Anda di halaman 1dari 204

MENGUKUR TINGGI BADAN IBU HAMIL

No. Dokumen No.Revisi Halaman


01/YANMED.KSK.KB/PP 02 11/1
RSUD PT D.2 – 5 0000
KAB. JOMBANG

Disahkan
Tanggal Terbit
Direktur RSUD Kab. Jombang,
SPO

1001 September 2014


dr. PUDJI UMBARAN, M.KP
01eG01
Pengertian Melakukan pemeriksaan pengukuran tinggi badan pada ibu
hamil.Merutar obat yang disetujui masuk dalam Formularium.
Tujuan Sebagai acuan dalam mengukur tinggi badan ibu hamil.Untuk mang
Kebijakan Sesuai dengan Peraturan Direktur RSUD Kabupaten Jombang Nomor
188.4/45/415.44/2014 tentang Kebijakan Pelayanan Pasien.

Prosedur 1. Alat pengukur tinggi badan dipersiapkan.


2. Klie / ibu dipersilahkan berdiri pada alat pengukur tinggi badan
dengan membelakangi alat pengukur
3. Alat pengukur tinggi badan ditarik kemudian kita letakkan di atas
kepala pasien/klien.
4. Angka kita lihat dan dicatat di buku KIA.
5. Pasien/klien disuruh turun
6. Alat-alat dirapikan kembaliFasaran, harga obat t
Unit Terkait Poli Kebidanan, PONEK, Melati, IGD
PENIMBANGAN BERAT BADAN PADA IBU HAMIL

No. Dokumen No.Revisi Halaman


02/YANMED.KSK.KB/PP 02 11/1
RSUD PT D.2 – 5 0000
KAB. JOMBANG

Tanggal Terbit Disahkan


Direktur RSUD Kab. Jombang,
SPO
1001 September 2014
GG012 Dr. PUDJI UMBARAN, M.KP

Pengertian Melakukan pemeriksaan ibu hamil dengan cara menimbang berat badan
Maftar obat yang disetujui masuk dalam Formularium.
Tujuan 1) Sebagai acuan dalam menimbang berat badan ibu hamil
2) Untuk mengetahui kenaikan berat badan pada ibu hamil dalam
kurun waktu tertentun dan digunakan di RSUD Jombang

Kebijakan Sesuai dengan Peraturan Direktur RSUD Kabupaten Jombang Nomor


188.4/45/415.44/2014 tentang Kebijakan Pelayanan Pasien.
2 nama d
Prosedur 1. Memastikan timbangan dikirkan, jarum pada angka nol (0)
2. Ibu dipersilakan berdiri di atas timbangan tanpa alas kaki / beban
yang lain
3. Hasil timbangan dicatat di buku KIA
4. Melihat kenaikan berat badan di bulan sebelumnya, bila kenaikan
berat badan < 1 kg dan berat badan > 1 kg dilakukan penyuluhan
gizi ibu hamilarga obat t
Unit Terkait 1. Klinik gizi
2. Poli Kebidanan dan Kandungan
PENGGUNAAN BUKU KIA

No. Dokumen No.Revisi Halaman


03/YANMED.KSK.KB/PP 02 11/2
RSUD PT D.2 – 5 0000
KAB. JOMBANG

Tanggal Terbit Disahkan


Direktur RSUD Kab. Jombang,
SPO
1001 September 2014
GG012 Dr. PUDJI UMBARAN, M.KP

Pengertian Buku kesehatan ibu dan anak berisikan catatan ibu (hamil, bersalin dan
nifas) dan anak (bayi baru lahir, bayi dan balita) serta berfungsi berbagai
informasi cara memelihara dan merawat kesehatan ibu dan anak.
Tujuan Agar ibu, suami dan anggota keluarga lain membaca buku KIA karena
berisi informasi yang sangat berguna untuk kesehatan ibu dan anak

Kebijakan Sesuai dengan Peraturan Direktur RSUD Kabupaten Jombang Nomor


188.4/45/415.44/2014 tentang Kebijakan Pelayanan Pasien.

Prosedur 1) Berikan buku KIA pada setiap ibu hamil untuk pegangan selama
hamil, ibu bersalin sampai anak usi 5 tahun
2) Menganjurkan ibu membawa buku KIA pada waktu pemeriksaan,
persalinan dan imunisasi
3) Menganjurkan ibu untuk membaca msteri yang ad di buku KIA
4) Memberika informasi tentang penggunaan buku KIA berisi :
a. Kesehaan ibu
b. Catatan kesehatan ibu
c. Kesehatan anak
d. Catatan kesehatan anak
e. Kartu menuju sehat (KMS)
f. Undang-undang perlindungan anak
g. Pencatatan pemberian imunisasi dasar lengkap
PENGGUNAAN BUKU KIA

No. Dokumen No.Revisi Halaman


03/YANMED.KSK.KB/PP 02 12/2
RSUD PT D.2 – 5 0000
KAB. JOMBANG
5) Setiap pemeriksaan ibu selama hamil, bersalin, nifas, bayi baru lahir
dan anak balita, petugas kesehatan mencatat dalam catatan
pelayanan.
6) Berikan buku KIA pada setiap ibu hamil untuk pegangan selama
hamil, ibu bersalin sampai anak usia 5 tahun
7) Menganjurkan ibu membawa buku KIA pada waktu pemeriksaan,
persalinan dan imunisasi
8) Menganjurkan ibu untuk membawa materi yang ada di buku KIA
9) Memberikan informsi tentang penggunaan buku KIA berisi :
a. Kesehatan ibu
b. Catatan kesehatan ibu
c. Kesehatan anak
d. Catatan kesehatan anak
e. Kartu menuju sehat (KMS)
f. Undang-undang perlindungan anak
g. Pencatatan pemberian imunisasi dasar lengkap
10) Setiap pemeriksaan ibu selama hamil, bersaln, nifas, bayi baru lahir
dan anak balita, petugas kesehatan mencatat dalam catatan pelayanan

Unit Terkait Poli Kebidanan,PONEK,R Anggrek,R Melati


PEMERIKSAAN ANTENATAL

No. Dokumen No.Revisi Halaman


05/YANMED.KSK.KB/PP 02 11/2
RSUD PT D.2 – 5 0000
KAB. JOMBANG

Disahkan
Tanggal Terbit
Direktur RSUD Kab. Jombang,
SPO

1001 September 2014


Dr. PUDJI UMBARAN, M.KP
10 November 2HGG
Pengertian Pemeriksaan Ante Natal adalah pemeriksaan yang dilakukan pada ibu hamil
mulai trimester I sampai trimester III Muk dalam Formularium.
Tujuan Sebagai acuan dalam penerapan langkah pelayanan dalam pemeriksaan dan
perawatan ibu hamil Untuk mendapatkan keseang
Kebijakan Sesuai dengan Peraturan Direktur RSUD Kabupaten Jombang
Nomor: 188.4/45/415.44/2014 tentang pelayanan pasiennnama gener
Prosedur A. Pemeriksaan Pertama
Pemeriksaan dilakukan oleh bidan yang bertugas di Poli Kebidanan dan
Kandungan meliputi :
1) Anamnesa adalah Tanya jawab yang dilakukan antara klien dan
petugas untuk mendapatkan data yang diharapkan
2) Pemeriksaan umum meliputi :
a. Tinggi badan
b. Berat Badan
c. Tensi
d. Nadi, Suhu, Pernapasan
3) Inspeksi dari kepala sampai kaki :
a. Bentuk tubuh, kepala, abdomen
b. Pembesaran buah dada
c. Adanya luka bekas operasia
4) Palpasi
5) Perkusi : Reflek patella
6) Auscultasi : Denyut jantung janin(jumlah dan frekuensinya)
7) Pemeriksaan Dalam
8) Pemeriksaan Panggul
dipasaran, harga obat t
PEMERIKSAAN ANTENATAL

No. Dokumen No.Revisi Halaman


05/YANMED.KSK.KB/PP 02 12/2
RSUD PT D.2 – 5 0000
KAB. JOMBANG
Prosedur 9) Hasil pemeriksaan dicatat dan dimasukkan dalam skor Pudji
Rochyati yang ada di buku KIA untuk menentukan status
kehamilan termasuk resiko tinggi atau tidak. Apabila masuk
resiko tinggi pasien dikonsulkan ke dokter obstetri. Apabila
diperlukan dilakukan pemeriksaan ulang dan pemeriksaan
penunjang, apabila masuk resiko rendah, pasien diberikan KIE,
roborantia atau tablet besi dan dipesan untuk control sesuai
jadwal.obat
B. FPemeriksaan Ulangan, pada kunjungan berikutnya dilakukan:
1. Anamnesa
2. Pemeriksaan Umum
3. Penimbangan Berat Badan
4. Tensi , Nadi , Pernapasan
5. Inspeksi dari kepala sampai kaki
6. Palpasi :
a. Pada leher adanya pembesaran kelenjar thyroid
b. Pada abdomen Leopold I – IV
7. Perkusi : Reflek patela
8. Auskultasi : Denyut jantung janinasaran, harga obat t
Unit Terkait - Poli Kebidanan
- Laboratorium
- Radiologi
PEMBERIAN IMUNISASI TETANUS TOXOID

No. Dokumen No.Revisi Halaman


06/YANMED.KSK.KB/PP 02 11/1
RSUD PT D.2 – 5 0000
KAB. JOMBANG

Tanggal Terbit Disahkan


Direktur RSUD Kab. Jombang,
SPO
10 November10
01 September 2014
2HGG012 Dr. PUDJI UMBARAN, M.KP

Pengertian Memasukkan kuman yang telah dilemahkan ke dalam tubuh yaitu


Tetanus Toxoid
Tujuan Untuk melindungi ibu dari penyakit mencegah terjadinya Tetanus
Neonatus
Sebagai acuan untuk melaksanakan suntikan Tetanus Toxoid
Kebijakan Sesuai dengan Peraturan Direktur RSUD Kabupaten Jombang
Nomor: 188.4/45/415.44/2014 tentang pelayanan pasien dan 2 n
Prosedur 1. Lakukan anamnesa dengan menanyakan pada pasien tentang
Nama,Umur,Alamat dan apakah ada alergi terhadap obat-obatan
2. Pastikan kondisi pasien dalam keadaan sehat
3. Melakukan inform consent
4. Petugas cuci tangan
5. Siapkan bahan dan alat suntik
6. Ambil vaksin dengan jarum dan spuit disposable sebanyak 0,5ml
7. Pasien dipersilahkan duduk
8. Oleskan kapas steril pada lengan kiri bagian atas, suntikkan vaksin
secara IM, olesi bekas suntikan dengan kapas steril
9. Buang jarum/spuit bekas suntikan ke dalam tempatnya
10. Persilahkan pasien untuk menunggu 15 menit dan jika tidak terjadi
efek samping pasien boleh pulang
11. Catat pada buku
12. Petugas cuci tangandalam Formularium 2010 dadipasaran, harga
Unit Terkait - Farmasi
- Dinas Kesehatan
- Poli Kebidanan
PELAYANAN PEMERIKSAAN HAMIL RESIKO TINGGI

No. Dokumen No.Revisi Halaman


07/YANMED.KSK.KB/PP 02 11/2
RSUD PT D.2 – 5 0000
KAB. JOMBANG

Tanggal Terbit Disahkan


Direktur RSUD Kab. Jombang,
SPO
1001 September 2014
10 November 2HGG Dr. PUDJI UMBARAN, M.KP

Pengertian Pelayanan yang diberikan untuk pemeriksaan wanita mulai kehamilan


trimester I sampai dengan cukup bulan masuk dalam Fo
Tujuan - Mempersiapkan proses persalinan yang aman bagi ibu dan bayi
- Menentukan resiko tinggi
- Menurunkan angka kematian dan kesakitan ibu dan bayiRSUD Jo
Kebijakan Sesuai dengan Peraturan Direktur RSUD Kabupaten Jombang
Nomor: 188.4/45/415.44/2014 tentang pelayanan pasienama generik
Prosedur 1. Persiapan
2. Anamnese
3. Pemeriksaan keadaan umum
4. penyuluhan gizi laktasi, imunisasi, personal hygiene dan kunjungan
ulang
5. Pemeriksaan laboratorium
6. Pemeriksaan dokter
7. Pemeriksaan administrasi
Penatalaksanaan
- Pasien yang datang ke poli kebidanan harus sudah membawa status
poliklinik yang sudah ada
- Catat dalam buku register
- Siapkan alat-alat F
a. Tempat tidur, bantal dan selimut
b. Timbangan dan tinggi badan
c. Tensi meter dan stetoskop
d. Kapas betadine
e. Dopler stetoskop bimokuler
f. Sarung tangan
masing-masing obat dipasaran, harga obat t
PELAYANAN PEMERIKSAAN HAMIL RESIKO TINGGI

No. Dokumen No.Revisi Halaman


07/YANMED.KSK.KB/PP 02 12/2
RSUD PT D.2 – 5 0000
KAB. JOMBANG
Prosedur - Anamnese
Pemeriksaan umum
a. Tekanan darah
b. Berat badan
Tinggi badan obat F
- Pemeriksaan laboratorium
a. HB, aib
b. Gravindex test pada anamnese telat haid 8 minggu ke bawah atau
pada tanda hamil yang diragukan
c. Protein urine pada kehamilan trimester II yang ditandai dengan
adema dan tekanan darah tinggi.
d. Memberikan penyuluhan : - Gizi
- Personal hygiene
- Imunisasi
- Laktasi
- Kunjungan ulang
e. Memberikan imunisasi TT
f. Pemeriksaan oleh SpOG pada primigravida 34 mg dilakukan
pemeriksaan panggul dalam
g. Pada hasil pemeriksaan indikasi rawat pasien dikirim ke kamar
bersalin.
h. Pada pasien tidak indikasi rawat dipulangkan dan diberi resep
i. Untuk indikasi USG dikirim ke tempat USG
j. Pasien yang gawat langsung dikirim ke kamar bersalin bila perlu
diatasi terlebih dahulu
k. Dokter menulis diagnosa dalam status klinik dan dicatat kembali
didalam register
l. Hasil pencatatan didiagnosa tiap awal bulan dilaporkan ke PPL
m. Untuk kasus kehamilan resiko pencatatan dipisahkan
n. Status/kartu score resiko tinggi
o. Status selalu disiapkan di kamar bersalin (sore + malam)harga
obat t
Unit Terkait - PONEK
- Poli Klinik
PEMASANGAN IUD

No. Dokumen No.Revisi Halaman


08/YANMED.KSK.KB/PP 02 11/1
RSUD PT D.2 – 5 0000
KAB. JOMBANG

Tanggal Terbit Disahkan


Direktur RSUD Kab. Jombang,
SPO
1001 September 2014
10 November 2HGG Dr. PUDJI UMBARAN, M.KP

Pengertian Pemasangan IUD adalah suatu tindakan memasukkan alat kontrasepsi ke


dalam rahim untuk mencegah terjadinya konsepsi dengan memperhatikan
kenyamanan dan keamanan pasien.
Tujuan 1. Memberikan rasa nyaman dan aman bagi pasien
2. Untuk mencegah terjadinya konsepsi.
Kebijakan Sesuai dengan Keputusan Direktur RSUD Kabupaten Jombang Nomor :
188.4/2906/415.44/2011 tentang Penetapan Pemberlakuan Prosedur Tetap
Keperawatan
Prosedur 1. Petugas mengucapkan salam, memperkenalkan diri dan menyapa dengan
menyebutkan nama pasien
2. Petugas menginformasikan tindakan pemasangan IUD yang akan
dilakukan dan tujuannya
3. Pasien disuruh kencing terlebih dahulu
4. Pasien ditidurkan diatas meja gynecology dengan posisi litotomi.
5. Pemasangan IUD dilakukan oleh dokter spesialis obstetric dan
ginekologi
6. Setelah selesai rapikan pasien dan observasi keadaan umum dan vital
sign
7. Catat hasil dalam Rekam Medis Pasien Rawat Jalan
8. Petugas menginformasikan bahwa tindakan pemasangan IUD sudah
selesai dilakukan
Unit Terkait Poli Obstetri
PENANGANAN HIPEREMESIS GRAVIDARUM
DALAM KEHAMILAN

No. Dokumen No.Revisi Halaman


09/YANMED.KSK.KB/PP 02 11/2
RSUD PT D.2 – 5 0000
KAB. JOMBANG

Tanggal Terbit Disahkan


Direktur RSUD Kab. Jombang,
SPO
1001 September 2014
10 November 2HGG Dr. PUDJI UMBARAN, M.KP

Pengertian Muntah yang berlebihan dalam kehamilan yang menyebabkan terjadinya


- Ketonuria
- Penurunan berat badan > 5%Merupakan proalam Formularium.
Tujuan Memberikan penanganan lebih dini pada pasien dengan hiperemesiskan di
RSUD Jombang
Kebijakan Sesuai dengan Peraturan Direktur RSUD Kabupaten Jombang Nomor:
188.4/45/415.44/2014 tentang pelayanan pasienaa generik da
Prosedur 1. Atasi dehidrasi dan ketosis
– Berikan infus D5%, RL, NACL 1:1:1
- Lanjutkan dengan infus yang mempunyai komposisi kalori dan
elektrolit yang memadai seperti KaEN Mg3
2. Balans cairan ketat hingga tidak dijumpai lagi ketosis dan deficit elektrolit
3. Berikan obat anti muntah metoclopramide HCl 5 mg
4. Berikan support psikologis
5. Jika dijumpai keadaan patologi : atasi
6. Jika kehamilannya patologis (hamil mola hidatidosa) lakukan evaluasi
7. Nutrisi per oral diberikan bertahap dan jenis yang diberikan sesuai apa yang
dikehendaki pasien (prinsip utama adalah pasien masih dapat makan)
dengan porsi seringan mungkin dan baruditingkatkan bila pasien lebih segar
dan enak
8. Perhatikan pemasangan kateter infuse untuk sering diberikan salep heparin
karena cairan infuse yang diberikan relatif pekat
9. Infus dilepas bila kondisi pasien benar-benar segar dan dapat makan dengan
porsi wajar (lebih baik lagi bila dibuktikan hasil laboratorium telah normal)
dan obat per oral telah diberikan beberapa saat sebelum infus dilepas
Infus dilepas bila kondisi benar-benar telah segar dan dapat makan porsi
wajar, hasil laboratorium telah normal dan obat per oral telah diberikan
beberapa saat sebelum infus dilepas
PENANGANAN HIPEREMESIS GRAVIDARUM
DALAM KEHAMILAN

No. Dokumen No.Revisi Halaman


09/YANMED.KSK.KB/PP 02 12/2
RSUD PT D.2 – 5 0000
KAB. JOMBANG
Unit Terkait PONEK,R Melati
PERSIAPAN PENANGANAN KEMATIAN JANIN
DALAM KANDUNGAN (IUFD)

No. Dokumen No.Revisi Halaman


10/YANMED.KSK.KB/PP 02 11/1
RSUD PT D.2 – 5 0000
KAB. JOMBANG

Tanggal Terbit Disahkan


Direktur RSUD Kab. Jombang,
SPO
1001 September 2014
10 November 2HGG Dr. PUDJI UMBARAN, M.KP

Pengertian Persiapan penanganan kematian janin dalam kandungan (IUFD) adalah suatu
prosedur persiapan penanganan terhadap pasien dengan IUFD dengan
memperhatikan kenyamanan dan keamanan pasien.
Tujuan 1. Memberikan rasa nyaman dan aman bagi pasien
2. Mencegah infeksi
3. Mengurangi faktor psikis ibu
Kebijakan Sesuai dengan Keputusan Direktur RSUD Kabupaten Jombang Nomor :
188.4/853.415.44/2011 tentang Penetapan Pemberlakuan Prosedur Tetap
Keperawatan
Prosedur 1. Petugas mengucapkan salam, memperkenalkan diri dan menyapa dengan
menyebutkan nama pasien
2. Petugas menginformasikan tindakan persiapan penanganan kematian janin
dalam kandungan (IUFD) yang akan dilakukan dan tujuannya serta
mengisi Formulir Persetujuan Tindakan Medis
3. Lakukan anamnesa
4. Kolaborasi dengan dokter spesialis
5. Menyiapkan alat
6. Membuat permintaan darah bila perlu
7. Membuat permintaan pemeriksaan laboratorium
8. Melakukan pemeriksaan vital sign
9. Mencatat tindakan dalam Rekam Medis Pasien Rawat Inap
10.Petugas menginformasikan bahwa tindakan persiapan penanganan
kematian janin dalam kandungan (IUFD) sudah selesai dilakukan
Unit Terkait PONEK
PENANGANAN PRE EKLAMPSIA DAN EKLAMPSIA

No. Dokumen No.Revisi Halaman


11/YANMED.KSK.KB/PP 02 11/2
RSUD PT D.2 – 5 0000
KAB. JOMBANG

Tanggal Terbit Disahkan


Direktur RSUD Kab. Jombang,
SPO
1001 September 2014
10 November 2HGG Dr. PUDJI UMBARAN, M.KP

Pengertian Penanganan Pre eklampsia adalah suatu prosedur penanganan terhadap


meningkatnya tekanan darah pada ibu hamil yang ditandai dengan
meningkatnya tekanan diastolik > 90 mmHg, adanya proteinuria dan adanya
Odema dengan memperhatikan kenyamanan dan keamanan pasien.
Eklampsia adalah suatu prosedur penanganan pre eklampsia yang disertai
kejang/koma.
Tujuan Memberikan penanganan yang tepat sehingga dapat mengurangi resiko dan
komplikasi yang ditimbulkan serta memberikan rasa nyaman dan aman bagi
pasien
Kebijakan Sesuai dengan Keputusan Direktur RSUD Kabupaten Jombang Nomor :
188.4/853.415.44/2011 tentang Penetapan Pemberlakuan Prosedur Tetap
Keperawatan
Prosedur 1. Dikerjakan pada semua pasien dengan Pre Eklampsia yang di bawa ke
rumah sakit
2. Dikerjakan oleh bidan dan dokter
3. Deteksi dini dan penanganan ibu hamil dengan faktor-faktor resiko sangat
penting pada penanganan hypertensi dan kehamilan dan pencegahan
kejang
4. Petugas mengucapkan salam, memperkenalkan diri dan menyapa dengan
menyebutkan nama pasien
5. Petugas menginformasikan tindakan penanganan pre eklampsia dan
eklampsia yang akan dilakukan dan tujuannya
6. Melakukan anamnesa
7. Melakukan pemeriksaan vital sign atau pemeriksaan kebidanan
8. Mempersiapkan alat-alat emergency : O2, Tounge spathel, Infus/obat-
obatan.
9. Kolaborasi dengan dokter spesialis
10. Melaksanakan advis dokter
11. Evaluasi keluhan pasien, vital sign serta kondisi janin.
PENANGANAN PRE EKLAMPSIA DAN EKLAMPSIA

No. Dokumen No.Revisi Halaman


11/YANMED.KSK.KB/PP 02 12/2
RSUD PT D.2 – 5 0000
KAB. JOMBANG
Prosedur 12. Catat Hasil dalam Rekam Medis Pasien Rawat inap
13. Melaporkan hasil evaluasi kepada dokter atau bila ditemukan
kelainan/keluhan pasien.
14. Petugas menginformasikan bahwa tindakan penanganan pre eklampsia
dan eklampsia sudah selesai dilakukan

Unit Terkait 1. UGD


2. ICU Sentral
3. PONEK
PENANGANAN RESIKO TINGGI
(ANTE PARTUM BLEEDING)

No. Dokumen No.Revisi Halaman


12/YANMED.KSK.KB/PP 02 11/2
RSUD PT D.2 – 5 0000
KAB. JOMBANG

Tanggal Terbit Disahkan


Direktur RSUD Kab. Jombang,
SPO
1001 September 2014
10 November 2HGG Dr. PUDJI UMBARAN, M.KP

Pengertian Penanganan resiko tinggi (APB) adalah suatu tindakan terhadap perdarahan
pada kehamilan setelah 22 minggu sampai sebelum bayi dilahirkan dan
perdarahan intraportum sebelum kelahiran dengan memperhatikan
kenyamanan dan keamanan pasien.
Tujuan 1. Memberikan rasa nyaman dan aman bagi pasien
2. Mempercepat proses persalinan
3. Memberikan pedoman dalam penanganan APB
Kebijakan Sesuai dengan Keputusan Direktur RSUD Kabupaten Jombang Nomor :
188.4/853.415.44/2011 tentang Penetapan Pemberlakuan Prosedur Tetap
Keperawatan
Prosedur 1. Petugas mengucapkan salam, memperkenalkan diri dan menyapa dengan
menyebutkan nama pasien
2. Petugas menginformasikan tindakan penanganan resiko tinggi (APB)
yang akan dilakukan dan tujuannya
3. Tidak dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan dalam pada perdarahan
ante partum sebelum tersedia persiapan untuk sektio saesaria
4. Pemeriksaan dalam hanya boleh dilakukan di meja operasi (PPMO)
dengan infus terpasang dan tersedia darah dengan tim operasi yang telah
siap
5. Jika perdarahan banyak akan berlangsung terus, persiapkan seksio
saesaria tanpa memperhitungkan usia kehamilan/prematuritas
6. Jika perdarahan sedikit akan berhenti dan fetus hidup tetap prematur,
pertimbangkan terapi ekspektatif sampai persalinan atau terjadi
perdarahan banyak
7. Lakukan pemeriksaan secara cepat: keadaan umum ibu, termasuk tanda
vital, kondisi janin serta banyak/jenis perdarahan
8. Pasang infus dan berikan cairan intravena (NaCl 0,9 % atau RL)
9. Kolaborasi dengan dokter spesialis
PENANGANAN RESIKO TINGGI
(ANTE PARTUM BLEEDING)

No. Dokumen No.Revisi Halaman


12/YANMED.KSK.KB/PP 02 12/2
RSUD PT D.2 – 5 0000
KAB. JOMBANG
Prosedur 10. Laksanakan advis dokter (sesuai dengan diagnosis/penyebab)
Lakukan pemeriksaan laboratorium (DL, UL, BT, CT)
Cross cek darah untuk persiapan tranfusi
Siapkan alat/pasien dan tim operasi jika diperlukan tindakan sektio
saesaria
11. Pantau keadaan umum ibu, vital sign, perdarahan serta kondisi janin
12. Laporkan bila ditemukan tanda-tanda kegawatdaruratan/kelainan
Petugas menginformasikan bahwa tindakan penanganan resiko tinggi
(APB) sudah selesai dilakukan

Unit Terkait Instalasi Gawat Darurat,PONEK,ICU Sentral


PENANGANAN ANEMIA DALAM KEHAMILAN

No. Dokumen No.Revisi Halaman


13/YANMED.KSK.KB/PP 02 11/1
RSUD PT D.2 – 5 0000
KAB. JOMBANG

Tanggal Terbit Disahkan


Direktur RSUD Kab. Jombang,
SPO
1001 September 2014
10 November 2HGG Dr. PUDJI UMBARAN, M.KP

Pengertian Penanganan anemia dalam kehamilan adalah suatu tindakan penanganan


terhadap kondisi ibu dengan kadar haemoglobin di bawah 11 gr% pada
trimester 1 dan 3 atau kadar kurang dari 10,5 % pada trimester 2 dengan
memperhatikan kenyamanan dan keamanan pasien. Nilai batas tersebut dan
perbedaannya dengan kondisi wanita tidak hamil terjadi karena hemodilusi
terutama pada trimester dua.
Tujuan 1. Memberikan rasa nyaman dan aman bagi pasien
2. Mengurangi frekuensi ibu hamil dengan anemia
3. Meningkatkan gizi terhadap ibu hamil
4. Meningkatkan perhatian kepada ibu hamil
Kebijakan Sesuai dengan Keputusan Direktur RSUD Kabupaten Jombang Nomor :
188.4/853.415.44/2011 tentang Penetapan Pemberlakuan Prosedur Tetap
Keperawatan
Prosedur 1. Petugas mengucapkan salam, memperkenalkan diri dan menyapa dengan
menyebutkan nama pasien
2. Petugas menginformasikan tindakan penanganan anemia dalam kehamilan
yang akan dilakukan dan tujuannya
3. Mengisi Formulir Informed Consent
4. Cek Laboratorium
5. Persiapkan alat dan obat
6. Transfusi sesuai dengan permintaan dokter (bila haemoglobin < 8 gr%)
7. Petugas menginformasikan bahwa tindakan penanganan anemia dalam
kehamilan sudah selesai dilakukan
Unit Terkait Unit Rawat Inap
PENANGANAN KETUBAN PECAH DINI

No. Dokumen No.Revisi Halaman


14/YANMED.KSK.KB/PP 02 11/2
RSUD PT D.2 – 5 0000
KAB. JOMBANG

Tanggal Terbit Disahkan


Direktur RSUD Kab. Jombang,
SPO
1001 September 2014
10 November 2HGG Dr. PUDJI UMBARAN, M.KP

Pengertian Penanganan KPD adalah suatu tata laksana penanganan pecahnya


selaput ketuban sebelum adanya tanda-tanda inpartu atau 1 jam
kemudian tak diikuti tanda-tanda persalinan dengan memperhatikan
kenyamanan dan keamanan pasien.
Tujuan 1. Memberikan rasa nyaman dan aman bagi pasien
2. Mengurangi akan menghentikan pengeluaran cairan pervagina
3. Mencegah infeksi
4. Mencegah kelahiran prematur
Kebijakan Sesuai dengan Keputusan Direktur RSUD Kabupaten Jombang Nomor
: 188.4/853.415.44/2011 tentang Penetapan Pemberlakuan Prosedur
Tetap Keperawatan
Prosedur 1. Petugas mengucapkan salam, memperkenalkan diri dan menyapa
dengan menyebutkan nama pasien
2. Lakukan pengkajian
Anamnesa
Lakukan pemeriksaan fisik, vital sign termasuk pemeriksaan obstetri
dan tes lakmus.
3. Informasikan pada pasien dan keluarganya tentang keadaan pasien,
tindakan penanganan KPD yang akan dilakukan dan kemungkinan-
kemungkinan yang dapat terjadi, serta penanganan yang akan
diberikan
4. Kolaborasi dengan dokter spesialis
5. Observasi keadaan pasien, tanda-tanda vital, pengeluaran
pervaginam, DJJ/NST monitor dan kontraksi uterus
6. Evaluasi keluhan pasien
7. Catat dalam Rekam Medis Pasien Rawat Inap
8. Melaporkan hasil pemantauan atau bila ada tanda-tanda
kelainan/keluhan pasien
PENANGANAN KETUBAN PECAH DINI

No. Dokumen No.Revisi Halaman


14/YANMED.KSK.KB/PP 02 12/2
RSUD PT D.2 – 5 0000
KAB. JOMBANG
9. Petugas menginformasikan bahwa tindakan penanganan KPD sudah
selesai dilakukan
Unit Terkait PONEK
PERSIAPAN PENANGANAN PERSALINAN LETAK SUNGSANG

No. Dokumen No.Revisi Halaman


15/YANMED.KSK.KB/PP 02 11/1
RSUD PT D.2 – 5 0000
KAB. JOMBANG

Tanggal Terbit Disahkan


Direktur RSUD Kab. Jombang,
SPO
1001 September 2014
10 November 2HGG Dr. PUDJI UMBARAN, M.KP

Pengertian Persiapan penanganan persalinan sungsang adalah suatu prosedur


mempersiapkan alat-alat untuk penanganan persalinan sungsang dengan
memperhatikan kenyamanan dan keamanan pasien.
Tujuan 1. Memberikan rasa nyaman dan aman bagi pasien
2. Mempercepat proses persalinan
Kebijakan Sesuai dengan Keputusan Direktur RSUD Kabupaten Jombang Nomor :
188.4/853.415.44/2011 tentang Penetapan Pemberlakuan Prosedur Tetap
Keperawatan
Prosedur 1. Petugas mengucapkan salam, memperkenalkan diri dan menyapa
dengan menyebutkan nama pasien
2. Petugas menginformasikan persiapan tindakan penanganan persalinan
sungsang yang akan dilakukan dan tujuannya
3. Menyarankan pasien dan keluarga agar mengisi Formulir Informed
Consent
4. Menyiapkan alat persalinan
5. Menyiapkan obat-obatan
6. Melakukan pemeriksaan vital sign
7. Catat tindakan dalam Rekam Medis Pasien Rawat Inap
8. Petugas menginformasikan bahwa persiapan tindakan penanganan
persalinan sungsang sudah selesai dilakukan
Unit Terkait PONEK,OK Emergency
PERSIAPAN TINDAKAN OPERASI SEKSIO CAESARIA

No. Dokumen No.Revisi Halaman


16/YANMED.KSK.KB/PP 02 11/2
RSUD PT D.2 – 5 0000
KAB. JOMBANG

Tanggal Terbit Disahkan


Direktur RSUD Kab. Jombang,
SPO
1001 September 2014
10 November 2HGG Dr. PUDJI UMBARAN, M.KP

Pengertian Persiapan tindakan Seksio Saesaria adalah suatu prosedur mempersiapkan


pasien untuk dilakukan seksio caesaria dengan memperhatikan kenyamanan
dan keamanan pasien
Tujuan 1. Memberikan rasa nyaman dan aman bagi pasien
2. Mempercepat proses persalinan
Kebijakan Sesuai dengan Keputusan Direktur RSUD Kabupaten Jombang Nomor :
188.4/853.415.44/2011 tentang Penetapan Pemberlakuan Prosedur Tetap
Keperawatan
Prosedur 1. Petugas mengucapkan salam, memperkenalkan diri dan menyapa dengan
menyebutkan nama pasien
2. Petugas menginformasikan persiapan tindakan Seksio Saesaria yang akan
dilakukan dan tujuannya serta mengisi Formulir Persetujuan Tindakan
Medis
3. Lakukan anamnesa
4. Cuci tangan sesuai Protap Mencuci Tangan
5. Memeriksa vital sign / k.u. pasien
6. Memeriksa DJJ
7. Kolaborasi dengan dokter spesialis
8. Membuat permintaan transfusi, bila diperlukan
9. Pembuat permintaan laboratorium (DL, BT, CT)
10. Melakukan pencukuran
11. Test Antibiotika
12. Memasang infus, masukkan obat infeksi antibiotika
13. Menginformasikan ke bagian OK
14. Cuci tangan sesuai Protap Mencuci Tangan
15. Mencatat tindakan dalam Rekam Medis pasien Rawat Inap
16. Petugas menginformasikan bahwa persiapan tindakan Seksio Saesaria
sudah selesai dilakukan
PERSIAPAN TINDAKAN OPERASI SEKSIO CAESARIA

No. Dokumen No.Revisi Halaman


16/YANMED.KSK.KB/PP 02 12/2
RSUD PT D.2 – 5 0000
KAB. JOMBANG
Unit Terkait 1. Kamar operasi
2. Ruang Pulih
3. Ruang Bayi
PERSIAPAN PENANGANAN PERSALINAN NORMAL

No. Dokumen No.Revisi Halaman


17/YANMED.KSK.KB/PP 02 11/1
RSUD PT D.2 – 5 0000
KAB. JOMBANG

Tanggal Terbit Disahkan


Direktur RSUD Kab. Jombang,
SPO
1001 September 2014
10 November 2HGG Dr. PUDJI UMBARAN, M.KP

Pengertian Persiapan penanganan persalinan normal adalah suatu prosedur


mempersiapkan alat-alat untuk persalinan normal dengan memperhatikan
kenyamanan dan keamanan pasien.
Tujuan Untuk memastikan landasan kerja bagi tenaga keperawatan kamar bersalin
dalam memberikan asuhan keperawatan kepada pasien untuk pelayanan
yang bermutu dan menghindari kesalahan dalam melaksanankan tindakan
serta memberikan rasa nyaman dan aman bagi pasien
Kebijakan Sesuai dengan Keputusan Direktur RSUD Kabupaten Jombang Nomor :
188.4/853.415.44/2011 tentang Penetapan Pemberlakuan Prosedur Tetap
Keperawatan
Prosedur 1. Petugas mengucapkan salam, memperkenalkan diri dan menyapa dengan
menyebutkan nama pasien
2. Petugas menginformasikan tindakan persiapan penanganan persalinan
normal yang akan dilakukan dan tujuannya serta mengisi Formulir
Persetujuan Tindakan Medis
3. Lakukan anamnesa
4. Mengukur vital sign dan DJJ kontraksi uterus, pengeluaran pervagina
5. Menyiapkan alat
6. Cuci tangan sebelum tindakan sesuai Protap Mencuci Tangan
7. Melakukan pemeriksaan bila tidak kontra indikasi
8. Kolaborasi dengan dokter spesialis
9. Cuci tangan setelah tindakan sesuai Protap Mencuci Tangan
10. Catat tindakan dalam Rekam Medis Pasien Rawat Inap
11. Petugas menginformasikan bahwa tindakan persiapan penanganan
persalinan normal sudah selesai dilakukan
Unit Terkait PONEK,R Melati
PERSIAPAN PENANGANAN PASIEN DENGAN INDUKSI

No. Dokumen No.Revisi Halaman


18/YANMED.KSK.KB/PP 02 11/2
RSUD PT D.2 – 5 0000
KAB. JOMBANG

Tanggal Terbit Disahkan


Direktur RSUD Kab. Jombang,
SPO
1001 September 2014
10 November 2HGG Dr. PUDJI UMBARAN, M.KP

Pengertian Pasien dengan induksi adalah suatu upaya agar persalinan mulai
berlangsung sebelum atau sesudah kehamilan cukup bulan dengan jalan
merangsang (stimulasi) timbulnya his dengan memperhatikan kenyamanan
dan keamanan pasien.
Tujuan 1. Memberikan rasa nyaman dan aman bagi pasien
2. Sebagai upaya terminasi kehamilan pervaginam
Kebijakan Sesuai dengan Keputusan Direktur RSUD Kabupaten Jombang Nomor :
188.4/853.415.44/2011 tentang Penetapan Pemberlakuan Prosedur Tetap
Keperawatan
Prosedur 1. Petugas mengucapkan salam, memperkenalkan diri dan menyapa dengan
menyebutkan nama pasien
2. Petugas menginformasikan tindakan penangan pasien dengan induksi
yang akan dilakukan dan tujuannya
3. Pasien terlebih duhulu di lavement dengan spuit glycerin 30 cc dan
dicampur air hangat 20 cc
4. Pasang NST dan rekam selama 30 menit
Bila hasil NST baik: induksi dilaksanakan
Bila hasil NST jelek atau meragukan : lapor dahulu
5. Pasang Infus dextrose 5 % dan 5 unit oxytocis 5 atau sesuai dengan
advis dokter
6. Monitoring dengan NST
7. Tetesan awal mulai dengan 8 tetes/menit maksimal 40 tetes/menit, setiap
15 menit tetesan dinaikkan 4 tetes/menit sampai his kuat (his kuat adalah
his antara 2-3 menit selama 60 detik dengan intensitas 100)
8. Observasi ketat DJJ, his, pengeluaran pervagina dan bandle
9. Evaluasi pemeriksaan dalam (VT) kalau ada tanda-tanda
Pembukaan lengkap
Cairan infuse drip mau habis
Ketuban pecah
PERSIAPAN PENANGANAN PASIEN DENGAN INDUKSI

No. Dokumen No.Revisi Halaman


18/YANMED.KSK.KB/PP 01 12/2
RSUD PT D.2 – 5 0000
KAB. JOMBANG
Prosedur Gawat janin
10. Kriteria gagal bila:
Dua fles habis bila tidak his/tidak masuk fase aktif
Bila ada gawat janin
Petugas menginformasikan bahwa tindakan penangan pasien dengan
induksi sudah selesai dilakukan

Unit Terkait PONEK


PENATALAKSANAAN PASIEN DENGAN PERDARAHAN
POST PARTUM

No. Dokumen No.Revisi Halaman


19/YANMED.KSK.KB/PP 01 11/2
RSUD PT D.2 – 5 0000
KAB. JOMBANG

Tanggal Terbit Disahkan


Direktur RSUD Kab. Jombang,
SPO
1001 September 2014
10 November 2HGG Dr. PUDJI UMBARAN, M.KP

