DAGING AYAM
- Pembentukan lender
- Perubahan warna
- Perubahan bau menjadi busuk karena pemecahan protein dan terbentuknya
senyawa-senyawa berbau busuk seperti amonia, H2S, dan senyawa lain-
lain.
- Perubahan rasa menjadi asam karena pertumbuhan bakteri pembentuk
asam.
- Ketengikan yang disebabkan pemecahan atau oksidasi lemak daging.
1. SUP AYAM
Sup merupakan makanan cair yang terbuat dari kaldu daging, ayam, ikan dan
ditambahkan bahan-bahan pengaroma, bumbu-bumbu dan isian. Sup dapat berdiri
sebagai hidangan yang dikaitkan dengan giliran hidangan atau sebagai appetizer
dan dapat merupakan hidangan yang berdiri sendiri atau sebagai main course.
Air yang terkandung dalam bahan pangan merupakan salah satu faktor
penyebab kerusakan bahan pangan. Umumnya bahan pangan yang mudah rusak
adalah bahan pangan yang mempunyai kandungan air tinggi. Air dibutuhkan oleh
mikroba untuk pertumbuhannya. Air juga dibutuhkan untuk berlangsungnya
reaksi-reaksi biokimia yang terjadi di dalam bahan pangan, misalnya reaksi-reaksi
yang dikatalisis oleh enzim. Air yang dibutuhkan untuk terjadinya berbagai reaksi
di dalam bahan pangan serta tumbuhnya mikroba adalah air bebas. Air yang
terikat kuat secara kimia sulit digunakan mikroba untuk hidupnya. Udara
khususnya oksigen yang terkandung di dalamnya merupakan penyebab utama
ketengikan bahan pangan yang berlemak. Demikian juga, oksigen dapat merusak
vitamin, terutama vitamin A dan C. Oksigen juga dapat menimbulkan kerusakan
warna sehingga produk pangan jadi pucat. Oksigen adalah komponen penting
bagi hidupnya mikroba aerobik khususnya kapang, karena itu sering ditemukan di
permukaan bahan pangan atau di celah-celahnya. (Novalia Reni, 2014)
4. CUMI-CUMI
Cumi-cumi merupakan komoditas penting dari sumberdaya laut yang banyak
dikonsumsi manusia. Aktivitas enzim dan bakteri menyebabkan cumi-cumi
mudah busuk. Pertumbuhan mikroorganisme dalam makanan memegang peran
penting dalam pembentukan senyawa yang memproduksi bau tidak enak dan
menyebabkan makanan menjadi tak layak makan. Beberapa mikroorganisme yang
mengontaminasi makanan dapat menimbulkan bahaya bagi yang
mengonsumsinya. Kondisi tersebut dinamakan keracunan makanan.Mikrobia
yang terdapat pada hasil laut seperti cumi, cumi yaitu Photabacterium
phosphoreum (Peristiwady, 2006).
Proses perubahan pada hasil perikanan menurut Riyantono et al. (2009)
terjadi karena adanya aktivitas enzim, mikroorganisme dan kimiawi. Penguraian
protein dan lemak selama proses autolisis menyebabkan perubahan rasa, tekstur,
dan kenampakan. Kelenturan pada tekstur selama proses pembusukan
dikarenakan terputusnya jaringan pengikat daging dan dinding selnya banyak
yang rusak. Nurjanah et al. (2011) menyatakan nilai organoleptik akan semakin
menurun dengan semakin lamanya waktu penyimpanan. Kecepatan perubahan
nilai organoleptik dapat dipengaruhi oleh ukuran dan umur hasil perikanan. Ikan
yang berukuran besar secara umum mengalami penurunan mutu yang lebih
lambat dibandingkan ikan yang berukuran kecil. Ciri kerusakan pada hasil laut
seperti cumi ditandai dengan :
bau busuk, terdapat pintik-bintik ungu dan perubahan struktur nilai gizinya.
DAFTAR PUSTAKA