DAN KESEKRETARIATAN
Administrasi Keuangan
1. Kekuasaan keuangan
2. Pengurusan keuangan
3. Cara memasukkan data keuangan dalam buku kas
4. Isi buku kas (informasi keuangan)
5. menutup buku kas
1. Administrasi
a. Pengelolaan surat-menyurat
b. Membuat notulen syuro dan laporan kegiatan
c. Penyusunan system kepustakaan dengan mendokumentasikan
arsip-arsip dari dalam/luar.
2. KeRumahTanggan (RuTang)
a. Penyiapan alat/kebutuhan dan tempat kesekretariatan yang
representative.
No Aktifitas Uraian
Menyelenggarakan · Memproses surat-menyurat
1 korespodensi · Mengonsep surat
· Mengetik surat
· Menggandakan surat
· Mengatur pengantaran surat
· Mengagendakan keluar
masuknya surat
Menyelenggarakan · Menyusun arsin
2 Pekerjaan kearsipan · Menyimpan dan memelihara
arsip
SURAT MENYURAT
Wujud surat yang kita kirimkan bisa berupa : kartu pos, warkat pos,
surat bersampul (beramplop), memo, nota dan telegram.
Karena sifatnya resmi maka surat resmi harus ditulis dengan bahasa
yang resmi. Contoh surat resmi di antaranya adalah surat keputusan,
instruksi (surat perintah), surat tugas, surat edaran, surat panggilan,
nota dinas, penguimuman, dan surat undangan rapat
organisasi/dinas.
1. Lurus penuh
2. Lurus
3. Setengah lurus
Bahasa yang dipakai dalam surat resmi adalah bahasa baku. Bahasa
baku adalah bahasa yang benar menurut kaedah bahasa dan sudah
dilazimkan/telah dianggap biasa dalam penggunaan sehari-hari.
Bahasa baku dapat dikenali dari ejaannya, pemakaian kata, bentuk
kata dan kalimat.
Bagian-Bagian Surat
1. Kepala (Kop)
2. Nama tempat dan tanggal
3. Nomor
4. Lampiran (lamp.)
5. Hal/perihal
6. Alamat
7. Salam pembuka
8. Isi (batang tubuh surat)
9. Salam penutup
10. Tanda tangan
11. Nama terang
12. Jabatan penanda tangan
13. Tembusan
14. Stempel
3. Nomor, surat resmi selalu diberi nomor urut, kode, dan tahun.
Keterangan :
OSIS SMPN 215 adalah kode bahwa surat dikeluarkan oleh OSIS
SMPN 215 A-I adalah kode surat keluar untuk masyarakat luas,
8. Isi surat, terdiri dari tiga bagian : pembukaan, isi dan maksud surat,
dan penutup.
11. Nama terang, adalah nama dari penanda tangan surat. Harus di
awali dengan huruf kapital dan tidak usah di ahiri dengn titik. Dan
menurut peraturan terbaru tidak usah memakai garis bawah.
13. Tembusan, atau sering disebut dengan c.c. (carbon copy). Tembusan
dibuat apabila ada pihak-pihak lain yang dianggap perlu
mengetahui isi surat tersebut atau mempunyai sangkut paut dengan
isi surat akan tetapi bukan merupakan pihak yang menjadi tujuan
utama dari surat. Tembusan ditulis di bagian bawah kiri surat lurus
dengan tulisan nomordan lampiran.
Jakarta, 6 – 9
Noveber 2014
Narasumber :
SAMSU, S.Pd.I
A. KOMUNIKASI
1. Definisi Komunikasi
Komunikasi berasal dari bahasa latin Communicatio dari induk kata Communis yang
berarti sama, sama di sini maksudnya adalah sama makna. Artinya, menyamakan ide
atau symbol-simbol menjadi satu makna dengan orang lain.
Menurut Charles Colley komunikasi adalah mekanisme yang menyebabkan adanya
hubungan antar manusia dan yang memperkembangkan semua lambang pikiran,
bersama-sama dengan sarana untuk menyiarkannya dalam ruang dan merekamnya
dalam waktu. Ini mencakup wajah, sikap dan gerak-gerik, suara, kata-kata tertulis,
percetakan, kereta api, telegrap, telepon, dan apa saja yang merupakan penemuan
mutakhir untuk menguasai ruang dan waktu.
2. Proses Komunikasi
Menurut Bovee dan Thill dalam kajian teori kelompok 3, proses komunikasi terdiri dari
enam tahap, yaitu:
a. Pengirim mempunyai suatu ide atau gagasan
b. Pengirim merubah ide menjadi suatu pesan
c. Pengirim menyampaikan pesan
d. Penerima menerima pesan
e. Penerima menafsirkan pesan
f. Penerima memberi tanggapan dan umpan balik ke pengirim
5. Komunikasi Personal
Komunikasi personal merupakan proses penyampaian pikiran yang bersifat pribadi.
Komunikasi personal diklasifikasikan menjadi:
a. Komunikasi Intrapersonal
Komunikasi dengan diri sendiri, Jadi seseorang berdialog dengan dirinya sendiri..
Proses komunikasi intrapersonal:
1) Persepsi, proses di mana seseorang mulai mengenal sesuatu.
2) Ideasi, proses pembentukan ide-ide atau citra-citra hasil proses persepsi tadi.
3) Transmisi, Proses pengiriman atau penyebaran sesuatu dari tempat yang satu ke
tempat yang lain.
b. Komunikasi Interpersonal
Komunikasi antara seseorang dengan orang lain yang juga seorang diri secara
pribadi. Komunikasi interpersonal diklasifikasikan menjadi:
1) Komunikasi diadik, komunikasi yang berlangsung antara dua orang.
6. Komunikasi Kelompok
Komunikasi kelompok adalah komunikasi yang berlangsung antara seseorang dengan
sejumlah orang yang banyaknya lebih dari dua orang di suatu tempat tertentu.Ada
kelompok besar da nada kelompok kecil.Besar kecilnya kelompok komunikan ditinjau
dari intensitas komunikasi yang berlangsung.
1) Komunikasi kelompok kecil
Kelompok komunikan yang dalam situasi komunikasi terdapat kesempatan untuk
memberikan tanggapan secara verbal.Ada beberapa bentuk komunikasi kelompok
kecil dalam proses dan mekanismenya, yaitu:Diskusi panel, Forum, Simposium,
Seminar, dan Brainstorming.
2) Komunikasi kelompok besar
Komunikasi dengan sekelompok komunikan yang oleh karena jumlahnya yang
besar, situasi komunikasinya tidak memungkinkan terjadinya umpan balik verbal.
7. Fungsi Komunikasi dalam Kelompok/Organisasi
Adapun beberapa fungsinya yakni:
a. Fungsi informative
Organisasi dipandang sebagai suatu sistem proses informasi. Maksudnya,seluruh
anggota dalam suatu organisasi berharap dapat memperoleh informasi yang lebih
banyak, lebih baik,dan lebih tepat.
b. Fungsi regulative
Fungsi regulatif ini berkaitan dengan peraturan-peraturan yang berlaku dalam suatu
organisasi.
Ada dua hal yang berpengaru terhadap fungsi regulative
Pertama, atasan atau orang yang berada dalam tataran managemen, yaitu mereka
memiliki kewenangan untuk mengendalikan semua informasi yang disampaikan.
