PENDAHULUAN
Sirup adalah salah satu bentuk sediaan cair yang dalam dunia farmasi yang
dikenal luas oleh masyarakat. Saat ini, banyak sediaan sirup yang beredar di
pasaran dari berbagai macam merk, baik yang generic maupun yang
paten.Biasanya, orang-orang mengunakan sediaan sirup karena disamping mudah
penggunaannya, sirup juga mempunyai rasa yang manis dan aroma yang harum
serta warna yang menarik sehingga disukai oleh berbagai kalangan, terutama
anak-anak dan orang yang susah menelan obat dalam bentuk sediaan oral lainnya.
Salah satunya yaitu sirup auranti atau sirup jeruk manis.
Sirup (Sirupi) adalah merupakan larutan jernih berasa manis yang dapat
ditambahkan Gliserol, Sorbitol, Polialkohol yang lain dalam jumlah sedikit
dengan maksud untuk meningkatnya kelarutan obat dan menghalangi
pembentukan hablur sukrosa. Kadar sukrosa dalam sirup adalah 64-66%, kecuali
dinyatakan lain. Larutan gula yang encer, merupakan medium pertumbuhan bagi
jamur, ragi, dan bakteri (Anief,1994).
1. Zat aktif
Zat utama / zat yang berkhasiat dalam sediaan sirup.
2. Pelarut
Pelarut adalah cairan yang dapat melarutkan zat aktif atau biasa disebut
sebagai zat pebawa. Contoh pelarut adalah air, gliserol,
propilenglikol,etanol,eter, dll.
3. Pemanis
Pemanis merupakan zat tambahan dalam suatu sirup, pemanis
ditambahkan untuk memberikan rasa manis pada sirup. Karena sirup
identik dengan rasa manis. Contoh dari pemanis adalah sukrosa.
4. Zat penstabil
Zat penstabil dimaksudkan untuk menjaga agar sirup dalam keadaan stabil
contoh dari zat penstabil adalah antioksidan, pendapar, pengkompleks, dll.
5. Pengawet
Pengawet ditambahkan pada sediaan sirup bertujuan agar sirup tahan lama
dan bisa di pakai berulang- ulang. Penambahan pengawet biasanya pada
sediaan dengan dosis berulang. Pengawet yang dapat digunakan pada
sediaan sirup antara lain adalah sodium benzoat, metil paraben dan propil
paraben.
6. Pewarna
Pewarna adalah zat tambahan untuk sediaan sirup atau biasa disebut
corigen coloris. Pewarna ditambahkan jika diperlukan. Penambahan
pewarna biasanya agar sediaan menjadi lebih menarik dan tidak berwarna
pucat. Pewarna yang digunakan umumnya larut dalam air dan tidak
bereaksi dengan komponen lain dalam syrup dan warnanya stabil dalam
kisaran pH selama penyimpanan. Penampilan keseluruhan dari sediaan
cair terutama tergantung pada warna dan kejernihan. Pemilihan warna
biasanya dibuat konsisten dengan rasa. Contoh pewarna yang dapat
digunakan pada sediaan sirup antara lain adalah sunset yellow dan
tartrazine yang akan memberikan warna kuning. Warna sirup harus
menyesuaikan dengan perasa yang ditambahkan.
7. Perasa
Penambahan perasa ini hanya jika diperlukan, ditambahkan jika sediaan
sirup yang akan di berikan pada pasien kurang enak atau terlalu pahit.
Perasa dan pewarna harus sesuai.
3. Perhitungan
Dalam formulasi tersebut terdapat 2 formula yaitu dengan konsentrasi
ekstrak daun sidaguri yang digunakan adalah 10% dan 20%.
Formula 1
Ekstrak daun sidaguri = 12 g
Propilenglikol = 12 g
Nipagin =0,24 g
Essense melon = 0,3 g
Sirup simplex = 60 –(12+12+0,24+0,3) =
Formula 2
Ekstrak daun sidaguri = 24 g
Propilenglikol = 12 g
Nipagin =0,24 g
Essense melon = 0,3 g
Sirup simplex = 60 –(24+12+0,24+0,3)=
5. Prosedur Pembuatan
Anief, M. 1990. ”Ilmu Meracik Obat”. Gajah Mada University Press, Yogyakarta.
Farmakope Indonesia edisi III, Departemen Kesehatan Republik Indonesia,
Jakarta
Farmakope Indonesia edisi IV, Departemen Kesehatan Republik Indonesia,
Jakarta
SMF. 2004. Teori Ilmu Resep jilid I, Jakarta.
SMF. 2004. Teori Ilmu Resep jilid II, Jakarta.
Wijayanti, Ria, Dkk, 2015, Formulasi Dan Evaluasi Sirup Ekstrak Daun Sidaguri
(Sida Rhombifolia L., Pharmacon Jurnal Ilmiah Farmasi