cuman gak mau takut basah ... Dan tiap
aku liatin di sekolah, kamu gak pernah lepas dengan benda yang satu ini,
makanya aku kembaliin secepetnya, biar kamu gak mati kebosenan gara-gara
keilangan PSP .. By Risna".

Itulah yang ada di kertas tadi, ngeliat PSP gue kembali, gue pun langsung
mainin. Tapi ada semuanya tiba-tiba berbeda, gue gak bisa fokus sama game
dalam PSP itu, pikiran gue malah tertuju ke Risna. Kok dia sampai sejauh itu?

Akhirnya pikiran itu tetep ada sampai sekarang, malah gue semakin
penasaran dengan dia. Pas gue liat dia kalau lagi senyum, gue juga ikut
seneng. Pas gue liat dia lagi bingung, gue langsung pura-pura ngelakuin
sesuatu buat gue bisa ada di deket dia untuk ngebantu. Apa yang terjadi sama
gue? Masa gue ... Suka sama dia? Masa gue sayang sama orang budek kayak
dia?

"Emhaha .." Gue tertawa dalam hati. Yaps gue suka sama dia. Gue sayang
sama orang budek itu. Gue ... Cinta sama Risna. Emang terlalu cepet buat
10 Cerpen Mochamad Syahrizal

nentuin ini semua, tapi ini pertama kali gue mau ngelakuin sesuatu buat
orang lain. Bahkan gue sendiri terkadang gak bisa ngenalin siapa sebenernya
gue kalau udah berkaitan dengan Risna.

Dan yaps, gue bakalan tembak dia. Gue cukup bilang sayang sama ... Gue
baru sadar bahwa cara yang gue pikirin tadi gak akan bekerja untuk orang
yang satu ini. Gue harus temuin satu cara yang ampuh, cara yang bisa
nyampein perasaan gue ke Risna dengan jelas.

████████

Trengg .. Trengg Bunyi bel tanda waktunya masuk ke jam pelajaran ke 3


setelah istirahat telah dimulai. Gue udah nyiapin diri untuk ambil action, gue
cuman berharap semuanya akan berjalan lancar. Entah kenapa gue begitu
terburu-buru untuk mengambil langkah ini, padahal gue bisa aja
ngelakuinnya lain hari.

Risna pun datang dan masuk ke kelas dengan wajahnya yang sumbringah.
Entah memang dia orangnya bahagia, atau justru dia cuman memakai topeng
belaka. Hal itu justru semakin membuat gue bener-bener pengen ngejagain
dia.

Risna semakin mendekati bangku yang ada di sebelah gue. Gue pun bersiaga
untuk menampilkan kesan ramah, senyum lebar gue pasang dengan mutlak di
wajah gue yang mungkin cukup tampan, entahlah mungkin cuman gue yang
mikir gitu.

Tetapi Risna melewati gue begitu saja, bahkan dia gak nengok sedikitpun. Gue
pun membanting kepala gue ke meja, belum apa-apa udah gagal. Tapi itu
belum akhir dari semuanya, gue pun mulai menyusun rencana untuk
menembak dia. Dan seketika gue langsung mendapat sebuah ide.

Sayangnya gue harus nunggu waktu yang tepat, masalahnya guru jam
pelajaran telah memasuki kelas. Tak ada satu pun murid yang bersuara, tak
ada satu pun yang bertingkah. Karena jam pelajaran tersebut merupakan
jadwal fisika, dengan guru yang terkenal buas.
10 Cerpen Mochamad Syahrizal

Dengan begitu gue cuman punya waktu sesekali untuk merhatiin Risna,
karena kalau gue ketahuan gak fokus ke pelajaran, bisa-bisa gue kena sanksi
yang kejam. Tapi semakin berjalannya waktu, gue semakin gak kuat untuk
menahan ini semua. Gue pun segera menjalankan rencana yang udah gue
susun.

Gue merobek kertas dari buku gue menjadi beberapa carik kertas. Gue mulai
menulis kata-kata pertama untuk Risna, dan gue kasih ketika Guru fisika
sedang menulis di papan board.

Dalam carikan kertas itu gue menulis, "Hi Risna ...".

Risna sedikit terkejut dengan hal itu, dia melotot ke gue sambil lirik-lirik ke
guru yang ada di depan, isyarat gue harus fokus ke pelajaran. Gue kembali
menulis kata-kata selanjutnya.

"Ada yang mau aku omongin ..." Tulisan dalam carikan selanjutnya. Gue bakal
selalu merhatiin Risna, untuk meyakinkan bahwa dia benar-benar membaca
isi tulisan tersebut.

