Anda di halaman 1dari 25

BAB IV

INSTRUMENTASI DAN PENGUKURAN LEVEL

4.1 Pendahuluan
Instrumentasi merupakan suatu alat yang sangat penting dalam suatu sistem
pengukuran yang salah satunya pengukuran besarnya tinggi permukaan cairan, alat ini
harus dapat berfungsi dengan baik sesuai dengan kebutuhan instrumentasi di pabrik.
Alat instrumentasi ini merupakan salah satu faktor yang menentukan hasil produksi,
dimana alat instrumentasi yang mengukur, mengontrol, mendeteksi, menganalisa, baik
secara manual maupun secara otomatis. Diferensial transmitter elektrik merupakan
salah satu dari instrumentasi proses control yang terdapat pada suatu pabrik (Denosan,
2011).
Alat-alat instrumentasi yang dipergunakan untuk mengukur dan menunjukkan
besarnya tinggi permukaan cairan digunakan diferensial transmitter elektrik yang
dilengkapai dengan instrumentasi lain seperti control valve, pressure gauge, pompa
recorder controller dan tangki (Eko, 2011).
Alat-alat instrument yang digunakan untuk mengukur dan menunjukkan tinggi
permukaan cairan dikenal dengan istilah Level. Pengukuran Level adalah yang
berkaitan dengan keterpasangan terhadap peralatan proses yang berbentuk kolom
seperti, tangki, drum, tabung silinder. Tujuan dari pada pengukuran dan pengendalian
level adalah untuk mencegah agar peralatan Instrumentasi pada suatu lapangan tidak
mengalami kelebihan atau kekurangan fluida yang akhirnya dapat merusak peralatan –
peralatan instrument tersebut (Hermawan, 2010).

4.2 Pengukuran Level Mekanik


Metode mekanik pada prinsipnya memanfaatkan gaya yang dihasilkan oleh
penggerak fluida (cairan), kemudian gerak ini akan dirubah kepada pembentuk gerak
mekanik. Penggerak mekanik ini kemudian dikalibrasiakan kedalam bentuk angka-
angka (Eko, 2011).

1
a. Pengukuran Permukaan Dengan Gelas Penunjuk (Sight Glass)
Gelas penunjuk ini berhubungan dengan cairan di dalam tangki dan diletakkan
disamping tangi yang berisi cairan. Menurut hukum bejana berhubungan, tinggi
tangki dan pada gelas petunjuk selalu sama. Jadi, dengan mengatur tinggi cairan di
dalam tinggi. Untuk dapat melihat tinggi ini, cairan yang akan diukur harus bening
dan tidak boleh keruh karena akan menggangu penglihatan pada gelas petunjuk
(Denosan, 2011).
Tentunya gelas petunjuk ini adalah bila gelas petunjuk ini pecah maka cairan di
dalam tangki akan tumpah keluar. Selain itu biasanya batas ukurnya hanya sampai
kira- kira satu meter. Pada gambar 4.1 terlihat cara pengukuran dengan gelas
petunjuk baik dalam tangki terbuka maupun tertutup (Eko, 2011).

Gambar 4.1 Pengukuran Permukaan Dengan Gelas Penunjuk (Sumber: BPST,


2007)
Kelebihan (BPST, 2007):
1. Pembacaan langsung sangat memungkinkan.
2. Perancangan khusus tersedia untuk penggunaan sampai 316 oC dan 1000 Psi.
3. Glass tahan terhadap korosi.

2
Kekurangan (BPST, 2007):
1. Hanya dapat dibaca di lokasi tangki.
2. Cairan di dalam sight glass mungkin membeku pada musim dingin, sehingga
menyebabkan kesalahan pembacaan.
3. Cairan yang mengandung padatan tak-larut atau cairan kental (viscous) tidak
dapat diukur levelnya dengan baik.
4. Akurasi tergantung pada kebersihan glass dan cairan.

b. Pengukuran Permukaan Dengan Pelampung (Float)


Pada gambar 4.2 terlihat salah satu dari banyak sekali cara-cara pengukukan
dengan pelampung, tetapi pada dasarnya mempunyai prinsip yang sama, yaitu
gerakan permukaan cairan diikuti dengan gerakan pelampung yang selanjutnya
dihubungkan pada jarum berskala. Hubungan antara pelampung jarum penunjuk bisa
berupa tali, kawat dengan katrol atau batang kaku dengan suatu engsel (Denosan,
2011).
Dengan menggunakan pelampung, daerah kerja pengukur permukaan dapat
diperbesar (lebih dari 1 meter). Skala pembacaan dapat diletakkan pada tempat
yang tinggi atau rendah, atau terpisah jauh dari tangki cairan. Untuk memperoleh
ketelitian yang baik, pelampung harus tercelup sampai batas penampang (Denosan,
2011).

