Anda di halaman 1dari 41

LAPORAN LAB.

KERJA KAYU ( CARPENTRY)

BAB I

DASAR TEORI

1.1 PENDAHULUAN

Kayu sampai saat ini masih banyak dicari dan dibutuhkan orang. Diperkirakan pada
masa-masa yang akan datang kayu akan masih tetap dibutuhkan manusia. Dari segi
manfaatnya bagi kehidupan manusia, kayu dinilai mempunyai sifat-sifat utama, yaitu sifat
yang tidak bisa ditiru oleh bahan lain sehingga menyebabkan kayu masih tetap dibutuhkan
manusia.

Didalam pengerjaannya, kayu selalu diproses sesuai kebutuhan atau perilaku apa yang
ingin direncanakan oleh manusia terhadapnya.

Kayu sebagai bahan bangunan, mebel serta bahan acuan (bangunan sementara),
mempunayai sifat yang unik dan menguntungkan. Sifat kayu yang menguntungkan
tersebut adalah mudah didapat dan relatif murah dibandingkan dengan bahan bangunan
lain seperti beton dan baja. Kayu mudah dan dapat dikerjakan tanpa alat-alat berat atau
khusus, misalnya mudah dipotong, dihaluskan, dilubangi, diukir ataupun disambung
sebagai suatu konstruksi.

1.2 PENGERTIAN

Kerja kayu ( Carpentry ) adalah suatu pekerjaan konstruksi yang menggunakan bahan
kayu atau yang menyangkut pekerjaan kayu.

Macam kayu terdiri dari:

a. Kayu masip / asli


b. Kayu lapis (triplex, dll)
c. Kayu lapis majemuk

AKMALUDDIN
411 18 012
1A D4 PERANCANGAN BANGUNAN GEDUNG
LAPORAN LAB. KERJA KAYU ( CARPENTRY)

Kerja kayu dibagi atas beberapa konstruksi :

a. Konstuksi mebel (furniture) ; meja, kursi, lemari, tempat tidur, dll.


b. Konstruksi bangunan ; daun pintu / jendela, kuda-kuda, kuzin, tangga, dll.
c. Konstruksi acuan pada perancah (form work) ; cetakan beton, dll
1.3 JAJARAN KERJA KAYU
a. Perencanaan ; jenis konstruksi apa yangakan dibuat dan dari jenis bahan apa.
b. Analisa ; kalkulasi bahan yang efesien dan waktu sesuai peralatan dan anggaran.
c. Pengelolaan / pengerjaan
d. Perakitan
e. Finishing

1.4 MACAM KERJA KAYU

A. Sambungan Kayu

1. Sambungan Arah Memanjang

a. Sambungan bibir miring


b. Sambungan bibir miring berakit
c. Sambungan bibir lurus
d. Sambungan bibir lurus berakit
e. Sambungan bibir lurus dengan mulut ikan
Umumnya digunakan pada balok/gelagar lantai

2. Sambungan arah melintang :


a. Sambungan tarik ½ kayu

AKMALUDDIN
411 18 012
1A D4 PERANCANGAN BANGUNAN GEDUNG
LAPORAN LAB. KERJA KAYU ( CARPENTRY)

b. Sambungan dengan klos

Umumnya digunakan pada balok/palang untuk dinding ruangan.

3. Sambungan arah menyudut :


a. Sambungan pen. dengan lubang terbuka
b. Sambungan pen dengan lubang tidak tembus
c. Sambungan pen dengan lubang tertutup dengan spatpen,Dll .
d. Umumnya digunakan balok boks.
4. Sambungan Arah Melebar
a. Sambungan dengan sekrup
b. Sambungan alur dan lidah
c. Sambungan alur dan lidah lepas
d. Sambungan sponing
e. Sambungan dengan paku
f. Sambungan dengan dowel

Umumnya digunakan pada sambungan lantai papan

B. Cara Pemakuan

Pemakuan dengan posisi membentuk ekor burung ada kemiringan 60-70 derajat,
gunanya untuk memperbesar daya ikat paku kea rah tarik sejajar arah paku.

Agar permukaan bidang yang dipaku tidak jelek (ada bekas kepalah paku), maka
digunakan paku finishing atau paku yang kepalanya dipotong.

AKMALUDDIN
411 18 012
1A D4 PERANCANGAN BANGUNAN GEDUNG
LAPORAN LAB. KERJA KAYU ( CARPENTRY)

Untuk menghindari pecahnya kayu pada pemakuan, maka pemakuan dilakukan


dengan cara/letal zig zag.

Syarat pemakuan :
Y= jarak dari sisi =5d
X= jarak dari ujung = (5-12) d
d = diameter batang paku

C. Cara Penyekrupan

a = diameter tangkai
b = panjang tangkai
c = panjang ulir
d = diameter kepala

Penyengkrupan kayu ada 3 macam cara :

a. Penyekrupan pada kayu keras.


- Dibor dengan diameter ½ diameter sekrup sedalam (b+c).
- Dibor dengan diameter bor = diameter sekrup sedalam b.
- Dilakukan penyekrupan.

AKMALUDDIN
411 18 012
1A D4 PERANCANGAN BANGUNAN GEDUNG
LAPORAN LAB. KERJA KAYU ( CARPENTRY)

b. Penyekrupan kayu lunak ; lubang (a) dibor dengan diameter sekrup sedalam b.
Penyekrupan kayu lunak ;

c. Penyekrupan pembenaman

- Dibor dengan diameter bor = ½ diameter sekrup sedalam (b+c)


- Dibor dengan diameter bor + diameter sekrup dalam b.
- Dibor dengan bor pembenam.

D. Penegeleman

Syarat pengeleman (preboon) = lem fox putih

a. Semua bidang yang disambung harus menempel.


b. Permukaan yang disambung harus bersih.
c. Kayu harus kering kadar air ± 15% dan perbedaam kadar air yang satu dengan
yang lainyya +- 3%.
d. Semua bidang harus diolesi lem secara merata.
e. Dirakit/diklem tunggu hingga kering (2-5 jam)

AKMALUDDIN
411 18 012
1A D4 PERANCANGAN BANGUNAN GEDUNG
LAPORAN LAB. KERJA KAYU ( CARPENTRY)

Aplikasi pengeleman ;

a. Untuk papan lantai, tebal 2,5 cm atau 3 cm, lebarnya sebaiknya tidak lebih dari
12,5 cm, hal ini untuk menghindari akibat penyusutan.
b. Sambungan papan lantai umumnya dengan hubungan alur dan lidah atau sponing.
c. DLL
E. Finishing
1. Tujuan
a. Memperindah
b. Melindungi benda yang difinishing dari benda cair,cuaca dan sinar
c. Menarik perhatian.
2. Tuntutan hasil Finishing yang harus dipenuhi
a. Tahan terhadap air, alcohol, dan asam
b. Tahan goresan
c. Menonjolkan struktur kayu .
d. Tahan sinar (agak tak terjadi perubahan warna).
e. Tahan panas
3. Penghalang Daya melekat Bahan Finishing
a. Minyak, malam, dammar.
b. Bahan pengawet
c. Cat, vernis (Finishing lama).
d. Kadar air yang terlalu tinggi pada benda yang difinishing.

