Disusun oleh :
dr. Sri Soenaryati Matin, M.Kes
Kriswiharsi Kun Saptorini, M.Kes(Epid)
1
KATA PENGANTAR
Mata kuliah Klasifikasi dan Kodefikasi Penyakit dan Masalah Kesehatan serta Tindakan
(KKPMT), merupakan salah satu materi inti untuk mendukung profesi Perekam Medis khususnya
sebagai clinical coder. Standard kompetensi mata kuliah KKPMT yaitu mahasiswa Program Studi
D3 Rekam Medis dan Informasi Kesehatan (RMIK) mampu menganalisis dan menelusuri
kesesuaian informasi yang mendukung diagnosis, mampu melakukan dan menetapkan klasifikasi
dan kodefikasi diagnosis, pemeriksaan penunjang, tindakan medis berdasarkan ICD-10 dan ICD-
9-CM secara akurat.
Mata kuliah KKPMT 4 atau mata kuliah Klasifikasi dan Kodefikasi terkait system
genitourinaria, system Reproduksi, perinatal-neonatal, kelainan congenital dengan diskripsi
sebagai berikut:
1. Memahami kesesuaian informasi yang mendukung diagnosis gangguan sistem genitourinaria
dan system reproduksi, perinal-neonatal serta kelainan congenital. .
2. Mampu menelusuri dan menganalisis kesesuaian informasi yang mendukung diagnosis
sistem genitourinaria, system reproduksi, perinatal-neonatal, kelainan kongenital
3. Mampu melakukan dan menetapkan klasifikasi dan kodefikasi diagnosis penyakit,
pemeriksaan penunjang dan tindakan terkait system genitourinaria, system reproduksi,
perinatal-neonatal, kelainan congenital, secara akurat berdasarkan pedoman yang berlaku di
Indonesia (ICD-10 dan ICD-9-CM)
Materi KKPMT 4 diberilakn dalam kuliah blok secara integrasi anatomi, fisiologi,
patofisiologi, terminology, klasifikasi dan kodefikasi, secara teori dilanjutkan praktik. Praktik
KKPMT 4 dalam bentuk:
1. Penugasan untuk peningkatan pemahaman terkait materi. .
2. Latihan kasus-kasus untuk peningkatan kemampuan analisis kesesuaian informasi
mendukung diagnosis, kemampuan melakukan serta menetapkan klasifikasi dan kodefikasi
terkait gangguan system yang dipelajari yang meliputi diagnosis, pemeriksaan penunjang
serta tindakan.
Buku Ajar KKPMT 4 ini disusun sesuai kurikulum nasional Diploma III Rekam medis dan
infor,asi Kesehatan (RMIK) dengan tujuan memberikan kemudahan dalam belajar dan memahami
materi KKPMT 4. Untuk menambah pemahaman dan ketrampilan diharapkan mempelajari
berbagai buku kedokteran, buku terminology medis, dan ICD 10 serta ICD 9, dan yang lain.
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
menyelesaikan Buku Ajar KKPMT 4 ini, dan dalam menerbitkan buku ini. Kritik dan saran sangat
kamu harapkan untuk perbaikan buku ini dimasa yang akan datang.
Semarang, 1 September 2020.
Penyusun
2
TUJUAN PEMBELAJARAN
Mata kuliah ini mempelajari secara tematik setiap topik secara blok baik teori maupun praktik dengan
mengintegrasikan berbagai dasar ilmu anatomi, fisiolofi, patofisiologi meliputi gejala dan tanda-tanda,
pemeriksaan pendukung diagnosis dan tindakan medis, terminology medis, serta klasifikasi-kodefikasi
penyakit dan tindakan medis meliputi penyakit atau gangguan system genitourinaria pria dan wanita,
reproduksi (kehamilan, persalinan, nifas), perinatal dan neonatal, kelainan congenital, sebagai dasar untuk
mencapai kompetensi clinical coder.
A. Pendahuluan
Sistem urinaria atau sering disebut system urologi atau sistem perkemihan adalah system organ yang
berperan dalam untuk menyaring darah dan menghasilkan urine, menyimpan, dan mengalirkan urin.
Pada manusia, sistem ini terdiri dari dua ginjal, dua ureter, kandung kemih, dua otot sphincter, dan
uretra.
Kegiatan Belajar : anatomi, fisiologi, patologi, terminology, klasifikasi dan kodefikasi gangguan atau
masalah kesehatan system urinaria
Gambar 1.1 Sistem Urinaria posisi dan organ utama pada manusia
Lokasi system urinaria ada di abdomen atau perut bagian belakang, atau daerah punggung khususnya
ginjal sampai dengan perut bagian bawah khusuusnya vesika urinaria atau kandung kemih dan
disalurkan keluar bersamaan organ genitalia. Sehingga system urinaria sangat erat hubungannya
dengan genitalia, dan sering disebut sisten urogenitalia.
Ginjal:
1. Jumlah 2 buah, berbentuk seperti kacang
2. Terletak di kedua sisi columna vertebralis antara vertebra thorax 12 s/d lumbal 2, bagian atas ginjal
terlindungi costa 11 dan costa 12, di belakang peritoneum.
3. Ginjal dibungkus lapisan lemak yang membantu meredam goncangan.
4. Ginjal mengandung 1-1,5 juta nefron yang mempunyai fungsi paling vital dalam ginjal
4
5. Potongan longitudinal ginjal memperlihatkan dua daerah yang berbeda yaitu Korteks dan medula.
Ureter
1. Saluran yang panjangnya sekitar 10-12 inci (25 ningga 30 cm),
2. Saluran yang menghubungkan antara ginjal dengan vesica urinaria.
3. Fungsi ureter menyalurkan urine ke vesica urinaria.
Vesica Urinaria
1. Terletak di lantai pelvis (pelvic floor), bersama-sama rektum, organ reproduksi, bagian usus halus,
serta pembuluh-pembuluh darah, limfatik dan saraf.
2. Kantong berotot yang dapat mengempis, terletak dibelakang simfisis pubis.
3. Dinding vesica urinaria terdiri dari otot m.detrusor (otot spiral, longitudinal, sirkular).
4. Persyarafan terdiri atas persyarafan simpatis dan parasimpatis.
Uretra
1. Merupakan saluran sempit yang berpangkal pada kandung kemih.
2. Uretra wanita panjang sekitar 2,5 s/d 4 cm, terletak diantara klitoris dan pintu vagina, lebih berisiko
terkena infeksi kantung kemih atau cystitis dan infeksi saluran kemih.
3. Uretra pada pria panjang sekitar 20 cm dan berakhir pada akhir penis. Uretra pada pria dibagi
menjadi 4 bagian, dinamakan sesuai dengan letaknya:
a. pars pra-prostatica, terletak sebelum kelenjar prostat.
b. pars prostatica, terletak di prostat.
c. pars membranosa, sekitar 1,5 cm dan di lateral terdapat kelenjar bulbouretralis.
d. pars spongiosa/cavernosa, sekitar 15 cm, melintas di corpus spongiosum penis.
Fungsi Uretra:
1. Menyalurkan air kemih keluar.
2. Menghubungkan kantung kemih ke lingkungan luar tubuh, sebagai saluran pembuang sistem kemih
3. Pada pria sebagai bagian sistem seksual (saluran air mani dengan spermanya)
6
Beberapa gangguan system urinaria
1. Infeksi Saluran Kemih (ISK)/ Urinary Tract Infection (UTI)
Infeksi Saluran Kemih sering disebut = ISK yang berarti adanya mikroorganisme pada saluran
kemih, dimana terdapat koloni bakteri dalam jumlah besar pada saluran kemih. Kuman yang
tersering addalah bakteri Escherichia coli, tetapi dapat berupa akibat bakteri lain yang berhubungan
dengan penyakit menular seksual (gonorhoe). Virus dan jamur dapat menjadi penyebab meskipun
jarang.
ISK (Infeksi Saluran Kemih) dibagi menjadi 2 yaitu:
a. ISK bagian atas (kandung kemih keatas)
b. ISK bagian bawah (Kandung kemih kebawah)
Urine normal bersifat steril dari kuman, dan kuman sering masuk dari uretra. Pada pria lebih sedikit
infeksi dibanding wanita, karena ada pertahanan alami dimana uretra pria jauh dari rektum dan
anus, dan produksi kelenjar prostat memperlambat pertumbuhan kuman. Pada wanita lebih resiko
infeksi, karena sangat berdekatan dengan anus, dan lecet gesekan mekanis karena kedekatan
dengan vagina.
7
Penyebab: urine yang jenuh dengan garam2 pembentuk batu seperti: Calcium, asam urat, batu
struvit (magnesium, amonium, fosfat), membentuk pasir halus dan bila bergabung menjadi batu
kecil kerikil.
Gejala yang muncul pada pasien dengan urolithiasis ini antara lain:
- Bila batu kecil maka gejala kurang nyata.
Rasa Nyeri dan dapat sampai kolik (nyeri luar biasa), lokasi nyeri tergantung dari letak batu.
Bila nyeri mendadak menjadi akut, disertai nyeri tekan diseluruh area kostovertebral tidak jarang
disertai mual dan muntah, dapat disimpulkan pasien sedang mengalami kolik ginjal.
Batu yang berada di ureter dapat menyebabkan nyeri yang luar biasa, akut, dan kolik yang
menyebar ke paha dan genitalia. Pasien yang mengalami kolik ureter akan sering ingin merasa
berkemih, namun hanya sedikit urine yang keluar, dan biasanya air kemih disertai dengan
darah.
Bila Batu di kandung kemih, maka nyeri perut bag bawah
- Infeksi sekunder.
Infeksi akibat obstruksi dan statis di proksimal dari sumbatan. Infeksi yang terjadi di saluran
kemih karena kuman Proteus spp, Klebsiella, Serratia, Enterobacter, Pseudomonas, dan
Staphylococcus.
Demam dapat terjadi karena adanya kuman yang beredar di dalam darah sehingga
menyebabkan suhu badan meningkat melebihi batas normal..
- Hematuria dan Kristaluria
Hematuria adalah terdapatnya sel darah merah di dalam air kemih.
Kristaluria adalah air kemih yang berpasir.
Bila ada infeksi, urine dapat bercampur nanah.
- Mual dan Muntah.
Obstruksi saluran kemih bagian atas, ginjal dan ureter, seringkali menyebabkan mual dan
muntah.
Apabila terjadi keterlambatan diagnosis dan penanganan maka dapat terjadi komplikasi berupa
Hidronefrosis, Infeksi Saluran Kemih (ISK), Glomerulonefritis, hingga Gagal Ginjal.
Tindakan operasi dapat dilakukan apabila ukuran batu tidak bisa dikeluarkan bersama kencing,
beberapa jenis tindakannya:
ESWL (Extracorporeal Shock Wave Lithotripsy) adalah tindakan memecah batu yang
ditembakkan dari luar tubuh dengan menggunakan gelombang kejut yang dapat memecahkan
batu menjadi pecahan yang halus, sehingga pecahan tersebut dapat keluar bersama dengan
air seni.
URS (Uretroskopi) merupakan prosedur tindakan pemeriksaan saluran kandung kemih yang
menggunakan suatu alat yang dimasukkan melalui saluran kemih kedalam ureter kemudian
batu dipecahkan dengan gelombang pneumatik. Pecahan batu akan keluar bersama air seni.
PCNL merupakan tindakan menghancurkan batu ginjal dengan memasukkan alat
endoskopi yang dimasukkan kedalam ginjal sehingga batu dapat dihancurkan dengan alat
tersebut. Tindakan ini memerlukan pembiusan dan rawatinap.
3. NEPHROTIC SYNDROME
Sindrom nefrotik adalah gangguan organ ginjal, dimana adanya protein dalam urine yang
menunjukkan tanda organ ginjal tidak bekerja normal.
Penyebabnya
Karena rusaknya pembuluh darah kecil (glomeruli) menyebabkan gangguan proses penyaringan,
dimana protein darah (albumin) keluar lewat urine, sehingga kadar protein darah (albumin) turun.
Gejala:
• Pembengkakan (odema) sekitar mata, pergelangan kaki, kaki. Mungkin paru-paru sesak
• Urine berbusa, ginjal melepaskan protein banyak di urine, sehingga kadar protein urine positif
dan urine berbusa.
• Berat badan meningkat, karena tubuh menampung cairan banyak,
Resiko Nefrotik sindrom
• Terjadi penggumpalan darah. Protein darah membantu mencegah terjadi pembekuan.
Sehingga protein turun mempunyai risiko darah membeku dalam pembuluh darah
• Kadar kolestrol dan trigliserida darah menjadi tinggi. Kadar protein albumin darah turun, hati
akan membuat albumin berlebih & hati juga melepaskan >> kolestrol dan trigliserida.
• Tekanan darah tinggi. Penumpukan limbah (uremia) dapat meningkatkan tekanan darah
• Mengarah ke penyakit gagal ginjal akut dan kronis. Ginjal tidak mampu menyaring darah
dengan baik dg rusaknya glomeruli, maka produk limbah menumpuk dalam darah, disebut
gagal ginjal akut.
• Risiko infeksi meningkat
• Gizi buruk. Kehilangan banyak protein darah, sehingga terjadi malnutrisi.
9
Patofisiologi:
Sebagian besar penyakit ginjal menyerang nefron, mengakibatkan kehilangan kemampuan untuk
menyaring. Kerusakan nefron dapat terjadi secara cepat, sebagai akibat pelukaan atau keracunan.
Kebanyakan penyakit ginjal menghancurkan nefron secara perlahan dan diam-diam. Kerusakan
tampak setelah beberapa tahun. Sebagian besar penyakit ginjal menyerang kedua buah ginjal
sekaligus. Gagal ginjal terminal, fungsi ginjal sudah sangat buruk, ginjal sakit tidak bisa menahan
protein darah (albumin) yang seharusnya tidak dilepas ke urin (proteinuria). Berkurangnya fungsi
ginjal menyebabkan penumpukan ureum dan creatinin dalam darah.
Klasifikasi Gagal Ginjal yaitu Gagal Ginjal Kronis, dan Gagal Ginjal Akut
Faktor risiko gagal ginjal:
Nefropati diabetic
Tekanan Darah Tinggi (hipertensi) dapat merusak jaringan pembuluh darah ginjal, dapat
menyebabkan nefrosklerosis atau kerusakan pada arteri ginjal, arteriola, dan glomeruli
Glomerulonefritis
Kelaianan bawaan seperti struktur kistik maupun non kist
Trauma
Keracunan Obat
Patofisiologi
• Pembesaran prostat perlahan2, menyebabkan terjadi resistensi uretra, detrusor leher vesika
kontraksi lebih kuat akan menyerang serat detrusor lebih tebal, terjadi dekompensasi yaitu tidak
mampu lagi kontraksi, maka akan terjadi retensi urin total, akan mempunyai risiko hidronefrosis
Tanda dan Gejala
• hilangnya kekuatan pancaran saat kencing
• Kesulitan dalam mengosongkan kandung kemih.
• Rasa nyeri saat memulai miksi
• Adanya urine yang bercampur darah (hematuri).
Gejala Klinis
• Gejala Obstruktif kencing > lama & sering mengejan
• Intermitency = terputus-putusnya aliran kencing
• Terminal dribling = menetesnya urine pada akhir kencing.
• Pancaran lemah
• Rasa tidak puas berakhirnya buang air kecil
Gejala Iritasi yaitu :
• Urgency = perasaan ingin buang air kecil sulit ditahan.
10
• Frekuensi = miksi > sering malam hari (Nocturia)
• Disuria = nyeri pada waktu kencing.
Pemeriksaan Penunjang
• Pemeriksaan Radiologi
a. Prelograf intravena
b. USG
c. Pemeriksaan Cytoskopi
D. Terminologi system urinaria (urology)
Istilah khusus
Kata Definisi
Albuminuria Kondisi abnormal dengan adanya serum albumin (protein ) dalam urine
Anuria Tidak terdapat urin
Bladder distention; distensi Kandung kemih penuh
kandung kemih
Blood chemistries; kimia Tes darah untuk fungsi ginjal, terutama BUN ( Urea, Nitrogen, Darah ) dan
darah kreatin
Blood urea nitrogen (BUN) ; Uria (nitrogen ) konsentrasi serum atau plasma; indikator penting untuk fungsi
11
Kata Definisi
Urea, Nitrogen, Darah ginjal
Catheterization Sebuah kateter (tabung/pipa) ke dalam kandung kemih untuk menghilangkan
distensi kandung kemih
Clinitest Tes untuk glukosa dalam urin / sub-sub lain dalam urin
Continent Mampu mengendalikan buang air besar dan buang air kecil
Cystoscopy Pemeriksaan visual pada saluran kencing dengan menggunakan cytoscope
Diuresis Peningkatan ekskresi urin
Dysuria Nyeri/sulit buang air kecil
Enuresis Buang air kecil tidak terkontrol, exs:ngompol (BAK saat tidur )
Frequency (urgency) Keinginan utk buang air kecil pd interval pendek , tp pemakai-an jumlah kecil
karena kapasitas kandung kemih berkurang
Hematuria Adanya darah dalam urin
Incontinent Ketidakmampuan utk mengendalikan buang air kecil & buang air besar
Intravenous pyelogram Sebuah teknik radiologi untuk memeriksa struktur dan mengevaluasi fungsi
(IVP) sistem urinari
KUB Singkatan Kidney, Ureter and Bladder
Nocturia, nycturia Pengeluaran urin di waktu malam hari
Oliguria Sekresi kemih yang berkurang, dibandingkan dengan masukan cairan; Buang air
kecil dengan jumlah sedikit
Pyuria Adanya nanah dalam urin
Retrograde Sebuah teknik radiologi utk memeriksa struktur sistem ginjal yg sangat berguna
Pyelogram utk menemukan sumbatan saluran kemih
Scan (renal) Gambar yg dihasilkan setelah pasien disuntik dg zat radioaktif. Hal ini dpt
menentukan bentuk & fungsi ginjal.
Testape Kertas khusus yg berubah warna ketika dicelupkan dlm air seni
Ultrasonography; USG Visualisasi struktur2 dlm tubuh dg merekam pantulan gelombang bunyi yg tidak
dapat didengar oleh manusia
Urinalysis (UA) Analisis urin : keasaman, kadar gula
Retensi Urin Ketidakmampuan buang air kecil krn berbagai alasan. Shg tubuh (ginjal) tetap
mengandung limbah air kencing
Latihan 1
1. Sebutkan bagian2 anatomi system urologi dalam istilah medis, bahasa inggis, bahasa Indonesia. pada
gambar system urologi terlampir ! (Gambar system urinaria)
2. Jelaskan apa fungsi masing-masing bagian dibawah ini:
a. Ginjal c. Kandung kemih (kandung kencing)
b. Ureter d. Uretra
3. Jelaskan bagaimana proses pembentukan urine dan proses pengeluaran urine.
Latihan2
Jelaskan :
a. Pengertian penyakit dan gangguan tersebut dan lokasi utama gangguan !!
b. Gejala dan tanda-tanda
c. Pemeriksaan penunjang dan Ttindakan
1
2
9
10
11
5
6
12
7 8
13
14 15
13
BAB 2
SYSTEM GENITALIA PRIA DAN WANITA
A. Pendahuluan
Sistem genitalia atau sering disebut organ kelamin terdiri genitalia pria dan genitalia wanita. Sistem
genitalia adalah sistem organ seks dalam yang bekerja sama antara hasil genitalia pria dan wanita
untuk tujuan reproduksi manusia. Organ seksual sesuai jenis kelamin memiliki perbedaan yang
signifikan, yang memungkinkan untuk kombinasi materi genetik antara dua individu untuk menghasilkan
keturunan.
Kegiatan Belajar : anatomi, fisiologi sistem genitalia pria dan genitalia wanita
Testis
1. Sepasang, berbentuk oval terletak dalam skrotum atau kantung pelir
14
2. Testis berada di luar tubuh, karena pertumbuhan sperma membutuhkan suhu lebih rendah dari
o
suhu tubuh. Suhu dalam skrotum 2 C lebih rendah dari suhu rongga perut.
3. mengandung lipatan tubulus seminiferus (tempat pembentukan sperma) Dinding tubulus
seminiferus mengandung jaringan ikat dan jaringan epithelium benih pembentukan sperma
(spermatogenesis).
4. Berfungsi sebagai kelenjar endokrin yang mengandung sel-sel Leydig penghasil hormone androgen
yaitu testosterone.
Epididimis
1. Sepasang, saluran yang keluar testis, berkelok-kelok diluar permukaan testis kurang lebih 6 m.
2. Sebagai tempat pematangan sperma, sehingga sperma menjadi motil & mampu membuahi.
Vas deferens
Sepasang, saluran lurus keatas kelanjutan epididimis. Sebagai saluran jalan sperma dari epididimis ke
vesikula seminalis (kantung semen/ kantung mani).
Vesikula seminalis
1. Sepasang, kantung kelenjar yang berlekuk-lekuk.
2. Dindingnya mensekresikan cairan kental berwarna kekuning-kuningan dan bersifat basa (alkalis),
60% total volume semen, mengandung lendir, gula fruktosa (penyedia energi untuk pergerakan
sperma), enzim, vitamin dan hormon prostagladin.
Saluran ejakulasi
1. Sepasang, saluran pendek menghubungkan duktus vesikula seminalis dan uretra.
2. Terdapat klep yang akan menutup urine dari kandung kencing apabila terjadi ejakulasi.
Uretra
1. Satu buah, saluran disepanjang penis, memiliki lubang keluar di ujung penis.
2. Berfungsi sebagai saluran keluar urine dan saluran keluar air mani.
Kelenjar prostat.
1. Satu buah, terdapat di bawah kandung kemih.
2. Mensekresikan getahnya secara langsung ke dalam uretra berupa cairan encer berwarna putih
seperti susu mengandung enzim antikoagulan dan asam sitrat (nutrisi bagi sperma).
3. Mensekresi cairan alkali encer untuk menetralisis cairan vagina yang basa.
4. Mensekresi hormone prastaglandin
Kelenjar Cowper atau kelenjar Bulbouretra.
1. Sepasang, terletak di bawah kelenjar Prostat.
2. Mensekresikan getahnya kedalam uretra berupa mukus (lendir) jernih bersifat basa yang dapat
menetralisir urin asam yang tertinggal di sepanjang uretra.
Penis
1. Satu buah.
15
2. Tersusun dari 3 silinder jaringan erektil mirip spons berasal dari vena dan kapiler yang mengalami
modifikasi, 2 buah terletak di atas = korpus kavernosa, 1 buah terletak di bawah membungkus
uretra = korpus spongiosum.
3. Batang utama penis dilapisi kulit yang relatif lebih tebal.
4. Kepala penis (glands penis) banyak mengandung pembuluh darah dan syaraf.
5. Gland penis ditutup lipatan kulit yang jauh lebih tipis = preputium (prepuce). Kulit ini dihilangkan
pada saat dikhitan. Sunat dianjurkan karena memudahkan membersihan penis sehingga
mengurangi kemungkinan terkena infeksi.
6. Bila terjadi suatu rangsangan, jaringan erektil akan terisi penuh oleh darah dan penis akan
mengembang dan tegang = ereksi.
7. Penis dapat berfungsi sebagai alat kopulasi bila dalam keadaan ereksi.
Rambut kemaluan
Berfungsi menyaring kotoran agar tidak langsung menempel kulit kemaluan.
Ovarium
1. Sepasang, oval, menggantung bertaut ke uterus.
2. Ovarium terbungkus kapsul pelindung yang kuat & banyak folikel + 400.000 folikel. Dari 2 (dua)
ovarium, namun beberapa ratus yang berkembang & melepaskan ovum sejak menarche s/d
menophause secara bergantian.
3. Menghasilkan ovum, dan mensekresi hormon estrogen dan progesteron.
4. Folikel mensekresikan hormon estrogen
5. Folikel pecah melepaskan ovum, folikel berubah menjadi korpus luteum, yang mensekresi estrogen
dan progesteron. Estrogen dari korpus luteum tidak sebanyak sekresi folikel.
16
6. Jika sel telur tidak dibuahi, maka korpus luteum akan mengalami lysis dan sebuah folikel baru akan
mengalami pematangan pada siklus berikutnya.
Mons veneris : Bagian paling atas vulva, tebal dan banyak mengandung jaringan lemak
Labium mayora :
Sepasang, merupakan suatu lipatan tebal yang mengelilingi vagina dan ditumbuhi rambut
Labium minora.
Sepasang, suatu lipatan tipis di sebelah dalam labium mayora, banyak pembuluh darah & saraf. Bagian
atas membentuk clitoris, mengelilingi vestibulum ada uretra di bagian atas dan lubang vagina di bagian
bawah.
Clitoris: Tonjolan kecil, banyak syaraf sehingga paling peka terhadap rangsang
Ciri-ciri hormon
• Diproduksi & disekresikan ke dalam darah oleh sel kelenjar endokrin dalam jumlah sangat kecil
• Diangkut oleh darah menuju ke sel/jaringan target
• Mengadakan interaksi dengan reseptor khusus yang terdapat dalam sel target
17
• Punya pengaruh mengaktifkan enzim khusus
• Punya pengaruh tidak hanya thd satu sel target, tetapi dapat juga mempengaruhi beberapa sel
target yang berlainan.
Hormon kelamin Pria
Beberapa hormone yang mempengaruhi reproduksi pria antara lain:
1. Hormon Gonadotropin
Hormon gonadotropin dihasilkan oleh hipotalamus. Hormon ini berfungsi merangsang kelenjar
hipofisa bagian depan (anterior) agar mengeluarkan hormon FSH dan LH.
Follicle Stimulating Hormone/FSH dihasilkan oleh kelenjar hipofisis anterior (Kelenjar Pituitary),
FSH berfungsi:
a. merangsang sel Sertoli menghasilkan ABP (Androgen Binding Protein) yang akan memacu
spermatogonium untuk memulai proses spermatogenesis.
b. Merangsang sel leydig untuk menghasilkan testosterone.
Luteinizing Hormone/LH dihasilkan oleh kelenjar hipofisis anterior.
Fungsi LH:
a. merangsang sel Leydig untuk menghasilkan hormon testosteron.
b. Pada pria, awal pubertas antara usia 13 sampai 15 tahun terjadi peningkatan tinggi dan berat
badan yang relatif cepat bersamaan dengan pertambahan lingkar bahu dan pertambahan
panjang penis dan testis. Rambut pubis dan kumis serta jenggot mulai tumbuh.
c. Pada masa ini, pria akan mengalami mimpi basah.
2. Testosteron
Testosteron adalah hormone diproduksi di testis oleh sel Leydig.