Gambar 4.2 Pengukuran Permukaan dengan Pelampung (Sumber: BPST, 2007)

3
Kelebihan (BPST, 2007):
1. Memungkinkan membaca level cairan di dalam tangki dari level dasar,
meskipun tangki dipasang di daerah bawah tanah.
2. Biaya murah, dan perancangannya terpercaya.
3. Dapat dioperasikan pada suhu yang relatif tinggi.
4. Terdapat berbagai pilihan material yang tahan korosi untuk merancang tipe ini.
Kekurangan (BPST, 2007):
1. Terbatas untuk pengukuran level menengah (moderate).
2. Bentuknya disesuaikan dengan geometri tangki.

c. Sistem Jebakan Udara (Air Bellows)


Dalam hal ini tidak ada difragma yang sesuai untuk sesuatu cairan, maka dapat
dipakai sistem jebakan udara. Sistem ini terdiri dari satu kotak dengan lubang di
bawahnya. Dan yang dipasang di ujung pipa yang dicelupkan ke dalam cairan
seperti terlihat pada gambar 4.3 lubang kotak dibiarkan tanpa diafragma. Karena udara
di dalam kotak mendapat tekanan cairan maka akan terdesak ke atas. Tekanan ini
diteruskan ke pengukur tekanan. Dengan mengetahui besarnya tekanan ini dapat
diketahui tinggi cairan di dalam tangki (Eko, 2011).
Agar kenaikan cairan di dalam kotak tidak terlalu besar, maka volume kotak
dibuat jauh lebih besar dari pada volume pipa diatasnya. Sistem jebakan udara ini
mempunyai kerugian yaitu bila dipakai untuk cairan yang dapat melarutkan udara.
Bila udara larut di dalam cairan maka cairan akan naik ke dalam kotak dan
pengukuran menjadi tidak teliti lagi. Untuk itu maka jebakan udara dan kemudian
dicelupkan kembali. Bisa juga dibuat saluran ke suatu sumber udara seperti pada
sistem gelembung udara untuk mengisi udara kembali. Dengan cara ini jebakan udara
tidak perlu lagi diangkat keluar cairan (Hermawan, 2010).

4
Gambar 4.3 Sistem Jebakan Udara (Sumber: BPST, 2007)

d. Pengukuran Permukaan dengan Manometer Pipa U


Pada gambar 4.4 terlihat manometer pipa U yang dipakai untuk mengukur
permukaan cairan di dalam tangki terbuka. Dengan mengukur tinggi h dari cairan
manometer dapat dipakai tinggi h dari cairan di dalam tangki, yaitu dengan
menggunakan persamaan (Hermawan, 2010) :

𝑝𝑔𝑚
ℎ= 𝑝𝑔𝑡
xh ..………………………………………………………...4.1

Dimana :
Ρgm = berat jenis cairan manometer
Ρgt = berat jenis cairan di dalam tangki

5
Gambar 4.4 Pengukur Permukaan Tangki Tertutup dengan Pipa U (Sumber:
BPST, 2007)

Pengukuran level dengan manometer pipa U menggunakan sistem hydrostatic


head. Dimana, prinsipnya adalah bahwa tekanan pada suatu titik di dalam fluida yang
diketahui massa jenisnya adalah sebanding dengan tinggi kolom fluida (Denosan,
2011).

e. Gelas Penduga (Level Gauge Methode)


Gelas penduga yang dapat menunjukkan tinggi permukaan cairan dalam suatu
bejana ataudrum dan tangki secara langsung ada dua macam gelas penduga yang
digunakan yaitu, gelas penduga tebuka dan gelas penduga tertutup. Gelas penduga
digunakan pada tangki yang tidak bertekanan, sedangkan yang tertutup digunakan
pada tangki yang bertekanan. Dapat dilihat pada gambar 4.5 berikut (Eko, 2011):

