Anda di halaman 1dari 7

DEPENDENT CARE PADA PASIEN STROKE DI BANDA ACEH

DEPENDENT CARE FOR STROKE PATIENTS IN BANDA ACEH

Khairi Rizkana1; Ahyana2


1
Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Keperawatan Universitas Syiah Kuala Banda Aceh
2
Bagian Keilmuan Medikal Bedah Fakultas Keperawatan Universitas Syiah Kuala Banda Aceh
e-mail: khairi.rizkana@yahoo.com; ahyana_arjad@yahoo.com

ABSTRAK

Stroke merupakan salah satu penyakit yang prevalensinya tinggi di dunia. Pasien stroke memerlukan
perhatian khusus karena masa pemulihannya akan berlangsung lama, dan juga seringkali pasien mengalami
gejala seperti kelumpuhan, gangguan bicara, gangguan menelan dan disfungsi kandung kemih. Tujuan
penelitian ini adalah untuk mengetahui dependent care pada pasien stroke. Metode penelitian survei
deskripitif dengan pendekatan cross sectional study. Populasinya merupakan seluruh pasien stroke yang
dirawat di ruang Rawat Inap Penyakit Saraf Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel Abidin Banda Aceh.
Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini adalah purposive sampling, sebanyak 34 pasien. Penelitian
ini menggunakan indeks Barthel sebagai alat pengumpulan data. Hasil penelitian ini dengan menggunakan
analisa univariat didapatkan dari 34 pasien, sebanyak 50% mengalami ketergantungan total, 32,4%
ketergantungan berat, 5,9% ketergantungan sedang, dan 11,8% ketergantungan ringan. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa ketergantungan yang paling banyak dialami pasien yang dirawat di ruang Rawat Inap
Penyakit Saraf adalah ketergantungan total. Pemberi perawatan perlu mengkaji ketergantungan pasien stroke
untuk memberikan intervensi yang tepat.

Kata kunci : dependent care, stroke

ABSTRACT

Stroke is one of the diseases that is highly prevalent in the world. Stroke patients require special attention
because their recovery time will be long and the patients often experience some symptoms such as paralysis,
speech disorders, swallowing disorders and bladder dysfunction. The purpose of this research was to
determine the dependent care for stroke patients. This research used descriptive survey method with cross
sectional study approach. The population of the research was all stroke patients treated in the Neurology
Inpatient Ward of dr. Zainoel Abidin General Hospital of Banda Aceh. The sampling technique used in this
research was purposive sampling technique with total samples of 34 patients. This research used the Barthel
index as a means of data collection. The results of univariate data analysis showed that 50% of the patients
had total dependence, 32.4% of the patients had heavy dependence, 5.9% of the patients had moderate
dependence, and 11.8% of the patients had mild dependence. It can be concluded that most of the patients
treated in neurology inpatient ward had total dependence. It is expected that care providers need to assess the
dependence of stroke patients to provide appropriate interventions.

