Anda di halaman 1dari 65

ADMINISTRASI

DAN KESEKRETARIATAN

Administrasi sebagai pekerjaan ketatausahaan dan kesekretariatan,


yaitu meliputi pekerjaaan yang berhubungan dengan surat menyurat,
dokumentasi, pendaftaran (registrasi), dan kearsipan, dalam setiap
usaha kerja sama yang teratur untuk mencapai tujuan tertentu.

Administrasi Keuangan

5 hal administrasi keuangan, yaitu:

1. Kekuasaan keuangan
2. Pengurusan keuangan
3. Cara memasukkan data keuangan dalam buku kas
4. Isi buku kas (informasi keuangan)
5. menutup buku kas

Fungsi Utama Kesekretariatan

1. Memperlancar roda/system organisasi, yaitu mencatat semua


kegiatan manajemen dan alat pelaksana kegiatan ketatausahaan.
2. Mengatur lalu lintas informasi.
3. Sebagai pusat arsip dan dokumentasi.

Ruang Lingkup Kesekretariatan

1. Administrasi
a. Pengelolaan surat-menyurat
b. Membuat notulen syuro dan laporan kegiatan
c. Penyusunan system kepustakaan dengan mendokumentasikan
arsip-arsip dari dalam/luar.

2. KeRumahTanggan (RuTang)
a. Penyiapan alat/kebutuhan dan tempat kesekretariatan yang
representative.

1 LDKS OSIS SMPN 215 SSN


Jakarta Th. 2014/2015
b. Penyusunan daftar inventaris (barang yang dimiliki organisasi)
dan memantaunya.

3. Personalia (urusan keanggotaan) dan komunikasi


Kegiatan Kesekretariatan
Kesekretariatan merupakan unit organisasi yang melaksanakan
pekerjaan pelayanan atau jasa-jasa perkantoran dalam bidang
ketatausahaan. Kegiatan yang dilakukan oleh bagian kesekretariatan
meliputi:

No Aktifitas Uraian
Menyelenggarakan  · Memproses surat-menyurat
1 korespodensi  · Mengonsep surat
 · Mengetik surat
 · Menggandakan surat
 · Mengatur pengantaran surat

 · Mengagendakan keluar
masuknya surat
Menyelenggarakan  · Menyusun arsin
2 Pekerjaan kearsipan  · Menyimpan dan memelihara
arsip

 · Melayani dan mengatur


peminjaman arsip
Menyelenggarakan tata-  · Internal :melakukan hubungan
3 hubungan eksternal/internal baik dalam lingkungan kerja
(fungsi Humasy)
 · Eksternal: melakukan hubungan
baik dengan masyarakat di luar
organisasi
Menyelenggarakan  · Menyediakan buku tamu
4. pengaturan kunjungan
 · Menyediakan sarana yang
dibutuhkan

SURAT MENYURAT

Dalam suatu organisasi, keberadaan surat menyurat sangatlah penting.


Surat menyurat terkadang disebut dengan Administrasi. Banyak sekali
kegunaan surat menyurat dalam kegiatan organisasi maupun dalam
kehidupan sehari-hari. Di zaman ini hampir-hampir kita tidak bisa
2 LDKS OSIS SMPN 215 SSN
Jakarta Th. 2014/2015
melepaskan diri dari administrasi dan surat menyurat, seperti KTP,
SIM, SKKB, akte tanah, dll. Karena itu pengetahuan tentang
adminstrasi dan surat menyurat adalah merupakan kemampuan dasar
yang harus dimiliki oleh setiap pelaku organisasi.

Arti Dan Fungsi Surat

Ditinjau dari segi isinya surat adalah jenis karangan (komposisi)


paparan. Di dalam surat tersebut penulis berusaha mengemukakan
maksud dan tujuannya serta menjelaskan apa yang dipikirkan dan
dirasakannya.Apabila ditinjau dari peraturannya maka surat adalah
percakapan yang tertulis. Sejenis dengan percakapan
(dialog/conversation/muhadatsah) yang biasa kita lakukan sehari-hari,
meski masing-masing mempunyai kelebihan dan kelemahan tersendiri.
Sedang fungsi dari surat adalah :

¨ Sebagai alat komunikasi

¨ Sebagai alat bukti tertulis

¨ Sebagai alat pengingat

¨ Sebagai alat bukti historis

¨ Sebagai duta organisasi

¨ Sebagai pedoman kerja

Wujud, Jenis, Bentuk Dan Bahasa Surat

Wujud surat yang kita kirimkan bisa berupa : kartu pos, warkat pos,
surat bersampul (beramplop), memo, nota dan telegram.

Jenis suratberdasarkan isinya dibagi menjadi :

1. Surat pribadi, berisi masalah pribadi yang dikirimkan perorangan

2. Surat dinas/resmi, berisi masalah kedinasan atau administrasi


pemerintah/ organisasi.

Karena sifatnya resmi maka surat resmi harus ditulis dengan bahasa
yang resmi. Contoh surat resmi di antaranya adalah surat keputusan,
instruksi (surat perintah), surat tugas, surat edaran, surat panggilan,
nota dinas, penguimuman, dan surat undangan rapat
organisasi/dinas.

3 LDKS OSIS SMPN 215 SSN


Jakarta Th. 2014/2015
3. Surat niaga/dagang, berisi masalah perniagaan/perdagangan. Contoh
surat perniagaan adalah surat permintaan penawaran, surat pesanan,
surat tagihan, dll.

Bentuk surat ialah susunan letak bagian-bagian surat. Variasi


susunan bagian-bagiannya menyebabkan timbulnya bermacam-
macam bentuk surat. Dalam menulis surat hendaknya dipilihbentuk
yang tepat, untuk memperoleh kemudahan dan keseragaman dalam
administrasi. Dalam surat menyurat resmi ada lima bentuk surat,
yaitu :

1. Lurus penuh

2. Lurus

3. Setengah lurus

4. Resmi Indonesia lama

5. Resmi Indonesia baru

Bahasa yang dipakai dalam surat resmi adalah bahasa baku. Bahasa
baku adalah bahasa yang benar menurut kaedah bahasa dan sudah
dilazimkan/telah dianggap biasa dalam penggunaan sehari-hari.
Bahasa baku dapat dikenali dari ejaannya, pemakaian kata, bentuk
kata dan kalimat.

Bagian-Bagian Surat

Bagian-bagian surat resmi yang lengkap adalah sebagai berikut :

1. Kepala (Kop)
2. Nama tempat dan tanggal
3. Nomor
4. Lampiran (lamp.)
5. Hal/perihal
6. Alamat
7. Salam pembuka
8. Isi (batang tubuh surat)
9. Salam penutup
10. Tanda tangan
11. Nama terang
12. Jabatan penanda tangan
13. Tembusan
14. Stempel

4 LDKS OSIS SMPN 215 SSN


Jakarta Th. 2014/2015
1. Kepala surat, biasanya diketik dipinggir kiri atas tapi boleh juga
diketik di tengah. Kepala surat berisi nama organisasi/perusahaan,
lambang organisasi, alamat organisasi, nomor telepon (kalau ada),
nomor kotak pos (kalau ada). Kepala surat penting sekali untuk
menunjukkan resmi atau tidaknya organisasi yang mengirim surat
tersebut. Apabila organisasinya sudah mantap, maka lebih baik
kepala surat dicetak, tidak diketik.

2. Tanggal surat, diketik dipinggir kanan bawah di atas tanda tangan


atau jabatan penanda tangan surat. Bisa juga ditulis di kiri atas atau
kanan atas. Dalam penulisan tanggal tidak boleh disingkat, seperti 3
Okt 2013 atau 3 – 10 – 2013, tapi harus ditulis 3 Oktober 2013.

3. Nomor, surat resmi selalu diberi nomor urut, kode, dan tahun.

Contoh : OSIS SMPN 215/A-I/01/I-2013

Keterangan :

OSIS SMPN 215 adalah kode bahwa surat dikeluarkan oleh OSIS
SMPN 215 A-I adalah kode surat keluar untuk masyarakat luas,

01 adalah nomor urut surat,

I-2013 adalah keterangan tentang bulan dan tahun.

Contoh kode surat adalah sebagai berikut :

A-I : Surat keluar untuk masyarakat luas.


A-II:Surat keluar untuk mohon sumbangan.
A-III:Surat keluar untuk Organisasi lain.
A-IV: Surat keluar untuk siswa SMPN 215

4. Lampiran (Lamp.), lampiran adalah sesuatu yang disertakan dalam


sebuah surat misalnya proposal, ijazah dan lain sebagainya.

5. Hal/Perihal, bagian ini menunjukkan isi atau inti surat secara


singkat. Dengan membaca Hal/Perihal maka sipenerima surat dapat
mengetahui dengan cepat masalah/hal apa yang ditulis dalam surat
tersebut. Untuk itu Hal/Perihal ditulis secara singkat dan jelas.

5 LDKS OSIS SMPN 215 SSN


Jakarta Th. 2014/2015
6. Alamat surat, bagian ini ada dua, alamat yang diletakkan di bagian
luar surat (amplop) dan alamat yang diletakkan di bagian dalam
surat. Alamat dapat menyebutkan nama orang/nama jabatan, nama
jalan dan nomor rumah, serta nama kota. Sedang untuk yang
disampaikan bagi pengurus internal organisasi biasanya cukup di
beri alamat : di tempat. Untuk penulisan nama orang, jabatan,
daerah, jalan harus diawali dengan huruf kapital, serta penulisannya
harus cermat dan tidak merubah tulisan. Di depan nama diberi kata
Yang Terhormat (disingkat Yth.). Dan diberi kata sapaan Saudara
(Sdr.), Bapak dan Ibu

7. Salam Pembuka, adalah merupakan tanda hormat pengirim sebelum


ia berbicara dalam surat. Salam pembuka bisa menggunakan
Assalamualaikum Wr. Wb. Atau dengan memakai kata : dengan
hormat.

8. Isi surat, terdiri dari tiga bagian : pembukaan, isi dan maksud surat,
dan penutup.

9. Salam penutup, ditulis setelah penutup surat dan kemudian diberi


koma.

10. Tanda tangan, diletakkan setelah salam penutup, atau di letakkan


setelah nama jabatan penanda tangan. Apabila surat ditanda tangani
oleh ketua dan sekretaris maka ketua berada disebelah kiri surat
dan sekretaris berada di sebelah kanan surat.

11. Nama terang, adalah nama dari penanda tangan surat. Harus di
awali dengan huruf kapital dan tidak usah di ahiri dengn titik. Dan
menurut peraturan terbaru tidak usah memakai garis bawah.

6 LDKS OSIS SMPN 215 SSN


Jakarta Th. 2014/2015
12. Jabatan penanda tangan, bagian ini ditulis di bawah salam penutup
atau di bawah tanggal, apabila tanggalnya ditulis di bagian kanan
bawah. Atau bisa juga ditulis di bawah nama penanda tangan, dan
tetap tidak usah garis bawah di bawah nama penanda tanga.

13. Tembusan, atau sering disebut dengan c.c. (carbon copy). Tembusan
dibuat apabila ada pihak-pihak lain yang dianggap perlu
mengetahui isi surat tersebut atau mempunyai sangkut paut dengan
isi surat akan tetapi bukan merupakan pihak yang menjadi tujuan
utama dari surat. Tembusan ditulis di bagian bawah kiri surat lurus
dengan tulisan nomordan lampiran.

14. Stempel, adalah tanda bahwa surat tersebut betul-betul dikirimkan


oleh lembaga yang namanya tertera dalam stempel tersebut. Untuk
menghindari pemalsuan dengan cara poto copy, maka sebaiknya
tinta stempel tidak berwarna hitam. Stempel di letekkan di bagian
kanan bawah surat apabila surat tersebut ditanda tangani oleh ketua
dan sekretaris (dibagian nama sekretaris). Sedang apabila surat
hanya ditanda tangani oleh satu orang saja, maka stempel
diletakkan di atas nama penanda tangan surat tersebut. Menurut
kebiasaan, stempel adalah sesuatu yang sangat berharga dan tidak
setiap orang bisa mempergunakannya, hanya sekretaris atau ketua
saja yang mengetahui keberadaan stempel tersebut.

Jakarta, 6 – 9
Noveber 2014
Narasumber :
SAMSU, S.Pd.I

7 LDKS OSIS SMPN 215 SSN


Jakarta Th. 2014/2015
8 LDKS OSIS SMPN 215 SSN
Jakarta Th. 2014/2015
ORGANISASI SISWA INTRA
SEKOLAH (OSIS)
SMP NEGERI 215 SSN JAKARTA
Jl. Melati Taman Meruya Ilir Blok B Kembangan Jakarta Barat
Telp. 021-5850391 Fax. 58904157 e-mail. Website : www.smpn215-jkt.sch.id

KOMUNIKASI DAN KEPEMIMPINAN

A. KOMUNIKASI
1. Definisi Komunikasi
Komunikasi berasal dari bahasa latin Communicatio dari induk kata Communis yang
berarti sama, sama di sini maksudnya adalah sama makna. Artinya, menyamakan ide
atau symbol-simbol menjadi satu makna dengan orang lain.
Menurut Charles Colley komunikasi adalah mekanisme yang menyebabkan adanya
hubungan antar manusia dan yang memperkembangkan semua lambang pikiran,
bersama-sama dengan sarana untuk menyiarkannya dalam ruang dan merekamnya
dalam waktu. Ini mencakup wajah, sikap dan gerak-gerik, suara, kata-kata tertulis,
percetakan, kereta api, telegrap, telepon, dan apa saja yang merupakan penemuan
mutakhir untuk menguasai ruang dan waktu.

1. Pola Komunikasi Organisasi


Secara umum pola komunikasi dapat dibedakan menjadi :
a. Saluran komunikasi formal
Komunikasi formal merupakan komunikasi yang cenderung birokratis dan ketat,
sehingga pengambilan keputusan menjadi lamban.Pesan mengalir melalui jalan resmi
yang ditentukan oleh hierarki resmi organisasi atau oleh fungsi pekerjaan. Kaitannya
dengan proses penyampaian informasi, terdapat beberapa bentuk, diantaranya:
1) Komunikasi dari atas ke bawah
Komunikasi ke bawah yaitu suatu penyampaian informasi baik lisan maupun tulisan,
secara langsung maupun tak langsung, berupa perintah atau penjelasan umum dari

9 LDKS OSIS SMPN 215 SSN


Jakarta Th. 2014/2015
atasan kepada bawahannya. Hal ini senada dengan apa yang disampaikan Robbin
yang menjelaskan sebagai berikut: Komunikasi yang berlangsung dari tingkat tertentu
dalam satu kelompok atau organisasi ke tingkat yang lebih rendah.
Menurut Onong U Effendy pelaksanaan komunikasi ke bawah, informasi ini dapat
berupa:mengadakan rapat, memasang pengumuman, menerbitkan majalah intern, dan
pemberian pujian.
Menurut Katz dan Kahn dalam kajian teori kelompok 3, komunikasi ke bawah
mempunyai lima tujuan pokok yaitu:
o Memberikan pengarahan atau instruksi kerja tertentu.
o Memberikan informasi mengapa suatu pekerjaan harus dilaksanakan.
o Meberikan informasi tentang prosedur dan praktik organisasional.
o Memberikan umpan balik pelaksanaan kerja kepada para anggota.
o Menyajikan informasi mengenai aspek ideology dalam membantu organisasi
menanamkan pengertian tentang tujuan yang ingin dicapai.
Faktor yang mempengaruhi komunikasi ke bawah antara lain:
 Keterbukaan
 Kepercayaan pada tulisan pesan
 Pesan yang berlebihan
 Timing (waktu pengiriman pesan)
 Penyaringan pesan
2) Komunikasi dari bawah ke atas
Komunikasi ke atas yaitu suatu penyampaian informasi yang mengalir atau berasal
dari bawahan kepada pimpinan/atasan. Prinsip-prinsip komunikasi ke atas menurut
Planty dan Mchaver adalah sebagai berikut : Harus direncanakan, berlangsung terus
menerus, menggunakan saluran yang rutin, menekan kesensitifan dan penerimaan
ide-ide yang menyenangkan dari level yang lebih rendah, pendengaran yang objektiv,
pengambilan tindakan berespon terhadap masalah dan menggunakan berbagai
macam media untuk memajukan informasi.
3) Komunikasi horizontal
Komunikasi yang terjadi antara bagian-bagian yang memiliki posisi sejajar /sederajat
dalam suatu organisasi. Tujuan komunikasi horizontal antara lain mengkoordinasikan
tugas-tugas, saling membagi informasi untuk perencanaan aktivitas, memecahkan
masalah yang timbul diantara orang-orang yang berada pada tingkatan yang sama,
menyelesaikan konflik, menjamin pemahaman yang sama, dan menegmbangkan
sokongan interpersonal. Komunikasi horizontal sering diperlukan untuk menghemat
waktu dan memudahkan koordinasi.

10 LDKS OSIS SMPN 215 SSN


Jakarta Th. 2014/2015
4) Komunikasi diagonal
Komunikasi antara dua tingkat organisasi yang berbeda. Komunikasi diagonal memiliki
beberapa keuntungan, diantaranya yaitu:
a) Penyebaran informasi bisa menjadi lebih cepat ketimbang bentuk komunikasi
tradisional.
b) Memungkinkan individu dari berbagai bagian atau departemen ikut membantu
menyelesaikan masalah dalam organisasi. Dan kelemahannya dapat mengganggu
komunikasi yang rutin yang sudah berjalan sebelumnya.
1. Saluran komunikasi informal
Komunikasi informal cenderung luwes/fleksibel dan tidak ketat, berkomunikasi dengan
lainnya tanpa memperhatikan posisi mereka dalam organisasi, maka pengarahan sifat
arus informasi pribadi.Jaringan ini biasa di sebut desas-desus (grapevine).Jaringan
juga dapat digunakan oleh para manajer untuk memonitor para anggotanya dalam
melakukan tugasnya.