Kedua, berkaitan dengan pesan atau message,pesan-pesan regulatif pada
dasarnya berorientasi pada kerja.
c. Fungsi persuasive
B. KEPEMIMPINAN
Arti Pemimpin dan Kepemimpinan
Pemimpin dan Kepemimpinan merupakan suatu kesatuan kata yang tidak dapat
dipisahkan secara struktural maupun fungsional. Banyak muncul pengertian-pengertian
mengenai pemimpin dan kepemimpinan, antara lain :
1. Pemimpin adalah figur sentral yang mempersatukan kelompok
2. Kepemimpinan adalah keunggulan seseorang atau beberapa individu dalam kelompok,
dalam proses mengontrol gejala-gejala sosial
3. Brown (1936) berpendapat bahwa pemimpin tidak dapat dipisahkan dari kelompok,
akan tetapi boleh dipandang sebagai suatu posisi dengan potensi tinggi di lapangan.
Dalam hal sama, Krech dan Crutchfield memandang bahwa dengan kebaikan dari
posisinya yang khusus dalam kelompok ia berperan sebagai agen primer untuk
penentuan struktur kelompok, suasana kelompok, tujuan kelompok, ideologi kelompok,
dan aktivitas kelompok.
4. Kepemimpinan sebagai suatu kemampuan meng-handel orang lain untuk
memperoleh hasil yang maksimal dengan friksi sesedikit mungkin dan kerja sama yang
besar, kepemimpinan merupakan kekuatan semangat/moral yang kreatif dan terarah.
5. Pemimpin adalah individu yang memiliki program/rencana dan bersama anggota
kelompok bergerak untuk mencapai tujuan dengan cara yang pasti.
6. Dan dalam kajian teori kelompok 3 menyebutkan Schneider, Donaghy dan Newman
memberikan penegasan sebagai berikut:“pemimpin didefinisikan sebagai seseorang
yang secara formal diberi status tertentu melalui pemilihan, pengangkatan, keturunan,
revolusi atau cara-cara lain. Kepemimpinan mengacu kepada perilaku yang
ditunjukkan seseorang atau lebih individu dalam kelompok yang membantu kelompok
mencapai tujuannya.”
2. Ciri Kepemimpinan
b. Tipe Paternalistik
Tipe pemimpin paternalistik hanya terdapat di lingkungan masyarakat yang bersifat
tradisional. satu ciri utama masuarakat tradisional ialah rasa hormat yang tinggi yang
ditujukan oleh para anggiota masyarakat kepada orang tua atau seseorang yang
dituakan.Pemimpin seperti ini kebapakan, sebagai tauladan atau panutan masyarakat.
Biasanya tiokoh-toko adat, para ulama dan guru. Pemimpin ini sangat mengembangkan
sikap kebersamaan.
c. Tipe Kharismatik
Karakteristiknya yang khas yaitu daya tariknya yang sangat memikat sehingga mampu
memperoleh pengikut yang jumlahnya kadang-kadang sangat besar. Tegasnya seorang
pemimpin yang kharismatik adalah seseorang yang dikagumi oleh banyak pengikut
meskipun para pengikut tersebut tidak selalu dapat menjelaskan secara konkret mengapa
orang tersebut dikagumi.
d. Tipe Laissez Faire
Pemimpin ini berpandangan bahwa umumnya organisasi akan berjalan lancar dengan
sendirinya karena para anggota organisasi terdiri dari orang-orang yang sudah dewasa
yang mengetahui apa yang menjadi tujuan organisasi, sasaran-sasaran apa yang ingin
dicapai, tugas apa yang harus ditunaikan oleh masing-masing anggota dan pemimpin
tidak terlalu sering intervensi.Karakteristik dan gaya kepemimpinan tipe ini adalah :
pendelegasian wewenang terjadi secara ekstensif, pengambilan keputusan diserahkan
kepada para pejabat pimpinan yang lebih rendah dan kepada petugas operasional, kecuali
dalam hal-hal tertentu yang nyata-nyata menuntut keterlibatannya langsung, Status quo
organisasional tidak terganggu, penumbuhan dan pengembangan kemampuan berpikir
dan bertindah yang inovatif diserahkan kepada para anggota organisasi yang
bersangkutan sendiri, dan sepanjang dan selama para anggota organisasi menunjukkan
perilaku dan prestasi kerja yang memadai, intervensi pimpinan dalam organisasi berada
pada tingkat yang minimum.
e. Tipe Demokratik
Administrasi Keuangan
6. Kekuasaan keuangan
7. Pengurusan keuangan
8. Cara memasukkan data keuangan dalam buku kas
9. Isi buku kas (informasi keuangan)
10.menutup buku kas
2. KeRumahTanggan (RuTang)
a. Penyiapan alat/kebutuhan dan tempat kesekretariatan yang representative.
b. Penyusunan daftar inventaris (barang yang dimiliki organisasi) dan
memantaunya.
No Aktifitas Uraian
Menyelenggarakan · Memproses surat-menyurat
1 korespodensi · Mengonsep surat
SURAT MENYURAT
Dalam suatu organisasi, keberadaan surat menyurat sangatlah penting. Surat
menyurat terkadang disebut dengan Administrasi. Banyak sekali kegunaan surat
menyurat dalam kegiatan organisasi maupun dalam kehidupan sehari-hari. Di
zaman ini hampir-hampir kita tidak bisa melepaskan diri dari administrasi dan
surat menyurat, seperti KTP, SIM, SKKB, akte tanah, dll. Karena itu pengetahuan
tentang adminstrasi dan surat menyurat adalah merupakan kemampuan dasar
yang harus dimiliki oleh setiap pelaku organisasi.
Ditinjau dari segi isinya surat adalah jenis karangan (komposisi) paparan. Di
dalam surat tersebut penulis berusaha mengemukakan maksud dan tujuannya
serta menjelaskan apa yang dipikirkan dan dirasakannya.Apabila ditinjau dari
peraturannya maka surat adalah percakapan yang tertulis. Sejenis dengan
percakapan (dialog/conversation/muhadatsah) yang biasa kita lakukan sehari-hari,
meski masing-masing mempunyai kelebihan dan kelemahan tersendiri. Sedang
fungsi dari surat adalah :
Wujud surat yang kita kirimkan bisa berupa : kartu pos, warkat pos, surat
bersampul (beramplop), memo, nota dan telegram.
Karena sifatnya resmi maka surat resmi harus ditulis dengan bahasa yang
resmi. Contoh surat resmi di antaranya adalah surat keputusan, instruksi (surat
perintah), surat tugas, surat edaran, surat panggilan, nota dinas, penguimuman,
dan surat undangan rapat organisasi/dinas.
Bentuk surat ialah susunan letak bagian-bagian surat. Variasi susunan bagian-
bagiannya menyebabkan timbulnya bermacam-macam bentuk surat. Dalam
menulis surat hendaknya dipilihbentuk yang tepat, untuk memperoleh
kemudahan dan keseragaman dalam administrasi. Dalam surat menyurat resmi
ada lima bentuk surat, yaitu :
1. Lurus penuh
2. Lurus
3. Setengah lurus
Bahasa yang dipakai dalam surat resmi adalah bahasa baku. Bahasa baku
adalah bahasa yang benar menurut kaedah bahasa dan sudah dilazimkan/telah
dianggap biasa dalam penggunaan sehari-hari. Bahasa baku dapat dikenali dari
ejaannya, pemakaian kata, bentuk kata dan kalimat.
Bagian-Bagian Surat
1. Kepala (Kop)
2. Nama tempat dan tanggal
3. Nomor
4. Lampiran (lamp.)
5. Hal/perihal
1. Kepala surat, biasanya diketik dipinggir kiri atas tapi boleh juga diketik di
tengah. Kepala surat berisi nama organisasi/perusahaan, lambang organisasi,
alamat organisasi, nomor telepon (kalau ada), nomor kotak pos (kalau ada).