"You know what ... Ada satu kejadian yang bikin aku kepikiran tentang kamu.
Bahkan gara-gara itu aku jadi sering ninggalin PSP-ku. Sorry kalau ini bukan
waktu yang tepat untuk omongin ini semua" Tulisan gue semakin panjang.
Bahkan gue malah lihat Risna tersenyum ketika membacanya, gue semakin
semangat.

"OK aku gak mau kita kena marah Guru fisika kita yang ada di depan,
sebenernya aku suka sama kamu .. Ada satu perasaan di mana aku gak mau
liat kamu kesusahan .. Ada perasaan di mana aku gak mau kehilangan
senyuman dari wajah kamu .. Aku sayang sama kamu Na" Tulisan pamungkas
pun gue kasih ke Risna, dia langsung membacanya, dan lagi-lagi dia
tersenyum lebih lebar.

Sambil dia beres membaca, gue pun mengambil langkah paling pamungkas,
kata-kata akhir penentu segalanya. Gue menulis huruf demi huruf dengan
sangat hati-hati. Setelah selesai menulis gue sangat amat kaget.

Gue melihat Risna menangis, gue gak ngerti kenapa dia begitu. Gue makin
bingung ketika tangisan dia semakin menjadi, membuat semua orang yang di
10 Cerpen Mochamad Syahrizal

sekitarnya memperhatikan dia, bahkan guru fisika langsung bertanya setelah


melihat Risna menangis, "Kamu kenapa Risna? Sakit ya?".

Risna tidak menjawab apa-apa, dia tetap menangis bahkan sampai tersedu-
sedu. Sang guru lalu memerintahkan murid lainnya untuk mengantar Risna
ke UKS, tempat di mana siswa yang sakit. Gue gak berkedip melihat ini
semua.

Gue melirik kembali kertas yang ada di tangan, mencoba menela'ah dengan
apa yang terjadi sebenarnya. Padahal gue tinggal mengambil langkah terakhir
untuk membuat semuanya menjadi kenyataan, kertas ini senjata-nya.

"Risna .. Mau gak kamu jadi pacar aku?" Tulisan di kertas yang ada di tangan
gue itu.

████████

Hari-hari kemarin gue di sekolah terlewatkan tanpa Risna. Semenjak kejadian


gue nembak dia, Risna gak masuk sekolah lagi karena suatu alasan yang tak
jelas. Mungkin memang ada masalah keluarga, atau masalah tentang dirinya..
Atau mungkin, itu semua gara-gara gue.

Begitupun dengan hari ini, gue tetap berimajinasi tentang Risna diantara
pelajaran Bahasa Indonesia yang sedang berlangsung. Benar-benar tidak ada
satu pun clue yang bisa dijadiin panutan buat mecahin misteri ini, sampai
semuanya benar-benar terasa kelam dan suram.

Sampai memasuki jam istirahat, gue tidak bergairah untuk pergi kemanapun.
Gue hanya berdiam di bangku dengan keadaan posisi meringkuk, benar-benar
menyedihkan. PSP yang selalu gue bawa di kantong pun tak pernah gue
sentuh kembali, bagaimana gue bisa fokus main PSP kalau faktor utama yang
bisa ngingetin gue tentang Risna cuman benda itu.

"Zal ..." Gue terkaget dengan suara cewek yang manggil gue sambil megang
pundak. Gue lihat dia, ternyata itu Sarah, temen sekelas gue.

"Iya? Kenapa?" Bales gue sedikit lemas.


10 Cerpen Mochamad Syahrizal

"Ini ada yang nitip buat kamu" Sarah memberikan satu amplop yang
bentuknya seperti amplop untuk anak-anak, berwarna biru muda.

"Dari siapa?" Gue mengambil amplop tersebut.

"Dari Risna".

"Risna? Kapan? Dia kok jadi jarang masuk sekolah?" Gue gak bisa ngontrol
diri.

"Oh oke oke .. Biar gue jelasin, jadi tadi dia ada di Kantor Guru sama Ibunya.
Denger-denger gue katanya dia mau pindah sekolah gitu, tapi entahlah".

"Sekarang dia ada di mana?".

"Mungkin masih di Kantor".

Tanpa pamit ataupun membalas obrolan itu, gue langsung berlari menuju
arah kantor. Setelah gue di depan, gue langsung mengecek dengan mengintip
melalui kaca jendela, tapi tidak ada Risna maupun orang tua-nya. Gue
langsung menghadang Guru Sejarah yang sedang berjalan keluar, "Maaf Pa,
tadi Bapak liat Risna gak?".

"Oh iya tadi barusan aja dia udah pergi lagi" Jelasnya dengan nada sedikit
bingung, mungkin terkejut dengan tingkah laku gue. Setelah mendengar itu
gue langsung berlari menuju halaman sekolah, dan berharap semoga Risna
belum terlalu jauh. Sampai di halaman gue terbelalak, karena Risna udah
sampai di gerbang.