4. Faktor-faktor yang harus diperhatikan untuk finishing yang baik.

a. Pemilikan warna dan serat kayu/finir yang harus diperhatikan.


b. Jika akan menfinishing benda kerja yang transparan, warna kayu yang
berbeda missal : kayu gubal, hendaknya harus disamakan dulu.
c. Perubahan warna pada kayu yang sering disebabkan oleh panas,sinar,air
dll. Hal tersebut terjadi pada jenis kayu yang banyak mengandung zat warna.
Untuk mengetahui hal ini, biasanya secepatnya dilakuakan penutupan dengan

AKMALUDDIN
411 18 012
1A D4 PERANCANGAN BANGUNAN GEDUNG
LAPORAN LAB. KERJA KAYU ( CARPENTRY)

bahan pendasar dahulu. Kemungkinan juga pada jenis kayu tertentu, kayu
terasnya lebih intensif (cepat) perubahan warnanya dari pada kayu gubalnya.

5. Bahan-Bahan Finishing
a. Bahan dasar ;
Cellulosa, getah tumbuh-tumbuahn dan bahan finishing
b. Bahan pencair ;
Thinner, afdinner, spritus.
c. Bahan tambahan

- Malam : untuk menimbulakn reaksi buram, pelunak (sehinga


lapisan finishing elastis dan tak mudah pecah-pecah).
- Sending sealaer : untuk mempermudah pengamplasan zat warna.
d. Bahan pengeras / hardiner

6. Macam-macam/ jenis finishing


a. Serelak (politer)
- Bahan dasar untuk politer yang dipergunakan bahan pencair spritus
dengan perbandingan 1 ons serelak : 1 liter spritus.
- plitur tidak tahan panas, air dan alcohol.
b. Vernis
- Bahan dasarnya dari getah dengan menggunakan bahan pencair afdinner.
- Biasanya digunakan untuk barang-barang yang sederhana.
- Vernis tidak tahan panas, air dan alcohol.
c. Vernis Ducco
Bahan dasarnya sama dengan vernis tetapi menggunakan bahan pencair
thinner.
- hampir menyerupai melamic.
d. Teak oil
- Bertujuan untuk menonjolkan serat serat kayu supaya lebih hidup.
Teak oil ini biasanya digunakan untuk pekerjaan yang sederhana bahan
pencair afdinner.
- Sifat sifat :

AKMALUDDIN
411 18 012
1A D4 PERANCANGAN BANGUNAN GEDUNG
LAPORAN LAB. KERJA KAYU ( CARPENTRY)

i. Lama kering sehigga debu mudah menempel


ii. Tidak tahan air, panas, dan alcohol.
iii. Hasil finishing tidak sehalus dengan politer.
e. Cat
Tujuan untuk memberikan warna pada permukaan kayu dari air dan
serangga
Bahan pencair cat : afdiner/serpentin.
f. Cat Ducco
Bahan pencair thinner; Sulit dilakukan dengan kuas, maka sebaiknya
dilakukan dengan semprot/spray 9 cm, karena proses pengeringannya
lebih cepat.
g. Melanic
Bahan dasar dari melamic adalah alkyd resin dengan bahan pencair thinner.
Warnanya transparan (jernih), sifatnya buram dan kilap.
Melamic ini juga terdiri dari beberapa komponen :

h. Wood filler / plamur


- Berfungsi untuk menutup lubang pori-pori, sehingga permukaan yang akan
difinishing rata.
- Alat : kuas,sekrap,lap kaos.
- Wood Filler dicampur dulu dengan addictive perbandingan 9:1
i. Sanding sealer
Berfungsi untuk memberi daya rekat yang lebih baik pada permukaan kayu
dengan bahan finishing berikutnya dan juga mengikat wood filler (biasa
sebagai pengisi pori-pori).
Sanding sealer dicampur dengan hardine dengan perbandingan 9:1
pencampuran sebaiknya dilakukan ½ -1 jan sebelum digunakan sehingga
reaksi pencampuran tersebut menjadi rata.
j. Melamic
Jenis clear dan mat clear
Tujuan untuk mendapatkan permukaan yang rata, halus, licin mengkilap atau
buram.

AKMALUDDIN
411 18 012
1A D4 PERANCANGAN BANGUNAN GEDUNG
LAPORAN LAB. KERJA KAYU ( CARPENTRY)

Melamic sebelum dipakai harus dicampur dahulu dengan hardiner dengan


perbandingan 9:1

CATATAN :

1. Ada dua macam pengecetan secara umum harus diketahui:


a. Lapisan Solid : warna kayu ataupun urat-urat kayu tidak kelihatan.
b. Lapisan transparan : Kayu dapat diwarna dengan wood stain. Sebaiknya tanpa
plamur, bila dikehendaki pori-pori kayu masih terlihat, lapisan sealer dan cat akhir
setipis mungkin.
2. Untuk yang telah pernah dicat tidak perlu dilapisi dengan primer, cukup dengan cat dasar
lalu cat akhir.
3. Melamic :
- Finishing tanpa wood filter ; penutupan pori-pori mengandalkan pada sanding sealer
(menghasilkan warna lebih cerah).
- Finishing dengan wood filter ;
a. Penguasaan permukaan (harus betul-betul rata dan halus) – amplas No. 240 –
280.
b. Wood filter (menggunakan kuas,kaos,atau sekrap)
c. Pengamplasan/dilap; untuk menghaluskan/menutup pori-pori saja, tidak untuk
permukaan benda – amplas No. 280 – 320 .
d. Warna kalau perlu
e. Sending sealer : Kaos dan kuas kurang sempurna, semprot.
f. Tunggu 10-30 menit lalu diamplas dengan No. 320-400
g. Ulangi sanding sealer dan amplas (biasa 1-2 x )
h. Cat akhie (melamic)
i. Mencerahkan dengan kompound atau kit.
4. Syarat Ruang Finishing :
a. Penerangan cukup
b. Suhu kurang lebih 30 º C
c. Arah udara menujujurusan (menggunakan alat penyedot udara).
5. Bagian-bagian alat semprot finishing :
a. Ale Cap ; Posisi Vertikal (arah vertikal) dan Posisi Horisontal (arah horisontal).
b. Pengantar keluarnya bahan.