Kepala surat penting sekali untuk menunjukkan resmi atau tidaknya organisasi
yang mengirim surat tersebut. Apabila organisasinya sudah mantap, maka lebih
baik kepala surat dicetak, tidak diketik.
2. Tanggal surat, diketik dipinggir kanan bawah di atas tanda tangan atau jabatan
penanda tangan surat. Bisa juga ditulis di kiri atas atau kanan atas. Dalam
penulisan tanggal tidak boleh disingkat, seperti 3 Okt 2013 atau 3 – 10 – 2013,
tapi harus ditulis 3 Oktober 2013.
3. Nomor, surat resmi selalu diberi nomor urut, kode, dan tahun.
Keterangan :
OSIS SMPN 215 adalah kode bahwa surat dikeluarkan oleh OSIS SMPN 215 A-I
adalah kode surat keluar untuk masyarakat luas,
5. Hal/Perihal, bagian ini menunjukkan isi atau inti surat secara singkat. Dengan
membaca Hal/Perihal maka sipenerima surat dapat mengetahui dengan cepat
masalah/hal apa yang ditulis dalam surat tersebut. Untuk itu Hal/Perihal ditulis
secara singkat dan jelas.
8. Isi surat, terdiri dari tiga bagian : pembukaan, isi dan maksud surat, dan
penutup.
9. Salam penutup, ditulis setelah penutup surat dan kemudian diberi koma.
10. Tanda tangan, diletakkan setelah salam penutup, atau di letakkan setelah
nama jabatan penanda tangan. Apabila surat ditanda tangani oleh ketua dan
sekretaris maka ketua berada disebelah kiri surat dan sekretaris berada di
sebelah kanan surat.
11. Nama terang, adalah nama dari penanda tangan surat. Harus di awali dengan
huruf kapital dan tidak usah di ahiri dengn titik. Dan menurut peraturan
terbaru tidak usah memakai garis bawah.
12. Jabatan penanda tangan, bagian ini ditulis di bawah salam penutup atau di
bawah tanggal, apabila tanggalnya ditulis di bagian kanan bawah. Atau bisa
juga ditulis di bawah nama penanda tangan, dan tetap tidak usah garis bawah
di bawah nama penanda tanga.
13. Tembusan, atau sering disebut dengan c.c. (carbon copy). Tembusan dibuat
apabila ada pihak-pihak lain yang dianggap perlu mengetahui isi surat
tersebut atau mempunyai sangkut paut dengan isi surat akan tetapi bukan
merupakan pihak yang menjadi tujuan utama dari surat. Tembusan ditulis di
bagian bawah kiri surat lurus dengan tulisan nomordan lampiran.
14. Stempel, adalah tanda bahwa surat tersebut betul-betul dikirimkan oleh lembaga
yang namanya tertera dalam stempel tersebut. Untuk menghindari pemalsuan
dengan cara poto copy, maka sebaiknya tinta stempel tidak berwarna hitam.
Stempel di letekkan di bagian kanan bawah surat apabila surat tersebut ditanda
tangani oleh ketua dan sekretaris (dibagian nama sekretaris). Sedang apabila surat
hanya ditanda tangani oleh satu orang saja, maka stempel diletakkan di atas nama
penanda tangan surat tersebut. Menurut kebiasaan, stempel adalah sesuatu yang
sangat berharga dan tidak setiap orang bisa mempergunakannya, hanya sekretaris
atau ketua saja yang mengetahui keberadaan stempel tersebut.
A. PENGERTIAN
1. GBPK OSIS ini merupakan pokok – pokok program kerja yang ditetapkan oleh MPK
dalam mewujudkan tujuan OSIS khususnya dan tujuan Pendidikan Nasional
umumnya.
2. GBPK ini merupakan pedoman bagi OSIS dalam melaksanakan kegiatan yang
sifatnya mengikat untuk dilaksanakan oleh setiap pengurus OSIS.
3. GBPK ini perlu direalisasikan ke dalam program kerja operasional OSIS dalam setiap
kinerjanya.
4. GBPK ini merupakan tindak lanjut dalam meningkatkan dan menyempurnakan GBPK
OSIS sebelumnya.
GBPK OSIS ini dimaksud untuk menetapkan sasaran serta langkah – langkah OSIS
dalam usaha mewujudkan kegiatan Intrakulikuler
1. GBPK OSIS SMP Negeri 215 SSN Jakarta ini memiliki ciri dan sifat yang
konsepsional.
2. GBPK OSIS SMP Negeri 215 SSN Jakarta ini berfungsi sebagai pedoman bagi
pelaksanaan kegiatan OSIS secara bertahap dan berkesinambungan.
F. RUANG LINGKUP
Ruang lingkup GBPK ini disesuaikan dengan Keputusan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan RI No.054/U/1984 tentang Pembinaan dan Kesiswaan Bab IV Pasal 4.
AD/ART
ANGGARAN DASAR / ANGGARAN RUMAH TANGGA
OSIS SMP NEGERI 215 SSN JAKARTA
Bab I
UMUM
Pasal 1
c. OSIS SMP Negeri 215 SSN Jakarta berkedudukan di SMP Negeri 215
SSN Jakarta, Jl. Melati Taman Meruya Ilir Blok B Kec. Kembangan
Jakarta Barat
Pasal 2
Pasal 3
Tujuan
Pasal 4
Sifat Organisasi
Organisasi ini bersifat intra sekolah dan merupakan satu – satunya wadah
yang menampung kegiatan ekstrakurikuler sekolah yang menunjang
Pasal 5
Bentuk Organisasi
Pasal 6
Lambang
Pasal 7
Keanggotaan
a. Anggota organisasi ini adalah siswa SMP Negeri 215 SSN Jakarta
Pasal 8
Setiap anggota mempunyai hak dan kewajiban yang sama dalam OSIS
Pasal 9
BAB II
Pasa 10
PERANGKAT ORGANISASI
BAB III
Pasal 11
Pasal 12
BAB IV
Pasal 13
Pengurus OSIS
b. Ketua dan wakil ketua OSIS harus warga negara indonesia yang duduk
dikelas VIII tidak kelas terakhir
c. Ketua dan wakil ketua OSIS dipilih oleh MPK dengan suara terbanyak
Pasal 14
a. Ketua dan wakil ketua OSIS bekerja menurut Anggaran Dasar dan
Anggaran Rumah Tangga
b. Dalam melakukan kewajiban ketua dan wakil ketua OSIS dibantu oleh
para pembantunya
c. Ketua dan wakil ketua OSIS memegang jabatannya selama satu tahun
Pasal 15
Pasal 16
Jika Ketua dan Wakilketua OSIS meninggal dunia, berhenti atau tidak
dapat melakukan kewajibannya dalam masa jabatannya, ia diganti oleh
anggota pengurus lainnya yang ditetapkan oleh kepala sekolah
Pasal 17
Pasal 18
BAB V
Pasal 19
Pasal 20
ATURAN TAMBAHAN
Hal-hal yang belum diatur dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah
Tangga ini akan diatur dalam peraturan lain yang sah
Ditetapkan di : Jakarta
Pada Tanggal : November 2014
MANAJEMEN EKSTRAKURIKULER
A. Kegiatan Ekstrakurikuler
Dalam proses pendidikan dikenal dua kegiatan yang cukup elementer, yaitu kegiatan
kurikuler dan kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan kurikuler merupakan kegiatan pokok
pendidikan yang di dalamnya terjadi proses belajar-mengajar antara peserta didik dan
pendidik untuk mendalami materi-materi ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan
tujuan pendidikan dan kemampuan yang hendak diperoleh peserta didik. Sedangkan
kegiatan ekstrakurikuler merupakan kegiatan yang dilakukan dalam rangka
mengembangkan aspek-aspek tertentu dari apa yang ditemukan pada kurikulum yang
sedang dijalankan, termasuk yang berhubungan dengan bagaimana penerapan
sesungguhnya dari ilmu pengetahuan yang dipelajari oleh peserta didik sesuai dengan
tuntutan kebutuhan hidup mereka maupun lingkungan sekitarnya.