Testosteron berfungsi :
a. Merangsang perkembangan organ seks primer pada saat embrio,
b. Pada masa pubertas testosteron mempengaruhi perkembangan alat reproduksi
c. Memacu tumbuhnya sifat kelamin sekunder (ciri kelamin pria, seperti: pertumbuhan rambut
kumis dan jenggot, pertambahan massa otot, perubahan suara, jakun).
d. Mendorong spermatogenesis tahap pembelahan sel-sel germinal untuk membentuk sperma,
terutama pembelahan meiosis untuk membentuk spermatosit sekunder.
3. Estrogen
Estrogen dibentuk oleh sel-sel Sertoli ketika distimulasi oleh FSH. Sel-sel Sertoli juga mensekresi
suatu protein pengikat androgen yang mengikat testoteron dan estrogen serta membawa keduanya
ke dalam cairan pada tubulus seminiferus. Kedua hormon ini tersedia untuk pematangan sperma.
4. Hormon Pertumbuhan
Hormon pertumbuhan diperlukan untuk mengatur metabolisme testis. Hormon pertumbuhan secara
khusus meningkatkan pembelahan awal pada spermatogenesis.
18
Proses Spermatogenesis
Spermatogenesis adalah pembentukan sperma di dalam testis, tepatnya di dalam tubulus seminiferus.
Dua sampai tiga lapis dinding luar tubulus seminiferus merupakan epithelium germinal, sel-selnya
berdeferensiasi menjadi spermatogonia sebagai prekusor sperma.
1. Spermatogonia (mengandung kromosom diploid =2n), terus-menerus memperbanyak diri
membelah secara mitosis. Setelah berulangkali membelah menjadi spermatosit primer (2n).
2. Setelah beberapa minggu, spermatosit primer membelah secara meiosis (meiosis 1) menjadi 2
buah spermatosit sekunder yang bersifat haploid (n) atau 23 buah kromosom.
3. Spermatosit sekunder membelah lagi secara meiosis (meiosis 2) menjadi 4 buah spermatid.
4. Proses pemasakan spermatosit menjadi spermatozoa disebut spermiogenesis. Spermiogenesis
terjadi di dalam epididimis dan membutuhkan waktu selama 2 hari.
5. Spermatid = calon sperma belum mempunyai ekor dan mengandung kromosom haploid (bentuk sel
epithelium). Kemudian setelah beberapa minggu mulai memanjang dan berubah bentuk menjadi
sperma yang memiliki kepala dan ekor. Perubahan spermatid menjadi sperma disebut spermiasi
6. Selama spermatogenesis, sperma yang berkembang secara perlahan-lahan didorong ke tengah
tubula seminiferus dan terus ke epididimis tempat sperma mendapatkan motilitasnya (kemampuan
bergerak).
Testis dapat memproduksi 150 juta sperma dalam waktu 24 jam. Sekali ejakulasi dapat mengeluarkan
100 juta s/d 300 juta sperma, dan bila sperma tidak dikeluarkan akan diserap secara alamiah. Di antara
sel-sel yang sedang mengalami spermatogenesis dalam tubulus seminiferus terdapat sel-sel sertoli
yang berfungsi sebagai penyedia nutrien dan mengatur proses spermatogenesis.
Hormon estrogen
Tujuan hormon estrogen
1. “Rahim". Mempersiapkan bagi kehamilan, ketebalan dinding meningkat 3-4 kali, dikelilingi
pembuluh2 kapiler (u/ kirim gizi yg dibutuhkan jika pembuahan terjadi). Otot-otot rahim kekuatan
bertambah u/ lindungi letak sel telur jika dibuahi.
2. Pertumbuhan Payudara perempuan masa pertumbuhan.
3. Estrogen akan meningkatkan penimbunan lemak di dalam payudara, & pelipatgandaan kelenjar
susu untuk persiapan menjamin bayi
4. Pembentukan bagian2 tubuh khusus perempuan lainnya antara lain: suara tinggi khas
perempuan, bentuk tubuh perempuan
5. Estrogen dalam 2 minggu di saat tepat untuk pembuahan telur, akan meningkat tajam, dan akan
pelepaskan cairan khusus dari rahim ke vagina yang berfungsi menangkap sperma dan
membawanya naik. meningkatkan gerakan sperma dan membawanya menuju sel telur
Hormon Progesteron
Hormon progesteron meningkatkan kekuatan estrogen. Progesteron pengaruhi indung telur dengan
mencegah dilepaskan sel telur baru. Progesteron akan menghilangkan pengaruh hormon oksitosin
(kelenjar pituiteri), dan mencegah pengeluaran telur yang telah dibuahi.
Saat mencapai dinding rahim & mulai tumbuh, sel telur yang telah dibuahi menjadi benda asing bagi
tubuh ibu, dan sel kekebalan di tubuh ibu akan menyerang sel saat berkembangbiak. Progesteron
mencegah sel2 sistem kekebalan tidak menyerang zigot di dinding rahim dan melindungi
perkembangan sekelompok sel agar tidak diserang.
Proses Oogenesis
Oogenesis = proses pembentukan ovum di dalam ovarium
Oogenesis mulai bayi wanita masih di kandungan (5 bl)
1. Dalam ovarium terdapat oogonium (oogonia = jamak), dengan 46 kromosom, memperbanyak diri
(mitosis), bentuk oosit primer.
2. Oosit primer terbungkus dalam folikel yg penuh cairan nutrisi yang diperlukan untuk pertumbuhan
ovum.
20
Gambar 2.5. Perkembangan folikel dan Oogenesis
E. Terminologi medis:
Latihan 1
1. Jelaskan bagian2 genitalia pria (gambar dibawah) dengan istilah medis, bahasa inggris dan Indonesia
2. Jelaskan fungsi masing-masing bagian genitalia pria tersebut.
3. Hormone apa saja yang dihasilkan terkait genitalia pria? Jelaskan fungsi hormone tersebut
4. Jelaskan proses spermatogenesis
Latihan 2
1. Jelaskan bagian genitalia wanita (gambar dibawah) dengan istilah medis, bahasa Inggris dan Indonesia
2. Jelaskan fungsi dari: Ovarium ; Tuba falopii ; Uterus ;Cervix uteri: Vagina
3. Hormone apa saja yang dihasilkan terkait genitalia wamita? Jelaskan fungsi hormon tersebut?
4. Jelaskan proses Oogenesis, perkembangan folikel, siklus mentruasi !
Latihan 3
Sebutkan istilah medis untuk masing-masing arti sebagai berikut :
1. Kelenjar kelamin laki-laki yang memproduksi air mani disebut ……………………………
2. Skrotum adalah …………………………….
3. Penis adalah ………………………………………………………………
4. Kelenjar untuk penyimpanan dan pematangan spermatozoa adalah ………………
5. Saluran sebagai alat untuk perjalanan bagi spermatozoa dan air mani disebut ………
6. Proses pembentukan sperma disebut ………………..
7. Proses pembentukan ovum di dalam ovarium ……………………..
8. Saluran untuk kelahiran, pengeluaran darah menstruasi, tempat untuk copulasi yaitu: ……
9. Organ untuk memberi makan janin; tempat tumbuh kembangnya janin yaitu ………………
10. Folikel de graf adalah ……………………..
23
Gambar Genitalia Pria
24
Gambar Genitalia Wanita
25
BAB 3
PATOLOGY SYSTEM GENITALIA (REPRODUKSI)
A. Pendahuluan
Patology sistem genitalia adalah ilmu yang mempelajari penyakit atau gangguan organ kelamin pria
dan wanita. Dengan perbedaan bentuk dan fungsi antara genitalia pria dan wanita, maka jenis penyakit
atau gangguan yang terjadi akan berbeda. Ada beberapa penyakit atau gangguan yang terjadi hanya
pada genitalia pria dan beberapa gangguan yang terjadi hanya pada genitalia wanita. Untuk penyakit
infeksi tertentu bisa terjadi pada wanita dan pria dengan penyebab yang sama, tetapi memberikan
gejala bisa sama bisa berbeda.
Kegiatan Belajar : patologi dan terminology sistem genitalia pria dan genitalia wanita
26
mengalami gangguan, maka produksi spermatozoa akan menurun dan pada tingkat penyakit yang
berat dapat mengakibatkan kemandulan.
11. Infertilitas (kemandulan) yaitu ketidakmampuan menghasilkan ketururan. Hal ini dapat
disebabkan oleh: gangguan spermatogenesis (testis terkena sinar radio aktif, racun, infeksi,
gangguan hormon), tersumbatnya saluran sperma, jumlah sperma yang disalurkan terlalu sedikit.
12. Gynecomastia adalah pria jaringan payudara mendadak bertumbuh. Normal terjadi pada remaja
laki-laki yang belum seimbang hormon seksnya, dan akan mereda sendiri.
Bila tidak mengecil, kemungkinan terjadi tumor pada buah zakar atau kelenjar pituitary otak,
cirrhosis hati, pemakai hormon estrogen untuk kanker prostat, atau pemakaian obat golongan
steroid lain. Pasien seperti ini perlu di biopsi untuk menyingkirkan kemungkinan kanker.
13. Deviasi Seksual, seperti homoseksual, transeksual adalah keinginan untuk mengubah jenis
kelaminnya menjadi seorang wanita. Hypersex, disebabkan aktivitas hormon androgen yang terus
membanjir menambah libido pria. Bertambahnya libido, bukan berarti pria selalu perkasa.
Diagnosis
a. Pemeriksaan klinis pada stadium 1 dan stadium 2 sesuai gejala dan tanda dapat ditemukan,
tetapi sulit bila masuk dalam masa laten
b. Test darah menggunakan mikroskop untuk mengetahui kuman treponema pallidum (harus
dilakukan 10 menit selama pengambilan sampel)
c. Tes diagnostic dengan VDRL dan mengetahui partikel aglutinasi Treponemal Pallidum (TPHA),
Test fluorescent treponemal antibody absorption test (FTA-Abs) setelah 2-5 minggu.
d. Tes darah: tingginya limfosit
e. Test tersebut tidak mampu membedakan antara tahap-tahap penyakit.
Penanganan: pemberian antibiotika yang diberikan segera dan tepat serta terpantau dan tuntas
Pencegahan
a. Tidak melakukan hubungan seksual dengan kasus.
b. Penggunaan kondom tetapi tidak menjamin bebas terinfeksi.
c. Pastikan toilet yang digunakan higienis
d. Segera obati bila ada keluhan seperti di atas.
28
Gambar 3.2. Terkena penyakit gonore
Pemeriksaan laboratorium
Pemeriksaan kuman dari eksudat atau cairan yang keluar dari uretra, vagina atau serviks.
Kultur: sampel diisolasi di media khusus
Manajemen terapi: Gonorhoe dapat disembuhkan dengan antibiotik secara tepat.
3. Herpes Genitalis .
Herpes genitalis disebabkan oleh virus Herpes simpleks, ditularkan melalui hubungan seksual (PMS)
4. Balanitis
Balanitis adalah peradangan penis karena jamur candida albicans.
Gejala:
Kepala penis berlumuran jamur, tampak selaput putih susu di sekujur kepala penis dimana
biasanya akibat tertular dari pihak istri yang mengidap keputihan jamur.
Menyebabkan kegatalan berwarna merah di bawah kulit pria yang tidak disunat
Pada wanita akan ke luar cairan putih kental yang menyebabkan rasa gatal
Penanganan: dapat disembuhkan dengan krim anti jamur
AIDS atau Acquired Immuno Deficiency Syndrome adalah penyakit yang merusak sistem imun pada
manusia dengan menyerang sel darah putih.
Tidak ada gejala yang nyata tanpa penelitian darah. Dapat menyebabkan kematian setelah sepuluh
tahun setelah terinfeksi virus HIV.
Sampai sekarang penyakit ini belum bisa disembuhkan bahkan vaksinnya belum ditemukan
sehingga sangat berbahaya dan mematikan.
Penyakit kanker
1. Kanker Prostat.
Kanker prostat adalah kanker yang berkembang di kelenjar prostat, dan sel kanker prostat dapat
menyebar ke bagian tubuh lainnya terutama pada tulang dan lymph node.
Ciri-ciri kanker prostat:
kesulitan buang air kecil
rasa sakit di bagian prostat
impotensi, dan lainnya.
Gejala kanker prostat mirip dengan hyperthropic prostat
2. Kanker testis
Kanker testis adalah pertumbuhan sel-sel ganas di dalam testis, yang bisa menyebabkan testis
membesar atau menyebabkan adanya benjolan di dalam skrotum (kantung zakar).
3. Kanker Penis, biasanya bersifat ganas, diawali dengan borok. Namun Kasus ini tidak banyak
terjadi.
Sifilis
Sifilis = raja singa adalah penyakit seksual yang disebabkan oleh infeksi bakteri Treponema
pallidum. Gejala awal sifilis: terkadang gejala yang muncul sulit dikenali
a. muncul lesi atau luka tidak terasa sakit pada alat kelamin atau pada mulut, sangat mudah
menular. Luka atau lesi ini akan bertahan antara 1-2.5 bulan.
b. Infeksi berlanjut timbul ruam, demam, nyeri pada persendian, sakit kepala.
c. Kerontokan rambut,
d. Berlanjut kelumpuhan, kebutaan, demensia, impotensi, masalah pendengaran dan kematian..
Gejala sama dengan sifilis pada pria dengan stadium-stadium sesuai tahapan penyakit..
Pemeriksaan pendukung: test kuman dari lokasi lesi di sekitar vagina, tes darah VDRL.
Pengobatan: Antibiotik yang tepat.
Pencegahan: hindari hubungan seksual dengan orang berrisiko infeksi. Pemeriksaan kesehatan
pasangan yang pernah berhubungan seksual jika terdiagnosis sifilis.
Herpes Genital
Herpes genital adalah penyakit seksual disebabkan oleh virus herpes simpleks (HSV).
Gejala herpes genital
a. muncul beberapa hari setelah terinfeksi HSV.
b. Luka melepuh berwarna kemerahan serta rasa sakit pada wilayah genital
c. terasa gatal atau sakit saat membuang air kecil.
Virus ini dapat bersifat dorman atau tidak aktif dan bersembunyi di dalam tubuh tanpa gejala. Tapi
ketika virus ini kembali aktif, luka akan muncul kembali. Tapi luka yang terjadi biasanya lebih kecil
dan tidak terlalu sakit karena tubuh telah menghasilkan antibodi terhadap virus ini setelah pertama
kali terinfeksi. Antibodi yang sudah ada akan melawan kemunculan kembali virus ini.
Pemeriksaan penunjang: pengambilan sampel cairan dari luka yang muncul & tes darah.
Pengobatan: belum ada obat yang bisa menyembuhkan herpes genital.
31
Gangguan ini karena adanya virus human papiloma (HPV) yang berdampak pada munculnya
daging seperti kutil yang akan semakin bertumbuh dan akhirnya menjadi alasan pertumbuhan
kanker pada mulut rahim atau kanker servik.
Penyebaran virus ini melalui hubungan seksual, kontak langsung dari kulit ke kulit
Gejala:
a. Kutil kelamin muncul sekitar 1-3 bulan setelah terjadi infeksi HPV. Kutil di sekitar alat kelamin
atau area dubur, mungkin tidak menimbulkan rasa sakit, tapi rasa gatal, memerah, bisa
berdarah.
b. Sebagian orang yang sudah terinfeksi, tapi tidak pernah mengalami kemunculan kutil.
Pemeriksaan penunjang: pemeriksaan fisik bagian terinfeksi, tes khusus diagnosis HPV.
Pengobatan:
a. Tidak ada pengobatan atau penanganan yang bisa melenyapkan virus HPV.
b. Kutil ditangani dengan prosedur pembekuan, terapi laser, atau memakai krim, operasi untuk
mengangkat kutil besar.
Komplikasi: berisiko terkena kanker serviks, kanker penis, kanker rektum.
Penting pemeriksaan sel kanker melalui secara teratur jika terinfeksi HPV.
32
d. Kistadenoma adalah Kista yang berkembang dari sel-sel pada lapisan luar permukaan
ovarium, biasanya bersifat jinak. Kistadenoma dapat tumbuh menjadi besar dan mengganggu
organ perut lainnya dan menimbulkan nyeri.
e. Polikistik ovarium adalah terbentuk dari bangunan kista folikel yang menyebabkan ovarium
menebal. Ini berhubungan dengan penyakit sindrom polikistik ovarium yang disebabkan oleh
gangguan hormonal, terutama hormon androgen yang berlebihan. Kista ini membuat ovarium
membesar dan menciptakan lapisan luar tebal yang dapat menghaangi terjadinya ovulasi,
sehingga sering menimbulkan masalah infertilitas.
Sebagian besar dari kanker ovarium bermula dari suatu kista, maka apabila ditemukan kista
ovarium harus diakukan pemeriksaan untuk menentukan kista bersifat jinak atau ganas (kanker
ovarium). Kewaspadaan terhadap kista bersifat ganas, antara lain:
a. Kista cepat membesar
b. Kista pada usia remaja atau pasca menopause
c. Kista dengan dinding yang tebal dan tidak berurutan
d. Kista dengan bagian padat
e. Tumor pada ovarium
4. Endometriosis
Endometriosis adalah jaringan endometrium yang seharusnya berada di lapisan paling dalam rahim
(endometrium) terletak dan tumbuh di tempat lain. Tetapi bukan kanker.
Lokasi endometriosis antara lain:
di lapisan tengah dinding rahim (lapisan myometrium) yang disebut juga adenomyosis,
di indung telur, saluran telur, usus, kandung kemih, dalam rongga perut, dll
Gejala umum penyakit endometriosis:
nyeri yang sangat pada daerah panggul terutama pada saat haid, selama berolahraga, selama
berhubungan seks, atau sesudah pemeriksaan panggul.
33
Kesuburan terganggu karena saluran telur, indung telur, organ reproduksi lainnya terganggu,
sehingga sulit hamil. Apabila bisa hamil, resiko kehamilan di luar rahim akan meningkat,
keguguran beberapa kali
Apabila endometriosis menyebar ke otak dan paru-paru, penderita dapat mengalami
pengempisan paru-paru dan kejang saat memasuki siklus menstruasi.
5. Myoma Uteri
Gejala:
Myoma uteri biasanya tak bergejala.
Pendarahan tidak normal dari rahim:
o haid yang sangat banyak=hipermenorea karena meluasnya endometrium,
o nyeri saat haid (gangguan kontraksi otot rahim),
34
o haid yang lama, atau bercak darah meski tidak sedang haid).
o Perdarahan yang banyak akan berdampak kurang darah atau anemia.
Penekanan rahim yang membesar:
o nyeri pada perut dan terasa berat pada perut bagian bawah,
o sering kencing, kesulitan dalam berkemih, sering kesulitan buang air besar
o nyeri pinggang atau kaki karena syaraf tertekan.
Gangguan pertumbuhan dan perkembangan kehamilan
o Kehamilan dapat mengalami keguguran
o Persalinan prematuritas, Gangguan saat proses persalinan
o Tertutupnya saluran indung telur menimbulkan infertilitas
o Kala ketiga terjadi gangguan pelepasan plasenta dan perdarahan
Pada myoma yang bertangkai dapat terjadi torsi (putaran) sehingga dapat terjadi nekrosis yang
mengakibatkan sindrom abdomen akut.
Myoma aktif saat wanita dalam usia reproduksi, sehingga saat menopause myoma uteri akan
mengecil atau sembuh.
6. Polip uteri
Polip adalah jaringan yang membesar & menjulur yang biasanya diakibatkan oleh myoma uteri
yang membesar & teremas-remas oleh kontraksi rahim. Polip dapat menjulur keluar ke vagina.
Polip menyebabkan pertemuan sperma-sel telur dan lingkungan uterus terganggu, sehingga bakal
janin akan susah tumbuh
35
7. Ca Cervix Uteri
Sel-sel yang terbentuk di permukaan serviks dapat tumbuh abnormal dengan bentuk yang tidak
teratur, dan sel-sel yang tidak teratur dapat menjadi kanker. Diagnosis awal dan pengobatan dapat
mencegah perkembangan penyakit ini.
Gejala-gejala:
Tahap awal, penyakit ini tidak menimbulkan gejala yang mudah diamati. Gejala fisik penyakit ini
pada umumnya hanya dirasakan oleh penderita kanker stadium lanjut.
Gejala kanker serviks tingkat lanjut :
a. munculnya rasa sakit dan perdarahan saat berhubungan intim (contact bleeding).
b. keputihan yang berlebihan dan tidak normal.
c. perdarahan di luar siklus menstruasi.
d. penurunan berat badan drastis.
e. Kanker sudah menyebar ke panggul, maka pasien menderita keluhan nyeri punggung
f. hambatan dalam berkemih, serta pembesaran ginjal.
Perkembangan Ca Cervix:
a. Displasia ringan (5 tahun), displasia sedang (3 tahun), displasia berat (1 tahun) menjadi kanker
stadium 0. Tahap pra kanker sering tidak menimbulkan gejala (92%).
b. Tahap kanker invasif berupa kanker stadium I sampai stadium IV
c. Menurut International Federation of Gynecologists and Obstetricians, dibagi menjadi 5 stadium
berdasarkan ukuran tumor, kedalaman penetrasi pada leher rahim dan penyebaran kanker.
Stadium-stadium tersebut adalah sebagai berikut
Stadium Perkembangan
0 Terjadi pertumbuhan kanker (karsinoma) pada jaringan epitel leher rahim
I Pertumbuhan kanker masih terbatas pada leher rahim
1a Secara mikroskopis, kanker telah menginvasi jaringan (terjadi penetrasi). Ukuran invasi
sel kanker : kedalaman < 5 mm, sedangkan lebarnya < 7 mm
1b Terjadi lesi ukuran lebih besar dari lesi stadium Ia, ukuran tumor s/d > 4 cm
II Karsinoma meluas sampai keluar leher rahim tetapi belum sampai dinding pelvis;
karsinoma menyerang vagina tapi belum mencapai 1/3 vagina bagian bawah
III Karsinoma meluas ke dinding pelvis; tidak terlihat adanya ruang kosong antara tumor dan
dinding pelvis; tumor menyerang 1/3 vagina bagian bawah; pada semua kasus juga
ditemukan adanya hidronefrosis atau ginjal tidak berfungsi
36
Stadium Perkembangan
IV Karsinoma meuas melewati pelvis atau mukosa kandung kemih atau rektal & dapat
menyebar ke organ yang jauh
Pemeriksaan penunjang:
a. Pap smear
b. Hybrid Capture II System (HCII)
Gangguan mentruasi
Gangguan mentruasi yang paling sering antara lain:
dysmenorrhea (masalah menstruasi menyakitkan),
menorrhagia (menstruasi yang banyak),
oligomenorrhea ( tidak menstruasi dan/atau menstruasi tidak teratur).
Pengobatan dapat dilakukan dengan pemberian pil hormon.
Gangguan mentruasi yang lain:
Amenore primer ialah menstruasi yang belum terjadi walaupun sudah mencapai usia untuk
mengalami siklus menstruasi. Dapat diikuti gejala lain seperti tidak berkembangnya unsur seksual
sekunder. Gangguan Menstruasi Amenore primer bisa menjadi indikasi wanita tersebut mandul,
sehingga harus dikonsultasikan dengan dokter agar mendapatkan penanganan medis.
Amenore sekunder ditandai dengan tidak terjadinya siklus menstruasi selama 3 - 6 bulan, pada
wanita yang sebelumnya telah mengalami siklus menstruasi.
Kanker payudara
Cancer payudara tidak hanya terjadi pada wanita, bahkan pria juga mempunyai risiko kanker payudara.
Namun memang wanita memiliki resiko lebih tinggi dibandingkan pria. Hal tersebut dikarenakan
jaringan lemak pada payudara wanita jauh lebih besar. Dan Kanker payudara bisa menyerang wanita
yang sudah menikah maupun belum menikah.
Faktor risiko
Penyebab spesifik kanker payudara masih belum diketahui, tetapi terdapat banyak faktor yang
diperkirakan mempunyai pengaruh terhadap terjadinya kanker payudara diantaranya:
1. Faktor reproduksi: menarche pada umur muda, menopause pada umur lebih tua, dan kehamilan
pertama pada umur tua > 30 th lebih berrisiko..
2. Penggunaan hormon: Hormon estrogen berhubungan dengan terjadinya kanker payudara
(pengguna kontrasepsi oral risiko tinggi mengalami kanker payudara sebelum menopause).
3. Penyakit hiperplasis dan papiloma, risiko sedikit meningkat 1,5 sampai 2 kali. Sedangkan pada
hiperplasia atipik, risiko meningkat hingga 5 kali.
4. Obesitas: Terdapat hubungan positif antara berat badan dan bentuk tubuh dengan kanker
payudara pada wanita pasca menopause (pengaruh diet terhadap keganasan). Konsumsi lemak
sebagai suatu faktor risiko terjadinya kanker payudara.
5. Radiasi: Eksposur dengan radiasi ionisasi selama atau sesudah pubertas meningkatkan
terjadinya risiko kanker payudara. Dari beberapa penelitian yang dilakukan disimpulkan bahwa
risiko kanker radiasi berhubungan secara linier dengan dosis dan umur saat terjadinya eksposur.
6. Riwayat keluarga dan faktor genetik:
Perkembangan Ca mamae:
Stadium Perkembangan
0 Kanker non-invasif
I Kanker invasif kecil: (kurang dari 2 cm tanpa penyebaran ke arah kelenjar getah bening
38
aksila)
II Kanker invasive: (antara 2-5cm atau/dengan penyebaran pada kelenjar getah bening)
Kanker invasif besar: (lebih dari 5cm dengan penyebaran pada kulit atau beberapa
III
kelenjar getah bening)
IV Penyebaran yang luas atau Kanker metastatis
Pengobatan kanker
1. Mastektomi adalah operasi pengangkatan payudara.
Ada 3 jenis mastektomi (Hirshaut & Pressman, 1992):
Modified Radical Mastectomy, yaitu operasi pengangkatan seluruh payudara, jaringan
payudara di tulang dada, tulang selangka dan tulang iga, serta benjolan di sekitar ketiak.
Total (Simple) Mastectomy, yaitu operasi pengangkatan seluruh payudara saja, tetapi bukan
kelenjar di ketiak.
Radical Mastectomy, yaitu operasi pengangkatan sebagian dari payudara (lumpectomy), yaitu
pengangkatan hanya pada jaringan yang mengandung sel kanker. Operasi ini selalu diikuti
dengan pemberian radioterapi. Biasanya lumpectomy direkomendasikan pada pasien yang
besar tumornya kurang dari 2 cm dan letaknya di pinggir payudara.
2. Radiasi yaitu proses penyinaran pada daerah yang terkena kanker dengan menggunakan sinar X
dan sinar gamma yang bertujuan membunuh sel kanker yang masih tersisa di payudara setelah
operasi. Efek pengobatan ini tubuh menjadi lemah, nafsu makan berkurang, kulit di sekitar
payudara menjadi hitam, serta Hb dan leukosit cenderung menurun sebagai akibat dari radiasi.
