Anda di halaman 1dari 16

CRANIUM

Cranium memiliki 22 tulang, tidak termasuk ossicula auditus. Kecuali mandibula,


yang membentuk rahang bawah, tulang-tulang cranium dilekatkan satu sama lain oleh sutura,
yang tidak bergerak,
dan membentuk cranium. Cranium dapat dibagi menjadi:
 bagian kubah di superior (calvaria), yang menutupi cavitas cranii yang berisi
encephalon;
 basis yang terdiri dari dasar cavitas cranii: dan
 bagian anterior di inferior___tulang-tulang facialis (viscerocranium)

Tulang-tulang yang membentuk calvaria terutama adalah tulangtulang yang berpasangan:


tulang temporale dan tulang parietale, dan bagian-bagian yang tidak berpasangan: tulang
frontale, tualng sphenoidale, dan tulang occipitale.
Tulang-tulang yang membentuk basis cranii terutama adalah bagian tulang
sphenoidale, tulang temporale, dan tulang occipitale.
Tulang-tulang yang membentuk rangka facialis adalah tulangtulang yang
berpasangan: tulang nasale, tulang palatinum, tulang lacrimale, tulang zygomaticum, tulang
maxilla, tulang concha nasalis inferior, dan tulang vomer yang tidak berpasangan.

Mandibula bukan bagian dari cranium maupun rangka facialis.

Pandangan anterior
Pandangan anterior cranium meliputi tuber frontale/dahi di superior, dan, di inferior,
orbitae, regio nasalis, bagian dari regio facialis di antara orbita dan rahang atas, rahang atas,
dan rahang bawah (Gambar 8.3: lihat juga Gambar 8.4)

Tulang frontale
Tuber frontale terdiri dari tulang frontale, yang juga membentuk bagian superior margo
orbitalis tiap orbita (Gambar 8.3). Tepat di superior dari margo orbitalis pada tiap sisi ada
arcus superciliaris. Struktur ini lebih jelas pada laki-laki dibandingkan dengan perempuan.
Di antara kedua arcus ini ada cekungan kecil (glabella).
Tampak jelas pada bagian medial margo supraorbitalis tiap orbita ada foramen
supraorbitale (incisura supraorbitale: Tabel 8.1)

Di medial, tulang frontale mengarah ke inferior membentuk bagian margo medialis


orbitae. Di lateral, processus zygomaticus tulang frontale mengarah ke inferior, membentuik
margo supraorbitalis orbitae bagian superior lateral. Processus ini bersendi dengan processus
frontalis tulang zygomaticum.

Tulang zygomaticum dan tulang nasale

Bagian inferior margo lateralis orbitae, sama halnya dengan bagian lateral margo
infraorbitalis orbitae, dibentuk oleh tulang zygomaticum (tulang pipi) (Gambar 8.3).

Di superior, pada regio nasalis, sepasang tulang nasale saling bersendi pada garis
tengah dang dengan tulang frontale di superior. Bagian tengah sutura frontalis yang dibentuk
oleh persendian antara tulang nasale dan tulang frontale adalah nasion. Di lateral, tiap tulang
nasale bersendi dengan processus frontalis tiap maxilla. Di inferior, apertura piriformis adalah
lubang besar pada regio nasalis dan lubang anterior cavitas nasi. Struktur ini dibatasi di
superior oleh tulang nasale dan di lateral dan di inferior oleh tiap maxilla. Tampak melalui
apertura piriformis adalah crita nasalis yang
menyatu, membentuk bagian inferior septum nasi
osseum dan berakhir di anterior sebagai spina
nasalis anterior: dan sepasang concha nasalis
inferior.