B. Pengertian Ekstrakurikuler
Kata ekstrakurikuler memiliki arti kegiatan tambahan di luar rencana pelajaran, atau
pendidikan tambahan di luar kurikulum. Dengan demikian, kegiatan ekstrakurikuler
merupakan kegiatan yang dilakukan di luar kelas dan di luar jam pelajaran (kurikulum)
untuk menumbuhkembangkan potensi sumber daya manusia yang dimiliki peserta
didik, baik yang berkaitan dengan aplikasi ilmu pengetahuan yang didapatkannya
maupun dalam pengertian khusus untuk membimbing peserta didik dalam
mengembangkan potensi dan bakat yang ada dalam dirinya melalui kegiatan-kegiatan
yang wajib maupun pilihan.
Pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler ini dilakukan di luar jam pelajaran atau di luar
kelas. Kegiatan ini sebaiknya juga dilakukan lintas kelas. Namun untuk hal-hal tertentu
yang berkaitan dengan aplikasi dan praktik materi pelajaran di kelas, maka kegiatan
Pengurus kelas dan OSIS dalam lingkup masing-masing harus dibina oleh kepala
sekolah agar mampu menyelenggarakan berbagai kegiatan yang bermanfaat bagi
semua siswa. Melalui OSIS dapat disalurkan berbagai inisiatif, kreativitas, dan
kemampuan memimpin dapat dikembangkan. Disamping itu, organisasi tersebut
dapat pula dimanfaatkan untuk mengembangkan proses belajar-mengajar agar
tujuan utama orang tua dan siswa sendiri tidak disaingi oleh kegiatan-kegiatan
yang dapat menghambat pencapaian tujuan berupa keberhasilan siswa dalam
belajar. Untuk membuat dua kepentingan yang pada dasarnya sejalan tetapi kerap
juga saling mendesak itu menjadi harmonis, diperlukan kebijakan wali kelas dan
kepala sekolah serta guru-guru dalam memimpin, mengarahkan, dan membimbing
siswa (Nawawi, 1989:166).
Nilai yang terdapat dalam OSIS adalah nilai berorganisasi, antara lain: pengalaman
memimpin, pengalaman bekerja sama, hidup demokratis, berjiwa toleransi, dan
pengalaman mengendalikan organisasi. Sedangkan fungsi OSIS adalah fungsi
pembinaan siswa, tujuannya agar siswa nantinya dapat menjadi warga negara
yang baik dan berguna. Dengan demikian, pembinaan siswa meliputi pembentukan
kepribadian dan sikap, pembentukan pengetahuan, dan pembentukan
keterampilan.
Menurut Tim Dosen Jurusan AP FIP IKIP Malang (1989:126) secara umum, tujuan
OSIS dapat dirumuskan sebagai berikut:
3) Menggalang persatuan dan kesatuan siswa yang kokoh dan akrab di sekolah
dalam satu wadah OSIS
2. Pramuka Sekolah
4) Ikut serta sebagai Ketua Majelis Pembimbing Gugus Depan (Kamabigus) dan
tidak segan-segan untuk berpakaian pramuka
7) Mendorong agar terwujud kerja sama dengan gugus depan dari sekolah lain.
1. Majalah Sekolah
Selain kegiatan-kegiatan yang disebutkan di atas, ada juga kegiatan yang bisa
memuat karya siswa. Kegiatan ekstrakurikuler ini biasanya sering disebut dengan
majalah sekolah. Majalah sekolah dapat dapat memuat berbagai karya siswa
berupa prosa atau puisi dan berita-berita mengenai kehidupan sekolah. Disamping
itu majalah sekolah juga dapat digunakan untuk memuat aspirasi-aspirasi siswa,
termasuk saran-sarannya mengenai kehidupan sekolah. Di pihak lain, guru juga
dapat memanfaatkannya untuk kepentingan menyampaikan materi-materi yang
telah disampaikannya melalui proses belajar-mengajar. Materi-materi itu mungkin
pula berupa pengetahuan praktis untuk meningkatkan keterampilan siswa.
Dari uraian di atas jelas bahwa banyak sekali manfaat yang bisa diambil dari usaha
menerbitkan majalah sekolah. Manfaat itu memang tidak dapat ditunjukkan secara
fisik (material) karena bersifat abstrak berkaitan dengan aspek psikologis
pembacanya. Oleh karenanya, usaha menerbitkan majalah sekolah tidak dapat
dikatakan sebagai suatu pemborosan.
Kepala sekolah perlu menaruh perhatian yang besar terhadap penerbitan majalah
sekolah agar dapat terbit secara kontinu. Di pihak lain guru yang dipercayakan
melakukan koordinasi untuk menerbitkan majalah harus berusaha menjalankan
tanggung jawab sebaik-baiknya, termasuk juga menjaga agar majalah tersebut
tidak disalah gunakan. Dengan kata lain, majalah sekolah harus diusahakan untuk
tidak menjadi ajang menantang kebijakan pengembangan sekolah (Nawawi,
1989:185).
Palang Merah Remaja (PMR) adalah sebuah wadah atau organisasi pelajar yang
mempunyai tugas dan tanggung jawab untuk melakukan pelayanan-pelayanan kesehatan
dan medis terhadap para korban atau pasien yang membutuhkan pertolonan, baik di
lingkungan internal sekolah maupun masyarakat yang berada di sekitarnya. Peran dan
fungsi organisasi ini juga sama dengan Palang Merah Indonesia (PMI), dan dalam banyak
hal PMR bekerja sama dengan PMI untuk mengembangkan program-program pelayanan
kesehatan dan medis kepada masyarakat.
1) Membentuk sebuah wadah di sekolah yang siap dan terampil dalam melakukan
pelayanan kesehatan dan medis terhadap masyarakat, khususnya untuk teman di
sekolah
2) Membentuk mental dan karakter peserta didik sehingga memiliki kepekaan dan
solidaritas sosial yang tinggi serta siap berkorban demi kepentingan orang lain
Sebagai mitra, abdi dan pelayan masyarakat, PMR bisa melakukan kegiatan-kegiatan
antara lain:
4) Mengadakan penyuluhan dan bimbingan tentang tata cara hidup yang bersih dan
sehat serta tata cara pengobatan beberapa penyakit ringan.
Dari semua kegiatan di atas, sekolah sebagai pengelola kegiatan pendidikan mempunyai
tanggung jawab dalam mengembangkan potensi yang dimiliki peserta didik. Dan salah satu cara
yang dapat dilakukan sekolahn dalam mengembangkan potensi peserta didik adalah melalui
kegiatan ekstrakurikuler.
Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang pluralis dari segi suku, agama
dan budaya kita. Berbagai arus pemikiran modern, setiap agama berbulat
dengan persoalan adaptasi, dialog sekaligus identitas. Disatu pihak
agama harus berakar pada sejarah dan tradisi, tetapi agama harus
membuktikan diri sebagai kekuatan atau gerakan liberatif yang terbuka
terhadap dialog dan kerja sama. Sikap pluralisme menjadi jembatan
Etika
Istilah etika berasal dari bahasa Yunani yaitu “ethos” yang berarti watak atau kebiasaan.