3. Kemoterapi adalah proses pemberian obat-obatan anti kanker atau sitokina dalam bentuk pil cair
atau kapsul atau melalui infus yang bertujuan membunuh sel kanker melalui mekanisme
kemotaksis. Tidak hanya sel kanker pada payudara, tapi juga di seluruh tubuh. Efek dari
kemoterapi adalah pasien mengalami mual dan muntah serta rambut rontok karena pengaruh obat-
obatan yang diberikan pada saat kemoterapi
4. Lintasan metabolism yaitu Asam bifosfonat menunjukkan efektivitas menurunkan metastasis sel
kanker payudara menuju tulang, tetapi penggunaan jangka panjang dapat menimbulkan efek
]
samping seperti osteonekrosis dan turunnya fungsi ginjal
Penugasan 1
Jelaskan: Pengertian dari lokasi gangguan dibawah ini.
1. Hipogonadisme 4. Hyperthropic prostat 7. Impotensi 10. Hidrocele
2. Kriptorkidisme 5. Hernia Inguinal 8. Mikropenis 11. Gynecomastia
3. Anorkidisme 6. Pseudohermaphrodite 9. Ejakulasi Dini
Penugasan 2
Jelaskan!
a. Pengertian dari penyakit dibawah ini.
b. Apa tanda dan gejala yang terjadi pada penyakit atau gangguan tersebut?
c. Pemeriksaan penunjang apa yang perlu dilakukan?
Penyakit infeksi
1. Prostatitis 2. Orkitis 3. Epididimitis 4. Phymosis
40
Penugasan 3
Jelaskan!
1. Pengertian dan kelainan yang terjadi pada penyakit atau gangguan dibawah ini.
2. Apa tanda dan gejala yang terjadi pada penyakit atau gangguan tersebut?
3. Pemeriksaan penunjang dan tindakan apa yang perlu dilakukan?
Jenis Penyakit:
1. Radang dan infeksi pinggul dan vagina 4. Myoma Uteri
2. Cysta ovarium dan Polikistic ovarium 5. Cancer Cervix Uteri
3. Endometriosis 6. Cancer Mammae
Penugasan 4
Jelaskan !
1. Pengertian dan kelainan yang terjadi pada penyakit atau gangguan dibawah ini.
2. Apa tanda dan gejala yang terjadi pada penyakit atau gangguan tersebut?
3. Pemeriksaan penunjang apa yang perlu dilakukan?
Penyakit menular Seksual pada pria dan pada wanita !!:
1. Siphilis d. Kutil kelamin = Condiloma Accuminata
2. Gonorhoe e. HIV
3. Herpes genitalis
Penugasan 5:
Isilah titik-titik dibawah ini:
1. Eksisi kelenjar prostat disebut …………………….
2. Pengangkatan kulit terluar penis disebut ………………………
3. Penurunan tertis dalam skrotum Penurunan tertis dalam skrotum disebut ……………………
4. Insisi testis disebut ………………………………………………………
5. Sterilisasi pada pria memotong atau melipat vas defferent disebut …………
6. Menstruasi yang menyakitkan disebut ……………………
7. Menstruasi dengan banyak keluar darah disebut ………………
8. Peradangan pada tuba fallopi disebut …………………….
9. Pengangkatan uterus disebut ……………………..
10. Pengangkatan ovarium disebut …………….
41
BAB 4.
KLASIFIKASI DAN KODEFIKASI GANGGUAN SYSTEM UROGENITALIS
A. Pendahuluan
Klasifikasi dan kodefikasi gangguan sistem genitalia adalah ilmu yang mempelajari klasifikasi dan
penentuan kode penyakit atau gangguan organ kelamin pria dan wanita serta kode pemeriksaan
penunjang dan tindakan.
Kegiatan Belajar : terminology, klasifikasi dan kodefikasi penyakit atau gangguan sistem genitalia pria
dan genitalia wanita
42
hemo
IC Interstitial cystitis UTI Urinary Tract Infection
IVP Intravenous pyelogram VCUG Voiding cystourethrography
KUB Kidneys, ureters, bladder VVF Vesicovaginal fistula
C. Klasifikasi dan Kodifikasi penyakit urinary
Termasuk dalam Bab XIV (Chapter XIV) ICD-10, Disease of the genitourinary system (N00-N99) atau
penyakit system kemih-kelamin. Vol 1 hal 603 ICD-10 th 2010.
Chapter XIV
Diseases of the genitourinary system (N00-N99)
Excludes: certain conditions originating in the perinatal period ( P00-P96 )
certain infectious and parasitic diseases ( A00-B99 )
complications of pregnancy, childbirth and the puerperium ( O00-O99 )
congenital malformations, deformations and chromosomal abnormalities ( Q00-Q99 )
endocrine, nutritional and metabolic diseases ( E00-E90 )
injury, poisoning and certain other consequences of external causes ( S00-T98 )
neoplasms ( C00-D48 )
symptoms, signs and abnormal clinical and laboratory findings,not elsewhere classified ( R00-R99
)
Gunakan kode tambahan jika dibutuhkan untuk mengidentifikasi penyakit ginjal kronik (N18.-);
Penyebab eksternal (Bab 20) atau keadaan gagal ginjal akut (N17) atau unspecified (N19)
Exclude : penyakit ginjal hipertensi (I12.-)
N00-N07 digunakan untuk syndroma klinik
Disediakan karakter ke -4 ( .0 .9 ) padahal. 604 Vol 1, untuk melengkapi sub-divisi N00-N07
Subdivisi .0 - .8 tidak digunakan kecuali telah ada hasil PA (patologi-anatomik), biopsy atau
autopsy
N05 Unspecified nephritic syndrome
[See before N00 for subdivisions ]
Includes: glomerular disease
glomerulonephritis NOS
nephritis
nephropathy NOS and renal disease NOS with
morphological lesion specified in .0-.8 before N00.-
Excludes: nephropathy NOS with no stated morphological lesion (N28.9)
43
renal disease NOS with no stated morphological lesion (N28.9)
tubulo-interstitial nephritis NOS ( N12 )
Bila tidak disertai pemeriksaan PA/biopsi autopsi atau tanpa kelainan morphology maka akan
masuk pada exclude (…with no stated morphological lesion ) N28.9
Berikut karakter ke-4
o Minor glomerular abnormality
Minimal change lesion
o Focal and segmental glomerular lesions
Focal and segmental:
–hyalinosis
· sclerosis
Focal glomerulonephritis
o Diffuse membranous glomerulonephritis
o Diffuse mesangial proliferative glomerulonephritis
o Diffuse endocapillary proliferative glomerulonephritis
o Diffuse mesangiocapillary glomerulonephritis
Membranoproliferative glomerulonephritis, types 1 and 3, or NOS
o Dense deposit disease
Membranoproliferative glomerulonephritis, type 2
o Diffuse crescentic glomerulonephritis
Extracapillary glomerulonephritis
o Other
Proliferative glomerulonephritis NOS
o Unspecified
4. Urolithiasis (N20-N23)
N20 Calculus of kidney and ureter
Includes: calculous pyelonephritis
Excludes: with hydronephrosis ( N13.2 )
Bila dengan hydronephrosis maka exclude
N21 Calculus of lower urinary tract
Includes: with cystitis and urethritis
N21.0 Calculus in bladder
Calculus in diverticulum of bladder
Urinary bladder stone
Excludes: staghorn calculus ( N20.0 )
N21.1 Calculus in urethra
N21.8 Other lower urinary tract calculus
N21.9 Calculus of lower urinary tract, unspecified
44
N22* Calculus of urinary tract in diseases classified elsewhere
N22.0* Urinary calculus in schistosomiasis [bilharziasis] ( B65.-† )
N22.8* Calculus of urinary tract in other diseases classified elsewhere
N23 Unspecified renal colic
N30 Cystitis
Use additional code, if desired, to identify infectious agent (B95-B97) or responsible external agent
(Chapter XX).
Excludes: prostatocystitis ( N41.3 )
D. Terminologi Medis, Struktur, combining form dan fungsi pada Organ Genitalia
45
3. N41, N43.1, N45, N48, N49 Dapat diberikan kode tambahan untuk identifikasi agen penyebab
infeksi (B95-B97)
Displasia cervix, vagina dan vulva pada kategori N87, N89, N90 dibagi menjadi golongan sebagai
berikut:
CIN I, VIN I, VAIN I : Displasia sedang
CIN II, VIN II, VAIN II : Displasia moderat
CIN III, VIN III, VAIN III : Displasia berat (Ca Insitu) masuk kategori Neoplasma / Cancer.
N87 Dysplasia of cervix uteri
Excludes: carcinoma in situ of cervix ( D06.- )
N87.0 Mild cervical dysplasia
Cervical intraepithelial neoplasia [CIN], grade I
Perhatikan pengecualian
N87.1 Moderate cervical dysplasia
Cervical intraepithelial neoplasia [CIN], grade II /exclude
N87.2 Severe cervical dysplasia, not elsewhere classified
Severe cervical dysplasia NOS
Excludes: cervical intraepithelial neoplasia [CIN], grade III, with or without mention of severe
dysplasia ( D06.- )
N87.9 Dysplasia of cervix uteri, unspecified
51
Excludes: vaginal intraepithelial neoplasia [VAIN], grade III, with or without mention of severe
dysplasia ( D07.2 )
N89.3 Dysplasia of vagina, unspecified
N94 Pain and other conditions associated with female genital organs and menstrual cycle
N94.0 Mittelschmerz
N94.1 Dyspareunia
Excludes: psychogenic dyspareunia ( F52.6 )
N94.2 Vaginismus Perhatikan
Excludes: psychogenic vaginismus ( F52.5 ) pengecualian /exclude
N94.3 Premenstrual tension syndrome
N94.4 Primary dysmenorrhoea
N94.5 Secondary dysmenorrhoea
52
N97.1 Female infertility of tubal origin
Associated with congenital anomaly of tube
Tubal:
· block
· occlusion
· stenosis
Prosedur utama adalah prosedur yang paling signifikan, yang dilakukan untuk mengobati/mengatasi
diagnosis utama. Prosedur/ tindakandibedakanmenjadi
1. Operative menggunakanruangoperasi ICD 9 CM hal 153
2. Non operative tidakmenggunakanruangoperasi
53
60.15 Biopsy of periprostatic tissue
60.18 Other diagnostic procedures on prostate and periprostatic tissue
Excludes: microscopic examination of specimen from prostate (91.31-91.39)
x-ray of prostate (87.92)
60.19 Other diagnostic procedures on seminal vesicles
Excludes: microscopic examination of specimen from seminal vesicles (91.31-91.39)
x-ray:contrast seminal vesiculogra (87.91)
other (87.92)
60.2 Transurethral prostatectomy
Excludes: local excision of lesion of prostate (60.61)
60.21 Transurethral (ultrasound) guided laser induced prostatectomy (TULIP)
Ablation (contact) (noncontact) by laser
Perhatikan teknik/
60.29 Other transurethral prostatectomy
Excision of median bar by transurethral approach
metode dan jenis
Transurethral electrovaporization of prostrate (TEVAP) tindakannya
Transurethral enucleative procedure
Transurethral prostatectomy NOS
Transurethral resection of prostate (TURP)
65 Operations on ovary
Code also any application or administration of an adhesion barrier substance (99.77)
65.0 Oophorotomy
Salpingo-oophorotomy
65.01 Laparoscopic oophorotomy
65.09 Other oophorotomy
55
Istilah Medis Pilihan
12. Istilah untuk inflamasi pada vulva disebut ……… Vulvodynia ; vulvitis
13. Varises vena pada testis disebut cryptorchidism ; hydrocele ; phimosis ; variocele
14. Pemeriksaan visual secara langsung jaringan Colposcopy ; endovaginal ultrasound;
cervix dan vagina menggunakan endoscope hysteroscopy ; laparoscopy
khusus disebut
Penugasan 3. Koding
56
BAB 5
KEHAMILAN, PERSALINAN, NIFAS
A. PENDAHULUAN
Reproduksi adalah proses biologis suatu individu untuk menghasilkan individu baru, yang dialami dalam
kehidupan oleh mahluk hidup untuk menghasilkan suatu generasi selanjutnya. Tahapan proses
reproduksi pada manusia melalui pertemuan sperma dengan ovum disebut proses pembuahan.
Selanjutnya terjadilah proses kehamilan yang dialami seorang wanita yang dilanjutkan persalinan dan
nifas. Untuk mengetahui apakah kehamilan, persalinan, nifas yang terjadi ada kelainan, maka perlu
mempelajari bagaimana kehamilan, persalinan, nifas yang normal.
B. KEHAMILAN
Reproduksi adalah proses yang terjadi pada mahluk hidup untuk mempertahankan kelestarian jenisnya.
Reproduksi pada manusia diawali peleburan sperma dengan ovum yang menghasilkan zigot.
Sel sperma dan sel telur memiliki tahap pembentukan yang berbeda dengan sel tubuh lainnya. Sel
kelamin terbentuk melalui pembelahan meiosis. Selama pembelahan,setiap sel membelah dua kali
berturut-turut sehingga membentuk empat sel anakan. Satu spermatosit akan membentuk empat
sperma matang. Sedangkan pada sel telur, satu oosit akan membentuk satu ovum fungsional yang
57
ukurannya lebih besar dari tiga ovum disfungsional lainnya. Ukuran sel telur jauh lebih besar dari sel
sperma, oleh karena itu saat akan terjadi pembuahan ribuan sel sperma berebut untuk bisa membuahi
sebuah sel telur.
Sel telur yang berhasil dibuahi dan bersatu dengan sperma. Proses pertemuan sel telar dan sperma
disebut fertilisasi, dan akan membentuk satu zygot. Zygot akan membelah diri dan bergerak menuju ke
dalam ringga rahim, dalam 7 - 10 hari setelah sel telur dibuahi akan melekat pada mukosa rahim dan
melakukan proses menetap atau "tertanam" (nidasi/implantasi) pada dinding rahim, yang merupakan
masa kritis sebuah kehamilan terjadi dengan sukses.
58
Sperma masuk ke dalam tuba falopi, ia akan bertemu dengan ovum, terjadilah pembuahan yang
disebut konsepsi atau fertilitasi pada umumnya terjadi pada sepertiga dari panjang saluran telur.
Sel yang sudah dibuahi akan membelah diri dalam 24 jam, secara berulang membentuk bola sel
disebut zigot. Zigot terus membelah diri selama berjalan di dalam saluran.
Zigot (bola sel) berisi cairan yang disebut blastosit sampai di rongga rahim.
Implantasi terjadi sekitar hari ke 7, biasanya bagian atas rahim di sisi ovarium mengeluarkan sel
telur. Pada hari ke 10, embrio sudah tertanam erat. Pada beberapa wanita mengalami spotting
(sedikit bercak perdarahan) selama 1 s/d 2 hari.
Lapisan rahim makin tebal dan leher rahim ditutupi dengan lender tebal sampai bayi lahir.
Masa embrionik mulai fertilisasi sampai minggu ke-8. Setelah minggu ke-8 embrio disebut sebagai
janin.
Ketika embrio menempel (implantasi) ke rahim, akan terbentuk plasenta. Tiga membran yang terdiri
dari :
1. Amnion: membungkus embrio, menghasilkan cairan amnion yang berfungsi melindungi embrio dari
benturan.
2. Korion: lapisan tempat terjadinya pertukaran unsur makanan, limbah metabolisme, antibodi antara
ibu dan embrio.
3. Alantois: membran yang menghubungkan embrio dengan ibu, membran inilah yang kemudian
akan membentuk plasenta (tali pusar).
Plasenta adalah organ berbentuk cakram, mengandung pembuluh darah ibu (maternal) dan embrio.
Melalui plasenta, janin atau embrio mendapatkan nutrisi dari ibunya, dan terjadi pertukaran gas
respirasi pembuangan limbah hasil metabolisme janin, sebagai jembatan ibu dan bayi yang
dikandungnya. Plasenta yang terbentuk, menghasilkan hormone “Human Chorionic Gonadotropin”
(HCG), yang ditemukan dalam darah dan urine, yang dideteksi melalui test kehhamilan/ test pack
dengan waktu paling cepat 3-4 minggu
59
3. Bercak (spotting), karena implantasi embrio pada dinding rahim (hari ke 8-10) setelah
pembuahan.
4. Sakit punggung dan sakit kepala akibat peningkatan mendadak dalam kadar hormon.
5. Struktur payudara menjadi lembut, membengkak, mulai dari minggu pertama atau kedua
setelah terjadinya proses pembuahan. Sekitar puting (areola) berubah warna dan muncul garis
gelap, yang terlihat dari perut ke pusat daerah kemaluan wanita.
6. Mulas dan sembelit adalah tanda kehamilan lainnya. Rahim yang membengkak akan mendorong
lambung yang mengakibatkan terjadinya masalah pencernaan. Tingginya tingkat hormon, sampai
batas tertentu juga bertanggung jawab untuk terjadinya masalah ini.
7. Perasaan ingin sering buang air kecil, karena terdesak rahim yang membesar.
8. Pembesaran abdomen : Pada usia kehamilan 12 minggu, uterus biasanya teraba di dinding
abdomen tepat diatas simfisis; kemudian uterus membesar secara bertahap sampai akhir
kehamilan.
9. Denyut jantung janin, dideteksi dengan stetoskop usia kehamilan 17 – 19 minggu, dengan
Doppler usia kehamilan 10 minggu, dengan ekokardiografi dapat mendeteksi sejak 48 hari setelah
HPHT terakhir.
10. Gerakan janin terdeteksi oleh pemeriksa setelah usia kehamilan sekitar 20 minggu.
11. Meningkatnya pigmentasi kulit dan munculnya striae pada abdomen.
12. Pertambahan berat badan selama hamil
13. Terjadi hemodilusi pada kehamilan 30 minggu, sehingga terjadi anemia bila Hb < 11 gr%
14. Perubahan suasana hati dan sensitive bisa stress pada tahap awal kehamilan.
Tujuan pemeriksaan kehamilan adalah untuk mengetahui kondisi ibu dan janin:
1. perkembangan kehamilan, tingkat kesehatan kandungan, kondisi janin,
2. mendeteksi penyakit , kelainan, risiko pada kandungan, untuk dapat dilakukan penanganan secara
dini.
3. memantau kondisi ibu dan bayi supaya proses persalinanya berjalan lancer.
Tabel 5.1. Perkiraan umur kehamilan dari palpasi tinggi fundus uteri
Umur hamil TFU Keterangan
8 mgg Blm teraba Sebesar telur bebek
12 mgg Di atas simfisis Sebesar telur angsa
16 mgg ½ pusat - simfisis Sebesar kepala bayi
20 mgg Di pinggir bawah pusat --
61
Umur hamil TFU Keterangan
24 mgg 24 minggu tepat di atas pinggir pusat --
28 mgg 3 jr ats pusat / 1/3 pusat – Px --
32 mgg ½ pusat – Px --
36 mgg 1 jr di bwh Px Kepala masih berada di atas pintu panggul.
40 mgg 3 jr bwh Px Fundus uteri turun kembali, karena kepala janin
masuk ke rongga panggul.
Persalinan adalah proses melahirkan bayi dalam kandungan ibu. Proses melahirkan bayi sangat
beresiko baik bagi ibu maupun bayi dalam kandungan.
Proses yang terjadi pada Kala 1 atau tahap pembukaan, antara lain:
a. munculnya lendir bercampur darah, karena serviks sudah mulai mendatar dan membuka,
mengakibatkan pecahnya pembuluh darah di bagian karnalis servikalis.
b. Kontraksi rahim secara periodik agar bayi terdorong ke jalan lahir dan bayi mengikuti jalur
lahir, sehingga terjadi mulut rahim akan menjadi tipis dan terbuka (pembukaan jalan lahir).
c. Waktu antara 12-14 jam untuk kehamilan pertama dan 6-10 jam untuk kehamilan selanjutnya.
d. Kontraksi semakin kuat dan semakin intensif, ibu mungkin mengalami rasa sakit yang luar
biasa dan merasakan ada suatu tekanan sangat besar dari arah perut bawah, rasa ingin
buang air besar. Masa paling sulit bagi ibu, menjelang pembukaan jalan lahir sudah mendekati
sempurna.
e. Jika pembukaan jalan lahir bayi sudah mencapai 10 cm berarti jalur pembukaan telah
lengkap atau sempurna dan bayi dalam kandungan ibu telah siap untuk dikeluarkan dari rahim.
f. Bayi sudah siap untuk dilahirkan dan proses melahirkan memasuki tahap kedua.
63
a. Proses melahirkan plasenta berlangsung antara 5-30 menit.
b. Pengeluaran plasenta disertai dengan pengeluaran darah kira-kira 100-200 cc.
c. Uterus mengecil dan teraba mengeras karena kontraksi.
Tahap ini digunakan untuk melakukan pengawasan terhadap bahaya perdarahan selama dua jam.
Kemungkinan pengeluaran darah cukup banyak setelah plasenta lepas, karena darah berasal dari
pembuluh darah yang cukup banyak dari dinding rahim tempat terlepasnya plasenta. Perdarahan
disebabkan beberapa faktor seperti lemahnya kontraksi atau tidak berkontraksi otot-otot rahim.
D. NIFAS
Nifas atau puerperium adalah periode waktu atau masa dimana organ-organ reproduksi kembali
kepada keadaan tidak hamil. Masa ini membutuhkan waktu sekitar enam minggu
3. Payudara membesar selama hamil dan menyusui, akan kembali normal setelah masa menyusui.
Laktasi atau pengeluaran ASI. Selama kehamilan hormon estrogen dan progesterone menginduksi
perkembangan kelenjar lactiverus payudara dan merangsang produksi kolostrum. Produksi ASI
saat kadar hormon estrogen dan progesterone menurun. Pelepasan ASI oleh hormon prolaktin, dan
hisapan bayi memicu pelepasan ASI. Cairan pertama ASI yang keluar sesudah ibu melahirkan
adalah kolostrum, mengandung campuran kaya protein, mineral, antibody dari pada ASI yang telah
mature. ASI yang mature muncul kira-kira pada hari ketiga atau keempat setelah kelahiran.
64
E. TERMINOLOGY KEHAMILAN, PERSALINAN, NIFAS.
Penugasan
Latihan1
Jelaskan secara singkat dan jelas !!
1. Apa yang dimaksud dengan fertilisasi?
2. Bagaimana proses ferlitisasi terjadi?
3. Bagaimana perkembangan hasil fertilisasi menjadi janin? jelaskan!
4. Apa saja tanda-tanda dan gejala adanya kehamilan? Jelaskan !
5. Apa saja pemeriksaan fisik untuk mengetahui proses kehamilan yang sehat? Jelaskan !
6. Apa saja pemeriksaan pendukung untuk mengetahui proses kehamilan sehat? Jelaskan !
7. Apa saja pemeriksaan yang dapat digunakan untuk mengetahui usia kehamilan? Jelaskan !
8. Apa yang dimaksud dengan persalinan?
9. Bagaimana proses persalinan terjadi? Jelaskan !
10. Apa saja tanda dan gejala proses persalinan Kala 1, Kala 2, Kala 3? Jelaskan
11. Apa yang dimaksud dengan Nifas? Bagaimana proses nifas terjadi?
12. Apa saja tanda dan gejala Nifas? Jelaskan !
Latihan 2
Isilah dengan istilah medis
1. Organ reproduksi wanita yang menghasilkan sel telur adalah …………………………………
2. Saluran sebagai tempat terjadinya fertilisasi adalah ……………………………………………….
65
3. Organ wanita sebagai tempat perkembangan janin adalah …………………………………….
4. Saluran untuk kelahiran dan coitus adalah ………………………………………………………………
5. Evaluasi kondisi bayi saat lahir disebut
……………………………………………………………………....
6. Seorang wanita yang sedang hamil disebut
………………………………………………………………...
7. 4 (empat) minggu pertama setelah kelahiran (bayi) disebut ……………………………………….....
8. Periode 6 (enam) minggu setelah kelahiran (ibu) disebut ……………………………………………....
9. Plasenta adalah ………………………………………………………………………………………………
10. Kehamilan pertama disebut ..............................................................................................
66
BAB 6
MATERI PATOLOGI KEHAMILAN, PERSALINAN, NIFAS
A. PENDAHULUAN
Tahapan proses reproduksi pada manusia melalui pertemuan sperma dengan ovum disebut proses
pembuahan. Selanjutnya terjadilah proses kehamilan yang dialami seorang wanita yang dilanjutkan
persalinan dan nifas. Diharapkan selama proses kehamilan, persalinan, nifas, diakhiri dengan ibu
selamat bayi sehat. Patologi Kehamilan, Persalinan , Nifas adalah mempelajari gangguan atau penyakit
terkait dengan kesuburan, gangguan saat kehamilan, gangguan persalinan, maupun gangguan nifas.
B. GANGGUAN FERTILISASI
Fertilisasi adalah pertemuan dan bersatunya ovum dan sperma. Tidak terjadi fertilisasi atau adanya
masalah kesuburan dapat disebabkan gangguan pada wanita dan pada pria.
Faktor penyebab yang paling sering terjadi pada gangguan infertilitas wanita antara lain:
1. Kelainan hormonal
2. Infeksi
3. Gangguan organ
4. Genetic
67
Terapi tergantung pada penyebab, pilihan terapi antara lain :
1. Terapi hormon – untuk memicu ovulasi.
2. Pembedahan – untuk membebaskan perlekatan tuba falopii, endometriosis, mioma uteri.
3. “In vitro fertilisation” (IVF), dimana konsepsi dilangsungkan di laboratorium dan hasil fertilisasi
ditanamkan ke rahim yang sudah dipersiapkan sebelumnya.
Pilihan terapi
Tidak ada terapi untuk memperbaiki kualitas sperma, tetapi cara untuk meningkatkan kemungkinan
terjadi kehamilan dengan kualitas sperma yang ada, tergantung penyebabnya, antara lain :
1. Terapi hormon – bila kuantitas sperma rendah disebabkan oleh rendahnya hormon gonadotropin
2. Inseminasi artifisial – semen dikumpulkan & dipekatkan dan kemudian dimasukkan kedalam
uterus
3. Fertilisasi in-vitro – konsepsi dilakukan di laboratorium dan sel telur hasil konsepsi tersebut di
masukkan kembali ke dalam uterus
2. Tinggi badan ibu kurang dari 145 cm. Tinggi badan ibu mempengaruhi bentuk panggul sebagai
jalan lahir bayi agar dapat lahir dengan lancar. Tinggi badan kurang dari 145 cm beresiko terjadi
panggul sempit, tidak sesuai dengan ukuran bayi, sehingga risiko bayi tidak bisa dilahirkan secara
normal. Namun tidak semua ibu hamil dengan tinggi kurang dari 145cm harus operasi Caesar,
tergantung dari kesesuaian antara bentuk panggul dengan besar bayi.
3. Berat badan ibu kurang dari 45 kg (Ibu KEK = Kurang Energi Kronis) atau lingkar lengan atas
kurang dari 23,5 cm. Ibu KEK sangat berpengaruh terhadap asupan nutrisi ke janin, fungsi
plasenta bisa mengalami penurunan, dengan risiko bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR).