6
(a) (b)

Gambar 4.5 (a) Level Glass Terbuka, (b) Level Glass Tertutup (Sumber: BPST,
2007)

Prinsip yang digunakan pada gelas penduga adalah prinsip bejana berhubungan.
Gelas penduga dapat menunjukkan tinggi level dalam suatu bejana secara langsung.
Gelas pendugaujung terbuka pemasangannya sangat sederhana. Pada gelas penduga
ujung terbuka, tinggi level yang diukur pada tangki atau bejana akan sama dengan yang
ditunjukkan pada gelas penduga, karena merupakan dua bejana yang saling
berhubungan. Gelas penduga ujungterbuka biasanya digunakan pada tangki yang tidak
bertekanan yang tinggi. Gelas penduga ujung tertutup digunakan untuk bejana
bertekanan tinggi. Kedua ujunggelas penduga dihubungkan dengan bejana. Ujung
bagian bawah tersambung dengan bagian bejana berisi cairan, sedangkan ujung bagian
atas tersambung dengan bagian bejana beisi uap (kosong) (Hermawan, 2010).

f. Metode Pemberat dan Pita (Stick)


Pengukuran level ini begitu sederhana dimana dapat dipergunakan untuk
mengukur cairan atau lainnya dengan mempergunakan pita pemberat yang terbuat dari
baja. Baja tersebut dicelupkan kedalam cairan maka level dapat dibaca secara langsung.
Kekurangan dari pengukuran dengan pita pemberat ini tidak dapat dipergunakan di

7
industri proses dandisarankan untuk tidak digunakan pada tangki yang bertekanan.
Pada gambar 4.6 dapat dilihat alat pengukuran level dengan pita dan pemberat
(Denosan, 2011).

Gambar 4.6 Pengukuran Level dengan Pita dan Pemberat (Sumber: BPST, 2007)

g. Gaya Tekan Gelembung (Buble System)


Metode ini menggunakan tekanan hidrostatik yang ditimbulkan oleh media di
dalam tangki, dengan cara memasukkan pipa kecil ke dalam media dan memberikan
tekanan udara pada pipa tadi sehingga terjadi gelembung udara. Dapat dilihat pada
gambar 4.7 dibawah ini (Hermawan, 2010).:

8
Gambar 4.7 Pengukuran Level dengan Buble System (Sumber: BPST, 2007)

h. Kotak Diafragma
Kotak diafragma terutama digunakan untuk pengukuran level air di tangki/bejana
terbuka. Kotak itu berisi sejumlah besar udara, yang disimpan dalam diafragma
fleksibel. tabung Sebuah kotak diafragma menghubungkan ke pengukur tekanan.
Tekanan yang diberikan oleh cairan terhadap volume udara dalam kotak merupakan
tekanan fluida pada tingkat itu. Para pengukur tekanan mengukur tekanan udara dan
berhubungan nilai ke tingkat cairan (Denosan, 2011).
Ada dua jenis umum dari kotak diafragma, yaitu kotak diafragma terbuka dan
tertutup. Kotak diafragma terbuka tenggelam dalam cairan di dalam vessel. Kotak
diafragma tertutup terpasang eksternal dari vessel dan dihubungkan dengan panjang
pendek pipa. Kotak terbuka cocok dalam aplikasi dimana mungkin ada beberapa materi
ditunda, dan jenis tertutup paling cocok untuk membersihkan cairan saja (Eko, 2011).

9
(a) (b)

Gambar 4.8 Kotak Diafragma (a) Terbuka (b) Tertutup (Sumber: BPST, 2007)

4.3 Pengukuran Level Secara Optik


Pengukuran dengan sistem optik didasarkan pada karakteristik pemantulan
cahaya yang dipancarkan pada zat cait yang diukur dan pembiasan pancaran cahaya
(sinar) pada zat cair yang diukur atau disensor. Terdapat beberapa metode Pengukuran
Level Zat Cair Dengan Sistem Optik yang dapat digunakan untuk pengukuran level
ketinggian atau volume zat cair dalam suatu tempat menggunakan sistem optik sebagai
berikut (Denosan, 2011) :

a. Menggunakan Sinar Laser


Sinar laser dari sebuah sumber sinar diarahkan ke permukaan cairan, kemudian
pantulannya dideteksi menggunakan detector sinar laser. Posisi pemancar dan detector
sinar laser harus berada pada bidang yang sama. Detektor dan umber sinar laser
diputar. Detektor diarahkan agar selalu berada pada posisi menerima sinar. Jika sinar
yang datang diterima oleh detektor, maka level permukaan cairan dapat diketahui
dengan menghitung posisi-posisi sudut dari sudut detektor dan sudut pemancar
(Denosan, 2011).