Dalam bahasa sehari-hari kita sering menyebutnya dengan etiket yang berarti cara bergaul
atau berperilaku yang baik yang sering juga disebut sebagai sopan santun. Istilah etika
banyak dikembangkan dalam organisasi sebagai norma-norma yang mengatur dan
mengukur perilaku profesional seseorang. Kita mengenal saat ini banyak dikembangkan
etika yang berkaitan dengan profesi yang disebut sebagai etika profesi seperti etika
kedokteran, etika hukum, etika jurnalistik, etika guru, dan sebagainya
Etika berkaitan dengan baik dan buruk, benar dan salah, betul dan tidak, bohong dan jujur.
Dalam berinteraksi dengan lingkungannya orang-orang dapat menunjukkan perilaku yang
dinilai baik atau buruk, benar atau salah ketika melakukan suatu tindakan. Hal tersebut
sangat bergantung kepada nilai-nilai yang berlaku dalam lingkungan di mana orang-orang
berfungsi. Tidak jarang terdapat penilaian yang berbeda terhadap suatu perilaku dalam
lingkungan yang berbeda.
Etika menggambarkan suatu kode perilaku yang berkaitan dengan nilai tentang mana
yang benar dan mana yang salah yang berlaku secara obyektif dalam masyarakat.
Dengan demikian, etika dapat diartikan sebagai perilaku individu dalam berinteraksi
dengan lingkungannya. Secara lengkap etika diartikan sebagai nilai-nilai normatif atau
Di sisi lain, konsepsi moralitas dimaksudkan untuk menentukan sampai seberapa jauh
seseorang memiliki dorongan untuk melakukan tindakan sesuai dengan prinsip-prinsip
etika moral. Pada dasarnya dalam diri setiap orang ada dorongan untuk mencari
kebenaran. Perbedaannya adalah pada pada kadar kuat tidaknya dorongan tersebut.
Dari uraian di atas dapat dibedakan antara etika dan moralitas sebagai suatu sistem nilai
dalam diri seseorang atau organisasi. Moralitas merujuk kepada nilai-nilai yang diyakini
dan menjadi semangat dalam diri seseorang atau suatu organisasi untuk melakukan atau
tidak melakukan sesuatu. Sedangkan etika merupakan nilai-nilai perilaku yang ditunjukkan
oleh seseorang atau organisasi ketika berinteraksi dengan lingkungannya
Nilai-nilai, Moral, dan Budaya Organisasi
Dalam organisasi, peran individu sangat penting, karena organisasi terbentuk dengan
adanya sekelompok orang yang saling berinteraksi dalam mewujudkan tujuan tertentu.
Organisasi adalah sistem hubungan yang terstruktur yang mengoordinasikan suatu usaha
individu atau kelompok orang untuk mencapai tujuan tertentu. Organisasi juga dapat
dipandang sebagai koordinasi rasional kegiatan sejumlah orang untuk mencapai beberapa
tujuan umum melalui pembagian pekerjaan dan fungsi berdasarkan hierarki otoritas dan
tanggung jawab. Dengan demikian, organisasi dapat dipandang sebagai entitas sosial
yang terkoordinasi dengan batas-batas yang relatif dapat diidentifikasi dan relatif berfungsi
secara kontinyu untuk mencapai tujuan bersama.
Dari beberapa pengertian tentang organsasi dapat diketahui bahwa dalam organisasi
terdapat interaksi atau hubungan antarindividu dan/atau antarkelompok untuk mencapai
suatu tujuan yang telah ditetapkan bersama. Interaksi antarorang atau antarkelompok
yang memiliki nilai serta latar belakang yang berbeda-beda akan saling memengaruhi satu
sama lain sehingga membentuk suatu nilai baru yang akan melandasi perilaku individu
untuk bersama-sama mencapai tujuan organisasi. Dengan demikian, etika organisasi
dapat pula diartikan sebagai pola sikap dan perilaku yang diharapkan dari setiap individu
PRINSIP-PRINSIP ETIKA
Dalam peradaban sejarah manusia sejak abad keempat sebelum Masehi para pemikir
telah mencoba menjabarkan berbagai corak landasan etika sebagai pedoman hidup
bermasyarakat. Para pemikir itu telah mengidentifikasi sedikitnya terdapat ratusan macam
ide agung (great ideas). Seluruh gagasan atau ide agung tersebut dapat diringkas menjadi
enam prinsip yang merupakan landasan penting etika, yaitu keindahan, persamaan,
kebaikan, keadilan, kebebasan, dan kebenaran.
Prinsip Keindahan
Prinsip ini mendasari segala sesuatu yang mencakup penikmatan rasa senang terhadap
keindahan. Berdasarkan prinsip ini, manusia memperhatikan nilai-nilai keindahan dan
ingin menampakkan sesuatu yang indah dalam perilakunya. Misalnya dalam berpakaian,
penataan ruang, dan sebagainya sehingga membuatnya lebih bersemangat untuk bekerja.
Prinsip Persamaan
Setiap manusia pada hakikatnya memiliki hak dan tanggung jawab yang sama, sehingga
muncul tuntutan terhadap persamaan hak antara laki-laki dan perempuan, persamaan ras,
serta persamaan dalam berbagai bidang lainnya. Prinsip ini melandasi perilaku yang tidak
diskrminatif atas dasar apapun.
Prinsip Kebaikan
Prinsip ini mendasari perilaku individu untuk selalu berupaya berbuat kebaikan dalam
berinteraksi dengan lingkungannya. Prinsip ini biasanya berkenaan dengan nilai-nilai
kemanusiaan seperti hormat- menghormati, kasih sayang, membantu orang lain, dan
sebagainya. Manusia pada hakikatnya selalu ingin berbuat baik, karena dengan berbuat
baik dia akan dapat diterima oleh lingkungannya. Penyelenggaraan pemerintahan dan
pelayanan yang diberikan kepada masyarakat sesungguhnya bertujuan untuk
menciptakan kebaikan bagi masyarakat.
Prinsip Keadilan
Pengertian keadilan adalah kemauan yang tetap dan kekal untuk memberikan kepada
setiap orang apa yang semestinya mereka peroleh. Oleh karena itu, prinsip ini mendasari
seseorang untuk bertindak adil dan proporsional serta tidak mengambil sesuatu yang
menjadi hak orang lain.
Prinsip Kebebasan
Kebebasan dapat diartikan sebagai keleluasaan individu untuk bertindak atau tidak
bertindak sesuai dengan pilihannya sendiri. Dalam prinsip kehidupan dan hak asasi
manusia, setiap manusia mempunyai hak untuk melakukan sesuatu sesuai dengan
kehendaknya sendiri sepanjang tidak merugikan atau mengganggu hak-hak orang lain.
Oleh karena itu, setiap kebebasan harus diikuti dengan tanggung jawab sehingga manusia
Prinsip Kebenaran
Kebenaran biasanya digunakan dalam logika keilmuan yang muncul dari hasil pemikiran
yang logis/rasional. Kebenaran harus dapat dibuktikan dan ditunjukkan agar kebenaran itu
dapat diyakini oleh individu dan masyarakat. Tidak setiap kebenaran dapat diterima
sebagai suatu kebenaran apabila belum dapat dibuktikan.
Semua prinsip yang telah diuraikan itu merupakan prasyarat dasar dalam pengembangan
nilai-nilai etika atau kode etik dalam hubungan antarindividu, individu dengan masyarakat,
dengan pemerintah, dan sebagainya. Etika yang disusun sebagai aturan hukum yang
akan mengatur kehidupan manusia, masyarakat, organisasi, instansi pemerintah, dan
pegawai harus benar-benar dapat menjamin terciptanya keindahan, persamaan, kebaikan,
keadilan, kebebasan, dan kebenaran bagi setiap orang.
