Anda di halaman 1dari 82

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER

Mata Kuliah : Anatomi Kelenjar Endokrin Sem : 2 Kode: K-1 ME-1 SKS : 1
Jurusan : Kedokteran Umum
Dosen : dr.AsanPetrus, MKed(for),SpF / Kode ; AP
dr.Selamat Sebayang
dr.Ade Putra Sinaga M.Biomedik
dr. Wilson

CAPAIAN Setelah menyelesaikan kuliah Blok Metabolisme


PEMBELAJARAN dan Endokrin ini, mahasiswa FK-UMI mampu
memahami dan menjelaskan anatomi, Fisiologi,
histology, biokimia, patologi klinik, patologi
anatomi, farmakologi, radiologi, gizi, ilmu penyakit
dalam, ilmu kesehatan anak, ilmu bedah, ilmu
kebidanan dalam pemahaman masalah/penyakit
yang terkait dengan kelainan bentuk dan fungsi
kelenjar endokrin.

INDIKATOR Keberhasilan capaian pembelajaran diukur dengan


CAPAIAN indicator berikut :
PEMBELAJARAN 1. Memahami etika, moral dan profesionalisme
dalam pemahaman ilmu dan penanganan
masalah/penyakit yang terkait dengan kelainan
bentuk dan fungsi kelenjar endokrin.
2. Keterampilan komunikasi efektif
3. Keterampilan klinik dasar dalam penanganan
masalah/penyakit yang terkait dengan kelainan
bentuk dan fungsi kelenjar endokrin.
4. Kemampuan menerapkan dasar-dasar ilmu
anatomi, fisiologi, histology, biokimia,
patologi klinik, patologi anatomi, farmakologi,
radiologi, gizi, ilmu penyakit dalam, ilmu
kesehatan anak, ilmu bedah, ilmu kebidanan

1
dalam pemahaman masalah/penyakit yang
terkait dengan kelainan bentuk dan fungsi
kelenjar endokrin.
5. Kemampuan menjelaskan pengelolaan
masalah/penyakit yang terkait dengan kelainan
bentuk dan fungsi kelenjar endokrin pada
individu, keluarga dan komunitas.
6. Mawas diri dan mampu mengembangkan diri
atau belajar sepanjang hayat.
7. Bila diperlukan mampu merencanakan riset
untuk menjawab atau mengatasi
permasalahan /penyakit yang terkait dengan
kelainan bentuk dan fungsi kelenjar endokrin.
8. Kemampuan menjelaskan dan melaksanakan
penanganan standar kegawatdaruratan
masalah/penyakit yang terkait dengan kelainan
bentuk dan fungsi kelenjar endokrin.
1.
BAHAN KAJIAN Blok metabolism dan endokrin ini menekankan
mahasiswa untuk mampu memahami dan
menjelaskan anatomi, Fisiologi, histology, biokimia,
patologi klinik, patologi anatomi, farmakologi,
radiologi, gizi, ilmu penyakit dalam, ilmu kesehatan
anak, ilmu bedah, ilmu kebidanan dalam pemahaman
masalah/penyakit yang terkait dengan kelainan
bentuk dan fungsi kelenjar endokrin.
Bahan kajian diatas diuraikan dalam setiap
pertemuan perkuliahan masing-masing departemen
ilmu dengan jumlah total pertemuan sebanyak 40 kali
pertemuan dengan rincian sebagai berikut :
I. Anatomi kelenjar endokrin (1 kali pertemuan)
II. Fisiologi kelenjar endokrin (8 kali
pertemuan)
III. Histology kelenjar endokrin (1 kali
pertemuan)
IV. Biokimia kelenjar endokrin (6 kali pertemuan)

2
V. Gizi (3 kali pertemuan)
VI. Ilmu penyakit dalam ( 7 kali pertemuan)
VII. Ilmu kesehatan anak (3 kali pertemuan)
VIII. Patologi klinik (3 kali pertemuan)
IX. Farmakologi (4 kali pertemuan)
X. Radiologi (1 kali pertemuan)
XI. Patologi anatomi (1 kali pertemuan)
XII. Bedah (1 kali pertemuan)
XIII. Ilmu kebinana/ Obgyn (1 kali pertemuan)

PENGORGANISASIAN MATERI
Departemen Topic Bahasan Sub Topic Uraian Pembahasan
/kuliah ke Bahasan
Anatomi /1 Kelenjar Hypophyse, Vaskularisasi,
endokrin thyroid, persarafan, struktur
parathyroid, organ (caput, corpus,
suprarenal, cauda, cortex,
adrenal gland, medulla)
pineal body,
pancreas, testis
3
dan ovarium

Fisiologi/1 endokrin Konsep dasar Definisi, kalsifikasi,


mekanisme kerja,
regulasi endokrin

Fisiologi/ 2 Hormone Mekanisme kerja,


hypothalamus, regulasi endokrin,
hormone fungsi hormone
pituitary, dalam pengaturan
hormone thyroid, metabolism
norepinefrin, karbohidrat, lipit,
hormone protein.
Growth,
hormone
kortison

Fisiologi / 3 Hormone Mekanisme kerja,


parathyroid, regulasi endokrin,
hormone fungsi hormone
pancreas, dalam pengaturan
hormone metabolism
adrenal, karbohidrat, lipit,
hormone testis protein.
dan ovarium

Fisiologi /4 Hormone yang Hormone insulin, Biosintesis, pelepasan


mempengaruhi efinefrin dan dan transport,
metabolism glukagon mekanisme kerja
nutrisi dalam pengaturan
metabolism
karbohidrat, lipit,
protein, fungsi
hormone dalam

4
pengaturan
metabolism

Fisiologi /5 Hormone lain Hormone tiroid Fungsi hormone


dalam dan hormone dalam pengaturan
pengaturan kortisol metabolism
metabolism
karbohidrat,
lipit, protein

Fisiologi /6 Dasar Fungsi Fungsi metabolism,


metabolisme metabolism, bahan metabolism,
fase-fase bentuk simpanan
metabolisme energy, sumber
energy aerob dan
anaerob, fase
metabolism
(absorptive, post
absortif)

Fisiologi/ 7 Pengaturan Mekanisme Pusat pengaturan


asupan makanan pengaturan makan, pengaturan
asupan makanan jangka pendek dan
jangka panjang,
factor yang
mempengaruhi food
intake: pengaturan
berat badan

Fisiologi/ 8 Suhu tubuh dan Pengaturan suhu Suhu tubuh normal


kebutuhan tubuh dan patologis,
energy untuk termosensor dan
pengaturan suhu pusat pengaturan
tubuh suhu,

5
pembentukan/produks
i panas, pengeluaran
panas, tempat
mengukur suhu
tubuh, istilah-istilah
perubahan suhu dari
normal, respon tubuh
terhadap perubahan
suhu lingkungan,
demam, hipertermi
dan hipotermi,

Histology/1 Struktur Hipotalamus, Struktur histologis


histologis hipofisis, pineal,
kelenjar tiroid, paratiroid,
endokrin pankreassupraren
al (adrenal)

Biokimia/1 Metabolisme Proses glikolisis,


karbohidrat glikogenesis,
glikogenolisis,
glukoneogenesis,
PMP shunt, uronic
acid pathway,
metabolism fruktosa,
dan galaktosa

Biokimia/2 Metabolisme Transportasi lipida,


lipit hiperlipidemia, beta
oksidasi/penggunaan
asam lemak sebagai
sumber energy,
ketogenesis,
pembentukan

6
kolesterol. Proses
lipogenesis

Biokimia/3 Metabolism Biosintesis asam


asam amino amino, katabolisme
asam amino, proses
siklus urea, proses
biosintesis
biomolekul dari asam
amino, pembentukan
beberapa coenzim
nukleotida, kelainan
metabolism
nukleotida

Biokimia/ 4 Metabolic dan Senyawa organic Senyawa organic


produk akhir dan anorganik dalam plasma darah,
metabolism dlam dalam plasma protein dalam plasma
darah darah darah, vitamin,
hormone dan produk
metabolism lain
dalam plasma darah,
reaksi utama dalam
pengaturan
metabolism hepar
dalam
mempertahankan
KGD, renal threshold
untuk glukosa dan
glukosuri

Biokimia/5 Metabolit dan Hubungan Cara pengaturan

7
produk akhir berbagai jalan metabolism ketiga
metabolism reaksi dalam bahan nutrisi, reaksi
dalam darah metabolism KH, utama dalam
Lipit dan protein pengaturan
metabolism senyawa
yang berperan
sebagai persimpangan
bagi berbagai proses
metabolism, peranan
hepar dalam
mempertahankan
KGD, nilai normal
KGD, kadar Hb AIC
sebagai indicator
KGD, Renal
threshold untuk
glukosa dan
glukosuria.

Biokimia/ 6 Metabolism Proses regulasi dan


nukleotida sintesis nukleotida,
proses katabolisme
purin, pyrimidin,
pengolahan asam
nukleat, kelainan
metabolisme
nukleotida,

Gizi/1 Kebutuhan Perkiraan Basal metabolic &


energi Kebutuhan resting metabolic
energi Kelainan energy
asupan makanan Perkiraan
Manajemen berat pengeluaran energi
badan Kebutuhan nutrisi
8
( Karbohidrat, Protein,
Lemak, Vitamin,
Mineral dan air)
Anoreksia dan
Bulemia nervosa: etio
& komplikasi
Pemakaian cadangan
energy selama
kelaparan
Gangguan malnutrisi
(Marasmus &
Kwasiorkor)
Tujuan pengaturan
nutrisi
Metode pengurangan
berat badan
Modifikasi asupan
makanan dan gaya
hidup
Aktivitas fisik

Gizi/2 Obesitas dan Definisi & Klasifikasi


Dislipidemia berdasar BMI
Penyebab dan Tipe
obesitas berdasar rasio
pinggang-pinggul

Gizi / 3 Manajemen Tujuan terapi diet


Nutrisi pada Panduan Diet
penderita Komposisi Diet
diabetes mellitus (Protein, Fat,
Carbohydrate,
Fiber,Sweetener,
9
Alcohol Sodium,
Vitamin Dan Mineral)
Aktivitas fisik
Monitoring berat
badan

IPD / 1 Sindrome Definisi


metabolic dan Efidemiologi
Obesitas (insiden, etio, factor
Dislipidemia resiko)
Peranan hormone
adiposit
Komplikasi obesitas
Hubungan obesitas
dengan penyakit
kardiovaskular
Jenis dan kelainan
fenotif dislipidemia
Criteria metabolic
sindrom
Pathogenesis &
Patofisiologi
(Manifestasi Klinik)
Diagnosis ( Klinis
dan pemeriksaan
penunjang)
Komplikasi
Tatalaksana,rujukan
dan follow up
Prognosa,
Pencegahan dan
Edukasi

IPD / 2 Kelainan Insulin resistan


10
hormon insulin Patogenesis Insulin
resistan
Insulin resistan dan
aterosklerosis

IPD / 3 DM Patofisiologi, Definisi


Physic Efidemiologi
Diagnostic dan (insiden, etio,factor
Komplikasi resiko)
Pathogenesis &
Patofisiologi
(Manifestasi Klinik)
Diagnosis (Klinis dan
pemeriksaan
penunjang)
Komplikasi
Tatalaksana, rujukan
dan follow up
Prognosa, pencegahan
dan Edukasi

IPD / 4 Hipoglikemia, Definisi


Hiperosamotik Efidemiologi
Non Ketosis (insiden, etio,factor
( HONK ), resiko)
Ketoasidosia Pathogenesis &
Diabetik (KAD) Patofisiologi
(Manifestasi Klinik)
Diagnosis (Klinis dan
pemeriksaan
penunjang)
Komplikasi
Tatalaksana, rujukan
11
dan follow up
Prognosa, pencegahan
dan Edukasi

IPD / 5 Kelainan Akromegali Definisi


hipofisis Diabetes Efidemiologi
Kelainan insipidus (insiden, etio,factor
hormone tiroid Hipopituitaria resiko)
Hipertiroid Pathogenesis &
Hipotiroid Patofisiologi
(Manifestasi Klinik)
Diagnosis (Klinis dan
pemeriksaan
penunjang)
Komplikasi
Tatalaksana, rujukan
dan follow up
Prognosa,
pencegahan dan
Edukasi

IPD / 6 Glucocorticoid, Definisi


Paratiroid Efidemiologi
hormon, (insiden, etio,factor
Prediabetes dan resiko)
diabetes Pathogenesis &
Osteoporosis Patofisiologi
Hipertensi (Manifestasi Klinik)
endokrin Diagnosis (Klinis dan
pemeriksaan
penunjang)
Komplikasi
Tatalaksana, rujukan
dan follow up
12
Prognosa,
pencegahan dan
Edukasi