10
Gambar 4.9 Pengukuran Level dengan Sinar Laser (Sumber: BPST, 2007)

b. Menggunakan Prisma
Teknik ini memanfaatkan harga yang berdekatan antara index bias air dengan
index bias gelas. Sifat pantulan dari permukaan prisma akan menurun bila prisma
dicelupkan kedalam air. Prisma yang digunakan adalah prisma bersudut 45 dan 90
derajat. Sinar diarahkan ke prisma, bila prisma ditempatkan di udara, sinar akan
dipantulkan kembali setelah melewati permukaan bawah prisma. Jika prisma
ditempatkan di air, maka sinar yang dikirim tidak dipantulkan akan tetapi dibiaskan
oleh air. Dengan demikian prisma ini dapat digunakan sebagai pengganti pelampung.
Keuntungan yang diperoleh ialah dapat mereduksi ukuran sensor (Hermawan, 2010).

Gambar 4.10 Pengukuran Level dengan Prisma (Sumber: BPST, 2007)

11
c. Menggunakan Fiber Optik
Teknik ini tidak jauh berbeda dengan teknik penyensoran permukaan air
menggunakan prisma, yaitu menggunakan prinsip pemantulan dan pembiasan sinar.
Jika fiber optic diletakan di udara, sinar yang dimasukan ke fiber optic dipantulkan
oleh dinding fiber optic, sedangkan bila fiber optic dimasukan ke air, maka dinding
fiber optic tidak lagi memantulkan sinar (Denosan, 2011).

Gambar 4.11 Pengukuran Level dengan Fiber Optik (Sumber: BPST, 2007)

4.4 Pengukuran Level Secara Termal


Metode ini didasarkan pada efek perubahan konduktivitas termal bila berada
dalam cairan dan uap atau gas diatasnya. Jika sensor termal dialiri arus hingga menjadi
panas tercelup dalam cairan, konduktivitas termal lingkungan bertambah, sehingga
cepat mengalami pendinginan. Besarnya pendinginan tergantung pada luas bagian
yang tercelup. Dengan kata lain, penurunan suhu tergantung pada luas bagian yang
tercelup. Dengan kata lain, penurunan suhu tergantung pada tinggi permukaan cairan.
Metode ini tidak popular dalam penerapan proses karena mahal (Eko, 2011).

4.5 Pengelompokkan Jenis – Jenis Metode Pengukuran Level


Beberapa jenis metode pengukuran level atau tinggi permukaan untuk fluida
yang sering digunakan di industri proses, dapat dikelompokkan sebagai berikut :

12
4.5.1 Displacement Type (Secara Mekanik)
a. Prinsip Operasi
Prinsip kerja alat ini yaitu jika sebuah pelampung diapungkan pada permukaan
fluida, maka pelampung akan naik dan turun mengikuti gerakan dari permukaan fluida
yang bersangkutan. Selanjutnya dengan suatu mekanisme, pergerakan pelampung ini
dapat ditranslasikan kedalam alat ukur displacer level berdasarkan prinsip Archimedes
(Eko, 2011).
Displacement atau buoyancy method pada gambar di atas, adalah metode
pengukuran tinggi permukaan fluida yang paling banyak digunakan sejak beberapa
tahun yang lalu. Metode ini masih tetap popular untuk fluida yang bersih, namun
banyak proses yang mengandung “slurry” yang cenderung mengakibatkan “coat”
pada alat ukur jenis tersebut. Sehingga diperlukan metode lain yang lebih dapat
diterima (Denosan, 2011).

b. Klasifikasi Displacement Device


Peralatan Displacement Device dapat diklasifikasikan dalam dua kelompok
yaitu external installation dan internal installation.

