Anda di halaman 1dari 20

BAB III

TINJAUAN KASUS

Pada bab ini kelompok akan menguraikan tentang asuhan keperawatan pada klien By.
Ny.R dengan atresia ani fistula rektovagina yang di rawat diruang seruni RSAB Harapan
Kita Jakarta.
Adapun data yang kelompok kumpulkan dari hasil pengkajian yang di lakukan dari
tanggal 12 November 2008 sampai 14 November 2008 adalah sebagai berikut :

A. Pengkajian
1. Data dasar
a. Identitas klien
Klien bernama By.Ny.R jenis kelamin perempuan, usia 2 ½ jam, agama Islam,
By. beralamat Jl.dewi sartika RT03/03 no.21 cimanggis-ciputat. By masuk
RSAB Harapan Kita Jakarta pada tanggal 12 November 2008 dengan diagnosa
medis ”Atresia Ani”.

b. Riwayat keperawatan
1). Riwayat kesehatan sekarang
Keluhan utama saat masuk rumah sakit : By masuk rumah sakit pada
tanggal 12 November 2008 pada pukul 02.45 WIB. By datang dengan
masalah tidak ada anus sejak lahir dan by di rujuk dari RSIA Buah Hati
untuk di lakukan tindakan medis.

2). Riwayat neonatus


Bayi lahir usia 9 bulan dengan berat badan 3350 gram, panjang badan 49
cm,dengan apgar 1” 9 5”10 dengan komplikasi persalinan KPD 24 jam
sebelum persalinan. Cara persalinan dengan melakukan tindakan operasi
secio caesar atas indikasi KPD 24 jam sebelum persalinan.
2. Pengkajian fisik
Pada By.Ny.R reflek moro, menghisap, menggenggam, dan menelan normal.
Aktifitas anak aktif dan menangis keras. Kepala bagian fontanel anterior lunak
dan lonjong, sutura sagitalis tepat, gambaran wajah simetris, mata bersih tidak ada
sekresi. Keadaan telinga normal, hidung bilateral cuping hidung dan palatum
normal. Abdomen telihat kembung. Thoraks terlihat simetris dan klavikula
normal. Suara nafas kanan dan kiri, suara nafas bersih, respirasi spontan. Bunyi
jantung terdengar normal dengan HR 130 x/menit. Bayi dapat menggerakkan
semua ekstremitas, nadi perifer teraba kuat, brakial kanan dan kiri teraba kuat,
femor kanan dan kiri teraba kuat. Umbilikus normal tidak terjadi inflamasi.
Panggul normal. Genitalia perempuan memiliki labia mayora, labia minora dan
fistula. Anus imperforata dan spina normal. Warna kulit terlihat jaundice. Suhu
diatur oleh pengatur suhu dan menggunakan inkubator, suhu tubuh bayi 36 °C.
Selama kelompok praktek tidak pernah melihat ibu datang untuk menjenguk,
menyentuh, memeluk, berbicara kepada anak yang terlihat hanya ayah yang
menjenguk dan berbicara. Orang terdekat yang dapat dihubungi adalah ayah.
Respon orang tua terhadap penyakit yang diderita adalah cemas dan keluarga
yang terdekat adalah kakek dan neneknya. Klien mempunyai seorang kakak laki-
laki dengan riwayat persalinan normal dan mendapatkan imunisasi lengkap (DPT,
BCG, Hepatitis, Campak, Polio).

3. Data penunjang
Hasil laboratorium tanggal 12 November 2008
- HB = 17, 1 g/dl (P=12-16, L= 13,5 – 18)
- Ht = 53 % (P= 38-47, L= 40-54)
- Trombosit = 285.000 / ui (150.000-400.000)
- APTT =41,0 detik (25,3 – 35,5)
- PT =12,2 detik (11-14)
- Leukosit =10.000 / ui (4500-11000)
- N.segmen =60,6 (56%)
- Limfosit =35,1 (34%)
- Monosit =4,3 (4%)

4. Penatalaksanaan
Bactesin 250 mg/12 jam pada jam 03.00 dengan 15.00 WIB
Mikasin 25 mg/12 jam pada jam 08.00 dengan 20.00 WIB

5. Resume kasus
By. rujukan dari rumah sakit ibu anak Buah Hati dengan diagnosa Atresia Ani,
berat badan 3350 gram, apgar score 9/10, hamil aterm, anak ke dua, sejak lahir
tidak terdapat anus, nadi 156 x/menit, suhu 37,2°c, pernapasan 60 x/menit,
mendapat IVFD D10 % + 4 cc cagluconad.