Birokrasi
Nilai-nilai yang berlaku dalam suatu organisasi secara konseptual telah dikembangkan
sejak munculnya teori tentang organisasi. Salah satu teori klasik tentang organisasi yang
cukup dikenal dan sangat berpengaruh terhadap pengembangan organisasi adalah
birokrasi. Menurut teori ini, ciri organisasi yang ideal yang sekaligus menjadi nilai-nilai
perilaku yang harus dianut oleh setiap anggota organisasi adalah:
Adanya pembagian kerja
Hierarki wewenang yang jelas
Prosedur seleksi yang formal
Aturan dan prosedur kerja yang rinci, serta
Hubungan yang tidak didasarkan atas hubungan pribadi.
Teori birokrasi menempatkan setiap anggota organisasi dalam suatu hierarki struktur yang
jelas, setiap pekerjaan harus diselesesaikan berdasarkan prsedur dan aturan kerja yang
telah ditetapkan, dan setiap orang terikat secara ketat dengan aturan-aturan tersebut.
Selain itu, hubungan antarindividu dalam organisasi dan dengan lingkungan di dalam
Berbeda dengan teori birokrasi terdapat teori lain yang mengidentifi- kasi prinsip-prinsip
manajemen organisasi. Prinsip-prinsip ini cukup banyak diadopsi oleh para pimpinan
organisasi, baik publik maupun swasta. Prinsip-prinsip ini bahkan ditemukan juga dalam
oragnisasi yang dikelola secara birokratis. Prinsip-prinsip tersebut adalah pembagian kerja,
wewenang, disiplin, kesatuan perintah (komando), koordinasi, mendahulukan kepentingan
organisasi, remunerasi, sentralisasi versus desentralisasi, inisiatif, dan kesektiakawanan
kelompok.
Pembagian kerja
Pembagian kerja yang sangat spesifik dapat meningkatkan kinerja dengan cara membuat
para pekerja lebih produktif. Para spesialis dipandang akan sangat mahir dengan
spesialisasinya karena hanya melakukan bagian tertentu dari suatu pekerjaan.
Wewenang
Untuk dapat melaksanakan tugas dengan baik, setiap anggota harus diberi kewenangan
tertentu seimbang dengan tugas yang dipikulnya. Selanjutnya setiap wewenang yang
diberikan harus diikuti dengan tanggung jawab yang seimbang pula.
Disiplin
Para pegawai harus menaati dan menghormati peraturan yang mengatur organisasi.
Disiplin yang baik merupakan hasil dari kepemimpinan yang efektif, saling pengertian yang
jelas antara pimpinan dan para pegawai tentang peraturan organisasi, serta penerapan
sanksi yang adil bagi yang menyimpang dari peraturan tersebut.
Kesatuan Perintah
Setiap pegawai hanya menerima perintah dari satu orang atasan. Tidak
boleh terjadi ada dua nakhoda dalam satu kapal.
Koordinasi
Para pegawai harus digaji sesuai dengan kinerja yang mereka tunjukkan. Ini yang
sekarang diacu sebagai penghargaan berbasis kinerja (performance based reward).
Sentralisasi Versus Desentralisasi
Dalam pengambilan keputusan perlu dipilih cara yang paling menguntungkan, karena
sentralisasi dan desentralisasi masing-masing memiliki kelebihan dan kelemahan.
Organisasi hidup dalam lingkungan masyarakat yang selalu berkembang dan bersaing
dengan organisasi lainnya. Agar dapat bertahan hidup dan berkembang, organisasi harus
membuka diri dan mampu menyesuaikan diri dengan perkembangan tersebut. Untuk itu,
diperlukan inisiatif untuk melakukan inovasi. Pimpinan harus memiliki inisiatif dan mampu
menciptakan iklim yang memungkinkan munculnya berbagai inisiatif baru yang inovatif.
Dalam menghadapi situasi yang bersifat rutin pun inisiatif tetap diperlukan.
Kesetiakawanan kelompok
Prinsip lain yang juga cukup berpengaruh dalam pengembangan pola perilaku dalam
organisasi adalah prinsip organisasi yang diacu sebagai manajemen keilmuan. Prinsip ini
berkenaan dengan gerakan perubahan sikap/perilaku dari dua pihak yang terlibat
langsung dalam organisasi yaitu pegawai (buruh) dan pemilik (majikan). Prinsip- prinsip
yang terkandung dalam manajemen keilmuan antara lain sebagai berikut.
E T I K A O R G A N I S A S I P E M E R I N TA H
Setiap individu memiliki karakter dan sifat yang berbeda antara yang satu dengan yang
lainnya. Perilaku individu tersebut sangat dipengaruhi oleh berbagai hal, baik yang timbul
dari dalam dirinya maupun karena pengaruh lingkungannya. Pengaruh yang cukup besar
yang datang dari dalam individu sendiri antara lain meliputi kemampuan dan kebutuhan
individu yang bersangkutan dalam berbagai aspek kehidupan. Hal lain yang juga cukup
berpengaruh dalam diri seseorang adalah keyakinan terhadap sesuatu hal, baik yang
bersumber dari nilai-nilai agama maupun budaya, pengalaman, serta harapan yang ingin
dicapainya. Karakterisik tersebut akan dibawa oleh individu dalam berinteraksi dengan
individu yang lain dalam organisasi atau lingkungannya yang akan memengaruhi perilaku
organisasi. Perilaku individu dalam organisasi sangat berpengaruh terhadap upaya
mencapai tujuan organisasi. Itu sebabnya, perilaku beragam dari setiap individu harus
dipadukan secara integral sesuai dengan tujuan organisasi
Organisasi memiliki visi, misi, dan tujuan yang diharapkan akan dicapai melalui interaksi
dan kerja sama seluruh anggota organisasi. Sebagai anggota organisasi individu dituntut
untuk menyesuaikan diri dengan apa yang telah ditetapkan oleh organisasi. Setiap orang
dalam organisasi memiliki tugas, tanggung jawab, dan wewenang sesuai dengan peran
atau kedudukannya dalam organisasi tersebut. Selain itu, penghargaan yang diberikan
oleh organisasi kepada anggotanya juga turut memengaruhi perilaku individu dalam
organisasi. Kesemuanya ini disebut sebagai karakteristik organisasi.
47 LDKS OSIS SMPN 215 SSN
Jakarta Th. 2014/2015
Adanya interaksi antara karakteristik individu dengan karakteristik organisasi akan
mewujudkan perilaku organisasi. Dengan demikian, dalam suatu organisasi terdapat dua
kepribadian, yaitu kepribadian perorangan dan kepribadian organisasi. Gabungan kedua
kepribadian tersebut harus saling menunjang untuk mencapai tujuan organisasi. Perilaku
organisasi inilah yang kemudian diwujudkan dalam tindakan- tindakan individu dalam
berinteraksi dengan lingkungannya baik di dalam maupun di luar organisasi.
Pola tindakan tersebut secara umum adakalanya dituangkan ke dalam berbagai ketentuan
atau aturan yang harus dipatuhi oleh setiap anggota organisasi. Pola perilaku atau
tindakan yang telah disepakati bersama oleh setiap anggota organisasi akan mewarnai
setiap tindakan individu dalam berinteraksi dengan individu yang lain atau dengan
lingkungannya. Pola ini akan dianut oleh anggota individu sehingga menjadi suatu
kebiasaan. Pola kebiasaan ini lama kelamaan menjadi suatu budaya dalam organisasi
yang akan menjadi ciri khas organisasi bersangkutan.
