PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Fitoestrogen adalah zat yang terdapat pada bahan tumbuhan dan
memiliki struktur kimia serta fungsi yang menyerupai estrogen. Fitoestrogen
memiliki rumus kimia yang berbeda dengan estrogen. Sifat estrogenik pada
fitoestrogen dikarenakan fitoestrogen juga memiliki 2 gugus –OH/ hidroksil
yang berjarak 11.0-11.5 A0 pada intinya yang sama dengan estrogen. Para
peneliti sepakat jarak 11 A0 dan gugus –OH inilah yang menjadi struktur
pokok suatu substrat agar mempunyai efek estrogenik sehingga fitoestrogen
dapat berikatan dengan reseptor estrogen pada organ target (Achadiat 2007).
Ada beberapa jenis fitoestrogen, antara lain isoflavon, lignin dan coumestan
yang banyak ditemukan pada kecambah, kacang-kacangan, dan biji bunga
matahari.
Fitoestrogen memiliki manfaat kesehatan termasuk pengurangan
potensial dalam kanker payudara, kanker prostat dan risiko penyakit
kardiovaskular, perlindungan terhadap osteoporosis kemungkinan (keropos
tulang) dan gejala menopause. Selain itu, baik fitoestrogen flavonoid dan
lignan memiliki aktivitas antioksidan. Fitoestrogen yang paling banyak diteliti
adalah isoflavon yang banyak terkandung dalam kedelai dan semanggi
merah (red clover). Pada makalah ini akan dibahas segala tentang
fitoestrogen serta hubungannya dengan penyakit.
B. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian fitoestrogen
2. Untuk mengetahui klasifikasi fitoestrogen
3. Untuk mengetahui mekanisme fitoestrogen
4. Untuk mengetahui metabolisme fitoestrogen
5. Untuk mengetahui sumber makanan dan kandungan fitoestrogen
6. Untuk mengetahui manfaat fitoestrogen
7. Untuk mengetahui hubungan fitoestrogen dengan penyakit
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Fitoestrogen
Fitoestrogen merupakan komposisi alami yang ditemukan di tumbuhan
yang memiliki banyak kesamaan dengan estradiol, bentuk alami estrogen yang
paling potensial. Tapi fitoestrogen memiliki efek kemanan yang lebih baik
dibandingkan estrogen. Zat ini tidak terdapat di tubuh tapi bisa diolah dan
dibuang dengan mudah dari dalam tubuh.
Fitoestrogen adalah kelompok bahan kimia yang ditemukan dalam
tumbuhan yang dapat bertindak seperti hormon estrogen. Estrogen adalah
hormon yang diperlukan untuk melahirkan anak dan terlibat dengan tulang dan
kesehatan jantung pada wanita (Barbour S. Warren,2010).
B. Klasifikasi Fitoestrogen
PHYTOESTROGENS
2
Isoflavon buah-buahan,
teh hijau, kacang
kedelai, dan
produk-produk
kedelai lainnya
seperti tempe,
tahu, dan tauco
(soy products)
Lignan biji-bijian
gandum maupun
wijen (wheats
and sesame
seeds)
Coumestans kacang-
kacangan, biji
bunga matahari
{sunflower
seeds)
C. Mekanisme Fitoestrogen
Mekanisme dari aksi fitoestrogen : dimediasi oleh reseptor dan non reseptor
3
1. Efek Dari Fitoestrogen Yang Dimediasi Oleh Reseptor
Fitoestrogen dapat meningkatkan efek biologis dengan mengikat
reseptor estrogen (ERs). Sampai saat ini hanya estrogen reseptor bentuk
“ERα” yang telah diidentifikasi, walaupun ERβ juga telah ditemukan. Hal ini
telah menunjukkan bahwa ERs mempunyai perbedaan intraselular dan pola
distribusi jaringan bertanggungjawab pada efek biologis yang berbeda.