Pengertian Penatalaksanaan perdarahan post partum adalah suatu prosedur


penatalaksanaan perdarahan pervaginam yang melebihi 500 cc setelah
placenta lahir dengan memperhatikan kenyamanan dan keamanan pasien.
Tujuan 1. Memberikan rasa nyaman dan aman bagi pasien
2. Agar pasien mendapatkan penanganan yang cepat dan tepat.
3. Mencegah syok akibat perdarahan.
4. Menurunkan angka kematian ibu (AKI).
Kebijakan Sesuai dengan Keputusan Direktur RSUD Kabupaten Jombang Nomor :
188.4/853.415.44/2011 tentang Penetapan Pemberlakuan Prosedur Tetap
Keperawatan
Prosedur 1. Petugas mengucapkan salam, memperkenalkan diri dan menyapa dengan
menyebutkan nama pasien
2. Melakukan dengan cepat pemeriksaan KU, vital sign, kontraksi uterus dan
bila ada tanda-tanda syok, lakukan penanganan syok.
3. Petugas mencuci tangan sesuai dengan Protap Mencuci Tangan dan pakai
handscoen
4. Pasang infuse dan cek lab (DL, golongan darah dan BT/CT)
5. Kolaborasi dengan dokter kebidanan
6. Menyiapkan alat-alat sesuai instruksi dokter dan memindahkan pasien ke
meja gynekologi.
7. Petugas menginformasikan tindakan penatalaksanaan perdarahan post
partum yang akan dilakukan dan tujuannya serta mengisi Formulir
Persetujuan Tindakan Medis
8. Mengevaluasi kontraksi uterus setiap 15 menit selama 2 jam
9. Petugas mencuci tangan setelah tindakan sesuai dengan Protap Mencuci
Tangan
10. Semua tindakan dicatat dalam Rekam Medis Pasien Rawat Inap
PENATALAKSANAAN PASIEN DENGAN PERDARAHAN
POST PARTUM

No. Dokumen No.Revisi Halaman


19/YANMED.KSK.KB/PP 01 12/2
RSUD PT D.2 – 5 0000
KAB. JOMBANG

11. Petugas menginformasikan bahwa tindakan penatalaksanaan perdarahan


Prosedur
post partum sudah selesai dilakukan

Unit Terkait PONEK


OBSERVASI DETAK JANTUNG JANIN

No. Dokumen No.Revisi Halaman


20/YANMED.KSK.KB/PP 02 11/1
RSUD PT D.2 – 5 0000
KAB. JOMBANG

Tanggal Terbit Disahkan


Direktur RSUD Kab. Jombang,
SPO
1001 September 2014
10 November 2HGG Dr. PUDJI UMBARAN, M.KP

Pengertian Observasi DJJ adalah suatu tindakan mengevaluasi kondisi janin dengan
mendengarkan dan menghitung frekuensi denyut jantung janin dengan
memperhatikan kenyamanan dan keamanan pasien.
Tujuan 1. Memberikan rasa nyaman dan aman bagi pasien
2. Untuk mengetahui kesejahteraan janin di dalam rahim
Kebijakan Sesuai dengan Keputusan Direktur RSUD Kabupaten Jombang Nomor :
188.4/853.415.44/2011 tentang Penetapan Pemberlakuan Prosedur Tetap
Keperawatan
Prosedur 1. Petugas mengucapkan salam, memperkenalkan diri dan menyapa dengan
menyebutkan nama pasien
2. Petugas menginformasikan tindakan observasi DJJ yang akan dilakukan
dan tujuannya
3. Persiapan pasien :
Tidurkan pasien dalam posisi terlentang
4. Cara kerja:
a. Melakukan palpasi untuk mengetahui posisi punggung janin
b. Ujung dopler diberi jelly lalu letakkan pada posisi punggung janin
c. Dengarkan dan hitung frekuensi denyut jantung janin pada 5 detik
pertama, 5 detik kedua dan 5 detik ketiga, kemudian hasilnya
dikalikan empat.
d. Setelah selesai bersihkan perut ibu dari jelly dengan tissue kemudian
rapikan pasien.
e. Catat hasil dalam Rekam Medis Pasien Rawat Inap
5. Petugas menginformasikan bahwa tindakan observasi DJJ sudah selesai
dilakukan
Unit Terkait - PONEK
- OK
- UGD
MANUAL PLACENTA

No. Dokumen No.Revisi Halaman


21/YANMED.KSK.KB/PP 01 11/3
RSUD PT D.2 – 5 0000
KAB. JOMBANG

Tanggal Terbit Disahkan


Direktur RSUD Kab. Jombang,
SPO
1001 September 2014
10 November 2HGG Dr. PUDJI UMBARAN, M.KP

Pengertian Tertahannya atau belum lahirnya placenta hingga atau melebihi waktu 30
menit setelah bayi lahir
Placenta manual dilakukan bila placenta tidak lahirsetelah 1 jam bayi lahir
disertai manajemen aktif kala IIIMerupakan proses prmularium.
Tujuan Mencegah terjadinya perdarahan post partum Untuk mendapatkan ng
Kebijakan Sesuai dengan Peraturan Direktur RSUD Kabupaten Jombang Nomor:
188.4/45/415.44/2014 tentang pelayanan pasienanama gener
Prosedur 1. Persetujuan Tindakan Medik
2. Persiapan sebelum tindakan baik pasien maupun penolong
3. Pencegahan infeksi sebelum tindakan
4. Tindakan penetrasi ke kavum uteri
a. Insturuksikan asisten untuk memberikan sedativa dan analgesik
melalui karet infuse
b. Lakukan kateterisasi kandung kemih (lihat prosedur kateterisasi
kandung kemih)
- Pastikan kateter masuk ke dalam kandung kemih dengan benar
- Cabut kateter setelah kandung kemih di kosongkan
c. Jepit tali pusat dengan kocher kemudian tegangkan tali pusat sejajar
lantai
d. Secara obstetrik masukkan satu tangan (punggung tangan ke bawah)
ke dalam vagina dengan menelusuri tali pusat bagian bawah
e. Tangan sebelah menyusuri tali pusat masuk ke dalam kavum
uteri, sementara itu tangan yang sebelah lagi menahan fundus uteri,
sekaligus untuk mencegah inversio uteri
f. Sambil menahan fundus uteri, masukkan tangan ke dalam kavum
uteri sehingga mencapai tempat implantasi placenta
g. Buka tangan obstetrik menjadi seperti memberi salam ( ibu jari
merapat ke pangkal jari telunjuk)dalam Formularium 2010 dan
MANUAL PLACENTA

No. Dokumen No.Revisi Halaman


21/YANMED.KSK. KB/PP 02 12/3
RSUD PT D.2 – 5 0000
KAB. JOMBANG
Prosedur 5. Melepas placenta dari dinding uterus
a. Tentukan implantasi placenta, temukan tepi placenta yang paling
bawah.
- Bila berada di belakang, tali pusat tetap disebelah atas. Bila di
bagian depan, pindahkan tangan ke bagian depan
- tali pusat dengan punggung menghadap atas
- Bila placenta di bagian belakang, lepaskan placenta dari
tempat implantasinya dengan jalan menyelipkan ujung jari di antara
placenta dan dinding uterus, dengan punggung tangan menghadap
ke dinding dalam uterus
- Bila placenta di bagian depan, lakukan hal yang sama
( punggung tangan pada dinding kavum uteri) tetapi tali pusat
berada di bawah telapak tangan kanan
b. Kemudian gerakkan tangan kanan ke kiri dan kanan sambil bergeser
ke cranial sehingga semua permukaan maternal placenta dapat
dilepaskan F
6. Mengeluarkan placenta
a. Sementara satu tangan masih di dalam kavum uteri, lakukan
eksplorasi ulangan untuk memastikan tidak ada bagian placenta yang
masih melekat pada dinding uterus
b. Pindahkan tangan luar ke supra simfisis untuk menahan uterus pada
saat placenta di keluarkan
c. Instruksikan asisten yang memegang kocher untuk manarik tali pusat
sambil tangan dalam menarik placenta keluar ( hindari percikan
darah)
d. Lakukan sedikit pendorongan uterus ( dengan tangan luar) ke
dorsokranial setelah placenta lahir
- Perhatikan kontraksinuterus dan jumlah perdarahan yang keluar
7. Dekontaminasi pasca tindakan
8. Cuci tangan pasca tindakan
9. Perawatan pasca tindakan
a. Periksa kembali tanda vital pasien, setiap 30 menit selama 6 jam
segera lakukan tindakan dan intruksi apabila masih diperlukan
b. Catat kondisi pasien dan buat laporan tindakan di dalam kolom yang
tersedia
c. Buat intruksi pengobatan lanjutan dan hal-hal penting untuk di pantau
masing-masing Sobat dipasaran, harga obat t
MANUAL PLACENTA

No. Dokumen No.Revisi Halaman


21/YANMED.KSK.KB/PP 02 13/3
RSUD PT D.2 – 5 0000
KAB. JOMBANG
Prosedur d. Beritahu pada pasien dan keluarganya bahwa tindakan telah selesai tetapi
pasien masih memerlukan perawatan
e. Jelaskan pada petugas tentang perawatan apa yang masih diperlukan,
lama perawatan dan apa yang perlu dilaporkant asing-masing Sobat
dipasaran, harga obat t
Unit Terkait Ruang PONEK
INISIASI MENYUSU DINI PADA PARTUS PERVAGINAM

No. Dokumen No.Revisi Halaman


22/YANMED.KSK.KB/PP 02 11/2
RSUD PT D.2 – 5 0000
KAB. JOMBANG

Tanggal Terbit Disahkan


Direktur RSUD Kab. Jombang,
SPO
1001 September 2014
10 November 2HGG Dr. PUDJI UMBARAN, M.KP

Pengertian Proses bayi menyusu segera setelah dilahhirkan, dimana bayi dibiarkan mencai
puting susu ibunya sendiri (tidk disodorkan ke puting susu)
Tujuan 1. Dada ibu menghangatkan bayi dengan tepat, kehangatan saat menyusu
menurunkan risiko kematian karena hypotermia (kedinginan) Bayi
mndapatkan coloctrum (ASI pertama), cairan penting lainnya yang penting
untuk pertumbuhan usus.
2. Bayi memperoleh ASI (makanan awal) yang tidak mengganggu
pertumbuhan, fungsi usus, dan alergi. Makanan lain selain ASI
mengandung protein yang bukan protein manusia (misalnya susu hewan)
yang tidak dapat dicerna dengan baik oleh susu bayi.
3. Bayi yang mulai menyusui dini akan lebih berhasil menyusu ASI ekslusif
dan mempertahankan menyusu setelah 6 bulan.
4. Sentuhan, kelumatan, emutan, dan jilatan bayi paa puting ibu akan
merangsang keluarnya prolaktin dan oksitosin.
Kebijakan Sesuai dengan SK Direktur RSUD Kabupaten Jombang Nomor :
188.4/72/415.44.2011 tentang Penetapan Pemberlakuan SPO Perinatal Risiko
Tinggi.
Prosedur 1. Jika situasi kamar bersalin memungkinkan dianjurkan suami atau keluarga
mendampingi ibu di kamar bersalin.
2. Bayi lahir segera dikeringkan secepatnya teruma kepala, kecuali tangannya
tanpa menghilangkan vernix. Mulut dan hidung bayi dibersihka, tali pusat
diikat.
3. Bila bayi tidak memerlukan resusitasi, bayi ditengkurapkan di dada-perut
ibu dengan kulit bayi melekat pada kullit ibu dan mata bayi setinggi puting
susu. Bayi dan ibu diselimuti, bayi diberi topi.
4. Anjurkan ibu menyentuh bayi untuk merangsang bayi. Biarkan bayi
mencari puting sendiri.
5. Ibu didukung dan dibantu mengenali perilaku bayi sebelum menyusu
INISIASI MENYUSUI DINI PADA PARTUS PERVAGINAM

No. Dokumen No.Revisi Halaman


22/YANMED.KSK.KB/PP 02 12/2
RSUD PT D.2 – 5 0000
KAB. JOMBANG
Prosedur 6. Biarkan kulit bayi bersentuhan dengan kulit ibu paling tidak 1 jam. Bila
menyusu awal terjadi sebelum 1 jam tetap biarkan kulit ibu-bayi
bersentuhan sampai tidaknya 1 jam.
7. Bila dalam 1 jam menyusu awal belum terjadi, bantu ibu dengan
mendekatkan bayi ke puting tapi jangan memasukkan puting ke mulut
bayi. Beri waktu kulit bayi melekat pada kulit ibu 30 menit atau 1 jam
lagi.
8. Setelah setidaknya kulit ibu dan kulit bayi melekat 1 jam atau selesai
menyusu awal, bayi baru dipisahkan untuk ditimbang, diukur, dicap,
diberi injeksi vit K-1.
Unit Terkait Kamar bersalin ( PONEK )
KONDOM KATETER

No. Dokumen No.Revisi Halaman


23/YANMED.KSK.KB/PP 02 11/2
RSUD PT D.2 – 5 0000
KAB. JOMBANG

Disahkan
Tanggal Terbit
Direktur RSUD Kab. Jombang,
SPO

01 September 2014
dr. PUDJI UMBARAN, M.KP
10 November 2HGG0
Pengertian Alat drainase urine eksternal yang mudah digunakan dan aman untuk
mengalirkan urine pada klien
Tujuan 1. Mengumpulkan urine dan mengontrol urine inkontinen
2. Klien dapat melakukan aktifitas fisik tanpa harus merasa malu
karena adanya kebocoran urine (ngompol)
3. Mencegah iritasi pada kulit akibat urine inkontinen
Kebijakan Sesuai dengan Keputusan Direktur RSUD Kabupaten Jombang Nomor
: 188.45/415.44/2014 tentang Kebijakan Pelayanan Pasienn
Prosedur 1. Memakai sarung tangan steril dengan tehnik aseptik
2. Pasang kondom kateter pada ujung proksimal kateter kemudian
diikat dengan benang steril, kira-kira 2 cm dari ujung proksimal
kateter
3. Pasang botol infus NaCl dan transfusion set, kemudian bagian
transfusion set dimasukkan ke kateter tempat keluar urin. Isi balon
kateter dengan NaCl denan cara membuka pengunci cairan infuse,
letakkan kondom lenih rendah daripada botol infuse, untuk
mengecek apakah kondom bocor atau tidak. Selanjutnya setelah
yakin kondom dan ikatan tidak bocor, kosongkan kembali kondom
kateter dan membuka pengunci cairan infuse.
4. Desinfeksi vulva vagina dengan larutan povidone iodine 10%,
pasang doek steril untuk mempersempit lapangan operasi, pasang
speculum sims sampai dengan portio terlihat. Jepit dengan ring tang
arah jam 11.
5. Selanjutnya masukkan kondom kateter ke cavum uteri dengan
memakai tampon tang. Setelah kondom berada dalam cavum uteri isi
kondom kateter dengan cairan infuse ± 200-300 cc (dengan cara
botol infuse diletakkan lebih tinggi dari kondomkateter, buka
pengunci cairan infus sampai sisa dari cairan di botol infus 200-
300cc).ompokkan berdasarkan kelas tera
KONDOM KATETER

No. Dokumen No.Revisi Halaman


23/YANMED.KSK.KB/PP 02 12/2
RSUD PT D.2 – 5 0000
KAB. JOMBANG
Prosedur F Minta tolong asisten untuk merasakan adanya kontraksi uterus.
Ujung dari distal kondom kateter akan terlihat terisi air sampai
dengan ujung portio. Tinggi fundus uteri akan menjadi setinggi
pusat atau 1 jari bawah pusat. Bila kondom telah terisi cairan ±
200-300 cc.
6. Evaluasi setalah kondom teriai apakah masih ada
perdarahanaktif dari cavum uteri, bila tidak ada maka pasang
rol tampon Dalam vagina untuk menahan agar kondom tidak
terlepas. Dan untuk mengevaluasi apakah perdarahan masih
aktif atau tidak.
7. Ujung distal kateter dilipat menjadi 2 kemudian diikat untuk
menghindari cairan infuse dari kondom kateter keluar
8. Pertahankan kondom kateter 1 x 24 jam dan secara perlahan
di kurangi volumenya ( 10-15 menit) dan akhirnya di lepas.
9. Berikan antibiotic terapeutik pada pasien untuk menghindari
infeksi.
10. Observasi fluksus pervaginam, tanda vital
1. an obat dari SMFobat t
Unit Terkait PONEK
IGD
Ruang Rawat Inap
SUAMI/KELUARGA BOLEH MENUNGGU IBU MELAHIRKAN

No. Dokumen No.Revisi Halaman


24/YANMED.KSK.KB/PP 02 11/1
RSUD PT D.2 – 5 0000
KAB. JOMBANG

Tanggal Terbit Disahkan


Direktur RSUD Kab. Jombang,
SPO
1001 September 2014
10 November 2HGG Dr. PUDJI UMBARAN, M.KP

Pengertian Memberikan izin kepada suami/kluarga menunggu ibu melahirkan di ruan


perawatan (bila keadaan kamar bersalin memungkinkan)
Tujuan Membersihka ketenagaan kepada ibu dalam menghadapi persalinan sehingga
persalinan diharapkan berjalan lancar (sayang ibu dan suami siaga)
Kebijakan Kebijakan RS yang berhubungan dengan RSIB
Prosedur Pelaksanaan
- Pasien berada di kamar tertutup, bila pasien berada di kamar besar bersatu
dengan pasien diberi tirai/penghlang
- Suami yang ingin menunggu isrinya bersalin, melapor terlebih dahulu
kepada bidan siaga.
- Suami/keluarga diberi penjelasan tentang peraturan di kamar bersalin bila
ingin menunggui ibu bersalin, suami/keluarga tidak boleh keluar-masuk
kamar bersalin
- Suami/keluarga masuk ke kamar bersalin dengan memakai pakaian khusus
kamar bersalin.
- Pada saat berlangsung kala ii suami diusahakan untuk mendampingi istri
hingga seluruh persalinan berlangsung.
- Untuk yang beragama islam setelah bayi dibersihkan dipersilahkan untuk
mngazankan bayinya.
Unit Terkait PONEK
INISIASI MENYUSU DINI PADA OPERASI CAESAR

No. Dokumen No.Revisi Halaman


25/YANMED.KSK.KB/PP 02 11/2
RSUD PT D.2 – 5 0000
KAB. JOMBANG

Tanggal Terbit Disahkan


Direktur RSUD Kab. Jombang,
SPO
1001 September 2014
10 November 2HGG Dr. PUDJI UMBARAN, M.KP

Pengertian Proses bayi menyusu segera setelah dilahirkan, dimana bayi dibiarkan
mencari puting susu ibunya sendii (tidak disodorkan ke puting susu)
Tujuan 1. Dada ibu menghangatkan bayi dengan tepat, kehangatan saat menyusu
menurunkan resiko kematian karena hypotermia (kedinginan)
2. Bayi mendapatkan coloctrum (ASI pertama), cairan berharga yang kaya
akan antibodi (zat kekebalan tubuh) dan zat penting lainya yang pnting
untuk pertumbuhan usus bayi.
3. Bayi memperoleh ASI (makanan awal) yang tida mengganggu
pertumbuhan, fungsi usus, dan alergi. Makanan lain selain ASI
mengandung protein yang bukan protein manusia (misalnya susu hewan)
yang tidak dapat dicerna dengan baik oleh usus bayi.
4. Bayi yang menyusui dini akan lebih berhasil menyusu ASI ekslusif dan
mempertahankan menyusu setelah 6 bulan.
5. Sentuhan, kuluman/emutan, dan jilatan bayi pada puting ibu akan
merangsang keluarnya prolaktin dan oksitosin.
Kebijakan Sesuai dengan SK Direktur RSUD Kabupaten Jombang Nomor :
188.4/72/415.44.2011 tentang penetapan pemberlakukan SPO Perinatal
Resiko Tinggi
Prosedur 1. Begitu bayi lahir diletakkan di meja resusitsi untuk dinilai dikeringkan
secepatnya terutama kepala tanpa menghilangkan vernix, kecuali
tangannya. Mulut dan hidung bayi dibersihkan, tali pusat diikat.
2. Kalau bayi tidak memerlukan resusitasi, bayi segera di bawa ke ibu.
Diperlihatkan kelaminnya pada ibu.
3. Tengkurapkan bayi di dada ibu dengan kulit bayi melekat pada kuli ibu.
Kaki bayi agak sedikit seroong/melintang mnghindari sayatan operasi. Bayi
dan ibu diselimuti, bayi diberi topi.
4. Anjurkan ibu menyentuh bayi untuk merangsang bayi mendekati puting.
Biarkan bayi mencari puting sendiri.
INISIASI MENYUSUI DINI PADA OPERASI CAESAR

No. Dokumen No.Revisi Halaman


25/YANMED.KSK.KB/PP 02 12/2
RSUD PT D.2 – 5 0000
KAB. JOMBANG
Prosedur 5. Begitu bayi lahir diletakkan di meja resusitsi untuk dinilai dikeringkan
secepatnya terutama kepala tanpa menghilangkan vernix, kecuali tangannya.
Mullut dan hidung bayi dibersihkan, tali pusat diikat.
6. Kalau bayi tidak memerlukan resusitasi, bayi segera di bawa ke ibu.
Diperlihatkan kelaminnya pada ibu.
7. Tengkurapkan bayi di dada ibu dengan kulit bayi melekat pada kuli ibu.
Kaki bayi agak sedikit seroong/melintang mnghindari sayatan operasi. Bayi
dan ibu diselimuti, bayi diberi topi.
8. Anjurkan ibu menyentuh bayi untuk merangsang bayi mendekati puting.
Biarkan bayi mencari puting sendiri.
9. Biarkan kulit bayi bersentuhan dengan kkulit ibu paling tidak selama 1 jam,
bila menyusu awal selesai sebelum 1 jam, teruskan kontak kulit ibu-bayi
seama setidaknya 1 jam.
10. Bila bayi menunjukkan kesiapan untuk minum, bantu ibu dengan
mendekatkan bayi ke puting, tapi belum memasukkan puting ke mulut bayi.
Bila dalam 1 jam belum bisa menemukan puting ibu, beri tambahan waktu
melekat pada dada ibu 30 menit atau 1 jam lai
11. Bila operasi telah selesai, ibu dapat dibersihkan dengan bayi tetap melekat
di dada ibu dan dipeluk erat oleh ibu.
12. Ayah/keluarga diusulkan untuk mendampingi ibu dan mendo’akan anaknya
saat dikamar pulih sadar.
Unit Terkait - OK IRD
- Pav. Anggrek/Neonatus
- R Melati
INISIASI MENYUSUI DINI PADA GEMELI

No. Dokumen No.Revisi Halaman


26/YANMED.KSK.KB/PP 02 11/2
RSUD PT D.2 – 5 0000
KAB. JOMBANG

Tanggal Terbit Disahkan


Direktur RSUD Kab. Jombang,
SPO
1001 September 2014
10 November 2HGG Dr. PUDJI UMBARAN, M.KP

Pengertian Proses bayi menyusu segera setelah dilahirkan, dimana bai dibiarkan mencari
puting susu ibunya sendiri (tidak disodorkan ke puting susu)
Tujuan 1. Dada ibu menghangatkan bayi dengan tepat, kehangatan saat menyusu
menurunkan resiko kematoan karena hypotermia (kedinginan)
2. Bayi mendapatkan colostrum (ASI pertama), cairan berharga yang kaya
akan antibodi (zat kekebalan tubuh) dan zat penting lainnya yang penting
untuk pertumbuhan usus.
3. Bayi memperoleh ASI (makanan awal) yang tidak mengganggu
pertumbuhan, fungsi usus, dan alergi. Makanan lain selain ASI
mengandung protein yang bukan protein manusia (misalnya susu hewan)
yang tidak dapat dicerna dengan baik oleh usus bayi.
4. Bayi yang diberikan mulai menyusui dini akan lebih berhasil menyusu
ASI ekslusif dan mempertahankan menyusu setelah 6 bulan.
5. Sentuhan, kuluman/emutan, dan jilatan bayi pada puting ibu akan
merangsang keluarnya prolaktin dan oksitosin.
Kebijakan Sesuai dengan SK Direktur RSUD Kabupaten Jombang Nomor :
188.4/72/415.44/2011 tentang Penetapan Pemberlakuan SPO Perinatal
Resiko Tinggi.
Prosedur 1. Jika situasi kamar brsalin memungkinakan dianjurkan suami untuk
keluarga mndampingi ibu di kamar bersalin.
2. Bayu pertama lahir, segera dikeringkan secepatnya terutama epala,
kecuali tangannya, tanpa menghilangkan vernix. Mulut dan hidung bayi
dibersihkan tali pusat diikat.
3. Bila bayi tidak memerlukan resusitasi bayi ditengkurapkan di dada-perut
ibu dengan kulit bayi melekat pada kulit ibu dan mata bayi setinggi
puting ibu. Ibu dan bayi diselimuti bayi diberi topi.
4. Lanjutkan ibu menyentuh bayi untuk merangsang bayi. Iarkan bayi
mencari puting susu.
INISIASI MENYUSUI DINI PADA GEMELI

No. Dokumen No.Revisi Halaman


26/YANMED.KSK.KB/PP 02 12/2
RSUD PT D.2 – 5 0000
KAB. JOMBANG
Prosedur 5. Bila ibu merasa akan melahirkan bayi kedua, berikan bayi pertama pada
ayah/keluarga. Ayah/keluarga memeluk bayi dengan kulit bayi melekat
pada kulit ayah/keluarga seperti pada perawatan metode kangguru.
6. Bayi kedua lahir segera keringkan terutama kepala, kecuali tangannya,
tanpa menghilangkan vernix. Mulut dan hidung bayi bersihkan, tali pusat
diikat
7. Bila bayi kedua tidak memerlukan resusitasi bayi kedua tengkurapkan pada
perut ibu. Letakkan kembali bayi pertama di dada ibu berdampingan
dengan saudaranya, ibu dan kedua banyinya diselimuti dan diberi topi.
8. Biarkan kulit kedua bayi bersentuhan dengan kulit ibu selama paling tidak 1
jam, bila menyusu awal terjadi sebelum 1 jam teruskan kulit ibu-bayi
bersentuhan samp[ai setidaknya 1 jam.
9. Bila dalam 1 jam menyusu awal belum terjadi, bantu ibu dengan
mendekatkan bayi ke puting tapi jangan memasukkan puting ke mulut bayi.
Beri waktu 30 menit atau 1 jam lagi, kulit bayi tetap melekat pada kulit ibu.
10. Setelah setidaknya kulit ibu dan kulit bayi melekat 1 jam atau selesai
menyusu awal, bayi baru dipisahkan untuk ditimbang, diukur, dicap, diberi
injeksi vit K-1.

Unit Terkait Kamar bersalin


PERSALINAN NORMAL

No. Dokumen No.Revisi Halaman


27/YANMED.KSK.KB/PP 02 11/2
RSUD PT D.2 – 5 0000
KAB. JOMBANG

Tanggal Terbit Disahkan


Direktur RSUD Kab. Jombang,
SPO
1001 September 2014
10 November 2HGG Dr. PUDJI UMBARAN, M.KP

Pengertian Persalinan normal adalah proses pengeluaran bayi dengan usia kehamilan
cukup bulan, letak memanjang atau sejajar sumbu badan ibu, presentasi
belakang kepala, keseimbangan diameter kepala bayi dan panggung ibu serta
dengan tenaga ibu sendiri.
Tujuan Sebagai pedoman petugas untuk melakukan pertolongan .persalinan normal
secara benar.
Kebijakan 1. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal Neonatal Edisi 1
Cetakan 1-4, Jakarta 2000-2009
2. Standar Pelayanan Obstetri & Neonatologi Esensial Komprehensif, Jakarta
2001
3. Standar Pelayanan Medik Obstetri Dan Ginekologi Perkumpulan Obstetri
Dan Ginekologi Indonesia (Revisi), Jakarta 2006
4. Buku Paket Pelatihan PONEK, Jakarta 2008
5. Buku Paket Pelatihan PONED, Jakarta 2008
6. Pedoman Diagnosis Dan Terapi Bag./SMF Ilmu Kebidanan Dan Penyakit
Kandungan RSUD Dr. Soetomo Edisi Iii, Surabaya 2008
Prosedur 1. Setiap ada his, pimpinan ibu mengedan pada fase akme atau puncak his
dan minta ibu untuk menarik lipat sendi lutut dengan mengaitkan pada
lipat siku agar tekanan abdomen menjadi efektif.
2. Istirahatkan ibu apabila his menghilang, letakkan kembali tungkai ibu di
atas ranjang persalinan dan dengar denyut jantung bayi pada waktu
tersebut.
3. Pimpin berulang-ulang hingga kepala bayi makin maju kearah vulva.
4. Bila tindakan episiotomy diperlukan, lakukan sesuai PPM Episiotomy.
5. Pada his berikut, minta pasien untuk mengait lipat lutut, pimpin untuk
mengedan sekuat mungkin (pada fase akme/ puncak).
Minta inu untuk menegdan terus menerus apabila suboksiput sudah berada
dibawah simfisis, sebagai hipomochlion)
PERSALINAN NORMAL

No. Dokumen No.Revisi Halaman


27/YANMED.KSK.KB/PP 02 12/2
RSUD PT D.2 – 5 0000
KAB. JOMBANG
Prosedur 6. Dengan satu tangan, tahan belakang kepala (untuk mengatur defleksi
kepala), letakkan telapak tangan lain pada perinium dnegan
membentangkan lutut dan ibu jari sehingga bagian diantara kedua jari
tersebut, dapat mendorong perinium untuk memabantu lahirnya berturt-
turut UUB, dahi, mata, hidung, mulut dan dagu (hilangkan tahanan pada
belakang kepala secara bertahap).
7. Lepaskan tegangan pada belakang kepala dan perinium, perhatikan proses
putaran paksi luar (UUK kembali ke arah punggung bayi).
8. Ambil kain/handuk bersih, seka muka, mulut, hidung, dan kepala bayi dari
darah, air ketuban atau vernix kaseosa. Bersihkan pula lipat paha,
perinium dan daerah disekitar bokong ibu.
9. Dengan tangan kiri dan kanak, pegang kepala bayi secara biparental (ibu
jari pada pipi depan, jari telunjuk dan tengah pada bawah dagu, jari manis
dan kelingking pada belakang leher dan bawah kepala). Sambil meminta
ibu untuk mengedan, gerakkan dahu ke bawah sehingga lahir bahu depan.
10. Gerakkan bayi keatas sehingga lahir bahu belakang. Kembalikan bayi
pada posisi sejajar lantai, lahirkan berturut-turut dada dan lengan, perut,
pinggul dan tungkai.

Unit Terkait - Poli Kandungan


- PONEK
- R Melati
MANAJEMEN AKTIF KALA III

No. Dokumen No.Revisi Halaman


28/YANMED.KSK.KB/PP 02 11/2
RSUD PT D.2 – 5 0000
KAB. JOMBANG

Tanggal Terbit Disahkan


Direktur RSUD Kab. Jombang,
SPO
1001 September 2014
10 November 2HGG Dr. PUDJI UMBARAN, M.KP

Pengertian Manajemen aktif kala III ialah penanganan perslainan kala III atau kala uri
secara aktiv dengan pemberian oksitosis 10 IU. Segera setelah bayi lahir
melakukan traksi terkendali pada tali pusat.
Tujuan Sebagai pedoman petugas untuk melaksanakan penangananan kala III
Kebijakan 1. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal Neonatal Edisi I
Cetakan 1/5, Jakarta 2000-2009
2. Standart Pelayanan Obstetri & Neonatologi Essensial Komprehensif, Jakarta
2001
3. Standart Pelayanan Medik Obstetri & Ginekologi Perkumpulan Obstetri &
Ginekologi Indonesia (Revisi), Jakarta 2006
4. Buku Paket Pelatihan PONEK, Jakarta 2008
5. Buku Paket Pelatihan PONED, Jakartta 2008
6. Pedoman Diagnosis Dan Terapi Bag./SMF Ilmu Kebidanan Dan Penyakit
Kandunga RSUD Dr. Soetomo Edisi III, Surabaya 2008
Prosedur A. KLEM TALI PUSAT
1. Klem tali pusat ± 5 cm dari umbilikus bayi.
2. Oleskan providone-iodine 10 % disekeliling tali pusat antara kedua
klem
3. Pegang tali pusat diantara dua klem dengan satu tangan, kemudian
gunting tali pusat diantara kedua klem tersebut.
4. Serahkan bayi pada asisten dan rawat sebagaimana mestinya.

B. PEMBERIAN OKSITOSIN
1. Lakukan pemeriksaan bahwa ini adalah kehamilan tunggal.
2. Berikan oksitosin 10 IU intramuskuler.
MANAJEMEN AKTIF KALA III

No. Dokumen No.Revisi Halaman


28/YANMED.KSK.KB/PP 02 12/2
RSUD PT D.2 – 5 0000
KAB. JOMBANG
Prosedur C. TRAKSI TERKENDALI TALI PUSAT
1. Pindahkan klem pada tali pusat hingga berjarak 5-10 cm dari vulva.
2. Letakkan satu tangan diatas simfisis untuk menahan uterus, tangan
lain memegang klem tali pusat untuk menegangkan dan membuat
tarikan terkendali pada tali pusat.
3. Setelah uterus berkontraksi kuat, tegangkan tali pusat dan dorong
uterus ke dorso kranial.

D. MELAHIRKAN PLASENTA
1. Upayakan tali pusat tetap kencang dan lakukan dorongan ringan dan
melepas pegangan secara bergantian pada korpus uteri apabila juluran
tali pusat bertambah panjang.
2. Lakukan gerakan ini beberapa kali hingga plasenta tampak pada
vulva.
3. Lahirkan plasenta dengan bantuan tangan yang lain, kemudian
lakukan eksplorasi kelengkapan plasenta.
4. Bila plasenta tidak lengkap
- Bila selaput ketuban robek, gunakan klem untuk menarik sisa
selaput tersebut.
- Bila jumlah kotiledon tidak lengkap, lakukan eksplorasi
difital/manual dalam cavum uteri untuk mengeluarkan jaringan
yang tertinggal.
5. Segera setelah plasenta lahir, lakukan pijatan ringan pada uterus
dengan telapak atau jari-jari tanga sehingga kontrraksi berlangsung
baik.

Unit Terkait - Poli Kandungan


- PONEK
- R Melati
ROBEKAN PORSIO SERVIKS

No. Dokumen No.Revisi Halaman


29/YANMED.KSK.KB/PP 02 11/2
RSUD PT D.2 – 5 0000
KAB. JOMBANG

Tanggal Terbit Disahkan


Direktur RSUD Kab. Jombang,
SPO
1001 September 2014
10 November 2HGG Dr. PUDJI UMBARAN, M.KP

Pengertian Robekan porsio serviks ialah robekan yang terjadi pada porsio serviks akibat
suatu persalinan baik persalinan spontan maupun persalinan dengan tindakan.
Tujuan Sebagai pedoman petugas untuk melaksanakan penjahitan pada robekan porsio
serviks.
Kebijakan 1. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal Neonatal Edisi I
Cetakan 1/5, Jakarta 2000-2009
2. Standart Pelayanan Obstetri & Neonatologi Essensial Komprehensif,
Jakarta 2001
3. Standart Pelayanan Medik Obstetri & Ginekologi Perkumpulan Obstetri &
Ginekologi Indonesia (Revisi), Jakarta 2006
4. Buku Paket Pelatihan PONEK, Jakarta 2008
5. Buku Paket Pelatihan PONED, Jakartta 2008
6. Pedoman Diagnosis Dan Terapi Bag./SMF Ilmu Kebidanan Dan Penyakit
Kandunga RSUD Dr. Soetomo Edisi III, Surabaya 2008
Prosedur 1. Pastikan infus sudah terpasang, perut bawah dan lipat pada Sudah
dibersihkan dnegan air sabun.
2. Mendikamentosa
a. Analgetika : pethidin 1-2 mg/kgBB, ketamin hcl 0,5 mg/kgbb, tramadol
1-2 mg/kgBB.
b. Sulfas atropin 0,25-0,50 mg/ml
c. Sedativa : diazepam 10 mg, midazolam 0,005-0,1 mg/kgBB
d. Antibiotika
e. Tabung suntik dan jarum no.23 : 2
3. Siapkan pasien dalam posisi litotomi
4. Lakuakan kateterisasi, cabut kateter setelah kandung kemih kosong dan
lakukan dekontaminasi.
5. Pasang spekulum Sim’s atas dan bawah secara gentle, atur lsedemikian
rupa sehingga dinding vagina dan porsio tampak dengan jelas.
6. Lekukan eksplorasi
ROBEKAN PORSIO SERVIKS

No. Dokumen No.Revisi Halaman


29/YANMED.KSK.KB/PP 02 12/2
RSUD PT D.2 – 5 0000
KAB. JOMBANG
Prosedur 7. Periksa pandang adalah robekan pada dinding vagina atau bagian lain
ambil tindakan yang sesuai bila ditemukan robekan.
8. Setelah eksplorasi dinding vagina selesai, minta asisten untuk memegang
spekulum dan pertahankan pada posisinya.
9. Ekspolasi porsio dengan melakukan penjepitan porsio secara melingkar
searah jarum jam dnegan klem ovum
10. Pada bagian yang ditemukan robekan, tinggalkan 2 klem diantara robekan
dan lanjutkan pemeriksaan dnegan 2 klem yang lain.
11. Ambil kedua klem yang menandai tempat robekan.
12. Perbaiki posisi klem sehingga robekan tampak dnegan jelas sampai ke
ujungnya.
13. Bila pasien mengeluh nyeri atau tidak kooperatif, berikan analgetik dan
sedativa.
14. Lakukan penjahitan dimulai ± 1 cm diatas luka, ikat dnegan jahitan angka
delapan, kemudian lakukan jahitan jelujur terkunci sepanjang luka dan
buat simpul kunci pada unjung proksimal luka.
15. Lakukan pemeriksaan ulangan dnegan menjepit porsio dengan 2 klem
ovum.
16. Pastikan perdarahan dari robekan porsio dapat diatasi.
17. Kontrol perdarahan pada bagian lain porsio.
18. Lanjtkan eksplorasi pada bagian lain setelah penangananan pada porsio
selesai.
19. Kontrol perdarahan dari dinding vagina bila ada.
20. Bersihkan porsio dan lumen vagina dengan kasa aseptik.
21. Lepaskan klem ovum yang masih terpasang pada porsio.
22. Keluarkan spekulum.
Unit Terkait - Poli Kandungan
- PONEK
- R Melati
PENJAHITAN ROBEKAN PERENIUM

No. Dokumen No.Revisi Halaman


30/YANMED.KSK.KB/PP 02 11/3
RSUD PT D.2 – 5 0000
KAB. JOMBANG

Tanggal Terbit Disahkan


Direktur RSUD Kab. Jombang,
SPO
1001 September 2014
10 November 2HGG Dr. PUDJI UMBARAN, M.KP

Pengertian Robekan perinium adalah merupakan suatu robekan yang spontan atau
kelanjutan dari tindakan episootomi.
Robekan perineum dibagi menjadi empat tingkat :
- Tingkat I : robekan hanya terjadi pada selaput lendir vagina dengan atau
tanpa mengenai kulit perinium
- Tingkat II : robekan mengenai selaput lendir vagina dan otot perinei
transversalis, tetapi tidak mengenai otot sfingter ani
- Tingkat III : robekan mengenai perinium sampai dnegan otot sfingter ani
- Tingkat IV : robekan mengenai perinium sampai denbgan otot sfingter
ani dan mukosa rektum.
Tujuan Sebagai pedoman petugas dalam melakukan penjahitan robekan perinium
Kebijakan 1. Buku acuan nasional pelayanan kesehatan maternal neonatal edisi I cetakan
1-5, jakarta 2000-2009
2. Stansar pelayanan obstetri & neonatologi esensial komprehensif, jakarta 2001
3. Standar pelayanan medik obstetri dan ginekologi perkumpulan obstetri dan
ginekologi indonesia (revisi), jakarta 2006
7. Buku Paket Pelatihan PONEK, Jakarta 2008
8. Buku Paket Pelatihan PONED, Jakartta 2008
4. Pedoman Diagnosis Dan Terapi Bag./SMF Ilmu Kebidanan Dan Penyakit
Kandunga RSUD Dr. Soetomo Edisi III, Surabaya 2008
Prosedur A. PENJAHITAN ROBEKAN PERINIUM TINGKAT III
1. Lakukan inspeksi vagina dan perinium untuk melihat robekan
2. Jika ada perdarahan yang terlihat menutupi luka oerinium, pasang
tampan atau kasa ke dalam vagina (sebaiknya digunakan tampon berekor
benang)
3. Pasang jarum jahit pada pemegang jarum kemudian kunci pemegang
jarum
PENJAHITAN ROBEKAN PERENIUM

No. Dokumen No.Revisi Halaman


30/YANMED.KSK.KB/PP 02 12/3
RSUD PT D.2 – 5 0000
KAB. JOMBANG
Prosedur B. PENJAHITAN ROBEKAN PERINIUM TINGKAT III
4. Lakukan inspeksi vagina dan perinium untuk melihat robekan
5. Jika ada perdarahan yang terlihat menutupi luka oerinium, pasang
tampan atau kasa ke dalam vagina (sebaiknya digunakan tampon berekor
benang)
6. Pasang jarum jahit pada pemegang jarum kemudian kunci pemegang
jarum.
7. Pasang benang jahit (kromik no. 2/0) pada mata jarum.
8. Tentukan dengan jelas batas luka ronekan perinium.
9. Ujung otot sfingter ani yang terpisah oleh karena robekan, diklem
dengan menggunakan pean lurus.
10. Kemudian tautkan ujung otot sfingter ani dengan melakukan 2-3 jahitan
angka 8 (figure of eight) catgut kronik no. 2/0 sehingga bertemu kembali
11. Selanjutnya dilakukan jahitan lapis demi lapis seperti melakukan jahitan
pada robekan perinium tingkat II / episiotomi

C. PENJAHITAN ROBEKAN PERINIUM TINGKAT IV


1. Lakukan inspeksi vagina dan perinium untuk melihat robekan.
2. Jika ada perdarahan yang terlihat menutupi luka perinium, pasang
tampon atau kasa ke dalam vagina (sebaiknya digunakan tampan berekor
benang).
3. Pasang jarum jahit pada pemegang jarum kemudian kunci pemegang
jarum.
4. Pasang benang jahit (kromik no. 2/0) pada mata jarum.
5. Tentukan dnegan jelas batas luka robekan peinium.
6. Mula-mula dinding depan rektum yang robek dijahit dengan jahitan
jelujur menggunakan catgut kromik no. 2/0.
7. Jahit fasia perirektal dengan mengunakan benang yang sama, sehingga
bertemu kembali.
8. Jahit fasia septum rektovaginal dnegan menggunakan benang yang sama,
sehingga bertemu kembali.
9. Ujung otot sfingter ani yang terpisah oleh karena robekan, diklem
dengan menggunakan pean lurus.
10. Kemudian tautkan ujung otot sfingter ani dnegan melakukan 2-3 jahitan
angka 8 (figure of eight) catgut kromik no. 2/0 sehingga bertemu
kembali.
PENJAHITAN ROBEKAN PERENIUM

No. Dokumen No.Revisi Halaman


30/YANMED.KSK.KB/PP 02 13/3
RSUD PT D.2 – 5 0000
KAB. JOMBANG
Prosedur 11. Selanjutnya dilakukan jahitan lapus demi lapis seperti melakukan jahitan
pada robekan perinium tingkat II / episiotomi.