2. Proses Komunikasi
Menurut Bovee dan Thill dalam kajian teori kelompok 3, proses komunikasi terdiri dari
enam tahap, yaitu:
a. Pengirim mempunyai suatu ide atau gagasan
b. Pengirim merubah ide menjadi suatu pesan
c. Pengirim menyampaikan pesan
d. Penerima menerima pesan
e. Penerima menafsirkan pesan
f. Penerima memberi tanggapan dan umpan balik ke pengirim

3. Munculnya kesalahpahaman komunikasi


a. Masalah dalam mengembangkan pesan
munculnya keragu-raguan tentang isi pesan, kurang tebiasa dengan situasi yang
ada atau masih asing dengan audiens, adanya pertentangan emosional, atau
kesulitan dalam mengekspresikan ide atau gagasan.
b. Masalah dalam menyampaikan pesan
munculnya masalah penyampaian pesan dari pengirim ke penerima, dan masalah
yang paling jelas adalah faktor sarana fisik untuk komunikasi.
c. Masalah dalam menerima pesan
Munculnya persaingan antara penglihatan dan suara, kursi yang tidak nyaman,
lampu kurang terang dan kondisi lain yang mengganggu konsentrasi audiensi.
d. Masalah dalam menafsirkan pesan
Karena perbedaan latar belakang, perbedaan penafsiran dan perbedaan reaksi
emosional

11 LDKS OSIS SMPN 215 SSN


Jakarta Th. 2014/2015
4. Memperbaiki komunikasi
Untuk memperoleh komunikasi yang efektif maka diperlukan beberapa syarat, yaitu:
a. Persepsi
Memprediksi apakah pesan-pesan ynag disampaikan dapat diterima atau tidak.
b. Ketepatan
Perlu mengekspresikan sesuatu sesuai dengan apa yang ada dalam kerangka
berpikir agar tepat sasaran.
c. Kredibilitas
e Optimis bahwa audiensnya adalah orang-orang yang dapat dipercaya.
f Yakin bahwa substansi atau inti pesan yang ingin disampaikan kepada pihak lain
benar-benar akurat dan dpat dipertanggung jawabkan.
g Memahami dengan baik apa maksud dan tujuan penyampaian suatu pesan
tersebut.
h. Pengendalian
mengendalikan audiensnya saat melakukan komunikasi, agar terlihat reaksi
komunikan.
i. Keharmonisan
menjaga hubungan persahabatan yang baik dengan audiensnya.
Komunikasi yang efektif dapat mengatasi berbagai hambatan yang dihadapi dalam
komunikasi dengan memeperhatikan tiga hal sebagai berikut:
j. Membuat pesan secara lebih berhati-hati dengan memperhatikan maksud dan
tujuan berkomunikasi serta memperhatikan audiens yang akan dituju.
k. Minimalkan gangguan dalam proses komunikasi
l. Mempermudah umpan balik.

5. Komunikasi Personal
Komunikasi personal merupakan proses penyampaian pikiran yang bersifat pribadi.
Komunikasi personal diklasifikasikan menjadi:

a. Komunikasi Intrapersonal
Komunikasi dengan diri sendiri, Jadi seseorang berdialog dengan dirinya sendiri..
Proses komunikasi intrapersonal:
1) Persepsi, proses di mana seseorang mulai mengenal sesuatu.
2) Ideasi, proses pembentukan ide-ide atau citra-citra hasil proses persepsi tadi.
3) Transmisi, Proses pengiriman atau penyebaran sesuatu dari tempat yang satu ke
tempat yang lain.
b. Komunikasi Interpersonal
Komunikasi antara seseorang dengan orang lain yang juga seorang diri secara
pribadi. Komunikasi interpersonal diklasifikasikan menjadi:
1) Komunikasi diadik, komunikasi yang berlangsung antara dua orang.

12 LDKS OSIS SMPN 215 SSN


Jakarta Th. 2014/2015
2) Komunikasi triadik, komunikasi yang berlangsung antara tiga orang, yang terdiri
dari seorang komunikator dan dua orang komunikan.
Komunikasi interpersonal dinilai sangat ampuh dalam mengubah komponen jiwa
komunikan, sebab:
Komunikator dapat mengetahui kerangka referensi komunikan secara penuh dan utuh.
Komunikan berlangsung dialogis
Komunikasi berlangsung tatap muka

6. Komunikasi Kelompok
Komunikasi kelompok adalah komunikasi yang berlangsung antara seseorang dengan
sejumlah orang yang banyaknya lebih dari dua orang di suatu tempat tertentu.Ada
kelompok besar da nada kelompok kecil.Besar kecilnya kelompok komunikan ditinjau
dari intensitas komunikasi yang berlangsung.
1) Komunikasi kelompok kecil
Kelompok komunikan yang dalam situasi komunikasi terdapat kesempatan untuk
memberikan tanggapan secara verbal.Ada beberapa bentuk komunikasi kelompok
kecil dalam proses dan mekanismenya, yaitu:Diskusi panel, Forum, Simposium,
Seminar, dan Brainstorming.
2) Komunikasi kelompok besar
Komunikasi dengan sekelompok komunikan yang oleh karena jumlahnya yang
besar, situasi komunikasinya tidak memungkinkan terjadinya umpan balik verbal.
7. Fungsi Komunikasi dalam Kelompok/Organisasi
Adapun beberapa fungsinya yakni:
a. Fungsi informative
Organisasi dipandang sebagai suatu sistem proses informasi. Maksudnya,seluruh
anggota dalam suatu organisasi berharap dapat memperoleh informasi yang lebih
banyak, lebih baik,dan lebih tepat.
b. Fungsi regulative
Fungsi regulatif ini berkaitan dengan peraturan-peraturan yang berlaku dalam suatu
organisasi.
Ada dua hal yang berpengaru terhadap fungsi regulative
Pertama, atasan atau orang yang berada dalam tataran managemen, yaitu mereka
memiliki kewenangan untuk mengendalikan semua informasi yang disampaikan.
Kedua, berkaitan dengan pesan atau message,pesan-pesan regulatif pada
dasarnya berorientasi pada kerja.
c. Fungsi persuasive

13 LDKS OSIS SMPN 215 SSN


Jakarta Th. 2014/2015
Dalam mengatur suatu organisasi, kekuasaan dan kewenangan tidak akan selalu
membawa hasil sesuai dengan yang diharapkan. Adanya kenyataan ini, maka
banyak pimpinan lebih suka memersuasi bawahanya dari pada memberi perintah
d. Fungsi integrative
Setiap organisasi berusaha menyediakan saluran yang memungkinkan anggota
dapat melaksanakan tugas atau pekerjaan dengan baik.

B. KEPEMIMPINAN
Arti Pemimpin dan Kepemimpinan
Pemimpin dan Kepemimpinan merupakan suatu kesatuan kata yang tidak dapat
dipisahkan secara struktural maupun fungsional. Banyak muncul pengertian-pengertian
mengenai pemimpin dan kepemimpinan, antara lain :
1. Pemimpin adalah figur sentral yang mempersatukan kelompok
2. Kepemimpinan adalah keunggulan seseorang atau beberapa individu dalam kelompok,
dalam proses mengontrol gejala-gejala sosial
3. Brown (1936) berpendapat bahwa pemimpin tidak dapat dipisahkan dari kelompok,
akan tetapi boleh dipandang sebagai suatu posisi dengan potensi tinggi di lapangan.
Dalam hal sama, Krech dan Crutchfield memandang bahwa dengan kebaikan dari
posisinya yang khusus dalam kelompok ia berperan sebagai agen primer untuk
penentuan struktur kelompok, suasana kelompok, tujuan kelompok, ideologi kelompok,
dan aktivitas kelompok.
4. Kepemimpinan sebagai suatu kemampuan meng-handel orang lain untuk
memperoleh hasil yang maksimal dengan friksi sesedikit mungkin dan kerja sama yang
besar, kepemimpinan merupakan kekuatan semangat/moral yang kreatif dan terarah.
5. Pemimpin adalah individu yang memiliki program/rencana dan bersama anggota
kelompok bergerak untuk mencapai tujuan dengan cara yang pasti.
6. Dan dalam kajian teori kelompok 3 menyebutkan Schneider, Donaghy dan Newman
memberikan penegasan sebagai berikut:“pemimpin didefinisikan sebagai seseorang
yang secara formal diberi status tertentu melalui pemilihan, pengangkatan, keturunan,
revolusi atau cara-cara lain. Kepemimpinan mengacu kepada perilaku yang
ditunjukkan seseorang atau lebih individu dalam kelompok yang membantu kelompok
mencapai tujuannya.”

2. Ciri Kepemimpinan

14 LDKS OSIS SMPN 215 SSN


Jakarta Th. 2014/2015
Dr.W.A.Gerungan dalam kajian teori kelompok 3, disebutkan telah mengetengahkan
ciri-ciri pemimpin sekurang-kurangnya harus memiliki tiga ciri, yakni persepsi sosial,
kemampuan berpikir abstrak dan keseimbangan emosional.
Penjelasannya adalah sebagai berikut:
a. Persepsi Sosial (social perception)
adalah kecakapan dalam melihat dan memahami perasaan, sikap dan kebutuhan
anggota-anggota kelompok.
b. Kemampuan Berpikir Abstrak (Ability in abstract thinking)
Kemampuan berabstraksi yang sebenarnya merupakan salah satu segi dari
struktur intelegensi, ketajaman persepsi dan kemampuan menganalisis didampingi
oeh kemampuan berabstraksi dan mengintegrasikan fakta-fakta interaksi sosial di
dalam dan di luar kelompok.
c. Keseimbangan Emosional (emotional stability)
Diri seorang pemimpin harus terdapat suatu kematangan emosional yang
berdasarkan kesadaran yang mendalam akan kebutuhan-kebutuhan, keinginan-
keinginan, cita-cita, dan alam perasaan, serta pengintegrasian kesemuanya itu ke
dalam suatu kepribadian yang harmonis.
3. Fungsi Kepemimpinan
Fungsi kepemimpinana yang dipaparkan dalam kajian teori kelompok 3 antara lain
sebagai eksekutif, penengah, penganjur, ahli dan sebagai pemimpin diskusi.
a. Pemimpin Eksekutif (executive leader)
Fungsinya adalah ”menerjemahkan” kebijaksanaan menjadi suatu kegiatan. Dia
memimpin dan mengawasi tingkah laku orang-orang yang menjadi bawahannya.
b. Pemimpin sebagai Penengah
pemimpin bertindak sebagai penengah, yang setiap keputusannya dilaksanakan
dengan taat.
c. Pemimpin sebagai Penganjur
Penganjur adalah sejenis pemimnpin yang memberi inspirasi kepada orang lain.
Seringkali ia merupakan orang yang pandai bergaul dan fasih berkomunikasi.
d. Pemimpin sebagai Ahli
Lebih terpelajar dari pada orang-orang lainnya.Kepemimpinannya hanya berdasar
fakta, dan hanya pada bidang dimana terdapat fakta.Bahwa fungsinya yang penting
ialah memberi penerangan kepada kelompoknya. Alasan utama bagi eksistensinya
ialah, bahwa “ia tahu dan orang lain tidak tahu” dan ia mempunyai wewenang.
e. Pemimpin Diskusi
Kriteria kepemimpinan demokratis ialah orang yang menerima peranannya sebagai
pemimpin diskusi.
4. Tipe Kepemimpinan
a. Tipe Otokratik

15 LDKS OSIS SMPN 215 SSN


Jakarta Th. 2014/2015
Gaya kepemimpinan yang dipergunakan pemimpin yang otokratik antara lain:
menuntut ketaatan penuh dari para bawahannya, dalam menegakkan disiplin
menunjukkan keakuannya, bernada keras dalam pemberian perintah atau instruksidan
menggunakan pendekatan punitif dalamhal terhadinya penyimpangan oleh bawahan.

b. Tipe Paternalistik
Tipe pemimpin paternalistik hanya terdapat di lingkungan masyarakat yang bersifat
tradisional. satu ciri utama masuarakat tradisional ialah rasa hormat yang tinggi yang
ditujukan oleh para anggiota masyarakat kepada orang tua atau seseorang yang
dituakan.Pemimpin seperti ini kebapakan, sebagai tauladan atau panutan masyarakat.
Biasanya tiokoh-toko adat, para ulama dan guru. Pemimpin ini sangat mengembangkan
sikap kebersamaan.

c. Tipe Kharismatik
Karakteristiknya yang khas yaitu daya tariknya yang sangat memikat sehingga mampu
memperoleh pengikut yang jumlahnya kadang-kadang sangat besar. Tegasnya seorang
pemimpin yang kharismatik adalah seseorang yang dikagumi oleh banyak pengikut
meskipun para pengikut tersebut tidak selalu dapat menjelaskan secara konkret mengapa
orang tersebut dikagumi.
d. Tipe Laissez Faire
Pemimpin ini berpandangan bahwa umumnya organisasi akan berjalan lancar dengan
sendirinya karena para anggota organisasi terdiri dari orang-orang yang sudah dewasa
yang mengetahui apa yang menjadi tujuan organisasi, sasaran-sasaran apa yang ingin
dicapai, tugas apa yang harus ditunaikan oleh masing-masing anggota dan pemimpin
tidak terlalu sering intervensi.Karakteristik dan gaya kepemimpinan tipe ini adalah :
pendelegasian wewenang terjadi secara ekstensif, pengambilan keputusan diserahkan
kepada para pejabat pimpinan yang lebih rendah dan kepada petugas operasional, kecuali
dalam hal-hal tertentu yang nyata-nyata menuntut keterlibatannya langsung, Status quo
organisasional tidak terganggu, penumbuhan dan pengembangan kemampuan berpikir
dan bertindah yang inovatif diserahkan kepada para anggota organisasi yang
bersangkutan sendiri, dan sepanjang dan selama para anggota organisasi menunjukkan
perilaku dan prestasi kerja yang memadai, intervensi pimpinan dalam organisasi berada
pada tingkat yang minimum.
e. Tipe Demokratik

16 LDKS OSIS SMPN 215 SSN


Jakarta Th. 2014/2015
Ciri pemimpin demokratik:
a. Pemimpin yang demokratik biasanya memandang peranannya selaku koordinator
dan integrator dari berbagai unsur dan komponen organisasi.
b. Menyadari bahwa mau tidak mau organisasi harus disusun sedemikian rupa
sehingga menggambarkan secara jelas aneka ragam tugas dan kegiatan yang
tidak bisa tidak harus dilakukan demi tercapainya tujuan.
c. Melihat kecenderungan adanya pembagian peranan sesuai dengan tingkatnya.
d. Memperlakukan manusia dengan cara yang manusiawi dan menjunjung harkat dan
martabat manusia
e. Seorang pemimpin demokratik disegani bukannya ditakuti.
5. Gaya Kepemimpinan
Menurut Ludlow dan Panton dalam kajian teori kelompok7, terdapat empat gaya
kepemimpinan yang dapat diterapkan dalam situasi dan kondisi yang juga berbeda,
antara lain; pengarahan (directing), pembekalan (coaching), dukungan (supporting),
dan pendelegasian (delegating).
a. Pengarahan
harus mampu menjelaskan sejelas mungkin dan rinci tentang apa yang harus
dikerjakan, bagaimana cara mengerjakan, dan kapan pekerjaan tersebut harus
dapat diselesaikan.
b. Pembekalan
perlu juga memberikan penjelasan seperlunya terhadap tugas dan pekerjaan yang
belum dipahami dengan baik oleh para anggota.
c. Dukungan
lebih banyak terlibat dalam berbagai keputusan kerja dan memperoleh berbagai
masukan atau saran-saran dari para anggota yang sangat berharga bagi
peningkatan prestasi kerja.
d. Pendelegasian
Walau sudah ada perwakilan/pendelegasian, juga harus tetap melakukan
pemantauan (monitoring) atas kinerja para anggotanya, untuk memastikan bahwa
mereka tetap berada pada jalur sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.
Studi kepemimpinan Universitas Michigan yang dipelopori oleh Gibson dan
Ivancevich mengidentifikasikan dua bentuk perilaku pemimpin yaitu :
a. Gaya kepemimpinan yang berorientasi pada tugas (The Job Centered). Dalam
gaya kepemimpinan ini, seorang manajer akan mengarahkan dan mengawasi
bawahannya agar sesuai dengan yang diharapkan manajer. Manajer yang
mempunyai gaya kepemimpinan ini lebih mengutamakan keberhasilan dari
pekerjaan yang hendak dicapai daripada perkembangan kemampuan bawahannya.

17 LDKS OSIS SMPN 215 SSN


Jakarta Th. 2014/2015
b. Gaya kepemimpinan yang berorientasi pada bawahan ( The Employee Centered).
Manajer yang mempunyai gaya kepemimpinan ini berusaha mendorong dan
memotivasi pekerjaannya untuk bekerja dengan baik. Mereka mengikutsertakan
pekerjaannya dalam mengambil suatu keputusan.

C. Peranan Pemimpin dalam Komunikasi


1. Pemimpin sebagai komunikator
Seorang pemimpin dalam kegiatannya sebagai komunikator ialah adanya faktor
daya tarik komunikator dan faktor kepercayaan pada komunikator.
2. Pemimpin sebagai negotiator
Pemimpin bertindak bukan saja sebagai komunikator tetapi seklaigus sebagai
komunikan. Dalam situasi seperti itu ia menyampaikan pesan persuasinya tetapi
pada saat itu pula ia pada gilirannya menerima pesan persuasi dari lawannya,
apakah lawannya itu sendirian ataupun lebih dari satu orang.
3. Pemimpin sebagai monitor
Pemimpin mengobservasi dan meneliti gejala –gejala yang muncul di masyarakat
yang mungkin menimbulkan pengaruh pada dirinya, pada kelompok, atau
organisasi yang diwakilinya.

ORGANISASI SISWA INTRA


SEKOLAH (OSIS)
SMP NEGERI 215 SSN JAKARTA
Jl. Melati Taman Meruya Ilir Blok B Kembangan Jakarta Barat

18 LDKS OSIS SMPN 215 SSN


Jakarta Th. 2014/2015
Telp. 021-5850391 Fax. 58904157 e-mail. Website : www.smpn215-jkt.sch.id

ADMINISTRASI DAN KESEKRETARIATAN

Administrasi sebagai pekerjaan ketatausahaan dan kesekretariatan, yaitu meliputi


pekerjaaan yang berhubungan dengan surat menyurat, dokumentasi, pendaftaran
(registrasi), dan kearsipan, dalam setiap usaha kerja sama yang teratur untuk
mencapai tujuan tertentu.

Administrasi Keuangan

5 hal administrasi keuangan, yaitu:

6. Kekuasaan keuangan
7. Pengurusan keuangan
8. Cara memasukkan data keuangan dalam buku kas
9. Isi buku kas (informasi keuangan)
10.menutup buku kas

Fungsi Utama Kesekretariatan

1. Memperlancar roda/system organisasi, yaitu mencatat semua kegiatan


manajemen dan alat pelaksana kegiatan ketatausahaan.
2. Mengatur lalu lintas informasi.
3. Sebagai pusat arsip dan dokumentasi.