4. Jarak anak
a. Jarak anak terakhir dengan kehamilan sekarang kurang dari 2 tahun. Alat reproduksi
memerlukan waktu untuk dapat berfungsi dengan sempurna minimal 2 tahun. Ibu melahirkan
jarak kurang dari 2 tahun, beresiko 3 kali lebih besar melahirkan bayi dengan gangguan
perkembangan (resiko autism).
b. Jarak kehamilan terakhir dengan kehamilan sebelumnya lebih dari 10 tahun
(Primisekunder) Terlalu lama tidak punya anak lagi, sehingga perkembangan organ
reproduksi seperti kehamilan pertama, sehingga proses persalinan relative lama seperti
kehamilan pertama kali.
5. Jumlah anak lebih dari 4. seringnya melahirkan. Komplikasi selama kehamilan yaitu perdarahan
antepartum, terlepasnya sebagian atau seluruh bagian plasenta yang bisa menimbulkan kematian
janin, tertutupnya jalan lahir oleh plasenta.
69
Pemeriksaan pendukung dan terapi/tindakan: disesuaikan jenis penyakit atau gangguan yang
ada dan upaya meminimalkan risiko selama kehamilan maupun risiko dalam proses persalinan.
1. Hiperemesis Gravidarum adalah keadaan ibu hamil muda mual dan muntah secara berlebihan
atau terus menerus, napsu makan sangat rendah, sehingga ibu kekurangan cairan dan asupan
makanan, berakibat ibu sangat lemah dan juga berbahaya bagi janin, yang perlu perawatan
intensif. Penyebabnya adalah terjadi perubahan metabolisme tubuh pada ibu, faktor psikologis.
Hiperemesis Gravidarum pada trimester 2 dapat meningkatkan risiko preeklamsia, risiko plasenta
yang lepas dari dinding rahim.
Terapi/tindakan:
a. Mengatur pola makan bergizi seimbang, hindari jenis makanan yang memicu mual.
b. Kekurangan makanan dan cairan perlu dikoreksi dengan pemberian cairan infus. Jika tidak
dikoreksi, buruk pengaruhnya terhadap anak di kandungan maupun pada diri ibu sendiri
2. Abortus
Perdarahan (bleeding) melalui jalan lahir pada kehamilan merupakan tanda bahaya yang dapat
berakibat kematian ibu dan atau janin.
Beberapa kondisi saat hamil bisa terjadi perdarahan pervaginam antara lain:
a. Perdarahan pada kehamilan sebelum 3 bulan = kurang 20 minggu. Perdarahan yang banyak,
dapat disebabkan:
1) Abortus,
2) Kehamilan mola hidatidosa.
3) Kehamilan ectopic yaitu perdarahan disertai nyeri perut bawah yang hebat pada ibu
terlambat haid 1-2 bulan, dapat disebabkan kehamilan diluar kandungan atau kehamilan
ektopik.
b. Perdarahan pada kehamilan 7-9 bulan,antara lain:
1) Perdarahan sedikit-sedikit tetapi terus atau banyak, disebabkan plasenta previa
2) abrupsio plasenta
Abortus = keguguran
Abortus adalah pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin dapat hidup di luar kandungan, dan
sebagai batasan digunakan kehamilan kurang dari 20 minggu atau berat anak kurang dari 500
gram.
3. Mola Hidatidosa adalah disebut hamil anggur. Proses kehamilan terjadi dimana embrio tidak
menjadi janin, tetapi menjadi gelembung-gelembung kecil yang menyerupai anggur.
4. Kehamilan Ektopik disebut kehamilan di luar kandungan. Sel telur yang sudah dibuahi tidak
melekat di rahim, tetapi melekat di tempat lain seperti: saluran telur, leher rahim, atau di rongga
perut. Kehamilan ektopik ini disebabkan karena ada infeksi di saluran falopi. Gejalanya: sakit pada
panggul, pendarahan yang tidak biasa, hingga pingsan.
Pemeriksaan pendukung: USG
Terapi/tindakan: operasi pengambilan jaringan kehamilan ektopik.
5. Plasenta Previa.
Plasenta yang normal akan melebar ke arah atas, menjauhi leher rahim (cervix). Plasenta previa
merupakan gangguan posisi plasenta berada di bagian bawah rahim/dekat cervix atau plasenta
dapat menutupi sebagian atau seluruh jalan lahir, sehingga risiko perdarahan tak dapat dihindari.
Gejala-gejala Plasenta Previa
a. Pendarahan sebelum kelahiran, tanpa disertai rasa sakit, biasanya terjadi pada tiga bulan
terakhir masa kehamilan. Pendarahan dapat terjadi secara tiba-tiba, volume darah bisa banyak
atau sedikit, dan pendarahan dapat berhenti dengan sendirinya dan muncul kembali.
b. Ada yang mengalami kontraksi dan nyeri di punggung atau perut bagian bawah.
8. Diabetes Gestasional adalah kadar gula dalam darah meningkat dan akan kembali normal setelah
melahirkan. Dengan kadar glukosa ibu yang tinggi, maka kadar glukosa pada janin meningkat,
sehingga bayi bisa lahir dengan berat lahir di atas 4 kg. Kondisi ini tentu dapat menyulitkan proses
persalinan, bayi berisiko mengalami diabetes atau kelainan bawaan. Bagi ibu berisiko perdarahan
masa kehamilan.
Pemeriksaan penunjang: Pemeriksaan gula pada urine dan pemeriksaan gula darah.
Tindakan: Kontrol konsumsi gula, perlu melakukan aktivitas ringan.
9. Berat badan ibu hamil tidak naik atau naik berlebihan. Selama kehamilan berat badan ibu naik
sekitar 9-12 kg, karena pertumbuhan janin dan bertambahnya jaringan tubuh ibu akibat kehamilan
(pregnancy cause), mulai hamil umur 4 bulan sampai menjelang persalinan. Bila berat badan ibu
tidak naik, pertumbuhan janin mungking terganggu. Apabila berat badan naik berlebihan, kadang
disertai tungkai dan mata kaki yang membengkak, tekanan darah meninggi, air seni keruh, nyeri
kepala, dan penglihatan berkunang-kunang, kemungkinan pre-eclampsia dapat menjadi eclampsia
Pemeriksaan pendukung: pemeriksaan deteksi dini pre-eklamsi untuk berat badan berlebih.
Terapi/tindakan: pengaturan asupan gizi yang sesuai dengan kebutuhan ibu hamil.
10. Gerakan janin melemah atau berkurang atau tidak ada setelah kehamilan 4 bulan (normal mulai
ada gerakan janin) selama dalam 12 jam, risiko kehidupan bayi mungkin terancam.
Pemeriksaan pendukung
Pemeriksaan Denyut Jantung Janin
USG untuk memastikan kondisi kesehatan janin.
Terapi/tindakan:
Bayi harus bergerak paling sedikit 3 kali dalam 1 jam jika ibu berbaring atau beristirahat
ibu makan dan minum dengan baik
Apabila janin sudah meninggal, harus segera dikeluarkan.
74
12. Ketuban pecah sebelum waktunya (KPSW). = Ketuban Pecah Dini (KPD). Keadaan normal
ketuban pecah menjelang persalinan, setelah ada tanda awal persalinan, dan cairan ketuban
berwarna jenih kekuningan. Bila ketuban telah pecah dan cairan ketuban keluar sebelum ibu
mengalami tanda-tanda persalinan, janin dan ibu akan mudah terinfeksi.
Penyebabnya antara lain:
a. berkurangnya kekuatan membran atau meningkatnya tekanan intra uteri .
b. infeksi yang dapat berasal dari vagina dan servik
Pemeriksaan pendukung:
Penentuan cairan ketuban dapat dilakukan dengan tes lakmus (nitrazin test) merah menjadi biru.
Terapi/tindakan:
a. Minimalkan pengeluaran air ketuban dengan istirahat total
b. Pemantauan kemungkinan terjadi infeksi
c. Pemantauan proses persalinan
d. Bila ada resiko infeksi dan membahayakan ibu dan janin, segera akhiri kehamilan dengan
induksi proses persalinan baik pervaginam maupun operasi caecaria.
13. Hidramnion
Hidramnion atau poli hidramnion adalah suatu kondisi jumlah air ketuban melebihi dari batas
normal. Keadaan normal air ketuban berjumlah antara 1-2 liter. Kasus hidramnion ketuban antara
4-5 liter. Oligo hidramnion adalah kondisi kekurangan air ketuban. Trimester kedua, janin mulai
berkemih, menelan, dan menghirup cairan amnion. Proses ini untuk mengatur pengendalian
volume cairan (keadaan normal).
Penyebab hidramnion: belum diketahui dengan jelas. Beberapa temuan antara lain:
a. Hidramnion pada kasus anensefalus karena peningkatan cairan meningen ke rongga amnion,
dan peningkatan produksi kemih akibat stimulasi pusat-pusat di serebrospinal yang tidak
terlindung.
b. Hidramnion pada atresia esophagus karena janin tidak dapat menelan.
c. Hampir separuh kasus hidramnion sedang dan berat, ditemukan ada anomaly janin. Dan
sebagian besar ganguan perinatal terjadi pada wanita nondiabetik yang mengalami hidarmnion.
d. Hidramnion pada ibu diabetes selama hamil trimester ketiga masih belum dapat dijelaskan
e. Oligo hidramnion terjadi pada kelainan janin dengan anuria
Pada hidramnion kronik, penimbunan cairan bertahap, sehingga ibu mentoleransi tanpa banyak
keluhan. Pada hidramnion akut, distensi (tekanan) abdomen cepat, menyebabkan gangguan serius
dan mengancam. Hidramnion akut cenderung muncul pada kahamilan dini (minggu ke 16 sampai
20), uterus cepat membesar, bisa menyebabkan persalinan sebelum usia 28 minggu, atau bila
parah harus dilakukan intervensi.
Diagnosis Hidramnion
a. Uterus membesar dan tegang, sulit meraba bagian2 janin dan sulit mendengar denyut jantung
janin.
b. USG
Penanganan Hidramnion
a. Derajad ringan menunggu persalinan sampai ketuban pecah spontan.
b. Diuretika, pembatasan garam, terapi indometasin untuk hidramnion simtomatik
Prognosis untuk bayi pada kehamilan hidramnion berat adalah buruk.
a. Hambatan pertumbuhan janin, mortalitas perinatal makin meningkat pada kelahiran preterm,
b. Prolaps tali pusat saat selaput ketuban pecah,
c. Solusio plasenta sewaktu ukuran uterus berkurang secara cepat, semakin memperburuk hasil.
d. Disfungsi uterus atau atonia uteri karena over distensi berdampak perdarahan postpartum.
e. Kelainan presentasi janin dan intervensi operasi juga lebih sering terjadi.
75
14. Kehamilan daluwarsa yaitu kehamilan telah mencapai usia lebih dari 42 minggu. Kehamilan yang
melewati usia normal (38-42 minggu) dianggap sebagai kelainan, karena berisiko tinggi pada bayi.
Ibu akan susah melahirkan karena bayi semakin besar dan plasenta sudah terlalu tua untuk
mencukupi kebutuhan bayi.
Penanganan: segera diupayakan terjadi persalinan dengan induksi.
15. Infeksi. Demam Tinggi >38ºC, dapat merupakan gejala infeksi dalam kehamilan, persalinan dan
masa nifas Penanganan demam antara lain dengan istirahat baring, minum banyak dan
mengompres untuk menurunkan suhu .
Faktor penyebab:
1. Hipertensi atau tekanan darah tinggi
2. Pre-eklampsia dan eklampsia
3. Perdarahan, karena plasenta previa (plasenta yang menutupi jalan lahir), atau solusio plasenta
(terlepasnya plasenta dari tempat implantasinya di uterus sebelum bayi lahir), maka HB ibu dan
janin turun dapat memicu kematian janin.
4. Kelainan kongenital (bawaan) bayi
5. Ketidakcocokan golongan darah ibu dan janin. Bila darah janin tidak cocok dengan darah ibunya,
maka ibu akan membentuk zat antibodi.
6. Janin yang hiperaktif bisa mengakibatkan tali pusat terpelintirdan akan tersumbat.
7. Bila air ketuban habis, maka tali pusat terkompresi antara badan janin dengan ibunya, terjadi gawat
janin yaitu janin kekurangan oksigen dan makanan, ditandai dengan detak jantung janin kencang,
lama-kelamaan malah menurun hingga di bawah rata-rata.
8. Kehamilan lewat waktu (postterm) lebih dari 42 minggu, plasenta akan mengalami penuaan
sehingga fungsinya akan berkurang. Cairan ketuban bisa berubah menjadi sangat kental dan hijau,
dapat terhisap masuk ke dalam paru-paru janin, maka kehamilan harus segera dihentikan dengan
cara diinduksi.
9. Infeksi saat hamil, demam tinggi pada ibu bisa mengakibatkan janin tidak tahan panas ibunya.
10. Kelainan kromosom.
Janin yang meninggal jangan dibiarkan di dalam rahim lebih dari 2 minggu, karena akan memengaruhi
faktor pembekuan darah Ibu dimana fibrinogen ibu turun darah ibu agak sulit membeku, sehingga bila
terjadi perdarahan pada proses persalinan akan sulit berhenti.
Bagi ibu yang ingin mempunyai anak, apabila terjadi kematian janin pada kehamilan sebelumnya dan
dapat diketahui penyebabnya, maka ibu dapat memulai program kehamilan kembali dan melakukan
antisipasi agar tidak terjadi kembali.
Pemeriksaan pendukung:
1. Denyut Jantung Janin dan gerakan janin dalam kandungan
2. USG
Penanganan:
Pada kehamilan di atas 12 minggu, dilakukan induksi persalinan atau diberikan obat untuk membuka
jalan lahir, lalu dibiarkan keluar spontan, bila perlu dilanjutkan dengan tindakan kuretase.
76
D. GANGGUAN PERSALINAN DAN NIFAS
Faktor risiko persalinan adalah kondisi tertentu yang perlu diwaspadai dalam proses persalinan untuk
menentukan apakah persalinan diharapkan pervaginam atau harus dilakukan operasi section
caecaria
1. Kepala janin belum masuk panggul karena beberapa factor:
a. Kesalahan memperkirakan umur kehamilan
b. Panggul sempit atau bentuk panggul tidak normal
c. Lilitan tali pusat yang menghambat kepala janin masuk panggul
d. Tumor yang menghalangi kepala masuk panggul
e. Plasenta previa
f. Kelainan posisi kepala janin.
77
c. Presentasi Puncak Kepala disebut presentasi sinsiput yaitu posisi janin letak kepala dengan
ubun-ubun besar merupakan bagian terendah, risiko lingkaran kepala yang akan melalui jalan
lahir relative lebih besar dan perputaran kepala saat keluar lebih sulit dibandingkan dengan
letak belakang kepala.
1) Pemeriksaan : Pemeriksaan vagina, USG.
2) Tindakan: upayakan persalinan per vaginam, kecuali ada distorsi, maka dilakukan section
caesaria.
d. Presentasi Dahi yaitu posisi janin dengan kepala pada pertengahan antara versi dan ekstensi,
dengan diameter mento vertikal 13 cm
Pemeriksaan : Pemeriksaan vagina, USG.
Tindakan
a. Persalinan per vaginam dapat terjadi, tetapi ada risiko: CPD, prolapsus tali pusat lebih
besar.
b. Operasi Sectio caesaria.
e. Presentasi Muka yaitu posisi janin dengan kepala dan tulang belakang ekstensi, tetapi lutut
fleksi sehingga letak fetus dalam uterus dalam bentuk huruf S, muka langsung di dibagian os.
Internum.
Pemeriksaan:
1) Pemeriksaan dalam vagina harus hati-hati untuk menghindari trauma mata.
2) USG untuk memastikan diagnosis presentasi muka.
Tindakan:
1) Persalinan per vaginam dapat terjadi, tetapi dengan resiko: CPD, trauma perineum berat,
muka memar dan oedem.
2) Operasi Sectio caesaria
Posisi sungsang
Posisi sungsang dimana pantat bayi terletak di bagian bawah rahim (mendekati leher rahim)
sedangkan kepalanya berada dibagian atas rahim. Letak sungsang antara lain: letak bokong saja
di bagian bawah rahim; letak kaki,
Posisi lintang
Posisi lintang dimana sumbu tubuh janin melintang terhadap sumbu tubuh ibu, dengan kepala pada
sisi yang satu dan bokong pada sisi lain.
78
3. Janin kembar
4. Persalinan preterm
Persalinan preterm atau sering disebut premature adalah persalinan terjadi „belum waktunya‟, di
mana janin sudah keluar pada usia kehamilan 20 hingga 37 minggu.
Beberapa keadaan yang menimbulkan persalinan preterm antara lain:
a. Ibu dengan Hipertensi, diabetes.
b. Perkembangan janin terhambat, kelainan rhesus darah
c. Gangguan plasenta seperti: Solusio plasentae, Plasenta previa, lilitan tali pusat
d. Kontraksi uterus yang dini, ketuban pecah terlalu dini, dan kehamilan ganda.
Dampak
a. Pembentukan organ-organ dalam bayi yang belum sempurna dapat menyebabkan kelainan,
seperti Respiratory Distress Syndrome (RDS), Intra Ventricular Haemorrhage (IVH) dan
Necrotizing Enterocolitis (NEC).
b. Komplikasi kelainan otak
c. Pertumbuhan anak terhambat
d. Daya penglihatan dibawah normal
Penanganan : Observasi dan optimalisasi keadaan ibu
80
Distosia karena kelainan panggul atau persangkaan panggul sempit
1. Pada primipara kepala anak belum turun setelah minggu ke-36.
2. Pada primapara dengan perut menggantung.
3. Pada multipara persalinan yang dulu-dulu sulit.
4. Kelainan letak pada hamil tua.
5. Kelainan bentuk badan (cebol,scoliose,pincang,dll)
6. Osborn positif.
Tindakan: persalinan operasi section caesaria.
2. Perdarahan saat persalinan dan nifas
Pada saat proses persalinan maupun nifas terjadi perdarahan pervaginam yang dapat menjadi
penyebab kematian ibu.
Penyebab perdarahan antara lain:
a. Atonia uteri = uterus tidak berkontraksi, sehingga pembuluh darah dimana plasenta melekat
terbuka, sehingga akan terjadi perdarahan yang hebat dan dapat menyebabkan kematian ibu.
Penyebab: partus lama, multipara, anestesi dalam, pembesaran uterus berlebihan (kembar,
hidramnion, janin besar)
Tindakan:
1) massase uterus dan pemberian obat pemacu kontraksi uterus (intra vena & infuse).
2) Pastikan tidak ada sisa plasenta.
3) Bila tidak ada perbaikan dilakukan kompressi dan dipasang tampon.
4) Bila tidak ada perbaikan, maka dilakukan histerectomi.
b. Robekan jalan lahir = laserasi jalan lahir, maka dilakukan pemeriksaan teliti letak robekan
dan perbaiki robekan.
Robekan dapat terjadi pada:
1) Robekan cervix akan menimbulkan perdarahan banyak karena cervix kaya pembuluh
darah.
2) Robekan Vagina jarang terjadi, biasanya karena tindakan ekstraksi forsep. ,
3) Robekan perineum. hampir semua persalinan pertama dan juga pada persalinan
berikutnya. Robekan perineum pada saat kepala janin lahir terlalu cepat.
4) Robekan perinium di bagi 4 :
a) Tingkat 1 : robekan hanya selaput lendir vagina atau tanpa mengenai, kulit perineum
b) Tingkat 2 : Robekan mengenai selaput lendir vagina & otot perinea transversalis tapi
tidak mengenai springter ani.
c) Tingkat 3 : Robekan mengenai seluruh perinium & otot springter ani
d) Tingkat 4 : Robekan sampai mukosa rectum
5) Laserasi traktus genitalia terjadi perdarahan berlangsung lama, kontraksi uterus kuat.
d. Ruptura uteri = uterus sobek karena upaya paksa untuk mengeluarkan bayi. Risiko kematian
ibu dan bayi tinggi
Tindakan: histerectomi, atasi risiko infeksi dan Hb rendah serta shock.
e. Inversio uteri = keadaan dimana fundus uteri terbalik sebagian atau seluruhnya masuk
kedalam kavum uteri.
81
Gambar 6.5. Inversio uteri
Pembagian :
1) Inversio uteri ringan, Fundus uteri terbalik menonjol dalam kavum uteri, namun belum
keluar dari ruang rongga rahim.
2) Inversio uteri sedang, Terbalik dan sudah masuk dalam vagina.
3) Inversio uteri berat, Uterus dan vagina semuanya terbalik dan sebagian sudah keluar
vagina.
Penyebab invertio uteri:
1) Factor memudahkan karena uterus lembek, lemah, tipis dindingnya, yang terjadi pada
grandemultipara, atonia uteri, kelemahan kandungan, tekanan intra abdomen tinggi
(mengejan dan batuk).
2) Tarikan tali pusat yang berlebihan dan pada manual plasenta yang dipaksakan.
Tindakan:
1) Reposisi uterus secepat mungkin per vaginam.
2) Bila gagal lakukan reposisi dengan laparotomi
Pemeriksaan penunjang untuk perdarahan :
a. Darah Hb. Bila Hb rendah beri transfusi darah.
b. Uji pembekuan darah
3. Distosia Bahu
KOMPLIKASI PERSALINAN
1. Syok adalah gangguan sirkulasi darah ke jaringan, sehingga kebutuhan oksigen tidak terpenuhi.
Gejala klinisnya berupa tekanan darah turun, nadi cepat dan lemah, pucat, keringat dingin, sianosis
jari-jari, sesak napas, penglihatan kabur, gelisah dan oliguria/ anuria.
Penyebab:
Syok hemoragik, yaitu syok karena pendarahan banyak (abortus, kehamilan ektopik, mola
hidatidosa, plasenta previa, solusio plasenta, ruptur uteri, atonia uteri, laserasi jalan lahir,
perdarahan post partum;.
Syok neurogenik, karena rasa sakit hebat (kehamilan ektopik, solusio plasenta, saat
persalinan)
Syok kardiogenik, karena kontraksi otot jantung yang tidak efektif (infark myocard, decom
cordis)
Syok endotoksik/septik, karena lepasnya toksin pada infeksi (abortus septik, infeksi pasca
persalinan)
Syok anafilaktik, yaitu karena alergi atau hipersensitivitas terhadap obat-obatan.
2. Emboli Air Ketuban adalah masuknya cairan amnion kedalam sirkulasi ibu, sehingga menjadi
emboli dan menyebabkan kolaps pada ibu pada saat persalinan. Kejadian ini lebih sering pada
kontraksi uterus yang kuat dan spontan atau induksi. Terjadi waktu air ketuban pecah dan ada
pembuluh darah yang terbuka pada plasenta atau serviks.
Gejala: mendadak gelisah, sesak nafas, kejang-kejang dan meninggal.
3. Infeksi intrapartum: yaitu infeksi yang terjadi dalam persalinan. Infeksi ini terjadi pada perlakuan
periksa dalam lebih dari dua kali (kemungkinan kondisi kurang steril), keadaan Ibu yang lemah,
ketuban pecah dini, atau penyakit infeksi pada vagina.
3. Bendungan ASI = adalah pembendungan air susu karena penyempitan duktus laktiferi atau
kelenjar susu yang tidak dikosongkan dengan sempurna
Faktor predisposisi:
Faktor hormon
Hisapan bayi, pengosongan payudara, cara menyusui.
Kelainan pada puting susu
Gejala:
Payudara penuh terasa panas, berat dan keras, mengkilat dan kemerahan, membengkak,
sangat nyeri.
ASI mengalir tidak lancar, ASI tidak mengalir dengan mudah.
puting susu teregang menjadi rata puting susu teregang menjadi rata
kadang-kadang demam
Upaya pencegahan untuk bendungan ASI adalah :
Menyusui dini, susui bayi,
keluarkan ASI dengan tangan atau pompa,
Perawatan payudara.
Upaya pengobatan untuk bendungan ASI adalah :
Kompres hangat payudara, upayakan puting mudah ditangkap dan dihisap oleh bayi, pengurutan
(masase) payudara
D. TERMINOLOGI MEDIS
PENUGASAN
Latihan ke 1
1. Apa yang dimaksud dengan fertilisasi?
2. Apa saja penyebab penurunan kesuburan pada wanita? Jelaskan!
3. Pemeriksaan apa yang diperlukan untuk mengetahui gangguan kesuburan wanita? Jelaskan !
4. Apa saja penyebab penurunan kesuburan pria? Jelaskan!
5. Pemeriksaan apa yang diperlukan untuk mengetahui gangguan kesuburan pria? Jelaskan !
Latihan ke 2
Jelaskan tentang penyakit atau gangguan kehamilan dibawah ini:
a. Pengertian gangguan tersebut.termasuk dimana terjadinya? Jelaskan !!
b. Gejala dan tanda apa yang ada? Jelaskan
c. Pemeriksaan penunjang mendukung diagnosis gangguan tersebut?
d. Tindakan apa yang dilakukan untuk mengatasi penyakit atau gangguan tersebut?
85
Latihan 3
Jelaskan:
a. Pengertian dan kelainan apa saja yang terjadi pada penyakit atau gangguan dibawah ini?
b. Gejala dan tanda apa yang ada? Jelaskan
c. Pemeriksaan penunjang.
d. Tindakan yang dilakukan untuk mengatasi penyakit atau gangguan tersebut?
Penyakit atau gangguan dalam persalinan dan nifas tersebut antara lain:
1. Kepala janin belum masuk panggul 6. Janin kembar
2. Posisi janin letak lintang 7. Persalinan lama (Partus lama).
3. Posisi janin letak sungsang 8. Distosia Bahu
4. Persalinan preterm 9. Prolapsus Korda Umbilikalis
5. Persalinan lewat waktu = persalinan serotinus
Penyakit atau gangguan dalam persalinan dan nifas tersebut antara lain:
10. Perdarahan saat persalinan 14. Ruptura uteri
11. Perdarahan saat nifas 15. Inversio uteri
12. Robekan jalan lahir 16. Emboli Air Ketuban
13. Retensio plasenta
86
BAB 7
Kehamilan, Persalinan,dan nifas (O00-O99) (Pregnancy, Childbirth and Puerperium)
ICD 10 BAB XV
A. Pendahuluan
Klasifikasi dan kodefikasi gangguan reproduksi adalah ilmu yang mempelajari klasifikasi dan penentuan
kode penyakit atau gangguan kehamilan, persalinan, nifas serta kode pemeriksaan penunjang dan
tindakan.
C. KODING
Bab ini berisi kode yang menjelaskan semua kondisi obstetrik. Masa obstetrik adalah dari konsepsi
sampai dengan 42 hari (6 minggu) setelah melahirkan.
