Proposal Skripsi
Proposal Skripsi
PROPOSAL SKRIPSI
Disusun Oleh:
Nama : Auria Patria Dilaga
Nim : 8111409077
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2011
DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL
FAKULTAS HUKUM
Rancangan Skripsi
Nim : 3450406046
Fak : Hukum
A. Judul Skripsi
TERPIDANA MATI).
B. Latar Belakang
ictie ialah bahwa kita menerima sesuatu yang tidak benar sebagai suatu hal yang
benar. Dengan perkataan lain kita menerima apa yang sebenarnya tidak ada,
sebagai ada atau yang sebenarnya ada sebagai tidak ada.[2] Kata fictie itu
biasanya dipakai orang, jika orang dengan sadar menerima sesuatu sebagai
kebenaran, apa yang tidak benar. Fictie atau dusta yang demikian itu memegang
peranan yang penting dalam hukum, dan sudah dipakai sejak dahulu.
Dalam hukum Indonesia, fiksi hukum juga diakui. Lihat pasal 3 KUH Perdata
yang berbunyi “Anak yang berasal dari seorang perempuan yang hamil,
dinyatakan sebagai telah lahir, sekadar kepentingannya menghendakinya. Jika ia
dilahirkan mati, ia dianggap sebagai tidak pernah ada”. Fiksi-fiksi tersebut
mempunyai sidat yang tak berbahaya. Bahkan lebih daripada itu, orang dapat
mengatakan bahwa fiksi perundang-undangan itu bukanlah fiksi sebenarnya
melainkan dirumuskan belaka sebagai fiksi.
Soal “Ignorare Legis est lata Culpa”. atau fiksi hukum yang berarti setiap orang
dianggap telah mengetahui adanya suatu Undang-Undang yang telah
diundangkan[4] menarik untuk diperbincangkan. Jarang kita melihat fiksi hukum
itu dalam konteks waktu dan dimana kelahirannya. fiksi yang kita bicarakan ini
juga harus dilihat dalam konteks ke-Indonesiaan.
Dalam Sejarah Hukum di Eropa daratan, hukum itu lahir dari kontrak sosial,
kontrak sosial adalah metamorfosa dari kontrak-kontrak ekonomi masyarakat
merkantilis. jadi ia lahir dari ranahnya hukum privat. Baru abad 18 dengan gejala
industrialisasi munculah Negara Modern. Negara modern mensyaratkan adanya
generalitas dalam sistem hukum yang bersifat publik. Untuk memenuhi
generalitas itulah semua orang yang berada dalam satu wilayah negara harus
tunduk pada suatu hukum yang dibikin oleh bandan publik. hal itu memberi
manfaat agar institusi publik menjadi kuat.
Hal lain yang perlu diperhitungkan adalah bagaimana proses legal making di
ruang legislator. Misalnya, apakah pembuatan UU yang berkaitan dengan
pertambangan melibatkan masyarakat adat atau aspirasi masyarakat yang jauh dari
pusat kekuasaan, seperti Papua dst. Soal akses masyarakat terhadap pembentukan
UU itu satu hal saja. hal lain yaitu bagaimana sosialisasi pemerintah terhadap UU
yang telah diundangkan. Apakah dengan hanya perintah untuk ditempatkan dalam
Lembaran Negara, Tambahan Berita Negara, Lembaran Daerah, dll, dapat
menjamin masyarakat mengetahui adanya peraturan yang diundangkan tersebut.
Jadi fiksi perundang-undangan itu sebenarnya bukanlah tidak dapat dibuang. Akan
tetapi bahwa ia sering dipakai terutama dapat dipahami dari sudut hasrat
pembentuk undang-undang untuk memperoleh perumusan yang singkat.
Adakalanya juga pembentuk undang-undang memakai fiksi, padahal pemakaian
fiksi itu dapat dihindarinya. Hukum yang tugasnya mengatur kehidupan
masyarakat sebenarnya tidak boleh dijelmakan dalam peraturan-peraturan yang
dalamperumusannya jelas bertentangan dengan kenyataan. Adalah kewajiban
ajaran hukum untuk sebanyak mungkin mengeluarkan fiksi dari perundang-
undangan, dengan kata lain, mempersiapkan peraturan-peraturan yang sederhana.
Agar masalah yang akan penulis bahas tidak meluas sehingga dapat
berlaku.
D.Perumusan Masalah
berlaku di Indonesia?
3. Sejauh mana output yang diharapkan dari asas fictie hukum untuk
1. Tujuan penulisan
Secara umum tujuan penulisan adalah untuk medalami berbagai aspek
sebagai berikut :
efek jera bagi pelanggar hukum berat dan mencegah pelanggaran HAM
2. Manfaat penulisan
a. Manfaat Teoritis
mati di Indonesia. Selain itu dengan adanya tulisan ini penulis berharap
mati di Indonesia.
b. Manfaat Praktis
E. Tinjauan Pustaka
mempunyai arti yang luas dan dapat berubah-ubah karena istilah itu dapat
berkonotasi dengan bidang yang cuklup luas. Istilah tersebut tidak hanya
sering digunakan dalam bidang hukum, tetapi juga dalam istilah sehari-hari
yang lebih khusus dan dianggap lebih tepat bila dibandingkan dengan istilah
diberikan oleh negara pada seseorang atau beberapa orang sebagai akibat
berikut :
a. Sudarto.