Unit Terkait - Poli Kandungan


- PONEK
- R Melati
PERSALINAN SUNGSANG

No. Dokumen No.Revisi Halaman


31/YANMED.KSK.KB/PP 02 11/2
RSUD PT D.2 – 5 0000
KAB. JOMBANG

Tanggal Terbit Disahkan


Direktur RSUD Kab. Jombang,
SPO
1001 September 2014
10 November 2HGG Dr. PUDJI UMBARAN, M.KP

Pengertian Persalinan sungsang adalah persalinan pada bayi dengan presentasi bokong
(sungsang) di mana bayi letaknya sesuai dengan sumbu badan ibu, kepala
berada pada fundus uteri sedangkan bokong merupakan bagian terendah (di
daerah pintu atas panggul/simfisis).
Tujuan Sebagai pedoman petugas melakukan pertolongan persalinan sungsang
secara benar.
Kebijakan 1. Buku acuan nasional pelayanan kesehatan maternal neonatal edisi I
cetakan 1-5, jakarta 2000-2009
2. Stansar pelayanan obstetri & neonatologi esensial komprehensif, jakarta
2001
3. Standar pelayanan medik obstetri dan ginekologi perkumpulan obstetri
dan ginekologi indonesia (revisi), jakarta 2006
4. Buku Paket Pelatihan PONEK, Jakarta 2008
5. Buku Paket Pelatihan PONED, Jakartta 2008
6. Pedoman Diagnosis Dan Terapi Bag./SMF Ilmu Kebidanan Dan
Penyakit Kandunga RSUD Dr. Soetomo Edisi III, Surabaya 2008
Prosedur 1. Lakukan periksa dalam untuk menilai lebarnya pembukaan, selaput
ketuban dan penurunan bokong seta kemungkinan adanya penyulit.
2. Intruksikan pasien agar mengejan dengan benar selama ada his.
 Mengejan dengan benar : mulai dnegan menarik nafas dalam,
katupan mulut, upayakan tenaga mendorong ke abdomen dan anus.
Kedua tangan menarik lipat lutut, angkat kepala dan lihat ke pusar.
3. Pimpin berulang kali hingga bokong tuun ke dasar panggul.
Lakukan episiotomi saat bokong membuka vulva dan perinium sudah
tipis.
4. Pada waktu bokong membuka vulva, berikan suntikan oksitosin 5 U IM.
Melahirkan bayi :
PERSALINAN SUNGSANG

No. Dokumen No.Revisi Halaman


31/YANMED.KSK.KB/PP 02 12/2
RSUD PT D.2 – 5 0000
KAB. JOMBANG
Prosedur a. Cara Brach
 Segera setelah bokong lahir, bokong dicekam secara Brach (kedua
ibu jari penolong sejajar dengan panjang paha, jari-jari yang lain
memegang daerah panggung).
o Sementara langkah ini dilakukan, seorang asisten melakukan
ekspresi untuk mempertahankan defleksi kepala.
 Jangan melakukan intervensi, ikuti saja proses keluarnya janin.
o Bila terdapat hambatan pada tahapan lahir setinggi scapula, bahu
atau kepala maka segera lanjut ke metode manual aid yang sesuai.
 Longgarkan tali pusat setelah lahirnya perut dan sebagian dada.
 Lakukan hiperlordosis janin pada saat amhulus skapula inferior
tampak di bawah simfisis (dengan mengikuti gerak rotasi anterior
yaitu punggung janin didekatkan ke arah perut ibu tanpa tarikan)
disesuaikan dengan lahirnya badan bayi.
 Gerakkan ke atas hingga lahir bahu, dagu, mulut, hidung, dahi dan
kepala.
o Pada umumnya, bayi dengan presentasi bokong memerlukan
perawatan segera setelah lahir sehingga siapkan keperluan
tersebut sebelum memimpin persalinan.
 Letakkan bayi di perut ibu, bungkus bayi dengan handuk hangat,
bersihkan jalan nafas bayi oleh asisten, tali pusat dipotong.
 Setelah asuhan bayi baru lahir, berikan pada ibu untuk laktasi/kontak
dini.
b. Cara lauvset (dilakukan bila ada lengan bayi yang terjungkit di belakang
kepala / nuchal arm)
 Setelah bokong dan kaki bayi lahir memegang bayi dengan kedua
tangan.
 Memutar bayi 180º dnegan lengan bayi yang terjungkit ke arah
penunjuk jari tangan yang nuchal.
 Memutar kembali 180º ke arah yang berlawanan ke kiri/ ke kanan.
Beberapa kali bhingga kedua bahu dan lengan dilahirkan.
c. Cara melahirkan kepala secara Muriceau.

Unit Terkait - Poli Kandungan


- PONEK
- R Melati
SEKSIO SESAREA

No. Dokumen No.Revisi Halaman


32/YANMED.KSK.KB/PP 02 11/2
RSUD PT D.2 – 5 0000
KAB. JOMBANG

Tanggal Terbit Disahkan


Direktur RSUD Kab. Jombang,
SPO
1001 September 2014
10 November 2HGG Dr. PUDJI UMBARAN, M.KP

Pengertian Seksio Saesarea adalah suatui tindakan untuk melahirkan bayi dengan berat di
atas 500 gr, melalui sayatan pada dinding uterus yang masih utuh (intact)
Tujuan Sebagai pedoman petugas melakukan Seksio Saesaria
Kebijakan 1. Buku acuan nasional pelayanan kesehatan maternal neonatal edisi I
cetakan 1-5, jakarta 2000-2009
2. Stansar pelayanan obstetri & neonatologi esensial komprehensif, jakarta
2001
3. Standar pelayanan medik obstetri dan ginekologi perkumpulan obstetri dan
ginekologi indonesia (revisi), jakarta 2006
4. Buku Paket Pelatihan PONEK, Jakarta 2008
5. Buku Paket Pelatihan PONED, Jakartta 2008
6. Pedoman Diagnosis Dan Terapi Bag./SMF Ilmu Kebidanan Dan Penyakit
Kandunga RSUD Dr. Soetomo Edisi III, Surabaya 2008
Prosedur 1. Desinfeksi lapangan operasi dengan larutasn povido iodine 10% persempit
dengan doek streil
2. Lakukan insisi mediana dengan pisau bedah panjang ±12 cm.
3. Perdalam sayatan pada dinding abdomen sampai menembus peritonium
dan perlebar.
4. Observasi konsdisi ataupun kelainan pada uterus, adneksa dan
perametrium dengan jalan menarik didnidng abdomen ke kiri-kanan.
5. Angkat dinding perut dengan retraktor, selipkan kasa usus basah
melingkupi sisi uterus gravidus untuk menampilakan dinding depan uterus
dan menyisihkan usus, ovarium, tuba, dan organ intraordominal lainnya.
6. Dengan pisau, sayat segmen bawah uterus (sehingga mudah ditembus dan
diperlebar dengan jari) kemudian poecahkan ketuban dan hisap cairan
ketuban yang keluar.
 Segmen bawah uiterus dibuka denga jari operator sesuai dengan arah
unsisi tajam.
SEKSIO SESAREA

No. Dokumen No.Revisi Halaman


32/YANMED.KSK.KB/PP 02 12/2
RSUD PT D.2 – 5 0000
KAB. JOMBANG
Prosedur 7. Luksir keluar kepala janin, kemudian lahirkan seluruh tubuh dnegan cara
yang sesuai. Bersihkan seluruh muka janin dengan kain kasa lembab.
8. Tali pusat dijepit pada jarak 10-15 cm dari umbilikus dan digunting. Bayi
diserahkan kepada dokter anak untuk perawatan selanjutnya.
9. Plasenta dilahirkan dengan melepaskan secara manual dari tempat
implantasi, kemudian tarik tali pusat dan sedikit menekan fundus.
10. Tepi luka insisi pada segmen bawah uterus dijepit dnegan klem
Fenster/Foerster. Terutama pada kedua ujung luka sayatan.
11. Dilakuakn eksplorasi kedalam kavum uteri dengan kasa yang dijepit pada
klem Fenster atau dengan menggunakan 2-6 jari tangan operator yang
dibalut dnegan kasa. Pastikan tidak ada bagian plasenta yang tertinggal.
12. Dilakukan jahitan hemostatis dengan simpul 8 (figure of eight) pada
kedua ujung robekan uterus dengan menggunakan benang polyglocolic
atau kromik cat gut no 1, dilanjukan dengan penjahitan segmen bawah
secara jelujur terkunci sebanyak 2 (dua lapis).
13. Pastikan tidak adanya perdarahan melalui evaluasi ulang luka jahitan.
14. Lakukan reperitonialisasi dengan benang klem cat gut no 2/0
15. Keluarkan kasa usus basah, bersihkan rongga abdomen dan dilakukan
periksa ulang untuk meyakinkan tidka adanya perdarahan dari tempat
jahitan atau ditempat lain.
16. Teritonium dijahit jelujur terkunci dnegan benang klem cat gut no 1.
17. Otot dijahit terputus dnegan benang klem cat gut no 1
18. Fascia abdominalis pada ujung proksimal dan distal sayatan dijepit
dengan kocher dan dijahit jelujur dnegan polyglocolic acid (misalnya :
dexon No.1).
19. Kulit dijahit terputus dengan benang sutra no.2/0 atau subkutikuler
dengan benang nylon no. 2/0 atau polyglocolic acid No.4/0
20. Luka operasi ditutup dnegan kasa povidon iodin
21. Kain penutup abdomen dilepas hati-hati tanpa menyentuh kasa penutup
luka operasi.
22. Vagina dibersihkan dari sisa darah dan bekuan dengan menggunakan kasa
yang dijepit pada Fenster/Foerster klem.
23. Daerah vulva sampai paha dibersihkan dari sisa darah atau cairan tubuh.
Unit Terkait - Poli Kandungan
- Paviliun Melati
- PONEK
TINGKAT PELAYANAN PERINATAL RESIKO TINGGI

No. Dokumen No.Revisi Halaman


33/YANMED.KSK.KB/PP 02 11/2
RSUD PT D.2 – 5 0000
KAB. JOMBANG

Tanggal Terbit Disahkan


Direktur RSUD Kab. Jombang,
SPO
1001 September 2014
01eG012 Dr. PUDJI UMBARAN, M.KP

Pengertian 1. Pelayanan keperawatan neonatus Tingkat I merupakan pelayanan


keperawatan dasar pada neonatus normal
2. Pelayanan keperawatan neonatus Tingkat II merupakan pelayanan
keperawatan dengan penggunaan ventilasi mekanik selama
jangka waktu yang singkat
3. Pelayanan keperawatan neonatus Tingkat III merupakan
pelayanan keperawatan neonatus intensif sub spesialis yang
memerlukan pengawasan yang terus menerusormularium.
Tujuan Berfokus pada pemenuhan kebutuhan neonates akan hidup sehat dan
pentingnya faktor lingkungan dalam mempengaruhi kesehatannya an
Kebijakan Sesuai dengan Peraturan Direktur RSUD Kabupaten Jombang
Nomor: 188.4/45/415.44/2014 tentang pelayanan pasiennama generik
Prosedur 1. Pelayanan keperawatan neonates Tingkat I, meliputi:
 Neonatus normal, stabil, cukup bulan dengan BB ≥ 2.5 kg
 Neonatus hampir cukup bulan ( masa kehamilan 35 – 37
minggu)
2. a. Pelayanan keperawatan neonatus Tingkat IIA, meliputi:
 Bayi yang lahir dengan usia kehamilan > 32mingg dan
memiliki BB ≥ 1500 gr
 Bayi premature dan atau sakit yang memerlukan resusitasi
dan stabilisasi sebelum dipindahkan ke fasilitas asuhan
keperawatan intensif
 Bayi yang memerlukan infuse intravena perifer dan mungkin
nutrisi parenteral untuk jangka waktu terbatas
 Bayi yang memerlukan oksigen nasal dengan pemantauan
saturasi 02
 Bayi yang sedang dalam penyembuhan setelah perawatan
intensif.Fobat dipasaran, harga obat t
TINGKAT PELAYANAN PERINATAL RESIKO TINGGI

No. Dokumen No.Revisi Halaman


33/YANMED.KSK.KB/PP 02 12/2
RSUD PT D.2 – 5 0000
KAB. JOMBANG
Prosedur 3. b.Pelayanan keperawatan neonates Tingkat IIB, mewliputi:
 Sama dengan palayanan keperawatan neonates Tk IIA
ditambah dengan penggunaan ventilasi mekanik selama
jangka waktu yang singkat ( < 24 jam ) atau CPAP, infuse
intravena, nutrisi parenteral total dan mungkin memakai jalur
sentral menggunakan talipusat sentral melalui intravena
perkutan
 Pada pelayanan Perinatal Resiko Tinggi Tingkat II tidak
mampu memberikan pelayanan perawatan, maka pasien
dirujuk ke Rumah Sakit yang lebih mampu memberikan
perawatan Perinatal Resiko Tinggi Tingkat II.F dipasaran, ht t
Unit Terkait 1. Ruang Anggrek
2. Ruang PONEK
3. Ruang Melati
PEMERIKSAAN COLOK ANUS

No. Dokumen Halaman


No.Revisi
34/YANMED.KSK.KB/PP 11/2
RSUD PT D.2 – 5 20000
KAB. JOMBANG

Tanggal Terbit Disahkan


Direktur RSUD Kab. Jombang,
SPO
01 September 2014
G012 Dr. PUDJI UMBARAN, M.KP

Pengertian Memasukan jari kelingking atau alat termometer ke lubang anus bayi
baru lahir sedalam 1 – 2 cm Merupakan proses penemularium.
Tujuan 1. Untuk mengetahui adanya lubang anus
2. Untuk mengetahui adanya kelainan pada lubang anus
3. Untuk mengetahui suhu tubuh bayi Untuk mendapatkaang
Kebijakan Sesuai dengan Peraturan Direktur RSUD Kabupaten Jombang
Nomor: 188.4/45/415.44/2014 tentang pelayanan pasiennama agang
Prosedur a. PERSIAPAN ALAT
1. Termometer dalam tempatnya
2. Vaselin
3. Kapas cebok dalam tempatnya
4. Nierbeken (tempat sampah)
5. Sarung tangan 1 (satu) pasang
b. PELAKSANAAN
1. Perawat cuci tangan
2. Bayi diletakkan di meja tindakan
3. Komunikasi dengan bayi
4. Buka pakaian bayi
5. Baringkan bayi telentang, kedua kakinya dipegang dan diangkat
ke atas
6. Termometer diolesi dengan vaselin
7. Jika menggunakan jari kelingking gunakanlah sarung tangan lalu
diberi vaselin
8. Masukkan termometer / jari kelingking ke lubang anus secara
perlahan – lahan sepanjnag 1 – 2 cm
9. Bersihkan lubang anus bayi dengan kapas cebok
10. Hasilnya dicatat pada formulir riwayat kelahiran, catatan perawat
dan buku bayi
11. Bayi dirapihkan , harga at t
PEMERIKSAAN COLOK ANUS

No. Dokumen No.Revisi Halaman


34/YANMED.KSK.KB/PP 02 12/2
RSUD PT D.2 – 5 0000
KAB. JOMBANG
Prosedur 1. Alat – alat dibereskan
2. Cuci tangan setelah melakukan tindakant

Unit Terkait PONEK,R Anggrek


PERAWATAN TALI PUSAT

No. Dokumen No.Revisi Halaman


35/YANMED.KSK.KB/PP 02 11/1
RSUD PT D.2 – 5 0000
KAB. JOMBANG

Tanggal Terbit Disahkan


Direktur RSUD Kab. Jombang,
SPO
1001 September 2014
10 November 2HGG Dr. PUDJI UMBARAN, M.KP

Pengertian Perawatan tali pusat adalah suatu yang dilakukan sehari-hari pada tali
pusat
Tujuan 1. Untuk menjaga agar tali pusat tetap bersih
2. Untuk mencegah terjadinya infeksi pada tali pusat (dengan tanda-
tandanya merah di pangkal tali pusat, bengkak dan berbau)
Kebijakan Sesuai dengan Keputusan Direktur RSUD Kabupaten Jombang Nomor :
188.4/853.415.44/2011 tentang Penetapan Pemberlakuan Prosedur Tetap
Keperawatan
Prosedur 1. Petugas mencuci tangan dengan sabun sampai bersih
2. Setelah mandi tali pusat dirawat. Caranya : ambil satu lembar kasa
sterill kemudian bersihkan tali pusat dari bagian luka (kalau basah dari
ujung ke pangkal, kalau kering dari pangkal ke ujung) kemudian
ulangi 2-3 kali
3. Kemudian tali pusat dibungkus dengan Gass steril
4. Pakaikan pakaian yang lengkap
5. Perawatan tali pusat dilakukan 2 kali sehari
6. Bila tali pusat berbau, rawat dengan kompres alkohol cepat laporakan
ke dokter yang merawat
7. Alat dibereskan
8. Catat hasil dalam Rekam Medis Bayi
9. Petugas mencuci tangan

Unit Terkait  Ruang Anggrek


 PONEK
MEMASANG SONDE MELALUI ORAL ( OGT )

No. Dokumen No.Revisi Halaman


36/YANMED.KSK.KB/PP 02 11/1
RSUD PT D.2 – 5 0000
KAB. JOMBANG

Disahkan
Tanggal Terbit
Direktur RSUD Kab. Jombang,
SPO
01 September 2014
ovember 2HGG012
Dr. PUDJI UMBARAN, M.KP

Pengertian Memasang Sonde melalui oral ( OGT ) adalah suatu tindakan


memasukkan sonde tube melalui mulut bayi lewat tenggorokan
sampai lambung.
Tujuan 1. Untuk mencuci lambung/kumbah lambung pada bayi baru lahir
atau pada bayi yang sering muntah
2. Untuk memasukkan ASI/PASI untuk pemenuhan kebutuhan
cairan pada bayi yang malas minum atau bayi premature
Kebijakan Sesuai dengan Peraturan Direktur RSUD Kabupaten Jombang
Nomor: 188.4/45/415.44/2014 tentang pelayanan pasien nama daga
Prosedur 1. Petugas cuci tangan sebelum dan sesudah bekerja
2. Siapkan semua alat-alat
3. Siapkan bayi dan lingkungannya
4. Ukur selang dari epigastrium tekukkan ke ujung bibir kemudian
di bawah daun telinga
5. Licinkan ujung selang atau dicelupkan dengan air hangat yang
matang
6. Masukkan ujung selang yang sudah diukur perlahan-lahan melalui
mulut sampai lambung
7. Lakukan tes selang sonde apakah sudah masuk dalam lambung
dengan cara isap 15 detik lambung dengan spuit bila keluar air
susu berarti benar atau test dengan stetoskop dan fiksasi selang
sonde dengan plester
8. Catat hasil dalam Rekam medis bayi obat dipasaran, harga obat t
Unit Terkait  Ruang Anggrek
 PONEK
PERSIAPAN FOTO THERAPI

No. Dokumen No.Revisi Halaman


37/YANMED.KSK.KB/PP 02 11/1
RSUD PT D.2 – 5 0000
KAB. JOMBANG

Tanggal Terbit Disahkan


Direktur RSUD Kab. Jombang,
SPO
101 September 2014
G012 Dr. PUDJI UMBARAN, M.KP

Pengertian Persiapan Foto Therapi adalah suatu tindakan yang diberikan kepada bayi
yang icterus oleh karena kadar bilirubin dalam darah yang meningkat.
Tujuan 1. Menurunkan kadar bilirubin dalam darah.
2. Mencegah icterus yang berkepanjangan.
Kebijakan Sesuai dengan Peraturan Direktur RSUD Kabupaten Jombang
Nomor: 188.4/45/415.44/2014 tentang pelayanan pasien
Prosedur 1. Bayi ditidurkan telanjang bulat, alat genetalia ditutup
2. Mata ditutup dengan kain yang tidak tembus sinar atau warna hitam
3. Posisi bayi diubah-ubah (terlentang, miring, telungkup) setiap enam
jam sehingga penyinaran merata selama 24 jam per hari atau sesuai
instruksi dokter.
4. Temperatur bayi dipertahankan sekitar 36,50 C sampai 370 C
5. Pemberian cairan perlu diperhatikan sehingga tidak terjadi dehidrasi,
bila perlu ditambah 20-40 cc per kilogram BB per hari. Atau ditambah
15 % dari kebutuhan cairan. Kalau bayinya netek bisa memakai drink
list dalam Rekam Medis Bayi untuk monitor cairan minum.
6. Bayi dapat dikeluarkan sebentar dari therapi penyinaran saat minum
atau pemeriksaan diagnostik.
7. Kadar bilirubin dan hematokrit diperiksa setiap 24 jam selama therapi
sinar dan dilanjutkan paling tidak smpai 24 jam setelah therapi sinar
dihentikan. Warna kulit tidak bisa digunakan sebagai parameter kadar
bilirubin selama therapi sinar.
8. Jarak bayi dengan lampu + 50 cm.
9. Pemberian sinar tidak boleh lebih dari 100 jam.
10. Setelah 3 hari pemberian foto therapi periksa HVD (kadar bilirubin).
11. Amati gejala-gejala komplikasi, antara lain :
a. BAB-BAK
b. Intake dan out put., harga obat t
Unit Terkait Ruang Anggrek
BAYI LAHIR SECARA SPONTAN

No. Dokumen No.Revisi Halaman


38/YANMED.KSK.KB/PP 02 11/2
RSUD PT D.2 – 5 0000
KAB. JOMBANG

Disahkan
Tanggal Terbit Direktur RSUD Kab. Jombang,
SPO
1001 September 2014
10 November 2HGG0 Dr. PUDJI UMBARAN, M.KP

Pengertian Pertolongan segera pada bayi yang lahir secara spontan atau tanpa
tindakan
Tujuan Memberikan pelayanan keperawatan pada bayi yang lahir spontan,
sesuai dengan kebutuhan untuk kelangsungan hidupnya.
Kebijakan Sesuai dengan Peraturan Direktur RSUD Kabupaten Jombang
Nomor: 188.4/45/415.44/2014 tentang pelayanan pasien geang
Prosedur A. PERSIAPAN
Lihat prosedur persiapan pertolongan bayi lahir
B. PERSIAPAN FILE
1. Membuat file / status bayi vila sudah permukaan 7 cm
2. menyiapkan dan mengecheck alat – alat resusitasi
3. Bentangkan 2 helai handuk di atas meja resusitasi
4. Nyalakan radiant warmer/lampu pemanas
5. Cuci tangan bila ibu pembukaan lengkap
6. Pakai barak schort.
7. Pakai sarung tangan
8. Setelah kepala bayi lahir hidung dan mulut bayi dibersihkan
dengan kasa steril, isap lendir dari mulut kemudian hidung
dengan mucus extractor jika perlu
9. Setelah tubuh bayi lahir dari rahim ibu segera nilai APGAR
10. Setelah tali pusat dipotong dan diikat, bayi diambil dengan
handuk yang telah dihangatkan, langsung diperlihatkan kepada
ibunya sambil menunjukkan jenis kelaminnya.
11. Bayi dibawa ke meja resusitasi yang telah dihangatkan
12. Jika masih banyak secret/lendir lakukan suction dengan suction
outlet memakai catheter suction no. 8, tekanan 80 mmHg mulai
dari mulut sampai trachea, jangan sampai ke lambung kemudian
lakukan suction melalui hidungobat dipas
BAYI LAHIR SECARA SPONTAN

No. Dokumen No.Revisi Halaman


38/YANMED.KSK.KB/PP 02 12/2
RSUD PT D.2 – 5 0000
KAB. JOMBANG
Prosedur 13. Keringkan bayi dari air ketuban dan darah dengan menggunakan
handuk yang telah dihangatkan kemudian bersihkan vermix
caseosa dengan menggunakan baby oil dan ganti dengan handuk
kedua yang telah dihangatkan
14. Bayi dibedong dan lakukan ”Bonding Attachment” dengan
menempelkan mulut bayi pada puting susu ibu.
15. Bawa bayi ke ruang transisi dengan menggunakan transport
incubator.
16. Lakukan identifikasi, colok anus dan pengukuran antropometri
pada bayi.
17. Berikan obat tetes mata 1 tetes pada mata kanan dan kiri.
18. Berikan obat kaywan oral 1 x 1 mg pada bayi selama 3 hari.
19. Lakukan pengambilan darah untuk pemeriksaan golongan darah
dan rhesus factor.
20. Bila adaptasi baik, bayi dipindahkan ke ruang rawat gabung
sesuai dengan ruang perawatan ibunya.
Unit Terkait  Ruang Anggrek
 PONEK
 Ruang Melati
PERTOLONGAN BAYI LAHIR SECARA VACUM
EXTRAKSI

No. Dokumen No.Revisi Halaman


39/YANMED.KSK.KB/PP 02 11/2
RSUD PT D.2 – 5 0000
KAB. JOMBANG

Disahkan
Tanggal Terbit Direktur RSUD Kab. Jombang,
SPO
01 September 2014
ovember 2HGG01 Dr. PUDJI UMBARAN, M.KP

Pengertian Pertolongan segera pada bayi yang lahir dengan tindakan vacum.
Tujuan Memberikan pelayanan keperawatan pada bayi yang lahir untuk
tindakan vacum ekstraksi seusia dengan kebutuhan untuk
kelangsungan hidupnya
Kebijakan Sesuai dengan Peraturan Direktur RSUD Kabupaten Jombang
Nomor: 188.4/45/415.44/2014 tentang pelayanan pasien nama daga
Prosedur A. PERSIAPAN
Lihat prosedur persiapan pertolongan bayi lahir

B. PERSIAPAN FILE
1. Membuat file/status bayi bila ibu sudah pembukaan 7 cm
2. Menyiapkan dan mengecheck alat-alat resusitasi
3. Bentangkan 2 helai handuk di atas meja resusitasi
4. Nyalakan radiant warmer/lampu pemanas
5. Cuci tangan bila ibu pembukaan lengkap
6. Bila dokter kebidana sudah siap memasang alat vacum,
hubungi dokter juga perinatologi
7. Pakai barak schort.
8. Pakai sarung tangan
9. Setelah kepala bayi lahir hidung dan mulut bayi dibersihkan
dengan kasa steril, isap lendir dari mulut kemudian hidung
dengan mucus extractor jika perlu
10. Setelah tubuh bayi lahir dari rahim ibu segera nilai APGAR
11. Setelah tali pusat dipotong dan diikat, bayi diambil dengan
handuk yang telah dihangatkan, langsung diperlihatkan
kepada ibunya sambil menunjukkan jenis kelaminnya.
12. Bayi dibawa ke meja resusitasi yang telah dihangatkan
13. Bila apgar skor buruk , lakukan resusitas oleh dokter jaga
perinatologi obat dipasaran, harga obat t
PERTOLONGAN BAYI LAHIR SECARA VACUM
EXTRAKSI

No. Dokumen No.Revisi Halaman


39/YANMED.KSK.KB/PP 02 12/2
RSUD PT D.2 – 5 0000
KAB. JOMBANG
Prosedur 14. Bayi langsung dibawah ke ruang perawatan level II atau level III
puntuk dilakukan tindakan dan perawatan lebih lanjut
15. Bila apgar score baik, keringkan segera bayi dari air ketuban dan
darah dengan handuk yang telah dihangatkan dan bersihkan
vemix caseoa dengan baby oil
16. Bayi dibedong dan lakukan ”Bonding Attachment” dengan
menempelkan mulut bayi pada puting susu ibu.
17. Bawa bayi ke ruang transisi dengan menggunakan transport
incubator.
18. Lakukan identifikasi, colok anus dan pengukuran antropometri
pada bayi.
19. Berikan obat tetes mata 1 tetes pada mata kanan dan kiri.
20. Berikan obat karyawan oral 1 x 1 mg pada bayi selama 3 hari.
21. Lakukan pengambilan darah untuk pemeriksaan golongan darah
dan rhesus factor.
22. Bila adaptasi baik, bayi dipindahkan ke ruang rawat gabung
sesuai dengan ruang perawatan ibunya.arga obat t
Unit Terkait  Ruang Anggrek
 PONEK
PERTOLONGAN BAYI LAHIR SECARA SECTIO CAESARIA

No. Dokumen No.Revisi Halaman


40/YANMED.KSK.KB/PP 02 11/2
RSUD PT D.2 – 5 0000
KAB. JOMBANG

Disahkan
Tanggal Terbit
Direktur RSUD Kab. Jombang,
SPO

01 September 2014
Dr. PUDJI UMBARAN, M.KP
10 November 2HGG
Pengertian Pertolongan segera pada bayi yang lahir dengan tindakan pembedahan
Tujuan Memberikan pelayanan keperawatan pada bayi yang lahir dengan
tindakan sectio caesaria sesuai dengan kebutuhan untuk kelangsungan
hidupnya
Kebijakan Sesuai dengan Peraturan Direktur RSUD Kabupaten Jombang
Nomor: 188.4/45/415.44/2014 tentang pelayanan pasien
Prosedur A. PERSIAPAN
Petugas PONEK menghubungi petugas R Anggrek dan R Melati
Lihat prosedur persiapan pertolongan bayi lahir di tambah dengan set
pemotongan tali pusat

B. PERSIAPAN FILE
1. Cuci tangan
2. Menyiapkan dan mengecheck alat-alat resusitasi
3. Bentangkan 2 helai handuk di atas meja resusitasi
4. Membuat stataus / file bayi
5. Nyalakan radiant warmer/lampu pemanas
6. Pakai sarung tangan
7. Setelah bayi lahir di kamar operasi dibawah ke meja resusitas
yang telah dihangatkan, segera ganti duk basah dari kamar
operasi dari handuk yang telah dihangatkan, sambil melakukan
penilaian APGAR
8. Keringkan bayi dari air ketuban dan darah bila nilai APGAR
buruk dokter langsung melakukan resusitas
9. Setelah melakukan resusitas, dokter melakukan pemeriksaan fisik
10. Setelah dilakukan pemeriksaan fisik, perawat bayi melakukan
pemotongan tali pusat dan melanjutkan membersihkan bayi dari
vemix caseosa dengan menggunakan baby oilat dipasaran, harga
obat t
PERTOLONGAN BAYI LAHIR SECARA SECTIO CAESARIA

No. Dokumen No.Revisi Halaman


40/YANMED.KSK.KB/PP 02 12/2
RSUD PT D.2 – 5 0000
KAB. JOMBANG
Prosedur 11. Bedong bayi dengan menggunakan handuk kedua yang telah
dihangatkan
12. Bila bayi bugar dilakukan IMD oleh petugas R Transisi dan
setelah selesai bayi di bawa ke ruang transisi dan bila bayi tidak
bugar bayi langsung di bawa ke ruang perwatan bayi level II
dengan menggunakan transpor incubator sambil memanggil
keluarga bayi untuk menemani bayib.sat dipasaran, harga obat t
Unit Terkait  PONEK
 Ruang Anggrek
 Ruang Melati
MEMASANG SONDE PADA LAMBUNG BAYI

No. Dokumen No.Revisi Halaman


41/YANMED.KSK.KB/PP 02 11/2
RSUD PT D.2 – 5 0000
KAB. JOMBANG
Disahkan
Tanggal Terbit
Direktur RSUD Kab. Jombang,
SPO

1001 September 2014


Dr. PUDJI UMBARAN, M.KP
ovember 2HGG0
Pengertian Memasukkan selang penduga lambung ke dalam lambung melalui
hidung/mulutsusnan daftar obat yang disetujui masuk dalam Formul
Tujuan 1. Mengeluarkan cairan/udara dari dalam lambung
2. Memberi infus Untuk mendan dan digunakan di RSUD Jombang
Kebijakan Sesuai dengan Peraturan Direktur RSUD Kabupaten Jombang
Nomor: 188.4/45/415.44/2014 tentang pelayanan pasienenerik dan 2
Prosedur A. PERSIAPAN
1. Selang sonde lambung sesuai ukuran
- No. 5 Fr. Untuk memberikan minum
- No. 8 Fr. Untuk mengeluarkan udara/cairan
2. Mucus extractor untuk penampung
3. Spuit 2,5 ml
4. Sarung tangan
5. Plester
6. Gunting
7. Kasa steril
8. Pengalas/duk
9. Baki tempat kotoran
10. Stetoskop
B. PELAKSANAAN
1. Alat-alat disiapkan
2. Cuci tangan
3. Komunikasi dengan bayi
4. pasang duk/pengalas di dada bayi
5. Pakai sarung tangan
6. Selang sonde diukur dari epigastium ke pertengahan dahi dan beri
tanda dengan plester kecil
7. Selang dimasukkan perlahan-lahan ke dalam mulut/hidung
bayiipasaran, harga obat t
MEMASANG SONDE PADA LAMBUNG BAYI

No. Dokumen No.Revisi Halaman


41/YANMED.KSK.KB/PP 02 12/2
RSUD PT D.2 – 5 0000
KAB. JOMBANG
Prosedur 8. Periksa apakah selang benar-benar masuk ke dalam lambung
dengan caraat
- Masukkan udara ke dalam lambung 0,5 -1 ml dengan
mempergunakan spuit 3 ml dan didengarkan dengan
stetoskop. Bila terdengar suara, posisi selang/pipa lambung
sudah tepat.
- Mengisap cairan lambung dengan spuit 3 ml
8. Plester selang sonde dengan cermat
9. Bila untuk tujuan mengeluarkan udara atau cairan lambung,
pangkal selang disambungkan dengan mucus extractor
10. Mulut, hidung dan sekitarnya dibersihkan
11. Bayi dirapihkan bila memungkinkan miringkan ke sebelah kiri
12. Alat-alat dibereskan
13. Cuci tangan

PERHATIAN
1. Pasang label tanggal pemasangan pada selang sonde
2. Catat jumlah udara / cairan dan warna cairan yang keluar
3. Selang sonde diganti setiap 3 hari
4. Plester selang sonde memanjang sampai telinga dan beri tanda
a
Unit Terkait Ruang Anggrek ,Bersalin dan R Melati
MEMELIHARA KEBERSIHAN MULUT BAYI

No. Dokumen No.Revisi Halaman


42/YANMED.KSK.KB/PP 02 11/1
RSUD PT D.2 – 5 0000
KAB. JOMBANG

Tanggal Terbit Disahkan


Direktur RSUD Kab. Jombang,
SPO
1001 September 2014
10 November 2HGG Dr. PUDJI UMBARAN, M.KP

Pengertian Melaksanakan perawatan rongga mulut dan lidah


Tujuan 1. Menjaga kebersihan mulut dan lidah
2. Mencegah infeksi pada mulut, lidan dan bibir
3. Memberikan rasa segar dan nyaman
Kebijakan Sesuai dengan Peraturan Direktur RSUD Kabupaten Jombang
Nomor: 188.4/45/415.44/2014 tentang pelayanan pasiennama
Prosedur A. Persiapan
1. Kapas , lidi.
2. Air hangat / air matang
3. NaCL 0,9 % Daktarin oral gel
4. Baki plastik untuk tempat sampah

B. Pelaksanaan
1. Alat-alat disiapokan
2. Cuci tangan
3. Komunikasi dengan bayi
4. Posisi bayi dalam keadaan terlentang
5. Buka mulut bayi, bersihkan mulut bayi dibasahi dengan NaCl
0,9 %
6. Lakukan berulang-ulang dengan mengganti kapas lidi basah,
sampai mulut bayi bersih
7. Bila ada stomatitis, oleskan Daktarin oral gel sampai rata
8. Alat-alat dibersihkan
9. Cuci tangan

Unit Terkait  Ruang Anggrek


 Ruang Rawat Kebidanan
MENGUKUR SUHU BADAN

No. Dokumen Halaman


No.Revisi
43/YANMED.KSK.KB/PP 11/2
RSUD PT D.2 – 5 010000
KAB. JOMBANG

Disahkan
Tanggal Terbit
Direktur RSUD Kab. Jombang,
SPO

01 September 2014
Dr. PUDJI UMBARAN, M.KP
10 November 2HGG
Pengertian Mengukur suhu badan bayi dengan menggunakan termometer melalui
aksilasusnan daftar obat yang disetujui masuk dalamum.
Tujuan Untuk mengetahui suhu badan bayi, menentukan langkah perawatan
selanjutnya dan menegakkan diagnosa ntuk mendapatkan kesepabang
Kebijakan Sesuai dengan Peraturan Direktur RSUD Kabupaten Jombang
Nomor: 188.4/45/415.44/2014 tentang pelayanan pasiennama dagang
Prosedur a. FPersiapan alat
1. Getermometer dalam tempatnya
2. Kapas alkohol / alcohol swab
3. Baki plastik untuk tempat kotoran
b. Pelaksanaan
1. Alat – alat didekatkan ke pasien
2. Perawat cuci tangan
3. Pastikan air raksa ada di reservoir
4. Bersihkan ujung termometer dengan kapas alkohol/alcohol swab
5. Komunikasi dengan bayi
6. Pasang termometer dengan reservoirnya tepat di tengah aksila
dan lekatkan tangan yang terpasang termometer ke tengah dada
7. Tunggu 5 – 10 menit, angkat dan baca hasilnya
8. Bersihkan ujung termometer dengan kapas alkohol/alcohol swab,
turunkan air raksanya sampai reservoir dan simpan kembali ke
tempatnya
9. Catat hasilnya dengan tinta merah pada formulir pengawasan
khusus atau flow sheet, bila bayi dirawat dalam inkubator catat
setting suhu inkubator dengan tinta hitam di bawah suhu tubuh
10. Bayi dirapihkan
11. Alat-alat dibereskan
12. Cuci tangan setelah melakukan tindakanat dipasaran, harga obat t
MENGUKUR SUHU BADAN