AKMALUDDIN
411 18 012
1A D4 PERANCANGAN BANGUNAN GEDUNG
LAPORAN LAB. KERJA KAYU ( CARPENTRY)

c. Klepudord ( Air Vadve) .


d. Stang Semprot (picu).
e. Pengatur lebar semprot.
f. Saluran ke botol bahan.
g. Pegangan (handel)
h. Pengatur penyemprotan vertikal/horisontal .

Syarat Menyemprot :
- Jarak semprot dengan benda kerja = 15-20 cm.
- Lebar semprotan = 25 cm.
- Arah semprotan teratur, lurus dari ujung kiri sampai ujung kanan atau sebaliknya
(tergantung keulesan si penyemprotan) sampai selesai benda kerja disemprot.

Hal-hal yang perlu diperhatikan :

 Apabila telah selesai penyemprotan jangan sampai kena langsung matahari.


 Pencampuran bahan harus dilakukan 30-60 menit sebelum dipergunakan harus
benar-benar homogen .
 Satu liter melamic dapat menutup 18-30 m² tiap lapis.
 Satu liter sending scaler menutup 9-10 m² .
 Pelaksanaan tiap lapis diberi selang waktu kurang lebih 16 jam baru dilapis lagi
dan diulang sampai 2 atau 3 lapis .
 Posisi penyemprotan harus benar-benar tegak lurus pada benda kerja dan
jalannya harus sejajar dengan benda kerja .

Urutan penyemprotan

AKMALUDDIN
411 18 012
1A D4 PERANCANGAN BANGUNAN GEDUNG
LAPORAN LAB. KERJA KAYU ( CARPENTRY)

6. Cara kerja dengan Pestol Semprot (Spray Gun)


Untuk pekerjaan finishing dengan menggunkakan alat pestol semprot, kita mengetahui
teknik dasar penyemprotan dan latiihan. Dalam penggunaan pestol semprot harus
diperhatikan perawatan dan kebersihan pestol semprot.
7. Gangguan-gangguan yang menghasilkan penyemprotsn tidak baik.
- Bahan finishing dalam tabung tinggal sedikit.
- Spuyer tersumbat.
- Fiskositas (tingkat kekentalan) bahan terlalu tinggi .
- Lubang udara pada tutup tabung tersumbat.
a. Penimbulan banyaknya kabut
- Bahan selalu cair.
- Tekanan udara terlalu tinggi
- Jarak semprotan terlalu jauh.
b. Hasil semprotan menghasilkan seperti kulit jeruk
- Bahan pencair tidak cocok
- Terlalu tinggi/rendahnya tekanan udara
- Jarak semprotan terlalu jauh/dekat
- Bahan kurang teraduk/tercampur dengan baik
c. Perawatan Alat Semprot (Spray Iun)
- Kebersihan :
Sebaiknya dibersihkan denganthinner apabila kira-kira lebih dari 30 menit tidak
akan dipakai.
- Jagalah spray agar tetap normal (lubang tidak menjadi lebar).
d. Mengetes hasil Finishing yang baik
- Daya kepekatan bahan dan reaksi bahan finihing dengan benda kerja.
- Kekerasan benda finishing dan reaksi unsur-unsur bahan finishing.

AKMALUDDIN
411 18 012
1A D4 PERANCANGAN BANGUNAN GEDUNG
LAPORAN LAB. KERJA KAYU ( CARPENTRY)

ALAT SPOIT (SEMPROT FINISHING)

H E

A B

D
G

Keterangan :

A= Aic Cap E=Pengatur lebar semprot

B= Pengatur bahan keluar F=Saluran ke botol bahan

C= Klepudor (air valve) G= Pegangan (handel)

D= Stang semprot (picu) H= Pengatur penyemprotan verrtikal/horisontal.

Formasi pada Aic Cap

Untuk Vertikal Untuk Horizontal

AKMALUDDIN
411 18 012
1A D4 PERANCANGAN BANGUNAN GEDUNG
LAPORAN LAB. KERJA KAYU ( CARPENTRY)

BAB II

PENGENALAN ALAT MANUAL TANGAN

2.1 TUJUAN

Setelah mempelajari job ini mahasiswa diharapkan mampu :

1. Menyebutkan peralatan kerja kayu secara manual


2. Menjelaskan fungsi setiap alat
3. Menjelaskan cara menggunakan alat tersebut
4. Dan mampu menggunakan alat-alat tersebut

2.2 ALAT-ALAT TANGAN


1. Bangku kerja/tempat menukang bagian-bagian dari alat ini antara lain
a. Mundam : tempat meletakkan alat sewaktu alat tidak digunakan.
b. Lokasi kerja : tempat dimana kita mengerjakan benda kerja.
c. Penjepit/klem : alat yang digunakan untuk menjepit benda kerja.
d. Stopper : alat untuk menahan benda kerja yang terbuat dari kayu atau
besi yang dapat dipindah-pindahkan.
2. Alat pengukur dan pemberi tanda

a. Pensil b. Kraspen

AKMALUDDIN
411 18 012
1A D4 PERANCANGAN BANGUNAN GEDUNG
LAPORAN LAB. KERJA KAYU ( CARPENTRY)

c. Perusut d. Siku baja

e. Siku kayu f. siku goyang

g. Rol meter h. Meter lipat

i. Mistar baja

AKMALUDDIN
411 18 012
1A D4 PERANCANGAN BANGUNAN GEDUNG
LAPORAN LAB. KERJA KAYU ( CARPENTRY)

3. Alat pemotong ( gergaji )


a. Gergaji potong

b. Gergaji belah

c. Gergaji punggung

d. Gergaji lubang

AKMALUDDIN
411 18 012
1A D4 PERANCANGAN BANGUNAN GEDUNG
LAPORAN LAB. KERJA KAYU ( CARPENTRY)

e. Gergaji bajang

f. Gergaji doll ( untuk menebang/glondong)

