Instrumentasi Kel. 4
Instrumentasi Kel. 4
4.1 Pendahuluan
Instrumentasi merupakan suatu alat yang sangat penting dalam suatu sistem
pengukuran yang salah satunya pengukuran besarnya tinggi permukaan cairan, alat ini
harus dapat berfungsi dengan baik sesuai dengan kebutuhan instrumentasi di pabrik.
Alat instrumentasi ini merupakan salah satu faktor yang menentukan hasil produksi,
dimana alat instrumentasi yang mengukur, mengontrol, mendeteksi, menganalisa, baik
secara manual maupun secara otomatis. Diferensial transmitter elektrik merupakan
salah satu dari instrumentasi proses control yang terdapat pada suatu pabrik (Denosan,
2011).
Alat-alat instrumentasi yang dipergunakan untuk mengukur dan menunjukkan
besarnya tinggi permukaan cairan digunakan diferensial transmitter elektrik yang
dilengkapai dengan instrumentasi lain seperti control valve, pressure gauge, pompa
recorder controller dan tangki (Eko, 2011).
Alat-alat instrument yang digunakan untuk mengukur dan menunjukkan tinggi
permukaan cairan dikenal dengan istilah Level. Pengukuran Level adalah yang
berkaitan dengan keterpasangan terhadap peralatan proses yang berbentuk kolom
seperti, tangki, drum, tabung silinder. Tujuan dari pada pengukuran dan pengendalian
level adalah untuk mencegah agar peralatan Instrumentasi pada suatu lapangan tidak
mengalami kelebihan atau kekurangan fluida yang akhirnya dapat merusak peralatan –
peralatan instrument tersebut (Hermawan, 2010).
1
a. Pengukuran Permukaan Dengan Gelas Penunjuk (Sight Glass)
Gelas penunjuk ini berhubungan dengan cairan di dalam tangki dan diletakkan
disamping tangi yang berisi cairan. Menurut hukum bejana berhubungan, tinggi
tangki dan pada gelas petunjuk selalu sama. Jadi, dengan mengatur tinggi cairan di
dalam tinggi. Untuk dapat melihat tinggi ini, cairan yang akan diukur harus bening
dan tidak boleh keruh karena akan menggangu penglihatan pada gelas petunjuk
(Denosan, 2011).
Tentunya gelas petunjuk ini adalah bila gelas petunjuk ini pecah maka cairan di
dalam tangki akan tumpah keluar. Selain itu biasanya batas ukurnya hanya sampai
kira- kira satu meter. Pada gambar 4.1 terlihat cara pengukuran dengan gelas
petunjuk baik dalam tangki terbuka maupun tertutup (Eko, 2011).
2
Kekurangan (BPST, 2007):
1. Hanya dapat dibaca di lokasi tangki.
2. Cairan di dalam sight glass mungkin membeku pada musim dingin, sehingga
menyebabkan kesalahan pembacaan.
3. Cairan yang mengandung padatan tak-larut atau cairan kental (viscous) tidak
dapat diukur levelnya dengan baik.
4. Akurasi tergantung pada kebersihan glass dan cairan.
3
Kelebihan (BPST, 2007):
1. Memungkinkan membaca level cairan di dalam tangki dari level dasar,
meskipun tangki dipasang di daerah bawah tanah.
2. Biaya murah, dan perancangannya terpercaya.
3. Dapat dioperasikan pada suhu yang relatif tinggi.
4. Terdapat berbagai pilihan material yang tahan korosi untuk merancang tipe ini.
Kekurangan (BPST, 2007):
1. Terbatas untuk pengukuran level menengah (moderate).
2. Bentuknya disesuaikan dengan geometri tangki.
4
Gambar 4.3 Sistem Jebakan Udara (Sumber: BPST, 2007)
𝑝𝑔𝑚
ℎ= 𝑝𝑔𝑡
xh ..………………………………………………………...4.1
Dimana :
Ρgm = berat jenis cairan manometer
Ρgt = berat jenis cairan di dalam tangki
5
Gambar 4.4 Pengukur Permukaan Tangki Tertutup dengan Pipa U (Sumber:
BPST, 2007)
6
(a) (b)
Gambar 4.5 (a) Level Glass Terbuka, (b) Level Glass Tertutup (Sumber: BPST,
2007)
Prinsip yang digunakan pada gelas penduga adalah prinsip bejana berhubungan.