No. Dokumen No.Revisi Halaman


43/YANMED.KSK.KB/PP 02 12/2
RSUD PT D.2 – 5 0000
KAB. JOMBANG
Unit Terkait PONEK,R Anggrek
PEMASANGAN IDENTITAS

No. Dokumen No.Revisi Halaman


44/YANMED.KSK.KB/PP 02 11/2
RSUD PT D.2 – 5 0000
KAB. JOMBANG

Disahkan
Tanggal Terbit
Direktur RSUD Kab. Jombang,
SPO

01 September 2014
Dr. PUDJI UMBARAN, M.KP
10 November 2HGG
Pengertian Memberikan tanda pengenal pada bayi berupa gelang sesuai dengan jenis
kelaminpenyususnan daftar obat yang disetujui masuk dalamm.
Tujuan 1. Bayi mendapatkan identitas secara jelas
2. Bayi tidak tertukar ng diadakan dan digunakan di RSUD Jombang
Kebijakan Sesuai dengan Peraturan Direktur RSUD Kabupaten Jombang
Nomor: 188.4/45/415.44/2014 tentang pelayanan pasiennama generg
Prosedur a. F Persiapan alat
1. Gelang bayi
- Warna merah : Perempuan
- Warna biru : Laki – laki
2. Pulpen
3. Kertas label / Etiket
b. Pelaksanaan
1. Perawat cuci tangan
2. Alat – alat disiapkan
3. Pilih warna gelang sesuai dengan jenis kelamin bayi : merah untuk
perempuan dan biru untuk laki – laki
4. Tulis pada etiket kecil dan besar
5. Beritahukan kepada keluarga apa yang ditulis tersebut. Apakah
sudah sesuai / benar
6. Masukan etiket tersebut ke dalam gelang, gelang kecil untuk bayi
dan gelang besar untuk ibu bayi
7. Pasang 1 (satu) gelang kecil pada kaki kiri bayi dengan tulisan
menghadap ke arah perawat yang memasang
8. Pasang 1 (satu) gelang besar pada lengan kiri ibu dengan tulisan
menghadap ke arah ibu
9. Bayi dirapihkan
10. Alat – alat dibereskan
11. Cuci tangan setelah melakukan tindakanSeasaran, harga obat t
PEMASANGAN IDENTITAS

No. Dokumen No.Revisi Halaman


44/YANMED.KSK.KB/PP 02 12/2
RSUD PT D.2 – 5 0000
KAB. JOMBANG
Unit Terkait Ruang seruni, Ruang kemuning, U.G.D, Kamar bersalin, Kamar operasi
dan Unit Rawat Inap kebidanan
MENGUKUR PANJANG BADAN BAYI

No. Dokumen No.Revisi Halaman


45/YANMED.KSK.KB/PP 02 11/1
RSUD PT D.2 – 5 0000
KAB. JOMBANG

Tanggal Terbit Disahkan


Direktur RSUD Kab. Jombang,
SPO
01 September 2014
G012 Dr. PUDJI UMBARAN, M.KP

Pengertian Mengukur panjang badan bayi dengan alat pengukur masuk dalam F
Tujuan Untuk mengetahui panjang bayi yang baru lahir Untuk mendapatbang
Kebijakan Sesuai dengan Peraturan Direktur RSUD Kabupaten Jombang
Nomor: 188.4/45/415.44/2014 tentang pelayanan pasiennama
Prosedur A. PERSIAPAN
- Alat pengukur disposible
B. PELAKSANAAN
2. Perawat cuci tangan
3. Alat pengukur disposible disiapkan
4. Bayi dibaringkan telentang tanpa dibedong dengan kedua kaki
diluruskan
5. Panjang badan diukur mulai dari ujung kepala sampai ketumit
6. Hasilnya dicatat pada formulir riwayat kelahiran dan catatn
perawat
7. Bayi dirapihkan
8. Alat – alat dibereskan
9. Cuci tangan setalah melakukan tindakan
CATATAN :
1. Mengukur panjang badan, bayi harus dalam keadaan baik
2. Bayi diukur dalam posisi berbaring obat
dipasaran, harga oba
Unit Terkait PONEK,R Anggrek,R Melati
MENGUKUR LINGKAR DADA BAYI

No. Dokumen No.Revisi Halaman


46/YANMED.KSK.KB/PP 02 11/1
RSUD PT D.2 – 5 0000
KAB. JOMBANG

Disahkan
Tanggal Terbit
Direktur RSUD Kab. Jombang,
SPO

01 September 2014
Dr. PUDJI UMBARAN, M.KP

Pengertian Mengukur lingkar dada bayi dengan alat ukur disposiblejui ma


Tujuan Untuk mengukur lingkar dada bayi baru lahir
Kebijakan Sesuai dengan Peraturan Direktur RSUD Kabupaten Jombang
Nomor: 188.4/45/415.44/2014 tentang pelayanan pasiennama g
Prosedur a. FPERSIAPAN
1.Alat pengukur disposible
b. PELAKSANAAN
1. Perawat cuci tangan
2. Alat pengukur disposible disiapkan
3. Komunikasi dengan bayi
4. Komunikasi dengan bayi
5. Bayi dibaringkan telentang tanpa dibedong dengan baju
6. Tubuh bayi diangkat sedikit dan lingkarkan meteran kertas
(disposible) pada bayi dengan melalui keduan puting susu
7. Hasilnya dicatat pada foumulir riwayat kelahiran, catatn
perawatan dan buku bayi
8. Bayi dirapihkan
9. Alat – alat dibereskan
10. Cuci tangan setelah melakukan tindakanUsuipa
saran, obat t
Unit Terkait  Ruang Anggrek
 PONEK
 Ruang Rawat Kebidanan
MENGUKUR LINGKAR LENGAN

No. Dokumen No.Revisi Halaman


47/YANMED.KSK.KB/PP 02 11/1
RSUD PT D.2 – 5 0000
KAB. JOMBANG

Tanggal Terbit Disahkan


Direktur RSUD Kab. Jombang,
SPO

01 September 2014 Dr. PUDJI UMBARAN, M.KP

Pengertian Mengukur lingkar lengan dengan menggunakan alat pengukur


disposibleusnan daftar obat yang disetujui masuk dalam Foarium.
Tujuan Mengetahui besarnya lingkar lengan bayi dan untuk mendeteksi
pertumbuhan Untuk makan dan digunakan di RSUD Jombang
Kebijakan Sesuai dengan Peraturan Direktur RSUD Kabupaten Jombang
Nomor: 188.4/45/415.44/2014 tentang pelayanan pasien dan 2 nang
Prosedur A. PERSIAPAN
- Alat pengukur disposible

B. PELAKSANAAN
1. Perawat cuci tangan
2. Alat pengukur disposible
3. Komunikasi dengan bayi
4. Baringkan bayi dan lingkaran meteran disposible pada 1/3
bagian lengan atas kanan atau kiri
5. Hasilnya dicatat pada formulir riawayat kelahiran, catatn
perawat dan buku bayi
6. Bayi dirapihkan
7. Alat – alat dibereskan
8. Cuci tangan setelah melakukan tindakanobat dipasaran, hat t
Unit Terkait PONEK,R Anggrek
MEMBUAT SIDIK TELAPAK KAKI BAYI

No. Dokumen No.Revisi Halaman


48/YANMED.KSK.KB/PP 02 11/2
RSUD PT D.2 – 5 0000
KAB. JOMBANG

Disahkan
Tanggal Terbit
Direktur RSUD Kab. Jombang,
SPO

01 September 2014
Dr. PUDJI UMBARAN, M.KP

Pengertian Membuat identitas bayi dengan cara membuat cap kakiFormularium.


Tujuan 1. Untuk mendapatkan identitas bayi
2. Dokumentasi Untuk mdan digunakan di RSUD Jombang
Kebijakan Sesuai dengan Peraturan Direktur RSUD Kabupaten Jombang
Nomor: 188.4/45/415.44/2014 tentang pelayanan pasiennama genng
Prosedur b. F Persiapan
1. Bantal, stempel pada tempatnya
2. Tinta stempel
3. File
4. Buku bayi
5. Buku dokumentasi
6. Buku ibu jika ada
7. Kapas yang direndam air hangat pada tempatnya
8. Tissue
9. Nierbekan / Tempat sampah
c. Pelaksanaan
1. Perawat cuci tangan
2. Siapkan alat – alat dan dekatkan ke meja tindakan
3. Bayi dibaringkan di meja tindakan
4. Komunikasi dengan bayi
5. Pegang pergelangan kaki kanan bayi pada permukaan bantalan
stempel yang telah diberi
6. Tempelkan telapak kaki bayi pada permukaan bantalan tempel
yang telah diberi tinta
7. Lihat telapak kaki bayi yang telah diberi tinta apakah sudah rata
8. Kaki bayi yang telah diberi tinta, capkan terlebih dahulu pada
buku dokumentasi cap kaki
9. Kemudian cap-kan pada file dan buku bayi harga obat t
MEMBUAT SIDIK TELAPAK KAKI BAYI

No. Dokumen No.Revisi Halaman


48/YANMED.KSK.KB/PP 02 12/2
RSUD PT D.2 – 5 0000
KAB. JOMBANG
Prosedur 10. Cek ulang hasil pengecapan bayi apakah sudah jelas dan
lengkap sesuai dengan keadaan kaki bayi
11. Bersihkan kaki bayi dengan kapas hangatdip
12. Keringkan kaki bayi dengan tissue sampai tinta pada, kaki bayi
hilang atau bersih
13. Kembalikan bayi ke tempat tidur / inkubator yang telah
disediakan
14. Alat – alat dibereskan
15. Cuci tangan setelah melakukan tindakan
T
Unit Terkait PONEK,R Anggrek
MEMASANG SONDE PADA LAMBUNG BAYI

No. Dokumen No.Revisi Halaman


49/YANMED.KSK.KB/PP 02 11/2
RSUD PT D.2 – 5 0000
KAB. JOMBANG

Disahkan
Tanggal Terbit
Direktur RSUD Kab. Jombang,
SPO

1001 September 2014


Dr. PUDJI UMBARAN, M.KP
ovember 2HGG0
Pengertian Memasukkan selang penduga lambung ke dalam lambung melalui
hidung/mulutsusnan daftar obat yang disetujui masuk dalam Formul
Tujuan 1. Mengeluarkan cairan/udara dari dalam lambung
2. Memberi infus Untuk mendan dan digunakan di RSUD Jombang
Kebijakan Sesuai dengan Peraturan Direktur RSUD Kabupaten Jombang
Nomor: 188.4/45/415.44/2014 tentang pelayanan pasienenerik dan 2
Prosedur C. PERSIAPAN
1. Selang sonde lambung sesuai ukuran
 No. 5 Fr. Untuk memberikan minum
 No. 8 Fr. Untuk mengeluarkan udara/cairan
2. Mucus extractor untuk penampung
3. Spuit 2,5 ml
4. Sarung tangan
5. Plester
6. Gunting
7. Kasa steril
8. Pengalas/duk
9. Baki tempat kotoran
10. Stetoskop
D. PELAKSANAAN
14. Alat-alat disiapkan
15. Cuci tangan
16. Komunikasi dengan bayi
17. pasang duk/pengalas di dada bayi
18. Pakai sarung tangan
19. Selang sonde diukur dari epigastium ke pertengahan dahi dan beri
tanda dengan plester kecil
20. Selang dimasukkan perlahan-lahan ke dalam mulut/hidung
bayidipasaran, harga obat t
MEMASANG SONDE PADA LAMBUNG BAYI

No. Dokumen No.Revisi Halaman


49/YANMED.KSK.KB/PP 02 12/2
RSUD PT D.2 – 5 0000
KAB. JOMBANG
Prosedur 21. Periksa apakah selang benar-benar masuk ke dalam lambung
dengan cara
- Masukkan udara ke dalam lambung 0,5 -1 ml dengan
mempergunakan spuit 3 ml dan didengarkan dengan
stetoskop. Bila terdengar suara, posisi selang/pipa lambung
sudah tepat.
- Mengisap cairan lambung dengan spuit 3 ml
22. Plester selang sonde dengan cermat
23. Bila untuk tujuan mengeluarkan udara atau cairan lambung,
pangkal selang disambungkan dengan mucus extractor
24. Mulut, hidung dan sekitarnya dibersihkan
25. Bayi dirapihkan bila memungkinkan miringkan ke sebelah kiri
26. Alat-alat dibereskan
27. Cuci tangan

PERHATIAN
5. Pasang label tanggal pemasangan pada selang sonde
6. Catat jumlah udara / cairan dan warna cairan yang keluar
7. Selang sonde diganti setiap 3 hari
8. Plester selang sonde memanjang sampai telinga dan beri tandaa

Unit Terkait R Anggrek


PEMBERIAN VITAMIN K-1

No. Dokumen No.Revisi Halaman


50/YANMED.KSK.KB/PP 02 11/2
RSUD PT D.2 – 5 0000
KAB. JOMBANG

Tanggal Terbit Disahkan


Direktur RSUD Kab. Jombang,
SPO

1001 September 2014 Dr. PUDJI UMBARAN, M.KP


ovember 2HGG01
Pengertian Memberikan vitamin K melalui oral/suntikan kepada bayi baru lahiryang
disetujui masuk dalam Formularium.
Tujuan Untuk mencegah terjadinya defisiensi vitamin K Untuk mend
Kebijakan Sesuai dengan Peraturan Direktur RSUD Kabupaten Jombang
Nomor: 188.4/45/415.44/2014 tentang pelayanan pasien2 nama dag
Prosedur Jenis pemberian:
1. Melalui injeksi (Konakion)  kemasannya dalam ampul :
- 10mg dalam 1ml
- 1 mg dalam 0,5 ml
2. Melalui oral (Kaywan)  bentuk puyer
Indikasi : Diberikan kepada semua bayi baru lahir
Dosis :
1. Bayi lahir dengan tindakan : Kaywan 2 x 1mg oral selama 3 hari
atau Konakion 1x1mg intra muscular
2. Bayi lahir prematur : Kaywan 2 x 1mg oral selama 3 hari
3. Bayi lahir spontan : Kaywan 1x1mg oral selama 3 hari
A. PERSIAPAN
1. Untuk Injeksi :
- Baki
- 2 duk steril
- Spuit 1 cc
- Konakion/Vitamin K1
- Kapas alkohol
- Plester
- Kapas kering
2. Oral
- Baki dengan alasnya
- Air putih dalam gelas
- Sendok obatobat dipasaran, harga obat t
PEMBERIAN VITAMIN K-1

No. Dokumen No.Revisi Halaman


50/YANMED.KSK.KB/PP 02 12/2
RSUD PT D.2 – 5 0000
KAB. JOMBANG
Prosedur - Puyer karyawan
B. PELAKSANAAN
1. Injeksi:
- Siapkan alat-alat dan obat
- Perawat cuci tanganF
- Siapkan bayi yang akan disuntik
- Obat Konakion dimasukkan ke dalam spuit 1 cc sebanyak
1 mg
- Tentukan darah yang akan disuntik, dan sebaiknya di paha
kiri/kanan di muskulus vastus lateralis
- Jika tidak ada darah, masukkan obat secara perlahan dan
hati-hati
- Jika ada darah, jarum dicabut kembali dan ditusuk kembali
ke daerah lainnya
- Setelah obat masuk, jarum dicabut dan bekas tusukannya
ditekan dengan kapas kering dan diplester
- Rapikan kembali bayi dan masukkan dalam inkubator
- Rapikan alat-alat
- Perawat cuci tangan
- Catat dalam buku laporan/file bayi
2. Oral:
- Siapkan alat-alat
- Perawat cuci tangan
- Siapkan bayi dengan posisi telentang, kepala lebih tinggi
- Ambil air ke dalam sendok secukupnya lalu tuangkan
puyer Kaywan 1 mg/bungkus aduk sampai larut
- Setelah larut berikan/masukkan ke mulut bayi secara hati-
hati jangan sampai tersedak
- Bila bayi batuk, hentikan pemberian Kaywan tersebut
- Berikan kembali setelah bayi tenang
- Rapikan kembali bayi dan masukkan ke dalam inkubator
- Rapikan alat-alat
- Perawat cuci tangan
- Catat jam pemberian dalam buku laporan/file bayi
- Observasi bayin, harga obat t
Unit Terkait PONEK ,R Anggrek
PENYIMPANAN ASI (AIR SUSU IBU)

No. Dokumen No.Revisi Halaman


51/YANMED.KSK.KB/PP 02 11/1
RSUD PT D.2 – 5 0000
KAB. JOMBANG

Disahkan
Tanggal Terbit
Direktur RSUD Kab. Jombang,
SPO

1001 September 2014


Dr. PUDJI UMBARAN, M.KP
ovember 2HGG
Pengertian Menyimpan A.S.I. yang sudah diperas.Merupakan prosermularium.
Tujuan Mempertahankan agar A.S.I. tetap dalam keadaan baik.RSUD Jomb
Kebijakan Sesuai dengan Peraturan Direktur RSUD Kabupaten Jombang
Nomor: 188.4/45/415.44/2014 tentang pelayanan pasienn 2 nama da
Prosedur A. CARA PENYIMPAN A.S.I
A.S.I disumpan dalam botol susu steril dan tertutup
 Di udara terbuka (suhu kamar) tahan 6 jam.
 Di dalam lemari pendingin tahan 24 jam.
 Di dalam lemari pembeku (freezer) tahan 6 bulan
B. PEMBERIAN A.S.I SETELAH DISIMPAN
1. Sebelum diberikan kepada bayi A.S.I dihangatkan lebih dulu
dengan cara merendam botol A.S.I di dalam baskom berisi air
panas.
2. A.S.I tidak boleh direbus / dipanaskan langsung di atas
api.obat t
Unit Terkait Ruang Anggrek,R Melati
SERAH TERIMA KLIEN BARU

No. Dokumen No.Revisi Halaman


52/YANMED.KSK.KB/PP 02 11/1
RSUD PT D.2 – 5 0000
KAB. JOMBANG

Tanggal Terbit Disahkan


Direktur RSUD Kab. Jombang,
SPO
1001 September 2014
10 November 2HGG Dr. PUDJI UMBARAN, M.KP

Pengertian Menerima klien baru dari perawat sebelumnya merawat klien tersebut
Tujuan Mengetahui kondisi perawatan, pengobatan dan tindakan yang telah
dilakukan pada klien
Kebijakan Sesuai dengan SK Direktur RSUD Kabupaten Jombang Nomor :
188.4/72.415.44/2011 Tentang Penetapan Pemberlakuan SPO Perinatal
Resiko Tinggi
Prosedur Perawatan yang mengantar dan menerima bersama-sama melakukan
pemeriksaan :
1. Identitas bayi
2. Keadaan bayi secara umum
3. Kelengkapan file dan catatan perawat
4. Obat yang sudah diberikan
5. Tindakan yang sudah dilakukan
6. Alat-alat kesehatan yang terpasang
7. Sisa obat yang disertakan

Unit Terkait - IGD


- PONEK
- PAV. ANGGREK
- PAV. MELATI
CPAP

No. Dokumen No.Revisi Halaman


53/YANMED.KSK.KB/PP 02 11/1
RSUD PT D.2 – 5 0000
KAB. JOMBANG

Tanggal Terbit Disahkan


Direktur RSUD Kab. Jombang,
SPO
1001 September 2014
012 Dr. PUDJI UMBARAN, M.KP

Pengertian Continouse Positive Airway Pressure adalah alat untuk


mempertahankan tekanan positif pada saluran pernafasan neonatus
selama pernafasan spontan lam penyususnani masukmularium.
Tujuan Mencegah kolapsnya alveoli dan atelektasis, mendapatkan volume
yang baik dengan meningkatkan kapasitas residu fungsional,
mempertahankan surfactan dan diafragma.Untuk mendapatkan kesep
Kebijakan Sesuai dengan Peraturan Direktur RSUD Kabupaten Jombang
Nomor: 188.4/45/415.44/2014 tentang pelayanan pasiennama generi
Prosedur 1. Hubungkan alat pencampur ke fio2 yang sesuai.
2. Nyalakan flowmeter ke angka antara 5 – 10 liter tergantung besar
bayi.
3. Isi pipa untuk melembabkan dengan air steril hingga tanda yang
tepat, nyalakan alat pengatur kelembaban dan sesuaikan
kekentalan sekresi bisa terjaga dan issensible water loss bisa
dihindari(suhu 36 c ).
4. Buka botol asam asetat(0,25%)evakuasi asam asetathingga
permukaan cairan ada pada tanda 0 cm di pita pengukur .
Masukkan selang ekspirasi bagian distal ke dalam botol dan
ujungnya tepat pada tanda 5 cm dari pita pengukur.
5. Pilih ukuran prong yang benar dan hubungkan dengan ujung
selang kerut yang bebas.
6. Tutup ujung prong nasal untuk menguji fungsi sirkuit. Amati
gelembung yang muncul dibotolasam asetat.
7. Posisikan bayi dengan ekstensi.
8. Menghubungkan sistem CPAP dengan bayi dan harus diperiksa
setiap 2 – 4 jamasaran, harga obat t
Unit Terkait R Anggrek
PENILAIAN APGAR SCORE

No. Dokumen No.Revisi Halaman


54/YANMED.KSK.KB/PP 02 11/1
RSUD PT D.2 – 5 0000
KAB. JOMBANG

Disahkan
Tanggal Terbit
Direktur RSUD Kab. Jombang,
SPO

01 September 2014
Dr. PUDJI UMBARAN, M.KP

Pengertian Memberikan penilaian yang tepat tentang keadaan neonatus sesudah lahir,
untuk menentukan derajat kegawatan janinasuk dalam Foarium.
Tujuan 1. Menentukan perlu tidaknya melakukan bantuan ventilasi terhadap bayi
baru lahir.
2. Untuk meramalkan kemungkinan hidup selanjutnya dengan gejala sisa
neurolgonik yang diadakan dan digunakan di RSUD Jombang
Kebijakan Sesuai dengan Peraturan Direktur RSUD Kabupaten Jombang
Nomor: 188.4/45/415.44/2014 tentang pelayanan pasiennnama dag
Prosedur Penilaian Apgar score meliputi :
1. Jantung / denyut nadi.
2. Usaha napas, yang berhubungan dengan tangis bayi.
3. Tonus otot.
4. Refleks, misalnya : batuk, bersin pada saat dilakukan pengisapan lendir.
5. Warna kulit.
TABEL MENENTUKAN APGAR SCORE
NO TANDA NILAI 0 NILAI 1 NILAI 2

Jantung, denyut
1 nadi Tidak ada < 100 x /mnt > 100 x /mnt
(Pulse)

Menangis
2 Usaha nafas Tidak ada Lemah kuat
(Respiratory)

Gerakan
3 Tonus otot Lemah Ekstremitas aktif /
MENERIMA BAYI BARU LAHIR

No. Dokumen No.Revisi Halaman


55/YANMED.KSK.KB/PP 02 11/1
RSUD PT D.2 – 5 0000
KAB. JOMBANG

Disahkan
Tanggal Terbit
Direktur RSUD Kab. Jombang,
SPO
01 September 2014
10 November
Dr. PUDJI UMBARAN, M.KP
2HGG01
Pengertian Menerima bayi baru lahir adalah suatu asuhan yang diberikan pada
bayi baru lahir selama jam pertama setelah kelahiran Merupm.
Tujuan 1. Agar bayi tetap kering dan hangat
2. Agar memudahkan identifikasi bayi
3. Untuk mencegah terjadinya perdarahan karena defisiensi vitamin
K pada bayi baru lahirUntuk adakan dan digunakan di RSU
Kebijakan Sesuai dengan Peraturan Direktur RSUD Kabupaten Jombang
Nomor: 188.4/45/415.44/2014 tentang pelayanan pasien generik dan
Prosedur 1. Perawat mencuci tangan
2. Memakai handschoon
3. Kemudian dengan kain bersih dan kering atau gaas, lap darah dan
lendir dari wajah bayi untuk mencegah jalan pernafasan bayi tidak
tersumbat
4. Periksa pernafasan bayi (sebagian besar bayi akan menangis atau
bernafas secara spontan dalam waktu 30 detik setelah lahir)
5. Bungkus tali pusat dengan gaas steril yang kering
6. Oleskan minyak telon pada perut bayi
7. Bungkus bayi dengan pakaian lengkap
8. Lengkapi identitas bayi (Rekam Medis Bayi, gelang tangan dan
boks bayi)
9. Berikan vitamin K sesuai dosis dan berikan tetes mata
10. Catat dalam Rekam Medis Bayi
11. Letakkan bayi di tempat tidurnya yang sudah disiapkan
12. Perawat mencuci tanganruh Kaobat dipasaran, harga obat t
Unit Terkait IGD, PONEK ,R Anggrek,R Melati
MENGHISAP LENDIR DENGAN MUCUS EXTRACTOR

No. Dokumen No.Revisi Halaman


56/YANMED.KSK.KB/PP 02 11/2
RSUD PT D.2 – 5 0000
KAB. JOMBANG

Tanggal Terbit Disahkan


Direktur RSUD Kab. Jombang,
SPO
1001 September 2014
10 November 2HGG Dr. PUDJI UMBARAN, M.KP

Pengertian Membersihkan cairan amnion, lendir dan darah melalui mulut dan hidung
dengan alat mucus extractor segera setelah kepala bayi lahir
Tujuan 1. Bayi dapat bernafas dengan lancar
2. Tidak ada cairan amnion, lendir, darah di mulut dan hidung bayi
Kebijakan Sesuai Dengan SK Direktur RSUD Kabupan Jombang Nomor :
188.4/72/.415.44/2011 Tentang Penetapan Pemberlakuan SPO Perinatal
Resiko Tinggi
Prosedur A. Persiapan
1. Baki plastik yang dialasi dengan duk steril
2. Sarung tangan steril 1 pasang
3. Mucus extractor
4. Kasa steril

B. Pelaksanaan
1. Perawat cuci tangan
2. Mucus extractor dibuka
3. Perawat memakai sarung tanagn
4. Setelah kepala bayi lahir bersihkan mulut bayi dengan kasa steril
5. Ujung kateter yang lebih besar dan terbuka dipakai oleh perawat yang
akan menolong. Sedangkan ujung kateter yang lebih kecil dan tumpul
berlubang dimasukkan ke mulut bayi.
6. Memasukkan ujung kateter ke mulut bayi atau hidung bayi sampai ke
saluran nafas/faring
7. Lakukan pengisapan lendir secara hati-hati
8. Usahakan tabung Mucus extractor menggantung agar cairan dalam
tabung tidak tersedot oleh perawat
9. Setelah hidung dan mulut bayi bersih dari cairan/lendir/darah hentikan
pengisapan
MENGHISAP LENDIR DENGAN MUCUS EXTRACTOR

No. Dokumen No.Revisi Halaman


56/YANMED.KSK.KB/PP 02 12/2
RSUD PT D.2 – 5 0000
KAB. JOMBANG
Prosedur 10. Mucus extractor bekas pakai, simpan di baki yang telah disediakan
11. Alat-alat dibersihkan
12. Perawat cuci tangan

Unit Terkait - PONEK


- PAV. ANGGREK
PENGAMBILAN CAIRAN LAMBUNG PADA BAYI BARU LAHIR
DENGAN MUCUS EXTRACTOR

No. Dokumen No.Revisi Halaman


57/YANMED.KSK.KB/PP 02 11/2
RSUD PT D.2 – 5 0000
KAB. JOMBANG

Disahkan
Tanggal Terbit Direktur RSUD Kab. Jombang,
SPO
01 September 2014
vember 2HGG01 Dr. PUDJI UMBARAN, M.KP

Pengertian Mengambil cairan dari lambung dengan menggunakan mucus extractor.


Tujuan 1. Untuk menegakkan diagnosa
2. Untuk mengambil bahan pemeriksaan.
3. Untuk mengeluarkan cairan lambung yang berlebihan.
Kebijakan Sesuai dengan Peraturan Direktur RSUD Kabupaten Jombang
Nomor: 188.4/45/415.44/2014 tentang pelayanan pasien a dagang
Prosedur C. INDIKASI
1. Pada ibu dengan K.P.D lebih dari 10 jam
2. Cairan ketuban warna hijau lumpur dengan konsistensi kental
3. Ibu dengan febris

D. PERSIAPAN ALAT
1. Baki plastik beralas duk steril
2. Mucus extractorsteril
3. Sarung tangan
4. Etiket
5. Formulir pemeriksaan

E. PELAKSANAAN
1. Perawat cuci tangan
2. Pasang sarung tangan
3. Bayi ditidurkan telentang menghadap perawat
4. Tabung Mucus extractordipegang oleh perawat dengan tangan kiri
5. Ujung kateter yang lebih besar diisap perawat
6. Ujung kateter Mucus extractor yang lain masukkan ke mulut bayi
sampai kedalam lambung
7. Isap cairan lambung dengan hati – hati sebanyak
8. Setelah selesai bayi dibersihkan dan dikembalikan ke
inkubatordipasaran, harga obat t
PENGAMBILAN CAIRAN LAMBUNG PADA BAYI BARU LAHIR
DENGAN MUCUS EXTRACTOR

No. Dokumen No.Revisi Halaman


57/YANMED.KSK.KB/PP 01 12/2
RSUD PT D.2 – 5 0000
KAB. JOMBANG
Prosedur 9. Alat – alat dirapihkan
10. Perawat cuci tangan F
11. Bila untuk pemeriksaan beri etiket pada tabung sesuai dengan nama,
nomor M.R dan tanggal pengambilan
12. Tulis pada buku ekspedisi tanggal pengiriman
13. Kirim ke laboratorium dengan formulir pemeriksaan
14. Laporkan pada dokter bila ada hasil pemeriksaan dan tempel pada
lembaran pemeriksaan laboratoriumbobat t
Unit Terkait - PONEK
- Ruang Anggrek
MELAKUKAN BOUNDING

No. Dokumen No.Revisi Halaman


58/YANMED.KSK.KB/PP 02 11/1
RSUD PT D.2 – 5 0000
KAB. JOMBANG

Disahkan
Tanggal Terbit Direktur RSUD Kab. Jombang,
SPO
101 September 2014
vember 2HGG Dr. PUDJI UMBARAN, M.KP

Pengertian Membentuk ikatan kasih sayang antara ibu dan bayi


Tujuan 1. Bayi dapat mengenal ibunya secara dini
2. Terbentuk ikatan kasih antara ibu dan bayi
Kebijakan Sesuai dengan Peraturan Direktur RSUD Kabupaten Jombang
Nomor: 188.4/45/415.44/2014 tentang pelayanan pasien dan 2 nama
Prosedur A. Pelaksanaan
1. Setelah bayi dibersihkan dari air ketuban, dearah dan vernik
bayi dibedong dengan handuk atau kain flanel
2. Bayi diantarkan ke ibunya
3. Keluarkan kolostrum dan oleskan disekitar puting dan areola
mamae
4. Mulut bayi di dekatkan ke puting susu ibunya
5. Anjurkan kepada ibunya untuk mendekap atau memeluk bayi
6. Setelah selesai bayi dibawah ke Ruang Anggrek diikuti oleh
bayi / kelurga bayiharga obat t
Unit Terkait  PONEK
 Ruang Rawat Kebidanan
MENIMBANG BERAT BADAN BAYI

No. Dokumen No.Revisi Halaman


59/YANMED.KSK.KB/PP 01 11/1
RSUD PT D.2 – 5 0000
KAB. JOMBANG

Disahkan
Tanggal Terbit Direktur RSUD Kab. Jombang,
SPO
01 September 2014
10 November 2HG012 Dr. PUDJI UMBARAN, M.KP

Pengertian Menimbang berat badan bayi adalah suatu tindakan menimbang berat
badan bayi dengan menggunakan timbangan.
Tujuan 1. Mengetahui berat badan bayi baru lahir
2. Membantu menentukan program pengobatan
Kebijakan Sesuai dengan Peraturan Direktur RSUD Kabupaten Jombang
Nomor: 188.4/45/415.44/2014 tentang pelayanan pasien ama genean
Prosedur 1. Sebelum dipakai, timbangan distel (alat penunjuknya letakkan
pada posisi 0)
2. Timbangan harus diletakkan di tempat yang terang dan rata
3. Perawat mencuci tangan
4. bayi diletakkan diatas timbangan bayi
5. Bacalah angka penunjuk jarum secara tepat kemudian hasilnya
dicatat pada Rekam Medis Bayi
6. Perawat mencuci tanganF
Unit Terkait  Ruang Anggrek
 PONEK
 Ruang Rawat Kebidanan
 Ruang OK
MENGUKUR LINGKAR KEPALA

No. Dokumen No.Revisi Halaman


60/YANMED.KSK.KB/PP 02 11/1
RSUD D.2 – 5 0000
KAB. JOMBANG

Disahkan
Tanggal Terbit
Direktur RSUD Kab. Jombang,
SPO
101 September 2014
ovember 2HGG012
Dr. PUDJI UMBARAN, M.KP

Pengertian Mengukur lingkar kepala adalah suatu tindakan mengukur kepala bayi
baru lahir yang dimulai dari frontal melewati belakang kepala dan
kembali ke frontal
Tujuan 1. Untuk mengetahui adanya keseinbangan antara kepala dan bagian
tubuh lainnya.
2. Untuk mengetahui sendini mungkin adanya kelainan.
Kebijakan Sesuai dengan Peraturan Direktur RSUD Kabupaten Jombang
Nomor: 188.4/45/415.44/2014 tentang pelayanan pasien generik dan
Prosedur 1. Persiapkan diri dan pasien :
- Siapkan Buku catatan dan alat tulis
- Baringkan bayi di tempat yang datar, hangat, kering dan di tempat
yang terang
2. Setelah alat disiapkan, dekatkan agar mudah dijangkau
3. Mulai mengukur lingkar kepala bayi mulai dari frontal, belakang
kepala dan kembali ke frontal menggunakan metline
4. Catat hasil pengukuran pada Rekam Medis Bayi
5. Rapikan kembali bayi, dan alat-alat dikembalikan kpada tempatnya.
6. Informasikan kepada keluarga hasil pengukuran. bila ada kelainanFbat
dipasaran, harga obat t
Unit Terkait  Ruang Anggrek
 PONEK
 Ruang Rawat Kebidanan
MENGHITUNG PERNAFASAN

No. Dokumen No.Revisi Halaman


61/YANMED.KSK.KB/PP 02 11/1
RSUD PT D.2 – 5 0000
KAB. JOMBANG

Disahkan
Tanggal Terbit
Direktur RSUD Kab. Jombang,
SPO
01 September 2014
vember 2HGG012
Dr. PUDJI UMBARAN, M.KP

Pengertian Menghitung jumlah pernafasan (inspirasi yang diikuti ekspirasi)


dalam 1 menit.
Tujuan Menghitung jumlah pernafasan dalam 1 (satu) menit untuk
mengetahui keadaan umum pasien.
Kebijakan Sesuai dengan Peraturan Direktur RSUD Kabupaten Jombang
Nomor: 188.4/45/415.44/2014 tentang pelayanan pasien dagang
Prosedur 1. Persiapan Alat :
1.1. Arloji yang ada jarum detiknya.
1.2. Buku catatan.
1.3. Alat tulis.
1.4. Bila perlu stetetoskop.
2. Langkah-langkah :
TAHAP PRE INTERAKSI
Perawat mencuci tangan
Perawat melakukan verifikasi order

TAHAP ORIENTASI
2.2.1. Berikan salam, panggil nama klien
2.2.2. Memperkenalkan nama perawat
2.2.3. Menjelaskan tujuan, prosedur dan lama tindakan yang
akan dilakukan
2.2.4. Perawat menutup tirai

TAHAP KERJA
2.3.1. Memberikan kesempatan klien untuk bertanya
2.3.2. Menanyakan keluhan utama klien
2.3.3. Memulai tindakan dengan cara yang baik dan benar
2.3.4. Mengatur posisi pasien
2.3.5. Menghitung naik turunnya dada klienaran, harga obat t
PENGAMBILAN DARAH UNTUK PEMERIKSAAN
GOLONGAN DARAH DAN RHESUS FAKTOR

No. Dokumen No.Revisi Halaman


62/YANMED.KSK.KB/PP 02 11/2
RSUD PT D.2 – 5 0000
KAB. JOMBANG

Tanggal Terbit Disahkan


Direktur RSUD Kab. Jombang,
SPO
1001 September 2014
10 November 2HGG Dr. PUDJI UMBARAN, M.KP

Pengertian Mengambil darah perifer dengan memakai tabung/pipa kaliper


Tujuan 1. Untuk memeriksa golongan darah dan rhesus faktor
2. Untuk menegakkan diagnosa
Kebijakan Sesuai dengan SK Direktur RSUD Kabupaten Jombang Nomor
188.4/72/415.44/2011 Temntang Penetapan Pemberlakuan SPO Perinatal
Risiko Tinggi
Prosedur A. Persiapan
1. Baki plastik berisi duk steril 2 buah
2. Sarung tangan 1 (satu) pasang
3. Tabung kapiler pada tempatnya
4. Blood lanset 1 (satu) buah
5. Kapas steril
6. Alkohol swab
7. Plester

B. Pelaksanaan
1. Perawat cuci tangan
2. Siapkan bayi di meja tindakan
3. Siapkan tumit kaki kiri/ kanan kemudian dibersihkan dengan alkohol
swab
4. Ujung tumit sebelah luar di masase kemudian ditusuk dengan blood
lanset
5. Setelah darah keluar dihapus dengan kapas kering, tetesan berikutnya
baru dimasukkan ke dalam tabung kapiler yang ujungnya ada tanda/
garis merah, darah yang masuk ke dalam tabung kapiler tidak boleh
dicampur udara
6. Cara pengambilan darah tidak boleh menekan ujung tumit, karenakan
menyebabkan memar dan biru
PENGAMBILAN DARAH UNTUK PEMERIKSAAN
GOLONGAN DARAH DAN RHESUS FAKTOR

No. Dokumen No.Revisi Halaman


62/YANMED.KSK.KB/PP 02 12/2
RSUD PT D.2 – 5 0000
KAB. JOMBANG
Prosedur 7. Setelah selesai bekas luka diberi bethadin, tutp dengan kapas kering dan
diplester
8. Bayi dirapihkan dan dimasukkan kembali kedalam inkubator
9. Buat formulir pemeriksaan, lengkapi dengan nama klien, nomor rekam
medik, alamat, umur, jenis kelamin dan ruangan tempat klien dirawat
10. Darah dikirim ke laboratorium yang sebelumnya dicatat dibuku ekspedisi
11. Alat-alat dirapihkan
12. Perawat cuci tangan

Unit Terkait Pav. Anggrek


MENGANTAR BAYI KE IBU UNTUK DIBERI ASI

No. Dokumen No.Revisi Halaman


63/YANMED.KSK.KB/PP 02 11/1
RSUD PT D.2 – 5 0000
KAB. JOMBANG

Disahkan
Tanggal Terbit
Direktur RSUD Kab. Jombang,
SPO
01 September 2014
ovember 2HGG012
Dr. PUDJI UMBARAN, M.KP