6. Data fokus
DATA PRE OPERASI

Data subjektif : -
Data objektif :
Bayi tidak ada lubang anus,f eses bewarna hijau (meconium) keluar dari vagina,
konsistensi feses lembek lengket, bayi di dalam inkubator, dengan suhu inkubator
30°c, dan suhu tubuh 36.6°c, TTV:nadi 130 x/menit, pernapasan 44 x/menit,
tekanan darah 75/38 mmhg, bayi puasa pada jam 00.00 suhu inkubator 30c, suhu
tubuh 36,7°c, pada pukul 06.00 suhu inkubator 32°c, suhu tubuh 37,7°c. klien
mendapat terapi bactesi 250 mg/12 jam dan mikasin 25 mg/12 jam.

DATA POST OPERASI


Data subjektif :
Orang tua bayi mengatakan kepada perawat ruangan bagaimana keadaan anaknya,
orang tua bayi menanyakan bagaimana cara perawatan kolostomi.
Data objektif :
Pasien terlihat post op kolostomi hari pertama, area kolostomi sebelah kiri
abdomen, area kolostomi berwarna pink kemerahan, konsistensi feses lembek
lengket, tidak terdapat lubang anus, bayi di rawat di dalam inkubator suhu tubuh
36,3°c, suhu inkubator 33°c, stoma warna merah segar, kolostomi/stoma terdapat
feses dan lembab, orang tua bayi tampak cemas, OT bayi melihat tindakan
penggantian kolostomi dari persiapan sampai selesai, OT bayi melihat perawat
ruangan mengganti kolostomi, orang tua tampak ingin tahu cara perawatan
kolostomi. Turgor kulit elastis.

7. Analisa data

ANALISA DATA PRE OPERASI

No Data Masalah Etiologi


1 Data subjektif : - Gangguan pola eliminasi Tidak ada lubang anus
Data objektif :
- Bayi tidak ada lubang anus
- Feses berwarna hijau
(meconium) keluar dari vagina
- Konsistensi feses lembek
lengket Suhu lingkungan
Resiko tinggi perubahan
2 Data subjektif : - suhu(hipotermi/hipertermi)
Data objektif :
- Bayi di rawat di dalam
inkubator
- Suhu tubuh 36°c, suhu
inkubator 30 c.
- Jam 00.00 36,4°c,suhu
inkubator 30°c
- Jam 06.00 suhu tubuh 37,7°c,
suhu inkubator 32°c.
ANALISA DATA POST OPERASI

No Data Masalah Etiologi


1 Data subjektif : - Perubahan pola Tindakan
Data objektif : eliminasi: pembedahan :
- Pasien terlihat post op inkontenensia alvi koostomi
kolostomi hari pertama
- Feses berwarna hijau
(meconium)
- Konsistensi lembek lengket
- Tidak terdapat lubang anus
2 Resiko tinggi Iritasi kimia
Data subjektif : - intregitas kulit sekunder terhadap
Data objektif : sekitar stoma pengeluaran feses
- Area kolostomi berwarna pink
kemerahan
- Stoma berwarna merah segar
- Area kolostomi sebelah kiri
abdomen
- Kolostomi / stoma terdapat fes
lembek/lembab
- Suhu tubuh 36°c,
- Suhu inkubator 33°c.
3 Kurang pengetahuan Kurang informasi
Data subjektif : orang tua tentang tentang perawatan
- Orang tua mengatakan kepada perawatan kolostomi kolostomi
perawat ruangan bagaimana keadaan
anaknya
- Orang tua klien menanyakan
bagaimana cara perawatan
kolostomi.
Data objektif :
- OT bayi tampak cemas
- OT bayi melihat perawat
ruangan mengganti kolostomi
- OT bayi melihat tindakan
penggantian kolostomi dari
persiapan sampai selesai
- OT tampak ingin tahu cara
perawatan kolostomi