Gelas penduga dapat menunjukkan tinggi level dalam suatu bejana secara langsung.
Gelas pendugaujung terbuka pemasangannya sangat sederhana. Pada gelas penduga
ujung terbuka, tinggi level yang diukur pada tangki atau bejana akan sama dengan yang
ditunjukkan pada gelas penduga, karena merupakan dua bejana yang saling
berhubungan. Gelas penduga ujungterbuka biasanya digunakan pada tangki yang tidak
bertekanan yang tinggi. Gelas penduga ujung tertutup digunakan untuk bejana
bertekanan tinggi. Kedua ujunggelas penduga dihubungkan dengan bejana. Ujung
bagian bawah tersambung dengan bagian bejana berisi cairan, sedangkan ujung bagian
atas tersambung dengan bagian bejana beisi uap (kosong) (Hermawan, 2010).
7
industri proses dandisarankan untuk tidak digunakan pada tangki yang bertekanan.
Pada gambar 4.6 dapat dilihat alat pengukuran level dengan pita dan pemberat
(Denosan, 2011).
Gambar 4.6 Pengukuran Level dengan Pita dan Pemberat (Sumber: BPST, 2007)
8
Gambar 4.7 Pengukuran Level dengan Buble System (Sumber: BPST, 2007)
h. Kotak Diafragma
Kotak diafragma terutama digunakan untuk pengukuran level air di tangki/bejana
terbuka. Kotak itu berisi sejumlah besar udara, yang disimpan dalam diafragma
fleksibel. tabung Sebuah kotak diafragma menghubungkan ke pengukur tekanan.
Tekanan yang diberikan oleh cairan terhadap volume udara dalam kotak merupakan
tekanan fluida pada tingkat itu. Para pengukur tekanan mengukur tekanan udara dan
berhubungan nilai ke tingkat cairan (Denosan, 2011).
Ada dua jenis umum dari kotak diafragma, yaitu kotak diafragma terbuka dan
tertutup. Kotak diafragma terbuka tenggelam dalam cairan di dalam vessel. Kotak
diafragma tertutup terpasang eksternal dari vessel dan dihubungkan dengan panjang
pendek pipa. Kotak terbuka cocok dalam aplikasi dimana mungkin ada beberapa materi
ditunda, dan jenis tertutup paling cocok untuk membersihkan cairan saja (Eko, 2011).
9
(a) (b)
Gambar 4.8 Kotak Diafragma (a) Terbuka (b) Tertutup (Sumber: BPST, 2007)
10
Gambar 4.9 Pengukuran Level dengan Sinar Laser (Sumber: BPST, 2007)
b. Menggunakan Prisma
Teknik ini memanfaatkan harga yang berdekatan antara index bias air dengan
index bias gelas. Sifat pantulan dari permukaan prisma akan menurun bila prisma
dicelupkan kedalam air. Prisma yang digunakan adalah prisma bersudut 45 dan 90
derajat. Sinar diarahkan ke prisma, bila prisma ditempatkan di udara, sinar akan
dipantulkan kembali setelah melewati permukaan bawah prisma. Jika prisma
ditempatkan di air, maka sinar yang dikirim tidak dipantulkan akan tetapi dibiaskan
oleh air. Dengan demikian prisma ini dapat digunakan sebagai pengganti pelampung.
Keuntungan yang diperoleh ialah dapat mereduksi ukuran sensor (Hermawan, 2010).
11
c. Menggunakan Fiber Optik
Teknik ini tidak jauh berbeda dengan teknik penyensoran permukaan air
menggunakan prisma, yaitu menggunakan prinsip pemantulan dan pembiasan sinar.
Jika fiber optic diletakan di udara, sinar yang dimasukan ke fiber optic dipantulkan
oleh dinding fiber optic, sedangkan bila fiber optic dimasukan ke air, maka dinding
fiber optic tidak lagi memantulkan sinar (Denosan, 2011).
