Disusun Oleh :
Supervisor Pembimbing :
MALANG
2016
1
BAB I
PENDAHULUAN
Abortus adalah keluarnya janin sebelum mencapai viabilitas dimana masa gestasi belum
mencapai usia 22 minggu dan beratnya kurang dari 500 g (Prawirohardjo, Sarwono. 2010).
Secara hukum abortus adalah tindakan menghentikan kehamilan atau mematikan janin
sebelum waktu kelahiran tanpa melihat usia kandungannya. Abortus dapat terjadi secara alami
(spontaneus), dapat pula terjadi karena dibuat /disengaja (abortus provocatus) (Kedokteran
Forensik FK UI, 1997).
Abortus provokatus (induksi abortus) adalah abortus yang disengaja dengan atau tanpa
indikasi medis, baik dengan memakai obat-obatan maupun dengan alat-alat. Abortus
provocatus di Indonesia lebih populer disebut sebagai aborsi (pengguguran kandungan).
Abortus ini terbagi lagi menjadi Abortus medisinalis (abortus therapeutica) dan Abortus
kriminalis . Abortus medisinalis yaitu abortus yang dilakukan , dengan alasan bila kehamilan
dilanjutkan, dapat membahayakan jiwa ibu (berdasarkan indikasi medis). Biasanya perlu
mendapat persetujuan 2 sampai 3 tim dokter ahli. Abortus kriminalis yaitu abortus yang terjadi
oleh karena tindakan-tindakan yang tidak legal atau tidak berdasarkan indikasi medis dan
biasanya dilakukan secara sembunyi-sembunyi oleh tenaga tradisiona (Prawirohardjo,
Sarwono. 2010).
Maraknya aborsi provocatus criminalis dapat diketahui dari berita di surat kabar atau
media informasi lainnya, namun sejauh ini yang diproses sampai ke tingkat Pengadilan masih
sedikit sekali, berbanding terbalik dengan kasus-kasus pengguguran kandungan yang banyak
ditemukan di masyarakat. Secara statistik 40 % dari semua kasus abortus merupakan abortus
provokatus kriminalis. Diperkirakan di seluruh dunia setiap tahunnya terjadi 20 juta kasus aborsi
yang tidak aman, 70 ribu perempuan meninggal akibat aborsi yang tidak aman, dan 1 dari 8
kasus kematian ibu disebabkan karena aborsi yang tidak aman. Sekitar 95 % atau 19 dari 20
kasus aborsi yang tidak aman diantaranya bahkan terjadi di negara berkembang.
Dokter dapat diminta bantuannya oleh polisi selaku penyidik untuk memeriksa kasus
abortus provokatus tersebut. Dengan demikian seorang dokter sangat perlu membekali dirinya
dengan pengetahuan yang memadai tentang aspek pengetahuan forensik dari suatu abortus
pada umumnya dan abortus provocatus kriminalis pada khususnya.
2
BAB II
URAIAN KASUS
I. IDENTITAS PASIEN
Nama : Nn. N
Umur : 23 tahun
Alamat : Wanuawaru
Agama : Islam
II. ANAMNESIS
G1P0A0
HPHT: ?/Februari/2014
Pasien masuk Rumah Sakit dengan keluhan keluar darah dari jalan lahir sejak
kurang lebih empat belas hari yang lalu, awalnya berupa bercak bercampur lendir,
kemudian kurang lebih tiga hari yang lalu keluar darah yang banyak dan bergumpal-
gumpal, jaringan tidak ada. Riwayat trauma tidak ada, riwayat minum obat-obatan ada
yaitu gastrul empat biji sebulan yang lalu, kemudian empat belas hari yang lalu dua biji.
Riwayat memasukkan sesuatu ke dalam vagina ada yaitu gastrul dua biji. Nyeri perut
bagian bawah dialami sejak tiga hari yang lalu. Riwayat diurut-urut tidak ada, riwayat
keputihan tidak ada, riwayat demam tidak ada, riwayat ke dukun tidak ada, riwayat plano
test sendiri ada dengan hasil positif, riwayat ANC tidak ada.
