Anda di halaman 1dari 7

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA


2018 Diyan Rasikhah
REFLEKSI KASUS
Hydrops Fetalis

Riwayat
Seorang wanita G2P1A0 usia 38 tahun dengan umur kehamilan 26 minggu datang ke
poli RS PKU Muhammadiyah Gamping untuk kontrol rutin. Pasien mengaku tidak ada keluhan
selama kehamilan.

Hasil Pemeriksaan
Pada pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum baik, kesadaran compos mentis,
tekanan darah 117/82 mmHg, denyut nadi 98×/menit, nafas 20×/menit, suhu 36,7oC
Hasil pemeriksaan USG: tampak gambaran janin intrauterine dengan perkiraan UK 26
minggu, DJJ (+) regular, HR 267, tampak bayangan free fluid di cavum abdomen janin,
suggestive gambaran Hydrops Fetalis.

Kronologi
Pasien datang ke poli RS PKU Muhammadiyah untuk kepentingan kontrol rutin dan
pasien mengatakan tidak ada keluhan selama kehamilan. Berdasarkan hasil anamnesis,
pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang, dokter mendiagnosis Hydrops Fetalis.

Pertanyaan
1. Bagaimana penegakan diagnosis pada kasus ini?
2. Apa saja fakor resiko terjadinya Hydrops Fetalis?
3. Bagaimana penatalaksanaan pada kasus ini?

Jawaban
Abortus Hidrops fetalis adalah kondisi serius di mana jumlah cairan abnormal atau
berlebih dalam dua atau lebih bagian tubuh janin atau bayi baru lahir. Misalnya toraks,
abdomen, atau kulit, dan biasanya disertai dengan hidromnion dan penebalan plasenta. Hidops
fetalis adalah bahasa latin dari suatu edema janin. Istilah ini diperkenalkan pertama kali oleh
Ballantyne tahun 1892, meskipun sesungguhnya kondisi ini telah diketahui sejak dua abad yang
lalu.

Penegakan diagnosis Hydrops Fetalis dapat dilakukan dengan cara:


a. Pemeriksaan Laboratorium
 Coombs test

1
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2018 Diyan Rasikhah
REFLEKSI KASUS
 Diagnosis isoimunisasi berdasarkan deteksi antibodi pada serum ibu. Metode paling
sering digunakan untuk menapis antibodi ibu adalah tes Coombs tak langsung.
(penapisan antibodi atau antiglobulin secara tak langsung). Tes ini bergantung kepada
pada kemampuan anti IgG (Coombs) serum untuk mengaglutinasi eritrosit yang dilapisi
dengan IgG.
 Untuk melakukan tes, serum darah pasien dicampur dengan eritrosit yang diketahui
mengandung antigen eritrosit tertentu, diinkubasi, lalu eritrosit dicuci. Suatu substansi
lalu ditambahkan untuk menurunkan potensi listrik dari membran eritrosit, yang
penting untuk membantu terjadinya aglutinasi eritrosit. Serum Coombs ditambahkan,
dan jika imunoglobulin ibu ada dalam eritrosit, maka aglutinasi akan terjadi. Jika test
positf, diperlukan evaluasi lebih lanjut untuk menentukan antigen spesifik.

 PCR
 Perkiraan kualitatif dan kuantitatif dari proporsi sel darah merah mengandung
hemoglobin janin dalam sirkulasi ibu memiliki nilai tertentu.