IPD / 7 Kelainan Penyakit cushing Definisi


hormone adrenal Penyakit Efidemiologi
Addison (insiden, etio,factor
Pheocromositom resiko)
a Pathogenesis &
Patofisiologi
Diagnosis (Klinis dan
pemeriksaan
penunjang)
Komplikasi
Tatalaksana, rujukan
dan follow up
Prognosa,
pencegahan dan
Edukasi

IKA / 1 Diabetes Definisi & Etiologi


Mellitus tipe 1 Pathogenesis &
Patofisiologi
(Manifestasi Klinik)
Diagnosis (Klinis dan
pemeriksaan
penunjang)
Tatalaksana,rujukan
dan follow up
Prognosa, pencegahan
dan
Edukasi

13
IKA / 2 Cushing Definisi & Etiologi
Syndrome Pathogenesis &
Adrenalenhodyst Patofisiologi
rophy (Manifestasi Klinik)
Pheochromocyto Diagnosis (Klinis dan
ma pemeriksaan
penunjang)
Tatalaksana,rujukan
dan follow up
Prognosa, pencegahan
dan
Edukasi

IKA/3 Hyperaldosteroni Definisi & Etiologi


sme Growth Pathogenesis &
hormone Patofisiologi
(Manifestasi Klinik)
Diagnosis (Klinis dan
pemeriksaan
penunjang)
Tatalaksana,rujukan
dan follow up
Prognosa, pencegahan
dan
Edukasi

PATOLOGI Metabolisme Pemeriksaan Pemeriksaan


KLINIK /1 Karbohidrat & penunjang Laboratorium
Lipid Patologi Klinik Diabetes Mellitus,
dan interpretasi Dislipidemia

PATOLOGI Metabolisme Pemeriksaan Pemeriksaan


KLINIK /2 Protein & Nutrisi penunjang Laboratorium Protein

14
Patologi Klinik & NPN,
dan interpretasi Hiperurisemia, dll.
Penilaian Status Gizi
dalam laboratorium

PATOLOGI Kelenjar Tiroid Pemeriksaan Hipertiroid,Tirotoksiko


KLINIK /3 & Paratiroid penunjang sis,Goiter,
Kelenjar Adrenal Patologi Klinik Hipotiroid,
dan interpretasi Hipoparatiroid, dll.
Cushing’s disease,
Krisis Adrenal,dll

FARMAKOL Hormon Insulin, Insulin Farmakokinetik


OGI/1 Glucagon Biguanides, insulin.
Oral Thiazolidinedion Insulin deficiency.
Hypoglycemic es, Insulin Replacement
agents Alphaglucosidas Therapy
e inhibitors Obat anti glicemic
Glucagon Islet amyloid
polypeptide
(IAPP,AMYLIN)
Farmakokinetik obat
sulfonil urea.
Indikasi penggunaan
obat
Efek samping

FARMAKOL Hiperurisemia HMG Co-A Farmakokinetik


OGI/2 Dislipidemia Reductase Indikasi dan interaksi
inhibitors penggunaan obat
Bile acid binding Efek samping
resins Replacement terapi
Fibric acid
derivatives

15
Nicotinic acid
The cholesterol
Absorption
inhibitor ezetimide

FARMAKOL Pharmacologi Thyroxine (T4) Farmakokinetik


OGI/3 hormone Triindothyronine Indikasi dan interaksi
Hypothalamus & (T3) penggunaan obat
Hormon Propilthyuracil Efek samping
Pituitary (PTU) Replacement terapi
Gland Hormon Methimazole
Tiroid

FARMAKOL Adrenocorticoste Glucocorticoids Synthesis dan


OGI/4 roid (Cortisol, inhibitors hormon
Adrenocorticoste Cortisone, Farmakokinetik
roid Prednisone, Indikasi dan interaksi
Antagonists Predisolone, penggunaan obat
Triamcinolone, Efek samping
Betamethasone, Replacement terapi
Dexamethasone)

Antagonist of
adrenocortical
agents
(Metyrapone,
Aminoglutethimi
de,
Ketoconazole,
Mifepristone,
Mitotane,
Amphenone B,
16
Trilostane)

Mineralocorticoi
ds
Antagonist
(Spironolactone)

RADIOLOGI/ Gambar Kelenjar Hypophyse


1 Radiologi Kelenjar Thyro’id
Scanning dari
kelenjar Tyroid
Adrenals
Pancreas
Testi
Ovarium

BEDAH / 1 Struma Toksis Definisi & Etiologi


Struma Non Pathogenesis &
Toksis Patofisiologi
(Manifestasi Klinik)
Diagnosis(Klinis dan
pemeriksaan
penunjang)
Tatalaksana,rujukan
dan follow up
Prognosa, pencegahan
dan
Edukasi

PATOLOGI Gambaran Gambaran


ANATOMI /1 Histopatologi histopatologi thyroid
organ endokrin Gambaran
histopatologi
parathyroid

17
Gambaran
histopatologi organ
endokrin

Obgyn/1 Penyakit Definisi & Etiologi


Endokrin dalam Pathogenesis &
kehamilan Patofisiologi
(Manifestasi Klinik)
Diagnosis(Klinis dan
pemeriksaan
penunjang)
Tatalaksana,
rujukan dan follow up
Prognosa, pencegahan
dan
Edukasi

Referensi:
1. Platzer W, color atlaas and Texbook of Human Anatomy, vol. 1 locoinstor
system, ed 4. Rev Germany, 1992

2. Wibowo D, paryama W, Anatomi Tubuh Manusia, Graha Ilmu Bandung, 2007

3. Anatomi 2, Kepala, Leher, Thorax , abdomen, pelvis, edisi 4. Bagian anatomi


FK USU, 2006

4. Tambayong J. Anatomi & Fisiologi untuk keperawatan, cetakan I, Penerbit


Buku Kedokteran EGC, Jakarta, 2001

18
5. Syaifudin, Anatomi Fisiologi untuk siswa perawat, edisi 2. Penerbit Buku
Kedokteran EGC, Jakarta, 1997

6. Pearce, evelyn C. 2011. Anatomi dan Fisiologi untuk para medis. Jakarta : PT
Gramedia Pustaka umum

7. Kirnantoro, Maryana, AnatomiFisiologi ,Cetakanpertama, penerbitPustakaBaru


Press, Yogyakarta.

SATUAN ACARA PENGAJARAN (SAP)


Mata Kuliah : Metabolisme dan Endokrin
Kode : K-1 ME-1 SKS : 1
Waktu pertemuan : 1 x 50 menit
Jurusan : Kedokteran Umum
Dosen : dr.AsanPetrus, MKed(for),SpF / Kode ; AP
Pertemuan: :1

A.Tujuan instruksi
1.Umum : setelah menyelesaikan mata kuliah anatomi kelenjar endokrin ini, mahasiswa
FK-UMI mampu memahami dan menjelaskan anatomi kelenjar endokrin
2.Khusus: setelah menyelesaikan mata kuliah anatomi kelenjar endokrin ini, mahasiswa
FK-UMI akan dapat :

19
-menjelaskan struktur kelenjar, vaskularisasi dan persarafan kelenjar
Hipofisi
-menjelaskan struktur kelenjar, vaskularisasi dan persarafan kelenjar
Pineal
-Menjelaskan struktur kelenjar, vaskularisasi dan persarafan kelenjar tiroid
dan paratiroid
-menjelaskan struktur kelenjar, vaskularisasi dan persarafan kelenjar tymus
-menjelaskan struktur kelenjar, vaskularisasi dan persarafan kelenjar
suprarenalis
-menjelaskan struktur kelenjar, vaskularisasi dan persarafan kelenjar
pankreas
-menjelaskan struktur kelenjar, vaskularisasi dan persarafan kelenjar
kelamin

B.Pokok Bahasan
1. Anatomi kelenjar Hipofisis
2. Anatomi kelenjar Pineal
3. Anatomi kelenjar tiroid dan paratiroid
4. Anatomi kelenjar Tymus
5. Anatomi kelenjar Pankreas
6. Anatomi kelenjar Suprarenalis
7. Anatomi kelenjar kelamin
C.Sub Pokok Bahasan
1. Struktur vaskularisasi, persarafan kelenjar Hipofisis.
2. Struktur vaskularisasi, persarafan kelenjar Pineal
3. Struktur vaskularisasi, persarafan kelenjar Tiroid dan Paratiroid
4. Struktur vaskularisasi, persarafan kelenjar tymus
5. Struktur vaskularisasi, persarafan kelenjar Pankreas
6. Struktur vaskularisasi, persarafan kelenjar Suprarenalis
7. Struktur vaskularisasi, persarafan kelenjar Kelamin

20
D.Kegiatan belajar , Media dan alat pengajaran
TAHA KEGIATAN PENGAJARAN KEGIATAN MEDIA
B MAHASISWA DAN
ALAT
penda Mengucapkan salam pembukaan Mendengarkan Laptop
huluan Dan memperkenalkan diri. Mencatat LCD
Pointer
Pengeras
suara
Papan
tulis
Spidol
Pengha
pus
buku

Menjelaskan kontrak perkuliahan mendengarkan


Mendiskripsikan topic perkuliahan mendengarkan
Memberitahukan cakupan materi yang Mendengarkan
terdiri dari: struktur ,vaskularisasi, mencatat
persarafan kelenjar Hipofisis, Pineal,
Tiroid, Paratiroid, Tymus, Pankreas,
Suprarenalis, Kelenjar kelamin.
Memberitahukan manfaat dan Mendengar
relefansi materi perkuliahan yaitu mencatat
mahasiswa dapat memahami anatomi
kelenjar endokrin
Menyampaikan TIU dan TIK
Penya Menjelaskan : Mendengar Laptop
jian 1. Struktur, vaskularisasi, persarafan mencapat LCD
kelenjar Hipofisi, Pineal, tiroid dan Pointer
paratiroid Pengerass
uara
Papan
tulis

21
Spidol
Pengha
Pus
buku

Memberikan kesempatan kepada Bertanya,


mahasiswa untuk bertanya Yang lain
menyimak
pertanyaan
Memberikan kesempatan kepada 2 Menjawab
atau 3 mahasiswa lain untuk sejauh yang
menjawab diketahui
Memberikan umpan balik dan Mendengarkan
penguatan terhadap jawaban mencatat
mahasiswa
Menjelaskan : Mendengarkan
2. Struktur, vaskularisasi, persarafan mencatat
kelenjar Tymus, Pankreas,
Suprarenalis, dan kelenjar Kelamin
Memberikan kesempatan kepada Bertanya, yang
mahasiswa untuk bertanya lain menyimak
pertanyaan
Memberikan kesempatan kepada 2 Menjawab
atau 3 mahasiswa lain untuk sesuai yang
menjawab diketahui
Memberikan umpan balik dan Mendengarkan
penguatan terhadap jawaban mencatat
mahasiswa
penu Menyampaikan pokok bahasan yang Mendengar Laptop
tup telah disampaikan mencatat LCD
Pointer
Pengeras
suara
Papan
tulis
22
Spidol
Pengha
pus
buku

Memberikan mahasiswa kesempatan Bertanya, yang


bertanya mengenai pokok bahasan lain menyimak
yang telah disampaikan pertanyaan
Memberikan kesempatan mahasiswa Menjawab
lain untuk menjawab sesuai yang
diketahui
Memberikan umpan balik dan Mendengarkan
penguatan terhadap jawaban mencatat
mahasiswa
Salam penutup Mendengarkan

Cadaver,
Mengucapkan salam pembuka Mendengarkan
organ yang
Mendeskripsikan topik
telah
praktikum yang hendak
Mendengarkan diawetkan
didemonstrasikan/dilihat
Pendahuluan secara makroskopis dalam toples
(praktikum) kaca, Atlas
Menjelaskan relevansi
kompetensi dasar materi dan Mendengarkan instrumen
indikator capaian sarung
Menyampaikan Tujuan tangan
Instruksional Umum dan Mendengarkan torso

Tujuan Instruksional Khusus manusia


Menjelaskan tentang Mendengarkan
topograpi, bentuk ,ukuran
vaskularisasi dan persarafan
masing-masing kelenjar
Penyajian
(praktikum) endokrin.