Blok-blok kode tersusun menurut kemajuan kehamilan, yaitu sejak pembentukan awal janin sampai
melahirkan dan selanjutnya masa nifas.
Cara lain untuk mengingat urutan adalah menurut pembagian periode antenatal, kelahiran, dan
postnatal.
88
Pengecualian :
K. Penyakit tertentu dan injury yang mempengaruhi kehamilan, persalinan dan nifas yang
diklasifikasikan di tempat lain
L. Penyebab eksternal (untuk mortalitas ) (V, W, X, Y)
M. Cedera, keracunan dan akibat sebab luar tertentu (S00-T88.1, T88.6-T98)
N. Penyakit Mental dan Perilaku berkaitan dengan Masa Nifas (F53.-)
O. Tetanus Obstetric (A34)
P. Nekrosis Kelenjar Hipofisis Pasca Persalinan (E23.0)
Q. Puerperal Osteomalacia (M83.0)
R. Pemeriksaan :
a. Kehamilan risiko tinggi (Z35.-)
b. Kehamilan normal (Z34.-)
Blok kategori
1. Kehamilan yang berakhir dengan abortus (O00-O08)
• Meliputi semua abortus
• Excl : kehamilan berlanjut pada gestasi ganda setelah abortus satu janin atau lebih
(O31.1)
O00 Ectopic pregnancy
• Incl : ruptured ectopic pregnancy/ kehamilan ektopik terganggu (KET)
• Gunakan kode tambahan dari O08.-, kalau perlu, untuk identifikasi komplikasi.
• Pada O00.0 Kehamilan abdomen terdapat Excl : lahir hidup pada kehamilan abdomen
(O83.3) dan asuhan ibu untuk janin hidup pada hamil abdomen (O36.7)
O01 Hydatidiform mole
• Gunakan kode tambahan dari O08.-, kalau perlu, untuk identifikasi komplikasi.
• Excl : malignant hydatidiform mole (D39.2)
O02 Produk abnormal lain dari pembuahan
• Gunakan kode tambahan dari O08.-, kalau perlu, untuk identifikasi komplikasi.
• Excl : Papyraceous fetus (O31.0)
O03 Abortus spontan
• Incl : keguguran
• Subdivisi 4 karakter kategori pd hal 642 vol 1 ICD 10 digunakan utk kategori O03-O06
• Note: Abortus inkomplit meliputi hasil konsepsi yang tertinggal setelah abortus
89
• Catatan: Kode ini disediakan terutama untuk pengkodean morbiditas. Penggunaan kategori
ini mengacu aturan morbiditas dan petunjuk pada volume 2.
Aturan koding 1 : Untuk O08 Komplikasi setelah abortus, kehamilan ektopik dan mola
• Kode-kode ini tidak digunakan utk „Kondisi Utama‟, Kecuali kalau episode perawatan adalah
untuk mengatasi komplikasi, misalnya komplikasi abortus sebelumnya.
• Bisa digunakan sebagai kode tambahan pada kategori O00-O02 untuk identifikasi komplikasi,
atau O03-O07 untuk memberikan rincian yg lengkap tentang komplikasinya.
Contoh 1
• Kondisi utama : Ruptura kehamilan tuba dengan syok.
• Spesialisasi: Ginekologi.
• Kode : Kehamilan tuba yang ruptur (O00.1) sebagai „Kondisi Utama‟. Untuk kode tambahan
bisa dipakai O08.3 (syok setelah abortus, kehamilan ektopik dan mola).
Contoh 2 :
• Kondisi Utama : Abortus inkomplit dengan rahim tembus.
• Spesialisasi : Ginekologi.
• Kode : Abortus tidak komplit dengan komplikasi lain atau tidak dijelaskan (O06.3) sebagai
„Kondisi Utama‟. Sebagai kode tambahan dipilih O08.6 (kerusakan organ dan jaringan pelvis
setelah abortus, kehamilan ektopik dan mola).
Contoh 3 :
• Kondisi Utama : Disseminated intravascular coagulation setelah abortus di tempat lain.
• Spesialisasi : Ginekologi.
• Kode : Perdarahan terlambat dan berlebihan setelah abortus dan kehamilan ektopik dan
mola (O08.1) sebagai „Kondisi Utama‟. Kode lain tidak perlu karena abortus dilakukan pada
episode perawatan yang berbeda.
2. Edema, proteinuria dan kelainan hipertensi pada kehamilan, persalinan dan nifas (O10-O16)
• Preeklampsia adalah timbulnya hipertensi dengan albuminuria atau edema antara kehamilan
20 minggu dan akhir minggu pertama pascalahir.
• Eklampsia adalah kejang/koma tanpa penyebab lain, yang terjadi pada periode waktu yang
sama.
• Wanita hamil dengan tekanan darah 140/90 mmHg atau lebih, edema muka atau tangan,
albuminuria >1+, atau tekanan darahnya naik 30 mmHg (sistolik) atau 15 mmHg (diastolik)
walau pun tidak melebihi 140/90 mmHg harus dianggap preeklampsia.
• Preeklampsia ringan muncul sebagai hipertensi perbatasan, edema yang tidak responsif, atau
albuminuria. Pasien dengan tekanan darah 150/110 mmHg, edema yang nyata, albuminuria
>3+, gangguan penglihatan, atau nyeri perut memiliki preeklampsia berat.
O10 Hipertensi yang sebelumnya telah ada mempersulit Kehamilan, Persalinan & Nifas
• Incl : kondisi berikut dengan proteinuria yang telah ada sebelumnya
• Excl : yang terjadi dengan proteinuria yang meningkat atau yang timbul kemudian (O11)
O11 Kelainan hipertensi yang sebelumnya telah ada diperberat oleh proteinuria
• Incl : Kondisi pada O10.- yang dipersulit oleh peningkatan proteinuria,
• Pre-eclampsia yang timbul pada masalah lain (superimposed pre-eclampsia)
O12 Edema dan proteinuria akibat kehamilan [gestational] tanpa hipertensi
O13 Hipertensi akibat kehamilan tanpa proteinuria yang nyata
• Incl : Hipertensi akibat kehamilan (gestational hypertension) NOS; Pre-eklampsia ringan
O14 Hipertensi akibat kehamilan dengan proteinuria yang nyata
• Exc : pre-eklampsia yang timbul pada masalah lain (superimposed pre-eclampsia) (O11)
O15 Eklampsia
• Incl : kejang yang terjadi setelah timbulnya kondisi O10-O14 dan O16
O16 Hipertensi maternal yang tidak dijelaskan
90
O20 Perdarahan pada kehamilan dini
• Excl : hamil yang berakhir dengan abortus (O00-O08)
O21 Muntah berlebihan pada kehamilan
• Hyperemesis gravidarum adalah mual dan muntah selama hamil yang menyebabkan berat
badan berkurang, dehidrasi dan asidosis/ketosis. Keadaan ini berbeda dari „morning
sickness‟ dengan mual dan muntah, tapi berat badan terus bertambah dan tanpa dehidrasi.
O22 Komplikasi vena pada kehamilan
• Excl : embolisme pulmonalis pada obstetri (O88.-), sebagai komplikasi dari:
abortus, hamil ektopik atau mola (O00-O07, O08.7),
persalinan dan nifas (O87.-)
O23 Infeksi saluran genitourinarius pada kehamilan
O24 Diabetes mellitus pada kehamilan
• Incl : pada kelahiran dan nifas
O25 Malnutrisi pada kehamilan
• Incl : Malnutrisi pada kelahiran dan nifas
O26 Asuhan ibu untuk kondisi lain yang banyak berhubungan dengan kehamilan
O28 Penemuan abnormal pada pemeriksaan antenatal ibu
• Excl : penemuan diagnostik yg terklasifikasi ditempat lain, lihat Alphabetical Index
perawatan ibu
untuk masalah janin, amnion atau melahirkan (O30-O48)
O29 Komplikasi anaesthesia selama kehamilan
• Incl : komplikasi ibu akibat pemberian anestetik umum atau lokal, analgesik atau penenang
lain selama kehamilan.
• Excl : komplikasi anestesia selama
abortus, kehamilan ektopik atau mola (O00-O08),
persalinan dan melahirkan (O74.-)
nifas (O89.-)
4. Asuhan ibu sehubungan dengan masalah janin, amnion dan mungkin melahirkan (O30-O48)
• Blok ini cukup besar dan mencakup berbagai kondisi yang digunakan untuk kode alasan
asuhan untuk ibu.
• Kondisi tersebut adalah kehamilan ganda, kelainan presentasi (letak dan bagian terdepan)
janin, disproporsi (kesenjangan perbandingan ibu dan janin), kelainan organ pelvik, kelainan
dan masalah janin, kelainan cairan dan selaput amnion, kelainan plasenta, persalinan palsu,
dan kehamilan memanjang (lebih dari 42 minggu).
• Kode ini bisa dipakai untuk menjelaskan alasan asuhan saat admisi untuk pengakhiran
kehamilan, perawatan antenatal, induksi persalinan, dan intervensi prosedur sewaktu
melahirkan.
• Perhatikan keterangan pada inclusion dan exclusion term.
O30 Multiple gestation (kehamilan ganda)
• Excl : komplikasi yang khusus pada kehamilan ganda (O31.-)
O31 Komplikasi yang khusus pada kehamilan ganda
• Excl :
o malpresentasi dari satu atau lebih janin (O32.5),
o kembar siam penyebab disproporsi (O33.7),
o kelahiran tertunda kembaran kedua dari kehamilan ganda. (O63.2),
o dengan obstructed labour – kelahiran terhalang (O64-O66)
O32 Asuhan ibu untuk malpresentasi fetus yang diketahui atau dicurigai.
Presentasi normal adalah ‘occiput anterior’, yaitu ubun-ubun kecil di anterior ibu. Presentasi lain
bisa „occiput posterior‟, muka, dahi, dan bokong („breech‟) atau sungsang. Presentasi bahu bisa
terjadi ketika janin melintang (oblique or transverse) terhadap ibu.
• Incl : kondisi berikut sebagai alasan untuk observasi, perawatan, atau asuhan obstetri lain,
seksio
cesar sebelum persalinan (kala I) dimulai.
• Excl : kondisi berikut dengan obstruksi persalinan (O64.-)
O33 Asuhan ibu untuk disproporsi yang diketahui atau dicurigai
• Incl : kondisi berikut sebagai alasan untuk observasi, perawatan, atau asuhan obstetri lain,
seksio
cesar sebelum persalinan (kala I) dimulai.
• Excl : kondisi berikut dengan dengan obstruksi persalinan (O65-O66)
O34 Asuhan ibu untuk known or suspected abnormality of pelvic organs
91
• Incl : kondisi berikut sebagai alasan untuk observasi, perawatan, atau asuhan obstetri lain,
seksio cesar sebelum persalinan (kala I) dimulai.
• Excl : kondisi berikut dengan dengan obstruksi persalinan (O65.5)
O35 Asuhan ibu untuk kelainan dan kerusakan janin yang diketahui atau dicurigai
• Incl : kondisi berikut pada janin sebagai alasan untuk observasi, perawatan, atau asuhan
obstetri
lain, seksio cesar sebelum persalinan (kala I) dimulai.
• Excl : asuhan ibu untuk disproporsi yang diketahui atau dicurigai (O33.-)
O36 Asuhan ibu untuk masalah lain yang diketahui atau dicurigai pada janin
• Incl : kondisi berikut pada janin sebagai alasan untuk: observasi, perawatan atau asuhan
obstetri
lain, atau untuk pengakhiran kehamilan.
• Excl : kelahiran yang dipersulit oleh stress [distress] janin (O68.-)
sindroma transfusi plasenta (O43.0)
O40 Polyhydramnios
• Incl : Hydramnios
O41 Kelainan lain pada cairan dan selaput ketuban
• Excl : ketuban pecah dini – premature rupture of membranes (O42.-)
O42 Premature rupture of membranes - ketuban pecah dini
O43 Kelainan plasenta
• Excl : asuhan ibu untuk pertumbuhan janin yang lambat akibat insufisiensi plasenta (O36.5),
placenta praevia (O44.-),
pemisahan prematur plasenta [abruptio placentae] (O45.-)
O44 Placenta praevia
O45 Pemisahan prematur plasenta [abruptio placentae]
O46 Perdarahan antepartum, not elsewhere classified
• Excl :perdarahan pada kehamilan dini (O20.-),
perdarahan intrapartum NEC (O67.-)
placenta praevia (O44.-),
pemisahan prematur [abruptio] plasenta (O45.-)
O47 False labour – persalinan palsu
O48 Prolonged pregnancy
• Incl : Post-dates, post-term
92
O73 Tertahannya plasenta dan selaput ketuban, tanpa perdrahan
O74 Komplikasi anestesia selama persalinan dan kelahiran
• Incl : komplikasi maternal akibat pemberian anestetik umum atau lokal, analgesia atau
sedasi lain sewaktu persalinan dan melahirkan
O75 Komplikasi lain persalinan dan kelahiran, not elsewhere classified
• Excl : infeksi nifas (O86.-), sepsis nifas(O85)
6. Persalinan (O80-O84)
O80 Kelahiran spontan tunggal
• Incl : kasus dengan bantuan tidak ada atau minimal, dengan atau tanpa episiotomy
Kelahiran pada kasus yang sama sekali normal
O81 Kelahiran tunggal dengan forsep dan ekstraktor vakum
• Excl : kegagalan penggunaan ekstraktor vakum atau forseps (O66.5)
O82 Kelahiran tunggal dengan seksio sesar
O83 Kelahiran tunggal lain yang terbantu
O84 Kelahiran ganda
• Gunakan kode tambahan (O80-O83), kalau perlu untuk menunjukkan cara kelahiran
masing-masing janin atau bayi.
Contoh 9
Kondisi utama : Toxoplasmosis.
Kondisi lain : Hamil
Spesialisasi : Klinik perawatan antenatal beresiko tinggi
Kode : Penyakit protozoa yang mempersulit KMN (O98.6) sebagai „Kondisi Utama‟.
B58.9 (toxoplasmosis, tidak dijelaskan) digunakan untuk kode tambahan
Penugasan
Latihan soal 1:
Tentukan lead term dan kodenya dengan langkah-langkahnya
Kondisi Utama : KPD
Kondisi Lain : Partus spontan
Keterangan : G1P0A0 38 mgg datang dengan KPD 8 jam yang lalu. Hasil USG menunjukkan terdapat
1 janin dengan presentasi kepala
95
Latihan soal 2 :
Tentukan lead term dan kodenya dengan langkah-langkahnya
6. Abortus spontan, inkomplit dengan perdarahan berlebihan
7. Varises vena kaki pada kehamilan
8. Persalinan kembar, hidup
9. Plasenta lepas sebelum waktunya
10. Anemia defisiensi protein komplikasi kehamilan
96
BAB 8
PERKEMBANGAN JANIN, PERINATAL DAN NEONATAL
A. Pendahuluan
Janin adalah hasil pembuahan yang berkembang selama dalam kandungan ibu (kehamilan). Janin
yang telah lahir disebut Bayi baru lahir. Perinatal adalah masa dimulai dari janin dengan umur
kehamilan 22 minggu sampai 7 hari setelah bayi lahir. Neonatal adalah bayi baru lahir sampai umur 28
hari (1 biulan). Kondisi bayi baru lahir sangat dipengaruhi kondisi perkembangan janin selama dalam
kandungan, proses persalinan, dan perawatan setelah dilahirkan. Untuk mengetahui adakah kelainan
perinatal dan neonatal, maka perlu dipahami perkembangan janin yang normal, bayi baru lahir yang
normal. Sehingga bisa memahami kondisi patologis bayi baru lahir selama perinatal maupun selama
neonatal.
97
Gambar 8.1 Bayi baru lahir normal.
Bayi lahir sehat akan segera menangis, bila tangisan tidak terdengar berarti ada kelainan. Manfaat
tangisan pertama adalah untuk melonggarkan saluran pernafasan sehingga berjalan dengan baik. Pada
bayi baru lahir yang tidak menangis akan melakukan tindakan resusitasi yang berguna untuk
merangsang mereka menangis. Caranya: menepuk-nepuk kaki bayi baru lahir sambil diberi stimulus,
menghisap lendir di tenggorokan bayi
1. BAYI ASFIKSIA
Asfiksia pada bayi baru lahir adalah kegagalan bernapas secara spontan dan teratur segera setelah
lahir. Sehingga dapat menurunkan Oxigen (O2) dan meningkatnya CO2, yang dapat menimbulkan
akibat buruk pada kehidupan lebih lanjut.
Pada saat Bayi lahir, untuk mengetahui apakah ada gangguan atau risiko kesehatan yang bisa
menyebabkan kematian, maka dilakukan penilaian dengan APGAR SCORE untuk mengetahui
apakah bayi dalam keadaan asfiksia atau tidak. Skor Apgar atau nilai Apgar (bahasa Inggris:
Apgar score) adalah sebuah metode yang diperkenalkan pertama kali pada tahun 1952 oleh Dr.
Virginia Apgar sebagai sebuah metode sederhana untuk secara cepat menilai kondisi kesehatan
bayi baru lahir sesaat setelah kelahiran.
98
Skor Apgar dihitung dengan menilai kondisi bayi yang baru lahir menggunakan lima kriteria
sederhana dengan skala nilai nol, satu, dan dua. Kelima nilai kriteria tersebut kemudian
dijumlahkan untuk menghasilkan angka nol hingga 10. Kata "Apgar" sebagai singkatan dari
Appearance, Pulse, Gremace, Activity, Respiration (warna kulit, denyut jantung, respons refleks,
tonus otot/keaktifan, dan pernapasan).
Secara klinis, skor APGAR digunakan untuk diagnosa dan klasifikasikan derajat asfiksia secara
cepat:
• menit ke-1, menunjukkan beratnya asfiksia.
• menit ke-5 , korelasi dengan morbiditas dan mortalitas
• menit ke -10
Klasifikasi asfiksia:
a. Asfiksia berat dengan APGAR score : 0 - 3
b. Asfiksia sedang dengan APGAR score : 4 - 6
c. Asfiksia ringan atau sedikit asfiksia dengan APGAR score : 7 – 9
d. Bayi normal dengan APGAR score: 10
Bayi dengan score 7 – 9 bayi dalam ICD 10 dianggap tidak memerlukan kode khusus.
Jika bayi baru lahir bernafas megap-megap atau lemah, segera dilakukan tindakan resusitasi bayi
baru lahir.
Asfiksia dapat terjadi selama antepartum, intrapartum, dan postpartum dengan penyebab:
a. faktor ibu :
• Penyakit yang diderita ibu yang menyebabkan hipoksia ibu (ibu kekurangan oxygen)
• Pre-eklamsi dan eklamsi
• Kehamilan post mature
b. faktor plasenta : solusio plasenta, plasenta previa
c. faktor tali pusat seperti :lilitan tali pusat, tali pusat pendek, prolapsus tali pusat, simpul tali pusat
d. Keadaan bayi : Premature
99
e. Faktor persalinan:
• Partus lama, persalinan sulit (partus macet /distosia, sungsang)
• Ketuban pecah dini akan mudah terjadim infeksi
• Persalinan dengan tindakan (vacuum extraksi)
Tindakan pada bayi baru lahir dengan asfiksia, tergantung beratnya asfiksia.
Untuk asfiksia ringan tahap awal :
a. Menjaga bayi tetap hangat
b. Mengatur posisi bayi memperlancar alur pernafasan dengan kepala ekstensi
c. Mengisap lendir mulut dan hidung
d. Mengeringkan bayi dan merangsang taktil dengan menepuk tepalak kaki, tangan,
Bila belum berhasil dilakukan tahap ventilasi dengan sungkup
Untuk asfiksia sedang dan berat perlu perawatan intensif di rumah sakit.
2. BAYI PREMATURE
Bayi lahir prematur jika persalinan terjadi bayi 20 minggu mencapai usia 37 minggu di dalam rahim.
Bayi premature yang lahir sebelum mencapai usia 32 minggu, sering kali mengalami berbagai
masalah kesehatan.
Beberapa faktor yang dapat menjadi pemicunya kelahiran prematur yang sering tidak terprediksi:
a. Infeksi. Beberapa jenis infeksi pada sistem reproduksi dan saluran kemih. Bakteri
mengeluarkan substansi yang dapat melemahkan selaput di sekitar kantong amniotik (kulit
ketuban) dan menyebabkan ketuban pecah lebih dini, juga bakteri dapat menyebabkan
inflamasi (peradangan) dan infeksi pada rahim, yang menyebabkan persalinan dini (premature).
Infeksi-infeksi tersebut antara lain:
1) Penyakit menular seksual seperti klamidia, gonore dan trikomoniasis.
2) Infeksi saluran kencing/asymptomatic bacteriuria yang umumnya tidak disertai gejala,
sehingga wanita hamil perlu menjalani pemeriksaan urin untuk mendeteksi kemungkinan
adanya bakteri.
Bagi yang pernah mengalami persalinan dini, perlu menjalani pemeriksaan dan penanganan
bakteri untuk mengurangi risiko kelahiran prematur.
b. Penyakit atau kondisi tertentu berisiko mengalami persalinan premature, antara lain:
1) Penyakit tertentu: diabetes, gangguan ginjal, tekanan darah tinggi, anemia selama
kehamilan.
2) Gangguan Plasenta : plasenta previa, plasenta abruption, bisa memicu kelahiran bayi
premature
3) Struktur serviks yang membuka dan menutup tanpa kontraksi dapat menyebabkan
kelahiran prematur. Kondisi serviks yang tidak normal ini dapat terjadi sejak lahir atau
akibat operasi serviks.
4) Menjalani operasi di rongga perut selama mengandung (misalnya: appendectomy, batu
empedu).
c. Gaya hidup. Kebiasaan buruk dapat membuat seseorang lebih rentan melahirkan lebih cepat,
seperti:
1) Merokok saat hamil.
2) Mengonsumsi alkohol atau obat-obatan terlarang.
3) Kurang mengonsumsi makanan-makanan bernutrisi.
d. Faktor risiko lain atau beberapa kondisi spesifik lain yang membuat seorang wanita lebih
berisiko melahirkan prematur, antara lain:
1) Jarak kehamilan sebelumnya kurang dari enam bulan. Usia ibu kurang dari 17 atau lebih
dari 35 tahun saat hamil. Berat tubuh kurang atau lebih dari normal sebelum hamil.
Aktivitas fisik yang berat.
2) Mengandung lebih dari satu bayi.
3) Pernah mengalami aborsi atau keguguran beberapa kali. Sebagian persalinan prematur
cenderung atau ada faktor genetis
4) Beberapa kali mengalami pendarahan saat hamil, terutama di trimester terakhir.
5) Mengalami trauma, depresi, kekerasan, atau cidera saat hamil. Stres tinggi menyebabkan
pelepasan hormon yang memicu kontraksi dan kelahiran prematur.
6) Kehamilan melalui bayi tabung.
7) Mengonsumsi obat diethylstilboestrol (DES) saat hamil.
8) Menggunakan kontrasepsi IUD saat pembuahan dan IUD masih ada di posisinya saat
hamil.
100
Risiko bayi dengan premature:
"Organ tubuh bayi prematur belum berfungsi dengan baik dan berisiko mengalami masalah
kesehatan," Semakin muda usia kelahiran, maka risiko komplikasi, sehingga perlu perawatan
khusus.
3. BAYI SEROTINUS
Bayi yang terlambat lahir atau masa kandungan melebihi kandungan normal hingga mencapai 42
minggu memiliki risiko kesehatan yang tinggi. Semakin lama usia kandungan semakin tinggi risiko
komplikasi.
Beberapa faktor penyebab kehamilan lewat waktu adalah sebagai berikut :
a. Kesalahan dalam penanggalan, merupakan penyebab yang paling sering.
b. Tidak diketahui.
c. Riwayat kehamilan sebelumnya lewat waktu
d. Defisiensi sulfatase plasenta atau anensefalus (cacat pada janin), penyebab yang jarang
terjadi.
e. Faktor genetik juga dapat memainkan peran.
Risiko pada bayi baru lahir dengan serotinus: = post term = post mature = prolong pregnancy
a. Fungsi plasenta menurun, membuat bayi kelaparan saat berada dalam rahim (berkurangnya
pasokan nutrisi dan oksigen pada bayi). terhambatnya perkembangan dan pertumbuhan bayi.
b. Menurunnya cairan amino (air ketuban), dapat mengakibatkan kondisi gawat pada bayi.
c. Tingginya resiko meninggal dalam perut ibu (still birth), karena tidak optimalnya fungsi plasenta
dan berkurangnya volume cairan amino.
d. Meningkatnya resiko sulit proses kelahiran bayi, jika kondisi kesehatan ibu terganggu,
Tingginya kemungkinan trauma persalinan.
e. Kemungkinan bayi menghirup dan menelan mekonium, berakibat komplikasi saluran
pernafasan atau terjadi gangguan fungsi paru dan infeksi pernafasan, sehingga kesulitan saat
bernafas (asfiksia).
f. Meningkatnya resiko bayi mengalami kelainan cerebral palsi, yaitu terganggu pada motorik,
gangguan pada otak besar dan kecil yang berakibat terganggunya fungsi perintah untuk
menggerakkan tubuh.
g. Hilangnya lapisan lemak yang melindungi kulit, kulit bayi akan mengering, pecah-pecah,
mengkerut, serta mengelupas sejak mereka berada dalam kandungan ibu. Kemudian kuku
pada jari tangan dan kakinya panjang yang dapat menyebabkan kulit pada bayi mudah tergores
dan luka oleh kukunya sendiri.
Penanganan:
Pada kehamilan post term (lebih 42 minggu), harus segera dilakukan proses persalinan dengan
induksi. Apabila tidak berhasil terpaksa dlakukan tindakan sectio cesaria,
101
4. BBLR = Berat Bayi Lahir Rendah dan BBLB = Berat Bayi Lahir Lebih
Saat lahir bayi beratnya kurang dari 2500 gram, disebut bayi berat lahir rendah (BBLR). Sedangkan
bayi lahir dengan berat di atas 4000 gram maka disebut bayi berat lahir besar (BBLB).
Resiko bayi yang lahir dengan berat badan lebih atau besar (BBLB):
a. Mengalami hipoglikemia (kadar gula darah dibawah normal), beberapa saat setelah dilahirkan.
Keadaan ini berbahaya, bisa menyebabkan bayi kejang, kekurangan oksigen, kerusakan sel
otak.
b. Rentan mengalami penyakit diabetes mellitus atau kencing manis ketika ia telah dewasa.
Penanganan BBLR
a. Diatetic: Bayi dengan BBLR, sering reflek menghisapnya masih lemah, maka ASI dipompa dan
perlu diberikan dengan pipa lambung atau pipet.
Apabila memungkinkan bisa dengan sendok selama perawatan dan dilanjutkan ASI dari
ibunya.
b. Mempertahankan suhu tubuh.
c. Memantau kesehatan dan perkembangan bayi.