Ruang Lingkup Kesekretariatan


1. Administrasi
a. Pengelolaan surat-menyurat
b. Membuat notulen syuro dan laporan kegiatan
c. Penyusunan system kepustakaan dengan mendokumentasikan arsip-arsip
dari dalam/luar.

2. KeRumahTanggan (RuTang)
a. Penyiapan alat/kebutuhan dan tempat kesekretariatan yang representative.
b. Penyusunan daftar inventaris (barang yang dimiliki organisasi) dan
memantaunya.

3. Personalia (urusan keanggotaan) dan komunikasi


Kegiatan Kesekretariatan
Kesekretariatan merupakan unit organisasi yang melaksanakan pekerjaan
pelayanan atau jasa-jasa perkantoran dalam bidang ketatausahaan. Kegiatan
yang dilakukan oleh bagian kesekretariatan meliputi:

No Aktifitas Uraian
Menyelenggarakan  · Memproses surat-menyurat
1 korespodensi  · Mengonsep surat

19 LDKS OSIS SMPN 215 SSN


Jakarta Th. 2014/2015
 · Mengetik surat
 · Menggandakan surat
 · Mengatur pengantaran surat

 · Mengagendakan keluar masuknya


surat
Menyelenggarakan Pekerjaan  · Menyusun arsin
2 kearsipan  · Menyimpan dan memelihara arsip

 · Melayani dan mengatur peminjaman


arsip
Menyelenggarakan tata-  · Internal :melakukan hubungan baik
3 hubungan eksternal/internal dalam lingkungan kerja
(fungsi Humasy)
 · Eksternal: melakukan hubungan baik
dengan masyarakat di luar organisasi
Menyelenggarakan pengaturan  · Menyediakan buku tamu
4. kunjungan
 · Menyediakan sarana yang dibutuhkan

SURAT MENYURAT
Dalam suatu organisasi, keberadaan surat menyurat sangatlah penting. Surat
menyurat terkadang disebut dengan Administrasi. Banyak sekali kegunaan surat
menyurat dalam kegiatan organisasi maupun dalam kehidupan sehari-hari. Di
zaman ini hampir-hampir kita tidak bisa melepaskan diri dari administrasi dan
surat menyurat, seperti KTP, SIM, SKKB, akte tanah, dll. Karena itu pengetahuan
tentang adminstrasi dan surat menyurat adalah merupakan kemampuan dasar
yang harus dimiliki oleh setiap pelaku organisasi.

Arti Dan Fungsi Surat

Ditinjau dari segi isinya surat adalah jenis karangan (komposisi) paparan. Di
dalam surat tersebut penulis berusaha mengemukakan maksud dan tujuannya
serta menjelaskan apa yang dipikirkan dan dirasakannya.Apabila ditinjau dari
peraturannya maka surat adalah percakapan yang tertulis. Sejenis dengan
percakapan (dialog/conversation/muhadatsah) yang biasa kita lakukan sehari-hari,
meski masing-masing mempunyai kelebihan dan kelemahan tersendiri. Sedang
fungsi dari surat adalah :

¨ Sebagai alat komunikasi

¨ Sebagai alat bukti tertulis

¨ Sebagai alat pengingat

¨ Sebagai alat bukti historis

¨ Sebagai duta organisasi

¨ Sebagai pedoman kerja

20 LDKS OSIS SMPN 215 SSN


Jakarta Th. 2014/2015
Wujud, Jenis, Bentuk Dan Bahasa Surat

Wujud surat yang kita kirimkan bisa berupa : kartu pos, warkat pos, surat
bersampul (beramplop), memo, nota dan telegram.

Jenis suratberdasarkan isinya dibagi menjadi :

1. Surat pribadi, berisi masalah pribadi yang dikirimkan perorangan

2. Surat dinas/resmi, berisi masalah kedinasan atau administrasi pemerintah/


organisasi.

Karena sifatnya resmi maka surat resmi harus ditulis dengan bahasa yang
resmi. Contoh surat resmi di antaranya adalah surat keputusan, instruksi (surat
perintah), surat tugas, surat edaran, surat panggilan, nota dinas, penguimuman,
dan surat undangan rapat organisasi/dinas.

3. Surat niaga/dagang, berisi masalah perniagaan/perdagangan. Contoh surat


perniagaan adalah surat permintaan penawaran, surat pesanan, surat tagihan,
dll.

Bentuk surat ialah susunan letak bagian-bagian surat. Variasi susunan bagian-
bagiannya menyebabkan timbulnya bermacam-macam bentuk surat. Dalam
menulis surat hendaknya dipilihbentuk yang tepat, untuk memperoleh
kemudahan dan keseragaman dalam administrasi. Dalam surat menyurat resmi
ada lima bentuk surat, yaitu :

1. Lurus penuh

2. Lurus

3. Setengah lurus

4. Resmi Indonesia lama

5. Resmi Indonesia baru

Bahasa yang dipakai dalam surat resmi adalah bahasa baku. Bahasa baku
adalah bahasa yang benar menurut kaedah bahasa dan sudah dilazimkan/telah
dianggap biasa dalam penggunaan sehari-hari. Bahasa baku dapat dikenali dari
ejaannya, pemakaian kata, bentuk kata dan kalimat.

Bagian-Bagian Surat

Bagian-bagian surat resmi yang lengkap adalah sebagai berikut :

1. Kepala (Kop)
2. Nama tempat dan tanggal
3. Nomor
4. Lampiran (lamp.)
5. Hal/perihal

21 LDKS OSIS SMPN 215 SSN


Jakarta Th. 2014/2015
6. Alamat
7. Salam pembuka
8. Isi (batang tubuh surat)
9. Salam penutup
10. Tanda tangan
11. Nama terang
12. Jabatan penanda tangan
13. Tembusan
14. Stempel

1. Kepala surat, biasanya diketik dipinggir kiri atas tapi boleh juga diketik di
tengah. Kepala surat berisi nama organisasi/perusahaan, lambang organisasi,
alamat organisasi, nomor telepon (kalau ada), nomor kotak pos (kalau ada).
Kepala surat penting sekali untuk menunjukkan resmi atau tidaknya organisasi
yang mengirim surat tersebut. Apabila organisasinya sudah mantap, maka lebih
baik kepala surat dicetak, tidak diketik.

2. Tanggal surat, diketik dipinggir kanan bawah di atas tanda tangan atau jabatan
penanda tangan surat. Bisa juga ditulis di kiri atas atau kanan atas. Dalam
penulisan tanggal tidak boleh disingkat, seperti 3 Okt 2013 atau 3 – 10 – 2013,
tapi harus ditulis 3 Oktober 2013.

3. Nomor, surat resmi selalu diberi nomor urut, kode, dan tahun.

Contoh : OSIS SMPN 215/A-I/01/I-2013

Keterangan :

OSIS SMPN 215 adalah kode bahwa surat dikeluarkan oleh OSIS SMPN 215 A-I
adalah kode surat keluar untuk masyarakat luas,

01 adalah nomor urut surat,

I-2013 adalah keterangan tentang bulan dan tahun.

Contoh kode surat adalah sebagai berikut :

A-I : Surat keluar untuk masyarakat luas.


A-II:Surat keluar untuk mohon sumbangan.
A-III:Surat keluar untuk Organisasi lain.
A-IV: Surat keluar untuk siswa SMPN 215

4. Lampiran (Lamp.), lampiran adalah sesuatu yang disertakan dalam sebuah


surat misalnya proposal, ijazah dan lain sebagainya.

5. Hal/Perihal, bagian ini menunjukkan isi atau inti surat secara singkat. Dengan
membaca Hal/Perihal maka sipenerima surat dapat mengetahui dengan cepat
masalah/hal apa yang ditulis dalam surat tersebut. Untuk itu Hal/Perihal ditulis
secara singkat dan jelas.

22 LDKS OSIS SMPN 215 SSN


Jakarta Th. 2014/2015
6. Alamat surat, bagian ini ada dua, alamat yang diletakkan di bagian luar surat
(amplop) dan alamat yang diletakkan di bagian dalam surat. Alamat dapat
menyebutkan nama orang/nama jabatan, nama jalan dan nomor rumah, serta
nama kota. Sedang untuk yang disampaikan bagi pengurus internal organisasi
biasanya cukup di beri alamat : di tempat. Untuk penulisan nama orang,
jabatan, daerah, jalan harus diawali dengan huruf kapital, serta penulisannya
harus cermat dan tidak merubah tulisan. Di depan nama diberi kata Yang
Terhormat (disingkat Yth.). Dan diberi kata sapaan Saudara (Sdr.), Bapak dan
Ibu

7. Salam Pembuka, adalah merupakan tanda hormat pengirim sebelum ia


berbicara dalam surat. Salam pembuka bisa menggunakan Assalamualaikum
Wr. Wb. Atau dengan memakai kata : dengan hormat.

8. Isi surat, terdiri dari tiga bagian : pembukaan, isi dan maksud surat, dan
penutup.

9. Salam penutup, ditulis setelah penutup surat dan kemudian diberi koma.

10. Tanda tangan, diletakkan setelah salam penutup, atau di letakkan setelah
nama jabatan penanda tangan. Apabila surat ditanda tangani oleh ketua dan
sekretaris maka ketua berada disebelah kiri surat dan sekretaris berada di
sebelah kanan surat.

11. Nama terang, adalah nama dari penanda tangan surat. Harus di awali dengan
huruf kapital dan tidak usah di ahiri dengn titik. Dan menurut peraturan
terbaru tidak usah memakai garis bawah.

12. Jabatan penanda tangan, bagian ini ditulis di bawah salam penutup atau di
bawah tanggal, apabila tanggalnya ditulis di bagian kanan bawah. Atau bisa
juga ditulis di bawah nama penanda tangan, dan tetap tidak usah garis bawah
di bawah nama penanda tanga.

13. Tembusan, atau sering disebut dengan c.c. (carbon copy). Tembusan dibuat
apabila ada pihak-pihak lain yang dianggap perlu mengetahui isi surat
tersebut atau mempunyai sangkut paut dengan isi surat akan tetapi bukan
merupakan pihak yang menjadi tujuan utama dari surat. Tembusan ditulis di
bagian bawah kiri surat lurus dengan tulisan nomordan lampiran.

14. Stempel, adalah tanda bahwa surat tersebut betul-betul dikirimkan oleh lembaga
yang namanya tertera dalam stempel tersebut. Untuk menghindari pemalsuan
dengan cara poto copy, maka sebaiknya tinta stempel tidak berwarna hitam.
Stempel di letekkan di bagian kanan bawah surat apabila surat tersebut ditanda
tangani oleh ketua dan sekretaris (dibagian nama sekretaris). Sedang apabila surat
hanya ditanda tangani oleh satu orang saja, maka stempel diletakkan di atas nama
penanda tangan surat tersebut. Menurut kebiasaan, stempel adalah sesuatu yang
sangat berharga dan tidak setiap orang bisa mempergunakannya, hanya sekretaris
atau ketua saja yang mengetahui keberadaan stempel tersebut.

23 LDKS OSIS SMPN 215 SSN


Jakarta Th. 2014/2015
ORGANISASI SISWA INTRA
SEKOLAH (OSIS)
SMP NEGERI 215 SSN JAKARTA
Jl. Melati Taman Meruya Ilir Blok B Kembangan Jakarta Barat
Telp. 021-5850391 Fax. 58904157 e-mail. Website : www.smpn215-jkt.sch.id

GARIS-GARIS BESAR PROGRAM KERJA (GBPK)


OSIS SMP NEGERI 215 SSN JAKARTA
PERIODE 2013/2014

A. PENGERTIAN

1. GBPK OSIS ini merupakan pokok – pokok program kerja yang ditetapkan oleh MPK
dalam mewujudkan tujuan OSIS khususnya dan tujuan Pendidikan Nasional
umumnya.
2. GBPK ini merupakan pedoman bagi OSIS dalam melaksanakan kegiatan yang
sifatnya mengikat untuk dilaksanakan oleh setiap pengurus OSIS.
3. GBPK ini perlu direalisasikan ke dalam program kerja operasional OSIS dalam setiap
kinerjanya.
4. GBPK ini merupakan tindak lanjut dalam meningkatkan dan menyempurnakan GBPK
OSIS sebelumnya.

B. MAKSUD DAN TUJUAN

GBPK OSIS ini dimaksud untuk menetapkan sasaran serta langkah – langkah OSIS
dalam usaha mewujudkan kegiatan Intrakulikuler

C. ASAS DAN LANDASAN

1. Pancasila dan UUD 1945


2. GBHN dan Keputusan – Keputusan Pemerintah.
3. Keputusan Menteri Pendididkan Nasional.
4. Keputusan Kepala SMP Negeri 215 SSN Jakarta
5. Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga OSIS.
6. Musyawarah Perwakilan Kelas.

D. SIFAT DAN FUNGSI

1. GBPK OSIS SMP Negeri 215 SSN Jakarta ini memiliki ciri dan sifat yang
konsepsional.
2. GBPK OSIS SMP Negeri 215 SSN Jakarta ini berfungsi sebagai pedoman bagi
pelaksanaan kegiatan OSIS secara bertahap dan berkesinambungan.

24 LDKS OSIS SMPN 215 SSN


Jakarta Th. 2014/2015
E. PELAKSANAAN
GBPK OSIS ini dilakasanakan oleh seluruh Pengurus OSIS yang direalisasikan dalam
bentuk kegiatan kerja.

F. RUANG LINGKUP

Ruang lingkup GBPK ini disesuaikan dengan Keputusan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan RI No.054/U/1984 tentang Pembinaan dan Kesiswaan Bab IV Pasal 4.

1. Pembinaan Ketakwaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa.


2. Pembinaan Kehidupan Berbangsa dan Bernegara Berdasarkan Pancasila.
3. Pembinaan Pendahuluan Bela Negara.
4. Pembinaan Budi Pekerti Luhur.
5. Pendidikan Berorganisasi, Pendidikan Politik dan Kepemimpinan
6. Pembinaan Keterampilan dan Kewirausahaan.
7. Pembinaan Kesegaran Jasmani dan Daya Kreasi.
8. Pembinaan Persepsi Apresiasi dan Daya Kreasi Seni.

G. SASARAN DAN TARGET

OSIS mengusahakan kelancaran dalam melaksanakan program pembinaan generasi


muda di sekolah melalui kegiatan ekstrakulikuler dengan data sebagai berikut:

1. Pembinaan Ketakwaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa


Mempertinggi etika moral dengan :
• Memperingati hari besar Keagamaan di sekolah.
• Melakukan ceramah – ceramah keagamaan / diskusi keagamaan.
• Melaksanakan shalat Dzuhur berjamaah.

2. Pembinaan Kehidupan Berbangsa dan Bernegara Berdasarkan Pancasila.


Memperdalam rasa kesadaran berbangsa dan bernegara dengan cara :
• Memperingati Hari Besar Nasional.
• Menginstruksikan dan memeriksa ke tiap kelas untuk melengkapi perlengkapan kelas

Yang menunjang rasa kebangsaan, bekerjasama dengan seksi IV.


• Mengadakan Upacara Bendera setiap hari Senin dan Latihan Upacara Bendera
setiap sebelum pelaksanaan.
• Melengkapi sarana Upacara Bendera.
• Mengadakan pembentukan paduan suara inti, bekerjasama dengan seksi VIII.
• Pembinaan dan pembentukan Paskibra sekolah.
• Mengadakan pembentukan petugas Upacara inti.

3. Pembinaan Pendidikan Pendahuluan Bela Negara


• Mengadakan pembinaan mental dan fisik dalam rangka pembangunan.
• Mengadakan wisata siswa yang bermanfaat.
• Pembentukan dan Pengembangan Ekstrakulikuler.
• Mengembangkan Kegiatan Pencinta Alam.
• Mengadakan Bakti Sosial.

25 LDKS OSIS SMPN 215 SSN


Jakarta Th. 2014/2015
4. Pembinaan Kepribadian dan Budi Pekerti Luhur
Mengembangkan kegiatan berupa :
• Mengadakan lomba kebersihan dan kerapihan kelas.
• Mengadakan razia secara menyeluruh.
• Mengadakan diskusi kenakalan remaja.
• Mengadakan penyuluhan tentang narkoba.

5. Pembinaan Berorganisasi, Pendidikan Politik dan Kepemimpinan


• Mengembangkan ceramah tentang organisasi secara praktis :
1) Mengadakan Latihan Kepemimpinan Siswa yang meliputi teori dan
pengendalian secara praktis.
Pembuatan dan Penyelenggaraan majalah dinding (Mading) yang berguna2)
untuk meningkatkan kreatifitas siswa dalam hal tulis menulis.
2) Membantu pelaksanaan Masa Orientasi Peserta Didik (MOPD) pada awal tahun
ajaran baru.
• Pembinaan organisasi yang meliputi :
1) Perbaikan administrasi OSIS.
2) Pembinaan dalam pemasukan dan pengeluaran uang bekerja sama dengan
seksi VI.

6. Pembinaan Keterampilan dan Kewirausahaan


• Meningkatkan dan mengaktifkan Koperasi Sekolah sesuai dengan peraturan.
• Mengadakan kerjasama dengan pihak luar dalam pengadaan barang koperasi
• Mengadakan Bazar hasil kreasi siswa, bekerjasama dengan seksi VIII.