Keywords : dependent care, stroke

1
PENDAHULUAN menggunakan bantal. Sedangkan pada pasien
Stroke atau juga disebut dengan cedera yang mengalami kelumpuhan sebagian
serebrovaskular (CVA) adalah kehilangan (hemiplegia) mereka masih mampu
fungsi otak yang diakibatkan oleh menggunakan salah satu sisi tubuhnya yang
berhentinya suplai darah ke bagian otak tidak mengalami kelumpuhan untuk
(Smeltzer & Bare, 2001, p.2131). Stroke melakukan aktivitas seperti makan,
diklasifikasikan kedalam stroke hemoragik berpakaian, berdandan, dan berjalan.
dan iskemik ditambah gejala stroke yang Meskipun mereka belum dapat mandiri
timbul dapat mempengaruhi tingkat menggunakan salah satu sisi tubuhnya, tapi
ketergantungan pasien. mereka mulai belajar menggunakannya.
Hasil Riset Kesehatan Dasar Berdasarkan uraian tersebut, maka
(Riskesdas) tahun 2007, provinsi Aceh peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
menempati urutan pertama untuk diagnosis terkait dengan deskripsi dependent care pada
stroke dengan prevalensi 10,4 per 1000 pasien stroke di ruang Rawat Inap Penyakit
penduduk, sedangkan pada tahun 2013 Saraf RSUD dr. Zainoel Abidin Banda Aceh.
mengalami penurunan sebesar 6,6 per 1000 Tujuan penelitian ini adalah Untuk
penduduk dengan urutan ke-14 di Indonesia. mengetahui dependent care pada pasien
Hal ini menunjukkan bahwa ada penurunan stroke di ruang Rawat Inap Penyakit Saraf
tingkat penyakit stroke di daerah Aceh, (Geulima I) RSUD dr. Zainoel Abidin Banda
namun usaha pemerintah tidak cukup sampai Aceh 2016.
disini saja, pemerintah dan pihak pemberi
layanan kesehatan harus terus berusaha METODE
dalam menurunkan nilai prevalensi stroke Penelitian ini menggunakan metode
seminimal mungkin untuk meningkatkan survei deskriptif dengan pendekatan cross
kualitas kesehatan di daerah Aceh dan sectional study melalui wawancara terpimpin.
menurunkan angka kecacatan yang Sampel dalam penelitian ini yaitu semua
disebabkan oleh stroke (Riskesdas, 2007, pasien stroke yang sedang dirawat di ruang
2013). Rawat Inap Penyakit Saraf RSUD dr. Zainoel
Pasien pascastroke memerlukan Abidin Banda Aceh.
perhatian yang lebih dibandingkan pada Alat pengumpulan data menggunakan
pasca penyakit lainnya karena masa indeks Barthel menilai kebutuhan dependent
pemulihan akan berlangsung lama. Seringkali care yang dikembangkan dari teori Self Care
ketika pulang, pasien masih mengalami Defisit Nursing Theory (SCDNT) Orem yang
gejala sisa, misalnya dengan keadaan: terdiri dari 10 item pertanyaan meliputi
kehilangan motorik (hemiplegi), bedrest tentang kebutuhan akan makan, mandi,
total, kehilangan komunikasi atau kesulitan berdandan, berpakaian, BAB, BAK,
berbicara (disatria), gangguan persepsi menggunakan toilet, berpindah dari tempat
kerusakan fungsi kognitif dan efek tidur ke kursi (sebaliknya), mobilisasi dan
psikologik, disfungsi kandung kemih dan naik turun tangga.
pemasangan alat Naso Gastrium Tube (NGT) Penilaian kuesioner dengan memberikan
(Agustina dkk, 2009). skor pada setiap item pertanyaan. Lima
Menurut hasil wawancara pada tanggal alternatif jawaban yakni: mandiri dengan
22 Februari 2016 dengan 5 orang keluarga nilai indeks Barthel 20, ketergantungan
pasien di ruang Rawat Inap Penyakit Saraf ringan 12-19, ketergantungan sedang 9-11,
(Geulima I) Rumah Sakit Umum Daerah dr. ketergantungan berat 5-8 dan ketergantungan
Zainoel Abidin mereka mengatakan bahwa total 0-4.
pasien mengalami kelumpuhan total
sebanyak 3 pasien, sedangkan 2 pasien HASIL
lainnya mengalami kelumpuhan pada salah Didapatkan 34 orang yang memenuhi
satu sisi ekstermitas. Pada pasien yang kriteria inklusi. Pada tabel 1 diperlihatkan
mengalami kelumpuhan total dalam distribusi frekuensi dependent care pasien
melakukan aktivitas seperti makan,
stroke bahwa tingkat ketergantungan total
berpakaian, berdandan dan aktivitas lainnya
harus dibantu, dan juga pasien ketika paling banyak dibandingkan dengan
dimiringkan tubuhnya disokong dengan