B. Diagnosa keperawatan
Diagnosa pre operasi :
1. Gangguan pola eliminasi b.d tidak adanya lubang anus
2. Resiko tinggi perubahan suhu (hipotermi/hipertermi) b.d suhu lingkungan

Diagnosa post operasi :


1. Perubahan pola eliminasi :inkontenensia alvi b.d tindakan pembedahan kolostomi
2. Resiko tinggi integritas kulit sekitar stoma b.d iritasi kimia sekunder terhadap
pengeluaran feses
3. Kurang pengetahuan OT tentang perawatan kolostomi b.d kurang informasi

C. Intervensi, implementasi, dan evaluasi


PRE OPERASI
1. Gangguan pola eliminasi b.d tidak adanya lubang anus yang di tandai
dengan:
Data subjektif : -
Data objektif : Bayi tidak ada lubang anus, feses berwarna hijau (meconium)
keluar dari vagina, konsistensi feses lembek lengket.
Tujuan : Setelah di lakukan tindakan keperawatan pola eliminasi lancar

Kriteria hasil : Meconium ada,perut supel,konsistensi feses lembek lengket

Intervensi : Obsevasi konsistensi ,frekuensi meconium yang


keluar,atur posisi tidur terlentang,kolaborasi dengan
Dr.bedah,kolaborasi dengan radiologi,siapkan untuk koreksi anus
/kolostomi dengan mempuasakan pasien,kolaborasi pemberian obat
konakion.

Implementasi : 12 november 2008


- mengobservasi konsistensi,frekuensi meconium yang keluar
- melakukan kolaborasi dengan Dr.bedah
- melakukan kolaborasi dengan radiologi
- menyiapkan untuk koreksi anus/kolostomi

Evaluasi : 12 november 2008


Subjektif :-

Objektif : bab meconium ± 2 cc,bayi di anjurkan untuk foto rontgen,pasien di


puasakan,memantau cairan D10% infuse pada bayi.

Analisa : tujuan belum tercapai

Planning : Rencana tindakan keperawatan di lanjutkan


Observasi konsistensi meconium
Kolaborasi dengan Dr.bedah

Implementasi :13 november 2008


- mengobservasi konsistensi feses,frekuensi meconium yanng keluar
- melakukan kolaborasi dengan Dr.bedah
- melakukan kolaborasi dengan radiologi
- menyiapkan anak untuk koreksi anus/kolostomi
- kolaborasi pemberian obat antibiotik dengan Dr.

Evaluasi : 13 november 2008


Subjektif : -

Objektif : meconium keluar dari vagina,bayi terdapat fistula,foto rontgen hasil


120 basah(+),bayi di puasakan,posisi bayi terlentang,bayi di berikan obat
konakion.

Analisa : Tujuan belum tercapai (meconium masih keluar dari vagina)

Planning : Rencana tindakan keperawatan di lanjutkan


Bayi di persiapkan untuk operasi

2. Resiko tinggi perubahan suhu (hipotermi/hipertermi) b.d suhu


lingkungan
Data subjektif : -

Data objektif : bayi di rawat di dalam incubator,suhu tubuh 36,4c suhu incubator
30c,pada jam 00.00 suhu tubuh 36,4c, suhu incubator 30c,pada jam 06.00 suhu tubuh
37,7c,suhu incubator 32c.

Tujuan :setelah di lakukan tindakan keperawatan 2x 24 jam suhu lingkunan


Kriteria hasil :suhu lingkungan stabil
Intervensi : observasi vital sign,atur suhu di dalam inkubator,observasi keadaan
umum,pertahankan suhu lingkungan yang normal.