Sejumlah varian yang disambung antara keduanya yaitu ERα dan ERβ juga
telah diiidentifikasi.
Ligan utama dari ER adalah estradiol, walaupun sejumlah dari ligan-
ligan yang berbeda telah ditemukan untuk mengikat dari kedua ERs tersebut.
Ini menunjukkan bahwa fitoestrogen dapat mengikat kedua ERs, akan tetapi
tampaknya untuk ikatan yang istimewa adalah pada ERβ. Estradiol Estradiol
digunakan sebagai standar yang sifatnya estrogenik dari senyawa lain yang
diukur. Ada sejumlah metode in vitro dan in vivo yang menilai potensi
estrogenik dari fitoestrogen, walaupun penilaian tersebut secara signifikan
bervariasi diantara metode.
Paruparu - 3
Kelenjar adrenal 3 -
Ginjal 3 3
Prostat - 3
Testis - 3
Jantung 3 3
Timus - 3
Payudara 3 3
Uterus 3 3
Endometrium 3 3
Vagina 3 -
Tuba Falopi - 3
Ovarium 3 3
Kandung kemih - 3
4
Epididimis - 3
Pituitary - 3
Hati 3 -
Otot - -
Lemak - -
Saluran cerna - 3
Colon - 3
Usus Kecil - 3
Tulang 3 3
5
estradiol (juga androstenedion menjadi testosterone) dan tipe II
mengkatalisis reaksi sebaliknya.
Aromatase inhibisi
Enzim aromatase mengkatalisis konversi testosterone menjadi estrogen.
Sejumlah penelitian in vitro telah menunjukkan bahwa fitoestrogen dapat
menghambat aromatase.
Inhibisi glukoronidase
Polipenol dan flavonoid dalam fraksi mikrosom hati tikus telah
memperlihatkan dapat menghambat glukoronidasi pada estron dan
estradiol secara in vitro. Selain itu, flavonoid juga telah ditemukan mampu
menginduksi enzim fase I dan fase II pada tikus termasuk UDP
glukoronosil transferase. Bagaimanapun, efek fitoestrogen.
6
D. Metabolisme Phytoestrogen
Rumen of sheep
P.ETHYLPHENOL EQUOL
INACTIVE
COMPOUND Oestrogenic agent
responsible for
clover disease in
sheep
7
Glikosida dan aglikon dapat diserap ke dalam plasma tetapi penyerapan
aglikon lebih baik dan lebih cepat. Metabolit diserap maka mungkin
dikonjugasikan di hati untuk glycuronides dan sulfat dan beberapa senyawa ini
dapat masuk sirkulasi entero hati dan akhirnya diekskresikan dalam urin dan
feses.
8
Kandungan isoflavon pada kedelai berkisar 2-4 mg/g kedelai. Senyawa
isoflavon ini pada umumnya berupa senyawa kompleks atau konjugasi dengan
senyawa gula melalui ikatan glukosida. Jenis senyawa isoflavon ini terutama
adalah genistin, daidzin, dan glisitin. Bentuk senyawa demikian ini mempunyai
aktivitas fisiologis kecil.
Selama proses pengolahan, baik melalui proses fermentasi maupun
proses non-fermentasi, senyawa isoflavon dapat mengalami transformasi,
terutama melalui proses hidrolisa sehingga dapat diperoleh senyawa isoflavon
bebas yang disebut aglikon yang lebih tinggi aktivitasnya. Senyawa aglikon
tersebut adalah genistein, glisitein, dan daidzein. (tempo)
b. Red Clover
9
keluhan menopause, dengan kadar isoflavon 10 – 20 kali lipat dibandingkan
sumber Isoflavon lainnya sehingga mempunyai daya kerja yang lebih optimal.
c. Black Cohosh
d. Sereal
Sereal berasal dari kata “ceres”, yaitu nama dewa Yunani untuk
pertanian. Istilah tersebut umumnya digunakan untuk menunjukkan berbagai
jenis tanaman famili rumput-rumputan atau padi-padian yang menghasilkan biji-
bijian dan bisa dimakan. Banyak juga yang mengartikan sereal sebagai biji-bijian.