2
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2018 Diyan Rasikhah
REFLEKSI KASUS
 Teknik Betke-Kleihauer tergantung pada kerentanan yang berbeda dari sel yang
mengandung hemoglobin janin dari orang-orang dengan hemoglobin dewasa ketika
mengalami asam-kromatografi.
 Sebuah metode baru menggunakan flow cytometry juga berguna sebagai pemeriksaan.
 Hasil yang keluar, baik menggunakan metode Betke-Kleihauer dan flow cytometry
harus ditafsirkan dengan hati-hati, karena sensitivitas dan spesifisitas dari tes diagnostik
ini kurang akurat, telah dibuktikan dalam beberapa studi.
 Skrining Sifilis menggunakan VDRL
 Infeksi CMV, herpes simpleks (TORCH), dan spesifik enzim-linked immunosorbent
assay (ELISA) lebih sensitive untuk studiinfeksi agen individu.
 Hemoglobin elektroforesis untuk alfa-thalassemia heterozigositas telah berguna dalam
etnis populasi beresiko.
 Tes skrining serum maternal (multipel-marker, triple-screen, triple-marker), biasanya
digunakan jika anomali janin diduga, memiliki nilai pasti dengan hidrops fetalis.
 Dalam satu studi, tes skrining positif (salah satu dari 3 digunakan) dengan
sensitivitas hanya 60% dalam 19 kasus sindrom Turner dibedakan beberapa janin
dengan hygroma kistik dan/atau hidrops dari mereka yang tidak. Masing-masing
komponen dari tes ini diperiksa secara terpisah dalam beberapa studi lain.
 Peningkatan kadar AFP telah dilaporkan dalam hidrops berhubungan dengan
perdarahan fetomaternal, hemangioma tali pusat, polikistik ginjal, CMV, dan
parvovirus, namun, tingkat AFP serupa pada bayi dengan sindrom Turner dengan
atau tanpa hidrops. Nilai diagnostik yang tepat dari skrining AFP tidak pasti karena
studi definitif tidak tersedia.
 Rendahnya tingkat estriol unconjugated (uE3) telah ditemukan pada bayi hidropik
dengan Sindrom Smith-Lemli-Opitz, tetapi tes tidak dapat menunjukkan nilai yang
membedakan antara bayi dengan atau tanpa hidrops, dan nilai normal telah diamati
pada kematian beberapa bayi hidropik.
 Nilai Human chorionic gonadotropin telah dilaporkan secara signifikan meningkat
pada hidrops dengan teratoma sacrococcygeal, koriokarsinoma, Parvovirus,
sindrom Turner, dan sindrom Down, namun, nilai ini juga telah normal dalam
beberapa kematian janin hidropik terkait dengan Parvovirus.

3
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2018 Diyan Rasikhah
REFLEKSI KASUS
 Dalam sebuah studi tunggal, level inhibin-A meningkat nyata pada 12 janin dengan
sindrom Turner dengan hidrops dan berkurang secara signifikan pada mereka tanpa
hidrops janin.
 Nilai alkali fosfatase serum maternal IgG plasenta meningkat dengan hidrops
fetalis.
 Studi sampel direk invasif AF janin (cairan ketuban) atau jaringan plasenta atau cairan
telah menunjukkan nilai diagnosis definitif, pemantauan efektivitas pengobatan, dan
prognosis yang akurat di sejumlah kondisi yang berhubungan dengan hidrops.
 Karyotyping selalu diindikasikan jika ada faktor herediter atau hasil USG
mengungkapkan kelainan kromosom atau factor herediter.
 Untuk mendapatkan informasi yang lebih akurat mengenai status janin, janin sampel
langsung diambil dengan kordosentesis (atau sampling periumbilikalis).
 Sampel janin oleh kordosentesis diikuti dengan bradikardia signifikan.

Elevasi AF alkali fosfatase telah diamati dalam hubungan dengan hidrops janin akibat
sindrom Turner, walaupun mungkin penemuan yang spesifik, studi lebih lanjut
diperlukan.
b. Pemeriksaan Radiologi
1. Ultrasonography
2. 4D Ultrasound
3. Doppler Ultrasound
4. Biophysical Profile
Pemeriksaan USG mungkin dapat menegakkan diagnosis.
- Tinggi jumlah cairan ketuban
- Plasenta besar
- Cairan yang mengarah ke pembengkakan di daerah perut bayi yang belum lahir dan organ,
termasuk hati, limpa, jantung, atau daerah paru-paru
Faktor predisposisi terjadinya Hydrops Fetalis adalah:
Faktor maternal:
 Golongan daran Rh negatif
 Antibodi golongan darah isoimmune
 Risiko penggunaan narkoba
 Penyakit kolagen-vaskular