Implementasi :12 november 2008


- mengukur vital sign
- mengatur suhu di dalam inkubator
- mengobservasi keadaan umum
Evaluasi :12 november 2008
Subjektif :-
Objektif : Vital sign : Suhu tubuh 36°c
Suhu incubator 32°c
Nadi 130x/menit
Bayi sadar,tidak panas

Analisa : Tujuan belum tercapai

Planning : Rencana tindakan keperawatan di lanjutkan


- Observasi vital sign
- Observasi keadaan umum
- Observasi suhu inkubator

Implementasi :13 november 2008


- mengukur vital sign
- mengatur suhu di dalam inkubator
- mengobservasi keadaan umum

Evaluasi : 13 november 2008


Subjektif :-

Objektif :vital sign : Suhu tubuh 37,7°c


Suhu incubator 32°c
Bayi panas

Analisa :tujuan tercapai


Planning : Rencana tindakan keperawatan di hentikan
Turunkan suhu inkubator
Jam 09.00 : suhu tubuh 36,6°c
Suhu inkubator 27°c
POST OPERASI
1. Perubahan pola eliminasi : inkontenensia ulvi b.d tindakan pembedahan ;
kolostomi yang di tandai dengan :
Data subjektif : -
Data objektif : pasien kelihatan post op hari, feses berwarna hijau lengket
(meconium), konsistensi lembek, tidak terdapat lubang anus.
Tujuan : setelah di lakukan tindakan keperawatan masalah perubahan pola
eliminasi inkontenensia ulvi dapat beradaptasi
Kriteria hasil : bab lewat kolostomi, konsistensi lembek.
Intervensi : observasi frekuensi, dan konsistensi bab, catat frekuensi dan
konsistensi bab.

Implementasi :14 november 2008


- mengobservasi konsistensi bab
- mencatat frekuensi dan konsistensinya

Evaluasi :14 november 2008


Subjektif : -
Objektif : meconium keluar dari stoma lembek, kolostomi di ganti setiap bab
Analisa : tujuan belum tercapai
Planning : rencana tindakan di lanjutkan
perawat ruangan melanjutkan implementasi selanjutnya

2. Resiko tinggi intregitas kulit sekitar stoma b.d iritasi kimia sekunder
terhadap pengeluaran feses di tandai dengan :
Data subjektif : -
Data objektif : area kolostomi berwarna pink kemerahan,stoma warna merah
segar,kolostomi/stoma terdapat feses dan lembab,suhu tubuh 36,6°C dan suhu
inkubator 33°C.
Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan masalah resiko intregitas kulit
tidak terjadi.
Kriteria hasil : kulit sekitar kolostomi tidak iritasi,dan tidak ada kemerahan.
Intervensi : melakukan perawatan stoma,mengganti kolostomi setiap
bab,membersihkan atau meneringkan sekitar stoma sebelum memasang kolostomi
yang baru dan vaselin untuk melindugi kulit dari feses,mengobservasi infeksi
sekitar kulit/stoma.

Evaluasi :
Subjektif :-
Objektif : stoma berwarna merah segar,meconium berwarna hijau lenngket,tidak
ada tanda-tanda infeksi,sekitar stoma bersih.
Analisa : masalah teratasi
Planning :tindakan di hentikan

3. Kurang penetahuan orang tua tentan perawatan kolostomi yang di tandai


dengan ;
Data subjektif : orang tua mengatakan kepada perawat ruangan bagaimana keadaan
anaknya,orang tua klien menanyakan bagaimanna cara perawatan kolostomi.

Data objektif : orang tua bayi tampak cemas,oranng tua bayi tampak bertanya-
tanya denngan perawat ruangan tentang keadaan anaknya,orang tua bayi melihat
perawat ruangan mengganti kolostomi,oranng tua bayi melihat penggantian
kolostomi dari persiapan sampai selesai,orang tua klien tampak ingin tahu cara
perawatan kolostomi.

Tujuan : setelah di lakukan tindakan keperawatan pengetahuan orang tua


bertambah
Kriteria hasil : orangn tua dapat melakukan perawatan kolostomi sebelum pulang
dari rumah sakit.