23
Mendemonstrasikan/
menunjukkan secara
makroskopis masing-masing
Memperhatikan
kelenjar endokrin, baik pada
cadaver, organ awetan,
maupun pada torso manusia. Cadaver,
Memberikan kesempatan organ yang
kepada mahasiswa belajar Mendemonstras telah
mandiri anatomi kelenjar ikan dengan diawetkan
endokrin baik pada cadaver, sesama dalam toples
organ awetan maupun torso mahasiswa kaca, Atlas
manusia instrumen
Saat Menjelang akhir
Bertanya, yang sarung
praktikum diberikan
lain tangan
kesempatan kepada
mendengarkan torso
mahasiswa untuk bertanya.
pertanyaan manusia
.
Memberikan kesempatan
kepada 2 atau 3 mahasiswa
Menjawab
lain untuk menjawab.

Memberikan umpan balik dan


Mendengarkan
penguatan terhadap jawaban
mencatat
mahasiswa

Penutupan Menyimpulkan pokok Cadaver,


(praktikum) Mendengarkan
bahasan yang telah organ yang
mencatat
didemontrasikan telah
Memberikan kesempatan
diawetkan
kepada mahasiswa untuk
Bertanya dalam toples
bertanya mengenai praktikum
kaca, Atlas
yang telah dilaksanakan.
instrumen
Memberikan kesempatan Menjawab
sarung
kepada mahasiswa lain untuk
tangan
menjawab

24
Memberikan umpan balik dan
Mendengarkan
penguatan terhadap jawaban
mencatat torso
mahasiswa .
manusia
Salam penutup mendengarkan

A. Evaluasi
Materi perkuliahan ini akan dievaluasi bulan November 2018 pada Ujian Tengah
Blok dan Ujian Akhir Blok dengan bentuk soal pilihan berganda sejumlah 5 soal dan
praktikum akan dievaluasi dengan jadwal dispakati dengan mahasiswa disesuaikan
dengan waktu yang tersedia (tidak ada kegiatan lain)..

25
Referensi:
8. Platzer W, color atlaas and Texbook of Human Anatomy, vol. 1 locoinstor
system, ed 4. Rev Germany, 1992

9. Wibowo D, paryama W, Anatomi Tubuh Manusia, Graha Ilmu Bandung, 2007

10. Anatomi 2, Kepala, Leher, Thorax , abdomen, pelvis, edisi 4. Bagian anatomi
FK USU, 2006

11. Tambayong J. Anatomi & Fisiologi untuk keperawatan, cetakan I, Penerbit


Buku Kedokteran EGC, Jakarta, 2001

12. Syaifudin, Anatomi Fisiologi untuk siswa perawat, edisi 2. Penerbit Buku
Kedokteran EGC, Jakarta, 1997

13. Pearce, evelyn C. 2011. Anatomi dan Fisiologi untuk para medis. Jakarta : PT
Gramedia Pustaka umum

14. Kirnantoro, Maryana, AnatomiFisiologi ,Cetakanpertama, penerbitPustakaBaru


Press, Yogyakarta.

ANALISIS INSTRUKSIONAL

26
Mata Kuliah : Anatomi
Standar Kompetensi : mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan anatomi
kelenjar endokrin
NO Kompetensi Dasar Indikator
1 mahasiswa dapat memahami 1. mahasiswa dapat memahami dan
dan menjelaskan struktur menjelaskan Topografi, lobus
kelenjar endokrin anterior, lobus interior dan lobus
posterior kelenjar hipifisis serta
ukurannya
2. mahasiswa dapat memahami dan
menjelaskan Topografi, lobus
dekstra, lobus sinistra kelenjar tiroid
serta ukurannya
3. mahasiswa dapat memahami dan
menjelaskan bentuk dan ukuran
kelenjar paratiroid
4. mahasiswa dapat memahami dan
menjelaskan Topografi dan ukuran
berat kelenjar Thymus
5. mahasiswa dapat memahami dan
menjelaskan Topografi, bagian
kortek, bagian medulla dan ukuran
kelenjar suprarenal.
6. mahasiswa dapat memahami dan
menjelaskan Topografi, bentuk,
ukuran dan berat kelenjar Pineal
7. mahasiswa dapat memahami dan
menjelaskan Topografi, bagian
caput, bagian corpus, bagian cauda
kelenjar pancreas.
8. mahasiswa dapat memahami dan
menjelaskan Topografi, bentuk,
ukuran dan volume testis.
9. mahasiswa dapat memahami dan
menjelaskan Topografi, bentuk,
ukuran, bagian luar, bagian kortek

27
dan bagian medulla ovarium.
2 mahasiswa dapat memahami 1. mahasiswa dapat memahami dan
dan menjelaskan vaskularisasi menjelaskan vaskularisasi kelenjar
kelenjar endokrin hipofisis
2. mahasiswa dapat memahami dan
menjelaskan vaskularisasi kelenjar
tiroid
3. mahasiswa dapat memahami dan
menjelaskan vaskularisasi kelenjar
paratiroid
4. mahasiswa dapat memahami dan
menjelaskan vaskularisasi kelenjar
Thymus
5. mahasiswa dapat memahami dan
menjelaskan vaskularisasi kelenjar
suprarenal.
6. mahasiswa dapat memahami dan
menjelaskan vaskularisasi kelenjar
Pineal
7. mahasiswa dapat memahami dan
menjelaskan vaskularisasi kelenjar
pancreas.
8. mahasiswa dapat memahami dan
menjelaskan vaskularisasi testis.
9. mahasiswa dapat memahami dan
menjelaskan vaskularisasi ovarium.
3 mahasiswa dapat memahami 1. mahasiswa dapat memahami dan
dan menjelaskan persarafan menjelaskan persarafan kelenjar
kelenjar endokrin hipofisis
2. mahasiswa dapat memahami dan
menjelaskan persarafan kelenjar
tiroid
3. mahasiswa dapat memahami dan
menjelaskan persarafan kelenjar
paratiroid
4. mahasiswa dapat memahami dan
menjelaskan persarafan kelenjar

28
Thymus
5. mahasiswa dapat memahami dan
menjelaskan persarafan kelenjar
suprarenal.
6. mahasiswa dapat memahami dan
menjelaskan persarafan kelenjar
Pineal
7. mahasiswa dapat memahami dan
menjelaskan persarafan kelenjar
pancreas.
8. mahasiswa dapat memahami dan
menjelaskan persarafan testis.
9. mahasiswa dapat memahami dan
menjelaskan persarafan ovarium.
4 mahasiswa dapat memahami 1. mahasiswa dapat memahami dan
dan menjelaskan hormone yang menjelaskan hormone yang
dihasilkan/diproduksi masing- dihasilkan kelenjar hipofisis
2. mahasiswa dapat memahami dan
masing kelenjar endokrin
menjelaskan hormone yang
dihasilkan kelenjar tiroid
3. mahasiswa dapat memahami dan
menjelaskan hormone yang
dihasilkan kelenjar paratiroid
4. mahasiswa dapat memahami dan
menjelaskan hormone yang
dihasilkan kelenjar Thymus
5. mahasiswa dapat memahami dan
menjelaskan hormone yang
dihasilkan kelenjar suprarenal.
6. mahasiswa dapat memahami dan
menjelaskan hormone yang
dihasilkan kelenjar Pineal
7. mahasiswa dapat memahami dan
menjelaskan hormone yang
dihasilkan kelenjar pancreas.
8. mahasiswa dapat memahami dan
menjelaskan hormone yang

29
dihasilkan testis.
9. mahasiswa dapat memahami dan
menjelaskan hormone yang
dihasilkan ovarium.

Strategi Pembelajaran
Pembelajaran ini menggunakan metode kuliah (ceramah) pada pendahuluan dan
penyajian materi, kemudian diikuti tanya jawab (brainstorming) dan akhirnya
penjelasan dengan penguatan. Kemudian juga pratikum untuk melihat kelenjar endokrin
secara makroskopis baik bentuk, ukuran dan bagian-bagiannya dengan melihat langsung
pada cadaver atau melihat pada organ yang telah diawetkan dalam toples kaca, maupun
dengan melihat gambar/Atlas Anatomi berwarna .

PETA KONSEP

METABOLISME KEL.ENDOKRIN ANATOMI

HORMON
S
Hormon Adrenokortikotropik T
R
TSH ( Tyroid Stimulating Hormone )
U
LH ( Luteinizing Hormon )
K
FSH ( Follicle Stimulating Hormone ) HIPOTESISI
T
LTH ( Luteotrophichormon / Prolakti )
U
ADH (Anti Diuretik Hormon / Vasopresin)
R
PRETESIN
OKSITOSIN
V
A
MELATONIN PINEAL
S
PINOLIN
K

30
U
TIROKSIN / T4 TIROID
L
TRIIODONTIRONIN / T3
A
R
PTH ( Parathyroid Hormon ) PARATIROID
I
S
INSULIN PANKREAS
GLUKOSAN A
S
ALDOSTERON I
HIDROKORTISON & SUPRARENALIN
KORTIKOSTEREN ( Adrenal )
ADROGENIK STEROID P
EPINEFRIN & NOREPINEFRIN E
R
TESTOSTCRON TESTIS S
A
ESTROGEN OVARIUM R
PROGESTERON A
F
A
N

KONTRAK PERKULIAHAN

Mata Kuliah : Anatomi Kelenjar Endokrin


Blok : Metabolik and Endokrin System
Semester : 2 (dua)
Kode : K-1 ME-1
Satuan Kredit Semester : 1
Fakultas : Kedokteran
Program Studi : Sarjana Kedokteran
Dosen : dr. Asan Petrus MKed(for),SpF
dr. Ade Putra Sinaga, M.Biomed
dr. Selamat Sebayang
dr. Wilson

Hari Pertemuan : (jadwal ditentukan MEU)


Waktu Pertemuan : (jadwal ditentukan MEU)
31
Tempat Pertemuan : Ruang A1

1. MANFAAT MATA KULIAH


Mata kuliah ini diberikan untuk membantu mahasiswa Fakultas Kedokteran UMI
Semester 2 dalam memperoleh pengetahuan tentang Anatomi pada blok
Metabolik and Endokrin System yaitu sistem yang terdiri dari kelenjar-kelenjar
endokrin yang bekerja sama dengan system saraf dan mempunyai peranan penting
dalam mengendalikan kegiatan organ-organ tubuh. Kelenjar endokrin merupakan
kelenjar buntu yang mengirim hasil sekresinya kedalam darah dan cairan limfe
secara langsung, tanpa melewati duktus atau saluran.
Hasil sekresi kelenjar endokrin disebut hormone. Hormone adalah penghantar
kimiawi yang dilepas sel-sel khusus kedalam aliran darah. Anatomi pada Sistem
ini membahas kelenjar endokrin baik topograpinya , bentuk, ukuran, vaskularisasi,
persarafannya dan hormone yang dihasilkannya. Pada Blok ini diharapkan
mahasiswa yang telah mengikuti kuliah ini dapat memahami dan menjelaskan
anatomi kelenjar endokrin serta hormone yang dihasilkan maupun makroskopis
kelenjar endokrin pada tubuh manusia.serta mengetahui beberapa penyakit terkait
kelebihan maupun kekurangan hormone yang dihasilkan kelenjar endokrin.

2. DESKRIPSI SINGKAT MATA KULIAH


Mata kuliah ini membahas tentang struktur, bentuk, ukuran, vaskularisasi dan
persarafan kelenjar endokrin serta hormone yang dihasilkan, beberapa penyakit
akibat kekurangan dan kelebihan hormone yang dihasilkan. Mahasiswa juga
diharapkan dapat melihat kelenjar endokrin secara makroskopis pada cadaver,
organ awetan maupun torso manusia.

3. CAPAIAN PEMBELAJARAN
Setelah mengikuti perkuliahan anatomi blok metabolic dan system endokrin
Mahasiswa Fakultas Kedokteran UMI Semester 2 diharapkan akan dapat
memahami dan menjelaskan anatomi kelenjar endokrin.