2
ketergantungan lainnya sebanyak (n= 17, Tingkat
50%) pasien. Ketergantungan f %
Total 32 94,1
Tabel 1. Dependent Care Pada Pasien Stroke Mandiri 2 5,9
Total 34 100
Tingkat
Ketergantungan f % Pada tabel 5 diperlihatkan distribusi
Ringan 4 11,8 frekuensi dependent care pada pasien stroke
Sebagian 3 5,9 dalam melakukan aktivitas berpakaian.
Berat 10 32,4 Sebanyak (n=22, 64,7%) pasien stroke
Total 17 50 mengalami ketergantungan total.
Total 34 100
Tabel 5. Dependent Care Pada Pasien Stroke
Dalam Melakukan Aktivitas Berpakaian
Pada tabel 2 diperlihatkan distribusi
frekuensi dependent care pada pasien stroke
Tingkat
dalam melakukan aktivitas makan. Sebanyak Ketergantungan f %
(n=16, 47,1%) pasien stroke mengalami Total 22 64,7
ketergantungan total. Sebagian 9 26,5
Mandiri 3 8,8
Tabel 2. Dependent Care Pada Pasien Stroke Total 34 100
Dalam Melakukan Aktivitas Makan
Pada tabel 6 diperlihatkan distribusi
Tingkat frekuensi dependent care pada pasien stroke
Ketergantungan f % dalam mengontrol BAB. Sebanyak (n=20,
Total 16 47,1 58,8%) pasien stroke mampu mengontrol
Sebagian 12 35,3 BAB dengan mandiri.
Mandiri 6 17,6
Total 34 100 Tabel 6. Dependent Care Pada Pasien Stroke
Dalam Melakukan Aktivitas Mengontrol
BAB
Pada tabel 3 diperlihatkan distribusi
frekuensi dependent care pada pasien stroke
Tingkat
dalam melakukan aktivitas mandi. Sebanyak
Ketergantungan f %
(n=31, 91,2%) pasien stroke mengalami
ketergantungan total. Total 11 32,4
Sebagian 3 8,8
Mandiri 20 58,8
Tabel 3. Dependent Care Pada Pasien Stroke
Total 34 100
Dalam Melakukan Aktivitas Mandi
Pada tabel 7 diperlihatkan distribusi
Tingkat
frekuensi dependent care pada pasien stroke
Ketergantungan f %
dalam mengontrol BAK. Sebanyak (n=20,
Total 31 91,2 58,8%) pasien stroke mampu mengontrol
Mandiri 3 8,8 BAK dengan mandiri.
Total 34 100
Tabel 7. Dependent Care Pada Pasien Stroke
Pada tabel 4 diperlihatkan distribusi Dalam Melakukan Aktivitas Mengontrol
frekuensi dependent care pada pasien stroke BAK.
dalam melakukan aktivitas berdandan.
Sebanyak (n=32, 94,1%) pasien stroke Tingkat
mengalami ketergantungan total. Ketergantungan f %
Total 11 32,4
Tabel 4. Dependent Care Pada Pasien Stroke Sebagian 3 8,8
Dalam Melakukan Aktivitas Berdandan Mandiri 20 58,8

3
Total 34 100 Sebanyak (n=27, 79,4%) pasien stroke
mengalami ketergantungan total.
Pada tabel 8 diperlihatkan distribusi
frekuensi dependent care pada pasien stroke Tabel 11. Dependent care pasien stroke
dalam menggunakan toilet. Sebanyak (n=29, dalam melakukan aktivitas naik turun tangga
85,3%) pasien stroke mengalami
ketergantungan total. Tingkat
Ketergantungan f %
Tabel 8. Dependent Care Pada Pasien Stroke Total 27 79,4
Dalam Menggunakan Toilet Sebagian 7 20,6
Total 34 100
Tingkat
Ketergantungan f % PEMBAHASAN
Total 29 85,3 Berdasarkan tabel 1 Dependent care
Sebagian 5 14,7 pada 34 pasien stroke di ruang Rawat Inap
Total 34 100 Penyakit Saraf berdasarkan indeks Barthel
bahwa 17 (50%) pasien tersebut mengalami
Pada tabel 9 diperlihatkan distribusi ketergantungan total, dan diikuti oleh
frekuensi dependent care pada pasien stroke ketergantungan berat (n=10, 32,4%).
dalam melakukan aktivitas berpindah. Penelitian yang dilakukan oleh Dewi
Sebanyak (n=21, 61,8%) pasien stroke (2015) tentang hubungan status fungsional
mengalami ketergantungan total. dengan konsep diri pasien stroke di RSUP
Haji Adam Malik Medan penelitian tersebut
Tabel 9. Dependent Care Pada Pasien Stroke dilakukan pada 33 pasien yang dirawat inap
Dalam Melakukan Aktivitas Berpindah dengan mengobservasi langsung terhadap
status fungsional pasien stroke menggunakan
Tingkat indeks Barthel bahwa mayoritas tingkat
Ketergantungan f % ketergantungan pada pasien stroke berada
Total 21 61,8 pada kategori total (69,7%).
Sebagian dibantu alat 9 26,5 Berdasarkan tabel 2 dapat disimpulkan
Sebagian dibantu orang 3 8,8 bahwa mayoritas pasien mengalami
Mandiri 1 2,9 ketergantungan total dalam melakukan
Total 34 100 aktivitas makan (47,1%). Pasien tidak
mampu makan sendiri karena kondisi
Pada tabel 10 diperlihatkan distribusi kelemahan motorik dan kelumpuhan kedua
frekuensi dependent care pada pasien stroke sisi tubuh, dan juga sebagian pasien
dalam melakukan aktivitas mobilisasi. mengalami gangguan menelan. Oleh karena
Sebanyak (n=23, 67,6%) pasien stroke itu, pasien sangat membutuhkan bantuan
mengalami ketergantungan total orang lain dalam melakukan aktivitas makan
untuk memenuhi nutrisi tubuh.
Tabe 10. Dependent Care Pada Pasien Stroke Penelitian yang dilakukan oleh
Dalam Melakukan Aktivitas Mobilisasi Qamariah (2015) pada 50 pasien post stroke
di poliklinik saraf RSUDZA bahwa (n=30,
Tingkat 60%) tingkat ketergantungan dalam
Ketergantungan f % melakukan aktivitas makan berada pada
Total 23 67,6 kategori ketergantungan sebagian.
Sebagian dibantu alat 8 23,5 Berdasarkan tabel 3 diperoleh bahwa
Sebagian dibantu orang 3 8,8 hampir seluruh pasien berada pada kategori
Total 34 100 ketergantungan total dalam melakukan
aktivitas mandi (91,2%). Kondisi pasien tidak
Pada tabel 11 diperlihatkan distribusi mampu berjalan ke kamar mandi, sehingga
frekuensi dependent care pada pasien stroke pasien stroke membutuhkan bantuan dari
dalam melakukan aktivitas naik turun tangga. keluarga untuk membantu membersihkan
tubuhnya. Dari hasil observasi peneliti
selama penelitian, keluarga pasien selalu