Maxilla

Bagian regio facialis di antara orbita dan


dentes superior dan tiap rahang atas dibentuk oleh
sepasang maxilla (Gambar 8.3). Di superior, tiap
maxilla berkontribusi untuk margo
infraorbitalis dan margo medialis orbitae. Di
lateral, processus zygomaticus tiap maxilla
bersendi dengan tulang zygomaticum dan di
medial, processus frontalis tiap maxilla
bersendi dengan tulang frontale. Di inferior,
bagian tiap maxilla, lateral dari lubang cavitas
nasi, adalah corpus maxillae.
Pada facies anterior corpus maxillae, tepat
di bawah margo infraorbitalis orbitae, terdapat
foramen infraorbitale (Tabel 8.1). Di inferior,
tiap maxilla berakhir sebagai processus
alveolaris, yang berisi dentes dan membentuk
rahang atas.
Mandibula

Rahang bawah (mandibula) adalah struktur paling inferior pada pandangan anterior
cranium (lihat Gambar 8.3). Struktur ini terdiri dari corpus mandibulae di anterior dan ramus
mandibulae di posterior. Kedua struktur ini bertemu di posterior pada angulus mandibulae.
Seluruh bagian mandibula tersebut dapat dilihat, walaupun ada yang tampak sedikit, pada
pandangan anterior. Corpus mandibulae dapat dibagi secara bebas menjadi dua bagian :

1. Bagian inferior adalah basis mandibulae.

2. Bagian superior adalah pars alveolaris mandibulae.

Pars alveolaris mandibulae berisi dentes dan akan diresorbsi ketika dentes dicabut. Basis
mandibulae memiliki tonjol pada garis tengah (protuberantia mentalis) di facies anterior
pertemuan kedua sisi mandibula. Tepat di lateral dari protuberantia mentalis, pada tiap sisi,
terdapat tonjol yang sedikit lebih jelas (tuberculum mentale).

Di lateral, sebuah foramen mentale (lihat Tabel 8.1 ) tampak di pertengahan antara margo
superior pars alveolaris mandibulae dan margo inferior basis mandibulae. Foramen ini adalah
lanjutan sebuah crista (linea obliqua) yang lewat dari depan ramus mandibulae menuju corpus
mandibulae. Linea obliqua adalah tempat perlekatan musculi yang menarik labium inferius ke
bawah.

Pandangan lateral

Pandangan lateral cranium terdiri dari dinding lateral cranium, yang termasuk bagian
lateral calvaria dan tulang-tulang facialis, dan separuh rahang bawah (Gambar 8.5: lihat juga
Gambar 8.6).

1. Tulang-tulang yang membentuk bagian lateral calvaria termasuk tulang frontale,


tulang parietale, tulang occipitale, tulang sphenoidale, dan tulang temporale.

2. Tulang-tulang yang tampak membentuk bagian tulang facialis adalah tulang


nasale, tulang maxilla, dan tulang zygomaticum.

3. Mandibula tampak membentuk bagian rahang bawah.

Bagian lateral calvaria

Bagian lateral calvaria berawal di anterior dengan tulang frontale. Pada regio yang
lebih superior, tulang frontale bersendi dengan tulang parietale pada sutura coronalis
(Gambar 8.5). Kemudian tulang parietale bersendi dengan tulang occipitale pada sutura
lamhdoidea. Pada sisi inferior bagian lateral calvaria. tulang frontale bersendi dengan ala
major ossis sphenoidale (Gambar 8.5), yang kemudian bersendi dengan tulang parietale pada
sutura sphenoparietalis, dan dengan tepi anterior tulang temporale pada sutura
sphenosquamosa.
Tempat pertemuan tulang frontale, tulang parietale, tulang sphenoidale, dan tulang
temporale yang sangat berdekatan adalah pterion (Gambar 8.5). Konsekuensi klinis patah
tulang cranium pada daerah ini bisa sangat serius. Tulang pada daerah ini tipis dan menutupi
divisi anterior arteria meningea media, yang dapat robek karena patah tulang cranium pada
daerah ini, dan menyebabkan hematoma extradurale. Persendian terakhir yang melintasi sisi
inferior bagian lateral calvaria adalah antara tulang temporale dan tulang occipitale pada
sutura occipitomastoidea (Gambar 8.5).

Tulang temporale

Kontribusi utama untuk bagian inferior dinding lateral cranium adalah tulang temporale
(Gambar 8.5), yang terdiri dari beberapa bagian:

1. Pars squamosa memiliki penampakan seperti lempeng datar yang besar, membentuk
bagian anterior dan superior tulang temporale, berkontribusi untuk dinding lateral
cranium, dan bersendi di anterior dengan ala major ossis sphenoidale pada sutura
sphenosquamosa, dan di superior dengan tulang parientale pada sutura squamosa.