(a) Pemasangan External (b) Pemasangan Internal

Gambar 4.12 Level Device - Displacement Type (Sumber: BPST, 2007)

13
c. Kelebihan dan Kekurangan Displacement Device
Kelebihan (BPST, 2007):
 Akurasinya tinggi
 Handal pada liquid yang bersih.
 Metoda terbukti (proven).
 Dapat dipasang secara internal atau secara eksternal.
 Pemasangan secara external pada unit dapat di blok dengan valve untuk
maintenance.
 Dapat digunakan untuk mengukur liquid interface.

Kekurangan (BPST, 2007):


 Range terbatas (level > 48 inches sukar untuk ditangani).
 Biaya meningkat untuk unit eksternal sehubungan dengan pressure rating
meningkat.
 External units kemungkinan memerlukan pemanas (heating) untuk
menghindari pembekuan (freezing).
 External units kemungkinan menghasilkan kesalahan disebabkan perbedaan
temperature antara fluida didalam vessel dengan fluida di dalam level chamber.

4.5.2 Differential Pressure Type (Secara Mekanik)


a. Prinsip Operasi
Pengukuran level jenis differential pressure (DP) didasarkan pada prinsip
“hydrostatic head”. Prinsip ini mengatakan bahwa pada setiap titik di dalam fluida
yang diam (static), gaya yang bekerja padanya adalah sama untuk semua arah dan tidak
tergantung pada volume fluida maupun bentuk ruang atau tempat dimana fluida berada,
tetapi hanya bergantung pada tinggi kolom fluida di atas titik yang bersangkutan. Oleh
karena itu hydrostatic head sering dinyatakan dalam satuan tekanan (Eko, 2011).

14
Aplikasi pengukuran level dengan menggunakan metoda perbedaan tekanan atau
tekanan hidrostatik telah mengalami kemajuan yang signifikan beberapa tahun lalu.
Peralatan D/P ini memungkinkan untuk mengukur level dengan range yang lebar pada
services yang bersih, korosif, slurry dan high viscous. Hampir semua jenis peralatan
D/P dapat digunakan untuk mengukur level jika peralatan tersebut tersedia dalam range
yang diperlukan untul level yang dimaksud. Pada umumnya range D/P untuk level
adalah sekitar (10 ~ 150) inches H20 (BPST, 2007).

b. Klasifikasi Differential Pressure Device


Peralatan D/P dapat diklasifikasikan dalam dua kelompok yaitu sealed dan
nonsealed system.
1. Nonsealed System
Peralatan differential pressure (D/P cell transmitter) seperti pada gambar di
bawah biasanya digunakan untuk mengukur flow, namun dapat juga digunakan untuk
mengukur level. Peralatan D/P ini dalam aplikasinya digunakan secara kontak langsung
dengan fluida dan dapat dibersihkan dengan gas atau liquid yang sesuai (Ogata, 1997).

(a) D/P cell Transmitter (b) D/P Cell untuk aplikasi pengkuran Level
Gambar 4.13 DP cell Nonsealed System (Sumber: BPST, 2007)

Kelebihan (BPST, 2007):


 Akurasi baik
 Dapat digunakan pada range level yang lebar.
 Tersedia didalam banyak material konstruksi.
 Dapat dibersihkan (dipurge) untuk penggunaan service yang korosif dan slurry.

15
 Biaya pengadaan awal : sedang (moderat).
 Dapat diisolasi dan zero ditempat.
Kekurangan (BPST, 2007):
 Kesalahan (error) disebabkan oleh density yang bervariasi.
 Lead line / impuls line (low pressure) tidak dibutuhkan pada aplikasi
atmospheric.
 Pemanasan (heating) pada lead line / impuls line kadang-kadang dibutuhkan.
 Problem operasi dan maintenance sering terjadi disebabkan kegagalan purged
lines.
 Perbersihan material sering dilakukan pada servis proses yang sulit.

2. Sealed System
Untuk memenuhi persyaratan aplikasi pengukuran level yang sulit misalnya pada
material seperti slurry dan high viscous, sealed system sering memberikan solusi yang
sesuai untuk pengukuran level tersebut. Gambar di bawah memperlihatkan D/P cell
jenis sealed system, di mana measuring element terisolasi dari cairan proses (process
liquid) (Ogata, 1997).

(a) D/P Cell Transmitter (b) D/P Cell untuk level


Gambar 4.14 DP cell Sealed System (Sumber: BPST, 2007)
Kelebihan (BPST, 2007):
 Purge tidak diperlukan
 Baik untuk slurry dan material yang korosif.
 Range pengukuran : lebar.
 Akurasi : sedang - tinggi

16
 Dapat digunakan untuk vessel yang terbuka atau tertutup.
 Baik untuk temperature relative tinggi.
 Pemasangan simple dan mudah.