Gue lihat dia mulai keluar dari gerbang, seketika gue panggil dia, "Risnaa ...".

Dia langsung terhenti setelah Ibunya menyentuhnya, Sang ibu memberi


isyarat bahwa ada gue yang memanggil. Ia menoleh ke arah gue, ada senyum
yang ia lemparkan, senyum yang selalu gue bayangkan. Akan tetapi, setelah
itu dia melanjutkan pergi ke luar gerbang, lalu masuk ke sebuah mobil sedan
yang mungkin sudah dari tadi menunggu ia di luar.

Dalam keadaan itu, gue mematung total. Dia pergi, gue gak punya tenaga
untuk ngejar dia. Ini bukan kayak film-film cinta romantis di mana si cowok
10 Cerpen Mochamad Syahrizal

mampu ngejar kereta kuda seorang Putri yang berjalan kencang, gue juga
bukan manusia super yang bisa melesat menghentikan kendaraan tersebut,
gue gak ngerti dengan ini semua. Gue pandangi amplop yang ada di tangan
gue ini, kejadian ini pun benar-benar tak gue bayangkan seumur hidup.
Dengan langkah gontai, gue kembali ke ruangan kelas, gue cuman pengen
kelas hari ini cepat selesai.

Sampai di rumah, gue cuman mandangin itu amplop sambil tiduran. Sampai
saat ini gue cuman berkhayal apa isi dari amplop tersebut. Terbias dengan
cahaya lampu kamar, isi amplop tersebut berisi sebuah lembar kertas. Tak
ada kata-kata yang tertulis di luar amplop tersebut, dan yap gue takut dengan
kenyataan.

Tapi akhirnya gue sadar, kalau tingkah gue itu gak akan membawa kebenaran
dan kepastian dengan apa yang terjadi. Dengan tegas, gue membuka amplop
tersebut, lalu mengambil selembar kertas yang ada di dalamnya. Gue langsung
membaca isi kertas tersebut.

"Hei Zal ... Aku mau minta maaf atas kejadian hari itu. Iya aku tahu kalau itu
semua keliatan aneh, tiba-tiba nangis tanpa alasan. Maaf kalau kejadian itu
bikin kamu malu atau sebagainya. Tahu gak sih Zal? Kalau semua yang udah
kamu lakuin buat aku, itu adalah semua mimpi yang aku dambain seumur
hidup aku .." Awal paragraf gue baca dengan teliti, tetapi itu semua malah
bikin gue nangis. Aneh..

"Tahu gak sih Zal? Kalau selama kamu merhatiin aku, sebenernya aku tahu.
Cuman aku gak punya nyali untuk ngelakuin sesuatu, bahkan untuk sekedar
berkedip.". Gue menghela tangis gue yang udah bercucuran.

"Tahu gak sih Zal? Kalau selama kamu pura-pura ngelakuin sesuatu, dan setiap
kamu pura-pura lewat di depan aku, aku tahu kalau kamu sebenernya cuman
ngikutin aku. Tapi ada satu hal yang mungkin belum kamu tahu, kalau aku ..
Suka sama kamu Zal". Gue sedikit terkejut dengan akhir kalimat tersebut.

"Kejadian waktu itu bener-bener gak aku duga, aku cuman mikir kalau semua
itu cuman mimpi atau halusinasi, mana mungkin keinginan aku terjadi dalam
satu malam. Tapi Zal, aku cuman mau jelasin kalau keadaan ini benar-benar
gak mendukung untuk kita. Aku belum siap untuk nerima keajaiban ini hanya
untuk keegoisan aku buat milikin kamu Zal." Gak henti-hentinya gue nangis.
10 Cerpen Mochamad Syahrizal

"Maaf kalau isi surat ini begitu gak jelas buat kamu, aku cuman mau bilang
makasih. Makasih udah mau sayang sama orang budek kayak aku, makasih
banyak Zal ..." Semua isi surat pun terbaca. Gue bener-bener gak bisa nahan
isak tangis dalam diri gue, layaknya anak kecil yang gak kesampaian buat beli
balon, gue nangis sedalam-dalamnya. Sampai gue tertidur.

Keesokan harinya, gue terbangun dengan susah payah. Mata ini terasa sangat
berat, yah karena kecengengan gue malam itu. Bahkan surat itu masih gue
genggam dan menempel di dada gue. Entah kenapa gue merasa ada suatu
pencerahan tentang semua kejadian ini, gue sekarang mengerti. Gue selalu
mendengar suatu istilah kalau, "Cinta pertama adalah cinta yang
berkesan".