Komunikasi massa berasal dari istilah bahasa Inggris, mass communication, sebagai
kependekan dari mass media communication. Artinya, komunikasi yang menggunakan
media massa atau komunikasi yang mass mediated. Istilah mass communication atau
communications diartikan sebagai salurannya, yaitu media massa ( mass media) sebagai
kependekan dari media of mass communication. Massa mengandung pengertian orang
banyak, mereka tidak harus berada di lokasi tertentu yang sama, mereka dapat tersebar
atau terpencar di berbagai lokasi, yang dalam waktu yang sama atau hampir bersamaan
dapat memperoleh pesan-pesan komunikasi yang sama. Berlo (dalam Wiryanto, 2005)
mengartikan massa sebagai meliputi semua orang yang menjadi sasaran alat-alat
komunikasi massa atau orang-orang pada ujung lain dari saluran.
1. Unsur who (sumber atau komunikator). Sumber utama dalam komunikasi massa
adalah lembaga atau organisasi atau orang yang bekerja dengan fasilitas lembaga
Pers adalah suatu suatu lembaga sosial. Dalam UU RI no 40 tahun 1999 tentang
pers, pasal 1 ayat (1) menyatakan: ”Pers adalah lembaga sosial dan wahana
komunikasi massa yang melaksanakan kegiatan jurnalistik meliputi mencari,
memperoleh, memiliki, menyimpan, megolah, dan menyampaikan informasi baik
dalam bentuk tulisan, suara, gambar, suara dan gambar, serta data dan grafik
maupun dalam bentuk lainnya dengan menggunakan media cetak, media
elektronik, dan segala jenis saluran yang tersedia.” bentuk institusi media massa
dipertegas lagi pada pasal 1 ayat (2) yang menyatakan: ” Perusahaan pers adalah
badan hukum Indonesia yang menyelenggarakan usaha pers meliputi perusahaan
media cetak, media elektronik, dan kantor berita, serta perusahaan media lainnya
yang secara khusus menyelenggarakan, menyiarkan atau menyalurkan informasi.”
f. Meskipun institusi media itu sendiri tidak memiliki kekuasaan, namun institusi
ini selalu berkaitan dengan kekuasaan negara karena adanya
kesinambungan pemakaian media, mekanisme hukum, dan pandangan-
pandangan menentukan yang berbeda antara negara yang satu dengan
lainnya.
2. Unsur says what (pesan). Pesan-pesan komunikasi massa dapat diproduksi dalam
jumlah yang sangat besar dan dapat menjangkau audien yang sangat banyak.
Pesan-pesan itu berupa berita, pendapat, lagu, iklan, dan sebagainya. Charles
Wright (1977) memberikan karakteristik pesan-pesan komunikasi massa sebagai
berikut:
a. publicly. Pesan-pesan komunikasi massa pada umumnya tidak ditujukan
kepada orang perorang secara eksklusif, melainkan bersifat terbuka, untuk
umum atau publik.
b. rapid. Pesan-pesan komunikasi massa dirancang untuk mencapai audien
yang luas dalam waktu yang singkat serta simultan.
c. transient. Pesan-pesan komunikasi massa untuk memenuhi kebutuhan
segera, dikonsumsi sekali pakai dan bukan untuk tujuan yang bersifat
permanen. Pada umumnya, pesan-pesan komunikasi massa cenderung
dirancang secara timely, supervisial, dan kadang-kadang bersifat sensasional.
3. Unsur in which channel (saluran atau media). Unsur ini menyangkut semua
peralatan yang digunakan untuk menyebarluaskan pesan-pesan komunikasi
massa. Media yang mempunyai kemampuan tersebut adalah surat kabar, majalah,
radio, televisi, internet, dan sebagainya.
4. Unsur to whom (penerima; khalayak; audien). Penerima pesan-pesan komunikasi
massa biasa disebut audien atau khalayak. Orang yang membaca surat kabar,
mendengarkan radio, menonton televisi, browsing internet merupakan beberapa
contoh dari audien.
Pesan-pesan media tidak dapat dilakukan secara langsung artinya jika kita
berkomunikasi melalui surat kabar, maka komunike kita tadi harus diformat sebagai berita
atau artikel, kemudian dicetak, didistribusikan, baru kemudian sampai ke audien. Antara
kita dan audien tidak bisa berkomunikasi secara langsung, sebagaimana dalam
komunikasi tatap muka. Istilah yang sering digunakan adalah interposed. Konsekuensinya
adalah, karakteristik yang kedua, tidak terjadi interaksi antara komunikator dengan audien.
Komunikasi berlangsung satu arah, dari komunikator ke audien, dan hubungan antara
keduanya impersonal.
Sasa Sendjaja (2003), memberikan ilustrasi tentang fungsi komunikasi massa dari
Lasswell sebagai berikut:
Sebagai ilustrasi, kita ambil contoh definisi fungsi komunikasi massa dari Dominick,
fungsi pengawasan dan interpretasi dari dominick hakekatnya sama dengan fungsi
pengawasan sosial dari Lasswell, fungsi hubungan dari dominick hakekatnya mempunyai
kesamaan dengan fungsi korelasi sosial dari Lasswell, sedangkan fungsi hiburan dari
Dominick merupakan fungsi tambahan dari ketiga fungsi komunikasi massanya Lasswell,
seperti definisi fungsi komunikasi massa “lanjutan”nya Wright atau yang lainnya.
Sifat melengkapi dengan lebih detail, dikemukakan oleh McQuail (1987), ia melihat
fungsi komunikasi massa dalam dua kategoris: a. Fungsi komunikasi massa untuk
masyarakat; dan b. fungsi komunikasi massa untuk individu.
1. Informasi:
a. Menyediakan informasi tentang peristiwa dan kondisi dalam masyarakat dan
dunia.
b. Menunjukkan hubungan kekuasaan.
c. Memudahkan inovasi, adaptasi, dan kemajuan
2. Korelasi:
c. Melakukan sosialisasi.
3. Kesinambungan:
4. Hiburan:
1. Informasi:
a. Mencari berita tentang peristiwa dan kondisi yang berkaitan dengan lingkungan
terdekat, masyarakat dan dunia.
2. Identitas pribadi:
4. Hiburan:
b. Bersantai.
Pasal 3 UU 40/1999
(1) Pers Nasional mempunyai fungsi sebagai media informasi, pendidikan,
hiburan, dan kontrol sosial.
(2) Di samping fungsi-fungsi tersebut ayat (1), pers nasional dapat berfungsi
sebagai lembaga ekonomi.
Pasal 4 UU32/2003
(1) Penyiaran sebagai kegiatan komunikasi massa mempunyai fungsi
sebagai media informasi, pendidikan, hiburan yang sehat, kontrol dan
perekat sosial.
(2) Dalam menjalankan fungsi sebagaimana dimaksud dalam ayat (1),
penyiaran juga mempunyai fungsi ekonomi dan kebudayaan.
C. Peran Mediasi
Dalam menjalankan fungsi komunikasi massa, institusi media massa menjalankan peran
mediasi (penengah/penghubung). Dalam hal ini, McQuail (1987) menyebutkan peran
media massa sebagai berikut:
DAFTAR PUSTAKA
1 http://www.gudangmateri.com/2010/10/sejarah-pembentukan-
osis.html
2 Ati Cahayati, dasar-dasar organisasi dan manajemen, PT
Grasindo,jakarta,2003
3 Dr. Sutopo Patria Jati, MM, Makalah Dasar-dasar Organisasi,
Universitas
4 Anton Rahmadi, Makalah Manajemen Organisasi, Universitas
Mulawarman, 2005
5 http://defanani.blogspot.com/2010/01/dasar-dasar-organisasi.html
6 Prof. Dr. Mirrian S.Ariff, Organisasi dan manajemen, PT Karunia,
Jakarta,1993
7 Onong Uchjono, Kepemimpinan dan Komunikasi, (Bandung:
Mandar Maju), 1992,
8 Stephen P. Robbins, Prinsip-prinsip Perilaku Organisasi, (Jakarta:
Elrangga), 2002, hlm.148
9 Djoko Purwanto, Komunikasi Bisnis, Erlangga, ed III, 2006, Jakarta,
hlm. 41.