Kekurangan (BPST, 2007):


 Unit tidak dapat dilepas untuk tujuan maintenance tanpa menshutdown
peralatan (equipment).
 Density yang bervariasi menyebabkan error.
 Letak pemasangan harus dipertimbangkan sehubungan dengan pengaruh pada
kalibrasi.
 Perubahan temperature ambient menyebabkan error pada jenis “Capillary
Filled System”.

4.5.3 Capacitance Type (Secara Mekanik)


a. Prinsip Operasi
Sebuah kapasitor terbentuk ketika elektroda sensor level dipasang didalam
sebuah vessel. Tangkai metal dari elektroda bertindak sebagai satu plate dari kapasitor
dan dinding tangki bertindak sebagai plate yang lain (untuk non metallic vessel
dibutuhkan reference elektroda sebagai plate yang lain dari kapasitor) (Eko, 2011).
Ketika level fluida naik, udara atau gas yang semula melingkupi electrode akan
digantikan oleh material (fluida) yang mempunyai konstanta dielektik (dielectric
constant) yang berbeda, sehingga suatu perubahan didalam nilai kapasitor terjadi sebab
dielektrikum antara plat telah berubah. RF (Radio Frequerncy) capacitance instrument
mendeteksi perubahan tersebut dan mengkonversinya kedalam suatu sinyal keluaran
secara proporsional (Ogata, 1997).

b. Klasifikasi Capacitance Type


Capacitance Level measurements diklasifikasikan ke dalam dua kategori yaitu
Continuous Measurement dan Point Measurement

17
Gambar 4.15 Continuous Measurement (Sumber: BPST, 2007)

Kelebihan (BPST, 2007):


 Dapat digunakan untuk beberapa aplikasi di mana jenis yang lain tidaklah
mungkin digunakan.
 Biaya pemasangan awal : sedang
 Akurasi ; sedang
 Dapat digunakan pada aplikasi high temperature dan high pressure.
 Dapat digunakan untuk services polymer dan slurry.

Kekurangan (BPST, 2007):


 Pada banyak kejadian, membutuhkan kalibrasi khusus.
 Terpengaruh oleh density bervariasi dari material yang diukur.
Pembacaan error ketika terjadi lapisan (coating) pada probe.

4.5.4 Ultrasonic Types (Secara Optik)


a. Prinsip Operasi
Ultrasonic transmitter bekerja dengan prinsip pemancaran gelombang suara dari
peizo electric transducer kedalam vessel yang berisi material proses. Alat ini mengukur
lama waktu yang dibutuhkan gelombang suara yang dipantulkan kembali ke
transducer. Pengukuran yang baik tergantung pada pantulan gelombang suara dari
material proses secara garis lurus yang kembali ke transducer (Eko, 2011).
Ultrasonic level detectors pada gambar di bawah digunakan terutama untuk point
measurement. Alat ini sudah digunakan sejak tahun 1960, hampir sama seperti

18
capacitance probe, alat ini juga sering digunakan untuk mengukur level pada service
dimana sering timbul permasalahan bilaman menggunakan metoda pengukuran
tradisional (Ogata, 1997).

b. Kelebihan dan Kekurangan Ultrasonic Types

Gambar 4.16 Ultrasonic Level Measurement Devices (Sumber: BPST, 2007)

Keuntungan (BPST, 2007):


 Tidak ada part yang bergerak (No Moving Parts), membutuhkan sedikit
maintenance.
 Teknologi Non-contact.
 Mudah dipasang dan dikalibrasi
 Akurasi baik bilamana aplikasi sesuai.
 Dapat diaplikasikan pada pengukuran level material seperti powder, fluida yang
mengandung padatan serta slurry.

Kekurangan (BPST, 2007):


 Tidak dapat beroperasi pada vakum dan tekanan tinggi.
 Range Temperatur dan Pressure terbatas.
 Harga relative tinggi.
 Posisi sangat sensitive dibanding teknologi lain.

4.5.5 Radar Type (Secara Optik)


a. Prinsip Operasi
Teknologi radar untuk aplikasi pengukuran level yang ada dipasaran adalah
Frequency Modulated Continuous Wave (FMCW) atau Pulse Wave Time of Flight.