Pengertian Mengantar bayi ke ibu untuk diberi ASI adalah suatu tindakan
mengantarkan bayi ke ibu untuk di beri ASI
Tujuan 1. Bayi dapat minum ASI sebagai makanan yang paling penting untuk
bayi
2. Merangsang produksi ASI dengan menyusui secara langsung
3. Membantu proses kesembuhan ibu yaitu dengan isapan bayi yang
akan merangsang kontraksi uterus
Kebijakan Sesuai dengan Peraturan Direktur RSUD Kabupaten Jombang
Nomor: 188.4/45/415.44/2014 tentang pelayanan pasien generik dan
Prosedur 1. Perawat mencuci tangan dengan bersih
2. Cocokkan identitas yang ada di gelang bayi dan yang di box bayi
3. Periksa keadaan bayi dan rapikan bayi sebelum diantar ke ibu
untuk diberi ASI
4. Ganti popok bayi apabila basah
5. Mengantarkan bayi ke ibu secara hati-hati dengan menggunakan
box bayi beserta baki yang berisi, kapas dan popok
6. Mengajarkan ibu cara menyusui yang baik dan benar
7. Cuci tangant dipasaran, harga obat t
Unit Terkait  Ruang Anggrek
 Ruang Rawat Kebidanan
PERAWATAN TALI PUSAT TERBUKA

No. Dokumen No.Revisi Halaman


64/YANMED.KSK.KB/PP 02 11/1
RSUD PT D.2 – 5 0000
KAB. JOMBANG

Disahkan
Tanggal Terbit Direktur RSUD Kab. Jombang,
SPO
01 September 2014
vember 2HGG01 Dr. PUDJI UMBARAN, M.KP

Pengertian Melakukan perawatan tali pusat bayisecara terbuka


Tujuan 1. Mencegah terjadinya infleksi.
2. Mempercepat proses pengeringan tali pusat.
3. Mempercepat terlepasnya tali pusat.
Kebijakan Sesuai dengan Peraturan Direktur RSUD Kabupaten Jombang
Nomor: 188.4/45/415.44/2014 tentang pelayanan pasien generik dan
Prosedur a. PERSIAPAN
1. Alcohol swab2 lembar
b. PELAKSANAAN
1. Alat disiapkan
2. cuci tangan
3. Komunikasi dengan bayi
4. Tali pusat dibersihkan dengan alcohol swab mulai dari
pangkal ke ujung tali pusat sampai bersih. Kalau perlu dinding
abdomen sekitar tali pusat dibersihkan juga dengan swab
dengan jari – jari sepanjang ukuran tali pusat.F
Unit Terkait  Ruang Anggrek
 PONEK
 Ruang Rawat Kebidanan
PEMBERIAN OBAT SUNTIKAN INTRAVENA

No. Dokumen No.Revisi Halaman


65/YANMED.KSK.KB/PP 01 11/2
RSUD PT D.2 – 5 0000
KAB. JOMBANG

Disahkan
Tanggal Terbit
Direktur RSUD Kab. Jombang,
SPO
1
01 September 2014
Dr. PUDJI UMBARAN, M.KP
vember 2HGG012
Pengertian Memberikan obat dengan spuit kedalam pembuluh darah vena
Tujuan Sebagai pengobatan
Kebijakan Sesuai dengan Peraturan Direktur RSUD Kabupaten Jombang
Nomor: 188.4/45/415.44/2014 tentang pelayanan pasien gdagang
Prosedur A. PERSIAPAN
1. Abbocath no. 24
2. Extention W.T yellow cap
3. Spuit 1 cc
4. NaCl 0,9% 25 cc
5. Plester Hipafiks
6. Gunting
7. Bidai
8. Kain kasa, kapas steril adalam tempatnya
9. Betadine dan alkhohol swab
10. Duk steril
11. Obat yang diperlukan, semprit sesuai kebutuhan obat
B. PELAKSANAAN
1. Alat - alat disiapkan
2. Cuci tangan
3. Komunikasi dengan bayi
4. Duk dibuka, letakkan diatasnya :
- Abbocvath no. 24
- Extention W.T
- Yellow cap
- Spuit cc berisi NaCl heparin (1 cc NaCl 0,9% dan heparin 1 u)
5. Tentukan vena yang ditusuk dibagian atasnya, lakukan
pembendunganbat t
PEMBERIAN OBAT SUNTIKAN INTRAVENA

No. Dokumen No.Revisi Halaman


65/YANMED.KSK.KB/PP 02 12/2
RSUD PT D.2 – 5 0000
KAB. JOMBANG
Prosedur 6. Desinfektan daerah penusukan dengan alcohol swab atau betadin
7. Tusukkan abbocath pada vena yang dimaksud dengan lubang
jarum menghjadap ke bawahd
8. Setelah abbocath terpasang spool dengan NaCl 0,9% heparin
kemudian difiksasi dan pasang badaib
9. Sambungkan Abbocath dengan extention W.T dan yellow cup,
obat masukkan pelan – pelan, bilas dengan NaCl 0,9%
1. Alat – alat dibersihkan
2. Cuci tangan
Perhatian :
Tentukan daerah penusukan yang memberikan posisi baik setalah
selesai memasukkan obay jangan dilepas, dapat dipergunakan
untuk berikutnya.at Fasaran, harga obat t
Unit Terkait Ruang Anggrek
MENYIAPKAN TEMPAT TIDUR BAYI / INKUBATOR

No. Dokumen No.Revisi Halaman


66/YANMED.KSK.KB/PP 02 11/1
RSUD PT D.2 – 5 0000
KAB. JOMBANG

Disahkan
Tanggal Terbit Direktur RSUD Kab. Jombang,
SPO
01 September 2014
vember 2HGG012 Dr. PUDJI UMBARAN, M.KP

Pengertian Menyiapkan inkubator dengan segala perlengkapannya


Tujuan Inkubator siap pakai
Kebijakan Sesuai dengan Peraturan Direktur RSUD Kabupaten Jombang
Nomor: 188.4/45/415.44/2014 tentang pelayanan pasien dagang
Prosedur A. Persiapan
1. Inkubator dengan kasurnya
2. Sprei sesuai dengan ukurannya
3. Perlak
4. Kain pengelas

B. Pelaksanaan
1. Waktu pelaksanaan :
- Pada waktu akan menerima klien baru
- Setelah klien pulang / meninggal
- Setelah pembersih besar sesuai dengan jadual yang telah
ditentukan.
2. Cara pelaksanaan :
- Peralatan didekatkan ke inkubator
- Sprei dipasang dan bagian sisi – sisinya dimasukkan ke
bawah kasur
- Pasang perlak
- Kain pengalas / popok dipasang diatas perlak
- Inkubator dihidupkan / dinyalakan
- Seting suhu inkubator disesuaikan dengan kebutuhan suhu
bayiFormularium obat dipasaran, harga obat t
Unit Terkait Ruang Anggrek
MENGAMBIL PEMERIKSAAN KULTUR DARAH

No. Dokumen No.Revisi Halaman


67/YANMED.KSK.KB/PP 01 11/2
RSUD PT D.2 – 5 0000
KAB. JOMBANG

Disahkan
Tanggal Terbit Direktur RSUD Kab. Jombang,
SPO
01 September 2014
vember 2HGG01 Dr. PUDJI UMBARAN, M.KP

Pengertian Mengambil darah secara steril untuk pemeriksaan kultur


Tujuan 1. Membantu menegakkan diagnosis
2. Membantu ketepatan pengobatan
3. Langkah perawatan selanjutnya
Kebijakan Sesuai dengan Peraturan Direktur RSUD Kabupaten Jombang
Nomor: 188.4/45/415.44/2014 tentang pelayanan pasien generik ang
Prosedur A. PERSIAPAN
1. Alat – alat steril
 Sputi 2,5 ml – 3 ml
 Duk steril
 Kasa
 Jarum No. 24
2. Alat – alat lain
 Alcohol swab
 Betadin cair
 Botol bactec
 Baki plastik
 Plester
 Gunting
 Formulir laboratorium
B. PELAKSANAAN
1. Alat – alat disiapkan
2. Cuci tangan
3. komunikasi dengan bayi
4. Tentukan daerah pengambilan / penusukan
5. Pasang duk steril ditempat yang akan ditusuk
6. daerah pengambilan atau penusukan di disinfektan dengan betadine
cair dan diusap dengan alcohol swab
MENGAMBIL PEMERIKSAAN KULTUR DARAH

No. Dokumen No.Revisi Halaman


67/YANMED.KSK.KB/PP 02 12/2
RSUD PT D.2 – 5 0000
KAB. JOMBANG
Prosedur 7. Ibu jari dan telunjuk disinfektan betadine cair / alcohol swab,
kemudian raba daerah penusukan dengan cermatbat
8. Ganti jarum spuit 2,5 ml / 3 ml dengan jarum nomer 24
9. Tusukkan jarum, tarik penghisap perlahan – lahan, setelah selesai
cabut dengan jarum dan tekan dengan cermat sampai darah berhentit
10. Tutup bekas tusukan dengan kasa steril lalu plester
11. Sebelum darah dimasukkan ke dalam botol Bactec, ganti jarum sputi
dengan jarum nomor 24 yang lain lagi
12. Lakukan desinfektan tutup karet tutup botol bectec dengan alcohol
swab yang baru dibuka, lalu darah masukkan ke dalam botol Bectec
sebanyak 1 ml
13. Beri label
14. bari dirapihkan alat – alat dibersihkan
15. Cuci tangan
Unit Terkait Ruang Anggrek
PEMERIKSAAN DEXTROSTIX/GULA DARAH

No. Dokumen No.Revisi Halaman


68/YANMED.KSK.KB/PP 02 11/21/
RSUD PT D.2 – 5 0000
KAB. JOMBANG

Disahkan
Tanggal Terbit Direktur RSUD Kab. Jombang,
SPO
101 September 2014
vember 2HGG01 Dr. PUDJI UMBARAN, M.KP

Pengertian Pemeriksaan kadar gula darah perifer dengan menggunakan alat precision
Tujuan Untuk mengetahui nilai kadar gula
Kebijakan Sesuai dengan Peraturan Direktur RSUD Kabupaten Jombang
Nomor: 188.4/45/415.44/2014 tentang pelayanan pasien ge dagang
Prosedur A. PERSIAPAN
1. Alat
 Stik / reagen yang sesuai
 Glukometer yang sudah dikalibrasi
 Lancet
 Alchohol swab
 Kasa steril
 Plester
 Baki plastik
 Duk rapat steril
2. Persiapan Pasien
Daerah telapak kaki dalam keadaan bersih, kering dan hangat
B. PELAKSANAAN
1. Alat – alat disiapkan dalam baki plastik dan letakkan disamping
pasien
2. Cuci tangan
3. Pasang duk steril di bawah tumit
4. Lakukan desinfektan dengan alchohol swab pada daerah yang akan
ditusuk, tunggu sampai kering
5. Tusuk telapak kaki di bagian samping kiri atau kanan tumit dengan
lanset sedalam 1 – 1,5 mm
6. Buang tetesan darah yang pertama
7. Masukkan test strip, tunggu sampai tampak “rdy” pada layar
display dipasaran, harga obat t
PEMERIKSAAN DEXTROSTIX/GULA DARAH

No. Dokumen No.Revisi Halaman


68/YANMED.KSK.KB/PP 02 12/2
RSUD PT D.2 – 5 0000
KAB. JOMBANG
Prosedur 8. Teteskan darah pada target area sampai timbul (.....) pada display.
Jangan tekan tombol
9. Tunggu 20 detik, pada display akan tampil (...) (...) (c,t,d) lalu tampil
D.Xobat
10. Catat hasilnya, matikan alat dan cabut test strip
11. Tekan bekas tusukan dengan kasa steril sampai daerah berhenti
mengalir
12. Catat hasil D.X pada Flow sheet dan catatn perawat.
Contoh : test strip
 Teteskan darah disini sampai timbul .... pada display
 Bila daerah kurang tanda ...., tidak akan timbul pada display
dipasaran, harga obat t
Unit Terkait  Ruang Anggrek
 Ruang Rawat Kebidanan
PENGAMBILAN DARAH TEPI

No. Dokumen No.Revisi Halaman


69/YANMED.KSK.KB/PP 02 11/2
RSUD PT D.2 – 5 0000
KAB. JOMBANG

Disahkan
Tanggal Terbit Direktur RSUD Kab. Jombang,
SPO
101 September 2014
vember 2HGG012 Dr. PUDJI UMBARAN, M.KP

Pengertian Mengambil darah tepi darah pembuluh darah vena untuk bahan
pemeriksaan
Tujuan Mendapatkan darah vena untuk bahan pemeriksaan
Kebijakan Sesuai dengan Peraturan Direktur RSUD Kabupaten Jombang
Nomor: 188.4/45/415.44/2014 tentang pelayanan pasien genedagang
Prosedur A. PERSIAPAN
1. Jarum no. 24 1 buah
2. Spuit 3 ml
3. Duk steril
4. Kasa
5. Alcohol swab
6. Baki plastik tempat kotoran
7. Blanko pemeriksaan laboratorium

B. PELAKSANAAN
1. Alat – alat disiapkan
2. Cuci tangan
3. Komunikasi dengan bayi
4. Pangkal jarum bagian plastiknya dipatahkan
5. Pasang duk steril
6. Tentukan vena yang akan ditusuk (ujung tangga, kaki) kemudian
disinfektan dengan alcohol swab
7. Lakukan penusukan, teteskan darah ke dalam tabung pemeriksaaan
sesuai dengan jenis pemeriksaan atau masukjkan ke dalam sputi
yang alat pendorongnya dilepaskan dan jarumnya dibengkokan.
Teteskan darah sebanyak yang diperlukan
8. Jarum dicabut, tekan tempat penusukan dengan kassa steril sampai
drah berhenti agar tidak hematom dan plester
, harga obat t
PENGAMBILAN DARAH TEPI

No. Dokumen No.Revisi Halaman


69/YANMED.KSK.KB/PP 02 12/2
RSUD PT D.2 – 5 0000
KAB. JOMBANG
Prosedur 9. Jarum dibuang ke dalam tempat khusus untuk pembuangan jarum
10. Bayi dirapihkan Fan
11. Tabung pemeriksaan / spuit diberi label yang berisi : \
- Nama pasien
- Nomor M.R
- Ruangan
- Tanggal pemeriksaan
- Jenis pemeriksaan
12. Alat – alat dirapihkan
13. Cuci tangan obat dipasaran, harga obat t
Unit Terkait Ruang Anggrek
MEMASANG INFUS

No. Dokumen No. Revisi Halaman


RSUD 70/YANMED.KSK.KB/PP 02 1/2
KAB. JOMBANG
Disahkan
Tanggal terbit Direktur RSUD Kabupaten Jombang
SPO
1 September 2014

Dr. PUDJI UMBARAN, M.KP


Pengertian Memasang infus adalah memasukkan cairan obat langsung ke dalam
pembuluh darah vena dalam jumlah banyak dan waktu yang lama
dengan menggunakan infus set dengan memperhatikan kenyamanan
dan keamanan pasien.
Tujuan 1. Memberikan rasa nyaman dan aman bagi pasien
2. Sebagai pengobatan
3. Mencukupi kebutuhan tubuh akan cairan dan elektrolit.
4. Memberi zat mekanan pada pasien yang tidak dapat/tidak boleh
makan melalui mulut
Kebijakan Sesuai dengan Keputusan Direktur RSUD Kabupaten Jombang Nomor
: 188.4/2906/415.44/2011 tentang Penetapan Pemberlakuan Prosedur
Tetap Keperawatan
Prosedur 1. Petugas mengucapkan salam, memperkenalkan diri dan menyapa
dengan menyebutkan nama pasien
2. Petugas menginformasikan tindakan memasang infus yang akan
dilakukan dan tujuannya
3. Perawat mencuci tangan
4. Memakai handschoen
5. Siapkan area yang dipasang infuse
6. Memasukkan infuse sel ke dalam botol infuse dan mengeluarkan
udara dari selang infuse
7. Menentukan vena yang akan ditusuk
8. Melakukan pembendungan dengan menggunakan alat, bila
diperlukan dibantu oleh seorang perawat lagi.
9. Desinfektan daerah yang akan disuntik dengan kapas alcohol
10. Tusukkan I V catheter pada vena yang telah didesinfektan
11. Atur tetesan I
12. Fiksasi dengan perekat steril kemudian ditutup dengan plaster
13. Tulis tanggal dan jam pemasangan
14. Perawat mencuci tangan
15. Mencatat pada catatan keperawatan atau Rekam Medis Pasien
Rawat Inap
MEMASANG INFUS

No. Dokumen No. Revisi Halaman


RSUD 70/YANMED.KSK.KB/PP 02 2/2
KAB. JOMBANG
Prosedur 16. Petugas menginformasikan bahwa tindakan memasang infus sudah
selesai dilakukan

Unit Terkait R Anggrek


MENGUKUR SUHU KULIT / SKIN TEMPERATUR
PADA BAYI DI DALAM INCUBATOR

No. Dokumen No.Revisi Halaman


71/YANMED.KSK.KB/PP 02 11/2
RSUD PT D.2 – 5 0000
KAB. JOMBANG

Disahkan
Tanggal Terbit
Direktur RSUD Kab. Jombang,
SPO
01 September 2014
vember 2HGG012
Dr. PUDJI UMBARAN, M.KP

Pengertian Meletakkan sensor skin probe untuk mengukur suhu kulit klien.
Tujuan Mengetahui suhu kulit klien dan dapat melakukan tindakan tepat bila
terjadi hipotermi atau hipertermi.
Kebijakan Sesuai dengan Peraturan Direktur RSUD Kabupaten Jombang
Nomor: 188.4/45/415.44/2014 tentang pelayanan pasien ge dagang
Prosedur A. Persiapan
1. Persiapan Alat
 Inkubator atau EKG monitor.
 Skin probe/ skin sensor yang sesuai alat.
 Cover skin sensor
 Plester hypoallergic (transpore – hypal - millipore)
2. Persiapan pasien
 Bayi dirawat dalam inkubator.

B. Pelaksanaan
1. Alat dihubungkan dengan arus listrik yang sesuai.
2. Hidupkan alat dengan menekan tombol ”on / power”.
3. Penyambung Skin Probe dipasang pada alat.
4. Cuci tangan dengan baik.
5. Buka popok bayi.
6. Sensor Skin Probe dibersihkan dengan kapas alkoholl / alcohol
swab.
7. Daerah abdomen yang akan ditempel skin probe dibersihkan
dengan kapas alkoholl / alcohol swab.
8. Sensor Skin Probe ditempelkan di abdomen dengan bagian
logamnya menempel langsung ke kulit bayi.
9. Tutup sensor skin probe dengan cover skin probe fixasi dengan
plester hypoallergic.obat dipasaran, harga obat t
MENGUKUR SUHU KULIT / SKIN TEMPERATUR
PADA BAYI DI DALAM INCUBATOR

No. Dokumen No.Revisi Halaman


71/YANMED.KSK.KB/PP 02 12/2
RSUD PT D.2 – 5 0000
KAB. JOMBANG
Prosedur 10. Atur suhu inkubator sesuai dengan umur / berat badan bayi (cara
manual) atau pakai sistem ”servo control”.
11. Suhu kulit otomatis timbul pada layar display.
12. Catat suhu kulit tiap jam pada flow sheet dengan warna biru /
hitam.
PERHATIAN
1. Sensor skin probe harus ditempelkan didaerah abdomen diatas pusat,
semakin ke perifer, suhu semakin rendah (baca buku petunjuk alat).
2. Ukur suhu aksila tiap 3 jam sekali untuk mencegah ”false reading”.
3. ”False reading” dapat terjadi bila alat rusak atau penempelan sensor
tidak tepat, sensor langsung terkena pancaran panas (lampu sorot)
dan daerah penempelan sensor tidak tepat.t

Unit Terkait Ruang Anggrek


MENGUKUR TEKANAN DARAH DENGAN N.I.B.P

No. Dokumen No.Revisi Halaman


72/YANMED.KSK.KB/PP 02 11/1
RSUD PT D.2 – 5 0000
KAB. JOMBANG

Disahkan
Tanggal Terbit
Direktur RSUD Kab. Jombang,
SPO

01 September 2014
Dr. PUDJI UMBARAN, M.KP
vember 2HGG01
Pengertian Pemeriksaan tekanan darah pada bayi menggunakan alat manset yang
dihubungkan dengan bedside monitor
Tujuan Mengetahui tekanan darah bayi
Kebijakan Sesuai dengan Peraturan Direktur RSUD Kabupaten Jombang
Nomor: 188.4/45/415.44/2014 tentang pelayanan pasien ga dagang
Prosedur 1. Tekan tombol “start” satu kali dengan perlahan
2. Tunggu beberapa saat sampai terlihat nilai sistolik / diastolik / dan
Mean Arterial Pressure (M.A.P)
3. Lepaskan manset
4. Catat hasilnya pada formulir pengawasan khusus atau flow sheet.
Normal tekanan darah : sistolik 70 – 90 mmHg dan diastolik 40 –
50 mmHg.
5. Bayi dirapikan
6. Alat – alat dibereskan
7. Cuci tangan setelah melakukan tindakan

PERHATIAN
1. Nilai sistolik dan diastolik yang tepat harus sesuai dengan nilai
M.A.P, kalau perlu ulang pengukuran sekali lagi.
2. Untuk penggunaan bed side monitor, lihat buku manual SPACE
LABS.
3. Pemeriksaan tekanan darah tidak boleh dilakukan pada ekstremitas
dimana terpasang infus.
4. Untuk membatalkan pengukuran tekanandarah yang sedang
berlangsung tekan tombol “cancel” sekali dengan perlahan.
ipasaran, harga obat t
Unit Terkait Ruang Anggrek
MEMANDIKAN BAYI

No. Dokumen No.Revisi Halaman


73/YANMED.KSK.KB/PP 02 11/2
RSUD PT D.2 – 5 0000
KAB. JOMBANG

Disahkan
Tanggal Terbit
Direktur RSUD Kab. Jombang,
SPO
01 September 2014
ovember 2HGG012
Dr. PUDJI UMBARAN, M.KP

Pengertian Memandikan bayi adalah suatu tindakan menjaga kebersihan tubuh bayi
yang merupakan perawatan sehari-hari pada bayi
Tujuan 1. Agar bayi merasa nyaman
2. Untuk menjaga kemungkinan terjadinya infeksi pada tubuh bayi
Kebijakan Sesuai dengan Peraturan Direktur RSUD Kabupaten Jombang
Nomor: 188.4/45/415.44/2014 tentang pelayanan pasien generik g
Prosedur 1. Tidurkan bayi di baby table, hidupkan lampu agar bayi tidak
kedinginan
2. Perawat mencuci tangan
3. Siapkan air mandi dan pakaian bayi lengkap
4. Bakaian bayi dibuka, kalau bayi BAB pantat bayi dibersihkan terlebih
dahulu, perawat mencuci tangan lagi.
5. Mata bayi dibersihkan mulai dari dalam keluar (dari medial ke lateral)
6. Mulut bayi dibersihkan dengan cara : ambil satu buah kasa steril
kemudian lingkarkan di kelingking kanan, tangan kiri memegang dagu
bayi dan kelingking kanan dimasukkan ke mulut bayi bersihkan secara
perlahan sampai bersih.
7. Muka bayi dilap dengan washlap basah tanpa sabun
8. Washlap diberi sabun untuk mengelap semua badan bayi sampai kaki
9. Celupkan bayi ke dalam bak mandi kepala bayi (rambut) diberi
shampoo kemudian dibilas
10. Angkat bayi dari bak mandi dan keringkan dengan handuk
11. Lakukan perawatan tali pusat dan bungkus dengan gaas steril
12. Berikan baby oil pada lipatan-lipatan tubuh bayi
13. Usap dengan minyak talon pada perut bayi
14. Pakaikan pakaian yang lengkap
15. ukur suhu tubuh bayi setelah dimandikan
16. Timbangan bayi ditulis di kolom timbangan pada Rekam Medis Bayi
17. Alat dibersihkan dan perawat mencuci tangan.
MEMANDIKAN BAYI

No. Dokumen No.Revisi Halaman


73/YANMED.KSK.KB/PP 02 12/2
RSUD PT D.2 – 5 0000
KAB. JOMBANG
Unit Terkait  Ruang Anggrek
 Ruang Rawat Kebidanan
MEMBERIKAN TRANFUSI DARAH

No. Dokumen No.Revisi Halaman


74/YANMED.KSK.KB/PP 02 11/2
RSUD PT D.2 – 5 0000
KAB. JOMBANG

Disahkan
Tanggal Terbit Direktur RSUD Kab. Jombang,
SPO
101 September 2014
vember 2HGG01 Dr. PUDJI UMBARAN, M.KP

Pengertian Memasukan darah yang berasal dari donor ke dalam tubuh bayi melalui
vena
Tujuan Memenuhi kebutuhan bayi akan darah sesuai dengan program
pengobatan
Kebijakan Sesuai dengan Peraturan Direktur RSUD Kabupaten Jombang
Nomor: 188.4/45/415.44/2014 tentang pelayanan pasien dagang
Prosedur A. F Persiapan
1. Persiapan permintaan darah
- Contoh darah
- Formulir darah
2. Persiapan alat – alat
- Darah
- Duk steril
- Set tranfusi darah 1 buah
- Three way stop cock 2 buah
- Jarum No. 18 1 buah
- Sarung tangan satu pasang
- Spuit sesuai jumlah darah yang akan diberikan (20ml, 30ml,
50ml)
- Extension tube No. 1 panjang 100 cm
- Syringe pump
B. Pelaksanaan
1. Alat – alat disiapkan
2. Cuci tangan
3. Bersama perawat lain sebagai saksi periksa darah yang akan
diberikan pada klien dengan formulir permintaan darah yang
meliputi : nama klien, nomor rekam memdik, golongan darah,
nomro kantong darah, jenis darah dan tanggal kadaluarsa.
4. Pasang duk steril obat dipasaran, harga obat t
MEMBERIKAN TRANFUSI DARAH

No. Dokumen No.Revisi Halaman


74YANMED.KSK.KB/PP 02 12/2
RSUD PT D.2 – 5 0000
KAB. JOMBANG
Prosedur 1. Buka alat – alat yang dibutuhkan : transfusi set, three way stop
cock, spuit sesuai dengan jumlah darah, jarum no. 18, extention
tube no. 1 / 100 cm dan sarung tangan, letakkan diatas duk steril.
2. Pakai sarung tangan
3. Tusukan set tranfusi darah pada kantong darah
4. Pasang three way stop cock pada ujung set tranfusi darah
5. Isap darah yang dibutuhkan melalui salah satu lubang dari three
way dengan menggunakan spuit sesuai kebutuhan klien
6. Tutup ujung spuit yang telah berisi darah dengan jarum. 18
7. Bila lokasi pemasangan transfusi darah sudah siap (lihat S.O.P
pemasangan infus) spuit yang telah berisi darah tadi
disambungkan dengan extention tibe no. 1 dan isilah dengan
darah sepanjang selang tersebut
8. Pasang Three Way Stop Cock pada ujung extention tube
9. Spuit yang telahg berisi darah tadi pasang pada syringge pump
dan three way disambungkan pada ectention with T yang sudah
terpasang pada pesien
10. Syringe pump diset sesuai dengan program dokter ( biasanya
darah diberikan selama 2 jam)
11. Beri label spuit yang telah berisi darah meliputi nama klien,
nomor rekam medik, jenis darah, jumlah darah yang akan
diberikan, tanggal dan jam pemberiandip
asaran, harga obat t
Unit Terkait Ruang Anggrek
BRONCHIAL TOILET

No. Dokumen No.Revisi Halaman


75/YANMED.KSK.KB/PP 02 11/3
RSUD PT D.2 – 5 0000
KAB. JOMBANG

Disahkan
Tanggal Terbit Direktur RSUD Kab. Jombang,
SPO
101 September 2014
vember 2HGG01 Dr. PUDJI UMBARAN, M.KP

Pengertian Membersihkan jalan napas dengan cara memasukkan cairan NaCl 0,9% steril
ke dalam E.T.T
Tujuan 1. Menjaga agar jalan napas tetap bersih
2. Menjaga agar udara efektif keluar masuk paru – paru
Kebijakan Sesuai dengan Peraturan Direktur RSUD Kabupaten Jombang
Nomor: 188.4/45/415.44/2014 tentang pelayanan pasien ga dagang
Prosedur a. PERSIAPAN
1. Aparatus pengisap yang lengkap
2. Kateter suction No. 5, 6 atau 8
3. Sarung tangan steril
4. Aquadest steril dalam kom steril
5. Spuit 2,5 ml steril berisi NaCl 0,9% steril
6. Ambu bag dengan konektor sesuai dengan ukurannya
7. Oksigen lengkap dengan selangnya
8. Stetoskop
9. Oxymetri
b. Pelaksanaan
1. Sebaiknya dilakukan oleh 2 orang perawat
2. Cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan
3. Ukur panjang kateter section yang akan dimasukkan ke dalam E.T.T
dan tempatkan di bagian luar inkubator
4. Pilih kateter section diameter kateter section tidak lebih dari 1/3
diameter linan E.T.T
5. Seorang perawat tanpa sarung tangan melakukan oksigenasi dulu
dengan oksigen 100% dan menggunakan ambu bag. Masukkan NaCl
0.9% steril ke dalam E.T.T sebanyak 0,2 – 0,3 ml kemudian bagging
dengan cara cepat sebanyak + 5 kali agar NaCl 0,9% yang dimasukkan
menyebar ke bronkus, sehingga lendir yang kental dan lengket menjadi
cair dan mudah untuk dihisapobdipasaran, harga obat t
BRONCHIAL TOILET

No. Dokumen No.Revisi Halaman


75/YANMED.KSK.KB/PP 02 12/3
RSUD PT D.2 – 5 0000
KAB. JOMBANG
Prosedur 6. Seorang perawat lagi memakai sarung tangan melakukan penghisapan
lendir (dengan kekuatan 80 – 100mmHg), sebaiknya waktu melakukan
penghisapan lendir perawat kedua melakukan vibrasi atau menepuk –
nepuk dada bayi, untuk mendorong sekret keluar, Kateter section
dimasukan ke dalam E.T.T sampoai ke karina kemudian diangkat + 1
cm lalu isap lendir dengan cara menutup lubang dekat penyambung
kateter section, angkat kateter section sambil memutar. setelah itu
lakukan oksigenasi
7. Selama tindakan bronchial toilet sebaiknya klein dipasang monitor
saturasi oksigen turun sampai dibawah 90% hentikan tindakan dan
lakukan oksigenasi
8. pengisapan lendir tidak lebih dari 15 detik dan diameter kateter section
yang digunakan 1/3 dari diameter linen E.T.T
9. Bersihkan bronkus kanan dengan memeringkan kepala bayi ke kiri dan
sebaliknya jika membersihkan brokus kiri, kepala bayi miring ke kanan
10. Memasukkan NaCl 0,9% ke dalam E.T.T dapat diulang 3 – 5 kali atau
lebih sampai bersih dari lendir
11. Bronchial toilet dapat dilakukan setiap 3 jam sekali, tergantung demi
kekentalan lendir klein
12. Untuk mengetahui lendir sudah bersih atau tidak, gunakan stetoskop
dan dengarkan suara paru kanan dan kiri
13. Sesudah benar – benar bersih, lakukan lagi oksigenasi harus
diperhatikan, memasukan oksigen bersamaan dengan klien menarik
napas (inspirasi) tidak boleh pada saat klien ekspirasi
14. Setelah itu lakukan penghisapan lendir pada mulut dan hidung
15. Cegah hipoksia selama tindakan berlangsung
16. Pada klein dengan ventilator, lanjutkan kembali pemasangan ventilator
pada setting yang sama dengan sebelumnya
Hal – hal yang perlu diperhatikan
1. Perhatikan teknik septik dan aseptik
2. Respon penderita selama dan sesudah melakukan bbronchial toilet,
misalnya : tanda vital sianosis → stop penghisapan lendir dan lakukan
oksigenasi
3. Posisi plester E.T.T
4. Air entry (udara masuk harus sama pada kedua paru kanan dan kiri.
Fasaran, harga obat t
BRONCHIAL TOILET

No. Dokumen No.Revisi Halaman


75/YANMED.KSK.KB/PP 02 13/3
RSUD PT D.2 – 5 0000
KAB. JOMBANG
Prosedur Bahaya – bahaya dan kerugian Bronchial toilet
1. Merupakan pintu masuk gerbang bakteri
2. Kemungkinan reaksi muntah dan sesak
3. Iritasi dan pendarahan
Tanda – tanda E.T.T tersumbat
1. Gelisah
2. Keringat dingin
3. Retraksi sternal, suprasternal atau interkostal
4. Sianosis
5. Brakardia
6. Saturasi oksigen turun sampai dibawah 90%
Bila terjadi E.T.T tersumbat, caut reintubasi lagi. dipasaran, harga
obat t
Unit Terkait - Ruang Anggrek
- Unit Rawat Inap Kebidanan
PEMASANGAN VENTILATOR

No. Dokumen No.Revisi Halaman


76/YANMED.KSK.KB/PP 02 11/21/
RSUD PT D.2 – 5 0000
KAB. JOMBANG

Disahkan
Tanggal Terbit
Direktur RSUD Kab. Jombang,
SPO
101 September 2014
ovember 2HGG012
Dr. PUDJI UMBARAN, M.KP

Pengertian Ventilator adalah suatu alat bantu nafas mekanik


Tujuan 1.Membantu/mengambil alih fungsi ventilasi paru
2.Untuk pemberian sufaktan
Kebijakan Sesuai dengan Peraturan Direktur RSUD Kabupaten Jombang
Nomor: 188.4/45/415.44/2014 tentang pelayanan pasien genedagang
Prosedur A.Persiapan
1.Ventilator siap pakai
2.Aquadest steril 500 cc
3.Stetoskop
B.Pelaksanaan
1. Ventilator didekatkan ke pasien dan dekat wall outlet oksigen
dan Udara
2. Hubungkan kabel listrik ventilator ke sumber listrik
3. Hubungkan slang oksigen dengan ventilator ke O 2 wall dan
out Let.
4. Hubungkan air ( udara )dari ventilator ke air wall out let
5. Alirkan O 2 ventilator 10 liter /mnt
6. Pasang tes lung pada konektor pasien ( ujung slang tubing
ventilator )
7. Tekan tombol on untuk menghidupkan ventilator,tunggu
beberapa Saat sampai alat dikalibrasi
8. Atur set ventilator sesuai permintaan dokter
9. Lepaskan tes lung,hubungkan konektor pasien ke konektor
ETT Yang sudah terpasang di pasien.
10. Pastikan slang ventilator tersambung ke pasie dengan baik,lihat
Gerakan dada kiri dan dada kanan serta dengarkan suara nafas
( air entri )dengan menggunakan stetoskop
11. Isi tangki humidifier dengan aqua steril sampai batas yang
Ditentukan obat dipasaran, harga obat t
PEMASANGAN VENTILATOR

No. Dokumen No.Revisi Halaman


76/YANMED.KSK.KB/PP 02 12/2
RSUD PT D.2 – 5 0000
KAB. JOMBANG
Prosedur 12. Tekan tombol on untuk menghidupkan pemanasan humidifier
13. Tekan tombol panah searah jarum jam sampai angka 3 sesuai
kebutuhan Fo
14. Lakukan pencatatan di flow sheet dan catatan perawatrga oba
tt
Unit Terkait - Ruang Anggrek
MEMBANTU PASIEN DALAM PEMASANGAN U.A.C / U.V.C

No. Dokumen No.Revisi Halaman


77/YANMED.KSK.KB/PP 02 11/3
RSUD PT D.2 – 5 0000
KAB. JOMBANG

Tanggal Terbit Disahkan


Direktur RSUD Kab. Jombang,
SPO
101 September 2014
2HGG012 Dr. PUDJI UMBARAN, M.KP

Pengertian Memasukkan kateter ke dalam pembuluh darah vena / arteri umbikal


Tujuan 1. Memberikan cairan, nutrisi dan obat melalui pembuluh darah vena
besar
2. Memudahkan pengambilan contoh darah untuk pemeriksaan
laboratorium berulang (terprogram)
Kebijakan Sesuai dengan Peraturan Direktur RSUD Kabupaten Jombang
Nomor: 188.4/45/415.44/2014 tentang pelayanan pasien dan 2 nama
Prosedur A. INDIKASI
- Bayi dengan B.B < 1500 g atau > 4500 g
- Bayi yang memerlukan parental nutrisi atau glukose dengan
konsentrasi
tinggi
- Bayi dengan pemeriksaan laboratorium : darah berulang
- Bayi dengan On – ventilator
- Bayi yang memerlukan tranfusi tukar
B. PERSIAPAN
ALAT :
1. Trolly dengan duk steril
2. Korentang
3. Umbilikal instrumen set steril lengkap
4. Kateter umbilikal no. 5 > 1 buah
5. Kateter umbilikal no. 3 > 1 buah
6. Vessel catheter
7. Three way stop cock 1 buah
8. Extension with T > 2 buah
9. Extenstion tube no. 1 / 100 ml> 2 buah
10. Syringe 2,5 ml > 2 buah
11. Syringe 1 ml > 2 buah
12. Syringe 50 ml > 2 buah obat dipasaran, harga obat t
MEMBANTU PASIEN DALAM PEMASANGAN U.A.C / U.V.C

No. Dokumen No.Revisi Halaman


77/YANMED.KSK.KB/PP 02 12/3
RSUD PT D.2 – 5 0000
KAB. JOMBANG
Prosedur 13. Syringe 10 > 2 buah
14. Benang tali plastik / silk 1 buah
15. Meteran kertas / plastik 1 buah
16. Standar ukuran – ukuran U.V.C / U.A.C
17. Betadin cair F
18. Alkohol 70%
19. Sarung tangan
20. Heparin
21. NaCl 0,9% 25 ml
22. Aquadest 25 ml
23. Dextrose 10% 1 kolf
24. Ca. Glukonas
25. Needle 18 G 2 buah
26. Plester transparan
27. Masker
28. Tempat sampah
29. Standar infus
30. Infusion pump
31. Syringe pump
TENAGA
1. 1 orang dokter
2. 2 orang perawat
C. PELAKSANAAN
1. Bila tali pusat sudah kering, lakukan kompres dengan NaCl 0,9 steril
1 (satu) jam sebelum tindakan
2. Dokter perawat dengan cuci tangan
3. Perawat mengukur panjang bahu ke umbilikus dengan menggunakan
meteran dan melihat ke dalam standar berapa panjang kateter vena /
arteri yang harus dimasukkan
4. Lakukan restrain pada kaki dan tangan bayi
5. Perawat membuka instrumen umbilikal set
6. Buka kateter umbilikal no. 3 no.5 spuit 1 ml 2 buah dan NaCl 0,9%
7. Dokter pakai sarung tangan
8. Desinfektan daerah umbilikal dan sekitarnya dengan betadin cair,
lalu potong sesuai kebutuhan obat dipasaran, harga obat t
MEMBANTU PASIEN DALAM PEMASANGAN U.A.C / U.V.C

No. Dokumen No.Revisi Halaman


77/YANMED.KSK.KB/PP 02 13/3
RSUD PT D.2 – 5 0000
KAB. JOMBANG
Prosedur 9. Pasang duk steril di sekitar umbilkal
10. Dokter mengisi dua buah spuit 1 ml dengan NaCl 0,9% lalu
disemprotkan ke dalam kateter umbilikal no. 3 dan no.5 sampai penuh
11. Dokter mencari arteri dengan menggunakan kateter no. 3 yang sudah
diisi NaCl 0,9 setelah berhasil baru mencari vena menggunakan kateter
no. 5 yang sudah diisi NaCl 0,9%
12. Bila dokter yakin kedua kateter sudah masuk dengan tapat, dokter
membilas masing – masing kateter dengan NaCl 0,9 lagi sesuai
kebutuhan agar tidak ada bekuan
13. Kedalaman masing – masing kateter disesuaikan dengan standar ukuran
14. Dokter mengikat kateter umbilikal dengan menggunakan benang tali
pusat / silk
15. Ujung umbilikus diberi betadin
16. Perawat pakai sarung tangan, membuat acairan ½ N.S yang diberi
Heparin 1 unit untuk 1 ml U.A.C
17. Menyiapkan cairan untuk U.V.C dengan U.A.C sesuai program
pengobatan yang masing – masing diberi heparin 1 unit / ml
18. Sambungkan masing – masing cairan serta aksesorisnya tadi pada
U.V.C dan U.A.C
19. Buat jembatan dengan menggunakan plester transparan pada U.V.C dan
U.A.C
20. Beri tanda, Biru untuk U.V.C dan merah untuk U.A.C
21. Plester selang U.V.C dan U.A.C di dinding atas inkubator atau gunakan
klip
Hal – hal yang perlu diperhatikan :
1. Jangan sampai ada udara di dalam kateter
2. Ada / tidak adanya undulasi
3. Obsbervasi adanya kebocoran dan perdarahan
4. Observasi adanya distended pada abdomen
5. Observasi ekstrimitas bawah dari sianosis / pucat
6. Bilas sampai bersih segera setelah tranfusi pada U.V.C
7. Olesi betadine cair pada umbilikus setiap hari
22. Kolaborasi untuk dilakukan rontgen abdomen untuk mengetahui posisi
ujung kateterobat dipasaran, harga obat t
Unit Terkait - Ruang Anggrek
MELEPASKAN KATETER UMBILIKAL