4
membersihkan tubuh pasien dengan menyeka Penelitian yang dilakukan oleh
tubuhnya menggunakan handuk basah setiap Qamariah (2015) tentang Activity Daily
hari. Living Pasien Post Stroke Iskemik yang
Penelitian Qamariah (2015) tentang dilakukan pada 50 pasien di Poliklinik Saraf
Activity daily living pada 50 pasien post RSUDZA bahwa tingkat ketergantungan
stroke iskemik di Poliklinik Saraf RSUDZA pasien post stroke iskemik dalam mengontrol
bahwa (n=42, 84%) pasien mengalami BAB berada pada kategori ketergantungan
ketergantungan total dalam melakukan mandiri yakni sebanyak (n=47, 94%) pasien.
aktivitas mandi karena adanya kelemahan Sama halnya dengan penelitian Sari (2013) di
dan kelumpuhan pada anggota gerak. Hasil poli saraf RS Abdoer Rahem Situbondo
penelitian Sari (2013) di poli saraf RS bahwa kemandirian aktivitas pasien stroke
Abdoer Rahem Situbondo bahwa 16 dari 30 sebanyak 22 dari 30 pasien terpenuhi saat
pasien stroke tidak mampu melakukan mengontrol BAB.
aktivitas mandi secara mandiri karena Berdasarkan tabel 7 dapat disimpulkan
mengalami keterbatasan dalam bergerak. bahwa mayoritas pasien berada pada kategori
Berdasarkan tabel 4 dapat disimpulkan mampu mengontrol BAK secara mandiri
bahwa hampir seluruh pasien mengalami (58,8%). Pasien sadar ketika ingin berkemih,
ketergantungan total dalam melakukan namun pasien tidak mampu berjalan ke toilet
aktivitas berdandan seperti membersihkan karena mengalami kelemahan anggota gerak,
wajah, menyisir rambut dan menggosok gigi. sehingga pasien menggunakan alat bantu
Menurut hasil penelitian yang untuk BAK.
dilakukan terhadap 56 pasien setalah 1 tahun Penelitian yang dilakukan oleh
mengalami stroke, pasien membutuhkan Qamariah (2015) tentang Activity Daily
bantuan dalam hal berdandan. Pada 56 Living Pasien Post Stroke Iskemik yang
pasien, (34%) membutuhkan bantuan ringan dilakukan pada 50 pasien di Poliklinik Saraf
sampai sedang dan (2%) pasien RSUDZA bahwa tingkat ketergantungan
membutuhkan bantuan total dalam merawat pasien post stroke iskemik paling banyak
diri (Maeir, Soroker, Ring, Avni, & Katz, dalam mengontrol BAK berada pada kategori
2007). mandiri yakni sebanyak (94%) pasien.
Berdasarkan tabel 5 dapat disimpulkan Berdasarkan tabel 8 dapat disimpulkan
bahwa pasien berada pada kategori bahwa mayoritas pasien berada pada kategori
ketergantungan total dalam melakukan ketergantungan total dalam melakukan
aktivitas berpakaian (64,7%). Sehingga aktivitas menggunakan toilet (85,3%). Pasien
pasien membutuhkan bantuan untuk tidak pernah menggunakan toilet yang ada
mengambil pakaian, mengenakannya, dan diruang perawatannya, karena kondisi
pada saat mengancingkan pakaiannya. kelemahan motorik pasien dikhawatirkan
Penelitian oleh Qamariah (2015) akan mengalami cedera pada saat
tentang Activity daily living pasien post menggunakan toilet. Oleh karena itu,
stroke iskemik yang dilakukan pada 50 keterbatasan fisik yang dialami
pasien di Poliklinik Saraf RSUDZA bahwa mengharuskan pasien untuk melakukan
tingkat ketergantungan dalam melakukan eliminasi di tempat tidur dengan
aktivitas berpakaian paling banyak berada menggunakan alat bantu.
pada kategori ketergantungan sebagian yaitu Penelitian yang dilakukan oleh
(84%) pasien. Qamariah (2015) tentang Activity daily living
Berdasarkan tabel 6 dapat disimpulkan pasien post stroke iskemik yang dilakukan
bahwa mayoritas pasien berada pada kategori pada 50 pasien di Poliklinik Saraf RSUDZA
mampu mengontrol BAB secara mandiri bahwa mayoritas ketergantungan pasien post
(58,8%). Pasien yang sedang dirawat mampu stroke iskemik berada pada kategori
mengontrol BAB dan tidak mengalami ketergantungan sebagian yaitu sebanyak
konstipasi, mereka menyadari keinginan (74%) pasien.
untuk melakukan BAB, namun mereka tidak Berdasarkan tabel 9 dapat disimpulkan
mampu bergerak menuju kamar mandi, oleh bahwa mayoritas pasien mengalami
karena itu mereka menggunakan alat bantu ketergantungan total dalam melakukan
untuk BAB. aktivitas berpindah (61,8%). Kelemahan
anggota gerak yang dialami pasien membuat