10 Ronald B. Adler & Jaanne Marquardt Elmhorst, Communicating at
Work, (Boston: Mc.Graw Hill), 2002, hlm. 262
11 Keith Davis & john W Newston, Prilaku dalam Organisasi edisi7
jilid1, (Jakarta: elrangga), 1994, hlm.160
Bismillahirrahmanirrahim
Assalamu’alaikum Wr.Wb
Segala Puji Bagi Allah SWT yang selalu memberikan bimbingan dan
petunjuk kepada kita semua untuk selalu merubah kehidupan semakin
baik, karena janji Allah. Sesungguhnya Allah tidak akan merubah suatu
kaum, kecualu dia merubah dirinya sendiri.
Dalam hal ini kami sajikan bahan materi LDKS yang mana setiap
tahun kami berusaha untuk selalu memperbaiki bahan-bahan materi
tersebut dengan tujuan peserta LDKS dapat memahami betul tentang
keorganisasian maupun tentang kepemimpinan, kemudian daripada itu
bahan materi ini juga kami sajikan untuk menambah referensi
Demikian harapan kami semoga buku materi LDKS ini dapat bermanfaat.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb
Penyusun
Pembina OSIS
SAMSU, S.Pd.I
Keberhasilan kegiatan OSIS di sekolah dapat dilihat dari beberapa indikator antara lain
aebagai berikut:
1. Terdapat ruang yang di dalamnya terdapat struktur organisasi dan kepengurusan OSIS,
program kerja, sarana dan prasarana yang memadai serta berbagai macam piagam
penghargaan yang diperoleh sebagai hasil prestasi yang dicapai
2. Keterlibatan pengurus OSIS, anggota OSIS/siswa dalam berbagai kegiatan sekolah
dengan masyarakat, seperti memperingati hari-hari besar nasional, macam-macam kegiatan
lomba, kegiatan social, seni budaya, dan sebagainya.
3. Diselenggarakannya pelatihan kepemimpinan bagi para pengurus, perwakilan kelas, dan
anggota, baik di lingkungan sekolah maupun kabupaten/propinsi.
4. Terselenggaranya berbagai kerjasama antar sekolah dalam berbagai macam kegiatan
olahraga, seni, pramuka, dan sebagainya.
5. Terbentuknya kelompok-kelompok belajar, forum membaca di tingkat sekolah maupun
antar sekolah
6. Terbinanya dangan baik pelatihan upacara bendera di sekolah
7. Diselenggarakannya latihan lomba baris-berbaris pada hari-hari tertentu secara terencana
dan terus-menerus
BAB V
HAMBATAN DAN LANGKAH-LANGKAH PENANGGULANGAN
Kedudukan organisasi ini harus murni dari siswa untuk siswa. Sebagai bagian dari
kehidupan sekolah yang intinya adalah proses belajar mengajar. Berhasil tidaknya
organisasi tersebut dapat diukur dengan seberapa jauh OSIS ini dapat menunjang proses
bekajar mengajar dalam pencapaian tujuan pendidikan.
2. Pengolahan OSIS
3. Peran OSIS dalam upaya pemantapan Wawasan wiyatamandala. Siswa dan proses belajar
mengajar merupakan nafas dari kehidupan sekolah. Kelemahan dalam segi ini merupakan
kegagalan dari fungsi sekolah yang bersangkutan. Dan OSIS sebagai organisasi siswa di
sekolah harus dapat berfungsi sebagai benteng pertahanan kehidupan sekolah sebagai
wawasan wiyatamandala. Untuk itu OSIS harus memiliki kekuatan, daya tangkal terhadap
pengaruh negative terhadapl kehidupan sekolah, dan memiliki kemampuan melaksanakan
program kegiatan 4 (empat) jalur dan 8 (delapan) materi pembinaan kesiswaan agar dapat
4. Pendanaan
Dana Osis yang bersumber dari iuran komite dirasa kurang dapat menunjang pelaksanaan
program Osis. Untuk itu perlu dicari pemecahan bersama antar instansi terkait,agar dapat
dilaksanakan suatu mekanisme pendanaan yang lebih rasional. Dalam hal ini peerintah
daerah,pengendali pelaksanaan kegiatan didaerah sangat berperan.
5. Pembinaan
Perlu ada pembinaan secara terus-menerus, berjenjang dan dilengkapi dengan perangkat
informasi (buku-buku, juklak, juknis dan lain-lain) agar ada persepsi yang sama anatar para
Pembina dan siswa yang dibina. Setiap laporan Osis harus dievaluasi unutuk pembinaan
selanjutnya.
B. Langkah-langkah Penanggulangan
Agar \osis dapat berfungsi dan berperan sebagaimana tersebut diatas, paling tidak ada 5
macam aspek pemecahan.
1. Osis harus dibentuk sesuai dengan ketentuan yang telah digariskan dalam arti mampu
mewujudkan arti maupun perannya sebagai sebuah organisasi.
a. Kepemimpinannya
b. Kemampuan manajemen dan pengalaman dalam organisasi
c. Loyalitasnya
d. Keteladannya dan kewibawaannya
e. Keluasan dalam wawasannnya
f. Kemampuan berkomunikasi
g. Kesadaran terhadap tugas dan tanggung jawab.
3. Agar OSIS dapat berperan dalam mendukung pencapaian tujuan kurikuler, maka perlu
dilatih dan dibina dalam pelaksanaan berbagai kegiatan ekstrakurikuler yang menyangkut 8
(delapan) materi pembinaan kesiswaan, termasuk dalam kegiatan ini adalah pelatihan dan
pembinaan yang berkaitan dengan penyusunan program kegiatan, pelaksanaan, evaluasi,
dan pengembangannyaa.
6. Para Pembina hendaknya dapat menghindarkan diri dari perbuatan atau campur tangan
dengan memberikan kesan menguasai, mengatur, memaksakan, dan perilaku lain yang
sejenis, sehingga OSIS merasa diberikan kebebasan untuk mengeluarkan dan
mengembangkan gagasan, ide sesuai dengan tingkat kemampuan dan kematangan mereka.
PENUTUP
Dari keseluruhan uraian tersebut dapat disimpulkan sebagaiberikut
1. Proses lahirnya OSIS pada tahun 1970 sampai dengan 1972 sangat dipengaruhi oleh sistem
politik masa itu,dimana pemerintah mulaimengusahakan adanya suatu pola pembinaan dan
pengembangan generasi muda. Usaha ngeini melahirkan Kep. Mendikbud Nomor :
0323/U/1978 tentang Pola Dasar dan Pengembangan Generasi Muda.
3. OSIS merupakan salah satu wadah organisasi siswa yang sah di sekolah. Oleh karena itu
setiap sekolah wajib membentuk OSIS. OSIS tidak mempunyai hubungan organisasi
dengan OSIS di sekolah lain dan tidak menjadi bagian dari organisasi lain yang ada di luar
sekolah.
5. Dalam menumbuh kembangkan OSIS, adalah menjadi tanggung jawab bersama antara
sekolah, orang tua, masyarakat dan pemerintah.
6. Dalam proses tumbuh dan berkembang, OSIS sebagai salah satu jalur pembinaan kesiswaan
memegang peranan yang sangat menentukan dalam menunjang terwujudnya fungsi
pendidikan.
DAFTAR ISI
i. Kata Pengantar
ii. Daftar isi