2. Processus zygomaticus adalah proyeksi tulang ke anterior dari facies inferior pars
squamosa tulang temporale yang awalnya mengarah ke lateral dan kemudian
membelok ke anterior untuk bersendi dengan processus temporalis tulang
zygomaticum untuk membentuk arcus zygomaticus.

3. Langsung di bawah asal processus zygomaticus dari pars squamosa tulang temporale
ada pars tympanica tulang temporale, dan tampak jelas pada permukaan pars
tympanica ini ada porus acusticus extenus yang menuju ke meatus acusticus externus
(canalis auris).

4. Pars petromastoidea, yang biasanya dipisahkan menja di pars petrosa dan pars
mastoidea untuk memudahkan deskripsi.

Pars mastoidea adalah bagian paling posterior tulang temporale, dan satu-satunya
bagian pars petromastoidea tulang temporate yang terlihat pada pandangan lateral
cranium. Struktur ini bersinambungan dengan pars squamosa tulang temporale di anterior,
dan di superior bersendi dengan tulang parietale pada sutura partetomastoidea, dan di
posterior dengan tulang occipitale pada sutura occipitomastoidea. Kedua sutura ini saling
bersinambungan, dan sutura parietomastoidea bersinambungan dengan sutura squamosa.
Di inferior, sebuah penonjolan tulang yang besar (processus mastoideus) keluar dari
margo inferior pars mastoidea tulang temporale (Gambar 8.5). Struktur ini adalah titik
perlekatan untuk beberapa musculus. Medial dari processus mastoideus, processus
syloideus keluar dari margo inferior tulang temporale.

Bagian rangka facialis yang tampak

Tulang-tulang viscerocranium tampak pada pandangan lateral craniuim teramasuk tulang


nasale, tulang maxilla, dan tulang zygomaticum (Gambar 8.5) sebagai berikut:
1. Tulang nasale di anterior

2. Maxilla dengan processus alvelarisnya yang berisi dentes, membentuk rahang atas; di
anterior, struktur ini bersendi dengan tulang nasale; di superior, struktur ini
berkontribusi untuk pembentukan margo medialis dan margo inferior orbita; di
medial, processus frontalisnya bersendi dengan tulang frontale; di lateral, processus
zygomaticusnya bersendi dengan tulang zygomaticum.

3. Tulang zygomaticum, tulang yang membentuk tidak beraturan dengan facies lateralis
yang membulat. yang membentuk tonjolan pipi, yaitu suatu pusat visual pada
pandangan lateral; di medial, tulang ini membantu pembentukan margo inferior
orbitae melalui persendiannya dengan processus zygotnaticus maxillae: di superior,
processus frontalisnya bersendi dengan processus zygornaticus tulang frontale yang
membantu pembentukan margo lateralis orbitae; di lateral, terlihat menonjoi pada
pandangan cranium ini, processus temporalis horizontalis tulang zygomaticum,
mengarah ke belakang untuk bersendi dengan processus zygomaticus tuiang
temporale dan membentuk arcus zygomaticus.

Biasanya sebuah foramen kecil (foramen zygomaticofaciale: lihat tabel 8.1) tampak
pada facies lateralis tulang zygomaticum. Suatu foramen zygomaticotemporale terdapat
pada facies medialis profundus tulang.

Mandibula

Struktur tulang terakhir yang tampak pada pandangan lateral cranium adalah
mandibula. Di sebelah inferior pada bagian anterior pandangan ini, struktur ini terdiri dari
corpus mandibulae di anterior, ramus mandibulae di posterior, dan angulus mandibulae,
tempat margo inferior mandibulae bertemu dengan margo posterior ramus mandibulae
(Gambar 8.5). Dentes berada pada pars alveolaris corpus mandibulae dan protuberantia
mentalis tampak pada pandangan ini. Foramen mentale berada pada facies lateralis corpus
dan pada bagian superior ramus, satu processus condylaris dan satu processus coronoideus
memanjang ke atas.
Processus condylaris terlibat dalam persendian antara mandibula dengan tulang
temporale, dan processus coronoideus adalah titik perlekatan untuk musculus temporalis.