Intervensi :ikut sertakan selama melakukan perawatan kolostomi,jelaskan semua


langkah prosedur kolostomi,supervisi orang tua dalam melakukan perawatan
kolostomi.

Implementasi :14 november 2008


- mengikutsertakan orang tua pada saat perawatan kolostomi
- menjelaskan semua prosedur perawatan kolostomi
- mengsupervisi orang tua sewaktu melakukan perawatan kolostomi

Evaluasi :14 november 2008


Subjektif : orang tua klien mengatakan belum mengerti dan tidak bisa melakukan
perawatan kolostomi

Objektif : orang tua mengikuti perawatan kolostomi,orang tua memperhatikan


perawat ruangan saat menjelaskan perawatan kolostomi,orang tua tampak belum
mengerti dan belum bisa melakukan perawatan kolostomi.

Analisa : masalah belum teratasi


Supervisi orang tua tentang perawatan kolostomi
Planning : tindakan di lanjutkkan
Ulangi penjelasan perawatan kolostomi oleh perawat ruangan
BAB IV
PEMBAHASAN

A. Pengkajian
Data pada pengkajian pre operasi Atresia Ani menurut teori dapat ditemukan
adanya data tidak ada lubang anus di ketahui dengan memasukan termometer ke
dalaam anus,perut kembung,tampak lemah,rewel,perut tegang teraba peristaltik
usus,tidaak ada meconium,muntah warna hijau,kulit kering,sedangkan pada kasus
kelompok hanya menemukan bayi tidak ada lubang anus,feses berwarna
hijau(meconium),konsistensi feses lembek lengket.
Sedangkan pada pengkajian post operasi menurut teori di dapat data ada luka
operasi,gelisah,rewel,feses keluar tanpa di sadari,pasien tampak lemah,orang tua
tampak cemas,orang tua menanyakan masalah keperawatan anakuntuk
selamanya,orang tua menanyakan informasi kondisi mengenai perawatan
anaknya,terpasang infus,terpasang pipa lambung,posisi tidur tendenburg.Sedangkan
di kasus di temukan datapasien terlihat post op kolostomi,area kolostomi berwarna
pink kemerahan,feses berwarna hijau,konsistensi feses lembek,tidak terdapat lubang
anus,stoma warna merah segar,kolostomi atau stomanya terdapat feses dan
lembab,orang tua bayi tampak cemas,orang tua bayi melihat perawat ruangan
mengganti kolostomi,orangtua bayi melihat tindakan penggantian kolostomi dari
persiapanssampai selesai,orangtua tampak ingiun tahu cara perawatan
kolostomi,orang tua mengatakan kepada perawat ruangan bagaimana keadaan
anaknya,orang tua nenanyakan bagaimana cara perawatan kolostomi.
Selama menggali data kelompokn mendapatkan faktor pendukung yaitu
kemudaha dari perawat ruangan,faktor penghambat yaitu orang tua jarang datang ke
rumah sakit,bayi terdapat dalam inkubator.
B. Diagnosa keperawatan
Pada tahap perumusan masalah secara teori terdapat diagnosa pre operasi ada 4
yaitu gangguan eliminasi;konstipasi ulvi berhubungan dengan penyumbatandi
daerah anus,resiko perubahan cairan dan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
berhubunmgan dengan keluarnya cairan lambung,perubaha rasa nyaman
berhubungan dengan perut kembung,kecemasan orang tua berhubungan ddengan
kondisi anak dan rencana operasi. Sedangkan pada kasus ada 2 yaitu gangguan pola
eliminasi berhubungan dengan tidak adanya anus,resiko tinggo perubahan
suhu(hipotermi/hipertermi)berhubungan dengan suhu lingkungan.
Sedangkan perumusan masalah post operasi ada 5 yaitu nyeri berhubungan
dengan adanya luka pembedahan,kerusakan intergitas berhubungan dengan tindakan
pembedahan,perubahan pola eliminasi;inkontinesia alvi berhubungan dengan
tindakan pembedahan kolostomi,resiko terjadi infeksi berhubungan dengan adanya
luka operasi,kurang pengetahuan orang tua berhubunga dengan kurang informasi
tentang perawatankolostomi di rumah dan kebutuhan perawatan lanjutan.Pada kasus
di temukan diagnosa seperti perubahan pola eliminasi;inkontenensia alvi
berhubungan dengan tindakan pembedahan kolostomi,resiko tinggi intregiras kuit
sekitsr stoma berhubungan dengan iritasi sekunder terhadap pengeluaran
feses,kurang pengetahuan orang tua tentang perawatan kolostomi berhubungan
dengan perawatan di rumah.
Diagnosa keperawatan secara teoritis yang tidak muncul di kasus pre operasi
adalah perubahan rasa nyaman berhubungan dengan perut kembung,kecemasan
oran tua berhubungan dengan kondisi anak dan rencana operasi resiko perubahan
cairan dan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan muntah dan
keluarnya cairan lambung.Hal inni di karenakan By,Ny.R tidak munng tua bayi
tidak datang kermah sakit jadi kelompok tidak dapat mengumpulkan data.
Diagnosa keperawatan secara teoritis yang tidak muncul di kasus post operasi
adalah nyeri berhubungan dengan luka operasi,kerusakan intregitas berhubungan
dengan tindakan pembedahan,resiko terjadinya infeksi berhubungan dengan adanya
luka operasi.
Dalam pendokumentasian diagnosa keperawatan ini kelompok mendapatkan
faktor pendukung yaitu terdapatnya data-data dn tersdianya buku sumber untuk
menegaskan diagnosa tersebut.Faktor penghambatnya yaitu dalam menentukan
etiologi masalah yang harus diatasi cara mengatasinya adalah penulis harus lebih
cermat menganalisa kasus.