Gambar 4.11 Pengukuran Level dengan Fiber Optik (Sumber: BPST, 2007)
12
4.5.1 Displacement Type (Secara Mekanik)
a. Prinsip Operasi
Prinsip kerja alat ini yaitu jika sebuah pelampung diapungkan pada permukaan
fluida, maka pelampung akan naik dan turun mengikuti gerakan dari permukaan fluida
yang bersangkutan. Selanjutnya dengan suatu mekanisme, pergerakan pelampung ini
dapat ditranslasikan kedalam alat ukur displacer level berdasarkan prinsip Archimedes
(Eko, 2011).
Displacement atau buoyancy method pada gambar di atas, adalah metode
pengukuran tinggi permukaan fluida yang paling banyak digunakan sejak beberapa
tahun yang lalu. Metode ini masih tetap popular untuk fluida yang bersih, namun
banyak proses yang mengandung “slurry” yang cenderung mengakibatkan “coat”
pada alat ukur jenis tersebut. Sehingga diperlukan metode lain yang lebih dapat
diterima (Denosan, 2011).
13
c. Kelebihan dan Kekurangan Displacement Device
Kelebihan (BPST, 2007):
Akurasinya tinggi
Handal pada liquid yang bersih.
Metoda terbukti (proven).
Dapat dipasang secara internal atau secara eksternal.
Pemasangan secara external pada unit dapat di blok dengan valve untuk
maintenance.
Dapat digunakan untuk mengukur liquid interface.
14
Aplikasi pengukuran level dengan menggunakan metoda perbedaan tekanan atau
tekanan hidrostatik telah mengalami kemajuan yang signifikan beberapa tahun lalu.
Peralatan D/P ini memungkinkan untuk mengukur level dengan range yang lebar pada
services yang bersih, korosif, slurry dan high viscous. Hampir semua jenis peralatan
D/P dapat digunakan untuk mengukur level jika peralatan tersebut tersedia dalam range
yang diperlukan untul level yang dimaksud. Pada umumnya range D/P untuk level
adalah sekitar (10 ~ 150) inches H20 (BPST, 2007).
(a) D/P cell Transmitter (b) D/P Cell untuk aplikasi pengkuran Level
Gambar 4.13 DP cell Nonsealed System (Sumber: BPST, 2007)
15
Biaya pengadaan awal : sedang (moderat).
Dapat diisolasi dan zero ditempat.
Kekurangan (BPST, 2007):
Kesalahan (error) disebabkan oleh density yang bervariasi.
Lead line / impuls line (low pressure) tidak dibutuhkan pada aplikasi
atmospheric.
Pemanasan (heating) pada lead line / impuls line kadang-kadang dibutuhkan.
Problem operasi dan maintenance sering terjadi disebabkan kegagalan purged
lines.
Perbersihan material sering dilakukan pada servis proses yang sulit.
2. Sealed System
Untuk memenuhi persyaratan aplikasi pengukuran level yang sulit misalnya pada
material seperti slurry dan high viscous, sealed system sering memberikan solusi yang
sesuai untuk pengukuran level tersebut. Gambar di bawah memperlihatkan D/P cell
jenis sealed system, di mana measuring element terisolasi dari cairan proses (process
liquid) (Ogata, 1997).
16
Dapat digunakan untuk vessel yang terbuka atau tertutup.
Baik untuk temperature relative tinggi.
Pemasangan simple dan mudah.
17
Gambar 4.15 Continuous Measurement (Sumber: BPST, 2007)
18
capacitance probe, alat ini juga sering digunakan untuk mengukur level pada service
dimana sering timbul permasalahan bilaman menggunakan metoda pengukuran
tradisional (Ogata, 1997).
19
Sistem Pulsed Wave bekerja dengan memancarkan suatu gelombang mikro
(microwave) ke arah material proses, gelombang ini dipantulkan oleh permukaan dari
material proses dan dideteksi oleh sensor yang sama yang bertindak sebagai penerima
(receiver). Level ditentukan dari waktu tempuh dari sinyal gelombang mikro dari
transmitter ke receiver (Eko, 2011).