7. Pembinaan Kesegaran Jasmani dan Daya Kreasi


• Membina dan mengembangkan olahraga
• Menignkatkan prestasi olahraga
• Membantu melengkapi perlengkapan olahraga
• Mengadakan ekstrakulikuler
• Mengadakan lomba bidang olahraga antar siswa
• Mengadakan pertandingan persahabatan dengan sekolah lain.
• Mengadakan kegiatan olah raga pada siswa baru dalam MOS

8. Pembinaan Persepsi Apresiasi dan Daya Kreasi Seni


• Memajukan kesenian di sekolah dengan cara :
• Membina dan mengembangkan kreasi seni di lingkunhan sekolah
• Mengikuti pameran pementasan pergelaran dalam rangka meningkatkan daya
apresiasi dan daya kreasi seni dan daya kreasi seni.
• Membantu dan berusaha melengkapi alat – alat kesenian dan memperbanyak latihan
serta pemantapan dalam bidang seni
• Mengadakan latihan kesenian secara rutin
• Mengadakan lomba aktifitas dan krteatifitas antar siswa
• Membentuk sanggar seni

26 LDKS OSIS SMPN 215 SSN


Jakarta Th. 2014/2015
ORGANISASI SISWA INTRA
SEKOLAH (OSIS)
SMP NEGERI 215 SSN JAKARTA
Jl. Melati Taman Meruya Ilir Blok B Kembangan Jakarta Barat
Telp. 021-5850391 Fax. 58904157 e-mail. Website : www.smpn215-jkt.sch.id

AD/ART
ANGGARAN DASAR / ANGGARAN RUMAH TANGGA
OSIS SMP NEGERI 215 SSN JAKARTA
Bab I

UMUM

Pasal 1

Nama, Waktu dan Tempat Kedudukan

a. Organisasi ini bernama Organisasi Siswa Intra Sekolah SMP Negeri


215 SSN Jakarta disebut OSIS SMP Negeri 215 SSN Jakarta

b. Organisasi ini didirikan untuk waktu yang ditentukan

c. OSIS SMP Negeri 215 SSN Jakarta berkedudukan di SMP Negeri 215
SSN Jakarta, Jl. Melati Taman Meruya Ilir Blok B Kec. Kembangan
Jakarta Barat

Pasal 2

Dasar dan Asas

a. Organisasi ini berdasarkan Pancasila dan Undang-undang dasar 1945

b. Organisasi ini berdasarkan kekeluargaan dan gotong royong

Pasal 3

Tujuan

a. Organisasi ini bertujuan mempersiapkan siswa sebagai kader penerus


perjuangan bangsa dan pembangunan nasional dengan memberikan

27 LDKS OSIS SMPN 215 SSN


Jakarta Th. 2014/2015
bekal keterampilan, kepemimpinan, kesegaran jasmani, daya kreasi,
patriotisme, kepribadian dan budi luhur.

b. Organisasi ini bertujuan melibatkan siswa dalam proses kehidupan


berbangsa dan bernegara serta pelaksanaan pembangunan nasional

c. Organisasi ini bertujuan membina siswa berorganisasi untuk


pengembangan kepemimpinan

Pasal 4

Sifat Organisasi

Organisasi ini bersifat intra sekolah dan merupakan satu – satunya wadah
yang menampung kegiatan ekstrakurikuler sekolah yang menunjang

kurikulum yang sah mewakili siswa dari sekolah tersebut.

Pasal 5

Bentuk Organisasi

Organisasi ini berbentuk kesatuan

Pasal 6

Lambang

Lambang OSIS bersifat nasional dan digunakan bersama-sama dengan


lembaga sekolah lainnya

Pasal 7

Keanggotaan

a. Anggota organisasi ini adalah siswa SMP Negeri 215 SSN Jakarta

b. Keanggotaan berakhir apabila siswa tidak menjadi siswa lagi atau


meninggal dunia

Pasal 8

Hak dan Kewajiban

Setiap anggota mempunyai hak dan kewajiban yang sama dalam OSIS

Pasal 9

28 LDKS OSIS SMPN 215 SSN


Jakarta Th. 2014/2015
Keuangan

Keuangan organisasi ini diperoleh dari dan Bantuan Oprasional


Pendidikan (BOP) maupu dari Bantuan Oprasional Sekolah (BOS) dan
sumbangan-sumbangan yang tidak mengikat serta usaha – usaha lain
yang sah.

BAB II

Pasa 10
PERANGKAT ORGANISASI

Perangkat organisasi terdiri dari:

a. Musyawarah Perwakilan Kelas, disingkat MPK

b. Pengurus Organisasi Siswa Intra Sekolah

c. Majelis Pembimbing OSIS, disingkat MBO.

BAB III

Pasal 11

Musyawarah Perwakilan Kelas

a. Anggota-anggota MPK adalah merupakan perwakilan kelas, sehingga


setiap kelas dari sekolah yang bersangkutan memiliki wakilnya yang
duduk dalam MPK

b. Sebelum sah menjadi anggota MPK, setiap anggota harus


mengucapkan janji secara sungguh-sungguh dihadapan kepala
sekolah atau dihadapan pejabat yang ditunjuk/dikuasakan oleh kepala
sekolah untuk mengambil janji

c. Perumusn bunyi janji diatur tersendiri secara nasional

d. MPK bertanggung jawab kepada kepala sekolah

Pasal 12

MPK menetapkan anggaran rumah tangga (ART) dan garis-garis besar


program kegiatan (GBPK) OSIS di sekolah dan disahkan oleh kepala
sekolah

BAB IV

Pasal 13

Pengurus OSIS

29 LDKS OSIS SMPN 215 SSN


Jakarta Th. 2014/2015
a. OSIS dipimpin oleh seorang Ketua dengan dibantu oleh seorang wakil
ketua yang disebut MITRATAMA dan MITRAMUDA

b. Ketua dan wakil ketua OSIS harus warga negara indonesia yang duduk
dikelas VIII tidak kelas terakhir

c. Ketua dan wakil ketua OSIS dipilih oleh MPK dengan suara terbanyak

d. Pengurus OSIS bertanggung jawab kepada kepala sekolah dan kepada


MPK dalam suatu musyawarah yang dilakukan oleh MPK

Pasal 14

a. Ketua dan wakil ketua OSIS bekerja menurut Anggaran Dasar dan
Anggaran Rumah Tangga

b. Dalam melakukan kewajiban ketua dan wakil ketua OSIS dibantu oleh
para pembantunya

c. Ketua dan wakil ketua OSIS memegang jabatannya selama satu tahun

d. Didalam melaksanakan tugasnya pengurus OSIS dibimbing oleh


pembimbing

Pasal 15

a. Ketua dan wakil ketua OSIS mendapat petunjuk pelaksanaan untuk


menjalankan peraturan sebagaimana mestinya

b. Ketua dan wakil ketua OSIS didalam menjalankan tugas dan


kewajibannya dibimbing oleh pembimbing

Pasal 16

Jika Ketua dan Wakilketua OSIS meninggal dunia, berhenti atau tidak
dapat melakukan kewajibannya dalam masa jabatannya, ia diganti oleh
anggota pengurus lainnya yang ditetapkan oleh kepala sekolah

Pasal 17

Sebelum memangku jabatannya, ketua dan wakil ketua mengucap janji


dengan sungguh-sungguh dengan tuntunan kepala sekolah selaku ketua
majelis pembimbing dihadapan sidang lengkap MPK sebagai berikut:

JANJI KETUA DAN WAKIL KETUA

Atas dasar kehormatan, kami berjanji:

1. Akan menjalankan selaku ketua dan /atau wakil ketua dengan


sungguh-sungguh

30 LDKS OSIS SMPN 215 SSN


Jakarta Th. 2014/2015
2. Akan menjalankan semua ketentuan sesuai dengan Anggaran Dasar
sesuai dengan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga dengan
penuh tanggung jawab sebagai banti kami kepada sekolah, bangsa
dan negara

3. Akan menjalankan tugas kami dengan jiwa persatuan dan kesatuan


atas dasar semoga Tuhan Yang Maha Esa meridoi janji kami ini
dengan taufiq dan hidayah-Nya.

Pasal 18

ketua OSIS mengangkat dan memberhentikan pembantunya atas


persetujuan kepala sekolah

BAB V

Pasal 19

Majelis Pembimbing OSIS

1. Majelis pembimbing OSIS merupakan badan pembimbing OSIS yang


beranggotakan guru-guru yang ditetapkan oleh kepala sekolah

2. Majelis pembimbing OSIS dipimpin/diketuai oleh kepala sekolah

Pasal 20

Majelis pembimbing wajib memberikan pembimbingan secara terus


menerus kepasa OSIS dalam melaksanakan tugasnya

ATURAN TAMBAHAN

Hal-hal yang belum diatur dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah
Tangga ini akan diatur dalam peraturan lain yang sah

Ditetapkan di : Jakarta
Pada Tanggal : November 2014

MAJELIS PERWAKILAN KELAS SMPN 215 SSN JAKARTA

31 LDKS OSIS SMPN 215 SSN


Jakarta Th. 2014/2015
ORGANISASI SISWA INTRA
SEKOLAH (OSIS)
SMP NEGERI 215 SSN JAKARTA
Jl. Melati Taman Meruya Ilir Blok B Kembangan Jakarta Barat
Telp. 021-5850391 Fax. 58904157 e-mail. Website : www.smpn215-jkt.sch.id

MANAJEMEN EKSTRAKURIKULER

A. Kegiatan Ekstrakurikuler

Dalam proses pendidikan dikenal dua kegiatan yang cukup elementer, yaitu kegiatan
kurikuler dan kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan kurikuler merupakan kegiatan pokok
pendidikan yang di dalamnya terjadi proses belajar-mengajar antara peserta didik dan
pendidik untuk mendalami materi-materi ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan
tujuan pendidikan dan kemampuan yang hendak diperoleh peserta didik. Sedangkan
kegiatan ekstrakurikuler merupakan kegiatan yang dilakukan dalam rangka
mengembangkan aspek-aspek tertentu dari apa yang ditemukan pada kurikulum yang
sedang dijalankan, termasuk yang berhubungan dengan bagaimana penerapan
sesungguhnya dari ilmu pengetahuan yang dipelajari oleh peserta didik sesuai dengan
tuntutan kebutuhan hidup mereka maupun lingkungan sekitarnya.

B. Pengertian Ekstrakurikuler

Kata ekstrakurikuler memiliki arti kegiatan tambahan di luar rencana pelajaran, atau
pendidikan tambahan di luar kurikulum. Dengan demikian, kegiatan ekstrakurikuler
merupakan kegiatan yang dilakukan di luar kelas dan di luar jam pelajaran (kurikulum)
untuk menumbuhkembangkan potensi sumber daya manusia yang dimiliki peserta
didik, baik yang berkaitan dengan aplikasi ilmu pengetahuan yang didapatkannya
maupun dalam pengertian khusus untuk membimbing peserta didik dalam
mengembangkan potensi dan bakat yang ada dalam dirinya melalui kegiatan-kegiatan
yang wajib maupun pilihan.

Kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan pelajaran yang diselenggarakan di luar jam


pelajaran biasa. Kegiatan ini dilaksanakan pada sore hari bagi sekolah-sekolah yang
masuk paggi, dan dilaksanakan pada pagi hari bagi sekolah-sekolah yang masuk sore.
Kegiatan ekstrakurikuler ini sering dimaksudkan untuk mengembangkan salah satu
bidang pelajaran yang diminati oleh sekelompok siswa, misalnya olahraga, kesenian,

32 LDKS OSIS SMPN 215 SSN


Jakarta Th. 2014/2015
dan berbagai kegiatan keterampilan dan kepramukaan (Tim Dosen Jurusan AP FIP
IKIP Malang, 1989:122).

Dengan demikian, yang dimaksud dengan ekstrakurikuler adalah berbagai kegiatan


sekolah yang dilakukan dalam rangka memberikan kesempatan kepada peserta didik
untuk dapat mengembangkan potensi, minat, bakat, dan hobi yang dimilikinya yang
dilakukan di luar jam pelajaran normal.

Adapun yang dimaksud dengan manajemen kegiatan ekstrakurikuler adalah seluruh


proses yang direncanakan dan diusahakan secara terorganisir mengenai kegiatan
sekolah yang dilakukan di luar kelas dan di luar jam pelajaran (kurikulum) untuk
menumbuhkembangkan potensi sumber daya manusia yang dimiliki peserta didik, baik
berkaitan dengan aplikasi ilmu pengetahuan yang didapatkannya maupun dalam
pengertian khusus untuk membimbing peserta didik dalam mengembangkan potensi
dan bakat yang ada dalam dirinya melalui kegiatan-kegiatan yang wajib maupun
pilihan.

C. Fungsi dan Tujuan Ekstrakurikuler

Sebagai kegiatan pembelajaran dan pengajaran di luar kelas, ekstrakurikuler mempunyai


fungsi dan tujuan sebagai berikut:

1. Meningkatkan kemampuan peserta didik sebagai anggota masyarakat dalam


mengadakan hubungan timbal balik dengan lingkungan sosial, budaya, dan alam
semesta
1. Menyalurkan dan mengembangkan potensi dan bakat peserta didik agar
dapat menjadi manusia yang berkreativitas tinggi dan penuh dengan karya
2. Melatih sikap disiplin, kejujuran, kepercayaan, dan tanggungjawab dalam
menjalankan tugas
3. Mengembangkan etika dan akhlak yang mengintegrasikan hubungan
dengan Tuhan, Rasul, manusia, alam semesta, bahkan diri sendiri
4. Mengembangkan sensitivitas peserta didik dalam melihat persoalan-
persoalan sosial-keagamaan sehingga menjadi insan yang produktif
terhadap permasalahan sosial keagamaan
5. Memberikan bimbingan dan arahan serta pelatihan kepada peserta didik
agar memiliki fisik yang sehat, bugar, kuat, cekatan, dan terampil
6. Memberi peluang peserta didik agar memiliki kemampuan untuk komunikasi
(human relation) dengan baik, secara verbal dan nonverbal.

D. Sasaran dan Prinsip Pelaksanaan

Sasaran kegiatan ekstrakurikuler adalah seluruh peserta didik di sekolah, madrasah,


maupun lembaga-lembaga pendidikan nonformal lainnya, seperti pesantren.
Pengelolaannya diutamakan ditangani oleh peserta didik itu sendiri, dengan tidak
menutup kemungkinan bagi keterlibatan guru atau pihak-pihak lain jika diperlukan
sebagai pembimbing.

Pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler ini dilakukan di luar jam pelajaran atau di luar
kelas. Kegiatan ini sebaiknya juga dilakukan lintas kelas. Namun untuk hal-hal tertentu
yang berkaitan dengan aplikasi dan praktik materi pelajaran di kelas, maka kegiatan

33 LDKS OSIS SMPN 215 SSN


Jakarta Th. 2014/2015
ekstrakurikuler dilaksanakan dan diikuti secara tertib oleh mereka yang satu kelas dan
satu tingkat.

Bentuk-bentuk kegiatan ekstrakurikuler juga perlu dikembangkan dengan


mempertimbangkan tingkat pemahaman dan kemampuan peserta didik serta tuntutan-
tuntutan lokal dimana sekolah maupun madrasah berada. Sehingga ,elalui kegiatan
yang diikutinya, peserta didik mampu belajar untuk memecahkan masalah-masalah
yang berkembang di lingkungannya dengan tetap tidak melupakan masalah-masalah
global tertentu saja yang juga harus pula diketahui oleh peserta didik.

E. Macam-macam Kegiatan Ekstrakurikuler

Macam-macam kegiatan ekstrakurikuler yang ada di sekolah diantaranya sebagai


berikut:

1. Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS)

Organisasi siswa di kelas merupakan tanggung jawab wali kelas masing-masing,


meskipun tanggung jawab terakhir tetap ada di tangan kepala sekolah. Organisasi
siswa di kelas pada umumnya sekedar disebut pengurus kelas dengan seorang
ketua kelas dilengkapi dengan beberapa pengurus yang lain sesuai dengan
keperluan, seperti wakil ketua, sekretaris, wakil sekretaris, bendahara, dan seksi-
seksi. Berikutnya melalui pengurus kelas dapat dilakukan musyawarah untuk
membentuk pengurus siswa di sekolah berupa pengurus Organisasi Siswa Intra
Sekolah (OSIS).

Pengurus kelas dan OSIS dalam lingkup masing-masing harus dibina oleh kepala
sekolah agar mampu menyelenggarakan berbagai kegiatan yang bermanfaat bagi
semua siswa. Melalui OSIS dapat disalurkan berbagai inisiatif, kreativitas, dan
kemampuan memimpin dapat dikembangkan. Disamping itu, organisasi tersebut
dapat pula dimanfaatkan untuk mengembangkan proses belajar-mengajar agar
tujuan utama orang tua dan siswa sendiri tidak disaingi oleh kegiatan-kegiatan
yang dapat menghambat pencapaian tujuan berupa keberhasilan siswa dalam
belajar. Untuk membuat dua kepentingan yang pada dasarnya sejalan tetapi kerap
juga saling mendesak itu menjadi harmonis, diperlukan kebijakan wali kelas dan
kepala sekolah serta guru-guru dalam memimpin, mengarahkan, dan membimbing
siswa (Nawawi, 1989:166).

Nilai yang terdapat dalam OSIS adalah nilai berorganisasi, antara lain: pengalaman
memimpin, pengalaman bekerja sama, hidup demokratis, berjiwa toleransi, dan
pengalaman mengendalikan organisasi. Sedangkan fungsi OSIS adalah fungsi
pembinaan siswa, tujuannya agar siswa nantinya dapat menjadi warga negara
yang baik dan berguna. Dengan demikian, pembinaan siswa meliputi pembentukan
kepribadian dan sikap, pembentukan pengetahuan, dan pembentukan
keterampilan.

Menurut Tim Dosen Jurusan AP FIP IKIP Malang (1989:126) secara umum, tujuan
OSIS dapat dirumuskan sebagai berikut:

34 LDKS OSIS SMPN 215 SSN


Jakarta Th. 2014/2015
1) Mempersiapkan siswa menjadi warga negara yang memiliki jiwa pancasila,
kepribadian luhur, moral yang tinggi, berkecakapan serta memiliki pengetahuan
yang siap untuk diamalkan

2) Mempersiapkan persatuan dan kesatuan agar menjadi warga yang mengabdi


kepada Tuhan Yang Maha Esa, tanahy air dan bangsanya

3) Menggalang persatuan dan kesatuan siswa yang kokoh dan akrab di sekolah
dalam satu wadah OSIS

4) Menghindari siswa dari pengaruh-pengaruh yang tidak sehat dan mencagah


siswa dijadikan sasaran perebutan pengaruh serta kepentingan suatu golongan
(dalam usaha peningkatan ketahanan sekolah).

2. Pramuka Sekolah

Dalam suatu sekolah diperlukan suatu situasi yang memungkinkan siswa


mendapat kesempatan mengembangkan diri dengan program dan kegiatan yang
bersifat nonformal. Salah satu bentuknya dapat diwujudkan dalam bentuk kegiatan
pramuka sekolah yang diselenggarakan di luar jam belajar. Dengan demikian,
kegiatan pramuka memungkinkan sekolah membantu siswa menggunakan dan
mengisi waktu senggangnya secara berdaya dan berhasil guna bagi pertumbuhan
dan perkembangan masing-masing.