Setelah gue pikir-pikir, semua itu kurang tepat. Harusnya "Cinta pertama
adalah pengubah kehidupan". Lambat-laun gue kembali menjalani hari-hari
seperti semula, namun tidak sepenuhnya semula, mungkin hanya sekitar 10%
saja.

Sisanya gue berubah menjadi pribadi yang berbeda, gue mulai mencoba untuk
serius ngedengerin pelajaran dari Guru di dalam kelas, lalu gue mulai
mencoba untuk mengerjakan tugas-tugas sesuai ajarannya, dan lain
sebagainya. Persis seperti apa yang selalu dilakuin Risna.
10 Cerpen Mochamad Syahrizal

Tentang Cerpen “Hei Budek I LOVE YOU!”


Dan inilah cerita cinta yang cukup panjang, bisa dibilang ini adalah
Cerpentapan (Cerita pendek tapi panjang) wkwk :v .. Sebenarnya ini bukanlah
cerpen melainkan cerber atau cerita bersambung. Cerita ini saya muat dalam
suatu situs semi-blog dari Indonesia yaitu Inspirasi.co dan juga saya posting di
akun facebook saya, dan responnya cukup mantap. Di sini saya
bereksperimen bagaimana respon pembaca jika saya membuat suatu cerita
yang tidak langsung selesai pada satu hari, di waktu itu saya update satu
malam satu cerita, saya ingin mengejar rasa penasaran dari pembaca saya itu
sendiri.

Dalam cerita ini saya ingin menyampaikan tentang suatu permasalahan di


mana kita merasa bahwa cinta kita telah sempurna, sehingga bisa menjadi
cukup modal untuk mendapatkan hal yang kita cintai itu sendiri, dan
nyatanya cinta itu tidak sesimple itu. Kita bisa mendapatkan cinta, tetapi
belum tentu mendapatkan hal yang kita cintai, karena untuk membuatnya
terjadi kita membutuhkan dukungan semesta, yap kalau istilahnya mah Cinta
tidak bertepuk sebelah tangan.
10 Cerpen Mochamad Syahrizal
10 Cerpen Mochamad Syahrizal

Hai hai hai Assalamu'alaikum wr.wb ..

Perkenalkan nama saya Mochamad Syahrizal, lahir tanggal xx bulan xx tahun


19xx. Menulis merupakan hobi saya semenjak SMP, tetapi ini bukan hobi yang
mendalam juga sih, soalnya banyak hobi lainnya kayak menggambar,
Photoshop, main komputer, main game, jogging, dan juga juga juga juga ..

Merupakan anak SMK kelas xx yang kurang punya banyak teman *hiks*, suka
segala makanan yang ada bertema susunya *ekhem*, maksudnya seperti keju
... Mie instan pake keju, nasi pake keju, basok pake keju, semua hal makanan
yang dipakein keju terasa lebih mewah. Tak lupa susu murni dan juga
Yoghurt.

You can find me on


 Facebook : Mochamad Syahrizal (Rizalzalle)
 Inspirasi.co : @rizalzalle
 Youtube : Rizalzalle Sharing
 Line : @rizalzalle_
 Twitter : @rizalzalle_
 Instagram : @rizalzalle_
 Blog Teknologi : www.technoethnic.blogspot.com
 Blog Pribadi : www.rizalzalleblog.blogspot.com

Eitss .. Jangan dulu di close ebooknya, abis ini saya mau


ngeliatin hasil karya saya hasil belajar photoshop hihi ^_^
10 Cerpen Mochamad Syahrizal
10 Cerpen Mochamad Syahrizal
10 Cerpen Mochamad Syahrizal
10 Cerpen Mochamad Syahrizal
10 Cerpen Mochamad Syahrizal
10 Cerpen Mochamad Syahrizal
10 Cerpen Mochamad Syahrizal
10 Cerpen Mochamad Syahrizal
10 Cerpen Mochamad Syahrizal

Oke sebagai penutup, terima kasih telah menikmati ebook yang berjudul “10
Cerpen Mochamad Syahrizal” ini, semoga bisa membawa manfaat serta
menghibur kamu. Saya mengerti cerita-cerita dalam ebook saya ini masih
mempunyai kekurangan, mungkin dari berbagai segi instrinsiknya. Ambil
positifnya saja ya hihi ^_^

Sekali lagi terima kasih banyak

Sampai jumpa di karya saya yang lainnya

Assalamu’alaikum Wr.Wb

“Aktivitas hidup manusia itu zaman sekarang kebanyakan hanya formalitas belaka,
pada dasarnya kita cuman butuh makan dan tidur untuk terus hidup. Melakukan hal
baik yang tidak bisa dilakukan makhluk lain merupakan cara terampuh untuk
membuktikan bahwa kita manusia yang benar-benar hidup”

Anda mungkin juga menyukai