5
mereka berisiko melakukan aktivitas keseluruhan yang paling banyak berdasarkan
berpindah sendiri. Menurut hasil observasi indeks Barthel yaitu berada pada kategori
peneliti, pasien yang mengalami kelumpuhan total. Dependent care pada pasien stroke
salah satu sisi tubuh mereka dapat berpindah
dalam melakukan aktivitas makan berada
dengan bantuan orang lain.
Penelitian yang dilakukan oleh pada kategori total, mandi berada pada
Qamariah (2015) tentang Activity Daily kategori total, berdandan berada pada
Living Pasien Post Stroke Iskemik yang kategori total, berpakaian berada pada
dilakukan pada 50 pasien di Poliklinik Saraf kategori total, mengontrol BAB berada pada
RSUDZA bahwa pasien tersebut dominan kategori mandiri, mengontrol BAK berada
berada pada kategori ketergantungan pada kategori mandiri, menggunakan toilet
sebagian dibantu orang yaitu (68%) pasien.
berada pada kategori total, berpindah berada
Berdasarkan tabel 10 dapat
disimpulkan bahwa lebih dari setengah pada kategori total, mobilisasi berada pada
pasien mengalami ketergantungan total kategori total, naik turun tangga berada pada
dalam melakukan aktivitas mobilisasi kategori total.
(67,6%). Menurut pengamatan peneliti pada Saran bagi peneliti selanjutnya untuk
saat penelitian bahwa sejumlah pasien yang dapat melakukan penelitian tentang hal-hal
mengalami kelemahan anggota gerak mereka yang dapat diajarkan kepada pasien stroke
menggunakan kursi roda untuk mobilisasi,
berdasarkan tingkat ketergantungan yang
dan mereka juga melakukan latihan berjalan
dengan dibantu oleh seseorang, sedangkan dialami pasien.
tangannya memegang alat bantu berjalan
yang ditempelkan pada dinding ruangan. REFERENSI
Penelitian yang dilakukan oleh  Jurnal
Puspaningrum (2013) bahwa kemampuan Dinata, C.A., Safrita. Y., & Sastri, S. (2013).
mobilitas pasien stroke yang menjalani rawat Gambaran faktor risiko dan tipe stroke
inap di ruang Anggrek II RSUD Dr. pada pasien rawat inap penyakit dalam
Moewardi Surakarta adalah (n=56, 70%) RSUD kabupaten solok selatan periode
pasien stroke mengalami ketergantungan 1Januari 2010-31 Juni 2012. Jurnal
total, hal ini dipengaruhi oleh usia dan status kesehatan andalas. 2 (2). 57-61.
perkembangan pasien.
Berdasarkan tabel 11 dapat Maeir, A. H., Soroker, N., & Katz, N. (2007).
disimpulkan bahwa hampir semua pasien Activities, participation, & satisfaction
mengalami ketergantungan total dalam one year post stroke. Disability and
melakukan aktivitas naik turun tangga rehabilitation. 29(7), 559-566.
(79,5%). Hal ini berkaitan dengan mobilisasi Safitri, F. N., Agustina, H. R., & Amrullah,
pasien, jika pasien mampu melakukan A. A. (2012). Resiko stroke berulang
mobilisasi, maka pasien akan mampu dan hubungannya dengan pengetahuan
melakukan naik turun tangga, meskipun dan sikap keluarga. Retrieved from
harus dibantu oleh orang lain. http://jurnal.unpad.ac.id/ejournal/articl
Penelitian yang dilakukan oleh e/viewFile/679/ 725.
Qamariah (2015) ) tentang Activity daily
living pasien post stroke iskemik yang  Buku
dilakukan pada 50 pasien di Poliklinik Saraf Notoatmodjo, S. (2010). Metodologi
RSUDZA bahwa dominan pasien tersebut penelitian kesehatan. Jakarta: Rineka
berada pada kategori ketergantungan Cipta.
sebagian (64%). Smeltzer, S. C., & Brenda, G. B. (2001).
Buku ajar keperawatan medikal bedah.
KESIMPULAN Jakarta: EGC.
Berdasarkan hasil penelitan dan
pembahasan yang telah dilakukan maka  Artikel Online
kesimpulan yang didapatkan adalah Agustina, H.R. (2009). Kajian kebutuhan
Dependent care pada pasien stroke secara perawatan di rumah bagi klien dengan
stroke di rumah sakit umum daerah