19
Sistem Pulsed Wave bekerja dengan memancarkan suatu gelombang mikro
(microwave) ke arah material proses, gelombang ini dipantulkan oleh permukaan dari
material proses dan dideteksi oleh sensor yang sama yang bertindak sebagai penerima
(receiver). Level ditentukan dari waktu tempuh dari sinyal gelombang mikro dari
transmitter ke receiver (Eko, 2011).
Sistem FMCW bekerja dengan memancarkan suatu signal frekuensi secara terus
menerus dan jarak ditentukan dari perbedaan frekuensi antara sinyal transmitter dan
receiver pada setiap titik pada waktunya. Secara umum prinsip kerja dari radar level
adalah sebagai berikut ; Level dari cairan diukur dengan radar pulsa yang pendek yang
dipancarkan dari antenna di bagian puncak tanki ke arah cairan. Setelah radar pulsa
dipantulkan oleh permukaan cairan, maka antena menerima pulsa tersebut. Jarak dari
meter gauge ke permukaan cairan (d) adalah sebanding dengan waktu tempuh pulsa
gelombang micro (t). Frekuensi yang digunakan radar adalah 5.8 GHZ ( 6.3 GHZ di
AS) (BPST, 2007).

Distance = C . (time of flight / 2)


Gambar 4.17 Prinsip Kerja Radar Level (Sumber: BPST, 2007)

20
b. Kelebihan dan Kekurangan Radar Type

Gambar 4.18 Radar Level Measurement (Sumber: BPST, 2007)

Kelebihan (BPST, 2007):


 Teknologi : Non-contact
 Akurasi : tinggi

Kekurangan (BPST, 2007):


 Biaya pengadaan awal : tinggi
 Pressure rating : terbatas
 Tidak dapat mengukur interfac

4.5.6 Radiation Type (Secara Optik)


a. Prinsip Operasi
Seperti beberapa metoda pengkukuran level lainnya, jenis radioactive
(nucleonic) digunakan juga sebagai Continuous Measurement dan Point Measurement.
Pada Continuous Measurement, radiation level menyediakan persentase dari
penurunan transmisi sesuai level, dan untuk Point Measurement, radiation level
menyediakan suatu fungsi switch on/off. Radio isotop yang digunakan pada
pengukuran level akan memancarkan energi pada suatu tingkat rate yang konstan
secara acak. Radiasi gamma adalah sumber yang secara umum digunakan untuk
Nucleonic Level Gauging (Eko, 2011).
Panjang gelombang pendek dan energi yang tinggi dari radiasi gamma
menembus dinding vessel dan media proses. Sebuah detektor di sisi yang lain dari

21
vessel mengukur kekuatan bidang radiasi dan menyimpulkan level di dalam vessel.
Secara umum, radioactive level adalah metoda pengukuran level yang mahal dan perlu
dipertimbangkan secara serius bilamana akan diimplementasikan. Bukan hanya
hardware yang mahal, tetapi calibration dan testing juga membutuhkan waktu yang
lama serta biaya opearasi yang tinggi. Oleh karena alat ini sering digunakan sebagai
metoda terakhir yang dipilih bila semua metode gagal digunakan pada suatu aplikasi,
maka biaya keseluruhan tetap dipertimbangkan secara ekonomis dalam pemilihannya
(Ogata, 1997)

b. Klasifikasi Radiactive Level Device


1. Continuous Systems

Gambar 4.19 Nucleonic Continuous Level Measurement (Sumber: BPST, 2007)

22
2. Point Measurement

Gambar 2.17 Nucleonic Point Level Measurement (Sumber: BPST, 2007)

c. Kelebihan dan Kekurangan Radiation Type


Kelebihan (BPST, 2007):
 Tidak ada part yang bergerak (No Moving Parts), membutuhkan sedikit
maintenance.
 Instalasi eksternal sehingga mudah di-retrofit atau instalasi baru.
 Kehandalan (reliability) tinggi.

Kekurangan (BPST, 2007):


 Biaya pengadaan awal : tinggi
 Memerlukan perijinan oleh agen pengatur.
 Berbahaya dan memerlukan penangan secara khusus.