Sistem FMCW bekerja dengan memancarkan suatu signal frekuensi secara terus
menerus dan jarak ditentukan dari perbedaan frekuensi antara sinyal transmitter dan
receiver pada setiap titik pada waktunya. Secara umum prinsip kerja dari radar level
adalah sebagai berikut ; Level dari cairan diukur dengan radar pulsa yang pendek yang
dipancarkan dari antenna di bagian puncak tanki ke arah cairan. Setelah radar pulsa
dipantulkan oleh permukaan cairan, maka antena menerima pulsa tersebut. Jarak dari
meter gauge ke permukaan cairan (d) adalah sebanding dengan waktu tempuh pulsa
gelombang micro (t). Frekuensi yang digunakan radar adalah 5.8 GHZ ( 6.3 GHZ di
AS) (BPST, 2007).
20
b. Kelebihan dan Kekurangan Radar Type
21
vessel mengukur kekuatan bidang radiasi dan menyimpulkan level di dalam vessel.
Secara umum, radioactive level adalah metoda pengukuran level yang mahal dan perlu
dipertimbangkan secara serius bilamana akan diimplementasikan. Bukan hanya
hardware yang mahal, tetapi calibration dan testing juga membutuhkan waktu yang
lama serta biaya opearasi yang tinggi. Oleh karena alat ini sering digunakan sebagai
metoda terakhir yang dipilih bila semua metode gagal digunakan pada suatu aplikasi,
maka biaya keseluruhan tetap dipertimbangkan secara ekonomis dalam pemilihannya
(Ogata, 1997)
22
2. Point Measurement
23
yaitu sebagai lajur transportasi fluida yang menghubungkan seluruh peralatan
kendali dan peralatan pengolah menjadi suatu kesatuan dalam sistem produksi.
Dalam kegiatan proses pengendalian level cairan, rangkaian perpipaan harus
benar-benar bebas dari gelembung udara, karena dapat membuat kerja dari
transmitter tidak dapat bekerja dengan maksimal sehingga kinerja dari peralatan
pengontrol lainnya juga tidak maksimal, hal ini dapat menyebabkan hasil
pengendalian pengukuran tidak akurat. Gelembung udara dalam rangkaian
perpiaan ini dapat dihilangkan dengan melakukan tubing pada rangkaian
perpiaan tersebut.
2. Head Losses, yaitu rugi-rugi tekanan yang terjadi pada seluruh rangkaian
perpioaan serta peralatan kendali serta proses. Rugi-rugi tekanan ini terjadi pada
saat peralatan bekerja mentransportasikan. Rugi-rugi ini dapat menyebabkan
berkurangnya kwantitas hasil proses. Head losses ini dipengaruhi oleh beberapa
hal seperti : faktor gesekan, kekerasan relative (relative rockness) dan ekivalensi
tahanan pada sambungan pipa (fitting) dan katup (valve).
4.6 Penutup
Instrumentasi merupakan suatu alat yang sangat penting dalam suatu sistem
pengukuran yang salah satunya pengukuran besarnya tinggi permukaan cairan, alat ini
harus dapat berfungsi dengan baik sesuai dengan kebutuhan instrumentasi di pabrik.
Pengukuran adalah penentuan besaran, dimensi, atau kapasitas, biasanya
terhadap suatu standar atau satuan pengukuran. Pengukuran permukaan (level) adalah
yang berkaitan dengan keterpasangan terhadap peralatan proses yang berbentuk kolom
seperti tangki, drum, tabung silinder.
Pengukuran langsung dan pengukuran tak langsung adalah macam-macam metode
di dalam pengukur permukaan pada zat cair, sedangkan pada zat padat dapat digunakan
metode listrik, isotop, ultrasonik. Di dalam pengukuran secara langsung terdapat jenis-
jenis pengukuran yaitu, menggunakan gelas penunjuk dan pelampung, sedangkan pada
24
pengukuran secara tidak langsung yaitu, Sistem Gelembung Suara, Ultrasonic, Sistem
Jebakan Udara dan Manometer Pipa U.
Prinsip dari pengukuran permukaan sendiri yaitu, pengukuran level dengan System
Hydrostatic Head, jenis gerakan pelampung, jenis perpindahan benda apung,
konduktivitas listrik dan pengendalian splite range.
DAFTAR PUSTAKA
25