Pidana adalah reaksi atas delik, dan ini berwujud nestapa yang
c. Fitzgerald.
d. Ted Honderich.
f. Burton M. Leiser.
law.
g. H.L.A. Hart.
Punisment must :
hukum);
h. Alf Ross.
aturan hukum);
menyenangkan);
b. Pidana itu diberikan dengan sengaja oleh orang atau badan yang
kecuali Alf Ross yang menambahkan secara tegas dan eksplisit bahwa
pelaku.
Jadi pidana mati adalah pidana (reaksi atas delik atau nestapa)
yang ditetapkan dalam aturan hukum pidana tertentu. Pidana mati adalah
suatu kegiatan bernegara yang sah karena diatur dalam hukum positif.
pidana in abstractor);
pidana itu.
telah ditetapkan dan diatur secara rinci, baik mengenai batas-batas dan
adat. Dalam hukum pidana adat yang berlaku di Indonesia dari Aceh
sampai Irian juga mengenal pidana mati jauh sebelum penjajah datang ke
Indonesia.
adat. Pidana mati dengan eksekusi yang kejam telah dikenal dalam hukum
pembunuh tidak membayar uang salah maka pidana mati dapat segera
dilaksanakan. Demukian pula bila seseorang melanggar perintah
perampok wanita apakah penduduk asli atau asing yang menculik atau
pidana mati yaitu pembunuhan, delik salah putih (zinah antara bapak atau
ibu dengan anaknya atau antara mertua dengan menantu dsb) dan berzinah
pemberian pidana mati terhadap pelaku kejahatan. Hal ini terbukti dalam
a. Pidana pokok
1) Pidana mati
3) Pidana denda
b. Pidana tambahan
1) Tebusan
2) Penyitaan
sebagai orang yang jahat, yang tidak baik atau orang yang tercela. Sudarto
mengemukakan :
“Pidana tidak hanya enak dirasa pada waktu dijalani, tetapi sesudah
orang yang dikenai itu masih merasakan akibatnya berupa ‘cap’ oleh
dan kalau ini tidak hilang, maka ia seolah-olah dipidana seumur hidup”
hukum pidana yakni aliran klasik, aliran positif dan aliran neo klasik.
a. Aliran klasik
Aliran ini muncul sebagai reaksi atas kesewenang-wenangan
penguasa (ancient regime) pada abad ke-18 di Perancis dan Inggris, yang
beratkan pada perbuatan dan tidak kepada orang yang melakukan tindak
disini diartikan secara abstrak dan dilihat secara yuridis belaka terlepas
waktu itu sistem pidana yang ditetapkan secara pasti (definite sentence)
yang sangat kaku (rigid), seperti terlihat pada The French Penal Code
kealpaan.
Dua tokoh utama aliran klasik adalah Cesare Beccaria dan Jeremy
dengan karyanya yang sangat terkenal yaitu Dei Delicti e Delle Pene tahun
1764 yang diterbitkan untuk pertama kali di Inggris pada tahun 1767
kejahatan”. Ide inilah yang menjadi tema essensiil dari aliran klasik.
Cesare Beccaria tidak yakin terhadap pidana yang berat dan kejam. Alasan
adalah seorang filsuf dari Inggris yang terlatih dalam hukum tetapi tidak
“kebaikan terbesar harus untuk jumlah rakyat yang terbesar” (the greatest
good must go to the greatest number). Salah satu teorinya yang sangat
dan menghindari kesusahan. Oleh karena itu, suatu pidana harus ditetapkan
pada tiap kejahatan sedemikian rupa sehingga kesusahan akan lebih berat
Cesare Beccaria, ia melawan status quo dan berjuang dengan sengit untuk
(keadilan, kebenaran) yang irasional, tetapi oleh suatu sistem yang dapat
lanjut dasar teoritis dari prinsip tersebut diukur, dan juga tidak menjelaskan
offences);
b. Aliran positif
Aliran ini tumbuh pada abad ke-19 dan yang menjadi pusat
dilihat secara abstrak dari sudut yuridis semata, terlepas dari orang yang
bertindak.
pidana, maka menurut aliran ini pidana tetap harus diorientasikan pada
ilmu-ilmu sosial.
yakni Cesare Lamborso, Raffaele Gorofalo dan Enrico Ferri berbeda satu
pelaku tindak pidana, dan tidak terhadap pidana yang dikenakan kepada
mereka.
kebodohan untuk menerapkan pidana yang sama bagi tiap orang yang
penganjur pertama dari apa yang dinamakan pidana yang tidak ditetapkan
tidak setuju dengan adanya pidana jangka pendek, karena hanya akan
di Amerika Serikat.