6
cianjur. diakses pada tanggal 11 Juni
2016 dari:
http://pustaka.unpad.ac.id/wpcontent/u
ploads/2010/05/kebutu han_
perawatan_di_rumah_pasien_stroke.pd
f.
Darmanto, A. (2014). Hubungan antara
hipertensi dengan kejadian stroke
iskemik di bangsal dan poliklinik saraf
RSUD DR. Soedarso Pontianak.
diakses melalui
http://eprints.umpo.ac.id/634/7/DAFT
AR%20PUSTAKA.pdf
Jayanti, A. A.(2013). Hubungan hipertensi
dengan kejadian stroke di Sulawesi
Selatan tahun 2013. Jakarta: UIN
Syarif Hidayatullah.
Puspaningrum, Y. V. (2013). Hubungan
antara status gizi dan mobilitas dengan
risiko terjadinya dekubitus pada pasien
stroke di Rumah Sakit Umum Daerah
DR. Moewardi Surakarta. diakses
melalui http://eprints.ums.ac.id
/26162/12/02_NASKAH_PUBLIKASI
.pdf.
Qamariah, N., (2015). Activity daily living
pada pasien post stroke iskemik di
Rumah Sakit Umum Daerah dr.
Zainoel Abidin Banda Aceh: Unsyiah.
Riset kesehatan dasar. (2013). Jakarta: Badan
Penelitian dan Pengembangan
Kesehatan Kementrian Kesehatan RI
Tahun 2013.
Sari, R. K. (2014). Kemandirian pemenuhan
activity daily living (adl) pada
penderita stroke di poli syaraf rumah
sakit abdor rahem situbondo.

Anda mungkin juga menyukai