Pandangan posterior

Tulang occipitale, tulang parietale, dan tulang temporale terlihat pada pandangan posterior
cranium (Gambar 8.8).

Tulang occipitale

Daerah datar di tengah atau pars squamosa tulang occipitale adalah struktur utama
pandangan cranium dari posterior (Gambar8.8). Di posterior struktur ini bersendi dengan
sepasang tulang parietale pada sutura lambdoidea dan di lateral dengan tiap tulang temporale
pada sutura occipitomastoidea. Sepanjang sutura lambdoidea, dapat diamati pulau-pulau kecil
tulang (ossa suturalia atau tulang seperti cacing). Beberapa penanda tulang tampak pada
tulang occipitale. Ada proyeksi di garis tengah, (protuberantia occipitalis externa) dengan
garis-garis lengkung memanjang ke lateral dari struktur ini (linea nuchae superior). Titik
paling menonjol protuberantia occipitalis externa adalah inion. Sekitar 1 inchi (2,5cm) di
bawah linea nuchae superior, dua garis tambahan (linea nuchae inferior) membelok ke lateral.
Memanjang ke bawah dari protuberantia occipitalis externa adalah crista occipitalis externa.

Tulang temporale

Di lateral, tulang temporale terlihat pada pandangan posterior cranoium, dengan


processus mastoideus menjadi suatu struktur yang menonjol (Gambar 8.8). Pada tepi
inferomedial setiap processus mastoideus terdapat suatu takik (incisura mastoidea), yang
merupakan suatu titik perlekatan dari venter posterior musculus digastricus.

Pandangan superior

Tulang frontale, tulang parietale, dan tulang occipitale tampak pada pandangan
superior cranium (Gambar 8.9). Tulang-tulang ini membentuk bagian superior calvaria, atau
calva (tudung kepala). Dalam arah anterior ke posterior :

1. Tulang frontale yang tidak berpasangan bersendi dengan sepasang tulang parietale
pada sutura coronalis.

2. Dua tulang parietale saling bersendi di garis tengah pada sutura sagittalis.
3. Tulang parietale bersendi dengan tulang occipitale yang tidak berpasangan pada
sutura lambdoidea.

Pertemuan dari sutura sagittalis dan sutura coronalis adalah bregma, dan pertemuan antara
sutura sagittalis dan sutura lambdoidea adalah lambda. Satu-satunya foramen yang tampak
pada pandangan superior cranium adalah sepasang foramen parietale: di posterior, satu pada
masing-masing tulang parietale, tepat di lateral dari sutura sagittalis (Gambar 8.9). Tulang-
tulang yang membentuk calvaria (Gambar 8.10) strukturnya unik, terdiri dari tabula interna
dan tabula externa tulang kompakta yang dipisahkan oleh lapisan tulang rawan berongga
(diploe).

Pandangan inferior

Basis cranii terlihat pada pandangan inferior dan meluas di anterior mulai dari dentes
incisivi media ke posterior menuju linea nuchae superior dan di lateral ke processus
mastoideus dan arcus zygomaticus (Gambar 8.11). Untuk kepentingan deskriptif, basis cranii
sering dibagi menjadi:

1. bagian anterior, yang meliputi dentes dan palatum durum

2. bagian media, yang meluas dari belakang palatum durum menuju margo anterior
foramen magnum;

3. bagian posterior, yang meluas dari tepi anterior foramen magnum menuju linea
nuchae superior.

Bagian anterior

Ciri utama bagian anterior basis cranii adalah dentes dan palatum durum. Dentes
mengarah dari processus alveolaris kedua maxilla. Processus ini disusun bersama dalam arcus
alveolaris berbentuk U yang membatasi palatum durum dalam tiga sisi (Gambar 8.11).
Palatum durum tersusun dari processus palatinus tiap maxilla di anterior dan lamina
horizontalis tiap tulang palatinum di posterior. Sepasang processus palatinus tiap maxilla
bertemu di garis tengah pada sutura intermaxillaris, sepasang maxilla dan sepasang tulang
palatinum bertemu pada sutura palatomaxillaris, dan sepasang lamina horizontalis tiap tulang
palatinum bertemu di garis tengah pada sutura palatina mediana/interpalatina. Beberapa ciri
tambahan juga tampak ketika palatum durum diperiksa:

1. Fossa incisiva pada bagian anterior garis tengah, langsung di posterior dari dentes,
yang dindingnya yang berisi foramina incisiva (lubang canalis incisivus, yang
merupakan lorong di antara palatum durum dan cavitas nasi).