Beberapa kelainan pada bayi baru lahir akibat trauma lahir adalah sebagai berikut :
a. Perlukaan jaringan lunak
1) Perlukaan kulit, karena pergunaan alat-alat, risiko luka kulit adalah infeksi sekunder.
2) Eritema, ptekiae (perdarahan dibawah kulit), karena presentasi muka dan persalinan
dengan alat.
3) Perdarahan subaponeurotik (perdarahan akibat pecahnya vena-vena), terjadi pada
persalinan dengan alat, kadang-kadang kepala bentuk asimetris. Dapat menimbulkan
anemia, syok, hiperbilirubinemia.
4) Trauma m. sternokleidomastoideus (trauma otot), karena persalinan sungsang usaha
melahirkan kepala bayi. Bila dibiarkan, otot sembuh, tetapi lebih pendek dari normal. Perlu
fisioterapi dengan cara pengurutan setempat dan peregangan leher secara pasif ke sisi
yang berlawanan.
5) Caput Succedaneum merupakan edema bawah kulit akibat penekanan jalan lahir pada
persalinan letak kepala, berbentuk benjolan setelah bayi lahir, biasanya menghilang setelah
2-5 hari.
102
6) Cephal hematoma (pengumpulan darah di atas tulang tengkorak), karena perdarahan
subperiosteal pada tulang temporal dan parietal. Terjadi pada persalinan lama atau dengan
alat. Gejala lanjut dapat terjadi anemia dan hiperbilirubinemia, kadang fraktur tulang
tengkorak di bawahnya atau perdarahan intra kranial. Bila tidak ada gejala lanjut dapat
menghilang dengan sendirinya setelah 2-12 minggu.
7) Perdarahan subkonjungtiva, pada persalinan biasa maupun pada yang sulit. Hilang setelah
1-2 minggu
c. Patah tulang
1) Fraktur klavikula, terjadi apabila kesulitan mengeluarkan bahu pada persalinan. Diagnosis
dapat ditegakkan dengan palpasi dan foto rontgent. Penyembuhan sempurna terjadi
setelah 7-10 hari
2) Fraktur humeri, karena kesalahan teknik dalam melahirkan lengan pada presentasi puncak
kepala atau letak sungsang dengan lengan membumbung ke atas. Imobilisasi lengan
dengan ikat lengan ke dada.
3) Fraktur tulang tengkorak, akibat penggunaan cunam atau forceps yang salah, atau CPD
4) Fraktur femoris, disebabkan oleh kesalahan teknik dalam pertolongan pada presentasi
sungsang.
5) Fraktur dan dislokasi tulang belakang, biasanya terjadi jika dilakukan traksi kuat untuk
melahirkan kepala janin pada presentasi sungsang atau untuk melahirkan bahu (presentasi
kepala). Fraktur atau dislokasi tulang belakang servikal bagian bawah dan torakal bagian
atas, dapat terjadi perdarahan setempat hingga destruksi total medulla spinalis. Keadaan
bayi mungkin buruk sejak kelahiran, disertai depresi pernafasan, syok dan hipotermia.
Kalau keadaannya parah dapat memburuk dengan cepat sampai menimbulkan kematian
dalam beberapa jam. Pada bayi selamat, pengobatan yang dilakukan bersifat suportif dan
sering terdapat cedera permanen.
e. Perlukaan lain
Perdarahan intra abdominal, terjadi akibat teknik yang salah dalam memegang bayi pada
ekstraksi persalinan sungsang. Gejala yang dapat dilihat ialah adanya tanda-tanda syok, pucat,
anemia, dan kelainan abdomen tanpa tanda-tanda perdarahan yang jelas. Ruptur hepar, lien
103
dan perdarahan adrenal merupakan beberapa faktor yang dapat menimbulkan perdarahan ini.
Operasi serta transfusi darah dini dapat memperbaiki prognosis bayi.
6. TETANUS NEONATORUM
Tetanus neonatorum merupakan penyakit tetanus yang terjadi pada bayi yang berusia dibawah 28
hari, dengan gejala klinik yang khas dimana timbul kekakuan seluruh tubuh yang ditandai dengan
kesulitan membuka mulut dan menetek, serta kejang-kejang pada saat beberapa hari setelah lahir.
Penyakit tetanus neonatorum merupakan suatu penyakit yang berbahaya dan memiliki tingkat
morbiditas yang tinggi. Maka dari itu penyakit tetanus neonatorum harus segera ditangani.
Toksin tersebut dapat menghancurkan sel darah merah, merusak leukosit, menyerang sistem saraf
dan merupakan tetanospasmin, yaitu toksin yang bersifat neurotropik yang dapat menyebabkan
kekakuan / ketegangan dan spasme otot. Kekakuan dimulai pada tempat masuknya kuman atau
pada otot yang kecil seperti otot pipi/ masseter disebut: trismus). Jika toksin masuk ke sum-sum
tulang belakang, maka terjadi kekakuan yang makin berat pada anggota gerak, otot-otot bergaris di
dada, perut dan timbul kejang seluruh tubuh, jika toksin mencapai sistem saraf pusat.
Toksin pada sistem saraf otonom juga berpengaruh, sehingga terjadi gangguan pada pernafasan,
metabolisme, hemodinamika, hormonal, saluran cerna, saluran kemih, dan neuromuskular,
penyempitan jalan nafas, hipertensi, gangguan irama jantung, demam tinggi, merupakan penyulit
akibat gangguan saraf otonom, yang dulu jarang dilaporkan karena penderita sudah meninggal
sebelum gejala timbul.
Dalam 48 jam penyakit menjadi nyata dengan adanya trismus. Tanda dan gejala sebagai berikut:
a. Bayi tiba-tiba panas dan tidak mau minum ( karena tidak dapat menghisap)
b. Mulut mencucut seperti mulut ikan
c. Mudah terangsang dan sering kejang disertai sianosis
d. Kaku kuduk sampai opistotonus
e. Dinding Abdomen kaku, mengeras, dan kadang-kadang terjadi kejang
f. Dahi berkerut, alis mata terangkat, sudut mulut tertarik kebawah, muka thisus sardunikus.
g. Ekstermitas biasanya terulur atau kaku
h. Tiba-tiba bayi sensitive terhadap rangsangan, gelisah dan kadang-kadang menangis
lemah.
i. Terjadi penurunan kesadaran
104
7. IKTERUS NEONATORUM
Ikterus neonatorum (Ikterus: kuning , Neonatorum:bayi baru lahir) adalah kondisi munculnya warna
kuning di kulit dan selaput mata pada bayi baru lahir karena adanya bilirubin (pigmen empedu)
pada kulit dan selaput mata sebagai akibat peningkatan kadar bilirubin dalam darah (disebut juga:
hiperbilirubinemia).
Warna kekuningan pada bayi baru lahir umumnya merupakan kejadian alamiah (fisologis), namun
adakalanya menggambarkan suatu penyakit (patologis).
Bayi berwarna kekuningan yang alamiah (fisiologis) atau bukan karena penyakit tertentu dapat
terjadi pada 25% hingga 50% bayi baru lahir cukup bulan (masa kehamilan yang cukup), dan
persentasenya lebih tinggi pada bayi prematur.
Patofisiologi:
Bilirubin merupakan zat hasil pemecahan hemoglobin dalam eritrosit, menjadi zat heme dan globin,
proses berikutnya, zat-zat ini akan berubah menjadi bilirubin bebas atau indirect. Kadar bilirubin
bebas tinggi bersifat racun; sulit larut dalam air dan sulit dibuang. Untuk menetralisir, hati akan
mengubah bilirubin indirect menjadi direct yang larut dalam air.
Masalah:
Pada bayi yang baru lahir terjadi perubahan dari sel darah merah atau eritrosit saat di dalam
kandungan menjadi sel darah merah di luar kandungan. Sel-sel darah merah yang ada di dalam
kandungan akan hancur dan digantikan oleh sel darah merah di luar kandungan. Sel darah merah
yang hancur tersebut di dalam proses penghancurannya menghasilkan bilirubin indirek. Bilirubin
indirek ini agar dapat dibuang dari dalam tubuh memerlukan enzim uridildiphosphoglukoronil
transferase (UDPGT). Proses tersebut dilakukan di dalam hati menjadi bilirubin direk lalu masuk ke
dalam usus. Di dalam usus, lalu diproses bersama dengan kuman-kuman di dalam usus. Hasil
akhirnya lalu dibuang bersama dengan buang air besar (BAB).
Selain itu, usus bayi baru lahir juga masih bersih belum terdapat kuman-kuman yang dapat
mengubah bilirubin direk agar dapat dibuang bersama dengan BAB dan pergerakan atau
motilitasnya juga belum maksimal sehingga bilirubin direk tersebut dapat diserap kembali melalui
usus dan masuk ke dalam hati lagi.
Organ hati sebagian bayi baru lahir belum dapat berfungsi optimal dalam mengeluarkan bilirubin
bebas, dan setelah beberapa hari, hati mengalami pematangan, maka proses pembuangan bilirubin
bisa berlangsung lancar. Masa "matang" organ hati pada setiap bayi tentu berbeda-beda. Namun
umumnya, pada hari ketujuh organ hati mulai bisa melakukan fungsinya dengan baik, setelah
berumur 7 -10 hari. Pada bayi baru lahir dengan warna kuning karena proses alami (fisiologis),
tidak berbahaya dan tidak diperlukan pengobatan khusus, kondisi tersebut akan hilang dengan
sendirinya.
105
Selain karena proses normal dari perubahan sel darah merah di dalam kandungan menjadi sel
darah merah di luar kandungan, ikterus neonatorum dapat bersifat patologis karena disebabkan
oleh:
a. Inkompatibilitas golongan darah, inkompatibilitas rhesus. Hal ini terjadi apabila terjadi
perbedaan antara golongan dara ibu dengan golongan darah atau rhesus bayi sehingga terjadi
pernghancuran dari sel darah merah bayi;
b. Bentuk dari sel darah merah yang tidak normal sehingga mudah pecah atau hancur;
c. Gangguan enzim di dalam sel darah merah, contohnya G6PD;
d. Lebam yang luas di kepala karena proses persalinan yang lama dan penggunaan vakum untuk
membantu persalinan;
e. Infeksi yang berat;
f. Sumbatan di saluran pencernaan.
Pengobatan
Pada bayi-bayi ikteris neonatorum fisiologis dapat dijemur di bawah sinar matahari pagi antara 7-9
pagi selama 15 menit. Sinar matahari mengandung sinar biru-hijau yang dapat mengubah bilirubin
indirek menjadi bilirubin yang lebih mudah dibuang. Selain itu, matahari pagi berguna sebagai
sumber vitamin D.
Pada bayi-bayi ikterus patologis dapat dilakukan fototerapi dengan menggunakan sinar berwarna
biru – hijau yang dapat mengubah dari bilirubin indirek agar menjadi bentuk bilirubin yang lebih
mudah buang hingga keluar dari dalam tubuh dan tidak berbahaya. Pada bayi-bayi peningkatan
kadar bilirubin indirek yang tetap tinggi walaupun telah dilakukan foto terapi, dapat dilakukan
tranfusi tukar agar kadar bilirubin menurun.
Risiko ikterus neonatorum patologis tidak diterapi dengan adekuat, dapat terjadinya
kernikterus. Bilirubin indirek dapat menembus sawar otak atau lapisan otak sehingga dapat
merusak dari sel-sel saraf dalam jumlah banyak, kerusakan bersifat permanen dan dapat
menyebabkan kecacatan. Ensefalopati bilirubin merupakan komplikasi ikterus neonatorum yang
paling berat terjadi kematian, juga dapat menyebabkan gejala sisa berupa cerebral palsy, tuli nada
tinggi, paralisis dan displasia dental yang sangat mempengaruhi kualitas hidup.
106
PENUGASAN
Penugasan 1.
1. Jelaskan tanda-tanda bayi lahir sehat
2. Jelaskan bagaimana menilai dengan APGAR
Penugasan 2
Jelaskan gangguan atau kondisi pada bayi baru lahir dibawah ini yang meliputi:
a. Pengertian
b. Risiko yang mungkin terjadi pada bayi?
c. Gejala, tanda-tanda dan risiko pada bayi
107
BAB 9
CERTAIN CONDITIONS ORIGINATING IN THE PERINATAL PERIOD
(Kondisi-kondisi tertentu yang berasal dalam Periode Perinatal)
CHAPTER XVI (P00-P96)
A. Pendahuluan
Klasifikasi dan kodefikasi gangguan Perinatal dan neonatal adalah ilmu yang mempelajari klasifikasi
dan penentuan kode penyakit atau gangguan Bayi baru lahir selama periode perinatal sampai neonatal
serta kode pemeriksaan penunjang dan tindakan.
Transitory Endocrine & Metabolic disorders Specific to Fetus & Newborn (P70-P74)
(Gangguan endokrin dan metabolik transisional khusus untuk janin dan bayi baru lahir)
Includes: gangguan endokrin sementara dan metabolik yang disebabkan oleh respons bayi terhadap
faktor endokrin dan metabolik ibu, atau penyesuaiannya dengan keberadaan extrauterine.
P70 Gangguan gangguan metabolisme karbohidrat khusus untuk janin dan bayi baru lahir
P71 Gangguan neonatal transisional kalsium dan metabolisme magnesium
P72 Gangguan endokrin neonatal sekunder lainnya
Excl : hipotiroidisme kongenital dengan atau tanpa gondok (E03.0-E03.1)
goid dyshormogenetic (E07.1)
Sindrom Pendred (E07.1)
P74 Gangguan elektrolit neonatal dan metabolik sementara lainnya
110
Conditions involving the integument & temperature regulation of fetus & newborn (P80-P83)
( Kondisi yang melibatkan integumen & pengaturan suhu janin & bayi baru lahir )
P80 Hipotermia pada bayi baru lahir
P81 Gangguan lain dari pengaturan suhu bayi baru lahir
P83 Kondisi lain dari integumen khusus untuk janin dan bayi baru lahir
Excl: malformasi kongenital kulit dan integumen (Q80-Q84); cradle cap (L21.0); dermatitis
popok [serbet] (L22); hydrops fetalis karena penyakit hemolitik (P56.-);
Infeksi kulit bayi baru lahir (P39.4); sindrom kulit terkena stafilokokus (L00)
PENUGASAN.
111
BAB 10
KELAINAN KONGENITAL
A. PENDAHULUAN
Kelainan kongenital atau bawaan merupakan kelainan dalam pertumbuhan struktur bayi yang timbul
sejak kehidupan hasiI konsepsi sel telur, dapat terjadi kelainan fungsi maupun metabolisme organ
tubuh bayi.
Ada beberapa type kelainan congenital, yang berdampak pada gangguan fungsi seseorang
untuk menjalankan kehidupan secara normal. Untuk menentukan diagnosis kelainan congenital
sering memerlukan pemeriksaan dan upaya untuk dilakukan tindakan perbaikan.
Kelainan struktur terjadi akibat hilangnya bagian tubuh tertentu, kelainan pembentukan bagian tubuh
tertentu, kelainan bawaan pada kimia tubuh. Kelainan struktur utama yang paling sering ditemukan;
kelainan jantung, spina bifida dan hipospadia.
Kelainan metabolisme biasanya berupa hilangnya enzim atau tidak sempurnanya pembentukan
enzim. Kelainan ini berbahaya dan bisa fatal, tetapi biasanya tidak menimbulkan gangguan yang nyata
pada anak. Contoh kelainan metabolisme: penyakit Tay-Sachs (penyakit fatal pada sistem saraf pusat),
fenilketonuria.
Kelainan kongenital ditemukan waktu bayi lahir, beberapa waktu setelah kelahiran bayi. diketahui
selama kehidupan fetus.
Kelainan kongenital pada bayi baru lahir dapat berupa satu jenis kelainan atau multipel.
112
Contoh: kelainan kromosom autosom trisomi 21 yaitu sindroma Down (mongolism), kelainan
kromosom kelamin yaitu sindroma Turner.
2. Faktor mekanik
Tekanan mekanik pada janin selama kehidupan intrauterin dapat menyebabkan kelainan bentuk
organ tubuh hingga menimbulkan deformitas organ tersebut.
Contoh: deformitas organ tubuh adanya kelainan talipes pada kaki sepcrti talipes varus, talipes
valgus, talipes equinus dan talipes equinovarus (clubfoot)
3. Faktor infeksi.
Infeksi pada trimester pertama kehamilan (periode organogenesis), dapat menimbulkan kelainan
kongenital, karena gangguan pertumbuhan suatu organ tubuh, dan dapat meningkatkan
kemungkinan abortus. Infeksi pada ibu hamil juga bisa merupakan teratogen
Contoh:
Infeksi virus Rubella pada trimester pertama kehamilan, dapat terjadi kelainan kongenital pada
mata (katarak), sistem pendengaran (tuli), kelainan jantung bawaan, keterbelakangan mental,
cerebral palsy
Infeksi virus sitomegalovirus, kelainan kongenital yang mungkin dijumpai adanya gangguan
pertumbuhan pada system saraf pusat seperti hidrosefalus, mikrosefalus, atau mikroftalmia.
Infeksi toksoplasmosis pada ibu hamil bisa menyebabkan infeksi mata, gangguan
pendengaran, gangguan dalam belajar, pembesaran hati atau limpa, keterbelakangan mental,
atau serebral palsy.
Infeksi virus herpes genitalis pada ibu hamil, jika ditularkan kepada bayinya sebelum atau
selama proses persalinan berlangsung, bisa menyebabkan kerusakan otak, serebral palsy,
gangguan penglihatan atau pendengaran, bahkan kematian bayi.
Sindroma varicella kongenital, bisa menyebabkan terbentuknya jaringan parut pada otot dan
tulang, kelainan bentuk dan kelumpuhan pada anggota gerak, kepala yang berukuran lebih
kecil dari normal, kebutaan, kejang dan keterbelakangan mental.
4. Faktor Obat
Beberapa jenis obat tertentu yang diminum wanita hamil pada trimester pertama kehamilan diduga
sangat erat hubungannya dengan terjadinya kelainan kongenital pada bayinya.
Contoh:
thalidomide dapat mengakibatkan terjadinya fokomelia atau mikromelia.
Beberapa jenis jamu-jamuan yang diminum hamil muda.
Pemakaian alkohol oleh ibu hamil bisa menyebabkan sindroma alkohol pada janin.
Sebaiknya selama kehamilan, khususnya trimester pertama, dihindari pemakaian obat-obatan yang
tidak perlu. Kecuali memang terpaksa harus minum obat, perlu dipertimbangkan sebaik-baiknya
akibatnya terhadap bayi.
5. Faktor Kondisi bu
MongoIisme lebih sering ditemukan pada bayi yang dilahirkan ibu mendekati masa menopause.
Kondisi rahim ibu, bayi berada di dalam cairan ketuban yang merupakan pelindung terhadap
trauma. Jumlah cairan ketuban yang abnormal bisa menyebabkan atau menunjukkan adanya
kelainan bawaan. Cairan ketuban yang terlalu sedikit, bisa mempengaruhi pertumbuhan paru-paru
dan anggota gerak, atau bisa menunjukkan adanya kelainan ginjal yang memperlambat proses
pembentukan air kemih. Cairan ketuban yang terlalu banyak, terjadi jika janin mengalami gangguan
menelan karena kelainan otak yang berat (misalnya anensefalus) atau kelainan saluran cerna,
(misalnya atresia esofagus).
6. Faktor hormonal
Faktor hormonal diduga mempunyai hubungan dengan kelainan kongenital, antara lain: Bayi yang
dilahirkan oleh ibu hipotiroidisme, diabetes mellitus.
7. Faktor radiasi
Radiasi pada permulaan kehamiIan mungkin sekali dapat menimbulkan kelainan kongenital pada
janin. Radiasi yang cukup besar pada orang tua dikhawatirkan mengakibatkan mutasi pada gene
yang mungkin dapat menyebabkan kelainan kongenital pada bayi dilahirkannya. Radiasi untuk
diagnostik atau terapeutis sebaiknya dihindari pada masa hamil muda.
8. Faktor gizi
113
Kekurangan gizi berat dalam masa kehamilan dapat menimbulkan kelainan kongenital, antara lain:
defisiensi protein, vitamin A ribofIavin, folic acid, thiamin dan lain-Iain. Salah satu zat yang penting
untuk pertumbuhan janin adalah asam folat. Kekurangan asam folat bisa meningkatkan risiko
terjadi spina bifida atau kelainan saraf lainnya. Maka sebaiknya mengkonsumsi asam folat minimal
sebanyak 400 mikrogram/hari. Juga mengkonsumsi gizi yang baik.
9. Faktor-faktor lain
Banyak kelainan kongenital yang tidak diketahui penyebabnya. Faktor janinnya sendiri dan faktor
lingkungan hidup janin diduga dapat menjadi faktor penyebabnya. Masalah sosial, hipoksia,
hipotermia, atau hipertermia diduga dapat menjadi faktor penyebabnya. Inkompatibilitas Rh, terjadi
jika ibu dan bayi memiliki faktor Rh yang berbeda.
2. Deformasi
a. Deformasi terbentuk akibat adanya tekanan mekanik yang abnormal sehingga mengubah
bentuk, ukuran atau posisi sebagian dari tubuh yang semula berkembang normal, misalnya
kaki bengkok atau mikrognatia (mandibula yang kecil).
b. Tekanan ini dapat disebabkan oleh keterbatasan ruang dalam uterusataupun faktor ibu s
eperti primigravida (hamil pertama) , panggul sempit, abnormalitas uterus, kehamilan
kembar.
114
3. Disrupsi
a. Defek struktur yang disebabkan oleh iskemia (kekurangan suplai darah ke jaringan),
perdarahan atau perlekatan
b. Disrupsi misalnya helaian-helaian membran amnion, yang disebut pita amnion, dapat terlepas
dan melekat ke berbagai bagian tubuh, termasuk ekstrimitas, jari-jari, tengkorak, serta muka.
c. Baik deformasi maupun disrupsi biasanya mengenai struktur yang semula berkembang normal.
4. Displasia
a. Adalah kelainan struktur akibat fungsi atau organisasi sel abnormal, mengenai satu macam
jaringan di seluruh tubuh.
b. Terjadi penyimpangan biokimia di dalam sel, seperti kelainan produksi enzim atau sintesis
protein akibat mutasi gen.
c. Displasia dapat terus-menerus menimbulkan perubahan kelainan seumur hidup.
115
Sindroma hipoplasia jantung kiri (bagian jantung yang memompa darah ke seluruh tubuh tidak
terbentuk sempurna)
Tetralogi Fallot (terdiri dari stenosis katup pulmonalis, defek septum ventrikel, transposisi arteri
besar dan hipertrofi ventrikel kanan).
Pemakaian obat tertentu pada kehamilan trimester pertama berperan dalam terjadinya kelainan
jantung bawaan (misalnya obat anti-kejang fenitoin, talidomid dan obat kemoterapi). Penyebab
lainnya adalah pemakaian alkohol, rubella dan diabetes selama hamil.
4. Clubfoot. Istilah clubfoot digunakan untuk menggambarkan sekumpulan kelainan struktur pada
kaki dan pergelangan kaki, dimana terjadi kelainan pada pembentukan tulang, sendi, otot dan
pembuluh darah.
Anencephalus yaitu kelainan bayi terlahir tanpa sebagian otak dan tengkoraknya.
116
Mikrosefalus adalah kelainan otak dengan ukuran kepala lebih kecil dari rata-rata berdasarkan
umur dan jenis kelamin. Mikrosefalus sering kali terjadi akibat kegagalan pertumbuhan otak pada
kecepatan yang normal.
Hidrosefalus adalah penumpukan cairan di rongga otak, sehingga meningkatkan tekanan pada otak.
Pada bayi dan anak-anak, hidrosefalus membuat ukuran kepala membesar. Sedangkan pada orang
dewasa, kondisi ini bisa menimbulkan sakit kepala hebat.
6. Cerebral palsy.
Cerebral palsy atau lumpuh otak yaitu penyakit yang menyebabkan gangguan gerakan dan
koordinasi tubuh. Penyakit ini disebabkan oleh gangguan perkembangan otak, yang biasanya
terjadi saat anak masih di dalam kandungan. Gangguan perkembangan otak ini juga dapat terjadi
ketika proses persalinan atau dua tahun pertama setelah kelahiran. Biasanya baru diketahui
beberapa minggu atau beberapa bulan setelah bayi lahir, tergantung kepada beratnya kelainan.
Keluhan dapat bersifat permanen dan kecacatan.
Gangguan syaraf motorik a.l:
Cenderung menggunakan satu sisi tubuh. Misalnya menyeret salah satu tungkai saat
merangkak, atau menggapai sesuatu hanya dengan satu tangan.
Terlambatnya perkembangan kemampuan gerak (motorik), seperti merangkak atau duduk.
Kesulitan melakukan gerakan yang tepat, misalnya saat mengambil suatu benda.
Gaya berjalan tidak normal, seperti berjinjit, menyilang seperti gunting, atau tungkai terbuka
lebar.
Otot kaku atau malah sangat lunglai, tremor, gerakan tidak terkontrol (athetosis).
Gangguan sensorik a.l:
Kurang merespons terhadap sentuhan atau rasa nyeri, masih mengompol.
Gangguan penglihatan dan pendengaran serta .gangguan berbicara (disartria).
Kesulitan dalam menelan (disfagia), mengeluarkan air liur atau ngiler.
Gangguan kecerdasan.
8. Dislokasi panggul bawaan, terjadi jika ujung tulang paha tidak terletak di dalam kantung panggul.
9. Fibrosis kistik. Penyakit ini terutama menyerang sistem pernafasan dan saluran pencernaan.
Tubuh tidak mampu membawa klorida dari dalam sel ke permukaan organ sehingga terbentuk
lendir yang kental dan lengket.
117
10. Polydactily yaitu jumlah jari lebih dari normal
12. Anemia sel sabit, merupakan suatu kelainan sel darah merah yang memiliki bentuk abnormal
(seperti bulan sabit), yang menyebabkan anemia kronis, serangan nyeri dan gangguan kesehatan
lainnya.
15. Sindroma fragile X. Sindroma ini ditandai dengan gangguan mental, mulai dari ketidakmampuan
belajar sampai keterbelakangan mental, perilaku autis dan gangguan pemusatan perhatian serta
hiperaktivitas. Gambaran fisiknya khas: wajahnya panjang, telinganya lebar, kakinya datar dan
persendiannya sangat lentur (terutama sendi jari tangan). Sindroma ini lebih banyak ditemukan
pada anak laki-laki.
16. Distrofi otot. Distrofi otot adalah suatu istilah yang digunakan untuk menggambarkan lebih dari 40
macam penyakit otot yang berlainan, yang kesemuanya ditandai dengan kelemahan dan
kemunduran yang progresif dari otot-otot yang mengendalikan pergerakan.