4.6 Penyebab Kesalahan Dalam Pengukuran Level


Kesalahan atau penyimpangan pengukuran dalam suatu proses pengendalian
adalah terjadi perbedaan antara harga yang terukur dalam hasil proses dengan harga
yang ditentukan sebelumnya (set point). Adapun kesalahan pengukuran level ini dapat
disebabkan oleh beberapa hal yaitu (Ogata, 1997) :
1. Adanya gelembung udara (jebakan udara) dalam rangkaian perpipaan.
Rangkaian perpipaan pada sebuah sistem kendali memegang peranan penting

23
yaitu sebagai lajur transportasi fluida yang menghubungkan seluruh peralatan
kendali dan peralatan pengolah menjadi suatu kesatuan dalam sistem produksi.
Dalam kegiatan proses pengendalian level cairan, rangkaian perpipaan harus
benar-benar bebas dari gelembung udara, karena dapat membuat kerja dari
transmitter tidak dapat bekerja dengan maksimal sehingga kinerja dari peralatan
pengontrol lainnya juga tidak maksimal, hal ini dapat menyebabkan hasil
pengendalian pengukuran tidak akurat. Gelembung udara dalam rangkaian
perpiaan ini dapat dihilangkan dengan melakukan tubing pada rangkaian
perpiaan tersebut.
2. Head Losses, yaitu rugi-rugi tekanan yang terjadi pada seluruh rangkaian
perpioaan serta peralatan kendali serta proses. Rugi-rugi tekanan ini terjadi pada
saat peralatan bekerja mentransportasikan. Rugi-rugi ini dapat menyebabkan
berkurangnya kwantitas hasil proses. Head losses ini dipengaruhi oleh beberapa
hal seperti : faktor gesekan, kekerasan relative (relative rockness) dan ekivalensi
tahanan pada sambungan pipa (fitting) dan katup (valve).

4.6 Penutup
Instrumentasi merupakan suatu alat yang sangat penting dalam suatu sistem
pengukuran yang salah satunya pengukuran besarnya tinggi permukaan cairan, alat ini
harus dapat berfungsi dengan baik sesuai dengan kebutuhan instrumentasi di pabrik.
Pengukuran adalah penentuan besaran, dimensi, atau kapasitas, biasanya
terhadap suatu standar atau satuan pengukuran. Pengukuran permukaan (level) adalah
yang berkaitan dengan keterpasangan terhadap peralatan proses yang berbentuk kolom
seperti tangki, drum, tabung silinder.
Pengukuran langsung dan pengukuran tak langsung adalah macam-macam metode
di dalam pengukur permukaan pada zat cair, sedangkan pada zat padat dapat digunakan
metode listrik, isotop, ultrasonik. Di dalam pengukuran secara langsung terdapat jenis-
jenis pengukuran yaitu, menggunakan gelas penunjuk dan pelampung, sedangkan pada

24
pengukuran secara tidak langsung yaitu, Sistem Gelembung Suara, Ultrasonic, Sistem
Jebakan Udara dan Manometer Pipa U.
Prinsip dari pengukuran permukaan sendiri yaitu, pengukuran level dengan System
Hydrostatic Head, jenis gerakan pelampung, jenis perpindahan benda apung,
konduktivitas listrik dan pengendalian splite range.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2008. Teknik Instrumen. http://teknisiinstrument.wordpress.com/tag/


pengukuran-level/ (diakses tanggal 5-10-2018)
Anonim. 2009. Alatukur. http://www.scribd.com/doc/56123524/16/Alat-Ukur-Level-
Level-Measurement-Devices (diakses tanggal 5-10-2018)
BPST. 2007. Dasar – Dasar Instrumentasi dan Proses Kontrol. Direktorat Pengolahan
Angkatan XVII. Balongan.
Denosan. 2011. Penjelasan Alat Ukur Level. http://denosan.com/engineer/mechanical-
engineer/penjelasan-alat-ukur-level. (diakses tanggal 6-10-2018)
Eko, Ardian. 2011. Pengukuran Level Tangki. http://ardianeko.wordpress.com/tag/
pengukuran-level-tanki/. (diakses tanggal 7-10-2018)
Hermawan. 2010. Dasar-Dasar Instrumentasi Proses. Yogyakarta :Bina Cipta.
Ogata, Katsuhiko. 1997. Modern Control Engineering. 3rd Editation : Practice
International Inc.

25

Anda mungkin juga menyukai