4. ORGANISASI MATERI
Materi pada mata kuliah ini meliputi beberapa pokok bahasan, diantaranya:
8. Struktur vaskularisasi, persarafan kelenjar Hipofisis.
9. Struktur vaskularisasi, persarafan kelenjar Pineal
10. Struktur vaskularisasi, persarafan kelenjar Tiroid dan Paratiroid
11. Struktur vaskularisasi, persarafan kelenjar tymus
12. Struktur vaskularisasi, persarafan kelenjar Pankreas
13. Struktur vaskularisasi, persarafan kelenjar Suprarenalis
32
14. Struktur vaskularisasi, persarafan kelenjar Kelamin

5. STRATEGI PERKULIAHAN
Metode perkuliahan ini menggunakan integrasi dari beberapa metode
pembelajaran yang terdiri dari ceramah dan praktikum yang bertujuan untuk
memahami dan menjelaskan anatomi kelenjar endokrin serta melihat dan
mengenal secara makroskopis kelenjar endokrin. Dengan demikian setiap peserta
diharapkan memiliki dasar pengetahuan yang baik. Agar mendapat pemahaman
yang sistematis dan daya ingat yang tinggi atas materi perkuliahan. Metode
ceramah dikombinasikan dengan media visual berupa slide power point
presentation yang sistematis dan informatif serta terdiri dari foto-foto yang
mewakili gambaran kelenjar endokrin pada materi perkuliahan sedangkan metode
praktikum menggunakan cadaver, organ awetan, dan torso manusia serta atlas
anatomi berwarna untuk menajamkan pemahaman terhadap materi sehingga
mahasiswa diharapkan akan lebih mudah mengerti dan menyerap setiap pokok
pembahasan yang diberikan pada saat perkuliahan. Mahasiswa juga diharapkan
akan mampu menyampaikan gagasan baik berupa pendapat pribadi maupun
menyampaikan pertanyaan tentang materi tersebut. Dengan demikian setiap
mahasiswa diharapkan untuk aktif mempelajari materi kuliah serta mampu
mengungkapkan gagasan maupun bertanya dengan bahasa yang baik, benar dan
lugas.

6. MATERI PERKULIAHAN
Buku / bacaan pokok dalam perkuliahan ini adalah:

1. Platzer W, color atlaas and Texbook of Human Anatomy, vol. 1 locoinstor


system, ed 4. Rev Germany, 1992

2. Wibowo D, paryama W, Anatomi Tubuh Manusia, Graha Ilmu Bandung,


2007

3. Anatomi 2, Kepala, Leher, Thorax , abdomen, pelvis, edisi 4. Bagian


anatomi FK USU, 2006

4. Tambayong J. Anatomi & Fisiologi untuk keperawatan, cetakan I, Penerbit


Buku Kedokteran EGC, Jakarta, 2001

33
5. Syaifudin, Anatomi Fisiologi untuk siswa perawat, edisi 2. Penerbit Buku
Kedokteran EGC, Jakarta, 1997

6. Pearce, evelyn C. 2011. Anatomi dan Fisiologi untuk para medis. Jakarta :
PT Gramedia Pustaka umum

7. Kirnantoro, Maryana, AnatomiFisiologi ,Cetakanpertama,


penerbitPustakaBaru Press, Yogyakarta.

7. SYARAT DAN KETENTUAN


Syarat dan ketentuan dalam mengikuti perkuliahan ini adalah:
1. Mahasiswa harus tepat waktu. Apabila datang dengan keterlambatan lebih
dari 15 menit maka mahasiswa dianggap tidak menghadiri perkuliahan pada
pertemuan tersebut dan dilarang untuk menandatangani absensi kehadiran.
Akan tetapi mahasiswa masih diperkenankan untuk mengikuti perkuliahan.
2. Mahasiswa tidak diperkenankan mengenakan kaos, celana jeans ataupun
sandal pada saat mengikuti proses perkuliahan. Sesuai dengan aturan
fakultas. jika mengenakan kaos, celana jeans atau sandal maka tidak
diizinkan mengikuti proses perkuliahan.
3. Mahasiswa tidak diperkenankan menggunakan telepon genggam dan tidak
diperkenankan telepon genggam berbunyi selama proses perkuliahan
berlangsung. Jika mahasiswa hendak menerima panggilan pada telepon
genggam harus mendapatkan izin dari dosen dan menerima panggilan di
luar kelas.

8. TUGAS
Tugas yang diberikan kepada mahasiswa sesuai dengan rencana pembelajaran
semester pada pokok bahasan tertentu dengan:
1. Setiap bacaan perkuliahan sebagaimana disebutkan pada jadwal program
sudah dibaca sebelum mengikuti kuliah
2. Ujian Tengah Blok akan diadakan pada bulan Novemberl 2018, Ujian Akhir
Blok akan diadakan pada bulan Desember 2018. Evaluasi yang telah
terjadwal dilakukan dengan tipe ujian tutup buku dan tipe soal ujian pilihan
berganda.
3. Mahasiswa diperkenankan mengikuti Ujian Akhir Semester apabila
kehadirannya minimal 80% .
4.

34
9. KRITERIA PENILAIAN
Sistem penilaian pada mata kuliah ini tidak hanya menekankan pada kemampuan
hard skill tetapi juga kemampuan soft skill. Jenis tagihan yang digunakan dalam
sistem penilaian adalah Ujian Tengah Semester (T1), Ujian Akhir Semester (T2)/ujian
blok, sesuai dengan kriteria pembobotan. Penilaian akan dilakukan oleh dosen dengan
menggunakan kriteria sebagai berikut:
Nilai Huruf Nilai Angka Rentang
A 4,0 80 - 100
B+ 3,5 75 –79
B 3,0 70 –74
C+ 2,5 65 –69
C 2,0 60 –64
D 1,0 50 –59
E 0,0 0 – 49
Dalam menentukan nilai akhir akan digunakan pembobotan sebagai berikut:
Ujian Tengah Blok (T1) :
praktikum : 80 %
Ujian Akhir Blok (T2) :
Tugas : 20 %
Nilai Akhir : 100%

10. Jadwal Perkuliahan/Praktikum


Tanggal Pokok Bahasan Sub Pokok Bahasan
(disepakati oleh Teori: 1. Struktur

35
vaskularisasi,
persarafan
kelenjar Hipofisis.
2. Struktur
vaskularisasi,
persarafan
kelenjar Pineal
3. Struktur
vaskularisasi,
persarafan
kelenjar Tiroid
8. Anatomi kelenjar Hipofisis
dan Paratiroid
9. Anatomi kelenjar Pineal
4. Struktur
10. Anatomi kelenjar tiroid dan
vaskularisasi,
paratiroid
Dosen dan 11. Anatomi kelenjar Tymus persarafan
12. Anatomi kelenjar Pankreas
Mahasiswa) kelenjar tymus
13. Anatomi kelenjar
5. Struktur
Suprarenalis
vaskularisasi,
14. Anatomi kelenjar kelamin
persarafan
kelenjar Pankreas
6. Struktur
vaskularisasi,
persarafan
kelenjar
Suprarenalis
7. Struktur
vaskularisasi,
persarafan
kelenjar Kelamin

Sesuaikan dengan Praktikum 1. Struktur


jadwal (makroskopis): vaskularisasi,
mahasiswa/praktikum 15. Anatomi kelenjar Hipofisis persarafan kelenjar
16. Anatomi kelenjar Pineal
Hipofisis.
17. Anatomi kelenjar tiroid dan
2. Struktur
paratiroid
vaskularisasi,
36
persarafan
kelenjar Pineal
3. Struktur
vaskularisasi,
persarafan
kelenjar Tiroid
dan Paratiroid
4. Struktur
vaskularisasi,
persarafan
18. Anatomi kelenjar Tymus kelenjar tymus
19. Anatomi kelenjar Pankreas 5. Struktur
20. Anatomi kelenjar
vaskularisasi,
Suprarenalis
21. Anatomi kelenjar kelamin persarafan
kelenjar Pankreas
6. Struktur
vaskularisasi,
persarafan
kelenjar
Suprarenalis
7. Struktur
vaskularisasi,
persarafan
kelenjar Kelamin

- UJIAN PRAKTIKUM -
- UJIAN TENGAH BLOK -
- UJIAN AKHIR BLOK -

Medan, . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Wakil Mahasiswa, Dosen,

37
____________________ dr. Asan Petrus, M.Ked(for), SpF
NIM : NIDN : 0002046804

BAHAN AJAR SISTEM ENDOKRIN

DAFTAR ISI

Tujuan Instruksional ………………………………………………. 43

Sistem Endokrin………………..…………………………………… 44

1. Kelenjar Hipofisis……………………………………………. 45

2. Kelenjar Tiroid………………………………………………. 49

38
3. Kelenjar Paratiroid……………….…………………………… 53

4. Kelenjar Adrenal.…………………………………………….. 54

5. Kelenjar Pankreas…….………………………………………. 56

6. Kelenjar Pineal……………………………………………….. 59

7. Kelenjar Timus………………………………………………. 59

8. Kelenjar Kelamin……………………………………………. 59

Daftar P u s t a k a …………………………………………. 67

TUJUAN INSTRUKSONAL

Tujuan Instruksional Umum (TIU)


1. Mampu memahami anatomi kelenjar endokrin.

Tujuan Instruksional Khusus (TIK)


1. Mampu menjelaskan pengertian endokrin.
2. Mampu menjelaskan jenis-jenis kelenjar endokrin.
3. Mampu menjelaskan bagian-bagian masing-masing kelenjar endokrin.
4. Mampu menjelaskan produksi hormone kelenjar endokrin
39
5. Mampu menjelaskan vaskularisasi kelenjar endokrin
6. Mampu menjelaskan persarafan kelenjar endokrin

Sistem Endokrin

A.Sistem Endokrin pada manusia


Sistem endokrin berinteraksi dengan saraf untuk mengatur aktivitas
tubuh.Hormon, zat yang dihasilkan oleh kelenjar endokrin, dilepas oleh kelenjar
endokrin langsung ke dalam sirkulasi darah (kelenjar endokrin tidak memiliki
duktus/saluran) menuju jaringan/sel target.Respon hormonal biasanya lambat, durasi
lebih lama, dan distribusinya lebih luas dari pada respon saraf.Kelenjar endokrin
biasanya mensekresi lebih dari satu jenis hormon, kecuali kelenjar paratiroid. Selain
menghasilkn hormone, fungsi kelenjar endokrin adalah:
1. Mengontrol aktivitas kelenjar tubuh
2. Merangsang aktivitas kelenjar tubuh
3. Merangsang pertumbuhan jaringan
4. Mengatur metabolism, oksidasi dan meningkatkan absorpsiglukosa pada usus
halus

40
5. Mempengaruhi metabolisme lemak, protein, hidrat arang, vitamin, mineral dan
air.
Kelenjar dari system Endokrin Pada Tubuh Manusia meliputi:
a. Kelenjar Hipofisi
b. Kelenjar pienalis
c. Kelenjar tiroid
d. Kelenjar paratiroid
e. Kelenjar timus
f. Kelenjar suprarenalis
g. Kelenjar pancreas
h. Kelenjar kelamin

Gambar 1.Kelenjar Endokrin pada manusia

1. Kelenjar Hipofisis (Kelenjar Pituitary) :


Secara embriologi, kelenjar Hipofisis berkembang dari kantong ectoderm tepat di
depan membranbukofaringeal (kantong Rathke) dan perluasan diensefalon kebawah
(infundibulum), akhir bulan kedua kantong Rathke terpisah dari cavum oral dan
bersatu dengan infundibulum.

41
Gambar 2. Emberiologi Hipofisi
Kantong Rathke anterior menjadi lobus anterior (adenohipofisis)
Kantong Rathke Posterior menjadi Pars Intermedia
Infundibulum menjadi lobus posterior (neurohipofisi)
Topografi :Kelenjar Hipofisi adalah kelenjar endokrin yang terletak di dasar
tengkorak melekat melalui infundibulum, terlindung dalam sellatursica ossis
sphenoidalis. Bagian superior : diafragma sella tempat lewatnya infundibulum.
Memisahkan lobus anterior dengan chiasma opticum. Bagian inferior: corpus ossis
sphenoid dengan sinus-sinus sphenoid. Bagian posterior : dorsum sella, a.Basilaris
dan pons. Bagian lateral: sinus cavernosus dan isinya. ukurannya kurang lebih 10 x
13 x 6 mm. berat 0,4 – 0,9 gram,
Vaskularisasi melalui arteri Hipofisis superior dan inferior yang berasal dari arteri
carotis interna dan vena-vena bermuara ke sinus intercavernosi.
kelenjar ini cukup penting karena merupakan pengatur kegiatan hormone dan
mempengaruhi pekerjaan kelenjar lain. Kelenjar Hipofisi memiliki 3 lobus yaitu
lobus anterior, lobus interior dan lobus posterior.
a. Lobus anterior (adenohipofisis) : dirangsang oleh hipotalamus melalui system portal
hipotalamus-hipofisis.
(1) Hormon pertumbuhan (Growth Hormone/hormone somatotropik/GH): mengatur
pertumbuhan seluruh sel, yaitu sintesis protein, konservasi karbohidrat
(menurunkan laju penggunaan karbohidrat oleh sel tubuh, sehingga gula darah
meningkat), mobilisasi simpanan lemak dan stimulasi pertumbuhan rangka.
Hormon ini dirangsang oleh GH-RH (Growth Hormone Releasing Hormone) dari
hipotalamus. Stimulus tambahan oleh stress, malnutrisi dan aktivitas yang
menurunkan kadar gula darah, seperti puasa dan olahraga. Hormon ini diinhibisi
oleh GH-IH (Growth Hormone Inhibiting Hormone), hormone penghambat
hormon pertumbuhan (somatostatin) dari hipotalamus. Stimulus tambahan untuk
inhibisi GH meliputi obesitas dan peningkatan kadar asam lemak darah.
Pengaruh hormon ini terutama pada jaringan keras tubuh, walaupun terdapat
beberapa efek pada jaringan lunak. Hormon ini meningkatkan pertumbuhan dan