No. Dokumen No.Revisi Halaman


78/YANMED.KSK.KB/PP 02 11/2
RSUD PT D.2 – 5 0000
KAB. JOMBANG

Disahkan
Tanggal Terbit Direktur RSUD Kab. Jombang,
SPO
01 September 2014
vember 2HGG01 Dr. PUDJI UMBARAN, M.KP

Pengertian Melepaskan kateter vena /steril umbilical yang tidak diperlukan lagi
Tujuan 1.Mengurangi /mencegah infeksi
2.Mengurangi kemungkinan terjadinya komplikasi ,seperti ( NEC )
Kebijakan Sesuai dengan Peraturan Direktur RSUD Kabupaten Jombang
Nomor: 188.4/45/415.44/2014 tentang pelayanan pasien genedagang
Prosedur A. Persiapan
1.Alat
- Set angka kateter vena umbilikal
- Betadin solution
- Plester
- Gunting
- Baki plastik untuk tempat alat-alat kotor
2.Personal
Perawat level 2 b 2 orang
B. Pelaksanaan
1. Alat-alat didekatkan ke pasien
2. Hentikan aliran cairan infus kateter vena /arteri umbilikal
3. Cuci tangan
4. Perawat pertama melepas plester yang memfiksasi kateter vena
5. umbilikal dan perawat ke 2 menyiapkan alat-alat yang akan
digunakan

Perawat pertama memakai sarung tangan steril


- Desinfektan daerah umbilikal dengan betadin cair
- Pasang duk lubang pada abdomen
- Ikat pangkal tali pusat dengan pengikat tali pusat dengan ikatan
Longgarpasaran, harga obat t
MELEPASKAN KATETER UMBILIKAL

No. Dokumen No.Revisi Halaman


78/YANMED.KSK.KB/PP 02 12/2
RSUD PT D.2 – 5 0000
KAB. JOMBANG
Prosedur - Gunting benang jahitan tali pusat dengan gunting steril
- Pelan-pelan cabut kateter vena umbilikal sampai 5 cm,kemudian
Cabut 1 cm setiap menit untuk mencegah perdarahan dan
Memberi kesempatan vena vasokonstriksi
- Bila kateter tercabut seluruhnya tekan umbilikal dengan kasa
Yang diberi betadin
6.Pearwat ke 2 menyiapkan botol steril
7.Ujung kateter dimasukkan kedalam botol steril dan dipotong 2 cm
Oleh perawat pertama
8.Perawat ke 2 menutup botol steril dan membuat format
Pemeriksaan kultur,lalu kirim ke laboratorium
9.Pasien dan alat-alat dirapikan
10.Cuci tangan

Perhatian :
1.Bila terjadi kesulitan dalam pencabutan dan ada perdarahan ,lapor
dokter
2.Umbilikal dirawat secara terbuka dan observasi tanda-tanda infeksi
3.Bila kateter vena dan arteri akan dicabut dua-duanya,kateter vena
Umbilikal dicabut terlebih dahulu
4.Observasi tungkai bawah selama tindakan apakah ada sianosis/
Pucat.obat dipasaran, harga obat t
Unit Terkait Ruang Anggrek
MENYIAPKAN PASIEN UNTUK TINDAKAN TRANFUSI TUKAR

No. Dokumen No.Revisi Halaman


79/YANMED.KSK.KB/PP 02 11/2
RSUD PT D.2 – 5 0000
KAB. JOMBANG

Disahkan
Tanggal Terbit Direktur RSUD Kab. Jombang,
SPO
101 September 2014
vember 2HGG012 Dr. PUDJI UMBARAN, M.KP

Pengertian Mengganti darah bayi dengan darah yang baru


Tujuan 1.Menurunkan kadar bilirubin indirek
2.Mengganti eritrosit yang dapat hemolisis
3.Membuang antibodi yang menyebabkan hemolisis
4.Membuang kuman
Kebijakan Sesuai dengan Peraturan Direktur RSUD Kabupaten Jombang
Nomor: 188.4/45/415.44/2014 tentang pelayanan pasien gedagang
Prosedur A. Persiapan
1.Obat-obatan
- Ca gluconas 10 % 1 amp
- Heparin 1 flacon
- Na Cl 0,9% 25 cc 1 kolf
- Albotil
- Betadin
- Alkohol 70%
- Darah sesuai dengan permintaan dokter

2.Alat-alat steril
- Set umbilikal
- Set linen untuk tranfusi tukar
- Sarung tangan 1 pasang
- Set tranfusi darah 1 buah
- Three way stop cock 2 buah
- Spuit 20 cc 2 buah
- Spuit 1 cc 2 buah
- Spuit 2,5 cc 2 buah
- Feeding tube no.5/40 cm 2 buah
- Extension tube 1 buah
- Jarum dan benang disposible 1 buahobat dipasaran, harga obat t
MENYIAPKAN PASIEN UNTUK TINDAKAN TRANFUSI TUKAR

No. Dokumen No.Revisi Halaman


79/YANMED.KSK.KB/PP 02 12/2
RSUD PT D.2 – 5 0000
KAB. JOMBANG
Prosedur 3.Alat-alat lain
- Tiang infus
- Lampu sorot
- Oksigen
- Set penghisap lendir
- Plester
- Gunting verband
- Catatan keluar masuk darah
- Botol ukuran 1 liter yang telah diberi heparin stopwatch
- Formulir laboratorium

Petugas
- 3 orang perawat

A. Pelaksanaan
1.Menyiapkan alat-alat
2.Cuci tangan
3.Komunikasi dengan baik
4.Perawat menyiapkan bayi,posisi bayi terlentang dan bagian kaki
yang dibedong
5.Perawat 2 memasang duk lubang bagian umbilikal bayi dan duk
rapat di bagian bayi
6.Buka set umbilikal
7.Perawat 1 dan 2 bersama-sama memeriksa darah yang akan
diberikan dan mencocokkan dengan formulir darah yang meliputi
klien,nomor MR ,nomor kantong darah ,golongan darah,jenis
darah yang diminta dan tanggal kedaluwarsa ,kemudian darah
digantung pada tiang infus
8.Dokter memasang umbilikal kateter dibantu oleh perawat 1
9.Darah untuk pemeriksaan pre tranfusi tukar disiapkan oleh
Perawat 2 sesuai kebutuhan
10.Perawat 1 mencatat darah yang keluar dan masukobat dipasaran,
Unit Terkait - Ruang Anggrek
MENYIAPKAN BAYI UNTUK TINDAKAN VENA SEKSI

No. Dokumen No.Revisi Halaman


80/YANMED.KSK.KB/PP 02 11/2
RSUD PT D.2 – 5 0000
KAB. JOMBANG

Disahkan
Tanggal Terbit
Direktur RSUD Kab. Jombang,
SPO
1001 September 2014
vember 2HGG012
Dr. PUDJI UMBARAN, M.KP

Pengertian Menyayat kulit untuk mencari vena dengan maksud memasukkan kateter
Tujuan Memudahkan masuknya I.V Kateter ke dalam vena agar infus dapat
dilaksanakan
Kebijakan Sesuai dengan Peraturan Direktur RSUD Kabupaten Jombang
Nomor: 188.4/45/415.44/2014 tentang pelayanan pasien nama daga
Prosedur A. Persiapan
Set Vena seksi steril terdiri dari :
- Pisau
- Gunting venas
- Penjepit arteri bengkok kecil
- Penjepit arteri lurus kecil
- Pemegang jarum jahit kulit
- Pinset anatomi kecil
- Pinset chirurgi kecil
- Penjepit duk
- Jarum jahit
- Duk bolong
- Sarung tangan
- Kasa, lidi kapas
Obat-obatan terdiri dari :
- Lidocain 2% ampul
- Cairan infus sesuai kebutuhan
- NaCl 0,9% 25cc
- Alkohol 70%, betadin 10%
- Zalf betadinobat dipasaran, harga obat t
MENYIAPKAN BAYI UNTUK TINDAKAN VENA SEKSI

No. Dokumen No.Revisi Halaman


80/YANMED.KSK.KB/PP 02 12/2
RSUD PT D.2 – 5 0000
KAB. JOMBANG
Prosedur Alat-alat lain
- Spuit 2 % cc, 2 buah
- Benang jahit silk H.R 17/4.0
- Jarum dan benang disposible
- Micro buret sesuai dengan infusion pump
- Feeding tube no. 5
- I.V Kateter no. 24 atau no. 22
- Plester
- Gunting, VerbanF
- Baki plastik untuk tempat kotoran
- Bidai (spalk)
- Standar infus
B. Pelaksanaan
1. Alat-alat disiapkan
2. Cuci tangan
3. Micro buret dan cairan disiapkan/dipasang
4. Komunikasi dengan bayi
5. Bayi disiapkan
6. Dokter mulai melakukan tindakan vena seksi
7. Perawat sebagai asisten
8. Setelah selesai, atur cairan tetesan sesuai kebutuhan, kemudian
pasang bidai
9. Bayi dirapikan
10. Alat-alat dibereskan
11. Cuci tangan

PERHATIAN
1. Perhatikan keadaan umum bayi selama melakukan vena seksi
- Perhatikan perawatan luka vena seksi jangan sampai infeksiSMF
melakuetersediaan obat dipasaran, harga obat t
Unit Terkait - Ruang Anggrek
MENYIAPKAN BAYI UNTUK PEMERIKSAAN
ULTRASONOGRAFI

No. Dokumen No.Revisi Halaman


81/YANMED.KSK.KB/PP 02 11/2
RSUD
PT D.2 – 5 0000
KAB. JOMBANG

Disahkan
Tanggal Terbit
Direktur RSUD Kab. Jombang,
SPO

01 September 2014
Dr. PUDJI UMBARAN, M.KP
10 November 2HGG
Pengertian Menyiapkan bayi untuk pemeriksaan USG sehingga pembuatan USG
dapat berlangsung dengan baik dan lancar
Tujuan Menegakkan diagnosis
Kebijakan Sesuai dengan Peraturan Direktur RSUD Kabupaten Jombang
Nomor: 188.4/45/415.44/2014 tentang pelayanan pasien dagang
Prosedur A. Persiapan
1. Formulir permintaan usg yang sudah diisi lengkap oleh dokter
2. Jika ada hasil yang terdahulu dilampirkan
3. Inkubator transportasi dipanaskan
4. Oksigen lengkap ( set oksigen )
5. Pakaian bayi ( popok ,bedong )

B. Pelaksanaan
1. Alat –alat disiapkan
2. Formulir permintaan dikirim ke unit radiologi
3. Cuci tangan
4. Komunikasi dengan bayi
5. Bayi disiapkan ,kemudian diantar ke unit radiologi sesuai dengan
6. jadwal dan jam yang telah ditentukan
7. Selama pelaksanaan perawat harus selalu mendampingi bayi
8. Posisi bayi diatur sesuai kebutuhan
9. Selesai pelaksanaan bayi dibawa kembali ke ruangan
10. Bayi dirapikan
11. Alat –alat dibereskan
12. Catat pada catatan perawat ,usg telah dilaksanakan
13. Cuci tanganbat dipasaran, harga obat t
MENYIAPKAN BAYI UNTUK PEMERIKSAAN
ULTRASONOGRAFI

No. Dokumen No.Revisi Halaman


81/YANMED.KSK.KB/PP 02 12/2
RSUD
PT D.2 – 5 0000
KAB. JOMBANG
Prosedur F Perhatian
1.Bila pelaksanaan untuk ke 2 atau ke 2 / 3 kali nya ,jangan lupa
Ditulis pada formulir permintaan.
2.Bila USG bayi tidak memungkinkan untuk dibawa ke tempat
Pemeriksaan ,usahakan untuk dilakukan diruangan. Fba
t dipasaran,
Unit Terkait - Ruang Anggrek
MENYIAPKAN BAYI UNTUK PEMERIKSAAN FOTO THORAKS

No. Dokumen No.Revisi Halaman


82/YANMED.KSK.KB/PP 02 11/2
RSUD PT D.2 – 5 0000
KAB. JOMBANG

Disahkan
Tanggal Terbit
Direktur RSUD Kab. Jombang,
SPO
01 September 2014
ovember 2HGG012
Dr. PUDJI UMBARAN, M.KP

Pengertian Mempersiapkan pasien ( bayi ) untuk pembuatan foto thoraks sehingga


pemotretan dapat berlangsung dengan baik dan lancar
Tujuan Menegakkann diagnosis
Kebijakan Sesuai dengan Peraturan Direktur RSUD Kabupaten Jombang
Nomor: 188.4/45/415.44/2014 tentang pelayanan pasien dagang
Prosedur B. Persiapan
1. Formulir permintaan foto thorak yang sudah diisi lengkap oleh
Dokter.
2. Foto lama dilampirkan untuk bahan perbandingan
3. .Inkubator transportasi dipanaskan lebih dulu.
4. Oksigen lengkap ( set oksigen )
5. Pakaian bayi ,popok bedong

B.Pelaksanaan
1. Alat-alat disiapkan
2. Formulir permintaan beserta foto lama dikirim ke unit radiologi
Untuk penjadwalan
3. Cuci tangan
4. Komunikasi dengan bayi
5. Bayi disiapkan ,kemudian diantar ke unit radiologi
6. Perawat mendampingi bayi selama pembuatan foto.
7. Perawat memakai baju anti radiasi yang telah disediakan
8. Posisi bayi diatur sesuai kebutuhan
9. Proses pembuatan foto selesai,tunggu sebentar apakah proses
Pemotretan berhasil baik/tidak
10. Pemotretan berhasil baik kembali ke ruangan.
11. Bayi dirapikanUsulan obat obat dipasaran, harga obat t
MENYIAPKAN BAYI UNTUK PEMERIKSAAN FOTO THORAKS

No. Dokumen No.Revisi Halaman


82/YANMED.KSK.KB/PP 02 12/2
RSUD PT D.2 – 5 0000
KAB. JOMBANG
Prosedur 12. Alat-alat dibereskan
13. Catat tanggal dan jenis foto yang dilakukan pada lembar catatan
Perawat
14. Cuci tangan
F
Perhatian :
1.Foto lama harus dilampirkan
2.Selama pembuatan foto perawat harus mendampingi bayi
3.Bila kondisi bayi payah ,usahak pemotretan dilkukan diruangan
Dengan menggunakan ”rontgen mobile ”

Unit Terkait  R Anggrek


 Unit Radiologi
MENYIAPKAN BAYI UNTUK PEMERIKSAAN LAMBUNG
DENGAN ZAT KONTRAS

No. Dokumen No.Revisi Halaman


83/YANMED.KSK.KB/PP 02 11/2
RSUD PT D.2 – 5 0000
KAB. JOMBANG

Disahkan
Tanggal Terbit Direktur RSUD Kab. Jombang,
SPO
01 September 2014
ovember 2HGG01 Dr. PUDJI UMBARAN, M.KP

Pengertian Menyiapkan bayi untuk tindakan pemeriksaan radio diagnostik pada lambung
dengan menggunakan zat kontras
Tujuan Menyiapkan bayi untuk persiapan pemeriksaan agar pemeriksaan dapat
dilakukan dengan lancar dan mendapatkan hasil yang baik
Kebijakan Sesuai dengan Peraturan Direktur RSUD Kabupaten Jombang
Nomor: 188.4/45/415.44/2014 tentang pelayanan pasien dagang
Prosedur A. PERSIAPAN
1. Puasa 4 – 5 jam sebelum pemeriksaan
2. Beberapa lembar popok dan bedong
3. Transport inkubator

B. PELAKSANAAN
1. Informasikan pada keluarga rencana dan biaya tindakan
2. Transport inkubator dipanaskan selama 30 menit sebelum digunakan
3. Panggil keluarga pasien dan ikut sertakan pada saat bayi akan dibawa
ke Radiologi
4. Cuci tangan
5. Komunikasi dengan bayi
6. Bayi dibawa ke Radiologi sesuai dengan hari dan jan yang telah
ditentukan dengan menggunakan transport inkubator
7. Selama dilakukan tindakan perhatikan keadaan umum bayi, seperti :
napas, nadi dan sirkulasi
8. Jaga bayi jangan sampai hipotermi selama tindakan
9. Membantu memberikan minum zat kontras atau merubah posisi bayi
10. Tindakan selesai, bayi dirapikan dan tunggu hasil pemeriksaannya
11. Tanyakan apakah perlu dilakukan pemeriksaan 24 jam berikutnya
12. Bayi dibawa kembali ke ruanganFSMF melakukan seleksi obat.
Snggunaannya, ketersediaan obat dipasaran, harga obat t
MENYIAPKAN BAYI UNTUK PEMERIKSAAN LAMBUNG
DENGAN ZAT KONTRAS

No. Dokumen No.Revisi Halaman


83/YANMED.KSK.KB/PP 02 12/2
RSUD PT D.2 – 5 0000
KAB. JOMBANG
Unit Terkait - Ruang Anggrek
MENYIAPKAN BAYI UNTUK TINDAKAN LUMBAL PUNGSI

No. Dokumen No.Revisi Halaman


84/YANMED.KSK.KB/PP 02 11/2
RSUD PT D.2 – 5 0000
KAB. JOMBANG

Tanggal Terbit Disahkan


Direktur RSUD Kab. Jombang,
SPO
101 September 2014
0 N12 Dr. PUDJI UMBARAN, M.KP

Pengertian Menyiapkan bayi untuk tindakan lumbal pungsi sehingga tindakan


tersebut dapat berlangsung baik dan lancar
Tujuan Untuk mendapatkan bahan pemerikasaan dan membantu menegakkan
diagnosis
Kebijakan Sesuai dengan Peraturan Direktur RSUD Kabupaten Jombang
Nomor: 188.4/45/415.44/2014 tentang pelayanan pasien dagang
Prosedur A. PERSIAPAN
1. Set lumbal pungsi steril terdiri dari :
 Gunting kecil steril
 Botol kecil steril 2 buah
 Kasa steril
 Duk bolong steril
 Sarung tangan steril
2. Jarum bersayap no. 23 atau no. 21
3. Botol Bactec
4. Alcohol swab
5. Betadin cair
6. Spuit 2,5 ml / 3 ml
7. Baki plastik
8. Plester
9. Gunting verban
B. PELAKSANAAN
1. Alat – alat disiapkan
2. Cuci tangan
3. Komunikasi dengan bayi
4. Posisi bayi ditidurkan miring ke kiri pada bagian bokong ditutup
dengan popok
5. Menekuk bagian tengkuk dan lutu bayi, sampai lutut dan dagu
bayi hampir bersentuhanobat dipasaran, harga obat t
MENYIAPKAN BAYI UNTUK TINDAKAN LUMBAL PUNGSI

No. Dokumen No.Revisi Halaman


84/YANMED.KSK.KB/PP 02 12/2
RSUD PT D.2 – 5 0000
KAB. JOMBANG
Prosedur 6. Pasang duk bolong steril
7. Pungsi lumbal dilakukan oleh dokter
8. Selesai pengambilan cairan lumbal, bekas tusukan ditutup dengan
kasa steril yang diolesi betadin, kemudian bayi ditidurkan telentang
tanpa bantal
9. Botol yang berisi cairan sereborspinal yang diambil dari lumbal
diberi label :
- Nama bayi
- Nomor M.R.
- Ruangan
- Tanggal
- Jenispemeriksaan
10. Bila untuk pemeriksaan kul tur LCS, ambil spuit steril, lalu isap
LCS dalam botol Bactec
11. Pemeriksaan yang dilakukan adalah : kultur LCS dan pemeriksaan
rutin LCS
12. Alat – alat dirapikan
13. bahan pemeriksaan dikirim ke laboratorium
14. Cuci tangandan Terapi mengundang seluruh Ka SMF atau
perwakilannya dalam rapatobat dipasaran, harga obat t
Unit Terkait - Ruang Anggrek
MENYIAPKAN PEMERIKSAAN URIN KULTUR

No. Dokumen No.Revisi Halaman


85/YANMED.KSK.KB/PP 02 11/2
RSUD PT D.2 – 5 0000
KAB. JOMBANG

Disahkan
Tanggal Terbit Direktur RSUD Kab. Jombang,
SPO
101 September 2014
vember 2HGG01 Dr. PUDJI UMBARAN, M.KP

Pengertian Mengeluarkan urin dari kandung kemih dengan mempergunakan kateter


Tujuan 1. Membantu menegakkan diagnosis
2. Membantu ketepatan pengobatan
3. Langkah perwatan selanjutnya
Kebijakan Sesuai dengan Peraturan Direktur RSUD Kabupaten Jombang
Nomor: 188.4/45/415.44/2014 tentang pelayanan pasien dagang
Prosedur A. PERSIAPAN
1. Alat – alat steril
 Kateter urin / feeding tube no. 5 panjang 40 meter
 Sarung tangan
 Kasa
 Duk steril
 Betadin
2. Perlengkapan lain
 Xylocain jelly
 Plester
 Gunting
 Botol steril penampung urin
 baki plastik / bengkok
 Selang penyambung
 Kapas cebok
 Formulir laboratorium
B. PELAKSANAAN
1. Alat – alat disiapkan
2. Cuci tangan
3. Komunikasi dengan bayi
4. Pasang sarung tangangunaannya, ketersediaan obat dipasaran, harga obat t
MENYIAPKAN PEMERIKSAAN URIN KULTUR

No. Dokumen No.Revisi Halaman


85/YANMED.KSK.KB/PP 02 12/2
RSUD PT D.2 – 5 0000
KAB. JOMBANG
Prosedur 5. Pasang duk steril di bawah bokong bayi
6. Alat genetalia dibersihkan dan didesinfeksi dengan betadin cair
7. Ujung karteter diolesi xylocain jellyob
8. Kateter dimasukkan ke dalam uretra dan dorong perlahan – lahan
sampai urin keluar
9. Kemudian cata warna urin
10. Urin pertama biarkan keluar dan tampung dalam bengkok, pada
pancaran pertengahan kita tampung dengan botol steril untuk
pemeriksaan
11. Apabila pemasangan kateter hanya untuk pengambilan urin, maka
kateter dilepas kembali. Apabila untuk mengeluarkan urin, maka
ujung kateter disambungkan dengan selang penyambung urine bag
steril
12. Bayi dirapikan
13. Botol urin diberi label :
- Nama bayi
- Nomor M.R.
- Ruangan
- Tanggal
- Jenispemeriksaan
14. Alat – alat dibereskan
15. Cuci tangan
16. bahan dikirim ke laboratoriumataran, harga obat t
Unit Terkait - Ruang Anggrek
MENYIAPKAN DAN MEMULANGKAN BAYI

No. Dokumen No.Revisi Halaman


86/YANMED.KSK.KB/PP 02 11/1
RSUD PT D.2 – 5 0000
KAB. JOMBANG

Disahkan
Tanggal Terbit
Direktur RSUD Kab. Jombang,
SPO
01 September 2014
ovember 2HGG012
Dr. PUDJI UMBARAN, M.KP

Pengertian Menyiapkan dan memulangkan bayi adalah suatu kegiatan yang


dilakukan mempersiapkan saat kondisi bayi sudah baik dan dokter
memperbolehkan untuk pulang (perawatan di rumah)
Tujuan 1. Mempersiapkan bayi untuk pulang dan melanjutkan perawatan di
rumah
2. Untuk memberikan kepuasan kepada keluarga bayi
Kebijakan Sesuai dengan Peraturan Direktur RSUD Kabupaten Jombang
Nomor: 188.4/45/415.44/2014 tentang pelayanan pasien nama daga
Prosedur 1. Pasien atau keluarga bayi menyerahkan kwitansi tanda pelunaan biaya
Rumah Sakit
2. Bayi diambil oleh kedua orang tua( ibu dan bapak)bila kedua orang
tua tidak bisa mengambil dengan alasan tertentu keluarga yang
mengambil harus menyerahkan foto Copy KTP dan menunjukkan
yang asli kepada petugas ruang bayi
3. Mintakan pakaian pengganti lengkap untuk bayi kepada keluarga
4. Ganti pakaian bayi di depan keluarga/.pasien sambil menunjukkan
jenis kelamin dan gelang identitas kemudian gelang di potong didepan
keluarga dan di buang
5. Jelaskan kepada pasien dan keluarganya cara merawat tali pusat dan
merawat mukosa mulut ,memberikan penyuluhan akan pentingnya
pemberian ASI kepada bayi
6. Jelaskan kepada ibu bayi dan keluarganya tentang imunisasi yang
sudah diberikan dan kapan harus control ke Poli Anak
7. Jika hal tersebut sudah dikerjakan bayi diserahkan kepada orang tua
atau keluarga yang mengambil dan antarkan sampai di pintu di keluar
ruang Bayi saran, harga obat t
Unit Terkait  Ruang Anggrek
 Ruang Rawat Kebidanan
MERAWAT JENAZAH BAYI

No. Dokumen No.Revisi Halaman


87/YANMED.KSK.KB/PP 02 11/2
RSUD PT D.2 – 5 0000
KAB. JOMBANG

Disahkan
Tanggal Terbit
Direktur RSUD Kab. Jombang,
SPO
01 September 2014
vember 2HGG012
Dr. PUDJI UMBARAN, M.KP

Pengertian Memberikan perawatan pada jenazah bayi


Tujuan 1. Membersihkan dan merapikan jenazah
2. Memberikan rasa puas pada orang tua / keluarga bayi
Kebijakan Sesuai dengan Peraturan Direktur RSUD Kabupaten Jombang
Nomor: 188.4/45/415.44/2014 tentang pelayanan pasien generagang
Prosedur B. Persiapan
1. Perlengkapan mandi
2. Verban
3. Kapas
4. Gunting verban
5. Laken
6. Label bayi yang telah didisi lengkap :
- Nama bayi
- Nomor register
- Jenis kelamin
- Tanggal lahir
- Tanggal / jam meninggal
- Nama ruangan tempat di rawat
- Nama orang tua
7. Surat keterangan kematian yang telah diisi dan ditandatangani
oleh dokter
C. Pelaksanaan
1. Alat – alat disiapkan.
2. Cuci tangan
3. Alat kedokteran dan alat kesehatan yang masih menempel
pada bayi dilepaskan. Bila disposable langsung masukkan ke
tempat sampah dengan plastik kuning. Bila reuseable rendam
dengan larutan desinfektan.
4. Komunikasi dengan bayit dipasaran, harga obat t
MERAWAT JENAZAH BAYI

No. Dokumen No.Revisi Halaman


87/YANMED.KSK.KB/PP 02 12/2
RSUD PT D.2 – 5 0000
KAB. JOMBANG
Prosedur 5. Jenazah bayi di lap
6. Kelopak mata dirapatkan
7. Lubang hidung ditutup dengan kapas kering, kalau perlu.
8. Mulut dirapatkanF
9. Atur posisi tangan bayi sesuai dengan agama yang dianut oleh
orangtua bayi.
10. Bedong bayi dan izinkan orangtua untuk menggendong /
memeluknya.
11. Bungkus bayi dengan laken putih

Unit Terkait - Ruang Anggrek


- Unit Kamar Jenazah
MEMBERI MINUM TAMBAHAN

No. Dokumen No.Revisi Halaman


88/YANMED.KSK.KB/PP 02 11/11
RSUD PT D.2 – 5 0000
KAB. JOMBANG

Disahkan
Tanggal Terbit
Direktur RSUD Kab. Jombang,
SPO
101 September 2014
vember 2HGG012
Dr. PUDJI UMBARAN, M.KP

Pengertian Memberi minum tambahan adalah suatu tindakan memberikan minum


tambahan berupa susu formula kepada bayi selama ASI belum keluar atau
ibu masih dalam perawatan khusus /intensif atau ASI kurang
Tujuan 1. Untuk memenuhi kebutuhan cairan pada bayi
2. Untuk mencegah terjadinya dehidrasi
3. Mencegah terjadinya ikterus neonaturum
Kebijakan Sesuai dengan Peraturan Direktur RSUD Kabupaten Jombang
Nomor: 188.4/45/415.44/2014 tentang pelayanan pasien generik dan
Prosedur 1. Perawat mencuci tangan dengan bersih
2. Lakukan inform consent kepada keluarga bayi bahwa bayinya akan
diberi minum tambahan serta diimformasikan susu yang akan
diberikan
3. Membuat minum tambahan, yaitu susu dibuat sesuai kebutuhan :
- Botol diisi air hangat-hangat kuku
- Masukkan susu sesuai takaran
4. Bayi disiapkan
5. Beri minum secara perlahan-lahan
6. Setelah selesai minum bayi ditidurkan
7. Tidurkan bayi dengan posisi miring
8. Cuci tanganFpasaran, harga obat t
Unit Terkait  Ruang Anggrek
 Ruang Melati
MENJEMPUT BAYI SETELAH DIBERI ASI

No. Dokumen No.Revisi Halaman


89/YANMED.KSK.KB/PP 02 11/1
RSUD PT D.2 – 5 0000
KAB. JOMBANG

Disahkan
Tanggal Terbit
Direktur RSUD Kab. Jombang,
SPO
01 September 2014
vember 2HGG012
Dr. PUDJI UMBARAN, M.KP

Pengertian Menjemput bayi setelah diberi ASI adalah suatu tindakan menjemput
bayi dari kamar ibu setelah diberi ASI, kembali ke ruang bayi.
Tujuan 1. Bayi dapat istirahat atau tidur dengan tenang
2. Ibu cepat istirahat dengan tenang
3. Bayi terhindar dari kontaminasi pengunjung
Kebijakan Sesuai dengan Peraturan Direktur RSUD Kabupaten Jombang
Nomor: 188.4/45/415.44/2014 tentang pelayanan pasien generigang
Prosedur 1. Pastikan bayi sudah dalam keadaan kenyang
2. Cocokkan kembali identitas bayi
3. Membawa bayi secara hati-hati beserta peralatan lainnya
4. Ganti pakaian bayi bila basah dan kotor Fobat dipasaran, harga
Unit Terkait  Ruang Anggrek
 Ruang Melati
 Ruang Perawatan VIP/VVIP
CARA MEMBUAT SUSU

No. Dokumen No.Revisi Halaman


90/YANMED.KSK.KB/PP 02 11/1
RSUD PT D.2 – 5 0000
KAB. JOMBANG

Disahkan
Tanggal Terbit
Direktur RSUD Kab. Jombang,
SPO
01 September 2014
ovember 2HGG012
Dr. PUDJI UMBARAN, M.KP

Pengertian Membuat susu adalah suatu tindakan mencampurkan air matang yang
hangat dengan susu bubuk formula sesuai dengan takarannya.
Tujuan Untuk memenuhi kebutuhan makanan pada bayi selama produksi ASI
belum ada
Kebijakan Sesuai dengan Peraturan Direktur RSUD Kabupaten Jombang
Nomor: 188.4/45/415.44/2014 tentang pelayanan pasien generik dng
Prosedur 1. Perawat mencuci tangan sebelum dan sesudah membuat susu
2. Siapkan botol yang sudah disterilkan
3. Tuangkan air matang yang hangat ke dalam botol susu sesuai dengan
jumlah atau banyaknya susu yang akan dibuat
4. Masukkan susu bubuk formula sesuai takaran air yang sudah
disiapkan. Misal ; 30 cc = I sendok takar susu
5. Botol susu ditutup rapat lalu doikocok hingga susu bubuk larut secara
merata di dalam air
6. Sebelum kita memberikan susu ke bayi teteskan dahulu di punggung
tangan perawat kalau sudah hangat suam-suam kuku, susu siap
diberikan untuk bayiFipasaran, harga obat t
Unit Terkait  Ruang Anggrek
 Ruang Melati
MEMOTONG DAN MENGIKAT TALI PUSAT

No. Dokumen No.Revisi Halaman


91/YANMED.KSK.KB/PP 02 11/2
RSUD PT D.2 – 5 0000
KAB. JOMBANG

Disahkan
Tanggal Terbit
Direktur RSUD Kab. Jombang,
SPO
01 September 2014
ovember 2HGG012
Dr. PUDJI UMBARAN, M.KP

Pengertian Memutuskan hubungan tali pusat bayi dengan plasenta ibu pada saat bayi
baru lahir.
Tujuan 1. Secara fisik memisahkan hubungan langsung antara ibu dengan bayi
2. Mencegah perdarahan
3. Mencegah infeksi
Kebijakan Sesuai dengan Keputusan Direktur RSUD Kabupaten Jombang
Nomor: 188.4/853.415.44/2011 tentang Penetapan Pemberlakuan
Prosedur Tetap Keperawatan.
Prosedur A. PERSIAPAN ALAT
1. Bak instrument yang berisi alat-alat
- Klem arteri 2 buah
- Guntung 1 buah
- Karet dan benang pengikat tali pusat
- Sarung tangan 1 pasang
- Kasa
2. Alcohol 70%
3. Betadin dalam botol penyemprot
4. Korentang beserta temoatnya

B. PELAKSANAAN
1. Perawat cuci tangan
2. Pakai sarung tangan
3. Masukkan karet dan benang pengikat tali pusat ke dalam klem arteri
4. Klem tali pusat bayi pada jarak ± 4 cm dan ±cm dari pusat bayi.
5. Semprot dnegan betadin antara kedua klem atrteri, daerah sekitar
pusat bayi ± 2 cm.
6. Pasang dengan tangan kiri (telunjuk dan jari tengah) diantara klem
arteri lalu guntinglah tali pusat bayi.
MEMOTONG DAN MENGIKAT TALI PUSAT

No. Dokumen No.Revisi Halaman


91/YANMED.KSK.KB/PP 02 12/2
RSUD PT D.2 – 5 0000
KAB. JOMBANG
Prosedur C. PERSIAPAN ALAT
5. Bak instrument yang berisi alat-alat
- Klem arteri 2 buah
- Guntung 1 buah
- Karet dan benang pengikat tali pusat
- Sarung tangan 1 pasang
- Kasa
6. Alcohol 70%
7. Betadin dalam botol penyemprot
8. Korentang beserta temoatnya

D. PELAKSANAAN
7. Perawat cuci tangan
8. Pakai sarung tangan
9. Masukkan karet dan benang pengikat tali pusat ke dalam klem arteri
10. Klem tali pusat bayi pada jarak ± 4 cm dan ±cm dari pusat bayi.
11. Semprot dnegan betadin antara kedua klem atrteri, daerah sekitar
pusat bayi ± 2 cm.
12. Pasang dengan tangan kiri (telunjuk dan jari tengah) diantara klem
arteri lalu guntinglah tali pusat bayi.