Seperti tokoh yang lainnya Garofalo menolak aliran klasik, termasuk apa
berkehendak.
Bologna sebagai seorang guru besar hukum pidana. Pada tahun 1880,
baru di dalam hukum pidana dan hukum acara pidana. Kuliah ini
ia akan hidup terus sampai akhir hayatnya tanpa melanggar hukum pidana
social defence) harus menggantikan hukum pidana yang ada. Tujuan utama
dan pidana.
human and social problem) yang tidak dapat begitu saja dipaksakan
c. Aliran neo-klasik
pidana yang dihasilkan oleh aliran klasik terlalu berat dan merusak
lain-lain keadaan.
mental.
kejahataan.
dilakukannya secara sengaja dan sadar dan hal ini merupakan bentuk
penjahat.
sipelaku itu sendiri maupun bagi masyarakat, tetapi dalam semua hal
melakukan kejahatan.
balas dendam tidak boleh tetap ada pada anggota masyarakat, karena
aliran retributif ini terbagi menjadi dua macam, yaitu teori retributif
Paham retributif yang tidak murni lebih dekat dengan paham yang
tersebut.
hukum dari pidana adalah terletak pada tujuan pidana itu sendiri.
yaitu :
c. Teori gabungan
kata lain dua alasan ini adalah menjadi dasar dari penjatuhan
pidana. Teori gabungan tersebut dapat dibedakan menjadi 2
masyarakat.
masyarakat.
tahun 1949), yaitu aliran yang radikal (ekstrim) dan aliran yang
moderat (reformis).
justice adalah :
deal with the aftermath of the offence and its implications for the
criem”). Teori ini berasal dari tradisi common law dan tort law
keuntungan dan manfaat dari tahanan ini dan korban juga akan
diperoleh hasil tingkat kepuasan yang lebih tinggi bagai korban dan
tersebut.
peristiwa satu dengan peristiwa lain atau kondisi satu dengan yang
lain.
4) Prediksi, yaitu tugas untuk membuat ramalan (prediksi) atau
psikologi itu.
dikemukakan :
the individual. The word “activity” is used here in very broad sense.
It includes not only motor activities like walking and speaking, but
and crying, and feeling or sad (Woodworth and Marquis, 1957 : 30).
Dari apa yang dikemukakan oleh Woodworth dan Marquis
a. Jenis perilaku
jari bila jari kena api dan sebagainya. Reaksi atau perilairinya, secara
dikendalikan atau diatur oleh pusat kesadaran tau otak. Dalam kaitan
respon melalui afektor. Proses yang terjadi dalam otak atau pusat
karena itu dapat berubah dari waktu ke waktu, sebagai hasil proses
b. Pembentukan perilaku
kebiasaan
yang lain. Bila naik motor harus pakai helm, karena helm
insight.
(1977).
yang bagus, suka bahasa, sangat suka mmakan enak, tidak menyukai
kareteristik mana yang luas dan mungkin berbasis genetik, yang bisa
kepribadian yaitu:
memuaskan.
masalah neurotis.
b. Gangguan kecemasaan
Gangguan kecemasan merupakan gangguan mental yang
2) Agorafobia
yang berarti takut akan pasar yang terbuaka. Agorafobia saat ini
situasi tersebut teras sulit. Hal ini biasanya terjadi saat sendirian di
1988).
1) Depresi berat
2) Gangguan bipolar.
F. Metode Penelitian
Diman penulis mencari fakta-fakta yang akurat dan valid tentang sebuah
dengan ppenulisan skripsi ini. Sedangkan sifat dari penelitian ini adalah
mungkin tentang suatu gejala atau fenomena, agar dapat membantu dalam
baru.
Data yang dipakai dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu data yang
tidak diperoleh dari sumber pertama yang bisa diperoleh dari dokumen-
kabar, makalah, dan lain sebagainya. Data sekunder dalam penelitian ini
sarjanah, surat kabar, artikel, kamus dan juga berita yang penulis peroleh
dari internet.
b. Wawancara
penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara si penanya
atau pewawancara dengan si penjawab atau responden dengan
kelompok :
Bab I Pendahuluan
Diuraikan tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan
Berisi kesimpulan dari hasil penelitian, saran kepada pihak yang terkait.
Buku :
Persada : Jakarta.
Pelajar : Yogyakarta.
Muladi dan Barda Nawawi Arief (2005), Teori-teori dan Kebijakan Pidana
Aksara: Jakarta.
Indonesia : Jakarta.
Jakarta.
Yogyakarta.
Peraturan Perundang-undangan :
Amandemen).
Manusia
Terorisme.
Situs/ website
http://abolishment.blogspot.com/2008/03/tinjauan-agama-hindu-atas
Manusia,
http://fatahila.blogspot.com/2008/09/pro-kontra-pidana-mati-di-
http://www.reformasikuhp.org/opini/wp-content/uploads/2008/05/mengenai-
Yang Mengajukan,
NIM. 3450406046
Menyetujui
Pembimbing I Pembimbing II
Mengetahui
NIP.131125644