Dengan demikian kegiatan pramuka merupakan salah satu bentuk pendidikan


nonformal yang keanggotaannnya bersifat sukarela. Untuk itu kepala sekolah dan
guru perlu melakukan usaha dalam menyadarkan dan mendorong siswa agar
bersedia menjadi anggota pramuka di sekolahnya. Untuk mewujudkan kegiatan
pramuka secara kontinu dan berdaya guna, setiap kepala sekolah perlu melakukan
kegiatan pengendalian, antra lain:

1) Menunjuk dan mengangkat guru sebagai pembina pramuka yang


bertanggungjawab kepada kepala sekolah

2) Mengusahakan agar para pembina pramuka mendapat penataran atau Kursus


Mahir Dasar (KMD) dan Kursus Mahir Lanjutan (KML)

3) Melakukan koordinasi dengan kwartir daerah pramuka atau kwartir cabang


untuk membentuk Gugus Depan (Gudep) di sekolah

4) Ikut serta sebagai Ketua Majelis Pembimbing Gugus Depan (Kamabigus) dan
tidak segan-segan untuk berpakaian pramuka

5) Membantu mengadakan alat kelengkapan gudep dan bahkan alat kelengkapan


pramuka secara perseorangan melalui kerja sama dengan koperasi sekolah

6) Menyediakan diri untuk mendiskusikan program pramuka dan secara berkala


mengontrol pelaksanaannya

7) Mendorong agar terwujud kerja sama dengan gugus depan dari sekolah lain.

35 LDKS OSIS SMPN 215 SSN


Jakarta Th. 2014/2015
Perhatian dan kesediaan kepala sekolah untuk ikut serta dalam kegiatan pramuka
sekolah sangat besar pengaruhnya pada kelangsungan gugus depan yang sudah
dibentuk. Kepala sekolah harus berusaha agar pelaksanaan pramuka di
sekolahnya tidak sekedar sebagai kegiatan musiman, yang sekali waktu muncul
dan untuk jangka waktu yang lama tenggelam. Namun kepala sekolah sedapat
mungkin mengusahakan dan memrogramkan pramuka menjadi kegiatan yang
bersifat kontinu dan berkesinambungan.

3. Olahraga dan Kesenian Sekolah

Olahraga dan kesenian sebenarnya sudah diselenggarakan dalam bentuk bidang


studi yang disediakan jam pelajaran khusus. Namun untuk mewujudkan kedua
bidang tersebut di luar jam pelajaran, setiap kepala sekolah sebagai pemimpin
perlu menaruh perhatian, meskipun mungkin secara pribadi kurang tertarik pada
salah satu atau kedua bidang tersebut. Perhatian itu dimanifestasikan dalam usaha
melakukan pengendalian pelaksanaannya antara lain:

1) Menunjuk dan mengangkat guru sebagai penanggungjawab pelaksanaannya


(koordinator bidang) yang bertanggungjawab kepada kepala sekolah

2) Mengusahakan agar para guru yang bersangkutan mendapat kesempatan


mengikuti penataran atau kursus-kursus mengenai bidang tersebut

3) Membantu mengadakan alat kelengkapan yang diperlukan.

Diharapkan dengan kegiatan yang bersifat nonformal seperti olahraga dan


kesenian ini, sekolah dapat mewujudkan hubungan manusia yang intensif. Siswa
belajar menghormati keberhasilan orang lain, bersikap sportif, berjuang untuk
mencapai suatu prestasi secara jujur, dan lain sebagainya.

1. Majalah Sekolah

Selain kegiatan-kegiatan yang disebutkan di atas, ada juga kegiatan yang bisa
memuat karya siswa. Kegiatan ekstrakurikuler ini biasanya sering disebut dengan
majalah sekolah. Majalah sekolah dapat dapat memuat berbagai karya siswa
berupa prosa atau puisi dan berita-berita mengenai kehidupan sekolah. Disamping
itu majalah sekolah juga dapat digunakan untuk memuat aspirasi-aspirasi siswa,
termasuk saran-sarannya mengenai kehidupan sekolah. Di pihak lain, guru juga
dapat memanfaatkannya untuk kepentingan menyampaikan materi-materi yang
telah disampaikannya melalui proses belajar-mengajar. Materi-materi itu mungkin
pula berupa pengetahuan praktis untuk meningkatkan keterampilan siswa.

Kepala sekolah dapat juga memanfaatkan majalah sekolah untuk menyampaikan


berbagai peraturan dan penjelasan-penjelasan serta nasihat kepada siswa.
Sedangkan bagi orang tua siswa, majalah sekolah berfungsi untuk mengetahui dan
mengikuti perkembangan dan kemajuan sekolah tempat anak-anak belajar.
Dengan demikian tidak mustahil timbul hasrat untuk membantu sekolah, jika
menemukan sesuatu yang dipandangnya patut dibantu demi kepentingan siswa.

36 LDKS OSIS SMPN 215 SSN


Jakarta Th. 2014/2015
Jelas bahwa majalah sekolah memungkinkan berlangsungnya komunikasi tertulis
untuk menunjang seluruh program sekolah dalam melaksanakan tugas-tugas yang
dipercayakan kepada lembaga tersebut. Dalam batas-batas kemampuan yang
dimiliki majalah sekolah harus diusahakan agar terbit dalam bentuk yang menarik
dan mendorong orang untuk membacanya. Untuk mendorong kontinuitas terbitnya
majalah tersebut, bisa saja dipungut biaya dari para siswa namun besarannya tidak
memberatkan mereka.

Dari uraian di atas jelas bahwa banyak sekali manfaat yang bisa diambil dari usaha
menerbitkan majalah sekolah. Manfaat itu memang tidak dapat ditunjukkan secara
fisik (material) karena bersifat abstrak berkaitan dengan aspek psikologis
pembacanya. Oleh karenanya, usaha menerbitkan majalah sekolah tidak dapat
dikatakan sebagai suatu pemborosan.

Kepala sekolah perlu menaruh perhatian yang besar terhadap penerbitan majalah
sekolah agar dapat terbit secara kontinu. Di pihak lain guru yang dipercayakan
melakukan koordinasi untuk menerbitkan majalah harus berusaha menjalankan
tanggung jawab sebaik-baiknya, termasuk juga menjaga agar majalah tersebut
tidak disalah gunakan. Dengan kata lain, majalah sekolah harus diusahakan untuk
tidak menjadi ajang menantang kebijakan pengembangan sekolah (Nawawi,
1989:185).

1. Palang Merah Remaja (PMR)

Palang Merah Remaja (PMR) adalah sebuah wadah atau organisasi pelajar yang
mempunyai tugas dan tanggung jawab untuk melakukan pelayanan-pelayanan kesehatan
dan medis terhadap para korban atau pasien yang membutuhkan pertolonan, baik di
lingkungan internal sekolah maupun masyarakat yang berada di sekitarnya. Peran dan
fungsi organisasi ini juga sama dengan Palang Merah Indonesia (PMI), dan dalam banyak
hal PMR bekerja sama dengan PMI untuk mengembangkan program-program pelayanan
kesehatan dan medis kepada masyarakat.

Tujuan dikembangkannya kegiatan PMR ini adalah:

1) Membentuk sebuah wadah di sekolah yang siap dan terampil dalam melakukan
pelayanan kesehatan dan medis terhadap masyarakat, khususnya untuk teman di
sekolah

2) Membentuk mental dan karakter peserta didik sehingga memiliki kepekaan dan
solidaritas sosial yang tinggi serta siap berkorban demi kepentingan orang lain

3) Menanamkan nilai-nilai kemanusiaan dan keagamaan pada diri peserta didik


sehingga senantiasa siap berbuat baik dan memberi manfaat kepada sesamanya.

Sebagai mitra, abdi dan pelayan masyarakat, PMR bisa melakukan kegiatan-kegiatan
antara lain:

1) Melayani masyarakat sekolah maupun masyarakat sekitar kapan dan dimanapun


dibutuhkan pada tahap pertolongan pertama

2) Mengadakan program pelayanan kesehatan bagi masyarakat

37 LDKS OSIS SMPN 215 SSN


Jakarta Th. 2014/2015
3) Mengadakan pelatihan pelayanan kesehatan dan medis kepada masyarakat, baik
untuk tenaga sukarelawan, anggota PMR sendiri, maupun untuk para peserta didik
secara umum

4) Mengadakan penyuluhan dan bimbingan tentang tata cara hidup yang bersih dan
sehat serta tata cara pengobatan beberapa penyakit ringan.

Dari semua kegiatan di atas, sekolah sebagai pengelola kegiatan pendidikan mempunyai
tanggung jawab dalam mengembangkan potensi yang dimiliki peserta didik. Dan salah satu cara
yang dapat dilakukan sekolahn dalam mengembangkan potensi peserta didik adalah melalui
kegiatan ekstrakurikuler.

ORGANISASI SISWA INTRA


SEKOLAH (OSIS)
SMP NEGERI 215 SSN JAKARTA
Jl. Melati Taman Meruya Ilir Blok B Kembangan Jakarta Barat
Telp. 021-5850391 Fax. 58904157 e-mail. Website : www.smpn215-jkt.sch.id

KERUKUNAN UMAT BERAGAMA

FUNGSI KERUKUNAN HIDUP ANTARUMAT BERAGAMA

1. Menjaga ketentraman masyarakat;


2. Saling menghormati antar umat beragama;
3. Mencegah terjadinya pertentangan antara agama yang satu dengan
yang lainnya;
4. Mempersatukan perbedaan antarumat beragama

SIKAP - SIKAP ANTAR UMAT BERAGAMA

1. Sikap Eksklusivisme : sikap yang hanya mengakui agamanya yang


paling benar dan baik.

2. Sikap Inklusivisme : sikap yang dapat memahami dan menghargai


agama lain dengan eksistensinya, tetapi tetap memandang agamanya
sebagai satu - satunya jalan menuju keselamatan..

38 LDKS OSIS SMPN 215 SSN


Jakarta Th. 2014/2015
3. Pluralisme: sikap yang menerima, menghargai, dan memandang
agama lain sebagai agama yang baik serta memiliki jalan keselamatan.

Dalam perspektif pandangan seperti ini, maka tiap umat beragama


terpanggil untuk membina hubungan solidaritas, dialog dan kerja sama
dalam rangka kehidupan yang lebih baik dan lebih berpengharapan.
Pluralisme bangsa Indonesia merupakan keunikan serta kekayaan yang
harus disyukuri. Hidup dalam masyarakat bangsa yang pluralis dangan
sendirinya menuntut sikap toleransi serta solidaritas yang tinggi dan hal itu
menghasilkan suatu dunia baru dimana masyarakat menjadi sangat
heterogen dalam suatu wilayah tempat tinggal, maka solidaritas dan
toleransi telah menjadi syarat utama dalam membangun kehidupan
bersama.
4. Fundamentalisme agama adalah suatu sikap hidup beragama yang
militan, yang juga tidak menghendaki idiologi - idiologi lain hidup
disampingnya karena nilai-nilai kebenaran hanya ada pada dirinya

KERUKUNAN DITINJAU DARI SUDUT PANDANG PANCASILA DAN


UUD 1945

Titik pijak dari pengembangan kerukunan adalah pancasila dan


pembukaan UUD 1945 yang dituangkan dalam sila ke 5 tentang “
Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia ” dan UUD 1945 pasal 29
ayat 1 dan 2 mengatakan tentang:
1. Negara berdasarkan ketuhanan yang maha esa,
2. Negara menjamin kemerdekaan tiap - tiap penduduk untuk memeluk
agamanya masing - masing dan untuk beribadah menurut agamanya
dan kepercayaannya itu.

Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang pluralis dari segi suku, agama
dan budaya kita. Berbagai arus pemikiran modern, setiap agama berbulat
dengan persoalan adaptasi, dialog sekaligus identitas. Disatu pihak
agama harus berakar pada sejarah dan tradisi, tetapi agama harus
membuktikan diri sebagai kekuatan atau gerakan liberatif yang terbuka
terhadap dialog dan kerja sama. Sikap pluralisme menjadi jembatan

39 LDKS OSIS SMPN 215 SSN


Jakarta Th. 2014/2015
terciptanya toleransi, persaudaraan dan persahabatan antarumat
beragama, antar suku dan bangsa.

MANFAAT KERUKUNAN BERAGAMA

Umat Beragama Diharapkan Perkuat Kerukunan Jika agama dapat


dikembangkan sebagai faktor pemersatu maka ia akan memberikan
stabilitas dan kemajuan negara.
Cara Menjaga Kerukunan Hidup Antar Umat Beragama
Indonesia yang multikultural terutama dakam hal agama membuat
Indonesia menjadi sangat rentang terhadap konflik antar umat beragama.
Maka dari itu menjaga kerukunan antar umat beragama sangatlah
penting. Dalam kaitannya untuk menjaga kehidupan antar umat beragama
agar terjaga sekaligus tercipta kerukunan hidup antar umat beragama
dalam masyarakat khususnya masyarakat Indonesia misalnya dengan
cara sebagai
berikut:

1. Menghilangkan perasaan curiga atau permusuhan terhadap pemeluk


agama lain yaitu dengan cara mengubah rasa curiga dan benci
menjadi rasa penasaran yang positf dan mau menghargai keyakinan
orang lain.
2. Jangan menyalahkan agama seseorang apabila dia melakukan
kesalahan tetapi salahkan orangnya. Misalnya dalam hal terorisme.
3. Biarkan umat lain melaksanakan ibadahnya jangan olok-olok mereka
karena ini bagian dari sikap saling menghormati.
4. Hindari diskriminasi terhadap agama lain karena semua orang berhak
mendapat fasilitas yang sama seperti pendidikan, lapangan pekerjaan
dan sebagainya.

Dengan memperhatikan cara menjaga kerukunan hidup antar umat


beragama tersebut hendaknya kita sesama manusia haruslah saling
tolong menolong dan kita harus bisa menerima bahwa perbedaan

40 LDKS OSIS SMPN 215 SSN


Jakarta Th. 2014/2015
agama dengan orang lain adalah sebuah realitas dalam masyarakat
yang multikultural agar kehidupan antar umat beragma bisa terwujud.

ORGANISASI SISWA INTRA


SEKOLAH (OSIS)
SMP NEGERI 215 SSN JAKARTA
Jl. Melati Taman Meruya Ilir Blok B Kembangan Jakarta Barat
Telp. 021-5850391 Fax. 58904157 e-mail. Website : www.smpn215-jkt.sch.id

HAKIKAT ETIKA DAN MORALITAS DALAM ORGANISASI

Etika
Istilah etika berasal dari bahasa Yunani yaitu “ethos” yang berarti watak atau kebiasaan.
Dalam bahasa sehari-hari kita sering menyebutnya dengan etiket yang berarti cara bergaul
atau berperilaku yang baik yang sering juga disebut sebagai sopan santun. Istilah etika
banyak dikembangkan dalam organisasi sebagai norma-norma yang mengatur dan
mengukur perilaku profesional seseorang. Kita mengenal saat ini banyak dikembangkan
etika yang berkaitan dengan profesi yang disebut sebagai etika profesi seperti etika
kedokteran, etika hukum, etika jurnalistik, etika guru, dan sebagainya

Etika berkaitan dengan baik dan buruk, benar dan salah, betul dan tidak, bohong dan jujur.
Dalam berinteraksi dengan lingkungannya orang-orang dapat menunjukkan perilaku yang
dinilai baik atau buruk, benar atau salah ketika melakukan suatu tindakan. Hal tersebut
sangat bergantung kepada nilai-nilai yang berlaku dalam lingkungan di mana orang-orang
berfungsi. Tidak jarang terdapat penilaian yang berbeda terhadap suatu perilaku dalam
lingkungan yang berbeda.

Etika menggambarkan suatu kode perilaku yang berkaitan dengan nilai tentang mana
yang benar dan mana yang salah yang berlaku secara obyektif dalam masyarakat.
Dengan demikian, etika dapat diartikan sebagai perilaku individu dalam berinteraksi
dengan lingkungannya. Secara lengkap etika diartikan sebagai nilai-nilai normatif atau

41 LDKS OSIS SMPN 215 SSN


Jakarta Th. 2014/2015
pola perilaku seseorang atau badan/lembaga/organisasi sebagai suatu kelaziman yang
dapat diterima umum dalam interaksi dengan lingkungannya.
Moral
Moral adalah istilah yang berasal dari bahasa Latin yaitumos yang berarti cara hidup atau
kebiasaan. Moral dalam bahasa Inggris dapat diartikan sebagai dorongan dalam diri
seseorang untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu yang berkaitan dengan etika.
Moralitas dilandasi oleh nilai-nilai tertentu yang diyakini oleh seseorang atau organisasi
tertentu sebagai sesuatu yang baik atau buruk, sehingga bisa membedakan mana yang
patut dilakukan dan mana yang tidak sepatutnya dilakukan.

Di sisi lain, konsepsi moralitas dimaksudkan untuk menentukan sampai seberapa jauh
seseorang memiliki dorongan untuk melakukan tindakan sesuai dengan prinsip-prinsip
etika moral. Pada dasarnya dalam diri setiap orang ada dorongan untuk mencari
kebenaran. Perbedaannya adalah pada pada kadar kuat tidaknya dorongan tersebut.

Dari uraian di atas dapat dibedakan antara etika dan moralitas sebagai suatu sistem nilai
dalam diri seseorang atau organisasi. Moralitas merujuk kepada nilai-nilai yang diyakini
dan menjadi semangat dalam diri seseorang atau suatu organisasi untuk melakukan atau
tidak melakukan sesuatu. Sedangkan etika merupakan nilai-nilai perilaku yang ditunjukkan
oleh seseorang atau organisasi ketika berinteraksi dengan lingkungannya
Nilai-nilai, Moral, dan Budaya Organisasi

Perilaku seseorang sebagaimana diketahui merupakan cerminan dari nilai-nilai yang


dianut oleh orang tersebut. Nilai-nilai yang diyakini oleh individu tersebutlah yang
mendasarinya untuk melakukan atau tidak melakukan suatu tindakan/perilaku. Nilai-nilai
itu pula yang menyebabkan seseorang terdorong atau memiliki semangat untuk
melakukan hal yang baik atau buruk, salah atau benar. Seseorang akan melakukan suatu
tindakan apabila dia yakin bahwa tindakannya benar dan tidak akan melakukan suatu
tindakan apabila diyakininya bahwa tindakan itu salah, baik menurut nilai-nilai yang
dianutnya atau nilai- nilai yang berlaku dalam lingkungannya. Nilai-nilai tersebut dalam
kehidupan sehari-hari diacu juga sebagai moral atau moralitas.

