BAB7 8 DisainKolomPendek&LenturBiaxail 11025-8-429169232268 PDF
BAB7 8 DisainKolomPendek&LenturBiaxail 11025-8-429169232268 PDF
DAFTAR ISI
Untuk rasio eksentrisitas e/h kurang dari 0.1, dimana beban aksial yang
sangat besar , lebih efesien menggunakan tipe kolom spiral
Untuk kondisi dimana beban momen lentur yang bekerja relatif besar dan
aksial yang relatif kecil atau rasio eksentrisitas lebih dari 0.2, disarankan
perencanaan kolom dengan penulangan pada kedua sisi. Akan lebih
efektif dengan kolom persegi empang panjang untuk menambah tinggi
jarak dari sumbu momen.
Penulangan kolom dengan 4 sisi, disarankan untuk kondisi beban bekerja
aksial yang relatif besar dan momen lentur yang relatif kecil, atau untuk
rasio eksentrisitas kurang dari 0.2.
kl u M
≤ 34 − 12 1 (7.3)
r M2
dimana
k adalah faktor panjang efektif, untuk portal terkekang nilainya kurang dari 1
l u = panjang kolom efektif tanpa sokongan
r = radius girasi, 0.3 h untuk kolom persegi dan 0.25 d untuk kolom spiral
M1 adalah momen ujung terfaktor yang terkecil pada kolom.
M2 adalah momen ujung terfaktor yang terbesar pada kolom.
Perencanaan geser pada kolom, seperti juga pada balok, harus memenuhi
persamaan yaitu,
Vu < φVn (7.4)
Dimana
Vu adalah Beban geser terfaktor
φ adalah faktor reduksi untuk geser sebesar 0.75
Vn adalah Kuat geser nominal, yang dihitung berdasarkan
Vn = Vc + V s (7.5)
dimana
Vc adalah kuat geser nominal yang disumbangkan oleh beton
Vs adalah kuat geser nominal yang disumbangkan oleh tulangan geser
Tulangan geser diperlukan apabila memenuhi persamaan dibawah ini,
Vu > φVc (7.6)
Nilai Vc dari persamaan diatas untuk kolom adalah
Nu f c'
Vc = 1 + bw d (7.7)
14 Ag 6
Nu/Ag harus dalam Mpa atau (N/mm2)
Nilai Vs untuk tulangan geser yang tegak lurus sumbu aksial adalah,
Av f y d
Vs = (7.8)
s
SNI 9.10.10-1,2,3
1. Tulangan sengkang, paling kecil ukuran D-10 untuk tulangan longitudinal
lebih kecil dari D-32. dan paling kecil D-13 untuk tulangan longitudinal
diatas D-32 atau tulangan longitudinal berupa bunder tulangan.
2. Spasi tulangan sengkang tidak boleh melebihi 16 kali diameter tulangan
longitudinal, 48 kali diameter batang/kawat sengkang, atau ukuran terkecil
dari komponen struktur tekan tersebut.
3. Tulangan longitudinal akan mempunyai tahanan lateral apabila diletakan
pada sudut tulangan sengkang atau kait ikat yang sudut dalamnya kurang
dari 135 derajat.
4. Tidak boleh ada tulangan pada jarak bersih 150 mm pada setiap sisi
sengkang atau sengkang ikat.
5. Apabila Vu>0.5∅Vc, maka spasi tulangan geser tegak lurus sumbu aksial
tidak boleh melebihi d/2, dan juga mempertimbangkan ketentuan pada
point 2.
6. Apabila 0.5∅Vc < Vu < ∅Vc, maka harus dipasang tulangan geser , yang
f c' bw s
luasnya minimal adalah Av = (7.9), tapi tidak boleh kurang dari
16 f y
1 bw s
Av = (7.10), bw dan s dalam satuan milimeter.
3 fy
Ag f'
ρ s = 0.45 − 1 c (7.11)
Ac fy
Luas tulangan spiral adalah,
4as ( Dc − db )
ρs = (7.12)
sDc2
dimana Dc = diameter dari inti diameter luar spiral, as = luas penampang
tulangan spiral dan db = diameter tulangan spiral
Jarak tulangan spiral dari as ke as sebagai berikut,
π d sp2 f y
s≤
0.45 Dc f c' ( Ag / Ac ) − 1
(7.13)
Selama ini perencanaan kolom yang dibebani aksial dengan momen pada satu
sumbu, sebenarnya tidak biasa untuk kolom menerima beban aksial dan momen
bekerja pada dua sumbu. Contoh hal yang sering terjadi untuk kolom lentur
biaksial adalah kolom pada sudut bangunan, demikian juga tiang jembatan.