4. Ketam
Untuk membuat permukaan bidang kayu menjadi rata, lurus, dan siku.
a. Ketam panjang : digunakan untuk mengetam kayu yang panjang

b. Ketam pendek : digunakan untuk mengetam kayu yang pendek

AKMALUDDIN
411 18 012
1A D4 PERANCANGAN BANGUNAN GEDUNG
LAPORAN LAB. KERJA KAYU ( CARPENTRY)

c. Ketam baja : digunakan untuk menghaluskan permukaan kayu dan ketam ini
terbuat dari baja tuang dan dilengkapi dengan baut penyetel untuk posisi dan
kemiringan mata ketam

d. Ketam tongkat/kupu-kupu : digunakan untuk menghaluskan bidang-bidang yang


lengkung

e. Ketam sponing : digunakan untuk mengetam pinggir balok sesuai dengan ukuran
sponing

f. Ketam blok : digunakan untuk mengetam ujung kayu atau ujung serat. Ketam ini
digunakan dengan satu tangan karena bentuknya kecil

AKMALUDDIN
411 18 012
1A D4 PERANCANGAN BANGUNAN GEDUNG
LAPORAN LAB. KERJA KAYU ( CARPENTRY)

5. Pahat

Untuk memotong serat kayu dan membuat lubang

a. Pahat tusuk : digunakan untuk mendapatkan bidang yang rata

b. Pahat lubang : digunakan untuk membuat lubang-lubang yang dangkal

c. Pahat kuku : digunakan untuk menghaluskan pekerjaan yang sisinya cembung dan
cekung

6. Alat penggerak (bor)


a. Penggerak pusat

AKMALUDDIN
411 18 012
1A D4 PERANCANGAN BANGUNAN GEDUNG
LAPORAN LAB. KERJA KAYU ( CARPENTRY)

b. Penggerak pilin ( bor Erwin/engkol)

c. Penggerak lilit

d. Penggerak sekrup (bor uncek)

7. Alat-alat bantu

a. Palu kayu b. Kakatua

AKMALUDDIN
411 18 012
1A D4 PERANCANGAN BANGUNAN GEDUNG
LAPORAN LAB. KERJA KAYU ( CARPENTRY)

c. Klem/penjepit d. Tang

e. Kikir Kayu Besi f. Palu Besi

AKMALUDDIN
411 18 012
1A D4 PERANCANGAN BANGUNAN GEDUNG
LAPORAN LAB. KERJA KAYU ( CARPENTRY)

BAB IV

KESELAMATAN KERJA MESIN

4.1 KESELAMATAN KERJA SECARA UMUM UNTUK SEMUA MESIN KAYU


1. Periksa aliran listik dan pastikan semua bagian mesin seperti mur, spindel, pisau,
gurdi, pisau girik, atau daun gergaji, pelindung cincin, dsb.Terpasang dengan kuat
dan tepat sebelum mempergunakan mesin.
2. Pastikan bahwa alat pemotong yang dipakai tajam dan terpasang dengan baik
3. Laksanakan penyetelan apapun sebelum mesin dijalankan, sekali-kali jangan
melakulan penyetelan pada mesin yang sedang berjalan
4. Pastikan bahwa semua alat pengamandipasang secara baik
5. Sebelum mesin dihidupkan, periksa bahwa tidak ada orang lain yang masih menyetel
atau mengadakan perbaikan pada mesinnya, dan pastikan bahwa tidak ada benda yang
menghambat pemutaran mesin pemotong itu
6. Hidupkan mesin dan pilih kecepatan yang baik menurut pekerjaan yang harus
diselesaikan. Jangan pergunakan mesin sebelum mesin itu mencapai kecepatan
operasi penuh
7. Bekerijalah menurut lembaran keselamatan kerja yang telah ditetapkan untuk tiap
mesin.
8. Apabila terjadi sesuatu kelainan pada mesin, segera matikan mesin dan berdirilah
menjauhi mesin sampai pemutarannya berhenti sama sekali.
9. Awas!sekali-kali jangan meninggalakan mesin yang masih berjalan, karena orang lain
dapat memegangnya tanpa mengetahui akibatnya.
10. Setelah selesai memakai mesin, matikan motornya dan tinggalkan mesin hanya
apabila pemutarannya sudah berhenti sama sekali.
11. 11.Sebelum meninggalkan mesin, periksalah apakah mesinnya bersih dan aman untuk
dipergunakan lagi oleh orang lain berikutnya.

AKMALUDDIN
411 18 012
1A D4 PERANCANGAN BANGUNAN GEDUNG
LAPORAN LAB. KERJA KAYU ( CARPENTRY)

12. Hindari lingkungan yang membahayakan, areal harus bersih dari potongan-potongan
kayu dan kotoran atau minyak
13. Gunakan perlengkapan kerja (masker, kacamata, sepatu dan pakaian yang praktis)
seperlunya
14. Konsentrasikan pikiran pada pekerjaan
15. Usahakan sewaktu penyetelan dan menghidupkan mesin dilakukan oleh satu orang
saja
16. Jika akan mengganti pisau atau mereparasi/menyetel mesin, matikanlah lebih dahulu
pusat listriknya.

AKMALUDDIN
411 18 012
1A D4 PERANCANGAN BANGUNAN GEDUNG
LAPORAN LAB. KERJA KAYU ( CARPENTRY)

4.2 KESELAMATAN KERJA MESIN GERGAJI AYUN PEMOTONG (RADIAL


ARMSAW)

1. Semua penyetelan dilaksanakan hanya pada waktu mesin keadaan mati


2. Pilihlah daun gergaji yang tepat untuk pekerjaan. Sebelum mempergunakannya,
periksalah ketajamannya
3. Selalu pasang daun gergaji dengan gigi mengarah ke putaran motor
4. Untuk pemotong putus, setel ketinggian daun gergaji sampai daun gergaji itu
memotong kurang lebih 2 mm dari bawah permukaan alas meja s.
5. Pilih permukaan kayu pekerjaan yang dapat menempel stabıl terhadap pengantar/meja
mesin.
6. Selesai melakukan operasi, selalu kembalikan daun gergajı ke posisi berhenti di
belakang dan matikan mesin, kemudian kunci tempat itu.
7. Jangan pindahkan benda kerjanya setelah digergaji sebelum daun gergajinya kembali
pada posisi berhenti di belakang.
8. Pada waktu menggergaji, tempatkan jari pada salah satu sisi daun gergaji, dan sekali-
kali tangan jangan terletak separis dengan celah yang digergaji.
9. Menariknya gergaji harus perlahan-lahan dan dapat dirasakan. Jangan ditark terlalu
cepat karena akan mengakibatkat daun gergaji terjepit atau menimbulkan kecelakaan.
10. Untuk pekerjaan memotong, anti penumbuk balik (antikiback) harus bebas terhadap
benda kerja.
11. Untuk pekerjaan membelah, anti penumbuk balik disetel 3 mm lebih rendah dari
permukaan benda kerja.Arah dorongan benda kerja harus dilakukan dari sisi yang
berlawanan terhadap anti penumbuk balik.