C. Intervensi
Adapun intervensi yang di rencanakan untuk diagnosa keperawatan pre
operasi:gangguan pola eliminasi berhubungan dengan tidak adanya anus kelompok
merencanakan tindakan sebagai berikut : observasi konsistensi feses,kolaborasi
dengan dokter bedah,kolaborasi dengan radiologi,atur posisi
terlentang,mempersiapkan untuk operasi,kolaborasi dalam pemberian obat.
Sedangkan diagnosa resiko tinggi perubahan suhu (hipotermi/hipertermi)
berhubungan dengan suhu lingkungan kelompok merencanakan tindakan observasi
vital sign,atur suhu dalam inkubator,pertahankan suhu lingkungan yang normal.
Sedangkan intervensi yang di rencanakan untuk diagnosa post operasi adalah
perubahan pola eliminasi;inkontenesia ulvi berhubungan dengan tindakan
pembedahan kolostomi sebagai berikut : observasi frekuensi konsistensi feses,catat
frekuensi dan konsitensinya.pada diagnosa resiko tinggi intregitas kulit sekitar
stoma berhubungan dengan iritasi kimia sekunder terhadap pengeluaran feses
kelompok merencanakan tindakan lakukan perawatan stoma,ganti kolostomi setiap
bab,bersihkan dan keringkan kulit sekitar stoma sebelum memasang kolostomi yang
baru dan gunakan vaselin untuk melindungi kulit dari feses.Diagnosa selanjutnya
kurang pengetahuan orangtua tentang perawatan kolostomi berhubungan dengan
perawatan di rumah dan kelompok merencanakan tindakan yaitu ikut sertakan orang
tuaselama perawat melakukan perawatan kolostomi,jelaskan semua langkah
prosedur perawatan kolostomi,supervisi orang tua sewaktu melakukan perawatan
kkolostomi.
D. Implementasi
Kelompok melakukan implementasi selama 3 hari dengan intervensi dari setiap
diagnosa keperawatan hampir semua dapat di aplikasikan dalam kasus.
Faktor pendukung selama kelompok melakukan implementasi yaitu dapat
bekerjasama dengan perawat ruangan dalam melakukan implementasi.
Faktor penghambat yaitu kemudian dalam melakukan implementasi adalah
kolaborasi dengan dokter bedah karena yang melakukan kolaborasi dengan dokter
bedah adalah perawat jadikelompok hanya mendengar dan membaca dari status
pasien tentang hasil kolaborasi.