Kolom lentur biaksial dimana lentur terhadap dua sumbu akan mempunyai
eksentrisitas pada kedua sumbu yaitu ex dan ey. Ilustrasi kolom yang dibebani
biaksial dapat dijelaskan pada gambar dibawah ini,
Untuk kolom bulat, jika dibebani lentur terhadap sumbu x dan y, momen biaksial
dapat dihitung dengan mengkombinasikan kedua momen atau eksentrisitasnya,
yaitu,
M u = ( M ux ) 2 + ( M uy ) 2 (7.18)
Atau
e = (e x ) 2 + (e y ) 2 (7.19)
Untuk kolom persegi, sebaiknya dibuat diagram interaksi tiga dimensi seperti
gambar dibawah ini,
Kapasitas aksial kolom yang dibebani lentur biaksial seperti disampaikan oleh
Bresley adalah
1 1 1 1
= + − (7.20)
Pu φ Pnx φ Pny φ Pn 0
Dimana
Pu adalah beban aksial terfaktor
∅Pnx adalah kapasitas nominal aksial jika beban ditempatkan pada eksentrisitas
ex atau ey=0.
∅Pny adalah kapasitas nominal aksial jika beban ditempatkan pada eksentrisitas
ey atau ex=0.
∅Pn0 adalah kapasitas nominal aksial jika beban ditempatkan pada eksentrisitas
ex=0 dan ey=0.
Dari gambar 7.3 dapat dijelaskan sebagai berikut,
Mux adalah momen pada sumbu x yaitu Pu x ey.
M uy Pu ex
ex adalah eksentrisitas dihitung sejajar sumbu x sama dengan =
Pu Pu
ey adalah eksentrisitas dihitung sejajar sumbu y.
x adalah panjang sisi kolom sejajar sumbu x
y adalah panjang sisi kolom sejajar sumbu y
A. BEBAN BEKERJA
Pu = 65 ton
Mu = 18 tm
Vu = 7.5 ton
B. MATERIAL PROPERTIES
C. PERTANYAAN
D. PERHITUNGAN
1Perhitungan dimensI
Pu
Ag ≥
0.45(f'c+fy ρt)
= 65 *1000/ 0.45 [300 + 4000x0.025]
= 361.11 cm2
h est = 19.003 cm
h = 40 cm
b = 30 cm
Agr = 1,200 cm2 > 361.11 cm2
d' = 5.50 cm
d = 35 cm
klu
≤ 34-12(M1/M2)
r
r = 0.3 x h
14.40 cm
klu
r = 1 x 300/14.4
= 25.00
e = Mu / Pu
18 / 65
0.277 m
28 cm
d'/h = 5.5/40
= 0.14
e/h = 27.69/40
0
.69
Pu 65 x (1000)
=
φ Ag.0.85 f'c 0.65x1200x0.85x300
= 0.327
Pu e
x
φ Ag.0.85 f'c h
= 0.226244
- Untuk penampang persegi dengan penulangan pada 2 sisi dan fy=400 Mpa
didapat,
5 Perhitungan Tulangan
Ast = p x Agr
24.300 cm2
2,430.00 mm2
pilih
8 D 20
6 Check geser
3 Apabila Vu < 0.5 φ Vc , maka secara teoritis tidak diperlukan tulangan geser ,
tul geser mengacu ke SNI 9.10.10
Vc = 320,975.58 N
32,097.56 kg
32.10 ton
φ = 0.75
0.5 φ Vc = 12.04 ton > 7.5 ton
- 48 x Ds = 48 x 10 480mm
Ukuran terkecil kolom = 300 mm
12 f yαβλ
ld = xdb
25 f c' Bahan Ajar - UMB
Pusat Pengembangan Ir. Muhammad Aminullah MT.
STRUKTUR BETON II
Mata Kuliah Beton II VII-13
I WORKING LOAD
Pu = 120 ton
Mux = 14 tm
Muy = 12 tm
II MATERIAL PROPERTIES
Concrete data
f'c = 20 Mpa = 200 kg/cm2
fy = 400 Mpa = 4,000 kg/cm2
Es = 2,100,000 Mpa = 21,000,000 kg/cm2
εy = 0.00019
φ
= 0.65faktor reduksi kolom persegi
d' = 7cm
ρt = 0.025
lu 300 cm
III CALCULATION
h = 35 cm
b = 35 cm
Agr = 1,225 cm2 > 868.37 cm2
d = 28 cm
dipilih tulangan
8 D 25
Ast = 3,927 mm2
dengan posisi merata setiap sisi, tiap sisi ada 3D25
3926.99 /
ρt = 1225x100
0.032
2 Hitung φ Pnx
ex = Muy / Pu
12 / 120
0.100 m
10 cm
ex/x = 10/35
0.29
γ = h-d'-d/h
35-7-7/35
0.600
Ag = 1,225 cm2
= 189.88 in2
φPnx
= 1.400 ksi
Ag
3 Hitung φ Pny
ey = Mux / Pu
14 / 120
0.117 m
11.7 cm
ey/y = 11.67/35
0.33
γ = h-d'-d/h
35-7-7/35
0.600
secara pendekatan dapat menggunakan diagram interaksi ACI
didapat
φPny
= 1.300 ksi
Ag
4 Hitung φ Pn0
dari tabel ACI didapat untuk p=0.032, pertemuan garis dengan
sumbu vertikal didapat
φPn0
= 2.450 ksi
Ag
5 Hitung Pu
1 1 1 1
= + −
Pu φ Pnx φ Pny φ Pn 0
1
Pu = 0.013