AKMALUDDIN
411 18 012
1A D4 PERANCANGAN BANGUNAN GEDUNG
LAPORAN LAB. KERJA KAYU ( CARPENTRY)

Fungsi Mesin Ketam Perata

 Mengetam bidang I dan II (siku 900)


 Mengetam miring 450-900
 Membuat Coakan
 Membuat tirus

Bagian-Bagian dari Mesin Ketam Perata

 Motor
 Pisau Ketam
 Meja yang terdiri dari dua bagian : meja depan dan meja belakang
 Tudung pengaman
 Pengantar

Alat-Alat Tambahan

 Papan pendorong
 Papan pegas (untuk menekan benda kerja yang kecil agar tidak terangkat)

AKMALUDDIN
411 18 012
1A D4 PERANCANGAN BANGUNAN GEDUNG
LAPORAN LAB. KERJA KAYU ( CARPENTRY)

4.3 KESELAMATAN KERJA MESIN GERGAJI BUNDAR (CIRCLE SAW)

1. Pasanglah tudung pengaman dengan kokoh dan benar. Jika perlu melepas tudung
pengamanan untuk suatu operasi, mintalah ijin instruktur atau pengawas.
2. Setel daun gergaji maksimal 5 mm lebih tinggi di atas permukaan benda kerja yang
digergaji.
3. Jangan sekali-kali mencoba menyingkirkan/mengambil sisa potongan kayu kecil pada
saat gergaji berputar.
4. Setelah selesai melakukan operasi, matikan mesin gergaji dan turunkan daun gergaji
ke bawah permukaan meja.
5. Jangan menggergajı benda kerja bentuk bulat atau selinder tanpa menggunakan alat
bantu khusus
6. Mintalah petunjuk atau persetujuan instruktur sebelum melakukan pekerjaan yang
memerlukan alat bantu khusus.
7. Jangan melakukan penggergajian tanpa pengantar (pengantar belah dan potong) atau
pengantar khusus.
8. Apabila kayu yang akan digergaji melengkung, letak bidang yang cekung menempel
dimeja.
9. Ketika menggergaji, posisi badan dan tangan berada di salah satu sisi dari daun
gergaji.
10. Gunakan kaca mata dan masker, pakaian kerja jangan kedodoran.
11. Apabila daun gergaji masih berputar, janganlah kayu itu ditarik ke belakang.
12. Jagalah agar tangan cukup jauh dari daun gergaji.
13. Jika daun gergaji menjadi panas dan mulai goyang berputarnya, kayu harus segera dan
secepat mungkin ditarik atau diangkat. Mesin jangan dimatikan. Biarlah daun gergaji
berputar terus hingga dingin dan lurus putarannya.

AKMALUDDIN
411 18 012
1A D4 PERANCANGAN BANGUNAN GEDUNG
LAPORAN LAB. KERJA KAYU ( CARPENTRY)

Peraturan Untuk Membelah Mesin Gergaji Bundar

 Gunakanlah tongkat pendorong untuk membelah kayu yang jaraknya antara daun
gergaji dan pengantar < 10 Cm.
 Jangan membelah potongan kayu yang panjangnya<15 cm
 Waktu membelah harus menggunakan splitter.
 Jangan membelah kayu lebarnya < 1 Cm antara pengantardan daun gergaji.
 Pembantu hanya sekedar memegang kayu, dan sama sekali tidak boleh
mendorong atau menarik kayu yang hendak dibelah.
 Gunakan alat/kayu pendorong untuk menggergaji benda yang kecil.

Peraturan Memotong

 Tempatkan jari tangan sedikitnya 10 Cm dari daun gergaji.


 Jauhkan pengantar (belah) sebelum menggunakan pengantar potong (umetre
gage)
 Jangan sekali-kali memotong kayu dimana bidang yang menempel pada
pengantar potong (metre gauge) kurang dari 15 Cm
 Jangan menggunakan pengantar belah sebaga pembatas (stopper), kecuali jika
dipasang kayu batas (telcurunce hock)

Fungsi/Kegunaan

 Membelah tegak lurus dan sudut 4590


 Memotong tegak lurus dan sudut 45"-90
 Membuat alur V dan U
 Membuat sponing
 Membuat cekungan pada benda bulat
 Membuat purus

Bagian-Bagian Dari Mesin Gergaii Bundar

 Motor
 Splitter
 Tudung pengaman
 Anti penumbuk balik

AKMALUDDIN
411 18 012
1A D4 PERANCANGAN BANGUNAN GEDUNG
LAPORAN LAB. KERJA KAYU ( CARPENTRY)

 Daun Gergaji
 Pengantar belah utama.
 Pengantar belah tambahan
 Meja kerja.
 Penyetel kemiringan daun gergaji

AKMALUDDIN
411 18 012
1A D4 PERANCANGAN BANGUNAN GEDUNG
LAPORAN LAB. KERJA KAYU ( CARPENTRY)