42
mempertahankan ukuran, bila maturitas telah dicapai. Hormon mengandalikan
laju pertumbuhan di epifisis dan pusat osifikasi lain pada system skeletal.
Kelebihan GH pada anak-anak (sebelum penutupan lempeng epifisis) yang
menyebabkan pertumbuhan tulang panjang yang berlebihan disebut raksasa
(gigantisme), dan pembesaran yang tidak proporsional (akromegali) jika sesudah
penutupa epifisis (dewasa). Defisiensi GH mengakibatkan kerdil (dwarfisme).
Orang yang sangat pendek atau tinggi, akibat sekresi GH yang kurang atau
berlebih biasanya memiliki intelegensia yang normal, tidak seperti kekurangan
hormon tiroid.
(2) Hormon perangsang tiroid (Thyroid Stimulating Hormone/Tirotropin/TSH):
mengendalikan jumlah hormon tiroksin dan triiodotironin yang disekresi kelenjar
tiroid. Hormon ini mempengaruhi semua aspek fungsi kelenjar tiroid, yang
mencakup stimulasi akumulasi yodium di dalam kelenjar untuk diubah menjadi
hormon tiroid, untuk pembuatan hormon dan pelepasannya ke dalam sirulasi,
sehingga TSH dilibatkan dalam pengaturan laju metabolic, pemecahan lemak dan
peningkatan kandungan air pada jaringan tertentu. Hormon ini dirangsang oleh T-
RH (Thyrotropin Releasing Hormone). Sekresi T-RH diatur oleh kadar hormon
tiroid yang bersirkulasi dalam darah (umpan balik negative) dan melalui laju
metabolik tubuh. Jika kadar sirkulasi hormon tiroid meningkat dan laju
metabolisme tubuh juga meningkat, T-RH akan diinhibisi. Jika kadar hormon
dalam darah atau metabolism selular menurun, maka sekresi T-RH akan
distimulasi. Pajanan udara yang sangat dingin dalam waktu lama, akan
menstimulasi pelepasan T-RH. Hal ini akan meningkatkan produksi hormon
tiroid yang akan mempercepat laju metabolic untuk menghambatkan tubuh.
(3) Hormon Adrenokortikotropik (Adenocorticotropic Hormone/Kortikotropin) :
mengatur perkembangan, pemeliharaan, dan menstimulasi sekresi hormon
adrenokortikal dari korteks adrenal, diatur oleh C-RH (Corticotropin Releasing
Hormone) dari hipotalamus. Efek metabolic umum hormon ini meliputi
mobilisasi lemak, mengakibatkan hipoglikemia, dan peningkatan pada glucagon
otot, juga terlibat dalam pertahanan tubuh terhadap stress.
(4) Endorfin: (Endogenous Opiates): dari dalam tubuh, berefek seperti
heroin/morfin, penghilang nyeri alami, berfungsi untuk merespon stress atau
olahraga. MSH (Melanoocyte Stimulating Hormone): menstimulasi pembentukan
pigmen dan penyebaran sel-sel penghasil pigmen (melanosit) pada epidermis.

43
(5) Gonadotropin: dirangsang oleh Gn-RH (Gonadotropin Releasing Hormone) dari
hipotalamus.
a. FSH (Follicle Stimulating Hormone): pada wanita, mengontrol maturasi
folikel ovarium dan menstimulasi hormon estrogen ovarium. Pada laki-laki,
merangsang pertumbuhan dan perkembangan spermatozoa dalam tubulus
seminiferous testis (produksi sperma).
b. LH (Luteinizing Hormone): pada wanita, menyebabkan pembentukan korpus
luteum, dan menyiapkan payudara untuk sekresi susu. LH bekerjasama
dengan FSH, menstimulasi produksi estrogen. LH bertanggung jawab untuk
ovulasi dan sekresi progesterone dari folikel yang rupture. Pada laki-laki, LH
disebut hormon perangsang sel intertisial (ICSH), yang menstimulasi sel-sel
interstisial tubulus seminiferous testis untuk memproduksi androgen
(testosteron). Mekanisme umpan balik berlaku untuk semua hormon di atas.

(6) Prolaktin disekresi selama kehamilan dan menyusui. Dirangsang oleh P-RF
(Prolactin Releasing Hormone) dan dihambat oleh PIH (Prolactin Inhibiting
Hormone). Prolaktin memicu dan mempertahankan sekresi air susu dari kelenjar
mammae dan hanya berfungsi pada wanita.

b. Lobus Posterior (neurohipofisis)


(1) ADH / Antidiuretika Hormon/vasopressin: meningkatkan reabsorpsi air di
tubulus ginjal (antidiuresis) dan juga meningkatkan tekanan darah, dengan cara
merangsang konstriksi pembuluh darah perifer. Sekresi ADH diatur oleh
perubahan konsentrasi elektrolit dan perubahan volume serta tekanan darah.
Contoh, inhibisi ADH setelah minum air banyak. ADH diinhibisi juga oleh kafein
dan alcohol. ADH distimulasi oleh nyeri, kecemasan, trauma, dan oleh obat-
obatan seperti nikotin, morfin dan barbiturate. Kekurangan hormon ini
mengakibatkan sedikit air yang direabsorpsi dan jumlah urine berlebihan dan
sangat encer, dan diikuti dengan gejala rasa haus yang disebut diabetes insipidus.
(2) Oksitosin :hormon ini meningkatkan kontraksi umum otot polos seluruh tubuh,
tetapi terutama pada otot polos uterus yang sedang hamil dan sel-sel di sekitar
duktus payudara. Hormon ini menstimulasi kontraksi sel-sel otot polos uterus
selama senggama, saat persalinan pada ibu hamil, juga menyebabkan keluarnya
air susu, dan juga menstimulasi sel-sel mioepitelial (kontraktil) di sekitar alveoli
kelenjar mammae. Pada laki-laki belum diketahui fungsinya, walaupun dilepas
saat stimulasi seksual. Sekresi oksitosin dan keluarnya air susu disebut reflex
44
keluar air susu, akibat stimulus saraf pada hipotalamus oleh karena pengisapan
payudara, desahan nafas atau suara seorang bayi, atau stimulasi putting atau
areola pada ibu yang menyusui. Pelepasan oksitosin dan air susu dihambat oleh
stress emosional.

2. Kelenjar Tiroid
Kelenjar tiroid terdiri dari dua lobus lateral (dextra dan sinistra) dihubungkan
oleh bagian kelenjar yang sempit membentuk jembatan yang disebut istmus. Kelenjar
tiroid terletak pada : cartilage trachea 2-3 serta anterolateral laring dan trachea., dilapisi
oleh capsul, yang melekat pada cartilage cricoidea dan cincin trachea teratas.

Gambar 3. topografi tiroid

45
Gambar 4. topografi tiroid

Vaskularisasi berasal dari arteri thyroidea superior, arteri thyroidea inferior dan arteri
thyroidea ima serta vena thyroidea superior, vena thyroidea media dan vena thyroidea
inferior. (gambar vaskularisasi tiroid)

46
Gambar 5. Vaskularisasi tiroid

Persarafan melalui ganglion sympaticus cervicalis superior, media dan inferior.


Kelenjar ini dibentuk dari sejumlah folikel tertutup yang mengandung materi
kuning semi cair yang disebut koloid.Sel-selnya mensekresi dua hormon, yaitu
tiroksin/tetraiodotironin/T4 (90% dari sekresi tiroid) dan triidotironin/T3, yang dapat
dilepas langsung ke dalam aliran darah, atau berikatan dengan protein, tiroglobulin dan
disimpan dalam koloid tersebut.Asam amino dan mineral yodium sangat penting untuk
pembentukan hormon tiroid.Tiroksin (T4) mengikat 4 ion yodium dan triiodotironin
(T3) mengikat 3 ion yodium.Sel parafolikular (sel C), mensekresi kalsitonin, yang
berfungsi menurunkan konsentrasikalsium dalam darah.Jika TSH merangsang sel
folikel tiroid, maka terjadi sintesa dan sekresi tiroglobulin (yang mengandung asam
amino tirosin) ke lumen folikel.Iodium dan tirosin dalam tiroglobulin membentuk
molekulmonoidotirosin dan diodotirosin.Dua diiodotirosin membentuk T4, satu
monoidotirosin dan satu diodotirosin membentuk T3.T3 dan T4 disimpan dalam bentuk
tiroglobulin selama berminggu-minggu.Saat hormon ini dilepas, karena rangsang TSH,
enzim proteolysis memisahkan hormon dari tiroglobulin.Hormon berdifusi dari lumen

47
folikel melalui sel-sel follicular dan masuk ke sirkulasi darah.Sebagian besar hormon
tiroid yang bersirkulasi bergabung dengan protein plasma (terutama globulin pengikat
tiroksin yang diproduksi hati) untuk transpor.
Hormon tiroid meningkatkan laju metabolic hampir semua sel tubuh (mengatur
metabolism jaringan).Hormon ini menstimulasi konsumsi oksigen dan memperbesar
pengeluaran energy, terutama dalam bentuk panas.Pertumbuhan dan maturasi normal
tulang, gigi, jaringan ikat dan jaringan saraf bergantung pada hormon ini. Bersama GH,
menjamin pertumbuhan otak yang optimal. Hormon ini meningkatkan produksi urine,
pemecahan protein, dan ambilan glucagon oleh sel. Triidotironin mempunyai efek yang
lebih cepat, walaupun efeknya sama dengan tiroksin.
Abnormalitas sekresi hormon tiroid bisa karena defisiensi iodium, malfungsi
hipotalamus, hipofisis atau kelenjar tiroid, yang bisa mengakibatkan :
(1) Hipotiroidisme: penurunan produksi hormon tiroid, mengakibatkan penurunan laju
metabolic, konstipasi, lethargi, reaksi mental lambat, peningkatan simpanan lemak,
kulit kering dan kasar, rambut kering dan rapuh. Karena laju metabolic menurun,
maka pasien tersebut kegemukan, suhu tubuh rendah dan merasa dingin. Pada
orang dewasa terjadi miksedema (akumulasi air dan musin di bawah kulit), pada
anak-anak terjadi kreatinisme (retardasi mental dan fisik).
(2) Hipertiroidisme: produksi hormon tiroid yang berlebihan, mengakibatkan
tirotoksikosis dengan gejala laju metabolic meningkat, gelisah, tremor, diare,
frekuensi jantung meningkat, pasien cemas, gugup, frekuensi nadi meningkat, kulit
halus dan lembab, tubuh terasa panas, berat badan turun walaupun nafsu makan
baik. Bisa meyebabkan goiter eksoftalmik (penyakit Grave), yaitu pembengkakan
jaringan di bawah kantong mata, sehingga bola mata menonjo. Penatalaksanaan
biasanya dengan pengangkatan kelenjar tiroid atau dengan iodium radioaktif
diarahkan ke kelenjar tiroid untuk menghancurkan jaringan.
Goiter(gondok) adalah pembesaran kelenjar tiroid, berkaitan dengan
hipotiroidisme atau hipertiroidisme.Goiter dapat menimbulkan tekanan pada trakea atau
pada jaras saraf laring yang menyebabkan suara serak.Kekurangan iodium
mengakibatkan akumulasi tiroglobulin (koloid) dalam folikel, juga menurunkan
produksi hormon tiroid.