17. Sindroma alkohol pada janin. Sindroma ini ditandai dengan keterlambatan pertumbuhan,
keterbelakangan mental, kelainan pada wajah dan kelainan pada sistem saraf pusat.
Tidak ada tes yang sempurna, Seorang bayi mungkin terlahir dengan kelainan bawaan meskipun hasil
tesnya negatif. Jika tes memberikan hasil yang positif, maka biasanya perlu dilakukan tes lebih lanjut.
Pencegahan
Beberapa kelainan bawaan tidak dapat dicegah, tetapi ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk
mengurangi risiko terjadinya kelainan bawaan :
Tidak merokok dan menghindari asap rokok,
Menghindari alkohol , menghindari obat terlarang, menghindari zat-zat yang berbahaya.
Memakan makanan yang bergizi dan mengkonsumsi vitamin prenatal
Melakukan olah raga dan istirahat yang cukup
Melakukan pemeriksaan prenatal secara rutin
Mengkonsumsi suplemen asam folat
Menjalani vaksinasi sebagai perlindungan terhadap infeksi
Vaksinasi
Vaksinasi membantu mencegah penyakit akibat infeksi. Meskipun semua vaksin aman diberikan pada
masa hamil, tetapi akan lebih baik jika semua vaksin yang dibutuhkan telah diberikan sebelum hamil.
Seorang wanita sebaiknya menjalani vaksinasi berikut:
Minimal 3 bulan sebelum hamil : MMR
Minimal 1 bulan sebelum hamil : varicella
Aman diberikan pada saat hamil
o Booster tetanus-difteri (setiap 10 tahun)
o Vaksin hepatitis A
o Vaksin hepatitis B
o Vaksin influenza (jika pada musim flu kehamilan akan memasuki trimester kedua atau
ketiga)
o Vaksin pneumokokus
Meskipun bisa dilakukan berbagai tindakan untuk mencegah terjadinya kelainan bawaan, ada satu hal
yang perlu diingat yaitu bahwa suatu kelainan bawaan bisa saja terjadi meskipun tidak ditemukan
riwayat kelainan bawaan baik pada keluarga ayah ataupun ibu, atau meskipun orang tua sebelumnya
telah melahirkan anak-anak yang sehat.
122
BAB 11
MALFORMASI, DEFORMASI & KELAINAN KROMOSOM KONGENITAL (BAB XVII)
(Q00-Q99)
A. Pendahuluan
Klasifikasi dan kodefikasi kelainan congenital adalah ilmu yang mempelajari klasifikasi dan penentuan
kode kelainan congenital serta kode pemeriksaan penunjang dan tindakan. Kelainan congenital terjadi
hamper disemua system tubuh, tergantung jenis atau type serta tingkat keparahan dari kelainan
congenital tersebut.
B. KODING
124
• Sinus preauricular adalah sebuah lubang kecil di depan telinga yang mirip bekas
tindikan, namun merupakan kelainan bawaan sejak lahir
Pengertian;
1. Cleft lip and palate atau Labioplatoschizis atau sumbing bibir dan celah lelangit/langit-
langit mulut/ palatum
2. Sumbing bibir dan celah langit-langit adalah terdapatnya celah pada bibir atas yang
disertai celah pada langit-langit mulut sehingga menimbulkan adanya hubungan
langsung antara hidung dengan mulut.
3. Labiopalatoshizis atau bibir sumbing adalah suatu keadaan terbukanya bibir dan langit
– langit rongga mulut dapat melalui palatum durum maupun palatum mole, hal ini
disebabkan bibir dan langit – langit tidak tumbuh dengan sempurna pada masa
kehamilan.
Klasifikasi Labiopalatoschizis
Berdasarkan organ yang terlibat
• Celah bibir ( labioscizis ) : celah terdapat pada bibir bagian atas
• Celah gusi ( gnatoscizis ) : celah terdapat pada gusi gigi bagian atas
• Celah palatum ( palatoscizis ) : celah terdapat pada palatum
Berdasarkan lengkap atau tidaknya celah yang terbentuk
• Komplit : jika celah melebar sampai ke dasar hidung
• Inkomplit : jika celah tidak melebar sampai ke dasar hidung
Berdasarkan letak celah
• Unilateral : celah terjadi hanya pada satu sisi bibir
• Bilateral : celah terjadi pada kedua sisi bibir
• Midline : celah terjadi pada tengah bibir
128
Q78 Osteokhondrodisplasia lainnya
• Osteogenesis imperfekta : tulang rapuh dan penurunan massa tulang (osteopenia)
• Torticollis : terjadi akibat adanya tarikan otot pada tulang tengkuk, sehingga
menyebabkan adanya distorsi pada leher.
Q79 Malformasi kongenital sistem muskuloskeleton, not elsewhere classified
• Distrofi otot adalah penyakit pada otot yang ditandai dengan kelemahan dan
kemunduran yang progresif dari otot-otot yang mengendalikan pergerakan.
• Atrofi otot = Otot mengecil = tidak terbentuk sebagaimana mestinya
129
Latihan kasus
Tentukan lead term dank ode dibawah ini:
1. Hydrocephalus sejak lahir 6. Cheiloscizis keduanya
2. Spina bifida cervical dengan 7. Hypospadia perineral
hydrocephalus 8. Chimera 46.XX/46 XY
3. Katarak congenital 9. Celah langit2 medial
4. Ventriculer septal defect 10. Bayi lahir dengan katarak cortical,
congenital karena ibu kena rubella saat
5. Laryngocele hamil.
130
LATIHAN KASUS GENITOURINARIA
(Pertemuan ke 7)
PENUGASAN
– Pembagian kelompok mahasiswa terdiri 2 orang.
– Setiap kelompok menyelesakan 5 kasus
– Setiap kelompok menyampaikan hasil analisis kasus dan penetapan kode dengan langkah2nya.
– Kelompok yang lain memberikan tanggapan.
Kasus-kasus Urogenital
Type A
1. Tentukan lead term dan kodingnya dengan langkah-langkah yang jelas untuk diagnosis dan
pemeriksaan atau tindakandibawah ini !! (5)
a. Urinary Tract Infection disebabkan bakteri Proteus
b. Pemeriksaan USG dengan hasil Diagnosis Dysplasia pada prostat
c. Tindakan pengangkatan Prostate
2. Tentukan lead term dan kodingnya dengan langkah-langkah yang jelas untuk diagnosis dan
pemeriksaan atau tindakandibawah ini !! (5)
a. Vasitis karena Tuberkulosis
b. USG saluran kencing, dengan hasil diagnosis Cystitis iradiasi pasca prosedur
c. Tindakan pengangkatan tuba fallopii parsial untuk sterilisasi
3. Ny Y 49 tahun, keluhan nyeri perut hilang timbul. Kecing keluar darah 1 minggu. Pemeriksaan darah Hb
10 gr%, ureum dan creatinin normal. Pemeriksaan urine: kristal positif banyak dan sel darah.
Pemeriksaan IVP menunjukkan hidronephrosis kiri ringan dan batu ureter kiri, eksresi dan sekresi
kedua ginjal baik. Diagnosis : hydronephrosis dengan batu di ureter kiri dan diagnosis komplikasi
anaemia. Diberikan obat untuk penghancur batu dan obat anaemia.
Tentukan dengan langkah-langkah yang jelas untuk (5):
a. Kode yang tepat dari diagnosis utama pada kasus tersebut !!
b. Kode yang tepat dari diagnosis lain pada kasus tersebut !!
c. Kode yang tepat dari pemeriksaan penunjang pada kasus tersebut !!
4. Bpk Dd umur 50 tahun, keluhan sering sulit kencing, dan semalam tidak dapat kecing. Pemeriksaan
perut bawah: kandung kemih penuh. Diagnosis sementara retensio urine. Dilakukan kateterisasi urine.
Kemudian dilakukan USG menunjukkan ada batu pada prostate. Diagnosis: calculus prostate dengan
komplikasi retensio urine. Tindakan insisi prostate untuk mengambil batu
Tentukan dengan langkah-langkah yang jelas untuk (5):
a. Kode yang tepat dari diagnosis utama pada kasus tersebut !!
b. Kode yang tepat dari diagnosis lain pada kasus tersebut !!
c. Kode yang tepat dari pemeriksaan penunjang pada kasus tersebut !!
d. Kode yang tepat dari tindakan pada kasus tersebut !!
131
5. Ibu NN 25 tahun, keluhan sering nyeri pada perut bagian bawah kiri, kadang-kadang kolik, sering keluar
keputihan warna kekuningan. Dilakukan USG menunjukkan ada radang pada tuba fallopii dan vagina.
Pemeriksaan laboratorium cairan vagina menunjukkan bakteri Escherichia Coli positif. Diagnosis utama
radang tuba fallopii dan radang vagina karena Escherichia Coli positif
Tentukan dengan langkah-langkah yang jelas untuk (5):
a. Kode yang tepat dari diagnosis utama pada kasus tersebut !!
b. Kode yang tepat dari diagnosis yang lain pada kasus tersebut !!
c. Kode yang tepat dari pemeriksaan penunjang pada kasus tersebut !!
Type B
6. Tentukan lead term dan kodingnya dengan langkah-langkah yang jelas untuk diagnosis dan
pemeriksaan atau tindakandibawah ini !! (5)
a. Infeksi saluran kemih karena Escherichia coli
b. Pemeriksaan USG dengan hasil diagnosis Inkompetensia pada servix uteri
c. Tindakan pengangkatan uterus
7. Tentukan lead term dan kodingnya dengan langkah-langkah yang jelas untuk diagnosis dan
pemeriksaan atau tindakandibawah ini !! (5)
a. Salpingitis dan oophoritis kronis disebabkan Staphylococcus
b. Gangguan renal-tubulo interstisil karena toxoplasma
c. Tindakan vasectomy untuk sterilisasi (KB) pada pria
8. Bpk Bj 45 tahun, keluhan pinggang sering sakit. Pemeriksaan foto rontgent abdomen: ada batu di ginjal.
Pemeriksaan Intra Vena Pyelografi (IVP) : batu pada ginjal kanan, radang pada ginjal kanan, filtrasi
urine masih bagus. Pemeriksaan urine : kristal banyak. Diagnosis: Neprolithiasis dan Nephritis chronis,
belum siap operasi sehingga diberikan obat penghancur batu dan mengatasi infeksi ginjal.
Tentukan dengan langkah-langkah yang jelas untuk (5):
a. Kode yang tepat dari diagnosis utama pada kasus tersebut !!
b. Kode yang tepat dari diagnosis lain pada kasus tersebut !!
c. Kode yang tepat dari pemeriksaan penunjang pada kasus tersebut !!
9. Seorang laki–laki umur 17 tahun, badan meriang, ada benjolan pada scrotum, scrotum merah dan
nyeri saat diperiksa, teraba ada cairan di scrotum. Kemudian dilakukan pengambilan cairan scrotum
atau aspirasi percutan dari hydrocele. Cairan yang diambil diperiksa laboratorium menunjukkan adanya
infeksi streptococcus positif. Diagnosa Hydrocele dengan infeksi testis karena streptococcus
Tentukan dengan langkah-langkah yang jelas untuk (5):
a. Kode yang tepat dari diagnose utama kasus tersebut!!
b. Kode yang tepat dari diagnosis komplikasi kasus tersebut !!
c. Kode yang tepat dari Pemeriksaan penunjang pada kasus tersebut !!
d. Kode yang tepat dari tindakan dari kasus tersebut !!
10. Ibu Df umur 36 tahun mempunyai 5 anak, sering nyeri pada perut bagian, sering terasa mengganjal
pada daerah perut bawah, bila mentruasi banyak. Penderita pucat dan lemah, USG menunjukkan
incomplete prolapsus uterovaginal derajad satu. Pemeriksaan darah menunjukkan Hb 10 gr %
Diagnosis utama Incomplete Prolapsus uteri derajad satu, dan diagnosis lain anaemia. Kemudian
dilakukan perbaikan (repair) dari inversion uterus.
Tentukan dengan langkah-langkah yang jelas untuk (5):
a. Kode yang tepat dari diagnosis utama pada kasus tersebut !!
b. Kode yang tepat dari diagnosis lain pada kasus tersebut !!
c. Kode yang tepat dari pemeriksaan penunjang pada kasus tersebut !!
d. Kode yang tepat dari tindakan pada kasus tersebut !!
Type C
11. Tentukan lead term dan kodingnya dengan langkah-langkah yang jelas untuk diagnosis dan
pemeriksaan atau tindakandibawah ini !! (5)
a. Vulvovaginitis kronik disebabkan Escherichia coli
b. Stricture pada vas deferens kemudian dilakukan repair dari vas deferens
c. Tindakan pengangkatan ovarium kiri
132
12. Anak laki-laki, 3 tahun, Anamnesa: keluhan bila kencing menangis, masih menggunakan pampers.
Pemeriksaan menunjukkan kulit kulup penis (preputium) tidak bisa ditarik kebelakang, kepala penis
merah. Pemeriksaan urine: kuman Escherichia Coli positif. Diagnosis utama Phymosis dengan
diagnosis komplikasi Balanoposthitis karena Escherichia Coli. Diberikan pengobatan infeksi dan
dilakukan operasi pengambilan kulup pada kepala penis.
Tentukan dengan langkah-langkah yang jelas untuk (5):
a. Kode yang tepat dari diagnosis utama pada kasus tersebut !!
b. Kode yang tepat dari diagnosis komplikasi pada kasus tersebut !!
c. Kode yang tepat dari Pemeriksaan penunjang pada kasus tersebut !!
d. Kode yang tepat dari tindakan pada kasus tersebut !!
13. Anak Ali umur 5 tahun, keluhan sering lemes dan bengkak kedua pelupuk mata. Tensi 110/90.
Pemeriksaan urine protein positif. Pemeriksaan darah: albumin darah turun, creatinin dan ureum
normal, Hb 10 gr%. Pemeriksaan USG menunjukkan Diffuse membranous glomerulonephritis
Diagnosis : neprotic syndrome congenital dengan komplikasi anaemia.
Tentukan dengan langkah-langkah yang jelas untuk (5):
a. Kode yang tepat dari diagnosis utama pada kasus tersebut !!
b. Kode yang tepat dari diagnosis lain pada kasus tersebut !!
c. Kode yang tepat dari pemeriksaan penunjang pada kasus tersebut !!
14. Ny KK umur 30 tahun, keluhan nyeri perut bagian bawah kiri, haid sering tidak teratur. Bila kencing
sering sakit dan keluar sedikit-sedikit. Dilakukan USG menunjukkan cysta ovarium kiri mendesak
kandung kemih. Pemeriksaan urine rutin menunjukkan leucocyt dan erytrocyt positif. Diagnose utama:
Cysta ovarium dan diagnosis komplikasi infeksi kandung kemih. Dilakukan pengangkatan cysta dan
obat antibiotic untuk mengatasi infeksi.
Tentukan dengan langkah-langkah yang jelas untuk (5):
a. Kode yang tepat dari diagnosis utama pada kasus tersebut !!
b. Kode yang tepat dari diagnosis komplikasi pada kasus tersebut !!
c. Kode yang tepat dari pemeriksaan penunjang pada kasus tersebut !!
d. Kode yang tepat dari tindakan pada kasus tersebut !!
15. Ny Z umur 25 tahun, keluhan nyeri perut kanan bawah, demam, muntah, sering keluar cairan putih dari
vagina dan berbau amis. Pemeriksaan USG abdomen: ada peradangan pelvic. Pemeriksaan cairan
vagina : kuman gonorhoe ++. Diagnosis: vulvovaginitis dan peradangan pelvic karena gonorrhoe.
Tentukan dengan langkah-langkah yang jelas untuk (5):
a. Kode yang tepat dari diagnosis utama pada kasus tersebut !!
b. Kode yang tepat dari diagnosis yang lain pada kasus tersebut !!
c. Kode yang tepat dari pemeriksaan penunjang pada kasus tersebut !!
Tipe D
16. Tentukan lead term dan kodingnya dengan langkah-langkah yang jelas untuk diagnosis dan
pemeriksaan atau tindakandibawah ini !! (5)
a. Furuncle pada vulva karenabakteri Staphylococcus aureus
b. Dilakukan USG menunjukkan diagnosis Abses pada kandung kemih
c. Tindakan pemasangan kateter untuk keluarkan urine dari kandung kemih
17. Tn Mr 56 tahun, keluhan perut bawah sakit, tidak bisa keluar kencing semalam kemudian dipasang
kateter berdarah. Pemeriksaan retrograde cystourethrogram menunjukkan penyempitan uretra.
Pemeriksaan urine rutin menunjukkan infeksi pada kandung kemih. Diagnose: stricture uretra, cystitis,
dan trauma pada uretra. Pengobatan untuk mengatasi infeksi
Tentukan dengan langkah-langkah yang jelas untuk (5):
a. Kode yang tepat dari diagnosis utama pada kasus tersebut !!
b. Kode yang tepat dari diagnosis lain pada kasus tersebut !!
c. Kode yang tepat dari pemeriksaan penunjang pada kasus tersebut !!
18. Tn Sg 45 tahun, keluhan nyeri perut lebih 3 hari, terasa kenceng2 dan sakit. Untuk kencing panas dan
sangat nyeri dan sering sulit kencing. Pemeriksaan fisik: daerah scrotum merah, nyeri tekan pada perut
bawah dan keluar secret putih dari uretra. Pemeriksaan secret uretra dengan hasil kuman gonorhoe
positif. Diagnose: radang uretra dan epididymis serta prostatitis karena Gonorrhoe.
Tentukan dengan langkah-langkah yang jelas untuk (5):
a. Kode yang tepat dari diagnosis utama pada kasus tersebut !!
133
b. Kode yang tepat dari diagnosis lain pada kasus tersebut !!
c. Kode yang tepat dari Pemeriksaan penunjang pada kasus tersebut !!
19. Seorang pasien wanita umur 36 tahun dengan keluhan bila haid sakit dan sangat banyak. Dilakukan
pemeriksaan USG menunjukkan adanya Myoma uteri. Dilakukan pemeriksaan darah menunjukkan Hb
10 gr % yang berarti ada diagnosis komplikasi anaemia. Maka dirawat dengan diagnosi utama Myoma
uteri, dan diagnosis komplikasi anaemia. Kemudian dilakukan laparoscopi dengan pengangkatan uterus
supra cervical.
Tentukan dengan langkah-langkah yang jelas untuk (5):
a. Kode yang tepat dari diagnosis utama pada kasus tersebut !!
b. Kode yang tepat dari diagnosis komplikasi pada kasus tersebut !!
c. Kode yang tepat dari pemeriksaan penunjang pada kasus tersebut !!
d. Kode yang tepat dari tindakan pada kasus tersebut !!
20. Ibu Nk umur 30 tahun, sering mengeluh perut bagian bawah kanan nyeri. . dan sudah menikah 10
tahun belum mempunyai anak. Mentruasi lancar. Dilakukan pemeriksaan USG menunjukkan tuba
falopii infeksi dan terdapat endometriosis yang menempel pada tuba fallopii.Pemeriksaan darah Hb 10
gr%. Diagnosis: Infeksi tuba fallopii dan endometriosis dengan komplikasi anaeima
Tentukan dengan langkah-langkah yang jelas untuk (5):
a. Kode yang tepat dari diagnosis utama pada kasus tersebut !!
b. Kode yang tepat dari diagnosis yang lain pada kasus tersebut !!
c. Kode yang tepat dari pemeriksaan penunjang pada kasus tersebut !!
Type E
21. Tentukan lead term dan kodingnya dengan langkah-langkah yang jelas untuk diagnosis dan
pemeriksaan atau tindakandibawah ini !! (5)
a. Bartholinitis karena virus kondiloma akuminata
b. DiagnosaUtama : Benign Prostatic Hyperplasia, Tindakan : Transurethral electro vaporization
prostat
c. Tindakan cuci darah
22. Tn KN 50 tahun, sudah 1 bulan sering pusing dan muntah, kaki bengkak. Pernah sebelumnya
didiagnosis dokter gangguan ginjal tetapi tensi masih bagus. Pemeriksaan tensi 180/110 mmHg,
Dilakukan pemeriksaan darah: Hb 8 gr%, Ureum tinggi kreatinin tinggi. Diagnosis: gagal ginjal kronis
dengan hipertensi. komplikasi anaemia, dilakukan cuci darah dan transfuse darah.
Tentukan dengan langkah-langkah yang jelas untuk (5)
a. Kode yang tepat dari diagnosis utama pada kasus tersebut !!
b. Kode yang tepat dari diagnosis lain pada kasus tersebut !!
c. Kode yang tepat dari pemeriksaan penunjang pada kasus tersebut !!
d. Kode yang tepat dari tindakan pada kasus tersebut !!
23. Tn A umur 65 tahun, keluhan 3 bulan kencing sulit dan sering sakit. Pemeriksaan USG menunjukkan
pembesaran kelenjar prostat dengan retensio urine. Diagnosis hypertropi prostate dengan retensi urine.
Dilakukan pemasangan kateter untuk mengeluarkan urine, kemudian dilakukan operasi pengangkatan
prostat melalui suprapubic atau transvesical
Tentukan dengan langkah-langkah yang jelas untuk (5):
a. Kode yang tepat dari diagnosis utama pada kasus tersebut !!
b. Kode yang tepat dari diagnosis lain pada kasus tersebut !!
c. Kode yang tepat dari pemeriksaan penunjang pada kasus tersebut !!
d. Kode yang tepat dari tindakan pada kasus tersebut !!
24. Ibu An umur 37 tahun, pucat, mengeluh nyeri perut bagian bawah khususnya saat haid, haid tidak
lancar, hasil. Pemeriksaan darah Hb 10 gr%. Pemeriksaan USG didapatkan ada endometrium
menempel di ovarium. Diagnose utama endometriosis pada ovarium dengan komplikasi anaemia.
Kemudian dilakukan tindakan :laparosopy resection pada ovarium
Tentukan dengan langkah-langkah yang jelas untuk (5)
a. Kode yang tepat dari diagnosis utama pada kasus tersebut !!
b. Kode yang tepat dari diagnosis komplikasi pada kasus tersebut !!
c. Kode yang tepat dari dua pemeriksaan penunjang pada kasus tersebut !!
d. Kode yang tepat dari tindakan pada kasus tersebut !!
134
25. Ibu My umur 35 tahun punya anak 3. 1 tahun terakhir bila mentruasi sering banyak dan sakit sekali.
Kencing sering tidak lancar. Semalam belum kencing dan perut sakit. Dilakukan pemeriksaan perut
bawah: kandung kencing penuh, Diagnosis sementara retensio urine. Kemudian dipasang kateter untuk
mengeluarkan kencing. Pemeriksaan USG pada uterus menunjukkan ada Myoma yang cukup besar
yang menekan kandung kemih. Diagnosis: Myoma uteri dengan retensio urine. Kemudian dilakukan
Laparoscopic supracervical hysterectomy [LSH]
Tentukan dengan langkah-langkah yang jelas untuk (5):
a. Kode yang tepat dari diagnosis utama pada kasus tersebut !!
b. Kode yang tepat dari diagnosis lain pada kasus tersebut !!
c. Kode yang tepat dari pemeriksaan penunjang pada kasus tersebut !!
d. Kode yang tepat dari tindakan pada kasus tersebut !!
Type F
26. Tentukan lead term dan kodingnya dengan langkah-langkah yang jelas untuk diagnosis dan
pemeriksaan atau tindakandibawah ini !! (5)
a. Prostatocystitis disebabkan infeksi Escherichia Coli
b. Gagal ginjal stadium akhir dan dilakukan cuci darah
c. Biopsi jaringan testis
27. Tn As umur 25 tahun, keluhan pusing, mual dan muntah, sering nyeri pinggang, dan hari ini pinggang
nyeri sekali. Pemeriksaan USG saluran kencing:ada batu pada ginjal dan hidronephrosis.Pemeriksaan
urine: ada kristal banyak. Diagnosis: baru ginjal dengan hidroneprosis. Dilakukan
ESWL (Extracorporeal Shock Wave Lithotripsy) untuk memecah batu pada ginjal,.
Tentukan dengan langkah-langkah yang jelas untuk (5):
a. Kode yang tepat dari diagnosis utama pada kasus tersebut !!
b. Kode yang tepat dari diagnosis lain pada kasus tersebut !!
c. Kode yang tepat dari Pemeriksaan penunjang pada kasus tersebut !!
d. Kode yang tepat dari tindakan pada kasus tersebut !!
28. Tn AA 28 tahun, bila kencing sakit, dan sering kencing. Pemeriksaan penis terdapat lesi atau luka pada
kulit penis yang tidak sakit dan ada nanah yang keluar dari penis. Cairan nanah diperiksa kuman
Gonorhoe +++. Pemeriksaan apusan lesi di kulit penis untuk diperiksa kuman sifilis ternyata +++.
Pemeriksaan darah : VDRL positif. Diagnosis: uretritis gonorhoe, dan syphilis. Kemudian diberikan obat
untuk Gonorhoe dan sekaligus untuk siphilisnya.
Tentukan dengan langkah-langkah yang jelas untuk (5):
a. Kode yang tepat dari diagnosis utama pada kasus tersebut !!
b. Kode yang tepat dari diagnosis lain pada kasus tersebut !!
c. Kode yang tepat dari Pemeriksaan penunjang pada kasus tersebut !!
29. Ibu Bn umur 37 tahun, mengeluh nyeri perut kanan bawah, sering demam, saat haid sangat nyeri dan
haid tidak lancar. Hasil pemeriksaan USG menunjukkan polyp pada endometrium, dan pembengkaan
tuba fallopii kanan. Pemeriksaan darah rutin : leucocyt tinggi, LED tinggi menunjukkan infeksi.
Diagnosis : Polyp pada endometrium dengan radang pada tuba fallopii. Kemudian dilakukan operasi
partial pada uterus untuk mengambil polyp tersebut.
Tentukan dengan langkah-langkah yang jelas untuk (5):
a. Kode yang tepat dari diagnosis utama pada kasus tersebut !!
b. Kode yang tepat dari diagnosis lain pada kasus tersebut !!
c. Kode yang tepat dari Pemeriksaan penunjang pada kasus tersebut !!
d. Kode yang tepat dari tindakan pada kasus tersebut !!
30. Ibu VS umur 40 tahun, mengeluh ada benjolan di payudara kanan atas. Pemeriksaan payudara teraba
benjolan sebesar kelereng mudah digerakkan dan tidak nyeri. Pemeriksaan mammografi payudara
kanan: menunjukkan ada benjolan sebesar kelereng terlokalisir dan tidak menyebar,. Kemudian
dilakukan biopsy tertutup. Hasil pemeriksaan Patology Anatomi menunjukkan Fibroadenosis dari
payudara. Diagnosis: Fibroadenosis payudara. Kemudian dilakukan pengangkatan benjolan (excisi)
Tentukan dengan langkah-langkah yang jelas untuk (5):
a. Kode yang tepat dari diagnosis utama pada kasus tersebut !!
b. Kode yang tepat dari pemeriksaan penunjang pada kasus tersebut !!
c. Kode yang tepat dari tindakan pada kasus tersebut !!