4.4 KESELAMATAN KERJA MESIN KETAM PERATA (SURFACE PLANNER)

1. Pergunakanlah selalu tudung pengaman, kecuali jika membuat potongan sponing


2. Peniksalah lebih dahulu kedudukan meja depan dan belakang, apakah telah dalam
posisi atau persyaratan yang benar sebelum mengoperasikan mesin
3. Janganlah merubah kedudukan meja belakang kecuali untuk hal-hal khusus. Meja
belakang sama tinggi terhadap pisau ketam
4. Jangan mulai bekerja sebelum putaran mesin mencapar kecepatan penuh
5. Pengetaman meksimum yang normal harus tidak lebih dari 3 mm, tergantung dani
lebar pengetaman dan jenis kayunya
6. Gunakanlah papan pegas Jeather board) untuk memegang / menekan benda kera yang
tebalnya kurang dani 1 Cm Tempatkan dimeja muka dan belaknng (untuk mengetam
bagian muka kayu) untuk mengetam bagian sisi/tepi kayu, juga menggunakan papan
pegas jika lebarnya kurang dari 2 Cm
7. Gunakan tongkat pendurong (push stick) untuk mengetam sisi tebal kayu jika
tingginya kurang dani 5 Cm atau 2 Cm lebih rendah danı tinggi pengantar
8. Gunakanlah papan pendorong (push board) untuk mengetam kayu yang panjangnya <
30 Cm, dan tebalnya < 1 Cm
9. Jangan sekali-kali menckan benda kerja tepat diatas pisau ketan
10. Jangan berdiri di meja muka, dan membahayakan bila terjadi tumbuk balik
11. Gunakanlah alat bantu khusus untuk pekerjaan-pekerjaan spesial, serta mintalah
petunjuk / persetujuan instruktur
12. Apabila harus melepas pisau untuk ditajamkan, gantilah dan tajamkanlah semuanya
pada saat yang sama, kalau tidak, akan terjadi putaran yang tidak seimbang
13. Pakaian kerja jangan kedodoran (terutama bagian tangan)

AKMALUDDIN
411 18 012
1A D4 PERANCANGAN BANGUNAN GEDUNG
LAPORAN LAB. KERJA KAYU ( CARPENTRY)

Fungsi Mesin Ketam Perata

 Mengetam bidang I dan II (siku 90).


 Mengetam miring 45° 90
 Membuat coakan.
 Membuat tirus.

Bagian-Bagian dari Mesin Ketam Perata

 Motor
 Pisau ketam
 Meja yang terdiri dari dua bagian meja depan dan meja belakang
 Tudung pengaman 5.

Pengantar Alat-Alat Tamabhan

 Papan pendorong
 Papan pegas. (untuk menekan benda kerja yang kecil agar tidak

AKMALUDDIN
411 18 012
1A D4 PERANCANGAN BANGUNAN GEDUNG
LAPORAN LAB. KERJA KAYU ( CARPENTRY)

4.5 KESELAMATAN KERJA MESIN KETAM PENEBAL (THICKNESSER


PLANNER)

1. Setel ketinggian meja sesuai dengan tebal benda kerja dengan pemotongan + 1 cm,
sebelum mesin dijalankan. Ambil bagian yang tertebal sebagai pengukuran.
2. Bidang kayu yang menempal kemeja harus sudah diketam lurus dan rata.
3. Panjang benda kerja minimal 35 cm, atau 5 cm lebih panjang dari jarak antara ro
masuk dan keluar.
4. Benda kerja yang panjangnya kurang dari 35 cm dapat diketam jika
diikuti/disambung dengan pengetaman berikutnya yang panjangnya lebih dari 35 cm.
5. Jangan mengetam kayu yang tebalnya kurang dari 5 mm, kecuali mempergunakan
pengantar khusus (blok pengantar).
6. Tebal pengetaman maksimal 1,5 a 2 mm.
7. Jaga posisi jari/tangan di tempat yang aman terhadap rol penggerak dan meja jika
sedang memasukkan benda kerja.
8. Apabila benda kerja macet tidak mau jalan, matikan mesin, kemudian turunkan meja
ketam setelah motor berhendti berputar, dan keluarkan benda kerjanya. Jangan
sekali-sekali memaksa mendorong benda kerja yang macet dengan memeukulnya.
9. Sesuaikan kecepatan rol penggerak terhadap lebar pengetaman dan kekerrasan kayu.
10. Jika mengetam sisi tebal kauyu,untuk lebar papan +8 Cm.bidang yang diketam (tebal
kayu) menimal 1,5-2,5 Cm, dan untuk lebar + 15 Cm adalah 5 Cm.
11. Perikasa benda kerja,apakah bebas dari paku, mata kayu lepas atau pecah_pecah
kayu yang parah.
12. Matikanlah selalu lebih dahulu pusat listriknya apabila akan memperbaiki mesin atau
melepas pisau.
AKMALUDDIN
411 18 012
1A D4 PERANCANGAN BANGUNAN GEDUNG
LAPORAN LAB. KERJA KAYU ( CARPENTRY)

13. Apabila mau mengganti atau memajamkan pisau,gantilah semuanya, kemudian


dipasang pisau yang sama tajam serta ukurannya.

Funsi Mesin Ketam Penebal

 Mengetam bidang III dan IV dimana bidang I dan II sudah saling tegak lurus
dari ketan perata.
 Mengetam untuk bentuk tirus.
 Mengetam untuk bentuk bikonfek.
 Mengetam dengan bentuk gelombang.
 Membuat bentuk segi banyak.
 Dll.
Bagian –bagian dari mesin ketam penebal
 Pisau.
 Rol penggerak.
 Rol depan dan belakang.
 Meja kerja
 Penyetel ketinggian.

AKMALUDDIN
411 18 012
1A D4 PERANCANGAN BANGUNAN GEDUNG
LAPORAN LAB. KERJA KAYU ( CARPENTRY)

4.6 KESELAMATAN KERJA MESIN GERGAJI PITA (BAND-SAW)

1. Periksa penyetelan daun gergaji (posisi dan tengan daun gergaji)


2. Setel atau periksalah jarak daun gergaji dengan roda-roda pengantar (roller) max.
sebesar 1,5 mm, min.setebal kertas tulis pada pengantar gergaji atas dan bawah.
3. Setel jarak pengantar gergaji bagian atas tidak lebih dari permukaan benda kerja.
4. Tempatkan tangan di bagian sisi gergaji, dan jagalah jarak antara tangan/jari dengan
gergaji minimal 5 Cm.
5. Jangan menggergaji benda kerja bentuk selindar /bulat,kecuali dengan menggunakan
alat bantu khusus (bentuk V).
6. Pelindung roda atas dan bawah harus tertutup dengan baik.
7. Janganlah menarik kembali benda kerja kecuali hanya jika gergajian itu pendek dan
lurus,sewaktu gergaji masih berputar.
8. Jangan mulai menggergaji sebelum putaran gergaji berjalan dengan kecepatan normal
maksimum, dan tinggalkan mesin apabila sudah betul-betul berhenti.
9. Gunakanlah ukuran daun gergaji yang sesuai terhadap tebal kayu yang di gergaji.
10. Jangan menggergaji secara langsung lengkungan yang terlalu tajam, karena dapat
mengakibatkan daun gergaji patah.
11. Jangan membersihkan potongan kecil dekat gergaji yang sedang berputar.
12. untuk membelah (dengan pengantar ) benda kerja yang yang lebarnya kecil, gunakan
papan pegas dan doronglah benda kerja dengan tongkat pendorong.
13. Jika terjadi daun gergaji putus, maka cepatlah matikan mesin, berdirilah di tempat
yang cukup aman hingga kedua roda berhenti.
14. Jangan gunakan pengantar belah sebagai stopper.