48
3. Kelenjar Paratiroid
Kelenjar paratiroid adalah empat organ kecil, di belakang kelenjar tiroid.
Terdapat di medioposterior gland thyroid, terdiri atas 4 buah glandula paratiroid yaitu:
glandula paratiroid superior (2 buah), glandula paratiroid inferior (2 buah).
Vaskularisasi berasal dari arteri thyroidea inferior dan persarafan melalui ganglion
sympatis cervicalis.
Kelenjar menghasilkan hormon yang disebut parathormon, yang mengatur
distribusi dan metabolism kalsium dan fosfor di dalam tubuh.Sekresi yang berlebihan
menyebabkan kalsium pindah dari tulang ke dalam darah, dari sini kalsium diekskresi
ke dalam urine. Tulang menjadi keropos dan rapuh dan peningkatan kadar kalsium
darah menyebabkan pembentukan batu ginjal. Kekurangan sekresi hormon ini
menyebabkan kadar kalsium darah rendah, yang mengakibatkan kekakuan otot dan
spasme, yang terjadi pada tetani. Komplikasi ini kadang terlihat sesudah pengangkatan
kelenjar tiroid dimana paratiroid tanpa sengaja terangkat juga.Untuk memperbaiki
kondisi ini, diberikan kalsium.Ion kalsium penting untuk pembentukan tulang dan gigi,
koagulasi darah, kontraktifitas otot, permeabilitas membrane sel, dan kemampuan
eksitabiitas neuromuscular yang hormal.Ion fosfor penting untuk metabolism selular,
system buffer asam-basa tubuh, juga sebagai komponen nukleotida dan membrane sel.
Hormon paratiroid menstimulasi aktivitasosteoklas (sel penghancur tulang), yang
menyebabkan pengeluaran kalsium dari tulang ke cairan ekstraselular.Hormon ini secara
tidak langsung meningkatkan absorpsi kalsium intestinal dan mengurangi kalsium
dalam reses, juga mengaktifasi vitamin D, yang diperlukan untuk mengabsorpsi kalsium
dari makanan.Hormon ini menstimulasi reabsorpsi kalsium dari tubulus ginjal untuk
mengganti fosfor. Sekresi hormon ini terjadi melalui umpan balik, yaitu jika kadar
kalsium meningkat, kadar hormon rendah, begitu pula sebaliknya. Kalsitonin
merupakan antagonis hormon ini. Jika kadar kalsium tinggi, kalsitonin dilepas.
Kalsitonin menghambat efek hormon paratiroid terhadap absorpsi kalsium dari tulang
dan menstimulasi aktifitas osteoblast, sehingga terjadi ambilan kalsium oleh tulang.
Kekurangan hormon paratiroid mengakibatkan kadar kalsium rendah dan menyebabkan
kejang otot rangka (tetanus).

49
4. Kelenjar Adrenal/Suprarenal
Kelenjar adrenal adalah dua massa triangular pipih (bentuk bulan sabit) dengan
ukuran sekitar 4-6 cm x 1-2 cm x 4-6 mm. dikelilingi oleh facia renalis, tapi dipisahkan
dari ginjal oleh lemak perirenal. berwarna kuning yang tertanam pada jaringan adiposa,
yang berada di atas ginjal.
Topografi : kelenjar adrenal kanan bentuk seperti pyramid, menutupi kutub atas
ginjal kanan, terletak dibelakang lobus kanan hati meluas kearah medial belakang
V.Cava inferior pada dinding posterior diafragma. Kelenjar adrenal kiri bentuk bulan
sabit meluas sepanjang pinggir medial ginjal kiri dari katub atas sepanjang hilus,
terletak dibelakang pancreas, bursa omentalis dan lambung.pada dinding posterior
diafragma.
Vaskularisasi, berasal dari arteri suprarenal superior cabang dari arteri phrenica,
arteri suprarenal media cabang dari aorta , arteri suprarenal inferior cabang dari arteri
renalis dan vena cava inferior untuk yang kanan dan vena renalis untuk yang kiri.
Persarafan, terutama serabut preganglion simpatis dan berasal dari nervus
splanchnicus.
Masing-masing kelenjar adrenal terdiri dari dua kelenjar endokrin yang
terpisah.Bagian luar disebut korteks (berwarna kuning) dan bagian dalam disebut
medulla berwarna coklat (embriologik berasal dari neuroektodermis/mesoderm).Korteks
dibagi menjadi 3 zona, yaitu zona luar (zona glomerulosa) menghasilkan
mineralokortikoid, tengah (fasikulata) menghasilkan glukookortiroid, dan dalam
(retikularis) menghasilkan gonadokortikoid.

(a) Zona glomerulosa


Hormon mineralokortikoid adalah steroid yang mengatur metabolism elektrolit,
yang terutama adalah aldosterone yang berfungsi mengatur konsentrasi relative mineral
dalam tubuh, terutama kadar Natrium dan kalium dalam darah. Aldosterone juga
mempengaruhi kandungan air jaringan.Defisiensi hormon ini menyebabkan peningkatan
ekskresi ion Natrium dan klorida, sehingga banyak air hilang dari tubuh masuk ke
dalam urine.Kemudian terjadi penurunan konsentrasi natrium dan klorida serta
bikarbonat dalam darah, yang mengakibatkan penurunan pH (asidosis). Sekresi hormon
ini diatur oleh kadar Natrium dalam darah dan oleh mekanisme renin-angiotensin.

(b) Zona fasikulata

50
Hormon glukokortikoid, meliputi kortikosteron, kortisol dan kortison (yang
terpenting kortisol). Gukokortikoid mempengaruhi metabolisme glukosa (peningkatan
kadar glukosa darah), protein (menghambat ambilan asam amino dan sintesis protein),
dan lemak (lipolysis pada extremitas dan lipogenesis pada muka dan batang tubuh)
untuk membentuk cadangan molekul yang siap dimetabolis. Hormon ini meningkatkan
sintesis glukosa dari sumber non-karbohidrat (gluconeogenesis) 6-10 kali, dan sintesis
glikogen di hati (glikogenesis).Hormon ini juga menstabilisasi membrane lisoson untuk
mencegah kerusakan jaringan lebih lanjut / menghambat inflamasi, tetapi juga
menghambat respons sel darah putih terhadap infeksi dan menurunkan produksi
antibody sehingga memperlama penyembuhan. Sekresi dimulai dari stress fisik atau
emosional yang merangsang hipotalamus melepas C-RH ke kelenjar hipofisis anterior
untuk melepas ACTH. ACTH masuk sirkulasi menuju kelenjar adrenal untuk
mensekresi glukokortikoid.Glukokortikoid dapat diberikan kepada orang yang
mengalami inflamasi kronis dan respon alergi seperti arthritis rheumatoid, karena
steroid merangsang mekanisme antiinflamasi dan perbaikan tubuh. Stress kronik dalam
bentuk apapun menyebabkan peningkatan produksi glukokortikoid, yang pada
gilirannya membantu menahan stress. Tetapi, berlanjutnya kadar glukokortikoid yang
tinggi dapat meningkatkan kemungkinan pembentukan ulkus, peningkatan tekanan
darah, dan penurunan pertahanan tubuh terhadap infeksi akibat atrofi jaringan limfatik.
Produksi berlebihan mengakibatkan Cushing’s disease, dengan gejala peningkatan
mobilisasi protein dan lemak, sehingga terjadi kelemahan otot dan penumpukan lemah
di leher, wajah dan trunkus, tetapi tidak pada tungkai, serta tertahannya natrium
sehingga timbul edema, peningkatan volume plasma dan pH (alkalosis). Peningkatan
gluconeogenesis mengakibatkan kadar gula darah sangat tinggi (diabetes adrenal).

(c) Zona retikularis


Gonadokortikoid (steroid kelamin) terdiri dari androgen (hormon pria) dan
estrogen (hormon wanita), yang sama dengan hormon yang dihasilkan oleh testis dan
ovarium. Androgen dan estrogen adrenal dihasilka dalam jumlah kecil pada kedua jenis
kelamin dan mempengaruhi perkembangan dan fungsi organ reproduksi dan
karakteristik serta temperamen pria dan wanita.Efek hormon terlihat ketika ada sekresi
berlebih, contoh pada tumor adrenal pada wanita bisa menimbulkan karakteristik
maskulin sekunder, seperti pertumbuhan rambut pada wajah dan suara yang berat.

51
Sekresi hormon kortikoid yang kurang mengakibatkan penyakit Addison,
dengan gejala anemia, kelemahan otot, penurunan tekanan darah, penurunan kadar gula
darah.

(d) Medulla
Mensekresi hormon katekolamin, yaitu epinefrin (80%) dan norepinefrin (20%),
yang mempunyai efek serupa dengan stimulasi system saraf simpatis.Perbedaan hormon
ini terletak pada reseptor membran sel target. Fungsi hormon ini untuk persiapan
terhadap stress, kegembiraan, cedera, latihan dan penurunan kadar gula darah. Efek
epinefrin meningkatkan kekuatan dan kecepatan denyut jantung, yang tidak hanya dapat
menyebabkan dilatasi arteri yang memasok jantung dan otot skelet, tetapi juga
menyebabkan konstriksi arteri lain (kulit dan organ visceral), meningkatkan kecepatan
dan kedalaman pernapasan, meningkatkan kadar glukosa darah dengan meningkatkan
pemecahan glikogen hati, dan merangsang aktivitas metabolisme umum sel.

5. Kelenjar Pankreas
Letak kelenjar pancreas sekunder retroperitoneal, kecuali bagian cauda
(intraperitoneal), regio epigastrica dan hypochondria sinistra, permukaan depan melekat
pada bursa omentalis, permukaan belakang melekat dinding posterior tubuh.
Struktur kelenjar pancreas terdiri dari
1. Struktur luar : caput (retroperitoneal), corpus (retroperitoneal), cauda
(intraperitoneal)
2. Struktur dalam : duktus pankreaticus primer (wirsungianus), duktus pankreatikus
skunder (santorini), pulau Langerhans (insulin, glucagon), kelenjar eksokrin :
bicnat, tripsin, amylase, lipase.
Vaskularisasi kelenjar pancreas berasal dari arteri pankreatico duodenale superior,
arteri pankreaticoduodenale inferior (caput), arteri pancreatica mayor dan arteri
pancreatica caudalis (corpus dan cauda).Vena parallel dengan arteri via vena Retzius
baranastomose dengan vena cava inferior.
Persarafan, parasimpatis (n.vagus), simpatis (T 7-11, ggl coleacus), afferent :via
seraput simpatis.

52
Gambar 6 topografi pankreas
Pankreas berfungsi sebagai kelenjar endokrin (insulin dan glucagon) dan
eksokrin (gastric juice),Sel asinar pancreas memproduksi cairan pancreas (bagian
eksokrin) yang disekrsi melalui duktus pankreatikus mayor dan minor. Sel endokrin
ditemukan dalam pulau-pulau Langerhans, yaitu kumpulan kecil sel yang tersebar di
seluruh organ.

53
Ada 4 jenis sel penghasil hormon :
(a) Sel alfa: mensekresi glucagon, yang meningkatkan kadar gula darah.
(b) Sel beta: mensekresi insulin, yang menurunkan kadar gula darah.
(c) Sel delta: mensekresi somatostatin, penghalang hormon pertumbuhan yang
menghambat sekresi glucagon dan insulin.
(d) Sel F: mensekresi polipeptida pancreas, sejenis hormon pencernaan, yang dilepas
setelah makan, namun fungsinya belum jelas.
Insulin menyediakan glukosa untuk sebagian besar sel tubuh, terutama otot dan
adiposa, melalui peningkatan aliran glukosa yang melewati membrane sel dalam
mekanisme carrier.Mekanisme ini tidak memfasilitasi aliran glukosa ke jaringan otak,
tubulus ginjal, mukosa usus, dan sel-sel darah merah. Insulin meningkatkan transport
asam amino dan asam lemak dari darah ke dalam sel dan meningkatkan sintesis protein
dan lemak, sehingga memperbesar simpanan lemak dan protein. Insulin memfasilitasi
penyimpanan glukosa dalam bentuk glikogen pada otot rangka dan hati, dan
memperbesar cadangan glukosa berlebih dalam bentuk lemak/adiposa.
Peningkatan kadar glukosa darah (sesudah makan) akan menstimulasi sel beta
untuk memproduksi insulin. Insulin menyebabkan glukosa berdifusi ke dalam sel untuk
digunakan sebagai energy, mengubahnya menjadi glikogen dalam hati, atau menjadi
lemak. Insulin dan glucagon memiliki efek yang berlawanan, untuk mempertahankan
kadar gula darah normal, selama berpuasa atau makan.
Kadar gula darah yang rendah akan menstimulasi sel alfa untuk mensekresi
glucagon. Glucagon menyebabkan pelepasan glukosa dari hati, sehingga kadar glukosa
naik, dan hal ini juga akan menghambat pelepasan glucagon kembali (mekanisme
umpan balik).
Glukagon meningkatkan glikogenesis (penguraian glikogen hati menjadi
glukosa) dan gluconeogenesis (sintesis glukosa dari sumber non-karbohidrat) dalam
hati.
Hormon yang secara tidak langsung mempengaruhi sekresi insulin adalah
hormon pertumbuhan, ACTH, dan hormon gastrointestinal (seperti gastrin, sekretin,
kolesistokinin).Somatostatin yang diproduksi sel delta pancreas dan juga hipotalamus,
menghambat sekresi insulin dan glucagon serta menghalangi absorpsi intestinal
terhadap glokosa.