3
Status Umum
Kulit : Pucat (+)
Kepala : Normochepal
Leher : Pembesaran KGB -, Pembesaran tyroid -
Mata : Konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-
Telinga : Dalam batas normal
Hidung : Dalam batas normal
Mulut : Dalam batas normal
Thoraks
Jantung
Inspeksi : Iktus kordis tidak tampak
Palpasi : Iktus cordis teraba di ICS 5 midklavikula sinistra
Perkusi : Batas jantung dekstra Linea parasternalis dextra IV
Batas jantung sinistra Linea midclavicularis sinistra V
Auskultasi : S1 / S2 (+), murmur sistolik (-), gallop (-).
Paru
Inspeksi : Bentuk dada normal, simetris
palpasi : Vokal fremitus (-/-), nyeri tekan -
perkusi : Sonor seluruh lapangan paru
auskultasi : Vesikular, ronkhi (-/-), wheezing (-/-)
Abdomen
Inspeksi : Simetris, bentuk datar
Palpasi : Nyeri tekan -
Auskultasi: Peristaltik normal
Ekstremitas: Edema -, sianosis -, hangat + pada ke-empat ekstrimitas
IV. Status Obstetri
a. Pemeriksaan luar
TFU : tidak teraba
MT/NT : -/-
Fluxus : (+) darah
b. Pemeriksaan dalam vagina
Vulva : tidak ada kelainan
Vagina : teraba jaringan dalam vagina berasal dari OUE
Portio : lunak
4
OUE/OUI : terbuka/terbuka
Uterus : ante fleksi, kesan membesar
Pelepasan : darah (+)
V. Pemeriksaan Penunjang
Darah rutin (15 Mei 2014 )
Hb : 11.8 gr/dl Ureum : 9 mg/dl
Leukosit : 11.800/mm3 Kreatinin : 0.9 mg/dl
3
Trombosit : 315.000/mm SGOT : 17 U/l
CT/BT : 7”30’/2”30’ SGPT : 13 U/l
GDS : 109 mg/dl Albumin : 4.5 gr/dl
HBsAg : non reactive
USG (15 Mei 2014)
Tampak massa hiperechoic di uterus
Kesan : Sisa jaringan
Pemeriksaan Forensik
- Pemeriksaan hasil kuret : hasil positif darah manusia, golongan darah adalah O, sesuai
dengan wanita tersangka.
- Pemeriksaan mikroskopik ditemukan terdapatnya sel trofoblas yang menunjukkan tanda
kehamilan, terdapat tanda kerusakan jaringan akibat usaha penghentian kehamilan.
- Tes DNA maternal (DNA mitokondria) yang dilakukan oleh Nn.A menunjukan
kecocokan.
5
VIII. Resume
Wanita, 23 tahun, G1P0A0 masuk rumah sakit dengan keluhan keluar darah
pervaginam sejak kurang lebih empat belas hari yang lalu, awalnya berupa bercak
bercampur lendir, kemudian kurang lebih tiga hari yang lalu keluar darah yang banyak
dan bergumpal-gumpal, jaringan tidak ada. Nyeri perut bagian bawah dialami sejak tiga
hari yang lalu. Riwayat minum obat-obatan yaitu gastrul empat biji sebulan yang lalu,
kemudian empat belas hari yang lalu dua biji. Riwayat memasukkan sesuatu ke dalam
vagina ada yaitu gastrul dua biji. Riwayat plano test sendiri ada dengan hasil positif.
Pada pemeriksaan fisis diperoleh KU : baik, sadar, GCS 15 (E4M6V5). Status vitalis : TD
: 120/80 mmHg, pernafasan : 20x/menit, nadi : 84x/menit, suhu : 37,5 oC, anemis (-).
Pada pemeriksaan luar ditemukan TFU : tidak teraba, MT/NT:-/-, fluxus : (+) darah.
Pemeriksaan dalam vagina OUE/OUI : terbuka/terbuka, teraba jaringan dalam vagina
berasal dari OUE uterus: kesan membesar. Pemeriksaan laboratorium menunjukkan
kadar hemoglobin 11.8 gr/dl, Leukosit : 11.800/mm3, Trombosit : 315.000/mm3, dan
kadar GDS 109 mg/dl. Pada pemeriksaan USG kesan sisa jaringan.