AKMALUDDIN
411 18 012
1A D4 PERANCANGAN BANGUNAN GEDUNG
LAPORAN LAB. KERJA KAYU ( CARPENTRY)

4.7 KESELAMATAN KERJA MESIN BOR ( DRILL PRESS )

1. Penyetelan hanya dilakukan pada saat mesin dimatikan


2. Memakai penggurdi ( bor ) yang tajam, dan memasangnya dengan baik dan kokoh
3. Memilih ketepatan yang sesuai terhadap bor yang akan dipakai. Makin besar diameter
bor maka putarannya lebih lambat
4. Menempatkan jari tangan di tempat yang aman dari mata bor, dan benda kerja harus
selalu dimatikan ( diklem ) terhadap meja sehingga kokoh kedudukannya
5. Memasukkan mata bor, rautet atau lainnyakedalam cengkam ( chuck ) paling sedikit 1
cm
6. Melakukan pengeboran dua kali atau lebih apabila lubang yang akan di bor cukup
dalam, jangan terlalu cepat atau lambat memasukkan bor
7. Waktu membor mesin harus jalan lebih dahulu sebelum bor ditekan ke benda kerja
8. Tidak diperbolehkan menggunakan bor erwin ( auger bit ) kecuali sekrup umpan
dikirim halus
9. Menggunakan ganjal atau alas apabila membuat lubang tembus
10. Saat menggunakan pisau router, dorong benda kerja berlawanan dengan putarannya
11. Jangan bekerja dengan kepala terlalu dekat dengan mata bor, dan rambut harus
pendek atau rapi

Fungsi Mesin Bor

 Untuk mengebor tembus dan tidak tembus


 Untuk mengebor miring ( benda kerja dimiringkan )
 Untuk mengebor dowel, dan lain-lain

AKMALUDDIN
411 18 012
1A D4 PERANCANGAN BANGUNAN GEDUNG
LAPORAN LAB. KERJA KAYU ( CARPENTRY)

Bagian-bagian dari mesin bor

 Motor listrik
 Sabuk ban
 Roda penerus
 Roda pemutar
 Tuas otomatis
 Cak/pencekan
 Tiang mesin
 Meja mesin
 Alas meja

Syarat-Syarat Penggunaan Mesin Bor

 Untuk pengeboran yang cukup dalam harus dilakukan berulang-ulang agar mata
bor tidak panas
 Untuk pengeboran dowel sebaiknya menggunakan pembatas agar dalamnya bisa
tertentu
 Untuk pengeboran yang besar dapat dipergunakan mata bor gergaji
 Semakin besar mata bor yang dipergunakan, putarannya harus diperlambat
 Mata bor erwin tidak boleh dipergunakan pada bor mesin

AKMALUDDIN
411 18 012
1A D4 PERANCANGAN BANGUNAN GEDUNG
LAPORAN LAB. KERJA KAYU ( CARPENTRY)

4.8 KESELAMATAN KERJA MESIN GIRIK ATAU PRAIS ( SHAPER )

A. Mesin girik bawah ( roulder )

B. Mesin girik atas ( router )

1. Penyetelan dilakukan apabila listrik dimatikan dan poros ( spindle ) / berhenti


berputar
2. Memeriksa ruang bebas pisau dengan meja, alat pengaman atau benda yang dpat
merintangi pemutarannya sebelum mesin dihidupkan
3. Memastikan bahwa mur poros, pengaman, pelindung, cincin atau alat yang
menekan terpasang dengan baik atau kokoh sebelum mengoperasikan mesin
4. Menyingkirkan perkakas dan pemotong-pemotong kayu dari meja sebelum
mengoperasikan mesin
5. Memasang pisau girik pada poros sedemikian rupa hingga bagian depan bibir
pemotong melaksanakan potongannya
6. Jangan menggirik terlalu tebal sekaligus, karena kemungkinan benda kerja akan
tertupuk balik (kick back )
7. Jangan memulai menggirik sebelum putaran poros mencapai kecepatan penuh
8. Jangan menggirik bendakerja dengan bidang yang akan digirik tidak cukup
panjang ( kurang dari 2 x lebar celah papan pengantar ) tanpa menggunakan
pengantar pendorong ( mitra geuge ) atau tanpa alat bantu khusus
9. Arah jalannya atau dorongan benda kerja berlawanan terhadap putaran poros
10. Menggirik macam apapun tidak dapat dilaksanakan tanpa menggunakan alat
bantu/pengaman

AKMALUDDIN
411 18 012
1A D4 PERANCANGAN BANGUNAN GEDUNG
LAPORAN LAB. KERJA KAYU ( CARPENTRY)

11. Saat menggirik benda kerja tidak boleh ditarik kembali, kemungkinan tertumbuk
balik
12. Menempatkan jari ditempat yang aman dari pisau. Menggunakan tongkat atau alat
dorong untuk pekerjaan kecil
13. Benda kerja yang tidak lurus/rata harus digirik menggunakan alat pengantar
khusus
14. Melindungi pisau dengan menggirik pada bagian bawah benda kerja
15. Menyetel pisau hingga bagian yang tidak menggirik berada di permukaan meja
16. Menyetel celah papan pengantar sedekat mungkin terhadap pisau girik

Fungsi Mesin Prais

 Membuat profil cembung


 Membuat profil cekung
 Membuat bentuk miring
 Membuat alur U sudut atau U bulat
 Membuat trapesium
 Membuat alur V
 Membuat bentuk sesuai dengan profil yang ada

Bagian-bagian mesin prais

 Motor
 Cengkram pisau
 Lengan
 Meja kerja
 Tudung pengaman
 Pisau ( dapat diganti sesuai keperluan )
 Pengantar
 Saklar, dll

AKMALUDDIN
411 18 012
1A D4 PERANCANGAN BANGUNAN GEDUNG
LAPORAN LAB. KERJA KAYU ( CARPENTRY)