135
LATIHAN KASUS
KEHAMILAN, PERSALINAN, NIFAS, PERINATAL-NEONATAL, KELAINAN KONGENITAL
(Pertemuan ke 13 DAN 14)
PENUGASAN
– Pembagian kelompok mahasiswa terdiri 2 orang.
– Setiap kelompok menyelesakan 5 kasus
– Setiap kelompok menyampaikan hasil analisis kasus dan penetapan kode dengan langkah2nya.
– Kelompok yang lain memberikan tanggapan.
Kasus kehamilan
1. Ibu Bulan hamil 4 bulan datang ke dokter spesialis kebidanan, keluar darah dengan jaringan kecil-kecil.
Hasil pemeriksaan USG menunjukkan tidak ada janin dalam uterus, Pemeriksaan Hb 7 gr%. Diagnosa
hamil anggur dengan komplikasi anaemia, kemudian oleh dokter dilakukan kuretase dan dilakukan
transfuse darah.
Pertanyaan:
a. Apa pengertian hamil anggur
b. Tentukan lead term dan kode diagnosa utama tersebut dengan langkahnya !!
c. Tentukan lead term dan kode diagnosa lain pada kasus tersebut dengan langkahnya !!
d. Tentukan lead term dan kode pemeriksaan serta tindakan pada kasus tersebut dengan
langkahnya !!.
2. Ibu SR 25 tahun dengan keluhan terlambat haid 2 bulan. Sudah mempunyai anak 1 orang dan
melahirkan sekali, belum pernah abortus. Kemudian dilakukan test urine untuk kehamilan dan ternyata
positif. Dua minggu yang lalu pernah keluar darah sedikit, perut sakit semalam, tetapi sudah hilang
sakitnya dan sudah tidak keluar darah dan perut tidak bertambah besar. USG : missed abortion.
Diagnosis Missed Abortion. Dilakukan kuretase
Pertanyaan:
a. Apa pengertian Missed abortion?
b. Bagaimana penulisan kasus tersebut dengan G… P … A …
c. Tentukan lead term kode diagnosa utama kasus tersebut dengan langkahnya !!
d. Tentukan lead term dan kode pemeriksaan serta tindakan.
3. Ibu Ami 20 tahun, G1P0A0 hamil 3 bulan, sudah pernah periksa kehamilan. Keluhan 3 minggu yang
lalu pernah keluar darah, perut sakit semalam, tetapi sekarang tidak keluar darah, tetapi perut tidak
bertambah besar. Pemeriksaan USG menunjukkan missed abortion. Pemeriksaan darah Hb 10 gr%,
pemeriksaan trombocyt darah 160.000. Diagnosis Missed Abortion dengan Anaemia. Dilakukan
curettage.
Pertanyaan
a. Apa pengertian Missed abortion?
b. Apa maksud G1P0A0 ?
c. Tentukan lead term dan kode diagnosis utama kasus tersebut dengan langkahnya !!
d. Tentukan lead term dan kode diagnosis lain kasus tersebut dengan langkahnya !!
e. Tentukan lead term dan kode pemeriksaan penujang, dan tindakan dengan langkahnya !!
136
4. Ibu Ami 25 tahun dengan G1P0A0 hamil 3 bulan, dan sudah pernah periksa kehamilan. Keluhan 2
minggu yang lalu pernah keluar darah sedikit, perut sakit semalam, tetapi sudah hilang sakitnya. Saat
ini sudah tidak keluar darah dan tidak sakit, tetapi perut tidak bertambah besar. Pemeriksaan USG
menunjukkan missed abortion. Pemeriksaan darah HB 12 gr%, trombocyt darah 90.000 (normal
150.000). Diagnosis Missed Abortion dengan thrombocytopenia. Kemudian dilakukan transfuse
trombocyt, sampai trombocyt normal, dilanjutkan curettage.
Pertanyaan
a. Apa pengertian diagnosis utama pada kasus ibu tersebut?
b. Tentukan lead term dan kode diagnosis utama kasus tersebut dengan langkahnya !!
c. Tentukan lead term dan kode diagnosis lain kasus tersebut dengan langkahnya!!
d. Tentukan lead term dan kode pemeriksaan penunjang dan tindakan dengan langkahnya !!
5. G3P2A0, 30 tahun datang dengan keluhan keluar bercak-bercak darah dari kemaluan. Usia kehamilan
18 minggu. Pemeriksaan Hb 10,5 gr%. Diagnosis: ancaman abortus dengan anaemia. Dokter
menyarankan untuk istirahat dengan pemberian makanan bergizi. Perlu evaluasi kondisi kandungan.
Pertanyaan:
a. Apa diagnosis utama kasus tersebut, dan apa pengertiannya.?
b. Tentukan lead term dan kode diagnosa utama kasus tersebut dengan langkahnya !!
c. Tentukan lead term dan kode diagnosa lain kasus tersebut dengan langkahnya !!
d. Tentukan lead term dan kode pemeriksaan kasus tersebut dengan langkahnya !!.
6. Ibu Ami 25 tahun dengan G1P0A0 hamil 3 bulan, dan sudah pernah periksa kehamilan. Keluhan 2
minggu yang lalu sakit perut, keluar darah sedikit-sedikit sampai saat ini, disertai gumpalan seperti
daging. Pemeriksaan USG menunjukkan masih ada bagian janin yang belum keluar. Pemeriksaan
darah Hb 10 gr%, Diagnosis Abortion tidak lengkap dengan Anaemia. Dilakukan curettage.
Pertanyaan
a. Apa pengertian diagnosis utama pada kasus ibu tersebut?
b. Tentukan lead term dan kode diagnosis utama dengan langkahnya !!
c. Tentukan lead term dan kode diagnosis lain dengan langkahnya!!
d. Tentukan lead term dan kode pemeriksaan penujang,dan tindakan dengan langkahnya !!
7. Ibu S 20 tahun belum pernah hamil, datang 30 Mei 2020, keluhan bila makan dan minum akan muntah
terus menerus, lemes, terlambat haid. Hari pertama haid terakhir 25 maret /2 April 2020. Tensi 100/60,
tanda dehidrasi. Pemeriksaan test urine Positif hamil. USG: hamil 8 minggu. Pemeriksaan Hb 10
gr%. Diagnosis: Hyperemesis gravidarum dengan anaemia dan dehidrasi. Dilakukan perawatan
mengatasi dehidrasi, dan pemberian makanan yang meminimalkan muntah.
Pertanyaan:
a. Apa pengertian dari hyperemesis gravidarum ?
b. Tentukan lead term dan kode diagnosis utama kasus tersebut dengan langkahnya?
c. Tentukan lead term dan kode diagnosis lain pada kasus tersebut dengan langkahnya?
d. Tentukan lead term dan kode pemeriksaan pada kasus tersebut dengan langkahnya !!.
8. Ibu AA 38 tahun, G4P2A1, keluhan pusing, kaki bengkak, kencing berbusa serta tensi 160/90mmHg
dan usia kehamilan 8 bulan. Pasien sebelum hamil tidak ada riwayat hipertensi. Dilakukan
pemeriksaan urine : protein urine positif. Pemeriksaan fundus uteri hamil 32 minggu, DJJ positif,
normal dan teratur, gerak janin positif. Pemeriksaan USG: bayi normal, Diagnosis: Pre-eklamsi
sedang. Dilakukan perawatan intensif.
Pertanyaan:
a. Apa yang dimaksud dengan G4P2A1 ?
b. Apa diagnosis utama kasus tersebut, dan apa pengertiannya.?
c. Tentukan lead term dan kode diagnosa utama tersebut dengan langkahnya !!
d. Tentukan lead term dan kode pemeriksaan pada kasus tersebut dengan langkahnya !!.
9. Ibu H 35 tahun hamil ketiga, datang ke RS sudah kenceng2 untuk melahirkan. Sebelumnya pernah
melahirkan membuka perut. Untuk persalinan ini dilakukan dengan membuka perut. Diagnosis:
persalinan SC karena pernah SC, lahir bayi perempuan satu hidup.
Pertanyaan :
a. Tentukan lead term dan kode diagnosa utama pada kasus tersebut ?
b. Tentukan lead term dan kode diagnosis lain pada kasus tersebut !!
c. Tentukan lead term dan kode tindakan pada kasus tersebut
137
10. Ibu Ali 40 th G5P3A1 hamil 32 minggu, keluhan 2 minggu terakhir bila kenceng keluar darah cukup
banyak. Pemeriksaan : keluar darah dari vagina saat ada kontraksi uterus. Pemeriksaan Hb 10,5 gr%,
USG: plasenta total menutupi cervix. Diagnosis utama Plasenta previa total dengan komplikasi
Anaemia. Dilakukan istirahat total.
Pertanyaan
a. Apa yang dimaksud dengan G5P3A1 ?
b. Apa diagnosis utama kasus tersebut, dan apa pengertiannya.?
c. Tentukan lead term dan kode diagnosa utama tersebut dengan langkahnya !!
d. Tentukan tentukan lead term dan kode diagnosa lain kasus tersebut dengan langkahnya !!
e. Tentukan lead term dan kode pemeriksaan kasus tersebut dengan langkahnya !!.
Kasus Bayi
1. Seorang bayi dilahirkan oleh ibu yang menderita stenosis trikuspidal, dengan berat 2300 gr, menangis
kuat.
a. Tentukan lead term dan kode diagnosis utama pada bayi baru lahir !!
b. Tentukan kode diagnosis lainnya pada kasus bayi tersebut !!.
2. Seorang bayi dilahirkan dengan sectio cesaria oleh ibu yang menderita gagal ginjal kronik. Umur hamil
32 minggu berat 2000 gr.
a. Tentukan lead term dan kode diagnosis utama pada bayi baru lahir !!
b. Tentukan lead term dan kode diagnosis lainnya pada kasus bayi tersebut !!.
3. Seorang bayi dilahirkan oleh ibu dengan bayi kembar tiga, dilakukan operasi buka perut untuk
melahirkan.
a. Tentukan lead term dan kode diagnosis utama pada bayi baru lahir !!
b. Tentukan lead term dan kode diagnosis lainnya pada kasus bayi tersebut !!.
4. Seorang bayi lahir di Rumah Sakit dari ibu hamil 32 minggu dengan plasenta previa, dan proses
kelahiran dilakukan operasi section caesaria. Bayi lahir dengan Berat Bayi 2000 gr, menangis kuat.
a. Tentukan kode tindakan persalinan pada kasus ibu !!
b. Tentukan kode diagnosis utama pada kasus bayi tersebut !!
c. Tentukan kode diagnosis lainnya pada kasus bayi tersebut !!
5. Seorang bayi yang lahir berat badan 5000 gr, dilakukan operasi membuka perut untuk melahirkan
bayinya
a. Tentukan lead term dan kode diagnosis utama pada bayi baru lahir !!
b. Tentukan lead term dan kode diagnosis lainnya pada kasus bayi tersebut !!.
6. Seorang bayi lahir mengalami trauma pada tulang tengkorak ketika ibu melahirkan dibantu dengan
forcep.
Tentukan lead term dan kode diagnosa pada pasien tersebut ?
7. Seorang bayi yang lahir dari seorang ibu dengan diabetes gestational, hasil pemeriksaan USG ibu
ternyata bayi besar. Kemudian dilakukan operasi membuka perut untuk melahirkan bayi, berat bayi lahir
5000 gr.
a. Tentukan kode diagnosis utama pada bayi baru lahir !!
b. Tentukan kode diagnosis lainnya pada kasus bayi tersebut !!.
8. Alenka dilahirkan oleh ibu menjalani proses kelahiran yang sulit yaitu partus lama, sehingga harus
mendapat pertolongan persalinan dengan vakum ekstraksi. Akibatnya ia menderita memar (bruise) di
kulit kepalanya.
a. Tentukan lead term dan kode diagnosis utama pada bayi baru lahir tersebut !
b. Tentukan lead term dan kode diagnosis lainnya pada bayi baru lahir !
9. Bayi Nn umur 6 hari, kuning sudah 2 hari. Pemeriksaan : kulit & mata kuning. Pemeriksaan darah
bilirubin (+), pemeriksaan urine bilirubin (+). Diagnosis: Icterus neonatorum. Dilakukan phototherapy
untuk bayi baru lahir.
Pertanyaan:
a. Apa pengertian icterus neonatorum ?
b. Tentukan lead term dan kode diagnosis utama kasus tersebut !!
c. Tentukan lead term dan kode pemeriksaan dan tindakan kasus tersebut !!
138
10. Seorang bayi baru lahir dari seorang ibu G2P1A0 hamil 40 minggu, umur 30 tahun, ibu sering alcohol.
Bayi berat lahir 2100 gram, panjang badan 47 cm, jenis kelamin wanita. Diagnosa oleh dokter BBLR.
a. Tentukan lead term dan kode diagnosis utama pada bayi baru lahir tersebut !
b. Tentukan lead term dan kode diagnosis lainnya pada bayi baru lahir !
2. Ibu Cicik 35 th G4P3A0 hamil 34 minggu, keluhan 2 minggu terakhir sering kenceng dan keluar darah
cukup banyak. Pemeriksaan : keluar darah cukup banyak dari vagina terutama saat ada kontraksi
uterus. Pemeriksaan Hb 8 gr%, USG: plasenta total menutupi cervix. Diagnosis utama Plasenta previa
total dengan komplikasi Anaemia. Dilakukan transfusi darah dan istirahat total. Selama dalam
perawatan kenceng makin sering dan teratur dengan perdarahan cukup banyak, kemudian dilakukan
operasi untuk melahirkan bayinya. Bayi lahir menangis kuat dengan berat 2000 gr.
Kasus Ibu
a. Apa diagnosis utama kasus tersebut, dan apa pengertiannya.?
b. Tentukan lead term dan kode diagnosa utama tersebut dengan langkahnya !!
c. Tentukan tentukan lead term dan kode diagnosa lain kasus tersebut dengan langkahnya !!
d. Tentukan lead term dan kode pemeriksaan dan tindakan kasus tersebut dengan langkahnya !!.
Kasus bayi:
a. Tentukan lead term dan kode diagnosis utama pada kasus bayi tersebut !!
b. Tentukan lead term dan kode diagnosis lainnya pada kasus bayi tersebut !!
3. Ny Tata umur 20 tahun, G1PoAo hamil 34 minggu dengan ketuban pecah dini, dan ternyata tali pusat
menumbung. diagnosis ketuban pecah dini dan tali pusat menumbung.Akhirnya dilakukan tindakan
section caesaria dengan harapan bayi bisa tetap hidup. Kondisi Bayi lahir hidup dengan berat bayi
hanya 2100 gram.
Kasus ibu
a. Apa pengetian dari ketuban pecah dini?Apa pengertian tali pusat menumbung ?
b. Tentukan lead term dan kode diagnosis utama pada kasus ibu tersebut!!
c. Tentukan lead term dan kode diagnosis lainnya pada kasus ibu tersebut !!
d. Tentukan lead term dan kode tindakan pada kasus ibu !!
Kasus bayi
a. Tentukan lead term dan kode diagnosis utama pada bayi baru lahir tersebut !!
b. Tentukan lead term dan kode diagnosis lainnya pada bayi baru lahir tersebut !
4. Ibu 30 tahun G3P2A0 datang dalam keadaan inpartu lebih dari 12 jam bayi belum keluar. Periksa
gula darah tinggi. Pemeriksaan USG : bayi besar. Diagnosis ibu partus lama dengan diabetes
gestational. Dilakukan operasi membuka perut untuk melahirkan bayi. Kondisi bayi lahir hidup
dengan berat 4500 gr. Dilakukan pemeriksaan gula darah pada bayi dengan hasil Bayi mengalami
hypoglycemia dan diberikan pemberian glucose segera.
Kasus ibu:
a. Apa diagnosis utama kasus tersebut, dan apa pengertiannya.?
b. Tentukan lead term dan kode diagnosis utama pada kasus ibu !!
c. Tentukan lead term dank ode diagnosis lain pada kasus ibu tersebut
139
d. Tentukan lead term dan kode pemeriksaan pada kasus ibu !!
e. Tentukan lead term dan kode tindakan pada kasus ibu.
Kasus bayi
f. Tentukan lead term dan kode diagnosis utama pada bayi baru lahir !!
g. Tentukan lead term dan kode diagnosis lainnya pada kasus bayi tersebut !!.
h. Tentukan lead term dan kode pemeriksaan penunjang pada kasus bayi tersebut !
5. Ibu Dini 34 tahun G4P3Ao, hamil 40 minggu, dalam proses melahirkan dirumah ditolong dukun bayi.
Penderita datang dengan sangat kesakitan dibagian perut, dan hasil pemeriksaan dokter didapatkan
uterus mengalami rupture. Hb 8 gr%, Diagnosis: Ruptur uterus selama persalinan dengan anaemia.
Kemudian dilakukan pengangkatan uterus. Kemudian dilakukan transfuse darah pada ibu. Bayi
meninggal sebelum lahir.
Kasus ibu
a. Tentukan lead term dan kode diagnosis utama pada kasus ibu tersebut
b. Tentukan lead term dan kode diagnosis lain pada kasus tersebut !
c. Tentukan lead term dan kode pemeriksaan dan tindakan pada kasus ibu tersebut !
Kasus bayi
d. Tentukan lead term dan kode diagnosis pada bayinya !!.
6. Ibu EE 24 tahun hamil pertama 9 bulan, datang ke RS untuk melahirkan. Posisi bayi letak kepala,
tanda2 persalinan. Dilakukan pelebaran jalan lahir dengan membuat irisan pada perineum, persalinan
spontan, lahir bayi satu, hidup. Diagnosis: persalinan aterm, letak kepala, spontan, Ternyata bayi
mengalami bibir sumbing.
Kasus ibu
a. Tentukan lead term dan kode diagnosis utama pada kasus ibu tersebut !
b. Tentukan lead term dan kode diagnosis lainnya pada kasus ibu tersebut !
c. Tentukan lead term dan kode tindakan pada kasus ibu tersebut!
Kasus bayi
d. Tentukan lead term dan kode diagnosis utama pada kasus bayinya tersebut! !
7. Ibu KM hamil 40 minggu, ke RS karena perut sakit, keluar darah dan lendir, pembukaan cervix
lengkap. Setelah 15 jam tidak ada kemajuan persalinan, his lemah. Diagnosa: partus lama dg
atonia uteri. Dilakukan induksi oksitoxin. Setelah 1 jam, persalinan pervaginam, bayi satu hidup BB
3500 gr, menangis kuat.
Kasus Ibu
a. Tentukan lead term dan kode diagnosa pada pasien tersebut, dengan langkahnya !!
b. Tentukan lead term dan kode diagnosis yang lain dari kasus tersebut dengan langkahnya !!
c. Tentukan lead term dan kode tindakan pada kasus ibu tersebut diatas.
Kasus bayi:
d. Tentukan lead term dan kode diagnosis kasus bayi tersebut dengan langkahnya !!.
8. Lydia 31 tahun G3P2Ao dirawat inap pada tanggal 15 Maret 2020 dengan keluhan perut sudah besar
belum merasa mau melahirkan. Dilakukan anamnesa: Hari pertama haid terakhir 20 Mei 2019.
Diagnosis : kehamilan lebih 42 minggu (serotinus). Kemudian Dokter melakukan upaya memacu
(induksi) dengan pemberian oxytocin. Setelah 15 jam bayi belum lahir, dan mengalami kesulitan
mengejan, sehingga dilakukan tindakan vacum ekstraksi untuk membantu proses persalinan bayi.
Bayi lahir laki-laki hidup berat 3500 gr, menangis kuat.
Kasus Ibu:
a. Kapan seharusnya Hari Perkiraan Lahir (HPL) dari kasus tersebut?
b. Jelaskan pengertian dari diagnosis utama pada kasus ibu tersebut?
c. Tentukan lead term dan kode diagnosis utama pada kasus ibu !!
d. Tentukan lead term dan kode disgnosis lain pada ibu !!
e. Tentukan lead term dan kode tindakan diagnosis pada kasus ibu !!
Kasus bayi
a. Tentukan lead term dan kode diagnosis pada bayi tersebut !
9. Ibu DS 26 tahun G2P1A0, datang ke IGD dengan keluar cairan rembes dari jalan lahir, kenceng-
kenceng teratur sejak 8 jam lalu. Hamil 34 minggu, posisi kepala sudah masuk panggul, pembukaan
cervix uteri lengkap. Diagnosis: Proses persalinan kala 2, pre-term, spontan pervaginam. Bayi lahir
hidup berat 2000 gr, panjang 30 cm, APGAR 5-6-7. Diagnosis bayi : premature, BBLR, Aspiksia
sedang. Dirawat di PICU untuk perkembangan.
140
Kasus Ibu:
a. Jelaskan pengertian dari diagnosis utama pada kasus ibu tersebut?
b. Tentukan lead term dan kode diagnosis utama pada kasus ibu !!
c. Tentukan lead term dan kode disgnosis lain pada ibu !!
d. Tentukan lead term dan kode tindakan diagnosis pada kasus ibu !!
Kasus bayi
a. Tentukan lead term dan kode diagnosis pada bayi tersebut !
10. Ibu Ginem umur 35 tahun G3P2A0 dengan umur kehamilan 39 minggu, datang ke rumah sakit untuk
melahirkan, karena pada proses persalinan sebelumnya dilakukan membuka perut. Hasil pemeriksaan
bayi letak sungsang, Diagnosis: persalinan aterm, pernah sectio cesaria, letak sungsang. Proses
persalinan dengan bantuan membuka perut. Lahirkan bayi perempuan satu dengan berat 4500 gr.
Kasus Ibu:
a. Tentukan lead term dan kode diagnosis utama pada kasus ibu !!
b. Tentukan lead term dan kode disgnosis lain pada ibu !!
c. Tentukan lead term dan kode tindakan pada kasus ibu !!
Kasus bayi
d. Tentukan lead term dan kode diagnosis utama pada kasus bayi baru lahir !!
e. Tentukan lead term dan kode diagnosis lainnya pada kasus bayi baru lahir !
11. Seorang wanita umur 40 tahun G3P2A0 hamil 34 minggu, dengan keluhan tiba-tiba nyeri pada perut
dan perut cepat membesar dan tegang, pucat, lemas. Dilakukan pemeriksaan USG menunjukkan
abruption plasenta. Pemeriksaan Hb 8 gr%. Denyut jantung janin lemah. Diagnose utama: Abruptio
Plasenta dengan komplikasi anaemia serta fetal distress. Kemudian dilakukan operasi Sectio cesaria,
bayi satu laki-laki, APGAR scor 7-8-10, Berat bayi 2100 gr.
Kasus ibu:
a. Tentukan lead term dan kode diagnosis utama pada kasus ibu tersebut !!
b. Tentukan lead term dan kode diagnosis lain pada kasus ibu tersebut !!
c. Tentukan lead term dan kode pemeriksaan penunjang pada kasus ibu tersebut !!
d. Tentukan lead term dan kode tindakan pada kasus ibu tersebut !!
e. Tentukan diagnosis utama dan diagnosis lainnya pada kasus bayi tersebut serta tentukan
kodenya !!
Kasus bayi:
f. Tentukan lead term dan kode diagnosis kasus bayi tersebut dengan langkahnya !!.
12. Ibu Dn 40 tahun G3P2A0 hamil 34 minggu, dengan keluhan tiba-tiba nyeri perut dan perut cepat
membesar dan tegang, pucat, lemas. Dilakukan pemeriksaan USG menunjukkan abruption plasenta.
Pemeriksaan Hb 8 gr%. Denyut jantung janin lemah. Diagnose utama: Abruptio Plasenta dengan
komplikasi anaemia serta fetal distress. Kemudian dilakukan operasi Sectio cesaria, bayi satu laki-laki,
APGAR scor 5-6-8, Berat bayi 2100 gr.
Kasus Ibu
a. Apa pengertian diagnosis utama pada kasus ibu tersebut?
b. Tentukan lead term dan kode diagnosis utama kasus ibu tersebut dengan langkahnya !!
c. Tentukan lead term dan kode diagnosis lain pada kasus ibu tersebut dengan langkahnya !!-
d. Tentukan lead term dan kode pemeriksaan penunjang kasus ibu dengan langkahnya !!
e. Tentukan lead term dan kode tindakan pada kasus ibu dengan langkahnya !!
Kasus bayi
f. Tentukan lead term dan kode diagnosis utama pada kasus bayi tersebut !!
g. Tentukan lead term dan kode diagnosis lainnya pada kasus bayi tersebut !!
Kelainan congenital
1. Seorang anak 8 tahun dengan kelainan bibir dan langit-langit sumbing pada bagian medial. Dan terjadi
komplikasi radang khonis pada hidung. Kemudian dilakukan operasi untuk memperbaiki kondisi
sumbing pada langit-langit dan bibir tersebut
a. Tentukan lead term dan kode diagnosis utama pada kasus tersebut!!
b. Tentukan lead term dan kode diagnosis komplikasi pada kasus tersebut !!
c. Tentukan lead term dan kode tindalan pada kasus tersebut !!.
2. Rafael 3 th menderita Syndroma Down dengan kelainan kromosom Trisomy 21, tipe mitotic
nondisjunction. Datang ke RS karena sesak nafas. Dilakukan foto thorax dengan hasil
bronchopneumonia. Diagnosis utama bronchopneumonia dan diagnosis lain Down syndrome.
141
a. Tentukan lead term dan kode diagnosis utama pada kasus tersebut !
b. Tentukan lead term dan kode tindakan pemeriksaan pada kasus tersebut !
c. Tentukan lead term dan kode diagnosis lain pada kasus tersebut !
3. Seorang bayi dilahirkan oleh ibu yang menderita gagal ginjal kronik. Bayi lahir dengan berat badan
2500 gr, APGAR scor 8-9-10, setelah dilakukan pemeriksaan teliti ternyata bayi mengalami kelainan
bawaan berupa VSD ringan (Ventricel Septal Defect).
a. Tentukan lead term dan kode diagnosis utama pada kasus bayi tersebut !!
b. Tentukan lead term dan kode diagnosis kelainan bawaan pada kasus bayi tersebut !!
c. Tentukan lead term dan kode diagnosis lainnya pada kasus bayi tersebut !
4. Anak dengan polydactily dilakukan amputasi kemudian dilakukan rekontruksi dengan osteoplasty
dengan implantasi tulang dan kulit untuk perbaikan bentuk.
a. Tentukan lead term dan kode diagnosis utama dari kasus anak tersebut !.
b. Tentukan lead term dan kode tindakan pertama dari kasus tersebut !
c. Tentukan lead term dan kode tindakan kedua dari kasus tersebut.!
142
DAFTAR PUSTAKA
143