6
BAB III
PEMBAHASAN
Anamnesa
Kasus : Teori :
- Wanita, 23 Tahun Setiap wanita usia reproduksi yang menyajikan
- Pada kasus ini,pasien dua dari tiga dari tanda-tanda dan gejala berikut
mengeluhkan keluar darah harus dipertimbangkan sebagai kemungkinan
pervaginam yang awalnya pasien aborsi yaitu adanya pendarahan
berupa bercak bercampur lendir, pervaginam, kram dan / atau nyeri perut bagian
kemudian keluar darah yang bawah dan adanya riwayat amenorea (tidak
banyak dan bergumpal-gumpal. menstruasi selama lebih dari satu bulan).
- Nyeri perut bagian bawah dialami Dari hasil anamnesis tersebut, kita dapat
sejak tiga hari yang lalu. mencurigai bahwa pasien dalam kondisi hamil.
- Riwayat pasien meminum obat- Kemudian adanya usaha yang dilakukan oleh
obatan yaitu gastrul empat biji pasien untuk mengakhiri kehamilan tersebut
sebulan yang lalu, kemudian sebelum usia kehamilan melebihi 20 minggu,
empat belas hari yang lalu dua tindakan ini termasuk sebagai abortus provokatus.
biji. Riwayat memasukkan Pasien melakukan usaha mengakhiri kehamilan
sesuatu ke dalam vagina ada tersebut tanpa didasarkan pada pertimbangan
yaitu gastrul dua biji. dokter sehingga termasuk abortus provokatus
- Dari hasil plano test yang kriminalis (Prawirohardjo, Sarwono. 2010).
dilakukan oleh pasien sendiri
memberikan hasil yang positif.
7
- Pasien juga mengatakan bahwa
haid terakhir dialami 4 bulan yang
lalu
8
- Vulva : tidak ada kelainan terdapat sisa dari hasil konsepsi. Pasien
- Vagina : teraba jaringan menggambarkan keluarnya bagian dari jaringan,
dalam vagina berasal dari OUE atau pemeriksa dapat mengamati bukti dari bagian
- Portio : lunak jaringan dalam vagina.
- OUE/OUI : terbuka/terbuka
- Uterus : ante fleksi, kesan
membesar
- Pelepasan : darah (+)
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Kasus Teori
Pemeriksaan Penunjang : Pemeriksaan Penunjang :
- Tes HCG positif HCG :
Uji kehamilan didasarkan pada adanya produksi
korionik gonadotropin oleh sel-sel sinsiotrofoblast
pada awal kehamilan. Hormon ini disekresikan ke
dalam sirkulasi ibu hamil dan di eksresikan
melalui urin. Baru HCG dapat dideteksi pada
sekitar 26 hari setelah konsepsi dan peningkatan
ekskresinya sebanding meningkatnya usia
kehamilan diantara 30-60 hari. Produksi
puncaknya adalah pada usia kehamilan 60-70 hari
(Sarwono, 2010)
HCG masih bisa positif pada beberapa hari
sesudah bayi dikeluarkan dari kandungan,
sampai sekitar 7-10 hari. Sekiranya wanita
tersebut pernah hamil, maka kadar hormone ini
akan meningkat dan hasilnya akan positif
(Mansjoer, 2007)
9
Pemeriksaan USG pada pasien ini Pada pemeriksaan USG dapat menunjukkan
tampak massa hiperechoic di uterus, bahwa beberapa hasil konsepsi masih ada di
memberi kesan adanya sisa jaringan dalam rahim. Hasil pemeriksaan tersebut semakin
menunjukkan bahwa termasuk dalam abortus
inkomplitus
10
Penentuan jenis antigen dapat dilakukan dengan
cara absorpsi inhibisi, absorpsi elusi atau
aglutinasi campuran. Cara yang biasa dilakukan
adalah cara absorpsi elusi.