E. Evaluasi
Setelah di lakukan implementasi selama 3 hari di dapat perubahan keadaan
pasien pre operasi adalah gangguan pola eliminasi berhubungan denga tidak adanya
anus tujuan belum teratasi karena bayi akan di persiapkan untuk operasi.Untuk
masalah resiko tinggi perubahan suhu (hipotermi/hipertermi)berhubungan dengan
suhu lingkungan tujuan teratasi dan kelompok menghentikan rencana tindakan
keperawatan.
Sedangkan perubahan keadaan pasien post operasi adalah perubahan pola
eliminasi ;inkontenesia ulvi berhubungan dengan tindakan pembedahan kolostomi
tujuan belum tercapai karena bayi belum dapat bab lewat anus,Untuk masalah
resiko tinggi intregitas kulit sekitar stoma berhubungan dengan iritasi kimia
sekunder terhadpbpengeluaran feses tujuan teratasi,Untuk masalah kurang
pengetahuan orang tua tentang perawatan kolostomi tujuan belum tercapai karena
orang tua bayi belum bisa cara perawatan kolostomi secara mandiri.
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pada bab ini kelompok akan menyimpulkan asuhan keperawatan pada By.Ny.R
dengan atresia ani yang sudah di bahas pada bab IV yaitu mulai dari pengkajian
sampai evaluasi pada tanggal 12 november sampai 14 november 2008.
1. Pengkajian
Selama pengkajian di dapatkan data yaitu bayi baru lahir 2½ jam tanpa
anus,dengan berat badab 3350 gram ,APGAR score 9/10,nadi 156
x/menit,pernapasan 60 x/menit,suhu 37,2 °c.
2. Diagnosa keperawatan
Kelompok menemukan 2 diagnosa keperawatan pre operasi yang muncul pada
kasus atresia ani pada By.Ny.R yaitu gangguan pola eliminasi b.d tidak adanya
lubang anus,resiko tinggi perubahan suhu(hipotermi/hipertermi)b.d suhu
lingkungan.Kelompok juga menemukan 3 diagnosa keperawatan post
operasi,yaituperubahan pola eliminasi ; inkontinensia ulvi b.d tindakan
pembedahan kkolostomi,resiko tinggi intregitas kulit sekitar stoma b.d iritasi
kimia sekunder terhadap pengeluaran feses,kurang pengetahuan orang tua.
3. Intervensi
Intervensi yang kelompok rencanakan pada asuhan keperawatan pre operasi
pada diagnosa gangguan pola eliminasi berhubungan dengan tidak adanya
lubang anus adalah observasi konsistensi dan frekuensi meconium yang
keluar,kolaborasi denga dokter bedah untuk roktgen,kolaborasi dengan
radiologi,lakukanpersiapan untuk opersi koreksi anus/kolostomi dengan
mempuasakan pasien,kolaborasi dengan pemberian obat.pada diagnosa
keperawtam resiko tinggi perubahan suhu(hipotermi/hipertermi) berhubungan
dengan suhu lingkungan adalah observasi ttv,atur suhu dalam
inkubator,observasi keadaan umum.Intervensi pada asuhan keperawatan post
operasi pada diagnosa perubahan pola eliminasi ;inkontensia ulvi berhubungan
dengan tindakan pembedahan kolostomi adalah observasi frekuensi dan
konsistensi bab,catat frekuensi dan konsistensibab.Pada diagnosa resiko tinggi
intregitas kulit sekitar stoma berhubungan dengan iritasi kimia sekunder
terhadap pengeluaran feses adalah lakukan perawatan stoma,ganti kolostomi
setiap bab,bersihkan sekitar kolostomi sebelum memasang kolostomi yang baru
dan menggunakan vaaselin untuk melindungi feses,observasi tanda-tanda
infeksi pada kulit sekitar stoma.Pada diagnosa kurang pengetahuan orang tua
tentang perawatan kolostomi adalah ikut sertakan orang tua dalam perawatan
kolostomi,jelaskan semua prosedur perawatan kolostomi,supervisi orang tua
dalam melakukan kolostomi.