2. Foramen palatinum majus dekat tepi posterolateral palatum durum pada tiap sisi, yang
mengarah pada canalis palatinus major.

3. Tepat di posterior dari foramen palatinum majus, foramina palatina minora pada
processus pyramidalis tiap tulang palatinum, yang mengarah ke canales palatini
minores
4. Sebuah proyeksi mengarah ke garis tengah (spina nasalis posterior) pada tepi bebas
posterior palatum durum.

Bagian media

Bagian media basis cranii sangat kompleks:

1. Separuh anterior dibentuk oleh tulang vomer dan tulang sphenoidale

2. Separuh posterior dibentuk oleh tulang occipitale dan sepasang tulang temporale.

Separuh anterior

Vomer

Di anterior, vomer yang kecil berada di garis tengah, bersandar pada tulang
sphenoidale (Gambar 8.11). Vomer berperan dalam pembentukan septum nasi pars ossea yang
memisahkan kedua choanae.

Sphenoidale
Sebagian besar bagian anterior media basis cranii terdiri daritulang sphenoidale. Tulang
sphenoidale terbentuk dari corpus yang terletak di pusat, sepasang ala major dan ala minor
mengarah ke lateral dari corpus, dan dua processus pterygoideus yang mengarah ke
bawah langsung di lateral dari tiap choanae. Tiga bagian tulang sphenoidale, corpus, ala
major, dan processus pterygoideus, terlihat pada pandangan inferior cranium (Gambar 8.11).
Ala minor tulang sphenoidale tidak terlihat pada pandangan inferior.

Corpus
Corpus sphenoidale adalah tulang berbentuk kubus yang terletak di tengah dari tulang berisi
dua sinus udara yang besar yang dipisahkan oleh sebuah septum.
Di anterior corpus bersendi dengan tulang vomer, tulang ethmoidale, dan tulang
palatinum, di posterolateral dengan tulang temporale, dan di posterior denngan tulang
occipitale.

Processus pterygoideus
Perluasan ke bawah dari pertemuan corpus dan ala majoe adalah processus pterygoideus
(Gambar 8.11). Tiap processus terdiri dari lamina medialis yang sempit dan lamina lateralis
yang lebih lebar, dipisahkan oleh fossa pterygoidea. Tiap lamina medialis processus
pterygoideus berakhir di
inferior dengan proyeksi seperti kait, hamulus pterygoideus, dan di superior terbagi untuk
membentuk fossa scaphoidea yang kecil dan dangkal. Tepat di superior dari fossa
scaphoidea, pada pangkal lamina medialis processus pterygoideus ada lubang canalis
pterygoideus, yang lewat ke depan di dekat dari margo anterior foramen lacerum.

Ala major
Lateral dari lamina lateralis processus pterygoideus ada ala major dari tulang sphenoidale
(Gambar 8.11), yang tidak hanya membentuk bagian basis cranii, tetapi juga berlanjut ke
lateral untuk membentuk bagian dinding lateral cranium. Di lateral ada di posterior struktur
ini bersendi dengan bagian tulang temporale. Ciri penting yang tampak pada permukan ala
major pada pandangan inferior cranium adalah foramen ovale dan foramen spinosum pada
tepi posterolateral yang meluas keluar dari ujung superior lamina lateralis processus
pterygoideus.

Separuh posterior bagian media

Pada separuh posterior bagian media basis cranii ada tulang occipitale dan sepasang tulang
temporale (Gambar8.11).