4
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2018 Diyan Rasikhah
REFLEKSI KASUS
 Penyakit tiroid atau diabetes
 Organ transplantasi (hati, ginjal)
 Trauma tumpul abdomen
 Koagulopati
 Penggunaan indometasin, natrium diklofenak, atau obat-obatan yang berpotensi
teratogenik selama kehamilan
 Usia muda (<16 tahun) atau lebih tua (> 35 tahun)
 Faktor risiko untuk penyakit menular seksual
 Hemoglobinopati (terutama dengan etnis Asia atau Mediterania)
 Paparan perkerjaan (okupasional)
 Binatang peliharaan
 Epidemi penyakit virus yang terjadi di lingkungan sekitar
Riwayat keluarga:
 Ikterus pada anggota keluarga lain atau pada anak sebelumnya
 Riwayat keluarga kembar (khusus, monozigot)
 Riwayat keluarga kelainan genetik, kelainan kromosom, atau penyakit metabolik
 Kongenital malformasi pada anak sebelumnya
 Kematian janin sebelumnya
 Hidramnion pada kehamilan sebelumnya
 Riwayat hidrops fetalis
 Transfusi fetomaternal
 Penyakit jantung bawaan pada anak sebelumnya
Apabila terdapat salah satu temuan berikut dari fisik ibu atau janin harus segera evaluasi
diagnostik lebih lanjut:
 Twinning
 Hidramnion
 Exanthem atau bukti lain dari penyakit kambuhan virus
 Lesi herpes atau chancre
 Penurunan gerakan janin
Penatalaksanaan Hydrops Fetalis yaitu:
Pengobatan tergantung pada penyebabnya. Selama kehamilan, pengobatan dapat mencakup:

5
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2018 Diyan Rasikhah
REFLEKSI KASUS
1. Obat untuk menyebabkan persalinan lebih awal dan melahirkan bayi
2. Sesar jika kondisi semakin memburuk
3. Memberikan darah ke bayi saat masih dalam (janin intrauterin transfusi darah) rahim.
Pengobatan untuk bayi yang baru lahir dapat mencakup:
- Langsung transfusi sel darah merah dan transfusi tukar untuk membersihkan tubuh bayi dari
zat yang menghancurkan sel darah merah
- Menggunakan jarum untuk mengeluarkan cairan ekstra dari sekitar paru-paru dan daerah
perut
- Obat-obatan untuk mengendalikan gagal jantung dan membantu ginjal me↓ cairan ekstra
- Metode untuk membantu bayi bernapas, seperti mesin pernapasan. Janin yang sangat
prematur biasanya ditangani dengan penatalaksanaan menunggu. Walaupun biasanya
menetap atau memburuk seiring dengan waktu, hidrops kadang-kadanng sembuh spontan
(Mueller-Heubach dan Mazer, 1983).
Penanganan Hidrops Fetalis

Referensi
1. Cuningham FG et al. Disease of Injuries of The Fetus and The New Born 21th ed. New York Mc
Graw Hill. 2001. 981-95

2. F. Gary Cunningham, et.al. Obstetri William Ed. 23. Jakarta: EGC, 2010

3. Prawirohardjo S,Wiknjosastro H. Masalah Janin dan Bayi Baru Lahir. Dalam: Ilmu Kebidanan. 4th
ed. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo; 2011.

4. http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmedhealth/PMH0004561/


6
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2018 Diyan Rasikhah
REFLEKSI KASUS
5. http://www.hydropsfetalis.org/About_hydrops_fetalis.html

6. Keeling, Jean W. Khong T Yee.Fetal and Neonatal Pathology. Springer. 2007

7. Morgan, Mark. Siddighi, Sam. Obstetrics and Gynecology Volume 1. Lippincot Williams and
Willkins. 2004
 7. R. James. Scoot, Md. S. Ronald et al. Danforth’s Obstetric and Gynecology 9th
Edition.Lippincott Williams & Wilkins. 2003

Anda mungkin juga menyukai