4.9 KESELAMATAN KERJA MESIN AMPLAS ( BELT SANDER )

1. Melakukan penyetelan hanya pada saat mesin dimatikan


2. Apabila posisi amplas diubah, periksa kembali kedudukan ban amplas
3. Memeriksa atau menyetel jarak meja terhadap ban amplas, jangan terlalu jauh atau
dekat
4. Memulai pengamplasan apabila putaran amplas telat mencapai kecepatan penuh
5. Memakai pakaian yang tidak kedodoran, serta memakai makser dan kacamata
6. Memasang selalu mesin penyedot / kotoran
7. Apabila mengamplas bidang lurus, harus menggunakan meja atau stopper (penahan)
tidak menggunakan tangan bebas
8. Tangan tidak terlalu dekat dengan amplas juga muka untuk menghindari bahaya
lemparan dan debu
9. Tidak menekan terlalu keras sewaktu mengamplas
10. Mematikan dengan segera apabila terjadi perubahan posisi ban amplas atau ban
amplasnya robek

Fungsi mesin amplas

 Pengamplasan tegak
 Pengamplasan miring
 Pengamplasan sudut

Bagian-bagian mesin amplas

 Motor
 Meja
 Setelan miring
 Kain amplas
 Roda atas atau bawah

AKMALUDDIN
411 18 012
1A D4 PERANCANGAN BANGUNAN GEDUNG
LAPORAN LAB. KERJA KAYU ( CARPENTRY)

4.10 KESELAMATAN KERJA MESIN SCROLL SAW / JIG SAW

1. Melakukan penyetelan apapun hanya pada saat mesin dimatikan, serta memeriksa
segala sesuatunya terlebih dahulu sebelum menggunakan mesin
2. Memeriksa tegangan daun gergaji dan ketinggian skala tegangan sebelum
menggunakan mesin
3. Memasukkan ujung daun gergaji minimal 10 mm kedalam tiap cengkam
4. Menyetel kaki penekan semaksimalnya menekan benda kerja
5. Menyetel pengantar daun gergaji sesuai ukuran daun gergaji
6. Mempertahankan kecepatan yang sesuai terhadap ukuran gergaji dengan tebal dn
kekerasan benda kerja
7. Menggunakan ukuran gergaji yang lebih besar untuk benda kerja yang tebal, dan
kecepatannya pun harus lebih tinggi
8. Memeriksa ketajaman daun gergaji
9. Tidak membersihkan potongan kecil dekat gergaji yang masih berjalan
10. Menempatkan jari dibagian samping gergaji, jangan langsung didepan saat
menggergaji
11. Tidak menggergaji langsung satu belokan / lengkungan yang terlalu tajam
12. Tidak diperbolehkan menggergaji benda kerja berbentuk silinder kecuali dengan
menggunakan alat bantu khusus

AKMALUDDIN
411 18 012
1A D4 PERANCANGAN BANGUNAN GEDUNG
LAPORAN LAB. KERJA KAYU ( CARPENTRY)

4.11 KESELAMATAN KERJA MESIN BUBUT KAYU ( WOOD LATHE )

1. Memakai pakaian kerja yang rapi dan berlengan pendek, rambut harus rapi dan pendek
2. Memeriksa benda kerja dari mata kayu lepas, retak-retak atau lapuk
3. Pahat bubuk harus selalu tajam dan yang digunakan harus sesuai dengan jenis
pekerjaan
4. Memasang benda kerja dengan sempurna dan mengunci sumbu kepala lepas dan
kedudukannya
5. Menggunakan kecepatan putaran yang sesuai terhadap ukuran benda kerja serta jenis
pekerjaan
6. Menyetel kedudukan penahan/pengantar pahat yaitu 4 mm lebih tinggi dari as ( center
) dan 4 mm jaraknya terhadap benda kerja
7. Memutar benda kerja dengan tangan sebelum menghidupkan mesin untuk melihat
bahwa benda kerja bebas berputar
8. Memeriksa semua pemasangan dan mengunci dengan baik sebelum menghidupkan
mesin
9. Melepaskan penahan pahat ketika mengamplas dan menggunakan putaran
rendah/sedang
10. Jangan memegang kayu yang sedang berputar
11. Cukup satu orang saja yang bekerja
12. Jangan bekerja sambil melihat kekanan dan kekiri ( harus konsentrasi )

Bagian bagian mesin bubut kayu

 Motor
 Roda pengatur kecepatan / ban
 Pengaman

AKMALUDDIN
411 18 012
1A D4 PERANCANGAN BANGUNAN GEDUNG
LAPORAN LAB. KERJA KAYU ( CARPENTRY)

 Pencekam kepala lepas


 Pengantar pahat bubut

Macam-macam dan fungsi pahat bubut

 Pahat kuku digunakan untuk pekerjaan permulaan


 Pahat bentuk plat digunakan untuk pekerjaan peralatan
 Pahat runcing/bersudut
 Dan bentuk lain untuk membuat profil sesuai kebutuhan

AKMALUDDIN
411 18 012
1A D4 PERANCANGAN BANGUNAN GEDUNG
LAPORAN LAB. KERJA KAYU ( CARPENTRY)

BAB VI

PENUTUP

6.1 KESIMPULAN

Dengan selesainya praktikum laboratorium kayu ini, dapat disimpulkan bahwa


praktikum kerja kayu amat penting dipelajari dan dipahami oleh mahasiswa karena dapat
menambah pengalaman mahasiswa yang nantinya akan terjun ke dunia kerja khusus pada
pekerjaan konstruksi kayu.

Kerja kayu dapat menunjang dan memperlancar proses pembangunan di proyek


ataupun untuk menunjang isi dari bangunan tersebut berupa konstruksi mebel ataupun
furniture dan salah satunya adalah pembuatan kusen pintu. Dalam kerja kayu, dibutuhkan
konsentrasi, ketelitian dan keselamatan yang harus diperhatikan untuk memcapai hasil
maksimal.

6.2 SARAN

Dalam pelaksanaan kerja kayu, ada beberapa hal yang disarankan untuk
menghasilkan kerja yang baik dan maksimal diantaranya :

1. Dalam melakukan praktikum hendaknya memperhatikan langkah kerja,kesehatan


dan keselamatan kerja
2. Selalu mendengar dan mematuhi instruksi dari instruktur
3. Tetap menjaga ketelitian dan konsentrasi difokuskan pada pekerjaan
4. Pergunakanlah alat-alat dan mesin kerja sesuai dengan fungsinya
5. Gunakanlah alat pelindung diri dengan tepat dan benar agar terhindar dari hal-hal
yang tidak diinginkan

AKMALUDDIN
411 18 012
1A D4 PERANCANGAN BANGUNAN GEDUNG

Anda mungkin juga menyukai