Geothermal Manifestasi Panasbumi Di Permukaan
Geothermal Manifestasi Panasbumi Di Permukaan
Oleh:
Kelompok D 2
Geothermal, secara bahasa terbentuk dari dua kata yaitu geo yang berarti bumi dan
thermal yang berarti panasi. Geothermal dapat dimaknai sebagai energi panas yang terbentuk
secara alami dibawah permukaan bumi. Sebuah sumber geothermal dapat didefinisikan sebagai
reservoar di dalam bumi yang dapat menghasilkan panas yang bernilai ekonomis.
Sebuah area yang berpotensi mengandung sumberdaya panasbumi sering kali dicirikan
dengan adanya manifestasi permukaan seperti mata air panas, kubangan lumpur panas, geyser
dan sebagainya. Adanya manifestasi permukaan ini disebabkan oleh transfer panas pada batuan
di bawah permukaan bumi ke atas permukaan. Selain itu fluida panas bumi yang berbentuk air
dan gas dapat keluar ke permukaan bumi melalui rekahan atau reatakan pada batuan.
Rembesan panas bumi merupakan salah satu manifestasi permukaan dari sistem
geothermal. Rembesan panas bumi berupa air panas maupun uap air yang keluar ke
permukaan bumi, yang melewati rekahan-rekahan batuan yang ada di atasnya. Sistem
yang bekerja pada rembesan panas bumi ini hampir sama dengan mata air panas, namun
yang membedakan dari kedua manifestasi tersebut adalah dari debit fluida panas yang
dikeluarkannya. Rembesan panas bumi ini juga hampir setipe dengan fumarol, karena
bentuk fluida yang dikeluarkan juga hampir sama. Rembesan bisa masuk ke sungai atau
ke danau. Sebuah sungai rembesan bisa diidentifikasi dengan membedakan konstituen
tidak reaktif di atas dan di bawah rembesan keluar. Dapat bercampur di atas maupun
dibawah aliran sungai.
Kolam panas terbentuk karena adanya aliran air panas dari bawah permukaan
melalui rekahan-rekahan batuan. Pada permukaan air terjadi penguapan yang disebabkan
oleh perpindahan panas dari permukaan air ke atmosfer. Kolam panas terbagi menjadi
tiga, yaitu calm pools, boiling pools, dan ebullient pools. Temperature pada calm pools
umumnya berada di bawah titik didih sehingga kecepatan aliran air pada kolam ini kecil
sekali. Pada boiling pools temperature air merupakan titik didihnya, hal ini menyebabkan
sering kali terjadi semburan air. Boiling pools juga sering diklasifikasikan sebagai mata
air panas. Ebullient pools merupakan kolam panas dengan air yang bergejolak disebabkan
oleh letupan-letupan kuat yang muncul tidak beraturan. Letupan-letupan ini disebabkan
karena terlepasnya uap panas dari dalam air. Letupan-letupan yang lebih kecil dapat
disebabkan oleh adanya non-condensible gas seperti CO2
Gambar 1. Kaitan Mata Air Panas sebagai Manifestasi Permukaan dari Geothermal
Bentuk dari mata air panas yang berada di permukaan juga memiliki berbagai macam
jenis. Mata air panas yang muncul di kawasan gunungapi sering mengalami pemanasan
oleh magma, yang menyembur ke permukaan bumi karena adanya tekanan uap di bawah
permukaan, yang sering kita sebut sebagai Geyser.
Sifat kimia air dari mata air panas seringkali digunakan untuk mengetahui jenis
reservoir di bawah permukaan. Mata air panas yang bersifat asam merupakan manifestasi
permukaan dari sistem panasbumi yang didominasi uap, sementara mata air panas yang
bersifat netral merupakan manifestasi permukaan untuk sistem panasbumi yang
didominasi air.
Pemanfaatan mata air panas sangat bervariasi. Selain dalam ekplorasi energi
sumberdaya panasbumi, mata air panas juga dapat dimanfaatkan secara langsung oleh
manusia. Salah satu contohnya yaitu dengan adanya pemanfaatan mata air panas sebagai
sumber air pemandian air panas sebagai bagian dari pemanfaatan dari segi pariwisata.
Uap air yang dihasilkan dari mata air panas juga dapat dimanfaatkan sebagai penggerak
mesin turbin pembangkit listrik tenaga uap (PLTU). Dari segi kesehatan, uap air dari
mata air panas juga sering dimanfaatkan sebagai spa.
7. Fumalores
Fumarole adalah lubang kecil yang memancarkan uap panas kering (dry steam)
atau uap panas yang mengandung butiran-butiran air (wet steam) dengan kecepatan
tinggi. Tingginya kecepatan dari fumarole sendiri seringkali menimbulkan suara bising.
Fumarole memiliki kandungan gas yang beraneka ragam. Apabila uap tersebut
mengandung gas H2S maka manifestasi permukaan tersebut disebut solfatar, sedangkan
fumarole yang memancarkan uap dengan kandungan asam boric tinggi umumnya disebut
soffioni.
8. Batuan Alterasi
Alterasi hidrothermal ialah sebuah proses yang terjadi akibat adanya reaksi
antara batuan asal dengan fluida panasbumi. Batuan hasil alterasi hidrotermal ini sangat
bergantung pada beberapa faktor, tetapi yang utama adalah temperatur, tekanan, jenis
batuan asal, komposisi fluida (hususnya pH) dan lamanya reaksi (Browne, 1984).
Alterasi dapat menghasilkan mineral bijih beserta mineral penyerta (gangue
mineral). Namun, tidak semua batuan yang mengalami alterasi hidrotermal dapat
mengalami mineralisasi bijih. Tipe alterasi tertentu biasanya akan menunjukan suatu
zona kumpulan mineral tertentu akibat ubahan oleh larutan hidrotermal yang melewati
batuan sampingnya (Guilbert dan Park, 1986, Evans, 1993).
Sekumpulan mineral ubahan tersebut terbentuk bersamaan pada kondisi
keseimbangan yang sama (aqulibrium assemblage). Mineral-mineral baru yang
terbentuk, diendapkan mengisi rekahan-rekahan halus atau dengan proses penggantian
(replacement). Mineral-mineral baru ini dikenal sebagai mineral sekunder (Anonim,
1996).
Adibuyung, Kristanto. 2013. Indahnya Sumber Air Panas Sipohon Sumatera Utara.
http://www.yukpegi.com/indonesia/sumatera-utara/indahnya-sumber-air-panas-
sipoholon-sumatera-utara/
Anonim. 2011. Story: Hot springs, mud pools and geysers. http://www.teara.govt.nz/en/hot-springs
mud-pools-and-geysers
Evans, A,M., Ore geology and Industrial Minerals, Blackwell scientific publication.
Guilbert, G.M & Park, C.F., 1986, The Geology of Ore Deposits, W.H. Freeman and Company,
New York
Nenny Miryani Saptadji. 2001. Teknik Panas Bumi, Diktat Kuliah Prodi Teknik Perminyakan
ITB. Bandung