Dalam organisasi, peran individu sangat penting, karena organisasi terbentuk dengan
adanya sekelompok orang yang saling berinteraksi dalam mewujudkan tujuan tertentu.
Organisasi adalah sistem hubungan yang terstruktur yang mengoordinasikan suatu usaha
individu atau kelompok orang untuk mencapai tujuan tertentu. Organisasi juga dapat
dipandang sebagai koordinasi rasional kegiatan sejumlah orang untuk mencapai beberapa
tujuan umum melalui pembagian pekerjaan dan fungsi berdasarkan hierarki otoritas dan
tanggung jawab. Dengan demikian, organisasi dapat dipandang sebagai entitas sosial
yang terkoordinasi dengan batas-batas yang relatif dapat diidentifikasi dan relatif berfungsi
secara kontinyu untuk mencapai tujuan bersama.

Dari beberapa pengertian tentang organsasi dapat diketahui bahwa dalam organisasi
terdapat interaksi atau hubungan antarindividu dan/atau antarkelompok untuk mencapai
suatu tujuan yang telah ditetapkan bersama. Interaksi antarorang atau antarkelompok
yang memiliki nilai serta latar belakang yang berbeda-beda akan saling memengaruhi satu
sama lain sehingga membentuk suatu nilai baru yang akan melandasi perilaku individu
untuk bersama-sama mencapai tujuan organisasi. Dengan demikian, etika organisasi
dapat pula diartikan sebagai pola sikap dan perilaku yang diharapkan dari setiap individu

42 LDKS OSIS SMPN 215 SSN


Jakarta Th. 2014/2015
dan kelompok dalam organisasi, yang pada akhirnya akan membentuk budaya organisasi
yang sejalan dengan visi, misi, dan tujuan organisasi

PRINSIP-PRINSIP ETIKA

Dalam peradaban sejarah manusia sejak abad keempat sebelum Masehi para pemikir
telah mencoba menjabarkan berbagai corak landasan etika sebagai pedoman hidup
bermasyarakat. Para pemikir itu telah mengidentifikasi sedikitnya terdapat ratusan macam
ide agung (great ideas). Seluruh gagasan atau ide agung tersebut dapat diringkas menjadi
enam prinsip yang merupakan landasan penting etika, yaitu keindahan, persamaan,
kebaikan, keadilan, kebebasan, dan kebenaran.
Prinsip Keindahan

Prinsip ini mendasari segala sesuatu yang mencakup penikmatan rasa senang terhadap
keindahan. Berdasarkan prinsip ini, manusia memperhatikan nilai-nilai keindahan dan
ingin menampakkan sesuatu yang indah dalam perilakunya. Misalnya dalam berpakaian,
penataan ruang, dan sebagainya sehingga membuatnya lebih bersemangat untuk bekerja.
Prinsip Persamaan

Setiap manusia pada hakikatnya memiliki hak dan tanggung jawab yang sama, sehingga
muncul tuntutan terhadap persamaan hak antara laki-laki dan perempuan, persamaan ras,
serta persamaan dalam berbagai bidang lainnya. Prinsip ini melandasi perilaku yang tidak
diskrminatif atas dasar apapun.

Prinsip Kebaikan

Prinsip ini mendasari perilaku individu untuk selalu berupaya berbuat kebaikan dalam
berinteraksi dengan lingkungannya. Prinsip ini biasanya berkenaan dengan nilai-nilai
kemanusiaan seperti hormat- menghormati, kasih sayang, membantu orang lain, dan
sebagainya. Manusia pada hakikatnya selalu ingin berbuat baik, karena dengan berbuat
baik dia akan dapat diterima oleh lingkungannya. Penyelenggaraan pemerintahan dan
pelayanan yang diberikan kepada masyarakat sesungguhnya bertujuan untuk
menciptakan kebaikan bagi masyarakat.

Prinsip Keadilan

Pengertian keadilan adalah kemauan yang tetap dan kekal untuk memberikan kepada
setiap orang apa yang semestinya mereka peroleh. Oleh karena itu, prinsip ini mendasari
seseorang untuk bertindak adil dan proporsional serta tidak mengambil sesuatu yang
menjadi hak orang lain.

Prinsip Kebebasan

Kebebasan dapat diartikan sebagai keleluasaan individu untuk bertindak atau tidak
bertindak sesuai dengan pilihannya sendiri. Dalam prinsip kehidupan dan hak asasi
manusia, setiap manusia mempunyai hak untuk melakukan sesuatu sesuai dengan
kehendaknya sendiri sepanjang tidak merugikan atau mengganggu hak-hak orang lain.
Oleh karena itu, setiap kebebasan harus diikuti dengan tanggung jawab sehingga manusia

43 LDKS OSIS SMPN 215 SSN


Jakarta Th. 2014/2015
tidak melakukan tindakan yang semena-mena kepada orang lain. Untuk itu kebebasan
individu disini diartikan sebagai:
1. Kemampuan untuk berbuat sesuatu atau menentukan pilihan
2. Kemampuan yang memungkinkan manusia untuk melaksana-kanpilihannya
tersebut
3. Kemampuan untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya.

Prinsip Kebenaran

Kebenaran biasanya digunakan dalam logika keilmuan yang muncul dari hasil pemikiran
yang logis/rasional. Kebenaran harus dapat dibuktikan dan ditunjukkan agar kebenaran itu
dapat diyakini oleh individu dan masyarakat. Tidak setiap kebenaran dapat diterima
sebagai suatu kebenaran apabila belum dapat dibuktikan.

Semua prinsip yang telah diuraikan itu merupakan prasyarat dasar dalam pengembangan
nilai-nilai etika atau kode etik dalam hubungan antarindividu, individu dengan masyarakat,
dengan pemerintah, dan sebagainya. Etika yang disusun sebagai aturan hukum yang
akan mengatur kehidupan manusia, masyarakat, organisasi, instansi pemerintah, dan
pegawai harus benar-benar dapat menjamin terciptanya keindahan, persamaan, kebaikan,
keadilan, kebebasan, dan kebenaran bagi setiap orang.

DIMENSI ETIKA DALAM ORGANISASI

Sebagaimana dikemukakan sebelumnya bahwa etika merupakan cara bergaul atau


berperilaku yang baik. Nilai-nilai etika tersebut dalam suatu organisasi dituangkan dalam
aturan atau ketentuan hukum, baik tertulis maupun tidak tertulis. Aturan ini mengatur
bagaimana seseorang harus bersikap atau berperilaku ketika berinteraksi dengan orang
lain di dalam suatu organisasi dan dengan masyarakat di lingkungan organisasi tersebut.
Cukup banyak aturan dan ketentuan dalam organisasi yang mengatur struktur hubungan
individu atau kelompok dalam organisasi serta dengan masyarakat di lingkungannya
sehingga menjadi kode etik atau pola perilaku anggota organisasi bersangkutan.

Birokrasi

Nilai-nilai yang berlaku dalam suatu organisasi secara konseptual telah dikembangkan
sejak munculnya teori tentang organisasi. Salah satu teori klasik tentang organisasi yang
cukup dikenal dan sangat berpengaruh terhadap pengembangan organisasi adalah
birokrasi. Menurut teori ini, ciri organisasi yang ideal yang sekaligus menjadi nilai-nilai
perilaku yang harus dianut oleh setiap anggota organisasi adalah:
 Adanya pembagian kerja
 Hierarki wewenang yang jelas
 Prosedur seleksi yang formal
 Aturan dan prosedur kerja yang rinci, serta
 Hubungan yang tidak didasarkan atas hubungan pribadi.

Teori birokrasi menempatkan setiap anggota organisasi dalam suatu hierarki struktur yang
jelas, setiap pekerjaan harus diselesesaikan berdasarkan prsedur dan aturan kerja yang
telah ditetapkan, dan setiap orang terikat secara ketat dengan aturan-aturan tersebut.
Selain itu, hubungan antarindividu dalam organisasi dan dengan lingkungan di dalam

44 LDKS OSIS SMPN 215 SSN


Jakarta Th. 2014/2015
organisasi hanya dibatasi dalam hubungan pekerjaan sesuai tugas dan tanggung jawab
masing-masing. Dalam model organisasi ini pola perilaku yang berkembang bersifat
sangat kaku dan formal.

Prinsip Manajemen Organisasi

Berbeda dengan teori birokrasi terdapat teori lain yang mengidentifi- kasi prinsip-prinsip
manajemen organisasi. Prinsip-prinsip ini cukup banyak diadopsi oleh para pimpinan
organisasi, baik publik maupun swasta. Prinsip-prinsip ini bahkan ditemukan juga dalam
oragnisasi yang dikelola secara birokratis. Prinsip-prinsip tersebut adalah pembagian kerja,
wewenang, disiplin, kesatuan perintah (komando), koordinasi, mendahulukan kepentingan
organisasi, remunerasi, sentralisasi versus desentralisasi, inisiatif, dan kesektiakawanan
kelompok.

Pembagian kerja

Pembagian kerja yang sangat spesifik dapat meningkatkan kinerja dengan cara membuat
para pekerja lebih produktif. Para spesialis dipandang akan sangat mahir dengan
spesialisasinya karena hanya melakukan bagian tertentu dari suatu pekerjaan.
Wewenang
Untuk dapat melaksanakan tugas dengan baik, setiap anggota harus diberi kewenangan
tertentu seimbang dengan tugas yang dipikulnya. Selanjutnya setiap wewenang yang
diberikan harus diikuti dengan tanggung jawab yang seimbang pula.

Disiplin

Para pegawai harus menaati dan menghormati peraturan yang mengatur organisasi.
Disiplin yang baik merupakan hasil dari kepemimpinan yang efektif, saling pengertian yang
jelas antara pimpinan dan para pegawai tentang peraturan organisasi, serta penerapan
sanksi yang adil bagi yang menyimpang dari peraturan tersebut.
Kesatuan Perintah
Setiap pegawai hanya menerima perintah dari satu orang atasan. Tidak
boleh terjadi ada dua nakhoda dalam satu kapal.

Koordinasi

Pimpinan harus sanggup menyelaraskan aktivitas bawahan ke arah


tujuan yang ditetapkan.
Mendahulukan kepentingan organisasi
Kepentingan organisasi lebih diutamakan ketimbang kepentingan
perseorangan.

Remunerasi/Pengupahan yang Wajar

Para pegawai harus digaji sesuai dengan kinerja yang mereka tunjukkan. Ini yang
sekarang diacu sebagai penghargaan berbasis kinerja (performance based reward).
Sentralisasi Versus Desentralisasi
Dalam pengambilan keputusan perlu dipilih cara yang paling menguntungkan, karena
sentralisasi dan desentralisasi masing-masing memiliki kelebihan dan kelemahan.

45 LDKS OSIS SMPN 215 SSN


Jakarta Th. 2014/2015
Inisiatif

Organisasi hidup dalam lingkungan masyarakat yang selalu berkembang dan bersaing
dengan organisasi lainnya. Agar dapat bertahan hidup dan berkembang, organisasi harus
membuka diri dan mampu menyesuaikan diri dengan perkembangan tersebut. Untuk itu,
diperlukan inisiatif untuk melakukan inovasi. Pimpinan harus memiliki inisiatif dan mampu
menciptakan iklim yang memungkinkan munculnya berbagai inisiatif baru yang inovatif.
Dalam menghadapi situasi yang bersifat rutin pun inisiatif tetap diperlukan.

Kesetiakawanan kelompok

Pimpinan harus mampu menggalang rasa kesetiakawanan (Esprit de


corps) antaranggota organisasi sehingga mereka memiliki semangat
sebagai satu tim yang solid. Perasaan ini sangat penting karena hal tersebut akan
menimbulkan kekuatan dan semangat kelompok, kebanggaan terhadap organisasi, dan
kesetiaan anggota kepada organisasi.

Prinsip Manajemen Keilmuan

Prinsip lain yang juga cukup berpengaruh dalam pengembangan pola perilaku dalam
organisasi adalah prinsip organisasi yang diacu sebagai manajemen keilmuan. Prinsip ini
berkenaan dengan gerakan perubahan sikap/perilaku dari dua pihak yang terlibat
langsung dalam organisasi yaitu pegawai (buruh) dan pemilik (majikan). Prinsip- prinsip
yang terkandung dalam manajemen keilmuan antara lain sebagai berikut.

Dalam melaksanakan pekerjaan digunakan pedoman kerja atau


aturan kerja yang disusun berdasarkan hasil penelitian. Sifat dan karakteristik setiap jenis
pekerjaan harus diteliti sehingga diperoleh pedoman khusus bagi setiap jenis pekerjaan
sebagai pedoman pelaksanaan tugas.

Para pegawai harus dipilah secara keilmuan yang didasarkan atas


penelitian terhadap bakat dan keahlian yang sesuai dengan jenis pekerjaan yang akan
dilakukan. Sementara itu, pegawai yang sudah ada perlu dididik dan dilatih sehingga
memiliki tingkat kemampuan dan keterampilan yang tinggi. Organisasi dapat mencapai
tingkat efisiensi yang tinggi jika para pegawai melaksanakan tugas dengan memanfaatkan
keahliannya secara maksimal.

Pembinaan hubungan kerja sama yang baik antara pimpinan dan


pegawai.

Adanya tanggung jawab bersama antara pimpinan dan pegawai


dalam pelaksanaan tugas.

Kinerja pegawai dihargai sesuai dengan tingkat produktivitas yang


ditunjukkan
Beberapa pendapat tersebut di atas mengatur tentang perilaku dalam organisasi yang
masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan. Namun, pada dasarnya semua teori
tersebut pada hakikatnya mengatur bagaimana hubungan antaranggota dalam organisasi

46 LDKS OSIS SMPN 215 SSN


Jakarta Th. 2014/2015
(bawahan dengan pimpinan, bawahan dengan bawahan, pimpinan dengan pimpinan)
serta organisasi dengan lingkungannya. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa
dimensi perilaku individu dalam organisasi atau etika organisasi dapat dikelompokkan
sebagai berikut.

Hubungan anggota dengan organisasi.


Hubungan anggota organisasi dengan sesama anggota lainnya dan
antara anggota dan pimpinan

E T I K A O R G A N I S A S I P E M E R I N TA H

Hubungan anggota organisasi yang bersangkutan dengan anggota


dan organisasi lainnya;

Hubungan anggota organisasi dengan masyarakat yang


dilayani/lingkungannya.

PEMBENTUKAN ETIKA ORGANISASI

Sebagaimana diuraikan sebelumnya, etika merupakan nilai-nilai perilaku yang ditunjukkan


oleh seseorang atau suatu organisasi dalam interaksinya dengan lingkungan. Nilai-nilai
perilaku yang ditunjukkan oleh individu sangat dipengaruhi oleh nilai nilai yang dianut oleh
individu tersebut serta nilai-nilai yang berlaku dan berkembang dalam organisasi yang
kemudian menjadi suatu kebiasaan yang berakumulasi menjadi budaya yang akan dianut
oleh organisasi tersebut.

Pembentukan nilai-nilai yang berlaku dalam organisasi tersebut dapat


digambarkan sebagai berikut.

Setiap individu memiliki karakter dan sifat yang berbeda antara yang satu dengan yang
lainnya. Perilaku individu tersebut sangat dipengaruhi oleh berbagai hal, baik yang timbul
dari dalam dirinya maupun karena pengaruh lingkungannya. Pengaruh yang cukup besar
yang datang dari dalam individu sendiri antara lain meliputi kemampuan dan kebutuhan
individu yang bersangkutan dalam berbagai aspek kehidupan. Hal lain yang juga cukup
berpengaruh dalam diri seseorang adalah keyakinan terhadap sesuatu hal, baik yang
bersumber dari nilai-nilai agama maupun budaya, pengalaman, serta harapan yang ingin
dicapainya. Karakterisik tersebut akan dibawa oleh individu dalam berinteraksi dengan
individu yang lain dalam organisasi atau lingkungannya yang akan memengaruhi perilaku
organisasi. Perilaku individu dalam organisasi sangat berpengaruh terhadap upaya
mencapai tujuan organisasi. Itu sebabnya, perilaku beragam dari setiap individu harus
dipadukan secara integral sesuai dengan tujuan organisasi

Organisasi memiliki visi, misi, dan tujuan yang diharapkan akan dicapai melalui interaksi
dan kerja sama seluruh anggota organisasi. Sebagai anggota organisasi individu dituntut
untuk menyesuaikan diri dengan apa yang telah ditetapkan oleh organisasi. Setiap orang
dalam organisasi memiliki tugas, tanggung jawab, dan wewenang sesuai dengan peran
atau kedudukannya dalam organisasi tersebut. Selain itu, penghargaan yang diberikan
oleh organisasi kepada anggotanya juga turut memengaruhi perilaku individu dalam
organisasi. Kesemuanya ini disebut sebagai karakteristik organisasi.
47 LDKS OSIS SMPN 215 SSN
Jakarta Th. 2014/2015
Adanya interaksi antara karakteristik individu dengan karakteristik organisasi akan
mewujudkan perilaku organisasi. Dengan demikian, dalam suatu organisasi terdapat dua
kepribadian, yaitu kepribadian perorangan dan kepribadian organisasi. Gabungan kedua
kepribadian tersebut harus saling menunjang untuk mencapai tujuan organisasi. Perilaku
organisasi inilah yang kemudian diwujudkan dalam tindakan- tindakan individu dalam
berinteraksi dengan lingkungannya baik di dalam maupun di luar organisasi.

Pola tindakan tersebut secara umum adakalanya dituangkan ke dalam berbagai ketentuan
atau aturan yang harus dipatuhi oleh setiap anggota organisasi. Pola perilaku atau
tindakan yang telah disepakati bersama oleh setiap anggota organisasi akan mewarnai
setiap tindakan individu dalam berinteraksi dengan individu yang lain atau dengan
lingkungannya. Pola ini akan dianut oleh anggota individu sehingga menjadi suatu
kebiasaan. Pola kebiasaan ini lama kelamaan menjadi suatu budaya dalam organisasi
yang akan menjadi ciri khas organisasi bersangkutan.