13. Semprot dengan betadin tali pusat bayi.


14. Masukkan karet dan benang pengikat tali pusat ke dalam tali pusat
bayi.
15. Ikat tali pusat bayi dengan erat dan membetuk simpul 2 kali.
16. Bungkus tali pusat bayi dengan kasa yang sudah dibasahi dengan
alcohol 70% dan rapikan.
Unit Terkait  Ruang Anggrek
 PONEK
 Ruang Melati
MENGUKUR SUHU TUBUH PER REKTAL

No. Dokumen No.Revisi Halaman


92/YANMED.KSK.KB/PP 02 11/1
RSUD PT D.2 – 5 0000
KAB. JOMBANG

Disahkan
Tanggal Terbit Direktur RSUD Kab. Jombang,
SPO
01 September 2014
Dr. PUDJI UMBARAN, M.KP
10 Novmber 2HGG01
Pengertian Mengukur suhu tubuh Per Rektal adalah suatu tindakan mengukur suhu
tubuh pada bayi baru lahir di lubang anus (pelepasan)
Tujuan 1. Untuk mengetahui panas badan bayi
2. Untuk membantu menentukan diagnosa penyakit
Kebijakan Sesuai dengan Peraturan Direktur RSUD Kabupaten Jombang
Nomor: 188.4/45/415.44/2014 tentang pelayanan pasien generik dan
Prosedur 1. Perawat mencuci tangan
2. Pakaian bayi bagian bawah ditanggalkan, kemudian bayi dimiringkan
3. Thermometer diperiksa, ujung thermometer dioleskan dengan vaselin
4. Kemudian masukkan di pelepasan + 4 cm, perawat kemudian
memegangnya
5. Setelah 3-5 menit, kemudian thermometer dilepas di lap kapas alkohol
baru dibaca dan hasilnya di catat dalam Rekam Medis Bayi
6. Perawat mencuci tanganFediaan obat dipasaran, harga obat t

Unit Terkait  Ruang Anggrek


 PONEK
MEMANDIKAN BAYI DI LEVEL II

No. Dokumen No.Revisi Halaman


93/YANMED.KSK.KB/PP 02 11/3
RSUD PT D.2 – 5 0000
KAB. JOMBANG

DISAHKAN
Tanggal Terbit
Direktur RSUD Kab. Jombang,
SPO
101 September 2014
ovember 2HGG012
Dr. PUDJI UMBARAN, M.KP

Pengertian Membersihkan kulit bayi dengan memergunakan air hangat dan sabun
Tujuan 1. Membersihkan kulit tubuh bayi dari sisa – sisa lemak dan keringat
2. Menghilangkan bau badan
3. Merangsang peredaran darah
4. Mencegah infeksi kulit
5. Memberikan rasasegar dan nyaman
Kebijakan Sesuai dengan Peraturan Direktur RSUD Kabupaten Jombang
Nomor: 188.4/45/415.44/2014 tentang pelayanan pasien gendagang
Prosedur A. PERSIAPAN
1. Bak mandi dan kereta dorongnya (Troli)
2. Air hangat
3. Sabun mandi bayi
4. Washlap 2 (dua) buah
5. Handuk mandi
6. Termometer
7. Lidi kapas steril
8. Kasa steril
9. Alkohol 70 % dan betadin
10. Kapas untuk cebok
11. Sisir bayi
12. Baju, popok dan bedong
13. Linen bersih
14. Tempat kotoran
B. PELAKSANAAN
2. Alat – alat disiapkan
3. Perawat cuci tangan
4. Ukur suhu tanganobat dipasaran, harga obat t
MEMANDIKAN BAYI DI LEVEL II

No. Dokumen No.Revisi Halaman


93/YANMED.KSK.KB/PP 01 12/3
RSUD PT D.2 – 5 0000
KAB. JOMBANG
Prosedur 5. Ukur suhu bayi
 Bila suhu bayi < 36,5o C, bayi hanya di lap pada muka dan
bokong saja
 Bila suhu bayi > 36,5o C, bayi boleh dimandikan
6. Bersihkan daerah muka dengan washlap tanpa sabun dari arah
dalam keluar, daerah telinga juga di lap dan dikeringkan dengan
handukMF
7. Bagian kepala dibersihkan dengan washlap basah memakai sabun
dari dan dibersihkan dengan washlap berulang – ulang sampai
bersih kemudian keringkan dengan handuk
8. Baju dan popok bayi dibuka, bila bayi buang air besar bersihkan
dengan kaps cebok, setelah itu dilap dengan washlap yang sudah
diberi sabun. Pertama bagian dada dan perut, punggung, tangan
dan kaki. Kemudian dengan washlap basah berulang – ulang
sampai bersih dan dikeringkan dengan handuk
9. Selesai dilap bayi dibalut dengan handuk dan diangkat (digendong)
10. Laken diganti yang baru, padang perlak kecil, pengalas kemudian
bayi dibaringkan kembali
11. Perawat cuci tangan kembali, kain kasa yang membungkus tali
pusat dilepaskan dan dilakukan perawatan tali pusat
12. Lakukan perawatan mulut dan lakukan perawat luka operasi bila
ada
13. Bagian kulit yang lecet, biru – biru bekas tusukan infus diberi zalf
14. Pakaikan baju dan popok
15. Rambut bayi disisir secara perlahan – lahan dengan sisir bayi
16. Alat – alat dirapihkan
17. Perawat cuci tangan
PERHATIAN
1. Memendikan bayi harus cepat dan cermat untuk menghindari
hipotermia
2. Untuk bayi – bayi yang masih lemah cukup dilap bagian mata,
lipatan dan genetalia saja
3. Bila bayi diinfus perhatikan bayi jangan sampai infus terlepas,
bengkok dan sebagainya
4. Bagian lipatan – lipatan diperhatikan jangan sampai ada sabun
tertinggal, sebab akan mengakibatkan iritasi pada
kulit.melakukaneleksi obat. dipasaran, harga obat t
MEMANDIKAN BAYI DI LEVEL II

No. Dokumen No.Revisi Halaman


93/YANMED.KSK.KB/PP 01 13/3
RSUD PT D.2 – 5 0000
KAB. JOMBANG
Unit Terkait Ruang Anggrek
MANAGEMEN LAKTASI

No. Dokumen No.Revisi Halaman


94/YANMED.KSK.KB/PP 02 11/3
RSUD PT D.2 – 5 0000
KAB. JOMBANG

DISAHKAN
Tanggal Terbit
Direktur RSUD Kab. Jombang,
SPO
101 September 2014
ovember 2HGG012
Dr. PUDJI UMBARAN, M.KP

Pengertian ASI adalah minuman yang dianjurkan untuk semua neonates, termasuk
bayi kurang bulan. ASI memiliki manfaat nutrisi, imunologis dan fisologis
dibandingkan dengan susu formula atau susu jenis lainnya.
ASI ekslusif
Bayi hanya diberi ASI saja tanpa cairan atau makanan lain; dianjurkan
diberikan Selama 6 bulan pertama kehidupannya
Inisiasi Menyusui Dini
Member kesempatan bayi menyusu sendiri segera setelah lahir dengan
meletakkan bayi di dada atau perut ibu dan kulit bayi melekat pada kulit
ibu (skin to skin contact) setidaknya selama 1-2 jam sampai bayi menyusu
sendiri
Tujuan Memberikan ASI secara ekslusif kepada bayi dan mempertahankan
produksi ASI yang mencukupi kebutuhan bayi melalui inisiasi menyusu
dini.
Kebijakan Keputusan Direktur RSUD Kabupaten Jombang No. 188.4/72/415.44/2011
tentang Penetapan pemberlakuan SPO Perinatal Resiko Tinggi
Prosedur  Anjurkan suami atau anggota keluarga mendampingi ibu waktu bersalin
 Anjurkan tindakan non-formakologis untuk membantu ibu melalui
proses persalinan (berikan pijatan, aromaterapi, cairan, bergerak)
 Biarkan persalinan berlangsung sesuai dengan posisi yang diinginkan
oleh ibu
 Keringkan bayi secepatnya, biarkan lapisan putih (verniks) yang
melindungi kulit bayi
 Lakukan kontak kulit dengan kulit cara meletakkan bayi di atas dada
ibu, menghadap ibu, dan tutupi keduanya dengan kain atau selimut
 Biarkan bayi mencari payudara ibu sendiri. Ibu akan merangsang
bayinya dnegan sentuhan dan bisa juga membantu memposisikan
bayinya lebih dekat dengan puting (jangan memaksakan memasukkan
puting susu ibu ke mulut bayi)
MANAGEMEN LAKTASI

No. Dokumen No.Revisi Halaman


94/YANMED.KSK.KB/PP 02 12/3
RSUD PT D.2 – 5 0000
KAB. JOMBANG
Prosedur  Teruskan kontak kulit dnegan kulit hingga menyusui pertama kali
berhasil diselesaikan dan selama bayi mengingikannya
 Ibu yang melahirkan melalui operasi juga bisa melakukan kontak kulit
dnegan kulit setelah bersalin
 Bayi dipisahkan dari ibunya untuk ditimbang, diukur dan diberikan obat
preventif setelah menyusu awal. Tunda prosedur yang insentif atau
membuat stress seperti menyuntik bit K dan menetesi mata bayi
 Jangan memberikan minuman atau makanan prelaktal, kecuali ada
indikasi medis yang jelas
 Bayi dikeringkan dan, pemotongan tali pusat dapat dilakukan dengan
bayi diletakkan di tas perut ibu
 Untuk persalinan yang menggunakan obat-obatan, neonatus perlu
waktu lebih lama untuk memulai inisiasi menyusu dini
 Memberi dorogan kepada ibu untuk mengenali perilaku saat bayi siap
untuk menyusu dengan tanda-tanda antara lain : bergerak merangkak ke
arah payudara dan puting susu ibu, bayinya : mendekatkan tangan ke
mulutnya, lidan menjilat-jilat kulit ibu, gerakan menghisap, setelah-
menemukan, puting dijilat-jilat, dikulum dan diisap
Indikator Posisi Menyusui yang Benar Termasuk :
 Tubuh bayi dnegan tubuh ibu
 Bayi datang dari arah bawah bayi sehingga dagu bayi adalah bagian
pertama yang melekat pada payudara dengan hidung menghadap puting
ibu
 Kepala dan tubuh neonatus dalam posisi lurus dagu bayi menyentuh
payudara ibu, dada bayi melekat pada dada ibu
 Seluruh tubuh bayi disangga, tidak hanya bagian leher dan bahu saja

Indikator Pelekatan yang Baik adalah


 Lebih banyak daerah areola yang terlihat di atas mulut daripada di
bawah mulut neonatus
 Mulut terbuka lebar, bibir bawah terlipat kearah luar
MANAGEMEN LAKTASI

No. Dokumen No.Revisi Halaman


94/YANMED.KSK.KB/PP 02 13/3
RSUD PT D.2 – 5 0000
KAB. JOMBANG
Prosedur Untuk mendukung keberhasilan pemberian ASI ekslusif, setiap RS yang
mempunyai program pelayanan neonatus harus mengikuti 10 langkah
menuju keberhasilan menyusu
10 langkah keberhasilan menyusu
1. Memiliki kebijakan tertulis mengenai pemberian ASI yang
dikomunikasikan secara rutin dnegan staf pelayanan kesehatan.
2. Melatih semua staf pelayanan kesehatan yang diperlukan untuk
menerapkan kebijakan tersebut
3. Memberitahukan keuntungan dan tatalaksana pemberian ASI pada
semua ibu hamil
4. Membantu ibu memulai pemberian ASI dalam waktu setengah jam
setelah kelahiran
5. Memperlihatkan kepada ibu yang belum berpengalaman bagaimana
cara menyusui dan tetap memberikan ASI meskipun ibu terpisah dari
neonatus
6. Tidak memberikan makanan atau minuman lain selain ASI kepada
neonatus kecuali terindikasi secara medis
7. Mempraktekkan rawat gabung : Mengijinkan ibu dan neonatus untuk
terus bersama-sama 24 jam sehari.
8. Mendorong pemberian ASI setiap saat neonatus memintanya.
9. Tidak memberikan dot atau empeng pada neonatus yang diberi ASI.
10. Menganjurkan dibentuknya kelompok pendukung ASI dan merujuk
pada para ibu ke kelompok tersebut ketika mereka keluar dari RS atau
klinik.
Unit Terkait PONEK ,R Anggrek,R Melati
PERAWATAN METODE KANGURU

No. Dokumen No.Revisi Halaman


95/YANMED.KSK.KB/PP 02 11/2
RSUD PT D.2 – 5 0000
KAB. JOMBANG

Tanggal Terbit Disahkan


Direktur RSUD Kab. Jombang,
SPO
1001 September 2014
10 November 2HGG Dr. PUDJI UMBARAN, M.KP

Pengertian Asuhan metode kanguru adalah suatu metode yang dirancang sebagai
asuhan untuk neonatus dengan berat badan lahir rendah atau kurang bulan
yang stabil.
Tujuan Untuk menjaga suhu tubuh bayi agar tetap stabil
Kebijakan Keputusan Direktur RSUD Kabupaten RSUD Kabupaten Jombang No.
188.4/72/415.44/2011 tentang pemberlakuan SOP Peristi
Prosedur Langkah-langkah KMC
 Bayi diletakkan telentang di dada ibu, dengan hanya memakai popok,
topi dan kaus kaki
 Posisi bayi sejajar dengan dada ibu, di dalam baju ibu dan disangga oleh
kain yang melingkari ibu dan bayi
 Sangga bayi dengan kain panjang, muka bayi menghadap ke pinggir
dan kepala sedikit vekstensi. Ekstensi ini akan membantu menjaga jalan
udara tetap terbuka dan memungkinkan kontak mata antara ibu dengan
bayinya
 Pinggul bayi harus dalam keadaan fleksi dan bayi berada dalam
posisi’’kodok’’ tangan juga harus fleksi. Tepi kain harus dibawah
telinga bayi
 Pasang kain erat-erat agar bayi tidak lepas saat ibu berdiri. Pastikan
bahwa kain melekat erat dibagian dada dan bukan didaerah perut.
Jangan mengikat terlalu keras dibagian perut bayi tapi harus di sekitar
epigastrium ibu. Dengan cara ini bayi leluasa bernafas dengan perut.
Nafas ibu akan menstimulasi bayinya
 Untuk KMC dalam waktu lama bayi tewtap dalam posisi tersebut diatas
kecuali saat dimandikan, diganti popok atau jika ibu akan ke kamar
mandi. Selama waktu ini, ayah dan anggota keluarga yang lain bisa
membantu dengan carta menjaga bayi tetap hangat dan menggantikan
ibu melakukan kontak kulit dengan kulit
PERAWATAN METODE KANGURU

No. Dokumen No.Revisi Halaman


95/YANMED.KSK.KB/PP 02 12/2
RSUD PT D.2 – 5 0000
KAB. JOMBANG
Unit Terkait R Anggrek ,R Melati
PERAWATAN VULVA DAN PERINEUM PADA MASA NIFAS

No. Dokumen No.Revisi Halaman


96/YANMED.KSK.KB/PP 02 11/2
RSUD PT D.2 – 5 0000
KAB. JOMBANG

DISAHKAN
Tanggal Terbit
Direktur RSUD Kab. Jombang,
SPO
01 September 2014
vember 2HGG012
Dr. PUDJI UMBARAN, M.KP

Pengertian Membersihkan daerah vulva dan perineum pada ibu post partum dan masih
menjalani rawat inap di rumah sakit
Tujuan 1. Vulva dan perineum bersih
2. Mencegah iritasi dan infeksi
3. Meningkatkan rasa nyaman ibu
Kebijakan Sesuai dengan Peraturan Direktur RSUD Kabupaten Jombang
Nomor: 188.4/45/415.44/2014 tentang pelayanan pasien geneagang
Prosedur 1. Cuci tangan
2. Ucapkan salam dan perkenalkan diri
3. Jelaskan prosedur
4. Minta penunggu keluar
5. Siapkan lingkungan dan jaga privasi pasien
6. Jelaskan prosedur
7. Atur ibu dalam posisi dorsal recumbent
8. Bantu ibu melepaskan pakaian bawah
9. Beri selimut
10. Pasang pengalas di bawah bokong ibu
11. Pasang pispot dibawah bokong ibu
12. Letakkan bengkok di depan vulva
13. Pakai sarung tangan steril
14. Periksa keadaan lokhea : warna, jumlah dan bau
15. Ambil kapas savlon 5 buah
16. Bersihkan vulva dan perineum dengan urutan sebagai berikut
a. Bersihkan labia mayora kiri dari arah atas ke bawah dengan sekali usap
b. Lakukan langkah (a) untuk labia mayora kanan
c. Buka labia mayora dengan telunjuk dan ibu jari tangan kiri
d. Bersihkan labia minora kiri dari arah atas ke bawah dengan sekali usap
e. Lakukan langkah (d) untuk labia minora kanaobdipasaran, harga obat t
PERAWATAN VULVA DAN PERINEUM PADA MASA NIFAS

No. Dokumen No.Revisi Halaman


96/YANMED.KSK.KB/PP 02 12/2
RSUD PT D.2 – 5 0000
KAB. JOMBANG
Prosedur f. Terakhir bersihkan mulai klitoris menuju ke bawah sampai anus
g. Siram vulva dengan air bersih
h. Perhatikan keadan perineum, adalah lepas jahitan atau jahitan longgar,
bengkak, kemerahan
- Rawat luka jahitan dengan kasa steril yang diberi betadin
- Pasang celana dalam dan pembalutnya
- Angkat pispot dan pengalas
i. Anjurkan ibu untuk ganti pembalut setiap kali basah
Unit Terkait Ruang Melati ( R Nifas )
RAWAT GABUNG

No. Dokumen No.Revisi Halaman


97/YANMED.KSK.KB/PP 02 11/1
RSUD PT D.2 – 5 00
KAB. JOMBANG

DISAHKAN
Tanggal Terbit
Direktur RSUD Kab. Jombang,
SPO
01 September 2014
vember 2HGG012
Dr. PUDJI UMBARAN, M.KP

Pengertian Rawat gabung atau rooming in adalah suatu sistem perawatan dimana bayi
serta ibu di rawat dalam satu unit ruang perawatan
Tujuan 1. Mempererat ikatan batin/emosional antara ibu dan bayinya.
2. Pemanfaatan ASI lebih maksimal.
3. Mencegah terjadinya infeksi silang/nosokomial.
4. Memberikan pendidikan kesehatan pada ibu.
Kebijakan Sesuai dengan Peraturan Direktur RSUD Kabupaten Jombang
Nomor: 188.4/45/415.44/2014 tentang pelayanan pasien generik dan
Prosedur 1. Petugas mengucapkan salam, memperkenalkan diri dan menyapa dengan
menyebut nama pasien.
2. Petugas meletakkan bayi di tempat tidur yang ada disamping ibu.
3. Memberikan KIE pada ibu tentang perawatan bayi.
4. Memberikan KIE pada ibu tentang pemberian ASI.
5. Membantu ibu dalam menyusukan bayi dengan benar.
6. Memberikan KIE ibu tentang perawatan payudara dan makanan ibu
menyusui.
7. Menganjurkan ibu konsul dengan bayinya 1 minggu kemudianobat t
Unit Terkait  PONEK
 Ruang Anggrek
 Ruang Melati
PERAWATAN PAYUDARA

No. Dokumen No.Revisi Halaman


98/YANMED.KSK.KB/PP 02 11/1
RSUD PT D.2 – 5 0000
KAB. JOMBANG

DISAHKAN
Tanggal Terbit
Direktur RSUD Kab. Jombang,
SPO
01 September 2014
ovember 2HGG012
Dr. PUDJI UMBARAN, M.KP

Pengertian Melakukan perawatan payudara agar tidak terjadi gangguan dalam masa laktasi
Tujuan 1. Mempercepat pengeluaran ASI
2. Menghindari terjadinya bendungan ASI
3. Memperlancar pemberian ASI kepada bayi
Kebijakan Sesuai dengan Peraturan Direktur RSUD Kabupaten Jombang
Nomor: 188.4/45/415.44/2014 tentang pelayanan pasien dagang
Prosedur 1. Petugas mengucapkan salam, memperkenalkan diri dan menyapa pasien
dengan menyebutkan nama pasien.
2. Petugas menginformasikan tindakan yang akan dilakukan.
3. Jelaskan tujuan dan tindakan yang akan diberikan.
4. Petugas mencuci tangan.
5. Petugas memakai sarung tangan.
6. Kompres kedua payudara dan menggunakan kain basah dan hangat selama 5
menit.
7. Urut payudara dari arah pangkal menuju puting dengan telapak tangan
bagian samping.
8. Keluarkan ASI sebagian dari bagian depan payudara sehingga puting susu
menjadi lunak.
9. Susukan setiap 2-3 jam sekali. Apabila tidak dapat menghisap seluruh ASI
keluarkan dengan tangan.
10. Letakkan kan dingin pada payudara setelah menyusui.
11. Payudara dikeringkan dan gunakan BH yang menyokong payudara.
12. Merapikan peralatan yang digunakan.
13. Petugas menginformasikan bahwa tindakan perawatan sudah selesaiFsaran,
harga obat t
Unit Terkait  Ruang Anggrek
 Poli Kebidanan dan Kandungan
 Ruang Melati
PEMBERIAN ASI

No. Dokumen No.Revisi Halaman


99/YANMED.KSK.KB/PP 01 11/1
RSUD PT D.2 – 5 0000
KAB. JOMBANG

Tanggal Terbit DISAHKAN


Direktur RSUD Kab. Jombang,
SPO
1001 September 2014
ovember 2HGG0 Dr. PUDJI UMBARAN, M.KP

Pengertian Pemberian makanan bayi atau air susu ibu secara langsung kepada
bayiyususnan daftar obat yang disetujui masuk dalam Formularium.
Tujuan Untuk memperkenalkan air susu ibu atau makanan sedini mungkin pada bayi
ntuk mendapatkn digunakan di RSUD Jombang
Kebijakan Sesuai dengan Peraturan Direktur RSUD Kabupaten Jombang
Nomor: 188.4/45/415.44/2014 tentang pelayanan pasiennama geneng
Prosedur A. PERSIAPAN
8. Ibu yang menyusu
9. Bayi yang akan disusu
B. PELAKSANAAN
1. Ibu bayi :
- Ibu diberi tahu
- Anjurkan untuk cuci tangan
- Atur posisi ibu
- Bersihkan puting ibu dengan menggunakan kolostrom ASI lalu
ratakan pada daerah sekitar daerah areola
2. Perawat
- Cuci tangan
- Mengantarkan bayi kepada ibunya
- mengatur posisi bayi dan mengarahkan mulut bayi ke puting susu
- Puting areola harus seluruhnya masuk ke dalam mulut bayi
- Lama menyusui 5 – 10 menit tiap payudara
- Setelah bayi selesai diberi ASI, anjurkan kepada ibunya untuk
menyendawakan dengan posisi bayi kepala tinggi dari badannya
- Bayi ditudurkan kembali
- Cuci tanganobat dipasaran, harga obat t
Unit Terkait PPppppppOppppppONEKPOPO
TEKNIK MENYUSUI YANG BAIK DAN BENAR

No. Dokumen No.Revisi Halaman


100/YANMED.KSK.KB/PP 02 11/3
RSUD PT D.2 – 5 0000
KAB. JOMBANG

Tanggal Terbit Disahkan


Direktur RSUD Kab. Jombang,
SPO
1001 September 2014
10 November 2HGG Dr. PUDJI UMBARAN, M.KP

Pengertian Teknik menyusui yang baik dan benar adalah suatu petunjuk tentang penjelasan
cara-cara menyusui yang diberikan kepada ibu-ibu post partum untuk
meningkatkan pengetahuan dan pemahaman tentang cara-cara menyusui dengan
memperhatikan kenyamanan dan keamanan pasien..
Tujuan Agar ibu-ibu post partum mampu menyusui bayinya dengan baik dan benar
secara mandiri serta memberikan rasa nyaman dan aman.
Kebijakan Sesuai dengan Keputusan Direktur RSUD Kabupaten Jombang Nomor :
188.4/853.415.44/2011 tentang Penetapan Pemberlakuan Prosedur Tetap
Keperawatan
Prosedur 1. Ibu mencuci tangan sesuai dengan Protap Mencuci Tangan ASI dikeluarkan
sedikit kemudian dioleskan pada puting susu dan areola sekitarnya sebagai
desinfektan dan menjaga kelembaban puting susu.
2. Bayi diletakkan menghadap perut ibu/payudara.
3. Ibu duduk atau berbaring santai. Bila duduk lebih baik menggunakan kursi
yang rendah agar kaki ibu tidak tergantung dan punggung ibu bersandar pada
sandaran
4. Bayi dipegang dengan satu lengan, kepala bayi terletak pada lengkung siku
ibu dan bokong bayi terletak pada lengan. Kepala bayi tidak boleh
tertengadah dan bokong bayi ditahan dengan telapak tangan ibu.
5. Satu tangan bayi diletakkan di belakang badan ibu dan yang satu di depan.
6. Perut bayi menempel badan ibu, kepala bayi menghadap payudara.
7. Telinga dan lengan bayi terletak pada satu garis lurus.
8. Ibu menatap bayi dengan kasih sayang.
9. Payudara dipegang dengan ibu jari diatas dan jari yang lain menopang di
bawah. Jangan menekan puting susu atau areolanya saja
TEKNIK MENYUSUI YANG BAIK DAN BENAR

No. Dokumen No.Revisi Halaman


100/YANMED.KSK.KB/PP 02 12/3
RSUD PT D.2 – 5 0000
KAB. JOMBANG
Prosedur 10. Bayi diberi rangsangan untuk membuka mulut (rooting reflek) dengan cara :
a. Menyentuh pipi dengan puting susu atau
b. Menyentuh sisi mulut bayi.
11. Setelah bayi membuka mulut dengan cepat kepala bayi didekatkan ke
payudara ibu dengan puting serta areola dimasukkan ke mulut bayi.
12. Usahakan sebagian besar areola dapat masuk ke dalam mulut bayi, sehingga
puting susu berada di bawah langit-langit dan lidah bayi akan menekan ASI
keluar dari tempat penampungan ASI yang terletak di bawah areola.
13. Setelah bayi mulai menghisap, payudara tidak perlu dipegang atau disangga
lagi. Bayi yang sehat dapat mengosongkan satu payudara sekitar 5-7 menit.
ASI dalam lambung bayi akan kosong dalam waktu 2 jam. Sebaiknya bayi
disusui tidak terjadwal (on demand), karena bayi akan menentukan sendiri
kebutuhannya.
14. Melepas isapan bayi :
Setelah menyusui pada satu payudara sampai kosong, sebaiknya ganti
menyusui pada payudara yang lain. Cara melepaskan isapan bayi : jari
kelingking ibu dimasukkan ke mulut bayi melalui sudut mulut atau dagu bayi
ditekan kebawah.
15. Menyusui berikutnya mulai dari payudara yang belum terkosongkan (yang
diisap terakhir)
16. Setelah selesai menyusui ASI dikeluarkan sedikit kemudian dioleskan pada
puting susu dan areola sekitarnya. Biarkan kering dengan sendirinya.
17. Menyendawakan bayi tujuannya mengeluarkan udara dari lambung supaya
bayi tidak muntah setelah menyusui, caranya:
a. Bayi digendong tegak dengan bersandar pada bahu ibu kemudian
punggungnya ditepuk perlahan-lahan atau
b. Bayi tidur tengkurap di pangkuan ibu, kemudian punggungnya ditepuk
perlahan-lahan.
Cara pengamatan teknik menyusui yang tidak benar:
Menyusui dengan teknik yang tidak benar dapat mengakibatkan puting susu
lecet. ASI tidak keluar optimal sehingga mempengaruhi produksi ASI atau
bayi enggan menyusu. Untuk mengetahui bayi menyusu dengan teknik yang
benar pertahankan:
1. Bayi tetap tenang
2. Badan bayi menempel pada perut ibu
3. Mulut bayi terbuka lebar
TEKNIK MENYUSUI YANG BAIK DAN BENAR

No. Dokumen No.Revisi Halaman


100/YANMED.KSK.KB/PP 02 13/3
RSUD PT D.2 – 5 0000
KAB. JOMBANG
Prosedur 4. Dahu bayi menempel pada payudara ibu
5. Sebagian besar areola masuk ke mulut bayi, areola bagian bawah lebih
banyak yang masuk
6. Bayi tampak menghisap kuat dengan irama perlahan
7. Puting susu ibu tidak terasa nyeri
8. Telinga dan lengan bayi terletak pada satu garis lurus
9. Kepala tidak menengadah.

Unit Terkait PONEK,R Anggrek,R Melati


PEMERIKSAAN DAN PERAWATAN NIFAS

No. Dokumen No.Revisi Halaman


101/YANMED.KSK.KB/PP 02 11/2
RSUD PT D.2 – 5 0000
KAB. JOMBANG

Tanggal Terbit Disahkan


Direktur RSUD Kab. Jombang,
SPO
1001 September 2014
10 November 2HGG Dr. PUDJI UMBARAN, M.KP

Pengertian Pemeriksaan dan perawatan nifas/peurperium adalah suatu prosedur untuk


melaksanakan perawatan masa nifas dengan memperhatikan kenyamanan dan
keamanan pasien.
Tujuan 1. Memberikan rasa nyaman dan aman bagi pasien
2. Melaksanakan skrining yang komprehensif mendeteksi masalah nifas
Kebijakan Sesuai dengan Keputusan Direktur RSUD Kabupaten Jombang Nomor :
188.4/853.415.44/2011 tentang Penetapan Pemberlakuan Prosedur Tetap
Keperawatan
Prosedur 1. Petugas mengucapkan salam, memperkenalkan diri dan menyapa dengan
menyebutkan nama pasien
2. Petugas menginformasikan tindakan pemeriksaan dan perawatan
nifas/peurperium yang akan dilakukan dan tujuannya.
3. Observasi pasien post partum 15 menit pada jam pertama dan 30 menit pada
jam kedua.
4. Jika kondisi ibu tidak stabil maka ibu harus dipantau lebih sering.
5. Rasakan apakah fundus berkontraksi kuat dan berada diatas atau dibawah
umbilicus.
6. Periksa apakah ada darah keluar langsung pada saat memeriksa uterus, jika
uterus berkontraksi kuat, lokhea kemungkinan tidak lebih dari menstruasi dan
tidak berbau.
7. Periksa kandung kemih penuh atau tidak. Kandung kemih yang penuh
mendorong uterus keatas dan menghalangi uterus berkontraksi.
8. Anjurkan ibu untuk minum demi mencegah dehidrasi, tawarkan ibu makanan
dan minuman yang disukainya.
9. Biarkan bayi berada pada ibu untuk meningkatkan hubungan ibu dan bayi,
sebagai permulaan menyusui bayinya. Menyusui juga membantu uterus
berkontraks
PEMERIKSAAN DAN PERAWATAN NIFAS

No. Dokumen No.Revisi Halaman


101/YANMED.KSK.KB/PP 02 12/2
RSUD PT D.2 – 5 0000
KAB. JOMBANG
Prosedur 10. Memastikan involusi uterus berjalan normal dengan mengecek setiap hari :
kontraksi uterus, tinggi fundus uteri, tidak ada perdarahan abnormal, tidak
ada bau.
11. Menilai adanya tanda demam, infeksi atau perdarahan abnormal
12. Memberikan konseling pada ibu mengenai asuhan pada bayi, tali pusar,
menjaga bayi tetap hangat dan merawat bayi sehari-hari.
13. Menanyakan pada pasien, setiap hari apakah ibu sudah bisa buang air besar
atau belum.
14. Petugas menginformasikan bahwa tindakan pemeriksaan dan perawatan
nifas/peurperium sudah selesai dilakukan

Unit Terkait R Melati ( R Nifas )


PERAWATAN LUKA OPERASI

No. Dokumen No. Revisi Halaman


102/YANMED.KSK.KB/PP 02 1/2
RSUD
KAB. JOMBANG
Disahkan
Tanggal terbit Direktur RSUD Kabupaten Jombang
SPO
1 September 2014

Dr. PUDJI UMBARAN, M.KP


Pengertian Suatu tindakan untuk mengganti penutup luka dengan penutup luka yang baru
serta memberikan obat pada bekas luka operasi dengan memperhatikan
kenyamanan dan keamanan pasien.
Tujuan 3. Memberikan rasa nyaman dan aman bagi pasien
4. Agar luka operasi tidak kotor
5. Agar proses penyembuhan luka operasi berjalan dengan baik
6. Agar tidak terjadi komplikasi
Kebijakan Sesuai dengan Keputusan Direktur RSUD Kabupaten Jombang Nomor :
188.4/2906/415.44/2011 tentang Penetapan Pemberlakuan Prosedur Tetap
Keperawatan
Prosedur 1. Petugas mengucapkan salam, memperkenalkan diri dan menyapa dengan
menyebutkan nama pasien.
2. Petugas menginformasikan tindakan perawatan luka operasi yang akan
dilakukan dan tujuannya
3. Plester penutup luka dibuka.
4. Cuci tangan
5. Pakai handschoen.
6. Ambil 1 verband steril dibasahi Nacl 0,9 %, untuk membersihkan luka
operasi dari sisa-sisa darah bekas operasi.
7. Perhatikan luka, apakah ada cairan. Kalau ada cairan dari luka operasi
dikeluarkan. Bila tidak ada cairan, luka operasi diolesi dengan betadine
memakai lidi kapas steril.
8. Setelah luka diobati kemudian ditutup dengan verban sampai benar-benar
luka itu tertutup dengan rapat, kemudian diplester (bila perlu bisa
menggunakan gurita)
9. Alat-alat dibereskan, sampah dibuang di tempat sampah medis.
10. Cuci tangan
11. Petugas menginformasikan bahwa tindakan perawatan luka operasi sudah
selesai dilakukan
PERAWATAN LUKA OPERASI

No. Dokumen No. Revisi Halaman


102/YANMED.KSK.KB/PP 02 2/2
RSUD
KAB. JOMBANG
R Melati ( R Nifas )
Unit Terkait
PENDAMPINGAN STAF/TENAGA BARU

No. Dokumen Halaman


No.Revisi
103/YANMED.KSK.KB/PP 11/1
020000
RSUD PT D.2 – 5
KAB. JOMBANG

Tanggal Terbit Disahkan


Direktur RSUD Kab. Jombang,
SPO
1001 September 2014
10 November 2HGG Dr. PUDJI UMBARAN, M.KP

Pengertian Melakukan pendamping terhadap staf / tenaga baru yang ada di ruangan
Tujuan 1. Agar semua staf / tenaga baru yang berdinas di ruangan mampu melaksanakan
tindakan sesuai dengan standart pelayanan
2. Meningkatkan ketrampilan dan pengetahuan
3. Kontrol terhadap pelayanan
Kebijakan Sk Direktur No. 188.4 / 72/ 415.44 / 2011 tentang pemberlakuan SPO Perinatal
Resiko Tinggi
Dikerjakan oleh Dokter, Bidan
Prosedur Persiapan staf/tenaga lama (senior)
11. Orientasi Ruangan, Alat, Obat-obatan, Alur pasien
12. Memberi penjelasan mengenai hal dan kewajiban sebagai tenaga/staf di
ruangan
13. Staf lama memberikan petunjuk mengenai segala hal yang menyangkut tugas
rutin dan pelayanan di ruangan
14. Staf lama mendampingi staf baru saat melakukan tugas/memberikan pelayanan
terhadap pelanggan
15. Evaluasi dari Kepala Ruangan
16. Catatan : Staf baru masuk dinas pagi + 2-3 bulan, untuk selanjutnya
dimasukkan sebagai tenaga shiff

Unit Terkait Komite Keperawatan


PENGATURAN JADWAL JAGA DOKTER

No. Dokumen No.Revisi Halaman


104/YANMED.KSK.KB/PP 02 11/1
RSUD PT D.2 – 5 0000
KAB. JOMBANG

Tanggal Terbit Disahkan


Direktur RSUD Kab. Jombang,
SPO
1001 September 2014
10 November 2HGG Dr. PUDJI UMBARAN, M.KP

Pengertian Dokter yang ditugaskan untuk memberikan pelayanan medis pada


klien/pasien yang di rawat di Ruang Ponek dan Ruang Anggrek/ NICU
Tujuan Sebagai acuan dalam penerapan langkah untuk penanganan klien/ pasien
Kebijakan Sesuai Dengan SK Direktur RSUD Kabupaten Jombang Nomor :
188.4/72/415.44/2011 tentang Penetapan Pemberlakuan SPO Perinatal Resiko
Tinggi
Prosedur 1. Semua dokter yang bertugas / berada di Ruang Ponek dan Ruang Anggrek
/ NICU
2. Dokter jaga Ponek/Anggrek/NICU bertugas dengan 2 shiff :
a.Pagi jam 07.00 – 14.00 WIB
b.Sore jam 14.00 – 07.00 WIB
c.Untuk shiff sore, malam dan hari libur memakai system on call.
3. Dokter jaga pagi memeriksa dan memberikan terapi pada klien yang
dirawat
4. Dokter jaga selalu siaga dan setiap saat bisa dihubungi lewat telepon
5. Dokter jaga memberikan pelayanan konsultasi / rujukan dari luar Rumah
Sakit dan bagian lain di lingkungan Rumah Sakit.
6. Bila ada kasus yang memerlukan tindakan khusus dokter jaga harus
datang.
7. Dokter jaga bisa melimpahkan pelayanan medis pada petugas obsgyn /
NICU yang dalam tindakan pelaksanaannya masih diawasi dokter jaga
SPOG / SPA, sesuai dengan pelimpahan kewenangan yang sudah diatur.
8. Dokter jaga bisa melimpahkan pelayanan medis pada petugas obsgyn /
NICU yang dalam tindakan pelaksanaannya masih diawasi dokter jaga
SPOG / SPA, sesuai dengan pelimpahan kewenangan yang sudah diatur.
9. Menuliskan segala sesuatu yang telah dikerjakan / diberikan pada klien
dalam status (rekam medis)
Unit Terkait IGD,PONEK ,R Anggrek,R Melati
JADWAL JAGA BIDAN / PERAWAT

No. Dokumen No.Revisi Halaman


105/YANMED.KSK.KB/PP 02 11/2
RSUD PT D.2 – 5 0000
KAB. JOMBANG

Tanggal Terbit Disahkan


Direktur RSUD Kab. Jombang,
SPO
1001 September 2014
10 November 2HGG Dr. PUDJI UMBARAN, M.KP

Pengertian Adalah prosedur yang mengatur jadwal jaga dan tata cara pembuatan jadwal
jaga Bidan, Perawat.
Tujuan 1. Sebagai acuan pedoman bagi petugas pembuatan jaga
2. Kebutuhan tenaga bidan tercukupi selama 24 jam pelayanan.
Kebijakan Susuai dengan SK Direktur RSUD Kabupaten Jombang Nomor :
188.4/72/415.44/2011 tentang Penetapan Pemberlakuan SPO Perinatal Resiko
Tinggi
Prosedur 1. Jadwal jaga dibuat setiap akhir bulan minimal 3 hari sebelum akhir bulan
2. Jadwal jaga dibuat oleh kepala ruangan atau salah satu staf yang diberi
mandat oleh kepala keperawatan dengan selalu berkonsultasi dengan
kepala ruangan
3. Jadwal disusun dengan kompetensi staf paste pagi dan tim rotasi
4. Dibentuk menjadi 4 tim rotasi dengan susunan paling atas adalah kepla
tim dan selanjutnya diikuti 3 anggota tim.
5. Diberlakukan aturan jam kerja sebagai berikut :
Hari kerja :
1) Senin sampai kamis paste pagi : 07.00 – 14.00 WIB
Shift pagi : 07.00 – 14.00 WIB
Shift sore : 14.00 – 21.00 WIB
Shift malam: 21.00 – 07.00 WIB
2) Jum’at paste pagi : 07.00 – 14.00 WIB
Shift pagi : 07.00 – 14.00 WIB
Shift sore : 14.00 – 21.00 WIB
Shift malam: 21.00 – 07.00 WIB
3) Sabtu paste pagi : 07.00 – 12.30 WIB
Shift pagi : 07.00 – 14.00 WIB
Shift sore : 14.00 – 21.00 WIB
Shift malam: 21.00 – 07.00 WIB
JADWAL JAGA BIDAN / PERAWAT

No. Dokumen No.Revisi Halaman


105/YANMED.KSK.KB/PP 02 12/2
RSUD PT D.2 – 5 0000
KAB. JOMBANG
Prosedur 6. Perawat yang berhalangan melaksanakan tugas karena :
a. kepentingan keluarga yang direncanakan harus mengajukan ijin
kepada atasan
b. kepentingan keluarga yang mendadak harus melapor melalui sarana
komunikasi yang ada, kalau tidak memungkinkan lewat sarana
komunikasi laporan menyusul sehari berikutnya
c. perawat jaga yang berhalangan hadir karena sakit harus dibuktikan
dengan surat keterangan sakit dari dokter.
7. Perawat/Bidan jaga tidak boleh tukar jaga pada saat giliran dinas kecuali
ada ijin atasan.
8. Jika terjadi kekurangan perawat/bidan jaga pada satu tim. Atasan berhak
menunjuk perawat/bidan sebagai pengganti.

Unit Terkait PONEK ,Anggrek,Melati


JADWAL JAGA TENAGA PENUNJANG

No. Dokumen No.Revisi Halaman


106/YANMED.KSK.KB/PP 02 11/2
RSUD PT D.2 – 5 0000
KAB. JOMBANG

Tanggal Terbit Disahkan


Direktur RSUD Kab. Jombang,
SPO
1001 September 2014
10 November 2HGG Dr. PUDJI UMBARAN, M.KP

Pengertian Adalah prosedur yang mengatur jadwal jaga dan tata cara pembuatan jadwal
tenaga penunjang
Tujuan 9. Sebagai acuan pedoman bagi petugas pembuat jadwal jaga
10. Kebutuha tenaga penunjang tercukupi selama 24 jam pelayanan
Kebijakan Susuai dengan SK Direktur RSUD Kabupaten Jombang Nomor :
188.4/72/415.44/2011 tentang Penetapan Pemberlakuan SPO Perinatal Resiko
Tinggi
Prosedur 1. Jadwal jaga dibuat setiap akhir bulan minimal 3 hari sebelum akhuir bulan
2. Jadwal jaga dibuat oleh kepala ruangan atau salah satu staf yang diberi
mandat oleh kepala ruangan
3. Jadwal dibuat dengan komposisi staf paste pagi dan tim rotasi dibentuk
menjadi 4 tim rotasi dengan susunan paling atas adalah kepala tim dan
selanjutnya diikuti 3 anggota tim.
4. Diberlakukan aturan jam sebagai berikut :
Hari kerja :
a. Senin – Kamis
Paste pagi : 07.00 – 14.00 WIB
Shift pagi : 07.00 – 14.00 WIB
Shift sore : 14.00 – 20.00 WIB
Shift malam: 20.00 – 07.00 WIB
b. Jum’at
Paste pagi : 07.00 – 11.00 WIB
Shift pagi : 07.00 – 14.00 WIB
Shift sore : 14.00 – 20.00 WIB
Shift malam: 20.00 – 07.00 WIB
JADWAL JAGA TENAGA PENUNJANG

No. Dokumen No.Revisi Halaman


106/YANMED.KSK.KB/PP 02 12/2
RSUD PT D.2 – 5 0000
KAB. JOMBANG
Prosedur c. Sabtu
Paste pagi : 07.00 – 14.00 WIB
Shift pagi : 07.00 – 14.00 WIB
Shift sore : 14.00 – 20.00 WIB
Shift malam: 20.00 – 07.00 WIB
d. Hari libur
Shift pagi : 07.00 – 14.00 WIB
Shift sore : 14.00 – 20.00 WIB
Shift malam: 20.00 – 07.00 WIB
5. Petugas yang berhalangan melaksanakan tugas karena :
a. kepentingan keluarga yang direncanakan harus mengajukan ijin
kepada atasan
d. kepentingan keluarga yang mendadak harus melapor melalui sarana
komunikasi yang ada, kalau tidak memungkinkan lewat sarana
komunikasi laporan menyusul sehari berikutnya
e. perawat jaga yang berhalangan hadir karena sakit harus dibuktikan
dengan surat keterangan sakit dari dokter.
6. Perawat/Bidan jaga tidak boleh tukar jaga pada saat giliran dinas kecuali
ada ijin atasan.
7. Jika terjadi kekurangan perawat/bidan jaga pada satu tim. Atasan berhak
menunjuk petugas paste pagi menggantikan jaga

Unit Terkait - Komite keperawatan


PERMINTAAN KEBUTUHAN DARAH

No. Dokumen No.Revisi Halaman


107/YANMED.KSK.KB/PP 02 11/1
RSUD PT D.2 – 5 0000
KAB. JOMBANG

Tanggal Terbit Disahkan


Direktur RSUD Kab. Jombang,
SPO
1001 September 2014
10 November 2HGG Dr. PUDJI UMBARAN, M.KP

Pengertian Suatu cara tindakan yang dilakukan oleh dokter dan bidan/perawat untuk
persiapan tranfusi yang bekerja sama dengan PMI.
Tujuan Suatu tindakan yang dilakuakn dalam proses pemulihan kondisi pasien
Kebijakan SK Direktur RSUD Kabupaten Jombang Nomor : 188.4/72/415.44/2011
tentang Penetapan Pemberlakuan SPO Perinatal Resiko Tinggi
Dikerjakan oleh Dokter, Bidan
Prosedur Permintaan pemeriksaan darah di bank darah/PMI
1. Mintakan persetujuan tindakaan medis.
2. Mintakan blangko pengambilan darah ke bank darah.
3. Melakukan pengambilan contoh darah.
4. Memberikan blangko pengambilan dan contoh darah pada keluarga untuk
ke bank darah.
5. Mencatat jumlah darah yang datang golongan darah dan nomor kantong.
6. Simpan darah yang belum digunakan di kulkas/ditranfusikan pada pasien.