Tulang occipitale
Tulang occipitale, atau lebih tepatnya adalah pars basilaris, berada di garis tengah, langsung
di posterior dari corpus sphenoidale. Struktur ini meluas ke posterior menuju foramen
magnum dan di lateral terikat oleh tulang temporale.
Tonjolan pada pars basilaris tulang occipitale adalah tuberculum pharyngeum,
sebuah tonjolan tulang untuk perlekatan bagian-bagian pharynx ke basis cranii (Gambar
8.11).

Tulang temporale
Tepat di lateral dari pars basilaris tulang occipitale ada pars petrosa dari pars
petromastoidea tiap tulang temporale. Tampilan berbentuk baji, dengan apex dianteromedial,
pars petrosa tulang temporale berada di antara ala major ossis sphenoidalis di anterior dan
pars basilaris tulang occipitale di posterior. Apex membentuk salah satu batas foramen
lacerum, suatu lubang tidak beraturan yang saat hidup terisi dengan tulang
rawan (Gambar 8.11).
Batas-batas lain foramen lacerum adalah pars basilaris tulang occipitaledi sebelah
medial dan corpus sphenoidaledi sebelah anterior. Posterolateral dari foramen lacerum,
sepanjang pars petrosa tulang temporale, ada lubang melingkar yang lebar untuk canalis
caroticus.
Di antara pars petrosa tulang temporale dan ala major dari sphenoidale terdapat sulcus
untuk pars cartilaginea tuba pharyngotympanica (tuba auditiva). Sulcus ini berlanjut ke
posterolateral ke dalam canalis bagian tulang tuba pharyngotympanica pada pars petrosa
tulang temporale. Tepat di lateral dari ala major tulang sphenoidale ada pars squamosa tulang
temporale, yang berperan pada sendi temporomandibularis. Struktur ini berisi fossa
mandibularis. Yang kecekungannya adalah tempat capitulum mandibulae bersendi dengan
basis cranii. Ciri penting sendi ini adalah tuberculum articulare yang menonjol, yang
merupakan proyeksi ke bawah tepi anterior fossa mandibularis (Gambar 8.11 ).

Bagian posterior
Bagian posterior basis cranii meluas dari tepi anterior foramen magnum di posterior
ke finea nuchae superior (Gambar 8.11). Struktur ini terdiri atas bagian-tulang occipitale di
tengah dan
tulang temporale di lateral,

Tulang occipitale
Tulang occipitale adalah elemen tulang utama bagian posterior basis cranii (Gambar
8.11). Tulang ini memiliki empat bagian yang tersusun di sekitar foramen magnum, yang
merupakan ciri utama bagian posterior basis cranii yang melaluinya encephalon
bersinambungan dengan medulla spinalis. Bagian-bagian tulang occipitale adalah pars
squamosa, yang terletak posterior dari foramen magnum, pars lateralis, yang terletak di
lateral dari foramen magnum, dan pars basilaris, yang terletak di anterior dari foramen
magnum (Gambar 8.11).
Pars squamosa dan pars lateralis adalah komponen bagian posterior basis cranii.
Ciri pars squamosa tulang occipitale yang paling kelihatan, ketika memeriksa
pandangan inferior cranium, adalah crista pada tulang (crista occipitalis externa) yang meluas
ke bawah dari protuberantia occipitalis externa menuju foramen magnum. Linea nuchae
inferior ke lateral dari titik tengah crista. Tepat di lateral dari foramen magnum ada pars
lateralis tulang occipitale, yang berisi banyak ciri struktural penting.
Pada tiap tepi anterolateral foramen magnum terdapat condylus occipitalis yang
mernbulat (Gambar 8.11). Sepasang struktur ini bersendi dengan atlas (vertebra CI). Posterior
dari tiap condylus ada cekungan (fossa condylaris) berisi canalis condylaris, dan anterior
dan posterior dari tiap condylus ada canalis hypoglossi yang besar. Lateral dari tiap canalis
hypoglossi ada foramen jugulare yang besar dan tidak beraturan, yang dibentuk oleh
incisura jugularis tulang occipitale dan incisura jugularis tulang temporale yang saling
berhadapan.