6. Kelenjar Pineal

54
Kelenjar pineal (epifisis cerebri) terbentuk dari jaringan saraf dan terletak di
langit-langit ventrikel ketika otak.Hormon yang disekresi disebut melatonin.Pada
binatang percobaan, melatonin mempengaruhi fungsi endokrin tiroid, korteks adrenal,
gonad dan pola perkawinan mereka.Pada manusia, melatonin menginhibisi pelepasan
gonadotropin dan menghambat produksi melanin oleh melanosit di kulit. Sekresi
melatonin dipengaruhi oleh intensitas dan durasi cahaya lingkungan, yang mencapai
kelenjar melalui jalur penglihatan dan juga irama proses fisiologis harian. Produksi
terendah di siang hari, tertinggi di malam hari.

7. Kelenjar Timus
Timus terletak di mediastinum, belakang os sternum, di antara paru-paru dan di
atas jantung. Ukuran kelenjar bervariasi sesuai usia, dan tumbuh sampai anak berusia 2
tahun, kemudian mengerut, sehingga pada dewasa hanya ditemukan sisa fibrosa. Ketika
perkembangan penuh, warnanya merah muda kehijauan dan terdiri dari 2 atau 3 lobus.
Strukturnya menyerupai nodus limfe dan pembentukan antibodinya juga sama. Hormon
yang diproduksi meliputi 6 peptida yang disebut timosin. Fungsi timosin mengendalikan
perkembangan system imun dependen timus dengan menstimulasi differensiasi dan
proliferasi sel limfosit T. Timosin diduga berperan dalam penyakit imunodefisiensi
kongenital, seperti agammaglobulinemia, yaitu ketidakmampuan total untuk
memproduksi antibody. Karena tidak ada hormon yang diisolasi, sebagian menganggap
kelenjar ini bagian dari sirkulasi, bukan dari system endokrin.

8. Kelenjar kelamin
Kelenjar kelamin mempunyai fungsi endokrin dan reproduksi, meliputi testis
pada pria dan ovarium pada wanita. Sebagai kelenjar endokrin testis menghasilkan
hormone androgen dan sperma, sedangkan ovarium menghasilkan estrogen,
progesterone dan sel telur .pada masa pubertas, sifat kelamin sekunder mulai tampak
dan terjadi peningkatan sekresi gonadotropin (FSH dan LH) Yang merangsang
perkembangan produksi kelenjar gonad.
Fungsi reproduksi pria dapat dibagi menjadi 3 golongan :
1. Spermatogenesis untuk pembentukan sperma
2. Pelaksanaan kerja seksual

55
3. Pengaturan fungsi seksual pria oleh berbagai hormone yang berhubungan dengan
fungsi reproduksi, hormone dan organ seks, metabolism sel serta fungsi tubuh
lainnya.
Testis menghasilkan beberapa hormone seks pria yang dinamakan endrogen.
Salah satu hormone yang paling kuat dan bertanggung jawab kepada efek hormone pria
secara keseluruhan adalah hormone testosterone. Hormone testosterone berfungsi untuk
menentukan sifat kejantanan, seperti jenggot, kumis, jakun dan lain sebagainya. Selain
itu juga hormone ini menghasilkan sel mani (spermatozoid) dan mengontrol pekerjaan
seks sekunder pada laki-laki.
Pada wanita, kelenjar kelamin menghasilkan estrogen, progesterone dan sel
telur.Hormone ini mempengaruhi pekerjaan uterus serta memberikan sifat feminim,
seperti pinggul yang besar, bahu yang sempit dan lain sebagainya.Ketika hamil,
estrogen diproduksi oleh plasenta. Mekanisme aksi estrogen adalah mengatur ekspresi
gen tertentu dan merangsang DNA, sedangkan progesterone memiliki aksi terhadap
organ reproduksi wanita dan kondisi psikologis wanita.

Anatomi Testis

56
Testis merupakan organ kuat mudah bergerak dan terletak di dalam scrotum. Testis
sinistra biasanya terletak lebih rendah dibandingkan testis dextra. Dari permukaan
dalam capsula terbentang banyak septa fibrosa yang membagi bagian dalam organ
57
menjadi lobulus-lobulus (lobuli testis). Di dalam setiap lobulus terdapat satu sampai tiga
tubuli seminiferi yang berkelok-kelok. Tubuli seminiferi bermuara ke dalam jalinan
saluran yang dinamakan rete testis. Ductuli efferentes yang kecil menghubungkan rete
testis dengan ujung atas epididimis.

Testis mempunyai beberapa bagian antara lain :


 Ektermitas superior yang terletak dekat vas efferent dan ektermitas inferior yang
berdekatan dengan cauda epididimis,
 Margo anterior dan margo posterior,
 Facies lateral yang terletak dekat epididimis dan fascia medial
 Testis divaskularisasi oleh Arteri dan vena testicularis yang merupakan cabang
langsung dari aorta abdominalis.

Testis pada orang normal jumlahnya ada dua yang masing-masing terletak di dalam
skrotum kanan dan kiri. Bentuknya ovoid dan pada orang dewasa ukuranya adalah 4 x 3
x 2,5 cm, dengan volume 15-25 ml. Kedua buah testis terbungkus oleh jaringan tunika
albugenia yang melekat pada testis. Diluar tunika albugenia terdapat tunika vaginalis
yang terdiri atas lapisan viseralis, dan parietalis, serta tunika dortos. Otot kremaster
yang berada di sekitar testis, memungkinkan testis, dapat di gerakkan mendekati rongga
abdomen untuk mempertahankan temperatur testis agar tetap stabil.

Secara histopatologi, testis terdiri atas kurang lebih 250 lobuli dan tiap lobulus
terdiri atas tubuli seminiferi. Didalam tubulus seminiferus terdapat sel spermatogonia
dan sel sertoli, sedangkan di antara tubuli seminiferi terdapat terdapat sel leydig. Sel
spermatogenium pada proses spermatogenesis menjadi sel spermatozoa. Sel sertoli
berfungsi memberi makan pada bakal sperma, sedangkan sel leydig atau di sebut sel
interstisial testis berfungsi dalam menghasilkan hormon testosteron.

Sel spermatozoa yang di produksi di tubulus seminiferus testis di simpan dan


mengalami pematangan atau maturasi di epididimis. Setelah mature (dewasa) sel
spermatozoa bersama-sama dengan getah dari epididimis dan vas defrens di salurkan

58
menuju ke ampula vas defrens. Sel itu setelah bercampur dengan cairan dari epididimis,
vas defrends, vesikula seminalis, serta cairan prostat membentuk cairan semen atau
mani.

Testis mendapatkan darah dari beberapa cabang arteri yaitu :


 Arteri spermatika interna yang merupakan cabang dari aorta
 Arteri deferensialis cabang dari arteri vesikalis inferior, dan
 Arteri kremasterika yang merupakan cabang arteri epigastrika.
Pembuluh darah vena yang meninggalkan testis berkumpul membentuk pleksus
pampiniformis. Pleksus ini pada beberapa orang mengalami dilatasi dan di kenal
sebagai varikokel.

ANATOMI OVARIUM
Pengertian Ovarium
Ovarium atau yang sering disebut juga dengan dinding telur adalah satu dari organ
reproduksi pada wanita yang fungsinya memproduksi sel telur dan hormon.Manusia
mempunyai sepasang atau dua buah ovarium, yang berada terletak di sebelah kanan dan
kiri pinggul. Bentuk ovarium oval dengan ukuran panjang yaitu 4 cm, lebar 3 cm serta
diameter sekitar 2 cm. Warna ovarium pada umumnya yaitu abu kemerahan dengan
struktur permukaan yang tidak rata.
Struktur Anatomi Dan Bagian Ovarium

59
Ovarium tersusun atas tiga lapisan utama, yakni:
Bagian Permukaan
Adalah bagian paling luar dari ovarium yang terdiri dari epitel kuboid selapis atau epitel
germinal.
Korteks
Adalah bagian yang berada sesudah bagian permukaan. Beberapa besar korteks tersusun
atas jaringan ikat, korteks adalah tempat ditemukan sel folikel dan oosit.
Medulla
Adalah bagian paling dalam dari ovarium yang tersusun atas jaringan neorovaskular.

Fungsi Ovarium
Ovarium mempunyai dua fungsi yakni fungsi reproduksi dan fungsi endrokrin.
Fungsi Ovarium Sebagai Organ Reproduksi
Di setiap ovarium akan mengalami perkembangan sel telur. Di proses itu, sel telur akan
disertai beberapa kelompok sel yang dinamakan dengan sel folikel, yaitu sel yang
mengandung cairan tempat tumbuhnya sel telur.
Perkembangan sel folikel kemudian akan dirangsang oleh hormon Follicle Stimulating
Hormone (FSH). Dari masa embrio, telah terjadi perkembangan oogonium menjadi
oosit, sedangkan oosit tidak akan berkembang menjadi sel ovum matang sampai
dimulainya masa pubertas.
Sesudah mulai memasuki masa pubertas, ovum yang telah matang akan dilepas sel
folikel dan dikeluarkan ovarium ke uterus (rahim). Sel ovum atau sel telur siap dibuathi
sel sperma pria.
Apabila sel telur tersebut tidak dibuahi, maka seorang wanita akan mengalami masa
menstruasi, yakni luruhnya dinding endometrium bersama dengan sel ovum yang tidak
dibuahi.
Namun apabila sel telur/ovum berhasil dibuahi sel sperma, maka hasil dari permuan
keduanya atau hasil pembuahan akan tumbuh dan berkembang pada uterus (rahim)
menjadi embrio.
Fungsi Uterus Sebagai Kelenjar Endokrin
Ovarium mempunyai peranan dalam memproduksi ovum atau sel telur, dan juga
ovarium memiliki fungsi sebagai kelenjar endokrin. Ovarium bisa menghasilkan dua
hormon, yang mana kedua hormon tersebut mempunyai fungsi paling penting dalam

60
menjaga kesehatan reproduksi dan kesuburan. Hormon itu adalah hormon estrogen dan
hormon progesteron.
Hormon Estrogen
Hormon estrogen merupakan hormon seks yang utama sebagai perkembangan seksual
dan reproduksi. Dari kimianya, estron mengarah pada hormon yang tersusun atas
estrone, estradiol, estiol. Fungsi dari hormon estrogen untuk wanita antara lain:
 Memberikan rangsangan perkembangan organ seks sekunder seperti
pertumbuhan payudara, rambut kemaluan dan ketiak
 Mengatur siklus menstruasi dan pengendalian pertumbuhan dinding rahim
selama periode menstruasi.
 Membantu peran dalam pembentukan tulang dan juga pembekuan darah
 Dapat mempengaruhi kulit, rambut, selaput lendir dan otot panggul.
Hormon Progresteron
Hormon progresteron merupakan hormon golongan steroid mempunyai fungsi penting
yang berkaitan dengan siklus menstruasi, kehamilan dan perkembangan embrio. Adapun
fungsi dari progresteron antara lain:
 Mengubah dinding endometrium rahim untuk mempersiapkan tempat yang
nyaman untuk pertumbuhan janin.
 Menurunkan respon kekebalan tubuh wanita selama terjadi proses pembuahan
untuk menyiapkan kehamnilan.
 Bekerja sama dengan hormon prolaktin untuk mematangkan payudara supaya
dapat memproduksi asi.
 Meningkatkan gairah seksual pada wanita
 Membantu perkembangan saraf otak dan memiliki peran dalam perlindungan
dan juga pemulihan cedera jaringan otak dari kerusakan.
Pengaruh Usia Terhadap Pertumbuhan Dan Perkembangan Ovarium (Indung
Telur)
Ketika wanita lahir ada 1-2 juta oosit yang pada ovariumnya, tetapi hanya sekitar 500
yang akan mengalami ovulasi, sisanya tidak dapat digunakan atau mati dengan
sendirinya.
Seiring pertambahan usia seseorang maka oosit ini jumlahnya akan semakin sedikit.
Karena di masa menstruasi sel yang tidak dibuahi akan keluar dari tubuh. Apabila sel

61
tersebut habis, maka seseorang wanita akan memasuka periode menopause, yakni masa
dimana tidak dapat lagi mengalami menstruasi.