Unit Terkait Seluruh unit Rawat Inap ,PMI,Bank Darah RS


PERSIAPAN OBAT DAN CAIRAN BAGI PASIEN

No. Dokumen No.Revisi Halaman


108/YANMED.KSK.KB/PP 02 11/1
RSUD PT D.2 – 5 0000
KAB. JOMBANG

Tanggal Terbit Disahkan


Direktur RSUD Kab. Jombang,
SPO
1001 September 2014
10 November 2HGG Dr. PUDJI UMBARAN, M.KP

Pengertian Pelayanan obat dan cairan merupakan salah satu mata rantai penting dari
pelayanan kesehatan di Rumah Sakit
Tujuan Untuk mempermudah keluarga pasien untuk mendapatkan obat dan cairan yang
di butuhkan dalam pengobatan
Kebijakan SK Direktir No. 18.4/72/415.44/2011 tentang pemberlakuan SPO Perinatal
Resiko Tinggi.
Dikerjakan oleh Bidan
Prosedur 1. Melakukan pengecekan stok obat dan cairan yang ada di ruangan.
2. Meningkatkan resep pada dokter sesuai terapi
3. Memberikan resep pada keluarga untuk ke apotik untuk :
a. Pasien umum mengambil obat + csrsn di loket 38
b. Pasien Askes PNS pengambilan obat + cairan di loket 3
c. Pasien TM atau Jamkesmas pengambilan obat + cairan di loket 38
4. Menganjurkan keluarga untuk mengarahkan obat dan cairan pada petugas
untuk dicocokkan dengan resep yang telah diberikan
5. Memberikan obat pada keluarga pasien untuk dibawah ke ruangan
6. Melakukan pengobatan dengan stok obat dan cairan yang ada di ruangan

Unit Terkait Farmasi


OBAT DAN ALAT HABIS PAKAI

No. Dokumen No.Revisi Halaman


109/YANMED.KSK.KB/PP 02 11/2
RSUD PT D.2 – 5 0000
KAB. JOMBANG

Tanggal Terbit Disahkan


Direktur RSUD Kab. Jombang,
SPO
1001 September 2014
10 November 2HGG Dr. PUDJI UMBARAN, M.KP

Pengertian Obat dan alat habis pakai adalah obat-obatan dan alat yang digunakan
dalam pelayanan pasien di ruang rawat inap
Tujuan Mengatur penggunaan obat dan alat habis pakai di ruang rawat inap
Kebijakan Sesuai dengan Keputusan Direktur RSUD Kabupaten Jombang Nomor :
188.4/853.415.44/2011 tentang penetapan pemberlakuan prosedur tetap
keperawatan
Prosedur Semua perawat di ruang rawat inap yang menggunakan obat dan alat habis
pakai berkewajiban :
1. Mencatat penggunaan obat dan alat habis pakai pada form kartu stock
barang
2. Untuk pasien rawat jalan :
a. Obat dan alat kesehatan yang terpakai dimintakan gantinya
dengan penulisan resep oleh dokter yang bertugas pada lembar
resep rumah sakit
b. Pasien membeli obat dan alat kesehatan tersebut di instalasi
farmasi dan diserahkan kepada petugas ruang rawat inap
kemudian pasien diijinkan pulang
3. Untuk pasien rawat inap :
a. Obat dan alat kesehatan yang terpakai di mintakan gantinya
penulisan resep oleh dokter yang bertugas pada lembar
pengobatan
b. Pengantar pasien/bertugas ruang rawat inap mengambil obat dan
alat kesehatan tersebut di instalasi dan farmasi dan diserahkan
kepada petugas ruang rawat inap
c. Pasien diantar ke instalasi rawat inap
OBAT DAN ALAT HABIS PAKAI

No. Dokumen No.Revisi Halaman


109/YANMED.KSK.KB/PP 02 12/2
RSUD PT D.2 – 5 0000
KAB. JOMBANG
Prosedur 4. Pada keadaan tertentu dimana diperlukan pemakaian obat dan alat habis
paki yang banyak (,isalnya pada musibah masal), petugas ruang rawat
inap dapat segera meminta obat dan alat habis pakai kepada petugas
farmasi, untuk diperhitungkan kemudian sebagai ”BON” permintaan
ruang rawat inap untuk persediaan rutin di ruang rawat inap, lihat
protap.

Unit Terkait Instalasi Farmasi


PENGGUNAAN OBAT DAN ALAT LIVE SAVING

No. Dokumen No.Revisi Halaman


110/YANMED.KSK.KB/PP 02 11/1
RSUD PT D.2 – 5 0000
KAB. JOMBANG

Tanggal Terbit Disahkan


Direktur RSUD Kab. Jombang,
SPO
1001 September 2014
10 November 2HGG Dr. PUDJI UMBARAN, M.KP

Pengertian Ruang Rawat Inap sebagai pusat pelayanan pasien perlu memiliki obat dan
alat-alat untuk menyelamatkan hidup pasien yang lengkap.
Obat-obatan dan alat-alat ini harus selalu tersedia di ruang Rawat Inap.
Tujuan 1. Mengelola obat dan alat live saving di ruang Rawat Inap
2. Mengatur penggunaan obat dan alat live saving
Kebijakan Sesuai dengan keputusan Direktur RSUD Kabupaten Jombang Nomor :
188.4/853.415.44/2011 tentang penetapan pemberlakuan prosedur tetap
keperawatan
Prosedur 1. Bila ada pasien di ruang Rawat Inap dengan keadaan yang mengancam
jiwa, dokter ruang Rawat Inap segera melakukan tindakan dengan
menggunakan obat dan alat live saving yang ada sesuai dengan
indikasinya untuk menyelamatkan hidup pasien
2. Semua penggunaan obat dicatat dalam rekam medis pasien, dan doketr
ruang Rawat Inap membuat resep obat dan alat dalam lembar
pengobatan untuk dimintakan penggantian dari instalasi farmasi

Unit Terkait Instalasi Farmasi


PERMINTAAN PEMERIKSAAN LABORATORIUM

No. Dokumen No.Revisi Halaman


111/YANMED.KSK.KB/PP
02 11/2
RSUD 0000
PT D.2 – 5
KAB. JOMBANG

Tanggal Terbit Disahkan


Direktur RSUD Kab. Jombang,
SPO
01 September 2014
HGG012 dr. PUDJI UMBARAN, M.KP

Pengertian Perminttan permeriksaan laboratorium sebagai pemeriksaan


penunjang untuk membantu menegakkan diagnosa pasien di ruang
rawat inap.
Tujuan Menegakkan diagnosa pasien rawat inap RSUD jombang
Kebijakan Kebijakan Rumah Sakit tentang pelayanan rawat inap
Prosedur 1. Setiap pasien yang dirawat inap dan memerlukan pemeriksaan
laboratorium, diambil sampel darah dan urine:
Cara pengambilan:
a. IV langsung:
 Tentukan pembuluh darah vena yang diambil
 Kemudian dilakukan pembdendungan di sebelah atas
vena yang akan diambil
 Desinfeksi daerah yang akan dengan kapas dan alkohol
30%
 Jarum ditusukkan ke pembuluh darah vena
 Darah diambil sesuai kebutuhan dan dimasukkan ke
botol sampel
b. Pengambvilan bersama dengan waktu pemasangan infus
(lihat protop pemasangan infusPT B.1-1)
2. Sampel urine
 Pasien yang tidak terpasang kateter, disuruh kencing
kemudian diambil sampel irune porsi tengah
 Pasien yang sudah terpasang kateter, diambil sampel dari
kateter (urine porsi tengah)
 Jumlah sampel disesuaikan dengan keperluan (3-5cc)
PERMINTAAN PEMERIKSAAN LABORATORIUM

No. Dokumen No.Revisi Halaman


111/YANMED.KSK.KB/PP
02 12/2
RSUD 0000
PT D.2 – 5
KAB. JOMBANG
Prosedur 3. Sampel diserahkan petugas ruang rawat inap kepada petugas
laboratorium dengan menyertakan formulir permintaan
Pemeriksaan Laboratorium dan dicatat di buku expedisi
pengiriman.
4. Hasil pemeriksaan laboratorium diambil oleh petugas ruang rawat
inap dan dicatat di buku expedisi pengambilan, hasil dijadikan
satu di rekam medis.

Unit Terkait Laboratorium


PERMINTAAN PEMERIKSAAN RADIOLOGI

No. Dokumen No.Revisi Halaman


112/YANMED.KSK.KB/PP 02 1/1
RSUD PT D.2 – 5 0000
KAB. JOMBANG

Tanggal Terbit Disahkan


Direktur RSUD Kab. Jombang,
SPO
1001 September 2014
10 November 2HGG Dr. PUDJI UMBARAN, M.KP

Pengertian Pemeriksaan penunjang yang diperlukan untuk membantu menegakkan diagnosa


pasien rawat inap.
Tujuan Menegakkan diagnosa pasien rawat inap.
Kebijakan Sesuai dengan Keputusan Direktur RSUD Kabupaten Jombang Nomor :
188.4//853.415.44/2011 tentang Penetapan Pemberlakuan Prosedur Tetap
Keperawatan
Prosedur 1. Bila ada pasien rawat inap yang memerlukan tindakan pemeriksaan radiologi,
dokter rawat inap mengisi permintaan pemeriksaan rontgen dan petugas rawat
inap menginformasikan lewat telepon kepada petugas radiologi.
2. Pasien dibawa ke ruang radiologi dan dilakukan foto sesuai dengan
permintaan dokter jaga rawat inap.
3. Hasil foto kemudian diserahkan kepada petugas rawat inap, dengan bukti
tanda tangan pada Buku Ekspedisi.

Unit Terkait Instalasi Radiologi


SISTEM KONSULTASI

No. Dokumen No.Revisi Halaman


113/YANMED.KSK.KB/PP 02 11/1
RSUD PT D.2 – 5 0000
KAB. JOMBANG

Tanggal Terbit Disahkan


Direktur RSUD Kab. Jombang,
SPO
1001 September 2014
10 November 2HGG Dr. PUDJI UMBARAN, M.KP

Pengertian Suatu pemeriksaan lanjutan dari dokter kepada dokter konsultan dari bidang
(disiplin ilmu) yan lain atas indikasi medis.
Tujuan Semua pasien yang memerlukan terapi dari dokter spesialis bidnag lain
Kebijakan Sk Direktur No. 188.4/72/415.44/2011 tentang pemberlakuan SPO Prinatal
Resiko Tinggi oleh Dokter, Bidan.
Prosedur 1. Pemberian form konsul yang telah ditulis oleh dokter ruangan yang
membuat data pasien kepada dokter yang dituju.
2. Mengantar pasien ke dokter konsultan atau dokter konsultan datang ke
rumah.
3. Jawaban dan terapi ditulis pada lembar konsultasi
4. Melapor kepada dokter yang mengkonsultasikan
5. Bila perlu tindakan lebih lanjut memberikan penjelasan kepada pasien
dan keluarganya

Unit Terkait Radiologi, Laboratorium, Staf Lain


RUJUKAN DALAM RUMAH SAKIT

No. Dokumen No.Revisi Halaman


114/YANMED.KSK.KB/PP 02 11/1
RSUD PT D.2 – 5 0000
KAB. JOMBANG

Tanggal Terbit Disahkan


Direktur RSUD Kab. Jombang,
SPO
1001 September 2014
10 November 2HGG Dr. PUDJI UMBARAN, M.KP

Pengertian Perpindahan KLIEN DARI RUANG Obstetri ke unit lain


Tujuan Sebagai acuan dalam tindakan pemindahan klien
Kebijakan Sk Direktur No. 188.4/72/415.44/2011 tentang pemberlakuan SPO
Prinatal Resiko Tinggi
Dikerjakan oleh Dokter, Bidan.
Prosedur 1. Mintakan ACC pada dokter
2. Periksa kelengkapan status dan obat-obata yang diberikan
3. Merinci biaya perawatan selama di ruangan
4. Menghubungi ruang/unit lain yang akan menerima pindahan
pasien
5. Memindah pasien dnegan mengoperkan semua terapi dan
perintah dokter
6. Kembali ke ruangan

Unit Terkait Rawat Inap


MENERIMA PASIEN RUJUKAN

No. Dokumen
No.Revisi Halaman
115/YANMED.KSK.KB/PP
02 11/1
RSUD 0000
KAB. JOMBANG PT D.2 – 5

Tanggal Terbit Disahkan


Direktur RSUD Kab. Jombang,
SPO
01 September 2014
HGG012 dr. PUDJI UMBARAN, M.KP

Pengertian 1. Membuat system rujukan pelayanan kesehatan di lingkungan RSUD


Jombang dengan institusi pelayanan kesehatan Pemerintah maupun swsta
disekitarnya.
2. Klien yang datang dengan membawa surat rujukan dari Rumah Sakit/
Puskesmas/ Dokter/ Bidan/ Perawat untuk mendapatkan pelayanan lebih
lanjut.
Tujuan 1. Untuk meningkatkan pelayanan Perinatal Resiko TinggiJ
2. Untuk menurunkan angka kematian ibu dan angka kematian bayi.
Kebijakan SK Direktur No. 188.4 / 72/ 415.44/ 2011 tentang perlakuan Spo Perinatal
Resiko Tinggi
Dikerjakan oleh Rumah Sakit, Puskesmas, Dokter, Bidan, Perawatdagang
acuan an 2 nama dagang
Prosedur 1. Klien diterima di IGD
Keluarga mengantar mendaftar ke TP2RN untuk mendapatkan kartu
nomor regester
2. Kien diperiksa/ dikaji meliputit:
a. Anamnesa
b. Pemeriksaan fisik, tanda vital
c. Pemeriksan khusus kebidanan
d. Pemeriksaan penunjang (bila diperlukan)
Unit Terkait IGD ,Rawat Inap
MERUJUK KE RS LAIN

No. Dokumen No.Revisi Halaman


116/YANMED.KSK.KB/PP
02 11/1
RSUD 0000
PT D.2 – 5
KAB. JOMBANG

Tanggal Terbit Disahkan


Direktur RSUD Kab. Jombang,
SPO
01 September 2014
HGG012 dr. PUDJI UMBARAN, M.KP

Pengertian Mengalih rawatkan pasien ke RS lain.


Tujuan 1. Perawat dapat melaksanakan pengiriman pasien yang dirujuk/pindah
ke RS lain secara cepat,cermat dan aman bagi pasien atas advis
dokter yang merawat.
2. Pasien/keluarga mendapatkan pelayanan keperawatan sehingga
memperoleh pelayanan yang sesuai dengan yang diharapkan. J
Kebijakan Sesuai dengan peraturan Direktur No. 188.4/72/415.44/2014 tentang
pemberlakuan SPO Perinatal Resiko Tinggi dikerjakan oleh Bidan,
Dokter Muda , Mahasiswamerupakan acuan an 2 nama dagang
Prosedur 1. Memberi penjelasan pada keluarga
2. Pasien yang akan dirujuk/pindah rawat harus dalam keadaan sakit
3. Dokter menulis surat rujukan disertai alasan merujuk ke RS lain dan
data-data pasien yang diperlukan.
4. Keluarga mengisi informed consent
5. Keluarga/orang tua menyelesaikan semua biaya atau administrasi
6. Memberi surat keterangan keluar RS
7. Melengkapi persiapan pasien: ambulance (mobil), obat dan alat-alat
yang diperlukan sesuai kebutuhan, kondisi dan kasus pasien.
8. Petugas pengantar melakukam serah terima pasien kepada petugas
pada RS rujukan. melakukan seleksi obat. Sngga obat t
Unit Terkait Ruang rawat Inap
PENGEMBALIAN RUJUKAN

No. Dokumen No.Revisi Halaman


117/YANMED.KSK.KB/PP
02 11/2
RSUD 0000
PT D.2 – 5
KAB. JOMBANG

Tanggal Terbit Disahkan


Direktur RSUD Kab. Jombang,
SPO
01 September 2014
HGG012 dr. PUDJI UMBARAN, M.KP

Pengertian 1. Membuat sistem pengembalian rujukan pelayanan kesehatan di


lingkungan RSUD Kabupaten Jombang oleh dokter sebagai
penanggung jawab kesehatan klien dengan institusi pelayanan
kesehatan pemerintah maupun swasta disekitarnya.
2. Batasan dari surat rujukan yang menjelaskan klien yang membawa
surat rujukan dari RS/Puskesmas/Bidan/Perawat, dinyatakan sembuh
dan telah mendapat pelayanan tindakan lebih lanjut sesuai dengan
diagnose penyakitnya. Merupsuk dmulariu

Tujuan 1. Untuk meningkatkan hubungan kerja sama antara teman sejawat dari
institusi yang terkait dalam meningkatkan pelayanan kesehatan dan
sistem rujukan.
2. Untuk meningkatkan pengetahuan dan ketermpilan tenaga kesehatan
dalam sistem rujukan dan tibdak lanjut penanganan pada klien.
3. Untuk mencegah terjadinya komplikasi yang lebih lanjut pada klien.
4. Untuk memantau perkembangan lebih lanjut di institusi terkait atau
yang mengirim rujukan.
Kebijakan Sesuai dengan peraturan Direktur No. 188.4/72/415.44/2014 tentang
pemberlakuan SPO Perinatal Resiko Tinggi dikerjakan oleh Bidan,
Dokter Muda , Mahasiswamerupakan acuan an 2 nama dagang
Prosedur Klien yang dinyatakan sembuh dan boleh pulang dilakukan persiapan
sebagai berikut:
a. Menyiapkan lembar jawaban untuk diisi dokter yang merawat
dengan mengisi surat jawaban dan diberitahu untuk disampaikan
kepada institusi/petugas yang merujuk.
b. Melakukan pengkajian ulang tentang kondisi pasien sebelum pulang.
c. Melakukan perincian obat untuk dilanjutkan di rumah
PENGEMBALIAN RUJUKAN

No. Dokumen No.Revisi Halaman


117/YANMED.KSK.KB/PP
02 12/2
RSUD 0000
PT D.2 – 5
KAB. JOMBANG
Prosedur d. Melakukan perincian biaya perawatan/administrasi.
e. Memberikan surat untuk kontrol kembali ke RSUD Kabupaten
jombang atau tempat pelayanan kesehatan yang terdekat.
f. Melakukan dokumentasi pada status dan buku laporan
g. Melakukan kelengkapan status klien untuk dimasukkan ke mdical
records. elakukan seleksi obat. Snggunaannya, ketersediaan obat
dipasaran, harga obat t
Unit Terkait 1. RS
2. Puskesmas
3. Dokter Praktek Swasta
4. Bidan Praktek swasta.
PELAYANAN HOME VISIT

No. Dokumen No.Revisi Halaman


118/YANMED.KSK.KB/PP 02 11/1
RSUD PT D.2 – 5 0000
KAB. JOMBANG

Tanggal Terbit DISAHKAN


Direktur RSUD Kab. Jombang,
SPO

1001 September 2014 Dr. PUDJI UMBARAN, M.KP


10 Novembe
Pengertian Kegiatan melakanakan kunjungan rumah bagi penderita risiko tinggi yang
bersalin dan dirawat di RSUD JOMBANG dalam radius 10 km atau di
daerah binaan
Tujuan Mencegah timbulnya keadaan yang lebih buruk bagi penderita risiko
tinggi
Kebijakan Sesuai dengan Peraturan Direktur RSUD Kabupaten Jombang
Nomor: 188.4/45/415.44/2014 tentang pelayanan pasien ga dagang
Prosedur A. Alat
1. termometer
2. tensimeter
3. bengkok, alkohol,betadine
4. alat suntik
5. obat-obatan
6. kassa steril,plester
7. chek list pemeriksaan ibu bersalin dan nifas
8. cek lis pemeriksaan neonatal
9. surat jalan
B. Pelaksanaan
1. petugas memperkenalkan diri pada pasien dan keluarga
2. memberitahu tujuan kedatangan petugas
3. menunjukan surat tugas dari RSUD JOMBANG
4. petugas mencuci tangan
5. melakukan pemeriksaan pada ibu dan bayi
6. melaksanakan tindakan yang diperlukan
7. mendokumentasikan tindakan
8. petugas mencuci tangan
9. memberi saran dan nasehat yang diperlukan
10. minta tanda tangan sebagai bukti telah melaksanakan SMF
melakukan seleksi obat. Sdipasaran, harga obat t

PELAYANAN HOME VISIT

No. Dokumen No.Revisi Halaman


118/YANMED.KSK.KB/PP 02 12/2
RSUD PT D.2 – 5 0000
KAB. JOMBANG
Prosedur pelayanan home visit/pelayanan lanjutan.
11. Petugas berpamitan pada pasien dan keluarga
12. Melaporkan kunjungan pada ketua perinatal risiko tinggidipasaran,
harobat t
Unit Terkait  Poliklinik Obsgyn
 Poliklinik Anak
 Ruang Anggrek
 Ruang PONEK
 Rawat Melati
 Ambulance
BAHAN / MAKALAH

No. Dokumen No.Revisi Halaman


119/YANMED.KSK.KB/PP 02 11/1
RSUD PT D.2 – 5 0000
KAB. JOMBANG

DISAHKAN
Tanggal Terbit
Direktur RSUD Kab. Jombang,
SPO

1001 September 2014


Dr. PUDJI UMBARAN, M.KP
01eG012
Pengertian Makalah/materi yang akan disampaikan kepada pasien/keluarga di
lingkungan RSUD Jombang tentang kesehatan Merupakan mularium.
Tujuan Supaya di dalam pelaksanaan penyuluhan ada acuannya Untombang
Kebijakan Sesuai dengan Peraturan Direktur RSUD Kabupaten Jombang
Nomor: 188.4/45/415.44/2014 tentang pelayanan pasiennma dagang
Prosedur 1. Makalah/materi yang telah disampaikan di dokumentasi di bagian
Promkes Kehumasan Rumah Sakit.
2. Makalah/materi tidak boleh ditulis tangan.saran, harga obat t
Unit Terkait Unit Rawat Inap
PENYULUHAN KESEHATAN PADA IBU NIFAS

No. Dokumen No.Revisi Halaman


120/YANMED.KSK.KB/PP 02 11/1
RSUD PT D.2 – 5 0000
KAB. JOMBANG

DISAHKAN
Tanggal Terbit
Direktur RSUD Kab. Jombang,
SPO

1001 September 2014


Dr. PUDJI UMBARAN, M.KP
01eG01
Pengertian Penyuluhan kesehatan yang diberikan bertujuan menggugah kesadaran
serta minat pasien dan keluarganya untuk berperan secara positif dalam
penyembuhan dan pencegahan penyakitetujui masuk da
Tujuan Terwujudnya perilaku hidup bersih dan sehat bagi individu, kelompok, dan
masyarakat di Rumah Sakit.Untuk mendapatk
Kebijakan Sesuai dengan Peraturan Direktur RSUD Kabupaten Jombang
Nomor: 188.4/45/415.44/2014 tentang pelayanan pasienrik dan
Prosedur Melakukan KIE pada ibu hamil, ibu post partum dan aseptor KB meliputi
1. GIZI : Makanan yang mengandung 4 sehat 5 sempurna dan bagi ibu
yang memiliki riwayat hipertensi atau datang dengan PER/PEB diit
dengan rendah garam.
2. Personal hygiene : Diharapkan untuk ibu sering mengganti pembalut
setiap kali sudah basah/penuh mandi 2x sehari dan mengganti pakaian
dalam 2x sehari.
3. Perawatan payudara : Merawat payudara seperti yang telah diajarkan di
Ruang Mawar dan setiap kali mau meneteki membersihkan putting
dengan kapas direndam dengan air matang.
4. Perawatan bayi : Setiap kali basah karena BAB/BAK sering ganti
popok dan bedong bayi, tali pusat dirawat setiap setelah mandi dengan
kasa steril dan memberikan minum setiap 2 jam sekali.F
5. KB : KB apa yang direncanakan setelah 40 hari post partum.
6. Imunisasi : Imunisasi dasar yang diberikan pada bayi BCG. DPT, Polio,
Campak dan Hepatitis.
7. Follow up : Umpan balik terhadap apa yang telah diberikan pada ibu,
apakah sudah seluruhnya ibu memahaminya apa belum.
8. Senam Nifas : Senam ini diberikan pada ibu dengan post partum nifas
normalobat dipasaran, harga obat t
Unit Terkait Poli Kebidanan, Poli Gizi dan Rehab Medik
PENYULUHAN

No. Dokumen
No.Revisi Halaman
121/YANMED.KSK.KB/PP
02 11/1
RSUD 0000
KAB. JOMBANG PT D.2 – 5

Tanggal Terbit Disahkan


Direktur RSUD Kab. Jombang,
SPO
01 September 2014
HGG012 dr. PUDJI UMBARAN, M.KP

Pengertian Penyuluhan sangat diperlukan oleh masyarakat supaya dapat menjaga


kesehatan diri sendiri (tindakan pencegahan). Merupsuk dmularium.
Tujuan 1. Agar masyarakat mengerti tentang kesehatan terutama pasien dan
keluarganya.
2. Dapat bertindak secara dini menanggulangi penyakit.SUD Jomb
Kebijakan SK Direktur No. 188.4/72/415.44/2014 tentang pemberlakuan SPO
Perinatal Resiko Tinggi
Dikerjakan oleh Bidan, Dokter Muda , Mahasiswamerupakan acuan an 2
nama dagang
Prosedur 2. Penyuluhan dilakukan tiap 1 minggu sekali, hari dan jam disesuaikan
dengan ruangan/bagian masing-masing.
3. Penyuluhan di seluruh Rumah Sakit dilaksanakan 1 bulan sekali, jadwal
penyuluhan dibuat oleh Promkes Kehumasan Rumah Sakit dan
menyesuaikan dengan jadwal tempat/ruangan pertemuan.SMF
melakukan seleksi obat. Sngga obat t
Unit Terkait 1. PKM Rumah Sakit
2. Unit Rawat Inap.
PETUGAS PENYULUHAN

No. Dokumen
No.Revisi Halaman
122/YANMED.KSK.KB/PP
02 11/1
RSUD 0000
PT D.2 – 5
KAB. JOMBANG

Tanggal Terbit Disahkan


Direktur RSUD Kab. Jombang,
SPO
01 September 2014
HGG012 dr. PUDJI UMBARAN, M.KP

Pengertian Petugas penyuluhan adalah seluruh karyawan/ karyawati yang


berkompeten di ruang/ bagian masing-masingdmularium.
Tujuan Karyawan/ karyawati bisa melakukan penyuluhan kesehatanomb
Kebijakan SK Direktur No. 188.4/72/415.44/2014 tentang pemberlakuan SPO
Perinatal Resiko Tinggi
Dikerjakan oleh karyawan/ karyawati RSUD Jombangma dagang
Prosedur 1. Semua karyawan/ karyawati RSUD Jombang
2. Petugas penyuluhan menyiapkan materi, alat, lingkungan/ tempat,
pasien, obsensi dan notulen
3. Petugas mengucapkan salam, memperkenalkan diri
4. Petugas melaksanakan penyuluhan kesehatan sesuai dengan materi
yang telah disiapkan
5. Petugas mengadakan tanya jawab
6. Petugas menginformasikan bahwa penyuluhan telah selesai
dilaksanakan
7. Petugas membereskan/ merapikan alat-alatgga obat t
Unit Terkait Unit Rawat Inap.
PENYULUHAN PENCEGAHAN KEHAMILAN RESIKO TINGGI

No. Dokumen No.Revisi Halaman


123/YANMED.KSK.KB/PP 02 11/3
RSUD PT D.2 – 5 0000
KAB. JOMBANG

DISAHKAN
Tanggal Terbit Direktur RSUD Kab. Jombang,
SPO

1001 September 2014 Dr. PUDJI UMBARAN, M.KP

Pengertian Suatu keadaan yang dapat mempengaruhi optimalisasi ibu maupun janin
pada kehamilan yang dihadapi Merupakaam Formularium.
Tujuan Mencegah kematian ibu dan bayi akibat dari kehamilan resiko tinggiakan
di RSUD Jombang
Kebijakan Sesuai dengan Peraturan Direktur RSUD Kabupaten Jombang
Nomor: 188.4/45/415.44/2014 tentang pelayanan pasiennama generik
Prosedur FMenberikan penyuluhan pada ibu sesuai dengan buku KIA tentang :
1) Bahaya kehamilan resiko tinggi adalah masalah-masalah yang muncul
selama kehamilan (buku KIA hal 6-7) misal :
a. Perdarahan selama kehamilan
b. Bengkak di kaki, tangan atau wajah disertai sakit kepala atau kejang
c. Demam atau panas tinggi
d. Air ketuban keluar sebelum waktunya
e. Bayi di kandungan geraknya berkurang atau tidak bergerak
f. Muntah terus dan tidak mau makan
2) Bahaya kehamilan resiko tinggi adalah masalah-masalah yang muncul
selama kehamilan (buku KIA hal 6-7) misal :
a. Perdarahan selama kehamilan
b. Bengkak di kaki, tangan atau wajah disertai sakit kepala atau kejang
c. Demam atau panas tinggi
d. Bayi di kandungan geraknya berkurang atau tidak bergerak
e. Muntah terus dan tidak mau makanb
rga obat t
PENYULUHAN PENCEGAHAN KEHAMILAN RESIKO TINGGI

No. Dokumen No.Revisi Halaman


123/YANMED.KSK.KB/PP 02 12/3
RSUD PT D.2 – 5 0000
KAB. JOMBANG
Prosedur 3) Bahaya kehamilan resiko tinggi adalah masalah-masalah yang
muncul selama kehamilan (buku KIA hal 6-7) misal :
a. Perdarahan selama kehamilan
b. Bengkak di kaki, tangan atau wajah disertai sakit kepala atau
kejang
c. Demam atau panas tinggi
d. Air ketuban keluar sebelum waktunya
e. Bayi di kandungan geraknya berkurang atau tidak bergerak
f. Muntah terus dan tidak mau makan
g. Air ketuban keluar sebelum waktunya
4) Higiene kehamilan, kebersihan selama ibu hamil (buku KIA hal 4):
a. Mandi 2 x sehari dengan sabun dan gosok gigi setelah sarapan
dan sebelum tidur
b. Setelah kandungan umur 4 bulan, sering elus-elus perut dan ajak
bicara bayi dalam kandungan
c. Boleh melakukan hubungan suami-istri, tanyakan pada petugas
cara yang aman
d. Kurangi kerja berat, istirahat berbaring minimal 1 jam di siang
hari posisi tidur sebaiknya miring
e. Sebaiknya ibu tidur pakai kelambu, jangan memakai obat
nyamuk bakar atau semprot
5) Nutrisi ibu hamil adalah makanan yang sehat dan aman dikomsumsi
oleh ibu hamil (buku KIA hal 5) :
a. Memakan dengan pola gizi seimbang, lebih banyak dari sebelum
hamil
b. Jika mual muntah dan tidak mau makan, pilih makanan yang tidak
berlamak dan menyegarkan contoh : roti, ubi, singkong,biscuit
dan buah
c. Jangan minum jamu, minuman keras atau merokok karena
membahayakan kandungan
d. Jika minum obat tanyakan caranya kepada petugas kesehatan
6) Persiapan ibu hamil adalah persiapan apa saja yang harus
dipersiapkan menghadapi persalinan (buku KIA hal 2-3):
a. Menanyakan kepada bidan atau dokter tanggal perkiraan
persalinan
b. Suami dan keluarga mendampingi ibu saat pemeriksaan
c. Menyiapkan tabungan untuk biaya persalinanukan st dipasaran,

PENYULUHAN PENCEGAHAN KEHAMILAN RESIKO TINGGI

No. Dokumen No.Revisi Halaman


123/YANMED.KSK.KB/PP 01 13/3
RSUD PT D.2 – 5 0000
KAB. JOMBANG
Prosedur d. Suami dan masyarakat menyiapkan kendaraan jika sewaktu-waktu
diperlukan
e. Merencanakan melahirkan ditolong oleh bidan atau dokter di
fasilitas pelayanan kesehatan
f. Merencanakan ikut KB dengan menanyakan caranya kepada petugas
kesehatan
g. Menyiapkan orang yang bersedia menjadi pendonor darah jika
sewaktu- waktu diperlukanp
asaran, harga obat t
Unit Terkait Poli Kebidanan
Poli gizi
PENATALAKSANAAN AUDIT MATERNAL PERINATAL (AMP)
LEVEL I

No. Dokumen No.Revisi Halaman


124/YANMED.KSK.KB/PP 00 11/2
RSUD PT D.2 – 5 0000
KAB. JOMBANG

DISAHKAN
Tanggal Terbit Direktur RSUD Kab. Jombang,
SPO

1001 September 2014 Dr. PUDJI UMBARAN, M.KP

Pengertian Adalah serangkaian kegiatan penularan sebab kematian atau kesakitan


ibu, perinatal dan neonatal guna mencegah kesakitan atau kematian
serupa dimasa yang akan datang oleh dokter penanggung jawab pasien
beserta paramedis yang terlibat dalam pelayanan pasien.
Tujuan 1. Menerapkan pembahasan analitik mengenai kasus kebidanan dan
perinatal/ neonatal secara teratur dan berkesinambungan di RSUD
Jombang.
2. Mengidentifikasi penyebab kematian dan mengkaji fakta-fakta
penyebab kematian ibu dan perinatal/ neonatal yang dapat dicegah.
3. Mengembangkan mekanisme pembelajaran, pembinaan pelaporan dan
perencanaan yang terpadu.
4. Menetukan rekomendasi, intervensi, strategi pembelajaran dan
pembinaan.
5. Mengembangkan mekanisme evaluasi
6. Memperoleh kesepakatan pemecahan masalah
Kebijakan 1. Undang-undang nomor 36 tahun 2009 tentang kesehatan
2. Undang- undang nomer 44 tahun 2009 pasal 39 tentang Rumah Sakit
3. Surat keputusan Direktur RSUD Jombang nomor tentang
Ponek 24 jam di RSUD Jombang.
Prosedur 1. Audit level I yaitu Audit yang dilaksanakan oleh dokter penanggung
jawab pasien saat itu beserta petugas perawat atau bidan yang bertugas
pada saat itu yang dilaksanakan 1x 24 jam setelah kejadian
2. Dokter penanggung jawab pasien mengkaji rekam medis pasien
3. Dokter penanggung jawab pasien mendiskusikan kasus kematian
tersebut dengan seluruh staf yang terlibat perawata
PENATALAKSANAAN AUDIT MATERNAL PERINATAL (AMP)
LEVEL I

No. Dokumen No.Revisi Halaman


124/YANMED.KSK.KB/PP 00 12/2
RSUD PT D.2 – 5 0000
KAB. JOMBANG
Prosedur 4. Hasil diskusi dilaporkan kepada coordinator AMP Rumah Sakit
(bidang pelayanan medic dan keperawatan) serta Formulir RMM/ RMP
yang telah diisi secara lengkap oleh dokter penanggung jawab pasien
5. Koordinator AMP melaporkan kepada penanggung jawab AMP Rumah
Sakit (Wadir Pelayanan) untuk diputuskan rencana tindak lanjut perlu
ke AMP level II atau tidak
6. Apabila diputuskan tidak perlu dilanjutkan ke AMP level II maka
usulan RTL segera di Feed Back kan kepada coordinator AMP untuk
disampaikan kepelaksana AMP level I
7. Bila RTL terkait sarana dan prasarana unit terkait harus segera
membuat usulan pemenuhan Sarpres
8. Bila RTL terkait dengan perilaku petugas maka diusulkan pembinaan
etik profesi kepada yang berwewenang
9. Apabila terkait dengan system maka segera ada pembelajaran /
perbaikan system atau dilakukan pelatihan-pelatihan penatalaksanaan
kasus-kasu yang terjadi kematian
10. Apabila kasus tersebut perlu diangkat atau dilanjutkan ke level II
karena menyangkut disiplin ilmu yang lain maka penanggung jawab
AMP Rumah Sakit menugaskan komite medic untuk melakukan AMP
level II

Unit Terkait 1. Instalasi Rawat Inap


AUDIT MATERNAL PERINATAL (AMP) LEVEL II

No. Dokumen No.Revisi Halaman


125/YANMED.KSK.KB/PP 00 11/2
RSUD PT D.2 – 5 0000
KAB. JOMBANG

DISAHKAN
Tanggal Terbit Direktur RSUD Kab. Jombang,
SPO

1001 September 2014 Dr. PUDJI UMBARAN, M.KP

Pengertian Yaitu Audit yang dilaksanakan oleh dokter penanggung jawab pasien
pada level I bersama koordinator AMP Rumah Sakit, manajemen,
penanggung jawab AMP dan Komite Medik serta dengan unit terkait
yang dilaksanakan 2 minggu setelah kejadian
Tujuan 1. Menetapkan pembahasan analitik mengenai kasus kematian kebidanan
dan Perinatal/Neonatal secara teratur dan berkesinambungan di RSUD
Jombang
2. Mengidentifikasi penyebab kematian dan mengkaji faktor-faktor
kematian ibu dan Perinatal/Neonatal
3. Mengembangkan mekanisme pembelajaran pembinaan pelaporan dan
perencanaan yang terpadu dengan Dinas terkait
4. Menentukan rekomendasi, intervensi strategi pembelajaran dan
pembinaan
5. Mengembangkan mekanisme evaluasi.
6. Memperoleh kesepakatan pemecahan masalah untuk menyusun RTL
dan laporan ke Direktur Rumah Sakit
Kebijakan 1. Undang-undang nomer : 36 tahun 2009 tentang kesepakatan
2. Undang-undang nomer : 44 tahun 2009 pasal 39 tentang Rumah Sakit
3. Peraturan Direktur nomor 188.4/ 229/ 415.44/ 2014 tentang kebijakan
penyelengaraan komite medis
Prosedur 1. Hasil Audit maternal perinatal/ neonatal level I ditampilkan kepada
komite Medik oleh penanggung jawab AMP Rumah Sakit
2. Komite medic menetapkan standard an kriteria kasus yang akan di
Audit
AUDIT MATERNAL PERINATAL (AMP) LEVEL II

No. Dokumen No.Revisi Halaman


125/YANMED.KSK.KB/PP 00 12/2
RSUD PT D.2 – 5 0000
KAB. JOMBANG
Prosedur 3. Komite Medik menetapkan jumlah kasus yang akan dibahas dalam
Audit
4. Membandingkan standart/ criteria dengan pelaksanaan pelayanan
5. Melakukan analisa kasus yang tidak sesuai standart
6. Hasil analisa ditetapkan dan melakuakan koordinasi dengan
coordinator AMP (bidang pelayanan medic dan keperawatan ) bentuk
penetapan waktu pelaksanaan AMP
7. Masing-masing DPJP KSM yang terkait mempersiapkan presentasi
kasus yang akan di Audit
8. Hasil presentasi dan pembahasan akan dibuat laporannya oleh komite
medis dan diserahkan kepada penanggung jawab AMP Rumah Sakit
untuk ditindak lanjuti dan dilaporkan ke Direktur RUmah Sakit

Unit Terkait 1. Instalasi Rawat Inap


2. Instalasi rawat Jalan

Anda mungkin juga menyukai