Tulang temporale

Di lateral pada bagian posterior basis cranii ada tulang temporale. Bagian-bagian tulang
temporale yang tampak pada lokasi ini adalah pars mastoidea dari pars petromastoidea dan
processus styloideus (lihat Gambar 8.11). Tepi lateral pars mastoidea diidentifikasi oleh
processus mastoideus yang berbentuk kerucut besar yang menonjol dari facies inferiornya.
Struktur tulang yang menonjol ini adalah titik perlekatan beberapa musculus. Pada aspectus
medialis dari processus mastoideus terdapat incisura mastoidea yang dalam, yang juga
merupakan titik perlekatan untuk satu musulus. Anteromedial dari processus mastoideus ada
processus styloideus yang berbentuk seperti jarum, yang menonjol dari margo inferior tulang
temporale. Processus styloideus juga merupakan titik perlekatan banyak musculus dan
ligamentum. Terakhir, di antara processus styloideus dan processus mastoideus ada foramen
stylomastoideum.

Anatomi Pemhidu dan Pengecap


Cavum Nasi

Cavum nasi terbentang dari nares di depan sampai ke apertura nasalis posterior atau choanae
di belakang, di mana hidung bermuara ke dalam nasopharlmx. Vestibulum nasi adalah area di
dalam cavum nasi yang terletak tepat di belakang nares (Gambar 2-2). Cavum nasi dibagi
menjadi dua bagiary kiri dan kanan oleh septum nasi (Gambar 2-1). Septum nasi dibentuk
oleh cartilago septi nasi, lamina verticalis osis ethmoidalis, dan vomer.

Dinding Cavum Nasi

Setiap beiahan cavum nasi mempunyai dasar, atap, dinding lateral dan dinding medial
atau dinding septum.
Dasar dibentuk oleh processus palatinus os maxilla dan lamina horizontalis ossis palatini
(Gambar 2-1).

Atap sempit dan dibentuk di sebelah anterior mulai dari bagian bawah batang hidung oleh os
nasale dan os frontale, di tengah oleh lamina cribrosa ossis ethmoidalis, terletak di bawah
fossa cranii anterior, dan di sebelah posterior oleh bagian miring ke bawah corpus ossis
sphenoidalis (Gambar 2-2).

Dinding lateral mempunyai tiga tonjolan tulang disebut concha nasalis superior, media, dan
inferior (Gambar 2-2). Area di bawah setiap concha disebut meatus

Recessus Sphenoethmoidalis adalah sebuah daerah kecii yang terletak di atas concha nasalis
superior. Di daerah ini terdapat
muara sinus sphenoidalis.

Meatus Nosi Superior terletak


di bawah concha nasalis superior
(Cambar 2-2). Di sini terdapat
muara sinus ethmoidales
posterior.

Meatus nasi media terletak di


bawah concha nasalis media.
Meatus inl mempunl'ai tonjolan
bula! disebut bulla ethmoidalis,
yang dibentuk oleh sinus
ethmoidales medii yang bermuara
pada pinggir atasnya. Sebuah
celah meiengkung, disebut hiatus
semilunaris, terletak tepat di
bawah bul1a (Gambar 2-2).
Ujung anterior hlatus yang
menuju ke dalam sebuah saluran
berbentuk corong disebut
infundibulum, yang akan berhubungan dengan sinus frontalis. Sinus maxillaris bermuara ke
dalam meatus nasi media melalui hiatus semilunaris.

Meatus Nosi lnferior terletak di balwah concha nasalis inferior dan merupakan tempat
muara dari ujung barvah ductus nasolacrimalis, yang dilindungi oleh sebuah lipatan
membrana mucosa (Gambar 2-2).

Dinding medial dibentuk oleh septum nasi. Bagian atas dibentuk oleh larnina verticalis ossis
ethmoidalis dan os vomer (Gambar 2-1). Bagian anterior dibentuk oleh cartilago septalis.
Septr-rn ini jarang terletak pada bidang median, sehingga belahan c.rvum nasi vang satll lebih
besar dari belahan sisi lainnya.

Membrana Mucosa Cavum Nasi


Vestibulum dilapisi oleh kulit vang telah mengalami modifikasi dan mempunvai
rambut yang kasar. Area di atas concha nasalis superior dilapisi membrana mucosa
olfactorius dan bensr ujung-ujung saraf sensitif reseptor penghidu. Bagian bawah cavum nasi
dilapisi oleh membrana mucosa respiratorius. Di daerah respiratorius terdapat sebuah
anyaman vena yang besar di dalam submucosa jaringan ikat.