Istilah sereal juga populer sebagai bahan hidangan sarapan di beberapa negara
maju, khususnya dengan berkembangnya sereal sarapan (breakfast cereals).
Awalnya produk sereal dikembangkan untuk membantu pasien dalam
meningkatkan konsumsi serat pada dietnya. Namun kini, sereal tidak hanya
untuk meningkatkan konsumsi serat, tapi juga dapat meningkatkan kesehatan
dan bahkan dapat menyembuhkan beberapa gejala penyakit.
10
Sebenarnya ada berbagai jenis sereal. Di Indonesia, yang umum dijumpai
adalah beras merah, beras putih, jagung, gandum, dan sorgum . Sedangkan di
negara lainnya yaitu oats, barley, rye, dan millet.
Berdasarkan hasil dari beberapa penelitian, sereal ternyata mengandung
berbagai senyawa fitokimia, yaitu senyawa kimia tanaman yang mempunyai
pengaruh positif bagi kesehatan. Contoh senyawa fitokimia itu adalah:
Lignan : estrogen tanaman (fitoestrogen) yang diduga mampu menekan risiko
penyakit jantung koroner dan telah terbukti bisa menekan
pertumbuhan sel kanker pada binatang percobaan
Asam fitat : dapat mengurangi kadar gula dalam bahan pangan yang sangat
penting bagi penderita diabetes serta memberikan efek
perlindungan terhadap risiko perkembangan sel kanker kolon (usus
besar)
Saponin, fitosterol, squalen, orisanol dan tokotrienol : mampu menurunkan
kadar kolesterol dalam darah
Senyawa-senyawa fenol : berperan sebagai antioksidan yang mampu
mengikat ion-ion radikal bebas sehingga tidak berbahaya bagi
tubuh.
11
Dibawah ini adalah sumber dan kandungan fitoestrogen :
Tabel 4. Foods high in phytoestrogen content.
Phytoestrogen food sources Phytoestrogen content (µg/100g)
Flax seed 379380
Soy beans 103920
Tofu 27150.1
Soy yogurt 10275
Sesame seed 8008.1
Flax bread 7540
Multigrain bread 4798.7
Soy milk 2957.2
Hummus 993
Garlic 603.6
Mung bean sprouts 495.1
Dried apricots 444.5
Alfalfa sprouts 441.4
Dried dates 329.5
Sunflower seed 216
Chestnuts 210.2
Olive oil 180.7
Almonds 131.1
Green bean 105.8
Peanuts 34.5
Onion 32
Blueberry 17.5
Corn 9
Coffee, regular 6.3
Watermelon 2.9
Milk, cow 1.2
Source : Thompson, L. U (2006)
12
Tabel 5. Total phytoestrogen and lignan content in vegetables, fruits, nuts and
drinks
F. Manfaat Fitoestrogen
Fitoestrogen memiliki manfaat kesehatan termasuk pengurangan
potensial dalam kanker payudara, kanker prostat dan risiko penyakit
kardiovaskular, perlindungan terhadap osteoporosis kemungkinan (keropos
13
tulang) dan gejala menopause. Selain itu, baik fitoestrogen flavonoid dan lignan
memiliki antioksidan aktivitas.