11
- Pemeriksaan mikroskopik Trofoblas merupakan epitel korion , yang menutupi
ditemukan terdapatnya sel vili plasenta, yang terdiri dari lapiranseluler
trofoblas yang menunjukkan (sitotrofoblas) dan sinsitium (sinsitiotrofoblas). Sel
tanda kehamilan, terdapat tanda sel ini memberikan nutrisi embrio dan berkembang
kerusakan jaringan akibat usaha menjadi bagian besar dari plasenta. Trofoblas
penghentian kehamilan terbentuk selama tahap awal kehamilan . trofoblas
berfungsi dalam implantasi embrio dan interaksi
dengan enometrium rahim ibu (Prawirohardjo,
Sarwono. 2010). Dengan ditemukannya sel
trofoblas yang menunjukkan tanda kehamilan
pada tahap awal , terdapat tanda kerusakan
jaringan akibat usaha penghentian kehamilan atau
abortus.
Ada banyak alasan mengapa seorang wanita mungkin tidak ingin memiliki
anak pada titik tertentu dalam hidupnya. Wanita itu mungkin tidak siap untuk menikah,
atau hubungannya mungkin telah gagal. Sebuah kehamilan yang tidak diinginkan dapat
menyebabkan gangguan emosi atau sakit. Mungkin juga mengganggu peluang wanita
untuk meraih pendidikan dan kerja. Remaja sangat rentan terhadap kehamilan yang
tidak diinginkan dan memerlukan pelayanan kesehatan yang dirancang untuk memenuhi
kebutuhan khusus mereka. Alasan ini juga yang mungkin mendasari pasien ini untuk
melakukan aborsi. Usia muda, belum menikah dan masih dalam proses pendidikan
dapat memicu pasien untuk melakukan tindak kriminal tersebut.
Prinsip pengobatan abortus inkomplit adalah pembersihan sisa konsepsi dari
kavum uteri. Cara melaksanakan pembersihan tersebut tergantung dari usia kehamilan,
besar uterus dan hasil penghitungan HPHT. Selain itu, dilihat pula ketersediaan
peralatan, pasokan medik dan tenaga kesehatan yang terampil. Evakuasi sisa konsepsi
pada abortus inkomplit 12-14 minggu dapat dilakukan dengan aspirasi vakum atau
dilatasi dan kuretase.aspirasi vakum manual(AVM) merupakan salah satu cara efektif
untuk pengobatan abortus inkomplit. Pembersihan dilakukan dengan mengisap sisa
konsepsi dari kavum uteri dengan tekanan negatif (vakum). Pengatur katup di depan
tabung menyalurkan tekanan negative sekitar satu atmosfer atau 26 inci/660 mmHg.
Tekanan negative atau vakum tersebut akan menarik massa kehamilan melalui kanula
ke dalam tabung penghisap. Dilatasi dan kuret (D & C) adalah prosedur pembedahan
12
dengan melakukan goresan atau kuretase pada lapisan rahim (endometrium). Ada
beberapa alasan elektif dan darurat untuk melakukan D & C yaitu untuk evakuasi sisa
plasenta jaringan pada wanita postpartum, evakuasi jaringan sisa keguguran inkomplit,
evakuasi dan pemeriksaan jaringan yang mungkin menyebabkan perdarahan uterus
yang tidak teratur, berat atau disfungsional serta untuk terminasi kehamilan
Prawirohardjo, Sarwono. 2010.
13
DAFTAR PUSTAKA
Amir, Amri. Abortus. Dalam : Amri Amir. Ilmu Kedokteran Forensik Edisi II. Medan :
Juli, dkk. 2014. Pemeriksaan Forensik Pada Kasus Dugaan Abortus Provokatus Kriminalis,
(Online), (http://www.scribd.com/doc/239413725/Pemeriksaan-Forensik-Pada-
Kedokteran Forensik FK UI. Ilmu Kedokteran Forensik. Jakarta : Bagian Kedokteran Forensik
M. Singer and P. Berg, Genes and Genomes (University Science Books) Mill Valley, CA,
1997.
Prawirohardjo, Sarwono. 2010. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo
14