Suplai Saraf Cavum Nasi

Nervus olfactorius yang berasal


dari membrana mucosa
olfactorius berjalan ke atas
melalui lamina cribrosa os
ethmoidale menuiu ke bulbus
olfactorius (Gambar 2-3). Saraf
untuk sensasi umum merupakan
cabang-cabang nervus
ophthalmicus (N.Vl) dan nervus
maxillaris (N.V2) divisi nervus
trigeminus (Gambar 2-3).

Lidah

Lidah merupakan massa otot lurik yang diliputi oleh


membrana mucosa (Cambar 2-8). Otot-otot
melekatkan lidah ke processus styloideus dan palatum
mol1e di sebelah atas serta mandibula dan os
hyoideum di sebelah bawah. Lidah dibagi dua oleh
septum fibrosr-rm mediana menjadi belahan kanan
dan kiri.

Membrana Mucosa Lidah

Membrana mucosa permukaan atas lidah dapat dibagi


atas bagian anterior dan posterior oleh sulcus
berbentuk huruf V, sulcus terminalis (Gambar 2-13).
Apex dari sulcus menghadap kebelakang dan ditandai
oleh sebuah lubang kecil, disebut foramen cecum.
Sulcus membagi lidah menjadi dua pertiga bagian anterior atau pars oralis, dan sepertiga
bagian posterior atau pars pharyngealis. Foramen cecum adalah sisa embrionik dan
merupakan tanda dari tempat ujung akhir sebelah atas dari ductus thyroglossus. Terdapat tiga
jenis papilla di permukaan atas dua pertiga bagian anterior lidah: papilla filiformis, papilla
fungiformis, dan papilla vallata. Membrana mucosa yang menutupi sepertiga bagian posterior
lidah tidak mempunyai papilla, tetapi permukaan nodulus iregular (Gambar 2-13) yang
disebabkan oleh adanya nodulus lymphaticus di bawahnya yang disebut tonsila linguae.
Membrana mucosa permukaan inferior lidah berjalan dari lidah ke dasar rongga mulut. Di
anterior garis tengall permukaan bawah lidah dihubungkan ke dasar rongga mulut oleh
sebuah lipatan membrana mucosa, disebut frenulum linguae. Pada sisi lateral dari frenulum,
vena lingualis profundus dapat dilihat melalui membrana mucosa. Lateral dari vena lingualis,
membrana mucosa membentuk lipatan bergerigi disebut plica fimbriata.

Persarafan

Dua pertiga bagian anterior: nervus lingualis, cabang divisi mandibularis nervus
trigeminus (sensasi umum) dan chorda tympani cabang nervus facialis (pengecap). Sepertiga
posterior: nervus glossopharyngeus (sensasi umum dan pengecap).

Histologi Penghidu dan pengecap

(a) Epitel penghidu melapisi concha superior bilateral dan


mengirimkan akson dari seluruh areanya seluas 10 cm2 ke
otak melalui lubang kecil di lamina cribriformis di ossis
ethmoidalis. Epitel tersebut merupakan epitel bertingkat,
yang memiliki sel punca basal dan sel penyangga kolumnar
selain neuron olfaktorius bipolar. Dendrit neuron ini berada
di ujung luminal dan memiliki silia yang dikhususkan
dengan banyak reseptor membran untuk molekul penghidu.
Pengikatan ligan tersebut menimbulkan depolarisasi yang
melintas di sepanjang akson basal ke lobulus olfaktorius
otak.
(b) Hanya membran basal (B) tipis memisahkan sel basal olfaktorius dari lamina propria (LP)
yang mendasari. Nukleus neuron olfaktorius bipolar (ON) berbaring di tengahtengah epitel
olfaktorius pseudostratifid, dengan zona sel pendukung (S) inti di atasnya. Pada akhir apical
sel adalah silia nonmotil (C), atau rambut penciuman, dan lapisan mukus (M). 200X. H&E.

Anda mungkin juga menyukai