ORGANISASI SISWA INTRA


SEKOLAH (OSIS)
SMP NEGERI 215 SSN JAKARTA
Jl. Melati Taman Meruya Ilir Blok B Kembangan Jakarta Barat
Telp. 021-5850391 Fax. 58904157 e-mail. Website : www.smpn215-jkt.sch.id

METODE KOMUNIKASI MASSA

Komunikasi massa berasal dari istilah bahasa Inggris, mass communication, sebagai
kependekan dari mass media communication. Artinya, komunikasi yang menggunakan
media massa atau komunikasi yang mass mediated. Istilah mass communication atau
communications diartikan sebagai salurannya, yaitu media massa ( mass media) sebagai
kependekan dari media of mass communication. Massa mengandung pengertian orang
banyak, mereka tidak harus berada di lokasi tertentu yang sama, mereka dapat tersebar
atau terpencar di berbagai lokasi, yang dalam waktu yang sama atau hampir bersamaan
dapat memperoleh pesan-pesan komunikasi yang sama. Berlo (dalam Wiryanto, 2005)
mengartikan massa sebagai meliputi semua orang yang menjadi sasaran alat-alat
komunikasi massa atau orang-orang pada ujung lain dari saluran.

A. Unsur-Unsur Komunikasi Massa

Harold D. Lasswell (dalam Wiryanto, 2005) memformulasikan unsur-unsur komunikasi


dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut ” Who Says What in Which Channelto Whom
With What Effect?”

1. Unsur who (sumber atau komunikator). Sumber utama dalam komunikasi massa
adalah lembaga atau organisasi atau orang yang bekerja dengan fasilitas lembaga

48 LDKS OSIS SMPN 215 SSN


Jakarta Th. 2014/2015
atau organisasi (institutionalized person). Yang dimaksud dimaksud dengan
lembaga dalam hal ini adalah perusahaan surat kabar, stasiun radio, televisi,
majalah, dan sebagainya. Sedangkan yang dimaksud institutionalized person
adalah redaktur surat kabar (sebagai contoh). Melalui tajuk rencana menyatakan
pendapatnya dengan fasilitas lembaga. Oleh karena itu, ia memiliki kelebihan
dalam suara atau wibawa dibandingkan berbicara tanpa fasilitas lembaga.

Pers adalah suatu suatu lembaga sosial. Dalam UU RI no 40 tahun 1999 tentang
pers, pasal 1 ayat (1) menyatakan: ”Pers adalah lembaga sosial dan wahana
komunikasi massa yang melaksanakan kegiatan jurnalistik meliputi mencari,
memperoleh, memiliki, menyimpan, megolah, dan menyampaikan informasi baik
dalam bentuk tulisan, suara, gambar, suara dan gambar, serta data dan grafik
maupun dalam bentuk lainnya dengan menggunakan media cetak, media
elektronik, dan segala jenis saluran yang tersedia.” bentuk institusi media massa
dipertegas lagi pada pasal 1 ayat (2) yang menyatakan: ” Perusahaan pers adalah
badan hukum Indonesia yang menyelenggarakan usaha pers meliputi perusahaan
media cetak, media elektronik, dan kantor berita, serta perusahaan media lainnya
yang secara khusus menyelenggarakan, menyiarkan atau menyalurkan informasi.”

McQuail (1987) menyebutkan ciri-ciri khusus institusi (lembaga) media massa


sebagai berikut:

a. Memproduksi dan mendistribusikan pengetahuan dalam wujud informasi,


pandangan, dan budaya. Upaya tersebut merupakan respon terhadap
kebutuhan sosial kolektif dan permintaan individu.

b. Menyediakan saluran untuk menghubungkan orang tertentu dengan orang


lain: dari pengirim ke penerima, dari anggota audien ke anggota audien
lainnya, dari seseorang ke masyarakat dan institusi masyarakat terkait.
Semua itu bukan sekedar saluran fisik jaringan komunikasi, melainkan juga
merupakan saluran tatacara dan pengetahuan yang menentukan siapakah
sebenarnya yang patut atau berkemungkinan untuk mendengar sesuatu dan
kepada siapa ia harus mendengarnya.

c. Media menyelenggarakan sebagian besar kegiatannya dalam lingkungan


publik, dan merupakan institusi yang terbuka bagi semua orang untuk peran
serta sebagai penerima (atau dalam kondisi tertentu sebagai pengirim).
Institusi media juga mewakili kondisi publik, seperti yang tampak bilamana
media massa menghadapi masalah yang berkaitan dengan pendapat publik
(opini publik) dan ikut berperan membentuknya (bukan masalah pribadi,
pandangan ahli, atau penilaian ilmiah).

d. Partisipasi anggota audien dalam institusi pada hakikatnya bersifat sukarela,


tanpa adanya keharusan atau kewajiban sosial. Bahkan lebih bersifat suka
rela daripada beberapa institusi lainnya, misalnya pendidikan, agama atau
politik. Partisipasi anggota audien lebih mengacu pada mengisi waktu
senggang dan santai, bukannya berkenaan dengan pekerjaan dan tugas.
Hal tersebut dikaitkan juga dengan ketidakberdayaan formal institusi media:
media tidak dapat mengandalkan otoritasnya sendiri dalam masyarakat,
serta tidak mempunyai organisasi yang menghubungkan pemeran-serta

49 LDKS OSIS SMPN 215 SSN


Jakarta Th. 2014/2015
”lapisan atas” (produsen pesan) dan pemeran-serta ”lapisan bawah”
(audien).

e.Industri media dikaitkan dengan industri dan pasar karena ketergantungannya


pada imbalan kerja, teknologi, dan kebutuhan pembiayaan.

f. Meskipun institusi media itu sendiri tidak memiliki kekuasaan, namun institusi
ini selalu berkaitan dengan kekuasaan negara karena adanya
kesinambungan pemakaian media, mekanisme hukum, dan pandangan-
pandangan menentukan yang berbeda antara negara yang satu dengan
lainnya.

Komunikator dalam proses komunikasi massa selain merupakan sumber pesan,


mereka juga berperan sebagai gate keeper (lihat McQuail, 1987; Nurudin, 2003).
Yaitu berperan untuk menambah, mengurangi, menyederhanakan, mengemas agar
semua informasi yang disebarkan lebih mudah dipahami oleh audien-nya. Bitner
(dalam Tubbs, 1996) menyatakan bahwa pelaksanaan peran gate keeper
dipengaruhi oleh: ekonomi; pembatasan legal; batas waktu; etika pribadi dan
profesionalitas; kompetisi diantara media; dan nilai berita.

2. Unsur says what (pesan). Pesan-pesan komunikasi massa dapat diproduksi dalam
jumlah yang sangat besar dan dapat menjangkau audien yang sangat banyak.
Pesan-pesan itu berupa berita, pendapat, lagu, iklan, dan sebagainya. Charles
Wright (1977) memberikan karakteristik pesan-pesan komunikasi massa sebagai
berikut:
a. publicly. Pesan-pesan komunikasi massa pada umumnya tidak ditujukan
kepada orang perorang secara eksklusif, melainkan bersifat terbuka, untuk
umum atau publik.
b. rapid. Pesan-pesan komunikasi massa dirancang untuk mencapai audien
yang luas dalam waktu yang singkat serta simultan.
c. transient. Pesan-pesan komunikasi massa untuk memenuhi kebutuhan
segera, dikonsumsi sekali pakai dan bukan untuk tujuan yang bersifat
permanen. Pada umumnya, pesan-pesan komunikasi massa cenderung
dirancang secara timely, supervisial, dan kadang-kadang bersifat sensasional.
3. Unsur in which channel (saluran atau media). Unsur ini menyangkut semua
peralatan yang digunakan untuk menyebarluaskan pesan-pesan komunikasi
massa. Media yang mempunyai kemampuan tersebut adalah surat kabar, majalah,
radio, televisi, internet, dan sebagainya.
4. Unsur to whom (penerima; khalayak; audien). Penerima pesan-pesan komunikasi
massa biasa disebut audien atau khalayak. Orang yang membaca surat kabar,
mendengarkan radio, menonton televisi, browsing internet merupakan beberapa
contoh dari audien.

Menurut Charles Wright (dalam Wiryanto, 2005), mass audien memiliki


karakteristik-karakteristik sebagai berikut:

a. Large yaitu penerima-penerima pesan komunikasi massa berjumlah banyak,


merupakan individu-individu yang tersebar dalam berbagai lokasi;

50 LDKS OSIS SMPN 215 SSN


Jakarta Th. 2014/2015
b. Heterogen yaitu penerima-penerima pesan komunikasi massa terdiri dari
berbagai lapisan masyarakat, beragam dalam hal pekerjaan, umur, jenis
kelamin, agama, etnis, dan sebagainya;
c. Anonim yaitu anggota-anggota dari mass audien umumnya tidak saling
mengenal secara pribadi dengan komunikatornya.
5. Unsur with what effect (dampak). Dampak dalam hal ini adalah perubahan-
perubahan yang terjadi di dalam diri audien sebagai akibat dari keterpaan pesan-
pesan media. David Berlo (dalam Wiryanto, 2005) mengklasifikasikan dampak atau
perubahan ini ke dalam tiga kategori, yaitu: perubahan dalam ranah pengetahuan;
sikap; dan perilaku nyata. Perubahan ini biasanya berlangsung secara berurutan.

B. Ciri-ciri komunikasi massa

Sedangkan ciri-ciri komunikasi massa, menurut Elizabeth Noelle Neumann (dalam


Jalaluddin Rakhmat, 1994) adalah sebagai berikut:

1. Bersifat tidak langsung, artinya harus melalui media teknis;


2. Bersifat satu arah, artinya tidak ada interaksi antara peserta-peserta komunikasi;
3. Bersifat terbuka, artinya ditujukan pada publik yang tidak terbatas dan anonim;
4. Mempunyai publik yang secara tersebar.

Pesan-pesan media tidak dapat dilakukan secara langsung artinya jika kita
berkomunikasi melalui surat kabar, maka komunike kita tadi harus diformat sebagai berita
atau artikel, kemudian dicetak, didistribusikan, baru kemudian sampai ke audien. Antara
kita dan audien tidak bisa berkomunikasi secara langsung, sebagaimana dalam
komunikasi tatap muka. Istilah yang sering digunakan adalah interposed. Konsekuensinya
adalah, karakteristik yang kedua, tidak terjadi interaksi antara komunikator dengan audien.
Komunikasi berlangsung satu arah, dari komunikator ke audien, dan hubungan antara
keduanya impersonal.

Karakteristik pokok ketiga adalah pesan-pesan komunikasi massa bersifat terbuka,


artinya pesan-pesan dalam komunikasi massa bisa dan boleh dibaca, didengar, dan
ditonton oleh semua orang. Karakteristik keempat adalah adanya intervensi pengaturan
secara institusional antara si pengirim dengan si penerima. Dalam berkomunikasi melalui
media massa, ada aturan, norma, dan nilai-nilai yang harus dipatuhi. Beberapa aturan
perilaku normatif ada dalam kode etik, yang dibuat oleh organisasi-organisasi jurnalis atau
media.

Dengan demikian, komunikasi massa dapat didefinisikan sebagai suatu jenis


komunikasi yang ditujukan kepada sejumlah audien yang tersebar, heterogen, dan anonim
melalui media massa cetak atau elektrolit sehingga pesan yang sama dapat diterima
secara serentak dan sesaat.

FUNGSI KOMUNIKASI MASSA

Sejumlah upaya mencoba mensistimasisasikan fungsi utama komunikasi massa,


yang pada mulanya dimulai oleh Lasswell (1948) yang memberikan ringkasan/kesimpulan
mengenai fungsi dasar komunikasi sebagai berikut: pengawasan lingkungan; pertalian
(korelasi) bagian-bagian masyarakat dalam memberikan respon terhadap lingkungannya;
transmisi warisan budaya. Fungsi pengawasan sosial merujuk pada upaya penyebaran

51 LDKS OSIS SMPN 215 SSN


Jakarta Th. 2014/2015
informasi dan interpretasi yang obyektif mengenai berbagai peristiwa yang terjadi di dalam
dan di luar lingkungan sosial dengan tujuan kontrol sosial agar tidak terjadi hal-hal yang
tidak diinginkan. Fungsi korelasi sosial merujuk pada upaya pemberian interpretasi dan
informasi yang menghubungkan satu kelompok sosial dengan kelompok sosial lainnya
atau antara satu pandangan dengan pandangan lainnya dengan tujuan mencapai
konsensus. Fungsi sosialisasi merujuk pada upaya pewarisan nilai-nilai dari satu generasi
ke generasi lainnya, atau dari satu kelompok ke kelompok lainnya.

Sasa Sendjaja (2003), memberikan ilustrasi tentang fungsi komunikasi massa dari
Lasswell sebagai berikut:

Kita ambil contoh pemberitaan tentang “konflik” yang sekarang sangat


dominan dikemukakan oleh berbagai media elektrolit maupun media cetak.
Pemberitaan konflik yang terjadi, menurut fungsi pengawasan sosial,
seharusnya ditujukan agar masyarakat waspada dan mencegah agar konflik
tersebut tidak meluas. Penyajian opini dari elit-elit atau kelompok-kelompok
yang bertikai, menurut fungsi kaorelasi sosial, seharusnya dikorelasikan
dengan opini-opini dari berbagai kalangan masyarakat lainnya. Ini berarti, isi
pemberitaan jangan hanya menyajikan pandangan dari pihak-pihak yang
bertengkar saja. Pandangan-pandangan dari berbagai kalangan masyarakat
baik yang berasal dari lapisan atas, menengah atau kalangan masyarakat
bawah, perlu disajikan secara eksplisit termasuk dampak konflik terhadap
kondisi kehidupan nyata sehari-hari. Tujuannya mencapai konsensus agar
konflik dapat segera berakhir karena yang akan menjadi nkorban adalah
masyarakat. Sementara itu, media massa juga seharusnya menjalankan fungsi
sosialisasi. Pesan utama yang perlu disosialisasikan dalam konteks konflik
yang terjadi sekarang ini adalah perlunya menjaga integrasi bangsa. Pesan-
pesan lainnya yang relevan disosialisaikan antara lain adalah toleransi dan
apresiasi terhadap perbedaan pandangan, perlunya menegakkan supremasi
hukum, serta anti segala bentuk tindakan kekerasan.

Charles Robert Wright (1960) menambahkan fungsi entertainment (hiburan) dalam


fungsi komunikasi massa. Jay Black dan frederick C, Whitney (1988) mendefinisikan
fungsi komunikasi massa sebagai: (a) to inform (menginformasikan), (b) to entertaint
(memberi hiburan), (c) to persuade (membujuk), dan (d) transmission of the culture
(transmisi budaya). John Vivian dal bukunya The Media of Mass Communication (1991)
mendefinisikan fungsi komunikasi massa sebagai : (a ) providing information, (b) providing
entertainment, (c) helping to persuade, dan (d) contributing to social cohesion (mendorong
kohesi sosial). Joseph R. Dominick dalam bukunya The Dynamics of Mass
Communication (1981) mendefinisikan fungsi komunikasi massa sebagai berikut: (a)
surveillance (pengawasan), (b) interpretation (interpretasi), (c) linkage (hubungan), (d)
socialitation (sosialisasi), dan (e) entertainment (hiburan) (lihat Nurudin, 2003). Sedangkan
Onong Uchjana Effendy (1994) mendefinisikan fungsi komunikasi massa sebagai berikut:
(a) menyampaikan informasi (to inform), (b) mendidik (to educate), (c) menghibur (to
entertain), dan (d) mempengaruhi (to influence).

Beberapa definisi “lanjutan” fungsi komunikasi massa tersebut di atas walaupun


secara tersurat berbeda-beda, namun pada hakekatnya mempunyai kesamaan dan

52 LDKS OSIS SMPN 215 SSN


Jakarta Th. 2014/2015
bersifat melengkapi definisi fungsi komunikasi massa dari Lasswell, seiring dengan
perkembangan produk (pesan-pesan) yang dibawakan oleh media massa itu sendiri.

Sebagai ilustrasi, kita ambil contoh definisi fungsi komunikasi massa dari Dominick,
fungsi pengawasan dan interpretasi dari dominick hakekatnya sama dengan fungsi
pengawasan sosial dari Lasswell, fungsi hubungan dari dominick hakekatnya mempunyai
kesamaan dengan fungsi korelasi sosial dari Lasswell, sedangkan fungsi hiburan dari
Dominick merupakan fungsi tambahan dari ketiga fungsi komunikasi massanya Lasswell,
seperti definisi fungsi komunikasi massa “lanjutan”nya Wright atau yang lainnya.

Sifat melengkapi dengan lebih detail, dikemukakan oleh McQuail (1987), ia melihat
fungsi komunikasi massa dalam dua kategoris: a. Fungsi komunikasi massa untuk
masyarakat; dan b. fungsi komunikasi massa untuk individu.

A. Fungsi Komunikasi Massa untuk Masyarakat.

McQuail menyatakan bahwa fungsi komunikasi massa untuk masyarakat meliputi:

1. Informasi:
a. Menyediakan informasi tentang peristiwa dan kondisi dalam masyarakat dan
dunia.
b. Menunjukkan hubungan kekuasaan.
c. Memudahkan inovasi, adaptasi, dan kemajuan
2. Korelasi:

a. Menjelaskan, menafsirkan, mengomentari makna peristiwa dan informasi.

b. Menunjang otoritas dan norma-norma yang mapan.

c. Melakukan sosialisasi.

d. Mengkoordinasi beberapa kegiatan. Membentuk kesepakatan.

e. Menentukan urutan prioritas dan memberikan status relatif.

3. Kesinambungan:

a. Mengepresikan budaya dominan dan mengakui keberadaan kebudayaan


khusus (subculture) serta perkembangan budaya baru.

b. Meningkatkan dan melestarikan nilai-nilai.

4. Hiburan:

a. Menyediakan hiburan, pengalihan perhatian, dan sarana relaksasi.

b. Meredakan ketegangan sosial.

5. Mobilisasi: Mengkampanyekan tujuan masyarakat dalam bidang politik, perang,


pembangunan ekonomi, pekerjaan, dan kadang kala juga dalam bidang agama.

A. Fungsi Komunikasi Massa untuk Individu


53 LDKS OSIS SMPN 215 SSN
Jakarta Th. 2014/2015
Sedangkan fungsi komunikasi massa untuk individu meliputi:

1. Informasi:

a. Mencari berita tentang peristiwa dan kondisi yang berkaitan dengan lingkungan
terdekat, masyarakat dan dunia.

b. Mencari bimbingan menyangkut berbagai masalah praktis, pendapat, dan hal


yang berkaitan dengan penentuan pilihan.

c. Memuaskan rasa ingin tahu dan minat minum.

d. Belajar, pendidikan diri sendiri.

e. Memperoleh rasa damai melalui penambahan pengetahuan.