4. Implementasi
Implementasi yang kelompok lakukan pada asuhan keperawatan pre operasi
pada diasgnosa gangguan pola eliminasi berhubungan dengan tidak adanya
lubang anus adalah mengobservasi konsistensi dan frekuensi meconium yang
keluar, melakukan kolaborasi dengan dokter bedah untuk rongten, melakukan
kolaborasi dengan radiologi, melakukan persiapan operasi dengan cara
mempuasakan pasien, melakukan kolaborasi pemberian obat Bactesin 200
mg/12 jam. Pada diagnosa risiko tinggi perubahan suhu (hipotermi/hipertermi)
berhubungan dengan suhu lingkungan adalah mengobservasi tanda-tanda vital;
nadi 130 x/menit, suhu tubuh 36 °C,suhu inkubator 32 °C, mengatur suhu dalam
inkubator 32 °C, mengobservasi keadaan umum. Implementasi pada asuhan
keperawatan post operasi pada diagnosa perubahan pola eliminasi; inkontinensia
alvi berhubungan dengan tindakan pembedahan kolostomy adalah
mengobservasi frekuensi dan konsistensi BAB, mencatat frekuensi dan
konsistensi BAB. Pada diagnosa resiko tinggi integritas kulit sekitar stoma
berhubungan dengan iritasi kimia sekunder terhadap pengeluaran feces adalah
melakukan perawatan stoma, mengganti kolostomi setiap BAB,
membersihkan / mengeringkan kulit sekitar stoma sebelumm memasang
kolostomi yang baru dan gunakan vaselin untuk melindungi kulit dari feces,
mengobservasi tanda-tanda infeksi pada kulit sekitar stoma. Pada diagnosa
kurang pengetahuan orang tua tentang perawatan kolostomi adalah mengikut
sertakan orang tua selama melakukan perawatan kolostomi, menjelaskan semua
langkah prosedur perawatan kolostomi, melakukan supervisi orang tua sewaktu
melakukan perawatan kolostomi.
5. Evaluasi
Evaluasi yang kelompok dapatkan pada asuhan keperwatan pre operasi pada
diagnosa gangguan pola eliminasi berhubungan tidak adanya lubang anus belum
tercapai, resiko tinggi perubahan suhu (hipotermi/hipertermi) berhubunagan
dengan pengaturan suhu belum tercapai. Pada asuhan keperwatan post operasi
dengan diagnosa perubahan pola eliminasi; inkontinensia alvi berhubungan
tindakan pembedahan; kolostomi belum tercapai, resiko tinggi integritas kulit
sekitar stoma berhubungan dengan iritasi kimia sekunder terhadap pengeluaran
feces belum tercapai, kurang pengetahuan orang tua tentang perawatan
kolostomi belum tercapai.

B. Saran
1. Keluarga
Orang tua lebih memperhatikan kondisi anak dan dapat melakukan perawatan
kolostomi mandiri di rumah.

2. Perawat
Dalam melakukan asuhan keperwatan perawat harus mendemonstrasikann
secara lengkap mulai dari pengkajian sampai evaluasi, sehingga akan dapat
memberikan gambaran lebih jelas tentang perkembangan pasien.
DAFTAR PUSTAKA

Panitia S.A.K Komisi Keperawatan P.K.St.Carolus.(2000). STANDAR Asuhan


Keperawatan Pasien Anak Atresia Ani seri III.Jakarta.

Suriadi.SKP,Yuliani,Rita.SKP (2001) Asuhan Keperawatan Pada Anak Edisi I. Jakarta : CV


SAGUNG SETO.

Prof.Suraatmaja Sudrajat,dr,SpAK.Kapita Selekta Gastroenterologi Anak (2005). Jakarta :


CV SAGUNG SETO.

Anda mungkin juga menyukai