Protein kedelai merupakan komponen terpenting dalam diet penduduk di
wilayah dunia bagian timur dan diketahui merupakan salah satu faktor lingkungan
yang menonjol dalam pencegahan PJK. Hasil penelitian di berbagai populasi di
banyak negara menunjukkan bahwa protein kedelai menurunkan kolesterol
plasma, triasilgliserol dan glukosa darah. Dan berperan sebagai antioksidan
potensial. Konsumsi kedelai juga memperbaiki fungsi endotelial koroner. Efek
hipokolesterolemia dan antioksidan tersebut setidaknnya merupakan bagian dari
komponen dalam kedelai yang disebut isoflavon atau fitoestrogen. Disamping itu,
dapat menurunkan hiperlipoproteinemia dan atherosklerosis dan juga konsumsi
protein nabati memperbaiki beberapa aspek kesehatan pada wanita menopause
tetapi juga memperbaiki kesehatan jantung.
2. Osteoporosis
Osteoporosis disebabkan oleh beberapa faktor, termasuk penuaan,
kekurangan hormon, dan diet. Ada beberapa data mengenai kemungkinan peran
phytoestrogen dalam metabolisme tulang dan timbulnya osteoporosis. Diet
kedelai mencegah kehilangan tulang yang signifikan pada tikus ovarectomized
(P <0,001). Ipriflavone (7 isopropoksi-isoflavon), flavonoid sintetik, menghambat
14
perekrutan dan fungsi osteoklas, dan 600 mg / hari telah mencegah keropos
tulang pada radius distal pada osteoporosis wanita postmenopause. Wanita
postmenopause acak yang mengkonsumsi protein kedelai dengan baik 1,39
isoflavon mg total / g protein (ISP), atau 2,25 mg isoflavon total / g protein (ISP +)
selama enam bulan menunjukkan kandungan mineral dan kepadatan tulang
meningkat dengan ISP + dibandingkan dengan kontrol (P <0,005). Kandungan
mineral tulang pada wanita menopause meningkat ketika makan roti yang
diperkaya dengan kandungan kedelai 45 g dibandingkan dengan roti gandum
(kontrol) (P <0,03).
3. Kanker
Insiden penyakit tumor lebih rendah di Asia dan Eropa Timur dari pada
negara-negara Barat dan di antara vegetarian. Kanker payudara, ovarium,
prostat, dan kanker usus besar menunjukkan korelasi yang negatif dengan
asupan sereal dan phytoestrogen ketika membandingkan angka kematian kanker
dan data ketersediaan pangan antar negara.
4. Kanker payudara
Baghurst dan Rohan meneliti hubungan antara serat makanan dan
kanker payudara dalam studi kasus terkontrol dan melaporkan penurunan
progresif dalam risiko kanker payudara. Nilai lignan yang rendah, asupan serat
yang rendah, telah dilaporkan menjadi salah satu faktor terjadinya kanker
payudara.
5. Kanker prostat
Mills melaporkan bahwa peningkatan konsumsi kacang-kacangan,
kacang polong, tomat, dan buah-buahan kering dikaitkan dengan penurunan
signifikan risiko kanker prostat pada laki-laki. Sebuah studi prospektif laki-laki
keturunan Jepang yang tinggal di Hawaii telah menunjukkan risiko kanker prostat
menurun setelah mereka mengkonsumsi beras dan tahu. Dan sebuah studi
imigran Jepang ke Amerika Utara melaporkan peningkatan angka kejadian
kanker prostat yang mendukung hipotesis bahwa perubahan lingkungan,
termasuk pola makan, dapat berdampak pada risiko kanker di kemudian hari,
(Murkies, 1998).
15
BAB III
KESIMPULAN
16
DAFTAR PUSTAKA
John son, Ian and G. Williamson. 2003. Phytocemical Functional Foods. CRS
Press. England
Patisaul, H dan Wendy Jefferson, 2010. The Pros and Cons of Phytoestrogens.
(http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3074428/)
Thompson, L. U., Boucher, B. A., Lui, Z., Cotterchio, M., and Kreiger, N. 2006.
Phytoestrogen content of foods consumed in Canada, including
isoflavones, lignans and coumestan. Nutrition and Cancer, 54(2), 184-201.
(http://www.dietaryfiberfood.com/phytoestrogen.php)
17