2. Identitas pribadi:

a. Menemukan penunjang nilai-nilai pribadi.

b. Menemukan model perilaku.

c. Mengidentifikasikan diri dengan nilai-nilai lain (dalam media).

d. Meningkatkan pemahamna tentang diri-sendiri.

3. Integrasi dan interaksi sosial:

a. Memperoleh pengetahuan tentang keadaan orang lain; empati sosial.

b. Mengidentifikasikan diri dengan orang lain dan meningkatkan rasa memiliki.

c. Menemukan bahan percakapan dan interkasi sosial.

d. Memperoleh teman selain dari manusia.

e. Membantu menjalankan peran sosial.

f. Memungkinkan seseorang untuk dapat menghubungi sanak –keluiarga, teman,


dan masyarakat.

4. Hiburan:

a. Melepaskan diri atau terpisah dari permasalahan.

b. Bersantai.

c. Memperoleh kenikmatan jiwa dan estetis.

d. Mengisi waktu. Penyaluran emosi.

54 LDKS OSIS SMPN 215 SSN


Jakarta Th. 2014/2015
e. Membangkitkan gairah seks.

Dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara di Indonesia. Secara yuridis


formal, fungsi komunikasi massa di atur dalam UU RI no: 40 tahun 1999 pasal 3 ayat (1)
dan (2), juga pada UU RI no: 32 tahun 2003 pasal 4 ayat (1) dan (2). Masing-masing pasal
berbunyi sebagai berikut:

Pasal 3 UU 40/1999
(1) Pers Nasional mempunyai fungsi sebagai media informasi, pendidikan,
hiburan, dan kontrol sosial.
(2) Di samping fungsi-fungsi tersebut ayat (1), pers nasional dapat berfungsi
sebagai lembaga ekonomi.
Pasal 4 UU32/2003
(1) Penyiaran sebagai kegiatan komunikasi massa mempunyai fungsi
sebagai media informasi, pendidikan, hiburan yang sehat, kontrol dan
perekat sosial.
(2) Dalam menjalankan fungsi sebagaimana dimaksud dalam ayat (1),
penyiaran juga mempunyai fungsi ekonomi dan kebudayaan.

C. Peran Mediasi

Dalam menjalankan fungsi komunikasi massa, institusi media massa menjalankan peran
mediasi (penengah/penghubung). Dalam hal ini, McQuail (1987) menyebutkan peran
media massa sebagai berikut:

1. Jendela pengalaman yang meluaskan pandangan kita dan memungkinkan kita


mampu memahami apa yang terjadi di sekitar diri kita, tanpa campur tangan pihak
lain atau sikap memihak.
2. Juru bahasa yang menjelaskan dan memberi makna terhadap peristiwa atau hal
yang terpisah dan kurang jelas.
3. Pembawa atau penghantar informasi dan pendapat.
4. Jaringan interaktif yang menghubungkan pengirim dengan penerima melalui
berbagai macam umpan balik.
5. Pan penunjuk jalan yang secara aktif menunjukkan arah, memberikan bimbingan
atau intruksi.
6. Penyaring yang memilih bagian pengalaman yang perlu diberi perhatian khusus
dan menyisihkan aspek pengalaman lainnya, baik secara sadar dan sistematis atau
tidak.
7. Cermin yang memantulkan citra masyarakat terhadap masyarakat itu sendiri;
biasanya pantulan citra itu mengalami perubahan (distorsi) karena adanya

55 LDKS OSIS SMPN 215 SSN


Jakarta Th. 2014/2015
penonjolan terhadap segi yang ingin dilihat oleh para anggota masyarakat, atau
seringkali pula segi yang ingin mereka hakimi atau cela.
8. Tirai atau penutup yang menutupi kebenaran demi pencapai tujuan propaganda
atau pelarian dari suatu kenyataan (escapism).

DAFTAR PUSTAKA

1 http://www.gudangmateri.com/2010/10/sejarah-pembentukan-
osis.html
2 Ati Cahayati, dasar-dasar organisasi dan manajemen, PT
Grasindo,jakarta,2003
3 Dr. Sutopo Patria Jati, MM, Makalah Dasar-dasar Organisasi,
Universitas
4 Anton Rahmadi, Makalah Manajemen Organisasi, Universitas
Mulawarman, 2005
5 http://defanani.blogspot.com/2010/01/dasar-dasar-organisasi.html
6 Prof. Dr. Mirrian S.Ariff, Organisasi dan manajemen, PT Karunia,
Jakarta,1993
7 Onong Uchjono, Kepemimpinan dan Komunikasi, (Bandung:
Mandar Maju), 1992,
8 Stephen P. Robbins, Prinsip-prinsip Perilaku Organisasi, (Jakarta:
Elrangga), 2002, hlm.148
9 Djoko Purwanto, Komunikasi Bisnis, Erlangga, ed III, 2006, Jakarta,
hlm. 41.
10 Ronald B. Adler & Jaanne Marquardt Elmhorst, Communicating at
Work, (Boston: Mc.Graw Hill), 2002, hlm. 262
11 Keith Davis & john W Newston, Prilaku dalam Organisasi edisi7
jilid1, (Jakarta: elrangga), 1994, hlm.160

56 LDKS OSIS SMPN 215 SSN


Jakarta Th. 2014/2015
12 John M Ivancevich, Robert konopaske, Michael T Matteson, Prilaku
dan Manajemen Organisasi edisi 7 jilid 2, (Jakarta: Elrangga), 2007,
hlm413
13 http://dupenet.blogspot.com/2013/05/garis-garis-besar-program-
kerja-gbpk.html
14 http://ariefyuri.blogspot.com/2009/03/pentingnya-kegiatan-
ekstrakurikuler.
15 http://inovasipendidikan.wordpress.com/2007/12/04/landasan-teori-
inovasi-pendidikan/. (Diunduh tanggal 17 Juli 2011 jam 08:05 PM)
16 Ridwan. 2003. Dasar-Dasar Statistika. Bandung: Alfabeta
17 Sasongko, Rambat Nur; Dkk. 2011. Pedoman Penulisan Karya
Ilmiah (Penulisan Makalah, Referensi, dan Tesis). Bengkulu: Prodi
MAMP PPs FKIP Universitas Bengkulu
18 Sudjana. 1982. Metode Statistika. Bandung: Tarsito
19 Supranto, J. 2000. Statistik Teori dan Aplikasi. Jakarta: Erlangga
20 Tim Penyusun. 2006. Panduan Pelaksanaan Pengembangan Diri.
Jakarta: BSNP
21 Abdurrahim, Muhammad, imanuddin, kuliah tauhid, (Jakarta:
Yayasan Sari Insan)
22 http://cippad.usc.edu/ai/themes/cfm/culture_b
23 Dr. Ali Masrur, M.Ag.,2004,Problem dan Prospek Dialog
Antaragama. Artikel. cfm
24 Ansari, Zafar Ishaq & John L. Esposito, eds., 2001, Muslims and the
West: Encounter and Dialogue, Islamabad & Washington DC., Islamic
Research Institute, International Islamic University & Center for
Muslim-Christian Understanding, Georgetown University

57 LDKS OSIS SMPN 215 SSN


Jakarta Th. 2014/2015
58 LDKS OSIS SMPN 215 SSN
Jakarta Th. 2014/2015
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim
Assalamu’alaikum Wr.Wb

Segala Puji Bagi Allah SWT yang selalu memberikan bimbingan dan
petunjuk kepada kita semua untuk selalu merubah kehidupan semakin
baik, karena janji Allah. Sesungguhnya Allah tidak akan merubah suatu
kaum, kecualu dia merubah dirinya sendiri.

Dalam hal ini kami sajikan bahan materi LDKS yang mana setiap
tahun kami berusaha untuk selalu memperbaiki bahan-bahan materi
tersebut dengan tujuan peserta LDKS dapat memahami betul tentang
keorganisasian maupun tentang kepemimpinan, kemudian daripada itu
bahan materi ini juga kami sajikan untuk menambah referensi

59 LDKS OSIS SMPN 215 SSN


Jakarta Th. 2014/2015
pemateri/narasumber di dalam menyampaikan materi kepada peserta
LDKS. Dengan penyusunan materi LDKS ini kami selaku penyusun
mohon kritik da saran dari pembaca yang budiman, agar nanti dalam
penyusunan berikutnya kami dapat memperbaikinya.

Demikian harapan kami semoga buku materi LDKS ini dapat bermanfaat.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb

Jakarta, 2 November 2014

Penyusun
Pembina OSIS

SAMSU, S.Pd.I

60 LDKS OSIS SMPN 215 SSN


Jakarta Th. 2014/2015
Indikator Keberhasilan

Keberhasilan kegiatan OSIS di sekolah dapat dilihat dari beberapa indikator antara lain
aebagai berikut:

1. Terdapat ruang yang di dalamnya terdapat struktur organisasi dan kepengurusan OSIS,
program kerja, sarana dan prasarana yang memadai serta berbagai macam piagam
penghargaan yang diperoleh sebagai hasil prestasi yang dicapai
2. Keterlibatan pengurus OSIS, anggota OSIS/siswa dalam berbagai kegiatan sekolah
dengan masyarakat, seperti memperingati hari-hari besar nasional, macam-macam kegiatan
lomba, kegiatan social, seni budaya, dan sebagainya.
3. Diselenggarakannya pelatihan kepemimpinan bagi para pengurus, perwakilan kelas, dan
anggota, baik di lingkungan sekolah maupun kabupaten/propinsi.
4. Terselenggaranya berbagai kerjasama antar sekolah dalam berbagai macam kegiatan
olahraga, seni, pramuka, dan sebagainya.
5. Terbentuknya kelompok-kelompok belajar, forum membaca di tingkat sekolah maupun
antar sekolah
6. Terbinanya dangan baik pelatihan upacara bendera di sekolah
7. Diselenggarakannya latihan lomba baris-berbaris pada hari-hari tertentu secara terencana
dan terus-menerus

61 LDKS OSIS SMPN 215 SSN


Jakarta Th. 2014/2015
8. Dilaksanakannya 4 (empat) jalur pembinaan kesiswaan secara terencana dan
berkelanjutan, serta terselenggaranya 8 (delapan) seksi kegiatan
9. Terbinanya hubungan yang penuh kekeluargaan antar sisama siswa, antar pejabat,
hubungan dengan guru, kepala sekolah, orang tua siswa dan masyarakat
10. Terwujudnya sekolah sebagi Wawasan Wiyatamandala

BAB V
HAMBATAN DAN LANGKAH-LANGKAH PENANGGULANGAN

A. Hambatan ini dapat ditinjau dari beberapa aspek, seperti:

1. Kehadiran OSIS sebagai organisasi di sekolah

Kedudukan organisasi ini harus murni dari siswa untuk siswa. Sebagai bagian dari
kehidupan sekolah yang intinya adalah proses belajar mengajar. Berhasil tidaknya
organisasi tersebut dapat diukur dengan seberapa jauh OSIS ini dapat menunjang proses
bekajar mengajar dalam pencapaian tujuan pendidikan.

2. Pengolahan OSIS

Pengelolaan ini menyangkut segi kualitas pengelola/siswa seperti:

a. Kepemimpinan, seperti kemampuan dan kewibawaan menggerakkan segala sumber daya


secara optimal
b. Manajemen, seperti kemampuan menyusun, mengatur, melaksanakan, mengevaluasi dan
mengembangkan dengan program kesiswaan
c. Pengetahuan dan pengalaman dalam organisasi
d. Kemampuan memahami makna OSIS sebagai organisasi yang memiliki tujuan sebagai
kehidupan kelompok memiliki sejumlah program terkoordinasi serta berkelanjutan dalam
waktu tertentu
e. Hubungan kerjasama, baik antara sesame siswa maupun siswa dengan pembinanya

3. Peran OSIS dalam upaya pemantapan Wawasan wiyatamandala. Siswa dan proses belajar
mengajar merupakan nafas dari kehidupan sekolah. Kelemahan dalam segi ini merupakan
kegagalan dari fungsi sekolah yang bersangkutan. Dan OSIS sebagai organisasi siswa di
sekolah harus dapat berfungsi sebagai benteng pertahanan kehidupan sekolah sebagai
wawasan wiyatamandala. Untuk itu OSIS harus memiliki kekuatan, daya tangkal terhadap
pengaruh negative terhadapl kehidupan sekolah, dan memiliki kemampuan melaksanakan
program kegiatan 4 (empat) jalur dan 8 (delapan) materi pembinaan kesiswaan agar dapat

62 LDKS OSIS SMPN 215 SSN


Jakarta Th. 2014/2015
menunjang pencapaian tujuan pendidikan, yaitu terbentuknya menusia

4. Pendanaan

Dana Osis yang bersumber dari iuran komite dirasa kurang dapat menunjang pelaksanaan
program Osis. Untuk itu perlu dicari pemecahan bersama antar instansi terkait,agar dapat
dilaksanakan suatu mekanisme pendanaan yang lebih rasional. Dalam hal ini peerintah
daerah,pengendali pelaksanaan kegiatan didaerah sangat berperan.

5. Pembinaan

Perlu ada pembinaan secara terus-menerus, berjenjang dan dilengkapi dengan perangkat
informasi (buku-buku, juklak, juknis dan lain-lain) agar ada persepsi yang sama anatar para
Pembina dan siswa yang dibina. Setiap laporan Osis harus dievaluasi unutuk pembinaan
selanjutnya.

B. Langkah-langkah Penanggulangan

Agar \osis dapat berfungsi dan berperan sebagaimana tersebut diatas, paling tidak ada 5
macam aspek pemecahan.

1. Osis harus dibentuk sesuai dengan ketentuan yang telah digariskan dalam arti mampu
mewujudkan arti maupun perannya sebagai sebuah organisasi.

2. Aparat Osis dipilih berdasarkan segi tertentu, seperti:

a. Kepemimpinannya
b. Kemampuan manajemen dan pengalaman dalam organisasi
c. Loyalitasnya
d. Keteladannya dan kewibawaannya
e. Keluasan dalam wawasannnya
f. Kemampuan berkomunikasi
g. Kesadaran terhadap tugas dan tanggung jawab.

3. Agar OSIS dapat berperan dalam mendukung pencapaian tujuan kurikuler, maka perlu
dilatih dan dibina dalam pelaksanaan berbagai kegiatan ekstrakurikuler yang menyangkut 8
(delapan) materi pembinaan kesiswaan, termasuk dalam kegiatan ini adalah pelatihan dan
pembinaan yang berkaitan dengan penyusunan program kegiatan, pelaksanaan, evaluasi,
dan pengembangannyaa.

63 LDKS OSIS SMPN 215 SSN


Jakarta Th. 2014/2015
4. Untuk memecahkan masalah pendanaan OSIS, program OSIS dapat dilampiri dengan
saran-saran pemecahan tentang pendanaan. Saran tersebut dalam kesempatan tertentu dapat
dibicarakan bersama. Tidak mungkin dapat dipecahkan sepihak oleh para pengurus OSIS.
Oleh karena itu para Pembina juga komite sekolah, melalui Kepala Sekolah perlu diberikan
pengertian sehingga timbul kesadaran bahwa dana untuk OSIS adalah menjadi tanggung
jawab bersama.

5. Pembinaan dapat dilakukan melalui :

a. Personilnya ; dengan pelatihan-pelatihan, diskusi, rapat-rapat, dan lainnya


b. Informasi tertulis ; peraturan, juklak, juknis, surat edaran, dan lain-lain
c. Kegiatan terpadu yang diadakan oleh dan dengan intern sekolah, antar sekolah, dan antar
sekolah dengan masyarakat.
d. Kegiatan ini dapat dikoordinasikan oleh sekolah yang bersangkutan, aparat pemerintah
daerah, instansi terkait, dan masyarakat.

6. Para Pembina hendaknya dapat menghindarkan diri dari perbuatan atau campur tangan
dengan memberikan kesan menguasai, mengatur, memaksakan, dan perilaku lain yang
sejenis, sehingga OSIS merasa diberikan kebebasan untuk mengeluarkan dan
mengembangkan gagasan, ide sesuai dengan tingkat kemampuan dan kematangan mereka.

PENUTUP
Dari keseluruhan uraian tersebut dapat disimpulkan sebagaiberikut

1. Proses lahirnya OSIS pada tahun 1970 sampai dengan 1972 sangat dipengaruhi oleh sistem
politik masa itu,dimana pemerintah mulaimengusahakan adanya suatu pola pembinaan dan
pengembangan generasi muda. Usaha ngeini melahirkan Kep. Mendikbud Nomor :
0323/U/1978 tentang Pola Dasar dan Pengembangan Generasi Muda.

2. Berdasarkan Kep. Mendikbud Nomor : 0323/U/1978 tersebut secara formal OSIS


dinyatakan sebagai salah satu jalur pembinaan generasi muda.

3. OSIS merupakan salah satu wadah organisasi siswa yang sah di sekolah. Oleh karena itu
setiap sekolah wajib membentuk OSIS. OSIS tidak mempunyai hubungan organisasi
dengan OSIS di sekolah lain dan tidak menjadi bagian dari organisasi lain yang ada di luar
sekolah.

64 LDKS OSIS SMPN 215 SSN


Jakarta Th. 2014/2015
4. OSIS sebagai suatu organisasi intra sekolah merupakan bagian internal dari kehidupan
sekolah, sehingga keberadaan OSIS diharapkan mampu mendukung terwujudnya sekolah
sebagai Wawasan Wiyatamandala.

5. Dalam menumbuh kembangkan OSIS, adalah menjadi tanggung jawab bersama antara
sekolah, orang tua, masyarakat dan pemerintah.

6. Dalam proses tumbuh dan berkembang, OSIS sebagai salah satu jalur pembinaan kesiswaan
memegang peranan yang sangat menentukan dalam menunjang terwujudnya fungsi
pendidikan.

DAFTAR ISI

i. Kata Pengantar
ii. Daftar isi

1. Sejarah Terbentuknya OSIS


hal. 1
2. Dasar-dasar Organisasi
hal. 12
3. Dasar-dasar Manajemen
hal. 14
4. Komunikasi dan
Kepemimpinan hal. 16
5. Administrasi
65 LDKS OSIS SMPN 215 SSNdan
Jakarta Th. 2014/2015
Kesekretariatan hal. 27
6. Garis Besar Program kerja
OSIS (GBPK) hal. 32

Anda mungkin juga menyukai