DAFTAR PUSTAKA
1. Platzer W, color atlaas and Texbook of Human Anatomy, vol. 1 locoinstor
system, ed 4. Rev Germany, 1992

2. Wibowo D, paryama W, Anatomi Tubuh Manusia, Graha Ilmu Bandung, 2007

3. Anatomi 2, Kepala, Leher, Thorax , abdomen, pelvis, edisi 4. Bagian anatomi


FK USU, 2006

4. Tambayong J. Anatomi & Fisiologi untuk keperawatan, cetakan I, Penerbit


Buku Kedokteran EGC, Jakarta, 2001

5. Syaifudin, Anatomi Fisiologi untuk siswa perawat, edisi 2. Penerbit Buku


Kedokteran EGC, Jakarta, 1997

62
6. Pearce, evelyn C. 2011. Anatomi dan Fisiologi untuk para medis. Jakarta : PT
Gramedia Pustaka umum

7. Kirnantoro, Maryana, Anatomi Fisiologi , Cetakan pertama, penerbit Pustaka


Baru Press, Yogyakarta.

63
64
65
66
67
68
69
70
CONTOH SOAL UJIAN DAN JAWABAN

1. Hormon pada manusia dihasilkan oleh kelenjar yang tidak memiliki saluran
pengeluaran, sehingga disebut :……
a. Kelenjar saraf
b. Kelenjar usus buntu
c. Kelenjar buntu
d. Kelenjar malpigi
e. Kelenjar eksokrin
2. Di bawah ini yang bukan merupakan kelenjar endokrin, adalah:..
a. Gondok
b. Kelamin
c. Anak ginjal
d. Keringat
e. Master of gland
3. Kelenjar endokrin (kelenjar buntu), termasuk kelenjar yang …
a. Tidak mempunyai saluran dan menghasilkan hormone
b. Tidak mempunyai saluran dan menghasilkan enzim
c. Mempunyai saluran dan menghasilkan hormone
d. Getahnya masuk kesaluran makanan
e. Mempunyai saluran dan menghasilkan enzim
4. Hormone merupakan zat kimia yang penting bagi tubuh, hormone dihasilkan
oleh kelenjar:..
a. Gondok
b. Buntu
c. Endokrin
d. Pancreas
e. Adrenal
5. Nama lain kelenjar hipofisis yaitu :
a. Kelenjar gondok
b. Kelenjar usus
c. Kelenjar tiroid
d. Kepala kelenjar
e. Kelenjar kelamin
6. Nama lain kelenjar endokrin ialah :….
a. Kelenjar buntu
b. Kelenjar usus
c. Kelenjar tiroid
d. Kelenjar gondok
e. Kelenjar kelamin
7. Terletak di dasar tengkorak, di bawah otak besar, merupakan letak kelenjar :…
a. Kelenjar buntu
b. Kelenjar tiroid
c. Kelenjar hipofisis
d. Kelenjar gondok
e. Kelenjar thymus
8. Dibawah ini, hormone yang dihasilkan oleh kelenjar hipofisis adalah …

71
a. hormone tiroksin
b. hormone insulin
c. hormone yang merangsang pembentukan sperma
d. hormone kortison
e. hormone paratiroksin
9. fungsi kelenjar hipofisis adalah untuk:…
a. mengatur pertumbuhan cirri kelamin sekunder wanita
b. merangsang pengubahan glukosa menjadi glikogen
c. mengatur hormone tiroksin dalam darah
d. merangsang perubahan glikogen menjadi glukosa
e. meningkatkan transport glukosa kedalam sel.
10. Kelenjar gondok menghasilkan :..
a. Hormone insulin
b. Hormone tiroksin
c. Hormone hipofisis
d. Hormone deoksikortison
e. Growth Hormone

11. Fungsi hormone tiroksin adalah untuk:…


a. Mengatur pertumbuhan cirri kelamin sekunder wanita
b. Mengatur hormone tiroksin dalam darah
c. Meningkatkan metabolisme energy
d. Merangsang pengubahan glikogen menjadi glukosa
e. Merangsang pengubahan glukosa menjadi glikogen
12. Bila kelebihan hormone tiroksin, maka akan mengalami :
a. Kretinisme
b. Gigantisme
c. Penyakit hipermetabolisme
d. Pertumbuhan raksasa.
e. Tubuh kerdil
13. Fungsi hormone kalsitonin yaitu :….
a. Mencegah pengeroposan tulang dan menurunkan kadar kalsium dalam
plasma darah
b. Meningkatkan metabolism energy
c. Mengaturpertumbuhancirikelaminsekunderwanita
d. Mengatur hormone tiroksindalamdarah
e. Mengaturpengeluaran hormone insulin oleh pancreas
14. Penyakit diabetes merupakan penyakit apabila kekurangan hormone:
a. Tiroksin
b. Kortison
c. Dioksikortison
d. Insulin
e. Hipofisis
15. Insulin dihasilkan oleh kelenjar endokrin …
a. Anak gondok
b. Anak ginjal
c. Kacangan
d. Pulau-pulau Langerhans
e. Hipofisis
72
16. Kekurangan hormone insulin menyebabkan penyakit …
a. Hati
b. Ginjal
c. Batuginjal
d. Kencingmanis
e. Hipertensi
17. Hormone insulin berfungsi mengatur :…
a. Kadar gula dalam darah
b. Penyimpanan gula dalam darah
c. Kadar gula dalam ginjal
d. Penyimpanan gula dalam ginjal
e. Mengatur pertumbuhan cirri sek sekunder pada wanita
18. Seseorang penderita diabetes mellitus, harus mengurangi makanan yang
mengandung karbohidrat. Mengapa ?, karena…
a. Lambung tidak dapat mencernanya
b. Zat gula tidak terurai dalam ginjal
c. Kekurangan hormone insulin
d. Kekurangan hormone adrenalin
e. Karbohidrat mengandung kadar gula yang tinggi
19. Kelenjar anak ginjal terdiri dari dua bagian, yaitu:
a. Bagian usus dan bagian kulit
b. Bagian kulit dan bagian sumsum
c. Bagian sumsum dan bagian usus
d. Bagian kulit dan bagian usus
e. Bagian kortek dan bagian medulla
20. Hormone kortison dan deoksikortison dihasilkan oleh kelenjar anak ginjal
bagian :
a. Sumsum
b. Otak
c. korteks
d. Usus
e. Medulla
21. Kelenjar hipofisis disebut pula master gland karena:…
a. Menghasilkan hormone pertumbuhan
b. Terletak di kepala
c. Mempengaruhi produksi kelenjar endokrin lainnya
d. Menghasilkan dua macam hormone
e. Kelenjar endokrin paling besar ukurannya
22. Kekurangan hormone tiroksin menyebabkan pertumbuhan …
a. Kurang sempurna
b. Sangat sempurna
c. Menjadi raksasa
d. Menjadi kerdil
e. Cacat
23. Kretinisme adalah pertumbuhan kerdil dan kemunduran mental yang disebabkan
oleh kekurangan hormone:….
a. Adrenalin
b. Insulin
73
c. Tiroksin
d. Estrogen
e. Progesterone
24. Kelenjar gonad dalam testis menghasilkan hormone:…
a. Adrenalin
b. Estrogen
c. Testosterone
d. Insulin
e. Kortison
25. Kelenjar endokrin yang sifat kerjanya hanya sampai pada usia tertentu adalah :
a. Kelenjar suprarenalis
b. Kelenjar tymus
c. Kelenjar pancreas
d. Kelenjar gonade
e. Kelenjar thyroid
26. Penyampaian impuls pada system hormone terjadisecara …
a. Cepat dan langsung dapat dilihat perubahannya
b. Cepat dan tidak langsung dapat dilihat perubahannya
c. Lama dan langsung dapat dilihat perubahanya
d. Lama dan tidak langsung dapat dilihat perubahannya
e. Cepat langsung menanggapi rangsang dari luar
27. Ilmu yang mempelajari seluk beluk hormone disebut ;…
a. Endokrinologi
b. Thiroidologi
c. Hormonology
d. Histologi
e. Glandologi
28. Kelenjar endokrin yang tersusun dari pulau-pulau Langerhans adalah:…
a. Kelenjar thymus
b. Kelenjar insulin
c. Kelenjar adrenal
d. Kelenjar gonad
e. Kelenjar hipofisis
29. Vaskularisasi kelenjar hipofisis berasal dari :
a. Arteri .Hipofisis superior dan inferior
b. Arteri thyroidea superior dan inferior
c. Arteri thyroidea inferior
d. Arteri suprarenalis superior
e. Arteri pancreaticoduodenale superior
30. Vaskularisasi kelenjar paratiroid berasal dari:
a. Arteri .Hipofisis superior dan inferior
b. Arteri thyroidea superior dan inferior
c. Arteri thyroidea inferior
d. Arteri suprarenalis superior
e. Arteri pancreaticoduodenale superior

74
JAWABAN SOAL

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

C D A C D A C C A B

11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

C C A D D D A C E C

21 22 23 24 25 26 27 28 29 30

C D C C B D C B A C

75
RANCANGAN EVALUASI PROSES BELAJAR MENGAJAR

KUESIONER EVALUASI PEMBELAJARAN


FAKULTAS KEDOKTERAN UMI
(Diisi oleh Mahasiswa)

Mata Kuliah : ………………………………


Dosen Pengampu : ………………………………

76
77
Kuesioner ini dimaksudkan untuk mengumpulkan informasi tentang cara mengajar
dosen dalam perkuliahan yang anda ikuti. Berilah penilaian secara jujur, objektif dan
penuh tanggung jawab. Informasi yang anda berikan akan dipergunakan sebagai bahan
masukan bagi dosen dan tidak akan berpengaruh terhadap status anda sebagai
mahasiswa.

Petunjuk :
Lingkarilah angka yang sesuai dengan pendapat Anda untuk setiap pertanyaan di
bawah ini.
Angka 1 sampai dengan 4 pada skor jawaban mempunyai arti sebagai berikut:
1=Kurang
2=Cukup
3=Baik
4=Sangat Baik

No Aspek Skor
1. Kesiapan memberikan kuliah 1 2 3 4
2. Ketepatan waktu kehadiran dosen 1 2 3 4
3. Lama waktu tatap muka sesuai SKS (1 SKS = 50
1 2 3 4
menit)
4. Penguasaan terhadap materi kuliah 1 2 3 4
5. Upaya membangkitkan minat mahasiswa pada mata
1 2 3 4
kuliah ini di awal kuliah
6. Kemampuan menghidupkan suasana kelas 1 2 3 4
7. Memberikan motivasi kepada mahasiswa 1 2 3 4
8. Kemampuan menjelaskan materi kuliah dengan
1 2 3 4
sistematis
9. Kesesuaian materi yang diberikan dengan
1 2 3 4
kompetensi yang ditetapkan
10. Waktu yang disediakan untuk bertanya 1 2 3 4
11. Penggunaan media dan teknologi pembelajaran 1 2 3 4
Penggunaan media mengajar (power point)
12. 1 2 3 4
informatif, sistematis dan menarik
Kemampuan memberi contoh relevan dari materi
13. 1 2 3 4
kuliah yang diajarkan
Kesesuaian materi ujian dengan materi kuliah yang
14. 1 2 3 4
diberikan
78
Ʃ TOTAL SKOR
RATA-RATA

RANCANGAN EVALUASI PROSES BELAJAR MENGAJAR

KEBIASAAN BELAJAR MAHASISWA


(Diisi oleh Dosen)

Mata Kuliah : ………………………………

Kuesioner ini dimaksudkan untuk mengumpulkan informasi tentang kebiasaan belajar


mahasiswa.

Petunjuk :
Lingkarilah angka yang sesuai dengan pendapat Anda untuk setiap pertanyaan di
bawah ini.
Angka 1 sampai dengan 4 pada skor jawaban mempunyai arti sebagai berikut:
1=Kurang
2=Cukup
79
3=Baik
4=Sangat Baik

80
81
1 Ketepatan waktu kehadiran mahasiswa 1 2 3 4
2 Kemampuan mahasiswa menyerap materi
1 2 3 4
kuliah
3 Jumlah pertanyaan mahasiswa 1 2 3 4
4 Kualitas pertanyaan mahasiswa 1 2 3 4
5 Cara menjawab pertanyaan dosen di kelas 1 2 3 4
6 Kelengkapan buku-buku pelajaran 1 2 3 4
7 Perhatian mahasiswa pada keseluruhan
1 2 3 4
jalannya perkuliahan
8 Persentase kehadiran mahasiswa 1 2 3 4
9 Minat mahasiswa terhadap materi yang
1 2 3 4
diberikan
10 Motivasi mahasiswa terhadap perkuliahan 1 2 3 4
Ʃ TOTAL SKOR
- RATA-RATA

82

Anda mungkin juga menyukai